KOMUNIKASI ORGANISASIDANKINERJA PEGAWAI
(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir)
SKRIPSI
Felina Susianti Sidabutar
(090904058)
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI
(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Felina Susianti Sidabutar
(090904058)
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Felina Susianti Sidabutar
NIM : 090904058
Judul Skripsi : Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai
(Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir)
Medan, 21 Oktober 2013
Pembimbing Ketua Departemen
Dra. Dayana, M.Si
NIP:196007281987032002 NIP: 196208281987012001 Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A
Dekan FISIP USU
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini merupakan karya saya sendiri. Semua kutipan maupun rujukan
yang terdapat dalam skripsi ini saya lengkapi dengan sumber yang benar.
Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat), maka
saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku
Nama : Felina Susianti Sidabutar
Nim : 090904058
Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Felina Susianti Sidabutar
NIM : 090904058
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai
(Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Majelis Penguji
Ketua Penguji : ( )
Penguji : ( )
Penguji Utama : ( )
Ditetapkan di : Medan
KATA PENGANTAR
Puji, hormat, dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa yang peneliti kenal dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat pribadi peneliti. Syukur atas
kasih setia dan penyertaan yang luar biasa yang diberikanNya kepada peneliti
mulai dari awal menjalani perkuliahan sampai peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini, sebab segala sesuatu yang peneliti kerjakan, Tuhanlah yang
melakukannya bagi peneliti.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sumatera Utara (USU). Proses penulisan hingga penyelesaian skripsi
ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua peneliti, Martua Sidabutar dan Sadur Sinaga yang selalu
berdoa, mendukung, memperhatikan, menasehati, dan memberi semangat
yang luar biasa penuh kasih kepada peneliti. Tuhan dan Felina mengasihi
bapak dan mama.
2. Abang-abang peneliti yakni Frans Zava Sidabutar, Frengky Junindra Sidabutar
dan adik-adik peneliti yakni Fenny Sarifa Sidabutar & Roliston Manurung,
dan Hendro Daniel Sidabutar atas doa, cinta kasih, dan dukungan
semangatnya.
3. Amangboru Tony Pasaribu dan Bou Sidabutar
4. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yakni Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Si beserta jajarannya.
5. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi yakni Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis,
M.A.
6. Dosen pembimbing peneliti Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si yang rendah
hati memberikan waktu, tenaga, pikiran untuk mengajar, mengarahkan, dan
membimbing peneliti dengan sabar dan penuh pengertian.
7. Seluruh staff Departemen dan Laboratorium Ilmu Komunikasi FISIP USU
yakni Kak Maya, Kak Icut, Pak Tangkas, Pak Talal, Kak Yovita, Kak Hanim,
8. Seluruh pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba
Samosir yang telah memberikan waktu dan perhatian membantu peneliti
melaksanakan penelitian dan memperoleh data.
9. Bapak Kepala Dinas yakni Sabam Pardosi dan Bapak Sekretaris yakni Robert
Marpaung yang telah memberi izin meneliti di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir. Terimakasih buat arahan, perhatian, dan
pengertiannya.
10.Kelompok Tumbuh Bersama “Laetittia Dulcissima” LD7 yakni Ka Raskel
Oktavia Sitepu, Windo Harjoin Sidabutar, dan Liberty Theodoria Togatorop
atas doa, pengorbanan waktu, materi, dukungan, bantuan, semangat dan
perhatiannya. Keluargaku terkasih dalam Tuhan, kalian luar biasa. Terima
kasih juga buat Devi Silalahi, Marisi Sihombing, Yosefin Tiara Sidabutar,
Dedy Panggabean, Paulus Sinaga, Armensius Sinaga, Meydita Simbolon, dan
Jernih Panjaitan buat tempat tinggal yang disediakan bagi peneliti selama
melaksanakan penelitian.
11.Kelompok kecil “Nalicom sa Dyos” yakni Friska Avio Bangun,Melva
Emagita Ginting, Tantika Ratna Sari, Sarah K. Sitorus, Eunike Purba, Resta
Napitupulu, sahabat pemuridan Inri Sembiring, dan Sevy Caroly atas doa,
semangat, perhatian, dukungan yang diberikan kepada peneliti. Semangat
untuk studi dan pelayanannya.
12.Seluruh komponen pelayanan UKM KMK USU UP PEMA FISIP yakni Ka
Mery, Ka Juni, Tika Anggreni, Damai, Bekka, Rina, Nora, Sarah, Rittar,
Reno, Serdita, Willer, Elisabeth, seluruh AKK, PKK, TPP, Timreg, Alumni
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
13.Seluruh teman-teman KDS 2012 “All I Need is You” dan KDS 2013 “Lebih
dari Pemenang”.
14.Sahabat peneliti yang selama proses ini mendukung dalam doa, memberi
semangat, perhatian, bantuan, dan pengorbanan materil maupun formil yakni
Christo Putra Surbakti dan adik kecil Grace Natalia Surbakti. Tuhanlah
kiranya melimpahkan berkat dan kasih setiaNya bagi kamu sekalian.
15.Keluarga besar Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2009 yang sangat luar
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran yang membangun
dari pembaca. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Oktober 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Felina Susianti Sidabutar
NIM : 090904058
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-eksklusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai
Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara behak menyimpan, mengalih media
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama masih
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : Oktober 2013
Yang Menyatakan
ABSTRAK
Komunikasi organisasi sangat diperlukan untuk mengurangi perbedaan-perbedaan, ketidakmengertian, ketidakpercayaan, dan ketidakpastian yang selalu berubah-ubah diantara individu dalam suatu organisasi. Semakin kecil perbedaan-perbedaan, ketidakmengertian, ketidakpercayaan, dan ketidakpastian maka konflik dapat dihindari dan kerjasama yang baik dapat tercipta. Kerjasama yang baik diantara individu dalam mendelegasikan tugas maupun melaksanakan tugas mampu menciptakan kinerja yang baik sehingga memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan dengan maksimal.
Penelitian ini berjudul Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir yang memenuhi kriteria populasi sebagai berikut: pegawai dan staff yang berhubungan langsung dengan atasan; pegawai dan staff yang kehadirannya memenuhi syarat; bukan pegawai honorer; pegawai dan staff yang tidak dalam cuti, seluruhnya berjumlah 22 pegawai. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu jumlah seluruh populasi dijadikan subjek penelitian sehingga subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berjumlah 22 orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu studi kepustakaan dan studi ke lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Relasi Tata Jenjang ( Rank-Order) oleh Spearman dengan menggunakan bantuan SPSS versi 13,0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori Organisasi, Teori Komunikasi Organisasi, dan Teori Kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa “Terdapat hubungan yang cukup berarti antara Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir” dengan angka korelasi, 0,440. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, diperoleh nilai tabel signifikansi 0,041, dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel yaitu komunikasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah signifikan.
Kata kunci :
ABSTRACT
Organizational Communication is necessary to reduce the diffrences,
missunderstanding, distrust, and uncertainty among individuals who are in an
organization. Become smaller the the diffrences, missunderstanding, distrust, and
uncertainty, the conflict can be avoided and good cooperation can be created.
Good cooperation individuals on delegation of work or do works can help to
create the good performance, then can get the aimed of the organizational with
maximum.
The study is titled Organizational Communication and Performance Officer
(Correlational Study of the Effect of Organizational Communication on Employee
Permomance in the Office of Civil Registration Toba Samosir). This study aimed
to determine the extent of the influence of organizational communication on the
permomance of employees in the office of population and civil Toba Samosir.
The method used in this study is correlational aims to find a relationship between
variables with other variables. The population in this study were all full time
employees in the Office of Population and Civil Toba Samosir population who
meet the following criteria: employees and staff who deal directly with the
principle; employees and qualified staff who presence; not permanent employees,
employees and staff who are not to live, totaling 22 employees. Sampling
technique in this study was the total number of sampling the entire population
were subjected to the study subjects in this study were all employees, amounting
to 22 people. Data collection techniques used in this study are twofold, namely
library research and study into is the field. The data analysis technique used in the
analysis of a single table, cross table analysis, and hypothesis through Tata
relation coefficient formula level (Rank-Order) by Spearman by using SPSS
version 13,0 and is supported by using a scale Guilford. Theory used in this study
is the theory of Communication, Organizational Theory, Organizational
Communication Theory, and Performance Theory.
Based on the results, it is evident that “There is a significant relationship between
Organizational Communication on Employee Performance in the office of
Population and Civil Toba Samosir” with the number of correlation 0,440. To
table value of 0,041 is obtained, which is smaller than 0,05, so it was concluded
that the relationship between the two variables is communication on the
performance of employees in the Office of Population and Civil Toba Samosir is
significant.
Keywords:
Organizational Communication, Employee Performance, Office of Civil
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii
ABSTRAK ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 6
1.3Pembatasan Masalah ... 6
1.4Tujuan Penelitian ... 6
1.5Manfaat Penelitian ... 7
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1Kerangka Teoritis... 8
2.1.1 Komunikasi ... 8
2.1.1.1Pengertian Komunikasi ... 8
2.1.1.2Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 10
2.1.2 Organisasi ... 11
2.1.2.1Pengertian Organisasi ... 11
2.1.2.2Gambaran Umum Organisasi Pemerintahan ... 12
2.1.3 Komunikasi Organisasi ... 13
2.1.3.1Pengertian Komunikasi Organisasi ... 13
2.1.3.2Pentingnya Komunikasi Organisasi ... 14
2.1.3.3Jaringan Komunikasi Formal ... 15
2.1.4 Kinerja ... 21
2.1.4.1Pengertian Kinerja ... 21
2.1.4.2Pelaksanaan Kinerja... 22
2.1.4.3Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 22
2.1.4.4Standar Kinerja ... 23
2.2Kerangka Konsep ... 24
2.3Variabel Penelitian ... 24
2.4Defenisi Operasional ... 26
2.5Hipotesis ... 31
3.1.1 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Toba Samosir ... 32
3.1.1.1Sejarah Singkat ... 32
3.1.1.2Visi dan Misi ... 35
3.1.1.3Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja ... 36
3.1.2 Lokasi Penelitian ... 40
3.2Metode Penelitian ... 40
3.3Populasi dan Sampel ... 40
3.3.1 Populasi ... 40
3.3.2 Sampel ... 41
3.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.5 Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Proses Pengumpulan Data ... 44
4.2Teknik Pengolahan Data ... 45
4.3Analisis Tabel Tunggal ... 46
4.3.1 Karakteristik Responden ... 46
4.3.2 Komunikasi Organisasi ... 50
4.3.2.1Komunikasi ke Bawah ... 50
4.3.2.2Komunikasi ke Atas ... 61
4.3.2.3Komunikasi Sejajar... 68
4.3.3 Kinerja ... 76
4.3.3.1Tugas Fungsional... 76
4.3.3.2Tugas Perilaku ... 88
4.3.3.3Tugas Etika... 95
4.4 Analisis Tabel Silang ... 97
4.4.1 Uji Silang antara Atasan Memberi Perintah dengan BawahanMenjalankan Perintah Atasan... 98
4.4.2 Uji Silangantara Bawahan Menyampaikan Pendapat dengan Keinginan Menciptakan Ide-Ide Baru dalam Bekerja ... 99
4.4.3 Uji Silang antara Komunikasi Sesama Pegawai dengan Kemampuan Bekerja sama dalam Tim ...101
4.4.4 Uji Silang antara Atasan Menjelaskan Informasi mengenai Peraturan-peraturan dengan Kinerja Pegawai Bekerja Sesuai Etika Profesi yang Dianut Kantor ... 102
4.5 Uji Hipotesis ... 103
4.6 Pembahasan ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 113
5.2Saran ... 114
5.2.1 Saran dari Subjek Penelitian ... 114
5.2.2 Saran dalam Kaitan Akademis ... 115
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Nomor Judul Halaman
4.60 Berusaha Menyeimbangkan Pengorbanan dengan Tujuan yang
Dicapai 84
4.82 Hubungan antara Perintah Atasan terhadap Menjalankan Perintah 98
4.83 Hubungan antara Menyampaikan Pendapat dan Menciptakan
Ide-ide Baru 99
4.84 Hubungan antara Berbagi Pengalaman terhadap Bekerja Sama
Nomor Judul Halaman
4.85 Hubungan antara Atasan Menjelaskan Informasi Mengenai
Terhadap Kinerja Pegawai Bekerja Sesuai Etika Profesi 102
4.86 Uji Korelasi antara Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Biodata Penelti
2 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
3 Kuesioner Penelitian
4 Tabel Fotron Cobol
5 Daftar Nama Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir
6 Struktur Organisasi Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Toba Samosir
7 Surat Izin PraPenelitian
8 Surat Izin Penelitian
9 Surat Rekomendasi Pra Penelitian an. Pemerintahan
Kabupaten Toba Samosir Kantor Dinas Kependudukan dan
ABSTRAK
Komunikasi organisasi sangat diperlukan untuk mengurangi perbedaan-perbedaan, ketidakmengertian, ketidakpercayaan, dan ketidakpastian yang selalu berubah-ubah diantara individu dalam suatu organisasi. Semakin kecil perbedaan-perbedaan, ketidakmengertian, ketidakpercayaan, dan ketidakpastian maka konflik dapat dihindari dan kerjasama yang baik dapat tercipta. Kerjasama yang baik diantara individu dalam mendelegasikan tugas maupun melaksanakan tugas mampu menciptakan kinerja yang baik sehingga memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan dengan maksimal.
Penelitian ini berjudul Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba Samosir). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir yang memenuhi kriteria populasi sebagai berikut: pegawai dan staff yang berhubungan langsung dengan atasan; pegawai dan staff yang kehadirannya memenuhi syarat; bukan pegawai honorer; pegawai dan staff yang tidak dalam cuti, seluruhnya berjumlah 22 pegawai. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu jumlah seluruh populasi dijadikan subjek penelitian sehingga subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berjumlah 22 orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu studi kepustakaan dan studi ke lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Relasi Tata Jenjang ( Rank-Order) oleh Spearman dengan menggunakan bantuan SPSS versi 13,0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori Organisasi, Teori Komunikasi Organisasi, dan Teori Kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa “Terdapat hubungan yang cukup berarti antara Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir” dengan angka korelasi, 0,440. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, diperoleh nilai tabel signifikansi 0,041, dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel yaitu komunikasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir adalah signifikan.
Kata kunci :
ABSTRACT
Organizational Communication is necessary to reduce the diffrences,
missunderstanding, distrust, and uncertainty among individuals who are in an
organization. Become smaller the the diffrences, missunderstanding, distrust, and
uncertainty, the conflict can be avoided and good cooperation can be created.
Good cooperation individuals on delegation of work or do works can help to
create the good performance, then can get the aimed of the organizational with
maximum.
The study is titled Organizational Communication and Performance Officer
(Correlational Study of the Effect of Organizational Communication on Employee
Permomance in the Office of Civil Registration Toba Samosir). This study aimed
to determine the extent of the influence of organizational communication on the
permomance of employees in the office of population and civil Toba Samosir.
The method used in this study is correlational aims to find a relationship between
variables with other variables. The population in this study were all full time
employees in the Office of Population and Civil Toba Samosir population who
meet the following criteria: employees and staff who deal directly with the
principle; employees and qualified staff who presence; not permanent employees,
employees and staff who are not to live, totaling 22 employees. Sampling
technique in this study was the total number of sampling the entire population
were subjected to the study subjects in this study were all employees, amounting
to 22 people. Data collection techniques used in this study are twofold, namely
library research and study into is the field. The data analysis technique used in the
analysis of a single table, cross table analysis, and hypothesis through Tata
relation coefficient formula level (Rank-Order) by Spearman by using SPSS
version 13,0 and is supported by using a scale Guilford. Theory used in this study
is the theory of Communication, Organizational Theory, Organizational
Communication Theory, and Performance Theory.
Based on the results, it is evident that “There is a significant relationship between
Organizational Communication on Employee Performance in the office of
Population and Civil Toba Samosir” with the number of correlation 0,440. To
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Suatu pemerintahan dikatakan baik apabila pemerintahan tersebut dapat
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya. Semua negara di
dunia berlomba-lomba untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera
termasuk Negara Indonesia. Hal ini dapat terlihat pada salah satu dari keempat
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang termaktub di dalam
Undang-Undang Dasar 1945, yakni menyejahterahkan kehidupan rakyat. Untuk mencapai
tujuan negara ini, maka mulai tanggal 1 Januari 2001 Negara Kesatuan Republik
Indonesia membuat satu kebijakan yang dianggap baik yaitu dengan mengesahkan
pelaksanaan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan penyerahan urusan
pemerintahan pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam
rangka sistem birokrasi pemerintahan. Otonomi daerah ini diselenggarakan
dengan tujuan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan pemerintah
kepada masyarakat.
Ada tiga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat otonom
yaitu daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota. Dalam hal ini peneliti
ingin menyoroti pemerintahan daerah kabupaten. Untuk memfasilitasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten pemerintah kabupaten
membentuk organisasi perangkat daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, dinas
daerah, lembaga teknis daerah dan lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Salah
satu organisasi perangkat daerah yang ingin peneliti teliti adalah dinas daerah.
Dinas daerah dibentuk untuk menangani urusan pemerintahan. Beberapa dinas
daerah yang umumnya dibentuk dalam suatu pemerintahan kabupaten, yaitu Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, Pekerjaan Umum, Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan PKM, Pendapatan Daerah,
Tenaga Kerja Kependudukan dan Transmigrasi, Pertanian dan Ketahanan Pangan
serta kelengkapan lainnya (Mahsun, 2006:195).
Dinas-dinas daerah ini memiliki fungsi dan tujuan masing-masing dan
kebutuhan suatu daerah tersebut. Dalam perspektif sosial, dinas daerah dapat juga
dikatakan sebuah organisasi karena dibentuk sama dengan susunan dan formasi
organisasi (Misdyanti, 1989:18).
Sama halnya dengan organisasi dibentuk karena manusia pada dasarnya sulit
memenuhi kebutuhan hidupnya dan mewujudkan tujuannya secara sendiri
sehingga memerlukan manusia lain, demikian jugalah dinas daerah dibentuk
karena satu individu sulit mewujudkan tujuan dinas daerah tanpa membutuhkan
individu lainnya yang dapat bekerjasama dengannya untuk mencapai tujuan dinas
daerah maupun tujuan Negara Repubik Indonesia. Usaha untuk mempermudah
pemenuhan tersebut adalah dengan membentuk hubungan kerjasama dari
individu-individu untuk membentuk kelompok dan kemudian membentuk suatu
organisasi seperti individu-individu yang berbentuk kelompok yang saling
bekerjasama di dalam suatu dinas pemerintahan. Di dalam organisasi tersebut
terdapat suatu sistem perserikatan formal, terstruktur, dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.
Sama halnya dengan organisasi, dinas daerah juga terdiri dari sekelompok
orang yang terkordinasi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan. Ada beberapa
unsur yang terdapat di dalam suatu dinas daerah seperti unsur yang terdapat dalam
suatu organisasi yang dapat membuat suatu organisasi itu ideal setidaknya untuk
memproduksi hasil yang diharapkan. Unsur-unsur tersebut dapat berupa
lingkungan organisasi, strategi organisasi, teknologi yang digunakan dalam
organisasi, sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi, dan koordinasi
individu-individu yang terdapat dalam organisasi tersebut atau sering disebut
dengan komunikasi.
Secara umum keseluruhan unsur tersebut penting namun sering sekali unsur
komunikasi menjadi unsur yang kurang diperhatikan. Secara sederhana,
komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu individu kepada
individu lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Individu yang terlibat dalam
suatu komunikasi diharapkan memiliki persepsi yang sama terhadap simbol yang
disampaikan agar komunikasi tersebut efektif (Effendy, 2007:9). Komunikasi
menjadi penting dalam suatu organisasi karena komunikasi merupakan unsur
memungkinkan struktur organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat
kepada individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka
sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Jika tidak ada komunikasi
maka suatu organisasi atau perusahaan akan menjadi statis tidak ada aktivitas dan
tidak ada kemajuan. Contoh sederhananya adalah jika salah dalam pemberian
instruksi, salah dalam penafsiran perintah atau tugas dari atasan maka akan
menjadi fatal dalam mekanisme kerja organisasi. Karena semua pekerjaan di
dalam suatu organisasi pada kenyataannya saling berhubungan. Maka kurang
baiknya kinerja sebuah bagian akan berpengaruh negatif pada bagian lain serta
terhadap organisasi itu, sehingga komunikasi sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan keharmonisasian kerja dalam organisasi. Jika tidak ada komunikasi
maka koordinasi akan terganggu, akibatnya adalah disharmonisasi yang akan
mengganggu proses pencapaian target dan tujuan organisasi.
Oleh karena komunikasi sangat penting dalam suatu organisasi, maka
terciptalah pandangan khusus terhadap komunikasi organisasi yang memiliki
pengertian sederhana yaitu proses komunikasi yang terjadi secara berkelanjutan
untuk mencapai tujuan bersama para anggota organisasi. Redding dan Sanborn
memberi pengertian bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, antara lain komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi
downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi
dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan
berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi
program (Muhammad, 2009:65).
Demikianlah peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi
yang terdapat di dalam suatu organisasi pemerintaha. Dalam penelitian ini peneliti
ingin meneliti organisasi Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir yaitu Kantor
Dinas Kependuduk an dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti ingin mengetahui
bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi diantara pegawai-pegawai yang
bertugas di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti
pegawai dalam mencapai tujuan dinas maupun tujuan Negara Republik Indonesia.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana atasan memberi perintah, indoktrinasi,
inspirasi, evaluasi, dan lainnya kepada bawahan. Seperti apa komunikasi yang
terjadi antara bawahan terhadap atasan dalam memberi laporan kerja, saran-saran,
rekomendasi, opini, dan lainnya, dan seperti apa komunikasi yang terjadi antara
sesama pegawai yang memiliki jabatan yang sama dalam hal pengkoordinasian
tugas, berbagi informasi, memecahkan masalah, dan lainnya.
Komunikasi yang terlibat dalam seluruh kegiatan ini harus dijaga dengan baik
agar tercipta hubungan kerjasama yang harmonis diantara pegawai sehingga
memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai di dalam suatu
organisasi. Jika komunikasi diantara pegawai yang terdapat dalam suatu organisai
kurang, maka keadaan itu kemungkinan akan membawa organisasi tersebut
kepada suatu konflik. Kegagalan berkomunikasi karena dua pihak tidak dapat
menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga membuka jurang
perbedaan informasi diantara mereka dapat mengakibatkan konflik. Konflik yang
terdapat di dalam suatu organisasi pada akhirnya memungkinkan adanya pengaruh
negatif terhadap organisasi termasuk kinerja pegawai di dalam suatu organisasi.
Jika kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak baik, maka bisa dipastikan
pencapaian target dan tujuan organisasi pun terganggu. Demikian halnya dengan
komunikasi organisasi yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Toba Samosir apakah sudah terjaga dengan baik dan tercipta hubungan yang
harmonis atau sebaliknya, dan bagaimana akhirnya berdampak terhadap kinerja
pegawai dan tujuan dinas itu sendiri.
Kinerja pegawai organisasi merupakan gambaran bagaimana seseorang baik
pimpinan maupun anggota melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi (Suranto, 2005:56).
Dengan demikian kinerja antara satu orang dengan yang lainnya bisa saling
berbeda oleh karena tugas dan jabatannya juga tidak sama. Standar kinerja
pegawai dalam suatu organisasi dapat dilihat dari tiga indikator yang terdiri dari
tugas fungsional yaitu seberapa baik seseorang menyelesaikan aspek-aspek
pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, tugas perilaku yaitu seberapa baik
dalam perkantoran, tugas etika yaitu seberapa baik seseorang mampu bekerja
secara profesional sambil menjunjung tinggi norma etika.
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir merupakan
salah satu organisasi perangkat pemerintahan daerah Kabupaten Toba Samosir
yang bertugas melayani masyarakat Toba Samosir dalam hal administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, misalnya dalam hal pengurusan Kartu
Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Akta-akta catatan sipil lainnya. Dinas ini sering
disebut sebagai wajah Toba Samosir karena dalam praktek kerjanya, dinas ini
merupakan satu-satunya dinas yang bersentuhan langsung dengan seluruh lapisan
masyarakat Toba Samosir yang berjumlah kurang lebih 200.000 orang. Memberi
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Toba Samosir dalam hal pengurusan
KK, KTP, dan Akta-akta lainnya, pegawai yang bekerja di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir haruslah memiliki interaksi dan
koordinasi yang baik terlebih dahulu di internal kantor agar terjadi kerjasama
yang baik sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan maksimal. Apabila
tujuan kantor dapat tercapai dengan baik maka secara tidak langsung hal tersebut
dapat mendukung tercapainya tujuan negara dalam hal menyejahterahkan
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dinas ini sebagai
perwakilan dari seluruh dinas yang terdapat di Pemerintahan Kabupaten Toba
Samosir. Dengan meneliti Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba
Samosir ini, penelitian ini secara tidak langsung dapat menggambarkan secara
umum komunikasi organisasi dan kinerja pegawai yang terdapat pada dinas
kabupaten lainnya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir.Penelitian
komunikasi organisasi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba
Samosir ini pun belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut semakin
mendorong peneliti tertarik untuk menelliti komunikasi organisasi di kantor
tersebut dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Sejauhmanakah komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja
pegawai di KantorDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar
penelitian tidak terlalu luas dan fokus terhadap permasalahan, maka peneliti
membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian hanya terbatas pada komunikasi dari atasan kepada bawahan
(downward communication), bawahan kepada atasan (upward
communication), dan komunikasi diantara pegawai sederajat (horizontal
communication) terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir.
2. Responden penelitian ini hanya pegawai tetap di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
3. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, untuk mengetahui pengaruh
komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 hingga selesai.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Komunikasi organisasi pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Toba Samosir.
2. Kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba
Samosir.
3. Sejauhmana pengaruhkomunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah kontribusi
penelitian komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi organisasi.
2. Manfaat Teoritis, penelitian ini bermanfaat dan menjadi kesempatan bagi
peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dalam bidang
hubungan masyarakat, menambah wawasan dan menambah pemahaman
peneliti terkhusus dalam bidang komunikasi organisasi.
3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Kantor Dinas
Kependuduk an dan Catatan Sipil Toba Samosir serta menjadi bahan yang
dapat memotivasi setiap individu yang ingin meneliti bidang komunikasi
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
Teori merupakan suatu unsur yang penting di dalam melakukan suatu
penelitian. Teori dapat membantu peneliti menjelaskan suatu permasalahan sosial
maupun permasalahan alami yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti. Teori
juga digunakan sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
apa, mengapa dan bagaimana suatu masalah empiris.
Teori merupakan seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan,
definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang
fenomena dengan memerinci hubungan-hubungan diantara variabel dengan tujuan
menjelaskan dan memprediksi suatu gejala (Silalahi, 2009:89). Adapun teori-teori
yang relevan terhadap penelitian ini adalah Komunikasi, Organisasi, Komunikasi
Organisasi, dan Kinerja.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi sudah tidak asing lagi bagi kita, komunikasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Selaku mahkluk sosial yang ingin
senantiasa berhubungan dengan orang lain, komunikasi menjadi unsur utama dan
penting untuk menciptakan hubungan tersebut. Keinginan manusia ingin
mengetahui lingkungan sekitarnya bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
dalam dirinya mendorong manusia harus berkomunikasi.
Secara etimologis, Cherry dalam stuart (1983) menyatakan bahwa istilah
komunikasi berasal dari bahasa latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Istilah
lain dalam bahasa latin, komunikasi disebut Communico yang artinya membagi
(Cangara, 2006:18). Pengertian ini lebih dikhususkan lagi oleh Effendy di dalam
bukunya yang menegaskan bahwa kebersamaan yang dimaksud adalah
Secara terminologis, komunikasi (communication) merupakan ilmu yang
mempelajari pernyataan antarmanusia yang bersifat umum dengan menggunakan
lambang-lambang (simbol) yang berarti atau biasanya disebut juga dengan
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.
Seorang pakar sosiologi, Everett M. Rogers memberikan suatu defenisi
komunikasi dengan menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses hubungan
yang didalamnya terdapat pertukaran informasi (pesan), dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih yang pada gilirannya akan
tiba pada saling pengertian yang mendalam dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi
(Cangara, 2006:19).
Defenisi yang diberikan oleh Everett M. Rogers hampir sama dengan defenisi
yang diberikan oleh seorang ahli yang menaruh minat pada perkembangan
komunikasi, Carl I. Hovland yang menyatakan bahwa komunikasi adalah upaya
yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap. Namun untuk dapat mengubah sikap,
pendapat, dan tingkah laku orang lain, diperlukan suatu komunikasi yang
komunikatif (Effendy, 2006:10).
Namun untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, kita dapat bergerak dari kutipan paradigma yang dikemukakan oleh
Harol D. Lasswell dengan menjawab pertanyaan “Who, Says What, In Which
Channel, To Whom, With WhatEffect”. Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
yakni:
1. Komunikator (communicator, source, sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel, media)
4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
5. Efek (efect, impact, influence)
Jadi, Lasswell menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media tertentu
kejelasan pengertian komunikasi yang efektif berdasarkan paradigma Harold D.
Lasswell, maka perlu kita teliti unsur-unsur dalam proses komunikasi seperti
diatas. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikannya sasaran dan
tanggapan apa yang diinginkannya sehingga ia terampil menyandi pesan yang
bertautan dengan pengawasandian komunikan. Komunikator harus mengirimkan
pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran dan tujuan
akhir semua peristiwa komunikasi adalah untuk mempengaruhi komunikan. Efek
yang terdapat pada komunikan yaitu perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Semakin banyak kebersamaan pengalaman (field of experience) komunikator
dengan bidang pengalaman komunikan maka akan semakin efektif pesan yang
dikomunikasikan. Komunikator akan dapat menyandi dan komunikan akan dapat
mengawasandi pesan hanya dalam istilah-istilah pengalaman yang dimiliki
masing-masing.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dimana komunikator menyampaikan pesan yang berupa
ide, gagasan, pemikiran kepada komunikan melalui media tertentu yang efisien
untuk memberikan pengertian atau makna yang sama terhadap komunikan
sehingga komunikan memperoleh pengaruh dan mengalami perubahan tingkah
laku yang sesuai dengan komunikator.
Demikianlah proses komunikasi juga terdapat di Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Toba Samosir dimana setiap pegawai yang terdapat di dalam
dinas tersebut, baik atasan maupun bawahan melakukan kegiatan komunikasi
berupa penyampaian informasi antara yang satu dengan yang lainnya untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas ataupun kegiatan lainnya yang berkenaan
dengan tujuan dibentuknya tugas.
2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Fungsi merupakan suatu potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan tertentu. Pada umumnya komunikasi memiliki empat fungsi utama,
1. Menginformasikan atau memberitahu (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi atau membujuk (to influence)
Karena komunikasi juga dipahami sebagai suatu proses, maka tentulah ada
tujuan yang hendak dicapai. Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa
tujuan, antara lain:
1. Agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti
2. Memahami orang lain
3. Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
5. Untuk merubah sikap, pendapat, dan tingkah laku orang lain.
Setiap pegawai yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Toba Samosir melakukan kegiatan komunikasi yang berfungsi agar pesan
maupun informasi yang hendak disampaikan oleh seorang pegawai terhadap
pegawai yang lainnya dapat dimengerti dan dipahami kemudian melakukan suatu
hal yang diinginkan oleh lawan komunikasinya.
2.1.2 Organisasi
2.1.2.1 Pengertian Organisasi
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa
inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang berasal dari bahasa
Latin pula, organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of
interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi
keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Jadi,
secara harfiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama
lainnya saling bergantung.
Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya,
Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai berikut: “a
stable system of individuals who work together to achieve, through a hierarchy of
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian tugas).
Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan
proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi
diantara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan
yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti. Menurutnya,
kemampuan struktur organisasi yang melangsungkan prosesnya secara sistem
seperti itu akan dapat menyelesaikan tujuan secara efektif, dalam arti kata
masukan (input) yang diproses akan menghasilkan (output) yang diharapkan
tujuan yang sesuai dengan biaya, personel, dan waktu yang direncanakan
(Effendy, 2007:114).
Namun untuk memahami arti suatu organisasi secara sederhana dan
sistematis, peneliti mengutip pengertian dari Robbins (1991) yang mengatakan
bahwa:
Organisasi adalah sebuah bentuk kerjasama yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan karena didalamnya terbentuk jalinan, hubungan, relasi, dan komunikasi antara sejumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi yang sama atau yang berbeda-beda (sub sistem) untuk memenuhi tujuan (ideal dan kongkret) yang telah disepakati bersama (Liliweri, 2004:11).
Berkenaan dalam penelitian ini organisasi yang diteliti adalah organisasi
dalam bidang pemerintahan, maka organisasi pemerintahan juga dapat dipandang
dan diartikan menurut pengertian organisasi pada umumnya. Untuk lebih jelasnya
dapat kita baca dari uraian organisasi pemerintah.
2.1.2.2 Gambaran Umum Organisasi Pemerintahan
Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang mempunyai hak untuk
melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi dimana organisasi tersebut
diberi tanggung jawab untuk mencapai tujuan negara, baik memelihara
perdamaian dan keamanan (Hasan, 2005:2). Setiap individu-individu yang
terdapat di dalam organisasi pemerintahan akan berinteraksi di dalam suatu sistem
komunikasi untuk menyampaikan informasi-informasi, kebijakan-kebijakan yang
Demikian juaga Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir
merupakan salah satu organisasi pemerintah yang terdiri dari individu-individu
yang berwewenang untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kedudukan dan
perannya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan
negara.
2.1.3 Komunikasi Organisasi
2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Sejauh ini belum ada persepsi yang sama mengenai komunikasi organisasi.
Ada beberapa pengertian komunikasi organisasi yang dikemukakan oleh para ahli.
Wayne Pace dan Don F. Faules (1998) mendefinisikan komunikasi organisasi
sebagai sebuah proses penciptaan dan pengiriman pesan oleh komunikator serta
penerimaan dan penafsiran pesan oleh komunikan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama para anggota organisasi (Suranto,
2005:33).
Redding dan Sanborn memberi pengertian yang sama namun lebih mengikut
sertakan bidang apa saja yang terdapat dalam komunikasi organisasi tersebut
dengan mengatakan bahwa:
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, dimana di dalam bidang tersebut terdapat komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upwardatau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2009:65).
Sedangkan Deddy Mulyana lebih menekankan bahwa komunikasi organisasi
itu merupakan komunikasi yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Dedy
Mulyana dalam bukunya mengatakan, komunikasi organisasi (organization
communication) komunikasi yang terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok dimana komunikasi organisasi seringkali
melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan adakalanya
Di dalam komunikasi organisasi tentulah terdapat saling ketergantungan
seperti yang dikemukakan Zelko dan Dance yang memberi pengertian komunikasi
organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencakup
komunikasi internal dan komunikasi eksternal atau seperti Greenbaunm
menyebutnya dengan istilah bidang komunikasi yaitu komunikasi formal untuk
komunikasi internal dan komunikasi informal untuk komunikasi eksternal.
Dari bermacam-macam persepsi para ahli mengenai komunikasi organisasi
diatas, ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan sebagai pengertian
komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal yang saling bergantung antara satu dengan yang lainnya dimana komunikasi organisasi tersebut meliputi pesan dan arus, tujuan, arah, dan media serta meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan/skillnya (Muhammad, 2009 : 67).
Jika dikaitkan dengan komunikasi organisasi yang terdapat di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pengiriman dan
penerimaan informasi antar pegawai yang terdapat di Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir baik di lingkungan internal
maupun di lingkungan eksternal kantor dinas dimana kedua hal tersebut saling
bergantung antara satu dengan yang lainnya.
2.1.3.2 Pentingnya Komunikasi Organisasi
Komunikasi begitu penting bagi manusia sehingga ada yang menyatakan
bahwa tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan bermakna, atau bahkan
manusia tidak dapat bertahan hidup, demikian juga dalam sebuah organisasi.
Komunikasi organisasi ikut andil dalam membangun iklim organisasi juga
membangun budaya organisasi. Jika ini dipahami oleh pengelola organisasi maka
perbedaan-perbedaan individu dan ketidakmengertian (missunderstanding) dalam
organisasi bisa diperkecil dan dikurangi yang pada akhirnya konflik bisa
Apabila komunikasi yang terdapat di dalam suatu organisasi tersebut efektif maka
hal tersebut kemungkinan dapat menjamin tercapainya tujuan-tujuan organisasi.
Jika dilihat dari teori hubungan antarmanusia, komunikasi antarpegawai
merupakan suatu kegiatan yang penting sehingga semua pegawai yang terdapat di
dalam suatu perkantoran harus saling berusaha berkomunikasi guna menggalang
kerjasama yang sebaik-baiknya sehingga melalui kerjasama yang baik itu dapat
diharapkan kinerja kantor meningkat dan tujuan kantor dapat tercapai (Suranto,
2005 : 35).
Judy C. Pearson (Dedy Mulyana, 2000 : 4) mengemukakan ada dua alasan
individu mengadakan komunikasi di dalam suatu organisasi yakni manfaat
individu dan kelembagaan. Pada tataran manfaat individu, seorang pegawai dalam
suatu kantor maupun organisasi dapat memupuk hubungan baik dengan orang
lain, memperoleh kepercayaan, mengklarifikasi suatu kesalahan, dan sebagainya.
Sedangkan pada tataran manfaat kelembagaan, seorang pegawai dalam suatu
kantor maupun organisasi dapat memberi manfaat pada kantor tersebut, misalnya
dengan saling berkomunikasi pegawai kantor dapat menyelesaikan tugas-tugas
kantor, mengambil keputusan yang tepat, menghindari terjadinya konflik, dan
dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja serta keharmonisan hubungan
unit-unit kerja di dalam suatu perkantoran tersebut.
2.1.3.3 Jaringan Komunikasi Formal
Sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu di dalam
suatu organisasi melakukan aktivitas pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu dapat
terjadi melalui jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi di dalam suatu
organisasi dapat dilakukan oleh dua orang, tiga, atau lebih dan mungkin juga
diantara keseluruhan orang dalam organisasi. Ada dua sifat jaringan komunikasi
yang terdapat di dalam suatu organisasi yaitu jaringan komunikasi formal dan
jaringan komunikasi informal. Jaringan komunikasi formal adalah komunikasi
menurut struktur organisasi sedangkan jaringan komunikasi informal adalah
komunikasi tidak bergantung pada struktur organisasi. Di dalam penelitian ini,
sebuah organisasi yakni Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba
Samosir.
Jaringan komunikasi formal merupakan proses penyampaian pesan melalui
jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi
pekerjaan (Muhammad, 2009:107). Komunikasi formal memanfaatkan
saluran-saluran formal yang tersedia di dalam suatu organisasi (Suranto, 2005:39).
Komunikasi formal ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian
departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan, dan distribusi
pekerjaan yang ditetapkan, dan distribusi pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota
organisasi yang berbeda.
Ada tiga bentuk utama aliran informasi komunikasi formal dalam suatu
organisasi
1. Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah memiliki arti bahwa infomasi mengalir dari tingkatan
manajemen puncak ke manajemen menengah atau dari jabatan yang berotoritas
lebih tinggi kepada jabatan yang berotoritas lebih rendah (Masmuh, 2008:64).
Fungsi komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi dapat berupa menyampaikan
infomasi faktual dan non-kontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan
tujuannya hanya semata-mata memberikan informasi yang berkenaan dengan
tugas-tugas dan pemeliharaan, bukan membujuk (persuasive). Pesan-pesan yang
disampaikan oleh atasan kepada bawahannya biasanya berhubungan pengarahan,
tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum. Dalam bukunya,
Suranto (2005) menyebutkan bahwa komunikasi ke bawah mempunyai beberapa
fungsi, antara lain:
Menurut Lewis (1987) komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan
tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan.
Perintah atau instruksi biasanya menjadi lebih terperinci dan spesifik karena
diinterpretasikan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah. Manajer-manajer
pada setiap tingkatan bertindak sebagai penyaring (filter) dalam menentukan
seberapa banyak informasi yang mereka terima dari pimpinan yang lebih tinggi
yang akan diteruskan kepada bawahannya. Disamping perintah dan instruksi,
komunikasi ke bawah juga berisi informasi mengenai tujuan organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan, insentif,
tunjangan, hak-hak karyawan.
Bawahan dapat menerima umpan balik tentang seberapa jauh mereka telah
melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik. Menurut R. Wayne Pace Don F.
Paules (1998), ada lima jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan dari
atasan kepada bawahan, diantaranya adalah:
a. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
d. Informasi mengenai kinerja pegawai
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)
Seluruh fungsi maupun jenis informasi yang dikomunikasikan oleh atasan
kepada bawahan yang telah dipaparkan diatas, Arni Muhammad dalam bukunya
Komunikasi Organisasi (2009) mengklasifikasikannya dalam lima tipe
komunikasi ke bawah, yaitu:
a. Instruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa
yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan
tersebut dapat berupa perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual,
program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi
pesan-pesan tugas dan sebagainya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung
cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya
menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal, biasanya
mempergunakan pertimbangannya, keterampilan, dan pengalamannya
(Muhammad, 2009:109).
b. Rasional pekerjaan, yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas
dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas yang lain dalam objektif
organisasi. Kualitas dan kuantitas komunikasi rasional ditentukan oleh
filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila atasan
menganggap bawahannya pemalas maka pesan rasional yang diberikan
sedikit sedangkan bila atasan menganggap bawahan dapat memotivasi diri
sendiri maka pesan rasional yang diberikan banyak.
c. Ideologi, yaitu perluasan rasional yang penekanannya ada pada penjelasan
tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan
ideologi ini, atasan berusaha mencari sokongan dan antusias dari anggota
organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.
d. Informasi, yaitu informasi dari atasan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan
instruksi dan rasional.
e. Balikan, yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhananya adalah
pembayaran gaji karyawan yang telah selesai melakukan pekerjaannya dan
tidak ada informasi dari atasannya yang mengkritik pekerjaannya. Tetapi
apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik maka balikannya mungkin
berupa kritikan atau peringatan kepada karyawan tersebut.
2. Komunikasi ke atas (Upward Communication)
Komunikasi keatas merupakan aliran informasi dari hirarki wewenang yang
lebih rendah ke yang lebih tinggi. Biasanya mengalir di sepanjang rantai komando
(Masmuh, 2008:11). Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan
balikan, memberikan saran, dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi dari
bawahan ke atasan ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap
karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan (Muhammad, 2009:117).
mengenai kegiatan, keputusan, dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat
yang lebih rendah. Pace (1989) menggambarkan fungsi komunikasi ke atas seperti
di bawah ini:
a. Komunikasi ke atas membuat atasan mengetahui kapan bawahannya siap
untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima
apa yang disampaikan karyawan.
b. Komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan
keputusan.
c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap
organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan
pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul
dan membiarkan atasan mengetahuinya.
e. Komunikasi ke atas menjadikan atasan dapat menentukan apakah bawahan
menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi ke bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya
dan organisasi.
Kebanyakan dari hasil-hasil penelitian mengenai komunikasi ke atas
mengatakan bahwa atasan mendapatkan informasi dari bawahannya mengenai
hal-hal berikut:
a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya, kemajuan
mereka dan rencana masa yang akan datang.
b. Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang
mungkin memerlukan bantuan tertentu.
c. Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya
masing-masing atau organisasi secara keseluruhan.
d. Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya,
teman sekerjanya dan organisasi.
Masmuh (2008) dalam bukunya menyederhanakan bentuk-bentuk pesan yang
a. Laporan prestasi kerja (performance report)
b. Saran-saran dan rekomendasi
c. Usulan anggaran
d. Pendapat atau opini
e. Keluhan
f. Permohonan bantuan
g. Instruksi
Seperti halnya dalam komunikasi ke bawah, pegawai yang berada dalam
manajemen menengah bertindak sebagai penyaring informasi yang disalurkan
melalui mereka. Pegawai manajemen menengah tersebut memadukan,
memadatkan dan meringkas informasi mengenai kejadian dan pelaksanaan
pekerjaan pada tingkatan pegawai yang lebih rendah.
Demikianlah halnya penelitian ini akan mencoba mengetahui bagaimana
komunikasi bawahan terhadap atasan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Toba Samosir dalam hal melaporkan pekerjaan, menyampaikan ide-ide atau
saran-saran, usulan, pendapat, keluhan, permohonan bantuan, dan instruksi.
3. Komunikasi ke samping (Horizontal Communication)
Komunikasi ke samping (Horizontal communication) terjadi antara dua
pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama
(Masmuh, 2008:12). Komunikasi kesamping secara teratur terjadi diantara
karyawan yang bekerjasama dalam suatu tim, diantara para anggota kelompok
karyawan yang berbeda para anggota departemen atau bagian yang secara
fungsional terpisah, begitu juga diantara lini dan staff. Peranan komunikasi ke
samping ini dalam organisasi sesungguhnya sangat penting, namun relatif
seringkali diabaikan. Pertukaran informasi antarbagian sangat membantu
organisasi dalam menjalin atau mempertalikan atau mengikat suatu organisasi
menjadi kesatuan yang utuh. Komunikasi ke samping dalam jaringan kerja
komunikasi formal adalah sebagai alat utama dalam mengkoordinasian dan
mempersatukan semua bagian. Fungsi utama komunikasi ke samping dalam
jaringan kerja komunikasi formal adalah pengkoordinasian dan pemecahan
Suranto (2005) dalam bukunya menyebutkan beberapa tujuan komunikasi
yang dilakukan antar sesama pegawai dalam suatu organisasi:
a. Berbagi pengalaman dan perasaan
b. Solidaritas dan kerjasama
c. Menserasikan pelaksanaan kerja
d. Menghindari kekembaran (kegandaan) pengerjaan tugas
e. Menggalang kerukunan
f. Membahas cara-cara menanggulangi kendala yang timbul
g. Saling koreksi untuk menghindari kekeliruan
h. Membina hubungan harmonis dan kemitraan
2.1.4 Kinerja
2.1.4.1 Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian performance yang merupakan hasil kerja atau
prestasi kerja. Namun sebenarnya kinerja memiliki makna yang lebih luas yaitu
mencakup bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Wibowo dalam bukunya
Manajemen Kinerja (2007) mengatakan bahwa kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja juga merupakan
gambaran bagaimana seseorang baik pimpinan maupun anggota melakukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan, dalam
suatu organisasi. Amstrong dan Baron (1998) mendefinisikan kinerja merupakan
hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi.
Ukuran kinerja seseorang dengan yang lainnya dapat saling berbeda karena
tugas dan kewenangan jabatan yang tidak sama. Secara sederhana indikator
kinerja yang positif dapat dilihat dari sikap, perilaku dan aktivitas yang secara
nyata mendukung pelaksanaan program kerja dan pencapaian tujuan organisasi
(Suranto, 2005:56). Sedangkan tujuan adalah untuk menyesuaikan harapan kinerja
2.1.4.2 Pelaksanaan Kinerja
Pelaksanaan kinerja berlangsung dalam suatu lingkungan internal dan
eksternal yang dapat memengaruhi keberhasilan maupun kegagalan kinerja.
Kinerja di dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia
dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak faktor yang dapat
memengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Menurut
Wibowo dalam bukunya Manajemen Kinerja (2007), terdapat faktor dari dalam
diri sumber daya manusia sendiri maupun dari luar dirinya. Kemampuan setiap
pekerja berdasar pada pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai
dengan pekerjaannya, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Namun pekerja juga
mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku yang dapat memengaruhi kinerjanya.
Selain sumber daya manusia yang yang terdapat di dalam suatu organisasi,
kinerja juga dipengaruhi oleh sumber daya lainnya seperti dana, bahan, peralatan,
teknologi, dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam organisasi. Lingkungan
kerja atau situasi kerja memberikan kenyamanan sehingga mendorong kinerja
karyawan, termasuk di dalamnya kondisi hubungan antarmanusia di dalam
organisasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun diantara rekan sekerja.
Faktor tersebut merupakan faktor lingkungan kerja internal organisasi.
2.1.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang di dalam suatu
organisasi maupun kantor, antara lain keahlian, keterampilan, motivasi, disiplin,
dan semangat kerja (Suranto, 2005:58). Setiap individu di dalam organisasi
memiliki peluang yang sama untuk mencapai kinerja yang bagus asalkan
ditempatkan pada jenis pekerjaan yang sesuai.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan kinerja
individu di dalam suatu organisasi. Komunikasi dapat meningkatkan
keharmonisan kerja pegawai karena dengan adanya komunikasi maka koordinasi
antarpegawai dapat tercipta. Keharmonisan komunikasi di dalam organisasi
tersebut dapat membantu pencapaian tujuan.
Selain komunikasi ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
disiplin, inisiatif dan kreativitas. Beberapa faktor diatas dapat dijadikan sebagai
standar kinerja pegawai yang dapat kita lihat pada pengelompokan standar kinerja.
2.1.4.4 Standar Kinerja
Standar kinerja merupakan ukuran yang dipakai untuk menilai hasil kerja
karyawan maupun pegawai dalam suatu organisasi. Pada hakikatnya, standar
kinerja pegawai dalam suatu organisasi dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu:
1. Tugas fungsional, seberapa baik seseorang menyelesaikan aspek-aspek
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas fungsional pegawai dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain,
a. Otoritas dan tanggung jawab. Pegawai dapat melaksanakan tugas dan
wewenangnya sesuai dengan otoritas dan tanggung jawabnya.
b. Efektivitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan suatu ukuran yang
ditunjukkan oleh kenyataan bahwa tujuan organisasi tersebut dapat
dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan sedangkan efisien
berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya
mencapai tujuan. Bila pengorbanannya terlalu besar maka dikatakan tidak
efisien.
c. Inisiatif dan kreativitas. Kemampuan memberdayakan daya pikir untuk
menyelesaikan pekerjaan.
2. Tugas perilaku. Tugas perilaku dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini:
a. Seberapa baik seseorang melakukan komunikasi dan interaksi antarpesona
dengan orang lain dalam organisasi:
b. Bagaimana dia mampu menyelesaikan konflik secara sehat dan adil
c. Bagaimana ia memberdayakan orang lain
d. Bagaimana ia mampu bekerja sama dalam sebuah tim untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Tugas etika, ialah seberapa baik seseorang mampu bekerja secara profesional
sambil menjunjung tinggi norma etika, kode etik profesi, serta peraturan dan