Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Demam
Berdarah Dengue Oleh Puskesmas Di Kabupaten Kota Endemis
Sumatera Utara Tahun 2002
Suhardiono
Program Studi Magister Administrasi Dan Kebijaksanan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Program P2 DBD (pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue) di Puskesmas sudah jelas dan telah dilaksanakan sejak tahun 1968, namun angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini masih tinggi di Propinsi Sumatera Utara, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program pemberantasan penyakit DBD oleh Puskesmas di kabupaten kota endemis di Propinsi Sumatera Utara meliputi keadaan sumber daya, pelaksanaan kegiatannya, dan sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program; dengan metode kualitatif, menggunakan pendekan studi analisis situasi (situation analysis study). Wawancara mendalam (in-depth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara dilakukan kepada informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Kota Medan ditetapkan sebagai informan kunci (key informan). Selanjutnya dengan cara snowball sampling diperoleh 6 (enam) orang petugas pengelola program di Kota Medan dan ditambah 3 (tiga) orang petugas yang sama di Kabupaten Langkat. Dengan demikian jumlah informan seluruhnya sebanyak 10 orang. Analisis data dengan menggunakan program CDC EZ Text Qualitative Data Entry and Coding Program Version 3.06c.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek sumber daya diketahui jumlah petugas pengelola program di Puskesmas wilayah endemis belum mencukupi. Pengalokasian biaya pemberantasan penyakit DBD lebih banyak berorientasi kepada kegiatan penanggulangan saja. Upaya preventif dan promotif jauh ketinggalan dan terabaikan, sehingga pada gilirannya baru disadari alangkah sulitnya memperoleh peran serta dari masyarakat. Dari aspek pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa Pokjanal Kabupaten/ Kota sampai dengan Pokja tingkat Desa/ Kelurahan belum aktit. Kesadaran dan peran serta masyarakat belum sepenuhnya mendukung kegiatan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN-DBD). ABJ (Angka Bebas Jentik) masih di bawah indikator program sebesar 95%. Dari aspek keberhasilan program, Propinsi Sumatera Utara dengan IR pada tahun 2002 sebesar 2,80 per 100.000 penduduk lebih kecil dari indikator program yaitu 5 per 100.000 penduduk. CFR nya sebesar 3,74% berarti lebih besar dari indikatornya sebesar 1%. Saran penting yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah Pemerintah Daerah dengan wilayah endemis penyakit DBD agar melakukan perubahan kebijakan penganggarannya, menuju paradigma baru program P2 DBD, dengan lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, PSN-DBD, pembinaan kelompok kerja, sebagai upaya preventif tanpa meninggalkan sama sekali kegiatan penanggulangan dengan menggunakan bahan pestisida.
Kata kunci: analisis, Demam Berdarah Dengue, endemis