• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan iklim sekolah di SMP Islam YKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan iklim sekolah di SMP Islam YKS"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

ABDUR ROI-IMAN

NIM:20201820I036

PROGRAM STUDI MANAJEMENP1B:NDIDlKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAUKLTAS ILMU TARBlVAH DANKEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

INTERPERSONAL DENGAN IKLIM SEKOLAH DI SMP ISLAM YKS telah diujikan dalam siclang munaqasyah Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta pacla tanggal 10 .luli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjal'a Program Strata I (SI)pacla .lurusan Kependidikan Islam Program Studim。ョセェ・ュ・ョ Pendidikan.

Jakarta, 10 .luli 2006

Sidang Munaqasyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Penguji I

Drs. H. Mahsusi. MM NIP. 150233 073

PUclek/

Sekretaris Merangkap Anggota

セMセカ

セZ[ZZ[MMM

セヲイqlNARrN

H. Aziz FahrurrozL MA

NIP. 150202343

Anggota

Penguji

n

Drs. H. MuarifSam, M.pel

(3)

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapal menyelesaikl1n skripsiini lepal pada

waklunya.

Penulis menyadari bahwa karya ini bllkanlah sualllllsahayarig SeJ11pUrna,

namun merupakan usaha maksimal yang penulis bisa capai untuksaat illi. Penlliisan

skripsi ini juga lidak akan lerJaksana dengan baik tanpa adanya dorongan dan

bimbingan dari berbagai pibak. lJntuk itu penulis mengucapkanterilna. kasib yang

sebesar-besarnya kepada:

I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah daIl

Keguruan lJIN Syarif Hidayalullah.

2. Bapak Drs. Syauki, MPd. Kelua Program Sludi Manajemen Pendidikan sekaligus

pembimbing yang tclah mencurahkan tcnaganya dan pikirannya dalam

mcmbimbing penulis.

3. Bapak Drs. Supandi. Kepala SMP Islam YKS Oepok dan para srnfpengajar yang

telab membanlu dan mengizinkan penulis mclakukan pcnelitian di SMP terscbut.

4. Orang tua yang lelah mcmbcrikan kasih saYaIlg, cinta dan dOaIlya kepada pcnulis

dengan penub ikhlas dan pcngorbanan.

5. Kakak-kakakku dan adik-adikku yang tclah mcmbcrikan banluaIl baik barupl1

Illateri I Illaupun IlloriI.

(4)

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 29 Juni 2006

(5)

KATA I'ENGANTAR ..

DAFTAR lSI iii

DAFTAR T ABEL VI

DAFTAR GAMBAR Vll

BAB I I'ENDAHlJLUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 3

C. Pembatasan Masalah ;.... 4

D. Perumusan Masalah 5

E. Manfaat Penelitian 5

F. Sistcmatika PeIllIlisan 6

BAB II KA.JlAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

I'ENELITIAN

A. Kajian Teori セG ; ' セN[Z[ :.;.; 7

1. Hakekat lklim Sekolah

L

L...

7

a. Delinisi lklim Sekolah 7

b. Fungsi lklim Sekolah Bagi Pencapaian Tujuan Sekolah... 1I

(6)

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal di Sekolah 25 b. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Interpersonal di Sekolah... 28 e. Teknik Komunikasi Interpersonal di Sekolah 34 d. KOffillnikasi Interpersonal yang Efektif di Sekolah 35 e. Penman Kepala Sekolah dalam Komunikasi Interpersonal

di Sekolah... 39

B. Kerangka Berpikir 43

C. Hipotesis Penelitian ,... 45

BAB III METODE I'ENELlTlAN

A. Tujuan Penelitian 46

B. Metode Penelitian 46

C. Poplliasi Penelitian ,... 46 D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 47

E. lnstrumen Penetitian 48

F. Metode Pengumpulan Data 54

G. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 54

(7)

Ii:. Pcmbahasan Basil Pcnclitian .

2. Visi Misi SMP Islam YKS .

3. Struktur Organisasi .

B. Dcskripsi Data ;

1. Komunikasi Interpersonal ..

2. Iklim Organisasi SekdIah " .

C. I-Iasil IJji Pcrsyaratan Analisa Data .

a. Uji NOl"lnalitas .

b. Uji I-inieritas ..

D. Pcngujian Hipotcsis ..

57

57

58

58

60

62

62

63

63

64

BAB V PENUTlJP

A. Kesimpulan 66

B. Saran... 67

DAFTAH. PLJSTAKA 69

(8)

3. Tubel lnterpretusi "r" 53

4. Tabci Distribusi Frekuensi Skor 58

[image:8.524.75.492.9.693.2]
(9)

Cara Mcningkatkan K0Il111nikasi dalall1 Organisasi . 42

3. Poligon Frckllcnsi K0Il111nikasi Interpersonal ,... 59

(10)

A. Llltllf Bclllkllug MllSlllllh

Organisasi sekolah merupakan suatu sistem yang mengkoordinasikal1 aktifitas

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam undang-undang sistem

pendidikan nasional No. 20 Pasal 3 tahun 2003 disebutkah bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengenlbangkan. ke11l

lUn

pu

ah .

dan membentuk watak serta peradabanbangsayang jben

ll

artabatdala

lTI

rangka meneerdaskan kehidupan bangsa,beliujuanuntuk berkembangnya/potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan beliak""akepada Tllban Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berih

ll

u, eakaI', krcatif, mandiri, dan menjadi warga Negalll yang demokratis serta bertanggungjawab. I

Untuk mencapai tujuan tersebut di atasdiI'erJukankoordinasibeberaI'a

komponen yang terlibat didalamnya, misalnya kepala sekoJah,g11ru-g1Jru, siswadan

iセャウゥャゥエ。ウョケ。N Kcpala sckolah harus mampu mcngkoordinasikegiatanguru-guru

schingga pengajaran dapat becjalan dengan Jancar. Perlu dillpaya.ka.nketjasa11la yang

baik antal'll personalia sekoJah agar tereipta iklin1 kerja dal1beJajaryangkondusif.

Oleh sebab itu sekolah perlu memahami k0111unikasi organisast dengan baik.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga haJnyabagi

organisasi sckolah. Dcngan adanya organisasi yangbaik akan terciptasuasana kelja

dan bclajar yang kondusif. Sebaliknya banyak organisasi yangberantaka11bila

I Undang-Undang ReplIblik Indonesia, No. 20 Pasal 3 lahlln2003 "Sistem. Pendidikan

(11)

keJancaran kegiatan belajar mengajar di sekoJah.

Dengan mengeljakan tugas sekolah, guru-guru banyak bergauJ dengan semua

pihak yang bertalian dengan pendidikan, seperti bergaul dengan kepaJa sekolah,

pegawai, orang tua siswa/masyarakat, dan juga dengan para siswa. Namun demikian

hubungan dan komunikasi yang paling banyak diJakukan adaJah antara kepala

sekoJah dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan siswa. Kepala sekolah.

harus dapat membangun keakraban diantara personaJia sekoJah. Karena suasana

sekolah yang menyenangkan dapat meningkatkan semangat kerja guru dan prestasi

belajar siswa.

Dalam kehidupan sehari-hari salah satu jenis komunikasi yang banyak

dilakukan adalah komunikasi interpersonal, karena jenis komunikasi ini dapat

menjalin hubungan yang hannonis dengan orang lain. Dimana hubungan ita sangat

diperiukan untuk membina kelja samfl yang efektif daJam fmatu organisasi sekoJah.

DaJam organisasi sekoJah terdapat orang-orang yang hams 「・ォ・セェ。 satha untuk

mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan pendidikan. Orang yang bekerja sama itu

mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuan interpersonal alau kebutuhan

sosial dapat dipenuhi malalui komunikasi interpersonal. Menyadari pentingnya

komunikasi interpersonal dalam lingkungan organisasi sekoJah, maka kepala sekoJah

dan guru-guru harus memahami dan meJaksanakannya secara efektif agar tercipta

(12)

efektifitas komunikasi interpersonal dalam menghadapi tantangan pekerjaan,

pengambilan keputusan, pembinaan guru, pemecahan masalah, dan konflik dalam

organisasi sekolah. Dalam masyarakat modern dimal1.a perkembangan ilmu

pcngetahuan dan teknologi ml\ju pcsat, keadamll masyarakat juga lhel\iadi lebih

konplek dan rumit. Peranan kepala sekolah sangat menentukandalammenciptakan

kepuasan kelja dikalangan personaliasekobh. Kepala sekolah hal"us dapat

membangun keakraban antam personal ia sekolah, terlltama guru dengan guru.

Keakaraban itu bisa dilakukan antara lain; dengan mellghargai serta menjunjung

prestise seseorang, dengau berbagai kesuksesan, dan dengal1· nlemberi kescmpatan

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulismerasatertarikl.lntuk

l11c1akukan pcnclitian tcntang hubungan antarakOlllunibsiillterpcrSollaldcngan

iklim organisasi sckolah.

B. Idcntilikasi Masalah

Dari uraian latar bclakang di atas, maka dapat diidcntikasi masalah scbagai

berikut:

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang efektif dapat terlaksana disekolah?

2. Apakah komunikasi interpersonal yang efektif dapat meningkatkml prestasi

(13)

interpersonal dapat terlaksana seeara efektif?

4. i\pakah hubungan antara iklill1 organisasi sekolah dengan kepemimpinan

sekolah?

5. Apukah iklim orgal1lsasl yang kondusif dapat mcnil1gkatkankine,ja gutu

disekolah?

6. Apakah ada hubungan yang positif antara efektifitas komunikasiinterpersonal

dikalangan personalia sekolah dengan iklim organisasi sekolah?

C. }'cmblltllsan Mllsalah

lJntuk lebih ll1emperje1as masalah dalam penelitian ini, maka rung lingkup

permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

a. KOll1unikasi interpersonal di kalangan personalia sekolah dibatasi pada

pelaksanaan komunikasi intellJerSonal yang efektif dikalangan personalia

edukatif yaitu antara kepala sekolah dengan pata guru yang tergambar dengan

adanya keterbukaan, empati, kepositifan, dukungan dan kesamaan dalam

berkomunikasi.

b. Iklim organisasi sekolah dibatasi pada SUSlSaIJa lI."lSl·"".ll bl,laj:'lf 111"l1lSUJ

sekolah yang digambmkan oleh dimensi iklim organisai ウ・Qセッィャィ

alas rasa tanggung jawab, standaI', harapan tentang kualitas sekoJah, ganjaran

(14)

Dari uraian identiflkasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah: "Apakah terdapat hubungan yang positif

antara komunikasi interpersonal dikalangan personalia sekolah dengan iklim

organisasi sekolah SMP ISLAM YKS PANCORANMAS-DEPOK"

E. Manfaat Penelitian

Basil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memberi swnbangan bagi:

1. Kepala sekolah, sebagai masllkan llnlllkll1emahmrii dan l11enyempllrnakatl

kemampllan berkomunikasi, khususJ1ya komunikasi interpersonaL

2. Guru, sebagai referensi dan informasi dalammdaksanakan komunikasi

interpersonal yang efektif di sekolah.

3. Organisasi sekolah, sebagai pedoman untuk meningkatkan suasana atau

sitllasi kelja yang kondllsif.

4. Peneliti, sebagai penambah wawasan tentang perlunya konllll1ikasi

interpersonalllntuk menciptakatl iklim organisasi yangkol1dusif.

5. Pemerhati pengembatlgan orgatlisasi, sebagai bahan referensi dalam

(15)

sub bab, yaitu :

BAB I I>ENDAHULUAN

Yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, manfuat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II D1,SKRIPSI TEORI, KA.IIAN BERPIKIR nAN PERUl\!iUSAN

HIPOTESIS

Yang llleliputi: hakekat komunikasi interpersonal di sekolah,hakekat iklim

organisasi sekolah.

BAB III METOnELOGI PENELITIAN

Meliputi : tujuan penelitiatl, metotle penelitian, populasi penelitiatl, variabel

dan definisi operasional variabel, instl'Umenipenelititlll, .rnetode pengUl11pUlall

data, metode analisis data dan pengujianhipotesis,danlokasi dan waktu

penelitian,

BAB IV HASIL PENElITIAN

Yang meliputi: protil umum 8MP Islam: YK8, deskripsi data, hasH uji

persyaratan analisa data, pengujiatl hipotesisi dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V PENUTUP

(16)

A. KA.JlAN T1cORI

1. Bakeleat llelim Seleolah a. Definisi llelim Sclmlah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, IstiIah ikIim biasanya berkaitall

dengan meteorologi yang berarli sebagai "IIawa, suhu atau euaea suatu daerah,

sedangkan iklim organisasi adalah keadaan yang terdapat daIam suatu organisasi."t

Menurut Richard M. Steers yang 、ゥエ・セェ・ュ。ィォ。ョ oleh Magdalena Janin

mengemukakan bahwa iklim organisasi adaIah "Sifat-sifat atau eiri yang dirasa

tcrdapat dalam lingkungan kelja dan timbuI terutama karena kegiatan organisasi,

yang diIaksanab n seeara sadar atau tidak dan yang dianggap mempengaruhi perilaku

kemudian.,,2

Menurut Keith Davis yang diteljemahkan oleh Agus Dharma menyebutkan

bahwa "Iklim organisasi adalah lingkungan menusia di dalam mana pegawai

organisasi melakukan pekerjaan mereka."3

I Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengetahuan Bahasa, Kamus Besar· Bahasa

/ndonersia, (Jakarta: Depdikblld RI. 1998). h. 322.

, Ricard M. Sreers,tleklivilas Organisasi, te.jemahan Magdakna Janin, (Jakarta: Erlangga,

1985).h.120

, Keith Davis dan Jo.m W. Newstrom, Peri/aku Organisasi, terjemahan AgllS Dharma,

(17)

Pendapat Tagiuri yang disalin ulang oleh Ami Muhammad mengatakan

bahwa: "Iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan intemal

organisasi yang dialami oleh anggota-mlggotanya, mempengaruhi tingkah laku

mcreka serta dapat diuraikml dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu

dari lingkungan.,,4

Pay ne dan Pugh mendefinisikan iklim organisasi dalam buku Komunikasi

Organisasi yang tcrtulis oleh Ami Muhammad menyatakan: "Suatu konscp yang

merelleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma,

perasaan mlggota terhadap sistem sosial.,,5

Mcnurut Larsen yang disalin oleh

organisasi sckolah adalah norma-norma,

personalia sekolah yang menguasai

Sementara itu Silver yang juga disalin

bahwa: "Iklim (,rgmlisasi sekolah sebagai suatu pel'pa,c1mm

"II''''''

k.epem,il11lpillan

kepala sekolah dengan interaksi

Aspek-aspek pcrilaku kcpala sekolah ialah:

I) Menciptakan jarak hubungan atau perga.ulcll1

2) Menciptakan pada produksi sekolah

, Ami Muhammad,Gp. Cit., h. 82.

5Ibid, h. 82-83

(,Made PidartaOp,cil.h.65

(18)

3) Membuat persahabatan

4) Mempeliimbangkan individualitas atau kemanusiaan

Sedangkan dimensi-dimensi interaksi kelompok guru adalah:

1) Perpecahan

2) Terlalu banyak berurusan dengan ketatausahaan

3) Ada rasa kcbcrsamaan scpcrli gcmbira, kCI:iaSal11a, dan loyal

4) Pergallian yang inlil11 l11engandung kepercayaan, melibatkan kehidupan

pribadi, serla bersahabat sampai di luar pekerjaan dinas.S

Keempat aspek perilaku kepala sekolah tersebut di atas harllstetap ada,

namun keempat dimensi interaksi guru-guru tidak perlu selaluada,sebabhal itu

merupakan tingkatan-tingkatan, kalau bisa 1 dan 2 diktrraIlgi atalidihilaIlgkan.

Dengan demikian, perpaduan antara perilaku kepala sekolah deng!ln guru yang

dikatakan sebagai iklim organisasi sekolah sebagiaIl besar bersifatpositif. Hal ini

akan mcmbuat norma, harapanm dan kepercayaan para guru lllenjadipositif pula

dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik danpengajar di sekolah. Inilah yang

dimaksud dcngan iklil11 organisasi yaIlg kondusif menurut Laser.

Pcndapat Silver yang dikutip oleh Made Pidarta mengemukakanbahvva iklim

illl mcmiliki tingkalan-tingkalan mulai dari yang paling kondusif'sampai dengan yang

paling tidak kondusifi sebagai berikut:

(19)

1) lklim terbuka, ialah hubungan dan pergaulan berjalan lancar, tidak ada sesuatu

yang bersi fat rahasia

2) Iklim autonomi, yaitu guru-guru dapat kebebasan berinisiatif, berkreasi dan

bekerja, juga bebas dalam memenuhi kebutuha:mya

3) Iklim terkontrol, ialah apabila gum-guru diharapkan bekerja dengan tekun

tetapi tetap memiliki rasa kebersamaan.

4) Iklim kekeluargaan, yaitu melllentingkan ォ・セゥ。ウ。ュ。 dan toleransi cukup tinggi

5) lklim kcbapaan, adalah mankala guru-guru bckcrja relatif taat kcpada rcrintah

kepala sckolah serta tidak Illclllbantah

6) lklim tertutup, ialah kontak hubungan yang sangat :>edikit, orang cenderung

bekelja sendiri, dengan kompetisi yang cukup tinggi.9

Dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan iklim tersebut di atas, kepala

sekolah seharusnya berusaha menciptakan iklim pada tingkatan-tingkatan yang diatas

dan Illenjauhkan dari kemungkinan terjadinya iklim pada tingkatan yangdibawah.

Menurut pendapat John Patty yang disalinulang oleh Made Pidarta adalah

sebagai berikut: "Iklim organisasi disamping mempengaruhi kegairahan guru bekerja,

juga berpengaruh langsung terhadap sikap guru seliapelaksana motivasi disekolah.,,10

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi

sekolah adalah suasana atau situasi kelja di mana di dalamnya terjalin interaksi

kepala sekolah dengan para guru kearah pencapaian tujuan organisasi sekolah yang

') Ibid, h.68

(20)

menggambarkan tentang bagaimana manusia yang ada dalam orgill1isasi itu saling

berhllbungan.

b. Fungsi Ildim Organislisi Bagi Pencap:lian Tujmm Sekolah

Ada bebrapa indikasi pokok yang dapat dipakai sebagai kriteria keberhasilan

suatu organisasi, yaitu:

a) Giセ」イ」。ー。ゥョケ。 tujuan ()rganisasi

b) Organisasi mampll memenllhi dan I1lcmanfaatkan scgala sllmbcr yang ada

sccara maksimal

c) l3awahan dan mitra kelja/usaha mcrasa puas

d) Tcrdapat kcscpakatan antara anggota dalam orgamsasl dari bcrbagai

tingkatan tcrhadap apa yang akan dan sedill1g dilakllkan.

e) Organisasi mcmberikill1 pclayanan terhadap kepentingan yill1g paling baik

1 . k II

(an masyara ·at.

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dill1 unik. Bersifat kompleks

karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu

sama lain saling berkaitill1 dill1 saling menentllkill1. Sedangkan bersifat llllik,

mCllllnjllkkan bahwa sckolah scbagai organisasi-orgilllisasi lain. Ciri-ciri yill1g

I1lcncl1lpatkan sckolah mcmiliki karaktcr tcrscndiri, dimana tcrjadi proscs bclajar

I1lcngajar, tcmpat lcrsclcnggaranya pcmblldayaan kchidupan umat manllsia. Karena

(21)

sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolab sebagai organisasi mempunyai

t1uuan yang berbeda-beda dengan organisasi lainnya.

Iklim organisasi sekolah mempunyai pengamh yang cukup besar terhadap

keberhasilan bagi pencapaian tujuan sekolah. Menurut Compbell yang dikutip oleh

Ami Muhammad, "Iklim organisasi cenderung mendukung kesimpulan bahwa Iebih

positif iklim lebih produktif organisasi.,,12 Iklim yang positif ini tidak hanya

menguntungkan organisasi sekolah, tetapi juga penting bagi personalia sekoiah yang

ada dalam organisasi itu.

Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah Iaku anggota

organisasi dan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinelja ォ・セェ。 guru

dan keberhasilan belajar siswa. Iklim organisasi yang kondusif memberikan perasaan

nyan1an dan bebas bagi para guru untuk bekeda maUplll1 para siswa yang belajar. Hal

ini mell1ungkinkan prestasi 「・ォ・セェ。 dan belajar mereka semakain meningkat.

c. Dimensi I1dim OrganisasiSekulah

Iklim yang ada dalam organisasi sekolah dipengaruhi hampir sell1ua hal yang

terjadi dalall1 organisasi sekolah tersebut. Hal itu mell1berikan gall1baran babwa iklim

organisasi sekolah mCll1iliki beberapa dimensi yang ada di dalall1nya. Menurut Litwin

dan Stringers yang dikutip oleh Ami Muhammadmenyebutkan sebagai berikut: "

Dimensi iklim organisasi adalah : (I) Rasa tanggung jawab, (2) Standar dan harapan

(22)

tentang kualitas pekeljaan, (3) Ganjaran atau reward, (4) RasaPersaudaraan, dan (5) Semangat tim.

Menurllt Cambell dan rekannya yang dikutjp Magda Lena Janin menyebutkan bahwa iklim organisasi memiliki dimensi-dimensisebagai berikut:

a. Struktur tugas

b. Hubungan imbalan - hukuman e. Sentralisasi keputusan

d. Tekanan pada prestasi

e. Tekanan pada latihan dan pengemhangan.

L Keamanan versus resiko

g. Keterbllkaan versus ketertlltllpall h. Stalus dan semangal

I. l'engakuan dan umpan balik

J. Kompetisi dan keillwesan organisasi Sccara umlJm,n

Dimcnsi-climcnsi tersebut clapat clijelaskan sebagai herikut: J) Strllktur tugas

Struktur tugas merupakan salah satu climel1si yaJlg clapatlnel1ehtukah iklim organisasi sekolah. Struktur merupakan penempatan persanaliada.lanlorganisasi sekolah. Dalam kaitan struktur clan organisasi sekalah yang Jehihdiperhatikahadalah bagaimana perilaku personaJia sekolahclalam susumln< or'ganisasiyang sudah clitentukan. Hal 1111 biasanya berkaitan dengan maslrlah scperti ·htrhungan

organisatoris. tmgkat formulasi yaitu scjauh mana orgahisasiherpegang [lacla peraluran lertulis yang ada, pcmbagian tllgas dan prosedurpClaksana.a.ntugas.

Beberapa penelitian tentang pengaruh struktur orgahisasiterhaclap iklim organisasi pernah dilakukan oleh Morow, Bowers dan Sesha.re,<Payhea.nclPheysey,

(23)

yang mcnunjukkan bahwa makin tinggi "Penstrukturan" suatu organisasi, yaitu

semakin tinggi tingkat sentralisasi dan formulasi (terlalu orielltasipada peraturan)

maka lingkungan organisasi akan terasa makin kaku.

2) Hubungan imbalan hukuman

Keadaan iklim organisasi sekolah dapat pula ditentukan oleh system ganjaran

yang berlaku dalam organisasi sekolah. System ganjaran ini meliputi pemberian

imbalan dan hukuman. 1mbalan yang diberikan pada guru clapat berupa pujian,

promosi atau penghargaan bagi guru-guru yang berprestasi. Seseorang eenderung ikut

serta dalam ォHセァゥ。エ。ョ organisasi apabila imbalanyang mereka terima sebanding

dengan jerih payah atau usaha yang mereka lakukan clemi untukkepentingan

organisasi. Jadi apabila imbalan yang cliberikanpaJaguru-gllrudiclasarkan atas

prestasi dan jasa yang telah mereka berikan, bukan pada pertinlbangan lain seperti

I'avoritisme dan senioritas, maka hal ini dapat membantu terciptanyaiklim yang

berorientasi pada prestasi clan memllngkinkan gllru-gutu untuk meneapai tujllan

organlsasl.

Oi samping pemberian imbalan, eara pembetian hukuman dapat pula

menentukan iklim organisasi sekolah. Oalam upaya mendptakan iklim organisasi

sekolah yang baik, pemberian hukuman harus bersi£'lt objektif da!am mti

menunjukkan kesalahan yaI1g telah cliperbuat, tidak merendahkan martabat, misalnya

(24)

3) Sentralisasi keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu tugas yang paling penting bagi

kepala sekolah. Dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya sckolah menjalankan

peranannya sebagai pemimppin akan sangat tergantung pada kemampuannya

mengambil keputusan.

Mengikut sertakan para guru dalam pengambilan keputusan merupakan hal

penting yang ha:us diperhatikan oleh kepala sekolah. Hal ini tidak berarti kepala

sekolah lepas tanggung jawab begitu saja, ia merupakan pengambil keputusan

terakhir untuk dilaksanakan bawalumnya.

4) Tekanan pada prestasi

Kesempatan untuk ikut serta dalam menentukan iklim yang ada dalam suatu

organisasi merupakan kewajiban setiap karyawan, menurut Kiet David dan John W.

Newstrom "Dalam diri setiap karyawan biasanya mempunyai keinginan untuk dapat

melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan memberikan dan memberikan

sumbangannya untuk kepentingan organisasi.,,14 Dengan kata lain karyawill1 tersebut

mempunyai motivasi untuk berprestasi, yaitu dorongilll untuk mengatasi segala

tantangan dan hambatan dalam meneapai ttUUill1.

Olch karena itu kepala sekolah harus dapat memberikan kepercayaill1 dan

tanggungjawab yang cukup bcsar pada guru untuk dapat melaksanakan pekeljaan

dengan baik. Jika guru diberikan kesempatan untuk dapat mcngerjakan pekerjaannya

menurut cam berpikir dan keahlianl1ya c1alam batas-batas yang diperbolehkan dalam

(25)

standar pelaksanaan kerja yang berlaku akan menimbulkan kepuasan kerja gum yang

bersangkutan. Sebaliknya j ika gum tidak diberikan kebebasan atau terlalu diatur oleh

kepala sekolah, maka akan menimbulkan rasa tidak puas bagi gum tersebut.

5) Tekanan pada latihan dan pengembangan

Poinl ini bcrkailan dcngan bagaimana orgamsasl sckolah Illcmbcrikan

kcsempalan kcpada guru unluk mengembangkan kecakapan mereka. Usaha untuk

mcngcmbangkan prcslasi kCI:ja guru dapal dilaksanakan melalui kegiatan latihan dan

pcngembangan. Kcgiatan lalihan dan pcngcmbangan diberikan pada guru lama dan

banI. Guru lama masa kcrjanya, mcmcrlukan latihan untuk tetap siap menghadapi

tuntutan perubahan dan pcrkembangan dunia pendidikan sedangkan untuk gum baru,

lalihan diperlukan untuk melaksanakan kcrjanya.

6) Keamanan versus resiko

Di samping perasaan puas, guru juga memerlukatl rasa aman. Organisasi

sckolah yang mcmbcrikan rasa aman bagi pcrsonilnya sec:ara langsullgatau tidak

langsung dapal mcmbanlu tcrciptanya iklim dalam bekerja yangtenallg dan tcntram.

Guru yang terlalu banyak dibcrikan pekcrjaan yang hams diselesaikandalanl waktll

yang lcrbatas alau beban kelja yang diberikan tidak sesuai dengan kemanlpuannya

akan dapal menilllbulkan perasaan celllas dalalll dirinya. Pekerjaan yang terlalu ketat

diawasi kepala sekolah dapal juga lllcnimbulkan perasaan tidak senal1gdalam diri

(26)

7) Kctcrbukaan vcrsus kctcrtutupan

Kcpala sckolah yang baik adalah pnTIpman yang dapat mengembangkan

suasana kctcrbukaan dalam komunikasi tcrutama dalam menyampaikan tujuan

organisasi sckolah, kcbijaksanaan, pcraturan, perintah yang jelas. Hal terseb'lt dapat

mcmbantu para guru mcmahami tugasnya scbagai pendidik.

8) Stalus dan scmangat

Status Illcrupakan tingkalan sosial scscorang daltlm hubungan dcngan orang

lain dalam kclompok. Bagi bcbcrapa orang status mcrupakan hal yang pcnling dan

Illcrcka akan bckclja kcras untuk mcndapatkan status yang Iebih tbggi dan mcrcka

akan 「」ォ」セェ。 kcras untuk mcndapatkan status yang Icbih tinggi dalam kclomp()knya.

Organisasi sckolah yang baik adalah yang mampu mcmbcrikan pcnghargaan

kcpada guru yang dikaitkan dcngan pelaksanaan kCI:ja tcrbaik.Jikatclahdihargai oleh

orang lain dalam organisasi, maka orang itu akan merasa bahwaotganisasi

Illcrupakan tcmpat bckclja yang baik dan hal ini akan mcnimbulkan scmangat bag;

orang yang mcmiliki prcstasi kClja terbaik dapat mcmbantlltcrciptanya iklim

organisasi yang lebih partisipatif. Dcngan pemberian stat1lS sescorangguru akan

menjadi bersemangat dan mcrasa dirinya berharga da1am organisasi sckolah.

9) Pcngakuan dan umpan balik

lklim organisasi sckolah juga ditentukan oleh adanyapcngakuan dan

pemberian umpail balik atas pelaksanaan kcrjanya.Pada dasarnya setiapguru akan

merasa senang jika mcndapat scnang jika mendapat pcngakuan dari kepala sekolah

(27)

jclas mengenai hasil kelja yang telah dicapai guru akan menimbulkan kegairah dalam

kerja dan meningkatkan kepercayaan diri.

Dcngan demikian kcpala sekolah yang banyak membcrikan pcngakuan dan

1I111pan halik dali pclaksanaan kCI:ja guru akan sangat mcmbantu tcrciptanya iklim

yang transparan dan lebih beroricntasi pada prcstasi, dimana gum akan merasa ikut

bcrlanggung jawab tcrhadap pcncapaian tujuan organisasi sckolah.

10) ](opclcnsi dan kcluwcsan orgallisasi sccara umum

Organisasi sckolah yang baik adala yang mampu mcrumuskan tujuannya

dcngan jclas. .Jib lujllan lidak jclas masing-masing anggota organisasi akan hcrgcrak

kc arah yang hcrhcda-hcda. Kcadaan ini akan bcrlangsung sclama tidak ada kcsamaan

pcmahaman alas lujuall organisasi. Di samping itu akan lcbih baik lagj jika para guru

ikul dilibatkan dalam pcnclapan tujuall. Dcngan cara ini guru akan mcrasa tcrikat dan

akan bcrusaha dcngan sunf',guh-sungguh mencapai tujuan lersebut.

Dalam pcncapaian luj uan yang lclah ditctapkan tidak mcnutup kcmungkinan

ada guru yang mcnghadapi bcrbagai macam kcsulitan. Oleh karena itu hcndaknya

organisasi sckolah bcrsifat dan bcrtindak luwcs atau tidak kaku dalam menghadapi

kcsulitan, hambatan dan rintangan yang ada dalam pelaksanaan aturan kerja

(28)

Mcnurut sutarto, "Hanya pcjah'lt yang mcngctahui dan mcyakini tujuan

organisasinya akan dapat bckclja dcngan sungguh-sungguh, mau mcnyumbangkan

idcnya, pcngalamannya, kccakapannya, dcmi tercapainya tujuan organisasi." 15

d. Bentuk Iklim Organisasi Sclwlah

Terdapat dua macam iklim organisasi sekolah yaitu iklim terbuka dan iklim

tertutup. lklim tcrbuka yaitu suatu iklim yang lebih mengarah pada suasana

partisipatif dalam suatu organisasi yang akan sangat ditcntllkan okh kcpala ,;ckolah

yang mcncrapkan gaya kcpcmimpinan yang dcmokratis. Dalarn prakteknya kcpala

sckolah yang I1lcncrapkan gaya kcpcl1lil1lpinan dcmokratis akan mcmandang guru

scbagai orang yang bcrharga dalam organisasi sekolah, sehingga ia bcrusaha untuk

I11cmbantu para guru agar c1apat mclaksanakan pckcljaannya dcngan bailc Dcngan

c1cmikian iklim organisasi sckolah Icbih bcroricntasi pada kcpcntingan manusia dalam

orgam sas1.

Dalam iklim tcrbuka juga ditandai dcngan adanya otonomi ylmg diberikan

kepada guru untuk mcncntukan tindakannya sendiri, kcpala sckolah mergijinkan para

guru untuk ikut bcrpartisipasi dalam pcngambilan kcputusan yang bcrkaitan dcngan

pckcrjaan mcrcka, scrta adanya komunikasi yang tcrbuka antara kcpala sckolah

dcngan guru dm, antara scsama guru.

Iklim tcrtutup yaitu Icbih mcngarah pada suasana otokratis yang juga

c1itcntukan olch gaya kcpcmimpinan yang otokratis. Pimpinan ini biasanya tcrgantung

(29)

pada kekuasaan fUrJnalnya dan kurang memandang bawahannya sebagai manllsia

yang berharga dalam organisasi. Iklim ini memandang bawahannya hanya sebagai

alat-alat pelaksana tugas dan kegiatan saja.

Organisasi sekolah yang memil iki em iklim tertutllp yaitu pengambilan

keputusan terpllsat pada kepala sekolah tanpa adanya keikutsertaaan pada guru.

Kcpala sckolah tcrlalu bcrpcgang teguh pada pcraturan tertulis, kurang pereaya pada

guru, schingga guru tidak dibcri kcscmpatan untuk bebas menentukan tindakannya

sendiri dan komunikasi akan bersillit tertutup.

c. FaktOl'-fakl<)I' yang Mcmpcngaruhi Iklim Ot'ganisasi Sckohlh

Banyak hal yang mempengaruhi iklim organisasi sekolah. Hal-hal yang

mempengaruhi organisasi sekolah menurut Made Pidarta sebagai berikut:

l) Penempatan personalia sekolah

2) Pembinaan antar hubungan dan komunikasi

3) Dimensi dan konllik

5) Peningkatanlingkungan kelja serta lingkunganbelajar.16

Hal ini sccara bcrturul-lurul akan diuraikan scbagai bcrikut:

a) Pcncmpalan Pcrsonalia sckolah

Kcsalahan dalam mcncmpalkan pcrsonalia sckolah, khusu$nya gurucguru

dapal membuat perilakll mereka terganggu yang pada gilirannya bisa Inerusak iklim

(30)

organisasi sckolah. Olch scbab itu mcncmpatkan guru-guru hcndaklah sesuai dcngan

spcsialisasi kcgcmaran/kctcrampilan dan atau wataknya..

Mcnurut Organ yang disalin ulang oleh Madc Pidarta, "Sumber stress

adalah mcndapat tugas yang bcrlebih-lcbihan, tugas-tugas yang ambigu atau tidak

jclas, konflik batin dan ketidakmampuan mcnycsuaikan diri dcngan sitmisi pqlitik."I7

Sedangkan mcnurut Samusi yang dikutip oleh Made Pidarla menycbutkan

bahwa pcnanganan pcrsonalia sckolah scbagai dcmokraHsasi dalam pcngelolaan

scbagai bcrikut:

I) Kcahlian atau spcsialisasi sctiap guru dihargai dan ditempatkaJlscbagaimana

I11cstinya

2) Kcterampilan guru-guru disalurkan untuk menangarJikegiatan-kegiataJl para

siswa dalam praktek, baik dalam kClja nyata, ckstrakulikuler,ITlaUpUn dalam

ckstrakulikulcr.

3) Kcgcmaran/hobi masing-masing guru jugatersalurkan padakegiatan-kegiatan

proscs bclajar mcngajar yang scsuai.

4) Watak-watak guru khususnya guru SO diearikan tcrnpat yangcocokdengan

syarat-syarat yang dibutuhkan oleh kelompok siswa alau kelas.

5) Pcrlukaran guru kelas dilakukan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan

6) Kcbcbasan l11el11ilih kclompok dalam ォ・セゥ。 kelompok jugadiberikan terutama

dalal11 I11cl11bina para siswa bckelja nyata.

(31)

7) SClllun pcrubahan posisi, tClllpal kClja, dan kClja ke1olllpok diatur lcwat Illusyawarah untuk mcndapatkan kata sepakaL18

b) Pcmbinaan Antal' Hubungan Komunikasi

Iklilll organisasi sckolah terutallla ditentukan oleh hubungan dan komunikasi antar personalia sekolah. Antill' hubnngan itu banyak エ・セェ。、ゥ dalam Illclaksanakan tugas sehari-hari disckolah yang bcrkaitan dcngan proses lllendidik dan

Dnlnlll pergaulan dan kOlllunikasi anlar guru, Finel] mengusulkan scbagai bcrikul: "Kepala sekolah hanls Illengusahakan kepuasan kelja yang bersinlt inslrinsik dengan cam ( I ) Illcningknlkan parlisipasi, (2) Illelllbcri pengakuan atas prestasi guru- . guru, (3) melllberikan intensif kepada yang berpartisipasi,dan (4) mel1.delegasikan

1<)

tugas-tugas.

c) Dilllensi dan Konllik

Dinamika guru-guru dalam bcrinisiatif, mcngkreasikilll sesuatu atau menciptakan ide-ide perlu di pacu bila ingin sekolah mcnjadi maju. Nilll1lln demikian bila dinamika itu tidak dikcndalikan sccara bijaksillla, iabisa mcrupakan sumber kcgoncangan sckolah. Dalam dinamika, setiap guru mempunyai pikiran, ide dan arah sendirisendiri. Ide-ide ini bisa saja bertcntangan satu dcngan yang lain, malah bisa mengarah kepennusuhan manakala rnasing-masing menang sendiri. Bila hal ini

'" Ibid, h. 72.

(32)

teljadi di sekolah, maka gejolak sekolah tidak bisa dihirtdarkan,persatuan dan

kesatuan akan menjadi rusak.

Dinamika sekolah sangat mungkin menimbulkankorrtpetisi 、ゥ。ョエセュャ para

guru. Setiap guru boleh saja berkompetisi asal sehat, yang herarti nlereka tetap

bertanggungjawab memlihara sikap ilmiah, kestabilan sekc>1ah, memajuklln

pendidikan clan meneiptakan iklim kelja yang kondusif.

Walaupun kepala sekolah sudah berusaha seperluh hati dan pikirannya

mengupayakan agar clinamika sekolah ticlak sampai menjurlJs kelirah negatif, seperti

konllik. pennusuhan. clendam clan stress, namun sekali dna kalill1Ungkinjuga hal itn

bisa teljadi. iセゥャ。 konllik ini ticlak clitangani seear!1 bijaksana maim dapat merusak

iklim organisasi sekolah.

a) I'emanfaatan Infonnasi

Informasi merupakan bagian yang piOnting dari siuatu organisasi sekolah.

Dalam membnat antisipasi memerlnkan data yang Iengkap, yang baru,dan relevan.

Tanpa data seperti itu antisipasi sekolah terhadap perkembanglln lirtgkungan akan

meleset, yang snaah tentu akan merugikan program pendidikalldlll1sekolahpada

umumnya. Begitu pula halnya dengan membuatstrategi,mengeniballgkaninovasi

penaiclikan, clan melakukan pereneanaan penclidikan dal1pengajaran, semulll1ya

membutuhkan data lengkap, baru dan relevan. Selain itu infOlTIlasi bennanfaat untuk

mengetahui kondisi dan kebutuhan masyarakat sekitar sekol.ah rneningkatkan lnet6de

kerja, untuk melakukan kontrol atau mengharmonisasikan alltar hubungan personalia

(33)

Dengan infol1nasi yang lengkap setiap personalia sekolah tidak akan saling

l11elempar tanggung jawab dan l11enean kal11bing hitam dalal11 l11enutupi

kelel11ahannya. Juga seseorang tidak akan mel11borong banyak pekerjaan hanya

sekadar untuk l11eneari muka. Dengan inforJnasi yang lengkap itu mereka juga tidak

l11udah l11el11fitnah satu dengan lainnya. Dalam hal ini akan rnengurangi kemungkinan

lcrjadinya konllik.

Inforl11asi itu memiliki banyak manfaat bagi kepentingan pendidikan di

sekolah yang l11engarah kepada peningkatan iklim ォ・セェ。 dan iklim belajar, manakala

informasi itu dapat dikul11pulkan seem'a lengkap, baru dan reievan.

e) Peningkatan Lingkungan Kelja dan Lingkungan Belajar

Menurut Made Pidarta sebagai berikut: "Lingkungan bekerja dan belajar yang

kaya akan meningkatkan kegairahan bekelja parapersunallia sekolah dan kegiatan

belajar siswa.,,20

Lingkungan sekola!l dan iklim sekolah saling mempengaruhi. Makin kaya dan

harmonis lingkungan sekolah, makin kondusif iklim sekolah tersebut. Lingkungan

yang kaya dUll hUrinollis mcmberi kemudahan dUll sel11angat yang eukllp baik ulltuk

bekL,,:ja maupull uilluk belajar. Begitu pula iklim sekolah yallg kondusit: dapat

mempengaruhi personalia bekerja dan siswa belajar lebih giat, tel1nasuk

memperkaya, memelihara, dan menata lingkungan itu sendiri.21

20 Ibid. h. 94.

(34)

Jacli iklim 3ekolah aclalah suasana kerjasama yang clapat clitingkatkan clalam lingkungan sekolah untuk mcncapai tUJuan kegiatan belajar mengajar yang telah clitentukan,

2, Hakckat KomunilGisi Intcrpcl'sonal

a, Pcngcl'tian Komunikasi Intcrpcl'sonal

Komunikasi interpersonal yang elcktif telah lama clikenal sebagai salah satu clasar bcrhasilnya suatu organisasi, Efektivitas komunikasi ini. sangat berpengaruh pacla kelancaran rungsi organisasi. Sckolah mcrupakan suafu crganisasi maka pcnting hagi personalia sekolah nnluk mengctahui clan melaksanakan komunikasi interpersonal yang elCktiC

Dalam sebuah organisasi, komunikasi mengalir clari orang ke orang secm'a langsung atau clalam suasana kelompok, Arus semacam itu clisebut komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi,

Dalam Handbook of Communication yang dikutip oleh Ninik Sri Rejeki dan Anita I-Ierawati, "Komullikasi interpersonal adalah komunikasi yang エ・セェ。、ゥ dalam interaksi tatap muka antara dua atau lebih individu,,,22 Salman ini cfektif dalam mempersuasl, membentuk dan mengubah silmp, serta mengubah dan membentuk perilaku banI.

22 Ninik Sri Rejcki dan Anita Hcrawati, Dasar-dasar Komunikasiunttrk Penyuluhan,

(35)

Udai Pareek mengatakan sebagai berikut:"Komtmikasi antar.pribadiadalah

pemberian pesan-pesan yang berorientasi tqjuan antara dua orang atau lebihll1elalui

I· d' ,,23

sualu met lllm atau me lao

Sedangkan Armi Muhammad mengatakan bahwa: "Komunikasi interpersonal

adalah proses perlukaran informasi diantara seseorang dengan palingkurang seorang

lainnya atau biasanya diantara duaorang yang dapaL lallgsllngdiketahui

balikannya.,,24

Gibson lvancevich Donnelly mengatakanbllhWa"KOIl1unikasi intetpersonal

mengalir dianlara para individu seeara langsung dan dalatl1 situasi. keIompok, dan

merupakan pengaruh penting atau perilaku antarm';,h",r ,,25

Menurut Ruesch dan Bateson dalam Little

Liliweri mengungkapkan sebagai berikut:"Til1gkaHlll

komunikasi manusia adalah komunikasi antar pribadi. K,;)munika,si

(Interpersonal Communication) yallgdiartikan selJagai

lain dalam konteks sosialnya. Melaluiproses ini intiividll ョャHセャQケ・ウャャ。ゥャH。ョ ;1;,.;,,,,,,

dcngan orang lain Icwal peran yang discbutlranslniting dan rcc:e!"!r,,,

2-'Udai Parcck,Prilaku Organisasi, (.Ia'karl.a: Puslaka

24Anni Muhammad,KomunikasiOr,ga,,;sasi, (.Iak'lrta: Bunii Ak"",'"

., Gibson Ivancevich Donnelly,Or:ga"isasi, I:,b"h'n;"",,,n,"fth.'ilIil;

15Gibson Ivancevich Donnelly, Organisasi,I.blknri"'r:'ina,ruroa

".k."""

26Ala Liliweri,PrespektifTeoritis KcmunikasiAntarPribadi, (Balndlmg:

1994), h, 3,

(36)

Melalui Iran.l'miling teljadilah suatu proses k'lITJUnikasi yakni pemindahan

pcsan (baik verbal maupun non verbal). Sedangkan melalui receiving terjadi suatu

proses penerimaan pesan-pesan tersebut. Proses tersebut dalam model komunikasi

an"lr pribadi dikcnal scbagai model lincar (satu arah tanpa umpan balik); model

interaksi (dcngan umpan balik) dan model lerakhir yakni model lransaksional yang

meliputi penyel1aan sikap, kepereayaan, konsep diri, nilai, kemampuan

berkomunikasi.

Selain itu mcnllrut Verdcber yang dikutip oleh 1110 Liliweri mcngelllukakan

scbagai bcrikut: "I(olllunikasi anlar pribadi Illerupakan suatu proses interaksi dan

pClllbagian n1<lkna yang lcrkandung dalalll gagasan-gagasan maupun perasaan."n

Proses interaksi tersebut dapat diartikan bahwa siapa yang terlibat dalam sualu proses

komunikasi saling Illembuluhkan langgapan demi suksesnya komunikasi itu.

Dari definisi-definisi di alas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian

komunikasi interpersonal di sekolah adalah proses pertukaran informasi yang

dilakukan di anlara kepala sekolah dengan guru, guru deng:m guru, guru dengan

siswa di sekolah seeara langsung dan dapat dikelahui balikannya. Perilaku anlar

personal sekolah tidak akan ada lanpa komunikasi inlerpersonal, karena komunikasi

interpersonal Illenghubllngkan antarpersonil sekolah agar dapal bekerjasallla dengan

baik.

(37)

b. Tujuan dan fョョヲセウゥ Komunikasi Interpersonal di Sekolah

I) Tujuan kmunikasi interpersonal di sekolah

Berkomunikasi interpersonal merupakan kebuttlhan bagi setiap manusJa

Sesuai dengan kodratnya manusia itu adalah makhluk pribadidan sekaJigus makhluk

sosial yang memerlukan hubungan dengan orang lain. Komunikasi merupakan dasar

dari sclllrllh intcraksi antara manllsia. Karena tanpa kornunikasi interaksiantara

manusia baik seeara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkinterjadi.

Kcpala sekolah sebagai pimpinan seharusnya berusaha membukadan 111enjalin

kOll1l1nikasi intcrpersonal yang clcktif dcngangunFgutu 'danpcrsonilisekolah

lainnya. Selain itu ada sejllmlah kebut:lhan di dalanl diri setiappersol1alsekolahyang

hanya dipuaskan lewat komunikasi interpel'sonal.

Selain dapat memberi kepuasan, komunikasi interpetsonaFjugal11el11punyai

tujuan,·tujuan yang lain. Menurut Ami Muhammad ada beberapa tujuankonlunikasi

interpersonal, yaitu :

1) Menemukan Diri Sendiri 2) Menemukan DlU1ia Luar 3) Membentuk dan mHセョェQiァ。hオ「uゥャャァ。オQ

4) Berubah Sikap dilll Tingkah Laku 5) Untuk Bm'main dan Kesenangan 6) Untuk Membant1l28

Tujuan-tujuan komunikasi interpersonal" ini dapalt kita •• dilihatdaridua

perspcktif yang lain. Pertama, tujuan ini dilihat sebagai faktor yangl11elndtivasi atau

alasan mcngapa kita terlibat dalilln komunikasi interpersonal; misaln)'a untuk

(38)

mendapatkan kesenangan, untuk membantu, dan niengubah tingkah laku seseorang.

Keclua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasH atau efekumumdari konlunikasi inlerpersonal yang bcrasal dari pcrlcl1luan intcrpcrsonal.

Mardikunto clikutip Ninik Sri Rcjcki clan Anita Herawati nienyatakan ballwa:

"Scsualu yang clipcrtimbangkan scbagai proscs infonnasi individual, akan terjadi

kOlllunikasi anlara dua al"u lcbih yang lllempunyai tujuan atau lllaksud yang sal1la,

apabila ada saling pcngcrtian clalalll waktu singkal.,,29 Dcngan dCl1likianakan l1lcnjacli

interaksi dcngan pibak-pihak yang bcrkol1lunikasi dalal1l icle, pctasaan,ataukcgiatan

lcrlcnlu. Inlcraksi dalal1l kOll1l1nikasi intcrpcrsonall1lcrllpakall1 slIalllllljuan Yallg ingin

d icapai, slIalli inlcraksi adalah slIalli proscs alih pcran sceara tinlbal bhlik sali ng

mcnampilkan pcrilaku cl1lpalik.

Bcrlo scbagail1lana disalin 1Iiang oich Ninik Sri Rcjcki dan Anita Hcrawati

.

."

ll1enyatakan:

"Apabila dua individu mClllbuat kcsimpulan mengE:nai peran-peranmereka

sendiri dan mcngalihkan peran orang lain· pada saatyangsamadanbila

pcrilaku kOlllllnikasi l1lcrcka tcrgantung pada pengalihanperan timbal balik,

maka mcrcka melakllkan komllnikasi dengan bcrintcraksi bersarna orang

lain.,,30

2') Ninik Sri Rcjeki dan Anita I-Icrawati,Op. Cil., h. IS.

(39)

Untuk mencapai interaksi yang mewpakan tujuan komunikasi yang ideal ada beberapa tingkatan yang harus ditempuh:

(1) Tingkat saling ketergantungan definisional dan fiskal, baik sumber dan

peDe-rima pes-an san1a-sanla tidal. ITlcTIlbcrikan reaksi mas pesan yang cikirirn

oleh lawan bicaranya. Mereka hanya menunggu kesempatan untuk melanj utkan penyusunan sandinya.

(2) Tingkat saling ketergantungan aksi-aksi. Dalam kondisi ini komunikasi akan berlangsung berkesinambungan, apabila masing-masing pihak yang berkomunikasi saling mengirim dan menerima pesan.

(3) Tingkat saling ketergantungan harapan empati. Dalam kondisi 1111 setiap

kOl11unikator selalu diliputi eitra tentang peneril11a pesannya,31

Dari pendapat-pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah interaksi untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri, mel1lbentuk hubungan yang lebih bcrarti dan memperoleh tambahan pcngctahuan.

Agar dapat l1lcmotivasi guru-guru, kcpala sekolah sebagai p1mp1l1an haws l11el11ahal11i tujuan kOl11unikasi interpersonal. Secal'a verbal mungkin tujuan itu tidak terungkap, namun suasana hati, perasaan setiap Oral1g yang bcrkol11unikasi mempunyai tujuan tertentu yang c1apat dinyatakan secara cl1lpiris maupun cksplisit.

2) Fungsi komunikasi interpersonal di sekolah

(40)

1V1cnnrut Alo Liliwcri "Fungsi-fungsi komunikasi antar pribadi terdiri atas

rungsi sosial dan rldlgsi pcngambilan kcputusan."J2 Untuk !cbih jelas akan diuraikan

scbagai berikut:

a) Fungsi sosial

I(omunikasi antar pribadi seem'a otomatis mempunyai fungsi sosial, karena

proses komunikasi beroperasi dalam kontek sosial yang orang-orangnya

berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikian maka fungsi sosial

komunikasi antar pribadi mengandung aspek-aspek:

(1) Manusia bcrkomllnikasi lIntlik mcmpcrtcmllkan kcblltuhan biologis dan

psikologis.

Para psikologis mcmandang bahwa sctiap orang sccanl alamiah

mcrupakan mahluk sosiaJ. Tanpa mengadakan interaksi sosial maka seseorang

gag'll dalam hidupnya. Melalui komunikasi antar pribadi setiap manusia

bcrusaha mencari dan melcngkapi kebutuhannya.

(2) Manllsia berkomunikasi memenuhi kewajiban sosial

Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yangberlakll

dalam masyarakar seperti ia キャセゥ「 seem'a sosial beihubungandengan orang

lain. Norma dan nilai-nilai telah mengatur kewajiban-kewajlban tertentu

seeara sosial dalam berkomllnikasi sebagai 'suatu keharusan yang tak dapat

diclakkan.

(41)

(3) Manusia bcrkomunikasi unluk mcngcmbangkan hubnngan timbal balik

Salah salu aspek fungsi so"ial dari komunikasi adalam pengembangan

hubungan limbal balik. Dalam kehidupall sosial di sekolahterdapat berbagai

lingkat perbedaan interaksi, relasi, transaksional anta.ra kepala.sekolah dengan

guru, anlara guru dengan rekan kmjanya, alltara guru dengull siswa. Hal

demikian lel:jadi karena kebuluhan timbal balik diantara bentnk pergaulan itu

lidak sama.

(4) Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.

Dalam bergaul orang juga membina relasi, dan mcnghasilkan transaksi

yang saling menguntungkan pihak-pihakyang berkomUllikasL Jadi adanya

peningkatan mulu hubungan kearah yang lebih tinggi dan mengadakan

perbaikan pada tahap sebelumnya. Ternyata bahwa hanya melalui komunikasi

antar pribadi setiap orang akan menclapatkan pellilaian orang lain. Seseorang

yang lerus menerlS berkomunikasi dengan lugas, segar, terbuka, saling tukar

pikiran dan perasaan sampai pada tahap psikologis mllka keadaan kesehatan

jiwa orang lain yang berkomunikasi clengannya.

(5) Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik

Pertentangan antar manusia, terutama antar pribadi merupakan

kenyalaan hidup yang tidak dapat dihinclari. Koni'lik tidak bisa ten:lakan

karena ia dalang tidak direncanakan yang mungkin hanya kesalahan kecil

(42)

teljadi perlukaran pesan dan kesamaan makna tentang sesuatau makna

lerlenlu.

b) Fungsi Pengambilan Keputusan

Banyak dari keputusan yang sering dianlbil manusia dilakukan dengan

berkomunikasi, karena mendengar pendapat, saran, pengalaman, gagasar, pikiran,

maupun perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi penggunaan

informasi dan pengaruh yang kuat dari orang lain. Ada dua aspe:{ dari fU'lgsi

pengambilan kepulusan jika dikaitkan dengan komunikasi yaitu:

(I) Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.

Informasi merupakan kunci ulanla dalml1 pengambilan keputusan yang

efektif. Banyak kegiatan komunikasi antar pribadidilakukanbertujuan untak

mendapalkan informasi. Jika informasi itu benar idandapatdi bagi

lalu

diterima karena kcsamaan makna, maka akan menguntl.lhgkanpehgambilan

keputusan.

(2) Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain

Karena informasi sangat menentukan sukses tidakpengml1bilan keputusan,

maka komunikasi pada awalnya bertujuanuntuk nlendapatkan· petsetujuan

dan keljasama dengan orang lain. Tujuan pengambilan keputusan antara lain

mempengaruhi orang lain terutama sikap ser(a perilakunya.

Dari pendapal di alas dapal disimpulkan bahwa suatu orgahisasi sekolah tidak

dapal melaksanakan fungsinya tanpa adanya komullikasi. ](onteks k()J11unikasi yang

(43)

dalam mcngcmbangkan hubungan kerja sama yang baik. Selain itu komunikasi

interpersonal juga sangat membantu kepala sekolah dalam pengambilan kerutusan

dan melaksanakan tindakan yang tepat dan bijaksana.

c. Tcknik Komunikasi Interpersonal di Sekolah

Sedangkan istilah teknik berasal dari bahasa Yunani "Technikos yang berarti

kcterampi Ian atau keperigclan.",33 Menurut Onong Uchjana Efendy mengatakan,

bcrdasarkan ketcrampilun bcrkomunikasi yang dilakukan kOl11unikator, tcknik

komunikasi diklasifikasikan I11cnjadi:

1) KOl11unikasi Informatif (Informative Communication)

2) Komunikasi Persuasif ( Persuasive Communication) 3) KOl11unikasi Pervasif (Pervasive Communication)

4) Komunikasi Coersive (Coersive Communication)

5) Komunikasi Interaktif (IntruktifCommunication)

6) Hubungan Manusiawi (Human Relations)34

Sedangkan menurut Mardikunto yang disalin oleh Ninik Sri Rejeki dan

Anita Herawati, teknik kOl11unikasi terbagi menjadi empat, yaitu :

1) Sccara Pcrsuasive alau Bujukan

Komunikasi yang dilakukan dcngan bujukan terhadap sasaran komunikasi,

terutama menyentuh aspek emosinya secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga

sasaran mau I11clakukan apa yang dikehendaki oleh komunikator.

II Ollong Uchjana Efcndy, I/m1l Teori dan fゥ「オセャ。エ Komunikasi, (Bandutlg,Citra Aditya.

Sakti.2000l. h. 55.

(44)

2) Seeara Pervation, atau pengulangan

Komukasi dilakukan dengan melakukan pengulangan pesan sehingga sasaran

melakukan apa yang dikehendaki oleh komunikator,

-') Seeara ('ol11,1Iosion, yaitu teknik pel11aksaan seeara tidal< langsung terhadap

sasaran dengan menciptakan kondisi-kondisi yang mel11buat sasaran harus

mengikuti kehcndak komunikator.

4) Sccara Cocrsion, yaitu teknik pcmaksaan sccara langsung dengan memberikan sanksi baik berupa hukuman maupun hadiahkepada sasaran komunikasi bila

tidak mclakukan atau melakukan apa yang dikehendaki komunikator, Misalnya

pemberian penghargaan untuk karyawan yang berprestasi,35

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulk:m bahwa keberhasilan

komunikasi interpersonal di sekolah sangat ditcntukan ッセ」ィ tcknik komunikasi yang

digunakan. Kepala sckolah dan guru-guru harus dapat menggunakan teknik

komunikasi yang tcpat sesuai dengan situasi dan saSUl'an interpersonal yang dihadapi,

d. KOlllunikasi Interpersonal yang cfcktif di Sekolah

Menurut Hoopes yang dikutip oleh R, Wayne Paee dan F, Faules sebagai

berikut: "Orang-orang yang terasing adalah l11ereka yUllg diabaikan atau l11eraka yang

1 'I d" I' ,,.J6 1l1cnga)31 (an· In selle In.

,SMe. Ninik Sri Rcjcki dan Anita HCraWrllLUp. Cit,. h. 9 - 10.

\1> Ie Waync Pacc dan F. Falllcs. KotJ/unikasi Organisasi Slrlllegi A1eningkatkanKinef.-ja

(45)

Agar tidak menjadi orang-orang yang terasing dan terabaikan, maka

efektivitas komunikasi interpersonal, di sekolah merupakan jalinan pengertian dan

kelja sarna antar personalia sekolah. Apabila personaIia sekolah tidak dapat

melaksanakan komunika';i intcrpersonal yang efcktif, maka scnlUa rencana-rencana,

instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran, motivasi-motivasi, dan

sebagainya akan tinggal di atas kcrtas saja. Dengan kata lain, tanpa adanya

komunikasi interpersonal yang efektif pekCljaan akan menjadi simpang-siur dan

kacau balau, sehingga tujuan sekolah kemungkinan tidak akan tereapai.

Ninik dan Anita Herawati menyatakan bahwa komunikasi interpersonal

dikatakan efektif bila sesuai dengan tujuan dari komnnikasi tersebut. Sebuah

komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh lima hal yaitu:

a) Keterbukaan ( openness ), keterbukaan menunjukkan adanya sikap saling terbuka diantara pelaku komunikasi dalam melangsungkan kbmunikasi.

b) Empati ( emphalY ), yaitu kemampuan seseorang untuk memproy0ksikan dirinya dalam peran orang lain.

c) Kepositifan ( posiliveness ), yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun terhada orang lain.

d) Dukungan ( suporliveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang mendukung tcriadinya komunikasi tcrsebut. Kalau pihak yang diajak berkomunikasi sudah mcnolak sejak awal, maka komunikasi yang diharapkan tidak akiill tcrjadi. c) Kesamaan (equalily), yaitu adanya unsur kcsamlk'ln yang dimiliki oleh

pihak-pihak yang berkomunikasi. Misalnya adanya kesanlaan bahasa dan budaya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif.37

Secm'a mudah efektifitas komunikasi dapat dilihat dati gambar berikut ini:

(46)

Kepositifan

---I

Kesamaan

I

l _ ---________

L-D_UI_Cl_In_g_an'""'J---ii>L-_-,-_ _

J.---J

Keterbukaan

I

i

セB

7

'-r---'---, ' "

...---1

Empati

I

L - --'

Oumbar: 2.1 Faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi (Sumber: Adaptasi Devito dalam Ashadi, 1990: 36)

Wayne Pace dan F. Faules menyebutkan bahwa keberhasilan dalam

ll1clakukun komunikasi interpersonal yang efektif perlu ditempuh eara-eara

berkoll1unikasi agar efektif:

I) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan

2) Menetapkan dan menegaskan identitas Anda dalamhubungan dengan orang lain tanpa membesarkan-besarkan ketidak kesepakatan.

3) Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa meni111bulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan atau perubahan lainnya yang disengaja.

4) Tcrlibat dalam pemeeahan masalaJ1 yang terbuka tanpa meni.mbulkan sikap bertahan atau menghentikan proses.

5) Membantu orang-orang lainnya untuk mengcmbangkan gaya hubungan personal dan interpersonal yang cfektif.

6) lkut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalan1 muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang menyenangkan.3X

(47)

Sedangkan Pace, Boren dan Peterson rnenyebutkan bahwa kornunikasi

interpersonal cenderung rnenjadi lebih baik bila kedua belak pihak rnelakukan hal-hal

berikut ini:

1) Menyampaikan perasaan secara langsung dengan car:) hangat dan ekspresif. 2) Menyampaikan apa yang terjadi di dalam lingkungatl pribadi rnereka melalui

penyingbpan diri (

Self

-

declosore )

3) Menyampaikan pemahaman yang positif, hangat klepada satu sarna lainnya dengan rnemberikan respon-respon yang reIevan.

4) Bersikap tulus satu sarna lainnya dengan rnenunjukkan sikap rnenerirna secara verbal maupun non verbal.

5) Selalu rnenyatnpaikan pandatlgan positif tanpa syarat terhadap satn sarna lainnya rnelalui respon-respon yang tidak menghakimi dan ramah.

(,) Bcrtcrus tcrang mcngapa menjadi suIit atau bahkan mllstahil satu sarna lainnya dalam perbincangan yang tidakrnenghakirni, cel1nat, jujur dan membangun.39

Agat· hubungan interpersonal cenderung menjadi sernpurna rncnurut Pace

dan Boren kedua bclah pihak harus mengenal standar berikut:

I) Mengembatlgkan suatu pertemuan pcrsonal yang langsung sarna lain, mcngkomunikasikan pcrasaan sccara langsung.

2) Mcngkomllnikasikan suatu pcmahaman empati secara tcpat dengan pribadi orang lain mclalui keterbukaan diri.

3) Mcngkomllnikasikan sllatll kchangatan, pemahaman yang positif mengcnai orang lain dcngan gaya mendengarkan dal1rnerespon.

4) Mengkomunikasikan kcaslian dan penerimaan satu sarna lain dengan ekspresi penerimaan seeara verbal dan 110n verbal.

5) Berkornllnikasi satu keterbukaan dari iklimyang mendulcul1g rnelalui konfrontasi yang bersifat m e m b a n g u n . '

6) Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan alii dengan negosiasi arti dan memberi respon yang relevan.4o

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkal1 bahwa yang

dimakud dengan efektivitas komllnikasi interpersonal yaitutercapainya makslld dan

)') Ihid, h, 202 - 203

(48)

tujuan bersall1a ll1elalui pesan yang disall1paikan oleh komunikator kepada komunikan. Kelebihan dari komunikasi interpersonal ini terletak pada umpan balik yang tidak tertunda. Komunikot segera mengetahui secm'a langsung apakah pesan dapat diteril11a atau ditolah komunikan. Apabila mereka saling menanggapi pesan dan mencrima kehadiran pribadi masing-masing maim telah terjadi komunikasi lerpersonal yang dialogis, ul11pan balik berfungsi sebagai unsur pemekarya, pemerkuat komunikasi interpersonal sebagai harapan-barapan, minat, dan keinginan bersal11a.

e.Peranan Kepala Sekolab dalamKomunikasiiョエ・イーeセイウッョ。ャ di Sekolab

Menurut Liphmll lumen H. The Principalships Concepts, Competicies, and C'oses yang di kutip ulang oleh Wahjosumidjo sebagai berikut:

Kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolal1. Bahkan lebih jaub studi menyimpulkan bahwa keberhasilm1 sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Beberapa di aI1tara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. Kepala sekolal1 adalab mereka YaI1g banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan menentukan irama bagi sekolall mereka.41

Kepala sekolah berusaha membangun keakraban di antara personalia sekolah, lerutall1a guru dengan guru.

Menurut Organ yang dikutip oleh Made Pidm1a sebagai berikut: "Keakraban antara personalia bisa dilakukan antara lain (I) dengan menghargai serta menjunjung

·11 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Seko/ah, Tinjauan Teorilik dan Perrwsalahanny,

(49)

prestise seseorang, (2) dengan menghargai kesuksesan, dan (3) dengan memberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.,,42 Salah satu cara untuk

membina keakrabanエセイウ・「オエL kepala sekolah harus mampu melaksanakan komunikasi

intcrpersonal yang efcktif dalam organisasi sckolah yang dipimpinnya. Dapat

dibayangkan bagaimana akibatnya bagi suatu sekolah bila kumunikasi tidak berfungsi

dengan baik.

Menurut Panj i Anoraga dan Sri Suyati "Komunikasi yang tidak lancar dapat

menimbulkan dampak yang buruk, antara lain (I) timbulnya sentimen-sentimen, (2)

timbulnya perasangka-perasangka dikalangan para guru, (3) juga dapat timbulnya konl1ik-konl1ik diantara bermacam-macam tingkatan dalam organisasi.,,43 Untuk

mengatasi dampak negatif tersebut, maka aktivitas sehari-had kepala sekolah sebagai

manaJer di sekolah harus menekankan pentingnya komunikasi interpersonal yang

efektif.

Kepala sekolah menyediakan infonllasi dengan cara mempengaruhi dan

membujuk. Oleh karena itu, cara kepala sekolah berkol11unikasi, baiksebagai

penenma maupun sebagai pengirim pesan sangat penting untuk mencapai prcstasi

yang optimal.

Gibson Ivancevich Donncly mengatakan ada empat gaya manajerial dan gaya

interpersonal yang dapat diidentifikasi yaitu:

'" Made Pidm1a,Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: Crasindo, 1095),

h.73.

.1) Panji Anoraga dan Sri Suyati, Perilaku Keorganisasian, (Jakarta: PustakaJaya,1995),h.

(50)

1) Manajer Tipe A seringkali merupakan komunikator interpersonal yang buruk. Mereka sering kali adalah pemimpin otokratis yang bersikap menjauh dan dingin terhadap orang lain.

2) Manajer Tipe B berusaha membina hubungan baik dengan bawahan, tetapi tidak mampu mengungkapkan perasaannya seeaJ'a terbuka. Komurtikasi interpersonal pada manajer tipe B sering tidak efektif karenabawahan tahu bahwa manajer Bini tidak mengungkapkan perasaanlGya.

3) Manejer Tipe C hanya tertarik pada gagasan serta pendapat orang lain.

Biasanya mereka bukan komunikator yang efektif karena bawaha.n segera sadar bahwa manajer ini hanya ingin memberitahukandan bukan berkomunikasi.

4) Manajer Tipe D merasa bebas mengungkapkan perasaan merekakepada orlihg lain dan menerima ungkapan perasaan orang lain. Mereka adalah orang yang paling efektif dalmm komunikasi interpersonaL44

Kepala sekolah sebagai manajer sekolahselalu berusaha kerasuntuk dapat menjadi komunikator yang baik.

Dua tugas terpisah yang harus kepala sekolah lakukan adalah:

I) Kepala sekolah hams meningkatkan pes!U1, yaitu il1fonnasi yang ingin mereka smmpaikan

2) Kepala sekolar harus dapat meningkatkan pemahaJ11lihmerekasendiri tentang apa yang ingin dikomunikasikan orang lain ki::padart1ereka.

(51)

Artinya mereka harus menjadi pembuat dan pengurai code atau sandi yang lebih baik. Mereka harus berusaha tidak hanya ul1ctuk dipah8mi, tetapi juga

k h ·45

untu mema amI.

Bcbcrapa cara untuk membantu kcdua tllgas tcrscbut yaitu: mclakllkan tindak lanjllt, memanfaatkan balikan, empati, pcnglliangan, mendorongtercapainya rasa saling pcrcaya, penentllan waktll yang efcktif, mcnyederhanakan bahasa, menyimak secara seksama. Kesemlla uraian tcrsebut dapat dirangkmn dalam sliatu gambar scbagai berikllt: Penerima Bidang Pengalal11an nguraul11 Kode

---_...1

---

...

-

--

Tindak Lanjut

-

Mengatur Ams Informasi

-

Memanfaatkan Bidang Pengalaman Balikan

-

Empati

-

Pengulangan -Komunikator

I-

Peng Pesan Pe

kodean

--

Mendorong Rasa

Saling pereaya

-

Penentuan Waktu yang

Efektif

-

Menyederhana kan Bahasa [image:51.521.36.488.21.705.2]

-

Menyimak seeara selektif

Gambar: 2.2 Cara Meningkatkan Komllnikasi Dalam OrganisasiSekolah Sumbcr: FX Sllwarto, Perilaku Kcorganisasian, (Yogyakarta: Universitas Atlnajaya

1999), h. 178.

(52)

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang

lain. Pikiran bisa merupakan gagasan, opini, dan informasi. Perasaan bisa merupakan

keyakinan, kepastian, keraguan, dan lain-lain. Keberhasilan komunikasi interpersonal

di sckolah sangat ditentukan oleh cam pcnyampaian dalam proses komunikasi yHng

digunakan, guru dan kepala sekolah harus dapat menggunakan pola komunikasi

sesuai dengan situasi dan tataran komunikasi interpersonal yang dihadapi. Di lain

pihak, kesempatan guru-guru untuk mengemukakan usul dan gagasan tentu semakin

memperkaya pemikiran baru bagi sekolah itu sendiri. Dengan terbukanya kesempatan

untuk sumbang saran, akan memberikan keputusan tersendiri bagi guru-guru, seem·a

psikologis hal ini memenuhi salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan akan pengak.uan.

Di samping itu perhatian dan penghargaan akan usul-usul dan pendapat seeara tidak

langsung membuat guru-guru semakin terlibat dlengtm pekeljaannya, semakin

menghayati sebagai bagian dari unit kerjanya. Sense Of Belonging seperti ini akan

membuat guru-guru bekerja dengan lebih baik.

B. KERANGKA BERFIKIR

Komunikasi interpersonal yang efektif di sekolah sangat besar sumbangannya

terhadap iklim organisasi sekolah yang kondusif. Komunikasi interpersonal yang

berlangsung antara kepala sekolah dengan para gum sangat mendukung terlaksananya

(53)

Indikator terjadinya hubungan yang baik antara kepala sekolah dengall

guru-guru adalah tereiptanya keljasama yang baik dan suasana kerja yang menyenangkan

tergambar dalam produktifnya organisasi sekolah dengan kegiatan-kegiatan yang

rei evan dengan tujuan organisasi sekolah. Semuanya sangat mendukung tereiptanya

iklil11 organisasi sekolah yang kondusif. Peran kepala sekolah sebagai komunikator

haws diwujlldkan seeara efektif.

Beberapa indikator dari pelaksanaan komunikasi interpersonal yang・ヲセォエゥヲ di

sekolah adalah; adanya kemampuan l11emproyeksikan diri sendiri dalamperan orang

lain atau empati, adanya sikap positif terhaclap diri sendiri mauplln orang lain, adanya

sikap dari perilaku komuniasi yang l11endukung terjadinya kOl11unikasi tersebut, dan

aclanya lInSllr kesal11aan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.

Jika pelaksanaan komunikasi interpersonal di sekolah telah berlangsung

seeara efektif memungkinkan til11bulnya kepuasan kef-ia yang tinggi, yang pada

akhirnya akan tereipta iklim organisasi sekolah yang konclusif. Sebaliknya apabila

pelaksanaan komunikasi interpersonal clikalangan personalia sekolah tidak terdapat

hubllngan kerjasama yang baik clan kepuasan kerja yang rendah, yang pacla akhimya

(54)

C. H1I'OTESIS

Dengan berlandaskan pada kajian teori dan kajian berfikir yang telah

diuraikan di depan, maka penelitian merumllskan hipotesis sebagai berikl\t:

a. lIipotesis nihil (I-1o)

Yaitll: Tidak terdapat hubllngan yang positif antara komunikasi interpersonal

dikalangan personalia sekolah dengan iklim organisasi sekolah

b. Hipotesis handal (lIa)

Yaitll: Terdapat hllbungan yang positif antara komunikasi interpersonal

(55)

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahlli kondisi efektivitas komunikasi dikalangan personalia sekolah. 2. Mengetahui iklim organisasi sekolah

3. Mengetahlli ada tidaknya hubungan antara efektivitas lcomunilcasi

interpersonal dikalangan personalia sekolah dengan iklim organisasi.

B. MetodePenelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang

berbentllk survey, yaitu sllatu penelitian yang berusaha menyajikanpemyatfliln yang

sesungguhnya mengenai komunikasi interpersonal yang efektif di kalangan

personalia sekolah yang berhubungan dengan iklim organisasi sekolah.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk memperoleh data mengenai hubungan antara efektivitas kOlIlunikasi

interpersonal di kalangan personalia sekolah dengall iklirn orgarlisasi sekolah, l11aka

terlebih dahulu ditentukan populasinya.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua guru 8MI' Islam YK8

I'm1coran Mas-Depok.

(56)

a. Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. yang diteliti, yaitusatuvari<lbel

bebas dan satu variabcl [erikat. Variabel bebas adalah variabcl yang nlenlpengaruhi,

yang bisa disebut variabel penyebab dan dilambangkan dengan X, sedangkan variabel

[erikat adalah variabel ilkibat dan biasanya dilambarigkan dengan Y.

Yang menjadi variabel bebas dalmn peneliti,m ini adalah konmnikasi

interpersonal di kalangan personalia edukatif. Sedangkafi yang menjadivariabel

[erikat dalam penelitian ini adalah iklim organisasi sekolab.

b. DeJinisi Variabel

Variabel bebas yaitu komunikasi interpersonal di kal,ll1ganpersonaliaedukatif

yang berfokus pada komunikasi interpersonal antm'a kepala sekolal1terhadapguru

dalam menjalin kerjasama yang efektif dan efisien. Konllll1ikasi yangefektif di

sckolah adalah proses pertukm'an informasi yangdilakuk<lndi antamkepahsekohili

dengan guru, guru dengan guru, guru dengan sisw<l sekolah Secar<l langSlll1gdiketahi

balikannya sehingga tereipta kesmnaan pengertian atas pesan yang disarnpaikan oleh

pihak yang berkomunikasi. Indikator yang digllnilkan UJltuk· rnengukurvariabel

elcktivitas komunikasi interpersonal digunilkan faktor-faktor yMg rnernpengal'uhi

efcktivitas komunikasi yaitu: keterbukaan antara pelaku kornunikasi, empati yang

tepat, sibp positif terhadap diri sendiri maUplll1 oratlg lain, adanyadrikuhgan

terhadap komunikasi tersebut dan adanya unsur kesmnaan yang dimiliki

(57)

yang digambarkan dalam interaksi yang terjadi di dalamnya meliputi: interaksi antara

kepala sekolah dengan guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, perose3

manajemen, dan tingkah laku personalia dalam organisasi sekolah. Ihdikator yang

digunakan untuk mengukur variabel ini adalah struktur tugas, hubungan

imbalan-hukuman, lekanan pada latihan, dan pengembangan, keamanan versus resiko,

keterbukaan versus ketutupan, status dan semangat, pengakuan dari umpan balik,

kompetensi dan keluwesan organisasi sekolah seem·a umum.

IL IlIslrumcn I'cllclitian

lnstrumen penelitmn di sini adalah angket. Angket digunakan untuk

mengetahui fakta-fakta dan kenyataan-kenyatam1 yang sesungguhnya dad responden

mengenai komunikasi interpersonal di kalangan personalia sekolah dan iklim

organisasi berupa pemyataan-pemyataan.

Pada prinsipnya seeara spesifik instrumen tersebut berupa skala penelitian

dengan model Likert yang mempunyai empat kemungkimm jawaban yang berjumlah

genap ini dimaksudkan untuk menghindari keeenderungan responden yang bersikap

ragu-ragu dan tidak mempunyai pendapat jelas. Penskoran atar kuesioner skala model

Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada cmpat altematif jawaban

seabgaimana terlihat di bawah ini:

( S ) Sclalu

(I') "emah

:4

:2

(SR) Sering

(TP) Tidak Pemah : 3

(58)

Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal 8 9 40 6 Jumlah

J

8

-9--1

I

15, 16 -=-:--::-:-+---;,---,23,24,25 ,38,39,40 rnyataall Jumlah

-Varia bel Indikator Nomor Butir Pel

Keterbukaan pelaku 1,2,3,4,5,6,7,8 komunikasi

Sebas Empati yang tepat 9,10,11,12,13,14, ol11l1nikasi Sikap positif terhadap 17,18,19,20,21,22 lterpersonal diri sendiri mallplln

orang lain

Dukungan terhadap 26,27,28,29,30,31 komunikasi

Unsur kesama

Gambar

Tabel Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Interpersonal...............................
Gambar: 2.2 Cara Meningkatkan Komllnikasi Dalam OrganisasiSekolah
Tabel4.1 Distribllsi frekuensi skor efektivitas kommlikasi interpel'sonal
table 0,444
+7

Referensi

Dokumen terkait

Biaya yang dikeluarkan dari pelaksana kegiatan ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NTT

c. Pasukan B menangkap bola selepas bola melantun sekali. Lambungkan bola dengan tinggi dan membuat hantaran atas kepala ke pihak lawan. Mata diperoleh jika

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harapkan Saudara dapat hadir ditempat tidak diwakilkan dan tepat waktu sesuai dengan jadwal pemberitahuan diatas, dengan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemilihan Langsung pada Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Cilacap, Jl.. (0282) 545603, akan melaksanakan

Penelitian ini menggunakan sampel daging ayam yang diambil dari pedagang ayam di 3 pasar tradisional (Pasar Gintung, Pasar Rajabasa dan Pasar Tamin) dan 2 pasar modern

Penilaian kognitif dari kejadian : Berpikir bahwa hasil pemeriksaan tidak menyenangkan Penilaian kognitif dari kejadian dan dari respon tubuh: Tidak terjadi Penilaian

peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri  (seperti  sin ,  cos

Itulah sebabnya, jelas Burhan, ia tidak bisa terus-menerus seperahu dengan karyawan ‘cengeng’, suka berkeluh kesah, mengumbar masalah seakan orang lain tidak punya masalah.. Ia