STUDI PERBANDINGAN MORFOLOGI SPORA
PADA TUMBUHAN PAKU GENUS PYRROSIA DENGAN PTERIS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
SKRIPSI
Oleh :
RAVI’I RAMADHAN
201010070311008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
STUDI PERBANDINGAN MORFOLOGI SPORA
PADA TUMBUHAN PAKU GENUS PYRROSIA DENGAN PTERIS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
RAVI’I RAMADHAN
201010070311008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sujud Syukur KuPersembahkan Hasil Karyaku ini
Kepada Ibunda Kamsiah Bakrie, Ayahanda Ibramsyah, S.Sos
&
Adekku Yang Selalu Aku Cintai,,Sayangi..
Ilham Maulana, Annisa Fitriani, dan Rayhan Iswardana
ᄺBerkat Semua Yang Kalian Berikan Kepadaku Selama
Inilah Yang Membuatku Selalu Menjadi Pribadi Yang Lebih
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobil Alamin
Sujud syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
ridho-Nya dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
telah memberikan bantuan, informasi, bimbingan, dan juga doa yang sangat
berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan yang diberikan terutama kepada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi dan
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Drs. Nur Widodo, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan waktu luang, dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan ke
arah yang lebih baik sehingga terselesaikannya skripsi ini dan Ibu Dr. Rr.
viii
waktu luang, dorongan, semangat, motivasi, pengarahan, komentar, kritik,
serta saran yang saya sangat yakini dapat melengkapi kekurangan saya
dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga bantuan, bimbingan, saran, kritik dan lainnya itu menjadi amal dan
mendapat imbalan yang selayaknya dikemudian hari. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.
Malang, 11 Agustus 2014
Penulis,
ix DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Sampul Luar ... i
Lembar Sampul Dalam ... ii
Lembar Persetujuan ... iii
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Penelitian ... 6
1.6 Definisi Istilah... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Genus Pyrrosia ... 9
2.1.1 Spesies Pyrrosia lingua ... 9
2.1.2 Spesies Pyrrosia piloselloides ... 11
2.1.3 Spesies Pyrrosia lanceolata ... 13
2.2 Tinjauan Tentang Genus Pteris ... 16
2.2.1 Spesies Pteris vittata ... 17
2.2.2 Spesies Pteris ensiformis... 19
2.2.3 Spesies Pteris biaurita ... 21
2.3 Tinjauan Tentang Spora Pada Tumbuhan Paku ... 23
2.4 Tinjauan Tentang Mikroteknik ... 35
2.5 Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 37
x
Halaman
2.6 Tinjauan Tentang Multimedia ... 40
2.7 Materi Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku di SMA & PT ... 43
2.8 Kerangka Konseptual ... 45
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 46
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46
3.3 Populasi dan Sampel ... 47
3.3.1 Populasi ... 47
3.3.2 Sampel ... 47
3.4 Variabel Penelitian... 47
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 48
3.6 Prosedur Penelitian ... 49
3.6.1 Tahap Persiapan ... 49
3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 51
3.6.2.1 Proses Pembuatan Preparat Asetolisis ... 51
3.6.2.2 Skema Pembuatan Preparat Asetolisis ... 54
3.6.2.3 Proses Pelaksanaan Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) ... 55
3.6.3 Tahap Pengamatan ... 56
3.6.4 Prosedur Pembuatan Adobe Flash CS6 Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 57
3.7 Metode Pengumpulan Data... 59
3.8 Teknik Analisa Data ... 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65
4.1.1 Genus Pyrrosia ... 65
4.1.1.1 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 65
4.1.1.2 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 68
4.1.1.3 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 74
4.1.1.4 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 76
4.1.2 Genus Pteris ... 79
xi
4.1.2.1 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris
ensiformis, dan Pteris biaurita ... 79
4.1.2.2 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 82
4.1.2.3 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 88
4.1.2.4 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 90
4.2 Pembahasan ... 97
4.2.1 Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dengan Pteris ... 97
4.2.1.1 Tipe/Jenis Spora Berdasarkan Pandangan Leasure ... 98
4.2.1.2 Bentuk Spora Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 99
4.2.1.3 Ukuran Spora Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang ... 100
4.2.1.4 Tipe Ornamentasi Spora Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur Ornamentasi Spora ... 102
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Ukuran Polen dan Spora Berdasarkan Pada Pengukuran Aksis
Terpanjang ... 31
Tabel 2.2 Tipe-Tipe Ornamentasi ... 32
Tabel 3.1 Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pandangan Leasure ... 59
Tabel 3.2 Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 60
Tabel 3.3 Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub dan
Ekuator ... 60
Tabel 3.4 Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia
dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur
Ornamentasi ... 61
Tabel 3.5 Data Kejelasan Preparat dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora
Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia ... 62
Tabel 3.6 Data Kejelasan Preparat dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora
Tumbuhan Paku Genus Pteris ... 62
Tabel 4.1 Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pandangan Leasure ... 93
Tabel 4.2 Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 94
Tabel 4.3 Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris
Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub dan
Ekuator ... 95
Tabel 4.4 Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur
Ornamentasi ... 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1.(a) Pyrrosia lingua ... 10
Gambar 2.1.(b) Letak Sorus Pyrrosia lingua ... 11
Gambar 2.2.(a) Pyrrosia piloselloides ... 12
Gambar 2.2.(b) Letak Sorus Pyrrosia piloselloides ... 13
Gambar 2.3.(a) Pyrrosia lanceolata... 14
Gambar 2.3.(b) Letak Sorus Pyrrosia lanceolata ... 15
Gambar 2.4.(a) Pteris vittata ... 18
Gambar 2.4.(b) Letak Sorus Pteris vittata ... 18
Gambar 2.5.(a) Pteris ensiformis ... 19
Gambar 2.5.(b) Letak Sorus Pteris ensiformis ... 21
Gambar 2.6.(a) Pteris biaurita ... 22
Gambar 2.6.(b) Letak Sorus Pteris biaurita... 23
Gambar 2.7.(a) Pandangan Kutub (Polar View) ... 27
Gambar 2.7.(b) Pandangan Ekuator (Equtorial View) ... 27
Gambar 2.8.(a) Orientasi Spora ... 29
Gambar 2.8.(b) Ilustrasi Spora Monolet ... 29
Gambar 2.8.(c) Ilustrasi Spora Trilet ... 29
Gambar 2.9.(a) Ilustrasi Sumbu Kutub (Polar Axis)... 31
Gambar 2.9.(b) Ilustrasi Sumbu Ekuator (Equatorial Axis) ... 31
Gambar 2.10 Ornamentasi pada Lapisan Eksin ... 33
Gambar 2.11.(a) Spora Spesies Pteris Heteromorpha Menggunakan Mikroskop Elektron ... 34
Gambar 2.11.(b) Spora Spesies Pyrrosia angustata Menggunakan Mikroskop Elektron ... 34
Gambar 2.12 Bagan Kerangka Konseptual ... 45
Gambar 3.1 Skema Pembuatan Preparat Asetolisis ... 54
Gambar 4.1 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 65
Gambar 4.2 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 66
xiv
Gambar 4.3 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 67
Gambar 4.4 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 68
Gambar 4.5 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 69
Gambar 4.6 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 70
Gambar 4.7 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 71
Gambar 4.8 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 72
Gambar 4.9 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 73
Gambar 4.10 Hasil Preparat Spora Pyrrosia Lingua (1) dan Pyrrosia Piloselloides (2) ... 74
Gambar 4.11 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 75
Gambar 4.12 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 76
Gambar 4.13 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 77
Gambar 4.14 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 78
Gambar 4.15 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 79
Gambar 4.16 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 80
Gambar 4.17 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 81
Gambar 4.18 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 82
Gambar 4.19 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 83
Gambar 4.20 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 84
Gambar 4.21 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 85
Gambar 4.22 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 86
Gambar 4.23 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 87
Gambar 4.24 Hasil Preparat Spora Pteris Vittata (1) dan Pteris Ensiformis (2) .. 88
Gambar 4.25 Hasil Preparat Spora Pteris Ensiformis (2) dan Pteris Biaurita (3) ... 89
Gambar 4.26 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 90
Gambar 4.27 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 91
Gambar 4.28 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 92
Gambar 4.29 Grafik Kualitas Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Oleh 5 Responden ... 106
xv
Gambar 4.30 Grafik Kualitas Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora
Pada Tumbuhan Paku Genus Pteris Oleh 5 Responden ... 106
Gambar 4.31 Grafik Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi
Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Oleh 5 Responden 108
Gambar 4.32 Grafik Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi
Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pteris Oleh 5 Responden ... 109
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Foto-foto Prosedur Kerja Pembuatan Preparat Asetolisis ... 130
Lampiran 2 Seperangkat Peralatan SEM (Scanning Electron Microscope) ... 132
Lampiran 3 Tabel Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia
dan Pteris Berdasarkan Pandangan Leasure ... 133
Lampiran 4 Tabel Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan
Pteris Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 134
Lampiran 5 Tabel Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan
Pteris Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub
dan Ekuator ... 135
Lampiran 6 Tabel Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus
Pyrrosia Dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan
Unsur Ornamentasi ... 136
Lampiran 7 Tabel Data Hasil Pengolahan Angket Tentang Kualitas Kejelasan dan
Kekontrasan Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus
Pyrrosia dan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 137
Lampiran 8 Tabel Data Hasil Persentase Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan
Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan
Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 138
Lampiran 9 Rencana Program Pembelajaran ... 139
Lampiran 10 Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Adobe Flash CS6 ... 149
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N & Haryanto, D. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Eviani, N. I. D. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Kubus Dan Balok Menggunakan Adobe Flash CS 5 (Studi Di SMP NEGERI 12 MALANG). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Heriyanto. 2012. Inventarisasi Pteridophyta Di Wilayah PPLH Seloliman Trawas Mojokerto Untuk Penyusunan Modul Sebagai Media Pembelajaran Di SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Himmah, F. 2013. Analisis Perbandingan Struktur Anatomi Buah dan Biji Genus Capsicum Pada Preparat Irisan Melintang (Cross Section) Sebagai Media Pembelajaran Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Indriwati, S. E. 1999. Media Pembelajaran Biologi. Malang: Universitas negeri Malang.
Kamau, P. W. 2012. Systematic Revision Of Pteris L. In Tropical Africa And Ecology Of Ferns And Lycophytes In Lowland Tropical Rainforests. Dissertation, Koblenz-Landau University, Germany.
Kotrnon, et al. 2007. Spore Characteristic Of Thai Pyrrosia Mirbel (Polypodiaceae). KKU Res J, No. 12 Vol. 3 Jul-Sep 2008 Hal. 229-236.
Kurniawati, F. 2013. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980. Jenis Paku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
xviii
Makgomol, K. 2006. Morphology Of Fern Spores From Phu Phan National Park. Kasetsart J. (Nat. Sci.), No. 40 Vol. 5 Hal. 116-122.
Moebadi, dkk. 2011. Mikrotehnik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Moertolo, A. 2001. Petunjuk Praktikum Pteridophyta. Malang: Universitas negeri Malang.
Prasetyo, Budi. 2014. Bentuk Spora Tumbuhan Paku Dalam Mendukung Konsep Takson. Universitas Terbuka.
Prihanta, W. 2004. Identifikasi Pteridophyta sebagai Database Kekayaan Hayati di Lereng Gunung Arjuno. Laporan Penelitian Bidang Ilmu Biologi Konservasi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
Purnama, A. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Adobe Flash CS4 Untuk Siswa SMA/MA Kelas X Pada Sub Materi Pokok Bryophyta dan Pteridophyta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Rahmayuna, C. S. 2009. Geologi Daerah Tangkisan dan Sekitarnya, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dan Analisis Paleoekologi Satuan Batupasir Formasi Kalikubik Berdasarkan Studi Palinologi, Foraminifera, dan Moluska. Skripsi, Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung.
Riani, S. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Bioteknologi Modern Siswa Kelas XII SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Rohman, I. F. 2014. Struktur Komunitas Serangga Tanah pada Ekosistem Pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Desa Sumberejo Kota Batu Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Sari, Novita. 2012. Studi Morfologi Vegetatif dan Spora Tumbuhan Paku Di Wilayah Universitas Negeri Malang. Skripsi, Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.
xix
Setjo, S & Priosudjono, W. 2001. Metode Asetolisis dan Whole-Mount. Malang: Universitas Negeri Malang.
Stuart, Tom. 2008. Pyrrosia. Fiddlehead Forum Bulletin of The American Fern Society, No. 2 & 3 Vol. 35 April-July 2008 Hal. 9-13.
Suhono, Budi. 2012. Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan Paku. Jakarta: Lentera Abadi.
Sukmadinata, N. S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Widodo, Nur. 1990. Study Diversitas Plankton Pada Perairan Sungai Semangu Yang Terkena Limbah Dari Proses Pembuatan Bahan Baku Pabrik Kertas PN. Blabak Sebagai Sumber Belajar Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kehidupan Organisme bagi Siswa SMA. Skripsi. IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.
Hayati, R. S. 2011. Pembuatan Preparat Serbuk Sari Belamcanda chinesis, (Online), (http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/pembuatan-preparat-serbuk-sari.html) diakses pada Juni 2014.
Permadi, J. 2010. Membuat Gliserin Jelly, (Online), (http://jefripermadi.wordpress.com/2010/01/23/membuat-gliserin-jelly/) diakses pada Juni 2014.
Riandi. 2014. Media Pembelajaran Biologi, Bahan Kuliah, (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1963050119 88031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf) diakses pada Maret 2014.
Susandarini, Ratna. 2014. Bahan Ajar Paleobotani, (Online), (http://elisa1.ugm.ac.id/files/susandarini/1ySjRED5/Pengantar%20Paleobot ani.pdf) diakses pada Maret 2014.
Ariasdi. 2013. Tahapan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, (Online),
(http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/28/tahapan-pengembangan-multimedia-pembelajaran-540938.html) diakses pada Juli 2014.
Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-lit.htm#Erdtman,1943) diakses pada Juni 2014.
xx
Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p2.htm#Equatorialview) diakses pada Juni 2014.
Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p3.htm#Monolete) diakses pada Juni 2014.
Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p5.htm#Trilete) diakses pada Juni 2014.
Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p2.htm#Equatorialdiameter) diakses pada Juni 2014.
Stuart, Lindsay. 2014. Pyrrosia lingua (Thunb.) Farw. var. Lingua, (Online),
(http://rbg-web2.rbge.org.uk/thaiferns/factsheets/index.php?q=Pyrrosia_lingua_lingua. xml) diakses pada Juni 2014.
Tschudy, R.H., 1961. Palynomorphs as indicators of facies environments in Upper Cretaceous and Lower Tertiary strata, Colorado and Wyoming. Wyoming Geol. Assoc. Guidebook 16. Ann. Field Conference 53-59, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p4.htm#Palynomorph) diakses pada Juni 2014.
Wodehouse, R.P., 1935. Pollen grains. Their structure, identification and significance in science and medicine. McGraw-Hill, New York, 574 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p4.htm) diakses pada Juni 2014.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga
bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan
paku belum dihasilkan biji (Tjitrosoepomo, 2005). Pada tumbuhan berbiji, daur
hidupnya dapat diikuti dari biji, kecambah, pohon, sampai pada pembentukkan
biji kembali. Daur hidup tumbuhan paku juga serupa, tetapi bukan biji yang
dihasilkan melainkan spora (Nasional-LIPI, 1980).
Jenis tumbuhan paku berdasarkan cara hidupnya, diantaranya terdapat jenis
paku yang hidup terestrial (paku tanah), paku epifit, dan paku air. Usaha
pengenalan dan pengidentifikasian tumbuhan paku umumnya dilakukan dengan
mengamati ciri morfologi, seperti akar, batang, daun, dan sorus. Ciri utama dalam
pengenalan Pteridophyta adalah spora (Prihanta, 2004). Ciri-ciri lain sebagai
pembeda taksonomi adalah sporangium, sorus, indusia, dan venasinya. Oleh
karena itu pengenalan terhadap tumbuhan paku perlu dilakukan berdasarkan sudut
pandang morfologi spora pada tumbuhan paku.
Contoh genus tumbuhan paku epifit adalah Pyrrosia. Marga ini umumnya
hidup secara epifit. Ciri khas morfologi terletak pada bagian daun, yaitu daun
steril dan fertil. Contoh genus tumbuhan paku tanah (terestrial) adalah Pteris.
2
diantara spesiesnya. Perbedaan ciri morfologi yang dimiliki oleh kedua genus
tersebut juga terletak pada bagian sorus. Pada genus Pyrrosia umumnya bentuk
sorus bulat dengan posisi dalam 1 baris atau lebih serta letak sorus tersebut
kadang-kadang memanjang atau beberapa sori berfusi menjadi rantai panjang
yang disebut coenosori (Stuart, 2008). Pada genus Pteris letak sori terdapat pada
tepi daun dan memanjang sepanjang tepi, serta tertutup oleh indusium palsu yang
terbentuk oleh lipatan dari pinggir lamina (bagian daun yang melebar) (Kamau,
2012).
Warna sorus pada masing-masing genus tersebut terdapat perbedaan, yakni
pada genus Pyrrosia berwarna kuning sedangkan pada Pteris berwarna pucat
hingga kehitaman. Berdasarkan perbedaan ciri khas yang terdapat pada sorus
genus Pyrrosia dengan Pteris ini mengindikasikan adanya perbedaan dalam hal
morfologi spora keduanya. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap
perbandingan morfologi spora dari genus Pyrrosia dengan Pteris sehingga pada
akhirnya dapat menambah kelengkapan data ciri morfologi dari tumbuhan paku
selain dengan menggunakan data morfologi berdasarkan akar, batang, daun, dan
sorus.
Serbuk sari dan spora dicandra berdasarkan sifat-sifat morfologi yang
meliputi: unit, bentuk (pandangan polar dan ekuatorial), ukuran, apertura (tipe,
jumlah, dan posisi) dan ornamentasi. Sifat-sifat tersebut di atas adalah yang
minimal diperlukan untuk pencandraan, dan yang memungkinkan untuk diamati
3
Morfologi spora pada tumbuhan paku tersebut dapat diketahui dengan cara
pengamatan pada preparat menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Menurut Heriyanto (2012), upaya yang dapat dilakukan untuk lebih
mengenal Pteridophyta adalah melalui bidang pendidikan. Menurut Sari (2012),
secara sederhana juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri morfologi
spora pada tumbuhan paku serta untuk menyusun kunci identifikasi tumbuhan
paku. Menurut Prasetyo (2014), karakter morfologi polen dan spora yang terdiri
atas aperture, tingkat exine, ornamentation exine, ukuran dan bentuk mempunyai
nilai penting bagi taksonomi dan evolusi tumbuhan. Media pembelajaran biologi
lainnya yang dimaksud adalah media pembelajaran yang berbasis multimedia
dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 dalam bentuk
Compact Disk (CD). Menurut Riandi (2014), penggunaan media berupa gambar,
foto, model, video atau animasi itu tergantung pada apa yang akan diajarkan
kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. Apabila tentang struktur
akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur yang berupa
molekuler seperti membran sel misalnya. Akan tetapi, kalau tentang suatu proses
mungkin media video atau animasi akan lebih baik digunakan sebagai media.
Preparat merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat efektif
dalam proses pembelajaran biologi pada materi struktur tumbuhan paku. Hal ini
mengacu pada kompetensi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar (KD)
yang digunakan yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan
4
tumbuhan. Pada proses pembelajarannya tidak hanya mengandalkan buku teks
tetapi tidak lepas dari lingkungan dan perlu membutuhkan suatu media
pembelajaran berupa preparat spora tumbuhan paku. Preparat spora tumbuhan
paku tersebut sangat diperlukan dalam percobaan/praktikum tentang struktur
tumbuhan paku, sehingga dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam
pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian
tentang “Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus
Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi“.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan paku
genus Pyrrosia dengan Pteris?
2. Bagaimanakah pemanfaatan hasil pengamatan morfologi spora pada
tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan
paku genus Pyrrosia dengan Pteris.
2. Mengetahui pemanfaatan preparat morfologi spora pada tumbuhan paku
genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran biologi.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Secara praktis
a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) ciri
morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.
b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan preparat yang telah dibuat
untuk pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia
dengan Pteris sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai media
pembelajaran biologi.
2. Secara teoritis
a. Menambah wawasan keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan tentang
berbagai macam ciri morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia
dengan Pteris. Sekaligus memperluas serta mengimplementasikan ilmu
6
b. Menambah kelengkapan data morfologi berupa ciri morfologi spora dari
tumbuhan paku genus Pyrrosia dan Pteris.
c. Sebagai tambahan media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia
dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 tentang
morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris yang
dapat digunakan disekolah pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas)
kelas X (sepuluh) dan perguruan tinggi semester IV (empat).
1.5 Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari fokus permasalahan, maka perlu
dirumuskan batasan penelitian sebagai berikut:
a) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pyrrosia yang digunakan
adalah Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides dan Pyrrosia lanceolata.
b) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pteris yang digunakan
adalah Pteris vittata, Pteris ensiformis dan Pteris biaurita.
c) Organ tumbuhan paku yang diamati adalah spora. Morfologi spora yang
diamati meliputi beberapa karakter, seperti tipe/jenis, bentuk, ukuran dan
tipe ornamentasi spora.
d) Materi biologi yang digunakan sebagai penerapan dari penelitian ini, yakni
materi botani tumbuhan tinggi terutama spora pada tumbuhan paku dan
7
e) Metode yang digunakan adalah menggunakan metode asetolisis dan SEM
(Scanning Electron Microscope).
f) Media pembelajaran biologi yang digunakan sebagai produk penelitian ini
adalah media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia dengan
menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6.
1.6 Definisi Istilah
Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Studi morfologi adalah pendeskripsian dan identifikasi terhadap spesimen
(Sari, 2012). Studi perbandingan morfologi dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai studi perbandingan struktur dan bentuk luar dari spora
tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.
b) Spora merupakan bentukan hasil pembelahan meiosis dari sel induk spora
yang merupakan tahapan dalam perkembangbiakan generatif tumbuhan
paku, terletak di dalam sporangium (Sari, 2012).
c) Ornamentasi adalah pahatan yang terdapat pada bagian dinding spora bagian
terluar atau yang biasa disebut eksin (Sari, 2012).
d) Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai
perantara antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mendapat hasil
8
e) Adobe Flash CS6 merupakan program animasi berbasis vektor yang telah
banyak digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai animasi.
Sekarang ini program Adobe Flash CS6 telah mampu mengolah teks
maupun objek dengan efek tiga dimensi sehingga tampak lebih menarik
(MADCOMS, 2013). Selain itu menurut Purnama (2013) keberadaan
software ini mampu membantu dan memudahkan pemakai dalam
menyelesaikan pekerjaan, seperti pekerjaan animasi, presentasi dan