MI LI
• vB T, N .
DBP:
616.979.2
Modul Pelotihon Intervensi
Ind
Perubohon Periloku
PAKET 1
MMODUl
_.
ORIENTASI SEKSUAL,
PERILAKU SEKSUAL DAN
IDENTITAS SEKSUAL
·
..
I,t' :.I","","". • •
n
セLNN@,
0 .-r , I •N,
f I1
I • • • • • • • • • • • • • • • • • •I I • • • • •••.••• • •• •• •••• '
\ • Ii • : ... ... .
.
...
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
KATA PENGANTAR
Program penanggulangan ,IMS, HIV dan AIDS telah berjalan di Indonesia kurang
lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1983. Hingga kini program penangglliangan telah 「・イォセュ「。ャQァ@ pesat meliputi
pencegahan hingga pengobatan perawatan dan dukungan. Perkembangan
. program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para
penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS
serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Secara garis besar hingga saat ini, terdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV dan AIDS yakni: Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting dalam upaya
penanggulangan dan saling mi"\lptlgkapi. Pemaharnan rnengenai program
penanggulangan yang komprehensif biasanya juga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
implementasinya. Meski keduanya dianggap sebagai komponen yang sama
penting, intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan penyelesaian klinis
dan medis yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen yang jelas dan
mudah untuk diobservasi.
Intervensi perubahan perilaku sendiri dengan teknik dan metode yang berbeda
sebetulnya mempunyai standar proses, dan (protokol) tahapan implementasi
yang jelas. Akan tetapi raga!:' [セBRイカ・ョウゥ@ peiUbuhar. perilaku kurang dikenal dan kurang dipahami dengan baik. Konsepnya sering dianggap abstrak, dan
tidak banyak yang menguasai metode, teknik hingga instrumennya. Hal ini
antara lain disebc::bkan belum tersedianya modul pelatihan yang secara
komprehensif dapat memberikan bekal pengetahuan sekaligus
keterampilan kepada petugas lapangan (outreach worker).
Dalam rangka meni:"gkatkan kualitas intervensi di tingkat lapangan yang
dapat membekali pengetahuan sekaligus keterampilan penerapan intervensi
efektif telah dikernbangkan DUA paket modullntervensi Perubahan Perilaku
komprehensif. Kedua paket ini disebut sebagai Modul Pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku (IPP) untuk Pencegahan Penularan IMS dan HIV melalui
Transmisi Seksual. Paket SATU menekankan pada peletakan dasar
pengetahuan yang kuat mengenai program IMS, HIV, AIDS serta isu terkait
lainnya. Sedangkan Paket DUA bertujuan membekali petugas dengan
keterampilan komunikasi sekaligus penerapan intervensi efektif.
Satu set buku yang disajikan pada bag ian ini khusus memuat Modul Pelatihan
Intervensi Perubahan Perilaku Paket SATU.
Seluruh modul pada Paket SATU ini disusun berdasarkan pedoman Intervensi
Perubahan Perilaku yang disiapkan oleh Program Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI
dan Departemen Kesehatan. Pada wilayah kerja Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI,
paket modul ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk melatih kurang
lebih 600 petugas lapangan yang bekerja pada 60an LSM, tersebar di delapan
provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan
Riau, Sumatera Utara, Papua dan Papua Barat. Pelatihan diberikan bagi
petugas lapangan yang mendampingi berbagaikelompok berperilaku risiko
tinggi seperti: Wanita Pekerja Seks (WPS), LakiIaki yang berhubungan Seks
dengan LakiIaki lain (LSL), Waria, serta Pria berperilaku risiko tinggi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan sampai
Development Programme Goverment of Indonesia melalui proyek United's
Capacity Development to The Global Fund's Principle Recipient in Indonesia
yang telah mendanai kegiatan finalisasi modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada Tim BCI (Behavior Change
Intervention/lntervensi Perubahan Perilaku) Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI dan
para konsultan yang telah memberikan bantuan keahlian untuk
menyelesaikan buku yang sangat penting ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan.
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAl DEPARTEMEN KESEHATAN RI
\
Perkembangan ep.idemi HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatl,ah penting untuk
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta
pengobatan dimana keduanya merupakan komponen penting dan saling
melengkapi.
Kurang disadarinya risiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok berisiko
serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada
stadium lanjut di Rumah Sakit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakanisu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang juga dikenal dengan
intervensi biomedis telah berjalan dengan baik dan mampu menyelesaikan
permasalahan klinis dan medis yang lebih pasti sedangkan upaya pencegahan
khususnya intervensi perubahan perilaku belum dikenal dan dipahami dengan
baik.
Intervensi perubahan perilaku sangat penting dilakukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku ata u tindakan individu maupun
populasi untuk mengurangi perilaku berisiko terinfeksi HIV. Berdasarkan tingkat
intervensi perubahan perilaku ini ditujukan kepada kelompok populasi
berisiko tinggi yang berperilaku tidak aman terhadap penularan "HIV.
Untuk mendukung kegiatan intervensi perubahan perilaku (lPP) yang
berkualitas di lapangan maka perlu disusun bukubuku panduan IPP
termasuk paket modul pelatihan IPP bagi petugas lapangan.
Sepatutnyalah kami menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya
kepada semua pihak baik perorangan atau institusi yang telah berperan
serta dalam penyusunan dan penyempurnaan modul pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Penularan IMS,HIV dan AIDS melalui
Hubungan Seksual, 2009.
Semoga modullPP ini dapat bermanfaat dalam program pengendalian HIV/
AIDS di Indonesia.
Sekretaris Jenderal DepkesRI
dr. Sjafii Ahmad. MPH
NIP: 194909291977121 001
,
DAFTAR lSI
MODUL
Kata pengantar ... i
Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI ... v
Daftar lsi ... vii
I. Deskripsi Sing kat ... 1
II. Tujuan Pembelajaran ... 2
III. Pokok Pembahasan dan Sub Pokok Pembahasan ...2
IV. Waktu ... 3
V. Metode ... 3
VI. Alat Bantu dan Media ... 3
VII. LangkahIangkah Pembelajaran ...,'... 4
Bahan Pembelajaran ... 12
Referensi ... 23
LampiranIampiran: Lampiran 1 Lembar Aktivitas 1: Permainan Menjodohkan Kata ... 24
Lembar Aktivitas 2: Permainan Dimana Rumahku ... 28
Lampiran 2 Evaluasi J\khir Modul ... 31
Lampiran 3 Slide presentasi ... 32
Daftar Istilah ...:... 41
Daftar Penyusun dan Kontributor ... 44
. MODUL
ORIENTASI SEKSUAL,
PERllAKU SEKSUAl DAN
IDENTITAS SEKSUAl
I. Deskripsi Singkat
Orientasi seksual, perilaku seksual dan identitas seksual adalah beberapa komponen
seksualitas manusia. Tiga komponen ini masih sering menjadi misteri bagi kebanyakan
orang. Seperti sebuah kotak yang tidak semua orang berani membukanya dan
membuat orang terse but hanya berani menebaknebak isi kotak tersebut. Kebanyakan
orang seringkali berfikir dengan sudut pandang masingmasing tentang 3 komponen
ini, tidak berlandaskan pada pengetahuan yang pasti dan masih banyak yang
mempunyai sudut pandang yang salah.
Apa dan bagaimana sebenarnya orientasi seksuali, perilaku seksual dan identitas seksual
itu? Apa kaitannya dengan IMS, HIV dan AIDS?
Modul ini akan menjawab banyak sekali pertanyaan mendasar tentang ketiga
komponen tersebut sehingga diharapkan akan memberikan wawasan yang benar
kepada petugas lapangan.
,
Modul akan membahas tentang: Orientasi Seksual, Perilaku Seksual dan
Identitas Seksual meliputi Pengertian Orie,ntasi Seksual, Pengertian Perilaku
Seksual, Pengertian Identitas Seksual, Macammacam Orientasi Seksual,
Macam-macam Perilaku Seksual, Macam-macam Identitas Seksuaf,
Keterkaitan Risiko Penularan IMS dan HIV Dengan Orientasi serta Perilaku
Seksuali dan LakiLaki, Berhubungan Seks dengan LakiLaki (LSL), meliputi:
Pengertian LSL, Perbedaan LSL dengan Gay, Biseks dan Heteroseks .
MODUl
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDEN1ITAS SEKSUAl
II. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mempelajari materi ini peserta memahami orientasi seksual, perilaku seksual, dan identitas seksual. B. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari materi ini peserta mampu: 1. Menjelaskan pengertian orientasi seksual. 2. Menjelaskan pengertian perilaku seksual. 3. Menjelaskan pengertian identitas seksual. 4. Menjelaskan macam macam orientasi seksual. 5. Menjelaskan macam macam perilaku seksual. 6. Menjelaskan macam macam identitas seksual. 7. Menjelaskan keterkaitanI
i
i
i
!
•
,
!i
:
i
I
i
i
i
i risiko penularan IMS dan HIV terhadap orientasi dan perilaku seksual. 8. Menyebutkan pengertian LSL. 9. Menjelaskan perbedaan LSL dengan gay, biseks dan heteroseks. , .''111.
Fokok Bahasan
dan Sub Pokok Bahasan
: 1. Orientasi Seksual, Perilaku Seksual
:
•• dan Identitas Seksual:
···
r
i a. Pengertian Orientasi Seksual.
·
:•
·
r b. Pengertian Perilaku Seksual.セ@
:
• c. Pengertian Identitas Seksual.
:
:
• d. Macammacam Orientasi Seksual.
I
:
e. Macammacam Perilaku Seksual.·
·
••2 f. Macammacam Indetitas Seksual.
·
:•
··
:
• g. Keterkaitan Risiko Penularan IMS
:
i
: dan HIV dengan Orientasi dan
MODUl
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTIT AS SEKSUAL
2.LSL
a. Pengertian LSL.
b. Perbedaan LSL dengan Gay, Biseks,
dan Heteroseks.
IV. Waktu
4 Jam Pe1latihan (180 menit).
V. Metode
1. Permainan Menjodohkan Kata.
2. Permainan Dimana Rumahku.
3. Curah pendapat.
4. Ceramah dan tanya jawab.
VI. Alat Bantu dan Media
1. Selotip kertas.
2.
Kertas flipchart.3. Spidol.
4. Metaplan.
5. LCD.
6.
Laptop.7. 1 set bahan permainan
menjodohkan kata.
8. 1 set bahan permainan
dimana rumahku.
9. Lembar Aktivitas 1:
Permainan Menjodohkan
Kata.
10. Lembar Aktivitas 2:
Permainan Dimana Rumahku.
11 . Slide p resentasi:
-MODUl
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
!
langkah 3:VII. LangkahIangkah Pembelajaran
Sesi 1 : Pengkondisian (10 menit).
l an gkah 1:
Sapa peserta dengan ramah dan
uca pkan sa la m. Apabil a fasilitator belum
berkenalan denga n peserta maka
sebaiknya fasi lit ator memperkenalkan
diri dan minta semua peserta
menyebu tkan nama satu persatu.
Apabi la d iperlukan, fasilitator bisa
mengajak peserta untu k membangun
su asana at au melakukan en erg izer.
langkah 2:
Jelaskan tentang topiktopik yang akan
dibicarakan dalam sesi inUelaskan mengapa topiktopik ini penting dibicarakan dan didiskusikan.Jelaskan tujuan sesi dengan menggunakan slide presentasi Tujuan Pembelajaran.
I
!
:i
i
セ@::
:
:
:
i
::
;!
!
:i
!
I
i
I
i:
i
i
I
: : : ii
::
: .i
•i
I
I
Tanya peserta apakah sudah siap untuk
berdiskusi topiktopik ini. Apabila ya,
mulailah dengan sesi 2.
Sesi 2: Pembahasan Pokok Bahasan 1, Sub Pokok Bahasan Peng ertian Orientasi Seksual, Perilaku Seksual, Id entitas Seksual dan MacamMacam Orinetasi
Seksual, Perilaku Seksual, Identitas Seksual (90 menit ).
Catatan fasilitator
• Cari tempat yang cu ku p luas
MODUL
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
Langkah 1 :
Jelaskan
bahwa akan dilakukan
permainan menjodohkan kata.
Lakukan
aktivitas sesuai dengan
panduan dalam Lembar Aktivitas 1
(LA 1 terlampir).
Langkah
2:
Setelah permainan selesai,
tanyapeserta
apa yang dirasakan dalam permainan tadi.
Tulis
kata kunci dari jawaban peserta di
kertas flipchart.
Langkah 3:
Katakan
bahwa semua kata pada
metaplan dan semua kalimat pada
karton berhubungan dengan orientasi
seksual, perilaku seksual dan identitas
seksual yang akan diperdalam pada
bagian berikutnya dari moduli ini.
Langkah 4:
Tulis
kata Orientasi Seksual di kertas
flipchart dengan ukuran besar sehingga
i
bisa dibaca oleh sem ua peserta.
J
:
i
Tanyakan:"Apa pengertian orientasi
!
i
seksual?"
.
セ@
Tuliskata kunci jClwaban peserta di
I
kertas flipchart.
: : セ@
i
:
!
Ajak
peserta mendiskusikan kata-kata
kunci yang ada di kertas ftipchart untuk
mendapatkan kesepakatan tentang
pengertian orientasi seksual.
Catatan fasilitator
Orientasi seksual adalah ketertarikan
secara seksual dan emosi terhadap
jenis kelamin tertentu.
i
Langkah 5:!
i
Tuliskata Perilaku Seksual di kertas
:
i
flipchart dengan ukuran besar sehingga
i
!
bisa dibaca oleh semua peserta .
•
Tanyakan:
"Apa pengertian perilaku
seksual?"
Tulis
kata kunci jawaban peserta di
kertas flipchart.
Ajak
peserta mendiskusikan kata-kata
..
セ@
i
--MODUL
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENllTAS SEKSUAL
kunci yang ada di kertas flipchart untuk mendapatkan kesepakatan tentang pengertian perilaku seksual. Catatan fasilitator Perilaku seksual adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan karena adanya dorongan seksual untuk mendapatkan kepuasan seksual. Langkah 6:
Tulis kat a Identitas Seksual di kertas
flipchart dengan ukuran besar sehingga
bisa dibaca oleh semua peserta .
Tanyakan: "Apa pengertian identitas
seksual?"
Tulis kata kunci jawaban peserta di
kertas flipchart. Ajak peserta
mendiskusikan katakata kunci yang ada di kertas flipchart untuk mendapatkan kesepakatan tentang pengertian identitas seksual.
·
·
セ@
:
·
:
i
i
·
i
::
i
I
I
·
i
:
·
i
·
·
i
·
i
I
::
·
·
i
i
セ@
I
: i : !i
! .
·
i
:Catatan fasilitator Identitas seksual adalah sebagai apakahl siapakah seseorang mendefinisikan dirinya dan memperkenalkan dirinya di masyarakat, misalnya apakah sebagai gay, heteroseksual atau biseksual. Langkah 7: Buatlah tabel seperti di bawah ini di kertas flipchart atau papan tulis.
Orientasi Perilaku Identitas Seksual Seksual Seksual
セMBBMZZZMZZZMセセ
Mセ@
:>.
MODUL
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
Langkah 8:
Minta peserta kembali memberikan perhatian dan konsentrasi pada karton permainan menjodohkan kata yang masih terpampang di depan kelas. Minta setiap peserta mengambil selembar metaplan yang berasal dari permainan menjodohkan kata yang tertempel pada karton dan memindahkan ke kolom tabel orientasi seksual dan perilaku seksual sesuaikategorinya apakah kata pada metaplan
tersebut termasuk dalam kategori
orientasi seksual atau perilaku seksual.
Lakukan sampai semua metaplan pada
karton dipindahkan ke tabel.
Langkah 9:
Tanya peserta apakah letak semua
metaplan tersebut benar.
Beri kesempatan pada peserta untuk
mendiskusikannya sampai semua metaplan terletak pada kolom yang benar.
i
Apabila fasilitator melihat masih ada·
:
:!
: metaplan yang letaknya salah maka
pancing peserta untuk
mendiskusikannya sampai tunta s.
·
•Langkah 10:
Bacakan isi tabel orientasi seksual dan
perilaku seksual. Fasilitator bisa meminta
bantuan peserta untuk membacanya.
Langkah 11 :
MODUL
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
Jawab pertanyaan dengan singkat dan
jelas. Apabila ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab fasilitator maka jangan menjawab dengan perkiraan saja, katakan anda akan mencari informasi tersebut dan akan menyampaikan apabila sudah mendapatkan informasi yang benar.
Langkah 13:
Sampaikan rangkuman sesi.
Sesi 3: Pembahasan Pokok Bahasan 1, Sub Pokok Bahasan Keterkaitan Risiko Penularan IMS dan HIV dengan Orientasi dan Perilaku Seksual (50 Menit).
Catatan fasilitator
• Tempelkan 5 kertas flipchart pada tempat terpisah dalam ruangan . • Siapkan metaplan yang
bertuliskan kata - kata perilaku seksual: Pelukan, Ciuman, Necking, Tumpuk Apem, Es Gosrok, Petting, Anal seks, Cunnilingus, Felatio, Vaginal seks,Jepit Paha,Jepit Susu, Mandi Kucing, Rimming. • Siapkan 5 metaplan yang
betuliskan orientasi seksual : Gay, Waria, Lesbian, Heteroseksual, Biseksual.l
セMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
I@
Langkah 1 :
Jelaskan bahwa akan dilakukan
permainan Dimana Rumahku . Lakukan
MODUl
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
keg.iatan sesuai dengan panduan pada
Lembar Aktivitas 2 (LA2 terlampir).
Langkah 2:
Setelah mengerjakan LA2, tanyakan
pada peserta:" Apa yang dirasakan dari
permainan ini?" Tulis kata kunci
jawaban peserta di kertas flipchart. Langkah 3: Jelaskan dengan slide presentasi tentang keterkaitan risiko penularan IMS dan HIV dengan orientasi dan perilaku seksual. Beri kesempatan untuk bertanya hal yang belum mereka fahami atau ingin diketahui lebih dalam. Jawab pertanyaan dengan sinQlkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab fasilitator,jangan menjawab dengan perkiraan saja, katakan anda akan mencari informasi tersebut dan akan menyampaikan pada peserta
: tersebut apabHa sudah mendapatkan
i
< informasi yang benar.·
·
!
:
i Langkah 4:i
:
Sampaikan rangkuman sesi.:
:
I : :i
: •:
Sesi 4: Pembahasan Pokoki
Bahasan 2, Sub Pokok Bahasani
Pengertian LSL dan Perbedaan LSL·
セ@
dengan Gay, Biseks dan Heteroseks: : (20 Menit). . :
i
:i
Langkah 1 :i
!: Tulis kata LSL di kertas flipchart dengan
!
:
: ukuran besar sehingga bisa dibaca oleh
MODUL
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
Langkah 2:
Tanyakan:
IfApa pengertian LSL?Tulis
kata kunei jawaban peserta dikertas flipehart.
Ajak
pesertamendiskusikan kata-kata kunci yang ada di kertas flipehart untuk mendapatkan kesepakatan tentang pengertian LSL.
Langkah 3:
Tanya
peserta siapa sajakah LSL itu?Tulis
kata kunei jawaban peserta dikertas flipehart.
Ajak
peserta mendiskusikan kata-katakunei yang ada di kertas flipehart untuk mendapatkan kesepakatan tentang siapa saja orang yang bisa dikategorikan sebagai LSL.
! Langkah 4:
: :
•
Jelaskan
dengan slide presentasi!
I
tentang: LSL, Siapa Saja LSL, Perbedaani
i
LSL dengan Gay, Biseks dan Heteroseks.i
:
: Beri kesempatan untuk bertanya.
I
•
Jawab
pertanyaan dengan singkat dan·
!
i
jelas.i
: Apabila ada pertanyaan yang tidak bisa
!
:
dijawab fasilitator,jangan menjawab!
i
dengan perkiraan saja, katakan andaセ@
akan meneari informasi terse but dan:
akan menyampaikan pada pesertaセ@
tersebut apabila sudah mendapatkanセ@
·
: informasi yang benar.i
:
!
:
Langkah 5:i
:
Sampaikan
rangkuman sesi.·
I
I
:
Sesi 5: Rangkuman dani
Pembulatan (10 menit).セ@
:
:
:
: Langkah 1:
f
Lakukan evaluasi akhir modul (panduanセ@
terlampir).
i@
ᄋセi@
LIK PBRPUSTAKAA .
EP: KBSBHAT N
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
MODUl
Langkah
2:
Buatlah rangkuman secara singkat
i
:
:
: :
tentang materi Orientasi Seksual,
Perilaku Seksual dan Identitas Seksual
yang telah dibahas.
Langkah
3:
Katakan pada peserta bahwa informasi
lebih lanjut tentang konsep Orientasi
Seksual, Perilaku Seksual dan Identitas
Seksual dapat dibaca pada hand-out dan
ditanyakan pada fasilitator di luar kelas
selama pelatihan berlangsung.
ORIENTASI SEKSUAL,
BAHAN
PERILAKU SEKSUAL DAN
PEMBElAJARAN
IDENTITAS SfKSUAL
-A. Orientasi Seksual, Perilaku Seksual dan Identitas Seksual
1. Pengertian Orientasi Seksual.
Kepada orang dengan jenis kelamin apa, anda memiliki ketertarikan secara
seksual? Jawaban atas pertanyaan terse but menunjukkan orientasi seksual anda.
Cukup banyak pernyataan yang bisa digunakan untuk menjelaskan pengertian
orientasi seksual.
Di modul ini diupayakan untuk menjelaskan dengan kalimat yang sederhana.
'Orientasi seksual adalah ketertarikan secara seksual dan emosional terhadap
jenis kelamin tertentu. Disebutkan bcihwa ketertarikan yang ada adalah
kombinasi antara ketertarikan secara emosional dan ketertarikan secara seksual
secara bersamaan yang dimiliki oleh ウ・ウセッイ。ョァN@
BAHAN
PEMBELAJARAN
2. Pengertian Perilaku Seksual.
Secara sederhana perilaku seksual bisa artikan sebagai segala tindakan atau
perbuatan yang dilakukan karena adanya dorongan seksual untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
3. Pengertian Identitas Seksual.
Sebagai apakah/siapakah seseorang mendefinislkan dirinya dan
memperkenalkan dirinya di masyarakat, mengacu pada orientasi seksual.ltulah
yang disebut dengan identitas seksual.
4. Macam-macam Orientasi Seksual.
Penggolongan orientasi seksual secara umum ada tiga, yaitu:
a. Homoseksual: ketertarikan pada jenis kelamin yang sama, lakiIaki tertarik
pada lakilaki (gay), dan perempuan tertarik pad a perempuan (lesbian).
Secara kasat mata, dilihat dari jenis kelaminnya, waria termasuk dalam
penggolongan homoseksual, tetapi fenomena\varia tidaklah sesederhana
itu. Aspek psikologis lebih dominan dimana waria lebih suka diklasifikasikan
ke dalam penggolongan identitas jender.
b. Heteroseksual: ketertarikan pada jenis kelamin yang berbeda, lakiIaki tertarik
pada perempuan dan sebaliknya.
c. Biseksual: ketertarikan pada semua jenis kelamin,lakilaki tertarik pada
perempuan dan lakiIaki, perempuan tertarik pada perempuan dan lakiIaki.
BAHAN
PEMBELAJARAN
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAL
Mengapa seseorang bisa menjadi gay atau menjadi lesbian atau waria?
Sebenarnya banyak teori ataupun pendapat yang berkembang dan sampai saat
inipun masih menjadi perdebatan.
Tidak seorangpun yang benarbenar tahu mengapa seseorang menjad i
homoseksual atau biseksual. Perdebatan tentang penentu orientasi seksual
seseorang bisa amat panjang. Sejumlah teori menyebutkan kondisi bio'logis
yang menentukan.Teori lain menyatakan lingkungan atau pengalaman waktu
kedl yang memegang peranan penting. Walau begitu, kebanyakan ahli percaya
bahwa orientasi seksual seseorang sebenarnya telah ditentukan sejak kedL
Dala m kehidupan selanjutnya ia bisa memilih apakah akan menjalani sesuai
orientasi seksual atau t untutan lingkungan.
Umumnya, kita cenderung berpikir bahwa ada batas yang pasti antara
homoseksualitas dan heteroseksualitas. Kalau seseorang mengaku bahwa dia
homoseksual, kita percaya bahwa dia tidak akan tertarik pada lawan jenisnya.
Namun, sebetulnya orientasi seksual bukanlah dikotomi seperti utaraselatan
atau hitamputih. Memang ada orang yang seratus persen homoseksual, begitu
juga ada orang yang seratus persen heteroseksuaL Orangorang tersebut
mewakili sisisisi paling berlawanan dari spektrum orientasi seksuaLAda pula
individu yang berada di antara kedua ujung spektrum tersebut, yang orientasi
dan pengalamannya bercampur dan bisa berubah seiring waktu, sehingga
orientasi seksual tidak dapat ditentukan pada satu waktu tertentu, namun mesti
PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
BAHAN
PEMBElAJARAN
Dari hasil anal isis pada subjek orang Amerika, seksolog Alfred Kinsey
merumuskan suatu kontinum orientasi seksual yang terdiri dari tujuh titik
sebagai berikut :
0: Heteroseksual eksklusif, tidak homoseksual.
1 : Kecenderungan heteroseksual, sesekali homoseksual.
2: Kecenderungan heteroseksual,lebih dari sesekali homoseksual.
3: Heteroseksual dan homoseksual seimbang.
4: Kecenderungan homoseksual,lebih dari sesekali heteroseksual.
5: Kecenderungan homoseksual, sesekali heteroseksual.
6: Homoseksual eksklusif, tidak heteroseksual.
Menurut penelitian, ada variasi pola di mana pria da n wanita berkedudukan
dalam skala Kinsey di atas. Pria, baik homoseksual maupun heteroseksua l,
cenderung berada di ujung skala (Iebih eksklusif), sedangkan wanita juga
berada di ujung skala, tapi kemungkinan untuk berada di antara kategori 2
sampai 5 lebih besar pada pria.
Skala di atas dapat .membantu orang untuk dapat memahami orientasi
seksualnyadan tidak bingung atau panikjika sesekali bergeser dari orienta si
yang dominan. Sebab, orientasi seksual memang tidak kaku terkotakkotak.
Jika anda seorang heteroseks dan suatu kali terbayang faruasi homoseksual,
BAHAN
PEMBELAJARAN
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAL
melainkan menunjukkan bahwa anda bukan heteroseksual murni seperti yang
dikira sebelumnya.
Sebuah pertanyaan yang kerap muncul ketika kita membicarakan perihal
orientasi seksual ini adalah, bagaimana kita bisa tahu orientasi seksual
seseorang? Terutama tentang apakah seseorang itu gay maupun lesbian.
Karena banyak orang yang mengaku bahwa dia adalah heteroseksual, tapi
sering diketahui, secara tidak sengaja atau tersembunyi bahwa dia adala h
homoseks, mung kin dia merasa malu maka dia mengaku heteroseksual. Dari
mana kita mengetah ui bahwa dia adalah seorang gay ataupun lesbian?
Kecuali orang yang bersangkutan terangtera ngan menyatakan dirinya.
Barang kali j ika o rang tersebut berkonsultasi pada psikolog, maka dapat
diperkirakan di titik manakah keberadaannya dalam kontinum.
Homoseksualitas belakangan ini tampaknya sudah bukan merupakan isu yang
エ 。 セオ@ dibicarakan secara terbuka. Namun, mungkin belum semua orang
mengetahui secara persis apa yang disebut dengan homofobia.
Suatu fenomena yang akan langgeng selama belum ada toleransi akan
perbedaan orientasi ウ・ォウオセQ@ di antara manusia. Homofobia berasal dari kata
"homos" (sama) dan lip hobos" (takut).
Istilah homofo bla yang dicetuskan oleh psikolog kl nis George Weinberg
BAHAN
PEMBELAJARAN
ORIENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSUAl
pada dasarnya adalah ketakutan atau kebencian pada homoseks dan
homoseksualitas. Dalam prakteknya, homofobia dimanifestasikan antara lain
da la m perasaan lain, seperti menghi ndar, ketidaksetujuan, diskriminasi,
penghinaan atau pencelaan kaum homoseks, gaya hidup mereka, perilaku seks
mereka, atau kulturnya dan sering dipakai untuk menekankan fanatisme.
Penentangan terhadap seks sesama jenis dalam bidang politik, agama ata u
moral juga sering dilabel sebagai homofobia. Homofobia bergerak dari sikap
dan perilaku seperti menghindari menyebutkan keterlibatan teman dengan
organisasi homoseksual dan merasa jijik pada pertunjukan afeksi antara pria dan
wanita homoseks di depan umum sampai manifestasi terburu knya yang berupa
pemukulan dan pembunuhan kaum homoseks.
s.
Macam-macam Perilaku Seksual.
Bebera pa contoh perilaku seksual yang menjadi alternatif untuk dilakukan
sesuai dengan keinginan dan kesepakatan pasangan:
a. Seks anal menggunakan kondom.
b. Seks vaginal menggunakan kondom.
c. Seks oral menggunakan kondom.
d. Ciuman.
e. Pelukan.
f. Hubungan seks dengan pasangan yang saling setia.
g. Petting.
BAHAN
PEMBElAJARAN
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAl
i. Rimming.
j . Onani/masturbasi.
k. Mandi kucing.
I. Jepit pa ha.
m. Jepit susu.
n. Dan lainlain.
6. Macam-macam Identitas Seksual.
Identitas seksual mengacu pada penggolongan orientasi seksual:
a. Homoseks (gay, lesbian, waria).
b. Heteroseksual.
c.
Biseksual.Identitas seksual merupakan "pengakuan" seseorang kepada masyarakat
tentang status orientasi seksualnya.ldentitas seksual seseorang bisa samz
dengan orientasi seksualnya, bisa pula berbeda.ldentitas seksual merupakan
pilihan.Orang yang orientasi seksualnya homoseks bisa saja mengidentifikasi
diri sebagai heteroseks. Karena itulah aktivitas atau perilaku seksual tidak selalu
mencerminkan orientasi seksual seseorang. Namun homoseksual yang
berhubungan dengan lawan jenis tidak kemudian berubah menjadi
heteroseksual. Begitu juga sebaliknya pria atau wanita heteroseksual tidak akan
ORI ENTASI SEKSUAl, PERllAKU SEKSUAl DAN IDENTITAS SEKSU Al
BAHAN
PEMBELAJARAN
pイセウ・ウ@ seseorang menentukan identit<ls seksual biasanya melalui empat tahapan:
Pertama, penga laman seksual awal ya ng mencari relevansinya denga n orientasi
seksua l. Kedua, saat pengalaman seksual awal tidak relevan akan timbul
kebingungan, menyangkal, menghindar, mencoba memastika n dan akhirnya
menerima. Ketiga, mulai membuat gambaran tentang diri sendiri atau
ident ifi ka si diri.
Keempat, komitmen, mulai menjalani identitas seksualnya sebagai bagian dari
g,aya hidupnya. Komitmen biasanya terbe".wk ketika hubungan dengan
pasangan m ulai mantap.
Ora ng sering mempertanyakan ciriciri khusus yang mencerminkan orientasi
seksual seseorang. Berbagai penelitian dilakukan dan kesimpulannya tidak ada.
Kita tidak bisa menebak orientasi seksual seseorang hanya dengan melihat
penampilannya saja. Pria yang gagah dan macho bisa saja homo atau gay,
sebaliknya wanita yang feminin bisa saja lesbian. Dengan kata lain, pria yang
lemah lembut belum tentu gay dan wanita tomboy juga belum tentu lesbian.
Intinya adalah bahwa orientasi seksual tidak bisa dilihat hanya dari ciri atau
penampilan fisik saja.
7. Keterkaitan Risiko Penularan IMS dan HIV dengan Orientasi dan Perilaku Seksual.
BAHAN
PEMBE LAJARAN
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSU AL
tentan g risiko penularan IMS atau HIV. Pandangan populer yang keliru yang
masih dianut banyak orang dan terkesan tidak mau ditinggalkan, antara lai n:
adanya anggapa n bahwa kelompok homosekslah piha k yang paling re ntan
tertu lar IMS atau HIV karena perilaku mereka ya ng "menyimpang':
Apakah benar demi kan? Jelas tidak. Karena perilakulah (perilaku seksual dan
nonseksual) yan g mempengaruhi apakah seseorang itu berisiko atau t id ak
berisiko. Risiko seseorang tida k ditentukan oleh orientasi seksualnya, tetapi oleh
perilakunya.
Kit a t idak bisa menentu kan risiko seseorang berdasarkan orientasi seksualnya.
Misalnya,contoh beri kut ini:Andi adalah seorang gay yang memiliki dua
pasangan seks. Andi selalu memakai kondom saat melakukan anal seks dengan
kedua pasangannya tersebut. Hery adalah seorang heteroseksual, bujangan
yang paling sedikit satu bulan ウ・セ。ャゥ@ mengunjungi lokalisasi dan membeli seks disana. Apabila dia bertemu dengan pekerja seks yang muda dan cantik, Hery
tidak pakai kondom saat berhubungan seksual. Nah, diantara Andi dan Hery,
siapa yang lebih berisiko? Jawabannya adalah Hery. Dari contoh di atas kita bisa
memahami dengan jelas bahwa risiko yang dihadapi seseorang bukanlah
karena orientasi seksualnya tetapi karena perilakunya, apakah dia melakukan
BAHAN
PEMBElAJARAN
ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAL
bセ@
LakiIaki Berhubungan Seksual dengan LakiLaki (LSL).
1. Pengertian LSL
Apa maksudnya? Secara sederhana LSL adalah lakiIaki yang melakukan hubungan
seks dengan sesama lakiIaki. Secara umum yang dimaksud lakiIaki di sini
mengacu pada definisi jenis kelamin secara fisik yaitu sosok insan berpenis.
La ki Iaki ma nakah yang masuk dalarn pengertian tersebut?
a. Setiap atau semua lakiIaki yang rnemiliki perilaku berhubungan seks dengan
lakiI aki.
b. Tidak dibatasi pada orientasi seksual tertent u.
c. Wa ria, selama dia belum berganti kelarnin, belum transeksual atau
transgender, bisa rnasuk dalam pengertian ini.
2. Perbedaan LSL dengan Gay, Biseks, dan Heteroseks.
Seringkali muncul pertanyaan tentang apakah LSL= gay? Apakah LSL hanya gay?
Bagaimana sebenarnya penjelasan tentang keterkaitan LSL dengan orientasi?
Mari kita jawab perta nyaanpertanyaan tersebut. Menurut Iit eratur, pengertian
LSL tidak sarna dengan pengertian gay. LSL memiliki cakupan yang lebih luas
da ripada gay. Intinya adalah LSL berrnakna pada perilaku seksual bukan pada
orientasi seksual, sedangkan gay adalah salah satu da ri penggolongan orientasi
seksual. Sarna hal nya dengan biseks dan heteroseks, gay masuk d alarn
penggolo ngan orientasi seksual. LSL bisa saja ada lah laki laki yang memili ki
••• " •••• • •••••••• t , •••• •• , •••••• a ••
·
-
.
セ@·
·
:
·
REFERENSI
.
·
·
·
·
·
,...
,..
,.
... ...
.
http://www.geocities.com/ebnu_manyar/page.b.htm. 2009
http://vitasexualis.word press.com/2008/03/0S/konti n u moo rientas i -seksual,2009
lAMPIRAN
lEM'BAR AKTIVIT AS 1
PERMA IINAN MENJODOHKAN KAlA
Panduan: Langkah 1 :
Bagi peserta ke dalam 2 kelompok.
Minta peserta berku mpul dalam
ke lom poknya masing-masing. Minta
kedua kelompok berbaris menghadap
papan tu lis.
Beri jarak antara orang terdepan pada
setiap barisan dengan papan tulis sekitar
2 meter.
Beri jarak antar barisan sekitar 2 meter.
Langkah 2:
Tempel 1 lembar karton di depan setiap
barisan sehingga akan terbentuk 2
barisan yang masing-masing barisan
•
i
menghadap pada 1 karton yang•
I
I ditempel di papan tulis di depan mereka.
Jelaskan aturan permainan
Menjodohkan Kata.
i
I
:Catatan fasilitator
Aturan Permainan Menjodohkan Kata.
1. Setiap orang ke depan satu per satu secara bergantian, kemudian mengambil
secara acak lembaran meta plan di sebelah karton.
2. Tempel metaplan tersebut di sam ping kalimat-kalimat dalam karton sesuai
dengan pasangannya.
3. Minta peserta menempel meta plan pada sisi luar ked ua karton terse but.
lAMPIRAN
1
LEMBAR AKTIVIT AS 1
PERMAINAN MENJODOHKAN KATA
I
( \
pada urutan paling belakang.
5. Lakukan hal yang sama seeara bergantian hingga semua metaplan ,tertempel di
samping karton.
6. Apabila masih ada waktu, kelompok masih punya kesempatan membenarkan
letak metaplan yang dianggap salah dengan cara yang sama yaitu maju
bergantian dan setiap orang yang maju hanya boleh memindahkan 1 metaplan.
7. Lakukanlah seeepat-eepatnya.
8. Waktu yang tersedia 3 menit.
Langkah 3:
Tanya peserta apakah mereka sudah
merasa jelas tentang aturan permainan.
Apabila ya, lakukan permainan
menjodohkan kata.
Beri aba-aba sebagai tanda dimulainya
permainan.
Hentikan permainan setelah 3 menit.
Langkah 4:
Ajak peserta untuk membahas hasil kerja
kelompok satu. Minta peserta melakukan
koreksi satu persatu apakah letak
metaplan yang berisikan kata-kata sudah
coeok dengan kalimat yang tertera pada
karton.
Hitung jumlah salah dan benar hasH
kerja kelompok satu.
Langkah 5:
Ajak peserta membahas hasil kerja
kelompok dua .Minta peserta melakukan
koreksi satu persatu apakah letak
metaplan yang berisikan kata-kata sudan
coeok dengan kalimat yang tertera pada
karton.
Hitung jumlah salah dal) benar hasil
lAMPIRAN
1
LEMBAR AKTIVITAS 1
PERMAINANMENJODOHKAN KAlA
Catatan fasilitator
Kunci jawaban permainan menjodohkan kata terlampir di bagian belakang
modul ini.
Langkah 6:
Singkirkan salah satu karton dari papan
tulis sehingga tertinggal satu karton saja
yang tertempel di papan tulis.
Langkah 7:
Ajak peserta menempel metaplan yang
belum tertempel pad a posisi yang benar
pada karton, sehingga akan diperoleh
selembar karton yang lengkap dengan
metaplan yang letaknya benar.
Catatan fasilitator
• Apabila hasil dari langkah 4 dan 5
ada karton yang terisi penuh dan
benar maka langkah nomor 7
tidak diperlukan. Cukup sampai
• langkah nomor 6 saja dengan
menyingkirkan karton yang tidak
lengkap dan menyisakan karton
yang lengkap di papan tulis.
Tempelkan 1 lembar karton yang
sudah ditempeli meta plan dengan
lengkap dan benar di depan kelas
untuk digunakan pada sesi 3
modul ini.
Lanjutkan aktivitas la ngkah 2 pada .
lAMPIRAN
1
LEMBAR AKTIVITAS 1
PERMAINAN MENJODOHKAN KAlA
Kunci Jawaban Permainan Menjodohkan Kata
1. Memasukkan penis ke anus/dubur セ anal seks. 2. Memasukkan penis ke vagina セ vaginal seks. ·3. Saling menempelkan bibir セ ciuman.
4. Saling merangkulkan tangan ke tubuh orang lain セ pelukan.
5. Menggesekgesekkan kelamin dengan kelamin セ petting. 6. Mengg esekgesekkan penis dengan penis セ ad u anggar. 7. Menggesekgesekkan vagina dengan vagina セ tumpuk apem.
·8. Mencu mbu leher pasangan denga n bi bir atau li dah atau mulut セ necking.
9. Mencumbu kelamin dengan mulut セ oral seks. 10. Menjilati anus/dubur セ rim ming.
, 1. Penis digesekgesekkan diantara susu/ payudara セ j epit susu.
12. Mencumbu dengan ci uman ata u j ilata n pada seluruh tu buh セ mandi kucing. 13. Pen is dij epit dan digesekgesekan dia ntara pah a セ jepit paha.
14. Meng oral vagin a セ cuniling us.
15. Mengoral penis セ felatio.
16. LakiIaki terta rik pada lakiIaki セ gay.
,.
17. Perempuan tertarik pada perempuan セ lesbian.
18. Tertarik pada jenis kelamin yang sama セ homoseksual.
19. Tertarik pada jenis kelamin yang berbeda セ heteroseksual.
lAMPIRAN
1
tEMBAR AKTIVITAS 2
iPERMAINAN DIMANA RUMAHKU
Panduan: Langkah 1: Minta 5 orang peserta menjadi sukarelawan untuk maju ke depan kelas. Langkah 2: Bagikan 5 lembar metaplan yang
masingmasing bertuliskan 1 kata (waria,
gay, biseks, heteroseksual,lesbian) pada masingmasing sukarelawan,sehingga masingmasing sukarelawan memegang 1 lembar metaplan. Langkah 3: Bagi peserta bukan sukarelawan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang setiap kelompoknya. Langkah 4: Bagikan 5 lembar metaplan kosong pada setiap kelompok. Langkah 5: Bagikan selembar meta plan bertuliskan
: salah satu perilaku seksual pada setiap
i
kelompok. Minta semua kelompok
i
i
menempelkan karton itu di dada sa1lah:
:
·
: satu anggota kelompok. :·
:
i
:
Langkah 6 :i
! Minta semua kelompok menulis kata
i
i yang tertera pada metaplan yang
!
: tertempel di dada mereka pada 5 lembar: i metaplan kosong yang meieka pegang. ! : : :
I
Langkah 7:!
Minta setiap sukarelawan memilih satu .I
:
kertas flipchart serta minta mereka untuki
menjaga kertas flipchartnya.!
:
:
: Langkah 8:
lAMPIRAN
1
lEMBAR AKTIVIT AS 2
PERM AINAN DIMANA RUMAHK U
Sukarelawan :
• Berperan sebagai penjaga ruma h (kertas flipcha rt).
• Menjaga rumahnya (kertas f1ipchartnya) masing-masing.
Bukan sukarelawan :
• Berperan berperi laku seksual sesuai metaplan yang tertempel di dada mereka.
• Menentuka n dan menempel meta plan pada kertas flipchart.
• Minta izin pada sukarelawan yang menjaga masing-masing kertas f1 ipchart.
• Berdiskusilah apabila ada perbedaan pendapat antara penjaga kertas flipchart
lAMPIRAN
1
lEMBAR AKTIVIT AS 2
PERMAINAN DIMANA RUMAHKU
Langkah 9:
!
Langkah 12 :·
Tanya:"Apakah mereka sudah merasa jelas tentang aturan permainan? Apabila ya,lakukan permainan di mana rumahku" Hentikan kegiatan menempelkan setelah 5 menit.
Langkah 10:
Minta semua kertas flipchart ditempel di depan kelas.
Langkah 11 :
Minta satu sukarelawan penjaga kertas flipchart membaca metaplan-metaplan yang tertempel pada kertas flipchart yang dijaganya .
Ajak peserta melakukan koreksi apakah metaplan yang ditempel pada kertas flipchart tersebut sudah tepat atau tidak. Apabila ada metaplan yang salah, lepaskan metaplan dari kertas flipchart. Lakukan aktivitas ini sampai kertas flipchart tersebut berisikan meta plan yang sesuai dengan kategori kertas f1ipchartnya .
f
Lakukan seperti langkah 11 pada!
kertas-kertas flipchart lainnya sampaii
:
·
semua kertas ,flipchart (5 kertas flipchart):
i
selesai didiskusikan dan mencapaii
·
i
: :
kesepakatan yang sesuai.
lAMPIRA N
EVAlUASI
AKHIR MODUl
Panduan
• Sampaikan pertanyaan pada peserta
secara lisan beberapa pertanyaan
tentang orientasi seksual, perilaku
sekasual dan identitas seksual.
• Sampaikan pertanyaan satu persatu .
• Hindari dominasi dari peserta dominan .
• Hindari menunjuk orang tertentu.
• Adanya souvenir sederhana akan
semakin menarik perhatian peserta.
Pertanyaan
1. Apa pengertian orientasi seksual?
2. Apa pengertian perilaku seksual?
3. Apa pengertian identitas seksual?
4. Sebutkan 5 perilaku seksual yang bisa dilakukan lesbian.
5. Sebutkan 5 perilaku seksual yang bisa dilakukan waria.
6. Sebutkan 5 perilaku seksual yang bisa dilakukan waria.
7. Sebutkan 5 perilaku seksual yang bisa dilakukan gay.
8. Sebutkan 5 perilaku seksual yang bisa dilakukan heteroseks.
9. Siapakah yang lebih berisiko, apakah heteroseks atau biseks atau gay terhadap
risiko penularan HIV?
10. Apa pengertian LSL?
Bila masih ada kesalahan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, fasilitator
LAMPIRAN
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari materi peserta
memahami orientasi seksualt perilaku
seksual dan identitas seksual
•
_ I • セ@ . ' f セ@ " . . .>1 I-
- -
---LAMPIRAN 3
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (1)
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
Menjelaskan pengertian orientasi seksual Menjelaskan pengertian perilaku seksual Menjelaskan pengertian identitas seksual Menjelaskan macammacam orientasi
seksual
Menjelaskan macammacam perilaku seksuaJ
f-' . . .-,-lUI I?" ェNGセiPNQ@ I
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (2)
• Menjelaskan macammacam identitas seksual
• Menjelaskan keterkaitan risiko penularan IMS dan HIV terhadap orientasi dan perilaku seksual
• Menyebutkan pengertian LSL
• Menjelaskan perbedaan LSL dengan gay, biseks dan heteroseks
MMセ
--
- セ@ -- セ@ セN@ セセMlAMPIRAN 3
SLI DE PRESENTASI
IDENTITAS SEKSUAL
Sebagai apakah/siapakah seseorang
mendefinisikan dirinya dan
memperkenalkan dirinya di masyarakat,
mengacu pada orientasi seksual
•
P",I Nᄋセi@ セ@I IF" ;> ,Io.t .IDENTITAS SEKSUAL
• Homoseksual :
termasuk di
kelompok ini
adalah gay,
waria, lesbian.
• Heteroseksual.
• Biseksual.
lAMPIRAN
3
SLIDE PRESENTASI
IDENTITAS SEKSUAL
.
• Identitas seksual merupakan "pengakuan" seseorang kepada masyarakat tentang orientasi seksualnya
• Identitas seksual seseorang bisa sama dengan orientasi seksualnya, bisa pula berbeda • Merupakan pilihan
.
MMMMMセセ@J- ...iN、ャャGNBiセセ@ セNセセ@ ,
ORIENTASI SEKSUAL
LAMPIRAN3
ORIENTASI SEKSUAL
Homoseksual : termasuk di
kelompok ini adalah gay, waria,
lesbian.
Heteroseksual.
Biseksual.
•
NセM - セ@ - • - - .3, , I , 1
ORIENTASI SEKSUAL
Orientasi seksual tidak bisa dilihat
hanya dari ciri atau penampilan
lAMPIRAN 3
SLIDE PRESENTASI
PERILAKU SEKSUAL _
.
Tindakan atau perbuatan yang
dilakukan karena adanya dorongan
seksual untuk mendapatkan kepuasan
seksual
-
. _
-.
セ..I .. t UI I H セLL セ Nエ@ ャ@
PERILAKU
SEKSUAL-• Seks anal • Seks vaginal • Ciuman • Pelukan • Petting • Adu anggar • Dan lain lain
セ@ Mセ@ - . - - セ@ - . - - Mセ@ - --- -
-.
-LAMPIRAN3
SLIDE PR'ESENTASI
RISIKO, ORIENTASI SEKSUAL DAN PERILAKU
SEKSUAL
• Setiap orientasi seksual memiUki
alternatif perilaku seksual namun tidak
berarti dilakukan semuanya
• Perilaku seksual merupakan pilihan
セ@ セMM MセMセMM MセセMMM
•
.-I , . • • " I
, .
RISIKO, ORIENTASI SEKSUAL DAN .
PERILAKU SEKSUAL
I
Risiko penularan IMS dan HIV
tidak ditentukan oleh orientasi
seksual tetapi oleh perilaku
seksual
I
,
lAMPIRAN3
SLIDE PRESENTASI
• LAKILAKI BERHUBUNGAN SEKS
DENGAN LAKILAKI
• MENGACU PADA JENIS KELAMIN
SECARA FISIK
セ@ MMMMセ
.
, .. I I ,
SIAPA SAJAKAH LSL ITU?
Setiap laki laki yang memiliki
perilaku berhubungan seks
dengan laki laki
Tidak dibatasi pada orientasi
seksual tertentu.
.
LAMPIRAN3
SLIDE PRESENTASI
LSL
=
Gay?
• Tidakl
• Gay adalah salah satu identitas seksual, sedangkan lSl bukan orientasi seksual
• lSllebih bermakna pada perilaku seksual.
• lSl bisa saja adalah gay atau biseks atau heteroseksual
.
-I , , '
I
PROGRAM LSL?
:
• Sasaran pada
program LSL tidak
terbatas pada gay
atau biseks
• Mencakup semua
lakiIaki yang
berhubungan seks
dengan lakiIaki
.
, M . , ,
LA LSL LSM MK MP MSM MSW NA NAPZA NGO ODHA OHIDHA OR PCM PCRS PD PE Penasun PJ PL PM PMS PO PP PRI PRK PS PSK RNA
Rn
SA Skrining SOPsn
UN VCT WHO WPS : Lembar Aktivitas : LakiIaki yang berhubungan Seks dengan Laki-: Lembaga Swadaya Masyarakat: Manajer Kasus : Manajer Program
: Men who have Sex with Men : Male Sex Worker
: Need Assessment
: Narkotika, PSikotropika dan Zat Adiktif. : Non Governmental Organization : Orang Dengan HIV/AIDS
: Orang Hidup dengan HIV/AIDS HゥセセイゥL@ $uami, keluarga ODHA: : Outreach
: Prevention Case Management
: Partner Counseling and Referral Services : Program Director
: Peer Educator
: Pengguna Narkoba Suntik : Penanggung Jawab : Petugas Lapangan : Program Manager : Penyakit Menular Seksual : Petugas Outreach : Panduan Pembelajaran : Penilaian Risiko Individu : Penilaian Risiko Kelompok : Pekerja Seks
: Pekerja Seks Komersial : Rapid Need Assessment : Rencana Tindak Lanjut
: Sub Agreement (proposal kerja sama) : Penapisan (screening)
: Standard Operating pイッ」・、オイセ@
: SexuallyTransmitted Infection
: United Agency (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) : Voluntary Counseling and Testing
DAFTAR PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR
I
'vitLIK PER PUS A
セ@
t
I
DBP:
K.ES
HAT
1'..Penyusun:
1. Ciptasari Prabawanti, SPsi, MSc 2. Erlian Rista Aditya, SSos
3. Meytha Nurani, SKM 4. Ida Bagus Sutakertya, MSi 5. Henri Puteranto, SSos 6. Tetty Rachmawati, MSW 7. Supriyanto Siamet, SE 8. Drs . Made Efo Suarmiartha 9. Stephanie T. Pirolo, MEd 10. Dr. Tjutjun Maksum, MPH
Kontributor:
1. Ir. Niniek Suharini PPKMI
2. Drg. Yusra, Mkes Pusat Promkes Depkes 3. Ir. Anis Abdul Muis, Mkes Pusat Promkes Depkes 4. TH Irawati, SKM, Mkes Pusat Promkes Depkes 5. Bayu Aji, SKM, MPPM Pusat Promkes Depkes 6. Intan Endang, SKM, Mkes Pusat Promkes Depkes 7. Drg. Angger Rina Widowati, MKM Pusdiklat SDM Kesehatan 8. Drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH Subdit AIDS & PMS
9. Dr. Asik Surya, MPPM Subdit AIDS & PMS 10. Dr. Jeanne Uktolseja, M.Epid Subdit AIDS & PMS 11 . Victoria Indrawati, SKM, MSc Subdit AIDS & PMS 12. Dr. Endang Budi Hastuti Subdit AIDS & PMS 13. Dr. Hariadi Wisnu Wardhana Subdit AIDS & PMS 14. Eko Saputro, SKM,M.Epid Subdit AIDS & PMS 15. Eli Winardi, SKM,M.Epid Subdit AIDS & PMS 16. Dimas Budi W,SKM Subdit AIDS & PMS 17. Rachma Febriana, SKM Subdit AIDS & PMS 18. Eva Muzdalifah, SKM Subdit AIDS & PMS 15. Fadia Miralka Subdit AIDS & PMS 16. Zahra Eka Putri, SKM Subdit AIDS & PMS
Desain Grafik: Arifin Fitrianto