• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja, Konflik, Dan Gaji Terhadap Turnover Karyawan Pada Choco Bakery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja, Konflik, Dan Gaji Terhadap Turnover Karyawan Pada Choco Bakery"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

TURNOVER KARYAWAN PADA CHOCO BAKERY

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis

pada Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907052

ESTER SOFIAH GULTOM

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)

Nama : Ester Sofiah Gultom

Nim : 110907052

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Stres Kerja, Konflik, dan Gaji

Terhadap Turnover Karyawan pada Choco Bakery

Dosen pembimbing : Onan M Siregar M.si

Latar belakang masalah: Peranan SDM dalam perusahaan sangatlah penting karena merupakan penggerak utama seluruh aktivitas yang ada dalam organisasi ataupun perusahaan. Untuk itu dibutuhkan adanya proses pengelolaan sumber daya manusia yang efektif di dalam suatu organisasi. Kegagalan suatu organisasi dalam melakukan proses pengelolaan perilaku individu akan berujung pada adanya intensi Turnover dari karyawannya. Pada periode 2014-2015 terdapat peningkatan Turnover karyawan pada Choco Bakery. Fenomena Turnover Intention yang dilakukan oleh para karyawan ini disebabkan oleh kurang efektifnya pengelolaan perilaku individu didalam tokonya. Hal ini menarik penulis untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik dan Gaji terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, mengetahui pengaruh Konflik terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, mengetahui pengaruh Gaji terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, dan mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik, dan Gaji secara bersama-sama terhadap Turnover karyawan pada Choco Bakery.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan analisis data kuantitatif. Sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu dengan mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai sampel yang berjumlah 30 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan regresi linier berganda dengan bantuan software statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stres Kerja, Konflik dan Gaji secara parsial (tunggal) dan serentak (bersama-sama) mempengaruhi Turnover karyawan Choco Bakery sebesar 29,9%. Faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap

Turnover karyawan Choco Bakery adalah Stres Kerja sebesar 54%.

(5)

Name : Ester Sofiah Gultom

Nim : 110907052

Department of : Science Business Administration / Business

Title : Effect of Job Stress, Conflict, and salary Against Employee Turnover in Choco Bakery

Supervisor : Onan M Siregar M.si

Background problem: The Role of Human Resources in the company is important because it represents the core of all activities within the organization or company. That requires the human resource management processes are effective in an organization. The failure of an organization in the process of managing individual behavior will lead to their intentions Turnover of employees. In the 2014-2015 period there was an increase in employee turnover Choco Bakery. The phenomenon Turnover Intention performed by employees is due to the lack of effective management of individual behavior in the store. It is interesting authors to determine the influence of Job Stress, conflict and salaries of the employees

This study aims to the effect of Job Stress on employee turnover at Choco Bakery, the effect of conflict on employee turnover at Choco Bakery, the effect of salary to employees Turnover at Choco Bakery, and knowing Stress influences Work, Conflict, and salary together against Turnover of employees at the Choco Bakery.

The method used is a method of associative research with quantitative data analysis. Samples using saturated sampling technique is to include all members of the population as a sample of 30 people. Data collection methods used were observation, questionnaires, interviews and literature study. Data were analyzed with multiple linear regression with the help of statistical software.

The results showed that the Job Stress, conflict and partial salary (single) and simultaneously (together) Choco Bakery affect employee turnover by 29.9%. The factors that most significantly influence employee turnover Choco Bakery is Job Stress by 54%.

(6)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Stres Kerja, Konflik Dan Gaji

Terhadap Turnover Karyawan Pada Choco Bakery Jln.Prof.H.M.Yamin.SH

No.253-253A, Medan” yang merupakan salah satu syarat bagi penulis dalam

menyelesaikan studi guna meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan adalah berkat adanya bimbingan,

bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis

ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara

lain:

1. Kedua orangtua penulis, J.Gultom dan E.Br.Pakpahan yang telah merawat,

membesarkan dan mendidik saya dengan tulus dan penuh kasih sayang

hingga saat ini saya dapat menyelesaikan studi adalah berkat dorongan dan

usaha dari kedua orangtua. Terimakasih Ayah dan Ibu untuk semua

perjuanganmu. Semoga hasil yang penulis kerjakan dapat memberikan

kebanggaan kepada keluarga terkhusus kepada orangtua.

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku ketua program studi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution,S.Sos,M.Sp selaku dosen pembimbing

(7)

yang telah bapak berikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, M.S.P selaku dosen penguji skripsi, terimakasih

penulis ucapkan atas masukan yang telah diberikan.

6. Ibu Siswati Saragih S.Sos,M.Sp sebagai Staff Administrasi Program Studi

Ilmu Administrasi Bisnis.

7. Keluarga dan saudara-saudariku, Natalia Gultom, Ivo Kristina Gultom,

Welfry Mardahay Gultom, Eben Ezer Gultom, Christian Gultom, Natalia Hia

dan juga kakek dan nenekku yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis.

Terimakasih untuk dukungannya.

8. Kepada sahabatku Fauziyah Nabilah Gultom, Putry Eka Sari yang selalu

bersama dalam suka duka, Diah Puspita, Desi Simbolon,Jestrina Pakpahan

dan juga sahabat kecilku Seryawan Gultom yang sudah setia menjadi sahabat

karib penulis, semoga kedepan kita boleh bersama dalam kesuksesan.

9. Kepada Samuel Sormin, terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama

ini. Semoga senantiasa diberkati Tuhan.

10. Kepada sahabat sekaligus saudara “Niver Vicky Gultom”,terimakasih banyak

penulis ucapkan karena sudah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi

ini. Hanya Tuhan yang sanggup membalaskan kebaikanmu. Semoga cepat

menyusul 

11. Kepada abang Jefry Man Wau selaku supervisor Choco Bakery, terimakasih

(8)

13. Para staf pengajar dan staf administrasi yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini dan pendidikan di program studi Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran

yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini

agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada Tuhan jua penulis berserah diri.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Medan, Mei 2015

Penulis

(9)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian... 7

1.5 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KERANGKA TEORI ... 8

2.1 Sumber Daya Manusia ... 8

2.2 Stres Kerja ... 9

2.2.1Pengertian Stres Kerja ... 9

2.2.2 Komponen-komponen Stres ... 10

2.2.3 Penyebab Stres ... 10

2.2.4 Pendekatan Stres Kerja... 12

2.2.5 Konsekuensi dari Stres ... 13

2.2.6 Cara Mengatasi Stres ... 14

(10)

2.3.3 Bentuk-Bentuk Konflik dalam Organisasi ... 17

2.3.4 Karakteristik Konflik dan Solusinya ... 18

2.3.5 Sumber Konflik dalam Organisasi ... 19

2.3.6 Akibat-Akibat Konflik ... 19

2.3.7 Cara Mengelola Konflik ... 21

2.4 Gaji/Upah ... 22

2.4.1 Pengertian Gaji/Upah ... 22

2.4.2 Sistem Penggajian/Pengupahan... 25

2.4.3 Penerapan Upah Minimum... 27

2.4.4 Komponen Upah Minimum ... 28

2.5 Turnover ... 29

2.5.1 Indikasi Terjadinya Turnover Intention ... 30

2.5.2 Dampak Turnover bagi Organisasi ... 32

2.6 Penelitian Terdahulu ... 33

2.7 Kerangka Konseptual ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Bentuk Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

(11)

3.5 Definisi Konsep ... 38

3.6 Definisi Operasional ... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.8 Teknik Pengukuran Skor ... 43

3.9 Teknik Analisis Data ... 44

3.9.1 Uji Instrumen... 44

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.9.3 Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

4.2 Penyajian Data... 53

4.3 Analisis Data ... 62

4.4 Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP ... 81

5.1 Kesimpulan... 81

5.2 Saran ... 81

(12)

Gambar 2.2 Proses Sistem Penggajian ... 26

Gambar 2.3 Akibat Pembayaran Gaji yang Tidak Memuaskan ... 27

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual ... 35

(13)

Tabel 2.1 Penanggulangan Stres Secara Individual dan Organisasi ... 14

Tabel 2.2 Perbedaan Ketiga Pandangan Konflik ... 17

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 40

Tabel 3.2 Pengukuran Skor ... 43

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 54

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 55

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ... 56

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 57

Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Stres Kerja ... 58

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Konflik ... 59

Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Gaji ... 60

Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Turnover ... 61

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier ... 62

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja ... 64

Tabel 4.12Hasil Uji Validitas Variabel Konflik ... 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Gaji ... 66

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Turnover ... 67

(14)

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinieritas ... 72

Tabel 4.19 Hasil Uji Parsial ... 73

Tabel 4.20 Hasil Pengujian Hipotesis ... 75

Tabel 4.21 Hasil Estimasi Koefisien Beta ... 76

Tabel 4.22 Hasil Uji Serentak ... 76

(15)

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Variabel Penelitian L-6

Lampiran 3 Output Validitas Penelitian ... L-10

Lampiran 4 Data Untuk Item Ganjil dan Genap Variabel Penelitian ... L-14

Lampiran 5 Data Analisis Frekuensi ... L-22

Lampiran 6 Output Analisis Frekuensi ... L-23

Lampiran 7 Output Crosstabs ... L-25

Lampiran 8 Output Uji Linieritas... L-28

Lampiran 9 Output Regresi Linier ... L-29

Lampiran 10 Tabel r Product Moment ... L-31

Lampiran 11 Tabel t ... L-32

Lampiran 12 Tabel F ... L-33

Lampiran 13 Riwayat Penulis ... L-34

Lampiran 14 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... L-35

Lampiran 15 Foto Penelitian ... L-36

Lampiran 16 Kartu Seminar ... L-40

Lampiran 17 Daftar Hadir Seminar ... L-41

Lampiran 18 Lembar Acc Proposal ... L-45

Lampiran 19 Lembar Acc Seminar Proposal ... L-46

(16)

Nama : Ester Sofiah Gultom

Nim : 110907052

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Stres Kerja, Konflik, dan Gaji

Terhadap Turnover Karyawan pada Choco Bakery

Dosen pembimbing : Onan M Siregar M.si

Latar belakang masalah: Peranan SDM dalam perusahaan sangatlah penting karena merupakan penggerak utama seluruh aktivitas yang ada dalam organisasi ataupun perusahaan. Untuk itu dibutuhkan adanya proses pengelolaan sumber daya manusia yang efektif di dalam suatu organisasi. Kegagalan suatu organisasi dalam melakukan proses pengelolaan perilaku individu akan berujung pada adanya intensi Turnover dari karyawannya. Pada periode 2014-2015 terdapat peningkatan Turnover karyawan pada Choco Bakery. Fenomena Turnover Intention yang dilakukan oleh para karyawan ini disebabkan oleh kurang efektifnya pengelolaan perilaku individu didalam tokonya. Hal ini menarik penulis untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik dan Gaji terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, mengetahui pengaruh Konflik terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, mengetahui pengaruh Gaji terhadap

Turnover karyawan pada Choco Bakery, dan mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik, dan Gaji secara bersama-sama terhadap Turnover karyawan pada Choco Bakery.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan analisis data kuantitatif. Sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu dengan mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai sampel yang berjumlah 30 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan regresi linier berganda dengan bantuan software statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stres Kerja, Konflik dan Gaji secara parsial (tunggal) dan serentak (bersama-sama) mempengaruhi Turnover karyawan Choco Bakery sebesar 29,9%. Faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap

Turnover karyawan Choco Bakery adalah Stres Kerja sebesar 54%.

(17)

Name : Ester Sofiah Gultom

Nim : 110907052

Department of : Science Business Administration / Business

Title : Effect of Job Stress, Conflict, and salary Against Employee Turnover in Choco Bakery

Supervisor : Onan M Siregar M.si

Background problem: The Role of Human Resources in the company is important because it represents the core of all activities within the organization or company. That requires the human resource management processes are effective in an organization. The failure of an organization in the process of managing individual behavior will lead to their intentions Turnover of employees. In the 2014-2015 period there was an increase in employee turnover Choco Bakery. The phenomenon Turnover Intention performed by employees is due to the lack of effective management of individual behavior in the store. It is interesting authors to determine the influence of Job Stress, conflict and salaries of the employees

This study aims to the effect of Job Stress on employee turnover at Choco Bakery, the effect of conflict on employee turnover at Choco Bakery, the effect of salary to employees Turnover at Choco Bakery, and knowing Stress influences Work, Conflict, and salary together against Turnover of employees at the Choco Bakery.

The method used is a method of associative research with quantitative data analysis. Samples using saturated sampling technique is to include all members of the population as a sample of 30 people. Data collection methods used were observation, questionnaires, interviews and literature study. Data were analyzed with multiple linear regression with the help of statistical software.

The results showed that the Job Stress, conflict and partial salary (single) and simultaneously (together) Choco Bakery affect employee turnover by 29.9%. The factors that most significantly influence employee turnover Choco Bakery is Job Stress by 54%.

(18)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Era globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis

semakin ketat. Kesiapan pemerintah dalam menghadapinya perlu didukung oleh

pelaku bisnis dan akademisi. Strategi SDM perlu dipersiapkan khususnya oleh

perusahaan-perusahaan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu

bersaing di tingkat dunia. Ditingkat makro, pemerintah perlu meningkatkan

kompetensi SDM melalui program peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan di

tingkat mikro, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat

yang didukung oleh strategi SDM dan budaya perusahaan yang tepat pula.

Strategi SDM adalah kebijakan pengelolaan karyawan yang di

integrasikan dengan strategi organisasi dan digunakan untuk mendorong budaya

organisasi agar karyawan memiliki nilai dan menjadi sumber keunggulan

bersaing. Suatu organisasi tanpa manusia-manusia yang handal dan tidak memiliki

keunggulan bersaing, hanya akan menunggu waktu saja untuk bubar, atau paling

tidak perusahaan itu akan berjalan ditempat. Tanpa manusia yang

handal,organisasi hanya simbol tanpa arti (Tanjung,2003:28). Oleh karena itu,

manusia memiliki peranan yang sangat penting pada setiap organisasi ataupun

perusahaan.

Peranan SDM dalam perusahaan sangatlah penting karena merupakan

penggerak utama seluruh aktivitas yang ada dalam organisasi ataupun perusahaan.

(19)

efektif di dalam suatu organisasi. Namun, masalah yang sering kali dihadapi

dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah adanya faktor sikap dan perilaku

karyawan yang tidak dapat dikendalikan dalam proses pengendalian sumber daya

manusia. Hal ini dapat dikarenakan perusahaan yang menaunginya kurang

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku individu

tersebut.

Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya perilaku seseorang dalam suatu organisasi yaitu karakteristik

individu, motivasi individu, imbalan dan stres kerja (Gibson,dkk dalam Agustina

2011:3). Selain itu, karakteristik pekerjaan juga dapat mempengaruhi

pembentukan perilaku seseorang. Seperti yang dikemukakan Greenberg dan

Baron (Gustria, 2011:2) yang menyatakan bahwa beberapa perilaku individu yang

dipengaruhi karakteristik pekerjaan antara lain kepuasan dan komitmen kepada

organisasi yang mempekerjakannya.

Komitmen organisasional didefinisikan sebagai tingkat kekerapan

identifikasi dan tingkat keterikatan individu kepada organisasi tertentu yang

dicerminkan dengan karakteristik adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan

atas nilai dan tujuan organisasi dan adanya keinginan yang pasti untuk

mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi (Mobley dalam Wahyu,2012:5).

Kepuasan dan komitmen kepada organisasi muncul apabila pengelolaan terhadap

SDM dapat dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan yang bersangkutan.

Kegagalan suatu organisasi dalam melakukan proses pengelolaan perilaku

(20)

intention merupakan keinginan dari seorang karyawan untuk berpindah dari suatu

organisasi ke organisasi lainnya (Nelwan dalam Gustria 2011:4).

Di perusahaan, perputaran (Turnover) merupakan tantangan khusus bagi

pengembangan sumber daya manusia. Karena kejadian-kejadian tersebut tidak

dapat diperkirakan, kegiatan-kegiatan pengembangan harus mempersiapkan

setiap saat pengganti karyawan yang keluar. Dilain pihak dalam banyak kasus

nyata, program pengembangan perusahaan yang sangat baik justru meningkatkan

turnover intention.

Choco Bakery merupakan salah satu toko roti yang memproduksi

berbagai macam jenis roti dan kue dengan bahan dasar menggunakan coklat.

Penggunaan coklat sebagai bahan bakunya merupakan ciri khas dari Choco

Bakery. Toko roti ini terletak di Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A. Untuk

keberlangsungan operasionalnya, Choco Bakery membutuhkan banyak tenaga

kerja yang saat ini jumlah tenaga kerja yang ada sudah hampir memenuhi jumlah

target yang diinginkan. Seorang karyawan diharapkan harus berkomitmen

sepenuhnya pada Choco Bakery dan bersedia untuk memenuhi target kerja yang

telah ditetapkan.

Namun, berdasarkan karakteristik pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab seorang karyawan, manajer Choco Bakery menemukan adanya beberapa

karyawan yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya (resign) pada periode

2014 hingga awal 2015. Fenomena ini sering terjadi sehingga sangat mengganggu

kegiatan operasional toko. Keputusan karyawan untuk berpindah dari Choco

(21)

kepada manajer toko. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam

kelancaran operasional toko. Berikut ini merupakan tabel perputaran karyawan

pada Choco Bakery Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A selama periode Maret

2014 hingga Maret 2015.

Tabel 1.1

Jumlah karyawan yang keluar dan masuk pada Choco Bakery.

Tahun/Bulan Jlh Awal Masuk Keluar Jlh Akhir

2014/03 31 1 0 32

2014/04 32 0 1 31

2014/05 31 3 2 32

2014/06 32 0 0 32

2014/07 32 0 0 32

2014/08 32 0 2 30

2014/09 30 1 3 28

2014/10 28 2 1 29

2014/11 29 1 2 28

2014/12 28 2 1 29

2015/01 29 3 1 31

2015/02 31 2 3 30

2015/03 30 4 4 30

Sumber: Choco Bakery (2015)

Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa terdapat peningkatan

karyawan yang keluar (resign) dari pekerjaannya yang sebenarnya tidak

(22)

operasional toko. Turnover yang tinggi mengakibatkan toko tidak efektif karena

toko kehilangan karyawan yang berpengalaman dan harus melatih kembali

karyawan yang baru. Hal ini mengakibatkan timbulnya peningkatan biaya SDM

berupa biaya pelatihan.

Selain itu,karyawan yang keluar dari pekerjaannya secara tiba-tiba

mengakibatkan banyak ketentuan dalam toko yang ditinggalkan menjadi berubah

untuk sementara waktu, mulai dari perubahan schedule karyawan juga

penambahan jumlah jam kerja hingga ada karyawan pengganti. Hal itu

dikarenakan berkurangnya tenaga kerja, sehingga jam kerja yang seharusnya

menjadi tanggung jawab karyawan yang resign harus dibebankan kepada

karyawan yang lain.

Fenomena Turnover Intention yang dilakukan oleh para karyawan ini

disebabkan kurang efektifnya pengelolaan perilaku individu. Pemicu munculnya

perilaku individu adalah karakteristik pekerjaan, stres kerja dan pola

kepemimpinan transformasional dari seorang pemimpin yang akan

mengakibatkan ketidakpuasan kerja dan komitmen toko sehingga muncul

fenomena Turnover Intention. Harus diidentifikasi sedemikian rupa sehingga toko

tersebut mampu meminimalisasi dampak-dampak buruk akibat Turnover dari

sejumlah karyawan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Turnover Intention karyawan pada Choco Bakery dengan

(23)

1.2 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan

menghindari kesimpangsiuran dalam menganalisis penelitian, maka peneliti

membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah yang diteliti

adalah:

1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik

dan Gaji terhadap turnover intention karyawan pada Choco Bakery.

2. Penelitian ini hanya berlaku kepada karyawan Choco Bakery

Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A. Medan, pada periode Maret 2014

hingga Maret 2015.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangat berkaitan dengan latar belakang dan batasan

masalah sebagai upaya memberikan arah tentang fokus yang hendak diteliti.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Stres Kerja terhadap turnover karyawan pada

Choco Bakery?

2. Bagaimanakah pengaruh Konflik terhadap turnover karyawan pada

Choco Bakery?

3. Bagaimanakah pengaruh Gaji terhadap turnover karyawan pada Choco

Bakery?

4. Bagaimanakah pengaruh Stres Kerja, Konflik dan Gaji secara

(24)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian relevan dengan rumusan masalah. Berdasarkan uraian

rumusan masalah di atas,tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh Stres Kerja terhadap turnover karyawan pada Choco

Bakery.

2. Mengetahui pengaruh Konflik terhadap turnover karyawan pada Choco

Bakery.

3. Mengetahui pengaruh Gaji terhadap turnover karyawan pada Choco

Bakery.

4. Mengetahui pengaruh Stres Kerja, Konflik dan Gaji secara bersama-sama

terhadap turnover karyawan pada Choco Bakery.

1.5Manfaat Penelitian 1. Manfaat ilmiah/teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan ilmiah

dalam bidang sumber daya manusia, khususnya di bidang stres kerja,

konflik dalam organisasi, kesesuaian gaji dan intensi turnover. Hasil

penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti-peneliti lain di

masa mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang relevan dengan

penelitian ini.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pemilik

(25)

KERANGKA TEORI

2.1 Sumber Daya Manusia

Perusahaan dijalankan oleh orang-orang yang saling bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang ditetapkaan. Orang-orang yang bekerja dalam suatu

organisasi/perusahaan disebut sebagai sumber daya manusia. Sumber daya

manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha untuk

mendapatkan sumber daya manusia yang paling tepat baik dalam arti kualitas

maupun dalam arti kuantitas. Disamping itu,perusahaan juga harus mampu

mengelola sumber daya manusia yang dimiliki semaksimal mungkin agar setiap

pekerjaan dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

Menurut Ndraha (1999:23) SDM adalah penduduk yang siap, mau dan mampu

memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional. Sedangkan

menurut Nawawi (2001:8) pengertian SDM dibedakan menjadi dua, yaitu

pengertian SDM secara makro dan pengertian SDM secara mikro.

SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga

negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia

angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan(lapangan

kerja). SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang-orang

yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil,

pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja. Berdasarkan pengertian SDM tersebut

(26)

terlibat dan ikut bekerja sama dalam suatu perusahaan/organisasi untuk

pencapaian tujuan perusahaan.

2.2 Stres Kerja

2.2.1 Pengertian Stres Kerja

Dalam melaksanakan setiap tugas, seorang karyawan harus benar-benar

melakukan setiap pekerjaan tanpa ada paksaan ataupun tekanan yang akan

berpengaruh pada kinerja karyawan. Apabila seorang karyawan mengalami suatu

tekanan dalam melaksanakan tugasnya, akan mengakibatkan karyawan tersebut

mengalami stres dan memiliki kemungkinan untuk memilih keluar dari

perusahaan tersebut. Menurut Handoko (2014;200) stres adalah suatu kondisi

ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.

Menurut Wahjono (2010:13) stres adalah kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Sedangkan menurut

Szilagyi (1990) dalam Gitosudarmo dan Sudita (2000:50), stres adalah

pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan

fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan

eksternal organisasi atau orang lain, dan menurut Towner (2002:1) yang diambil

dari kutipan Cooper, stres adalah tekanan yang terlalu besar bagi kita.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja

merupakan tekanan yang mengakibatkan individu merasakan ketidaknyamanan.

Manajer menginginkan hal terbaik bagi staff mereka dan juga memikirkan

(27)

bahwa seorang pekerja yang mengalami stres bukanlah seorang yang bahagia dan

produktif (Towner, 2002:1).

2.2.2 Komponen-Komponen Stres

Ada tiga komponen utama dari stres yaitu komponen stimulus, komponen

respon, dan komponen interaksi.

1. Komponen stimulus meliputi kekuatan-kekuatan yang menyebabkan

adanya ketegangan atau stres. Stimulus stres dapat berasal dari

lingkungan eksternal, perusahaan dan individu.

2. Komponen respon meliputi reaksi fisik, psikis atau perilaku terhadap

stres. Paling tidak ada dua respon terhadap stres yang paling sering

diidentifikasi yaitu frustasi dan gelisah.

3. Komponen interaksi dari stres yaitu interaksi antara faktor stimulus

dengan faktor respon dari stres.

2.2.3 Penyebab Stres

Stres kerja yang dialami seseorang adalah merupakan pengaruh

lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor yang

menyebabkan timbulnya stres dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu faktor lingkungan, faktor organisasi dan faktor individu itu sendiri

(Wahjono:2010:13).

1. Faktor Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur

organisasi, ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan

(28)

antara lain ketidakpastian ekonomi, politik, teknologi, dan ketidakpastian

keamanan.

2. Faktor Organisasi

Beberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stres antara lain:

a. Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja,

dan tata letak kerja fisik. Tuntutan peran yang berhubungan dengan

tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran

tertentu yang dimainkan dalam sebuah organisasi.

b. Tuntutan antar-pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan

oleh karyawan lain seperti kurangnya dukungan sosial dan

buruknya hubungan antar-pribadi para karyawan.

c. Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiasi dalam

organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan

diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi

individu dalam pengambilan keputusan merupakan potensi sumber

stres.

d. Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan

atau manajerial dari eksekusif senior organisasi.

3. Faktor Individu

Faktor-faktor individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam

kehidupan pribadi individu. Faktor tersebut antara lain persoalan keluarga,

(29)

2.2.4 Pendekatan Stres Kerja

Stres itu ada, baik suka atau tidak. Ia mempengaruhi orang dengan cara

berbeda dan jika dibiarkan tidak ditangani akan menimbulkan kerusakan di tempat

kerja. Stres dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap prestasi

kerja. Pada saat stres kerja rendah, karyawan dapat bekerja dengan prestasi yang

optimal. Sebaliknya, jika tingkat stres tinggi, maka prestasi kerja dapat menurun

secara drastis. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan terhadap stres kerja.

Ada 4 (empat) pendekatan terhadap stres kerja, yaitu; dukungan sosial,

meditasi, biofeedback, dan program kesehatan pribadi (Mangkunegara, 2005:12).

1. Pendekatan Dukungan Sosial

Dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan sosial

bagi karyawan, misalnya bermain game dan lelucon.

2. Pendekatan Meditasi

Dilakukan melalui penenangan pikiran, dzikir, tafakur, sholat, dan olahraga

pernapasan.

3. Pendekatan Biofeedback

Dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan dokter, psikiater

dan psikolog.

4. Pendekatan Kesehatan Pribadi

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang dilakukan sebelum terjadinya

stres. Dalam hai ini, karyawan secara periode waktu yang kontinyu

memeriksa kesehatan, melakukan relaksasi otot, pengaturan gizi dan

(30)

2.2.5 Konsekuensi dari Stres

Stres, baik itu yang berasal dari kehidupan pribadi ataupun dari tempat

kerja, pada akhirnya akan mempengaruhi seseorang di tempat kerja. Apabila hal

itu diabaikan, maka akan menimbulkan dampak/konsekuensi bagi perusahaan.

Ada tiga kategori umum sebagai konsekuensi dari stres (Wahjono, 2010:14),

yaitu;

1. Gejala Fisiologis

Gejala ini terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang menunjukkan

bahwa stres dapat menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju

detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan

sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.

2. Gejala Psikologis

Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan terutama yang berkaitan dengan

ketidakpuasan pekerjaan. Disamping itu stres juga muncul dalam bentuk

keadaan psikologis lain seperti ketegangan, kecemasan, mudah marah,

kebosanan, dan suka menunda-nunda.

3. Gejala Perilaku

Gejala stres yang terkait dengan perilaku mencakup perubahan

produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, perubahan

kebiasaan makan, meningkatkan konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat,

gelisah dan adanya gangguan tidur.

Para pekerja yang mengalami stres dan tidak melihat jalan lain untuk

memecahkan suatu masalah di tempat kerja, mungkin akan mencari pekerjaan

(31)

Pelatihan dan pengembangan pekerja memang membebani, namun itu adalah

suatu investasi pada sumber daya manusia yang paling mahal (Towner, 2002;6).

2.2.6 Cara Mengatasi Stres

Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan (Wahjono,

2010:14) yaitu pendekatan individu dan organisasi.

1. Pendekatan Individu

Karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat

stresnya

2. Pendekatan Organisasi

Faktor organisasi yang dapat dikendalikan oleh manajemen seperti tuntutan

tugas dan peran, struktur organisasi dapat dimodifikasi sedemikin rupa

untuk menghindari tingkat stres yang tinggi.

Penanggulangan stres dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut

ini:

Tabel 2.1

Penanggulangan Stres Secara Individual Dan Organisasi

Secara individual Secara Organisasi

1. Meningkatkan keimanan

2. Melakukan meditasi dan

pernafasan

3. Melakukan kegiatan olah raga

4. Melakukan rileksasi

5. Dukungan sosial dari

teman-teman dan keluarga

6. Menghindari kebiasaan rutin

yang membosankan

1. Melakukan perbaikan iklim

organisasi

2. Melakukan perbaikan

terhadap lingkungan fisik

3. Menyediakan sarana olahraga

4. Melakukan analisis dan

kejelasan tugas

5. Mengubah struktur dan

(32)

6. Meningkatkan partisipasi

dalam proses pengambilan

keputusan

7. Melakukan restrukturisasi

tugas

8. Menerapkan konsep

manajemen berdasarkan

sasaran.

Sumber: Gitosudarmo (2000:55).

2.3 Konflik dalam Organisasi 2.3.1 Pengertian Konflik

Orang-orang dan kelompok dalam suatu organisasi ataupun perusahaan

memiliki keahlian dan pandangan yang berbeda-beda tentang

pekerjaannya/tugas-tugas orang ataupun kelompok yang lain. Maka ketika interaksi diantara mereka

terjadi, konflik menjadi potensial untuk muncul. Konflik merupakan suatu proses

yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi

secara negatif, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama (Wahjono,

2010;161). Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:23), konflik adalah suatu

pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap

dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkan.

Konflik dalam organisasi adalah tidak adanya persesuaian antara dua atau

lebih anggota organisasi atau kelompok, karena keharusan membagi sumber yang

langka diantara mereka atau keharusan bekerja bersama-sama, sedangkan mereka

berbeda tingkat, tujuan, nilai-nilai ataupun persepsi. Masing-masing anggota

organisasi atau kelompok dalam hal tiada persesuaian itu berusaha saling

(33)

2.3.2 Transisi dalam Pikiran Konflik

Berkenaan dengan pemikiran konflik, terdapat tiga pandangan yang

berbeda satu dengan lainnya. Adapun ketiga pandangan tentang konflik menurut

(Wahjono, 2010;161) yaitu pandangan tradisional, pandangan hubungan manusia,

dan pandangan interaksionis.

1. Pandangan Tradisional

Menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu

yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Pandangan tradisional

menyatakan bahwa konflik disinonimkan dengan kekerasan, destruksi, dan

ketidakrasionalan.

2. Pandangan Hubungan Manusia

Menyatakan bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam

semua kelompok dan organisasi.

3. Pandangan Interaksionis

Pandangan interaksionis menganggap perlu mendorong pemimpin

kelompok untuk mempertahankan suatu tingkat minimum keberlanjutan dari

konflik cukup untuk membuat kelompok itu bertahan hidup, dan kreatif.

Konflik tidak hanya merupakan suatu kekuatan positif dalam suatu

kelompok melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat

(34)

Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan ketiga pandangan

konflik tersebut;

Tabel 2.2

Perbedaan Ketiga Pandangan Konflik

Pandangan Tradisional Pandangan

Hubungan Manusia

Pandangan Interaksionis

1. Terjadinya konflik harus

dihindarkan

2. Konflik terjadi karena

kesalahan manajemen

dalam perancangan dan

pengelolaan

3. Konflik itu mengganggu

optimalisasi

4. Manajemen harus

menghilangkan konflik

1. Konflik

merupakan

peristiwa yang

wajar dalam semua

kelompok dan

toko.

2. Konflik tidak akan

terelakkan.

3. Konflik tidak

dapat disingkirkan.

4. Ada kalanya dapat

bermanfaat pada

kinerja kelompok.

1. Organisasi/kelompok

yang bebas dari konflik

akan bersifat statis,

apatis, tidak tanggap

perubahan.

2. Konflik mutlak

diperlukan agar dapat

berkinerja efektif.

3. Dampak konflik dapat

fungsional dan

disfungsional.

4. Konflik diperlikan

sebagai stimulus.

Sumber: Wahjono (2010:161).

2.3.3 Bentuk-Bentuk Konflik dalam Organisasi

Menurut Mangkunegara, ada 4 (empat) bentuk konflik dalam organisasi,

yaitu:

1. Konflik Hirarki (Hierarchical Conflict), yaitu konflik yang terjadi pada

tingkatan hirarki organisasi.

Contoh: konflik antara komisaris dengan direktur utama, pimpinan dengan

(35)

2. Konflik Fungsional (Functional Conflict), yaitu konflik yang terjadi dari

bermacam-macam fungsi departemen dalam organisasi.

Contoh: konflik antara bagian produksi dengan bagian pemasaran.

3. Konflik Staff dengan Kepala Unit (Line Staff Conflict), yaitu konflik yang

terjadi antara pimpinan unit dengan staffnya terutama yang berhubungan

dengan wewenang/autoritas kerja.

Contoh: karyawan staff secara tidak formal mengambil wewenang

berlebihan.

4. Konflik Formal–Informal (Formal-Informal Conflict), yaitu konflik yang terjadi yang berhubungan dengan norma yang berlaku di organisasi

informal dengan organisasi formal.

Contoh: pimpinan yang menempatkan norma yang salah pada organisasi.

2.3.4 Karakteristik Konflik dan Solusinya

Karakteristik konflik dapat diperhatikan pada lima bentuk konflik

(Mangkunegara,2005:24), sebagai berikut:

1. Konflik dalam diri perorangan.

2. Konflik antara perorangan-perorangan dalam suatu organisasi.

3. Konflik antara perorangan-perorangan dan kelompok-kelompok dalam

suatu organisasi.

4. Konflik antara kelompok dalam suatu organisasi.

5. Konflik antara organisasi-organisasi.

Untuk memahami karakteristik konflik dan solusinya, maka harus

dipahami terlebih dahulu mengenai sumber-sumber konflik dalam organisasi,

(36)

2.3.5 Sumber Konflik dalam Organisasi

Suatu konflik dapat terjadi karena masing-masing pihak merasa dirugikan.

Hal ini menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan bagi masing-masing atau

salah satu pihak. Sumber konflik (Mangkunegara,2005:24), meliputi:

1. Bersama-sama menggunakan sumber-sumber daya organisasi yang sama.

2. Perbedaan dalam tujuan antara bagian-bagian/kelompok-kelompok dalam

organisasi.

3. Saling ketergantungan pekerjaan dalam organisasi.

4. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi dimiliki/dianut oleh masing-masing

bagian-bagian organisasi.

5. Sumber-sumber lain seperti gaya perorangan, kekaburan organisasi dan

masalah komunikasi.

Sedangkan menurut Nitisemito (1982:214), sebab-sebab timbulnya konflik

antara lain adalah:

1. Perbedaan pendapat, dimana masing-masing pihak merasa dirinyalah yang

paling benar.

2. Salah paham.

3. Salah satu atau kedua belah pihak merasa dirugikan.

4. Perasaan yang terlalu sensitif.

2.3.6 Akibat-Akibat Konflik

Konflik tidak mesti menyebabkan akibat negatif, tetapi pada dasarnya

konflik juga menyebabkan akibat positif (Nitisemito,1982:214). Adapun akibat

positif/menguntungkan dari adanya konflik adalah:

(37)

2. Meningkatkan prestasi.

3. Pendekatannya yang lebih baik.

4. Mengembangkan alternatif yang lebih baik

Selain akibat-akibat positif, konflik juga mengakibatkan dampak negatif.

Akibat-akibat yang negatif antara lain:

1. Menghambat adanya kerja sama

2. Subyektif dan emosionil

3. Apriori

4. Saling menjatuhkan

5. Frustasi

Gambar 2.1

Sebab dan akibat konflik

Sumber: Nitisemito (1982:219)

1. Koreksi diri sendiri 2. Meningkatkan

prestasi

3. Pendekatan lebih baik

4. Alternatif lebih baik 1.Perbedaan Pendapat

2. Salah paham 3. Merasa dirugikan 4. Terlalu sensitif

Konflik

1. Menghambat kerjasama 2. Subyektif dan

(38)

2.3.7 Cara Mengelola Konflik

Bila terjadi konflik, maka akan timbul upaya untuk penyelesaiannya. Ada

3 bentuk dan cara mengelola konflik (Mangkunegara,2005:26), sebagai berikut:

1. Mendorong konflik.

2. Mengurangi konflik.

3. Memutuskan konflik.

1. Mendorong konflik

Mendorong konflik dilakukan dengan cara:

a. Memasukkan seseorang dari luar.

b. Merubah arus.

c. Penyusunan kembali organisasi.

d. Mendorong persaingan.

e. Mencari manajer baru yang lebih cocok.

2. Mengurangi konflik

Mengurangi konflik dapat dilakukan dengan cara:

a. Mendinginkan temperatur perselisihan.

b. Menyatukan kelompok-kelompok yang berselisih dengan cara mencari

“kambing hitam” dan berusaha mengalahkan musuh bersama.

3. Memutuskan konflik

Ada 3 cara memutuskan konflik, yaitu:

a. Dominasi dan tekanan.

Dilakukan dengan jalan:

1) Menekan konflik, bukan menyelesaikan konflik dengan jalan memaksa

(39)

2) Menang-kalah yang kalah biasanya harus memberi jalan kepada yang

lebih berwenang, tidak puas dan akan selalu melawan.

b. Kompromi

Ada beberapa bentuk kompromi, yaitu:

1) Pemisahan

2) Perdamaian

3) Peraturan yang menentukan

4) Penyuapan/kompensasi

c. Pemecahan integral

Ada beberapa pemecahan integral:

1) Musyawarah mufakat (konsensus).

2) Konfrontasi.

3) Pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

2.4 Gaji

2.4.1 Pengertian Gaji/Upah

Dalam banyak organisasi, tingkat upah karyawan dinilai sangat penting.

Faktor pendorong seorang tenaga kerja/karyawan mau melakukan suatu pekerjaan

adalah dengan tujuan untuk memperoleh bayaran atau sering disebut dengan gaji.

Menurut Sunarto (2004:41), gaji atau upah adalah harga sebagaimana

harga-harga yang lain yang menunjukkan nilai jasa di mata pembeli dan penjual,

pemberi kerja dan pemberi tenaga. Sedangkan pengertian upah menurut PP

0.8/1981 adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan

(40)

atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian

kerja antara pengusaha dengan karyawan itu sendiri maupun untuk keluarganya.

Tingkat gaji yang ditawarkan oleh suatu perusahaan memiliki pengaruh

yang sangat besar dalam menciptakan kepuasan kerja dan loyalitas karyawan

terhadap perusahaan. Menurut Armstrong & Murlis (1983:1), gaji merupakan

bayaran pokok yang diterima oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur variabel

dan tunjangan lainnya.

Banyak gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap semangat dan

kegairahan kerja. Masalah besarnya gaji harus benar-benar diperhatikan, terutama

bagi para karyawan yang mempunyai fungsi penting atau karyawan yang

mempunyai tanggung jawab besar. Ketidaksesuaian gaji dengan pekerjaan dalam

suatu perusahaan dapat menciptakan ketidakpuasan karyawan sehingga akan

berpotensi pada tingkat keluar masuknya karyawan yang tinggi. Untuk itu, setiap

perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada

karyawan/pegawainya. Pengertian cukup yang dimaksud adalah jumlah yang

mampu dibayarkan tanpa menimbulkan tuntutan dari para karyawan dan tidak

menimbulkan kerugian pada perusahaan.

Gaji bukanlah imbalan jasa dalam bentuk uang semata, tetapi dapat dalam

bentuk-bentuk lain seperti jatah beras, perawatan kesehatan, fasilitas, dan

sebagainya (Nitisemito,1982:171). Tingkat gaji individu pemegang jabatan akan

dipengaruhi oleh tiga faktor selain tingkat gaji pokok untuk jabatan itu sendiri

(Sunarto, 2004:42),yaitu:

1. Harga pasar.

(41)

3. Tingkat kinerja dalam jabatan terhadap keberhasilan organisasi secara

keseluruhan.

Besarnya pengaruh dari faktor-faktor ini tergantung pada jabatan dan

lingkungan internal organisasi. Sedangkan menurut (Ruky, 2001:42)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat patokan gaji (standar upah / gaji ) perusahaan

adalah sebagai berikut:

1. Ketetapan Pemerintah

Berpegang pada ketentuan pemerintah tentang UMR.

2. Tingkat Upah/Gaji di Pasaran

Mengacu pada besarnya upah/gaji yang di bayar oleh

perusahaan-perusahaan lain terutama yang beroperasi pada sektor yang sama.

3. Kemampuan Perusahaan

Yang menjadi acuan utama adalah kemampuan finansial perusahaan untuk

membayar.

4. Kualifikasi SDM yang Digunakan

Kualifikasi SDM yang digunakan sebuah perusahaan sangat ditentukan

terutama oleh tingkat teknologi yang digunakan olehnya dan segmen pasar

dimana perusahaan tersebut bersaing.

5. Kemauan Perusahaan

Dalam hal ini perusahaan tidak memperdulikan harga pasar ataupun

faktor-faktor lain, tetapi hanya berpegang pada apa yang menurut mereka wajar.

6. Tuntutan Pekerja

Tuntutan pekerja akan menentukan pula tingkatan imbalan yang dibayar

(42)

dipertemukan dalam meja perundingan dengan cara musyawarah atau

tawar-menawar.

2.4.2 Sistem Penggajian/Pengupahan

Setiap karyawan atau sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan

memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pihak perusahaan

melalui bagian personalia harus menetapkan sistem penggajian yang jelas. Sistem

penggajian adalah proses yang menentukan tingkat penggajian staff, memonitori,

mengembangkannya, dan mengendalikannya (Armstrong & Murlis,1983:1).

Menurut Sumarsono (2003:140), sistem pengupahan merupakan kerangka

bagaimana upah diatur dan ditetapkan sistem. Pengupahan di Indonesia pada

umumnya di dasarkan kepada 3 fungsi upah, yaitu:

1. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.

2. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang.

(43)

Proses sistem penggajian digambarkan oleh Armstrong & Murlis

(1983:3) seperti gambar berikut:

Gambar.2.2

Proses Sistem Penggajian

Penaksiran terus- menerus

Sumber: Armstrong & Murlis (1983:3).

Sistem Upah Untuk Mengurangi Kemangkiran dan Turnover

Pemberian upah yang dapat memuaskan pegawai akan membantu

organisasi menghasilkan, memelihara dan selalu mempekerjakan pegawai tetap

produktif. Tanpa upah yang memadai, ada kecenderungan para pegawai yang saat

ini sudah aktif bekerja akan ramai-ramai mangkir atau bahkan meninggalkan

tempat kerjanya dan berpindah ke tempat kerja baru. Pembayaran upah yang tidak

memuaskan boleh jadi akan menurunkan produktivitas organisasi dan

menunjukkan suatu penurunan di dalam kualitas semangat kerja.

Pengembangan kebijakan

1.Tingkat gaji 2.Kenaikan gaji 3.Balas jasa secara

menyeluruh 4.Komunikasi

Pelaksanaan 1.Biaya gaji 2.Struktur intern 3.Kecenderungan

diluar Prosedur

1.Anggaran gaji 2.Penggolongan

(44)

Di bawah ini merupakan gambar akibat yang ditimbulkan dari

pembayaran gaji yang tidak memuaskan karyawan.

Gambar 2.3

Akibat Pembayaran Gaji yang tidak Memuaskan

Sumber: Muliyono (1993:48).

2.4.3 Penerapan Upah Minimum

Upah pada dasarnya merupakan sumber utama penghasilan seseorang.

Sebab itu, upah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan

keluarganya dengan wajar. Upah minimum merupakan upah yang ditetapkan

secara minimum regional, sektoral regional maupun sub sektoral (Sumarsono,

2003:141). Dari definisi diatas, maka dapat terlihat dua unsur upah minimum,

yaitu:

(45)

1. Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh pekerja

pada waktu pertama kali dia diterima bekerja.

2. Jumlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup pekerja

secara minimal yaitu kebutuhan untuk sandang, pangan, kebutuhan rumah

tangga dan kebutuhan dasar lainnya.

2.4.4 Komponen Upah Minimum

Menurut Sumarsono (2003:141), ada 3 komponen yang dianggap

mempengaruhi besarnya upah minimum, yaitu:

1. Kebutuhan Fisik Minimum

Kebutuhan fisik minimum adalah kebutuhan pokok seseorang yang

diperlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar dapat

menjalankan fungsinya sebagai salah satu faktor produksi.

2. Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen merupakan petunjuk mengenai naik turunnya harga

kebutuhan hidup.

3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan keadaan perekonomian di

suatu daerah. Keadaan perekonomian ini akan mempengaruhi pertumbuhan

(46)

2.5 Turnover

Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen

untuk mengarahkan dan mengkoordinasi orang-orang tersebut. Pimpinan harus

harus memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran

komunikasi yang paling efektif dan memecahkan konflik antar anggota organisasi.

Apabila hal diatas tersebut tidak terlaksana dengan baik, besar kemungkinan akan

mengakibatkan tingkat perputaran karyawan tinggi.

Perputaran karyawan (employee Turnover) adalah pengunduran diri

permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi (Robbins,

2008:12). Menurut Harmita (Wahyu, 2012:27) Turnover intention pada dasarnya

adalah sama dengan keinginan berpindah karyawan dari satu tempat kerja ke

tempat kerja lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa Turnover intention

adalah keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu

melakukan perpindahan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya.

Harnoto (2002:2) menyatakan “Turnover intention adalah kadar atau

intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang

menyebabkan timbulnya Turnover intention ini dan diantaranya adalah keinginan

untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” Pendapat tersebut juga relatif

sama dengan pendapat yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa Turnover

intention pada dasarnya adalah keinginan untuk meninggalkan (keluar) dari

perusahaan.

Dalam arti luas, Turnover diartikan sebagai aliran para karyawan yang

masuk dan keluar perusahaan (Ronodipuro dan Husnan, 1995:34). Sedangkan

(47)

pergantian karyawan adalah berhentinya individu sebagai anggota suatu

organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang

bersangkutan.

Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari organisasi

adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Ada kalanya

pergantian karyawan memiliki dampak positif. Namun sebagian besar pergantian

karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari

segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk

memanfaatkan peluang. Angka Turnover karyawan yang tinggi dalam suatu

organisasi mengakibatkan bengkaknya biaya perekrutan, seleksi dan pelatihan

karyawan. Disamping itu, keluar masuknya karyawan sering berarti hilangnya

orang-orang yang keluarnya tidak diinginkan oleh organisasi tersebut. Hal ini

merupakan faktor pengganggu dengan merintangi keefektifan organisasi.

2.5.1 Indikasi Terjadinya Turnover intention

Menurut Harnoto (2002:2) Turnover intention ditandai oleh berbagai hal

yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain absensi yang meningkat, mulai

malas kerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian

untuk menentang atau protes kepada atasan, maupun keseriusan untuk

menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang sangat berbeda dari

biasanya. Indikasi-indikasi tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk

(48)

1. Absensi yang Meningkat

Karyawan yang berkeinginan melakukan pindah kerja biasanya ditandai

dengan absensi yang semakin meningkat . Tingkat tanggung jawab

karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan sebelumya.

2. Mulai Malas Bekerja

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja akan lebih

malas bekerja karena orientasi karyawan ini adalah bekerja di tempat

lainnya yang dipandang lebih mampu memenuhi semua keinginan

karyawan bersangkutan.

3. Peningkatan terhadap Pelanggaran Tata Tertib Kerja

Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan

sering dilakukan karyawan yang akan melakukan Turnover. Karyawan

lebih sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam kerja berlangsung,

maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya.

4. Peningkatan Protes terhadap Atasan

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja lebih sering

melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan kepada atasan.

Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan dengan balas jasa

atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan karyawan.

5. Perilaku Positif yang Sangat Berbeda dari Biasanya

Biasanya hal ini berlaku untuk karyawan yang karakteristik positif.

Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang

(49)

berbeda dari biasanya justru menunjukkan karyawan ini akan melakukan

Turnover.

2.5.2 Dampak Turnover bagi Organisasi

Turnover ini merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Semakin tinggi

Turnover, berarti semakin sering terjadi pergantian karyawan. Tentu hal ini akan

merugikan perusahaan. Sebab, apabila seorang karyawan meninggalkan

perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti:

1. Biaya penarikan karyawan.

2. Biaya latihan.

3. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan

karyawan baru tersebut.

4. Tingkat kecelakaan para karyawan baru tersebut biasanya cenderung

tinggi.

5. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan.

6. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya.

7. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru.

8. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan

(50)

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki referensi dari berbagai sumber yang telah

digabungkan untuk mendukung penyusunan penelitian,termasuk dari

penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah:

Tabel 2.3

Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil

1 Agung

Dan Stres Kerja

Terhadap

Turnover Pada

Karyawan PT

UNITEX Di

Bogor

Kepuasan Kerja (X1)

Dan Stres Kerja (X2)

Memiliki Pengaruh

Positif Dan Signifikan

Terhadap Turnover

Intention Karyawan PT

UNITEX Di Bogor.

2 Agung

Kepuasan Gaji

Dan Komitmen

Organisasi

Terhadap

Intensi

Turnover Pada

Divisi PT

JAMSOSTEK

Secara Empiris Kepuasan

Gaji (X1) Dan Komitmen

Organisasi (X2)

Memiliki Pengaruh Yang

Signifikan Terhadap

Intensi Turnover Di

Setiap Divisi Pusat

Kepuasan Kerja (X1),

Komitmen organisasional

(51)

Universitas

Insecurity(X4), Konflik

Peran (X5),

Ketidakjelasan Peran

(X6), Locus Of Control

(X7), Perubahan

organisasional (X8) tidak

secara bersama-sama

berpengaruh positif

terhadap Turnover

intention.

satisfaction (X2), secara

bersama-sama

(X2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

(52)

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi

antar konsep/antar konstruk atau pertautan/hubungan antar variabel penelitian.

Pertautan atau hubungan antar variabel penting dikemukakan sebagai landasan

untuk merumuskan hipotesis (Juliandi,2013:114). Menurut Nawawi (2001:40)

kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam

memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan menuntun dalam

merumuskan hipotesa dalam penelitian. Agar konsep-konsep tersebut dapat

diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya

menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.4

Kerangka konseptual

Sumber: Diolah Oleh Peneliti (2015) Konflik (X2)

Stres Kerja (X1)

Gaji (X3)

(53)

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian

permasalahan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan menganalisis

permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya

(Juliandi,2013:90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Choco Bakery yang terletak di

Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A, Medan. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Maret hingga April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Choco Bakery yang

berjumlah 30 orang.

3.3.2 Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

jenuh. Karena jumlah populasi yang kecil, maka seluruh populasi dalam penelitian

(54)

3.4 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang

ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan jawaban sementara oleh

karena jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori

(Juliandi,2013:47).

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Stres Kerja dengan

turnover karyawan di Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH

No.253-253A, Medan.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara Stres Kerja dengan turnover

karyawandi Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-

253A, Medan.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Konflik dengan

turnover karyawan di Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH

No.253-253A, Medan.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara Konflik dengan turnover

karyawan di Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-

253A, Medan.

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Gaji dengan

turnover karyawan di Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH

No.253-253A, Medan.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara Gaji dengan turnover

karyawan di Choco Bakery, Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-

(55)

4. H0 : Stres kerja,Konflik, dan Gaji secara bersama-sama tidak

berpengaruh signifikan terhadap turnover karyawan diChoco

Bakery Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A, Medan.

H1 : Stres kerja,Konflik, dan Gaji secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap turnover karyawan di Choco Bakery,

Jln.Prof.H.M.Yamin.SH No.253-253A, Medan.

3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep dalam penelitian ini adalah;

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

terikat secara positif maupun negatif (Hermawan, 2003:32). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Stres kerja (X1)

Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau perasaan tertekan

yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan

(Mangkunegara, 2005:11).

b. Konflik organisasi (X2)

Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang

diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi

dengan kenyataan apa yang diharapkan (Mangkunegara, 2005:23).

c. Gaji (X3)

Gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh

(56)

manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap perbulan

(Mulyadi, 2008:373).

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas (Rochaety, 2009:11). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah turnover.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai

cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Dalam penelitian ini, penulis

mengemukakan definisi variabel operasional sebagai berikut;

Stres Kerja

Stres kerja adalah keadaan yang mengganggu kenyamanan kerja

seseorang yang akan memberikan dampak terhadap kinerja seorang karyawan.

Baik dampak positif maupun dampak negatif. Stres kerja ditandai dengan adanya

sifat mudah tersinggung, tidak komunikatif, banyak melamun,lelah mental, dan

suka menunda atau menghindari pekerjaan.

Konflik Organisasi

Konflik organisasi adalah perseteruan yang terjadi dalam suatu

organisasi/perusahaan dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan pendapat, usia,

jabatan. Konflik dapat terjadi antar sesama karyawan,maupun atasan dengan

bawahannya. Konflik organisasi dapat dilihat dari ciri-ciri seperti benturan

kepribadian, perselisihan antar individu, ketegangan, tidak senang bekerja dengan

(57)

Gaji/Upah

Gaji merupakan jumlah nominal yang diperoleh oleh seorang tenaga

kerja sebagai bayaran atas jasa yang diberikan atau dikorbankan kepada suatu

perusahaan. Gaji dibayarkan setelah seorang bekerja sesuai yang diperintahkan

dan diinginkan oleh pihak yang berkepentingan. Biasanya gaji harus disesuaikan

dengan Upah Minimum Kerja (UMK).

Turnover

Turnover atau yang sering disebut dengan perputaran karyawan adalah

keputusan karyawan/tenaga kerja untuk keluar dari pekerjaannya, baik karena

keinginan pribadi maupun keinginan perusahaan. Perputaran karyawan dapat

memberikan dampak negatif bagi perusahaan,tetapi ada kalanya juga memberikan

dampak positif bagi perusahaan yang bersangkutan.

Setiap variabel dalam penelitian ini memiliki indikator-indikator yang

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Indikator Skala

Pengukuran 4. Lelah mental

5. Suka menunda

atau

menghindari pekerjaan.

(58)

Konflik Dalam

4. Tidak senang

bekerja dengan

Ordinal Kuesioner

Gaji/ Upah (X3) 1. Tingkat gaji

2. Kompensasi

3. Struktur dan

administrasi penggajian

Ordinal Kuesioner

Turnover Intention

(Y)

1. Absensi yang

meningkat tata tertib kerja 4. Peningkatan

protes pada atasan

5. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya

Ordinal Kuesioner

(59)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung objek yang

diteliti.

b. Kuesioner

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan lembaran angket

yang berisi pertanyaan-pertanyaan kepada responden atau

karyawan Choco Bakery terkait dengan stres kerja, konflik

organisasi, gaji, dan perputaran karyawan. Pengukuran variabel

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara

personal. Untuk memperoleh data, digunakan skala likert yang

menunjukkan hubungan atau pengaruh antar variabel.

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)

kepada responden penelitian yaitu karyawan Choco Bakery.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data

primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara sebagai

Gambar

Tabel  2.1
Tabel 2.2
Gambar 2.1  Sebab dan akibat konflik
Gambar.2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Buku Teks pelajaran Pendidikan Agama kristen kelas XII Kurikulum 2013. Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenaai Dampak

Sebagaimana t elah disampaikan dalam latar belakang, motivasi untuk melakukan penelitian ter batas tent ang tingkat/ kualitas liter asi pemilih di Kabupaten Sleman

Terimaksih kepada Bapak Ns.Endiyono., S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dalam proses pembuatan skripsi ini, terimakasih salalu

Ramalina fastigiata berwarna hijau, jenis lichenes ini berbentuk fruticose, morfologi thallusnya yang flattened (pipih) dan memiliki warna yang sama pada

a) Bagi kepala madrasah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan strategi yang digunakan dalam meningkatkan profesionalisme guru di Mts NEGERI LUBUK PAKAM. b)

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

were used in the extractions. Olubuyide, and J.L. Proceedings of the ECS Symposium on SiGe: Materials, Processing and Devices, October 2004, PV 2004 7, pp. With permission.).. of the