SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
KARTU E-MONEY BANK MANDIRI DI KOTA MEDAN
OLEH
Harry Pratama 110501014
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : Harry Pratama
NIM : 110501014
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
JudulSkripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan
Tanggal Pembimbing,
Wahyu Ario Pratomo, S.E.,M.Ec NIP. 19730408199802 1 001
Penguji I, Penguji II,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Harry Pratama
NIM : 110501014
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan
JudulSkripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan
Tanggal Ketua Program Studi
Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D NIP. 19710503 200312 1 003
Tanggal KetuaDepartemen
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan” adalah benar hasil
karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 23 Maret 2015 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank Mandiri di Kota Medan dan untuk mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik sosial responden di Kota Medan.
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner dan studi kepustakaan yang ditujukan kepada 50 orang pengguna kartu e-money yang dipilih dengan teknik non probability sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis crosstab (tabulasi silang) untuk masing-masing permasalahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money di Kota Medan yaitu pendapatan, kebutuhan dan selera. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagian responden memiliki pendapatan dibawah Rp 1.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 juta rupiah. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah membeli kartu e-money. Selera konsumen yang mempengaruhi kartu e-money dapat dilihat melalui intensitas penggunaannya di masyarakat. Pengaruh permintaan e-money terhadap pendidikan, umur dan intensitas penggunaannya sangat bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian, selera dengan umur dan pendapatan dengan frekuensi penggunaan memiliki hubungan. Sedangkan selera dengan pendidikan, kebutuhan dengan pendidikan, dan kebutuhan dengan umur tidak memiliki hubungan.
ABSTRACT
This research aims to know the factors that affect the demand for e-money card of Mandiri Bank in Medan and to know how the demand for e-money to the social characteristics of respondents in Medan.
This research uses a type of primary data and secondary data by the method of data collection through the questionnaire and the study of librarianship, addressed to 50 users of e-money card are selected with a non probability sampling techniques. Analytical techniques used in this research is a descriptive analysis and crosstabanalysis for each problem.
The results of this research suggests that the factors that affect the demand for e-money cards in Medan city that is income, needs and tastes. Based on the results of a study conducted some respondents had revenues under Rp 1,000,000
– Rp 10,000,000 million rupiah. The needs were influenced by culture. The higher level of a society's culture, the higher or many kinds of needs that must be met. One was the purchase of e-money cards. Consumer tastes that affect e-money card can be seen through the intensity of their use in the community. Influence of demand for e-money to education, age and the intensity of their use varies greatly. Based on research results, taste with age and income with frequency of use has a relationship. While the taste with education, the needs with education, and the needs with age did not have a relationship.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kartu E-Money Bank Mandiri Di Kota Medan”.
Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, yaitu kepada :
1. Secara khusus, skripsi ini penulis persembahkan buat kedua orang tua tercinta Alm. Sukamto dan Suratnawati atas dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil serta kakak dan adik-adik penulis yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum, SE., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan.
7. Seluruh Responden Masyarakat di Kota Medan memberikan waktu dan informasi kepada penulis, serta semua pihak yang terlibat dalam setiap penulisan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman Fanny Alfira S.E Ade, Naya, Maya, Melly, Nana, Lulu Insan, Rifqi, hafis dan teman-teman Stambuk 2011 Ekonomi Pembangunan yang juga memberikan semangat, doa dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 23 Maret 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank ... 6
2.1.1 Sejarah Bank ... 6
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank ... 7
2.2. Uang. ... 9
2.2.1 Sejarah Uang. ... 9
2.2.2 Fungsi Uang. ... 10
2.2.3 Jenis-jenis Uang ... 11
2.3 Teori Permintaan Uang ... 14
2.3.1 Teori Permintaan Uang Klasik ... 15
2.3.2 Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes. ... 16
2.3.3 Teori Permintaan Uang Milton Friedman ... 19
2.4 E-Money (e-money) ... 20
2.4.1 Pengertian E-Money.. ... 20
2.4.2 Ketentuan Lain E-Money. ... 23
2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan E-Money. ... 24
2.5 Penelitian Terdahulu ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Lokasi Penelitian ... 29
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Definisi Operasional ... 30
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
3.6.1 Populasi ... 31
3.6.2 Sample ... 31
3.7 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.9 Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan E-Money di Indonesia ... 35
4.2 Perkembangan E-Money ... 36
4.3 Gambaran Umum Responden ... 39
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 39
4.3.2 Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 40
4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu E-Money Bank Mandiri di Kota Medan ... 40
4.5 Analisis Crosstab ... 45
4.5.1 Selera-Pendidikan ... 45
4.5.2 Selera-umur ... 48
4.5.3 Kebutuhan - Pendidikan ... 51
4.5.4 Kebutuhan - Umur ... 54
4.5.5 Pendapatan - Frekuensi Penggunaan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 59
5.2 Saran ... 60
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Lembaga Penerbit Uang Elektronik ... 2
2.1 Jumlah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia ... 22
3.1 Teknik Analisis Data yang Digunakan ... 34
4.1 Perkembangan Volume dan Nilai Transaksi E-money Di Indonesia... 36
4.2 Merchant-Merchant Di Indonesia Pada Pengguna Kartu Mandiri ... 37
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 39
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 40
4.6 Klasifikasi Pendapatan Responden... 41
4.7 Penggunaan Uang Tunai Di Masyarakat ... 42
4.8 Ketersediaan Uang Responden Di Kartu E-Money ... 43
4.9 Intensitas Penggunaan E-Money ... 45
4.10 Crosstab Antara Minat Penggunaan Kartu E-Money Dengan Tingkat Pendidikan ... 46
4.11 Analisis Chi-Square Antara Minat Penggunaan Kartu E-Money Dengan Tingkat Pendidikan ... 48
4.12 Crosstab Antara Minat Penggunaan Kartu E-Money Dengan Umur Responden... 49
4.13 Analisis Chi-Square Antara Minat Penggunaan Kartu E-Money Dengan Umur Responden ... 51
4.14 Crosstab Antara Kebutuhan Dengan Tingkat Pendidikan ... 52
4.15 Analisis Chi-Square Antara Kebutuhan Dengan Tingkat Pendidikan ... 54
4.16 Crosstab Antara Kebutuhan Dengan Umur Responden . 55 4.17 Analisis Chi-Square Antara Kebutuhan Dengan Umur Responden ... 57
4.18 Crosstab Antara Pendapatan Terhadap Frekuensi Penggunaan Kartu E-Money ... 57
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Permintaan Uang Untuk Motif Transaksi
Dan Berjaga-jaga ... 18
2.2 Kerangka Konseptual ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank Mandiri di Kota Medan dan untuk mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik sosial responden di Kota Medan.
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data melalui kuesioner dan studi kepustakaan yang ditujukan kepada 50 orang pengguna kartu e-money yang dipilih dengan teknik non probability sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis crosstab (tabulasi silang) untuk masing-masing permasalahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money di Kota Medan yaitu pendapatan, kebutuhan dan selera. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagian responden memiliki pendapatan dibawah Rp 1.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 juta rupiah. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah membeli kartu e-money. Selera konsumen yang mempengaruhi kartu e-money dapat dilihat melalui intensitas penggunaannya di masyarakat. Pengaruh permintaan e-money terhadap pendidikan, umur dan intensitas penggunaannya sangat bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian, selera dengan umur dan pendapatan dengan frekuensi penggunaan memiliki hubungan. Sedangkan selera dengan pendidikan, kebutuhan dengan pendidikan, dan kebutuhan dengan umur tidak memiliki hubungan.
ABSTRACT
This research aims to know the factors that affect the demand for e-money card of Mandiri Bank in Medan and to know how the demand for e-money to the social characteristics of respondents in Medan.
This research uses a type of primary data and secondary data by the method of data collection through the questionnaire and the study of librarianship, addressed to 50 users of e-money card are selected with a non probability sampling techniques. Analytical techniques used in this research is a descriptive analysis and crosstabanalysis for each problem.
The results of this research suggests that the factors that affect the demand for e-money cards in Medan city that is income, needs and tastes. Based on the results of a study conducted some respondents had revenues under Rp 1,000,000
– Rp 10,000,000 million rupiah. The needs were influenced by culture. The higher level of a society's culture, the higher or many kinds of needs that must be met. One was the purchase of e-money cards. Consumer tastes that affect e-money card can be seen through the intensity of their use in the community. Influence of demand for e-money to education, age and the intensity of their use varies greatly. Based on research results, taste with age and income with frequency of use has a relationship. While the taste with education, the needs with education, and the needs with age did not have a relationship.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uang adalah alat tukar yang diterima secara umum dan memiliki kepastian
hukum serta nominalnya atau merupakan elemen penting pada kehidupan
manusia. Perubahan alat pembayaran berkembang sangat pesat mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan manusia. Sejalan dengan
perkembangan teknologi yang pesat, pola dan sistem pembayaran dalam transaksi
ekonomi mengalami perubahan. Begitupun pada bank yang memberikan
inovasi-inovasi baru pada masyarakat untuk memudahkan dalam bertransaksi. Kemajuan
teknologi telah menggeser sebagian peranan uang tunai sebagai alat pembayaran
ke dalam bentuk pembayaran uang elektronik yang lebih efisiensi dan ekonomis.
Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga,
dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana pada
kegiatan perekonomian (Bank Indonesia, 2011). Pembayaran elektronik umumnya
dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,
melainkan dengan cara transfer antar bank ataupun transfer intra bank melalui
jaringan internal bank itu sendiri. Adapun fasilitas yang diberikan oleh bank
kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran non tunai anatar lain dengan
menggunakan kartu ATM kartu debit, Kartu kredit dan Uang elektronik.
Uang elektronik (electronic money) atau e-money adalah uang yang
digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik. Transaksi ini
digital. Sedangkan definisi e-money menurut Purnomo (2012) adalah alat
pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut yaitu diterbitkan atas
dasar uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang terhadap penerbit, nilai
uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip,
digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan
penerbit uang elektronik tersebut, dan yang terakhir nilai uang elektronik yang
disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan. Hingga saat ini terdapat dua basis penerbit uang elektronik yaitu dari
perbankan dan komunikasi.
Tabel 1.1
Lembaga Penerbit Uang Elekrtonik No. Nama Penerbit
1 BPD DKI JAKARTA
2 BANK MANDIRI
3 BANK CENTRAL ASIA
4 PT. TELEKOMUNIKASI
5 PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR
6 BANK MEGA
7 PT. SKYE SAB INDONESIA
8 PT. INDOSAT
9 BANK NEGARA INDONESIA
10 BANK RAKYAT INDONESIA
11 PT. XL AXIATA
12 PT. FINNET INDONESIA
13 PT. ARTAJASA PEMBAYARAN
14 BANK PERMATA
15 BANK CIMB NIAGA
16 PT. NUSA SATU INTI ARTHA
17 PT. BANK NATIONALNOBU
18 PT. SMARTFREN TELECOM
19 PT. MVCOMMERCE INDONESIA
Bank Indonesia sendiri memagari arti uang elektronik sebagai alat
pembayaran yang digunakan untuk transaksi di lembaga yang berbeda. Oleh
sebab itu kartu Matahari, Timezone dan sejenisnya yang diterbitkan pengusaha
retail tidak tergolong uang elektronik karena tidak mensyaratkan adanya pengisian
uang melalui pulsa atau rekening bank. Uang elektronik masih tergolong sebagai
inovasi baru. Masih banyak kalangan masyarakat yang menganggap uang
elektronik itu sama dengan kartu jenis lain seperti kartu debit dan kartu kredit.
Padahal jelas berbeda, uang elektronik memiliki fasilitas yang digunakan tanpa
harus direpotkan nomor identifikasi pribadi (PIN). Dengan demikian, kartu ATM,
debit dan kartu kredit tidak tergolong uang elektronik. Bank Mandiri merupakan
salah satu lembaga penerbit e-money yang cukup serius untuk ambil bagian dalam
pengembangannya. Hal ini terbukti dengan diterbitkannya tiga item dari uang
elektronik yaitu, e-toll card, Indomaret card, dan Gaz card.
Kartu e-Toll adalah kartu prabayar yang diterbitkan oleh Bank Mandiri
bekerja sama dengan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, PT.Citra Marga Nusaphala
Persada Tbk dan PT. Marga Mandalasakti untuk transaksi pembayaran tol.
Indomaret card bukan hanya sekedar kartu keanggotaan, tetapi memiliki
multifungsi yang diterbitkan Bank Mandiri, untuk berbelanja di gerai Indomaret
mendapatkan diskon khusus. Gaz card merupakan kartu prabayar yang diterbitkan
oleh Bank Mandiri bekerjasama dengan Pertamina, Gaz card digunakan untuk
transaksi pembayaran BBM di SPBU Pertamina dan selanjutnya dapat digunakan
untuk transaksi di merchant lainnya. Fitur e-toll, Indomaret card, dan Gaz card
transaksi tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan, dapat diisi ulang, minimum
saldo kartu Rp. 10.000, maksimal saldo kartu Rp. 1.000.000 (sesuai ketentuan
Bank Indonesia), saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga. Kota Medan
merupakan salah satu kota yang tingkat aktifitas ekonominya cukup tinggi. Hal
tersebut menuntut tersedianya kemudahan dalam setiap aktivitas ekonomi serta
kemudahan dalam setiap transaksi inilah yang diharapkan oleh pelaku transaksi.
Sehingga lembaga-lembaga perbankan dan telekomunikasi terus mengembangkan
produknya dalam memenuhi kebutuhan.
Jumlah pengguna kartu e-money dari produk Bank Mandiri tahun 2014 di
Indonesia secara global sebanyak 5.006.982 (Putra, Harian merdeka.com, 2015).
Sedangkan di kota Medan pengguna kartu e-money di tahun 2014 sampai dengan
bulan Agustus sebanyak 814 pengguna (Bank Mandiri). Hal ini tidak sebanding
dengan jumlah penduduk yang ada di Kota Medan. Seharusnya pengguna kartu
e-money bisa lebih dari jumlahnya sekarang sehingga berdasarkan uraian diatas
maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank Mandiri di Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank
2. Bagaimana pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik sosial
responden di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu
e-money Bank Mandiri di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik
sosial responden di Kota Medan.
b. Manfaat Penelitian
1. Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan
peneliti selanjutnya.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank
2.1.1 Sejarah Bank
Perkataan bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banco yang berarti
kepingan papan yang digunakan sebagai tempat meletakkan buku yaitu sejenis
meja. Fungsi ini kemudian berubah semakin luas yaitu sebagai meja tempat
menukarkan uang. Aktivitas ini dilakukan oleh para pemberi pinjaman (kreditor)
dan para penukar uang di Eropa untuk menunjukkan/mempamerkan uang mereka
kepada para pedagang dan orang-orang yang berlayar. Aktivitas seperti ini telah
mulai dilakukan pada abad pertengahan dan dari sinilah timbul istilah “bank”.
Berkaitan dengan aktivitas ini, jika sekiranya pengusaha bank tersebut gagal
dalam melakukan urusan dan kewajibannya kepada pelanggan atau nasabah maka
pelanggan atau nasabah tersebut akan marah dan banco tersebut akan dirusak dan
dimusnahkan. Dari peristiwa pengrusakan dan pemusnahan banco inilah timbul
istilah “bankrap” (Irsyad, 2010).
Ahmad Salaby (1982) menguraikan sejarah kemunculan bank ini dengan
versi sedikit agak berbeda. Menurut Salaby, pada masa dulu terdapat
penukuran-penukaran uang yang menanti dibelakang meja masing-masing di pantai-pantai
laut mediterranean (pantai selatan Italia). Meja ini dalam bahasa Italia disebut
banco dan atasnya diletakkan berbagai jenis mata uang yang diperlukan oleh
orang-orang yang berlayar ke timur. Para pedagang dan pelayar akan menukarkan
perdagangan. Disamping aktifitas penukaran seperti ini kadang-kadang penukaran
uang tersebut juga memberikan pinjaman kepada mereka yang membutuhkan.
Aktifitas ini dikatakan semakin berkembang sehingga timbul yayasan yang
menjalani aktifitas keuangan dan yayasan ini kemudian disebut dengan “Bank”
(Ibid).
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Menurut para ahli bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan
keperluan orang lain, dengan cara memberikan kredit berupa uang yang
diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan menambah uang baru (prof.
G.M. Verryn Stuart). Defenisi ini menunjukkan bahwa objek aktivitas utama
bank adalah masyrakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya
akan disalurkan kepada masyarakat juga termasuk individu (Ibid).
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank
Fungsi Bank Sebagai Agent of Trust (kepercayaan)
Aktivitas bank sebagai financial intermediary yang melibatkan
kepentingan masyarakat luas tentunya didasarkan kepada kepercayaan dan
keyakinan masyarakat. Kepercayaan dan keyakinan ini menjadi asas
utama bagi institusi bank untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan
target dan harapan. Dalam hal ini bank berfungsi Agent of Trust di tengah
percaya dan yakin bahwa uang mereka atau dana yang akan mereka
simpan tidak ada akan di salah gunakan oleh pihak bank (Ibid).
Fungsi Bank sebagai Agent Of Development (Pertumbuhan)
Aktivitas bank sebagai financial intermediary akan dapat menyelesaikan
sebagai masalah ekonomi karena sektor moneter dan sektor rill akan saling
berinteraksi satu sama lain. Surplus dana yang dihimpun perbankan akan
disalurkan kepada pengusaha dan masyarakat lainnya sehingga dana itu
diinvestasikan di tengah masyarakat. Investasi ini akan menghasilkan
berbagai barang dan jasa yang diperlukan disamping membuka peluang
pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Pertambahan barang dan jasa
pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
nasional (Ibid).
Fungsi Bank sebagai Agent Of Services (Pelayanan)
Eksistensi dan aktivitas perbankan semakin mendapat sambutan
dikalangan masyarakat. Berbagai produk dan jasa perbankan semakin
banyak dan berkembang sehingga membantu dan memperlancar aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sebagian besar produk dan jasa-jasa perbankan ini
dapat dinikmati semua lapisan masyarakat seperti jasa pengiriman atau
transfer uang dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat
dan aman. Masyarakat juga dapat memanfaatkan jasa bank sebagai tempat
menyimpan uang, perhiasaan atau surat-surat berharga secara aman
2.2 Uang
2.2.1 Sejarah Uang
Uang merupakan temuan manusia yang paling menakjubkan dan telah
digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Artinya, uang memiliki sejarah yang
sangat panjang dan telah mengalami perubahan yang sangat besar sejak dikenal
manusia hingga sekarang (Solikin dan Suseno). Misalnya, masyarakat Irak
modern di sekitar 5.000 tahun yang lalu sudah mengenal dan menggunakan uang
koin yang mereka namakan shekel. Uang ini melambangkan jumlah tertentu
barley yang ekuivalen dengan emas dan perak. Sementara itu, mata uang inggris
dinamakan poundsterling karena pada awalnya ekuivalen dengan satu pon perak.
Negara Yunani dan Romawi juga menggunakan koin emas dan perak sebagai
mata uang.
Menurut Conway (2009) kata latin denarius akhirnya melahirkan dinar di
berbagai negara, termasuk di Yordania dan Algeria. Masih menurut Conwaly kata
denarius dalam bahasa Spanyol bermana uang dan Portugis-Dinero dan Dinheiro.
Uang kertas pertama di terbitkan pada abad ke 7, sementara, gagasaan
penggunaan uang kertas di adopsi diEropa pada tahun 1861.
Uang (Mishkin, 2004) adalah sesuatu (benda) yang diterima secara
sebagai alat tukar dalam transaksi barang dan jasa. Alat tukar yang dimaksud
dapat berupa benda apa saja yang diterima oleh setiap orang (masyarakat) dalam
transaksi barang dan jasa. Dari definis tersebut, ada dua unsur penting yang peru
dipahami uang sangat berguna untuk memperlancar teransaksi dalam
perekonomian.
2.2.2 Fungsi Uang
Para ekonom sepakat bahwa masyarakat butuh uang karena ia memiliki
fungsi sebagai perantara atau sarana dalam transaksi barang dan jasa anatar satu
dengan yang lain. Disamping itu, dengan menggunakan uang, maka kita dapat
terhindari perdagangan atau transaksi secara barter yang mengandung banyak
kelemahan. Fungsi uang dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi asli atau utama dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu:
1. Sebagai Alat Tukar.
Chen dan Freeman (2004) menyatakan bahwa mereka membutuhkan uang,
karena dengan uang transaksi barang dan jasa akan menjadi lancar. Dengan
menggunakan uang, maka masyarakat terhindar dari sistem barter atau pertukaran
secara langsung.
2. Sebagai Satuan Hitung.
Melalui fungsi ini, uang dapat digunakan untuk menghitung nilai atau harga
berbagai macam barang dan jasa yang ditransaksikan dan menunjukan besarnya
kekayaan serta untuk mengkalkulasi besar kecilnya kredit seseorang atau suatu
unit usaha (bisnis). Dengan fungsi ini memungkinkan bagi seseorang untuk
membandingkan nilai dari dua barang yang berbeda.
3. Sebagai Penyimpan Nilai.
Melalui fungsi uang sebagai penyimpan nilai, maka seseorang (pengusaha)
jika seorang produsen menjual hasil produksinya, maka dia akan menerima
sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya.
Penerimaan uang tersebut dapat disimpan untuk digunakan membeli barang dan
jasa di masa mendatang.
Fungsi uang sebagai turunan meliputi uang sebagai standar pembayaran
pembayaran yang ditunda, sebagai alat pembayaran utung, sebagai alat timbun
kekayaan (modal) dan sebagai alat untuk meningkatkan status sosial serta sebagai
komoditas yang diperdagangkan di pasar valuta asing (Solikin dan Suseno, 2002).
2.2.3 Jenis – Jenis Uang
Menurut Conway (2009) uang dapat dikelompokan dalam berbagai jenis,
antara lain :
1. Berdasar Bahan Baku
Jika dilihat dari jenis bahan baku pembuatannya, maka jenis uang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu :
a. Uang Logam
Uang jenis ini terbuat dari logam ( emas dan perak) kedua jenis logam
dipilih menjadi bahan baku untuk membuat uang karena memiliki beberapa
kelebihan, antara lain nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah
dikenali sifatnya tidak hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang
lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :
Nilai Intrinsik, yaitu nilai (harga) bahan baku yang digunakan untuk
membuat / mencetak mata uang misalnya nilai (harga) emas dan perak
Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau nilai yang
tertulis pada mata uang.
Nilai tukar atau Kurs mata uang nilai mata uang suatu negara jika
dibandingkan (ditukar) dengan mata uang negara lain, misalnya uang
Indonesia (IDR) sebanyak Rp. 10.000 ditukar dengan US$ 1. Artinya,
jika orang Indonesia ingin mendapatkan US$ 1, maka ia harus
menyerahkan rupiah sebanyak Rp. 10.000, hal ini juga berarti bahwa
US$ 1 = Rp 10.000.
b. Uang Kertas
Menurut penjelasan undang-undang No.3/2004 tentang Bank Indonesia
bahwa yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran
yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
2. Berdasarkan Nilai Uang
Jika uang dikelompokkan menurut nilainya, maka dapat dibedakan dalam dua
jenis uang, yaitu:
a. Uang Bernilai Penuh (Full bodied money). Uang dikatakan bernilai penuh
apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan nilai /
harga bahan yang digunakan atau nilai nominal yang tercantum sama
dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Misalnya, jika
uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang
dikandungnya.
b. Uang Tanda (Token money ) adalah apabila yang tertera diatas uang lebih
kata lain niali nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Misalnya, untuk membuat uang Rp 10.000 Bank Indonesia mengeluarkan
biaya Rp 8.000.
3. Teori Nilai Uang
Teori nilai uang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Teori Uang Statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang
diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Teori uang statis terdiri dari:
Teori Metalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang bersifat seperti
barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai bahan
baku yang digunakan untuk membuat uang tersebut, misalnya uang emas
dan perak.
Teori Konvensi, Teori ini menjelaskan bahwa uang diciptakan atas dasar
pemufakatan (konvensi) masyarakat untuk memperlancar pertukaran
barang dan jasa dalam perekonomian.
Teori Nominalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang diterima oleh
masyarakat karena uang memiliki daya beli.
Teori Negara, teori ini menjelaskan bahwa asal mula uang karena suatu
negara menetapkan suatu benda yang diberlakukan sebagai alat tukar dan
alat pembayaran. Artinya, uang memiliki nilai karena adanya kepastian
hukum dari negara memiliki nilai karena adanya kepastian hukum dari
2. Teori Nilai Dinamis
Teori ini menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan nilai uang. Kelompok
teori ini meliputi:
Teori Kuantitas (David Ricardo)
Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo yang menjelaskan bahwa
kuat atau lemahnya nilai mata uang tergantung pada jumlah uang beredar
(money supply).
Teori Kuantitas Uang (Irving Fisher)
Teori Kuantitas Uang yang dikembangkan Irving Fisher merupakan
pengembangan dari Teori Kuantitas yang disusun oleh David Ricardo,
teori ini disempurnakan oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur
kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
mempengaruhi nilai uang. Teori Fisher mengacu pada persamaan
pertukaran (equation of exchange) yang dirumuskan sebagai :
MV = PT
Keterangan:
M : adalah jumlah uang beredar V : adalah tingkat velositas P : adalah tingkat harga umum
T : adalah jumlah barang yang ditransaksikan
2.3 Teori Permintaan Uang
Permintaan uang adalah pertanyaan tentang alasan-alasan atau
faktor-faktor yang memotivasi seseorang memegang kekayaan dalam bentuk uang tunai
(saldo kas). Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa manusia sebagian pelaku
yang maksimal. Para ekonom sepakat bahwa perdebatan mengenai teori
permintaan uang bersumber dari dua kelompok pemikiran ekonomi yaitu
Monetarist dan Keynesians, perdebatan kedua kelompok pemikir tersebut telah
banyak dibahas dan tampaknya akan terus berlanjut dan sulit dipecahkan.
Insukindo (1997) menyatakan bahwa konsep permintaan uang memegang peranan
penting dalam analisis ekonomi moneter.
2.3.1 Teori Permintaan Uang Klasik
Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantitas (quantiy theory) dan teorti
sisa tunai (cash-balance theory). Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan
teori kuantitas uang sebagai berikut (Sukirno, 1995 ):
MV = PT
Keterangan:
M : jumlah uang beredar V : tingkat velositas P : tingkat harga umum
T : jumlah barang yang ditransaksikan
Teori ini berpandangan bahwa terdapat bahwa hubungan langsung antara
pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga pada umum dan
pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi (Marshall
and Swanson, 1980).
Pandangan klasik yang kedua adalah teori cash – balance theory yang
dikembangkan oleh A. Marshall dan A.C Piguo dari Cambridge University. Teori
ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi cara pendekatannya
penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang ditekankan adalah mengenai
tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan bagaimana faktor ini menentukan
jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan
memegang uang adalah untuk membiayai transaksi yang dilakukan. Pigou
menambahkan alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu berjaga-jaga.
Permintaan uang nominal merupakan proporsi dari pendapatan nominal:
MD = k Py
Keterangan: P : Tingkat harga Y : Pendapatan rill
K : nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan masayarakat
2.3.2 Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes
Analisis permintaan uang selalu dikaitkan dengan Teori Moneter Keynes.
Keynes sependapat dengan para ekonom Klasik tentang fungsi uang sebagai alat
tukar dan sebagai konsekuensi dari adanya permintaan uang untuk kebutuhan
transaksi. Keynes juga sependapat dengan ekonom cambridge yang berpandangan
bahwa uang berfungsi sebagai alat penyimpan kekayaan (store of wealth) yang
jumlahnya ditentukan oleh tingkat suku bunga dan tingkat pengembalian (return)
yang diharapkan. Keynes menekankan pentingnya suku bunga dalam
memengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau
membeli surat-surat berharga (khususnya obligasi). Penekanan terhadap pengaruh
faktor suku bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang
memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh
keuntungan. Keynes mengembangkan teori permintaan uang kaum Klasik dengan
saja tetapi juga sebagai penyimpan kekayaan (store of value / whealth). Teori
permintaan akan uang dikembangkan oleh Keynes dinamakan The Theory Of
Liquidity Preference. Dalam teorinya, Keynes dalam Bofinger (2001)
memperkenalkan tiga motif yang melandasi permintaan akan uang, yakni :
1. Permintaan Uang Untuk Motif Transaksi
Permintaan uang untuk motif transaksi terjadi atau muncul jika seseorang
atau masyarakat tidak menerima uang tunai bersamaan dengan saat
mengeluarkannya. Misalnya, seorang pekerja menerima upah/gaji Rp
1.000.000 per bulan, tetapi pengeluarannya dilakukan setiap hari atau
mingguan. Untuk alasan itu, maka pekerja tersebut membutuhkan uang tunai
memperlancar transaksi.
2. Permintaan Uang Untuk Berjaga-jaga
Menurut Keynes bahwa permintaan akan uang tidak hanya untuk sesuatu
yang sifatnya reguler atau normal seperti untuk memperlancar transaksi,
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terduga atau di
luar perencanaan, misalnya untuk berobat jika ada anggota keluarga yang
menderita sakit atau membeli alat produksi yang sifatnya mendadak atau
tiba-tiba mengalami kerusakan. Secara matematis permintaan uang untuk motif
transaksi dan berjaga-jaga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Lt + Lj = f (Y)
Keterangan :
Secara grafis permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga
dapat lihat pada gambar berikut:
Ltj
Ltj = f (Y)
Y
Gambar 2.1
Permintaan Uang untuk Motif Transaksi dan Berjaga-jaga
1. Permintaan Uang Untuk Spekulasi
Permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi
tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang tunai untuk tujuan
spekluasi. Alasanya adalah sebagai berikut:
a. Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang tunai makin
besar/tinggi, sehingga keinginan mayarakat untuk menyimpan uang akan
makin kecil.
b. Hipotesis Keynes yang menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman
masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga nomal.
Tingkat bunga normal adalah suatu tingkat bunga yang diharapkan akan
[image:33.595.173.411.165.382.2]kenyataanya berada diatas tingkat normal maka masyarakat akan mengharapkan
tingkat bunga tidak akan naik lagi (Ibid).
2.3.3 Teori Permintaan Uang Milton Friedman
Menurut Friedman, teori permintaan uang merupakan bagian integral dari
teori modal atau teori tentang kemakmuran yang dipengaruhi oleh komposisi
neraca pembayaran atau komposisi portofolio aset. Teori permintaan uang dapat
ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Sudut pandang perseorangan
Jika ditinjau dari sudut perorangan, maka permintaan uang dalam nilai riil
dipengaruhi oleh beberapa faktor, anatara lain:
a. Jumlah kemakmuran total merupakan kontrain. Friedman menggunakan
konsep pendapatan permanen untuk mengukur indeks kemakmuran
seseorang.
b. Perbandingan antara kekayaan dalam bentuk human wealth. Human wealth
adalah kapasitas seseorang untuk menghasilkan pendapatan.
c. Tingkat pendapatan yang diharapkan (expected rate of return).
d. Utility yang diperoleh dari memegang uang relatif terhadap utility yang
diperoleh dari penggunaan bentuk aset lainnya.
Fungsi permintaan uang menurut Freidman adalah sebagai berikut:
MP = f (Y, W, rM, rb, re, 1/P(dP/dt, U) Keterangan
Y : Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill
rm : Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan
rb :Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan
re : Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan
1/P(dp/dt) : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat perolehan nominal dari asset
U : Utility yang diperoleh
2. Sudut Pandang Pemilik Perusahaan
Jika ditinjau dari pemilik perusahaan, maka fungsi permintaan uang pada
diatas mengalami perubahan. Total kemakmuran bukan merupakan faktor
pembatas terhadap fungsi permintaan uang. Karena jumlah aset produksi yang
dimiliki perusahaan merupakan variabel yang dapat ditentukan sendiri oleh
perusahaan untuk tujuan maksimisasi keuntungan (bukan unsur pembatasan).
Akibatnya, variabel wealth pada persamaan permintaan uang tidak dimasukkan
lagi. Dengan demikian, maka persamaan fungsi permintaan akan uang untuk
pemilik perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
MP = f (Y, rM, rb, re, 1/P(dP/dt, U)
Keterangan
Y : Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill
rm : Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan
rb :Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan
re : Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan
1/P(dp/dt) : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat perolehan nominal dari aset
U : Utility yang diperoleh
2.4 E-Money
2.4.1 Pengertian E- Money
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 11/12/PBI/2009, e-money
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit.
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau
chip.
c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan.
d. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit
bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai perbankan (Bank Indonesia).
Menurut Purnomo (2012), uang elektronik (e-money) adalah nilai uang yang
disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk
kepentingan trasnsaksi pembayaran dan transfer dana. Penerbit uang elektronik
meliputi lembaga bank atau lembaga selain bank (LSB). Di indonesia, uang
elektronik diterbitkan oleh sejumlah bank dan perusahaan operator komunikasi.
Penyelenggaraan uang elektronik melibatkan pihak pemegang, prinsipal, penerbit,
acquirer, pedagang, penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesaian akhir.
Perolehan data identitas pemegang dilakukan penerbit dengan menyediakan
sarana atau formulir aplikasi yang harus diisi calon pemegang disertai bukti
identitas calon pemegang. Keharusan pengisian data identitas pemegang
diperuntukkan bagi pemegang yang baru pertama kali mengajukan sebagai
pemegang dan penerbit sama sekali belum mempunyai data lengkap, benar, dan
akurat tentang identitas pemegang. Batas nilai uang elektronik untuk jenis
1. Batas nilai uang elektronik untuk jenis unregistered (tidak terdaftar) paling
banyak Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).
2. Batas nilai uang elektronik untuk jenis registered (terdaftar) paling banyak
Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) (Purnomo 2012). BI mencatat penggunaan
[image:37.595.215.408.293.440.2]uang elektronik dari tahun 2007 s/d 2014 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia Periode Jumlah
Instrumen
Tahun 2007 165,193
Tahun 2008 430,801
Tahun 2009 3,016,272
Tahun 2010 7,914,018
Tahun 2011 14,299,726
Tahun 2012 21,869,946
Tahun 2013 36,225,373
(Sumber : Bank Indonesia, 2014)
Sesuai data BI ada 165.193 kartu prabayar pada akhir 2007, meningkat dua
kali menjadi 430.801 kartu prabayar pada akhir tahun 2008. Pada akhir tahun
2009, pengguna kartu prabayar meningkat menjadi 3.016.272 dan pada tahun
2010 juga mengalami peningkatan menjadi 7.914.018. Pada tahun 2011 sebesar
14.299.726 serta tahun 2012 sebesar 21.869.946 dan tahun 2013 mengalami
kenaikan secara signifikan menjadi 36.225.373 pengguna kartu prabayar. Berarti
2.4.2 Ketentuan lain E-Money
Beberapa Ketentuan-ketentuan lain dari e-money yang terdapat di
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik
(Electronic money).
a. Nilai uang elektronik adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik
pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi
pembayaran atau transfer dana.
b. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga selain bank yang bertanggung jawab
atas pengelolaan sistem atau jaringan antar anggotanya, baik yang
berperan sebagai penerbit atau acquirer dalam transaksi uang elektronik
yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian
tertulis.
c. Penerbit adalah Bank atau Lembaga selain bank yang menerbitkan uang
elektronik.
d. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerja
sama dengan pedagang, yang dapat memproses data uang elektronik yang
diterbitkan oleh pihak lain.
e. Pemegang adalah pihak yang menggunakan uang elektronik.
f. Pedagang (merchant) adalah penjual barang atau jasa yang menerima
transaksi pembayaran dari pemegang.
g. Pengisian ulang adalah penambahan nilai uang elektronik pada uang
h. Dana Float adalah seluruh nilai uang elektronik yang diterima penerbit
atas hasil penerbitan uang elektronik dan pengisian ulang yang masih
merupakan kewajiban penerbit kepada pemegang dan pedagang.
i. Tarik Tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas nilai uang elektronik yang
dapat dilakukan setiap saat oleh pemegang.
j. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang
melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing – masing
penerbit atau Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik.
k. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank
yang melakukan dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian akhir atas
hak dan kewajiban keuangan masing – masing penerbit atau Acquirer
dalam rangka transaksi uang elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari
penyelenggara kliring (Bank Indonesia).
2.4.3 Kelebihan dan kelemahan E-Money
Beberapa kelebihan dari uang elektronik (e-money)
1. Uang elektronik mudah di dapat tanpa perlu membuka rekening.
Keunggulan pertama uang elektronik adalah mudah didapatkan oleh siapa
saja tanpa harus membuka rekening tabungan di bank yang prosesnya lebih lama
dan lebih banyak prosedurnya. Proses untuk mendapatkan uang elektronik hampir
sama mudahnya dengan saat kita membeli kartu perdana telepon seluler. Faktor
kemudahan semacam ini di yakini akan mendorong masyarakat semakin tertarik
2. Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah.
Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah seperti selama ini kita
melakukan isi ulang pulsa telepon seluler. Isi ulang uang elektronik dapat
dilakukan melalui handphone atau melalui jaringan pedagang ( merchant) yang
ditunjuk oleh perusahaan penerbit uang elektronik.
3. Uang elektronik membuat transaksi menjadi praktis.
Di tengah kesibukan yang kian mendera membuat waktu makin terbatas.
Kita tentu merasa terganggu jika harus menghadapi soal sepele. Misalnya,
menunggu lama untuk menerima uang kembalian saat membayar di supermarket
atau di pintu tol. Pembeli tidak perlu mengeluarkan setumpuk uang dari saku,
sedangkan penjual juga tidak usah repot menyediakan uang kembalian jika
transaksi menggunakan uang elektronik.
4. Uang elektronik memberi berbagai keuntungan.
Uang elektronik menawarkan berbagai keuntungan seperti gratis bensin
beberapa liter berdasarkan pembelian dalam jumlah tertentu dan diskon tarif
parkir. Contoh keuntungan yang diperoleh dari uang elektronik, misalkan kartu
e-money dari Bank Mandiri yang kini telah bekerja sama SPBU berlogo Mandiri,
Jasa Marga, Transjakarta, Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Lawson, Lion
Superindo, Hypermart, Solaria, Excelso, Es teler 77, Waterboom Cikarang, dan
Wonder water world medan adalah diskon berbelanja serta masuk tempat wahana
Sedangkan kelemahan / resiko dari e-money antara lain:
1. Keamanan
Perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh para penjahat teknologi
(cyber crime). Uang yang terdapat dalam kartu e-money dapat hilang karena
dicuri. Hilangnya uang elektronik tidak menjadi tanggung jawab penerbit.
2. Resiko kebingungan
Belum semua nasabah/pengguna memahami dengan jelas penggunaan uang
elektronik dikarenakan rumitnya peraturan yang mengaturnya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang menggunakan variabel e-money telah banyak
dilakukan anatar lain:
1. Sridawati (2006) mengadakan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi prefrensi masyarakat terhadap penggunaan kartu pembayaran
elektronik. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada delapan variable
yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu
pembayaran elektronik, diantaranya: jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan
rata-rata perbulan, pengeluaran rata-rata perbulan, lokasi, teknologi dan motivasi.
2. Cahaya Agung Purnama (2012) mengadakan penelitian tentang analisis
pengaruh daya tarik promosi, presepsi kemanfaatan dan harga terhadap minat beli
e-toll card bank mandiri. Hasil penelitian tersebut membuktikan daya tarik
promosi, manfaat dan harga membuat masyarakat mengambil keputusan untuk
3. Claudia Sardoni dan Alessandro Verde (2002) dengan judul penelitiannya
The ‘it revolution’ and the monetary sytem : Electronic money and it effects
(Revolusi teknologi informasi dan sistem moneter: Uang elektronik dan
dampaknya). Penelitian ini berfokus kepada peran dan pengaruh uang elektronik
terhadap sistem kebijakan moneter. Hasil penelitian bahwa dampak uang
elektronik sebagai bagian dari revolusi teknologi informasi menjadi menjadi
ancaman serius bagi Bank Sentral dan kebijakan moneter.
2.6 Kerangka Konseptual
Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang
digunakan antara lain: variabel dependen dan variabel independen. Variable
dependen adalah variable yang menjadi pusat perhatian peneliti. Nilai variabel
dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Variable terikat (dependent
variable) yaitu minat beli konsumen. Variable independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Variabel bebas (indepenent variable) yaitu:
Pendapatan, Kebutuhan, dan Selera. Adapun kerangka pemikiran peneliti yang
MINAT BELI
KEBUTUHAN
SELERA
PENDAPATAN
[image:43.595.160.466.115.308.2]
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis.
Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah
suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik,
faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi
tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei pada umumnya menggunakan instrumen kusioner (quesionnaire) yang diisi
oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan dengan metode tertentu
(Sinulingga, 2011).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi oleh beberapa aspek sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam memahami dan menganalisis permasalahan yang ada. Aspek-aspek yang
1. Kebutuhan
2. Pendapatan
3. Selera
Ketiga aspek diatas yang hanya akan dibahas dalam penelitian ini.
3.4 Definisi Operasional
1. Pendapatan konsumen adalah faktor penentu permintaan konsumen tersebut
terhadap suatu barang dan jasa. Semakin tinggi pendapatan konsumen maka
permintaan terhadap suatu barang dan jasa cenderung tinggi pula, dan
sebaliknya dengan pendapatan yang menurun konsumen mestinya dapat
mengurangi permintaan terhadap suatu barang dan jasa. Perubahan
pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai
jenis barang. Pada penelitian ini, pendapatan konsumen diukur berdasarkan
pendapatan yang diterimanya per bulan.
2. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat
memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Masyarakat yang
rasional mestinya dapat menentukan barang dan jasa apa yang paling
perioritas dalam kehidupa sehari-hari. Dengan dukungan pendapatan dan
ketersediaan barang di pasar, masyarakat pasti membeli barang dan jasa
yang mereka butuhkan. Pada penelitian ini, kebutuhan diukur berdasarkan
frekuensi penggunaan kartu e-money dalam sebulan.
3. Selera adalah keinginan manusia terhadap barang atau jasa yang memiliki
penelitian ini, selera diukur berdasarkan persepsi konsumen terhadap
kemudahan penggunaan e-money.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Skala Likert. Skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan,
pernyataan sikap seperti berikut (Muhammad, 2008):
- Sangat Setuju (SS), dengan skor 5
- Setuju (S), dengan skor 4
- Ragu-Ragu (R), dengan skor 3
- Tidak Setuju (TS), dengan skor 2
- Sangat Tidak Setuju (STS), dengan skor 1
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1. Populasi
Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam
suatu penelitian (Muhamad, 2008). Populasi dari penelitian ini adalah Masyarakat
Kota Medan pengguna kartu e-money adalah 814 (Bank Mandiri).
3.6.2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhamad, 2008). Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik nonprobability sampling
sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ibid). Berdasarkan
jumlah populasi yaitu sebanyak 814 responden maka dapat ditetapkan sample
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan rumus Slovin diatas sehingga perhitungan samplenya sebagai
berikut:
=
= 42,14
Keterangan :
n = ukuran sample
N = ukuran populasi
d = batas toleransi kesalahan (15%)
Berdasarkan hasil diatas, maka penulis membulatkan sampel menjadi 50 orang.
3.7 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti
dengan cara langsung dari sumbernya. Untuk memperoleh data primer, peneliti
wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa digunakan peneliti
untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta
penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),
buku literatur, internet, jurnal, serta bacaan lain yang berhubungan dengan
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
1. Kuisioner
Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula
oleh responden. Dalam hal ini yang menjadi repondennya adalah masyarakat kota
medan.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh melalui buku-buku,
internet, jurnal, tesis dan sebagainya.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk
mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang sedang terjadi
saat penelitian berjalan. Setelah data-data yang diperoleh dari para responden
dimasukkan ke dalam computer dalam bentuk coding, maka data tersebut dioleh
dengan menggunakan SPSS 20. Hasil output SPSS tersebut, kemudian dianalisis
dengan menggunakan perangkat analisis statistika seperti yang diuraikan dibawah
Tabel 3.1
Teknik Analisis Data yang Digunakan
Tujuan Alat Analisis
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank Mandiri di Kota Medan
Analisis Deskriptif
2. Mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik sosial responden
Analisis Crosstab
1. Analisis Crosstab
Analisis crosstab (cross tabulation) menggunakan uji statistik untuk
mengidentifikasikan dan mengetahui korelasi antar dua variabel.
Dalam penelitian ini, analisis crosstab yang juga disebut tabulasi silang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap umur,
pendidikan dan intensitas penggunaan e-money. Analisis crosstab akan dilakukan
dengan bantuan software SPSS 20 untuk memudahkan dalam menganalisa data
yang didapatkan dari lapangan.
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang kedua
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu
e-money Bank Mandiri di Kota Medan.
Analisis ini akan dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul. Data yang analisis berupa jawaban-jawaban kuisioner
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan E-Money di Indonesia
Di Indonesia, e-money merupakan hal baru yang timbul dari kebijakan Bank
Indonesia untuk menciptakan “less cash society”. Perkembangan e-money di
Indonesia dimulai dari dikeluarkannya regulasi dari Bank Indonesia pada tahun
2009. Kebijakan ini diatur secara teknis dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (E-Money). Jadi dengan didasarkan pada peraturan ini,
mulailah era uang elektronik di Indonesia.Sejak saat itu penerbit e-money
bermunculan, mulai dari kalangan Bank maupun non-Bank. Dari kalangan Bank ada
Bank Mandiri dengan kartu e-money-nya, BCA dengan kartu Flazz-nya, BNI dengan
Tapcash, sementara dari kalangan lembaga non perbankan ada Telkomsel dengan
TCash-nya. Untuk menjadi penerbit resmi e-money tidaklah mudah. Berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 dibutuhkan perizinan dari Bank
Indonesia untuk dapat menjadi penerbit resmi dari segala bentuk e-money yang
beredar di Indonesia.
Selama tiga tahun perkembangan e-money di Indonesia bisa dikatakan
perkembangannya pelan tapi pasti. Bank Indonesia mengharapkan e-money ini
dapat berkembang untuk menggantikan peran uang konvensional dalam
transaksi-transaksi mikro. Terkait dengan agenda Bank Indonesia untuk meningkatkan
inklusi keuangan di Indonesia, e-money diharapkan dapat menjangkau seluruh
(unbanked people). Sejauh ini berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah volume dan
nominal transaksi uang elektronik atau e-money di Indonesia tergolong tinggi.
Perkembangan jumlah volume dan nominal transaksi uang elektronik di Indonesia
[image:51.595.211.415.304.431.2]dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Perkembangan Volume dan Nilai Transaksi E-Money di Indonesia
Tahun Volume Nilai
2007 586.046 5.267
2008 2.560.591 76.675
2009 17.436.631 519.213
2010 26.541.982 693.467
2011 41.060.149 981.297
2012 100.623.916 1.971.550
2013 36.225.373 2.907.432
Catatan: Nilai dalam Rp Juta
Volume dalam satuan transaksi
Sumber: Bank Indonesia
Secara umum, perkembangan nilai transaksi e-money terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007, nilai transaksi e-money berjumlah Rp 5,267 juta
sedangkan nilai transaksi e-money pada tahun 2008 berjumlah Rp 76,675 juta
sehingga terjadi peningkatan sebesar 93%. Peningkatan ini merupakan
peningkatan terbesar jika dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun-tahun
berikutnya. Jika dilihat dari nilai transaksi yang paling besar terjadi pada tahun
2013. Hal ini disebabkan gencarnya promosi yang dilakukan oleh dunia
4.2 Perkembangan E-Money Mandiri
Kartu e-money Mandiri yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dengan tujuan
untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai pengaplikasian e-money dalam
transaksi. Pertimbangan penulis memilih e-money Mandiri adalah karena e-money
Mandiri pelopor produk e-money yang berkembang di Indonesia baik dari segi
teknologi maupun keluasan jangkauan merchant yang terdaftar. Pengguna dapat
membeli kartu perdana e-money dan melakukan isi ulang di lokasi sebagai
berikut:
1. Cabang Bank Mandiri
2. Merchant Retail (Indomaret, Alfamart/Alfamidi, Lawson, Superindo dan merchant yang
akan dikembangkan dikemudian hari.
Kartu e-money Mandiri tidak mempunyai masa berlaku. Hanya saja,
microprocessor chip yang melekat pada kartu e-money memiliki masa berlaku
teknis pengoperasian bergantung pada intensitas transaksi pengguna. Biaya Kartu
hanya dikenakan pada saat membeli kartu berubah biaya administrasi dan
dikenakan apabila dilakukan penutupan kartu (redemption) yaitu sebesar Rp
5.000,-. Pengguna kartu e-money Mandiri dapat digunakan di merchant-merchant
Tabel 4.2
Merchant-Merchant Di Indonesia Pada Pengguna Kartu Mandiri
MERCHANT KETERANGAN
KOTA RUAS TOL
Jabodetabek Cirebon Semarang Surabaya Bali Medan
Dalam Kota Jakarta
- Cawang – Tomang – cengkareng - Cawang – Tanjung Priok – Pluit
Cikupa Merak
Jakarta Outer Ring road (JORR)
Jakarta Lingkar Barat Satu
Cawang – Cibubur
Cawang – Cikarang
Bogor Outer ring road (BORR)
Palimanan – Kanci (palikanci)
Semarang – Ungaran
Surabaya – Gempol
Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
Belawan – Medan – Tanjung Morawa (Balmera)
TransJakarta
Trans Jogja
Batik Solo Trans
ISS Parking
Secure Parking (selected Area)
SPBU Pertamina berlogo Mandiri e-money
Indomaret ● Lawson
Alfamart ● Lion Superindo Alfamidi ● Hypermart Solaria
Excelso
ES Teller 77
Watreboom Cikarang
Wonder Water World Medan
4.3 Gambaran Umum Responden
Keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 50 orang pengguna kartu
e-money di Kota Medan. Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini dapat
dilihat seperti berikut:
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner pada penelitian ini diketahui bahwa
secara umum umur responden berkisar antara 19-64 tahun. Sebagian besar berada
dalam umur 21 hingga 30 tahun yang berjumlah sebanyak 25 ora