• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Pertumbuhan PDRB Perkapita (Studi Kasus Kabupaten Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Pertumbuhan PDRB Perkapita (Studi Kasus Kabupaten Toba Samosir)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENGARUH PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP PERTUMBUHAN PDRB PERKAPITA

(STUDI KASUS KABUPATEN TOBA SAMOSIR)

SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH

VALENTINA SIAGIAN

050501081

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

ABSTRACT

The research analyzes the reletion beetwen the Developing Regional

Percapita allocation in Toba Samosir Residence.The object is exhibite how far of

the effect Developing Regional to growth PDRB percapita allocation Toba

Samosir Residence.

The research use deskrif analyzes teori by interpretation and to analyzes

the data use computer Program SPSS 16.0 for windows evaluation version,and to

know the economics basis in Toba Samosir Residence use the Location Quotient

Teori.

The result shows that there is effects of Developing Regional to growth

PDRB percapita.Develop percapita can increase welfare.

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis hubungan antara pemekaran wilayah dengan

Pertumbuhan PDRB perkapita dengan studi kasus Kabupaten Toba

Samosir.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh

pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan PDRB perkapita di Kabupaten Toba

Samosir.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan

menginterpretasikan data,dan untuk mengolah data dengan menggunakan program

komputer SPSS i6.0 for windows Evaluation version.Dan untuk melihat basis

ekonomi di Kabupaten Toba Samosir digunakan Teori Location Quotient.

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh pemekaran wilayah

terhadap pertumbuhan PDRB perkapita.Peningkatan PDRB perkapita Tersebut

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 6

1.3 Hipotesis ... 7

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1.Pemekaran Wilayah ... 9

2.2.Manfaat Pemekaran Wilayah ... 12

2.3.Pengertian Pembangunan Ekonomi ... 14

2.4.Pembangunan Ekonomi Daerah... 17

2.5.Pertumbuhan Ekonomi ... 21

2.6.PDRB Perkapita ... 34

2.7.Pendapatan Regional dan Analisis LQ ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Ruang Lingkup Penelitian ... 36

3.2.Lokasi Penelitian ... 36

3.3.Jenis dan Sumber Data ... 36

3.4.Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5.Metode Analisis ... 37

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Kabupaten Toba Samosir Sebelum Pemekaran ... 41

4.1.1.Kondisi Geografis ... 41

4.1.2.Kondisi Alam Dan Topografi ... 42

4.1.3.Kondisi Demografis ... 43

4.1.4.Potensi Wilayah ... 45

4.2.Pemerintah Kabupaten Toba Samosir ... 48

4.3.Sejarah Pemekaran Wilayah ... 56

4.4.Analisis dan Pembahasan ... 61

4.4.1.Identifikasi Lapangan Usaha Basis ekonomi ... 61

4.4.2.Perkembangan PDRB Perkapita KabupatenTapanuli Utara,Toba Samosir,Samosir ... 67

4.4.3.Perbedaan PDRB perkapita Kab.Toba Samosir Sebelum dan Sesudah Pemekaran ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 72

5.2.Saran ... 72

(6)

DAFTAR TABEL

No

Tabel

Judul Tabel Halaman

4.1 Luas Kabupaten Toba Samosir 42

4.2 Luas Wilayah ,Jumlah penduduk dan Kepadatan

Penduduk tahun 2006

44

4.3 Data Komoditi Perkebunan Toba Samosir 46

4.4 Kecamatan,Desa,Kelurahan Kab.Toba Samosir setelah

pemekaran

58

4.5 Luas Per Kecamatan Kab.Tobasa dan Kab.Samosir 60

4.6 Nilai LQ Kab Tobasa dan Kab Taput 63

4.7 Nilai LQ Kab Tobasa dan Kab Samosir 65

4.8 PDRB Perkapita 68

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Sejak diberlakukannya UU No.5 tahun 1974,pembangunan Indonesia

dituntut untuk memperhatikan istilah desentralisasi,yang dimaksudkan untuk

memberi kewenangan kepada pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat di daerah menurut prakarsa sendiri,berdasarkan aspirasi

sesuai dengan undang-undang.

Namun masih ditemukan banyak kelemahan yang terjadi di dalam

umdang-undang ini yaitu tidak secara tegas mengatur sampai seberapa jauh

tingkat otonomi yang dimiliki daerah atau yang diberikan pusat ke

daerah.Undang-undang ini hanya mencantumkan prinsip saja “pelaksanaan

otonomi yang bersifat nyata dan bertanggung jawab.”Sampai seberapa jauh

nyata-nya dan batas-batas tanggung jawab seperti apa tidak ditegaskan.Hal ini

mengakibatkan pembangunan tetap berjalan secara sentralistis yang tetap ditandai

dengan peraturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pusat,dan pemerintah di

tingkat daerah praktis sekedar perpanjangan tangan dari pusat.

Sejalan dengan pembangunan dalam mencapai peningkatan kesejahteraan

masyarakat yang adil dan merata dengan kondisi yang ada pembangunan

Indonesia mengalami kesenjangan kesejahteraan itu, ditengah arus globalisasi

yang membuat batas-batas Negara semakin tipis,mobilitas faktor produksi

semakin tinggi,arus informasi yang tidak terbendung,menurut sistem

(8)

memiliki keunikan sendiri,baik dari demografi maupun potensi

ekonominya.Melihat inilah maka pemerintah menetapkan UU No. 22 tahun 1999

dalam memberi acuan dasar yang cukup tegas bagi pemerintah daerah baik

provinsi maupun kabupaten untuk mengatur dan mengurus daerah sendiri.

Dalam acuan dasar tersebut setiap daerah harus membentuk suatu paket

otonomi yang konsisten dengan kapasitas dan kebutuhannya.Dalam Negara

majemuk seperti Indonesia,satu ukuran belum tentu cocok untuk semua

daerah.Dalam proses ini komunitas-komunitas lokal perlu dilibatkan oleh

masing-masing pemerintah kabupaten/kota,termasuk DPR untuk menjamin proses

desentralisasi secara lebih baik dan bertanggung jawab dimana mereka sebagai

salah satu stakeholder yang memiliki kepentingan mendalam untuk mensukseskan

otonomi daerah (Widjaja,2004:2).

Perjalanan desentralisasi inipun terus mengalami perkembangan

diberbagai daerah dan dalam pelaksanaannya banyak ditemukan kelemahan

terkhusus dari segi undang-undang yang mengaturnya sehingga dimunculkan

beberapa undang-undang seperti dengan berlakunya UU No. 32 tahun 2004

tentang pemerintah daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang hubungan keuangan

pusat-daerah.Kedua undang-undang ini semakin memberikan kemudahan dalam

melihat pencapaian pengelolaan daerah dimana pemerintah daerah.Hal ini yang

berekaitan erat dengan kemandirian pelaksanaan pemerintah daerah adalah

kebijakan fiscal daerah,termasuk pengelolaan keuangan daerah dan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 ,ada tiga kriteria

(9)

administratif, teknis dan kewilayahan. Secara administratif pemekaran antara lain

ialah persetujuan dari DPRD, Bupati/Walikota dan Gubernur serta rekomendasi

Menteri Dalam Negeri, sementara syarat teknis antara lain ialah kemampuan

ekonomi, sosial, budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan

dan keamanan. Sedangkan persyaratan kewilayahan antara lain adalah 4 (empat)

kecamatan untuk pembentukan kabupaten/kota, dan minimal 5 (lima)

kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi, serta didukung oleh ketersediaan

sarana dan prasarana pemerintahaan.

Berdasarkan ketentuan tersebut nyatalah bahwa tujuan pemekaran daerah

adalah untuk melancarkan pembangunan yang tersebar diseluruh wilayah dan

membina kestabilan politik dan kesatuan bangsa.Dengan kata lain ,bertujuan

untuk menjamin perkembangan dan pembangunan daerah yang dilkasanakn

dengan azas dekonsentrasi.Lebih terperinci tujuan tersebut seperti dijelaskan

dalam Undang-Undang No 32 tahun 2004 adalah :

1. Mempercepat laju pertumbuhan pembangunan

2. Upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

3. Upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada

masyarakat .

4. Mempertinggi daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintah di daerah.

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan

pembangunan.

(10)

Namun seperti diketahui bahwa meskipun sudah ada otonomi

daerah,pembangunan di daerah tidak hanya berasal dari program regional,tetapi

berasal dari program pembangunan sektoral yang dilaksanakan oleh Departemen

teknis.Artinya program pembangunan daerah tersebut merupakan kombinasi dari

asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi.Dengan cara demikian diharapkan

disparitas kemajuan akibat pembangunan antar daerah dapat dikurangi.Keadaan

seperti ini merupakan suatu ciri negara sedang berkembang,yaitu masih tingginya

peranan pemerintah pusat dalam memperoleh dan menyalurkan dana kepada

daerah (Majidi.1991;4)

Dalam kenyataan pelaksanaan pembangunan sektoral di daerah sering

menimbulkan masalah.Hal ini disebabkan proyek pembangunan sektoral tersebut

tidak sesuai dengan keinginan(aspirasi) daerah seiring perencanaan pembanugnan

sektoral lebih bersifat top-down.

Pemekaran wilayah berakibat langsung terhadap terjadinya pembatasan

wilayah dengan luasan yang lebih kecil, persebaran penduduk lebih

konsentrasi,keuangan (PAD),dan perencanaan pembangunan yang lebih terarah

dan berkelanjutan.Hal ini merupakan konsekuensi,karena walaupun diadakan

pemekaran wilayah namun potensi wilayah yang bersifat alamiah dan sarana

prasarana wilayah yang sudah terbangun tidak akan dapat dibagi.Demikian juga

distribusi penduduk dan aktivitasnya yang sudah tersebar dengan keadaan saat ini

juga sangat sulit diubah.

Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari tingkat

pertumbuhan ekonomi,struktur ekonomi,dan semakin kecilnya ketimpangan

(11)

ukuran utama keberhasilan pembangunan dan hasil pertumbuhan ekonomi dapat

dinikmati semua lapisan masyarakat

Menurut pandangan ekonomi klasik (Adam smith )pada dasarnya ada 4

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk,jumlah

stok barang modal,luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang

digunakan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang

apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada

masa sebelumnya.Menurut Boediono(2001) pertumbuhan ekonomi adalah proses

kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.Proses pertumbuhan ekonomi

bersifat dinamis yang berarti berkembang terus-menerus.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) salah satu indikator untuk

melihat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dan sangat dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan.PDRB merupakan keseluruhan nilai tambah yang dasar

pengukurannya timbul akibat adanya aktivitas ekonomi dalam suatu daerah atau

wilayah.Data PDRB menngambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola

sumber daya alam yang dimilikinya.PDRB perkapita merupakan hasil dari

pembagian PDRB dengan jumlah penduduk,dengan kata lain pembentukan PDRB

perkapita dapat dilihat dari meningkatnya nilai tambah sektor-sektor ekonomi

yang ada dalam wilayah tersebut.Penelitian ini terfokus pada pemekaran wilayah

kanupaten/kota.

Berdasarkan uraian di atas,penulis mencoba menganalisis sejauh mana

(12)

pertumbuhan PDRB perkapita.Untuk itu penulis mengambil judul “Pengaruh

pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan PDRB perkapita (studi kasus Kabupaten Toba Samosir) .

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas,maka rumusan masalah yang dapat diambil

sebagai berikut :

1. Apakah pemekaran kabupaten akan menyebabkan perubahan

aktivitas basis ekonomi Kabupaten Toba Samosir?

2. Bagaimana pengaruh pemekaran wilayah terhadap

pertumbuhan(peningkatan) PDRB perkapita di Kabupaten

Toba Samosir?

3. Apakah ada perbedaan PDRB perkapita sebelum dan sesudah

pemekaran wilayah?

1.3.HIPOTESIS

Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,maka penulis

membuat hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat perubahan aktivitas basis ekonomi sebelum dan sesudah

(13)

2. Dengan adanya pemekaran wilayah pertumbuhan PBRD perkapita di

Kabupaten Toba Samosir mengalami peningkatan.

3. Dengan adanya pemekaran wilayah ,terdapat perbedaan PDRB perkapita

sebelum dan sesudah pemekaran.

1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perubahan aktivitas basis ekonomi di kabupaten Toba

Samosir.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemekaran wilayah terhadap pertumbuhan

(peningkatan) PDRB perkapita di Kabupaten Toba Samosir.

3. Untuk melihat perbedaan PDRB perkapita sebelum dan sesudah

Pemekaran wilayah.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian

selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan bagi pengambilan

keputusan oleh pihak yang berwenang.

2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi USU,terutama bagi mahasiswa departemen

(14)

3. Untuk memperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam

displin ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara

(15)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1.Pemekaran Wilayah

Pemekaran wilayah dapat diartikan sebagai upaya mendirikan bagian

wilayah tertentu melalui peningkatan kedudukan ,baik status maupun

perannanya dalam administrasi pemerintahan Negara,sehingga masing-masing

bagian wilayah tersebut menjadi daerah otonomi lainnya. Dengan pengertian

tersebut, pemekaran wilayah berarti juga pemberian tanggung jawab

pengelolaan pemerintah dan pembangunan yang lebih besar, sehingga pada

akhirnya masing-masing daerah akan berkembang dalam suatu ikatan Negara

dan laju pembangunan pada semua wilayah akan semakin seimbang dan

serasi (Santoso,2001).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

pokok-pokok pemerintahan di daerah, suatu daerah otonom bertanggung jawab

mengatur urusan rumah tangga sendiri. Besar kecilnya tanggung jawab

tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator seperti aspek kuantitatif yang

mencakup jumlah penduduk,wilayah bawahan,luas wilayah dan kelengkapan

wilayah, sedangkan dari aspek kualitatif mencakup kondisi geografis , potensi

wilayah dan sumber pendapatan.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tersebut menyatakan dengan

jelas adanya desentralisasi, artinya diberikan kewenagan dan tanggung jawab

kepada badan dan organisasi di daerah untuk melaksanakan pembangunan

yang diwujudkan dengan pemberian otonom kepada daerah untuk

(16)

berarti seluruh pertanggungan pengelolaan dan pembiayaan program-program

dilakukan oleh pemerintah dan daerah .

Konsep baru tentang otonomi daerah dituangkan dalam

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya direvisi

kembali dengan Undang-undang No 32 Tahun 2004, menyebutkan daerah

otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas

wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Jaweng (2001) , beberapa alasan dilakukannya perbaikan

(revisi) terhadap Undang-undang N0 32 tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah ke dalam Undang-undang No 32 tahun 2004 adalah:;

• Alasan formal, yakni adanya mandat yang diberikan oleh MPR

melalui Tap No.IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam

Penyelenggaraan Otonomi Daerah.Inti dari ketetapan majelis ini

adalah rekomendasi perlunya perintisan awal untuk mulai melakukan

revisi yang bersifat mendasar terhadap perlunya UU Pemerintahan

Daerah yang berlaku. Diharapkan revisi itu nantinya bisa menciptakan

kesesuaian dengan maksud bunyi pasal 18 UUD 1945 dan termasuk

merencanakan soal pemberian otonomi bertingkat terhadap

propinsi,kabupaten/kota,desa/marga/nagari dan lain sebagainya.

• Alasan ketidaklengkapan materi pengaturan sehingga menjadi

potensial problem dalam pelaksanaanya. Undang-undang yang lahir di

(17)

tahun 1999,kenyataannya mengabaikan sejumlah muatan dasar yang

mestinya dicakup di dalamnya,atau mengaturnya secara tidak jelas

dan tidak utuh sehingga menyebabkan kerancuan makna

tafsirannya.Salah satu bukti ketidaklengkapan ini, dan pengaturan atas

sebagiannya juga rancu, adalah menyangkut kedudukan gubernur

sebagai wakil pemerintah pusat dan status propinsi sebagai wilayah

administratif(selain sebagai daerah otonom terbatas ).

• Alasan inkonsistensi. Dalam hal ini,sejumlah pasal dalam

Undang-undang No.22 Tahun 1999 menunjukkan bahwa antara maksud dan

prinsip dasar otonomi dengan terjemahannya dalam rupa pasal-pasal

tersebut malah terjadi ketidaksesuaian (asimetris). Ketidaklengkapan

dan inkonsistensi semacam itu membawa implikasi yang serius

sepanjang perjalanan otonomi daerah sekarang ini, yang menimbulkan

efek berlebihan dan kontraproduktif dari maksud awalnya. Hal tersebut

paling nampak dalam kelahiran ribuan peraturan daerah (perda) yang

belakangan ini ramai diperbincangkan.

Dalam aspek keuangan, suatu daerah otonom harus mampu dan

mempunyai rencana penerimaan dan pengeluaran daerah. Daerah otonom

yang mandiri lebih mengutamakan sumber-sumber penerimaan dari

Pendapatan Asli Daerah yang kemudian diperkuat oleh pendapatan yang

bersumber dari pemerintah pusat. Oleh sebab itu, sangat tergantung kepada

kemampuan aparat pemerintah daerah dalam menggali sumber-sumber

(18)

2.2. Manfaat Pemekaran Wilayah

Dalam kaitannya dengan pembangunan wilayah, terdapat tiga unsur

yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pembangunan dan sangat

penting diperhatikan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

pembangunan. Ketiga unsur tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang

saling terkait antara satu sama lain dan secara bersama-sama mempengaruhi

pembangunan.

Unsur-unsur tersebut adalah : (a) Daerah, dalam arti tanah, baik yang

produktif maupun tidak produktif beserta penggunaanya. Dalam pengertian

ini terkait dengan kondisi lokasi (letak),luas dan batas yang merupakan

kondisi goegrafis setempat, (b) penduduk, yang meliputi jumlah,pertambahan,

kepadatan, persebaran dan mata pencaharian, (c) tata kehidupan, meliputi:

pola tata pergaulan warga (Bintarto,1983).

Selanjutnya oleh Bintarto (1983) dijelaskan bahwa ketiga unsur

tersebut merupakan faktor dasar yang masih harus dikelola untuk

mewujudkan pembangunan.. Dalam pengertian bahwa pembangunan itu

sendiri ditentukan oleh usaha manusia dan tata geografi.

Nilai-nilai sosial yang merupakan cara hidup masyarakat, dapat

sebagai penghambat dan pendukung pembangunan. Oleh sebab itu, rencana

dan pelaksanaan pembangunan harus diselaraskan dengan kondisi sosial

masyarakat.sebagai contoh, bagi masyarakat yang masih didominasi sistem

ekonomi jasa yang tradisional, akan sulit menerima sistem perekonomian

(19)

diketahui perekonomian modern tersebut sangat berperan menunjang

kemajuan masyarakat. Salah satu penghambat dalam hal ini adalah hubungan

kekerabatan yang sangat erat yang dapat menghalangi proses pengawasan

terhadap penyelewengan.

Peran serta penduduk dalam pembangunan dipengaruhi oleh sikap

atau penilaiannya sendiri terhadap pembangunan, dan bukan oleh nilai-nilai

atau norma-norma yang hidup melembaga didalam masyarakat. Nilai-nilai

bersifat abstrak dan memberikan pengarahan yang normatif, sehingga tidak

dapat (sangat sulit) berubah, sedangkan sikap manusia lebih realistis,

sehingga mudah berubah (Pearson dalam Soedjito,1987). Juga dijelaskan

bahwa sikap merupakan fungsi dari kepentingan, sedangkan kepentingan

ditentukan oleh situasi lingkungan.

Sebagaimana pada umumnya, semua orang akan berkepentingan

untuk meningkatkan kesejahteraan. Melihat hubungan demikian, untuk

melaksanakan pembangunan yang harus berorientasi bagi peningkatan

kesejahteraan penduduk. Artinya, masyarakat perlu disadarkan bahwa upaya

pembangunan yang dilaksanakan adalah demi kesejahteraan masyarakat,

dengan demikian masyarakat akan berkepentingan dan selanjutnya

dicerminkan dalam sikap mendukung pembangunan. Kepentingan masyarakat

pedesaan harus bersifat langsung dan nyata. Dalam hal ini harus bersifat

langsung dan nyata, menyentuh aspek-aspek perekonomian masyarakat yang

pada umumnya tergolong lemah (warpani , 1984).

Bagi masyarakat pedesaan, adakalanya kesadaran akan pentingnya

(20)

dilakukan melalui pemberian informasi ataupun tekanan-tekanan seperti

tekanan ekonomi maupun politik. Dengan demikian masyarakat akan

merasakan pembangunan sebagai kepentingannya sendiri sehingga mau

melaksanakan pembangunan dengan sukarela tanpa merasa terpaksa.

Kemudian agar perubahan-perubahan dirasakan tidak melanggar/menyalahi

norma-norma yang hidup dan dipelihara oleh masyarakat,perlu kiranya agar

perubahan tersebut didasari suatu prinsip idiologis.Idiologis tersebut akan

menjadikan alasan pembenar (justification) terhadap perubahan yang

direncanakan (Parson dalam Soedjito,1987) Prinsip idiologis tersebut hidup

dalam masyarakat dan pada umumnya sebagai motto hidup masyarakat dan

bernegara. Bagi masyarakat Indonesia, Prinsip idiologis tersebut adalah

Pancasila.

2.3.PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi adalah suatu cara untuk memajukan dan

memeberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang merupakan usaha untuk

menghilangkan suatu mata rantai dari lingkungan kemiskinan yang dihadapi

masyarakat berkembang,sedangkan dalam UUD 1945 dikatakan bahwa

bangsa Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap bangsa , individu dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sudah sewajarnya Indonesia

melakukan pembangunan yang telah tercermin dalam GBHN yang berisikan

tujuan pembanguan.Hasil dari pembangunan itu sendiri yaitu untuk

(21)

dan spiritual berdasarkan pancasila dalam wadah NKRI yang merdeka,

berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat yang bersuasana perikehidupan

yang aman, damai,serta dal;m lingkungan pergaulan dunia yang

merdeka,bersahabat,tertib, dan damai.

Banyak terdapat defenisi tentang pembangunan ekonomi,baiknya kita

tinjaau tentang pengertian pembangunan ekonomi yang diartikan sebagai

proises yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat

mengalami peningkatan dalam jangka panjang.Dari defenisi ini mengandung

tiga unsur yaitu:

1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terus menerus yang

didalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk

investasi .

2. Usaha peningkatan pendapatan perkapita.

3. Berlangsung dalam jamgka waktu yang lama.

Perkembangan ekonomi selalu dipandang sebagai kenaikan dalam

pendapatan perkapita karena kenaikan pendapatan perkapita merupakan suatu

pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi

masyarakat.Namun masalah pembangunan merupakan suatu jalinan eksistensi

dari masyarakat sosial dan ekonomi, oleh karena itu kebijakan

pembangunan ekonomi yang dilaksanakan perlu mempertimbangkan

faktor-faktor yang bersifat non ekonomi yaitu untuk melengkapi analisis yang

ditinjau dari sudut ekonomi.

Dalam memberikan defenisi pembangunan ekonomi para ahli

(22)

mereka sehingga lahirlah suatu pengertian pembangunan yang baru yang

dikemukakan dalam buku Todaro (Todaro 1996) dalam bukunya Economic

For Development World And Intoduction to Principles Problem And

Policres For Development,yang mengatakan pembanguan ekonomi sebagai

suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar

dalam stuktur sosial, sikap mental yang sudah terbiasa, lembaga nasional

termasuk pula percepatan pra ekonomi pengurangan dan pemberantasan

kemiskinan yang absolut.

Pengertian pembangunan ekonomi telah mengalami perubahan yang

mencakup dimensi yang luas,terpadu dan mencakup sebagai aspek

kehidupan,oleh sebab itu pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis

dan bukan sebagai konsep yang statis dalam memahami ekonomi

pembangunan, perlu juga dibedakan pembangunan ekonomi (Economic

Development) dan pertumbuhan ekonomi(economic growth).

Dalam pembangunan ekonomi terkandung arti adanya usaha untuk

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat atau GDP, Dimana kenaikan

dibarengi oleh perombakan dan modernisasi serta memperhatikan aspek

pemerataan pendapatan (Income Inquirey)sedangkan pertumbuhan ekonomi

diikutkan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa

memandang kenaikan itu lebih besar atau lebihkecil daripendapatan penduduk

dan tanpa memandang pembahasan struktur ekonomi.

Pada umumnya pembangunan selalu dibarengi dengan pertumbuhan,

tetapi pertumbuhan belum tentu disertai dengan pembanguan .Pada tingkat

(23)

pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. Sehubungan dengan itu,istilah

pertumbuhan ekonomi yang biasa terdapat di negara maju, dimana struktur

ekonominya yang sudah terindustri yang tidak mengalami perubahan struktural

lagi, sedangkan pembangunan dan kemajuan ekonomi di negara-negara

berkembang yang mengalami proses perubahan struktural dari

keterbelakangan ke arah kemajuan dan modernisasi.

2.4.PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Sebelum kita membahas tentang pembangunan ekonomi daerah,

terlebih dahulu dibahas tentang pengertian daerah/regional.Pengertian regional

dipandang dari sudut tinjauan ekonomi adalah suatu ekonomi ruang yang

berada dibawah satu administrasi tertentuseperti Propinsi,Kabupaten,Kecamatan

dan sebagainya.Jadi daerah disini didasarkan pada pembagian administrassi

suatu Negara.daerah daalam pengertian seperti ini, dinamakan daerah

perencanaan aatau daerah administrasi.Lebih lanjut dikatakan pembangunan

daerah merupakan suatu kegunaan pembangunan ,baik yang termasuk

maupun yang tidak termasuk urusan Rumah Tangga (RT) daerah yang

meliputi berbagai sumber pembiayaan baik yang berasal dariAnggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan yang berasal dari luar

masyarakat. Kegunaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh

pemerintah termasuk BUMN,BUMD adalah berasal dari masyarakat lainnya.

Dari uraian ini kita menggunakan sumber-sumber pembiayaan

masyarakat, sehingga pembangunan di daerah dapt dibagi dalam 3 kelompok

(24)

1. Pembangunan dari pemerintah daerah yaitu pembangunan yang

dibiayai dari PAD (Pendapatan Asli Daerah),perencanaan,prioritas

proyek,dann kebijaksanaan dilaksanakan oleh daerah .

2. Pembangunan yang menjadi kewajiban pemerintah pusat tetapi

pelaksanaannya oleh pemerintah daerah, misalnya proyek yang

dibelanjai oleh daerah.

3. Pembangunan yang menjadi kewajiban pemerintah daerah yang

pelaksanaannya oleh pemerintah pusat tetapi alokasinya berada di

daerah pembangunan yang merupakan kewaajiban pemerintah daerah

yang dibiayai dari sumber APBD (Anggaran Pendapatan Belanja

Negara).APBD menggambarkan kemampuan daerah memobilisasi

potensi keuangannya. Adapun penerimaan dari sumber daerah adalah

cukup besar maka berarti pula mengurangi ketergantungan daerah

yang bersangkutan kepada pusat;.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

daerah masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu

pola kemitraan antara pemerintah daerah dan swasta untuk menciptakan

lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam kurun

waktu tertentu.Masalah pokok dalam pembangunan daaerah adalah terletak

pada penekanan terhadap kebijakan pembangunan yang didasarkan pada

kekhsan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi sumber daya

menusia (SDM),kelembagaan,dan sumber daya fisik maupun local .Orientasi ini

mengarahkan pada pengambilan inisiatif yang berasal dari daerah tersebut

(25)

merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.Pembangunan ekonomi daerah adalah

suatu proses mencakup pembentukan inisiatif yang baru,pembangunan industri

alternatif,perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk

dan jasa yang lebih baik,identifikasi pasar baru,alih ilmu pengetahuan dan

pengembngan-pengembangan perubahan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama

untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat

daera.Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut,pemerintah daerah dan

masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan

daerah,oleh karena itu,pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakat dan

dengan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan

mengembangkan perekonomian daerah.

Dalam hal pembangunan daerah pemerintah daerah mengambil beberapa

peranan sebagai berikut :

1. ENTERPRENEUR

Dalam hal ini pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan

suatu usaha bisnis,pemerintah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri

(BUMN),aset pemerintah daerah harus dapat dikelola dengan baik,sehingga

ekonomis dan menguntungkan.

2. KOORDINATOR

Dalam hal ini berfungsi untuk menetapkan atau menghasilkan strategi bagi

pembangunan daerahnya,perluasan dari peranan ini,dalam pembangunan ekonomi

melibatkan kelompok dalam masyarakat dalam proses pengumpulan dan

(26)

koordinator pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga

pemerintahan lainnya,dunia usaha,dan masyarakat dalam penyusunan

sasaran-sasaran ekonomi,rencana-rencana dan strategi-strategi.Pendekatan ini sangat

potensial dalam menjaga konsistensi pembangunan daerah dengan nasional dan

menjamin bahwa perekonomian daerah akan bermanfaat kepada masyarkatnya.

3. FASILITATOR

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembanguan melalui perbaikan

lingkungan cattitudinal (prilaku atau budaya masyarkat) di daerah.Hal ini akan

mempercepat pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan

daerah(zoning yang lebih baik)

4. STIMULAN

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan

usaha melalui tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan untuk masuk

ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap

berada di daerah tersebut.Stimulasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain pembuatan brosur-brosur penembangan kawasan industri,pembuatan

outlet untuk produk industri kecil,dan membantu industri kecil untuk melakukan

pameran.

2.5.PERTUMBUHAN EKONOMI

1.Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan

jangka panjang dalam kemampuan suatu negara menyediakan semakin banyak

(27)

dengan kemajuan teknologi,dan penyesuaian kelembagaan,dan ideologis yang

diperlukannya.Defenisi ini mempunyai 3 komponen : pertama,pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan

barang ,kedua teknologi maju merupakan faktor dalam perumbuhan ekonomi

yang menentukan derajat kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang

kepada penduduk;ketiga,penggunaan teknologi secara luas dan efisien

memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga

inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat.

Secara umum pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan

kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa.Dengan perkataan lain bahwa pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk

kepada perubahan yang bersifat kuantitatf (quantitative change) dan biasanya

diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (GDP) atau pendapatan

atau nilai akhir pasar (total market value) daari barang akhir dan jasa (finalgoods

and service) yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu

tertentu (biasanyasatu tahun).

Dalam defenisi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa terdapat

perspektif waktu jangka panjang suatu perekonmian dikatakan mengalami

pertumbuahan apabila dalam suatu waktu yang cukup lama (10,20,50 tahun atau

bahkan lebih lama lagi) mengalami kenaikan output perkapita,tentu saja dalam

waktu tersebut bisa terjadi kemerosotan output perkapita,karena gagal panen

misalnya,tetapi apabila dalam waktu yang cukup panjang tersebut output

perkapita menunjukkan kecenderungan menaik bagi output perkapita saja tidak

(28)

tersebut.Dengan kata lain proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan kekuatan

bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam periode selanjutnya.

2.Metode Perhitungan PDRB

1. Metode Langsung

Dengan pendekatan produksi (production approach) produk nasional atau

produk domestic bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari

seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sector dalam

perekonomian .Dengan demikian ,GNP atau GDP menurut pendekatan

produksi ini adalah merupakan penjumlahan dari harga masing masing barang

dan jasa dikalikan dengan jumlah atau kuantitas barang atau jasa yang

dihasilkan .Hal ini secara matematis dapat dinyataakan sebagai berikut:

Y=

=1

t

PtQ1

Dimana

Y = Produk Nasional atau Produk Domestik Bruto (GNP atau GDP)

P = Harga barang unit ke-1 hingga unit ke-n

(29)

Dengan perkataan lain GNP atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan

nilai tambah (value add) yang dihasilkan oleh berbagai sektor yang dihasilkan

perekonomian.Dalam hal ini sektor GNP atau GDP merupakan penjumlahan dari

nilai GNP merupakan penjumlahan dari nilai tambah dari sektor

pertanian,ditambah nilai tambah dari sektor pertambangan,ditambah dari nilai

tambah sektor manufaktur dan seterusnya .

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan (income approach) adalah suatu pendekatan

dimana pendapatn nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari

berbagai faktor produksi yang memberi konstribusi terhadap proses

produksi.Dalam hubungan ini pendapatan nasional adalah merupakan

penjumlahan dari unsur-unsur atau jenis-jenis pendapatan :

a) Kompensasi untuk pekerja (compensation for employess),yang terdiri

dari upah(wages) dan gaji(salaries) ditambah factor rent terhadap upah

dan gaji (misalnya kontribusi pengusaha untuk rencana-rencana

pensiun dan dana jaminan sosial,dan ini merupakan komponen

terbesar dalam pendapatan nasional.

b) Keuntungan perusahaan (corporate profit),yang merupakan

kompensasi kepada pemilik perusahaan dimana sebagian yang

daripadanya digunakan untuk membayar pajak keuntungan

perusahaan (corporate profit takes),sebagian lagi dibagikan kepada

pemegang saham (stockholder) sebagai deviden dan sebagian lagi

(30)

c) Pendapatan usaha perorangan (proprictors profit),yang merupakan

kompensasi atas penggunaan tenaga kerja dan sumber-sumber dari

self employeed person,misalnyapetani,selfemployeed professional,dan

lain-lain.

d) Pendapatan sewa (rentailncome of person),yang merupakan

kompensasi untuk pemilik tanah,rental business dan residential

properties.Termasuk di dalam pendapatan sewa dari mereka yang

tidak terikat dalam bisnis real estate;pendapatan sewa dihitung untuk

rumah-rumah non form yang dihuni sendiri oleh pemiliknya, dan

royalitas yang diterima oleh orang dari hak paten,hak cipta, dan hak

terhadap sumber daya alam.

e) Bunga netto (net interest),terdiri atas bunga yang dibayar oleh

perusahaan dikurangi bunga yang diterima oleh perusahaan ditambah

bunga netto yang diterima dari luar negeri.Bunga yang dibayar oleh

pemerintah dan konsumen tidak termasuk didalamnya.

Secara matematis pendapatan nasional berdasarkan pendekatan

pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

(31)

Dimana : Yw menunjukkan pendapatan dari upah ,gaji dan pendapatan

lainnya sebelum pajak,Yr adalah pendapatan dari bunga,Ynr dan Ynd adalah

pendapatan dari keuntungan perusahaan dan pendapatan lainnya sebelum

pengenaan pajak.

3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran adalah pendekatan dimana produk nasional atau

produk domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari

seluruh permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilkan di dalam

perekonomian ,diukur pada harga pasar yang berlaku. Dengan perkataan

lain,produk nasional atau produk domestik bruto adalah penjumlahan nilai pasar

dari permintaan sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa-jasa

(C),permintaan sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I),pengeluaran

pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa(G),dan pengeluaran sektor luar

negeri untuk ekspor dan impor (X-M).

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(32)

Dimana :

Y = Pendapatan Nasional (GNP atau GDP)

C = Nilai pasar pengeluaran pemerintah untuk barabg-barang dan jasa-jasa

(pemerintah

Pusat, daaerah tingkat I dan II)

X = Nilai pasar peneluaran atas barang-baarang dan jasa-jasa yang diekspor

M = Nilai pasar pengeluaran atas barang-barang dan jasa-jasa yang diimpor

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C)

Adapun yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga

(personal consumption expenditure) adalah total dari nilai pasar barang-barang

dan jasa-jasa yang dibeli oleh rumah tangga institusi nirlaba (non profit

institution) dan nilai dari barang dan jasa yang diterima oleh mereka sebagai

pendapatan.

b. Pengeluaran investasi

Adapun pengeluaran investasi atau pembentukan modal domestik bruto

(gross private domestic investment) adalah total nilai pasar dari pembelian

bangunan-bangunan yang baru dihasilkan dan peralatan tahan lama milik

produsen,ditambah nilai perubahan didalam volume persediaan yang dimiliki atau

dikuasai oleh perusahaan.Dengan kata lain,pe,bentukan modal domestic bruto

tersebut mencakup produksi dari seluruh barang-barang investasi seperti untuk

(33)

yang baru dibangun pada tahun yang bersangkutan,ditambah setiap tambahan

netto (net addition) terhadap stok modal perekonomian.

c. Pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa (government

purcashe of goods and services)

Mencakup pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah,baik

pusat maupun daerah (Dati I dan II)dan sejenisnya meliputi pengeluaran

pemerintah untuk menambah perangkat keras (haardware) militer untuk

kepentingan pertahanan Negara,pengeluaran untuk membiayai gaji

pegawai,perbaikan jalan,pendidikan,dan lain-lain.

d. Pengeluaran Ekspor Netto

Pengeluaran ekspor netto (net ekspor) adalah nilai pasar ekspor

barang-barang daan jasa-jasa.

II. Metode TIdak Langsung

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan

mengalokasikan nilai tambah ke dalam masing-masing kelompok kegiatan

ekonommmi pada tingkat regional sebagai alokator digunakan yang paling besar

tergantung atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.

3. PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan

Pendapatan regional suatu propinsi dapat dipakai untuk mengukur

kenaikan tingkat pendapatan masyarakat.kenaikan itu dapat disebabkan oleh dua

faktor yaitu:

• Kenaikan pendapatan yang benar-benar dapat menaikkan daya beli

(34)

• Kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh karena

inflasi,kenaikaan pendapatan yang disertai kenaikan harga pasar

tidak menaikkan daya beli masyarakat dan kenaikan semacam ini

merupakan kenaaikan pendapatan yang tidak riil.Oleh karena itu

berdasarkan kenyataan di atas untuk mengetahui kenaikan

pendapatan yang sebenarnya (riil) maka faktor inflasi harus

dieleminir. Pendapatan regional dengan faktor inflasi (factor inflasi

belum dihilangkan) merupakan pendapatan regional dengan harga

berlaku,sedangkan pendapatan regional dimana faktor inflasi tidak

lagi diperhitungkan disebut dengan pendapatan regional atas dasar

harga konstan.

4. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh 2 macam factor yaitu

faktor ekonomi dan faktor non ekonomi.

• Faktor ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utma

mempengaruhi pertumbuhan,jatuh atau bangunnya perekonomian adalah

konsekuensi dari perubahan yang terjadi dalam faktor produksi tersebut.

1. Sumber Daya Alam

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian

adalah sumber daya alam atau tanah.Tanah sebagai mana dipergunakan dalam

ilmu ekonomi mencakup sumber daya alam seperti kesuburan tanah, letak dan

(35)

Dalam dan bagi pertumbuhan ekonomi tersedianya sumber daya alam

secara melimpah merupakan hal yang penting,suatu negara yang kekurangan

sumber daya alam tak akan dapat membangun dengan cepat sebagaimana

dikatakan Lewis,”Dengan hal-hal lain yang sama,orang dapat mempergunakan

lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya.”

2. Akumulasi Modal

Faktor ekonomi terpenting kedua dalam pertumbuhan adalah akumulasi

modal.Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat

direproduksi.Apabila stok modal dalam batas waktu tertentu ,hal ini dapta disebut

akumulasi modal atau pembentukan modal.Dalam ungkapan Nurksee,makna

pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan saat ini sekedar untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak,akan tetapi

mengarahkan sebagian besar daripadanya untuk pembuatan barang

modal,alat-alat,mesin-mesin,pabrik dan peralatan-peralatannya.Dalam hal ini pembentukan

modal berarti investasi dalam bentuk barang modal yang dapat menaikkan stok

modal,output nasional dan pendapatan nasional.

Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri

serta mencakup tiga tahapan yang saling berkaitan .(a) keberadaan tabungan nyata

dan kenaikannya;(b)keberadaan lembaga keuangan dan menyalurkan ke jalur

yang dikehendaki;(c) menggunakan tabungan untuk investasi barang modal.

(36)

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan.Organisasi

berkaitan dengan penggunaanfaktor produksi dalam kegiatan ekonomi bersifat

melengkapi modal,buruh,dan membantu meningkatkan produktivitasnya.

4. Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai sektor paling penting dalam proses

pertumbuhan ekonomi.Perubahan ini berkaitan dengan perubahan dalam metode

produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian

baru.Perubahan teknologi telah menaikkaan produktivitas buruh,modal,dan sektor

produksi lainnya.

5. Pembagian kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan

produktivitas.Keduanya membawa perekonomian ke arah ekonomi skala besar

yang selanjutnya membantu perkembangan industri.

• Faktor non ekonomi

Faktor non ekonomi dalam kenyataan pada umumnya sektor non ekonomi

mempengaruhi keberadaan faktor non ekonomi yang dibicarakan di atas yaitu :

1. Faktor social

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi,pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah

penalaran(reasoning) dan skeptisme.Ia menanamkan semangat yang

menghasilkan berbagai penemuan baru juga merubah cara

pandang,harapan,sruktur,dan nilai-nilai sosial.

(37)

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam

pertumbuhan ekonomi.

3. Faktor Politik Dan Administratif

Faktor politik dan administratif juga membantu pertumbuhan

ekonomi modern.pertumbuhan ekonomi negara-negara maju merupakan hasil dari

stabilitas politik dan administrasi yang kokoh.

5. Teori-teori tentang Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefenisikan sebagai penjelasan

mengenai faktor-faktor apa saja yang menetukan kenaikan output perkapita dalam

jangka panjang,dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut

berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono,1999).

1. Teori Klasik

Ahli ekonomi klasik meyakini adanya perekonomian persaingan sempurna

dan hanya ekonomi persaingan sempurna maka seluruh sumber ekonomi dapat

dimanfaatkan secara maksimal atau full employment.Para ahli ekonomi klasik

menyatakan bahwa full employment itu hanya dapat dicapai apabila

perekonomian bebas dari campur tangan pemerintah dan sepenuhnya diserahkan

menurut mekanisme pasar.

Semua kaum klasik memandang bahwa penumpukan modal sebagai kunci

kemajuan,karena itu mereka menekankan betapa penting arti tabungan dalam

(38)

investasi .Semakin besar keuntungan merangsang investasi,semakin besar

keuntungan,semakin besar pula akumulasi modal dan investasi.

2. Teori Ricardian

David Ricardo mengungkapkan pandanganya mengenai pembangunan

ekonomi dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation.David

mengungkapkan bahwa faktor yang terpenting dalam pertumbuhan ekonomi

adalah buruh,pemupukan modal,perdagangan luar negeri.Seperti ahli ekonomi

modern,teori Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui

tabungan,tabungan dapat dibentuk melalui penghematan

pengeluaran,memprodukssi lebih banyak dan dengan meningkatkan keuntungan

serta mengurangi harga barang.

3. Teori Harodd-Domar

Model pertumbuhan Harodd-Domar dibangun berdasarkan pengalaman

negara maju.Harodd dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi

didalam proses pertumbuhan ekonomi,khususnya mengenai watak ganda yang

dimiliki oleh investasi.Pertama.Ia menciptakan pendapatan dan Kedua ia

memperbesar kapasitas produksi perekonomiandengan cara meningkatkan stok

modal.karena itu selama investasi netto tetap berjalan,pendapatan nyata dan

output akan senantiasa tambah besar.

Harodd-Domar (Suryana 2001) mengembangkan analisa Keynes yang

menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptaakan

pertumbuhan ekonomi.Setiap usaha harus menyelamatkan proporsi tertentu dari

pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan

(39)

2.6. PDRB PERKAPITA

PDRB perkapita adalah jumlah seluruh nilai tambah dari produk yang

dihasilkan oleh berbagai sektor yang melakukan kegiatan usahanya disuatu tempat

tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi yang dipakai.Yang

dimasukkan dengan nilai tambah adalah nilai produktif (output) dikurangi dengan

biaya antara (input).PDRB perkapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata

pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari keseluruhan

proses produksi sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah.

PDRB perkapita suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai pendapatan

perkapita apabila seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) dari seluruh kegiatan sektor

ekonomi di daerah benar-benar seluruhnya dinikmati oleh masyarakat wilayah

tersebut,atau dengan kata lain bahwa seluruh nilai tanbah bruto yang dihasilkan

oleh seluruh sector-sektor ekonomi di suatu wilayah yang dibawa ke luar dari

wilayah tersebut sama besarnya dengan nilai tambah bruto sektor ekonomi di

wilayah lain yang dibawa masuk penduduk wilayah tersebut ke dalam

wilayahnya.

Dalam menentukan PDRB perkapita,dimana nilai tambah bruto setiap

sektor ekonomi yang dinikmati oleh penduduk daerah tersebut sangat dipengaruhi

oleh pertumbuhan penduduk,jika pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan

sedemikian rupa maka PDRB perkapita dapat ditingkatkan.

2.7.Pendapatan Regional dan Analisis Location Quotient

Konsep basis ekonomi untuk mengetahui suatu sektor pembangunan

(40)

maupun pasar luar daerah.Dalam mengukur suatu sektor menjadi basis dilakukan

dengan Location Quotient (LQ).Perbandingan relatif kemampuan suatu sektor

dalam wilayah yang ingin dianalisis. Location Quotient mempunyai kelebihan dan

kekurangan ,adapun kelebihan LQ memiliki konsep yang sederhana,mudah

diterapkan,sedangkan kelemahannya adalah penambahan unit lokasi harus

disesuaikan dengan penentuan kegiatan basis dan non basis,model ini kurang bisa

diandalkan jika wilayahnya lebih luas.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah-langkah sistematik atau prosedur

yang akan dilakukan dalam pemgumpulan data atau informasi empiris, guna

memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metodologi

penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar dampak

pemekaran wilayah terhadap peningkatan PDRB perkapita dan juga untuk

mengetahui aktivitas basis ekonomi sebelum dan sesudah pemekaran wilayah

serta melihat perbedaan PDRB perkapita sebelum dan sesudah pemekaran

wilayah.

3.2. LOKASI PENELITIAN

Untuk memperoleh data ini,penulis melakukan penelitian di kabupaten

Toba Samosir.

3.3. JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder,yaitu data yang diperoleh

dari instansi yang memiliki data yang diperlukan maupun dari hasil penelitian.

(42)

1. Data PDRB Kabupaten Tapanuli Utara,.data PDRB Kabupaten Toba

Samosir, data PDRB Kabupaten Samosir yakni dari tahun 1993 sampai

dengan tahun 2007..

2. Data sekunder lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sumber Pengumpulan data sekunder ini adalah :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Toba

Samosir.

2. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.

3. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir.

3.4.TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data yang diperoleh

dari instansi atau lembaga yang terdapat publikasi data yang diperlukan,penelitian

juga dilakukan dengan menelaah berbagai bahan kepustakaan berupa

tulisan-tulisan ilmiah,jurnal,laporan-laporan penelitian ilmiah yang berhubungan dengan

topik yang diteliti.

3.5.METODE ANALISIS

Data yang sudah terkumpul terlebih dahulu ditabulasi,kemudian dianalisis

sesuai dengan tujuan sebagai berikut :

• Untuk tujuan pertama yaitu untuk mengetahui perubahan aktivitas basis

(43)

Location Qoutient (LQ),untuk setiap lapangan usaha komponen

PDRB,baik sebelum pemekaran maupun sesudah pemekaran.Dengan

demikian dapat terlihat pengaruh pemekaran wilayah terhadap perubahan

lapangan usaha basis.

Rumus yang digunakan adalah :

( )

LQ = Nilai LQ untuk sektor i (pertanian s/d jasa-jasa) di Kabupaten Toba

Samosir.

i

e = PDRB masing-masing sektor di Kabupaten Toba Samosir

e = PDRB seluruh sektor di Kabupaten Toba Samosir

i

E = PDRB masing-masing sektor di Sumatera Utara

E = PDRB seluruh sektor di Sumatera Utara

Kriteria pengujian

LQ > 1 ; berarti merupakan lapangan usaha basis

LQ < 1 ; berarti tidak merupakan lapangan usaha basis

(44)

Selanjutnya perkembangan lapangan usaha dapat diramalkan berdasarkan analisis

trend terhadap nilai-nilai LQ untuk setiap lapangan usaha,baik pada keadaan

sebelum dan sesudah pemekaran.

• Untuk tujuan yang kedua yaitu untuk melihat pengaruh pemekaran

wilayah terhadap pertumbuhan (peningkatan) PDRB perkapita Kabupaten

Toba Samosir sebelum dan sesudah pemekaran, dengan menggunakan

analisa deskriptif yakni menggambarkan keadaan yang ada berdasarkan

data yang tersedia.

• Untuk tujuan yang ketiga,melihat perbedaan PDRB perkapita sebelum dan

sesudah pemekaran dianalisis dengan menggunakan analisis compare

means uji t-statistik (Paired sample T-Test) merupakan prosedur yang

digunakan untuk membandingkan rata-rata dua veriabel dalam satu

grup.Artinya,analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua

sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan.Dengan bantuan

komputer melalui program SPSS 16.0 for Windows Evaluation Version.

Prosedur (Paired sample T-Test) digunakan untuk menguji bahwa tidak

ada perbedaan antara dua variabel.Data boleh terdiri dari dua pengukuran

dengan subjek yang sama atau pengukuran dengan beberapa subjek.

Prosedur uji ini akan menghasilkan :

• Statistik deskriptif untuk masing-masing menguji variabel.

• Pearson korelasi antara masing-masing pasangan dan arti

(45)

• Suatu interval kepercayaan untuk rata-rata perbedaan (95% atau

suatu nilai tertentu yang ditetapkan).

Kriteria Pengambilan Keputusan :

Terima Ho jika : -ttabel ≤thitung ≤ ttabel

Tolak Ho jika : thitung > ttabel atau thitung <-ttabel

3.6.DEFENISI OPERASIONAL

1. Pemekaran wilayah adalah penggabungan beberapa wilayah yang

bersanding atau daerah otonom yamgdimekarkan menjadi dua atau lebih

dan membentuk pemerintahan baru yang sama dengan daerah yang

ditinggalkannya.

2. Lapangan usaha basis adalah lapangan usaha yang mengakibatkan aliran

masuk uang ke dalam suatu wilayah.Dalam penelitian ini diidentifikasikan

berdasarkan analisa Location Quatient.

3. PDRB perkapita adalah nilai PDRB atas harga berlaku dan atas harga

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Kabupaten Toba Samosir sebelum pemekaran

4.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Toba Samosir terletak dibagian tengah provinsi sumatera utara

yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara,memeliki daerah yang

cukup strategis dimana hamper seluruh daerah kabupaten ini dilalui oleh lintas

provinsi di Sumatera Utara.Kabupaten Toba Samosir berada pada ketinggian

300-500 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis daerah ini terletak si antara 1020’-2 4’ LU dan 0 98 10’-0

0

99 38’ BT,dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu

Sebalah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara

(47)

4.1.2 Kondisi Alam Dan Topografi

Luas Kabupaten Toba Samosir keseluruhannya adalah 4543,45

km2(termasuk Danau Toba seluas 1102,60 km2),sehingga luas daratan 3.440,85

km2

Perincian mengenai luas wilayah dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 4.1

Luas Kabupaten Toba Samosir per Kecamatan

No Kecamatan Luas wilayah

(48)

Kabupaten Toba Samosir terletak di garis khatulistiwa, kabupaten ini

memiliki iklim

Tropis yaitu tropis basah dengan suhu berkisar 17C-29C dan rata-rata kelembaban

udara 85,04 persen. Kabupaten Toba Samosir mempunyai dua musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan tertinggi 285 mm yang

terjadi Di Bulan Desember .

Kabupaten Toba Samosir keseluruhannya terletak di jajaran Bukit Barisan

memiliki topografi dan kontur tanah yang beragam yaitu

datar,berombak,bergelombang,dan terjal. Struktur tanah labil dan berada pada

wilayah genpa tektonik dan vulkanik.

4.1.3 kondisi demografis

Menurut hasil pencacahan sensus penduduk tahun 1990,penduduk

Toba Samosir berjumlah 289.933 jiwa.Dan berdasarkan angka registrasi

penduduk,tahun 2006 mencapai 300.469 jiwa,dengan perincian jumlah laki-laki

146.317 jiwa dan perempuan 154.152 jiwa. Pertumbuhan penduduk dengan luas

wilayah mencapai 87,32 jiwa per km2

(49)

Tabel 4.2

Luas Wilayah,Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2006

No Kecamatan Luas wilayah

Sumber : BPS Tobasa,2007

Berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut,penduduk Toba Samosir

memeluk adama Kristen Protestan yaitu sebesar 71,72% selebihnya adalah agama

(50)

4.1.4 Potensi Wilayah

Sektor pertanian merupakan leading sektor dalam struktur perekonomian,

merupakan sektor andalan Toba Sanosir yang memberi sumbangan yang cukup

besar terhadap PDRB. Sestor pertanian di banding sektor lain merupakan sektor

yang paling banayak menyerap tenaga kerja.

Wilayah Toba Samosir ini sangat potensial untuk di kembangkan di

bidang pertanian, perkebunan,dan peternakan melalui program intensifikasi dapat

di lakukan dengan cara memanfaatkan lahan-lahan yang kosong yang belum di

gunakan selama ini, tercat pada tahun 1999 seluas 42871,5m.

Komoditas yang di hasilkan berupa tanaman pangan yaitu jagung, padi,

bawang merah, cabai, kedelai. Subsektor perkebuan juga sangat potensial di

kembangkan di Toba Samosir.hal ini ditunjukkan dengan peningkatan produksi

perkebunan terhadap PDB rata-rat 14,23%.Komoditas yang dapat dikembangkan

di daerah ini adalah kopi,karet,kemenyan,kelapa sawit,the,kemiri,kulit manis,dan

jahe.Produksi perkebunan tertinggi dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit dan

kulit manis yang rata-rata sebesar 75,44% dan 57,55% setiap tahunnya.Berikut

(51)

Tabel 4.3

Data Komoditi Perkebunan Toba Samosir

No Komoditi Luas

(Ha)

Potensi Lahan

1 Kelapa

sawit

775 Kec.Habinsaran

2 Kopi 2765 Kec.Balige,Laguboti,Habinsaran,Silaen,Po

ersea,Lumban Julu,Onan

Runggu,Palipi,Pangururan,Simanindo

3 Kulit manis 1089 Semua Kecamatan di Toba Samosir

4 Teh 1600 Kec.Habimsaran

5 Kemenyan 1561 Kec.Balige,Laguboti,Habinsaran,Silaen,Por

sea,Lumban Julu

6 Jahe 548 Kec,Balige,Laguboti,Habinsaran,Porsea,Lu

mban Julu,OnanRunggu

7 Karet 664 Kec.Habinsaran,Porsea,Silaen

Sumber : BPS Tobasa,2007

Selain sektor pertanian,sektor pariwisata juga merupakan potensi yang

cukup besar bagi Kabupaten Toba Samosir,Yang apabila dikembangkan akan

menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat secara langsung.Hal

(52)

di Toba Samosir.Potensi objek wisata ini berupa alam untuk tempat rekreasi

sebanyak 41 daerah,objek wisata yang mengandung sejarah dan budaya 40

daerah dan objek lainnya ada sekitar 11 daerah.Sektor pariwisata ini akan semakin

prospektif,karena di Sumatera Utara sendiri yang menjadi tujuan utama wisatawan

adalah Danau Toba yang sebagian besar terletak di Kabupaten Toba Samosir.

Sektor industri di Toba Samosir pun memiliki peluang yang cukup

potensial untuk dikembangkan.Industri diarahkan pada pemanfaatan Sumber Daya

Alam dan Sumber Daya Manusia secara optimal dalam rangka mendapatkan nilai

tambah peningkatan kesejahteraan masyarakat.Kabupaten Toba Samosir

mempunyai Sumber Daya Alam yang cukup potensial diolah menjadi barang

industri seperti sektor peertanian tanaman pangan,kehutanan,pertambangan yang

dapat digunakan dalam rangka pengembangan industri.

Industri yang menonjol di Kabupaten Toba Samosir adalah industri kecil

sandang dan kulit,industri penyulingan minyak,ukiran kayu,perbengkelan,dan

pengelasan.Namun terdapat juga industri menenga/besar yang dapat dihrapkan

swbagai penggerak ekonomi yaitu PT PULP yang terletak di kecamatan

Porsea,dan PT Inalum yang menghasilkan aluminium dan penghasil energi

listrik.Kehadiran industri ini menjadi penggerak perekonomian dimana

penyerapan tenaga kerja sedikit tidaknya dapat diatasi.

Dan potensi daerahlyang belum digali masih dimiliki oleh Kabupaten ini

(53)

galian lainnya.Semua potensi ini membutuhkan penggalian yang optimal dari

pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah.

4.2.PEMERINTAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

4.2.1.Kedudukan dan Fungsi Perangkat Daerah

1. Bupati

Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten yang dalam menjalankan tugas

dan kewenangan selalu bertanggungjawab kepada DPRD.

2. Sektertaris Daerah

• Sekretaris Daerah adalah unsur staf yang dipimpin oleh seorang

dalm melaksanakn tugas pokok penyelenggaraan

pemerintah,pelaksana pembangunan dan Pembina masyarakat serta

Pembina administrasi,organisasi dan tata kerja serta pelayanan

teknis pada seluruh perangkat daerah dan instansi vertikal.

• Melaksanakan koordinasi staf terhadap segala kebutuhan yang

dilakukan oleh perangkat daerah/wilayah dalam penyelenggaraan

administrasi pemerintah.

• Pembinaan penyelenggaraan pemerintah dalam arti mengumpulkan

dan menganalisis data ,memasukkan program,dan petunjuk teknis

serta memantau perkembangan penyelenggaraan pemerintahan.

• Pembinaan penyelenggaraan pemerintah dalam arti mengumpulkan

dan menganalisi data,memasukkan program dan petunjuk teknis

(54)

• Pembinaan penyelenggaraan pemerintah dalam arti mengumpulkan

dan menganalisi data,memasukkan program dan petunjuk teknis

serta memantau perkembangan dan pembinaan masyarakat.

• Pembinaan organisasi,administrasi dan tatalaksana serta pelayan

teknis administrasi kepada seluruh perangkat daerah.

• Koordinasi perumusan peraturan perundang-undangan dan

pembinaan hukum.

• Melaksanakan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga.

3. Asisten Tata Praja

• Bertugas melakukan pembinaan,penyelenggaraan pemerintahan dan

mengkoordinasi perumusan Undang-undang.

• Merumuskan bahan kebijakan,penyusunan program dan petunjuk

teknis serta memantau penyelenggaraan pemerintahan.

• Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pemerintah.

• Merumuskan bahan-bahan kebijakan dan perumusan peraturan

perundang-undangan

4 . Asisten Administrasi Pembangunan

• Mempunyai tugas melaksanakan penyususnan pedoman dan petugas

teknis,pembinaan pelaksanaan pembangunan,perekonomian daerah

dan kesejahteraan masyarakat.

• Pembinaan pembangunan daerah,pembangunan antar daerah dan antar

(55)

• Pembinaan di bidang pengembangan produksi,pertumbuhan

industri,pertambangan,pariwisata,koperasi,perusahaan,perbankan

daerah dan transportasi.

• Pemberian bantuan dan pelayan dibidang kesejahteraan

masyarakat,ketenagakerjaan dan transportasi.

• Pembinaan di bidang keagamaan,pendidikan,dan kebudayaan.

5 Asisten Administrasi

• Mempunyai tugas melaksanakan dan membina tata

laksana,kepegawaian,keuangan,perlengkapan,hubungan

masyarakat,ketatausahaan,kearsipan dan rumah tangga.

• Melaksanakan koordinasi penyusunan pedoman dan petunjuk

pembinaan kepegawaian serta tata usaha kepegawaian.

• Mengkoordinasi penyusunan program anggaran dan pengelola

administrasi keuangan.

• Melaksanakan koordinasi penusunan pedoman anggaran dan

petunjuk pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan.

• Melaksanakan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga.

• Melaksanakan hubungan rumah tangga, tata usaha dan kearsipan

protokol dan perlengkapan.

6 Bagian Tata Pemerintahan

• Bertugas melaksanakan penyusunan program dan petunjuk teknis

pembinaaan pemerintahan umum,ketertiban umum dan perangkat

(56)

• Penyuunan rencana program dan petunjuk teknis pembinaan

prasarana fisik desa.

• Memberi pertimbangan dalam rangka pembinaan perangkat

wilayah/daerah.

• Penyusunan program dan petunjuk teknios pembinaan dan

pemeliharaan ketertiban umum.

• Penyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan

penyelenggaraan pembangunan desa dan kelurahan.

• Penyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan peningkatan

sumber pendapatan daerah.

7 Bagian Hukum

• Bertugas melaksanakan koordinasi perumusan peraturan

perundang-undangan,telaah hokum dan memberikan bantuan

hukum,mempublikasikan dan mendokumentasikan produk.

• Menyiapkan bahan pertimbangan dan bantuan hukum kepada

unsur pemerintah daerah atas masalah hukum yang timbul dalam

pelaksaan tugas.

• Menelaah dan mengevaluasi pelaksaan peraturan

perudang-undangan dan menyiapkan bahan rancangan peraturan daerah.

• Menghimpun peraturan perundang-undangan,melakukan publikasi

produk hukum dan melaksanakn dokumentasi hukum..

(57)

• Bertugas malaksanakn dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan serta memonitor perkembangan di

bidang sarana perekonomian dan peningkatan produksi serta

perkembangan lingkungan hidup.

• Bertugas melaksanakn dan mengkoordinasi penyusun pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan di bidang pertumbuhan

industri,pertambangan dan energi serta kepariwisataan.

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan di bidang

perkoperasian,perkreditan,dan permodalan.

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan di bidang perusahaan dan

perbankan daerah.

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan di bidang transportasi dan

komunikasi.

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan di bidang lingkungan hidup.

9 Bagian Penyusunan Program

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan serta pengendalian administrasai

pembangunan.

• Mengumpulkan bahan koordinasi dan penyusunan program

(58)

• Melakukan pengendalian administrasi yang dibiayai oleh

APBD,bantuan pembangunan dan dana pembangunan lainnya.

• Mengumpulkan bahan dan mengadministrasikan program bantuan

dari daerah tingkat I,pemerintah pusat dan bantuan pihak ketiga.

• Melakukan analisa dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.

10 Bagian Sosial

• Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi penyusunan pedoman

dan petunjuk teknis pembinaan serta memantau pemberian bantuan

dan pelaksanaan kegiatan pelayanan sosial.

• Mengumpulkan bahan penyusun dan petunjuk teknis dibidang

pelayanan dan bantuan sosial.

• Mengumpulkan bahan penyusun dan petunjuk teknis dibidang

kesejahteraan.

• Mengumpulkan dan mengelola data serta menyiapkan bahan

penyusun perjalanan dibidang pendidikan ,agama,dan sosial

budaya.

• Mengumpulkan dan mengelola data serta menyiapkan bahan

penyusun perjalanan dibidang pendidikan generasi muda,olahraga

dan peranan wanita serta ketenagakerjaan.

11. Bagian Kepegawaian

• Bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi

kepegawaian,penyusunan program dan petunjuk teknis

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.1 Luas Kabupaten Toba Samosir per Kecamatan
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijabarkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh interaksi antara kemampuan awal matematis

Untuk meningkatkan keragaman genetik ikan betok, dilakukan dengan cara introduksi individu-individu baru yang memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi kedalam populasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : Keadaan bangunan di Pasar Umum Kusamba yang meliputi bangunan pasar, bangunan los,

bahwa berdasarkan rapat Pimpinan Universitas Andalas mengenai Penetapan Hasil Seleksi Mandiri yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 2020, telah dihasilkan peserta

Sikap egosentris, yang mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan yang lain, serta sikap superioritas, yang merasakan dirinya selalu merasa

Berdasarkan data BPS Kota Bogor, sektor kedua yang dominan dalam pembentukan PDRB Kota Bogor periode 2005-2009 adalah sektor industri pengolahan dengan laju 27,97 %. Pada

- Keterbatasan tingkat perkembangan biakan burung hantu di suatu lokasi umumnya disebabkan keterbatasan jumlah sarang (tempat tinggal) burung hantu baik alami maupun artifical. -