• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Dunia USAha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Praktek Kerja Industri Siswa Tata Kecantikan Smk Negeri 7 Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Dunia USAha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Praktek Kerja Industri Siswa Tata Kecantikan Smk Negeri 7 Padang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ii Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi praktek kerja industri siswa Tata kecantikan SMK Negeri 7 Padang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Populasi berjumlah 46 orang dan sampel sebanyak 30 orang dengan teknik pengambilan sampelnya purposive sampling yang diambil dari karyawan yang ahli dibidangnya dan telah bekerja lebih dari 1 tahun di salon kecantikan. Teknik analisa data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian diketahui persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori sangat baik dengan persentase 90,1%. Sedangkan persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori baik dengan dengan persentase 88,8%. Dari hasil analisa deskriptif dapat dilihat bahwa persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori sangat baik dengan persentase 89,45%.

Kata kunci: persepsi dunia usaha salon kecantikan, kompetensi Praktek Kerja Industri

Abstract

This research intent describe effort the world perception beauty salon to industrial working practice interest student Sets SMK'S beauty Country 7 Moorlands. This research gets quantitative descriptive character. Total population 46 person and samples as much 30 person with samples taking tech it purposive is sampling one that taken from by pro employee at its area and was working more than 1 year at beauty salon. Data analysis tech utilize percentage formula. Acknowledged observational result perception universalizes beauty salon effort to afektif's interest student industry working practice Sets SMKN'S beauty 7 Moorland lies on pretty good category with percentage 90,1%. Meanwhile effort the world perception beauty salon to psikomotor's interest student industry working practice Sets SMKN'S beauty 7 Moorland lies on good category with percentage 88,8%. Of descriptive analysis result gets to be seen that efforts world perception beauty salon to industrial working practice interest student Set SMKN'S beauty 7 Moorland lies on pretty good category with percentage 89,45%.

(4)

1

PERSEPSI DUNIA USAHA SALON KECANTIKAN TERHADAP KOMPETENSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA TATA

KECANTIKAN SMK NEGERI 7 PADANG

Mimi Yupelmi1, Hayatunnufus2, Rahmiati2 Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan

KK FT Universitas Negeri Padang email : mimiyupelmi@yahoo.co.id

Abstract

This research intent describe effort the world perception beauty salon to industrial working practice interest student Sets SMK'S beauty Country 7 Moorlands. This research gets quantitative descriptive character. Total population 46 person and samples as much 30 person with samples taking tech it purposive is sampling one that taken from by pro employee at its area and was working more than 1 year at beauty salon. Data analysis tech utilize percentage formula. Acknowledged observational result perception universalizes beauty salon effort to afektif's interest student industry working practice Sets SMKN'S beauty 7 Moorland lies on pretty good category with percentage 90,1%. Meanwhile effort the world perception beauty salon to psikomotor's interest student industry working practice Sets SMKN'S beauty 7 Moorland lies on good category with percentage 88,8%. Of descriptive analysis result gets to be seen that efforts world perception beauty salon to industrial working practice interest student Set SMKN'S beauty 7 Moorland lies on pretty good category with percentage 89,45%.

A. Pendahuluan

Pendidikan kejuruan menurut UU Negara Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa

“Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu”. Salah satu cara untuk

1 Prodi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan untuk wisuda periode September 2014

(5)

mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebelum terjun ke dunia kerja yaitu diadakannya sebuah pelatihan atau praktek lapangan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelatihan ini biasa dinamakan dengan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). Menurut Jurnal SMKN 7 Padang PRAKERIN merupakan kegiatan pelatihan yang menuntut keahlian dan kompetensi yang berkualitas secara sistematis dan terprogram antara pendidikan di sekolah dengan dunia kerja. Bagi siswa yang magang di suatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun dunia indsutri setidaknya sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidangnya agar dalam pelaksanaan PRAKERIN tidak mengalami kendala yang berarti dalam penerapan ilmu pengetahuan tersebut. Siswa idealnya telah menguasai kompetensi yang dimiliki sehingga personil salon kecantikan cukup memberikan sedikit arahan dan pengawasan, namun pada kenyataannya di lapangan siswa bertindak belum sesuai dengan yang diharapkan oleh personil perusahaan. Hal tersebut dikemukakan langsung oleh personil salon kecantikan yang penulis observasi.

Berdasarkan observasi dan wawancara awal yang penulis lakukan tanggal 10 Desember 2013 pada 5 salon kecantikan di Kota Padang yaitu Meyhua Salon, Marta Siska Salon, Opie pie Salon, Icha Salon dan The Ed Salon mengungkapkan persepsi yang berbeda. Personil dari Meyhua dan The Ed Salon memiliki persepsi positif terhadap kompetensi praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang (40%), sedangkan persepsi dari personil Opie pie, Martha Siska dan Icha Salon memiliki persepsi negatif terhadap komptensi praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang (60%). Berdasarkan penjelasan tersebut

(6)

3

terdapat persepsi yang berbeda terhadap kompetensi PRAKERIN siswa Tata Kecantikan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penulis berinisiatif mengangkat permasalahan berdasarkan fenomena yang terjadi karena menyadari betapa pentingnya permasalahan ini dibahas untuk dicarikan jalan keluarnya, agar persepsi negatif mengenai kemampuan siswa dalam melaksanakan PRAKERIN pada salon kecantikan dapat diatasi untuk masa yang akan datang dengan tujuan agar kredibilitas jurusan Tata Kecantikan SMKN 7 Padang menurut personil salon kecantikan dapat ditingkatkan dan juga berguna untuk memperluas kesempatan dalam melaksanakan PRAKERIN bagi siswa Tata Kecantikan untuk angkatan yang akan datang. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Dunia Usaha Salon

Kecantikan Terhadap Kompetensi Praktek Kerja Industri Siswa Tata kecantikan

SMK Negeri 7 Padang”.

Menurut Djali (2011:143) persepsi didefinisikan “sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri”. Sementara itu menurut Novia (2005:442)

persepsi merupakan “tanggapan langsung atas sesuatu”. Mudjiran (1998:25) menyatakan bahwa “persepsi adalah suatu proses pengamatan, pengorganisasian,

penginterpretasian dan penilaian terhadap obyek yang didasari oleh suatu

pemikiran”. Tanggapan/ pandangan tersebut dapat berupa penilaian yang

menyenangkan, menyedihkan, menolak atau menerima sesuatu yang ditanggapi atau dipersepsikan. Oleh karena itu setiap individu mempunyai pengalaman yang

(7)

berbeda-beda, sehingga hasil persepsinya juga berbeda. Penilaian persepsi seseorang diketahui melalui pendapat yang dikemukakan, dalam penelitian ini adalah penilaian dalam bentuk angket.

Menurut Yulizar (2007:18) “Dunia Usaha dan Industri adalah suatu usaha terpadu yang diorganisir dengan memanfaatkan dan mengelola segala sumber daya yang ada untuk menghasilkan barang atau jasa, guna mendapatkan

keuntungan”. Usaha tidak harus berhubungan dengan benda atau bahan tetapi juga dihubungkan dengan jasa seperti usaha salon, pengiriman barang dan sebagainya, untuk merintis usaha dibidang jasa khususnya usaha salon kecantikan ada beberapa hal yang penting diperhatikan adalah tenaga kerjanya, karena berhubungan dengan keahlian dan keterampilan tentang kecantikan itu sendiri, sedangkan untuk modal ditentukan oleh fasilitas dan sarana yang tersedia di salon kecantikan itu nantinya. Menurut Sanduk (2000) bisnis dibidang jasa mengutamakan kepuasan pelanggan adalah segalanya. Untuk itu lingkungan salon yang bersih dan nyaman adalah kunci utama dalam mendukung kemajuan salon.

Sebelum siswa melaksanakan PRAKERIN di salon kecantikan, terlebih dahulu telah memiliki ketiga komponen yang dikemukakan oleh Bloom yaitu kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor agar pada saat pelaksanaannya siswa dapat mengetahui proses kerja di salon, bersikap yang baik dan melakukan semua kegiatan dengan tepat. Lebih lanjut Ahmad (2004:7) mengatakan bahwa “untuk mengahdapi dunia usaha dibutuhkan kesiapan kompetensi siswa yang mengacu pada kebutuhan dunia industri yaitu kesiapan pengetahuan (kognitif), kesiapan

(8)

5

ini yang menjadi indikator hanya kompetensi sikap (afektif) yang dikemukakan oleh Kartwohl dalam Katin (2012) dan kompetensi keterampilan (psikomotor) yang dikemukakan oleh Horrow dalam Katin (2012), karena permasalahan yang lebih dominan muncul di lapangan yaitu kompetensi afektif dan kompetensi psikomotor.

1. Kompetensi Afektif (sikap)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Konsep afektif yang dikemukakan oleh Sukanti dalam penilaian Afektif

Pembelajaran, domain afektif.pdf “afektif berhubungan dengan emosi

seperti perasaan, nilai, apresiasi, motivasi dan sikap. Terdapat lima kategori afektif dari yang paling sederhana sampai paling kompleks yaitu: penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai atau internalisasi nilai.

Adapun sikap (afektif) yang dinilai dalam penelitian ini mencakup lima sub indikator yaitu:

a. Pengenalan (receiving) adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pelaksanaan PRAKERIN ini diharapkan siswa dapat mengenal lingkungan salon dengan baik seperti keadaan salon, tata tertib dan mengenal lebih dekat pada setiap personil salon agar pada saat pelaksanaan PRAKERIN siswa lebih mudah beradaptasi dengan cepat.

b. Tanggapan (responding) adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Contohnya berpartisipasi di

(9)

salon seperti bersedia membersihkan dan menata ruangan salon tanpa disuruh oleh personil salon, bertanya tentang tata letak yang baik, melakukan pekerjaan yang diberikan dengan sungguh-sungguh, membantu personil salon dalam melakukan pekerjaan. c. Penghargaan (valuing) berkaitan dengan harga atau nilaiyang

diterapkan pada suatu objek, fenomena atau tingkah laku. Contohnya dapat menunjukkan kemampuan dalam beragumentasi dengan tujuan membangun salon yang baik untuk masa yang akan datang.

d. Pengorganisasian (organization) berkaitan dengan memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Contohnya mengakui adanya kebutuhan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab, memiliki kerja sama yang baik dengan personil salon.

e. Pengalaman (characterization) berhubungan dengan memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya. Contohnya menunjukkan kemandiriannya saat bekerja sendiri dalam menangani pelanggan/klien, kooperatif dalam kegiatan kelompok/bekerja sama.

2. Kompetensi Psikomotor (keterampilan)

Menurut Sudjono (2005:57) “Keterampilan adalah ranah yang

(10)

7

menerima pengalaman belajar tertentu”. Tahapan dalam kompetensi psikomotor yang dikemukakan oleh Horrow dalam Katin (2012:84) yang menyusun tujuan psikomotor secara hirarki dalam lima tingkatan yaitu: meniru, manipulasi, ketepatan gerak, artikulasi dan naturalisasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sub indikator persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang meliputi:

a. Meniru (immitation) yaitu kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan sederhana. Contohnya siswa dapat meniru langkah kerja pada saat creambath sesuai dengan prosedur yang ada pada salon. b. Manipulasi (manipulation) yaitu kemampuan siswa dalam

melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada petunjuk saja atau tanpa bantuan visual. Contohnya dalam tingkat ini diharapkan siswa dapat melakukan proses pewarnaan rambut tanpa bantuan visual dari personil salon lainnya, melakukan persiapan kerja sebelum memulai peerjaan. c. Ketepatan gerak (precision) yaitu kemampuan melakukan kegiatan

yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat tanpa bantuan visual maupun petunjuk tertulis. Contohnya dalam penelitian ini yaitu siswa dapat melakukan proses kerja seperti pelurusan rambut tersebut dapat maksimal dan sesuai yang diinginkan pelanggan, melakukan parting rambut sebelum melakukan pelurusan rambut.

(11)

Tahapan psikomotor ini dilihat pada kemampuan siswa Tata Kecantikan yang melaksanakan PRAKERIN yaitu kemampuan dalam melakukan creambath, pelurusan rambut (smooting), pewarnaan rambut dan rias wajah.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskripif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah personil salon kecantikan tempat siswa melaksanakan PRAKERIN di Kota Padang yang berjumlah 46 orang. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:62). Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 30 orang.

1. Jenis data dalam penelitan ini yaitu data primer yang di dapat langsung dari pengisian angket oleh responden mengenai kompetensi afektif dan psikomotor siswa Tata Kecantikan.

2. Sumber data sesuai dengan jenis data, maka sumber data dalam penelitian ini adalah salon kecantikan tempat siswa melaksanakan PRAKERIN di Kota Padang yaitu Meyhua, Martha Siska, Icha, Opie pie, Lian dan The Ed Salon yang berjumlah 30 orang.

Uji validitas instrument ini menggunakan rumus rank order correlation spearman. Dari hasil perhitungan diperoleh rho=0,86 sedangkan r table pada taraf kepercayaan 95 % dengan N=30 adalah 0,364. Jadi r hitung > r tabel (0,86 > 0,364) dengan demikian instrumen penelitian ini adalah valid. Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan diperoleh rho hitung= 0,958 sedangkan r tabel dengan N=30 pada

(12)

9

taraf signifikan 95 %= 0,361 karena 0,958 > 0,361 maka angket tentang persepsi dunia usaha salon kecantikan di Kota Padang adalah reliabel. Adapun teknik analisa data menggunakan analisa deskriptif persentase.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

Hasil pengolahan data untuk persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Distribusi frekuensi Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

Berdasarkan tabel 1 di atas dijelaskan bahwa secara umum persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang yang ditinjau dari sub indikator pengenalan, pemberian respon, penghargaan teerhadap nilai, pengorgansisasian dan pengalaman berada pada kategori sangat baik (4,51) dengan TCR = 90,1%. Ini berarti persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori sangat baik, hal ini digambarkan pada gambar berikut ini:

F % F % F % F % F %

Pengenalan 1-5. 80 53 57 38 12 8 1 1 0 0 666 4,44 88,8 baik Pemberian respon 6-11. 115 64 51 28 11 6,1 3 2 0 0 818 4,54 90,9 sangat baik Penghargaan terhadap nilai 12-18. 124 59 68 32 12 5,7 6 3 0 0 940 4,48 89,5 sangat baik Pengorganisasian 19-24. 112 62 49 27 18 10 1 1 0 0 812 4,51 90,2 sangat baik Pengalaman 25-34. 181 60 93 31 23 7,7 9 3 2 0,7 1366 4,55 91,1 sangat baik 122,4. 60 64 31 15 7,5 4 2 0 0,1 920,4 4,51 90,1 sangat baik Kompetensi Afektif Rata-Rata (Mean) TCR (%) Kriteria Rerata SS ST RG TS Indikator Sub Indikator No

Item

Alternatif Jawaban Responden

(13)

Gambar 1. Diagram rata-rata Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Afektif Praktek Kerja Industri Siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori sangat baik (90,1%). Sukanti dalam penilaian afektif Pembelajaran, domain

afektif.pdf menjelaskan bahwa “afektif berhubungan dengan emosi seperti perasaan, nilai, apresiasi, motivasi dan sikap. Dalam pelaksanaan PRAKERIN diharapkan siswa dapat mengenal lingkungan salon dengan baik seperti keadaan salon, tata tertib dan mengenal lebih dekat pada setiap personil agar pada saat pelaksanaan PRAKERIN siswa lebih mudah beradaptasi.

2. Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

Hasil pengolahan data untuk persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang terlihat dari tabel berikut ini :

0 50 100 4.44 4.54 4.48 4.51 4.55 4.51 88.8 90.9 89.524 90.222 91.1 90.1 rata-rata (mean) TCR (%)

(14)

11

Tabel 2. Distribusi frekuensi Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

Berdasarkan tabel 2 di atas, secara umum skor rata-rata persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang yang dilihat dari sub indikator meniru, manipulasi dan ketepatan gerak ditinjau pada kemampuan creambath, pelurusan rambut, pewarnaan rambut dan rias wajah berada pada kategori baik (4,44) dengan TCR = 88,8%. Ini berarti persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori baik, hal ini digambarkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2. Diagram rata-rata Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan terhadap Kompetensi Psikomotor Praktek Kerja Industri Siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang

F % F % F % F % F %

Meniru 35-41 144 69 52 25 2 1 6 3 6 2,9 952 4,53 90,7 sangat baik Manipulasi 42-50 166 61 78 29 17 6,3 6 2 3 1,1 1208 4,47 89,5 sangat baik Ketepatan Gerak 51-63 208 53 146 37 20 5,1 13 3 5 1,3 1681 4,31 86,2 baik

172,67 61 92 30 13 4,1 8 3 5 1,8 1280,333 4,44 88,8 baik Rerata

Alternatif Jawaban Responden STS Kompetensi Psikomotor Kriteria Skor Total Rata-Rata (Mean) TCR (%) SS ST RG TS Indikator No Item Sub Indikator 0 50 100

meniru manipulasi ketepatan

gerak

rerata

4.53 4.47 4.31 4.44

90.7 89.5 86.2 88.8

(15)

Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori baik (88,8%). Menurut Sumarno (2011:24) “berkenaan dengan kompetensi psikomotor meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, untuk mencapai kompetensi tersebut pengalaman belajar perlu dilakukan seperti berlatih, mencoba dan menirukan yang melibatkan

anggota tubuh”. Untuk itu dengan persepsi dunia usaha salon kecantikan yang baik tersebut agar bisa dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan cara melakukan prosedur/ langkah kerja sesuai dengan petunjuk yang ada di salon masing-masing.

Pembahasan dari masing-masing indikator di atas menunjukkan bahwa persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi praktek kerja industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang secara keseluruhan berada pada kategori

sangat baik (89,45%). D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, mengenai persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori sangat baik (4,51) dengan TCR= 90 ,1%.

(16)

13

1) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa tata Kecantikan SMKN 7 Padang dalam aspek pengenalan berada pada kategori baik (4,44) dengan TCR = 88,8%.

2) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dalam aspek pemberian respon berada p[ada kategori sangat baik (4,54) dengan TCR= 90,9%.

3) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dalam aspek penghargaan terhadap nilai berada pada kategori sangat baik (4,48) dengan TCR= 89,5%.

4) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dalam aspek pengorganisasian (organization) berada pada kategori sangat baik 4,51 (90,2%).

5) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi afektif Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dalam aspek pengalaman (characterization) berada pada kategori sangat baik (4,55) dengan TCR = 91,1%.

b. Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang berada pada kategori baik (4,44) dengan TCR = 88,8%.

(17)

1) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 dilihat dari aspek meniru (immitation) ditinjau pada kemampuan creambath, pelurusan rambut, pewarnaan rambut dan rias wajah berada pada kategori sangat baik (4,53) dengan TCR = 90,7%. 2) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi

psikomotor Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 dilihat dari aspek manipulasi (manipulation) ditinjau pada kemampuan creambath, pelurusan rambut, pewarnaan rambut dan rias wajah berada pada kategori sangat baik (4,47) dengan TCR = 89,5%.

3) Persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi psikomotor Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 dilihat dari aspek ketepatan gerak (precision) ditinjau pada kemampuan creambath, pelurusan rambut, pewarnaan rambut dan rias wajah berada pada kategori baik (4,31) dengan TCR = 86,2%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa persepsi dunia usaha salon kecantikan terhadap kompetensi Praktek Kerja Industri siswa Tata Kecantikan SMKN 7 Padang dapat dikategorikan sangat baik (4,47) dengan TCR = 89,45%.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

(18)

15

a. Pihak SMKN 7 Padang bisa dikatakan berhasil dalam menetapkan kurikulum yang dipelajari oleh siswa sebelum terjun ke lapangan, namun diharapkan pihak sekolah tidak cepat puas akan persepsi personil salon yang sangat baik tersebut, karena bisa memberikan dampak negatif bagi siswa PRAKERIN yang akan datang seperti lalai dalam bekerja.

b. Bagi Jurusan Tata Kecantikan diharapkan dapat menyeleksi siswa yang memang telah layak untuk diterjunkan ke lapangan dalam melaksanakan kegiatan PRAKERIN.

c. Bagi siswa PRAKERIN yang akan datang agar bisa mempertahankan persepsi personil salon yang sudah sangat baik terhadap kemampuan afektif dan psikomotor siswa PRAKERIN sebelumnya dan agar bisa lebih meningkatkan lagi kemampuannya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

d. Bagi peneliti selanjutnya yang penelitiannya berkaitan dengan persepsi untuk dapat lebih menyempurnakan hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis data yang lebih tepat dan melengkapi indikator penelitian. e. Bagi dunia usaha salon kecantikan di Kota Padang diharapkan dapat

mengarahkan dan membimbing siswa PRAKERIN untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperlihatkan contoh yang baik pada siswa PRAKERIN.

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra.Hayatunnufus,M.Pd dan Pembimbing II Dra.Rahmiati,M.Pd

(19)

Senduk, Safir,(2000). Apa itu usaha salon. Diambil dari

(http://id.shvoong.com/business-manajement/business-ideas-and- opportunities/2334021-tips-membuka-usaha-salon-kecantikan/#ixzz2NDVWnluY).

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.ALFABETA. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: RINEKA CIPTA Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Team Pelaksana Kegiatan PRAKERIN (2013). Jurnal Praktek Kerja Industri SMKN 7 Padang. Padang.

Universitas Negeri Padang. 2010. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/ Skripsi. Padang: UNP

Yulizar, Tengku (2002). Persepsi DUDI ditinjau dari Sikap Kerja Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika FT UNP yang melaksanakan PLI pada Periode Juli-Desember 2005 Se-Sumbar. Skripsi. Padang: FT UNP.

Yusmar Emmy Katin. (2012). Metode Mengajar Khusus I Berorientasi pada SMK Pariwisata. Padang: UNP Press Padang.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan  terhadap  Kompetensi  Afektif  PRAKERIN  siswa  Tata  Kecantikan  SMKN 7 Padang
Gambar  1.  Diagram  rata-rata  Persepsi  Dunia  Usaha  Salon  Kecantikan  terhadap    Kompetensi  Afektif  Praktek  Kerja  Industri  Siswa  Tata  Kecantikan SMKN 7 Padang
Tabel 2. Distribusi frekuensi Persepsi Dunia Usaha Salon Kecantikan  terhadap Kompetensi Psikomotor PRAKERIN siswa Tata Kecantikan  SMKN 7 Padang

Referensi

Dokumen terkait

Flutter phenomena is a critical phenomenon that can be dangerous for aircraft. When an aircraft fly faster until reach flutter speed, the structure will become

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah mendapatkan jaringan pertukaran massa dengan 2-rich stream dan 2-lean stream pada proses absorpsi dari beberapa variabel

Jadual jam mata pelajaran telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar, sdangkan pada proses pelaksanaan tindakan menujukkan bahwa (1) peneliti

Faedah yang diperoleh para subjek selama taat menjalankan ibadah dan membangun hubungan baik dengan Allah mempunyai dasar orientasi masing-masing.Jaeger (dalam Subandi,

Penelitian ini mengunakan kuesioner dua variabel, adalah profesionalisme auditor, pengalaman auditor dan pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan

Namun bukanlah sesuatu yang mudah untuk mewujudkan budaya kerja yang berintegriti jika warga organisasi tidak mempunyai nilai ihsan iaitu nilai yang dimiliki oleh individu yang

Tujuan kajian ini adalah untuk meneroka faktor-faktor kejayaan PERHEBAT sebagai institusi latihan dalam melahirkan usahawan dan dijadikan panduan kepada organisasi atau institusi

Dalam konteks yang lebih sederhana, pengajaran sejarah sebagai sub sistem dari sistem kegiatan pendidikan, merupakan usaha pembandingan dalam kegiatan belajar, yang