• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Di Jakarta"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP KEPUASAN PASIEN RUMAH

SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO DI JAKARTA

T E S I S

Oleh

MASNIAR ELYSABETH

057017013/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Masniar Elysabeth : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Di Jakarta, 2009

(2)

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP KEPUASAN PASIEN RUMAH

SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO DI JAKARTA

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MASNIAR ELYSABETH

057017013/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

PENGARUH PENERAPAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DR.

CIPTO MANGUNKUSUMO DI JAKARTA

Nama Mahasiswa : Masniar Elysabeth

Nomor Pokok : 057017013 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui : Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. ) Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak.)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 21 Januari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak.

2. Dra. Sri Mulyani, MBA. Ak. 3. Drs. Idhar yahya, MBA. Ak.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

”PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KEPUASAN PASIEN RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO DI JAKARTA”

Adalah benar hasil kerja saya sendri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 9 Juli 2008

Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Pengelolaan organisasi publik, dalam hal ini rumah sakit pemerintah masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan memadai dikaitkan dengan buruknya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Agar penyediaan public goods dan service sebagaimana yang diharapkan masyarakat maka diperlukan Good Corporate Governance (GCG). Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan GCG adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh penerapan GCG yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan fairness secara simultan maupun parsial tehadap kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan pada rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta.. Data yang digunakan adalah data primer berupa kuisioner dengan menggunakan skala Likert terhadap 350 responden yang menggunakan jasa rumah sakit. Analisis data dilakukan dengan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Model penelitian diestimasi dengan menggunakan persamaan regresi berganda dan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap terikat secara simultan dan parsial dengan menggunakan uji F dan uji t.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa data memenuhi uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Hasil pengujian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya menunjukkan bahwa secara simultan, prinsip-prinsip GCG yaitu: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan fairness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien rumah sakit sedangkan secara parsial prinsip transparansi, akuntabilitas, dan fairness memiliki pengaruh signifikan tetapi akuntabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Variabel yang paling dominan memiliki pengaruh signifikan adalah fairness. Nilai koefisien determinasi (R Square) diperoleh 69.40% hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat, sedangkan sisanya sebesar 30.60% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

(7)

ABSTRACT

Managing a public organization, such as a hospital which is owned by Government has not yet fullfilled public expectation. Public don’t acquire health satisfaction as an impact from beurocracy poor performance to render public health services. In order that public goods and services rendered as expected by public therefore Good Corporate Governance (GCG) is required. GCG has become a central issue in managing public administration recently. Public demand more stronger for Government to have a good governance as well as the increasing of public knowledge and education.

This research was studied to review the impact of GCG implementation which consits of transparency, accountability, responsibility, and fairness either simultaneously or partially to patients’ satisfaction in Dr. Cipto Mangunkusumo hospital (a hospital of Public Service Corporate in Jakarta). It is expected that the implementation of GCG may impact a hospital renders an optimal service to fulfill patients’ satisfaction. this research is a primary data by using Likert scale and distributing the questionnary to the sample for 350 patients. To test the quality of data was using validity and reliability and classic assumption test. For this model research was estimated using multiple regression to test the the impact of independent variable to dependent variable. To test hypotehesis using multiple regresssion with F-test and t-test.

The result of this study shows that GCG, consists of principles transparency, accountability, responsibility, and fairness has significant impact to the patients satisfaction simultaneously, whereas transparency, responsibility, and fairness has a significant impact to the patients satisfaction partially while accountability has no significant impact to the patients satisfaction. Dominant variable which has significant is fairness. Coeficient determination value (R Square) for 69.40% which means that independent variable can explain the dependent variable, and the rest for 30.60% can be explained by other variable which was not including in this research.

(8)

KATA PENGANTAR

Syalam Sejahtera

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa, oleh karena dorongan rahmat, kurnia dan ridhoNya yang berkelimpahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Dalam menyelesaikan usulan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dan menyempurnakan penulisan tesis ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku Anggota Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(9)

7. Seluruh Pegawai Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo yang telah banyak memberi bantuan sampai selesainya penulisan tesis ini.

8. In Memorium kepada suamiku yang tercinta, Jonny August P. Panjaitan, S.E. (+) yang semasa hidupnya selalu memberi dorongan dan semangat untuk mencapai cita-cita setinggi langit dan Putra-putraku yang sangat kusayangi: Jeremy Mora Panjaitan, Johanes Mangapul Panjaitan yang saat itu masih sangat kecil dengan penuh pengorbanan dan kesabaran yang tidak ternilai harganya dalam suka dan duka sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

9. Secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Lettu M.B. Pakpahan (+), Ibunda L. Hutapea, Kakak, Abang dan Adik-adikku terutama Debby Rosaria Pakpahan, S.E. Ak. M.Ak. dan Mertua Dr. T.M. Panjaitan, SKM/I.L. Manurung, B.A. atas segala perhatian, dukungan dan doa restunya.

10.Staf/karyawan Sekretariat Sekolah Pascasarjana Universtias Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun turut membantu kelancaran studi penulis, terutama Olive Panjaitan, M.T. dan Angkatan Akuntansi Tahun 2005: Yana, Sri Mahyuni, Haikal, Herman, Andra, Hulman, Herman, dkk, big thanksss.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua dan Tuhan memberkati. Medan, Januari 2009

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

N a m a : Masniar Elysabeth

Tempat/Tgl Lahir : Medan/09 Juli 1968 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen protestan

Suku : Batak Toba

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. Danau Marsabut No. 30 Medan

Nomor Telp : 061-6634435

Nama Ayah : (+) Lettu M.B. Pakpahan

Nama Ibu : L. br Hutapea

PENDIDIKAN

Tahun 2005 – 2009 : USU, Sekolah Pascasarjana (S2) Ilmu Akuntansi Tahun 1987 – 1992 : USU, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Tahun 1984– 1987 : SMA Negeri 1 Medan

Tahun 1981– 1984 : SMP Negeri 8 Medan

Tahun 1975 – 1981 : SD Negeri Percobaan Sei Petani Medan

PENGALAMAN KERJA

Tahun 1996 – sekarang : Auditor pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Penelitian..………. 7

1.2 Rumusan Masalah ...……….…….. 7

1.3 Tujuan Penelitian ………... 8

1.4 Manfaat Penelitian ………. 8

1.5 Originalitas ……….. 9

1.6 Batasan Penelitian ……….. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teori ……...………... 11

2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance ... 11

2.1.2. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ….………….. 13

2.1.3. Pengertian Kepuasan Pasien …...………..………… 19

2.1.4. Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Kepuasan ...….. 22

2.1.5. Mengukur Kepuasan Pasien …...………..…………. 24

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) ..….….……… 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 28

(12)

3.2. Hipotesis Penelitian ………...……….. 32

BAB IV METODE PENELITIAN ……..……….. 33

4.1. Jenis Penelitian ... 33

4.2. Lokasi Penelitian ... 33

4.3. Populasi dan Sampel ... 34

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 34

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 35

4.6. Metode dan Model Analisis Data ... 38

4.6.1. Metode Analisis Data ... 39

4.6.2. Model Analisis Data ... 39

4.7. Uji Kualitas Data ………... 40

4.7.1. Uji Validitas Data ... 40

4.7.2. Uji Reliabilitas ... 41

4.8. Uji Asumsi Klasik ... 42

4.8.1. Uji Normalitas ... 43

4.8.2. Uji Multikolinearitas ……… 44

4.8.3. Uji Heteroskedastisitas... 45

4.8.4. Goodness of Fit ... 45

4.9. Uji Hipotesis ... 46

4.9.1. Uji F ... 47

4.9.2. Uji t ... 48

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50

5.1. Deskriptif Data... 50

5.1.1. Deskripsi Lokasi... 50

5.1.2. Deskripsi Demografi Responden Penelitian ... 51

5.1.3. Statistik Pengumpulan Data ... 54

5.1.4. Statistik Deskripsi Data Penelitian ... 55

5.2. Analisis Data ... 57

(13)

5.2.1.1 Uji Validitas Data ... 57

5.2.1.2 Uji Reliabilitas Data ... 59

5.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 59

5.2.2.1. Uji Normalitas ... 59

5.2.2.2. Uji Multikolinearitas ………... 60

5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas... 61

5.2.2.4. Goodness of Fit ... 62

5.3. Hasil Analisis ... 63

5.3.1. Model Analisis Data ... 63

5.3.2. Uji Hipotesis ... 66

5.3.2.1. Uji F... 66

5.3.2.2. Uji t ... 67

5.4. Pembahasan ... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Saran ... 73

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Review Penelitian terdahulu ... 26

4.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... ... 36

5.1. Deskripsi Demografi Responden Penelitian ………... 52

5.2. Pengumpulan Data. ………... 55

5.3. Statistik Deskripsi Data .………... .... 55

5.4. Hasil Uji Validitas ………... 58

5.5. Hasil Uji Reliabilitas Data ………... 59

5.6. Hasil Uji Multikolinearitas ………... 61

5.7. Hasil Uji Goodness of Fit ………... 63

5.8. Hasil Coefficients Regresi ………... 64

5.9. Hasil Uji F ………..………... 66

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep …….………... 28

5.1 Hasil Uji Normalitas ………... 60

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Permohonan Pengisian Kuesioner ………... 78 2. Tabulasi Jawaban Responden Penelitian Terhadap Penerapan GCG ... 82 3. Tabulasi Jawaban Responden Penelitian Terhadap Kepuasan Pasien .. 92 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 102 5. Hasil Uji Regresi Model Analisis Data ... 105 6. Statistik Deskriptif ... 106

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pengelolaan rumah sakit memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga memiliki fungsi sosial. Kondisi rumah sakit di Indonesia khususnya rumah sakit milik Pemerintah menghadapi tekanan berupa tingginya biaya operasional, terbatasnya sumber daya dan tuntutan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan. Biaya pelayanan kesehatan yang cenderung naik dari tahun ke tahun dipicu melalui kenaikan harga obat, pemakaian teknologi canggih dan risiko yang ditimbulkan oleh kesalahan medis yang terjadi akibat tidak dipatuhinya/belum memadai pedoman dan standar pelayanan medik yang membuat rumah sakit milik pemerintah mengalami dilema antara misi melayani masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai rumah sakit yang murah dan bermutu dihadapkan dengan misi mempertahankan rumah sakit sebagai unit bisnis yang harus mampu bersaing secara sehat dan wajar melalui pengelolaan yang tepat.

(18)

meningkatnya tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahaan yang baik adalah dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Menurut Sedarmayanti (2003: 4) GCG merupakan isu sentral yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.

Masalah birokrasi yang dihadapi oleh semua pemerintah daerah sehubungan dengan pelaksanaan GCG, adalah belum membudayanya karakteristik GCG di dalam pemerintahan daerah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bozz Allen dan Hamilton, bahwa Indonesia pada Tahun 1999 merupakan negara yang melaksanakan GCG paling rendah. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy pada bulan Juni 2001, merupakan lembaga riset yang berkantor di Hongkong masih menempatkan Indonesia sebagai negara terburuk kedua (posisi ke-11) dalam implementasi GCG.

(19)

tersendiri dan perlu diimplementasikan secara nyata supaya terselenggara pemerintahan yang good governance sehingga menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien, dan produktif, serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Terselenggaranya GCG merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Dalam rangka melaksanakan GCG pada rumah sakit pemerintah, pemerintah membentuk Badan Layanan Umum (BLU) untuk dapat melepas birokrasi di lembaga-lembaga pemerintah tertentu dengan memberlakukan pewiraswastaan supaya lebih bebas merancang kebijakan keuangan lebih sehat dan mandiri di bidang operasional dan manajemen serta meningkatkan produktivitas. Berdasarkan hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pengelolaan rumah sakit pemerintah yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan rumah sakit yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

(20)

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai BLU, rumah sakit pemerintah diberikan kebebasan dalam mengelola keuangannya sendiri baik dari segi pengeluaran/biaya maupun pengelolaan pendapatannya, sebagai contoh:

1. Dalam rangka pengelolaan kas, utang, pengadaan barang dan jasa, penetapan standar, kebijakan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan tidak perlu mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sedangkan sebelum BLU harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

2. BLU dapat memanfaatkan surplus kas untuk meningkatkan pendapatan tanpa memerlukan persetujuan sebelumnya dari pejabat berwenang. Surplus anggaran BLU tidak perlu dihabiskan, karena dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya sehingga dapat mendukung efisiensi sedangkan sebelum BLU harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

3. BLU diijinkan melakukan perikatan utang sepanjang dapat memberikan nilai tambah bagi instansi BLU sedangkan sebelum BLU tidak diijinkan;

4. Pembagian keuntungan kepada karyawan/pegawai berdasarkan prestasi kerja, berbeda dengan status rumah sakit yang bukan BLU, dimana karyawan mendapat gaji sesuai grade tanpa membedakan prestasi kerja.

Rumah sakit Pemerintah dapat menjadi BLU, apabila rumah sakit tersebut memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut:

(21)

2. Pola tata kelola yang baik dan laporan keuangan; 3. Standar pelayanan minimum;

4. Laporan audit atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka pengelolaan rumah sakit yangbaik adalah dengan menerapkan GCG yang terdiri dari transapransi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness dalam pengelolaan pelayanan kesehatan dan keuangan. Dewasa ini penerapan prinsip-prinsip GCG merupakan suatu hal yang sudah menjadi kewajiban bagi setiap manajemen dalam menjalankan kegiatan operasional terhadap rumah sakit yang dipimpinnya.

Berdasarkan penelitian Ferdinand (1997: 6) ditemukan bahwa terdapat tiga kriteria keberhasilan rumah sakit umum, yaitu mampu tetap bertahan, pertumbuhan dan keuntungan.

1. mampu tetap bertahan (survival), yaitu kemampuan organisasi untuk mencari alternatif untuk mempelopori bentuk pelayanan kesehatan yang profesional. 2. pertumbuhan (growth), yaitu kemampuan organisasi untuk mengembangkan

usaha bertahan dalam persaingan dan peningkatan mutu pelayanan.

3. keuntungan (profitability), yaitu kemampuan usaha organisasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan karyawan.

(22)

terhadap penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan, hal ini diuraikan sebagai berikut:

1. Kinerja organisasi secara positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit nonprofit;

2. Ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit nonprofit;

3. Kompetensi di pasar rumah sakit berhubungan secara negatif dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit nonprofit;

4. Banyak sumber daya di pasar rumah sakit berhubungan secara positif dengan adopsi model corporate governance oleh rumah sakit nonprofit;

5. Rumah sakit nonprofit yang menjadi anggota asosiasi cenderung lebih mengadopsi model corporate governance;

6. Rumah sakit nonprofit yang terstruktur secara corporate cenderung mengadopsi model corporate governance;

7. Rumah sakit nonprofit pemerintah cenderung kurang mengadopsi model corporate governance dibandingkan ruamh sakit nonprofit nonpemerintah.

(23)

organisasi, pengendalian intern dan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, dan Sujudi meneliti tentang pengaruh penerapan good governance terhadap aparat pelaksana/Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) pada pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta namun hasil penelitian tersebut tidak memberi penjelasan apakah penerapan GCG mempengaruhi kepuasan pasien rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta yang merupakan rumah sakit milik pemerintah yang mengelola pelayanan kesehatan masyarakat yang telah berbentuk BLU.

Tujuan dari penelitian penerapan GCG pada rumah sakit di atas dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu merupakan ide dasar dan motivasi dilakukannya penelitian kembali. Faedah yang dapat diharapkan adalah agar aparat birokrasi pemerintah dapat melayani masyarakat lebih optimal.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah adalah “Apakah terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kepuasan pasien rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta’’ baik secara simultan maupun parsial?

1.3. Tujuan Penelitian

(24)

rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta baik secara simultan maupun parsial.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan bagi penulis menambah khasanah dan mengembangkan wawasan dan pengetahuan dalam memahami pengaruh GCG terhadap kepuasan pasien khususnya rumah sakit pemerintah dan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan BLU;

2. Bagi Manajemen Rumah Sakit, hasil penelitian ini merupakan bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen rumah sakit dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai pelayanan dengan menjalankan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness terhadap kepuasan; 3. Bagi Masyarakat/konsumen, hasil penelitian ini menjadi pertimbangan

masyarakat dalam menilai tingkat kepuasan atas layanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit berdasarkan GCG;

4. Bagi dunia ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan penelitian/referensi bagi penelitian selanjutnya didalam mengembangkan dan mengkaji masalah sejenis.

(25)

Penelitian ini merupakan kajian penelitian dari beberapa penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi ulang hasil penelitian beberapa penelitian terdahulu, antara lain Regina (2002), Ratri (2006), Surya Pratolo (2006), Kompyurini (2007) dan Sujudi (2008) yang belum memberikan keseragaman kesimpulan. Waktu penelitian dan perbedaan variabel penelitian menjadi pembeda penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu.

1.6. Batasan Penelitian

(26)

penelitian perlu diperluas baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah.

(27)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematik untuk menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian. Kerangka konseptual menurut Indriantoro (2000) merupakan dasar pemikiran peneliti untuk mengkomunikasikan dengan orang lain sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain.

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjuaun penelitian terdahulu dan relevan dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan dalam penelitian dimuka, maka hubungan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan melalui gambar kerangka konseptual berikut ini.

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (X):

- Transparansi (X1) - Akuntabilitas (X2) - Responsibilitas (X3) - Kesetaraan (Fairness) (X4)

H1

Kepuasan Pasien (Y)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

(28)

Pengelolaan sektor publik terutama rumah sakit milik pemerintah masih belum sesuai dengan harapan masyarakat dan pengaruhnya selalu dikaitkan dengan buruknya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh aparat birokrasi pemerintahan dengan banyaknya pelanggaran-pelanggaran hukum dan praktek KKN yang sangat tinggi. Untuk mengubah pandangan/sikap masyarakat pada aparat birokrasi maka pemerintah mencoba menerapkan prinsip-prinsip GCG pada RSCM. Pemerintah semakin menyadari perlunya penerapan GCG di sektor publik, mengingat pelaksanaan GCG tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa adanya kerjasama pemerintah dan partisipasi masyarakat sebagai pemilik dan pengguna jasa pelayanan rumah sakit.

Hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness sebagai variabel bebas terhadap kepuasan pasien sebagai variabel terikat. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar 3.1.

(29)

yang tidak menyenangkan dengan sikap dan perlakuan yang ramah dari petugas rumah sakit.

Akuntabilitas (X2) menggambarkan kemampuan pihak rumah sakit untuk mematuhi dan mempertanggungjawabkan kebijakan terhadap kedisiplinan petugas untuk datang tepat waktu, ketepatan pemberian diagnosa, ketersediaan berbagai jenis layanan kesehatan dan adanya publikasi terhadap petugas rumah sakit yang melakukan malpraktek. Kedisiplinan petugas rumah sakit menyebabkan pasien merasa puas, sehingga pasien tidak perlu menunggu terlalu lama datangnya petugas, tidak kuatir atas kesalahan diagnosa yang diberikan oleh dokter dan lengkapnya berbagai jenis layanan yang mengatasi berbagai keluhan pasien.

(30)

ruangan. Selain itu pembuangan limbah yang memadai turut menciptakan suasana nyaman dan udara yang segar bagi pasien.

Fairness (X4) adalah perlakuan yang sama kepada semua unsur tanpa memandang atribut yang menempel pada subjek tersebut seperti tidak membedakan pasien askes dan umum, memberikan pilihan berobat bagi setiap masalah yang dihadapi oleh pasien berdasarkan kemampuan, kecepatan pegawai dalam melayani pasien secara profesional dan informasi tentang penerimaan pegawai rumah sakit yang terbuka untuk umum.

Kepuasan Pasien adalah sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya yaitu kepuasan pasien terhadap kualitas produk obat-obatan dalam meningkatkan kesehatan/mengatasi dan atau menyembuhkan penyakit, kualitas pelayanan petugas yang berhubungan dengan consumer satisfaction melalui etikaatau penampilan dalam melayani penyakit

pasien, dan kemampuan menangani suatu kasus, secara emosional mengenai persepsi pasien terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, harga pelayanan rumah sakit yang masuk akal dan tagihan yang sesuai dengan tanda bukti/kuitansi.

(31)

bersifat dominan. Organisasi pemerintahan pada umumnya dikatakan sebagai birokrasi sedangkan yang memegang peranan dalam decision making sehari-hari adalah para birokrat. Dasar pemikiran keberhasilan peningkatan pelayanan di bidang kesehatan adalah perlu peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan berupaya menjadi yang terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui penerapan GCG.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka konseptual dan relevan dengan latar belakang, perumusan masalah serta tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini:

(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berdimensi hubungan kausal (causal effect), yaitu suatu penelitian dilakukan fakta-fakta untuk membuktikan secara empiris tentang pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Pembuktian fakta dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel GCG terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. Rancangan objek pengamatan dilakukan terhadap pasien RSCM di Jakarta.

Rancangan analisis dilakukan dengan pendekatan regresi linier berganda (multiple regression analysis). Untuk ketepatan penghitungan sekaligus

mengurangi human errors, digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program SPSS Versi 16 dengan tingkat signifikansi pada confidence level 95% atau α 0.05.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada RSCM di Jakarta yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 71 Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara bertahap dalam bulan Juli 2008 s.d. Januari 2009.

4.3. Populasi dan Sampel

(33)
[image:33.595.108.505.385.482.2]

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjung ke RSCM di Jakarta. Sampel yang akan diteliti adalah infinite (populasi yang jumlahnya tidak terbatas dan identitas anggota populasi tidak diketahui). Pengambilan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah pasien pada jenis layanan yang paling sering dikunjungi pasien mulai dari urutan terbesar sampai terkecil sampai dengan jumlah yang diinginkan, yaitu poliklinik umum, rawat inap, poliklinik khusus, dan gigi. Menurut Sugiyono (2002: 79-81), sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah anggota sampelnya untuk kesalahan 5% adalah 349 atau 350 responden (dibulatkan) sebagai jumlah sampel yang diinginkan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dihimpun melalui kuesioner-kuesioner. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pasien rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta yang ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.

(34)

dan Manullang (2008). Kuesioner penelitian disebarkan kepada sebanyak 350 responden yang menggunakan jasa pada RSCM di Jakarta.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel merupakan aspek penting yang digunakan dalam penelitian ini, karena merupakan konseptualisasi yang mengkomunikasikan aspek-aspek utama proses penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang dianalisis yakni variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2002: 32) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

(35)
[image:35.595.83.514.112.669.2]

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Jenis/nama

Variabel Definisi Operasional Pengukuran

Skala Ukuran

Prinsip-prinsip GCG: Indikator: Transparansi (X1)

(indikator variabel bebas)

Transparansi adalah dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dipantau. (UNDP dalam Sedarmayanti, 2003: 7)

-Informasi harga layanan (biaya dokter, tarif kamar, obat, pemeriksaan laboratorium; -Penyediaan sistem informasi

yang online;

-Kesederhanaan prosedur berobat; -Prosedur/tata cara pengaduan.

Likert Interval:

1-5

Akuntabilitas (X2)

(indikator variabel bebas)

Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan dan kebijakan yang telah ditempuh

(Mardiasmo, 2001: 251).

-Jadwal tepat waktu;

-Ketepatan pemberian diagnosa (SOP);

-Ketersediaan Jenis layanan kesehatan;

-Sanksi yang jelas dan tegas serta dipublikasikan.

Likert Interval:

1-5

Responsibilitas (X3)

(indikator variabel bebas)

mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen (FCGI: 2006).

-Pengobatan gratis sesuai dengan tanggung jawab sosial rumah sakit;

-Kenyamanan dan kebersihan ruangan rumah sakit, tata letak peralatan dan penerangan; -Ketersediaan obat di apotik dan

terhindar dari kadaluarsa;

-Pembuangan Limbah medis dan nonmedis yang memadai.

Likert Interval:

1-5

Fairness atau kesetaraan dan kewajaran (X4)

(indikator variabel bebas)

Perlakuan yang sama kepada semua unsur tanpa memandang atribut yang menempel pada subjek tersebut (Prasetya, 2001: 78).

-Perlakuan yang sama terhadap pasien askes dan pasien umum; -Mengutamakan kepentingan

pasien dan memberikan pilihan berdasarkan kemampuan pasien; -Kecepatan petugas melayani

pasien;

-Informasi dan penerimaan pegawai/ lowongan pekerja.

Likert Interval: 1-5 Kepuasan Pelanggan (Variabel Y) (indikator variabel terikat)

sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya (Kotler, 2003: 6).

-Kualitas produk/obat-obatan;

-Kualitas pelayanan yang berorientasi kepada consumer satisfaction;

-Emosional;

-Harga yang murah/masuk akal -Biaya yang wajar sesuai kuitansi;

Likert Interval:

(36)

a. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas (independen) yang memprediksi perubahan suatu variabel terikat atau yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif bagi variabel terikat (Sekaran, 2003) dalam hal ini adalah prinsip-prinsip GCG (variabel X) terdiri dari: Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Responsibilitas (X3), dan Fairness/Kesetaraan (X4).

Masing-masing variabel ini diukur dengan instrumen variabel menggunakan empat pertanyaan sehingga instrumen variabel dijelaskan melalui 18 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Teknik pengukuran ini menggunakan altenatif jawaban, yang mana jawaban yang satu dengan lainnya memiliki urutan tertinggi dengan nilai 5 dan paling rendah dengan nilai 1, yaitu: sangat tidak baik (1), tidak baik (2), netral (3), baik (4), dan sangat baik (5).

b. Variabel Terikat (dependen)

(37)

Untuk mengukur tingkat kepuasan sangatlah perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan mampu menciptakan kepuasan pasien. Kepuasan pasien secara keseluruhan mempunyai tiga antacedent yaitu kualitas dan nilai yang dirasakan dan harapan pasien. Dengan adanya informasi tersebut, akan memberikan gambaran seberapa bermutu pelayanan manajemen rumah sakit yang diberikan kepada pasien.

Variabel ini diukur dengan instrumen variabel menggunakan lima pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Teknik pengukuran ini menggunakan altenatif jawaban, yang mana jawaban yang satu dengan lainnya memiliki urutan tertinggi dengan nilai 5 dan paling rendah dengan nilai 1, yaitu: sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), netral (3), memuaskan (4), dan sangat memuaskan (5).

4.6. Metode dan Model Analisis Data

(38)

4.6.1. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Pada statistik inferensial terdapat antara lain statistik parametris yang digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui statistik (n>30). Penggunaan statistik parametris menggunakan asumsi yang utama bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. (Sugiyono, 2002:142-145).

Erlina (2008) mengatakan jika variabel dependen maupun independen mempunyai skala pengukuran interval atau rasio, maka model analisis data yang sesuai adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).

4.6.2. Model Analisis Data

Model analisis data dengan menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji apakah ada pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat. Kemudian dilakukan pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat adanya data linear atau tidak linear. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +

Keterangan:

Y = Kepuasan pasien,

b1 - b4 = Koefisien regresi, X1 = Transparansi,

X2 = Akuntabilitas,

X3 = Responsibilitas,

X4 = Fairness/Kewajaran,

a = Konstanta,

(39)

4.7. Uji Kualitas Data

4.7.1. Uji Validitas Data

Suatu alat ukur penelitian khususnya dalam pengumpulan data kuantitatif mengenai objek penelitian haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Diantaranya terdapat dua kriteria yang mutlak dipenuhi, yakni reliabel dan valid. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya dalam hasil pengukurannya untuk tujuan penelitian.

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara

mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r tabel dengan r hitung.

Penentuan valid tidaknya pertanyaan/pertanyaan kuesioner ditentukan melalui besarnya koefisien korelasi, yaitu:

- Jika r hitung positif dan r hitung > r table, maka skor butir pertanyaan kuesioner valid.

(40)

4.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuisioner dapat dipercaya atau tidak. Hasil pengukuran hanya dapat diterima apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan-perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Arikunto, 2002).

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut.

(41)

Rumusan Koefisien Reliabilitas untuk instrumen penelitian yang berupa skor berskala ordinal, digunakan keofisien- (Cronbach, 1951) (dalam Umar, 2004). = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −

2 2 1 x

S

S

j dimana:

= Koefisien reliabilitas Alpha

k = Banyaknya belahan test = banyaknya item Sj2 = Varians belahan j; j = 1,2 , … k

Jika didapatkan bahwa ada item penelitian yang tidak memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, maka item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam pengambilan data dalam penelitian. Semakin tinggi tingkat koefisien validitas yang ditunjukkan oleh masing-masing item akan memberikan pengaruh terhadap semakin meningkatnya koefisien reliabilitas kuesioner.

4.8. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu penelitian kemungkinan akan munculnya masalah dalam analisis regresi, dalam mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan masalah pengujian asumsi klasik atau uji asumsi klasik yang didalamnya termasik pengujian normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan goodnes of fit.

(42)

Setelah data diuji validitas dan reliabilitas, maka data tersebut diuji normal

usi normal atau mendekati normal atau tid

ara lain: (1) jika data menyebar di sekitar garis d

4.8.2. Uji Multikolinearitas

itasnya. Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan GCG terhadap variabel kepuasan pasien berdistribusi normal atau mendekati

normal. Jika data yang diperoleh itu terdistribusi normal dan variansinya sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametrik. Jika data yang diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan/atau variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik. Teknik statistika yang digunakan untuk analisis data asosiatif adalah teknik statistik Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2002:38).

Untuk mengetahui apakah data berdistrib

ak, dapat dilakukan melalui PP Plot Regression Standardized Residual. Hasil uji normalitas ditunjukkan melalui grafik PP Plot Regression Standardized Residual dengan menggunakan SPSS.

Dasar pengambil keputusan ant

(43)

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas antara

resi ditemu

bel, misalnya variabel bebas X1 dan X2 saling

b) etode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. si yaitu u

.8.3. Uji Heteroskedastisitas

yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model reg kan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu:

a) Mengeluarkan salah satu varia

berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih X1 dan X2 yang dikeluarkan dari model regresi.

Menggunakan m

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regre ntuk melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman suatu model regresi bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai nilai Tolerance mendekati 1, serta besaran korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5) (Santoso, 2001).

(44)

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model

titik-titik m

4.8.4. oodness of Fit

ujian ini adalah untuk menguji apakah model analisis linier

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varians dari faktor galat adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik, jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Santoso (2001), bahwa jika tidak ada pola yang jelas serta enyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

G

Tujuan dari peng

berganda cukup layak digunakan dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik dapat diukur dari nilai Koefisien Determinasi (R2) dan Koefisien Determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2 ).

a Koefisien Determinasi (R2)

(45)

terikat akan semakin baik bila nilai R2 semakin mendekati 1, artinya model yang digunakan semakin bagus karena kesalahan yang tak dapat dikendalikan semakin kecil.

Koefisien Dete R2

b rminasi yang disesuaikan (Adjusted )

s terhadap jumlah Kelemahan penggunaan Koefisien Determinasi adalah bia

variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti akan meningkat dengan tidak mempersoalkan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Oleh karena itu banyak peneliti menggunakan nilai Koefisien Determinasi yang disesuaikan (AdjustedR2) (Sugiyono, 2002: 138).

4.9 Uji Hipotesis

nsi (level of significance) adalah tingkat probabilitas yang ditentu

.

Tingkat signifika

(46)

Menurut Ghozali (2005), teknik analisis yang digunakan

untuk menguji signifikansi hasil uji hipotesis dilakukan dengan

pendekatan uji serempak (F) dan uji parsial (uji t).

4.9.1 Uji F

Uji F atau uji serempak adalah menguji apakah secara

simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas,

deng an tingkat keyakinan 95 % (α=0,05).

Urutan uji F

a) Merumuskan hipotesis null dan hipotesis satu.

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Responsibilitas (X3), Fairness (X4) secara simultan terhadap Kepuasan Pasien (Y).

H1 : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0 (Ada pengaruh signifikan antara transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Responsibilitas (X3), Fairness (X4) secara simultan terhadap Kepuasan Pasien (Y)

b) Menghitung F hitung dengan menggunakan rumus yaitu :

dimana : R2 = koefesien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas

(

1

)

/ 1

/ 2

2 − − −

=

k n R

k R Adjusted

(47)

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai F hitung dibandingkan

dengan F tabel dengan degree of freedom = n-k-1.

c) Kriteria Pengujian :

Jika F hitung > F tabel , maka H1 diterima

Jika F hitung≤ F tabel, maka H1 ditolak

4.9.2. Uji t

Uji Parsial (uji t) dengan maksud untuk menguji pengaruh

secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas

dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan

tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05).

Urutan Uji t :

a) Merumuskan hipotesis null dan hipotesis satu.

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Responsibilitas (X3), Fairness (X4)secaraparsial terhadap Kepuasan Pasien (Y).

H1 : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0 (Ada pengaruh signifikan antara transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Responsibilitas (X3), Fairness (X4) secara parsial terhadap Kepuasan Pasien (Y).

b) Menghitung t hitung dengan menggunakan rumus:

i i hit

sb

b

(48)

dimana :

bi = koefesien regresi masing-masing variabel Sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95%.

c) Kriteria pengujian :

Jika t hitung> t tabel = H1 diterima

(49)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskriptif Data 5.1.1. Deskripsi Lokasi

RSCM awalnya adalah Perusahaan Jawatan yang dibentuk berdasarkan PP Nomor 116 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 yang memuat Anggaran Dasar Perusahaan. Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000 disebutkan bahwa bidang usaha Perjan berada dalam lingkup tugas dan wewenang menteri, dimana seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah berupa kekayaan negara yang tidak dipisahkan dan tidak terbagi atas saham-saham. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menkes No. 1243/Menkes/SK/VIII/2005 tanggal 11 Agustus 2005, rumah sakit tersebut menjadi BLU yang berlokasi di Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta dan merupakan rumah sakit type A sesuai Peraturan Menkes R.I. No. 159 b/Menkes/Per/II/1988.

RSCM didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta usaha lain di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, rumah sakit menyelenggarakan kegiatan:

(50)

1. pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dalam bentuk promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna;

2. pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian proyek-proyek unggulan kesehatan yang sesuai dengan fungsinya sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional;

3. pelayanan kesehatan lainnya;

4. pendidikan, penelitian dan usaha lain dalam bidang kesehatan.

Visi RSCM seperti tercantum dalam Rencana Strategis 2004 - 2007 adalah menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang Mandiri dan Termuka di ASEAN Tahun 2005 dan Asia Pasifik Tahun 2010. Misi RSCM adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta terjangkau oleh semua lapisan

5.1.2. Deskripsi Demografi Responden Penelitian

(51)
[image:51.595.109.483.115.593.2]

Tabel 5.1. Deskripsi Demografi Responden Penelitian

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki – Laki Perempuan

161 189

46.00% 54.00%

Jumlah 350 100%

Status Pasien

Askes 147 42.00

Umum 203 58.00

Jumlah 350 100%

Kunjungan Ke R S Frekuensi Persentase

1-4 kali 5-8 kali 9-12 kali >12 kali 258 58 22 12 73.71% 16.57% 6.29% 3.43%

Jumlah 350 100%

Jenis Layanan Frekuensi Persentase

Poliklinik Umum

Poliklinik Khusus (THT, Mata, Jantung) Gigi Rawat Inap 168 65 46 71 48.00% 15.57% 13.14% 20.29%

Jumlah 350 100%

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

Pegawai Negeri Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Lain-lain 130 34 59 62 65 37.14% 9.71% 16.86% 17.71% 18.57%

Jumlah 350 100%

Jenis Pendidikan Frekuensi Persentase

SD/SMP 1 0.28%

SMA 42 12.00

D3/S1 281 82.29%

S2/S3 26 7.43%

Jumlah 350 100%

Sumber : Responden Penelitian (hasil pengolahan)

(52)

sebanyak 189 pasien wanita (54.00%), dan sisanya sebanyak 161 pasien pria (46.58%).

Responden penelitian menurut status pasien, menunjukkan bahwa status pasien didominasi oleh pasien umum sebanyak 203 pasien (58.00%) sedangkan pasien askes 147 pasien (42,00%). Hal ini menunjukkan bahwa pengguna jasa layanan rumah sakit didominasi oleh masyarakat umum.

Responden penelitian menurut kunjungan ke rumah sakit, menunjukkan bahwa frekwensi yang paling sering dikunjungi adalah berkisar 1-4 kali kunjungan yaitu sebanyak 258 pasien (73.71%), diikuti dengan kunjungan berkisar antara 5-8 kali sebanyak 58 pasien (16.57%) dan kunjungan berkisar 9-12 kali sebanyak 22 pasien (6.29%) serta yang terendah adalah kunjungan lebih dari 12 kali, yaitu sebanyak 12 pasien (3.43%).

(53)

signifikan karena obat-obatan untuk sakit gigi dipasarkan secara bebas tanpa melalui resep dokter.

Responden penelitian dari jenis pekerjaan menunjukkan bahwa pasien yang berobat didominasi oleh pegawai negeri sebanyak 130 pasien (37.14%), Lain-lain sebanyak 65 pasien (18.57%) dengan latar belakang pendidikan mahasiswa yang belum tamat kuliah (masih tanggungan keluarga) dan sudah tamat kuliah tetapi belum dapat pekerjaan, diikuti oleh wiraswasta sebanyak 62 pasien (17.71%), ibu rumah tangga sebanyak 59 pasien (16.86%) dan yang terendah pegawai swasta sebanyak 34 pasien (9.71%).

Responden penelitian dari jenis pendidikan menunjukkan bahwa pasien yang berobat didominasi dari tamatan D3/S1 sebanyak 281 pasien, diikuti tamatan SMA sebanyak 42 pasien (12.00%), tamatan S2/S3 sebanyak 26 pasien (7.43%) dan 1 pasien tamatan SMP. Dilihat dari segi latar belakang pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa jawaban responden dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

5.1.3. Statistik Pengumpulan Data

(54)
[image:54.595.106.509.166.331.2]

jawaban kuesioner yang tidak lengkap digugurkan. Statistik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 5.2. Pengumpulan Data 1.Kuesioner dikirim

2.Kuesioner yang tidak kembali 3.Kuesioner yang kembali

4.Tingkat pengembalian (response rate)

5.Kuesioner yang gugur karena jawaban tidak lengkap 6.Kuesioner yang digunakan

7.Tingkat pengembalian kuesioner yang bisa digunakan (useable response rate. 350 0 350 100% 0 350 100%

Sumber : Responden Penelitian

5.1.4. Statistik Deskripsi Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah jawaban kuesioner 350 responden penelitian terkait dengan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness atau kesetaraan dikaitkan dengan tingkat kepuasan pasien. Data yang berhasil dikumpulkan terkait dengan jawaban pasien dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 5.3. Statistik Deskripsi Data No Indikator Jumlah

Butir Pertanyaan Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata – rata Std. Dev. 1 2 3 4 GCG: Transparansi Akuntabilitas Responsibilitas Fairness/Kesetaraan 4 4 4 4 4-20 4-20 4-20 4-20 5-18 6-18 5-17 4-16 11.13 11.36 11.81 11.50 2.14 2.09 2.62 2.21

Jumlah 16 16-80 20-69 45.80 9.06

1 Kepuasan Pasien 5 5-25 5-24 13.72 4.03

[image:54.595.111.507.499.672.2]
(55)

Tabel di atas menunjukkan bahwa prinsip-prinsip GCG dengan indikator variabel ádalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan fairness/kesetaraan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen pengamatan berupa pertanyaan/pernyataan dengan jumlah butir pertanyaan masing-masing sebanyak 4 butir atau sebanyak 16 instrumen pengamatan. Skor untuk setiap butir pertanyaan berada pada kisaran teoritis antara 16-80 dengan jawaban yang diberikan responden berada pada kisaran minimum dan maksimum antara 20-69. Rata-rata skor jawaban dari butir pertanyaan adalah 45.80 dengan standar deviasi 9.06, atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memberikan jawaban setuju dan netral terhadap indikator variabel GCG.

Variabel kepuasan pasien diukur dengan 5 indikator dicerminkan melalui 5 instrumen pengamatan dengan 5 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan tersebut menggunakan skala likert dengan jawaban terendah sampai tertinggi adalah 1-5 sehingga menghasilkan kisaran teoritis antara 5-25 dengan jawaban yang diberikan responden berada pada kisaran minimum-maksimun 5-24. Rata-rata skor jawaban dari butir pertanyaan adalah 13.72 dengan standar deviasi 4.03, atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian memberikan jawaban memuaskan dan netral terhadap penerapan indikator variabel kepuasan pasien.

(56)

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Analisis data dapat dibagi dua, yaitu uji kualitas data dan uji asumsi klasik.

5.2.1. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data digunakan untuk menguji kesahihan bobot kuesioner yang dijawab responden. Uji kualitas data dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas data dan uji reliabilitas data.

5.2.1.1. Uji Validitas Data

(57)
[image:57.595.105.510.121.480.2]

Tabel 5.4. Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen

Pengamatan

r-hitung r tabel

Kriteria

GCG

Indikator :

1. Transparansi (X1) 1 0.451 0.105 Valid

2 0.500 0.105 Valid

3 0.351 0.105 Valid

4 0.348 0.105 Valid

2. Akuntabilitas (X2) 5 0.546 0.105 Valid

6 0.537 0.105 Valid

7 0.404 0.105 Valid

8 0.201 0.105 Valid

3. Responsibilitas (X3) 9 0.571 0.105 Valid

10 0.521 0.105 Valid

11 0.628 0.105 Valid

12 0.592 0.105 Valid

4. Fairness (X4) 13 0.562 0.105 Valid

14 0.607 0.105 Valid

15 0.486 0.105 Valid

16 0.160 0.105 Valid

Kepuasan Pasien (Y) 1 0.703 0.105 Valid

2 0.645 0.105 Valid

3 0.566 0.105 Valid

4 0.583 0.105 Valid

5 0.528 0.105 Valid

Sumber :Hasil pengolahan SPSS 16 (lampiran 4)

(58)

5.2.1.2. Uji Reliabilitas Data

[image:58.595.111.511.217.384.2]

Uji reliabilitas data digunakan untuk mengetahui instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 5.5. Hasil Uji Reliabilitas Data Indikator Cronbach’s

Alpha Hitung

Cronbach’s

Alpha Kriteria

GCG

Indikator

1. Transparansi (X1) 2. Akuntabilitas (X2) 3. Responsibilitas (X3) 4. Fairness/Kesetaraan (X4) Kepuasan pasien (Y)

0.627 0.628 0.773 0.666 0.815

0.60 0.60 0.60 0.60 0.60

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16 (lampiran 4)

Tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing nilai Cronbach’s Alpha Hitung variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0.60, ( Cronbach > 0.6) sehingga instrument pengamatan yang digunakan dalam variabel penelitian ini dinyatakan reliabilitas.

5.2.2. Uji Asumsi Klasik 5.2.2.1. Uji Normalitas

(59)
[image:59.595.156.437.163.383.2]

Gambar 5.1. Hasil Uji Normalitas

Gambar di atas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

5.2.2.2. Uji Multikolinearitas

(60)
[image:60.595.108.506.108.228.2]

Tabel 5.6. Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Keterangan

Nilai

1 (Constant) Tolerance VIF

Transparansi 0.565 1.770 Bebas Multikolinearitas

Akuntabilitas 0.466 2.148 Bebas Multikolinearitas

Responsibilitas 0.381 2.625 Bebas Multikolinearitas

Fairness/Kesetaraan 0.486 2.056 Bebas Multikolinearitas

a Dependent Variabel: Kepuasan Pasien

Sumber :Hasilpengolahan SPSS 16 (lampiran 5)

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas >1.0, dengan nilai tolerance < 1.0, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas.

5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

[image:60.595.118.444.340.418.2]
(61)
[image:61.595.119.490.173.418.2]

Sumber : Hasil pengolaan SPSS

Gambar 5.2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Gambar di atas menunjukkan bahwa plot – plot masing – masing variabel bebas dalam penelitian ini tidak tertumpu di satu titik atau menyebar secara acak. Dengan demikian keseluruhan variabel terikat dalam penelitian ini terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

5.2.2.4. Goodness Of Fit

(62)
[image:62.595.113.513.110.213.2]

Tabel 5.7. Hasil Uji Goodness Of Fit

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .833a .694 .690 1.69989 .694 195.224 4 345 .000

a. Predictors: (Constant), Fairness, Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas

b. Dependent Variable: Kepuasan Pasien

Sumber :Hasilpengolahan SPSS 16 (lampiran 5)

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi (R = 0.833) memenuhi 0≤ R ≤ 1 yang artinya bahwa variabel bebas (X1, X2, X3, X4) yang diamati mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel terikatnya. Koefisien determinan (R Square) sebesar 0.694 yang berarti 69.40% variabel bebas yang diamati mampu menjelaskan terhadap variabel terikatnya sedangkan 30.60% (100% - 69.40%) dipengaruhi oleh variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini yaitu independensi, budaya organisasi, komitmen organisasi, tingkat tarif antara rumah sakit pemerintah dan swasta, ukuran dan kondisi fisik gedung, motivasi, kepuasan pasien rawat inap yang berada di kelas dan VIP, serta pengunjung yang datang ke rumah sakit.

5.3. Hasil Analisis

5.3.1. Model Analisis Data

(63)
[image:63.595.109.501.417.588.2]

bentuk hubungan kausal (causal effect), sehingga untuk melihat kualitas maupun kuantitas pengaruh digunakan model regresi linier berganda. Untuk mengetahui model analisis data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.8. Hasil Coefficients Regresi

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -1.395 .606 -2.301 .022

Transparansi .339 .056 .238 6.008 .000

Akuntabilitas -.004 .064 -.002 -.055 .956

Responsibilitas .356 .056 .305 6.316 .000

Fairness .623 .059 .451 10.559 .000

a Predictors (Constant): Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Fairness b Dependent Variable: Kepuasan Pasien

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (Model Summaryb dan Coefficentsa) (lampiran 5)

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.8. maka model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut :

Y = -1.395 + 0.339X1 – 0.004X2 + 0.356X3 + 0.623X4+ 1.6999

Dimana :

Y = Kepuasan Pasien X1 = Transparansi X2 = akuntabilitas X3 = Responsibilitas X4 = Fairness

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda tersebut, dapat diinterpretasikan:

(64)

negatif menunjukkan adanya variabel bebas yang tidak berpengaruh terhadap variabel terikatnya.

b. Konstanta -1.395 menyatakan bahwa jika variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness tidak ada maka tingkat kepuasan pasien adalah sebesar 1.395.

c. Koefisien regresi 0.339 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 transparansi akan menaikkan tingkat kepuasan pasien rumah sakit sebesar 0.339.

d. Koefisien regresi -0.004 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 akuntabilitas tidak akan berpengaruh terhadap penerapan GCG. Hal ini berarti akuntabilitas yang belum optimal dilaksanakan tidak disebabkan langsung oleh akuntabilitas yang rendah tetapi ada faktor lain yang berpengaruh langsung seperti frekuensi penanganan dokter yang sama atas kasus dan pasien yang sama (medical record) dan tarif yang murah dibandingkan rumah sakit lain. e. Koefisien regresi 0.356 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1

responsibilitas akan menaikkan tingkat kepuasan pasien rumah sakit sebesar 0.356.

f. Koefisien regresi 0.623 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 fairness akan menaikkan tingkat kepuasan pasien rumah sakit sebesar 0.623.

(65)

5.3.2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa penerapan GCG terhadap kepuasan pasien RSCM di Jakarta berpengaruh secara simultan maupun parsial. Kriteria keputusan untuk menolak atau mendukung hipotesis dengan keyakinan 95% dilakukan dengan pendekatan uji F dan uji t.

5.3.2.1. Uji F

[image:65.595.111.511.335.470.2]

Pengaruh secara serempak/simultan variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan fairness terhadap kepuasan pasien dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.9. Hasil Uji F

Change Statistics Std. Error of the

Estimate F tabel F hitung df1 df2 Sig. F 5%

1.69989 2.89 195.224 4 345 .000 0.05

Sumber : Hasil pengolahan (lampiran) (Coefficienta)

(66)

5.3.2.2. Uji t

[image:66.595.105.510.190.357.2]

Pengaruh secara parsial variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan fairness terhadap kepuasan pasien, yaitu:

Tabel 5.10. Hasil Uji t Unstandardized

Coefficients

B Std. Error t tabel t hitung Sig. t 5%

Transparansi .339 .056 1.960 6.008 .000 0.05

Akuntabilitas -.004 .064 1.960 -.055 .956 0.05

Responsibilitas .356 .056 1.960 6.316 .000 0.05

Fairness .623 .059 1.960 10.559 .000 0.05

Sumber :Hasilpengolahan SPSS 16 Coefficient (lampiran 5)

Tabel di atas menunjukkan bahwa secara parsial transparansi, responsibilitas, dan fairness pada RSCM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepuasan pasien hal ini ditandai dengan nilai t hitung > t tabel dengan sig t < 5%, sedangkan akuntabilitas tidak memiliki pengaruh dengan kepuasan pasien hal ini ditandai dengan nilai t hitung < t tabel dengan sig t > 5% diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai t hitung variabel transparansi adalah 6.008 > nilai t tabel 1.960 dengan Sig t 0.000 < 0.05 berarti variabel transparansi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel kepuasan pasien yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.

(67)

sakit tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel kepuasan pasien yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.

c. Nilai t hitung variabel responsibilitas adalah 6.316 > nilai t tabel 1.960 dengan Sig t 0.00 < 0.05 berarti variabel responsibilitas yang diterapkan pada rumah sakit mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel kepuasan pasien yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.

d. Nilai t hitung variabel fairness adalah 10.559 > nilai t tabel 1.960 dengan Sig t 0.00 < 0.05 berarti variabel responsibilitas yang diterapkan pada rumah sakit mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel kepuasan pasien yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.

e. Variabel bebas yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kepuasan pasien adalah variabel fairness dengan nilai koefisien regresinya sebesar 0.623 (62.30%). Hal ini berarti bahwa tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh instrumen kepedulian pihak rumah sakit melayani pasien, mengutamakan kepentingan pasien, profesionalnya pegawai dalam menangani kasus dan keterbukaan lowongan penerimaan pegawai.yang dilakukan oleh RSU Dr. Cipto Mangunkusumo.

5.4. Pembahasan

(68)

pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Praktek-praktek KKN sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip GCG dan sangat potensial dalam menghancurkan tata kepemerintahan, untuk itu rumah sakit sebagai milik pemerintah harus memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG antara lain adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness yang mengatur hubungan antara pemerintah, corporate dan masyarakat dapat diimplementasikan pada setiap aspek untuk mencapai kesinambungan usaha.

Berdasarkan analisis uji F pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa variabel transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairnes secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien RSCM di Jakarta.

Variabel transparansi yaitu keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Hal ini dapat terlihat dengan keterbukaan rumah sakit dalam memberikan informasi mengenai harga layanannya, penyediaan sistem pelayanan dan fasilitas nomor telepon rumah sakit yang online, website dan media informasi lainnya yang mudah diakses pasien, prosedur berobat bagi pasien askes dan umum serta tata cara pengaduan yang disediakan rumah sakit apabila informasi tidak sampai kepada masyarakat. Berdasarkan analisis uji t pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi dari variabel transparansi mempunyai nilai yang positif. Hal ini berarti bahwa variabel transparansi berpengaruh terhadap variabel kepuasan pelanggan.

(69)

merupakan instrumen variabel pertanyaan yang diajukan kepada pasien bagaimana kedatangan petugas rumah sakit telah tepat waktu, bagaimana pemberian diagnosa/SOP rumah sakit dan jangka waktu menginap, ketersediaan berbagai jenis layanan kesehatan serta publikasi atas kelalaian petugas rumah sakit yang melakukan

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
tabel tersebut diketahui bahwa  jumlah populasi tak terhingga, maka jumlah
Tabel 4.1.  Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 5.1.  Deskripsi Demografi Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penyampaian jasa akan memberikan stimuli kepada para masyarakat untuk memakai jasa rumah sakit, karena itu pihak rumah sakit diharapkan mampu mendesain suatu

Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan.. kedokteran spesialis luas dan rumah sakit

Pasien yang diidentifikasi secara benar dan yang merasa tidak puas ada 6 responden (10.0%) disebabkan oleh suasana rumah sakit yang kurang mampu memberikan kenyamanan

Tentunya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan pemberian jaminan kesehatan adalah strategi partisipatif rumah sakit dan pemerintah yang sangat penting untuk meningkatkan

Bagi pihak manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak Fauziah Tulungagung, diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai kualitas pelayanan jasa yang diberikan

(2013), me- nyatakan bahwa pelayanan keperawatan yang dirasakan pasien laki-laki lebih merasa puas dibandingkan dengan pasien perempuan di salah satu rumah sakit

.DQNHU ³'KDUPDLV´ VHSDQMDQJ WDKXQ -2012, lebih dari 38 kasus kanker pada anak pertahunnya yang ditangani oleh pihak rumah sakit. Mengingat pengobatan kanker yang

61 Dengan demikian, biaya kegagalan internal sebesar 34,30% mengindikasikan bahwa pihak rumah sakit memiliki kepedulian terhadap pengelolaan dampak limbah kegiatan operasional rumah