• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Teks Pelelangan: Analisis Struktur Generik Periklanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Struktur Teks Pelelangan: Analisis Struktur Generik Periklanan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR TEKS

PELELANGAN

:

ANALISIS STRUKTUR GENERIK PERIKLANAN

Dwi Widayati

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Abstract

This article discusses about the generic structure of auction text (Pelelangan) in advertisement in Indonesian Newspapers. The analysis is based on Move and Step in Business Genre according to Bhatia (1991). Bhatia describes there are 7 Moves and 3 Steps to describe the text structure. It is arranged by Move combinations that consist of one or more Steps. The result of the analysis showed (1) Move 1, 2, 5, and 6 were obligatory, Move 3, 4, and 7 were optional, and Step 3 in Move 2 was also optional; (2) Auction text moved in order from Move 1 to Move 2 consistently, but Move 3, 4, 5, and 6 did not; (3) The linguistic features that marked the Moves and Steps in this text consist of word, phrase, and clause, such as melampirkan, bersedia, paling lambat, and penjelasan lebih lanjut dapat diminta.; (4) The rhetorical style in this text was direct and indirect. Four of six texts use the indirect style in which the verbs berdasarkan and menunjuk were used.

Key words: text structure, generic advertisement, move and step, linguistic features, rhetorical style

1.

PENDAHULUAN

Teks pelelangan adalah salah satu jenis genre periklanan yang umum digunakan pada sebuah aktivitas komunikatif. Jenis genre lainnya adalah

research paper (laporan penelitian, artikel ilmiah),

letter of personal reference (surat referensi),

poems (syair/sajak), recipes (resep), dan news broadcasts (berita). Penulisan teks pelelangan berbeda dengan penulisan teks genre periklanan lainnya seperti iklan, pengumuman lamaran pekerjaan, atau sebuah promosi. Dari segi bahasanya, teks pelelangan memiliki cara penggunaan bahasa yang membuatnya berbeda dengan teks periklanan lainya itu. Bahasa yang digunakan itu selalu diungkapkan dengan cara tegas, singkat, dan bebas dari ambiguitas. Ini dapat dibandingkan dengan teks iklan sampo atau produk kecantikan lainnya yang cenderung harus dipahami secara menyeluruh karena keambiguitasannya. Teks pelelangan ini bernaung di bawah jenis business genre. Karena itu, struktur yang membentuk teks pelelangan ini umumnya mengacu pada move dan step yang ada pada

business genre. Seperti pada beberapa penelitian yang telah dilakukan Bhatia (1993) terhadap surat promosi jualan, surat permohonan pekerjaan, umumnya ditemukan banyak kesamaan dalam penggunaan move-move dalam teksnya, antara lain adanya (1) memperkenalkan tawaran/calon, (2) memberi butir-butir tawaran/calon, (3) menunjukkan nilai tawaran/pencalonan, (4) memberi insentif, (5) melampirkan dokumen, dan (6) meminta respons/tindakan.

Untuk menulis teks pelelangan dengan baik dalam bahasa Indonesia perlu memperhatikan juga segi retorikanya. Hal ini dimaksudkan agar teks pelelangan yang dibuat itu bernilai persuasif dan dapat mengundang berbagai peminat untuk hadir dan mendaftar di pelelangan tersebut. Apalagi ini berhubungan dengan wacana komunikatif yang dipublikasikan pada segala lapisan masyarakat. Karenanya, pola organisasi penyusunan juga penting diperhatikan. Meyer (1992 dalam Safnil 2001) menjelaskan bahwa informasi dalam sebuah teks tersusun menurut suatu pola organisasi tertentu yang membuat teks itu menjadi suatu kesatuan. Pola organisasi tersebut menunjukkan bagaimana sebagian informasi dalam teks tersebut menjadi pesan penting bagi penulis sementara informasi lainnya merupakan pesan pendukung (peripheral). Di samping itu, organisasi teks juga mengatur hubungan logis suatu teks dengan bagian lain yang menjamin koherensi teks tersebut.

(2)

pembaca, pembaca akan mengalami kesulitan dalam memahami atau membaca teks tersebut. Begitu juga kalau sebuah teks ditulis dengan pola retorika yang baru atau asing, pembaca juga akan mengalami kesulitan dalam memahami atau membaca teks tersebut. Artinya pengetahuan pembaca (schemata) tentang sebuah teks baik dari segi isi maupun pola retorika akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembaca dalam memahami teks tersebut.

Salah satu media tulis yang lazim memuat iklan pelelangan adalah surat kabar. Banyak jenis tulisan yang berbeda disajikan di dalamnya seperti berita, artikel, pemberitahuan, berbagai iklan, surat pembaca, dan tajuk rencana (band. Safnil 2001). Dalam tulisan ini yang dianalisis adalah generik pelelangan yang membentuk struktur atau pola teks pelelangan. Bagaimana move dan step

dibangun dalam struktur itu sehingga mampu menunjukkan segi keretorikaannya.

2.

ANCANGAN TEORETIS

Genre menurut Swales (1990) adalah gabungan beberapa aktivitas komunikatif (a set of communicative events) yang mempunyai tujuan-tujuan komunikatif yang sama. Tujuan komunikatif ini dikenal oleh para pakar dan orang-orang yang menggunakan aktivitas tersebut. Tujuan komunikatif inilah yang memberikan batasan pada sebuah genre dan sekaligus membedakannya dengan genre-genre lain. Karena sifat genre yang dinamis, sekelompok pakar dan orang aktif menggunakan atau terlibat dalam aktivitas komunikatif inilah yang sering menentukan pola dan ciri-ciri linguistik atau nonlinguistik sebuah genre.

Selain tujuan komunikatif, menurut Swales wacana yang digunakan pada sebuah aktivitas komunikatif (genre) juga mempunyai kesamaan-kesamaan lain seperti pola retorika, gaya bahasa, isi, dan pembaca atau pendengar yang dituju. Dengan kata lain, sebuah kegiatan komunikatif dapat digolongkan ke dalam suatu jenis genre apabila tujuan-tujuan komunikatif, komunitas wacana, dan ciri-ciri isi dan bentuk kebahasaan atau nonkebahasaannya dapat dijelaskan.

Komunitas wacana menurut Swales (1990) tunduk pada seperangkat tujuan bersama dan memiliki mekanisme komunikasi di antara para anggotanya. Selain itu, komunitas wacana juga menggunakan mekanisme partisipan untuk menyampaikan informasi dan menerima umpan balik. Untuk menyatakan generiknya, sebuah komunitas wacana menggunakan beberapa kosa kata khusus.

Swales (1981, 1984, dan 1990 dalam Safnil 2002: 199) menganjurkan sebuah model analisis genre untuk menganalisis pola retorika sebuah wacana tulis atau teks untuk tujuan-tujuan

edukatif. Model analisis genre yang ditawarkan Swales tidak hanya dari sudut pandang linguistik, tetapi juga dari aspek-aspek sosiokultural dan sosiolinguistik, dari sudut pandang penulisan, dan pemahaman terhadap sebuah wacana. Analisis genre seperti ini menurut Cheong (1999) bertujuan untuk menjawab sebuah pertanyaan inti, yaitu “mengapa sebuah genre tertentu ditulis dan dipakai menurut suatu cara atau pola tertentu oleh anggota komunitas wacana tersebut”. Dengan kata lain, tujuan analisis genre menurut model Swales bertujuan untuk melihat pola wacana yang dominan dan alasan-alasan penulis atau anggota komunitas wacana tertentu dalam memilih pola atau ciri-ciri wacana tersebut.

Analisis generik (genre) pelelangan merupakan salah satu sarana untuk lebih mengenali struktur dan pola generik pelelangan sehingga para penulis iklan dapat menerapkan dalam pembuatan iklan pelelangan lainnya. Dalam perkembangannya, analisis generik memberi perhatian tidak hanya pada aspek bahasa, tetapi juga pada aspek lainnya seperti gaya bahasa, peristiwa, dan deskripsinya. Dalam salah satu pendekatan analisis generik, struktur internal genre diidentifikasikan berdasarkan tujuan komunikatif masyarakat wacana. Swales (1990) memperkenalkan pengertian prototipe genre, yang diartikan sebagai cara bagaimana tujuan komunikatif, bentuk, struktur, dan harapan audiens bekerja untuk mengidentifikasikan sejauh mana satu salinan teks merupakan prototipikal dari genre tertentu. Ini berarti teks pelelangan sebagai salah satu genre bisnis memiliki prototipikal tertentu yang bisa dikenali dan kemudian diabstraksikan sebagai model. Untuk itu Swales (1990), Bhatia (1991) menggambarkan struktur teks tersusun dari serangkaian move yang dapat mengandung satu atau beberapa step (lihat Siregar 2005).

Analisis pola retorika atau struktur teks pelelangan di sini mengacu pada apa yang telah dilakukan Bathia terhadap iklan penjualan dan surat permohonan pekerjaan. Menurutnya, teks atau wacana iklan, surat lamaran, dan promosi termasuk dalam jenis business genre. Dalam mendeskripsikan struktur genre ini, Bathia membaginya dalam tujuh move dan tiga step yaitu: 1. Establishing credentials (memberi bukti

kelayakan)

2. Introducing the offer (memperkenalkan tawaran/calon)

(i) Offering the product or service

(menawarkan produk atau pelayanan) (ii) Essential detailing of the offer (memberi

butir-butir tawaran)

(iii)indicating value of the offer

(3)

4. Enclosing documents (melampirkan dokumen) 5. Soliciting respons (meminta respons)

6. Using pressure tactics (menggunakan taktik penekanan)

7. Ending politely (mengakhiri dengan sopan santun)

Tambahan pula, analisis generik itu harus melalui tujuh tahapan yaitu:

1. Placing the given genre-text in a situasional context (tempatkan teks genre pada sebuah konteks situasi).

2. Surveying existing literature (temukan literatur yang sudah ada)

3. Refining the situational analysis/contextual analysis

4. Selecting corpus (seleksi korpus)

5. Studying the institutional context (pelajari institusi teks)

6. Level of linguistic analysis (tingkat analisis linguistik)

Level 1: Analysis of lexicogrammar feature (analisis fitur-fitur leksikogramar) Level 2: Analysis of text-patterning of textualization (analisis pola teks)

Level 3: Structural interpretation of the text genre (interpretasi struktural teks genre)

7. Specialist information in genre analysis

(informasi khusus dalam analisis genre) (Bhatia, 1993: 22-36)

Singkatnya, dalam analisis move harus memperhatikan kajian teori, kajian situasi, dan kajian konteks yang lebih luas, seperti budaya dan politik.

3.

ANALISIS GENERIK STRUKTUR

TEKS

PELELANGAN

Move dan step merupakan unit semantik dalam wacana. Unit dan subunit semantik ini tersusun melalui fitur-fitur linguistik, seperti makna kata, makna preposisi, daya ilokusi, dan lain-lain. Pengenalan unit semantik ini dalam wacana atau teks dilakukan melalui batas-batas unit yang tersedia. Batas-batas ini biasanya menggunakan petunjuk linguistik atau wacana yang tersedia untuk membatasi setiap unit. Salah satu teknik yang dapat digunakan ialah menggunakan isi teks sebagai alat. Teknik ini mencoba mengenali unit komutikatif move dan step melalui pemahaman

informasi yang terkandung dalam teks atau bagian teks (lihat Siregar 2005).

Petunjuk linguistik yang sering digunakan di antaranya ialah (1) ungkapan-ungkapan lugas yang tetap, (2) unsur leksikal atau kata-kata khusus, dan (3) pemarkah atau alat kohesif. Selain itu, dalam business genre juga digunakan petunjuk yang nonlinguistik, seperti logo sebuah perusahaan. Yang pertama, dapat dilihat pada contoh (No. 1 dan 2) yang diberi garis bawah. Yang kedua, biasanya menggunakan kata yang sudah lazim digunakan untuk mengungkapan makna tertentu, misalnya pengungkapan

persyaratan, yang dapat menggunakan kata-kata

syarat-syarat peserta lelang, syarat-syarat lelang, persyaratan peserta lelang, persyaratan, dan

ketentuan. Yang ketiga, biasanya ditemukan ketika penulis mencoba menghubungkan satu unit informasi dengan unit informasi lainnya seperti contoh (No. 3 – 5).

(1) PT PERTAMINA (PERSERO) UP V Balikpapan bermaksud melaksanakan pelelangan….

(2) PT Bank mandiri (persero) … akan melaksanakan lelang ….

(3) … melengkapi dokumen berikut dengan cara….

(4) … dengan melampirkan….

(5) … dengan ketentuan sebagai berikut…. Dari enam teks pelelangan yang dianalisis (lihat lampiran 1) didapati sebuah bukti bahwa dekskripsi struktural yang menawarkan 7

move dalam business genre ternyata terdapat dalam teks pelelangan. Ini mengindikasikan bahwa teks pelelangan juga termasuk business genre. Walaupun secara mayoritas teks pelelangan dimulai dari Move 1 dan berakhir dengan Move 7 seperti terlihat pada (Tabel 1), hanya teks

Pelelangan 2 saja yang memuat ketujuh move

tersebut, sementara kelima teks lainnya hanya memuat Move 1 sampai dengan 6 saja. Ini artinya bahwa dalam teks pelelangan ending politely

‘mengakhiri dengan sopan santun’ adalah bersifat opsional. Teks 1, misalnya, hanya memuat 4 move

saja yaitu Move 1, 2, 5, dan 6. Demikian pula halnya dengan teks 3 juga hanya memuat empat

(4)

Tabel 1. Pola/struktur teks pelelangan pada tiap-tiap teks

Struktur move yang dapat dirumuskan dari (Tabel 1) adalah sebagai berikut:

Teks 1: M1> M2 s1 s2> M2 s2> M6>M2 s3> M6>M6> M6> M5> M2 s2

Teks 2: M1> M2 s1 s2>M6 >M4 >M6> M6> M2 s2> M4> M5> M3> M7

Teks 3: M1> M2 s1 s2> M2 s2> M6> M2 s3> M6> M2 s2> M6> M2 s3>M2 s2 > M6 Teks 4: M1> M2 s1 s2> M2 s1> M5> M2 s2> M2

s2> M4> M6> M4> M6> M4> M5> M3 Teks 5: M1> M2 s1 s2> M2 s2> M6> M2 s2>

M4> M3> M6> M2 s2> M5> M6> M2 s3>

M2 s2> M4> M3> M6> M5

Teks 6: M1> M2 s1 s2> M5> M2 s2> M5> M4> M6> M2 s2> M6> M3> M6> M2 s2> M5 Secara sederhana struktur di atas disusun sebagai berikut: M2> M5> M6> M2> M4> M3> M6> M5

Teks 6: M1> M2> M5> M2> M5> M4> M6> M2> M6> M3> M6> M2> M5

Dari struktur di atas jelas tampak bahwa teks

pelelangan lebih menonjolkan tawaran atau objek yang akan dilelang. Ini terbukti munculnya selalu

Move 2 dengan step yang berbeda di antara move-move lainnya. Pada teks 1 Move 2 muncul sebanak 3 kali, pada teks 2 muncul sebanyak 2 kali, pada teks 3 muncul sebanyak 4 kali, pada teks 4 muncul sebanyak 2 kali, pada teks 5 muncul sebanyak 4 kali, dan pada teks 6 muncul sebanyak 4 kali. Demikian pula Move 6 yang kerap muncul di antara move-move. Ini mengindikasikan bahwa taktik penekanan sangat diperlukan agar para konsumen atau peminat yang memenuhi persyaratan saja yang berhak turut dalam pelelangan. Pada teks 1 Move 6 muncul sebanyak 2 kali, pada teks 2 muncul sebanyak 2 kali, pada teks 3 muncul sebanyak 4 kali, pada teks 4 muncul sebanyak 2 kali, pada teks 5 muncul sebanyak 4 kali, dan pada teks 6 muncul sebanyak 3 kali. Perbandingan persentase kekerapan muncul dapat dilihat pada (Tabel 2).

(5)

Tabel 2. Persentase jumlah move/step dalam tiap-tiap teks

Move Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5 Teks 6

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Move 1 1 8,33 1 7,69 1 6,66 1 6,66 1 5,26 1 6,66

Move 2 1 8,33 1 7,69 1 6,66 1 6,66 1 5,26 1 6,66

Step 1 1 8,33 1 7,69 1 6,66 2 13,33 1 5,26 1 6,66

Step 2 3 25 2 15,38 4 26,66 3 20 4 21,05 4 26,66

Step 3 1 8,33 - - 3 20 - - 2 10,52 - -

Move 3 - - 1 7.69 - - 1 6,66 2 10,52 1 6,66

Move 4 - - 2 15,38 - - 3 20 2 10,52 1 6,66

Move 5 1 8,33 1 7,69 1 6,66 2 13,33 2 10,52 3 20

Move 6 4 33,33 3 23,07 4 26,66 2 13,33 4 21,05 3 20

Move 7 - - 1 7,69 - - -

12 100 13 100 15 100 15 100 19 100 15 100

Tabel 3. Persentase move/step dalam teks pelelangan dari 6 sampel

Move Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5 Teks 6 Jumlah Persen

Move 1 + + + + + + 6 100

Move 2 + + + + + + 6 100

Step 1 + + + + + + 6 100

Step 2 + + + + + + 6 100

Step 3 + - + - + - 3 50

Move 3 - + - + + + 4 66,66

Move 4 - + - + + + 4 66,66

Move 5 + + + + + + 6 100

Move 6 + + + + + + 6 100

Move 7 - + - - - - 1 16,66

Ada dua gaya retorik dalam pengungkapan

move yang dapat dipakai dalam teks iklan yaitu gaya langsung atau direct dan gaya tidak langsung atau

indirect (band. Safnil 2000: 151). Pada teks

pelelangan ini kedua gaya tersebut dapat ditemukan. Teks 1 – 4 menggunakan gaya retorik tidak langsung (indirect). Fitur linguistik yang menandainya adalah

berdasarkan, menunjuk, dan diberitahukan bahwa. Teks 5 dan 6 menggunakan gaya retorik langsung (direct). Fitur linguistik yang memarkahinya adalah

akan melaksanakan dan bermaksud melaksanakan. Misalnya,

Teks Pelelangan 1:

Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang No. 4 tahun 1996 (Undang-Undang Hak Tanggungan), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang hak Tanggungan Pertama atas kekuasaan sendiri akan menjual Obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum di hadapan pejabat lelang Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Surabaya I.

Teks Pelelangan 2:

Menunjuk Pengumuman Lelang No. 1116/E13510/2005 tgl. 30 Agustus 2005, bersama ini kami umumkan kembali kepada Perusahaan yang memenuhi persyaratan

berikut untuk berpartisipasi dalam Pelelangan Barang:

Teks Pelelangan 3:

Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang No. 4 tahun 1996 (Undang-Undang Hak Tanggungan), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang hak Tanggungan Pertama atas kekuasaan sendiri akan menjual Obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum di hadapan pejabat lelang Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Jakarta V.

Teks Pelelangan 4:

Diberitahukan bahwa PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan IV akan melaksanakan Pelelangan Pekerjaan.

Teks Pelelangan 5:

(6)

Teks Pelelangan 6:

PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan bermaksud melaksanakan Pelelangan Pekerjaan penyewaan kendaraan Ringan Penumpang (KRP) lengkap dengan pengemudinya untuk jangka waktu sewa selama lima tahun. Kepada penyedia jasa yang berminat untuk mengikuti pelelangan dapat mendaftarkan perusahaannya dengan ketentuan sebagai berikut.

Gaya pengungkapan langsung dan tak langsung lainnya dapat diamati pada fitur-fitur linguistik yang terdapat dalam setiap move yang muncul dalam teks Pelelangan (lihat juga lampiran 1). Berikut ini dideskripsikan fitur-fitur yang muncul dalam setiap move tersebut.

3.1 Move 1: Establishing Credentials (Memberi Bukti Kelayakan)

Pada tahap ini pencantuman logo dan nama perusahaan harus diterakan agar khalayak mengetahui akan kelayakan status yang mengadakan lelang. Selain itu, pelelangan ini dapat ditujukan kepada para anggota pemegang saham atau kepada masyarakat umum yang berminat. Fitur linguistik

Move 1 yang digunakan pada teks pelelangan ini adalah berdasarkan pasal, selaku pemegang hak, menunjuk pengumuman lelang No…(pengumuman lelang lanjutan apabila pengumuman pertama telah diumumkan), dan Badan Hukum Perusahaan, misalnya, PT Pertamina (Persero), dan PT Bank Mandiri (Persero).

Contoh:

Teks Pelelangan 1:

Bank Mandiri lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Lelang Pertama”. Deskripsi: Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang No. 4 tahun 1996 (Undang-Undang-Undang-Undang Hak Tanggungan), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang hak Tanggungan Pertama atas kekuasaan sendiri ….

Teks Pelelangan 2:

PT Pertamina (Persero) lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Lelang Ulang” + No. Register. Deskripsi: Menunjuk Pengumuman Lelang No. 1116/E13510/2005 tgl. 30 Agustus 2005, … Teks Pelelangan 3:

Bank Mandiri lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Lelang Pertama”. Deskripsi: Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang No. 4 tahun 1996 (Undang-Undang-Undang-Undang Hak Tanggungan), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang hak Tanggungan Pertama atas kekuasaan sendiri….

Teks Pelelangan 4:

PT Pertamina (Persero) lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Pelelangan” + No. Register. Deskripsi: Diberitahukan bahwa PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan IV

Teks Pelelangan 5:

Bank Mandiri lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Lelang Eksekusi II (Kedua)”. Deskripsi: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Regional Credit Recovery I Medan dengan perantaraan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Batam Teks Pelelangan 6:

PT Pertamina (Persero) lengkap dengan logonya. Judul pelelangan: “Pengumuman Pelelangan Umum” + No. Register. Deskripsi: PT Pertamina (Persero) UP V Balikpapan ….

Bukti kelayakan pada teks (1, 3, dan 5) selain logo dan nama perusahaan juga penjelasan kewenangannya sebagai suatu badan yang berhak melakukan pelelangan. Ini juga berlaku pada teks (4 dan 6). Selain itu, pada teks 5 disebutkan juga rujukan penguatan pelelangan. Pada teks (2) ini kelayakan dipenuhi dengan nama perusahaan dan logo, serta bukti register bahwa perusahaan tersebut pernah mengadakan pelelangan.

3.2 Move 2: Introducing The Offer

(Memperkenalkan Tawaran/Calon)

Pada tahap Move 2 pihak perusahaan yang mengadakan pelelangan memperkenalkan tawaran/calon yang akan dilelang. Move 2 ini biasanya langsung diikuti oleh Step 1 yaitu:

offering the product or service (menawarkan produk atau pelayanan). Move 2 dimarkahi oleh fitur linguistik akan menjual, kami umumkan kembali, dan akan melaksanakan. Move 2 Step 1 ditandai dengan kata/ungkapan: barang yang ditawarkan, misalnya Obyek Hak Tanggungan, Pelelangan barang (Nama barang), Pelelangan pekerjaan, dan Pekerjaan penyewaan kendaraan Ringan.

Misalnya,

Teks Pelelangan 1:

(7)

Teks Pelelangan 2:

Menunjuk Pengumuman Lelang No. 1116/E13510/2005 tgl. 30 Agustus 2005, bersama ini kami umumkan kembali kepada Perusahaan yang memenuhi persyaratan berikut untuk berpartisipasi dalam Pelelangan Barang:

Setelah mengungkapkan Step 1, pihak pelelang selalu merinci butir-butir yang ditawarkan (essential delailing of the offer (Step 2). Move 2 Step 2 ini ditandai dengan fitur linguistik obyek hak tanggungan yang akan dilelang adalah (rinciannya), (spesifikasi barang, misalnya,

Caustic Soda Liquid, satu unit Tug Boat ukuran…), lengkap dengan…, sistem lelang bersifat, tata cara penawaran lelang, obyek lelang dijual dalam keadaan apa adanya, ketentuan dan syarat –syarat lainya akan ditentukan…., cara penawaran lelang ditentukan…, pelelangan dilaksanakan dengan sistem…, proses negosiasi …., waktu dan tempat pelelangan dengan variasinya waktu pendaftaran, waktu dan tempat lelang, waktu dan tempat pendaftaran.

Butir-butir tawaran tidak hanya mencakup rincian secara detail terhadap objek yang akan dilelang, tetapi juga termasuk bagaimana dan

kapan pelelangan dilaksanakan, misalnya tata cara pelelangan, syarat dalam pelelangan, dan

waktu/tempat. Ini sangat dimungkinkan karena tata cara termasuk bagian penting dari usaha penjualan objek yang akan dilelang.

Misalnya,

Teks Pelelangan 1:

Obyek Hak Tanggungan yang akan dilelang adalah:

Liur Mas Internasional, PT

4 (empat) bidang tanah berikut bangunan di atasnya berupa rumah sarang burung walet yang terdiri atas:

a. SHM No. 329 seluas 390 m2 a.n. Nur Chamid di Ds. Srowo Sedayu Gresik. b. SHM No. 328 seluas 1021 m2 a.n. Nur

Hamid di Desa Pojok Kulon Kesamben Jombang.

c. SHM No. 56 seluas 2700 m2 a.n. H.Nur Hamid di Desa Pojok Kulon Kesamben Jombang.

d. SHM No. 10 seluas 527 m2 a.n. Haji Noor Hamid di Ds. Cangaan Kanor Bojonegoro.

Teks Pelelangan 2:

CAUSTIC SODA (LIQUID) 6.551.606/KG

SPPH 89/5Y.0350/6/B

Step 3 (indicating detailing of the offer

‘menunjukkan nilai tawaran’) tidak selalu mengikuti Step 2 dalam Move 2 ini. Adakalanya nilai tawaran menyisip dalam taktik penekanan (Step 3 menyisip dengan Move 6) seperti yang terdapat dalam teks pelelangan 1, 3, dan 5 (lihat lampiran). Fitur linguistik yang memarkahi Step 3 ini adalah uang jaminan, harga lelang, dan

sebesar (dalam rupiah) untuk objek lelang no….

Misalnya,

Teks Pelelangan 3. 1. PT Kilap Kobra

a. Satu bidang tanah SHM No. 319/Ciri Mekar luas 2.030 m2 atas nama Frans Faizal Hasjim & Djoni Hasjim & SHM No. 330/Ciri Mekar luas 2.050 m2 atas nama Frans Faizal Hasjim & Djoni Hasjim serta bangunan pabrik/kantor di atasnya luas 930 m2 terletak di Jl. Mayor Oking No. 188 kel. Ciri Mekar, kec. Cibinong, Bogor (uang jaminan sebesar Rp 660 juta) Æ (Move 2 Step 2 dan 3)

Teks Pelelangan 5: Objek lelang No. 1 s.d. 8

1. Peserta lelang wajib menyetorkan uang jaminan untuk tiap barang yang akan ditawar ke rekening KP2LN Medan pada Bank Mandiri Cab. Medan Imam Bonjol No. Rek. 105-0001325913 paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan lelang dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk objek lelang No.6 Æ Move 6 dan Move 2 Step 3

3.3 Move 3: Offering Incentive (Menawarkan Insentif)

Dari enam teks yang dianalisis hanya empat teks yang memuat Move 3 yaitu teks 2, 4, 5, dan 6. Dua teks lainnya yaitu teks 1 dan 3 tidak menawarkan insentif. Insentif diberikan pada para peserta lelang agar pelelangan itu dapat menarik peminat lebih banyak. Apalagi dengan adanya insentif para peminat tidak akan merasa dirugikan apabila tidak memenangkan pelelangan. Fitur linguistik yang memarkahi Move 3 ini adalah akan diundang, (…yang memenuhi persyaratan) akan diundang, akan diperhitungkan, dan akan dikembalikan tanpa potongan apapun.

Misalnya,

Teks Pelelangan 5:

(8)

3.4 Move 4: Enclosing Document (Melampirkan Dokumen)

Seperti Move 3, Move 4 hanya terdapat dalam 4 teks dari 6 teks yang dianalisis yaitu teks 2, 4, 5, dan 6. Fitur linguistik yang memarkahi Move 4 ini adalah copy surat, melampirkan, mengisi formulir, sertifikasi, bukti kepemilikan, copy (dokumen), membawa bukti setoran, fotocopy identitas, dan

menunjukkan (aslinya). Suatu hal yang agak berbeda dari hasil penelitian Bhatia, bahwa melampirkan dokumen tidak wajib dalam business genre, tetapi tampaknya dalam teks pelelangan, pelampiran dokumen merupakan hal yang perlu untuk studi kelayakan terhadap peserta lelang. Misalnya,

Teks Pelelangan 2:

Bagi perusahaan yang sudah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di PT PERTAMINA (Persero) UP III Plaju, cukup melampirkan copy SKT, sedangkan yang belum memiliki wajib melengkapi dokumen berikut dengan cara:

3.5 Move 5: Soliciting Respons (Meminta Respons)

Dalam Iklan Pelelangan, meminta respons merupakan suatu hal yang harus ada. Ini dapat dilihat dari 6 teks yang dianalisis semuanya memuat Move 5. Permintaan respons dalam iklan

pelelangan tidak hanya berupa permintaan informasi dari peserta lelang, tetapi juga petunjuk keterbatasan peserta lelang yang harus menjadi perhatian peserta lelang lainnya. Dengan kata lain, dalam peristiwa pelelangan tertentu hanya peserta lelang yang bergerak dalam bidang tertentu saja yang boleh mendaftar menjadi peserta. Ini terdapat dalam teks 6 (lihat lampiran). Fitur linguistik yang memarkahi Move 5 ini adalah penjelasan lebih lanjut dapat diminta, informasi lebih rinci harap hubungi, keterangan lebih lanjut harap menghubungi, keterangan lebih lanjut dapat diperoleh…, yang berminat agar mendaftarkan diri, keterangan lebih lanjut dapat diperoleh, yang berminat dapat mendaftarkan perusahaannya…, syarat-syarat peserta pelelangan, dan untuk keperluan ini tidak dilayani surat menyurat.

Misalnya,

Teks Pelelangan 2:

Apabila diperlukan informasi lebih rinci harap menghubungi Sekretariat Tender Telp. (0711) 596572/596524.

Teks Pelelangan 6:

1. Untuk keperluan ini tidak dilayani surat menyurat.

2. Syarat-syarat peserta pelelangan

Bidang usaha: Penyewaan alat angkutan darat (5.06.14) kualifikasi: B (besar)

3.6 Move 6: Using Pressure Tactics (Menggunakan Taktik Penekanan)

Taktik penekanan dalam teks iklan pelelangan ini agak berbeda dengan taktik penekanan pada teks iklan lainnya. Penekanan di sini selain menyatakan keterbatasan waktu dan keterbatasan peserta yang layak menjadi peserta lelang, ada juga penekanan terhadap syarat-syarat lain yang wajib dipenuhi oleh peserta lelang yang serius berminat. Karena tanpa memenuhi segala persyaratan yang diwajibkan, peserta dinyatakan gugur atau diskualifikasi. Ini sangat penting apalagi objek yang dilelang berharga ratusan juta rupiah. Fitur linguistik yang sering dipakai untuk memarkahi taktik ini adalah diwajibkan (menyetor), wajib menyetor, dianggap telah mengetahui, wajib melunasi, tidak diperkenankan, harus menyerahkan, dengan nilai kekayaan di neraca, mendapat dukungan, bersedia, selambat-lambatnya, bertanggung jawab, wajib membayar, paling lambat, (…yang belum mempunyai SKT) akan diadakan prakualifikasi, dinyatakan wanprestasi, wajib menyetorkan, pendaftaran di luar waktu dan tempat yang ditentuka tidak dapat diterima.

Misalnya,

Teks Pelelangan 1:

a. Peserta lelang dianggap telah mengetahui letak dan kondisi obyek lelang.

b. Apabila karena sesuatu hal terjadi pembatalan/penundaan terhadap salah satu atau beberapa obyek lelang, pihak-pihak lain yang berkepentingan.peminat lelang tidak diperkenankan untuk melakukan tuntutan dalam bentuk apapun kepada Bank Mandiri. Teks Pelelangan 2:

Bersedia mengikuti pelelangan dengan e-Auction

Teks Pelelangan 3:

Peserta lelang dianggap telah mengetahui keberadaan dan kondisi obyek lelang.

Teks Pelelangan 4:

Untuk rekanan yang belum mempunyai SKT akan diadakan prakualifikasi.

Teks Pelelangan 5:

(9)

Teks Pelelangan 6:

Pendaftaran di luar waktu dan tempat yang ditentukan tidak dapat diterima.

3.7 Move 7: Ending Politely (Mengakhiri dengan Sopan Santun)

Sejalan dengan hasil penelitian Bhatia terhadap teks iklan yang menyatakan bahwa mengakhiri dengan sopan santun. Namun, pada teks pelelangan cara ini juga tidak wajib. Ini terbukti dari 6 teks yang dianalisis hanya 1 teks yang menggunakan Move 7 sebagai penutup iklan sebelum penyebutan nama pejabat yang bertanggung jawab. Ungkapan yang dipakai dalam

Move 7 ini adalah Demikianlah untuk diketahui, agar maklum dan terima kasih.

4.

SIMPULAN

Dari analisis generik di atas dapatlah disimpulkan bahwa penggunaan Move 1, 2, 5, dan 6 bersifat wajib dalam teks iklan pelelangan, sedangkan

move 3 dan 4 bersifat tidak terlalu wajib. Sebaliknya, pencantuman Move 7 benar-benar opsional. Step 3 dalam Move 2 berdasarkan pengamatan juga tidak bersifat terlalu wajib. Ini dapat kembali dilihat pada Tabel 2 tentang jumlah persentase yang paling dominan dalam struktur teks pelelangan ini. Umumnya teks pelelangan selalu bergerak dari Move 1 lalu ke Move 2 secara konsisten, sedangkan Move 3, 4, 5, dan 6 tidak mutlak harus berurutan. Dari keenam teks ini tampak ketidakteraturan struktur keempat Move

tersebut. Temuan lain yang diperoleh adalah bahwa fitur-fitur linguistik yang memarkahi Move

dan Step dalam teks ini terdiri atas kata, frasa, dan klausa. Misalnya, melampirkan, bersedia, paling lambat, dan penjelasan lebih lanjut dapat diminta dan lain-lain. Gaya retorik yang digunakan pada

teks pelelangan adalah bergaya langsung dan tidak langsung. Gaya tidak langsung cenderung lebih disukai dalam teks pelelangan. Ini terbukti 4 dari 6 teks yang dianalisis menggunakan gaya tidak langsung. Verba yang digunakan adalah

berdasarkan, menunjuk.

DAFTAR PUSTAKA

Martin, J. R. 1992. English Text: System and Structure. Philadelphia/Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.

Mirahayuni, Ni Ketut. 2002. Investigating Textual Structure In Native and Non-Native Englih Research Articles: Strategy Differences between English and Indonesian Writers.

Disertasi.

Safnil. 2000. Rhetorical Structure Analysis of The Indonesian Research Articlel. Disertasi. Safnil. 2001. “Pola retorika ‘Editorial’ Surat

Kabar: Sebuah Model Aplikasi Metode TRIAD”. Dalam Linguistika Tahun VIII Edisi ke-15: 16 – 32

Safnil. 2002. “Retorika Teks Khotbah: Model Analisis Retorika. Dalam Linguistik Indonesia Tahun 20 No. 2: 197 – 215. Siregar. 2005. “ Metode Teknis Penulisan Artikel

(10)

Lampiran 1: Contoh: Teks 1:

LOGO BANK MANDIRI PENGUMUMAN LELANG

Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang no. 4 tahun 1996 (Undang-Undang Hak Tanggungan), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang hak Tanggungan Pertama atas kekuasaan sendiri

Establishing Credentials (Move 1)

akan menjual Obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum di hadapan pejabat lelang Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Surabaya I.

Obyek Hak Tanggungan yang akan dilelang adalah:

1. Liur Mas Internasional, PT

4 (empat) bidang tanah berikut bangunan di atasnya berupa rumah sarang burung walet yang terdiri atas:

a. SHM No. 329 seluas 390 m2 a.n. Nur Chamid di Ds. Srowo Sedayu Gresik. b. SHM No. 328 seluas 1021 m2 a.n. Nur Hamid di Desa Pojok Kulon

Kesamben Jombang.

c. SHM No. 56 seluas 2700 m2 a.n. H.Nur Hamid di Desa Pojok Kulon Kesamben Jombang.

d. SHM No. 10 seluas 527 m2 a.n. Haji Noor Hamid di Ds. Cangaan Kanor Bojonegoro.

2. Panthom, UD/Mujiono

a. 3 (tiga) bidang tanah berikut bangunan di atasnya berupa SHM No. 374 seluas 730m2 a.n. Supatmi, SHM No. 454 seluas 300 m2 dan SHM No. 127 seluas 396 a.n. Mujiono terletak di desa Sambiroto Kecamatan Mojokerto.

b. 3 (tiga) bidang tanah seluas 5547 m2 berikut bangunan pabrik berupa SHM no. 463, SHM No. 466, dan SHM No. 467 yang keseluruhanya a.n. Supatmi terletak di Jalan Raya Sambiroto Desa Sambiroto Mojokerto.

c. 2 (dua) bidang tanah sawah seluas 5912 m2 berupa SHM No. 210 dan SHM No. 298 a.n. Mujiono terletak di Desa Sambiroto Kecamatan Sooko Mojokerto.

3. Surya Mas, UD/Sunarijadi Machmuddin Manne

a. 2 (dua) bidang tanah seluas 110 m2 berikut bangunan rumah tinggal, toko, gudang, dan rumah walet di atasnya berupa SHM No. 96 dan 97 a.n. Yusuf Hudianto Machmuddi, Yusak Hadianto dan Patria Saint yang terletak di Jl. Raya Banyuwangi Rogojampi Desa Kalirejo Kec. Kabat Regojampi Banyuwangi. b. Sebidang tanah seluas 5675 m2 berikut bangunan toko di atasnya berupa SHM no.

87 a.n. Suhartatik dan Yusuf Hudianto di Jalan Raya Regojampi Srono Desa Wonosobo Kecamatan Sroo Banyuwangi.

c. Sebidang tanah seluas 1910 m2 berikut bangunan gudang di atasnya berupa SHM No. 1271 a.n. Yusuf Hudianto di jalan Raya Kembiritan Desa Kembiritan Kecamatan Genteng Banyuwangi.

4. Perkasa Makmur Wood, PT

a. 2 (dua) bidang tanah seluas 12770 m2 berikut bangunan pabrik di atasnya berupa SHM No. 430 a.n. Ge Ping Ing dan SHGB No. 71 a.n. Sentana Tjandra Halim yang terletak di Jl. Margomulyo No. 40 Surabaya.

b. 2 (dua) bidang tanah seluas 3228 m2 dan bangunan berupa SHM no. 1992 a.n. Tony halim dan SHGB No. 105 a.n. Tony Halim yang terletak di Jl. Margomulyo Industri I Blok C-15 Surabaya.

c. Sebidang tanah seluas 3640 m2 beserta bangunan Gudang di atasnya berupa SHGB No. 67 an. Tony Halim yang terletak di Jl. Margomulyo Industri I Blok E-16 Surabaya.

Introducing The Offer (Move 2) + offering the product or service

(Step 1)

essential detailing of the offer (Step 2)

Syarat-Syarat Lelang:

1. Sistem lelang bersifat terbuka dengan harga naik-naik

essential detailing of the offer (Step 2)

2. Peserta lelang diwajibkan menyetor uang jaminan lelang masing-masing

sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk butir No. 1 s.d. No. 3 setiap nomor penjualan (a,b,c, dan d) dan sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) untuk obyek butir No. 4 9a), dan sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk No. 4 9b dan c). Uang jaminan disetorkan ke

Using pressure tactics

(menggunakan taktik penekanan) (Move 6) +

indicating value of the offer

(11)

rekening Bendaharawan penerima KP2LN Surabaya I pada rekening PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Indrapura No. 141.000.206387.4 selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan lelang.

(Step 3)

3. Peserta lelang dianggap telah mengetahui letak dan kondisi obyek lelang. Using pressure tactics (Move

6) 4. Pemenang lelang yang telah ditetapkan pejabat lelang wajib melunasi harga

lelang secara tunai dalam waktu 3 x 24 jam.

Using pressure tactics (Move

6) 5. Apabila karena sesuatu hal terjadi pembatalan/penundaan terhadap salah satu

atau beberapa obyek lelang, pihak-pihak lain yang berkepentingan. Peminat lelang tidak diperkenankan untuk melakukan tuntutan dalam bentuk apapun kepada Bank Mandiri.

Using pressure tactics (Move

6)

6. Penjelasan lebih lanjut dapat diminta di credit recovery PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jl. Basuki rachmat 129-137 (lantai 4) Surabaya, Sdr. Yudi/henny Telp. 031-5453630 dan atau di KP2LN Surabaya I, Jl. Indrapura No. 5 (GKN I lantai 1) Surabaya.

Soliciting respons (Move 5)

Waktu dan tempat pelaksanaan lelang

Pada hari Kamis, tanggal 12 Januari 2006 pukul 10.00 WIB bertempat di Ruang lelang KP2LN Surabaya I Surabaya.

essential detailing of the offer

(Step 2)

Surabaya, 09 Desember 2005 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Regional Credit Recovery VIII

Ttd.

Edy Purwanto RCR Manager

Teks 2:

LOGO PT PERTAMINA (PERSERO) PENGUMUMAN LELANG ULANG

No. 1491/E13510/2005

Menunjuk Pengumuman Lelang No. 1116/E13510/2005 tgl. 30 Agustus 2005, …

Establishing Credentials

(Move 1)

bersama ini kami umumkan kembali kepada Perusahaan yang memenuhi persyaratan berikut untuk berpartisipasi dalam Pelelangan Barang:

Nama Barang. Qty.SPPH

CAUSTIC SODA (LIQUID) 6.551.606/KG

SPPH 89/5Y.0350/6/B

Introducing The Offer (Move

2) + offering the product or service

(Step 1)

essential detailing of the offer (Step 2)

A. Persyaratan Peserta Lelang:

1. Pabrikan/Agen/Distributor harus menyerahkan copy surat izin industri (bagi pabrikan), dan copy surat keagenan dari Deperindag yang masih berlaku (bagi Agen/Distributor)

Using pressure tactics (Move

6) + Enclosing documents

(Move 4)

2. Perusahaan/Koperasi besar (B) dengan Nilai kekayaan di neraca di atas 10 Milyard, dan mendapat dukungan dari Pabrik Caustic Soda.

Using pressure tactics (Move

6)

3. Bersedia mengikuti pelelangan dengan e-Auction Using pressure tactics (Move

6)

B. Waktu Pendaftaran:

Tanggal: 16 Desember s.d. 20 Desember 2005

essential detailing of the offer (Step 2)

C. Tata Cara Pendaftaran:

Bagi perusahaan yang sudah memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di PT PERTAMINA (Persero) UP III Plaju, cukup melampirkan copy SKT, sedangkan yang belum memiliki wajib melengkapi dokumen berikut dengan cara:

1. Langsung ke Sekretariat, dengan menyerahkan:

- Surat Asli permohonan sebagai peserta lelang yang ditandatangani oleh Direktur/Wakil Direktur sesuai yang tercantum di dalam Akte Perusahaan - Biodata Perusahaan yang terdiri atas:

* Akte pendirian Perusahaan dan Akte perubahan (bila ada) * Tanda daftar perusahaan (TDP)

* Neraca perusahaan (terakhir)

* Surat Pengukuhan pengusaha kena pajak dan Nomor Pokok Wajib

Enclosing documents (Move

(12)

Pajak (NPWP)

* Susunan pengurus Perusahaan dan daftar nama pemilik modal * Referensi Bank

* Copy bukti telah membayar pajak tahun terakhir

- Surat Izin industri (bagi pabrikan) atau Surat Keagenan dari Deperindag (bagi agen/distributor) yang masih berlaku

- Copy SIUP yang masih berlaku

2. Melalui Pos dengan mengirimkan:

- Asli surat permohonan sebagai peserta lelang yang ditandatangani oleh direktur/wakil direktur.

- Biodata perusahaan seperti diuraikan pada butir C.1 tersebut di atas - Copy surat izin industri (bagi Pabrikan) atau copy surat keagenan dari Deperindag (bagi agen/distributor) yang masih berlaku.

- Copy SIUP yang masih berlaku

Semua dokumen dimasukkan ke dalam sampul tertutup serta diberi nomor pelelangan/SPPH dan ditujukan ke alamat:

Ketua Panitia Pelelangan Pengadaan Barang PT PERTAMINA (PERSERO)

Unit pengolahan III Plaju

Jl. Beringin No.1 Kompleks Pertamina UP III Plaju Palembang Sumsel Kode Pos 30268, telp (0711) 596572-596524

3. Melalui Faks

- Surat permohonan sebagai peserta lelang yang ditandatangani oleh direktur/wakil direktur.

- Copy surat izin industri (bagi Pabrikan) atau copy surat keagenan dari Deperindag (bagi agen/distributor) yang masih berlaku.

- SIUP yang masih berlaku

Semua dokumen dikirim melalui faks No. (0711) 542165-596463

- Biodata perusahaan yang belum memiliki SKT di PT PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan III Plaju seperti diuraikan pada butir C.1 tersebut di atas, agar disusulkan secepatnya melalui pos.

Apabila diperlukan informasi lebih rinci harap menghubungi Sekretariat Tender Telp. (0711) 596572/596524.

Soliciting respons (Move 5)

Perusahaan yang dinyatakan lulus dalam prakualifikasi akan diundang oleh panitia. Offering incentive

(Move 3)

Demikian untuk diketahui, agar maklum dan terima kasih Ending politely

(Move 7) Plaju, 13 Desember 2005

Panitia Pelelangan Pengadaan barang

Gambar

Tabel 2. Persentase jumlah move/step dalam tiap-tiap teks

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aspek kualitas layanan yang memengaruhi kepuasan pasien rawat inap RSUD Bangkalan adalah reliability dan emphaty. Kata

suatu sistem penerimaan dokumen yang dapat mengawal jalannya Dokumen SE2016 mulai dari penerimaan dokumen sampai dengan pengolahan SE2016-RBL serta pengiriman dokumen

nilai besar yang dapat digali dalam film ini yaitu setiap orang memiliki.. kebenarannya

ANALISIS METODE BANDONGAN TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA KITAB PADA SANTRI TINGKAT MU’ALLIMIN. DI PESANTREN PERSATUAN ISLAM NO

bahwa dengan teiah berjalannya Program Pascasarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkulu dan belum diaturnya program dimaksud dalarn Statuta Sekolah

Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup pertambangan emas rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 6 dilakukan sesuai dengan pedoman

Jika indeks bias adalah kecepatan cahaya di ruang hampa dibagi kecepatan dalam suatu medium, maka dapat didefinisikan indeks bias efektif (neff) yaitu perbandingan antara

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel.Novel merupakan cerita fiksi sastra dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik.Unsur