• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL (Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL (Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

NURFITRATUL AQIDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU

YANG BERPENGARUH TERHADAP

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT

DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG

BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN

PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang 2016

Oleh :

NURFITRATUL AQIDAH 201110410311107

(3)

iii

Lembar Pengujian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERPENGARUH

TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS

TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 16 Januari 2016

Oleh :

Nurfitratul Aqidah NIM : 201110410311107

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillahirabbil‘aalamiin, tiada untaian kata yang patut

diucapkan kecuali hanya rasa syukur yang teramat dalam kehadirat Allah SWT,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Analisis Faktor-Faktor Perilaku yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Penggunaan Obat Dermatitis Topikal (Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang), yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom. selaku dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan, yang telah memberikan kesempatan untuk penulis dapat belajar di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Naylis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

yang telah banyak membimbing, memberi saran dan memotivasi penulis

selama menjalani perkuliahan.

3. Ibu Dra. Liza Pristianty,M.Si.,MM.,Apt dan ibu Ika Ratna

Hidayati,S.Farm.,Apt., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak ilmu, nasehat, dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. dan ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,

Sp. FRS. selaku dosen penguji yang telah banyak membimbing, memberi saran dan memotivasi penulis selama menjalani perkuliahan.

5. Ibu Dian Ermawati, S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku Dosen Wali yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan mulai dari semester awal sampai

dengan akhir.

6. Segenap Dosen, para staf dan laboran di Fakultas Ilmu Kesehatan, Program

(5)

v

membantu dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama

perkuliahan.

7. Ayahanda Drs. Syafruddin, Ibunda Dra. Heny Haryati Rahman, adik

Tersayang M. Indra Juniantara dan M. Nauval Fauzi Hatullah beserta keluarga

besar yang telah tulus memberikan do’a, dukungan dan motivasi bagi penulis.

8. Sublussalam Abidin yang telah memberikan dukungan, pengertian, kesabaran

serta ikhlas direpotkan saat dibutuhkan.

9. Novia Rahmawati dan Nur Rahmawati atas kebersamaan dan kerjasama

selama ini.

10.Semua sahabat - sahabat Phyt, Ida, Esty, Erma, Fatillah, Irna, Erika dan

seluruh teman- teman farmasi B serta teman-teman angkatan 2011 yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan

bagian-bagian indah selama perkuliahan.

11.Teman-teman seperjuangan komunitas atas kebersamaan, semangat, serta

kerjasama yang baik hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Teman-temanku yang ada di Malang Sry, kak Sari, kak Ririn, Ririn, Nofi,

Tika, Rini, Lilis, Nur serta teman-teman KKSM terima kasih banyak atas

keceriaan dan kebaikannya selama ini.

13.Kepala Puskesmas Wisata Dau, seluruh staf dan tenaga kesehatan serta

responden di Puskesmas Wisata Dau yang telah memberikan izin dan bersedia

menjadi sampel dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT. berkenan melimpahkan karuniaNya sebagai balasan atas

bantuannya selama ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian

ini bermanfaat bagi semua orang.

Malang, 28 Desember 2015

(6)

vi

RINGKASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG

BERPENGARUH YANG BERPENGARUH TERHADAP

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang)

Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) yang peka terhadap berbagai rangsangan endogen dan ataupun eksogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Cara penggunaan obat dermatitis topikal yaitu dengan dioleskan pada bagian kulit yang sakit dalam keadaan sudah bersih secara tipis agar mencapai efek terapi. Dalam penelitian ini dipilih terapi dermatitis topikal karena dalam penggunaan obat dermatitis topikal memerlukan ketepatan dalam pengunaannya. Ketepatan penggunaan obat dapat dipengaruhi oleh faktor–faktor perilaku antara lain faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (sarana dan prasarana), maupun faktor penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor perilaku apa yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan obat secara topikal pada penderita dermatitis, dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunan obat dermatitis secara topikal dimasyarakat.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik melalui kuisioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana seluruh pasien dermatitis yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Wisata Dau, memenuhi kriteria inklusi digunakan sebagai sampel karena populasi relatif kecil dan sampel minimal 30 orang yang dianggap mewakili keakuratan populasi. Setelah itu data dianalisis dengan metode analisis bivariat dan analisis multivariat.

Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Oktober – 26 November 2015 bertempat di Puskesmas Wisata Dau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan (faktor predisposisi) dengan nilai p = 0,000 dan sikap (faktor predisposisi) dengan nilai p = 0,000, berpengaruh terhadap perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal. Sedangkan faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dengan nilai p = 0,194 dan faktor penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan) dengan nilai p = 0,296, tidak terdapat hubungan bermakna dengan perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal. Hasil analisis regresi logistik diperoleh kekuatan hubungan yang terbesar dilihat dari nilao OR (EXP{B}), yaitu sikap (faktor predisposisi) sebesar 38,844.

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Anatomi Kulit ... 5

2.1.1 Epidermis (Lapisan Tanduk) ... 5

2.1.2 Dermis... 6

2.1.3 Subkutis ... 6

2.2 Dermatitis ... 6

2.2.1 Pengertian Dermatitis ... 6

2.2.2 Prevalensi Dermatitis ... 7

2.2.3 Klasifikasi Dermatitis ... 7

2.2.4 Etiologi Dermatitis... 11

2.2.5 Patofisiologi Dermatitis ... 12

(8)

viii

2.2.7 Gejala Klinis Dermatitis ... 15

2.2.8 Terapi Dermatitis ... 15

2.3 Perilaku ... 20

2.3.1 Definisi Perilaku ... 20

2.3.2 Pengelompokan Perilaku ... 20

2.3.3 Determinan Perilaku Kesehatan ... 20

2.4 Penggunaan Obat Dermatitis ... 25

2.5 Ketepatatan Pemberian Obat ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN... 28

4.1 Desain Penelitian ... 28

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

4.3 Populasi Penelitian ... 28

4.4 Sampel Penelitian ... 28

4.4.1 Sampel ... 28

4.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 29

4.4.3 Teknik Sampling ... 29

4.5 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 29

4.6 Kerangka Penelitian... 33

4.7 Pengumpulan Data... 33

4.7.1 Instrumen Penelitian ... 33

4.7.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

4.7.3 Uji Validitas ... 34

4.7.4 Uji Reliabilitas ... 35

4.8 Pengolahan Data ... 35

4.9 Analisis Data ... 36

4.10 Etika Penelitian ... 37

BAB V HASIL PENELITIAN ... 38

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 38

5.1.1 Responden dan Puskesmas yang Digunakan dalam Penelitian. ... 38

(9)

ix

5.1.3 Uji Reliabilitas. ... 40

5.2 Karakteristik Responden. ... 41

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. ... 41

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin. ... 42

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. 43

5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. .. 43

5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan (Faktor Predisposisi). ... 44

5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap

(Faktor Predisposisi). ... 45

5.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor

Pemungkin (Sarana dan Prasarana). ... 46

5.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor

Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan). .. 47

5.2.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 48

5.3 Hasil Analisis Data. ... 49

5.3.1 Analisis antara Pengetahuan (Faktor Predisposisi)

dan Ketepatan Penggunaan Obat. ... 49

5.3.2 Analisis antara Sikap (Faktor Predisposisi) dan

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 50

5.3.3 Analisis antara Faktor Pemungkin (Sarana dan

Prasarana) dan Ketepatan Penggunaan Obat... 51

5.3.4 Analisis antara Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan

Obat. ... 52

5.3.5 Analisis antara Pengetahuan, Sikap, Faktor

Pemungkin (Sarana dan Prasarana), Faktor Penguat

(Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan) dan

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 53

(10)

x

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. ... 61

7.1 Kesimpulan ... 61

7.2 Saran. ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Komponen Pemilihan Terapi Obat Topikal ... 17

II.2 Obat Topikal Standar yang Tersedia di Puskesmas ... 19

IV.1 Variabel Penelitian... 30

V.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan (Faktor Predisposisi). ... 38

V.2 Hasil Uji Validitas Sikap (Faktor Predisposisi). ... 39

V.3 Hasil Uji Validitas Sarana dan Prasarana (Faktor Pemungkin). ... 39

V.4 Hasil Uji Validitas Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan (Faktor Penguat). ... 40

V.5 Hasil Uji Validitas Perilaku Ketepatan Penggunaan Obat. ... 40

V.6 Hasil Uji Reliabilitas... 41

V.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ... 41

V.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

V.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 43

V.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ... 44

V.11 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .... 45

V.12 Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 45

V.13 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Sikap ... 45

V.14 Kategori Responden Berdasarkan Sikap ... 46

V.15 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana) ... 46

V.16 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana) ... 47

V.17 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan) ... 47

V.18 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan)... 48

(12)

xii

V.20 Kategori Responden Berdasarkan Perilaku Ketepatan Penggunaan

Obat... 49

V.21 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Ketepatan Penggunaan

Obat... 49

V.22 Hasil Korelasi antara Pengetahuan dan Ketepatan Penggunaan Obat 50

V.23 Tabulasi Silang antara Sikap dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 50

V.24 Hasil Korelasi antara Sikap dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 50

V.25 Tabulasi Silang antara Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana)

dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 51

V.26 Hasil Korelasi antara Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana)

dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 51

V.27 Tabulasi Silang antara Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas

Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 52

V.28 Hasil Korelasi antara Faktor Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 52

V.29 Analisis antara Pengetahuan, Sikap, Faktor Pemungkin (Sarana dan

Prasarana), Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan)

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kulit ... 5

2.2 Dermatitis Kontak ... 8

2.3 Dermatitis Atopik ... 8

2.4 Neurodermatitis ... 9

2.5 Dermatitis Numularis... 9

2.6 Dermatitis Statis... 10

2.7 Dermatitis Autosensitisasi ... 11

2.8 Komponen Pemilihan Terapi Topikal ... 16

4.1 Bagan Kerangka Penelitian... 33

5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 41

5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ... 42

5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden... 43

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ... 65

Lampiran 2 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi. ... 66

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 67

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian ... 72

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 73

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 7 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

Lampiran 8 Data Hasil Penelitian ... 78

Lampiran 9 Data Penilaian Kuesioner ... 79

Lampiran 10 Hasil Analisis Data ... 84

(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, B., 2009. Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Pencetakan Universitas Airlangga (UAP), pp. 29-30.

Afifah, A., 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya

Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Karyawan Binatu. Semarang: Universitas Diponegoro, pp. 17-18.

Ahmad, S dkk, 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat data Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia, pp.34.

Ahmad, S dkk, 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat data Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia, pp.42.

Ardhie, A. M., 2004. Dermatitis dan Peran Steroid dalam Penanganannya. Jakarta: Dexa Media, pp.157.

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 4-389.

Arndt, K. A., et al., 2007. Manual of Dermatologic Therapeutics, Ed. 7th, USA: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business, pp. 284-324. Asmara, A. dkk., 2012. Vehikulum Dalam Dermatoterapi Topikal. Vol. 39.

No.1. pp. 29-31.

Brown, R., dan Burn, T., 2005. Lecture Notes On Dermatology, Ed. 8th, Jakarta: Erlangga, pp. 1-3.

Cahyaning, N., 2009. Pengaruh Pemanfaataan Air Sungai Terhadap

Penyakit Kulit pada Masyarakat Pinggiran. Diperoleh pada tanggal 10 Januari 2016 dari http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/view/319

Cohen, D. E., Jacob, S. E., Allergic contact dermatitis. In: Fitzpatricks et al, editors. 2008. Dermatology in General Medicine. Vol. 1 7th ed. New York: Mc Graw Hill Medical, pp. 135-140.

Dempsey, P. A., 2002. Riset Keperawatan : Komunikasi terapeutik. Yogyakarta:

Buku Ajar dan Latihan. Jakarta: EGC Nuha Medika,

Djuanda, A., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 3-8.

Depkes, 2013. SuratKeputusan Menteri Kesehatan. Jakarta. Pp. 11-12.

Goldstein, B. G., Goldstein, A. O., 2001. In: Brahm U (Eds). Dermatologi

(16)

xvi

Gulo, W., 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, pp. 123. Harahap, M., 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, pp.1-3.

Harmiady, R., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan

Prinsip 6 Benar Dalam Pemberian Obat Oleh Perawat Pelaksana diruang Interna dan Bedah Rumah Sakit Haji Makassar. Makassar: Poltekes Kemenkes Makassar.

Johan, R., 2015. Penggunaan Kortikosteroid yang Tepat. Vol. 42. No.4. pp. 310-311.

Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers, pp. 33-49.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara, pp. 54-55.

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 123.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 132.

Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 43-60.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 174-185.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Edisi ke-1. Jakarta: Salemba Medika, pp. 96-124.

Palano, M., K., 1987. Topical Skin Therapeutics. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, pp. 140.

Rachmasari, N., 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak. Diperoleh pada tanggal 10 Januari 2016 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=73899&val=4700&tite

Silny, W., Bartoszak, L., Jenerowicz, D., Sobczak, W. Z., and Gozdziewska, M., 2013. Prevalence of contact allergy in children suffering from atopic dermatitis, seborrhoeic dermatitis and in healthy controls. Annals of Agricultural and Environmental Medicine, Vol. 20. No.1, pp.55-60. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

(17)

xvii

Sularsito, S. A., dan Djuanda, S., 2010. Dermatitis. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah dan Siti Aisah (Eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 5th. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp.129-152. Sulistyaningrum, SK. dkk., 2011. Dermatitis Kontak Iritan dan Alergi Pada

Geriatri. Vol. 38. No.1. Jakarta: FK Universitas Indonesia, pp. 30.

Sunaryo, Y. dkk., 2012. Profil Dermatitis Kontak Di Poliklinik Kulit dan Kelamin BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2012. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Suryani, F., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis

Kontak Pada Pekerja Bagian Processing dan Filling PT. Cosmar Indonesia Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, pp. 12.

Supiana, N., 2013. Hubungan Predisposing, Enabiling dan Reinforcing Faktor

dengan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada Bidan dalam Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit KIA Sadewa Yogyakarta. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, pp. 55-58.

Swarjana, I. K., 2012. In: I. Nastiti (Eds). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi, pp. 109-111.

Tersinanda, T. Y., dkk., 2013. Dermatitis Kontak Alergi. Denpasar : Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, pp.3-4.

Tjay, T. H., Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek sampingnya). Edisi Ke-6. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia, pp. 733-736.

Utami, Desak., 2014. Disfungsi Sawar Epidermis dan Strategi Penanganan Dermatitis Atopik. Vol. 41. No. 4. Bali: SMF Ilmu kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Wangaya, pp. 254.

Wawan, A., Dewi, M., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, pp.61.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. I., Cindy, W., 2009.

Pharmacoterapy Handbook. 7th Edition, New York: Mc Graw-Hill Companies, pp. 196-198.

Yanhendri, dan Yenny, S. W., 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal Dalam

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis)

yang peka terhadap berbagai rangsangan endogen dan ataupun eksogen,

menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,

papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak

selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).

Dermatitis cenderung sering kambuh kembali (residitif) dan menjadi kronis

(Sularsito dan Djuanda, 2010). Berdasarkan penyebabnya, keadaan dermatitis

mencangkup dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, dermatitis

medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis statis dan lain sebagainya

(Ardhie, 2004).

Selama 30 tahun terakhir, peningkatan prevalensi dari penyakit Atropic

Dermatitis (AD) didunia mencapai 18 % pada anak-anak dan 5 % pada orang

dewasa. Selain itu, Allergic Contact Dermatitis (ACD) terjadi sekitar 7 % dari

populasi umum, diantaranya 3-24 % pada anak-anak dan 33-64 % pada lansia

(Silny dkk, 2013). Berdasarkan sebuah penelitian yang baru-baru ini

dilakukan menunjukkan bahwa penderita dermatitis yang terbanyak adalah

kelompok 45-64 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga,

lokasi tersering kaki, penyebab tersering diterjen dan karet, serta pemberian

terapi tersering ialah antihistamin dan kortikosteroid (Sunaryo dkk, 2012).

Dermatitis merupakan salah satu penyakit terbanyak pada penderita rawat

jalan di Rumah Sakit Umum di Indonesia, pada tahun 2009 ditemukan jumlah

kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya yakni sebesar 147.953

kasus pada perempuan (Ahmad dkk, 2009). Dan pada tahun 2010 terdapat

122.076 kasus diantaranya 48.576 kasus pada laki-laki dan 73.500 kasus pada

perempuan (Ahmad dkk, 2010).

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan

kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari

(19)

2

pasti. Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya,

terutama yang penyebabnya faktor endogen (Afifah, 2012).

Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat

mencangkup pada satu tempat saja dan dapat pula menyebar. Pada stadium

akut terjadi kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan

ekudasi sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, eritema dan

edema mulai berkurang dan eksudat sudah mengering menjadi krusta.

Sedangkan pada stadium kronis, lesi tampak kering, hiperpigmentasi dan

likenifikasi mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan

(Sularsito dan Djuanda, 2010).

Terapi yang digunakan untuk penderita dermatitis antara lain terapi topikal

dan terapi oral. Terapi topikal merupakan salah satu pengobatan yang sering

dilakukan untuk menyembuhkan atau mengurangi gejala dari dermatitis.

Bentuk sediaan topikal yang biasa diberikan kepada penderita dermatitis

antara lain, losio, krim, gel, salap, pasta, emulsi dan bedak. Obat yang sering

digunakan pada penderita dermatitis adalah obat golongan kortikosteroid

seperti hidrokortison, dexamethasone, prednisolone dan metilprednisolon

(Goldstein dan Goldstein, 2001).

Cara penggunaan obat dermatitis topikal yaitu dengan dioleskan pada

bagian kulit yang sakit dalam keadaan sudah bersih secara tipis agar mencapai

efek terapi. Dalam penelitian ini dipilih terapi dermatitis topikal karena dalam

penggunaan obat dermatitis topikal memerlukan ketepatan dalam

pengunaannya, jika cara penggunaannya tidak sesuai maka akan menimbulkan

efek samping berupa penebalan kulit. Ketepatan penggunaan obat dermatitis

dapat dipengaruhi oleh perilaku penggunaan dari penderita dermatitis.

Menurut Skinner (1938), perilaku adalah respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Konsep umum yang digunakan

untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980).

Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: Faktor

predisposisi (Predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah

atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan,

(20)

3

pemungkin (Enabling factors) adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan, dan Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah

faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku yang

terwujud dari perilaku pertugas kesehatan atau petugas lain (Notoatmodjo,

2012). Perilaku penggunaan obat dermatitis topikal juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor perilaku seperti yang dikemukakan oleh Green, yaitu: Faktor

Predisposisi, faktor yang mempermudah terjadinya perilaku ketepatan

penggunaan obat dermatitis topikal, Faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana agar terjadinya perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis

topikal dan Faktor penguat yang merupakan faktor yang mendorong terjadinya

perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal.

Dengan adanya penelitian tentang faktor-faktor perilaku yang dapat

mempengaruhi ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal, diharapkan

perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal lebih baik.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka dilakukan penelitian tentang

faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan obat

dermatitis di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau-Kabupaten Malang.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian observasional analitik melalui kuisioner.

1.2Rumusan Masalah

Faktor-faktor perilaku apa yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan

obat secara topikal pada penderita dermatitis?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunan obat dermatitis

(21)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi ketepatan penggunaan obat dermatitis secara topikal

2. Mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap

ketepatan penggunaan obat dermatitis secara topikal

1.4Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk lebih

memperhatikan penggunaan obat dermatitis topikal

2. Memperkenalkan pada masyarakat tentang peran serta farmasis

dimayarakat terhadap penggunaan obat dermatitis topikal

3. Memberikan gambaran untuk penelitian lebih lanjut mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal

4. Sebagai bekal kepada farmasis dalam memberikan pelayanan pada

(22)

i

SKRIPSI

NURFITRATUL AQIDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU

YANG BERPENGARUH TERHADAP

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT

DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(23)

ii

Lembar Pengesahan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG

BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN

PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang 2016

Oleh :

NURFITRATUL AQIDAH 201110410311107

(24)

iii

Lembar Pengujian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERPENGARUH

TERHADAP KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS

TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, KecamatanDau - Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 16 Januari 2016

Oleh :

Nurfitratul Aqidah NIM : 201110410311107

(25)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillahirabbil‘aalamiin, tiada untaian kata yang patut

diucapkan kecuali hanya rasa syukur yang teramat dalam kehadirat Allah SWT,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Analisis Faktor-Faktor Perilaku yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Penggunaan Obat Dermatitis Topikal (Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang), yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom. selaku dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan, yang telah memberikan kesempatan untuk penulis dapat belajar di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Naylis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

yang telah banyak membimbing, memberi saran dan memotivasi penulis

selama menjalani perkuliahan.

3. Ibu Dra. Liza Pristianty,M.Si.,MM.,Apt dan ibu Ika Ratna

Hidayati,S.Farm.,Apt., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak ilmu, nasehat, dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. dan ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,

Sp. FRS. selaku dosen penguji yang telah banyak membimbing, memberi saran dan memotivasi penulis selama menjalani perkuliahan.

5. Ibu Dian Ermawati, S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku Dosen Wali yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan mulai dari semester awal sampai

dengan akhir.

6. Segenap Dosen, para staf dan laboran di Fakultas Ilmu Kesehatan, Program

(26)

v

membantu dan memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama

perkuliahan.

7. Ayahanda Drs. Syafruddin, Ibunda Dra. Heny Haryati Rahman, adik

Tersayang M. Indra Juniantara dan M. Nauval Fauzi Hatullah beserta keluarga

besar yang telah tulus memberikan do’a, dukungan dan motivasi bagi penulis.

8. Sublussalam Abidin yang telah memberikan dukungan, pengertian, kesabaran

serta ikhlas direpotkan saat dibutuhkan.

9. Novia Rahmawati dan Nur Rahmawati atas kebersamaan dan kerjasama

selama ini.

10.Semua sahabat - sahabat Phyt, Ida, Esty, Erma, Fatillah, Irna, Erika dan

seluruh teman- teman farmasi B serta teman-teman angkatan 2011 yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan

bagian-bagian indah selama perkuliahan.

11.Teman-teman seperjuangan komunitas atas kebersamaan, semangat, serta

kerjasama yang baik hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Teman-temanku yang ada di Malang Sry, kak Sari, kak Ririn, Ririn, Nofi,

Tika, Rini, Lilis, Nur serta teman-teman KKSM terima kasih banyak atas

keceriaan dan kebaikannya selama ini.

13.Kepala Puskesmas Wisata Dau, seluruh staf dan tenaga kesehatan serta

responden di Puskesmas Wisata Dau yang telah memberikan izin dan bersedia

menjadi sampel dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT. berkenan melimpahkan karuniaNya sebagai balasan atas

bantuannya selama ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian

ini bermanfaat bagi semua orang.

Malang, 28 Desember 2015

(27)

vi

RINGKASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG

BERPENGARUH YANG BERPENGARUH TERHADAP

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT DERMATITIS TOPIKAL

(Studi di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau – Kabupaten Malang)

Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis) yang peka terhadap berbagai rangsangan endogen dan ataupun eksogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Cara penggunaan obat dermatitis topikal yaitu dengan dioleskan pada bagian kulit yang sakit dalam keadaan sudah bersih secara tipis agar mencapai efek terapi. Dalam penelitian ini dipilih terapi dermatitis topikal karena dalam penggunaan obat dermatitis topikal memerlukan ketepatan dalam pengunaannya. Ketepatan penggunaan obat dapat dipengaruhi oleh faktor–faktor perilaku antara lain faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (sarana dan prasarana), maupun faktor penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor perilaku apa yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan obat secara topikal pada penderita dermatitis, dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunan obat dermatitis secara topikal dimasyarakat.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik melalui kuisioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana seluruh pasien dermatitis yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Wisata Dau, memenuhi kriteria inklusi digunakan sebagai sampel karena populasi relatif kecil dan sampel minimal 30 orang yang dianggap mewakili keakuratan populasi. Setelah itu data dianalisis dengan metode analisis bivariat dan analisis multivariat.

Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Oktober – 26 November 2015 bertempat di Puskesmas Wisata Dau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan (faktor predisposisi) dengan nilai p = 0,000 dan sikap (faktor predisposisi) dengan nilai p = 0,000, berpengaruh terhadap perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal. Sedangkan faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dengan nilai p = 0,194 dan faktor penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan) dengan nilai p = 0,296, tidak terdapat hubungan bermakna dengan perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal. Hasil analisis regresi logistik diperoleh kekuatan hubungan yang terbesar dilihat dari nilao OR (EXP{B}), yaitu sikap (faktor predisposisi) sebesar 38,844.

(28)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Anatomi Kulit ... 5

2.1.1 Epidermis (Lapisan Tanduk) ... 5

2.1.2 Dermis... 6

2.1.3 Subkutis ... 6

2.2 Dermatitis ... 6

2.2.1 Pengertian Dermatitis ... 6

2.2.2 Prevalensi Dermatitis ... 7

2.2.3 Klasifikasi Dermatitis ... 7

2.2.4 Etiologi Dermatitis... 11

2.2.5 Patofisiologi Dermatitis ... 12

(29)

viii

2.2.7 Gejala Klinis Dermatitis ... 15

2.2.8 Terapi Dermatitis ... 15

2.3 Perilaku ... 20

2.3.1 Definisi Perilaku ... 20

2.3.2 Pengelompokan Perilaku ... 20

2.3.3 Determinan Perilaku Kesehatan ... 20

2.4 Penggunaan Obat Dermatitis ... 25

2.5 Ketepatatan Pemberian Obat ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN... 28

4.1 Desain Penelitian ... 28

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

4.3 Populasi Penelitian ... 28

4.4 Sampel Penelitian ... 28

4.4.1 Sampel ... 28

4.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 29

4.4.3 Teknik Sampling ... 29

4.5 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 29

4.6 Kerangka Penelitian... 33

4.7 Pengumpulan Data... 33

4.7.1 Instrumen Penelitian ... 33

4.7.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

4.7.3 Uji Validitas ... 34

4.7.4 Uji Reliabilitas ... 35

4.8 Pengolahan Data ... 35

4.9 Analisis Data ... 36

4.10 Etika Penelitian ... 37

BAB V HASIL PENELITIAN ... 38

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 38

5.1.1 Responden dan Puskesmas yang Digunakan dalam Penelitian. ... 38

(30)

ix

5.1.3 Uji Reliabilitas. ... 40

5.2 Karakteristik Responden. ... 41

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. ... 41

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin. ... 42

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. 43

5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. .. 43

5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan (Faktor Predisposisi). ... 44

5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap

(Faktor Predisposisi). ... 45

5.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor

Pemungkin (Sarana dan Prasarana). ... 46

5.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor

Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan). .. 47

5.2.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 48

5.3 Hasil Analisis Data. ... 49

5.3.1 Analisis antara Pengetahuan (Faktor Predisposisi)

dan Ketepatan Penggunaan Obat. ... 49

5.3.2 Analisis antara Sikap (Faktor Predisposisi) dan

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 50

5.3.3 Analisis antara Faktor Pemungkin (Sarana dan

Prasarana) dan Ketepatan Penggunaan Obat... 51

5.3.4 Analisis antara Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan

Obat. ... 52

5.3.5 Analisis antara Pengetahuan, Sikap, Faktor

Pemungkin (Sarana dan Prasarana), Faktor Penguat

(Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan) dan

Ketepatan Penggunaan Obat. ... 53

(31)

x

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. ... 61

7.1 Kesimpulan ... 61

7.2 Saran. ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(32)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Komponen Pemilihan Terapi Obat Topikal ... 17

II.2 Obat Topikal Standar yang Tersedia di Puskesmas ... 19

IV.1 Variabel Penelitian... 30

V.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan (Faktor Predisposisi). ... 38

V.2 Hasil Uji Validitas Sikap (Faktor Predisposisi). ... 39

V.3 Hasil Uji Validitas Sarana dan Prasarana (Faktor Pemungkin). ... 39

V.4 Hasil Uji Validitas Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan (Faktor Penguat). ... 40

V.5 Hasil Uji Validitas Perilaku Ketepatan Penggunaan Obat. ... 40

V.6 Hasil Uji Reliabilitas... 41

V.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ... 41

V.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

V.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 43

V.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ... 44

V.11 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .... 45

V.12 Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 45

V.13 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Sikap ... 45

V.14 Kategori Responden Berdasarkan Sikap ... 46

V.15 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana) ... 46

V.16 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana) ... 47

V.17 Rekapitulasi Nilai Responden Berdasarkan Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan) ... 47

V.18 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan)... 48

(33)

xii

V.20 Kategori Responden Berdasarkan Perilaku Ketepatan Penggunaan

Obat... 49

V.21 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Ketepatan Penggunaan

Obat... 49

V.22 Hasil Korelasi antara Pengetahuan dan Ketepatan Penggunaan Obat 50

V.23 Tabulasi Silang antara Sikap dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 50

V.24 Hasil Korelasi antara Sikap dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 50

V.25 Tabulasi Silang antara Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana)

dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 51

V.26 Hasil Korelasi antara Faktor Pemungkin (Sarana dan Prasarana)

dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 51

V.27 Tabulasi Silang antara Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas

Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 52

V.28 Hasil Korelasi antara Faktor Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku

Petugas Kesehatan) dan Ketepatan Penggunaan Obat ... 52

V.29 Analisis antara Pengetahuan, Sikap, Faktor Pemungkin (Sarana dan

Prasarana), Faktor Penguat (Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan)

(34)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kulit ... 5

2.2 Dermatitis Kontak ... 8

2.3 Dermatitis Atopik ... 8

2.4 Neurodermatitis ... 9

2.5 Dermatitis Numularis... 9

2.6 Dermatitis Statis... 10

2.7 Dermatitis Autosensitisasi ... 11

2.8 Komponen Pemilihan Terapi Topikal ... 16

4.1 Bagan Kerangka Penelitian... 33

5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 41

5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ... 42

5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden... 43

(35)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ... 65

Lampiran 2 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi. ... 66

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 67

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian ... 72

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 73

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 7 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

Lampiran 8 Data Hasil Penelitian ... 78

Lampiran 9 Data Penilaian Kuesioner ... 79

Lampiran 10 Hasil Analisis Data ... 84

(36)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, B., 2009. Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Pencetakan Universitas Airlangga (UAP), pp. 29-30.

Afifah, A., 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya

Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Karyawan Binatu. Semarang: Universitas Diponegoro, pp. 17-18.

Ahmad, S dkk, 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat data Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia, pp.34.

Ahmad, S dkk, 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat data Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia, pp.42.

Ardhie, A. M., 2004. Dermatitis dan Peran Steroid dalam Penanganannya. Jakarta: Dexa Media, pp.157.

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 4-389.

Arndt, K. A., et al., 2007. Manual of Dermatologic Therapeutics, Ed. 7th, USA: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business, pp. 284-324. Asmara, A. dkk., 2012. Vehikulum Dalam Dermatoterapi Topikal. Vol. 39.

No.1. pp. 29-31.

Brown, R., dan Burn, T., 2005. Lecture Notes On Dermatology, Ed. 8th, Jakarta: Erlangga, pp. 1-3.

Cahyaning, N., 2009. Pengaruh Pemanfaataan Air Sungai Terhadap

Penyakit Kulit pada Masyarakat Pinggiran. Diperoleh pada tanggal 10 Januari 2016 dari http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/view/319

Cohen, D. E., Jacob, S. E., Allergic contact dermatitis. In: Fitzpatricks et al, editors. 2008. Dermatology in General Medicine. Vol. 1 7th ed. New York: Mc Graw Hill Medical, pp. 135-140.

Dempsey, P. A., 2002. Riset Keperawatan : Komunikasi terapeutik. Yogyakarta:

Buku Ajar dan Latihan. Jakarta: EGC Nuha Medika,

Djuanda, A., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 3-8.

Depkes, 2013. SuratKeputusan Menteri Kesehatan. Jakarta. Pp. 11-12.

Goldstein, B. G., Goldstein, A. O., 2001. In: Brahm U (Eds). Dermatologi

(37)

xvi

Gulo, W., 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, pp. 123. Harahap, M., 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, pp.1-3.

Harmiady, R., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan

Prinsip 6 Benar Dalam Pemberian Obat Oleh Perawat Pelaksana diruang Interna dan Bedah Rumah Sakit Haji Makassar. Makassar: Poltekes Kemenkes Makassar.

Johan, R., 2015. Penggunaan Kortikosteroid yang Tepat. Vol. 42. No.4. pp. 310-311.

Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers, pp. 33-49.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara, pp. 54-55.

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 123.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 132.

Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 43-60.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp. 174-185.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Edisi ke-1. Jakarta: Salemba Medika, pp. 96-124.

Palano, M., K., 1987. Topical Skin Therapeutics. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, pp. 140.

Rachmasari, N., 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak. Diperoleh pada tanggal 10 Januari 2016 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=73899&val=4700&tite

Silny, W., Bartoszak, L., Jenerowicz, D., Sobczak, W. Z., and Gozdziewska, M., 2013. Prevalence of contact allergy in children suffering from atopic dermatitis, seborrhoeic dermatitis and in healthy controls. Annals of Agricultural and Environmental Medicine, Vol. 20. No.1, pp.55-60. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

(38)

xvii

Sularsito, S. A., dan Djuanda, S., 2010. Dermatitis. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah dan Siti Aisah (Eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed. 5th. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp.129-152. Sulistyaningrum, SK. dkk., 2011. Dermatitis Kontak Iritan dan Alergi Pada

Geriatri. Vol. 38. No.1. Jakarta: FK Universitas Indonesia, pp. 30.

Sunaryo, Y. dkk., 2012. Profil Dermatitis Kontak Di Poliklinik Kulit dan Kelamin BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2012. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Suryani, F., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis

Kontak Pada Pekerja Bagian Processing dan Filling PT. Cosmar Indonesia Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, pp. 12.

Supiana, N., 2013. Hubungan Predisposing, Enabiling dan Reinforcing Faktor

dengan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada Bidan dalam Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit KIA Sadewa Yogyakarta. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, pp. 55-58.

Swarjana, I. K., 2012. In: I. Nastiti (Eds). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi, pp. 109-111.

Tersinanda, T. Y., dkk., 2013. Dermatitis Kontak Alergi. Denpasar : Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, pp.3-4.

Tjay, T. H., Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek sampingnya). Edisi Ke-6. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia, pp. 733-736.

Utami, Desak., 2014. Disfungsi Sawar Epidermis dan Strategi Penanganan Dermatitis Atopik. Vol. 41. No. 4. Bali: SMF Ilmu kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Wangaya, pp. 254.

Wawan, A., Dewi, M., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, pp.61.

Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. I., Cindy, W., 2009.

Pharmacoterapy Handbook. 7th Edition, New York: Mc Graw-Hill Companies, pp. 196-198.

Yanhendri, dan Yenny, S. W., 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal Dalam

(39)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dermatitis adalah suatu reaksi peradangan kulit (epidermis dan dermis)

yang peka terhadap berbagai rangsangan endogen dan ataupun eksogen,

menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,

papul, vesikel, skauma, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak

selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).

Dermatitis cenderung sering kambuh kembali (residitif) dan menjadi kronis

(Sularsito dan Djuanda, 2010). Berdasarkan penyebabnya, keadaan dermatitis

mencangkup dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, dermatitis

medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis statis dan lain sebagainya

(Ardhie, 2004).

Selama 30 tahun terakhir, peningkatan prevalensi dari penyakit Atropic

Dermatitis (AD) didunia mencapai 18 % pada anak-anak dan 5 % pada orang

dewasa. Selain itu, Allergic Contact Dermatitis (ACD) terjadi sekitar 7 % dari

populasi umum, diantaranya 3-24 % pada anak-anak dan 33-64 % pada lansia

(Silny dkk, 2013). Berdasarkan sebuah penelitian yang baru-baru ini

dilakukan menunjukkan bahwa penderita dermatitis yang terbanyak adalah

kelompok 45-64 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga,

lokasi tersering kaki, penyebab tersering diterjen dan karet, serta pemberian

terapi tersering ialah antihistamin dan kortikosteroid (Sunaryo dkk, 2012).

Dermatitis merupakan salah satu penyakit terbanyak pada penderita rawat

jalan di Rumah Sakit Umum di Indonesia, pada tahun 2009 ditemukan jumlah

kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya yakni sebesar 147.953

kasus pada perempuan (Ahmad dkk, 2009). Dan pada tahun 2010 terdapat

122.076 kasus diantaranya 48.576 kasus pada laki-laki dan 73.500 kasus pada

perempuan (Ahmad dkk, 2010).

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan

kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari

(40)

2

pasti. Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya,

terutama yang penyebabnya faktor endogen (Afifah, 2012).

Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat

mencangkup pada satu tempat saja dan dapat pula menyebar. Pada stadium

akut terjadi kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan

ekudasi sehingga tampak basah (madidans). Stadium subakut, eritema dan

edema mulai berkurang dan eksudat sudah mengering menjadi krusta.

Sedangkan pada stadium kronis, lesi tampak kering, hiperpigmentasi dan

likenifikasi mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan

(Sularsito dan Djuanda, 2010).

Terapi yang digunakan untuk penderita dermatitis antara lain terapi topikal

dan terapi oral. Terapi topikal merupakan salah satu pengobatan yang sering

dilakukan untuk menyembuhkan atau mengurangi gejala dari dermatitis.

Bentuk sediaan topikal yang biasa diberikan kepada penderita dermatitis

antara lain, losio, krim, gel, salap, pasta, emulsi dan bedak. Obat yang sering

digunakan pada penderita dermatitis adalah obat golongan kortikosteroid

seperti hidrokortison, dexamethasone, prednisolone dan metilprednisolon

(Goldstein dan Goldstein, 2001).

Cara penggunaan obat dermatitis topikal yaitu dengan dioleskan pada

bagian kulit yang sakit dalam keadaan sudah bersih secara tipis agar mencapai

efek terapi. Dalam penelitian ini dipilih terapi dermatitis topikal karena dalam

penggunaan obat dermatitis topikal memerlukan ketepatan dalam

pengunaannya, jika cara penggunaannya tidak sesuai maka akan menimbulkan

efek samping berupa penebalan kulit. Ketepatan penggunaan obat dermatitis

dapat dipengaruhi oleh perilaku penggunaan dari penderita dermatitis.

Menurut Skinner (1938), perilaku adalah respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Konsep umum yang digunakan

untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980).

Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: Faktor

predisposisi (Predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah

atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan,

(41)

3

pemungkin (Enabling factors) adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan, dan Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah

faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku yang

terwujud dari perilaku pertugas kesehatan atau petugas lain (Notoatmodjo,

2012). Perilaku penggunaan obat dermatitis topikal juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor perilaku seperti yang dikemukakan oleh Green, yaitu: Faktor

Predisposisi, faktor yang mempermudah terjadinya perilaku ketepatan

penggunaan obat dermatitis topikal, Faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana agar terjadinya perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis

topikal dan Faktor penguat yang merupakan faktor yang mendorong terjadinya

perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal.

Dengan adanya penelitian tentang faktor-faktor perilaku yang dapat

mempengaruhi ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal, diharapkan

perilaku ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal lebih baik.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka dilakukan penelitian tentang

faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan obat

dermatitis di Puskesmas Wisata Dau, Kecamatan Dau-Kabupaten Malang.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian observasional analitik melalui kuisioner.

1.2Rumusan Masalah

Faktor-faktor perilaku apa yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunaan

obat secara topikal pada penderita dermatitis?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

perilaku yang berpengaruh terhadap ketepatan penggunan obat dermatitis

(42)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi ketepatan penggunaan obat dermatitis secara topikal

2. Mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap

ketepatan penggunaan obat dermatitis secara topikal

1.4Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk lebih

memperhatikan penggunaan obat dermatitis topikal

2. Memperkenalkan pada masyarakat tentang peran serta farmasis

dimayarakat terhadap penggunaan obat dermatitis topikal

3. Memberikan gambaran untuk penelitian lebih lanjut mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan obat dermatitis topikal

4. Sebagai bekal kepada farmasis dalam memberikan pelayanan pada

Gambar

Gambar
Gambaran Umum Penelitian ...............................................
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, diadakan penelitian rancang bangun suatu sistem pembelajaran bagi penderita tunarungu wicara melalui sebuah perangkat lunak dengan harapan

Kuadran III, wilayah yang memuat item-item dengan tingkat kepentingan.. yang relatif rendah dan kenyataan kinerjanya tidak terlalu

Mengingat hubungan yang telah established antara premi CDS dengan variabel ekonomi makro melalui variabel penentu harga (jatuh tempo, volatilitas, suku bunga bebas risiko, dsb)

Yayasan Miastenia Gravis Indonesia (YMGI) selaku support group utama sampai saat ini masih mengupayakan pendataan yang maksimal terkait jumlah pasien dengan

PAOK PAMPANG KEC... DAMES DAMAI

Sebagai negara yang secara geografis berada di kawasan Asia Tenggara sangat logis jika Indonesia menjadikan ASEAN sebagai salah satu fokus utamanya, demikian pula

[r]

Gambar 2.2 DFD Leve menjelaskan tentang proses melakukan kegiatan input data taksiran data gadai yang akan database dan kemudian mela transaksi pembayaran dan melewati