• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON KECANTIKAN RAMBUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON KECANTIKAN RAMBUT."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON

KECANTIKAN RAMBUT

Skripsi

Oleh Ika Rostika

056432

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN

RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON KECANTIKAN RAMBUT

Oleh Ika Rostika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program

Studi Pendidikan Tata Busana

© Ika Rostika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA SALON KECANTIKAN

RAMBUT

SKRIPSI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dra. Hj. Herni Kusantati, M.Pd NIP. 19501230 197702 2 001

Pembimbing II

Dra. Pipin Tresna Prihatini, M. Si NIP. 19631016 199001 2 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PRAKERIN TATA KECANTIKAN RAMBUT TERHADAP KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON

KECANTIKAN RAMBUT

Kajian dalam penelitian ini membahas Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut yang dilakukan di SMK Negeri 9 Bandung pada peserta didik kelas XII program keahlian tata kecantikan rambut. Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel total berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau data hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut ditinjau dari indikator teknik pencucian rambut, teknik pengeringan rambut, teknik crembath, teknik pelurusan rambut, teknik pengeritingan rambut dan teknik pewarnaan rambut, sebagai kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut. Temuan penelitian menunjukan bahwa peserta didik sebagian besar telah menguasai seluruh indikator dan telah memiliki kesiapan untuk membuka usaha salon di bidang tata kecantikan rambut. Rekomendasi ditujukan kepada peserta didik kelas XII program keahlian tata kecantikan rambut SMK Negri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 hendaknya hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut dijadikan bekal untuk lebih mengembangkan dan memperluas wawasan dalam bidang tata kecantikan rambut serta memotivasi dan mempersiapkan diri untuk membuka usaha salon kecantikan rambut.

(5)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

ABSTRACT

CONTRIBUTION OF LEARNING PRAKERIN HAIR STYLING

READINESS TO OPEN BUSINESS HAIR BEAUTY SALON

This research study discusses Contribution of Learning Outcomes Prakerin Tata Preparedness Against Hair Beauty Hair Beauty Salon Business Opens conducted at SMK Negeri 9 Bandung in class XII students hairstyling skills program. The samples used in this study is the sample totaled 36 people. Data collection techniques using tests and questionnaires. This study aims to get a picture or learning outcomes data prakerin hairstyling techniques in terms of indicators of hair washing, hair drying techniques, crembath techniques, techniques hair straightening, hair curling techniques and hair coloring techniques, as readiness to open a beauty parlor hair The findings showed that most students have mastered all readiness indicators and have had to open a salon business in the field of hairstyling. Recommendations addressed to the students of class XII hairstyling skills program SMK Negeri 9 Bandung School Year 2012/2013 should work practice learning outcomes hairstyling industry made a provision to further develop and expand their horizons in the field of hairstyling and to motivate and

prepare to open hair beauty salon business.

(6)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI . ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E.Struktur organisasi skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Praktek Kerja Industri Tata Kecantikan Rambut ... 9

B.Hasil Belajar Praktek Kerja Industri Tata Kecantikan Rambut ... 36

C.Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut ... 38

D.Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

B.Metode Penelitian . ... 42

C.Desain Penelitian .. ... 43

D.Definisi Oprasional ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 45

G.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian ... 45

H.Analisis Data ... ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil penelitian... 55

B.Pembahasan Hasil Penelitian... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 67

B.Saran... 69

(7)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen... 71

Lampiran 2 Instrumen Penelitian... 72

Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data Penelitian... 91

Lampiran 4 Daftar Tabel Konfersi Data... 104

Lampiran 5 Surat-Surat... 111

(8)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Interpretasi Nilai r ... 54

4.1 Motivasi Masuk Jurusan SMK ... 55

4.2 Tujuan Masuk Program Tata Kecantikan Rambut ... 56

4.3 Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut ... 56

4.4 Analisis Data Variabel X ... 57

(9)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

(10)

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Shampo ... 19

2.2 Teknik Pencucian Rambut ... 20

2.3 Hair drayer ... 21

2.4 Teknik Pengeringan Rambut ... 22

2.5 Krim Crembath Basah ... 24

2.6 (a) Mengaplikasikan Krim Crembath (b) Pengurutan Crembath ... 25

2.7 (a) Steamer (b) Penguapan Rambut ... 25

2.8 Kosmetika Pelurusan Rambut ... 26

2.9 Aplikasi Krim Reebonding ... 27

2.10 Pelurusan Rambut Dengan Alat Listrik ... 27

2.11 Teknik Aplikasi Krim Smoothing ... 39

2.12 Alat, Bahan Dan Kosmetika Pengeritingan Rambut ... 30

2.13 Model Keriting Rambut ... 31

2.14 Parting Pengeritingan Rambut ... 31

2.15 Teknik Penggulungan Rambut ... 32

2.16 Rol Rambut ... 32

2.17 Cara Mengaplikasikan Solution dan Netralizer ... 33

2.18 Contoh Warna Rambut ... 35

2.19 Aplikasi Pewarna Rambut ... 36

(11)

1

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi, salah satunya adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, inofatif, berkepribadian mandiri dan bertanggungjawab. Gambaran pendidikan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) Bab II pasal 3 mengenai Dasar, Fungsi danTujuan (2006:6) sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Realisasi dari tunjuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah menyelenggarakan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur, berjenjang, dan berkesinambungan mulai dari pendidikan tingkat dasar, pendidikan menengah umum, dan kejuruan serta perguruan tinggi.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis pendidikan menengah yang menyelenggarakan program pendidikan dengan tujuan mempersiapkan dan menghasilkan lulusan untuk menjadi tenaga kerja terampil tingkat menengah, dan memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional di bidangnya, salah satunya bidang kecantikan.

(12)

2

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha SMK Pariwisata merupakan salah satu jenis pendidikan menengah kejuruan menyelenggarakan empat bidang keahlian yaitu Bidang Keahlian Tata Busana, Tata Boga, Perhotelan, dan Tata Kecantikan. Tujuan SMK Pariwisata Bidang Keahlian Tata Kecantikan seperti tercantum dalam GBPP SMK bidang keahlian tata kecantikan (2004:2) yaitu :

1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional dalam lingkup keahlian tata kecantikan.

2. Mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian tata kecantikan.

3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada masa yang akan dating dalam lingkup keahlian tata kecantikan.

4. Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.

Pencapaian tujuan tersebut diatas, perlu diupayakan melalui proses pendidikan yang dilakukan secara profesional. Proses pendidikan yang professional dapat dilihat dari adanya peningkatan dan perbaikan kualitas pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi atau kemampuan kerja dan siap menjadi tenaga kerja di masa sekarang atau masa yang akan datang.

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lulusan SMK dan mempersiapkan peserta didik untuk mampu terjun ke dunia kerja. Peserta didik wajib menempuh sejumlah program pendidikan dan latihan (diklat) yang bersifat teoritis dan praktis di sekolah maupun di industri. Penyelenggaraan program pendidikan di sekolah dan di industri dilaksanakan secara terpadu, saling mengisi dan saling melengkapi yang disebut dengan Pendidikan Sitem Ganda (PSG). Pendidikan Sistem Ganda PSG dalam Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (1996:7), yaitu :

Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan belajar langsung di dunia kerja terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu.

(13)

3

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

usaha dan industri. Pengertian praktek kerja industri menurut Dale (HeriMulyadi 1996:98) adalah :

Praktek kerja industri adalah program yang dirancang dan dilaksanakan bersama oleh SMK dan industri. Melalui praktek kerja industry diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan professional serta etos kerja yang meliputi kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil pekerjaan yang berkualitas disiplin waktu dan rajin dalam bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Praktek kerja industri bidang kecantikan rambut dilaksanakan di industri yang bergerak di bidang kecantikan rambut yaitu salon kecantikan rambut. Setiap usaha di bidang kecantikan rambut memiliki pengelolaan usaha dan prosedur yang berbeda sehingga pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola usaha yang diperoleh setiap peserta didik berbeda, sedangkan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam pelaksanaan praktek kerja industri di bidang kecantikan rambut pada umumnya sama yaitu mulai dari perawatan rambut sampai dengan hair stylist

serta cara mempromosikannya.

Praktek kerja industri (prakerin) dilaksanakan peserta didik tingkat II semester empat, yang bertempat di salon-salon tata kecantikan rambut selama 6 bulan, pembekalan dilaksanakan 1-2 minggu sebelum melaksanakan praktek kerja di industri tata kecantikan rambut, dan selama 1 minggu peserta didik melakukan

training yang dipimpin oleh pimpinan salon tata kecantikan rambut.

Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja, memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman keja sebagai bagian dari proses pendidikan. Indikator yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah melaksanakan praktek kerja industri tata kecantikan rambut yaitu melakukan pencucian rambut, melakukan pengeringan rambut, melakukan

crembath, melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), melakukan

(14)

4

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut yaitu penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan dalam bidang tata kecantikan rambut yang ditunjukan dengan penguasaan indikator melakukan pencucian rambut, indikator melakukan pengeringan rambut mencakup teknik penggunaan alat, indikator melakukan crembath mencakup teknik massage, indikator melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), indikator melakukan pengeritingan rambut mencakup teknik penggulungan rambut, dan ditinjau dari indikator pewarnaan rambut.

Peserta didik yang telah mengikuti praktek kerja industri tata kecantikan rambut dengan baik dan sunguh-sunguh diharapkan dapat memberikan perubahan pada diri peserta didik baik pengetahuan, sikap, keterampilan yang ditunjukan dengan indikator melakukan pencucian rambut, indikator melakukan pengeringan rambut, indikator melakukan crembath, indikator melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), indikator melakukan pengeritingan rambut, dan indikator pewarnaan rambut.

Hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut diharapkan dapat memberikan bekal pada peserta didik untuk siap membuka usaha salon kecantikan rambut.

Kesiapan merupakan sesuatu yang berguna dalam upaya menggiatkan aktivitas seseorang. Slameto (2003: 113) menjelaskan kesiapan bahwa : “kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk

memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap satu situasi”.

Kesiapan peserta didik untuk membuka usaha salon kecantikan rambut akan memotivasi untuk berusaha mempelajari, memahami, mendalami materi pembelajaran dan mempunyai peluang serta kesempatan untuk berusaha secara maksimal, sehingga siap dan dapat menggerakan diri untuk membuka usaha salon kecantikan rambut. Salon kecantikan menurut Erlina Liansari (1996:6) yaitu :

(15)

5

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Usaha salon kecantikan rambut merupakan tempat yang memberikan pelayanan jasa dalam merawat dan menata rambut. Dalam menjalankan usaha salon kecantikan rambut dibutuhkan perencanaan yang matang agar usaha dapat berjalan dengan lancar.

Uraian di atas menjadi dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian mengenai kontribusi hasil pengalaman praktek kerja industri tata kecantikan rambut terhadap minat membuka usaha salon kecantikan rambut pada peserta diklat kelas XII Program Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri Bandung Tahun Ajaran 20012/2013.

B. Identifikasi dan PerumusanMasalah

Praktek kerja industri tata kecantikan rambut merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan oleh SMK diindustri, dengan tujuan menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut ditunjukan peserta didik dalam menguasai indikator pembelajaran yang mencakup indikator melakukan pencucian rambut, indikator melakukan pengeringan rambut, indikator melakukan crembath, indikator melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), indikator melakukan pengeritingan rambut, dan indikator pewarnaan rambut.

(16)

6

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Uraian diatas menggambarkan luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka identifikasi masalah deprlukan untuk memudahkan dan menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut ditinjau dari indikator melakukan pencucian rambut, melakukan pengeringan rambut, melakukan crembath, melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), melakukan pengeritingan rambut, dan pewarnaan rambut.

2. Praktek kerja industri tata kecantikan rambut ditinjau dari indikator melakukan pencucian rambut, melakukan pengeringan rambut, melakukan crembath, melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), melakukan pengeritingan rambut, dan pewarnaan rambut

3. Kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut pada peserta diklat tata kecantikan rambut kelas XII SMKN 9 Bandung.

4. Usaha salon kecantikan rambut adalah tempat yang khusus untuk merawat dan merias semua bagian tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan mempergunakan alat-alat kecantikan daan bahan-bahan kosmetika yang ditangani oleh para ahli kecantikan.

Rumusan masalah merupakan bagian pokok dalam melakukan penelitian, sehingga dengan adanya perumusan masalah diharapkan tujuan masalah yang hendak dicapai lebih spesifik dan dapat terealisasikan. Rumusan masalah menurut

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 320) yaitu “merinci dan atau memetakan

variabel atau aspek yang terkait dengan fokus masalah dengan menggunakan

kerangka pikir atau teori tertentu”. Rumusan masalah dalam peneltian ini adalah bagaimana hasil pengalaman praktek kerja industri tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut. Rumusan masalah penelitian ini yaitu :

(17)

7

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

kelas XII program Keahlian Tata Kecantikan rambut Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

C. TujuanPenelitian

Penentuan tujuan dalam penelitian adalah bagian yang penting dalam suatu penelitian, supaya penelitian tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh data mengenai kontribusi hasil belajar praktek kerja industry tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut pada peserta didik kelas XII program keahlian tata kecantikan rambut SMKN 9 Bandung Tahun Ajaran 20012/2013.

Secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang :

1. Hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut ditinjau dari indikator melakukan pencucian rambut, melakukan pengeringan rambut, melakukan crembath, melakukan pelurusan rambut (rebonding/smoothing), melakukan pengeritingan rambut, dan pewarnaan rambut.

2. Kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut pada peserta diklat tata kecantikan rambut kelas XII SMKN 9 Bandung.

3. Kontribusi hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut.

4. Berapa besar kontribusi hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut.

D. Manfaat Penelitian

(18)

8

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha 1. Teori

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam pengembangan materi tata kecantikan rambut.

2. Praktek

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa pengalaman pelaksanaan praktek kerja industri dapat dijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan di bidang kecantikan rambut, sehingga menjadi lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

E. Sruktur Oraganisasi Skripsi

(19)

9

Ika Rostika, 2013

(20)

41

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan. Lokasi penelitian adalah SMK 9 Bandung di Jalan Soekarno-Hatta Bandung. Alasan memilih lokasi tersebut karena penulis melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di sekolah tersebut sehingga di harapkan lebih mudah untuk menjalin kerja sama dalam pengumpulan data penelitian.

2. Populasi

Populasi merupakan sumber data dalam penelitian, Surakhmad W. (1990:91) mengartikan populasi sebagai berikut :

Populasi adalah sejumlah individu atau subjek yang terdapat di daerah tertentu yang dijadikan sumber data yang berada dalam daerah yang batas-batasnya mempunyai pola-pola kualitas yang unik serta memiliki keseragaman ciri di dalamnya yang dapat diukur secara kuantitatif untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Tata Kecantikan Rambut Tingkat 3 SMK Negeri 9 Bandung yang telah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) tata kecantikan rambut sebanyak 36 orang.

3. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang disebut sampel total, sesuai pendapat Winarno Surakhmad (1998:17) bahwa “Sampel yang jumlahnya sebesar populasi seringkali disebut sampel total”.

(21)

42

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan tujuan untuk menguji kebenaran dan memperoleh suatu jawaban atas masalah yang ada pada saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai hasil pengalaman praktek kerja industri sebagai kesiapan membuka usaha salon kecantikan pada peserta didik kelas XII program keahlian tata kecantikan rambut SMKN 9 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Berkaitan dengan masalah tersebut diperlukan metode yang tepat dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitik. Metode ini bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang serta berpusat pada permasalahan yang aktual, sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (2002:140) yang menjelaskan tentang ciri-ciri metode deskriptif:

Ciri-ciri metode deskriptif yaitu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada zaman sekarang dan masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan, mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering disebut metode analitik.

(22)

43

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha C. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Umar (2005:89) adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Tahapan-tahapan desain penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Menemukan populasi dan sampel penelitian

2. Menentukan alat pengumpulan data atau instrumen 3. Penyusunan instrumen penelitian

4. Uji coba instrumen

5. Analisis dan perbaikan instrumen

6. Penyebaran instrumen kepada responden 7. Pengumpulan kembali instrumen

8. Analisis data penelitian 9. Hasil penelitian

D. Definisi Operasional

Definisi operasional perlu dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam mengartikan istilah yang terdapat dalam judul skripsi “Kontribusi Hasil Pengalaman Prakerin Tata Kecantikan Rambut terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan

Rambut”. Definisi operasional dari istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Praktek Kerja Industri Tata Kecantikan Rambut

a. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2009:2) adalah “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan

sikap”.

(23)

44

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

membantu peserta didik untuk menyiapkan diri terjun di lapangan kerja

sesungguhnya”. Dale (Heri Muyadi, 1996: 98).

Pengertian hasil belajar praktek kerja industri yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat di atas yaitu perubahan tingkah laku peserta didik yang meliputi indikator teknik pencucian rambut, teknik pengeringan rambut, teknik crembath, teknik pelurusan rambut, teknik pengeritingan rambut dan teknik pewarnaan rambut, setelah melaksanakan praktek kerja di usaha salon kecantikan rambut, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan bidang tata kecantikan rambut yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

2. Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

a. Kesiapan menurut Slameto (2003:113) adalah “keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara

tertentu terhadap suatu situasi”.

b. Usaha salon kecantikan menurut Erlina Liansari (1996:6) adalah “ tempat yang khusus untuk merawat dan merias semua bagian tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan mempergunakan alat-alat kecantikan dan

bahan-bahan kosmetika yang ditangani oleh para ahli kecantikan”.

Pengertian kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut dalam penelitian ini mengacu pendapat di atas yaitu kondisi atau keadaan siap peserta didik menjadi seseorang yang mempunyai keterampilan dalam merawat dan menata rambut untuk membuka usaha di bidang kecantikan rambut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket.”Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi Arikunto, 2002:127).

Riduwan (2004: 71) menyatakan bahwa “angket adalah daftar pertanyaan

(24)

45

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha sesuai dengan permintaan pengguna”. Instrumen penelitian selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran halaman.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen yang baik meliputi pengkajian masalah yang sedang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal, penyuntingan, mengadakan revisi terhadap butir-butir soal yang kurang baik, dan pengujian intrumen kepada responden.

G. Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan adalah tes dan angket. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut, sedangkan angket digunakan untuk memperoleh data tentang kesiapan peserta didik tata kecantikan rambut membuka usaha salon kecantikan rambut.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut sebagai variabel X dan kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut sebagai Variabel Y. Data tersebut diperoleh melalui penyebaran instrumen penelitian kepada Peserta Didik Tata Kecantikan Kulit Kelas XII SMK Negeri 9 Bandung.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Verifikasi data

(25)

46

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

2. Pemberian Skor Jawaban

Pemberian skor bertujuan untuk menentukan dan menghitung skor yang diperoleh dari setiap jawaban responden.

1) Penskoran setiap jawaban tes hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut dengan indikator melakukan pencucian rambut, melakukan pengeringan rambut, melakukan crembath, melakukan pelurusan rambut (reebonding/smoothing), melakukan pengeritingan rambut, dan pewarnaan rambut serta penskoran setiap jawaban angket kesiapan membuka salon kecantikan rambut berpedoman pada skala Likert, yaitu jawaban tertinggi diberi skor 5 dan terendah diberi skor 1 atau modifikasi dengan skor yang sama dan setiap jawaban yang benar diberi skor 1, responden boleh memilih lebih dari 1 jawaban yang benar.

2)Mentabulasi Angka

Mentabulasi angka dari setiap item jawaban responden untuk memperoleh skor mentah dari keseluruhan responden untuk variabel X (hasil belajar praktek kerja industri) dan variabel Y (kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut).

3) Penjumlahan Skor

Penjumlahan skor dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh skor mentah.

3. Menentukan Rumus Statistika

Menentukan rumus statistika yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian dengan uji normalitas distribusi frekuensi untuk variabel X dan variabel Y, menghitung persamaan regresi linear sederhana dan menghitung kebenaran regresi, mencari koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

a. Uji Coba Instrumen

(26)

47

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha 1). Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrumen penelitian mempunyai tingkat kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur, yang dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari

Pearson, sebagai berikut :

(Sugiyono, 2005:212)

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi butir

X = jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba

n = Jumlah responden uji coba

Setelah harga rXYtelah diperoleh kemudian diuji dengan mengggunakan uji

t-student untuk menentukan taraf signifikannya, dengan rumus sebagai berikut:

(Sudjana, 2002:365)

Keterangan:

t = Uji signifikan validitas

r = Koefisien reliabilitas

n = Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas

Kriteria pengujian: Instrumen penelitian dikatakan valid bila thitung > ttabel

dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar Tata Kecantikan Rambut (variabel X), sebagai contoh pada item pertanyaan no.1 terlihat bahwa nilai r didapat sebesar 0,44 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 180

> ttabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat dikatakan bahwa

item pertanyaan no.1 pada variabel X dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan variabel X semua item yang berjumlah 38 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = 13.

 

 

2 2

2

 

2

. . ). ( . Y Y n X X n Y X XY n rXY           

 

 

2
(27)

48

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut (variabel Y), sebagai contoh item pertanyaan no.1 terlihat bahwa nilai r didapat sebesar 0,58 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung

= 2,55 > ttabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat dikatakan

bahwa item pertanyaan no.1 pada variabel Y dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan variabel Y semua item yang berjumlah 22 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = 13.

2). Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan instrumen penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Suprian A.S (1994:51) bahwa:

”Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan

akan memberikan hasil yang sama”.

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen cukup dapat dipercaya atau tidak. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

1) Menghitung harga varian tiap item, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

σb2 = Harga varians tiap item

X2 = Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item

(∑X)2 = Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap itemnya

n = Jumlah responden yang digunakan untuk menguji reliabilitas

2) Menghitung Varians Total

 

t2

Keterangan:

σt2 = Harga varians total

(28)

49

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha

Y2 = Jumlah kuadrat skor total tiap responden

(∑Y)2 = Kuadrat dari jumlah skor total dari setiap butir soal

n = Jumlah responden yang digunakan untuk uji reliabilitas

3) Menghitung Reliabilitas dengan rumus Alpha.

Keterangan:

r11 = Reliabilias angket

k = Banyaknya item angket

∑σb2 = Jumlah varians item σt2 = Jumlah varians total

4) Mengkosultasikan nilai pada kriteria penafsiran indeks korelasi, yaitu:

0,800 – 1.000 = sangat tinggi 0,600 – 0.799 = tinggi 0,400 – 0.599 = cukup 0,200 – 0.399 = rendah

< 0.200 = sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2002:245)

5) Mengetahui alat pengumpul data tersebut reliabel atau tidak, maka digunakan rumus uji t, yaitu:

Keterangan:

t = Uji signifikan reliabilitas

r = Koefisien reliabilitas

n = Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas

Kriteria pengujian: Instrumen penelitian dikatakan reliabel bila thitung >ttabel

pada taraf kepercayaan 95 %.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh nilai r11 = 0,80 yang

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh nilai thitung = 4,73 > ttabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95%

(29)

50

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

dengan dk = 13, maka variabel X dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh nilai r11 = 0,86 yang

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh nilai thitung = 6,17 > ttabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95%

dengan dk = 13, maka variabel Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

b. Pengolahan Data Identitas Responden

Perhitungan statistik sederhana yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai persentase identitas responden dan data hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut yang ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n

f

p x 100

Keterangan :

p = presentase

f = frekuensi

n = banyaknya responden

Kriteria penafsiran data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada batasan-batasan yang telah dikemukakan oleh Moch. Ali (1985: 184) yaitu :

100% = Seluruhnya 76%-99% = Sebagian besar

51%-75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26%-49% = Kurang dari setengahnya 1%-25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

Keterangan : data yang ditafsirkan adalah data yang persentasinya paling besar.

c. Uji Normalitas Data

(Sudjana, 1996:50)

(30)

51

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan sebagai syarat analisis korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentu mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2). Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1). Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dengan rumus :

2). Menentukan banyak kelas (BK) interval dengan menggunakan aturan stages.

Keterangan :

BK = Banyak Kelas n = Jumlah data

1) Menentukan panjang interval (i)

Keterangan :

i = Panjang Interval

R = Rentang

Bk = Banyak kelas

2) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y 3) Menghitung mean (M) skor, dengan rumus :

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

f = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas X

Xi = Tanda kelas interval

n = Jumlah data

4) Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dan uji Chi-kuadrat yaitu :

R = Skor terbesar – Skor terkecil

BK = 1 + 3,3 log n

(Riduwan, 2004: 121)

(Riduwan, 2004: 121)

Bk R

i

n fXi

X

(Riduwan, 2004: 121)

(31)

52

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

a) Menentukan batas kelas interval

b) Menentukan angka baku Z-score dengan rumus : c) Menghitung luas interval (L) dengan rumus

d) Menghitung frekuensi ekspansi (fe) dengan rumus :

e) Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus :

fe fe fo

2 2

Keterangan : χ2

= Nilai Chi-kuadrat

fo = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

fe = Frekuensi yang diharapkan

[image:31.595.113.512.125.613.2]

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika χ2hitung < χ2

tabel, dengan derajat kebebasan (dk = n-1) pada taraf nyata α = 0,05, begitupun sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika χ2

hitung > χ2tabel. Jika pada uji

normalitas diketahui kedua variabel (variabel X dan variabel Y) berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik, sebaliknya jika salah satu atau kedua variabel X dan Y berdistribusi tidak normal maka analisis data menggunakan statistik non parametrik.

d. Pengujian Linieritas Regresi

Lineritas regresi bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan fungsional antara sebuah variabel bebas atau variabel yang memberikan sumbangan yang dilambangkan (X), dan variabel terikat atau variabel yang memperoleh sumbangan yang dilambangkan dengan (Y). Persamaan regresi linier sederhana

adalah : ˆ abX Dimana harga a dan b diperoleh dari :

Z = Batas kelas interval - X S

L = Ztabel (2)– Ztabel (1)

fe = L x n

(Riduwan, 2004: 123) (Riduwan, 2004: 122)

(Riduwan, 2004: 123)

(32)

53

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha

 



 

 

2

2 2 2 2

      X X n Y X XY b X X n XY X X Y a

Variabel bebas sebagai variabel X pada penelitian ini adalah hasil belajar praktek kerja industri tata kecantikan rambut, sedangkan variabel terikat sebagai variabel Y yaitu Kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut untuk menguji linieritas regresi, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK) dari masing-masing sumber variabel.

2) Membuat tabel analisis (ANAVA)

3) Memasukkan harga-harga dari perhitungan rata-rata jumlah kuadrat (RJK) ke dalam daftar (ANAVA)

Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji dengan menggunakan uji

fisher, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberartian perolehan persamaan

linieritas regresi, rumus yang digunakan yaitu :

Kriteria pengujian : jika Fhitung < Ftabel maka linieritas data signifikan atau

berarti pada taraf kepercayaan 95%. e. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu :

   

 

2 2

2

 

2

.

.

X

X

n

Y

Y

n

Y

X

XY

n

r

hitung

(Suharsimi A, 2002: 290)

(Riduwan, 2004: 128) (Nana S, 2001:159)

(33)

54

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Keterangan:

r hitung = Koefisien korelasi ∑ X = Jumlah skor item

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

[image:33.595.113.513.231.602.2]

Kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut J.P Guilford (Syafarudin Siregar, 2001:152), sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r

Korelasi (r) Intreprestasi

Antara 0,800 – 1,00 Antara 0,600 – 0,800 Antara 0,400 – 0,600 Antara 0,200 – 0,400 Antara 0,000 – 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan koefisen korelasi harus diuji signifikansinya yaitu dengan menggunakan rumus uji statistik t-student sebagai berikut : 2 1 2 r n r t    Keterangan :

t = Distribusi t-student

r = Koefisien korelasi butir item

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian hipotesis : tolak hipotesis nol (Ho) apabila thitung > ttabel

pada taraf kepercayaan 95 %

f. Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk menghitung besarnya kontribusi antara variabel X dan variabel Y. Perhitungan koefisien determinasi menggunakan rumus sebagai berikut :

(34)

55

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha KD = x 100 %

Keterangan :

KD = Nilai Koefisien determinasi

r2 = Nilai Koefisien korelasi

(35)

67

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini didasarkan atas latar belakang masalah, tujuan penelitian, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil perhitungan

tentang “Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap

Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut”, kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut

Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut memberikan kemampuan kepada peserta didik yang dapat dinilai dari perubahan tingkah laku ditinjau dari penguasaan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata diklat tata kecantikan rambut. Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik pencucian rambut menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Hasil belajat prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik pengeringan rambut, Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik crembath menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik pelurusan rambut menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik pengeritingan rambut menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. dan Hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut pada indikator teknik pewarnaan rambut menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Data diatas dapat ditafsirkan bahwa hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut kurang dari setengah responden berada pada kriteria tinggi.

(36)

68

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha 2. Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Hasil penelitian mengenai kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi. Peserta didik yang memiliki kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut akan memiliki keinginan untuk menambah wawasannya dibidang tata kecantikan rambut untuk menunjang pelaksanaan membuka usaha salon kecantikan rambut. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut kurang dari setengah yaitu masing-masing responden berada pada kriteria tinggi, sebagian responden berada pada kriteria cukup, sebagian kecil responden berada pada kriteria rendah, sebagian kecil responden berada pada kriteria sangat rendah dan sebagian kecil responden berada pada kriteria sangat tinggi. Data diatas dapat ditafsirkan bahwa kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut kurang dari setengah responden berada pada kriteria tinggi.

3. Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi positif yang signifikan dari hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesisi Kerja (Ha) yang diajukan diterima, yakni “terdapat kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut (variabel X) terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut (variabel Y)”.

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

(37)

69

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

kecantikan rambut, antara lain diperoleh dari kemampuan peserta didik dalam memahami meteri dan keterampilan dibidang tata kecantikan rambut yaitu menguasai teknik pencucian rambut, melakukan teknik pengeringan rambut, melakukan teknik crembath, melakukan teknik pelurusan rambut (reebonding/smoothing), melakukan teknik pengeritingan rambut, dan teknik pewarnaan rambut. Selebihnya (32,76%) diduga dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut.

B. Saran

Saran disusun berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Saran penelitian ditujukan kepada:

1. Peserta Didik Program Keahlian Tata Kecantikan Rambut Kelas XII SMK Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada umumnya menunjukan sebagian besar kontribusi hasil belajar prakerin tata kecantikan rambut, hasil yang telah di capai hendaknya dijadikan motivasi untuk lebih mengembangkan serta memperluas wawasan tentang tata tata kecantikan rambut terhadap kesiapan membuka usaha salon kecantikan rambut.

2. Staf pengajar (Guru)

(38)

70

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, M. ( 1987). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Bhineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulim Sekolah Menengah

Kejuruan Program Keahlian Tata Kecantikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional

. (2004). Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta : Fokus Media

. (2004). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Kecantikan

Rambut. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

GBPP SMK Bidang Tata Kecantikan Kulit. (2004). SMKN 9 Bandung

Modul Pembelajaran Teknik Pelurusan Rambut. (2000). SMKN 9 Bandung

Modul Pembelajaran Teknik Pengeritingan Rambut. (2000). SMKN 9 Bandung

Modul Pembelajaran Teknik Pewarnaan rambut Rambut. (2000). SMKN 9 Bandung

Modul Pembelajaran Teknik Perawatan Kulit Kepala Dan Rambut. (2000). SMKN 9 Bandung

Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Riduwan, M.B.A. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. (2009). Pengelolaan Hasil Belajar. Bandung : CV. Sinar Baru Sugiono. (2005). Metode penelitian. Bandung : Remaja Rosda Karya

(39)

71

Ika Rostika, 2013

Kontribusi Hasil Belajar Prakerin Tata Kecantikan Rambut Terhadap Kesiapan Membuka Usaha Salon Kecantikan Rambut

Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Pengelolaan Hasil Belajar. Bandung : CV. Sinar Baru

Silabus Mata Diklat teknik pencucian dan pengeringan rambut. (2009). SMKN 9 Bandung

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsoti

Kartadinata, S. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Syah, Muhibin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Undang-undang Republik Indonesia No.20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara

Unajah. Uun. (2010). Struktur Organisasi Tata Kecantikan Rambut. Arsip Tiara Kusuma Jawa Barat. Bandung: Tidak Diterbitkan

Wikipedia. (2010). ). Tata Kecantiakan Rambut. [Online]. Halaman 1. Tersedia :

http/shampoo.com. (15 Oktober 2009)

Wikipedia. (2010). Tata Kecantiakan Rambut. [Online]. Tersedia : http/keriting.

blogsome.com (26 januari 2010)

Wikipedia. (2010). Tata Kecantiakan Rambut. [Online]. Tersedia : http/makarizo. Interaksi.info.com (15 oktober 2010)

Wikipedia. (2010) Tata Kecantiakan Rambut. [Online]. Tersedia :

httpHaircoloring. Blogsome.com (28 November 2010)

Wikipedia. (2010). Tata Kecantiakan Rambut. [Online]. Tersedia : http/crembath

Gambar

Tabel  3.1    Interpretasi Nilai r  ................................................................................
Grafik
Gambar                                                                                                               Hal
tabel, dengan derajat kebebasan (dk = n-1) pada taraf nyata α = 0,05, begitupun
+2

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN JANDA/DUDA PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN RUANG IV/d.

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah mendapatkan jaringan pertukaran massa dengan 2-rich stream dan 2-lean stream pada proses absorpsi dari beberapa variabel

Membangun Jadwal Perkuliahan untuk suatu program studi yang besar memang merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, sehingga dalam pelaksanaannya sering terjadi tabrakan jam,

Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat ini, di Desa Cihambulu terutama para petani khususnya timun perlu adanya lembaga yang dapat memberikan bimbingan, arahan dan

TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PESERTA DIDIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membangun sistem berbasis Deep Learning untuk melakukan klasifikasi sinyal EKG menggunakan

Teman-teman angkatan 2011 (Dwi Astuti, Luqman Seno Aji, Intan Puspitasari, Nika Yunianingsih, Anang Primantoro, Sudarsono, Bima Septianto, Lukman Tri Susanto,

yang menegaskan bahwa umur entitas yang lebih panjang dapat berpengaruh pada kualitas pengungkapkan informasi aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan secara