• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur Pelayanan Dan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur Pelayanan Dan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Melakukan manajemen resiko berarti merencanakan masa depan dengan

lebih sistematis, matang dan terencana. Kita semua menginginkan jaminan

kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

mencapai semuanya itu, kita perlu membayar harganya dengan melakukan

investasi untuk mendapatkan perlindungan terhadap diri kita sendiri.

Fenomena asuransi dinegeri ini semakin menarik untuk dicermati, dengan

masuknya Perusahan-perusahan multinasional semakin menambah ketatnya

persaingan memperebutkan pasar. Sebagai salah satu Negara dengan populasi

penduduk terbesar didunia ,jumlah penduduk Indonesia saat ini , yaitu 203,4 juta

jiwa (sensus penduduk tahun 2000) yang diproyeksikan meningkat menjadi 220

juta jiwa pada tahun 2006 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,25% (BPS

2003) ( www.Menkokesra.go.id)

Asuransi/ Jaminan merupakan salah satu mekanisme yang telah terbukti

ampuh dalam melindungi aset paling berharga dari tiap individu. Memilih untuk

berasuransi atau tidak adalah suatu pilihan. Kita mungkin tidak akan merasakan

dampaknya sekarang mungkin setahun, dua tahun, lima bahkan sepuluh tahun

kemudian kita baru menyadarinya. Bahkan mungkin pula, tanpa perlindungan,

kehidupan kita akan tetap aman-aman saja. Semua bisa terjadi, tidak ada seorang

(2)

2 bagaimanapun, masa depan yang kita cita-citakan harus mulai dibangun dari detik

ini juga. Dan berbicara masa depan, sangat erat kaitannya dengan kemampuan

kita untuk mengelola resiko hari ini, esok dan seterusnya.

Dimana sejarah asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan

Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor

perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.

Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak

diperlukan. Dengan demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi

dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman

sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.

Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah

tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan.

Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman

penjajahan itu adalah :

1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.

2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan

Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.

Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan

asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan

kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan

peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat

(3)

3 Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu

masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan

pengangkutan.

Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena

jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa

Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya

perusahaan asuransi kerugian satupun.

Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis

terhenti, terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik

Belanda dan Inggris.

Akhir-akhir ini, kebutuhan akan jasa asuransi semakin dirasakan baik oleh

rumah tangga maupun dunia usaha di Indonesia. Jasa asuransi merupakan sarana

untuk menghadapi resiko kecelakaan, kematian, kehilangan atas benda yang

dimiliki dan juga sebagai sarana untuk menghadapi berbagai resiko seperti

kebakaran gedung atau pabrik, hilangnya barang yang dikirim dan sebagainya.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246

disebutkan bahwa tujuan asuransi/jaminan adalah untuk mencegah

setidak-tidaknya mengurangi resiko kerugian yang mungkin timbul karena hilang, rusak

atau musnahnya barang-barang yang dipertanggungkan dari suatu kejadiaan yang

tidak pasti.

Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan

asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan

(4)

4 premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab

hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul

dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dalam dunia usaha, asuransi/ jaminan memegang peran penting terhadap

perusahaan/usahawan dari bahaya-bahaya yang datangnya dari luar dugaan.

Termasuk kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.

Namun belum semua perusahaan mengetahui peranan dan manfaat yang

diperoleh dalam menginvestasikan sebagian hartanya sebagai pencegah terjadinya

berbagai hal yang tidak terduga seperti kecelakaan kerja.

PT JAMSOSTEK (Persero) berdasarkan pengalaman selama ini percaya

bahwa dapat melindungi nasabah dengan sebaik-baiknya melalui jasa pelayanan

sosial. Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat

dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan

kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin

arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari

terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha

dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut

terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan

meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya

penghasilan tenaga kerja dan/ atau membutuhkan perawatan medis

(5)

5 Sosial.

Seperti asuransi pada umumnya PT Jamsostek (Persero) juga memiliki

kegiatan melayani nasabah atau masyarakat yang membutuhkan jasa asuransi baik

yang ingin mengikuti jasa asuransi ataupun mengajukan klaim asuransi contohnya

jaminan kecelakaan kerja.

Melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

mengetahui prosedur jaminan kecelakaan kerja secara lebih jauh dan spesifik

maka penulis mengambil judul “Tinjauan atas Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT. Jamsostek (Persero) Bandung I”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Secara umum kuliah kerja praktek ini dimaksudkan untuk menguji

kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya pada saat perkuliahan, sehingga

dapat mengaplikasikan kedalam kegiatan yang nyata yaitu di dunia kerja. Yaitu

pada bidang asuransi. Khususnya pada bagian pelayanan terutama dalam proses

jaminan kecelakaan kerja.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kegiatan praktek kerja lapangan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagian-bagian yang terlibat dalam Jaminan Kecelakaan

(6)

6 2. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja

pada PT. Jamsostek Bandung I.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktek kerja lapangan

yaitu:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan

dibidang asuransi, sehingga akan memberi wawasan yang lebih luas tentang

masalah dan gambaran yang diteliti mengenai prosedur jaminan kecelakaan

kerja.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran mengenai

prosedur jaminan kecelakaan kerja.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan, serta

memberikan masukan yang cukup berarti untuk lebih menyempurnakan

prosedur jaminan kecelakaan kerja.

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan kerja

(7)

7 suatu keadaan atau masalah yang terjadi berdasarkan data atau fakta yang

diperoleh selama melaksanakan kerja praktek.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja

praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan

dengan masalah yang akan dibahas.

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan

cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di

PT. Jamsostek (persero) Bandung I khususnya pada Bagian pelayanan.

2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik

berasal dari peraturan mengenai kegiatan asuransi, karangan maupun

tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai hubungan dengan

objek penelitian penulis.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek adalah di PT. Jamsostek

(Persero) Bandung I, Jalan P. H. Hasan Mustofa No.39 Bandung 40124 pada

Bagian Pelayanan.

Waktu yang ditempuh penulis dalam melaksanakan kerja praktek pada PT.

(8)

8 tanggal 5 Agustus 2010 sampai dengan tanggal 6 September 2010. Hari dan jam

kerja praktek yang berlaku di PT. Jamsostek (Persero) Bandung I adalah hari

Senin sampai hari Jumat, dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Tahap Prosedur

Minggu Ke- 1 2 3 4 5

I Tahap Persiapan:

1.Mengambil Surat Izin Kerja Praktek 2. Mencari Tempat Kerja Praktek 3. Menentukan Tempat Kerja Praktek

II Tahap Pelaksanaan:

1. Mengajukan Surat Permohonan Kerja Praktek 2. Meminta Surat Pengantar ke Perusahaan 3. Kerja Praktek di Perusahaan

4. Penyusunan Laporan Kerja Praktek

III Tahap Pelaporan:

1. Menyiapkan Laporan Kerja Praktek 2. Bimbingan Kerja Praktek

(9)

9

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung

jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara,

Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan

program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial

yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor

formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang

panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang

pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP

No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang

pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU

No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses

lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun

1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial

(10)

10 dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977

tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995

ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga

Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi

kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan

kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai

pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang

berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34

ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan

Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah

dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan

tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih

berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative

Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek

(Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup program:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang

(11)

11 menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang

diakibatkan oleh adanya resiko - resiko sosial seperti kematian atau cacat

karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya

jaminan kecelakaan kerja.

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi

bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat

bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat

hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.

2. Jaminan Kematian (JKM)

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi

peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan

Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya

penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan

diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua

memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat

tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan

tertentu.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan

(12)

12 di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan

pengetahuan, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja

yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK ( Kartu Pemeliharaan

Kesehatan ) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak

hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam

meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan

perkembangan masa depan bangsa.

PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung I merupakan salah satu

bagian Kantor Cabang dari 112 Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Adapun

tentang keberadaan perusahaan ini adalah sebagi berikut :

Nama perusahaan : PT. JAMSOSTEK (Persero) Kantor Cabang

Bandung I

Kepala Kantor Cabang : Yaddi Safriadi

Status : Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Alamat : Jl. PHH. Mustopa No. 39 Bandung

Telepon / Fax : (022) 7102733, 7204486 / (022) 7275570

PT. Jamsostek Kantor Cabang Bandung I secara operasional bertanggung

jawab kepada Kepala Kantor Wilayah IV Jawa Barat & Banten sebagai

koordinator operasional di Tingkat Propinsi Jawa Barat & Banten, serta kepada

direksi PT. Jamsostek (Persero) yang berada di Kantor Pusat di Jalan Gatot

Subroto No. 79 Jakarta Selatan.

PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung I dalam aktivitas

(13)

13 sebagai peserta Jamsostek dan kepada tenaga kerja yang telah terdaftar sebagai

peserta.

2.2 Visi, Misi dan Prinsip Perusahaan

Adapun visi dan misi dari KPKB sebagai berikut :

1. Visi :

Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang

terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal

bagi seluruh peserta.

2. Misi :

1. Meningkakan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan manfaat

kepada peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja.

3. Meningkatkan budaya kerja melalui peningkatan kualitas SDM dan

penerapan Good Corporate Governance.

4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip

kehati-hatian (prudent).

5. Meningkatkan corporate value dan corporate image.

3. Prinsip:

a. Kepuasan Peserta Kami

Kepuasan peserta atas pelayanan dan manfaat program adalah

tanggung jawab kami bersama tanpa memandang tingkat dan

(14)

14 b. Kepuasan Kami

Kami mengakui dan menghargai peran serta setiap orang bagi

keberhasilan perusahaan, bersikap adil serta memelihara lingkungan

kerja yang mendorong pertumbuhan pribadi dan keberhasilan bagi

semua orang.

c. Keberhasilan Perusahaan Kami

Kami yakin keberhasilan perusahaan kami adalah tanggung jawab

kami bersama tanpa memandang tingkat dan kedudukan, dengan

prestasi yang proaktif, inovatif, pantang menyerah, bersikap positif

terhadap kritik, jujur dan dapat diandalkan.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan elemen penting

yang sangat menentukan dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk mencapai

tujuan dasar kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang jelas dalam

tiap-tiap tugasnya serta untuk menegaskan hubungan antara satu sama lain.

Struktur Organisasi yang digunakan PT. JAMSOSTEK (Persero)

CABANG BANDUNG I adalah struktur organisasi garis dan staf, dimana

pimpinan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf yang bertugas member

saran-saran kepada pejabat pimpinan dalam organisasi tersebut.

Susunan organisasi di PT. Jamsostek ada dua antara lain unit kerja di

tingkat pusat dan unit kerja di tingkat daerah. Untuk unit kerja di tingkat pusat

(15)

15 bulan Agustus 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek

(Persero), adalah sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

2. Direktur Utama

3. Direktur Operasi dan Pelayanan

4. Direktur Renbang dan Informasi

5. Direktur Investasi

6. Direktur Keuangan

7. Direktur Umum dan SDM

8. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko

Adapun struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 adalah

sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Wilayah, yang membawahi Kepala Kantor Cabang

2. Kepala Kantor Cabang, yang bertanggungjawab kepada Kepala Kantor

Wilayah dan membawahi :

a.Bidang Pemasaran

i. Account Officer

ii. Petugas Administrasi Pemasaran

iii. Liation Officer

b.Bidang Pelayanan

i. Provider Service Officer

ii. Verifikator Jaminan

(16)

16 iv. Petugas Amalgamasi

c.Bidang Keuangan

i. Verifikator Akuntansi

ii. Verifikator Anggaran dan Pajak

iii. Pembukuan

iv. Kasir

d.Bidang Teknologi dan Informasi

i. Data Administrasi

ii. Technikal Suport

iii. Data Operator

e.Bidang Umum dan Personalia

i. Petugas Umum

ii. Petugas Pengadaan

iii. Arsiparis

iv. Pengemudi

v. Satpam

vi. Pesuruh

(17)

17 Tabel 2.3.1

(18)

18 Tabel 2.3.2

Struktur Organisasi Unit Kerja Tingkat Daerah

Costumer Service Officer Verifikator JKK

Verifikator JHT

Verifikator JHT

Bidang Pelayanan Bidang Teknologi

Informasi

Bidang Pemasaran Bidang Keuangan

Kepala Kantor Cabang

Sekretaris

Outsourching Account Officer

Outsourching

AO Khusus Verifikator JPK

(19)

19 2.4 Uraian Tugas dan Jabatan

Adapun dari struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) di atas, maka

penulis akan menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :

1. Kantor cabang dipimpin oleh kantor cabang yang bertanggungjawab kepada

kantor wilayah :

a. Kantor Cabang melakukan pengolahan administrasi dan keuangan serta

memberikan laporan secara berkala kepada Kantor Wilayah

b. Melakukan kegiatan operasi meliputi pemerataan potensi kepesertaan

c. Melakukan administrasi dan pemutahiran data kepesertaan

d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja

e. Melaksanakan MPT (Memberikan Pelayanan Terbaik)

2. Bidang Pelayanan dan Pemasaran

a. Membuat peta potensi kepesertaan

b. Melakukan promosi dan pemasaran

c. Melaksanakan pencapaian target jumlah kepesertaan lain

d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja

3. Bidang Pelayanan

a. Melaksanakan penerimaan iuran dan pelayanan jaminan

b. Memilih pusat pelayanan kesehatan

c. Melaksanakan pengendalian pusat kesehatan masyarakat

4. Bidang Keuangan dan Administrasi

a. Membuat analisa dan laporan

b. Melakukan pengolahan keuangan, investasi dan kas cabang

(20)

20 d. Melakukan pemutahiran database keuangan

5. Bidang Teknologi dan Informasi

a. Melakukan administrasi dan pemutahiran database

b. Melakukan pengolahan dan penerbitan DSJHT (Daftar Saldo Jaminan Hari

Tua)

c. Melakukan pengelolaan pemeliharaan peralatan dan fasilitas perangkat

keras dan perangkat lunak serta jaringan.

6. Bidang Umum dan Personalia

a. Melakukan administrasi personalia

b. Melakukan pemutahiran database personalia

c. Melakukan pengendalian dan pengolahan logistik serta fasilitas kantor

cabang.

7. Bidang Program Khusus

Melayani pendaftaran Jasa Konstruksi, PUMP (Pinjaman Uang Muka

(21)

21 BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek ini penulis ditempatkan di bagian

Pelayanan, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan

bimbingan mengenai prosedur pelayanan dan pembayaran jaminan kecelakaan

kerja pada.

3.1.1 Prosedur

Prosedur merupakan komponen dari sistem informasi baik itu sistem

informasi manajemen atau informasi akuntansi yang sering dilupakan, padahal

tanpa prosedur sistem informasi sebaik apapun tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya.

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa

dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

(Mulyadi 2001 : 5)

Menurut Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi” :

“Prosedur adalah rangkain aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.

(22)

22 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah

suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang melibatkan

beberapa orang dalam satu atau beberapa departemen yang ditetapkan untuk

menjamin penanganan transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang dan

dilaksanakan secara seragam.

3.1.2 Asuransi

3.1.2.1 Pengertian Asuransi

Kehadiran usaha perasuransian yang berkembang selaras dengan

perkembangan dunia merupakan hal yang tidak terelakan pada situasi dimana

sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan untuk

menghindari atau mengalihkan risiko keuangan. Usaha perasuransian mengambil

alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau

pemegang polis atau pihak tertanggung harus membayar premi asuransi.

Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis oleh Dahlan Siamat, yaitu:

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.”

(23)

23 “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul di suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

(2004:419) Dari kedua definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal berikut:

1. Badan usaha asuransi sebagai penanggung berhak menerima premi dan

berkewajiban memberikan ganti rugi apabila suatu peristiwa yang merugikan

terjadi.

2. Pihak tertanggung (individu, perusahaan atau lembaga) berkewajiban

membayar premi dan berhak menerima ganti rugi apabila suatu peristiwa yang

merugikan terjadi.

3. Usaha asuransi merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun

dana dari masyarakat (berupa premi) dan menginvestasikan dana tersebut pada

berbagai perusahaan atau lembaga keuangan lain untuk memperoleh

pendapatan.

4. Usaha asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas

kerugiaan keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga

sebelumnya.

3.1.2.2 Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin

Pada Umumnya sebagian besar perusahaan harus mempertimbangkan

(24)

24 menawarkan cara untuk mengendalikan risiko yang mungkin terjadi. Namun

biasanya seorang pengusaha terlebih dahulu menentukan apakah jenis asuransi

yang dibutuhkan agar dapat mengurangi risiko yang akan terjadi pada perusahaan.

Tabel 3.1.1

Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin

NO Jenis Asuransi Perlindungan yang Mungkin

1. Properti  Asuransi kebakaran untuk melindungi kerugian barang dan premi yang berasal dari keakaran dan halilintar. Bisa memperpanjang perlindungan hingga mencakup risiko-risiko yang berhubungan dengan ledakan, kerusuhan,kerusakakan kendaraan,angin topan dan asap.

 Asuransi pembongkaran dan pencurian dan perampokan untuk melindungi kerugian kerugian kecil untuk properti yag dicuri dalam kasus memasuki lokasi dengan paksa (pembongkaran dan pencurian) atau apabila terlibat kekuatan atau ancaman kekerasan (perampokan)

 Asuransi terhentinya bisnis akan membayar keuntungan bersih dan biaya-biaya ketika bisnis tersebut ditutup karena kebakaran atau penyebab lain yag diasuransikan.

(25)

25

 Pertanggungjawaban mobil dibutuhkan ketika para karyawan mengunakan mobil-mobil mereka sendiri untuk bisnis perusahaan.

3. Jiwa  Asurasnsi jiwa melindungi kontinuitas bisnis (terutama persekutuan). Asuransi ini juga

memberikan perindungan finansial untuk

orang-orang yang selamat dari kepemilikan bisnis tunggal

atau untuk kehilangan seorang eksekuif perusahaan

yang utama.

4. Kompensasi Pekerja  Mungkin merupakan sesuatu yang diperintahkan di beberapa negara. Mememberikan keuntungan untuk

para karyawan dalam kasus luka yang berkaitan

dengan pekerjaan.

5. Ikatan  Ini mengubah tanggungjawab terhadap karyawan atas kinerja dari sebuah pekerjaan. Ia melindungi

perusahaan dalam hal pencurian dana oleh karyawan

atau melindungi pengontrak apabila yang dikontrak

gagal menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu

yang telah disetujui.

(Hisrich;2007:245)

3.1.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pengertian jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu,

“Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.”

(26)

26 Dalam pengertian formal, ISSA ( International Social Security Association

) mengartikan jaminan sosial sebagai perlindungan yang diberikan bagi anggota

masyarakat untuk suatu resiko atau peristiwa tertentu, dengan tujuan menghindari

sejauh mungkin terjadinya peristiwa yang mengakibatkan hilang atau turunnya

sebagian besar penghasilan.

Jaminan sosial tenaga kerja memiliki aspek,menurut Penjelasan atas Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” diantaranya adalah,

“a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya,

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja”

(PT JAMSOSTEK (persero):17) Untuk melindungi tenaga kerja dari risiko-risioko yang terjadi maka ada beberapa

ruang lingkup dalam penjaminan. menurut Penjelasan atas Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu,

“Adapun ruang lingkup yang diatur di dalam Undang-undang meliputi: 1. Jaminan Kecelakaan Kerja

2. Jaminan Kematian 3. Jaminan Hari Tua

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan”

(PT JAMSOSTEK (persero):18) Untuk menjadi peserta jamsostek, perusahaan maupun tenaga kerja dapat

mendaftarkan diri ke badan penyelenggara, dimana badan penyelenggara menurut

(27)

27 “Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja”

(PT JAMSOSTEK (persero):4) Dan ketentuan untuk menjadi peserta jamsostek telah di atur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu; “(1). Setiap pengusaha yang mengajukan pendaftaran kepesertaan program

jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan Penyelenggara harus mengisi formulir :

a. Pendaftaran perusahaan ( formulir Jamsostek 1) b. Pendaftaran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 1a )

c. Daftar Upah/rincian iuran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 2a ) (2). Setiap tenaga kerja yang telah menjadi peserta program jaminan sosial

tenaga kerja sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, yang akan diikut sertakan pada program jaminan pemeliharaan keselamatan harus mengisi formulir Jamsostek 1a dan menyerahkan kepada Badan Penyelenggara.

(3). Pengusaha harus menyampaikan formulir Jamsostek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Badan Penyelenggara selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya formulir tersebut oleh pengusaha yang bersangkutan yang dibuktikan dengan tanda terima atau tanda terima pengiriman pos dan diterima oleh Badan Penyelenggara sebelum efektif berlakunya kepesertaan.

(4). Kesepakatan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dimulai sejak tanggal 1 (satu), pada bulan sebagaimana dinyatakan formulir Jamsostek 1.”

(PT JAMSOSTEK (persero):4) Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” setelah mendaftar menjadi peserta, maka peserta berhak mendapatkan;

(28)

28 formulir pendaftaran diterima secara lengkap dan iuran pertama dibayar..

- Bentuk sertifikasi kepesertaan untuk pengusaha, kartu peserta untuk tenaga kerja dan kartu pemeliharaan kesehatan untuk tertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Badan Penyelenggara”

(PT JAMSOSTEK (persero):4)

3.1.4 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang

harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan

oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan

kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan

kerja.

Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”;

“Kecelakaan kerja adalah kecelakan kerja yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui”.

(PT JAMSOSTEK (persero):2 ) “Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang menimpa manusia yang disebabkan oleh faktor produksi mesin, bahan baku, tenaga listrik, lingkungannya, dan oleh faktor lainnya. Secara umum, arti kecelakaan kerja adalah suatu kejadian musibah yang menimpa dan mengakibatkan penderitaan bagi tenaga kerja, karena adanya interaksi yang tidak seimbang dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan”

(Suyadi 2002 : 91) Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja

(29)

29 berhubungan dengan pekerjaannya karena terjadi interaksi yang tidak seimbang

dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan.

3.1.5 Jaminan Kecelakaan Kerja

Bagi perusahaan yang telah mendaftarkan diri untuk menjadi peserta

jamsostek berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja di saat tenaga kerja

tertimpa kecelakaan yang berhubungan dengan kerja.

Dalam Undang-undang RI No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”, menyebutkan bahwa yang berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja adalah

“Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakan Kerja ialah:

a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak;

b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;

c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.”

(PT JAMSOSTEK (persero):6) Sedangkan jaminan yang akan diberikan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 yaitu;

“(1) Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja berupa penggantian biayai yang meliputi :

a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke Rumah Sakit dan atau kerumahnya,termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan;

b. Biaya pemeriksaan,pengobatan, dan atau perawatan selama di Rumah Sakit,termasuk rawat jalan;

c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja.

(30)

30 a. Santunan sementara tidak mampu bekerja;

b. Santunan cacat sebagai untuk selama-lamanya;

c. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental,dan atau

d. Santunan kematian”

(PT JAMSOSTEK (persero):40)

Iuran yang diberikan kepada peserta yang mengukuti program jaminan

kecelakaan kerja telah ditetapkan oleh badan penyelenggara sesuai dengan

pengkelompokan jenisnya yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993.

3. Industri pakaian lainnya (payung,kulit ikat pinggang,

gantungan ( celana/bretel)

4. Pembikinan layar dan krey dari tekstil

5. Pabrik keperluan rumah tangga

(sprei,selimut,terpal,gorden,dan lain-lain yang ditenun)

6. Perdagangan ekspor impor

7. Perdagangan besar lainnya (agen-agen perdagangan

besar,distribotor,makelar,dan lain-lain).

8. Toko-toko Koperasi Konsumsi,dan lain-lain

9. Bank dan Kantor-kantor Dagang

10. Perusahaan pertamggungan

11. Jasa Pemerintahan (organisasi

tentara,polisi,Departemen-departemen)

12. Pengobatan dan kesehatan lainnya

13. Organisasi - organisasi keagamaan

14. Lembaga kesejahteraan

15. Persatuan perdagangan dan organisasi buruh

(31)

31 17. Jasa-jasa umum lainnya seperti musium,perpustakaan, kebon

binatang,perkumpulan sosial.

18. Pemangkas rambut dan salon kecantikan

19. Peternakan

II 1. Pertanian rakyat

2. Perkebunan gula

3. Perkebunan tembakau

4. Perkebunan bukan tahunan, terkecuali gula dan tembakau

5. Perkebunan tahunan, seperti karet,coklat,kelapa dan lain-lain

6. Pabrik teh

7. Penggorengan dan pembuatan kopi bubuk

8. Pabrik gula

9. Pabrik sigaret

10. Pabrik cerutu

11. Pabrik rokok keretek dan lain-lain

12. Perusahaan tembakau lainnya

13. Pabrik cat dan lak

14. Pabrik tinta dan lem

15. Pabrik kina

16. Pabrik alat-alat pengangkutan lainnya

17. Indusri alat-alat pekerjaan,pengetahuan pengukuran dan

pemeriksaan laboratorium

18. Reparasi arloji dan lonceng

19. Industri alat-alat musik

20. Pabrik alat-alat olahraga

21. Pabrik mainan anak

22. Perdagangan barang tak bergerak (penyewaan alat, tanah,

rumah,garasi dan lain-lain)

23. Jasa perhubungan seperti PTT, radio

24. Perusahaan pembuatan film dan pengedar film

25. Bioskop

26. Sandiwara, komedi, opera,sirkus, band dll

27. Jasa hiburan selain sandiwara dan bioskop

28. Perusahaan binatu dan celup

(32)

32

III 1. Pelayanan pengairan

2. Perusahaan kehutanan

3. Pengumpulan hasil hutan

4. Pembakaran arang (di hutan)

5. Perburuan

6. Pemeliharaan ikan tawar

7. Pemeliharaan ikan laut

8. Penangkapan ikan tawar

9. Pembantaian

10. Pemotongan dan pengawetan daging

11. Pemotongan susu dan mentega

12. Pabrik pengawetan sayuran dan buah

13. Pabrik pengawetan ikan

14. Penggilingan padi

15. Pabrik tepung (beras, tapioka, dan lain-lain)

16. Pabrik roti dan kue

17. Pabrik biskuit

18. Pabrik gula (perkebunan)

19. Pabrik kembang gula,coklat dan lain-lain

20. Pabrik mie dan bihun

21. Pabrik kerupuk

22. Pabrik tahu

23. Pabrik kecap

24. Pabrik es krim dan es lilin

25. Pabrik margarine, minyak goreng dan lemak

26. Indisri makanan lainnya

27. Pabrik alkohol dan spiritus

28. Pabrik minuman dan alkohol

29. Pabrik alkohol

30. Pabrik bir

31. Pabrik air soda,sari buah dan limun

32. Pabrik pemintalan

33. Pemintalan tali sepatu,perban

34. Pertenunan

(33)

33 36. Pabrik triko (kaus,kaus kaki,dan pabrik rajut)

37. Pabrik tali temali (kabel,pukat,rami,sabut dan lain-lain)

38. Industri tekstil lainnya

39. Pabrik keperluan kaki,terkecualisepatu karet,sandal

plastik,dan lain-lain termasuk pabrik barang- barang plastik

40. Reparasi barang-barang keperluan kaki

41. Pabrik kayu gabus

42. Penggergajian kayu

43. Pabrik peti dan gentong kayu

44. Pembikinan barang-barang kayu lainnya

45. Pembikinan meubel dari rotan dan bambu

46. Pabrik meubel dan kayu dan bahan-bahan lainnya

47. Pabrik kertas koran dan karton

48. Pabrik barang-barang dari kertas dan karton

49. Perusahaan percetakan, penerbitan

50. Penyamakan kulit dan pekerjaan lanjutan

51. Pabrik barang dari kulit seperti kopor,tas dan lainnya

52. Remiling karet

53. Pabrik barang-barang dari karet (ban kendaraan luar dan

dalam,mainan anak-anak,dan lain-lain)

54. Perusahaan vulkanisir

55. Asam garam

56. Pabrik gas/zat asam arang dsb

57. Industri kimia pokok lainya (celupkan warna bahan

sintetis,dan lain-lain)

58. Terpentin dan damar

59. Industri minyak

60. Industri minyak kelapa sawit

61. Industri minyak dan gemuk dari tumbuh-tumbuhan

62. Minyak dan gemuk dari hewan

63. Pabrik sabun

64. Pabrik obat-obatan/farmasi

65. Pabrik wangi-wangian dan kecantikan/kosmetik

66. Pabrik barang-barang untuk mengkilap

(34)

34 lain-lain)

68. Cokes oven(distribusi gas)

69. Pabrik bahan bengunan dari tanah liat

70. Pabrik gelas dan barang-barang dari gelas

71. Pabrik barang-barang dari tanah liat dan poeselin

72. Pabrik semen

73. Pembakaran gamping

74. Pabrik tegel,ubin,pipa beton

75. Pabrik pengecoran besi dan pembuatan baja

76. Pabrik barang-barang dari logam (batangan

besi,pipa,corong)

77. Pabrik timbangan

78. Pabrik klise dan huruf cetak

79. Pabrik galvanisir (parnikel)

80. Pabrik barang-barang logam lainnya

81. Pabrik dan reparasi mesin-mesin listrik

82. Pembikinan dan reparasi kapal dari kayu

83. Reparasi sepeda dan becak

84. Industri potret dan optik

85. Industri arloji dan lonceng

86. Perusahaan perak

87. Industri barang-barang dari logam mulia

88. Pabrik es

89. Industri-industri lain seperti

90. Perusahaan listrik/pembangkit,pemindahan dan distribusi

tenaga listrik

91. Pabrik gas,gas bumi,dan distribusi untuk rumah tangga dan

pabrik-pabrik

92. Industri uap untuk tenaga

93. Perusahaan air

94. Pembersihan(sampah dan kotoran)

95. Jasa pengangkutan seperti ekspedisi laut dan udara

96. Penyiaran radio

97. Rumah makan dan minuman

(35)

35

IV 1. Pabrik dari hasil minyak tanah

2. Pabrik barang-barang dari minyak tanah atau batu bara

3. Pabrik bata merah dan genteng

4. Pabrik dan reparasi dan mesin-mesin(bengkel motor,mobil

dan mesin)

5. Pembikinan dan reparasi kapal dari baja

6. Pembikinan dan reparasi alat-alat perhubungan kereta api

7. Pabrik kendaraan bermotor dan bagian-bagiannya

8. Reparasi kendaraan bermotor

9. Pabrik dan reparasi kapal udara

10. Perusahaan kereta api

11. Perusahaan trem dan bus

12. Pengangkutan penumpang dijalan selain bus

13. Penimbunan barang/veem

V 1. Penebangan dan pemotongan kayu/panglong

2. Penangkapan ikan laut

3. Penangkapan ikan laut lainnya

4. Pengumpulan hasil laut,terkecuali ikan

5. Asam belerang

6. Pabrik pupuk

7. Pabrik kaleng

8. Perbaikan rumah,jalan-jalan,terus-terusan konstruksi

berat,pipa air,jembatan kereta api dan instalasi listrik

9. Pengangkutan barang-barang dan penumpang laut

10. Pengangkutan barang-barang penumpang di udara

11. Pabrik korek api

12. Pertambangan minyak mentah dan gas bumi

13. Penggalian batu

14. Penggalian tanah liat

15. Penggalian pasir

16. Penggalian gamping

17. Penggalian belerang

18. Tambang intan dan batu perhiasan

19. Pertambangan lainnya

(36)

36 21. Penghasilan batu bara

22. Tambang besi mentah

23. Tambang timah

24. Tambang bauksit

25. Tambang mangan

26. Tambang logam lainnya

27. Lori perkebunan

28. Pabrik bahan peledak,bahan petasan,pabrik kembang api.

(Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993) Dari jenis usaha pengkelompokan pada tabel tersebut, dapat di hitung berapa besar iuran yang akan diberikan kepada peserta jamsostek yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu sebagai berikut;

“Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana

tercantum dalam Lampiran 1,sebagai berikut : Kelompok I : 0.24 % dari upah sebulan; Iuran Jaminan kecelakaan kerja tersebut ditanggung oleh pengusaha yang dapat dipotong dari upah atau gaji per bulan tenaga kerja yang telah menjadi peserta. Sedangkan besarnya jaminan kecelakaan kerja telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2005lampiran II sebagai berikut;

Penggantian biaya yang meliputi :

a. Ongkos pengankutan tenaga kerja ke rumah sakit sebagai berikut: -Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungaib

maksimum sebesar Rp.150.000,-

- Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp.300.000,-

- Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimum sebesar Rp.400.000,-

b. Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan: 1. Dokter;

(37)

37 dari instansi yang berwenang.

Seluruhnya biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan untuk satu peristiwa kecelakaan tersebut dibayarkan sesuai bukti-bukti pengeluaran dan

dibayarkan maksimum Rp.6.400.000,-

c. Penggntian pembelian alat bantu (orthose) dan atau alat pengganti (porthase) diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan ketentuan maksimum 140% dari harga yang berlaku pada RS, Suharso Solo.

Santunan berupa uang meliputi :

1. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 bulan pertama 100% X upah sebulan,4 bulan kedua 75%X upah sebulan dan bulan seterusnya 50% X upah sebulan.

2. Santunan Cacad :

a. Santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dengan besarnya % sesuai tabel X 70 bulan upah .

b. Santunan cacad total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah :

b.1. Santunan sekaligus sebesar 70% X 70 bulan upah b.2. Santunan berkala sebesar Rp.25.000,- selama 24 bulan c. Santunan cacad kekurangan fungsi dibayarkan secara

sekaligus (Lumpsum) dengan besarnya santunan adalah : % berkurangnya fungsi X % sesuai tabel X 70 bulan upah.

3. Santunan Kematian dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah :

a. Santunan sekaligus sebesar 60 % X 60 bulan upah,sekurang-kurangnya sebesar Jaminan Kematian.

(38)

38 Tabel 3.1.3

Persentase Santunan Tunjangan Cacat Tetap Sebagian Dan Cacat – Cacat Lainnya

Macam Cacat Tetap Sebagian % x Upah

* Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah

* Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah

* Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah

* Lengan kiri dari atau dari atas siku kebawah

* Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke bawah

* Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah

* Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah

* Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah

* Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah

* Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah

* Kedua belah mata

* Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat

* Pendengaran pada kedua belah telinga

* Pendengaran pada sebelah telinga

* Ibu jari tangan kanan

* Ruas pertama telunjuk kanan

(39)

39

* Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 desibel

* Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10 desibel

* Kehilangan daun telinga sebelah

* Kehilangan kedua belah daun telinga

* Cacad hilangnya cuping hidung

* Perforasi sekat rongga hidung

* Kehilangan daya penciuman

* Hilangnya kemampuan kerja phisik

- 50 % - 70 %

- 25 %-50 %

- 10 %- 25 %

* Hilangnya kemampuan kerja mental tetap

* Kehilangan sebagian fungsi penglihatan

Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10 %

(40)

40 Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,maka efisiensi

penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan

: (3 x % ef.peng.terbaik) + % ef.peng.terburuk.

Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10 %

Kehilangan penglihatan warna

Setiap kehilangan lapangan pandang 10 %

7

10

7

(Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993)

3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek pada bagian pelayanan yang telah

dilaksanakan di PT Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1 yang berlokasi di Jl.

PHH. Mustopa No. 39 Bandung.

Dalam teknis pelaksanaan kuliah kerja praktek kegiatan yang penulis

lakukan yaitu mengverivikasi data-data formulir jaminan kecelakaan kerja dan

melaksanakan pengamatan cara kerja PT Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang kegiatan selama Kuliah Kerja

Praktek di PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 yaitu:

1. Meng-entry data pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja tahap 1

Dalam hal ini data yang telah mealui tahap 1 akan di-entry ke program

Excel sesuai dengan Nomor Peserta,Nama dan Kecelakaan yang terjadi. Serta meng-entry data yang kurang lengkap kepada lembar kerja terpisah.

(41)

41 Proses ini merupakan pengverivkasian data formulir Jaminan

Kecelakaan Kerja tahap 1 dan mencatatnya pada formulir lain sebagai

pelengkap data yang selanjutnya akan melalui tahap ke-2.

3. Pencarian Dokumen

Kegiatan ini yaitu formulir yang sudah lengkap dalam tahap 1 yang

sebelumnya belum lengkap akan diproses ke tahap 2, lalu formulir tahap

1 yang sebelumnya telah disimpan akan dimasukan untuk melengkapi

proses tahap 2.

3.3Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung 1

Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT

JAMSOSTEK (Persero) telah di atur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”, dapat disimpulkan:

(1). Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa

tenaga kerja kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang

Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggran setempat sebagai laporan

kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua

kali dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan

dengan mengisi formulir Jamsostek 3, serta melampirkan foto copy

(42)

42 (2). Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja tahap ke II

kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang Ketenagakerjaan

dan Badan Penyelenggran setempat dengan mengisi formulir

Jamsostek 3a, dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua

puluh empat) jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan

kerja berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan :

a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir ;

b. Keadaan cacat sebagaian untuk selama-lamanya ;

c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun

mental ; atau

d. Meninngal dunia.

Surat keterangan dokter menggunakan formulir Jamsostek 3b.

Laporan Kecelakaan Kerja tahap II ( formulir Jamsostek 3a ) yang

disampaikan kepada Badan Penyelenggara berfungsi sebagai

pengajuan permintaan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja

Badan Penyelenggara. disertai buktibukti :

a Fotocopy kartu peserta ;

b Surat Keterangan dokter formulir Jamsostek 3b atau 3c ;

c Kuitansi Biaya Pengobatan dan Pengangkutan ;

d. Dokumen pendukung lain yang diperlukan.

Jika hal bukti-bukti tidak lengkap, maka Badan Penyelenggara

memberitahukan kepada pengusaha selambat-lambatnya 7 (tujuh)

(43)

43 (3). Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan

kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)

jam dengan mengisi formulir Jamsostek 3 sejak menerima hasil

diagnosis dari dokter pemeriksa. Dalam hal penyakit yang timbul

karena hubungan kerja, surat keterangan dokter menggunakan

formulir Jamsostek 3c.

(4). Bedasarkan pengajuan permintaan pembayaran jaminan, Badan

Penyelenggara menghitung besarnya santunan dan penggantian

biaya dan membayar penggantian biaya kepada pengusaha dan

membayar santunan kepada tenaga kerja atau keluarganya. Dalam

hal Jaminan Kecelakaan Kerja dibayar terlebih dahulu oleh

Pengusaha maka Badan Penyelenggara membayar penggantian

jaminan kepada Pengusaha sebesar perhitungan Badan

Penyelenggara. Dan jika ternyata perhitungannya lebih besar dari

dari Jaminan Kecelakaan Kerja yang telah dibayarkan oleh

pengusaha, kelebihannya diserahkan kepada tenaga kerja yang

bersangkutan.

(5). Jika terjadi perbedaan penetapan mengenai Kecelakaan Kerja atau

bukan Kecelakaan Kerja, maka Pengusaha atau tenaga kerja /

keluarganya atau Badan Penyelenggara meminta penetapan kepada

Pengawas Ketenagakerjaan.

(6). Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan petugas badan penyelenggara

mengadakan penelitian dan pemeriksaan atas kecelakaan dimaksud

(44)

44 kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan kerja. Dalam hal penetapan

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diterima oleh salah

satu pihak maka pihak yang bersangkutan mengajukan kepada

Menteri.

(7). Sambil menunggu penetapan Menteri, maka pengusaha wajib

membayar terlebih dahulu biaya pengangkutan, pengobatan dan

perawatan kepada tenaga kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

(8). Dalam hal Menteri menetapkan bukan kecelakaan ketja dan tenaga

kerja yang bersangkutan diikutsertakan dalam program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan maka biaya pengobatan dan perawatan dapat

dibebankan dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

(9). Jika dalam hal terjadi perbedaan pendapat tentang presentase cacat

antara Badan Penyelenggara dengan pengusaha atau tenaga kerja,

maka salah satu pihak meminta penetapan kepada Pegawai

Pengawas Ketenagakerjaan.

(10). Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan meminta pertimbangan dokter

penasehat untuk menetapkan presentase cacat. Dan jika hal

penetapan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diterima

oleh salah satu pihak maka pihak yang bersangkutan dapat

mengajukan keberatan kepada Menteri.

(11). Sambil menunggu penetapan Menteri dan tenaga kerja dinyatakan

(45)

45 biaya penggantian pengangkutan, pengobatan, perawatan dan

santunan. Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) kepada

pengusaha, sedangkan santunan cacat baru dibayarkan setelah ada

(46)

46

DEPARTEMEN TENAGA KERJA BAGIAN PELAYANAN JKK

Costumer Service Officer Verifikator JKK Outsourching

Kwitansi Biaya

Perhitungan JKK Pembayaran JKK

selesai

Form Jamostek 3a (tahap 2) GAMBAR 3.1

(47)

47 3.3.2 Bagian-Bagian Yang Terkait Dalam Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung 1

Dalam suatu organisasi terdapat aspek saling mempengaruhi antara

orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin

dijalankan oleh seorang tertentu saja. Organisasi dapat diibaratkan sebagai

kesatuan anggota tubuh manusia yang bekerja bersama-sama sehingga

fungsi tubuh manusia dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu aspek pengorganisasian adalah menetapkan

departemen-departemen. Di dalam suatu perusahaan, departemenisasi harus

dikelompokkan secara tegas, karena menyangkut wewenang, hak, harga

diri dan gaji. Begitupun pada PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang

Bandung 1 terdapat departemen-departemen atau bagian-bagian yang

bertugas sesuai dengan wewenang atau kewajibannya di dalam

perusahaan. Dalam prosedur pelayanan dan pembayaran tentunya terdapat

bagian-bagian atau departemen yang terlibat. Adapun bagian-bagian yang

terlibat dalam pelaksanaan Prosedur Pelayanan dan Pembayaran PT

JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai berikut:

1. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer

Tugas yang dilakukan oleh Costumer Service Officer dan Provider Service Officer adalah sebagai berikut:

 Melayani pengajuan jaminan kecelakaan kerja secara langsung

(48)

48

 Melayani komplain, maupun keluhan atau masalah peserta jaminan kecelakaan kerja secara langsung maupun secara On Line

atau By Phone.

 Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika

terjadi penetapan mengenai kecelakaan.

2. Verivikator Jaminan

 Mendata Formulir yang telah di ajukan.

 Menghitung besarnya jaminan yang akan diberikan.

3. Departemen Ketenagakerjaan

 Tempat pengajuan pelaporan kecelakaan kerja pada tahap 1.

 Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika

terjadi penetapan mengenai kecelakaan.

4. Outsourching

 Tempat melengkapi administrasi dan pembayaran dari pihak

jamsostek.

3.3.3 Hambatan-Hambatan Dalam Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung1

Dalam menjalankan kegiatan pelaksanaan pelayanan dan pembayaran,

pihak jamsostek menghadapi hambatan yang beragam. Adapun hambatan

yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 dalam

(49)

49 1. Tidak banyak tahunya cara prosedur pengajuan maupun pembayaran

jaminan kecelakaan kerja sehingga peserta jaminan kecelakaan kerja

sering mengalami kesulitan dan sering terjadi kesalahan maupun

kurangnya data formulir yang harus dipenuhi.

2. Kurangnya tenaga ahli dalam pelayanan jaminan kecelakaan, sehingga

sering kali peserta jaminan kecelakaan kerja menunggu cukup lama

untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan diajukan.

3. Kurangnya teknologi untuk meng-input maupun mengelola data menggunakan komputer, karena jika masih menggunakan secara

manual maka kinerja menjadi kurang efektif.

3.3.4 Upaya Yang Telah Dilakukan Oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 Dalam Mengatasi Hambatan Tersebut

Upaya yang dilakukan oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1

dalam menyelesaikan setiap permasalahan atau hambatan yang hadapi

adalah sebagai berikut:

1. Sejak tahun 2007 PT JAMSOSTEK (persero) masih mengembangkan

pengolahan data menggunakan komputer hingga sekarang.

2. Para tenaga ahli yang berpontesi akan diberikan beasiswa untuk

melanjutkan jenjang studi lainnya, ini diharapkan akan meningkatkan

(50)

50

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis susun sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT

JAMSOSTEK (Persero) yaitu:

- Pengusaha atau tenaga kerja perlu mendaftarkan diri untuk menjadi peserta

jaminan sosial tenaga kerja dimana iuran jaminan kecelakaan di tanggung

penuh oleh pengusaha yang berasal dari potongan upah atau gaji tenaga

kerja tiap bulan.

- Pengusaha melaporkan kecelakaan kerja kepada bidang Ketenagakerjaan

dan Badan Penyelenggran setempat sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I

dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya

kecelakaan dengan mengisi formulir Jamsostek 3, serta melampirkan foto

copy kartu peserta.

- Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja tahap ke II kepada

instansi yang bertanggungjawab di bidang Ketenagakerjaan dan Badan

Penyelenggran setempat dengan mengisi formulir Jamsostek 3a, dalam

waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa

kecelakaan kerja berdasarkan surat keterangan dokter. Surat keterangan

dokter menggunakan formulir Jamsostek 3b. Yang diisertai bukti fotocopy

(51)

51 kuitansi biaya pengobatan dan pengangkutan dan dokumen pendukung lain

yang diperlukan.

- Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja

dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam dengan mengisi formulir Jamsostek

3 sejak menerima hasil diagnosis dari dokter pemeriksa. Dalam hal penyakit

yang timbul karena hubungan kerja, surat keterangan dokter menggunakan

formulir Jamsostek 3c.

- Badan Penyelenggara menghitung besarnya santunan dan penggantian biaya

dan membayar penggantian biaya kepada pengusaha dan membayar

santunan kepada tenaga kerja atau keluarganya.

- Jika terjadi perbedaan penetapan maupun persentase mengenai Kecelakaan

Kerja atau bukan Kecelakaan Kerja, maka Pengusaha atau tenaga kerja /

keluarganya atau Badan Penyelenggara meminta penetapan kepada

Pengawas Ketenagakerjaan ataupun Menteri.

2. Bagian-bagian yang terlibat dalam pelaksanaan Prosedur Pelayanan dan

Pembayaran PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai

berikut:

1. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer

2. Bidang Pelayanan Jaminan

3. Dinas Ketenagakerjaan

3. Adapun hambatan yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang

Bandung1 dalam pemberian pelayanan dan pembayaran adalah sebagai

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.3.1
Tabel 2.3.2
Tabel 3.1.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tidak jauh be da dengan penelitia n yang di atas, pe nelitian yang ditulis ole h Noviar (2000) dengan judul “E valua si Strategi Pem asaran Hotel Jaya karta

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah hasil belajar akuntansi yang diajar

Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu software untuk mendeteksi penyakit kelainan jantung PACs mengunakan RR interval dan algoritma QRS Detection Pan and

Sebelum melakukan pemesanan pernikahan organizer user dapat terlebih dahulu melihat paket yang disediakan di layar komputer tersebut dengan membuka halaman Paket

Hal ini disebabkan makin banyak perekat, semakin baik ikatan antar partikel yang terjadi pada papan partikel ampas tebu yang dihasilkan dan sebagaimana diuraikan dalam penyerapan

Dari hasil sebelum dan sesudah dilakukan terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Kelurahan Ganting

Dalam hal ini yang menjadi kajian peneliti adalah yang berkaitan dengan objek jaminan fidusia yang disita oleh Negara akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan debitur

Nilai Book Value yang tinggi akan menjamin keamanan investasi pada perusahaan, jika harga pasar saham lebih tinggi dari pada nilai Book Value , maka hal ini