• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KBIH AL-RAHMAH MOJOKERTO TAHUN 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KBIH AL-RAHMAH MOJOKERTO TAHUN 2016."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN KBIH AL-RAHMAH MOJOKERTO TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Oleh:

AISA SEPTIANI

NIM. B74212063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Septiani,Aisa. 2016.Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto Tahun 2016.Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Deasy Tantriana,MM

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan dan Kualitas Pelayanan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto (X1). Responden dalam penelitian ini adalah 78orang. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument angket.

Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif Asosiatif Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis berganda. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:1) Ada pengaruh antara kualitas terhadap kepuasan pelanggan di KBIH Al-Rahmah Mojokerto. Adapun besarnya koefisien determinasi (R Square) adalah 0,116. Ini artinya variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan sebesar 11,6 % selebihnya 88,4% dipengaruhi variabel atau faktor lainnya yang belum diteliti. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan adalah

0,341 dan Fhitung (F Change) = 10.009 dan Ftabel = 3,11 dengan p-value = 0,002< 0,05. Dengan

demikian koefisien korelasi antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan adalah signifikan.

Dari hasil penelitian yang ada, diharapkan Berdasarkan hasil analisis penelitian maka diharapkan pihak KBIH Al-Rahmah Mojokerto lebih meningkatkan kualitas pelayanan agar selalu meraih kesuksesan dan menjadikan yang terfaforit se-Mojokerto.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL)... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PENGESAHAAN TIM PENGUJI...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

ABSTRAK...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xii

TRANSLITERASI ARAB LATIN...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian………...………....1

B. Rumusan Masalah...………...7

C. Tujuan Penelitian...……….………...7

D. Manfaat Penelitian...….………..………...8

E. Definisi Operasional...8

F. Sistematika Pembahasan...10

BAB II KAJIAN TEORITIK A.Penelitian Terdahulu yang Relevan ...…………...………...12

(8)

3. Pengertian Kepuasan Pelanggan………...…....22

4. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan…………...23

5. Manfaat Program Kepuasan Pelanggan...26

6. Elemen Program Kepuasan Pelanggan...29

7. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan...32

8. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan...36

9. Konsep Kajian Islam...36

C.Paradigma Penelitian...40

D.Hipotesis Penelitian...41

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian...42

B. Objek penelitian...42

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...43

D. Variabel dan Indikator Penelitian ………...…..45

E. Tahap-Tahap Penelitian...………...47

F.. Teknik Pengumpulan Data...48

G.Teknik Validitas Instrumen Penelitian...………...50

H.Teknik Analisis Data...52

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Objek Penelitian.………...54

B. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas..………..……..…………...58

C. Penyajian Data...61

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data...68

(9)

1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan...73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...………...…….……...75

B. Saran dan Rekomendasi...76

C. Keterbatasan Penelitian...76

DAFTAR PUSTAKA...77

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

Tabel 1.1 : Data Jumalah Jama’ah Haji...6

Tabel 2.1 :Penelitian Terdahulu yang Relevan...12

Tabel 3.1 :Indikator Variabel ...46

Tabel 4.1 :Struktur Kepengurusan KBIH Al-Rahmah Mojokerto...57

Tabel 4.2 :Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan...59

Tabel 4.3 :Hasil Uji Validitas Kepuasan pelanggan...60

Tabel 4.4 :Hasil Uji Reabilitas...61

Tabel 4.5 :Analisis Kualitas Pelayanan...62

Tabel 4.6 :Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan...64

Tabel 4.7 :Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelayanan...64

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan...66

Tabel 4.9 : Nilai kategorisasi Kepuasan Pelanggan...67

Tabel 4.10 :Rangkuman Uji Linieritas...68

Tabel 4.11 :Koefisien Determinasi X atas Y...69

Tabel 4.12 : ANOVA...70

Tabel4.13 : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan...70

Tabel 4.14 : Interpretasi Koefisien Kolerasi...71

Tabel 4.15 :Coeffisiena...72

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 :Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelayanan...65

Gambar 4.3 :Tanggapan Responden Tentang Kepuasan pelanggan...68

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Angket

Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Coba

Lampiran 3 Analisis Data Uji Coba Perhtungan SPSS

Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Penelitian

Lampiran 5 Pengujian Persyaratan Analisis dari SPSS Instrumen

Lampiran 6 Tabel Distribusi Frekuensi dan Deskripsi Data Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 7 Analisis data Penelitian Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 8 Perhitungan Hipotesis

Lampiran 9 Nama-Nama Responden KBIH Al-Rahmah Mojokerto

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal

dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk

dan harapan-harapan. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kerja dan

harapan, pelanggan puas. Jika, kinerja melebihi harapan, pelanggan akan

merasa puas atau senang.1

Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam

menentukan kualitas produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Pada

dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan

pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan

harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapan

pelangganlah yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang

sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggnnya. Umumnya faktor-faktor yang

menentukan harapan pelanggan meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa

lampau, rekomendasi dari mulut ke mulut (WOM), dan iklan.2

Banyak perusahaan yang mengfokuskan pada kepuasan tinggi karena

para pelanggan yang kepuasannya hanya pas mudah untuk merubah pikiran

1

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal. 36

2

(13)

2

bila mendapatkan tawaran yang lebih baik. Mereka yang amat puas lebih

sukar untuk mengubah pilihannya.3

Menurut Wyckof, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan. Dengan kata lain terdapat dua faktor utama yang

mempengaruhi kualitas jasa adalah jasa yang diharapkan dan jasa yang

dipersepsikan.Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

menyampaikannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Harapan

pelanggan bisa berupa tiga macam tipe. Pertama, tingkat kinerja yang

diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya berdasarkan semua

informasi yang diketahuinya. Kedua, tingkat kinerja yang dianggap sudah

sepantasnya diterima konsumen. Ketiga, tingkat kinerja optimum atau terbaik

yang diharapkan dapat diterima konsumen.4

Para manager pemasaran mempunyai dua tanggung jawab dalam

perusahaan yang berpusat pada kualitas. Pertama, mereka harus berpartisipasi

dalam merumuskan strategi dan kebijakan yang dirancang untuk membantu

perusahaan unggul melalui kecemerlangan kualitas total. Kedua, mereka harus

memberikan kualitas pemasaran sekaligus dengan kualitas produksi. Setiap

kegiatan pemasaran riset pemasaran, pelatihan penjualan, periklanan,

3

Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal 66

4

(14)

3

pelayanan pelanggan, dan sebagainya harus silaksanakan dengan standar yang

tinggi.5

Salah satu cara utama mendefinisikan sebuah perusahaan jasa adalah

memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten.

Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa pelanggan

sasaran. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman lampaunya,

pembicaraan dari mulut ke mulut (WOM), dan iklan perusahaan jasa.

pelanggan membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan.

Jika jasa yang dialami berada dibawah jasa yang diharapkan, pelanggan tidak

berminat lagi pada penyedia.6

Lupoyadi, dikutip dari jurnal Novianti dan Artanti bahwah :

“Salah satu cara dalam menciptakan kepuasan pelanggan

yaitu melalui peningkatan kualitas, karena pelanggan

adalah fokus utama ketika kita mengungkapkan tentang

kepuasan dan kualitas jasa”.7

Haji merupakan salah satu ibadah yang ada di dalam syari’ah islam.

Dalam rukun islam menempati urutan yang kelima setelah syahadat, sholat,

zakat, dan puasa. Penempatan urutan seperti itu bukan berarti haji tidak

penting dari ibadah lainnya. Hal ini disebabkan haji merupakan ibadah yang

sangat berat, karena membutuhkan waktu, tenaga, dan harta dalam jumlah

5

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal. 49

6

Philip Kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal.91

7

Rifky Novianti dan Yessy Artanti, 2015, “pengaruh kualitas pelayanan terhadapWord of Mouth

(15)

4

yang cukup besar. Disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an

surat Al-Imran ayat 97 sebagai berikut:

Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata,

(di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa

memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia

terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup

mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa

mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya

Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari

semesta alam.8

Dari ayat Al-Qur’an, bahwas setiap umat muslim wajib untuk

beribadah haji bagi yang sanggup atau mampu sebagai penyempurna ibadah

karena haji termasuk rukun Islam yang kelima. Tingginya nilai ibadah haji,

umat islam rela meninggalkan duniawinya untuk sementara seperti

meninggalkan keluarga, pekerjaan, dan lainnya untuk waktu yang tertentu.

8

(16)

5

Kelompok bimbingan haji atau umrah (KBIH) merupakan salah satu

sarana atau gambaran dasar, yaitu dengan cara mengikuti pelatihan atau

bimbingan yang disediakan oleh bimbingan KBIH sehingga pada waktu

melaksanakan ibadah haji atau umrah ditanah suci jama’ah tidak bingung. Hal

ini sangat penting bagi para calon jama’ah haji agar mampu melaksanakan

ibadah haji atau umrah dengan lancar dan sah sesuai dengan tuntutan syari’ah

islam sehingga memperoleh haji yang mabrur.

Keunikan dari perusahaan jasa KBIH Al-Rahmah Mojokerto ini KBIH

menyediakan dana talangan. Maksud dana talangan ini adalah calon jama’ah

(kurang biaya tetapi segera ingin berangkat haji atau umrah) bisa berangkat

untuk menunaikan ibadah haji atau umrah terlebih dahulu, untuk sementara

dana ditalangi oleh perusahaan KBIH Al-Rahmah Mojokerto setelah itu biaya

bisa diangsur setelah pulang dari tanah suci.

Peneliti tertarik untuk meneliti KBIH Al-Rahmah Mojokerto mengenai

persepsi kualitas layanan haji atau umrah terhadap kepuasan konsumen,

namun penelitian ini berbeda populasi dan tempat penelitian. Peneliti tertarik

untuk melihat dan mengetahui bagaimana persepsi kualitas pelayanan

dipandangan jama’ah haji atau umrah dan bagaimana kepuasan jama’ah

terhadap kualitas layanan Perusahaan jasa KBIH Al-Rahmah Mojokerto.

Di KBIH Al-Rahmah Mojokerto tidak hanya menyediakan pelayanan

haji dan umrah saja selain itu KBIH Al-Rahmah Mojokerto menyediakan toko

busan muslim, peralatan sholat, perlengkapan haji atau umrah, dan oleh-oleh

(17)

6

yaitu “pelayanan kami, kepuasan anda”. Dari motto tersebut perusahaan jasa

KBIH Al-Rahmah Mojokerto ini mengedepankan kualitas pelayanan dari

kualitas pelayan makan akan timbul respon positif bagi pelanggan yang

menggunakan jasa tersebut.

Lokasi KBIH Al-Rahmah Mojokerto ini sangat strategis mudah

dijangkau oleh kendaraan umum atau pribadi yaitu terletak tidak jauh dari

tempat wisata pacet atau trawas. KBIH Al-Rahmah Mojokerto ini beralamat di

jalan raya Mojosari-Trawas desa Mojorejo kecamatan Pungging kabupaten

Mojokerto. Tempat KBIH Al-Rahmah Mojokerto memiliki tempat parkir yang

sangat luas dan KBIH yang terbesar di kabupaten Mojokerto.

Adapun data jama’ah haji KBIH Al-Rahmah Mojokerto yang

terbimbing dalam kurun waktu lima tahun adalah pada tabel 1.1 sebagai

berikut:

Tabel 1.1

TAHUN JUMLAH JAMA’AH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

2011 246 264

2012 238 261

2013 262 184

2014 195 258

2015 189 215

(18)

7

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Jama’ah KBIH Al-Rahmah Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas,

maka pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh secara simultan kualitas pelayanan dan word Of

Mouth (WOM) terhadap kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah

Mojokerto?

2. Bagaimana pengaruh secara parsial kualitas pelayanan dan word Of Mouth

(WOM) terhadap kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto?

3. Variabel manakah dari kualitas pelayanan dan Word of Mouth (WOM)

yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah

Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pokok permasalahan, maka tujuan penelitian

(19)

8

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kualitas pelayanan dan word

Of Mouth (WOM) terhadap kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah

Mojokerto.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kualitas pelayanan dan word

Of Mouth (WOM) terhadap kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah

Mojokerto.

3. Untuk mengetahui Variabel manakah dari kualitas pelayanan dan Word

of Mouth (WOM) yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan KBIH

Al-Rahmah Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa

pihak antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan pada ilmu manajemen pemasaran dan ilmu statistik, khususnya

manajemen dakwah jurusan kewirausahaan.

2. Manfaat Praktis

Peneliti ini dapat dimanfaatkan oleh manajemen KBIH Al-Rahmah

Mojokerto untuk merancang strategi peningkatan kepuasan pelanggan

ataupun tindakan dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas pelayanan

(20)

9

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya

pengukuran tersebut. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

pengaruh kualitas pelayanan dan word Of Mouth (WOM) terhadap kepuasan

pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto.

1. Kualitas

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang tersurat maupun tersirat.9

2. Pelayanan

Definisi layanan menurut Tjiptono adalah segala kegiatan yang

dibutuhkan untuk menerima, merespon, menyampaikan, dan memenuhi

pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang

mengandung kekeliruan.10

9Philip Kotler, 1997,

Manajemen Pemasaran, Ikram Mandiriabadi, Jakarta, hal. 49

10

(21)

10

3. Kualitas Pelayanan

Menurut Wyckof, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan.11

4. Kepuasan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja

(atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.12

5. Pelanggan

Pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali

datang sesuatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan

memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk

atau jasa tersebut.13

6. Kepuasan Pelanggan

kepuasan pelanggan adalah evaluasi secara sadar atau penilaian

kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus bagus atau jelek atau

produk yang bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau

pemakaiannya.14Menurut Kotler, kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

11

Fandy Jtiptono, 2011 , Pemasaran Jasa, Bayumedia Publising, Malang, hal. 331

12

Philip kotler, 1997, Manajemen Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta, hal. 66

13

Rambat Lupoyadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik, salemba empa, Jakarta, hal. 143

14

(22)

11

seseorang setalah membandingkan kinerja yang ia rasakan dibandingkan

dengan harapannya.15

F. Sistematika Pembahasan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, dibagi menjadi sub bab,

diamana antara sub bab merupakan satu kesatuan dan saling terkait. Adapun

sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari :

Bab I merupakan pendahuluan, bab ini memberikan gambaran umum

mengenai dasar penelitian yang akandilakukan, yang terdiri dari latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional dan sistematika pembahasan.

Bab II merupakan kajian teoritik, bab ini berisi mengenai tinjuan

pustaka yang berisi perbandingan penelitian yang terdahulu, kerangka teori

yang berisi mengenai teori-teori yang digunkan dalam penulisan penelitian

serta teori dalam persepektif Islam, serta hipotesa penelitian.

Bab III metodelogi penelitian, dalam bab ini metode penelitian yang

digunkan oleh peneliti adalah metode kuantitatif. Bab ini terdiri dari,

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel dan

teknik sampling, variabel dan indekator penelitian, tahap-tahap penelitian,

tekhnik pengumpulan data, tekhnik validitas instrument penelitian dan teknik

analisa data.

15

(23)

12

Bab IV hasil penelitian, bab ini membahas tentang hasil penelitian yan

telah di dapat dan te;ah dianalisa oleh peneliti. Serta dalam bab ini terdapat

gambaran umum mengenai obyek yang diteliti, penyajian data, pengujian

hipotesis dan pembahsan hasil penelitian (analisa data).

Bab V penutup Bab, ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini.

Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan jawaban dari rumusan

masalah.Selain itu ada kesimpulan, saran dan rekomendasi serta keterbatasan

(24)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti

mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain, yang

terkait dengn fokus penelitian ini, serta menjadi bahan pertimbangan dan

perbandingan dalam penelitian. Adapun penelitian yang terkakit dengan

penelitian penulis tabel 2.1adalah:

Tabel 2.1

No Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 M Dhian Pratama, 2015,Pengaruh kualitas pelayanan pada

kepuasan dan dampak pada penciptaan Word of Mouth (studi pada pelanggan paket internet simpati di kota Bandarlampung)

2 Maria Christina Dwi Oktavianti, 2015, Pengaruh kualitas layanan (servqual),

(25)

14

(26)

15

. 3 Risalatul Azizah, 2014,

(27)

dependennya. yang lebih besar

Gronroos dan juga yang lainnya, menunjukkan bahwa kualitas yang

dirasakan dari pelayanan adalah hasil dari suatu proses evaluasi di mana

pelanggan membandingkan persepsi mereka terhadap pelayanan dan hasilnya

dengan apa yang mereka harapkan. Oleh karena itu, mendefinisikan kualitas

layanan dari sudut pandang pengguna sebagai sesuatu yang secara konsisten

memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.

Valarie Zeithanl, Leonard Berry, dan A. Parasuraman telah melakukan

penelitian intensif terhadap kualitas layanan dan mengidentifikasikan 10

dimensi yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi kualitas jasa.

Dalam penelitian berikutnya, mereka menemukan tingkat korelasi yang tinggi

antara beberapa variabel dan akhirnya mengonsolidasikannya ke dalam lima

(28)

17

1) Tangibles (penampilan unsur fisik) yaitu meliputi fasilitas

fisik, perlengkapan, karyawan, dan sarana komunikasi.

Contohnya fasilitas reparasi, seragam karyawan, kelengkapan

peralatan, dan ruang tunggu yang representatif.

2) Reliability (kinerja yang dapat diandalkan dan akurat) yaitu

kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, dan memuaskan.

3) Responsiveness (kecepatan dan kegunaan) yaitu keinginan dan

kesediaan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan

memberikan layanan dengan tanggap. Contohnya, sistem

reservasi dan penanganan yang cepat.

4) Assurance (kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan

kesopanan) yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki karyawan ;

bebas dari bahaya fisik, resiko atau keraguan.

5) Empathy (akses mudah, komunikasi yang baik, dan

pemahaman pelanggan) yaitu meliputi kemudahan dalam

menjalani hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian

personal, dan pemahaman atas kebutuhan individu para

pelanggan.1

Menurut Gronroos, pada dasarnya kualitas suatu jasa yang

dipersepsikan pelanggan terdiri atas dua dimensi utama, yaitu:

1

(29)

18

1) Tecnical quality berkaitan dengan kualitas output jasa yang

dipersepsikan pelanggan komponen ini dapat dijabarkan lagi

menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Harga

b) Ketepatan waktu, kecepatan waktu, dan kerapian

hasil

c) Kualitas operasi

2) Fuctional quality berkaitan dengan kualitas cara penyampaian

jasa atau menyangkut proses transfer kualitas teknis, output

atau hasil akhir jasa dari penyedia jasa kepada pelanggan.

Fuctional quality juga dipengaruhi kehadiran pelanggan lain

yang secara simultan mengkonsumsi jasa yang sama atau

serupa.2

Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang

ditawarkan organisasi harus berkualitas. Istilah kualitas sendiri mengandung

berbagai macam penafsiran, karena kualitas memiliki sejumlah level univelsal

(sama dimana pun), kultural (tergantung sistem nilai budaya), sosial

(dibentuk oleh kelas sosial ekonomi, kelompok etnis, keluarga, teman

sepergaulan), dan personal (tergantung preferensi atau selera setiap individu).

Secara sederhana, kualitas bisa diartikan sebagai produk yang bebas cacat.

Dengan kata lain, produk sesuai dengan standart (target sasaran atau

persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasikan, dan diukur). Namun,

2

(30)

19

definisi berbasis manufaktur ini kurang relevan untuk sektor jasa. Oleh sebab

itu, pemahaman mengenai kualitas kemudian diperluas menjadi “Fitness for

use” dan “conformance to requirements”. Kualitas mencerminkan semua

dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefit) bagi

pelanggan. Istilah nilai (Value) sering kali digunakan untuk mengacu pada

kualitas relatif suatu produk dikaitkan dengan harga produk bersangkutan.

Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi

pelanggan terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada

kepuasan pelanggan. Kualitas layanan berkontribusi signifikan bagi

pengembangan diferensiasi, positioning, dan strategi bersing setiap organisasi

pemasaran, baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa. Walaupun

begitu, minat dan perhatian pada pengukuran kualitas layanan sebenarnya

baru berkembang sejak dalam dekade 1980an.

Kualitas layanan mencerminkan perbandingan antara tingkat layanan

yang disampaikan perusahaan dibandingkan ekspetasi pelanggan. Kualitas

layanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta ketepatan penyampaian dalam mengimbangi atau melampaui harapan

pelanggan. Harapan pelanggan berupa tiga standart yaitu:

1) Will Expectation yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau

diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan semua

(31)

20

yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen sewaktu menilai

kualitas layanan.

2) Should Expectation yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah

sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang

seharusnya diterima jauh lebih besar daripada apa yang

diperkirakan bakal diterima.

3) Ideal Expectation yaitu tingkat kinerja yang optimun atau terbaik

yang diharapkan dapat diterima konsumen. Singkat kata, faktor

utama yang mempengaruhi kualitas layanan ada dua : Expected

Service dan Perceived Service.3

b. Model pengukuran kualitas pelayanan

pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk hampir

sama dengan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu ditentukan oleh variabel

harapan dan kinerja yang dirasakan (perceived performance). Pasuraman,

Zeithaml, dan Berry merumuskan model kualitas jasa yang menyoroti

persyaratan-persyaratan utama untuk memberikan kualitas jasa yang

diharapkan. Model ini mengidentifikasi 5 gap yang menyebabkan kegagalan

delivery jasa. Kelima gap tersebut adalah:

1) Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.

Manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang diinginkan

para pelanggan secara tepat.

3

(32)

21

2) Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

Mungkin manajemen mampu merasakan secara tepat apa yang

diinginkan oleh para pelanggan, tetapi pihak manajemen

tersebut tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu.

3) Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

Karyawan perusahaan mungkin kurang dilatih atau bekerja

melampaui batas dan tidak dapat atau tidak mau untuk

memenuhi standar. Atau mereka mungkin dihadapkan pada

standar-standar yang bertentangan, misalnya mereka harus

meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan atau masalah

para pelanggan dan melayani mereka dengan cepat.

4) Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan

yang dibuat oleh wakil (representatives) dan iklan perusahaan.

5) Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan. Gap

ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja atau prestasi

perusahaam dengan cara yang berlainan dan salah dalam

mempersepsikan kualitas jasa tersebut.4

Strategi-strategi yang dapat diimplementasikan agar gap ini bisa

berkurang antara lain:

4

(33)

22

1) Mengumpulkan masukan dari karyawan operasional sewaktu

iklan baru sedang dibuat.

2) Menyusun iklan yang menonjolkan karyawan rill yang sedang

melakukan tugas mereka.

3) Memberikan kesempatan kepada penyedia jasa untuk

menelaah iklan sebelum diekspos kepada para pelanggan.

4) Meminta staf penjualan agar melibatkan staf operasi dalam

pertemuan tatap muka dengan pelanggan.

5) Menyusun kampanye iklan internal yang bersifat edukasional

dan motivasional untuk memperkuat keterkaitan antara

departemen pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia.

6) Memastikan bahwa standar jasa yang konsisten diberlakukan

di semua lokasi penyedia jasa.

7) Memastikan bahwa isi iklan mencerminkan secara akurat

karakteristik-karakteristik jasa yang paling penting bagi

pelanggan dalam interaksinya dengan organisasi jasa.

8) Mengelola harapan pelanggan, dengan cara menginformasikan

kepada mereka apa saja yang mungkin dan tidak mungkin

mereka terima, serta yang paling penting, disertai alasannya.

9) Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor di laur kendali

(34)

23

10) Menawarkan berbagai tingkat jasa dengan harga yang

berbeda kepada para pelanggan, serta menjelakan perbedaan di

antara macam-macam tingkat jasa tersebut.5

2.Kepuasan Pelanggan

a. Pengertian

Kata kepuasan atau Satisfaction berasal dari bahasa latin “Satis”

(artinya cukup baik, memadai) dan “Facio” (melakukan atau membuat).

Secara sederhana kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuau

atau membuat sesuatu memadai. Howard dan Sheth mengungkapkan bahwa

kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan

kesepadanan atau tidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan

dengan pengorbanan yang dilakukan.

Swan,et al. mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi

secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produktif

relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak

cocok dengan tujuan atau pemakaiannya.

Westbrook dan Reilly berpendapat bahwa kepuasan pelanggan adalah

respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk

atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti

perilaku berbelanja dan perillaku pembeli), serta pasar secara keseluruhan.

5

(35)

24

Cadotte, et al. mengkoseptualisasikan kepuasan pelanggan sebagai

perasaan yang timbul sebagai hasil evaluasi terhadap pengalaman pemakaian

produk atau jasa. Engel, et al. menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil (Outcome) tidak memenuhi harapan.

Dalam buku teks standar Marketing Management yang ditulis Kotler

bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

harapannya.6

b. Faktor – Faktor Kepuasan Pelanggan

Menurut Fandy Tjiptono, ada dua faktor kualitas jasa yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu:

1) Jasa yang diharapkan atau dirasakan (expected service) : perasaan

senang dalam merasakan pelayanan yang baik atau

harapan-harapan nasabah terpenuhi. Terdapat sepuluh faktor utama yang

mempengaruhi harapan pelanggan terhadap suatu jasa yaitu a)

enduring service intensifiers, berupa harapan yang disebabkan

oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang mengenai suatu jasa,

b) kebutuhan pribadi, meliputi kebutuhan fisik, sosial, dan

psikologis, c) transitory service intensifiers, terdiri atas situasi

6

(36)

25

darurat yang membutuhkan jasa tertentu (seperti asuransi

kesehatan dan asuransi kecelakaan) dan jasa terakhir yang pernah

dikonsumsi pelanggan, d) persepsi pelanggan terhadap tingkat

layanan perusahaan lain, e) self-perceived service role yaitu

persepsi pelanggan terhadap tingkat keterlibatannya dalam proses

penyampaian jasa, f) faktor situasi yang berada diluar kendali

penyedia jasa, g) janji layanan eksplisit, baik berupa iklan,

personal selling, perjanjian maupun komunikasi dengan karyawan

penyedia jasa, h) janji layanan implisit yang tercermin dari harga

dan sarana pendukung jasa, i) word of mouth baik dari teman,

keluarga, rekan kerja, pakar, maupun publikasi media massa, dan

j) pengalaman masa lampau.

2) Jasa yang dipersepsikan (perceived service) : pandangan atau

pemikiran nasabah tentang apa yang dilihat dan dirasakan.

Sebagai pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa,

pelangganlah yang menilai kualitas jasa sebuah perusahaan.

Syangnya, jasa memiliki karakteristik variability sehingga kinerja

acapkali tidak konsisten. Hal ini menyebabkan pelanggan

menggunakan isyarat intrinsic (output dan penyampaian jasa) dan

isyarat ekstrinsik (unsur-unsur pelengkap jasa) sebagai acuan atau

pedoman dalam mengevaluasi kualitas jasa.7

7

(37)

26

Menurut Rangkuti, kepuasan pelanggan didefinisiskan sebagai

responpelanggan terhadap ketidak sesuaian antara tingkat kepentingan

sebelumnya dan kinerja aktual yang disarankan setelah pemakaian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan sebagai

berikut:

1) Nilai pelanggan antara lain:

(b) Menerima atas keluhan pelanggan

(c) Tanggap atas keluhan pelanggan

(d) Memiliki banyak jenis pelayanan

(e) Memberikan informasi dengan baik terhadap sesuatu

yang dibutuhkan pelanggan

2) Respon pelanggan antara lain:

(a) Tetap setia tahan lama

(b) Membeli lebih banyak ketika perusahaan

memperkenalkan produk baru dan memperbarui

produk-produk yang ada

(c) Membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan

dengan produk-produknya

(d) Memberikan perhatian yang lebih sedikit kepada

merek-merek dan iklan-iklan pesaing serta kurang peka

terhadap harga

(e) Menawarkan gagasan jasa atau produk kepada

(38)

27

3) Persepsi pelanggan antara lain:

(a) Pelanggan merasapuas dengan proses dan pelayanan

yang diberikan

(b) Pelanggan merasa aman dan nyaman selama berurusan

dengan perusahaan tersebut

(c) Memberikan saran untuk keluhan pelanggan baik

melalui kotak saran atau email.8

c. Manfaat Program Kepuasan Pelanggan

Terlepas dari perdebatan mengenai konsepnya, realisasi kepuasan

pelanggan melalui perncanaan, pengimplementasikan, dan pengendalian

program khusus berpotensi memberikan beberapa manfaat pokok,

diantaranya:

1) Reaksi terhadap produsen berbiaya rendah

Dalam berbagai kasus, hal ini menyebabkan pemotongan harga

menjadi senjata strategik untuk meraih pangsa pasar. Banyak

perusahaan yang mendapati bahwa cukup banyak pelanggan yang

sebenarnya bersedia membayar harga yang lebih mahal untuk

pelayanan dan kualitas yang lebih baik.

2) Manfaat ekonomik retensi pelanggan versus perpetual prospecting

8

Ah at Hidayat, , “analisis pengaruh erek, kualitas produk, dan harga terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap loyalitas pelanggan (studi kasus pada member PT. Melia

sehat sejahtera di UIN syarif hidayatullah jakarta , skripsi, jurusan anaje en pe asaran

(39)

28

Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan

memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah dibandingkan

upaya terus-menerus menarik atau memprospek pelanggan baru.

3) Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan

Berdasarkan konsep “customer lifetime value”, upaya

mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa

perusahaan selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan

anuitas yang jauh lebih besar daripada pembelian individu.

4) Daya persuasif gethok tular (Word of Mouth)

Dalam banyak industri (terutama), pendapat atau opini positif dari

teman dan keluarga jauh lebih persuasif dan kredibel ketimbang

iklan. Sebaliknya, gethok tular negatif bisa merusak reputasi dan

citra perusahaan.

5) Reduksi sensitivitas harga

Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan

cenderung lebih jarang menawar harga untuk setiap pembelian

individualnya. Ini dikarenakan faktor kepercayaan telah terbentuk.

6) Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa

depan. 9

Pada hakikatnya tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan

mempertahankan para pelanggan. Dalam pendekatan TQM kualitas ditentukan

pleh pelanggan. Oleh karena itu hanya dengan memahami proses dan

9

(40)

29

pelanggan maka organisasi dapat menyadari dan menghargai makna kualitas.

Adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat

diantaranya:

1) Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannnya menjadi

harmonis.

2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.

4) Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of

Mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

5) Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan.

6) Laba yang diperoleh dapat meningkat.10

Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan

seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat

menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat

menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Ada beberapa unsur

yang penting didalam kualitas yang ditetapkan pelanggan, yaitu:

1) Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi

kelangsungan hidup organisasi tergantung pada pelanggan.

2) Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan yang

paling penting. Pelanggan yang dapat diandalkan adalah pelanggan

yang berkali-kali (melakukan pembelian ulang) dari organisasi

10

(41)

30

yang sama. Pelanggan yang puas dengan kualitas produk atau jasa

yang dibeli dari suatu organisasi menjadi pelanggan yang dapat

diandalkan. Oleh karena itu kepuasan pelanggan sangat penting.

3) Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk

berkualitas tinggi. Kepuasan berimplikasi pada perbaikan terus

menerus sehingga kualitas harus diperbarui setiap saat agar

pelanggan tetap puas dan loyal.11

d. Elemen Program Kepuasan Pelanggan

Pada umumnya program kepuasan pelanggan meliputi kombinasi dari

tujuh elemen utama, yaitu:

1) Barang dan jasa yang berkualitas

Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan

harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling

tindak, standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam

industri. Untuk itu, berlaku prinsip “quality comes first,

satisfaction programs follow”. Biasanya perusahaan yang tingkat

kepuasan pelanggannya tinggi menyediakan tingkat layanan

pelanggan yang tinggi. Kerapkali itu merupakan cara mereka

menjustifikasi harga yang lebih mahal.

2) Relationship marketing

Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah

upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan.

11

(42)

31

Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling

menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan dapat

membangun bisnis ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan.

3) Program promosi loyalitas

Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin

relasi antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini

memberikan semacam “penghargaan” khusus (seperti bonus,

diskon, dan hadia yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian

atau pemakaian produk atau jasa perusahaan) kepada pelanggan

rutin agar tetap loyal pada produk dari perusahaan bersangkutan.

4) Fokus pada pelanggan terbaik

Sekalipun program loyalitas beraneka ragam bentuknya, namun

semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada

pelanggan yang paling berharga. Program-program semacam itu

berfokus pada 20 persen dari pelanggan yang secara rutin

mengkonsumsi 80 persen dari penjualan. Namun, pelanggan

terbaik bukan sekedar mereka yang termasuk Heavy users. Tentu

saja mereka yang berbelanja banyak, namun kriteria lainnya

menyangkut pembayaran yang lancar dan tepat waktu, tidak

terlalu banyak membutuhkan layanan tambahan dan relatif tidak

sensitif terhadap harga.

(43)

32

Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.

Perusahaan harus terlebih dahulu memastikan bahwa barang dan

jasa yang dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana

mestinya sejak awal. Baru setelah itu, jika ada masalah,

perusahaan segera memperbaikinya lewat sistem penanganan

komplain. Jadi, jaminan kualitas harus mendahului penanganan

komplain.

6) Unconditional guarantees

Unconditional guarantees dibutuhkan untuk mendukung

keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan

janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai

tingkat kinerja yang dapat diharapkan bakal mereka terima.

Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi resiko pembelian oleh

pelanggan, memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan

secara tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggunga jawab

atas produk atau jasa yang diberikan.

7) Program pay-for-perfomance

Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya

dukungan sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung

tombak perusahaan yang berinteraksi langsung dengan para

pelanggan dan berkewajiban memuaskan mereka, karyawan juga

harus dipuaskan kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer

(44)

33

yang berkaitan sistem penilaian kerja dan kompensasi dengan

kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan kualitas dan

peningkatan kepuasan pelanggan.12

e. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pada prinsipnya kepuasan pelanggan itu dapat diukur dengan berbagai

macam metode dan teknik. Beberapa macam metode dalam pengukuran

kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:

1) Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat pelanggan (customer –centered)

memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya

untuk menyampaikan saran dan keluhan. Misalnya dengan

menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hot lines, dan

lain-lain. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide

cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk reaksi

secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang

timbul.

2) Ghost shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk

berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian

melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

12

(45)

34

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara

penanganan setiap keluhan.

3) Lost customer analysis

Perusahan seyogyanya meghubungi para pelanggan yang telah

berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat

memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview

saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga

penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan

perusahaan dalam memuaskan pelanganya.

4) Survai kepasan pelanggan

Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan

dengan penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun

wawancara secara langsung. Hal ini karena melalui survai,

perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara

langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa

perusahaan manaruh perhatian terhadap para pelanggannya.13

Kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang

membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya

manusia. Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan:

13

(46)

35

1) strategi pemasaran berupa Relationship Marketing, yaitu strategi di

mana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata

lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus

menerus, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan

pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (Repeat Business).

Agar Relationship Marketing dapat diimplementasikan, perlu

bentuk customer database, yaitu daftar nama pelanggan yang oleh

perusahaan dianggap perlu dibina hubungan jangka panjang

dengan mereka. Database tersebut tidak berisi nama pelanggan ,

tetapi juga mencakup hal-hal penting lainnya, misalnya frekuensi

dan jumlah pembelian , preferensi, saat-saat pembelian, dan lain

sebagainya.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa dampak kepuasan pelanggan

terhadap loyalitas pelanggan dan pembelian ulang berbeda-beda

untuk setiap perusahaan. Pelanggan yang loyal belum tentu berarti

mereka puas. Sebaliknya pelangan yang puas cenderung untuk

menjadi pelanggan yang loyal.

2) Strategi superior customer service, yaitu menawarkan pelayanan

yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang

besar, kemampuan sumber daya manusia, dan usaha yang gigih

agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu,

(47)

36

layanan pelanggan yang superior akan membebankan harga yang

lebih tinggi pada produk-produknya.

3) Strategi unconditional service guarantees atau extraordinary

guarantees. Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi

sumber dinasmisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan

kinerja perusahaan. Selain itu juga akan meningkatkan motivasi

para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik

daripada sebelumnya.

4) Strategi penanganan keluhan yang efisien. Penanganan keluhan

memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang

tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas (atau

bahkan menjadi pelanggan abadi). Proses penanganan keluhan

yang efektif dimulai dari identifikasi dan penentuan sumber

masalah yang menyebabkan pelanggan tidak puas atau mengeluh.

5) Strategi meningkatkan kinerja perusahaan, meliputi berbagai upaya

seperti melakukan pemantauan atau pengukuran kepuasan

pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan,

pelatihan menyangkut komunikasi, sales manship, dan public

relations kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan

unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan (yang penilaiannya

(48)

37

prestasi karyawan, dan memberikan empowerment yang lebih besar

kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6) Menerapkan Quality Function Deployment (QFD), yaitu praktik

untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap

kebutuhan pelanggan.14

2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Lupoyadi, dikutip dalam jurnal Novianti dan Artanti bahwah:

“salah satu cara dalam menciptakan kepuasan pelanggan

yaitu melalui peningkatan kualitas, karena pelanggan

adalah fokus utama ketika kita mengungkapkan tentang

kepuasan dan kualitas jasa”.15

Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk

berkualitas tinggi. Kepuasan berimplikasi pada perbaikan terus menerus

sehingga kualitas harus diperbarui setiap saat agar pelanggan tetap puas dan

loyal.16

14 Fandy Tjiptono,

Prinsip-Prinsip Total Quality Service (TQS), (Yogyakarta, Andi, 2002) hal. 133-141

15

Rifky Novianti dan Yessy Artanti, 2015, “pengaruh kualitas pelayanan terhadapWord of Mouth

WOM elalui kepuasan sebagai variabel intervening ,Jurnal Ilmu Manajemen , vol.1, no.1, hal. 4

16

(49)

38

3. Konsep Kajian Dalam Islam

Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa

barang maupun pelayanan jasa, hendaknya memberikan layanan yang

berkualitas, jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas kepada

orang lain. Seperti dijelaskan dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat 267:

Artinya : “hai orang-orang beriman, nafkahkanlah

(dijalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang

baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari

bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang

buruk-buruk lalu kamu nafkahkan darinya padahal kamu

sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memcingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa

allah kaya lagi maha terpuji”.17

Di samping itu, teladan Rasulullah dalam berdagang kiranya dapat

dijadikan acuan dalam memasarkan produk dagangannya. Beberapa kiat dan

17

(50)

39

etika rasulullah dalam membangun citra dagangannya adalah sebagai

berikut:18

a. Penampilan

Penampilan dagang rasulullah adalah tidak membohongi

pelanggan, baik menyangkut besaran (kuantitas) maupun kualitas.

Terdapat firman allah dalam QS. Asy-syu’araa ayat 181-184:

Artinya:Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu

termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah

dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu

merugikan manusia dan hak-haknya dan janganlah kamu

merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.

Dan bertaqwalah kepada allah yang telah menciptakan

kamu dan umat-umat yang dahulu.19

b. Pelayanan

Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hendaknya diberi

tempo untuk melunasinya. Selanjutnya, pengampunan (bila

18

Muhammad, 2004, Etika Bisnis Islam, akademi manajemen perusahaan YKPN, Yogyakarta, hal. 102

19

(51)

40

memungkinkan) hendaknya diberikan jika ia benar-benar tidak

sanggup membayarnya. Terdapat firman allah dalam QS. An-Nahl

ayat 90:

Artinya:Sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku

adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kaum

kerabat, dan allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.20

c. Pemuasan

Hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan dan

penerimaan, penjualan akan sempurna. Terdapat dalam firman

QS.An-nisaa’ ayat 29:

20

(52)

41

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sesungguhnya allah maha penyayang

kepadamu.21

4. Paradigma penelitian

(53)

42

5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “dibahwah” dan

thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai

jawaban sementara yang kebenarannya masih diuji, atau rangkuman dari

kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis juga

merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu

jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan

hubungan antarvariabel. Hipotesis ini, dalam sebuh penelitian selalu

merumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan dua

variabel atau lebih, baik secara eksplisit maupun implisit.22

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: Kualitas pelayanan tidak ada pengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto.

Ha: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan KBIH Al-Rahmah Mojokerto.

22

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif.Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti disini adalah

penelitian kuantitatif yang menggunakan hipotesis asosiatif. Hipotesis

asosiatif adalah jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan antar variabel.

Hipotesis ini, dalam sebuah penelitian selau dirumuskan dalam bentuk

pernyataan yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih, baik

secara spilit maupun implisit.1

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yang digunakan peneliti adalah

jama’ahumrah KBIH Al-Rahmah Mojokerto. Penelitian skripsi ini

dilaksanakan di KBIH Al-Rahmah Mojokerto yang beralamatkan di jalan

raya Mojosari-Trawas desa Mojorejo kecamatan Pungging kabupaten

Mojokerto.

1

(55)

44

3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.2

Adapun populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

pelanggan jama’ah haji atau umroh KBIH Al-Rahmah Mojokerto. Jumlah

populasinya adalah jama’ah umrah tahun 2016 KBIH Al-Rahmah

Mojokerto 350 jama’ah.

b. Sampel

Sampel adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.3Menurut pendapat slovin adalah pemakaian rumus

dibawah ini mempunyai asumsi populasi berdistribusi normal:

n=

n=

n=78 responden

n= ukuran sampel

2

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), CV. Alfabeta, Bandung, hal. 117

3

(56)

45

N= ukuran populasi

e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir misalnya 2%.4

c. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan.5Dalam, pengambilan sampel.

peneliti menggunakan teknik Probability Sampling. Teknik Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel.

Peneliti menggunakan cara Teknik sampling Probability

Samplingdengan pendekatan teknik Simple random sampling atau

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu.6

4 Umar Husein, 1999,

Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis ED. Baru, Cet 2, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, hal 78

5

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), CV. Alfabeta, Bandung, hal.119

6

(57)

46

4. Variabel dan Indikator Penelitian

Menurut Y.W, Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang

disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau

serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti yang oleh peneliti dimanipulasikan,

dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedang direktorat

pendidikan tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud

variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian.7

Adapun variabel yang digunakan peneliti adalah:

a. Variabel Penelitian

1.) Variabel Bebas (Independent Variabel) yaitu merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

statistik, variabel bebas dilambangkan dengan X. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu:

X1 = Kualitas Pelayanan

X2 = Word of Mouth (WOM)

2.) Variabel terikat (Dependent Variabel) yaitu merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Dalam statistik, variabel terikat

dilambangkan dengan Y. Pada penelitian ini, yang menjadi

7

(58)

47

variabel terikat adalah kepuasan pelanggan KBIH Al-Rahmah

Mojokerto.

b. Indikator Variabel

Adapun indikator-indikator yang terdapat dalam setiap variabel,

diantaranya dalam tabel 3.1:

Tabel indikator 3.1

Variabel Dimensi Indikator

Kualitas

Assurance (jaminan) - Sopan santun karyawan

- Rasa percaya

Empathy (perhatian) - Kemudahan pelayanan

- Kelangsungan komunikasi

(59)

Harapan pelanggan - Kebutuhan yang

diperoleh jama’ah

- Kepuasan yang diperoleh jama’ah Persepsi para

pelanggan

- Nilai pelayanan yang dinikmati

Respon pelanggan - Memperbarui

produk dan

1. Menentukan masalah penellitian

2. Memilih tempat penelitian

3. Menyusun matrix penelitian

4. Menyusun proposal penelitian

5. Mengurus tempat perijinan penelitian

6. Memilih informan sebagai salah satu sumber data

b. Tahap penelitian lapangan

1. Pengumpulan data

2. Menetukan sumber data

(60)

49

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini, diantaranya:

a. Penggunaan kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpula data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Dalam teknik ini, penulis membagikan angket yang telah

disiapkan sebelumnya dan diberikan kepada pelanggan atau

jama’ah KBIH Al-Rahmah Mojokerto.

Alat ukur yang dibuat peneliti adalah skala Likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.8

Sedangkan skor yang digunakan adalah 5,4,3,2, dan 1, dengan

rincian sebagai berikut dengan komponen penilaian hasil dari

kuesioner kualitas pelayanan dan Word of Mouth KBIH

Al-Rahmah Mojokerto:

1. Sangat tinggi diberi skor 5

2. Tinggi diberi skor 4

3. Sedang diberi skor 3

8

(61)

50

4. Rendah diberi skor 2

5. Sangat Rendah diberi skor 1

Adapun komponen penilaian hasil dari kuisioner kepuasan

pelanggan KBIH Al- Rahmah Mojokerto:

2. Sangat puas diberi skor 5

3. Puas diberi skor 4

4. Cukup puas diberi skor 3

5. Kurang puas diberi skor 2

6. Sangat tidak puas diberi skor 1

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cacatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.9

Metode ini dimaksud untuk memperoleh data KBIH

Al-Rahmah Mojokerto tentang sejarah, struktur, visi, dan misi serta

sarana dan prasarana serta mencari dokumen lain yang penting

yang terkait dengan penelitian.

9

(62)

51

7. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data,

maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.10

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu

instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur.

Menurut Sugiono (2010) untuk menguji validas konstruk dilakukan

dengan cara mengkorelasikan antara jumlah skor faktor dengan skor

totalnya.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini

adalah Korelasi Person atau Korelasi Product Moment (KPM), sebagai

berikut:

Keterangan:

rxy= Nilai Korelasi (validitas) item yang dicari

10

(63)

52

n = Jumlah sampel atau responden

x = Skor responden untuk tiap item

y = total skor tiap responden dari seluruh item

Σx = Jumlah skor dalam distribusi x

Σy = jumlah skor dalam distribusi y

Kemudian hasil dari rxy dikonsultasikan dengan harga kritis

Korelasi Product Moment (r tabel), apabila hasil yang diperoleh r hitung >

r tabel, maka instrumen tersebut valid. Apabila korelasi tiap faktor tersebut

positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan Construct

yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.11

b. Uji Reliabilitas

uji reabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan

sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana

instrument yang digunakan memberikan hasil yang relatif tidak berbeda

jika dilakukan kembali pada objek yang sama. Teknik untuk mengukur

reliabilitas instrumen dengan menggunakan skala scale dapat

menggunakan rumus koefisien reliabilitas hitung, rumus Cronbach Alpha

sebagi berikut:

11

(64)

53

keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∝�2 : Jumlah butir varian

∝12 :Varian total

uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikan 0,05 yang artinya

instrumen dapat dikatan reslibel jika nilai alpa lebih besar dari r kritis

product moment. Menurut sekaran (1992) apabila realibilitas kurang dari

0,6 maka dapat dikatakan reslibilitas kurang baik, apabila reabilitas sama

dengan 0,7 maka reabilitas dapat diterima, dan apabila reabilitasnya diatas

0,8 maka dapat dikatakan baik.12

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

statistic.13 Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya

pengaruh dari dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel

12

Dwi Wahyu Setiawan, , “Pengaruh Word OF Mouth Marketing Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Melakukan Pembiayaan Mudarabah pada BPR Syariah Amanah Sejahtera Kantor

Kas Bungah”, Skripsi, jurusan ekonomi syariah fakultas syariah IAIN sunan ampel Surabaya, hal. 55-56

13

Gambar

Tabel Distribusi Frekuensi dan Deskripsi Data Hasil Perhitungan SPSS
 Tabel 1.1
 Tabel 2.1
Tabel indikator 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Bagi peneliti, penelitian ini untuk memperdalam ilmu, pengalaman dan pengetahuan khususnya mengenai bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan pada toko meubel Suci Agung Kudus.. Variabel independen

Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yang terdiri variabel independent yaitu kualitas pelayanan (X) dan variabel dependent yaitu kepuasan pelanggan

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kualitas pelayanan dan harga memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan CV. Penelitian ini menggunakan

1) Variabel yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah variabel kualitas pelayanan. Hal ini menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan maka kepuasan konsumen

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, persepsi harga, kepuasan pelanggan secara parsial dan simultan terhadap loyalitas pelanggan pada usaha

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Restoran Ayam Resto Colomadu. Sampel dalam penelitian

PEMBAHASAN Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa