• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi "Bench Mark" Proyek Konservasi dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu (Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi "Bench Mark" Proyek Konservasi dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu (Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

"- I , , /;i-r. I Y i,r . ,,,. D

STUDI "BENCH

MARK"

PROYEK

KONSERVASI

DAN PENGEMBANGAN DAERAH ALIRAN

SUNGAI @AS) CIMANUK HULU

(Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja,

Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

DYANA NOVITARI

A.290708

PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANlAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN JLMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANlAN BOGOR

(2)

DYANA NOVITARI. Studi "Bench Mark" Proyek Konservasi dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu, Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecarnatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat (Di bawah birnbingan WIRJADI PRAWIRODIHARDJO)

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu dirancang untuk menjadi suatu

Pilot Proyek untuk pengujian dan penyempurnaan sistem pengelolaan DAS baik

dengan pendekatan teknik maupun kelembagaan yang berskala Nasional

berdasarkan Aide-Memoire Indonesia : National Watershed Management and Conservation Project, 15 Desember 1992 Annex C. Proyek

ioi

merupakan

kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia. DAS Cimanuk

Hulu juga a k k berperan sebagai wilayah implementasi awal yang dlkembangkan

oleh Proyek Manajemen dan Konservasi DAS Nasional.

Penelitian dilakukan pertama kali di Desa Tenjonagara, Kecamatan

Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Proyek Konservasi dan

Pengembangan DAS Cirnanuk Hulu baru berjalan dua tahun (1994-1996)

sehingga studi monitoring dan evaluasi proyek belum dapat dilakukan secara

seksama. Oleh karena itu, studi "Bench Mark" lebih tepat dilaksanakan untuk

memperoleh gambaran awal dari jalannya proyek. Dengan demikian penelitian ini

bertujuan : (1) mernpelajari tingkat produksi dan pendapatan usahatani per Hektar petani peserta proyek dan petani non proyek; (2) mempelajari sumber pendapatan,

sebaran pendapatan dan tingkat pendapatan petani peserta proyek dan non proyek;

serta (3) mempelajari distibusi pendapatan diantara petani peserta proyek dan non

(3)

Data yang digunakan dalam penelitian in adalah dara primer dan data

sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis penhtungan

pendapatan, R/C, Analisis Tabulasi, Analisis Deslaiptif Kuantitatif, Analisis Gini

Rasio dan Kurva Lorenz serta Kriteria Bank Dunia.

Kegiatan-kegiatan proyek yang telah dilaksanakan di Desa Tenjonagara

adalah pembuatan jalan aspal desa sepanjang 2,3 Km dan drainase jalan, Model

Mikro DAS (MMD) seluas 10 Ha, pernbuatan Kebun Bibit Desa dan saluran

pembuangan air. Pelaksana proyek mengirim petugas LSM, PPL dan PKL untuk

membantu langsung di lapangan.

Jenis tanaman utama yang ditanam adalah tanarnan bawang merah, cabe

keriting, kacang kedele, k e n t q dan jagung. Produksi usahatani per hektar petani

peserta proyek lebih tinggi d~bandmgkan petani non proyek. Hal ini menunjukkan

produktivitas lahan petani peserta proyek (5 738.12 Kg/Ha) leblh tinggi

dibandingkan petani non proyek (2 972.21 Kg/Ha). Perbedaan ini antara lain

disebabkan oleh cara pengolahan lahan dan usahatani yang berbeda karena petani

peserta proyek menerapkan pertanian konservasi.

Rata-rata pendapatan usahatani per hektar per tahun petani non proyek

adalah Rp 1 887 541/HaA'hn dan Rp 3 500 398/Ha/Thn pada petani peserta

proyek. Petani non proyek sebesar 2.6 sedangkan petani peserta proyek merniliki

RlC sebesar 3.1. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa usahatani petani peserta

proyek lebih efisien dibandingkan petani non proyek, walaupun biaya sarana

produksi yang dikeluarkannya lebih besar. Rata-rata pendapatan per tahun petani

(4)

memperoleh Rp 1 623 944/Thn, lebih kecil dibandingkan petani peserta proyek yaitu sebesar Rp 2 140 3 5 6 h .

Keragaman sumber pendapatan petani tergolong rendah, baik pada petani

petani non proyek maupun peserta proyek. Sebesar 53.33 persen dari kedua kelompok petani tersebut memiliki satu sumber pendapatan yaitu pertanian lahan

kering. Sebaran pendapatan petani selama satu tahun petani non proyek relatif

lebih merata dibandingkan petani peserta proyek.

Nilai Giru dari pendapatan usahatani petani adalah 0.477 dan pendapatan total nunahtangga petani sebesar 0.415, sehingga termasuk dalam ketimpangan sedang. Ketimpangan ini terjadi karena adanya petani peserta proyek dan non

proyek di Desa Tenjonagara. Sedangkan bila dilihat pendapatan per kapita maka

memiliki ketimpangan rendah karena memiliki nilai Gini sebesar 0.35.

Distribusi pendapatan menurut Bank Dunia menunjukkan ketimpangan

sedang pada pendapatan usahatani (1 3.53 persen) dan ketimpangan rendah pada pendapatan total petani (18.21 persen) dan pendapatan per kapita (19.83 persen).

Aspek yang dipelajari dalam penelitian

ini

mas& sangat terbatas, selxngga

perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai aspek-aspek lain khususnya aspek

sosial ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa investasi di lahan kering dapat

meningkatkan pendapatan petani sehingga seharusnya proyek semacam ini

(5)

STUDI "BENCH MARK" PROYEK KONSERVASI DAN

PENGEMBANGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

CIMANUK HULU

(Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja,

Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

DYANA NOVITARI

A 290708

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)

"- I , , /;i-r. I Y i,r . ,,,. D

STUDI "BENCH

MARK"

PROYEK

KONSERVASI

DAN PENGEMBANGAN DAERAH ALIRAN

SUNGAI @AS) CIMANUK HULU

(Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja,

Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

DYANA NOVITARI

A.290708

PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANlAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN JLMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANlAN BOGOR

(113)

DYANA NOVITARI. Studi "Bench Mark" Proyek Konservasi dan Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu, Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecarnatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat (Di bawah birnbingan WIRJADI PRAWIRODIHARDJO)

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu dirancang untuk menjadi suatu

Pilot Proyek untuk pengujian dan penyempurnaan sistem pengelolaan DAS baik

dengan pendekatan teknik maupun kelembagaan yang berskala Nasional

berdasarkan Aide-Memoire Indonesia : National Watershed Management and Conservation Project, 15 Desember 1992 Annex C. Proyek

ioi

merupakan

kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia. DAS Cimanuk

Hulu juga a k k berperan sebagai wilayah implementasi awal yang dlkembangkan

oleh Proyek Manajemen dan Konservasi DAS Nasional.

Penelitian dilakukan pertama kali di Desa Tenjonagara, Kecamatan

Wanaraja, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Proyek Konservasi dan

Pengembangan DAS Cirnanuk Hulu baru berjalan dua tahun (1994-1996)

sehingga studi monitoring dan evaluasi proyek belum dapat dilakukan secara

seksama. Oleh karena itu, studi "Bench Mark" lebih tepat dilaksanakan untuk

memperoleh gambaran awal dari jalannya proyek. Dengan demikian penelitian ini

bertujuan : (1) mernpelajari tingkat produksi dan pendapatan usahatani per Hektar petani peserta proyek dan petani non proyek; (2) mempelajari sumber pendapatan,

sebaran pendapatan dan tingkat pendapatan petani peserta proyek dan non proyek;

serta (3) mempelajari distibusi pendapatan diantara petani peserta proyek dan non

(114)

Data yang digunakan dalam penelitian in adalah dara primer dan data

sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis penhtungan

pendapatan, R/C, Analisis Tabulasi, Analisis Deslaiptif Kuantitatif, Analisis Gini

Rasio dan Kurva Lorenz serta Kriteria Bank Dunia.

Kegiatan-kegiatan proyek yang telah dilaksanakan di Desa Tenjonagara

adalah pembuatan jalan aspal desa sepanjang 2,3 Km dan drainase jalan, Model

Mikro DAS (MMD) seluas 10 Ha, pernbuatan Kebun Bibit Desa dan saluran

pembuangan air. Pelaksana proyek mengirim petugas LSM, PPL dan PKL untuk

membantu langsung di lapangan.

Jenis tanaman utama yang ditanam adalah tanarnan bawang merah, cabe

keriting, kacang kedele, k e n t q dan jagung. Produksi usahatani per hektar petani

peserta proyek lebih tinggi d~bandmgkan petani non proyek. Hal ini menunjukkan

produktivitas lahan petani peserta proyek (5 738.12 Kg/Ha) leblh tinggi

dibandingkan petani non proyek (2 972.21 Kg/Ha). Perbedaan ini antara lain

disebabkan oleh cara pengolahan lahan dan usahatani yang berbeda karena petani

peserta proyek menerapkan pertanian konservasi.

Rata-rata pendapatan usahatani per hektar per tahun petani non proyek

adalah Rp 1 887 541/HaA'hn dan Rp 3 500 398/Ha/Thn pada petani peserta

proyek. Petani non proyek sebesar 2.6 sedangkan petani peserta proyek merniliki

RlC sebesar 3.1. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa usahatani petani peserta

proyek lebih efisien dibandingkan petani non proyek, walaupun biaya sarana

produksi yang dikeluarkannya lebih besar. Rata-rata pendapatan per tahun petani

(115)

memperoleh Rp 1 623 944/Thn, lebih kecil dibandingkan petani peserta proyek yaitu sebesar Rp 2 140 3 5 6 h .

Keragaman sumber pendapatan petani tergolong rendah, baik pada petani

petani non proyek maupun peserta proyek. Sebesar 53.33 persen dari kedua kelompok petani tersebut memiliki satu sumber pendapatan yaitu pertanian lahan

kering. Sebaran pendapatan petani selama satu tahun petani non proyek relatif

lebih merata dibandingkan petani peserta proyek.

Nilai Giru dari pendapatan usahatani petani adalah 0.477 dan pendapatan total nunahtangga petani sebesar 0.415, sehingga termasuk dalam ketimpangan sedang. Ketimpangan ini terjadi karena adanya petani peserta proyek dan non

proyek di Desa Tenjonagara. Sedangkan bila dilihat pendapatan per kapita maka

memiliki ketimpangan rendah karena memiliki nilai Gini sebesar 0.35.

Distribusi pendapatan menurut Bank Dunia menunjukkan ketimpangan

sedang pada pendapatan usahatani (1 3.53 persen) dan ketimpangan rendah pada pendapatan total petani (18.21 persen) dan pendapatan per kapita (19.83 persen).

Aspek yang dipelajari dalam penelitian

ini

mas& sangat terbatas, selxngga

perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai aspek-aspek lain khususnya aspek

sosial ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa investasi di lahan kering dapat

meningkatkan pendapatan petani sehingga seharusnya proyek semacam ini

(116)

STUDI "BENCH MARK" PROYEK KONSERVASI DAN

PENGEMBANGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

CIMANUK HULU

(Studi Kasus di Desa Tenjonagara, Kecamatan Wanaraja,

Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

DYANA NOVITARI

A 290708

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(117)
(118)
(119)
(120)
(121)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini memberikan bukti yang nyata bahwa perusahaan gerabah di Kasongan memiliki orientasi pada pasar (orientasi pada pelanggan, orientasi pada pesaing, dan

*) Adanya penambahan kompetensi pada guru sendiri maupun adanya perubahan dalam KBM yang lebih baik dan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perilaku konsumen dan bagaimana pengaruh kualitas produk, harga, lokasi dan citra merek dapat

Kondisi belajar yang masih di dominasi oleh siswa tertentu, siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (karena metode kurang bervariasi) dan sebagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan penggunaan majas perbandingan pada karangan siswa Kelas 2 SMPN 03 Colomadu dan mendeskripsikan implikasi dalam

PETA JABATAN BALAI BAHASA JAWA TIMUR. Peneliti Muda Peneliti Pertama

Menunjuk Surat Penetapan pemenang Panitia pengadaan Alat-alat Kedokteran Umum pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2011 Nomor :

Berdasarkan tabel 2 di atas, secara umum skor rata-rata persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor praktek kerja industri siswa Tata