• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN BLITAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN BLITAR

TESIS

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh derajat S2 Magister Agribisnis

Universitas Muhammadiyah Malang

Diajukan oleh :

MOHAMMAD IMAM AKBAR ALHAROMEIN NIM. 201020390211011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun tesis dengan judul ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN BLITAR.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, nasehat dan pengarahan dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Dr. Ir. Sutawi, MP. Selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, nasehat dan pengarahan dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Anas Tain, MM. Selaku ketua Jurusan Magister Agribisnis Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak/Ibu dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih atas ilmu yang diberikan.

5. Ayahanda H. Drs. Maulana M.Ag yang selalu memberikan dukungan dan doanya dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Petan-petani yang menjadi sumber data secara langsung maupun tidak langsunng.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih sedikit ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk banyak orang.

Malang, 4 Januari 2013 Penulis

(4)

v

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya ;

Nama : Mohammad Imam Akbar Al-Haromein NIM : 201020390211011

Program Studi : Agribisnis

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul Analisis Usahatani Dan Pemasaran Cabai Besar Di Kabupaten Blitar adalah hasil karya saya dan dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah dan disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi,

saya bersedia tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 4 Januari 2013 Yang menyatakan

(5)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

SURAT PERNYATAAN... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Kegunaan Penelitian ... 6

1.5Definisi Istilah ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kajian Pustaka 2.1.1Pengertian Hortikultura ... 8

2.2Usahatani... 9

2.2.1Tujuan Usahatani ... 11

2.2.2Struktur Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani ... 12

2.2.3Resiko Usahatani ... 15

2.3Deskripsi Cabai Merah 2.3.1Klasifikasi Cabai Merah... 17

2.3.2Varietas Cabai Merah ... 19

2.3.3Teknik Budidaya Cabai Merah ... 22

2.3.4Pembibitan ... 25

2.3.5Penanaman ... 27

2.3.6Pemeliharaan Tanaman ... 28

2.3.7Pasca Panen Cabai Besar ... 31

2.3.8 Macam Produk cabai kering ... 32

2.4Tinjauan Pemasaran ... 32

2.4.1 Definisi Pemasaran ... 33

2.4.2 Fungsi-fungsi Pemasaran ... 33

(6)

x

2.5 Saluran Pemasaran ... 37

2.6 Marjin Pemasaran ... 37

2.7Kerangka Pemikiran Teoritis ... 38

2.8 Hipotesis ... 40

III. METODE PENELITIAN 2.8Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian ... 42

2.9Metode Penelitian ... 42

2.9.1 Desain Penelitian ... 42

2.9.2 Sumber Data dan Cara Menemukannya ... 42

2.9.3 Metode Pengumpulan Data ... 43

2.9.4 Sampel Penelitian ... 44

2.9.5 Analisis Data 3.2.5.1 Analisis Usahatani ... 45

3.2.5.2Analisis Break Event Point (BEP) ... 47

3.2.5.3Analisis Margin Pemasaran ... 48

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian ... 51

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 51

4.1.2 keadaan Geografi dan Topografi Kabupaten Blitar ... 51

4.1.2.1 Keadaan Geografi Kabupaten Blitar ... 51

4.1.2.2 Keadaan Topografi Kabupaten Blitar ... 51

4.1.2.3 Geologi Kabupaten Blitar ... 52

4.1.2.4 Iklim Kabupaten Blitar ... 52

4.1.3 Tingkat Pendidikan di Kabupaten Blitar ... 53

4.1.4 Keadaan Pertanian Masyarakat di Kecamatan wonotirto dan Kecamatan Srengat ... 54

4.2 Analisis Usahatani Cabai Besar di Kabupaten Blitar ... 56

4.2.1 Biaya Usahatani Cabai Besar di Kabupaten Blitar ... 56

4.2.1.1 Biaya Tetap ... 56

4.2.1.2 Biaya Variabel... 56

4.2.2 Biaya Produksi Cabai Besar di Kabupaten Blitar ... 58

4.2.3 Analisis Penerimaan Usahatani ... 60

(7)

xi

4.2.5 Analisis BEP (Break Event Point) Usahatani petani cabai besar di

Kabupaten Blitar ... 62 4.2.5 Saluran Pemasaran Cabai Besar di Kabupaten Blitar ... 64 4.2.6 Marjin Pemasaran Cabai Besar di Kabupaten Blitar ... 67 V. KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

ix DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

(9)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Kandungan gizi cabai besar setiap 100 gr ... 2

2. Perkembangan luas panen, produksi dan produktifitas cabai di Indonesia tahun 1995 – 2010 ... 3

3. Keragaan tinggi tanaman, produksi per pohon dan produktivitas tanaman cabai ... 29

4. Perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas cabai besar di Kabupaten Blitar tahun 2006 – 2010 ... 55

5. Biaya produksi cabai besar di Kecamatan Srengat dan Wonotirto ... 58

6. Biaya produksi cabai besar di Kabupaten Blitar ... 59

7. Penerimaan usahatani petani cabai besar di Kabupaten Blitar ... 60

8. Pendapatan usahatani cabai besar di Kabupaten Blitar ... 61

9. Titik BEP (Break Event Point) unit/kg per 1 hektar petani cabai besar ... 62

10.Titik BEP (Break Event Point) harga/kg per 1 hektar petani cabai besar... 62

11.Analisis produksi, Harga, Penerimaan, Pendapatan, BEP, R/C ratio usahatani cabai besar di Kabupaten Blitar... 63

(10)

TESIS

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN BLITAR

Yang diajukan oleh :

M.IMAM AKBAR AL-HAROMEIN NIM. 201020390211011

Telah disetujui Tanggal, 28 september 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim,M.Si, Dr. Ir. Sutawi,MP

Direktur Ketua Program Studi

Pascasarjana Magister Agribisnis

(11)

72 DAFTAR PUSTAKA

Agustian,Adang. 2006. Analisis Perkembangan Harga dan Rantai Pemasaran

Komoditas Cabai Merah di Provinsi Jawa Barat.Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian.Bogor

Agung, I dewa. 1999. Analisi Usahatani Cabai Merah di Desa Perean Kecamatan

Baturiti Kabupaten Tabanan. Universitas Udayana. Bali

Anwar,Adiwilaga. 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung Badan Pusat Statistik.2010. Indonesia. Jakarta

Hardiyanto, Tito. 2010. Analisis Margin dan Saluran Pemasaran Komoditas

Cabai di Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi III. LP3ES. Jakarta

Ibrahim,Jabal. 2011. Identifikasi Klaster Cabai Merah di Kecamatan Kepung

Kabupaten Kediri.UMM. Malang

Ibrahim, Jabal Tarik. 2012. Study On Market Appraisal And Value Chain Chilli

Product Development In Est Jawa. FAOID. Jakarta

Indrawasih, H. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiker di Pasar

Tradisional Kota Jakarta Selatan, IPB. Bogor

Limbong, WH dan Sitorus, 1987. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ratnawati, D.A. 2001. Analisis Pendapatan Usahatani dan sistem Pemasaran

Kentang di Desa Alamendah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.

IPB. Bogor

Setyarini, Triwarna. 2009. Analisis Kelayakan Usahatani Cabai di Lahan Pantai (Studi Kasus di Pantai Pandan Sumo,Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Departemen Pertanian.Bogor

Soeharto. 1990. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Jakarta :UI Press

Soekartawi, A. Sohardjo , John L. Dillon, J. Brian Hardaker, 1986. Ilmu usahatani

dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil Jakarta : UI Press

Soetiarso,Thomas .1994.“Analisis usahatani Cabai Merah Di Tingkat

Petani”.Balai Penelitian Hortikultura Lembang

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Pertanian merupakan sektor usaha yang digeluti mayoritas penduduk Indonesia. Namun dominasi sektor tersebut dalam menggerakkan roda perekonomian negara ini belum identik dengan kemakmuran para pelaku sektor pertanian yang berada di titik produksi (on-farm). Hal ini karena petani sering berada pada posisi tawar yang lemah, meski produk yang mereka hasilkan menguasai hajat hidup orang banyak.

(13)
[image:13.612.130.505.150.337.2]

Tabel 1.1 Kandungan Gizi Buah Cabai Tiap 100 gr

Komposisi Gizi Jenis Cabai

Hijau Besar Merah Besar kering Merah Besar Segar Rawit Segar Kalori (Kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (g) Fosfor (mg) Zat besi (mg) Vitamin A (S.I.) Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (g) 23,0 0,7 0,3 5,2 14,0 23,0 0,4 260,0 0,1 84,0 93,4 311,0 15,9 6,2 61,8 160,0 370,0 2,3 576,0 0,4 50,0 10,0 31,0 1,0 0,3 7,3 29,0 24,0 0,5 470,0 0,1 18,0 90,9 103,0 4,7 2,4 19,9 45,0 85,0 2,5 11.050,0 0,2 70,0 71,2 Sumber ; Direktorat Gizi, Depkes RI yang disitasi Rukmana (2001)

Cabai mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulir detektor panas dalam kelenjar hypothalmus sehingga mengakibatkan perasaan tetap sejuk walaupun di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa capsaicin

dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan bronchoconstriction

yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya. Hal ini berarti cabai sangat baik bagi penderita asma dan hipersensitif udara.

(14)
[image:14.612.121.504.196.433.2]

meningkat kembali setelah tahun 2002 dan terus meningkat. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Perkembangan Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Cabai Di Indonesia Tahun 1995 – 2010

Tahun Luas panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/Ha) 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 182.263 169.764 161.602 164.944 183.374 174.708 142.556 150.598 176.264 194.588 187.236 204.747 107.362 93.085 233.904 237.105 1.589.978 1.043.792 801.832 848.524 1.007.726 727.747 580.464 635.089 1.066.722 1.100.514 1.058.023 1.185.057 1.128.793 1.153.060 1.378.727 1.328.105 8.72 6.15 4.96 5.14 5.50 4.17 4.07 4.22 6.05 5.66 5.65 5.78 6.30 6.44 5.89 5.60 Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura dalam www.deptan.go.id

(15)

fluktuasi harga yang cukup besar. Harga cabai yang berfluktuasi, dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif yang dapat dilihat adalah ketika harga cabai sedang tinggi, maka penjual cabai akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Pengaruh negatif yang ditimbulkan bagi produsen adalah keuntungan yang rendah pada saat harga sangat rendah.

Fluktuasi harga cabai besar dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah penawaran maka harga akan rendah, sedangkan semakin sedikit jumlah penawaran harga akan semakin meningkat (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah penawaran dapat disebabkan oleh terjadinya panen raya, tingginya tingkat gagal panen karena terkena serangan hama dan faktor cuaca. Dilihat dari sisi permintaan, harga terjadi karena permintaan naik. Turunnya permintaan akan menyebabkan terjadinya penurunan harga (ceteris paribus). Tinggi rendahnya jumlah permintaan dapat disebabkan oleh adanya hari-hari besar agama. Harga cabai yang sangat fluktuatif menjadikan komoditas ini sulit untuk dapat diprediksi, termasuk juga Jawa Timur secara umum dan Kabupaten Blitar. Hal tersebut dapat dihindari apabila tingkat penawaran dapat disesuaikan dengan tingkat permintaan (Ibrahim,2011).

Produk cabai yang melimpah sehingga harga jatuh dan sifat cabai high

perishable (mudah rusak), maka perlu penanganan yang tepat untuk

(16)

Alur pemasaran melibatkan berbagai lembaga pemasaran yang menghubungkan para petani di sentra produksi dan sentra konsumsi untuk memberikan nilai guna bagi produk dalam suatu rantai pemasaran. Menurut Kumaat (1995) bahwa kelembagaan pemasaran yang berperan dalam memasarkan komoditas pertanian hortikultura dapat mencakup petani, pedagang pengumpul, pedagang perantara/grosir, dan pedagang pengecer. Secara empiris yang terjadi di lapangan seringkali dijumpai bahwa para petani produsen tampaknya tetap saja menghadapi fluktuasi harga terutama saat panen, dan para pedaganglah yang mendapatkan keuntungan paling tinggi. Oleh karena itu, peningkatan produksi cabai besar harus disertai perbaikan dalam rantai pemasarannya. Peneliti merasa perlu melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Usahatani dan Pemasaran Cabai Besar di Kabupaten Blitar.

1.2Rumusan Masalah

Dari masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapakah biaya, penerimaan, pendapatan dan BEP usahatani cabai besar di Kabupaten Blitar ?

2. Bagaimanakah rantai pemasaran cabai besar dan berapakah marjin serta

share keuntungan cabai besar di Kabupaten Blitar ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

2. Mengetahui rantai pemasaran cabai besar dan berapakah marjin serta share

keuntungan cabai besar di Kabupaten Blitar

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis (keilmuan)

1. Memberikan pengetahuan lebih kepada peneliti dan para pelaku yang terlibat dalam rantai nilai cabai besar di Kabupaten Blitar sebagai informasi dan pertimbangan mengembangkan rantai pemasaran. 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Dinas/ Instansi Urusan Pangan diharapkan dapat menjadi masukan

dalam penyusunan kebijakan teknis yang berkenaan dengan perbaikan rantai pemasaran.

2. Bagi pihak yang berkompeten: diharapkan dapat menjadi informasi dalam membangun koordinasi yang harmonis dalam kaitannya dengan pengembangan usahatani dan rantai pemasaran cabai besar.

1.5 Definisi Istilah

(18)

2. Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya (Adiwilaga, 1992). 3. Fluktuasi harga adalah ketidaktetapan atau guncangan, sebagai contoh

terhadap harga barang dan sebagainya, atas segala hal yang bisa dilihat didalam sebuah grafik.

4. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk budidaya cabai besar dan dihitung dalam satuan Rp/Ha. Biaya produksi meliputi biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida dan biaya tenaga kerja dari luar keluarga.

5. Produksi adalah hasil fisik cabai besar panen yang dihasilakn dalam satuan kg/Ha.

6. Penerimaan adalah perolehan dari penjualan dari hasil produksi cabai besar yang dihitung dari perkalian antara harga jual cabai (Rp) dengan produksi cabai (kg).

7. Pendapatan petani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran biaya total usahatani cabai besar.

Gambar

Tabel 1.1 Kandungan Gizi Buah Cabai Tiap 100 gr
Tabel 1.2 Perkembangan Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Cabai Di

Referensi

Dokumen terkait

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, setelah diagram state yang menggambarkan operasi kontrol didapat maka dengan menggunakan pendekatan-pendekatan terstruktur kita dapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran trauma pada istri yang suaminya meninggal akibat konflik antarsuku di Timika. Dalam mendapatkan

i.. Skripsi dengan judul “Analisis Kesalahan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat pada Siswa Kelas V SDN Sumbersih 01 Kabupaten Blitar” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah

Tesis dengan judul Analisis Usahatani Dan Pemasaran Cabai Besar Di Kabupaten Blitar adalah hasil karya saya dan dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang

ANALISIS  KOMPARATIF  USAHATANI  PADI  HIBRIDA  DAN  PADI  NON  HIBRIDA  adalah  hasil  karya  saya,  dan  dalam  naskah  tugas  akhir  ini  tidak  terdapat 

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Disaat

9 Berdasarkan uraian tersebut di atas serta dengan pertimbangan bahwa miskonsepsi dapat terjadi dalam semua lingkup bidang pendidikan fisika dan semua orang baik

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat telah datang sendiri