• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Garam Beryodium Pada Berbagai Merek Garam di Pasar Ciputat.2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Garam Beryodium Pada Berbagai Merek Garam di Pasar Ciputat.2013"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN GARAM BERYODIUM PADA

BERBAGAI MEREK GARAM DI PASAR CIPUTAT

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

MELIANSARI

NIM: 1110103000054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya dan karunianya yang telah mengijinkan saya untuk bisa menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa sholawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitianini. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof.DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing saya dan memberikan kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M. GIZI., SpGK selaku Ketua Program Studi dan untuk seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D selaku pembimbing penelitian yang selalu membimbing saya dan mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. dr.Hari Hendarto, SpPD, Ph.D selaku pembimbing saya dibidang metodologi, serta statistik dalam mengarahkan saya dalam berjalannya penelitian.

5. dr.Risahmawati, Ph.D selaku pembimbing saya tentang metodologi dan memberikan saya semangat tentang penelitian ini.

6. dr.Nurul Hiedayati, Ph.D yang memberikan saya inspirasi, tema serta penggagas ide tentang penelitian ini.

(6)

vi

9. BPOM Salemba yang telah menyediakan tempat untuk melakukan titrasi.

10.Kedua orang tua saya, Ahmad Fikri dan Hatimah selalu memberikan kasih sayang dan mendoakan saya serta memberikan semangat sepanjang waktu. Kepada adik saya, Ashadi dan Muhammad Habibillah, tante saya Marhamah beserta keluarganya. 11.Tri Bayu Purnama yang memberikan bahan penelitian baik dalam bentuk buku, jurnal

maupun brosur serta mendapatkan iodium test.

12.Zata Ismah yang telah mengajarkan SPSS dan membantu merevisi proposal. 13.Uswatun Hasanah yang membantu saya dalam uji pendahuluan, CEMPRITERS

( Fifin Fitriyani, Nadia Entus Nasarudin Tubagus, Fitria Luluk Mukhasona, Dhea

Rahmawati, Mutia Oktavia, Ratu Qurro’ain, Adinda Sofiatunnisa, Siti yayah) teman

riset ( Fifin Fitriyani, Rico Irawan, Nur Liya Khanifa, dan Tommy Wibowo). Juga petugas Laboratorium Biokimia dan Patologi Klinik yang membantu yang selalu menemani dan membantu di Laboratorium.

14.Seluruh Mahasiswa PSPD 2010, teman dan sahabat saya yang tentu tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan penelitian ini.

Laporan penelitian ini saya tulis, semoga penelitian ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya. Saya berharap ada yang melanjutkan penelitian ini dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat bagi kita. Amin Ya Rabbal Alamin.

Ciputat, 09 September 2013

(7)

vii ABSTRAK

Meliansari. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Garam Beryodium Pada Berbagai Merek Garam di Pasar Ciputat.2013.

Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang serius. Faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah banyaknya penggunaan garam tidak beryodium, karena tidak semua garam yang dijual di pasaran mengandung standar kadar yodium yang ditentukan. Penelitian ini bersifat deskriptif kategorik dan bertujuan untuk mengetahui gambaran garam beryodium di pasar Ciputat tahun 2013. Kandungan yodium dalam 20 sampel garam diuji menggunakan metode konvensional ekstrak singkong dan iodium test, selanjutnya dikonfirmasi dengan metode titrasi. Berdasarkan hasil penelitian dari 20 sampel garam di pasar Ciputat terdapat 18 sampel garam beryodium dan 2 sampel garam yang tidak beryodium.

Kata kunci: GAKY, yodium, titrasi, singkong

ABSTRACT

Meliansari. Medical Education Study Program. Iodinized Salt on Various Brand of

Salts’ Description in Ciputat’s Market.2013.

Iodine Deficiency Disorders (IDD) in Indonesia is a serious health problem. Consumption of non iodinized salt is one of the factors that caused this problem because not all of those salt contain standarized iodium. This categoric descriptive research is aimed to know the description of iodinized salt in Ciputat’s market on year 2013. Iodium composition within 20 samples of salt tested by convensional extract method using cassava and iodium test. Titration method is used to confirm these results. The result shows that 18 samples of salt from the total samples in

Ciputat’s market contain iodine and two of them is not iodinized.

(8)

viii 2.2.3. Kebutuhan yodium dan proses penyerapan yodium ... 2.2.4. Sumber yodium ... 2.3. GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium)

2.3.1. Definisi GAKY ... 2.3.2. Daerah rawan GAKY ... 2.3.3. Bahaya GAKY ... 2.3.4. Penyebab GAKY ... 2.3.5. Cara mencegah dan penanggulangan GAKY ... 2.4. Teknik tes yodium ... 2.5. Teknik titrasi ... 2.6. Kerangka teori ... 2.7. Kerangka Konsep ... 2.8. Definisi Operasional...

(9)

ix BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian ... 3.2. Waktu dan tempat penelitian ... 3.3.Bahan uji ... 3.4. Populasi sampel penelitian ... 3.5. Sampel penelitian ... 3.6. Identifikasi variabel ... 3.7. Kriteria inklus dan ekslusi ... 3.8. Cara pengambilan sampel ... 3.9. Alat dan bahan penelitian ... 3.10. Cara kerja penelitian ... 3.11. Prosedur penelitian ekstrak singkong ... 3.12. Prosedur penelitian iodium test ... 3.13. Prosedur penelitian titrasi ... 3.14. Alur penelitian ... BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil ... 4.2.Pembahasan ... 4.3.Uji sensitivitas dan spesifisitas pada metode ekstrak singkong ... 4.4.Keterbatasan penelitian ... BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

(10)

x

Tabel 2.1. Syarat mutu garam konsumsi beryodium ... 6

Tabel 2.2. Rekomendasi WHO untuk asupan yodium ... 9

Tabel 2.3. Dosis pemberian kapsul ... 17

Tabel 4.1. Rumus Uji sensitivitas dan spesifisitas... 39

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. jenis-jenis garam ... 5

Gambar 2.2. Anatomi kelenjar tiroid ... 8

Gambar 2.3. Sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid ... 8

Gambar 2.4. Metabolisme iodine... 10

Gambar 2.5. Iodium test... 19

Gambar 4.1. Warna ungu garam pada ekstrak singkong ... 34

Gambar 4.2. Garam tidak menunjukkan warna pada ekstrak singkong ... 34

Gambar 4.3. Hasil uji ekstrak singkong ... 35

Gambar 4.4. Warna ungu garam pada iodium test ... 36

Gambar 4.5. Garam tidak menunjukkan warna pada iodium test ... 36

Gambar 4.6. Hasil uji dengan iodium test ... 36

Gambar 4.7. Hasil akhir metode titrasi ... 37

(12)

xii

Lampiran 1 Surat Perizinan BPOM ... 45

Lampiran 2 Hasil metode kadar air dalam garam dengan prepASH ... 46

Lampiran 3 Hasil volume sampel garam dengan titrasi ... 50

Lampiran 4 Perbandingan pengujian hasil menggunakan ketiga metode ... 52

Lampiran 5 Alat dan bahan penelitian ... 53

Lampiran 6 Data hasil uji statistik ... 56

Lampiran 7 Riwayat Penulis ... 57

(13)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium) merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Risiko terkena GAKY dari jumlah penduduk dunia ada 38%.1 Data dari WHO tahun 2005, tercatat 130 negara yang mengalami masalah GAKY dan 48% ada di Afrika, di Asia Tenggara ada 41% dan 11% di Eropa dan Pasifik Barat.2 Tahun 1982-1990 penurunan prevalensi GAKY dari 37,2%-27,7%, dan tahun 1998 menjadi 9,8%, dan tahun 2003 prevalensi GAKY meningkat sedikit menjadi 11,1%.3 Hal tersebut terlihat dari penduduk yang masih menderita penyakit hipertiroid dan hipotiroid yang tersebar hampir merata di seluruh Indonesia.1

Hasil RISKERDAS 2007 menunjukkan bahwa cakupan konsumsi garam beryodium masih jauh dari target USI (Universal Salt Iodization). Saat ini, cakupan rumah tangga dengan garam standar atau cukup yodium rata-rata baru mencapai 62,3%, sedangkan target USI harus mencapai 90% dari keseluruhan wilayah di Indonesia. Berdasarkan data dari RISKERDAS 2007, persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium paling rendah adalah provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) yaitu sebesar 27,9% dan yang paling tinggi mengkonsumsi garam beryodium adalah Bangka Belitung sebesar 98,70%.4

Penelitian sebelumnya tentang “Pemeriksaan Kadar Kalium Yodat dalam

Garam Konsumsi Beryodium yang Beredar di Sumatera Barat” menyatakan

bahwa dari 41 contoh garam konsumsi beryodium yang diteliti, ternyata hanya 29.26% garam yang mengandung kalium yodat 30-50 ppm.5

(14)

tersebut dikonfirmasi berdasarkan survei status gizi yang menyebutkan bahwa hampir 50% anak memiliki tubuh yang sangat pendek.6

Survei tersebut menunjukkan salah satu dampak dari kekurangan yodium adalah gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan anak bertumbuh pendek. Di daerah endemis di Kabupaten Dairi Sumatera Utara, dari 444 anak ternyata 251 anak (56,5%) menderita stunted. Anak sekolah dasar termasuk dalam golongan rawan karena berada dalam masa pertumbuhan yang cepat dan sangat aktif.6

Upaya untuk menanggulangi GAKY yang paling efektif, aman dan berkesinambungan bagi masyarakat adalah dengan menambahkan yodium kedalam semua garam yang dikonsumsi. Banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi garam berkadar yodium rendah ataupun tidak mengandung yodium masih tinggi. Hal ini terjadi, karena banyaknya garam yang dijual di pasaran bermerek yodium, namun pada kenyataannya kadar yodium yang terkandung didalamnya hanya sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini terlihat dari hasil monitoring garam yang dilakukan oleh BPOM DIY tahun 2003 menyatakan bahwa hanya 19,08% garam yang memenuhi syarat beredar di pasaran. Selain itu, pengetahuan ibu rumah tangga yang kurang, terutama tentang jenis dan manfaat garam beryodium yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap konsumsi garam.3

(15)

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah jenis garam apa saja yang berada di Ciputat yang mengandung dan tidak mengandung yodium?

1.3. Hipotesis

Semua jenis garam dalam berbagai merek yang dijual di pasar Ciputat mengandung yodium.

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum

 Mengetahui gambaran garam beryodium yang beredar di pasar Ciputat dengan menggunakan beberapa metode pemeriksaan.

1.4.2. Tujuan Khusus

 Mengetahui gambaran garam yang beryodium dan tidak beryodium di pasar Ciputat.

 Mengetahui persentase garam beryodium yang beredar di pasar Ciputat.  Mengetahui kadar yodium pada berbagai merek garam yang berada di

pasar Ciputat.

 Mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pada metode ekstrak singkong 1.5. Manfaat Penelitan

1.5.1. Bagi Peneliti

 Menambah pengetahuan tentang metode pemeriksaan garam beryodium.  Menambah informasi tentang prevalensi garam beryodium yang berada di

pasar Ciputat.

 Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. 1.5.2. Bagi Institusi

 Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang yodium yang terkandung dalam garam.

(16)

1.5.3. Bagi Masyarakat

(17)
(18)

2.1.2. Kandungan Garam

Secara umum, garam mengandung sekitar 95% natrium klorida (NaCl), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), unsur yang cukup banyak terkandung dalam air laut. Beberapa jenis garam, sudah difortifikasi atau diberikan KIO3 sebanyak 30-80 ppm.7

2.2. Garam Beryodium

Garam beryodium adalah garam konsumsi yang ditambah dengan senyawa yodium. Jumlah yodium yang dihitung sebagai kalium iodat (KIO3) tidak kurang dari 30 mg/kg.Sumber yodium lain yang dapat ditambahkan selain kalium iodat ((KIO3) adalah kalium iodida (KI), natrium iodida atau natrium iodat (NaO3). Karakteristik dasarnya adalah kadar natrium klorida (NaCl) tidak kurang dari 94,7% dan kadar air tidak lebih dari 7%.7

Tabel 2.1. Syarat Mutu Garam Konsumsi Beryodium

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

mutu

1. Kadar air (H2O) % (b/b) maks.7

2. Kadar NaCl (natrium klorida) dihitung dari jumlah klorida (Cl-)

Sumber: Pertumbuhan Permintaan dan Penyediaan Garam serta Kebijaksanaan Penanganan Garam

di Indonesia Deperindag, (Jakarta, 2000).

(19)

7

(garam yang diproses dengan mencampur atau mereaksikan dengan iodina) sesuai dengan SNI dan mengandung >30 ppm untuk dikonsumsi manusia dan garam yang produknya mengandung komponen utama NaCl (natrium klorida) dan dengan penambahan KIO3 (kalium iodat).10 Namun, yang harus diperhatikan adalah garam beryodium mempunyai rasa dan bau yang sama seperti garam tidak beryodium.

2.2.1.Yodium

Yodium adalah sejenis mineral atau gizi mikro yang terdapat di alam baik di tanah maupun di air yang berguna untuk membentuk hormon tiroksin di dalam tubuh. Selain itu, bagian dari mikromineral dan mikronutrien yang berfungsi untuk produksi energi, metabolisme serta perkembangan fisik dan pertumbuhan manusia termasuk kecerdasan mulai dari janin hingga dewasa dan mental yang sumber makanannya terdapat pada garam beryodium dan makanan laut.1

Yodium dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu 100-150 µg/hari untuk sintesis hormon tiroid. Komposisi yodium dalam tubuh harus cukup, karena kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid, sedangkan kekurangan yodium bisa menyebabkan keguguran, lahir mati, cacat bawaan, kretin dan hipotiroid.11 2.2.2.Fungsi Yodium

Yodium diperlukan dalam tubuh untuk membentuk hormon tiroid. Hormon tiroid berfungsi untuk merangsang konsumsi oksigen kebanyakan sel di dalam tubuh. Hormon ini juga berfungsi untuk meregulasi metabolisme karbohidrat dan lipid serta diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid.12

(20)

mental. Hormon tiroid merupakan salah satu hormon yang membutuhkan bahan dasar dari luar yaitu yodium.13

Gambar 2.2. Anatomi Kelenjar Tiroid

Sumber: Barrett KE, Barman SM, Boltano S, Brooks H; Ganong‟s Review Of Medicine

Physiology. 23rd Edition.14

Selain itu, efek hormon tiroid pertumbuhan akan terlihat lebih nyata pada masa-masa pertumbuhan anak-anak. Pada pasien hipotiroidisme kecepatan masa pertumbuhan menjadi sangat tertinggal. Berbeda dengan pasien hipertiroidisme, sering kali pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan, sehingga anak akan menjadi lebih tinggi daripada teman-temannya. Tulang epifisisnya menjadi lebih cepat matang sehingga menutup pada usia muda. Pertumbuhan menjadi lebih singkat dan tinggi badan akhir semasa dewasa menjadi lebih pendek.15

(21)

9

Bahan dasar sintesis hormon tiroid adalah asam amino tirosin dan yodium. Pembentukan hormon tiroid berlangsung di molekul tiroglobulin didalam koloid. Tahapannya: Asam amino tirosin masuk kedalam tiroglobulin lalu masuk kedalam koloid melalui proses eksositosis. Iodium dari darah ditangkap tiroid dan dipindahkan ke dalam koloid. Iodium dilekatkan ke tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan satu iodium dengan tirosin disebut monoiodotirosin (MIT) sedangkan dua iodium ke tirosin disebut diiodotirosin (DIT). Penggabungan antara molekul-molekul tirosin yang sudah beriodium akan terbentuk hormon tiroid. Penggabungan 1 MIT dan 1 DIT menghasilkan T3. Penggabungan 2 DIT menghasilkan T4.17

2.2.3.Kebutuhan Yodium dan Proses Penyerapan Yodium

Yodium memasuki tubuh melalui makanan atau air dalam bentuk ion iodida atau iodat. Ion iodat diubah menjadi iodida didalam lambung. Dalam lambung dan usus penyerapan iodida berlangsung cepat dan sempurna. Pada orang dewasa yang sehat penyerapan iodida mencapai 90%.18

Iodine dibutuhkan didalam tubuh karena tubuh tidak bisa membuat iodine sendiri. Yodium bisa didapatkan dari makanan. Iodine dibutuhkan untuk menghasilkan hormon tiroid. Jika iodine didalam tubuh tidak cukup maka hormon tiroid tidak bisa dibuat. Kekurangan iodine dapat menyebabkan pembesaran tiroid atau goiter, hipotiroid, retardasi mental di bayi dan anak-anak yang ibunya kekurangan iodine diwaktu kehamilan.19

Tabel 2.2. Rekomendasi WHO untuk asupan yodium (µg per hari)

Sumber: Best Practice dan Research Clinical Endocrinology dan Metabolism, 2010-02-01,

Volume 24, Issue 1, Pages 1-11.20

Rekomendasi WHO Asupan Yodium

(22)

Makanan yang mengandung yodium diabsorbsi oleh usus dan masuk ke sirkulasi. Asupan minimum yodium harian pada orang dewasa yang akan dipertahankan pada fungsi normal tiroid adalah 150 µg/d. Pada negara maju, tambahan garam meja/halus rata-rata asupannya sekitar 500 µg/d.14

Dari gambar 2.5, iodine akan beredar di sirkulasi untuk membuat hormon tiroid, di ginjal yang diekskresi lewat urine. 120 µg/d masuk ke tiroid dan di hormon tiroid normal akan disekresi dan disintesis. Tiroid mensekresikan 80 µg/d dalam bentuk T3 dan T4 sedangkan 40 µ g/d berdifusi kembali kedalam cairan ekstraseluler. Sirkulasi T3 dan T4 di metabolisme di hati dan jaringan lainnya, dan dilepaskan lagi 60 µ g/d perhari kedalam cairan ekstraselluler.14

Beberapa turunan dari hormon tiroid dieksresikan diempedu dan beberapa iodine didalamnya direabsorpsi atau diserap (sirkulasi enterohepatik), tetapi 20 µg/d dibuang bersama tinja. Total jumlah yodium yang masuk ke cairan ekstraseluler 500 + 40 + 60, atau 600 µg/d. 20% yodium ini masuk ke tiroid, 80% akan diekskresi kedalam urine.14

Gambar 2.4. Metabolisme Iodine

Sumber: Barrett KE, Barman SM, Boltano S, Brooks H; Ganong‟s Review Of Medicine

Physiology. 23rd

(23)

1/5-11

nya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel tiroid secara selektif dan digunakan untuk sintesis hormon tiroid dan sebagian besar iodida yang lainnya dengan cepat akan dikeluarkan oleh ginjal.15 Agar tidak terjadi defisiensi yodium, garam dapur yang dipakai diiodisasi dengan kira-kira 1 bagian natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.

2.2.4.Sumber yodium

Sumber yodium bisa kita dapat dari mana saja, antara lain: secara alamiah bahwa yodium itu ada didalam tanah dan didalam air. Air dan tanah yang mengandung cukup yodium akan menghasilkan makanan yang mengandung cukup yodium. Namun, ketika disuatu daerah tersebut tanah dan air nya kekurangan yodium, bahan makanan yang dihasilkan juga kekurangan yodium. Akibatnya, kebutuhan yodium tidak tercukupi.21 Air laut mengandung sedikit yodium sehingga kandungan garamnya sedikit.

Sumber yodium yang lain adalah organisme laut seperti plankton, ganggang laut, ikan yang dikeringkan seperti ikan laut dan cumi-cumi yang memiliki kadar yodium yang tinggi karena organisme ini mengkonsentrasikan yodium dari lingkungan sekitarnya. Sumber bahan organik yang berada dalam oksidan, desinfektan, yodofor (iodophor), zat makanan, kosmetik dan vitamin yang beredar di pasaran juga mengandung yodium.22

Sumber-sumber yodium diantaranya bahan makanan yang berasal dari laut, garam beryodium dan preparat vitamin. Sumber yodium yang berasal dari luar makanan, misalnya obat yang mengandung yodium dan media kontras beryodium.22

(24)

konsumsi yodium umumnya diperoleh dari fortifikasi (memberikan/memasukkan) yodium pada bahan makanan seperti garam.23

Asupan yodium dapat diperoleh melalui tiga sumber yaitu:23

1) Air minum, konsentrasi yodium di dalam air berkisar 5µg/L ini di daerah wilayah non endemik sementara di wilayah endemik konsentrasinya lebih kecil dari 1µg/L.

2) Diet, yang mengkonsumsi yodium dalam makanan bervariasi dari 12 sampai 201 µg/kg pada sayur-sayuran, 308 sampai 1300 µg/kg pada ikan termasuk berbagai makanan laut.

3) Udara

Kecuali rumput laut, tidak ada bahan makanan secara alamiah yang kaya yodium. Semua bahan makanan memperoleh yodium dari tanah dan air tempat tumbuhnya. Jika tanah dan air kurang yodium, semua bahan makanan nabati yang tumbuh dan hewan yang berkembang biak di daerah itu akan rendah kandungan yodiumnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menjamin asupan yodium yang cukup adalah menambah yodium ke makanan. Kandungan yodium dalam bahan makanan bervariasi yang dipengaruhi oleh letak geografis, musim dan cara memasaknya.23

Cara menyimpan garam beryodium perlu memperhatikan beberapa hal berikut yaitu24

 Yodium dalam garam dapat rusak oleh paparan sinar matahari dan cairan maka simpan garam beryodium didalam wadah plastik, kayu, gelas atau gerabah yang mempunyai tutup. Disimpan dalam wadah kering, bebas karat, tidak tembus cahaya dan tertutup rapat. Kandungan kadar kalium iodat (KIO3) dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan terutama suhu dan kelembaban.

(25)

13

masakan akan diangkat sehingga garam tidak terlalu lama berada dalam proses pemanasan

 Menggunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.

 Setiap kali mengambil garam, tutup kembali wadah jika sudah digunakan,  Memastikan garam beryodium tidak disimpan lebih dari 6 bulan sejak

dibeli.

Walaupun garam yang digunakan adalah garam beryodium, penanganan dan penyimpanan harus tetap diperhatikan.

2.3. GAKY

2.3.1. Definisi GAKY

GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama dan terus-terusan. Siapapun bisa terkena GAKY dari janin, bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Termasuk mereka yang berada di daerah rawan GAKY.25

Spektrum GAKY meliputi gondok, keterlambatan perkembangan motorik, keterbelakangan mental, bisu, juling, kesulitan berdiri ataupun berjalan secara normal, dan cebol. Wanita usia subur yang kekurangan yodium akan sering keguguran dan kelahiran mati. Wanita hamil yang kekurangan yodium akan melahirkan bayi yang kurang sempurna dan keterbelakangan mental. Semua permasalahan ini disebabkan karena kurang yodium.21

Diperkirakan 1,5 milyar penduduk di dunia terutama di negara-negara berkembang berpotensi menderita GAKY, 1-10% menderita kretinisme, 5-30% mengalami gangguan perkembangan mental dan neuromotorik lain (brain damage), lebih dari 30% manifestasi klinik akibat GAKY.26

2.3.2. Daerah rawan GAKY

(26)

dataran rendah.24 Daerah dengan defisiensi yodium dan kasus gondok tinggi disebut sebagai daerah endemis GAKY.

2.3.3. Bahaya GAKY

Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui tanda dari kekurangan yodium adalah gondok. Ukuran gondok dari yang sangat besar dan tidak terlihat. Dampak yang paling serius dari kekurangan yodium adalah keterlambatan perkembangan intelektual yang biasanya tidak terkenali secara dini. Gondok merupakan pembengkakan disekitar leher karena pembesaran kelenjar tiroid. Ketika tidak mendapatkan yodium yang cukup lama maka kelenjar tiroid akan membesar.

Pada fase dini, gondok dapat dideteksi dengan palpasi tapi jika sudah cukup besar maka dapat dilihat pembesarannya disekitar leher dengan jelas. Besar masalah gondok endemik adalah proporsi penderita gondok disuatu daerah yang diungkapkan sebagai angka gondok total atau Total Goiter Rate (TGR).15

Penyakit yang menyebabkan kekurangan yodium adalah:13

a. Semua umur: goiter termasuk toxic nodular goiter, peningkatan kejadian hipotiroid dari ringan menjadi berat dan penurunan kejadian hipotiroid serta peningkatan kelemahan kelenjar tiroid untuk radiasi nuclear.

b. Fetus (janin): aborsi (pengguguran kandungan), kelahiran mati, anomali kongenital dan kematian perinatal.

c. Neonatus: kematian bayi, kretinisme endemic

d. Anak remaja: merusak fungsi mental, perkembangan fisik terhambat. e. Dewasa: merusak fungsi mental.

(27)

15 mengalami pengurangan IQ point sebesar 5 point dibawah normal.

d. Setiap kelahiran bayi yang terdapat didaerah yang kurang yodium akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 point di bawah normal (Dirjen Pemda RI,1999).25

Selain itu, ada juga hipertiroid yang disebabkan karena kelebihan yodium. Hipertiroid sebagai tirotoksikosis adalah sindrom klinis yang terjadi bila jaringan terpanjang hormon tiroid beredar dalam kadar tinggi. Pada kebanyakan kasus, tirotoksikosis disebabkan hiperaktivitas kelenjar tiroid, penyebab lainnya adalah sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Berdasarkan laporan BPPGAKY Magelang pada tahun 2010, prevalensi hipertiroid sebesar 18,4% dari 244 pasien yang diperiksa.

2.3.4. Penyebab GAKY

Penyebab GAKY adalah karena rendahnya asupan yodium, yang merupakan bahan baku utama sintesis hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Penyebab GAKY yang lain adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan termasuk bahan-bahan goitrogenik. Goitrogenik ini menghambat mekanisme transport aktif yodium kedalam kelenjar tiroid. Jenis bahan makanan sumber goitrogenik yang sering dikonsumsi responden adalah kankung, kol, daun singkong, bayam, singkong, sawi hijau, daun melinjo dan ubi jalar.23

2.3.5. Cara Mencegah dan Penanggulangan GAKY

(28)

asupan yodium terkini tetapi tidak untuk fungsi tiroid. Indikator kadar TSH (Thyroid Stimulating Hormon) hanya sensitif untuk bayi baru lahir. Indikator alternatif yang menggambarkan fungsi tiroid adalah tiroglobulin (Tg) karena sensitif terhadap perubahan asupan yodium terkini. Tiroglobulin dapat menjadi marker yang baik adanya gangguan tiroid di daerah gondok endemik.28

Program Penanggulangan GAKY (selanjutnya disingkat PPGAKY) bukan hanya kegiatan yang terkait menyediakan yodium saja, seperti mengatasi masalah kesehatan yang berakibat buruk terhadap kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), maka kegiatan mengatasinya dengan cara upaya ptomotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Bila keempatnya saling terkait dalam suatu sistem maka akan meningkatkan efektifitas program.29

Program Penanggulang GAKY di era sentralistik, digunakan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang sebagai berikut:29

Program Jangka Pendek:

Distribusi kapsul yodial dengan sasaran kelompok rawan di daerah endemik sedang dan berat. 29

Program Jangka Panjang: 1. Yodisasi garam

2. Promosi penganekaragaman pangan dan menu gizi seimbang 3. Penurunan konsumsi pangan goitrogenik. 29

Dalam program penanggulangan GAKY berkelanjutan terdapat lima kegiatan pokok yaitu:

1. Penyediaan Garam Beryodium Untuk Semua Penduduk

(29)

17

30 ppm kalium iodat (= 15 ppm yodium), mungkin saja standard ini tidak sama antar daerah.29

Target sasaran adalah semua penduduk tanpa terkecuali. Goalnya, semua rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium minimal 90% yang disebut USI (Universal Salt Iodization) atau di Wonosobo digunakan istilah GABUS (Garam Beryodium Untuk Semua). Keadaan tersebut bisa tercapai bila ada komitmen yang kuat dari Pemda dalam bentuk terbentuknya tim GAKY tingkat Kab/Kota, terbitnya Perda tentang garam beryodium, memproduksi sendiri garam beryodium atau bekerja sama dengan produsen garam, melakukan pemantauan tentang kualitas garam dan cakupan rumah tangga pengkonsumsi garam beryodium dilaksanakan 2x setahun, lewat sekolah, Posyandu maupun dasa wisma, atau kantor statistik. Data hasil pemantauan untuk perencanaan kegiatan tim GAKY dengan melakukan pertemuan minimal 2x setahun.29

2. Distribusi Kapsul Yodium Kelompok Rawan Di daerah

Target sasaran utama adalah hanya kelompok rawan dalam rangka menghemat anggaran. Namun dalam kasus daerah pedalaman dan tak ada garam beryodium maka target sasaran adalah semua penduduk. 29

Tabel 2.3 Dosis Pemberian Kapsul

Sumber: Untung Widodo

Pemberian suplemen yaitu kapsul berisi larutan yodium dalam minyak yang mengandung 200 mg yodium untuk menggantikan peran injeksi yodium. Suplemen ini hanya diberikan kepada kelompok rawan yaitu

Target Kelompok umur Pemberian tahun Kapsul

Bayi < 1 100 mg ½

Anak balita 1-5 200 mg 1

Wanita 6-35 400 mg 2

Wanita hamil - 200 mg 1

Wanita Menyusui - 200 mg 1

(30)

wanita usia subur, termasuk ibu hamil dan menyusui, balita, dan anak sekolah didaerah endemik sedang dan berat yang biasanya daerah tersebut cakupan garam beryodium belum mencapai 90%. Diharapkan tidak ada lagi daerah endemik sedang dan berat. 29

3. KIE GAKY Untuk Seluruh Lapisan Masyarakat

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menanggulangi masalah GAKY, masyarakat ingin ikut serta dalam menanggulangi masalah GAKY baik untuk dirinya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Isi materi KIEnya bisa tentang yaitu ancaman bahaya GAKY terhadap kualitas SDM, penyebaran masalah GAKY, pentingnya mengkonsumsi garam beryodium dan deteksi dini serta intervensi penderita GAKY. Selain itu, pentingnya surveilans GAKY.29

Kegiatan pemantauan berkesinambungan terhadap indikator status GAKY masyarakat untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah GAKY yang mungkin timbul agar dapat melakukan tindakan atau intervensi sesegera mungkin sehingga keadaan yang lebih buruk dapat dicegah.29

Ada tiga komponen kegiatan dalam surveilans yaitu melakukam pemantauan berkala berkelanjutan untuk mewaspadai perubahan-perubahan indikator masalah GAKY dari waktu ke waktu, melakukan deteksi dini serta intervensi. Pencapaian 8 dari 10 indikator Program penanggulangan GAKY berkelanjutan.29

Sesuai anjuran WHO/UNICEF/ICCIDD bagi pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan kota agar lebih serius terarah dalam mencapai kondisi bebas GAKY. Penganekaragaman pangan serta peran masyarakat dalam penanggulangan GAKY.29

(31)

19

regular garam beryodium dari pabrik, pedagang dan rumah tangga; data regular ekskresi yodium dalam urine kelompok rawan; menjalin kerjasama dengan produsen garam untuk mempertahankan kualitas garam; data base hasil monitoring beryodium, UIE, dan TSH neonatal, yang dilaporkan terbuka kepada masyarakat secara berkala.29

2.4.Teknik Tes Yodium

Rapid test kit adalah metode kualitatif yang melihat perbedaan kategori beryodium dan tidak beryodium dari perubahan warna. Rapit test kit dengan iodium test mengandung tepung kanji, yang menyebabkan warna ungu ketika diteteskan di garam yang mengandung yodium.9

Rapid test kits adalah metode yang sederhana, cepat, tidak mahal, dan tidak membutuhkan alat prasarana (infrastruktur) ,maka sering digunakan survey di rumah tangga. Tapi sebaiknya di konfirmasi dengan menggunakan metode analisis titrasi .9

Gambar 2.5 Iodium Test Sumber: PT.Kimia Farmasi

2.5. Teknik Titrasi

(32)
(33)

21

2.6. Kerangka Teori

Keterangan:

 GAKY: Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Garam tempat yang sejuk, kering,

(34)

2.7. Kerangka Konsep

Variabel Independent : Berbagai merek garam

Variabel Dependent : warna ungu dan kadar yodium pada garam

Sumber: Mauli L: Pemeriksaan Kadar Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam Dan Air Yang

Dikonsumsi, 2007 USU.

Beryodium

memenuhi syarat SNI 01-3556

(Garam)

30-80 mg KIO3/kg garam

Garam Kandungan Kalium

Iodat berwarna ungu

Tidak Beryodium tidak memenuhi syarat

Metode Titrasi Metode Ekstrak

Singkong

(35)

23

Alat Ukur Cara Pengukuran Skala pengukuran

Ekstrak singkong dan ditambah cuka putih yang dihasilkan warna ungu.

Diteteskan reagent iodina dan terjadi perubahan warna. lalu diteteskan pada garam, akan terjadi perubahan warna setelah itu diteteskan lagi sampai warna menjadi hilang dan dihitung.

(36)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik dengan desain cross sectional. Pemeriksaan yodium dalam garam dilakukan dengan menggunakan uji kualitatif dengan cara memakai ekstrak singkong (cassava) dan dengan iodium test serta uji kuantitatif dengan metode titrasi, untuk mengetahui kadar yodium yang ada pada garam tersebut.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian pertama dengan menggunakan ekstrak singkong (cassava) dan iodium test dilakukan pada bulan Desember 2012-April 2013 di Laboratorium Biokimia dan Patologi Klinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian kedua dilakukan pada bulan Juli 2013 selama 2 minggu yaitu uji titrasi di Laboratorium BPOM Salemba Jakarta Pusat.

3.3. Bahan Uji

Garam dari berbagai merek yang beredar di pasar Ciputat diuji dengan menggunakan ekstrak singkong (cassava) dan iodium test serta metode titrasi untuk melihat kadarnya.

3.4. Populasi Penelitian 3.4.1. Populasi Target

Semua jenis garam di pasar Ciputat. 3.4.2. Populasi Terjangkau

Garam yang dijual di pasar Ciputat.

Pada penelitian ini, populasi target sama dengan populasi terjangkau dikarenakan keterbatasan jumlah sampel garam yang beredar di wilayah Ciputat.

(37)

25

3.5. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah berbagai merek garam. Garam yang diteliti adalah jenis garam yang berada di pasar Ciputat sebanyak 20 sampel. 3.6. IdentifikasiVariabel

 Variabel Bebas (independent) : berbagai merek garam yang ada di pasar Ciputat.

 Variabel Terikat (dependent) : warna ungu dan kadar yodium pada garam. 3.7. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

 Kriteria Inklusi : garam dalam keadaan baik, tertutup rapat, disimpan pada tempat yang kering, tidak berair serta dijual di pasar Ciputat.

 Kriteria Ekslusi : garam yang sudah melewati batas kadaluwarsa. 3.8. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dengan total sampling karena mengambil semua sampel garam yang ada di pasar Ciputat sampai jumlah sampel minimal terpenuhi.

3.9. Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian:

a. Alat Metode Singkong

Alat ukur/sendok ukur; parutan; cawan petri dan saring b. Alat Metode Iodium Test

Cawan petri 21 buah; tisu; sendok kecil dan alat tulis (seperti pena, buku tulis dll).

c. Alat Metode Titrasi

Erlenmeyer 250 ml; gelas ukur 5 ml; gelas ukur 100 ml; pipet volumetrik 10 ml; batang pengaduk; gelas beker 5 ml; gelas ukur 100 ml; labu ukur 500 ml; labu ukur 1000 ml; buret 25 ml; neraca analitik; oven pengering yang suhunya diatur pada 1050C.

Bahan Penelitian:

(38)

b. Metode Iodium Test Reagen iodium test. c. Metode Titrasi

Berbagai merek garam yang sudah dihomogenkan; reagen kalium iodat; reagen natrium tiosulfat; kanji; asam fosfat 85%; kalium iodida (KI).

3.10.Cara Kerja Penelitian

a. Metode Ekstrak Singkong (cassava)

Singkong dikupas, dicuci bersih, diparut dan diambil airnya atau pati tanpa ditambahkan air lalu diteteskan pada garam yang sudah ada di letakkan di cawan petri dan ditambahkan tetesan cuka putih kemudian tunggu beberapa saat akan terjadi perubahan warna.

b. Cara Kerja Penelitian Metode Iodium Test

Masukkan garam ke dalam cawan petri lalu diteteskan dengan iodium test akan perubahan warna, warna ungu menunjukkan garam beryodium. Jika tidak berwarna berarti garam tersebut tidak beryodium. Garam bata/briket sebelumnya harus dihomogenkan terlebih dahulu.

c. Cara Kerja Penelitian Metode Titrasi

Siapkan alat dan bahan, lalu buat air suling atau air bebas CO (panaskan aquades dengan menggunakan pemanas listrik didalam labu erlenmeyer 2000 ml dan ditambahkan batu didih supaya tidak meletup keatas. Lalu setelah mendidih baru didinginkan, setelah dingin digunakan sebagai air untuk membuat larutan baku.

Sebelum melakukan titrasi, melakukan pembuatan pereaksi:  Larutan baku kalium iodat 0,005 N

(39)

27

 Larutan baku Natrium Tiosulfat

Timbang kristal natrium tiosulfat penta hidrat sebanyak 1,25 gr (Na2S2O3.5 H2O) dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml, dilarutkan dengan dikocok-kocok atau dibolak-balik dan diecerkan menggunakan air hingga tanda batas.

 Kanji 1 %

Timbang starch atau pati sebanyak 1 gram, ambil aquades masukkan kedalam gelas ukur 5 ml. Kemudian, masukkan kedalam 100 ml air yang mendidih sambil diaduk rata tunggu selama 3 menit dan dinginkan.

 Asam fosfat (H3PO4) 85%  Kalium iodida (KI)

a. Cara Penetapan Pembakuan Larutan Natrium Tiosulfat

Setelah semua pereaksi dibuat pembakuan larutan natrium tiosulfat mengambil larutan baku kalium iodat 0.005 N sebanyak 10 ml, masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml. Lalu masukkan 100 ml air, ditambahkan asam fosfat 85 % dan dikocok sampai merata. Setelah itu, tambahkan kalium iodida 0,1 gram digoyangkan sampai terjadi perubahan warna dari jernih menjadi warna kuning pekat, dititrasi dengan buret yang sudah berisi larutan baku natrium tiosulfat 0,005 N hingga berwarna kuning pucat. Lalu ditambahkan larutan kanji 1% sebanyak 2 ml digoyangkan sedikit terjadi perubahan warna menjadi warna ungu kehitaman, titrasi dilanjutkan lagi sampai warna biru kehitaman hilang dan menjadi jernih kembali.

b. Cara Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Contoh Garam

(40)

Sebelum dimasukkan kedalam labu erlenmeyer garamnya dilarutkan dengan 100 ml air.

Kemudian masukkan asam fosfat 85% sebanyak 2 ml dengan menggunakan gelas ukur yang 5 ml, tidak terjadi perubahan warna. Sebelum dilanjutkan pemeriksaannya, kita harus memastikan jika buret 25 ml yang berisi larutan baku natrium tiosulfat sudah dititik 0 agar lebih mudah untuk menghitung volume titrasinya. Sesudah memastikan buret di titik 0, memasukkan kalium iodida sebanyak 0,1 gram lalu digoyang-goyangkan sedikit labunya akan terjadi perubahan warna dari jernih menjadi kuning pekat. Dititrasi sampai warna menjadi kuning pucat.

Setelah itu, ditambahkan larutan kanji 1 % sebanyak 2 ml. Digoyangkan sedikit setelah itu akan terjadi perubahan warna menjadi warna ungu kehitaman. Kemudian, dilanjutkan lagi titrasi hingga terjadi perubahan warna dari ungu kehitaman menjadi bening atau jernih. Setelah itu, hitung volume titrasi ketika warna ungu kehitaman tepat hilang.

Satu sampel dilakukan 2 kali atau duplo agar meminimalisir kesalahan. Semua sampel garam akan menghasilkan warna yang sama. Jika diberi asam fosfat 85% tidak berwarna, diberi kalium iodida akan berwarna kuning pekat dan jika diberi kanji 1% akan berwarna ungu kehitaman. Yang membedakan semua sampel hanya volume titrasi atau seberapa cepat larutannya yang tadinya ungu kehitaman diberi larutan baku natrium tiosulfat 0,005 N menjadi jernih atau bening kembali.

c. Cara Kerja Penetapan Kadar Air Dalam Garam

(41)

29

Setelah garam sudah homogen, masukkan garam kedalam krus, krus yang sudah kering kalau belum kering dipanaskan dengan menggunakan oven agar cepat dikeringkan.

Siapkan alat prepASH dan masukkan garam yang sudah didalam krus kedalam alat prepASH. Atur alat prepASHnya dengan memberi nama sampel garamnya. Dilakukan dua kali (duplo) agar jika terjadi kesalahan menjadi sangat minimal. Tunggu selama 3 jam setelah itu akan muncul sendiri angka berat, suhu dan angka kalkulus.

Untuk menghitung kadar kalium iodat dalam contoh garam, 1. Hitung kalkulus (kadar air dalam garam):

% Air =

x 100%;

Keterangan:

W0: berat sampel sebelum pemanasan W1: berat sampel setelah pemanasan 2. Menghitung normalitas larutan baku kalium iodat:

=

3. Menghitung normalits larutan baku kalium tosulfat

=

Keterangan:

V1: Volume larutan baku kalium iodat yang di pipet, dalam ml

V2: Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi pembakuan, dalam ml.

N1: Normalitas larutan kalium iodat

4. Rumus Penghitungan Kadar Kalium Iodat Dalam Contoh Garam

=

(42)

Keterangan:

a: Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan untuk titrasi contoh, dalam ml

b: Volume larutan natrium tiosulfat yang diperlukan B: Bobot contoh yang ditimbang, dalam gram

N: Normalitas natrium tiosulfat yang digunakan untuk titrasi Ka: Kadar air dalam contoh, dalam persen

(43)

31

3.11.Prosedur Penelitian Ekstrak Singkong (cassava)

3.12. Prosedur Penelitian Iodium Test

Masukan garam di cawan petri

Diteteskan dengan iodium test (reagent iodina)

Dilihat perubahan warna

Tidak berwarna: tidak beryodium Berwarna ungu: beryodium

Singkong dikupas

Diparut

Diambil air patinya

Diteteskan pada garam yang sudah di cawan petri

Ditambah tetesan cuka

Ditunggu beberapa menit, lihat perubahan yang terjadi

Berwarna ungu: beryodium

(44)

3.13. Prosedur PenelitianTitrasi

Siapkan alat dan bahan

Siapkan bahan pereaksi

Larutan baku KIO3 0,005 N

Larutan baku natrium

tiosulfat 0,005 N Kanji 1%

Asam fosfat (H3PO4) 85%

Kalium Iodida (KI)

Setelah semua pereaksi siap

Sampel garam di timbang sebanyak 25 gr

Masukkan garam ke erlenmeyer 300 ml + ditambah 100 ml air

Kocok labu erlenmeyer sampai garam larut

Ditambah 2 ml asam fosfat 85%

Dikocok, dilihat ada perubahan warna (tidak ada perubahan warna)

Ditambah 0,1 gr kalium iodida

Dikocok, terjadi perubahan warna menjadi warna kuning pekat

Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,005 N

Sampai berubah menjadi warna kuning pucat

Ditambahkan larutan kanji 1%

Dikocok, terjadi perubahan menjadi ungu kehitaman

Dititrasi lagi dengan larutan natrium tiosulfat 0,005 N

(45)

33

3.14. Alur Penelitian

.

Garam

Ektrak Singkong Iodium test Titrasi

Kualitatif

kuantitatif Memenuhi kriteria

inklusi

Memenuhi kriteria eklusi

garam yang sudah melewati batas

kadaluwarsa garam dalam keadaan baik,

tertutup rapat, disimpan pada tempat yang kering, tidak berair

serta dijual di pasar Ciputat

(46)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1. Metode ekstrak singkong (cassava)

Metode ekstrak singkong adalah metode dengan meneteskan pati singkong kesampel garam dan ditambah dengan tetesan cuka putih setelah itu baru dilihat perubahan warna. Warna yang dihasilkan dengan menggunakan metode ekstrak singkong adalah warna ungu. Warna ungu menunjukkan bahwa garam tersebut mengandung yodium dan jika tidak berwarna ungu atau tidak berubah warna sama sekali, menunjukkan bahwa garam tersebut tidak mengandung yodium.

Gambar 4.1. Warna ungu menunjukkan garam beryodium

Warna ungu terbentuk karena singkong mengandung pati (amilum), iodine akan membentuk suatu ikatan (iodine-pati) jika pada garam tersebut mengandung yodium.

Gambar 4.2. Tidak berwarna menunjukkan garam tidak beryodium

(47)

35

Pada penelitian ini,menunjukkan dari 20 sampel garam terdapat 18 sampel garam yang mengandung yodium. Metode dengan ekstrak singkong adalah cara yang sangat sederhana untuk menentukan kadar yodium dalam garam, meskipun banyak faktor perancu yang membuat hasil uji dengan menggunakan metode ini kurang valid. Faktor perancu uji dengan ekstrak singkong antara lain, kondisi singkong yang sudah busuk, label garam yang sudah dibuka serta kelembaban udara. Pada gambar 4.3 menunjukkan persentase hasil uji garam beryodium dengan metode ekstrak singkong pada 20 merek garam.

Gambar 4.3. Hasil uji ekstrak singkong 4.1.2. Metode Tes Iodina

Pada penelitian ini, hasil sampel garam yang telah ditetesi dengan iodium test akan berwarna ungu, menandakan garam tersebut mengandung yodium dan sesuai dengan persyaratan yaitu 30 ppm. Bila tidak terjadi perubahan warna, berarti garam tersebut tidak mengandung yodium dan tidak memenuhi persyaratan (Gambar 4.3. dan 4.4.). Metode ini hanya bisa menentukan garam beryodium dan tidak beryodium tanpa mengetahui kadar kandungan yodium didalamnya. Metode ini merupakan uji kualitatif dan akan lebih baik dikonfirmasikan dengan metode titrasi sebagai uji kuantitatif. Pada diagram 4.2. menunjukkan hasil dari iodium test pada 20 merek garam.

90% 10%

Hasil Uji dengan Ekstrak Singkong

(48)

Gambar 4.4. Hasil iodium test berwarna ungu yang menunjukkan garam mengandung yodium sesuai persyaratan (30 ppm).

Gambar 4.5. Hasil warna tidak ungu yang menunjukkan bahwa sampel garam tidak mengandung yodium

Gambar 4.6. Hasil uji dengan iodium test

90% 10%

Hasil uji dengan

iodium test

(49)

37

4.1.3. Metode Titrasi

Gambar 4.7. Hasil akhir metode titrasi adalah tidak berwarna sama sekali Metode titrasi dilakukan untuk menentukan kadar kalium iodat (KIO3) dalam garam beryodium. Kadar kalium iodat ditetapkan dengan cara iodometri yaitu dengan penambahan asam fosfat dan kalium iodida, kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan baku natrium tiosulfat dengan indikator kanji yang akan membentuk warna ungu.41

Pada diagram 4.3. menunjukkan hasil dari pemeriksaan dengan metode titrasi pada 20 merek garam, terdapat 16 merek garam yang memenuhi syarat garam beryodium dan 4 merek garam yang tidak memenuhi syarat garam beryodium. Memenuhi syarat berarti kadar yodiumnya 30-80 mg/kg dan tidak memenuhi syarat jika kadar yodiumnya dibawah 30-80 mg/kg.

Gambar 4.8. Hasil uji garam dengan metode titrasi

80% 20%

Hasil uji garam dengan metode titrasi

(50)

4.2. Pembahasan

Pada uji titrasi garam, sampel no. 007 tidak mengandung yodium dengan kadarnya 0 mg/kg. Akan tetapi, saat melakukan uji ekstrak singkong dan iodium test, berwarna biru muda. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kemasan garam yang terbuka sehingga yodium dengan mudah menguap di udara. Warna biru muda menunjukkan bahwa kadar yodiumnya dibawah 30 mg/kg sehingga tidak terdeteksi pada saat uji titrasi.

Penyebab lain adalah kandungan yodium dalam garam terkadang tidak merata karena proses fortifikasi. Pada uji ekstrak singkong dan iodium test, garam harus dihaluskan terlebih dahulu agar terjadi homogenisasi yodium dalam garam tersebut. Warna biru muda yang dihasilkan pada uji ekstrak singkong dan iodium test kemungkinan disebabkan oleh proses homogenisasi/penghalusan garam yang kurang adekuat saat melakukan pemeriksaan.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

tentang “Pemeriksaan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam dan Air Yang Dikonsumsi Masyarakat Garoga Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007”

dengan menggunakan metode titrasi, yang menyebutkan bahwa dari 5 sampel garam beryodium di Desa Garoga Kecamatan Garoga terdapat 2 sampel garam yang memenuhi SNI yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30-80 ppm. Hal ini berarti metode titrasi adalah metode yang spesifik dan akurat untuk menentukan kadar kalium iodat pada garam.28

Selain itu, banyak jurnal ilmiah yang menjelaskan bahwa metode titrasi digunakan untuk memonitor atau mengkonfirmasi metode iodium test dalam menentukan kandungan yodium dalam garam.43

(51)

39

4.3. Uji Sensitivitas dan Spesifisitas Pada Metode Ekstrak Singkong

Suatu metode pemeriksaan perlu diuji tingkat sensitivitas dan spesifitasnya dengan cara membandingkan metode tersebut dengan metode yang sudah terstandarisasi. Untuk mendapatkan hasil tersebut, dapat digunakan formula sebagai berikut45:

Tabel 4.1. Uji sensitivitas dan uji spesifisitas

Positif Negatif Jumlah

Positif a b a + b

Negatif c d c + d

a + c b + d a + b + c + d

Sumber: Sastrosmoro, 2002.

Keterangan:

a: jumlah subjek dengan hasil positif benar b: jumlah subjek dengan hasil positif semu c: subjek dengan hasil negatif semu

d: subjek dengan hasil negatif benar

Sensitivitas adalah proporsi sampel yang diteliti dengan hasil uji positif (positif benar) dibanding seluruh sampel yang diteliti (positif benar + negatif semu).45

Sensitivitas = a/(a +c)

Spesifisitas merupakan proporsi sampel yang diteliti yang memberikan hasil uji negatif pada kedua metode (negatif benar) dibandingkan dengan seluruh sampel yang diteliti (negatif benar + positif semu).45

Spesifisitas = d/(b + d )

(52)

Tabel 4.2. Hasil uji sensitivitas dan uji spesifisitas

Baku emas (Titrasi)

Ekstrak Singkong

Positif Negatif Jumlah

Positif 16 2 18

Negatif 0 2 2

Total 16 4 20

Sensitivitas = a/(a +c) =

= 1 x 100% = 100 %

Spesifisitas = d/(b + d ) = = 0,5 x 100 % = 50 %

Hasil uji sensitivitas pada metode ekstrak singkong adalah 100% dan spesifisitasnya adalah 50%. Artinya metode ekstrak singkong ini baik untuk menguji garam yang pasti beryodium meskipun garam tersebut memiliki kadar yodium yang sangat rendah, akan tetapi metode ini tidak cukup spesifik mendeteksi kandungan yodium dalam garam.

4.4. Keterbatasan Penelitian

 Berbagai sampel garam yang digunakan sebelum dilakukan uji dengan ekstrak singkong, iodium test, maupun dengan metode titrasi harus dihomogenkan terlebih dahulu.

 Tempat yang jauh dan alat yang tidak lengkap menyebabkan lamanya penelitian ini terutama metode titrasi.

(53)

41

BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada penelitian ini, dari 20 sampel garam di pasar Ciputat yang diteliti, didapatkan 18 sampel garam (90%) yang mengandung yodium dan 2 sampel garam (10%) yang tidak mengandung yodium, menggunakan metode ekstrak singkong (cassava) dan iodium test. Dengan menggunakan uji titrasi garam, didapatkan 16 sampel garam (80%) yang memenuhi syarat kandungan yodium minimal 30 mg/kg, sedangkan 4 sampel garam (20 %) yang lain tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BPOM. 2. Pemeriksaan kadar yodium dalam garam dengan metode ekstrak singkong

(cassava) cukup efektif dilakukan dalam lingkup rumah tangga, karena memiliki sensitivitas 100%. Akan tetapi, metode ini memerlukan konfirmasi dengan metode pemeriksaan lain yang sudah terstandarisasi antara lain iodium test dan uji titrasi garam di laboratorium, dikarenakan spesifisitasnya hanya mencapai 50%.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel garam yang lebih banyak, cakupan wilayah yang lebih luas serta pemeriksaan yang lebih akurat. 2. Pada penelitian yang menggunakan sampel garam, diperlukan teknik

prosedur pemeriksaan yang lebih teliti, dengan memperhatikan kemasan garam, kondisi fisik garam, batas kadaluwarsa, serta teknik yang tepat dalam homogenisasi yodium dalam butiran garam.

3. Hasil ekstrak singkong bisa diukur secara kuantitatif per garam dengan menggunakan spektrofotometer.

4. Setiap pengambilan garam pada ekstrak singkong harus ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan POM RI. Penentuan Kadar Spesi Iodium Dalam Garam Beriodium Dan Makanan Dengan Metode HPC Pasangan Ion. InfoPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia) 2006 Mei;7(3):1-7.

2. Irawati TE, Hamam H, Untung W. Tingkat Konsumsi Garam Beryodium Dan Kaitannya Dengan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Ibu Hamil. Journal Gizi Klinik Indonesia, The Indonesian Journal Of Clinical Nutrition (IJCN) 2011 Juli;8(1):1-6.

3. Hadiat, Upaya Mewujudkan Rencana Aksi Nasional Garam Beryodium Untuk

Semua. Seminar Nasional Ilmiah GAKI „Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI‟ 2012 Nov 29:2.

4. Syarfini. Pemeriksaan Kadar Kalium Yodat dalam Garam Konsumsi Beryodium yang Beredar di Sumatera Barat. Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. 1990.

5. Sudargo T, Hadi H, Lestariana W, Kumara A. Egg, Iodine, dan Iron Supplementation Increase Nutrition, Iodine And Iron Status In Elementary School Children Who Suffer From Iodine Deficiency Disorders. PROSIDING Seminar Nasional Ilmiah Nasional GAKI “Peran Litbang Sebagai Jembatan

Menuju Eliminasi GAKI”.h.39-41

6. Manalu L. Pemeriksaan Kadar Kalium Iodat (KIO3) Dalam Garam Dan Air Yang Dikonsumsi Masyarakat Garoga Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007 (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Medan. 2007. 7. Direktorat Standarisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan

Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Kategori pangan, BPOM RI; 2006.

8. Purbani D. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan.

9. Jooste P, Strydom E. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism (Iodine Efficiency Methods For determination of iod aqine in urine and salt Practice points Research agenda. Elsevair 2010 Feb 1;24(1):77-88.

10.Pdf SNI Garam Beryodium.pdf. Disperindag Kab. Brebes.

(55)

43

Seminar Ilmiah Nasional GAKI „Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI‟.h.75-80

12.Kumorowulan S, Kusrini I, Wibowo A, Nurcahyani YD. Perubahan Indikator Fungsi Tiroid Setelah Intervensi Sumber Iodium. PROSIDING Seminar Ilmiah

Nasional GAKI „Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI‟.h.

225-231.

13.Nurcahyani D, Yusi, Kumorowulan S. Hubungan Antara Status TSH Ibu Hamil Dengan Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran Di Daerah Endemik GAKI. Indonesian Journal Of Micronutrient 2010 Des;1(3).

14.Barret, Kim. et al. Ganong‟s Review Of Medical Physiology 23 rd Edition. Mc Graw Hill Lange.

15.Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008. h.979.

16.Murray KR. Biokimia Harper. Edisi ke-26. Jakarta: EGC; 2003. h. 448.

17.Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011. h.757-763.

18.Mutalazimah, Mulyono B, Murti B, Azwar S. Status Yodium Dan Status Tiroid Berdasarkan Karakteristik Demografi Dan Asupan Yodium Wanita Usia Subur Di Daerah Endemis Defisiensi Yodium. PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional

GAKI „Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI‟.h.199-206.

19.Pluta RM, Burke AE, Glass RM. Subclinical Hypothyroidism. JAMA 2010 Sep 22;304(12):1.

20.Anderson M, Benoist B, Rogers L. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism (Iodine Efficiency Epidemiology of iodine deficiency: Salt iodisation and iodine status Research agenda. Elsevair 2010 Feb 1;24 (1):1-11.

21.Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Iodium, Garam Beriodium, Gangguan Akibat Kekurangan Iodium GAKI). 2011.h. 4-35. 22.Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid III Ed.V. Diponegoro 71 Jakarta Pusat;2010.h.2009-2015. 23.Dyah H, Kumorowulan S. Hubungan Antara Frekuensi Konsumsi Goitrogenik

(56)

Daerah Endemik GAKI. PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional GAKI Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI. 2011. h.65-71.

24.Garam Beryodium Bikin Pintar, Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (BP2 GAKY), Bakti Husada.

25.Purnama TB. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi GAKI Pada Siswa Sekolah Dasar Di Berbagai Penelitian Tahun 2010-2011 Di Indonesia. PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional GAKI Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI 2011.h.82-88.

26.Ziemmermann MB. Iodine Deficiency. Endocrine Reviews 30; 2009. h.376-408. 27.Suhartono. Thyroid Disrupting Chemicals (TDCS): Penyebab GAKI Yang Lain?.

PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional GAKI Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI; 2010.h.127-133.

28.Kartono D, Samsudin M, Supadmi S. Pengaruh Intervensi Garam Beriodium Pada Ekskresi Iodium Urin Dan Kadar Tiroglobulin Wanita Usia Subur. PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional GAKI Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI; 2010.h.60-62.

29.Widodo U. Program Penanggulangan GAKI Di Era Otonomi Daerah. PROSIDING Seminar Ilmiah Nasional GAKI Peran Litbang Sebagai Jembatan Menuju Eliminasi GAKI; 2004.h.156-167.

30.Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor: 02942/B/SK/IX/1986 Tentang Penunjuk Pelaksanaan Teknis Pengawasan Mutu Garam Beriodium di Tingkat Distribusi/ konsumen: Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Makanan. Edisi III Jilid I. Departemen Kesehatan RI Dirjen POM. 1993-1994. h.230-233.

31.Bidang Pangan. Laporan Penelitian dan Pengembangan Metode Analisis: Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional. Badan Pengawas dan Makanan RI. 2009. (tidak dipublikasikan).

32.BPOM. Verifikasi Metode Penetapan Kadar Kalium Iodat Dalam Garam Beryodium. SNI 01-3556-2000. 2009 Agustus 07.

(57)
(58)

LAMPIRAN 2 Hasil Metode Kadar Air Dalam Garam Dengan PrepASH A. Metode Kadar Air Garam Dalam Dengan PrepASH

Step Temp 1

(oC)

Temp 2

(oC) Gas

Gas Flow (I/min)

Time (min)

Auto Stop (1/min)

Manual

Stop Result

1. 20 105 5

2. 105 105 180 0,5

mg/10

Loss (%)/Start

(A)

B. Grafik Kadar Air Dalam Garam

Keterangan Sumber:

Start Time: 7/12/2013 5:59:41 AM End Time: 7/16/2013 7:17:57 AM

(59)

47

C. Hasil Kadar Air Dalam Garam Dengan prepASH

Result: A: Loss (%)/Start

Group Pos Sample ID Tare (g) Weight

(g)

Result Weight

(g)

Calc. Time

1 003a 1 19,6348 1,0008 A 0,9938 0,699 00:40

2 003b 2 20,6886 1,0063 A 0,9981 0,815 00:40

3 004a 3 21,2162 1,0280 A 1,0129 1,469 00:37

4 004b 4 20,8363 1,0025 A 0,9870 1,546 00:33

5 005a 5 18,9450 1,0121 A 0,9916 2,025 01:17

6 005b 6 19,0065 1,0019 A 0,9830 1,886 01:14

7 006a 7 20,5459 1,0033 A 0,9686 3,459 01:14

8 006b 8 20,5898 1,0123 A 0,9773 3,457 01:14

9 007a 9 19,5924 1,0094 A 0,9863 1,851 00:38

10 007b 10 18,3388 1,0172 A 0,9995 1,740 00:38

11 008a 11 19,7440 1,0192 A 1,0075 1,148 00:31

12 008b 12 18,9875 1,0037 A 0,9906 1,305 00:31

13 009a 13 20,9012 1,0474 A 1,0152 3,074 00:39

14 009b 14 21,2818 1,0548 A 1,0231 3,005 00:39

15 010a 15 20,3048 1,0052 A 1,0231 0,597 00:24

16 010b 16 19,7939 1,0351 A 1,0281 0,676 00:24

17 011a 17 18,9811 1,0130 A 1,0026 1,027 00:25

18 011b 18 17,9247 1,0016 A 0,9913 1,028 00:25

Keterangan Sumber:

Start Time: 7/12/2013 5:59:41 AM

End Time: 7/16/2013 7:17:57 AM

(60)

D. Metode Kadar Air Dalam Garam Dengan PrepASH

E. Grafik Kadar Air Dalam Garam

Sumber: Solihin, 2013

F. Kadar Air Dalam Garam

(61)

49

2 12b

2 21,3670 1,0228 A 1,0149 0,772 00:15

3. 13a 3 19,8020 1,0284 A 1,0043 2,343 00:50

4. 13b 4 18,0967 1,0262 A 1,0007 2,485 00:50

5. 14a 5 19,8553 1,1951

A

1,1932 0,159 00:20

6. 14b 6 19,0652 1,0673 A 1,0653 0,187 00:16

7. 15a 7 19,8852 1,1307 A 1,1000 2,715 00:46

8. 15b 8 19,0038 1,0072 A 0,9801 2,691 00:41

9. 16a 9 19,5070 1,0366 A 1,0247 1,148 00:36

10. 16b 10 19,6529 1,0641 A 1,0531 1,034 00:36

11. 17a 11 19,1120 1,1646 A 1,1467 1,537 00:41

12. 17b 12 20,7531 1,0135 A 0,9980 1,529 00:37

13. 18a 13 18,3955 1,0583 A 1,0494 0,841 00:22

14. 18b 14 20,8153 1,0220 A 1,0137 0,812 00:22

15. 19a 15 19,6278 1,0263 A 0,9234 10,026 01:02

16. 19b 16 20,6093 1,0290 A 0,9322 9,407 01:12

17. 20a 17 19,0397 1,1540 A 1,1491 0,425 00:18

18. 20b 18 20,7723 1,0264 A 1,0212 0,507 00:18

19. 21a 19 20,1883 1,0108 A 0,9780 3,245 00:38

20. 21b 20 20,8999 1,1188 A 1,0828 3,218 00:38

21. 22a 21 20,3672 1,0131 A 1,0066 0,642 00:33

22. 22b 22 20,6533 1,0567 A 1,05 0,625 00:34

(62)

Lampiran 3 Hasil Volume Sampel Garam Dengan Metode Titrasi

No. Sampel Garam Volume Titrasi

(63)

51

Hasil Dari Nilai Kadar Kalium Iodat Dalam Contoh Garam

No. Nama Sampel Kadar KIO3 (mg/kg)

1. 003/internal/VII/013 158,959 mg/kg

2. 004/internal/VII/013 0 mg/kg

3. 005/internal/VII/013 64,454 mg/kg

4. 006/internal/VII/013 215,747 mg/kg

5. 007/internal/VII/013 0 mg/kg

6. 008/internal/VII/013 87,624 mg/kg

7. 009/internal/VII/013 22,671 mg/kg

8. 010/internal/VII/013 154,747 mg/kg

9. 011/internal/VII/013 62,218 mg/kg

10. 012/internal/VII/013 48,741 mg/kg

11. 013/internal/VII/013 348,063 mg/kg

12. 014/internal/VII/013 157,031 mg/kg

13. 015/internal/VII/013 256,446 mg/kg

14. 016/internal/VII/013 128,260 mg/kg

15. 017/internal/VII/013 177,352 mg/kg

16. 018/internal/VII/013 92,034 mg/kg

17. 019/internal/VII/013 0 mg/kg

18. 020/internal/VII/013 119,582 mg/kg

19. 021/internal/VII/013 39,771 mg/kg

(64)

Lampiran 4 Perbandingan Pengujian Hasil Menggunakan Metode Ekstrak Singkong, Metode Iodium test dan Metode Titrasi

No Nama Sam Syarat Hasil Kesimpulan

7. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 22,67 mg/kg TMS (rendah)

8. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 154,75 mg/kg MS (lebih)

9. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 62,22 mg/kg MS(dlm range)

10 Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 48,74 mg/kg MS(dlm range)

11. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 348,06 mg/kg MS (lebih)

12. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 157,03 mg/kg MS (lebih)

13. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 256,45 mg/kg MS (lebih)

14. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 128,26 mg/kg MS (lebih)

15. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 177,35 mg/kg MS (lebih)

16. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium Beryodium 92,03 mg/kg MS (lebih)

17. Garam krosok 30-80 mg/kg Tidak Tidak 0 mg/kg TMS

18. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium beryodium 119,58 mg/kg MS (lebih)

19. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium beryodium 39,77 mg/kg MS(dlm range)

20. Garam halus 30-80 mg/kg Beryodium beryodium 74,35 mg/kg MS(dlm range)

Keterangan:

MS: Memenuhi syarat minimal 30 mg/kg

(65)

53

LAMPIRAN 5 Gambar Alat dan Bahan Penelitian

A. Alat PrepASH

B. Alat PrepASH (print

dan komputer C. Alat PrepASH (mesin)

D. Oven E. Oven F. Timbangan Listrik

G. G. Preaksi

(66)

J. Buret

K. Timbangan Analitik

L. Krush

M. Sampel Garam Yang

Dihomogenkan N. Kanji yang sudah dilarutkan

O. Gelas ukur

P.Sarung tangan dan spidol

P. Q. Peralatan Pereaksi

R. Etiket

(67)

55

T. Kalium iodat

U. Larutan garam

V. Kanji

w. Natrium tiosulfat

X. larutan titrasi KI Y. Asam Fosfat

Z.titrasi KI kuning pucat

A. Larutan Kanji

(68)

LAMPIRAN 6 Data Hasil Uji Statistik

Yodium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak beryodium 2 10.0 10.0 10.0

Beryodium 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Titrasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak memenuhi syarat 4 20.0 20.0 20.0

Memenuhi syarat 16 80.0 80.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

ekstrak_singkong

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak beryodium 2 10.0 10.0 10.0

beryodium 18 90.0 90.0 100.0

(69)

57

LAMPIRAN 7 Riwayat Penulis Identitas

Nama : Meliansari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 28 Mei 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl.Faqih Usman, Lrg Sungai Goren II RT 053 : RW 010, Kertapati seberang ulu 1, Palembang

E-Mail : melipengenjadidokter@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

Gambar

Tabel 2.1. Syarat mutu garam konsumsi beryodium  ......................................
Tabel  2.1. Syarat Mutu Garam Konsumsi Beryodium
Gambar 2.3.  Sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid
Tabel 2.2. Rekomendasi WHO untuk asupan yodium (µg per hari)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan

KETENTUAN PEMERINGKATAN SISWA OLEH SEKOLAH.. KIP-K ALAMAT SBMPTN JADWAL UTBK UTBK PDSS SNMPTN LTMPT DESKRIPSI UTBK-SBMPTN TAHUN 2021 28 PENERIMAAN MAHASISWA BARU 20 21 PTN

Sistem pengembangan pendidikan yang diterapkan pemerintah ketika itu tidak dapat dipisahkan atas kerja sama dengan para ilmuan yang berasal dari Eropa Timur dan

Jika paten ditulis oleh dua orang penulis atau lebih, maka besaran SKKKR / SK 3 R diberikan dengan komposisi 60% Penulis Pertama dan 40% Penulis lainnya dibagi secara

Pada kegiatan inti, guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model dan pendekatan yang telah disebutkan pada metode pembelajaran..

Memperlihatkan bahwa responden yang paling banyak memiliki pendidikan seks dengan kategori cukup dan tidak melakukan perilaku seks yaitu 35 orang (64,8%) dan yang

This research was intended to evaluate the extracted Cu and Zn in a heavy metal contaminated tropical soil amended with organic matter compost and lime over the last 18 years

Loyalitas pelanggan akan membuat per- usahaan memiliki sumber pendapatan yang pasti (dari pelanggan loyal) sehingga akan membuat perusahaan tersebut mampu bersaing