1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Melakukan manajemen resiko berarti merencanakan masa depan dengan
lebih sistematis, matang dan terencana. Kita semua menginginkan jaminan
kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk
mencapai semuanya itu, kita perlu membayar harganya dengan melakukan
investasi untuk mendapatkan perlindungan terhadap diri kita sendiri.
Fenomena asuransi dinegeri ini semakin menarik untuk dicermati, dengan
masuknya Perusahan-perusahan multinasional semakin menambah ketatnya
persaingan memperebutkan pasar. Sebagai salah satu Negara dengan populasi
penduduk terbesar didunia ,jumlah penduduk Indonesia saat ini , yaitu 203,4 juta
jiwa (sensus penduduk tahun 2000) yang diproyeksikan meningkat menjadi 220
juta jiwa pada tahun 2006 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,25% (BPS
2003) ( www.Menkokesra.go.id)
Asuransi/ Jaminan merupakan salah satu mekanisme yang telah terbukti
ampuh dalam melindungi aset paling berharga dari tiap individu. Memilih untuk
berasuransi atau tidak adalah suatu pilihan. Kita mungkin tidak akan merasakan
dampaknya sekarang mungkin setahun, dua tahun, lima bahkan sepuluh tahun
kemudian kita baru menyadarinya. Bahkan mungkin pula, tanpa perlindungan,
kehidupan kita akan tetap aman-aman saja. Semua bisa terjadi, tidak ada seorang
2 bagaimanapun, masa depan yang kita cita-citakan harus mulai dibangun dari detik
ini juga. Dan berbicara masa depan, sangat erat kaitannya dengan kemampuan
kita untuk mengelola resiko hari ini, esok dan seterusnya.
Dimana sejarah asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan
Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor
perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak
diperlukan. Dengan demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi
dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman
sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.
Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah
tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan.
Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman
penjajahan itu adalah :
1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan
Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan
asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan
kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan
peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat
3 Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu
masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan
pengangkutan.
Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena
jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa
Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya
perusahaan asuransi kerugian satupun.
Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis
terhenti, terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik
Belanda dan Inggris.
Akhir-akhir ini, kebutuhan akan jasa asuransi semakin dirasakan baik oleh
rumah tangga maupun dunia usaha di Indonesia. Jasa asuransi merupakan sarana
untuk menghadapi resiko kecelakaan, kematian, kehilangan atas benda yang
dimiliki dan juga sebagai sarana untuk menghadapi berbagai resiko seperti
kebakaran gedung atau pabrik, hilangnya barang yang dikirim dan sebagainya.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246
disebutkan bahwa tujuan asuransi/jaminan adalah untuk mencegah
setidak-tidaknya mengurangi resiko kerugian yang mungkin timbul karena hilang, rusak
atau musnahnya barang-barang yang dipertanggungkan dari suatu kejadiaan yang
tidak pasti.
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
4 premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam dunia usaha, asuransi/ jaminan memegang peran penting terhadap
perusahaan/usahawan dari bahaya-bahaya yang datangnya dari luar dugaan.
Termasuk kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.
Namun belum semua perusahaan mengetahui peranan dan manfaat yang
diperoleh dalam menginvestasikan sebagian hartanya sebagai pencegah terjadinya
berbagai hal yang tidak terduga seperti kecelakaan kerja.
PT JAMSOSTEK (Persero) berdasarkan pengalaman selama ini percaya
bahwa dapat melindungi nasabah dengan sebaik-baiknya melalui jasa pelayanan
sosial. Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat
dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan
kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin
arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari
terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha
dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut
terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan
meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya
penghasilan tenaga kerja dan/ atau membutuhkan perawatan medis
5 Sosial.
Seperti asuransi pada umumnya PT Jamsostek (Persero) juga memiliki
kegiatan melayani nasabah atau masyarakat yang membutuhkan jasa asuransi baik
yang ingin mengikuti jasa asuransi ataupun mengajukan klaim asuransi contohnya
jaminan kecelakaan kerja.
Melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui prosedur jaminan kecelakaan kerja secara lebih jauh dan spesifik
maka penulis mengambil judul “Tinjauan atas Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT. Jamsostek (Persero) Bandung I”.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Secara umum kuliah kerja praktek ini dimaksudkan untuk menguji
kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya pada saat perkuliahan, sehingga
dapat mengaplikasikan kedalam kegiatan yang nyata yaitu di dunia kerja. Yaitu
pada bidang asuransi. Khususnya pada bagian pelayanan terutama dalam proses
jaminan kecelakaan kerja.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan kegiatan praktek kerja lapangan ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagian-bagian yang terlibat dalam Jaminan Kecelakaan
6 2. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja
pada PT. Jamsostek Bandung I.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktek kerja lapangan
yaitu:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan
dibidang asuransi, sehingga akan memberi wawasan yang lebih luas tentang
masalah dan gambaran yang diteliti mengenai prosedur jaminan kecelakaan
kerja.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran mengenai
prosedur jaminan kecelakaan kerja.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan, serta
memberikan masukan yang cukup berarti untuk lebih menyempurnakan
prosedur jaminan kecelakaan kerja.
1.4 Metode Kerja Praktek
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan kerja
7 suatu keadaan atau masalah yang terjadi berdasarkan data atau fakta yang
diperoleh selama melaksanakan kerja praktek.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja
praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas.
b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di
PT. Jamsostek (persero) Bandung I khususnya pada Bagian pelayanan.
2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik
berasal dari peraturan mengenai kegiatan asuransi, karangan maupun
tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai hubungan dengan
objek penelitian penulis.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek adalah di PT. Jamsostek
(Persero) Bandung I, Jalan P. H. Hasan Mustofa No.39 Bandung 40124 pada
Bagian Pelayanan.
Waktu yang ditempuh penulis dalam melaksanakan kerja praktek pada PT.
8 tanggal 5 Agustus 2010 sampai dengan tanggal 6 September 2010. Hari dan jam
kerja praktek yang berlaku di PT. Jamsostek (Persero) Bandung I adalah hari
Senin sampai hari Jumat, dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Tahap Prosedur
Minggu Ke- 1 2 3 4 5
I Tahap Persiapan:
1.Mengambil Surat Izin Kerja Praktek 2. Mencari Tempat Kerja Praktek 3. Menentukan Tempat Kerja Praktek
II Tahap Pelaksanaan:
1. Mengajukan Surat Permohonan Kerja Praktek 2. Meminta Surat Pengantar ke Perusahaan 3. Kerja Praktek di Perusahaan
4. Penyusunan Laporan Kerja Praktek
III Tahap Pelaporan:
1. Menyiapkan Laporan Kerja Praktek 2. Bimbingan Kerja Praktek
9
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung
jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi
kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara,
Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan
program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial
yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor
formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang
panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang
pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP
No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU
No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses
lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun
1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial
10 dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977
tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang
berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34
ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan
Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan
tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative
Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek
(Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup program:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang
11 menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang
diakibatkan oleh adanya resiko - resiko sosial seperti kematian atau cacat
karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya
jaminan kecelakaan kerja.
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat
bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat
hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.
2. Jaminan Kematian (JKM)
Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi
peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan
Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.
3. Jaminan Hari Tua (JHT)
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya
penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan
diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua
memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat
tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan
tertentu.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan
12 di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan
pengetahuan, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja
yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK ( Kartu Pemeliharaan
Kesehatan ) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak
hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan
perkembangan masa depan bangsa.
PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung I merupakan salah satu
bagian Kantor Cabang dari 112 Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Adapun
tentang keberadaan perusahaan ini adalah sebagi berikut :
Nama perusahaan : PT. JAMSOSTEK (Persero) Kantor Cabang
Bandung I
Kepala Kantor Cabang : Yaddi Safriadi
Status : Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Alamat : Jl. PHH. Mustopa No. 39 Bandung
Telepon / Fax : (022) 7102733, 7204486 / (022) 7275570
PT. Jamsostek Kantor Cabang Bandung I secara operasional bertanggung
jawab kepada Kepala Kantor Wilayah IV Jawa Barat & Banten sebagai
koordinator operasional di Tingkat Propinsi Jawa Barat & Banten, serta kepada
direksi PT. Jamsostek (Persero) yang berada di Kantor Pusat di Jalan Gatot
Subroto No. 79 Jakarta Selatan.
PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung I dalam aktivitas
13 sebagai peserta Jamsostek dan kepada tenaga kerja yang telah terdaftar sebagai
peserta.
2.2 Visi, Misi dan Prinsip Perusahaan
Adapun visi dan misi dari KPKB sebagai berikut :
1. Visi :
Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang
terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal
bagi seluruh peserta.
2. Misi :
1. Meningkakan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan manfaat
kepada peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.
2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja.
3. Meningkatkan budaya kerja melalui peningkatan kualitas SDM dan
penerapan Good Corporate Governance.
4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip
kehati-hatian (prudent).
5. Meningkatkan corporate value dan corporate image.
3. Prinsip:
a. Kepuasan Peserta Kami
Kepuasan peserta atas pelayanan dan manfaat program adalah
tanggung jawab kami bersama tanpa memandang tingkat dan
14 b. Kepuasan Kami
Kami mengakui dan menghargai peran serta setiap orang bagi
keberhasilan perusahaan, bersikap adil serta memelihara lingkungan
kerja yang mendorong pertumbuhan pribadi dan keberhasilan bagi
semua orang.
c. Keberhasilan Perusahaan Kami
Kami yakin keberhasilan perusahaan kami adalah tanggung jawab
kami bersama tanpa memandang tingkat dan kedudukan, dengan
prestasi yang proaktif, inovatif, pantang menyerah, bersikap positif
terhadap kritik, jujur dan dapat diandalkan.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan elemen penting
yang sangat menentukan dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk mencapai
tujuan dasar kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang jelas dalam
tiap-tiap tugasnya serta untuk menegaskan hubungan antara satu sama lain.
Struktur Organisasi yang digunakan PT. JAMSOSTEK (Persero)
CABANG BANDUNG I adalah struktur organisasi garis dan staf, dimana
pimpinan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf yang bertugas member
saran-saran kepada pejabat pimpinan dalam organisasi tersebut.
Susunan organisasi di PT. Jamsostek ada dua antara lain unit kerja di
tingkat pusat dan unit kerja di tingkat daerah. Untuk unit kerja di tingkat pusat
15 bulan Agustus 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek
(Persero), adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
2. Direktur Utama
3. Direktur Operasi dan Pelayanan
4. Direktur Renbang dan Informasi
5. Direktur Investasi
6. Direktur Keuangan
7. Direktur Umum dan SDM
8. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Adapun struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 adalah
sebagai berikut :
1. Kepala Kantor Wilayah, yang membawahi Kepala Kantor Cabang
2. Kepala Kantor Cabang, yang bertanggungjawab kepada Kepala Kantor
Wilayah dan membawahi :
a.Bidang Pemasaran
i. Account Officer
ii. Petugas Administrasi Pemasaran
iii. Liation Officer
b.Bidang Pelayanan
i. Provider Service Officer
ii. Verifikator Jaminan
16 iv. Petugas Amalgamasi
c.Bidang Keuangan
i. Verifikator Akuntansi
ii. Verifikator Anggaran dan Pajak
iii. Pembukuan
iv. Kasir
d.Bidang Teknologi dan Informasi
i. Data Administrasi
ii. Technikal Suport
iii. Data Operator
e.Bidang Umum dan Personalia
i. Petugas Umum
ii. Petugas Pengadaan
iii. Arsiparis
iv. Pengemudi
v. Satpam
vi. Pesuruh
17 Tabel 2.3.1
18 Tabel 2.3.2
Struktur Organisasi Unit Kerja Tingkat Daerah
Costumer Service Officer Verifikator JKK
Verifikator JHT
Verifikator JHT
Bidang Pelayanan Bidang Teknologi
Informasi
Bidang Pemasaran Bidang Keuangan
Kepala Kantor Cabang
Sekretaris
Outsourching Account Officer
Outsourching
AO Khusus Verifikator JPK
19 2.4 Uraian Tugas dan Jabatan
Adapun dari struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) di atas, maka
penulis akan menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :
1. Kantor cabang dipimpin oleh kantor cabang yang bertanggungjawab kepada
kantor wilayah :
a. Kantor Cabang melakukan pengolahan administrasi dan keuangan serta
memberikan laporan secara berkala kepada Kantor Wilayah
b. Melakukan kegiatan operasi meliputi pemerataan potensi kepesertaan
c. Melakukan administrasi dan pemutahiran data kepesertaan
d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja
e. Melaksanakan MPT (Memberikan Pelayanan Terbaik)
2. Bidang Pelayanan dan Pemasaran
a. Membuat peta potensi kepesertaan
b. Melakukan promosi dan pemasaran
c. Melaksanakan pencapaian target jumlah kepesertaan lain
d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja
3. Bidang Pelayanan
a. Melaksanakan penerimaan iuran dan pelayanan jaminan
b. Memilih pusat pelayanan kesehatan
c. Melaksanakan pengendalian pusat kesehatan masyarakat
4. Bidang Keuangan dan Administrasi
a. Membuat analisa dan laporan
b. Melakukan pengolahan keuangan, investasi dan kas cabang
20 d. Melakukan pemutahiran database keuangan
5. Bidang Teknologi dan Informasi
a. Melakukan administrasi dan pemutahiran database
b. Melakukan pengolahan dan penerbitan DSJHT (Daftar Saldo Jaminan Hari
Tua)
c. Melakukan pengelolaan pemeliharaan peralatan dan fasilitas perangkat
keras dan perangkat lunak serta jaringan.
6. Bidang Umum dan Personalia
a. Melakukan administrasi personalia
b. Melakukan pemutahiran database personalia
c. Melakukan pengendalian dan pengolahan logistik serta fasilitas kantor
cabang.
7. Bidang Program Khusus
Melayani pendaftaran Jasa Konstruksi, PUMP (Pinjaman Uang Muka
21 BAB III
PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek
Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek ini penulis ditempatkan di bagian
Pelayanan, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan
bimbingan mengenai prosedur pelayanan dan pembayaran jaminan kecelakaan
kerja pada.
3.1.1 Prosedur
Prosedur merupakan komponen dari sistem informasi baik itu sistem
informasi manajemen atau informasi akuntansi yang sering dilupakan, padahal
tanpa prosedur sistem informasi sebaik apapun tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya.
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
(Mulyadi 2001 : 5)
Menurut Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi” :
“Prosedur adalah rangkain aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.
22 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah
suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang melibatkan
beberapa orang dalam satu atau beberapa departemen yang ditetapkan untuk
menjamin penanganan transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang dan
dilaksanakan secara seragam.
3.1.2 Asuransi
3.1.2.1 Pengertian Asuransi
Kehadiran usaha perasuransian yang berkembang selaras dengan
perkembangan dunia merupakan hal yang tidak terelakan pada situasi dimana
sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan untuk
menghindari atau mengalihkan risiko keuangan. Usaha perasuransian mengambil
alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau
pemegang polis atau pihak tertanggung harus membayar premi asuransi.
Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis oleh Dahlan Siamat, yaitu:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.”
23 “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul di suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
(2004:419) Dari kedua definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal berikut:
1. Badan usaha asuransi sebagai penanggung berhak menerima premi dan
berkewajiban memberikan ganti rugi apabila suatu peristiwa yang merugikan
terjadi.
2. Pihak tertanggung (individu, perusahaan atau lembaga) berkewajiban
membayar premi dan berhak menerima ganti rugi apabila suatu peristiwa yang
merugikan terjadi.
3. Usaha asuransi merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun
dana dari masyarakat (berupa premi) dan menginvestasikan dana tersebut pada
berbagai perusahaan atau lembaga keuangan lain untuk memperoleh
pendapatan.
4. Usaha asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas
kerugiaan keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya.
3.1.2.2 Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin
Pada Umumnya sebagian besar perusahaan harus mempertimbangkan
24 menawarkan cara untuk mengendalikan risiko yang mungkin terjadi. Namun
biasanya seorang pengusaha terlebih dahulu menentukan apakah jenis asuransi
yang dibutuhkan agar dapat mengurangi risiko yang akan terjadi pada perusahaan.
Tabel 3.1.1
Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin
NO Jenis Asuransi Perlindungan yang Mungkin
1. Properti Asuransi kebakaran untuk melindungi kerugian barang dan premi yang berasal dari keakaran dan halilintar. Bisa memperpanjang perlindungan hingga mencakup risiko-risiko yang berhubungan dengan ledakan, kerusuhan,kerusakakan kendaraan,angin topan dan asap.
Asuransi pembongkaran dan pencurian dan perampokan untuk melindungi kerugian kerugian kecil untuk properti yag dicuri dalam kasus memasuki lokasi dengan paksa (pembongkaran dan pencurian) atau apabila terlibat kekuatan atau ancaman kekerasan (perampokan)
Asuransi terhentinya bisnis akan membayar keuntungan bersih dan biaya-biaya ketika bisnis tersebut ditutup karena kebakaran atau penyebab lain yag diasuransikan.
25
Pertanggungjawaban mobil dibutuhkan ketika para karyawan mengunakan mobil-mobil mereka sendiri untuk bisnis perusahaan.
3. Jiwa Asurasnsi jiwa melindungi kontinuitas bisnis (terutama persekutuan). Asuransi ini juga
memberikan perindungan finansial untuk
orang-orang yang selamat dari kepemilikan bisnis tunggal
atau untuk kehilangan seorang eksekuif perusahaan
yang utama.
4. Kompensasi Pekerja Mungkin merupakan sesuatu yang diperintahkan di beberapa negara. Mememberikan keuntungan untuk
para karyawan dalam kasus luka yang berkaitan
dengan pekerjaan.
5. Ikatan Ini mengubah tanggungjawab terhadap karyawan atas kinerja dari sebuah pekerjaan. Ia melindungi
perusahaan dalam hal pencurian dana oleh karyawan
atau melindungi pengontrak apabila yang dikontrak
gagal menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu
yang telah disetujui.
(Hisrich;2007:245)
3.1.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pengertian jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu,
“Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.”
26 Dalam pengertian formal, ISSA ( International Social Security Association
) mengartikan jaminan sosial sebagai perlindungan yang diberikan bagi anggota
masyarakat untuk suatu resiko atau peristiwa tertentu, dengan tujuan menghindari
sejauh mungkin terjadinya peristiwa yang mengakibatkan hilang atau turunnya
sebagian besar penghasilan.
Jaminan sosial tenaga kerja memiliki aspek,menurut Penjelasan atas Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” diantaranya adalah,
“a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya,
b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja”
(PT JAMSOSTEK (persero):17) Untuk melindungi tenaga kerja dari risiko-risioko yang terjadi maka ada beberapa
ruang lingkup dalam penjaminan. menurut Penjelasan atas Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu,
“Adapun ruang lingkup yang diatur di dalam Undang-undang meliputi: 1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Kematian 3. Jaminan Hari Tua
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan”
(PT JAMSOSTEK (persero):18) Untuk menjadi peserta jamsostek, perusahaan maupun tenaga kerja dapat
mendaftarkan diri ke badan penyelenggara, dimana badan penyelenggara menurut
27 “Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja”
(PT JAMSOSTEK (persero):4) Dan ketentuan untuk menjadi peserta jamsostek telah di atur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu; “(1). Setiap pengusaha yang mengajukan pendaftaran kepesertaan program
jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan Penyelenggara harus mengisi formulir :
a. Pendaftaran perusahaan ( formulir Jamsostek 1) b. Pendaftaran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 1a )
c. Daftar Upah/rincian iuran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 2a ) (2). Setiap tenaga kerja yang telah menjadi peserta program jaminan sosial
tenaga kerja sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, yang akan diikut sertakan pada program jaminan pemeliharaan keselamatan harus mengisi formulir Jamsostek 1a dan menyerahkan kepada Badan Penyelenggara.
(3). Pengusaha harus menyampaikan formulir Jamsostek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Badan Penyelenggara selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya formulir tersebut oleh pengusaha yang bersangkutan yang dibuktikan dengan tanda terima atau tanda terima pengiriman pos dan diterima oleh Badan Penyelenggara sebelum efektif berlakunya kepesertaan.
(4). Kesepakatan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dimulai sejak tanggal 1 (satu), pada bulan sebagaimana dinyatakan formulir Jamsostek 1.”
(PT JAMSOSTEK (persero):4) Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” setelah mendaftar menjadi peserta, maka peserta berhak mendapatkan;
28 formulir pendaftaran diterima secara lengkap dan iuran pertama dibayar..
- Bentuk sertifikasi kepesertaan untuk pengusaha, kartu peserta untuk tenaga kerja dan kartu pemeliharaan kesehatan untuk tertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Badan Penyelenggara”
(PT JAMSOSTEK (persero):4)
3.1.4 Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang
harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan
oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan
kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan
kerja.
Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”;
“Kecelakaan kerja adalah kecelakan kerja yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui”.
(PT JAMSOSTEK (persero):2 ) “Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang menimpa manusia yang disebabkan oleh faktor produksi mesin, bahan baku, tenaga listrik, lingkungannya, dan oleh faktor lainnya. Secara umum, arti kecelakaan kerja adalah suatu kejadian musibah yang menimpa dan mengakibatkan penderitaan bagi tenaga kerja, karena adanya interaksi yang tidak seimbang dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan”
(Suyadi 2002 : 91) Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja
29 berhubungan dengan pekerjaannya karena terjadi interaksi yang tidak seimbang
dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan.
3.1.5 Jaminan Kecelakaan Kerja
Bagi perusahaan yang telah mendaftarkan diri untuk menjadi peserta
jamsostek berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja di saat tenaga kerja
tertimpa kecelakaan yang berhubungan dengan kerja.
Dalam Undang-undang RI No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”, menyebutkan bahwa yang berhak mendapatkan jaminan kecelakaan kerja adalah
“Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakan Kerja ialah:
a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak;
b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;
c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.”
(PT JAMSOSTEK (persero):6) Sedangkan jaminan yang akan diberikan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 yaitu;
“(1) Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja berupa penggantian biayai yang meliputi :
a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke Rumah Sakit dan atau kerumahnya,termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan;
b. Biaya pemeriksaan,pengobatan, dan atau perawatan selama di Rumah Sakit,termasuk rawat jalan;
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja.
30 a. Santunan sementara tidak mampu bekerja;
b. Santunan cacat sebagai untuk selama-lamanya;
c. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental,dan atau
d. Santunan kematian”
(PT JAMSOSTEK (persero):40)
Iuran yang diberikan kepada peserta yang mengukuti program jaminan
kecelakaan kerja telah ditetapkan oleh badan penyelenggara sesuai dengan
pengkelompokan jenisnya yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993.
3. Industri pakaian lainnya (payung,kulit ikat pinggang,
gantungan ( celana/bretel)
4. Pembikinan layar dan krey dari tekstil
5. Pabrik keperluan rumah tangga
(sprei,selimut,terpal,gorden,dan lain-lain yang ditenun)
6. Perdagangan ekspor impor
7. Perdagangan besar lainnya (agen-agen perdagangan
besar,distribotor,makelar,dan lain-lain).
8. Toko-toko Koperasi Konsumsi,dan lain-lain
9. Bank dan Kantor-kantor Dagang
10. Perusahaan pertamggungan
11. Jasa Pemerintahan (organisasi
tentara,polisi,Departemen-departemen)
12. Pengobatan dan kesehatan lainnya
13. Organisasi - organisasi keagamaan
14. Lembaga kesejahteraan
15. Persatuan perdagangan dan organisasi buruh
31 17. Jasa-jasa umum lainnya seperti musium,perpustakaan, kebon
binatang,perkumpulan sosial.
18. Pemangkas rambut dan salon kecantikan
19. Peternakan
II 1. Pertanian rakyat
2. Perkebunan gula
3. Perkebunan tembakau
4. Perkebunan bukan tahunan, terkecuali gula dan tembakau
5. Perkebunan tahunan, seperti karet,coklat,kelapa dan lain-lain
6. Pabrik teh
7. Penggorengan dan pembuatan kopi bubuk
8. Pabrik gula
9. Pabrik sigaret
10. Pabrik cerutu
11. Pabrik rokok keretek dan lain-lain
12. Perusahaan tembakau lainnya
13. Pabrik cat dan lak
14. Pabrik tinta dan lem
15. Pabrik kina
16. Pabrik alat-alat pengangkutan lainnya
17. Indusri alat-alat pekerjaan,pengetahuan pengukuran dan
pemeriksaan laboratorium
18. Reparasi arloji dan lonceng
19. Industri alat-alat musik
20. Pabrik alat-alat olahraga
21. Pabrik mainan anak
22. Perdagangan barang tak bergerak (penyewaan alat, tanah,
rumah,garasi dan lain-lain)
23. Jasa perhubungan seperti PTT, radio
24. Perusahaan pembuatan film dan pengedar film
25. Bioskop
26. Sandiwara, komedi, opera,sirkus, band dll
27. Jasa hiburan selain sandiwara dan bioskop
28. Perusahaan binatu dan celup
32
III 1. Pelayanan pengairan
2. Perusahaan kehutanan
3. Pengumpulan hasil hutan
4. Pembakaran arang (di hutan)
5. Perburuan
6. Pemeliharaan ikan tawar
7. Pemeliharaan ikan laut
8. Penangkapan ikan tawar
9. Pembantaian
10. Pemotongan dan pengawetan daging
11. Pemotongan susu dan mentega
12. Pabrik pengawetan sayuran dan buah
13. Pabrik pengawetan ikan
14. Penggilingan padi
15. Pabrik tepung (beras, tapioka, dan lain-lain)
16. Pabrik roti dan kue
17. Pabrik biskuit
18. Pabrik gula (perkebunan)
19. Pabrik kembang gula,coklat dan lain-lain
20. Pabrik mie dan bihun
21. Pabrik kerupuk
22. Pabrik tahu
23. Pabrik kecap
24. Pabrik es krim dan es lilin
25. Pabrik margarine, minyak goreng dan lemak
26. Indisri makanan lainnya
27. Pabrik alkohol dan spiritus
28. Pabrik minuman dan alkohol
29. Pabrik alkohol
30. Pabrik bir
31. Pabrik air soda,sari buah dan limun
32. Pabrik pemintalan
33. Pemintalan tali sepatu,perban
34. Pertenunan
33 36. Pabrik triko (kaus,kaus kaki,dan pabrik rajut)
37. Pabrik tali temali (kabel,pukat,rami,sabut dan lain-lain)
38. Industri tekstil lainnya
39. Pabrik keperluan kaki,terkecualisepatu karet,sandal
plastik,dan lain-lain termasuk pabrik barang- barang plastik
40. Reparasi barang-barang keperluan kaki
41. Pabrik kayu gabus
42. Penggergajian kayu
43. Pabrik peti dan gentong kayu
44. Pembikinan barang-barang kayu lainnya
45. Pembikinan meubel dari rotan dan bambu
46. Pabrik meubel dan kayu dan bahan-bahan lainnya
47. Pabrik kertas koran dan karton
48. Pabrik barang-barang dari kertas dan karton
49. Perusahaan percetakan, penerbitan
50. Penyamakan kulit dan pekerjaan lanjutan
51. Pabrik barang dari kulit seperti kopor,tas dan lainnya
52. Remiling karet
53. Pabrik barang-barang dari karet (ban kendaraan luar dan
dalam,mainan anak-anak,dan lain-lain)
54. Perusahaan vulkanisir
55. Asam garam
56. Pabrik gas/zat asam arang dsb
57. Industri kimia pokok lainya (celupkan warna bahan
sintetis,dan lain-lain)
58. Terpentin dan damar
59. Industri minyak
60. Industri minyak kelapa sawit
61. Industri minyak dan gemuk dari tumbuh-tumbuhan
62. Minyak dan gemuk dari hewan
63. Pabrik sabun
64. Pabrik obat-obatan/farmasi
65. Pabrik wangi-wangian dan kecantikan/kosmetik
66. Pabrik barang-barang untuk mengkilap
34 lain-lain)
68. Cokes oven(distribusi gas)
69. Pabrik bahan bengunan dari tanah liat
70. Pabrik gelas dan barang-barang dari gelas
71. Pabrik barang-barang dari tanah liat dan poeselin
72. Pabrik semen
73. Pembakaran gamping
74. Pabrik tegel,ubin,pipa beton
75. Pabrik pengecoran besi dan pembuatan baja
76. Pabrik barang-barang dari logam (batangan
besi,pipa,corong)
77. Pabrik timbangan
78. Pabrik klise dan huruf cetak
79. Pabrik galvanisir (parnikel)
80. Pabrik barang-barang logam lainnya
81. Pabrik dan reparasi mesin-mesin listrik
82. Pembikinan dan reparasi kapal dari kayu
83. Reparasi sepeda dan becak
84. Industri potret dan optik
85. Industri arloji dan lonceng
86. Perusahaan perak
87. Industri barang-barang dari logam mulia
88. Pabrik es
89. Industri-industri lain seperti
90. Perusahaan listrik/pembangkit,pemindahan dan distribusi
tenaga listrik
91. Pabrik gas,gas bumi,dan distribusi untuk rumah tangga dan
pabrik-pabrik
92. Industri uap untuk tenaga
93. Perusahaan air
94. Pembersihan(sampah dan kotoran)
95. Jasa pengangkutan seperti ekspedisi laut dan udara
96. Penyiaran radio
97. Rumah makan dan minuman
35
IV 1. Pabrik dari hasil minyak tanah
2. Pabrik barang-barang dari minyak tanah atau batu bara
3. Pabrik bata merah dan genteng
4. Pabrik dan reparasi dan mesin-mesin(bengkel motor,mobil
dan mesin)
5. Pembikinan dan reparasi kapal dari baja
6. Pembikinan dan reparasi alat-alat perhubungan kereta api
7. Pabrik kendaraan bermotor dan bagian-bagiannya
8. Reparasi kendaraan bermotor
9. Pabrik dan reparasi kapal udara
10. Perusahaan kereta api
11. Perusahaan trem dan bus
12. Pengangkutan penumpang dijalan selain bus
13. Penimbunan barang/veem
V 1. Penebangan dan pemotongan kayu/panglong
2. Penangkapan ikan laut
3. Penangkapan ikan laut lainnya
4. Pengumpulan hasil laut,terkecuali ikan
5. Asam belerang
6. Pabrik pupuk
7. Pabrik kaleng
8. Perbaikan rumah,jalan-jalan,terus-terusan konstruksi
berat,pipa air,jembatan kereta api dan instalasi listrik
9. Pengangkutan barang-barang dan penumpang laut
10. Pengangkutan barang-barang penumpang di udara
11. Pabrik korek api
12. Pertambangan minyak mentah dan gas bumi
13. Penggalian batu
14. Penggalian tanah liat
15. Penggalian pasir
16. Penggalian gamping
17. Penggalian belerang
18. Tambang intan dan batu perhiasan
19. Pertambangan lainnya
36 21. Penghasilan batu bara
22. Tambang besi mentah
23. Tambang timah
24. Tambang bauksit
25. Tambang mangan
26. Tambang logam lainnya
27. Lori perkebunan
28. Pabrik bahan peledak,bahan petasan,pabrik kembang api.
(Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993) Dari jenis usaha pengkelompokan pada tabel tersebut, dapat di hitung berapa besar iuran yang akan diberikan kepada peserta jamsostek yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu sebagai berikut;
“Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1,sebagai berikut : Kelompok I : 0.24 % dari upah sebulan; Iuran Jaminan kecelakaan kerja tersebut ditanggung oleh pengusaha yang dapat dipotong dari upah atau gaji per bulan tenaga kerja yang telah menjadi peserta. Sedangkan besarnya jaminan kecelakaan kerja telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2005lampiran II sebagai berikut;
“Penggantian biaya yang meliputi :
a. Ongkos pengankutan tenaga kerja ke rumah sakit sebagai berikut: -Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungaib
maksimum sebesar Rp.150.000,-
- Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp.300.000,-
- Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimum sebesar Rp.400.000,-
b. Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan: 1. Dokter;
37 dari instansi yang berwenang.
Seluruhnya biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan untuk satu peristiwa kecelakaan tersebut dibayarkan sesuai bukti-bukti pengeluaran dan
dibayarkan maksimum Rp.6.400.000,-
c. Penggntian pembelian alat bantu (orthose) dan atau alat pengganti (porthase) diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan ketentuan maksimum 140% dari harga yang berlaku pada RS, Suharso Solo.
Santunan berupa uang meliputi :
1. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 bulan pertama 100% X upah sebulan,4 bulan kedua 75%X upah sebulan dan bulan seterusnya 50% X upah sebulan.
2. Santunan Cacad :
a. Santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dengan besarnya % sesuai tabel X 70 bulan upah .
b. Santunan cacad total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah :
b.1. Santunan sekaligus sebesar 70% X 70 bulan upah b.2. Santunan berkala sebesar Rp.25.000,- selama 24 bulan c. Santunan cacad kekurangan fungsi dibayarkan secara
sekaligus (Lumpsum) dengan besarnya santunan adalah : % berkurangnya fungsi X % sesuai tabel X 70 bulan upah.
3. Santunan Kematian dibayarkan secara sekaligus (Lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan adalah :
a. Santunan sekaligus sebesar 60 % X 60 bulan upah,sekurang-kurangnya sebesar Jaminan Kematian.
38 Tabel 3.1.3
Persentase Santunan Tunjangan Cacat Tetap Sebagian Dan Cacat – Cacat Lainnya
Macam Cacat Tetap Sebagian % x Upah
* Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah
* Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah
* Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah
* Lengan kiri dari atau dari atas siku kebawah
* Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke bawah
* Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah
* Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah
* Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah
* Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah
* Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah
* Kedua belah mata
* Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat
* Pendengaran pada kedua belah telinga
* Pendengaran pada sebelah telinga
* Ibu jari tangan kanan
* Ruas pertama telunjuk kanan
39
* Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 desibel
* Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10 desibel
* Kehilangan daun telinga sebelah
* Kehilangan kedua belah daun telinga
* Cacad hilangnya cuping hidung
* Perforasi sekat rongga hidung
* Kehilangan daya penciuman
* Hilangnya kemampuan kerja phisik
- 50 % - 70 %
- 25 %-50 %
- 10 %- 25 %
* Hilangnya kemampuan kerja mental tetap
* Kehilangan sebagian fungsi penglihatan
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10 %
40 Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,maka efisiensi
penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan
: (3 x % ef.peng.terbaik) + % ef.peng.terburuk.
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10 %
Kehilangan penglihatan warna
Setiap kehilangan lapangan pandang 10 %
7
10
7
(Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993)
3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek pada bagian pelayanan yang telah
dilaksanakan di PT Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1 yang berlokasi di Jl.
PHH. Mustopa No. 39 Bandung.
Dalam teknis pelaksanaan kuliah kerja praktek kegiatan yang penulis
lakukan yaitu mengverivikasi data-data formulir jaminan kecelakaan kerja dan
melaksanakan pengamatan cara kerja PT Jamsostek (Persero) Cabang Bandung 1.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kegiatan selama Kuliah Kerja
Praktek di PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 yaitu:
1. Meng-entry data pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja tahap 1
Dalam hal ini data yang telah mealui tahap 1 akan di-entry ke program
Excel sesuai dengan Nomor Peserta,Nama dan Kecelakaan yang terjadi. Serta meng-entry data yang kurang lengkap kepada lembar kerja terpisah.
41 Proses ini merupakan pengverivkasian data formulir Jaminan
Kecelakaan Kerja tahap 1 dan mencatatnya pada formulir lain sebagai
pelengkap data yang selanjutnya akan melalui tahap ke-2.
3. Pencarian Dokumen
Kegiatan ini yaitu formulir yang sudah lengkap dalam tahap 1 yang
sebelumnya belum lengkap akan diproses ke tahap 2, lalu formulir tahap
1 yang sebelumnya telah disimpan akan dimasukan untuk melengkapi
proses tahap 2.
3.3Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung 1
Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT
JAMSOSTEK (Persero) telah di atur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”, dapat disimpulkan:
(1). Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa
tenaga kerja kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang
Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggran setempat sebagai laporan
kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua
kali dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan
dengan mengisi formulir Jamsostek 3, serta melampirkan foto copy
42 (2). Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja tahap ke II
kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang Ketenagakerjaan
dan Badan Penyelenggran setempat dengan mengisi formulir
Jamsostek 3a, dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua
puluh empat) jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan
kerja berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan :
a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir ;
b. Keadaan cacat sebagaian untuk selama-lamanya ;
c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun
mental ; atau
d. Meninngal dunia.
Surat keterangan dokter menggunakan formulir Jamsostek 3b.
Laporan Kecelakaan Kerja tahap II ( formulir Jamsostek 3a ) yang
disampaikan kepada Badan Penyelenggara berfungsi sebagai
pengajuan permintaan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja
Badan Penyelenggara. disertai buktibukti :
a Fotocopy kartu peserta ;
b Surat Keterangan dokter formulir Jamsostek 3b atau 3c ;
c Kuitansi Biaya Pengobatan dan Pengangkutan ;
d. Dokumen pendukung lain yang diperlukan.
Jika hal bukti-bukti tidak lengkap, maka Badan Penyelenggara
memberitahukan kepada pengusaha selambat-lambatnya 7 (tujuh)
43 (3). Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan
kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)
jam dengan mengisi formulir Jamsostek 3 sejak menerima hasil
diagnosis dari dokter pemeriksa. Dalam hal penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, surat keterangan dokter menggunakan
formulir Jamsostek 3c.
(4). Bedasarkan pengajuan permintaan pembayaran jaminan, Badan
Penyelenggara menghitung besarnya santunan dan penggantian
biaya dan membayar penggantian biaya kepada pengusaha dan
membayar santunan kepada tenaga kerja atau keluarganya. Dalam
hal Jaminan Kecelakaan Kerja dibayar terlebih dahulu oleh
Pengusaha maka Badan Penyelenggara membayar penggantian
jaminan kepada Pengusaha sebesar perhitungan Badan
Penyelenggara. Dan jika ternyata perhitungannya lebih besar dari
dari Jaminan Kecelakaan Kerja yang telah dibayarkan oleh
pengusaha, kelebihannya diserahkan kepada tenaga kerja yang
bersangkutan.
(5). Jika terjadi perbedaan penetapan mengenai Kecelakaan Kerja atau
bukan Kecelakaan Kerja, maka Pengusaha atau tenaga kerja /
keluarganya atau Badan Penyelenggara meminta penetapan kepada
Pengawas Ketenagakerjaan.
(6). Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan petugas badan penyelenggara
mengadakan penelitian dan pemeriksaan atas kecelakaan dimaksud
44 kecelakaan kerja atau bukan kecelakaan kerja. Dalam hal penetapan
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak maka pihak yang bersangkutan mengajukan kepada
Menteri.
(7). Sambil menunggu penetapan Menteri, maka pengusaha wajib
membayar terlebih dahulu biaya pengangkutan, pengobatan dan
perawatan kepada tenaga kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
(8). Dalam hal Menteri menetapkan bukan kecelakaan ketja dan tenaga
kerja yang bersangkutan diikutsertakan dalam program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan maka biaya pengobatan dan perawatan dapat
dibebankan dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(9). Jika dalam hal terjadi perbedaan pendapat tentang presentase cacat
antara Badan Penyelenggara dengan pengusaha atau tenaga kerja,
maka salah satu pihak meminta penetapan kepada Pegawai
Pengawas Ketenagakerjaan.
(10). Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan meminta pertimbangan dokter
penasehat untuk menetapkan presentase cacat. Dan jika hal
penetapan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diterima
oleh salah satu pihak maka pihak yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan kepada Menteri.
(11). Sambil menunggu penetapan Menteri dan tenaga kerja dinyatakan
45 biaya penggantian pengangkutan, pengobatan, perawatan dan
santunan. Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) kepada
pengusaha, sedangkan santunan cacat baru dibayarkan setelah ada
46
DEPARTEMEN TENAGA KERJA BAGIAN PELAYANAN JKK
Costumer Service Officer Verifikator JKK Outsourching
Kwitansi Biaya
Perhitungan JKK Pembayaran JKK
selesai
Form Jamostek 3a (tahap 2) GAMBAR 3.1
47 3.3.2 Bagian-Bagian Yang Terkait Dalam Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung 1
Dalam suatu organisasi terdapat aspek saling mempengaruhi antara
orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin
dijalankan oleh seorang tertentu saja. Organisasi dapat diibaratkan sebagai
kesatuan anggota tubuh manusia yang bekerja bersama-sama sehingga
fungsi tubuh manusia dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu aspek pengorganisasian adalah menetapkan
departemen-departemen. Di dalam suatu perusahaan, departemenisasi harus
dikelompokkan secara tegas, karena menyangkut wewenang, hak, harga
diri dan gaji. Begitupun pada PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang
Bandung 1 terdapat departemen-departemen atau bagian-bagian yang
bertugas sesuai dengan wewenang atau kewajibannya di dalam
perusahaan. Dalam prosedur pelayanan dan pembayaran tentunya terdapat
bagian-bagian atau departemen yang terlibat. Adapun bagian-bagian yang
terlibat dalam pelaksanaan Prosedur Pelayanan dan Pembayaran PT
JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai berikut:
1. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer
Tugas yang dilakukan oleh Costumer Service Officer dan Provider Service Officer adalah sebagai berikut:
Melayani pengajuan jaminan kecelakaan kerja secara langsung
48
Melayani komplain, maupun keluhan atau masalah peserta jaminan kecelakaan kerja secara langsung maupun secara On Line
atau By Phone.
Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika
terjadi penetapan mengenai kecelakaan.
2. Verivikator Jaminan
Mendata Formulir yang telah di ajukan.
Menghitung besarnya jaminan yang akan diberikan.
3. Departemen Ketenagakerjaan
Tempat pengajuan pelaporan kecelakaan kerja pada tahap 1.
Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika
terjadi penetapan mengenai kecelakaan.
4. Outsourching
Tempat melengkapi administrasi dan pembayaran dari pihak
jamsostek.
3.3.3 Hambatan-Hambatan Dalam Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelekaan Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bandung1
Dalam menjalankan kegiatan pelaksanaan pelayanan dan pembayaran,
pihak jamsostek menghadapi hambatan yang beragam. Adapun hambatan
yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 dalam
49 1. Tidak banyak tahunya cara prosedur pengajuan maupun pembayaran
jaminan kecelakaan kerja sehingga peserta jaminan kecelakaan kerja
sering mengalami kesulitan dan sering terjadi kesalahan maupun
kurangnya data formulir yang harus dipenuhi.
2. Kurangnya tenaga ahli dalam pelayanan jaminan kecelakaan, sehingga
sering kali peserta jaminan kecelakaan kerja menunggu cukup lama
untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan diajukan.
3. Kurangnya teknologi untuk meng-input maupun mengelola data menggunakan komputer, karena jika masih menggunakan secara
manual maka kinerja menjadi kurang efektif.
3.3.4 Upaya Yang Telah Dilakukan Oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 Dalam Mengatasi Hambatan Tersebut
Upaya yang dilakukan oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1
dalam menyelesaikan setiap permasalahan atau hambatan yang hadapi
adalah sebagai berikut:
1. Sejak tahun 2007 PT JAMSOSTEK (persero) masih mengembangkan
pengolahan data menggunakan komputer hingga sekarang.
2. Para tenaga ahli yang berpontesi akan diberikan beasiswa untuk
melanjutkan jenjang studi lainnya, ini diharapkan akan meningkatkan
50
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis susun sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Prosedur Pelayanan dan Pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja pada PT
JAMSOSTEK (Persero) yaitu:
- Pengusaha atau tenaga kerja perlu mendaftarkan diri untuk menjadi peserta
jaminan sosial tenaga kerja dimana iuran jaminan kecelakaan di tanggung
penuh oleh pengusaha yang berasal dari potongan upah atau gaji tenaga
kerja tiap bulan.
- Pengusaha melaporkan kecelakaan kerja kepada bidang Ketenagakerjaan
dan Badan Penyelenggran setempat sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I
dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya
kecelakaan dengan mengisi formulir Jamsostek 3, serta melampirkan foto
copy kartu peserta.
- Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja tahap ke II kepada
instansi yang bertanggungjawab di bidang Ketenagakerjaan dan Badan
Penyelenggran setempat dengan mengisi formulir Jamsostek 3a, dalam
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan kerja berdasarkan surat keterangan dokter. Surat keterangan
dokter menggunakan formulir Jamsostek 3b. Yang diisertai bukti fotocopy
51 kuitansi biaya pengobatan dan pengangkutan dan dokumen pendukung lain
yang diperlukan.
- Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja
dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam dengan mengisi formulir Jamsostek
3 sejak menerima hasil diagnosis dari dokter pemeriksa. Dalam hal penyakit
yang timbul karena hubungan kerja, surat keterangan dokter menggunakan
formulir Jamsostek 3c.
- Badan Penyelenggara menghitung besarnya santunan dan penggantian biaya
dan membayar penggantian biaya kepada pengusaha dan membayar
santunan kepada tenaga kerja atau keluarganya.
- Jika terjadi perbedaan penetapan maupun persentase mengenai Kecelakaan
Kerja atau bukan Kecelakaan Kerja, maka Pengusaha atau tenaga kerja /
keluarganya atau Badan Penyelenggara meminta penetapan kepada
Pengawas Ketenagakerjaan ataupun Menteri.
2. Bagian-bagian yang terlibat dalam pelaksanaan Prosedur Pelayanan dan
Pembayaran PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai
berikut:
1. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer
2. Bidang Pelayanan Jaminan
3. Dinas Ketenagakerjaan
3. Adapun hambatan yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang
Bandung1 dalam pemberian pelayanan dan pembayaran adalah sebagai