• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENGENALAN STRUKTUR KOLOM BETON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I. PENGENALAN STRUKTUR KOLOM BETON"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENGENALAN STRUKTUR KOLOM BETON

DAFTAR ISI

I.1 PENDAHULUAN... I-1

I.2 JENIS KOLOM... I-1

I.3 PERILAKU KOLOM SENGKANG PERSEGI DAN SPIRAL... I-2

I.4. FAKTOR KEAMANAN UNTUK KOLOM... I-5

I.5 KAPASITAS MAKSIMUM BEBAN AKSIAL PADA KOLOM... I-7

1.6 PERSYARATAN PERATURAN UNTUK KOLOM... I-10

1.7 CONTOH KASUS... I-11

(2)

BAB I. PENGENALAN STRUKTUR KOLOM BETON

I.1. PENDAHULUAN

Kolom adalah komponen struktur vertikal yang menerima dan menyalurkan gaya tekan axial bersamaan atau tidak dengan gaya momen.

Dikarenakan resiko keruntuhan kolom lebih berbahaya dibanding struktur lantai, baik pelat atau balok, karena kolom lebih banyak memikul bagian struktur dibanding balok sehingga bila kolom runtuh akan lebih banyak bagian dari bangunan yang hancur dibanding bila balok yang runtuh. Oleh karena itu dalam mendesain kolom harus mengandung dasar filosofi perencanaan kolom yaitu “strong column weak beam”.

I.2. JENIS KOLOM

Kolom dari karakteristik/sifat-sifat property, pembebanan dan lainnya dapat dikatagorikan sebagai berikut

- Kolom tekan pendek, seperti pedestal, umumnya beban aksial yang besar dan momen yang kecil atau diabaikan, kolom tipe ini bisa didesain tanpa tulangan walaupun penulangan hanya tulangan minimum.

- Kolom pendek, struktur yang kokoh dengan flesibilitas yang kecil

- Kolom langsing/panjang, dengan bertambahnya rasio kelangsingan, deformasi lentur bertambah. Apabila kolom langsing menerima momen, sumbu kolom akan berdefleksi secara lateral, akibatnya akan ada beban tambahan yaitu beban kolom dikalikan defleksi lateral, hal ini disebut momen sekunder, atau momen P∆.

- Kolom sengkang persegi, kolom dimana tulangan longitudalnya diikat oleh tulangan sengkang berbentuk persegi, tulangan sengkang mencegah tulangan longitudinal bergerak saat konstruksi dan mencegah tul longitudinal menekuk kearah luar pada saat menerima beban.

- Kolom sengkang spiral, kolom dengan tulangan sengkang melingkar. - Kolom komposit, kolom yang diberi tulangan longitudinal dengan profil

(3)
[image:3.595.153.477.68.487.2]

Gambar 1.1 Jenis kolom

.

I.3 PERILAKU KOLOM SENGKANG PERSEGI DAN SPIRAL

Tulangan sengkang pada kolom berfungsi mencegah tulangan longitudinal menekuk keluar dan menahan ekpansi lateral beton inti akibat menerima beban aksial.

(4)

sebagai sokongan lateral) sudah hancur, tulangan sengkang juga akan bengkok keluar karena beton mengalami ekpansi keluar akibat beban aksial, yang pada akhirnya akan menyebabkan kolom runtuh, kejadian ini seringkali terjadi tiba-tiba pada struktur kolom persegi.

[image:4.595.116.503.372.648.2]

Sedangkan apabila kolom spiral dibebani aksial sampai runtuh, perilaku keruntuhan berbeda dengan kolom persegi dan relatif lebih baik. Ketika beton pembungkus mulai pecah (gompal), kolom tidak runtuh tiba-tiba, karena kekuatan beton inti masih bisa memberikan kontribusi menahan beban akibat sokongan tulangan spiral (seperti pada gambar 1.3), yang selanjutnya kolom akan berdeformasi lebih lanjut sampai tulangan longitudinal leleh dan kolom runtuh. Gompal pada pembungkus beton sebagai peringatan akan terjadi keruntuhan kolom apabila beban terus bertambah, walaupun beton inti masih dapat sedikit memikul beban lagi sampi akhirnya runtuh. Hal ini menjadikan kolom spiral lebih daktail (runtuh bertahap) dibanding kolom persegi.

(5)
[image:5.595.182.432.68.315.2]

Gambar 1.3 Kontribusi tulangan spiral pada beton

Perilaku keruntuhan pada kolom persegi dan spiral diatas digambarkan pada diagram beban-lendutan akibat aksial, pada mulannya, kedua kurva sama, ketika beban terus meningkat sampai maksimum, kolom persegi akan runtuh tiba-tiba dan kolom spiral akan mengalami keruntuhan bertahap.

Kekuatan selimut beton adalah

'

0.85 (

)

(1.1)

dimana

Luas penampang beton,

Luas beton inti

s c g c

g c

P

f A

A

A

A

Kekuatan tulangan spiral adalah

2

(1.2)

dimana

persentasi tulangan spiral

s s c y s

T

A f

Persentase tulangan spiral minimum adalah (ACI 10-6)

'

0.45

g

1

c

(1.3)

s

c y

A

f

A

f

(6)

Tulangan sengkang spiral yang dibutuhkan adalah

2

4

( 1.4 )

dimana

diameter dari inti diameter luar spiral,

luas penampang

tulangan spiral dan

diamet

s c b s

s

c s

b

a D

d

sD

D

a

d

[image:6.595.234.380.195.438.2]

er tulangan spiral

Gambar 1.4 Sengkang spiral

I.4. FAKTOR KEAMANAN UNTUK KOLOM

Nilai faktor keamanan untuk mendesain kolom jauh lebih kecil dibanding nilai faktor keamanan untuk balok lentur dan geser, dimana untuk balok adalah 0.9 untuk lentur dan 0.85 untuk geser, sedangkan faktor keamanan untuk kolom sengkang persegi adalah 0.70 dan kolom sengkang spiral adalah 0.75.

(7)

Pada paragrap diatas, dijelaskan mengenai faktor reduksi kekuatan untuk struktur kolom (aksial tekan dengan atau tanpa lentur), untuk lebih lebih jelas kita bandingkan dengan reduksi faktor kekuatan dengan komponen struktur lainnya, faktor reduksi kekuatan juga disajikan mengacu kepada SNI 03-2847-2002 (11.3)

[image:7.595.102.499.212.389.2]

sebagai berikut

,

Tabel 1.1

SNI ACI Tipe Pembebanan

0.8 0.9 lentur tanpa beban aksial pada beton bertulang 0.8 0.9 arik aksial dengan atau tanpa lentur

0.7 0.75 Aksial tekan dengan atau tanpa lentur untuk tulangan spiral

0.65 0.75 Aksial tekan dengan atau tanpa lentur untuk struktur beton lainnya ( dalam hal ini termasuk kolom tulangan persegi)

0.75 0.85 geser dan torsi

Perlu direview juga mengenai kuat perlu dari struktur apabila dibebani berbagai macam jenis beban, dimana beban yang bekerja pada struktur bangunan dikalikan faktor beban, yaitu,

1. Kuat perlu untuk beban mati

U = 1.4 D SNI (11.2) (1.5)

2. Kuat perlu untuk beban mati, beban hidup L, beban atap A atau beban Hujan R

U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 ( A atau R) SNI (11.2) (1.6) U = 1.4 D + 1.7 L (ACI-9.1) (1.6a)

3. Apabila beban angin W harus diperhitungkan

(8)

4. Apabila beban hidup L dikosongkan untuk mendapatkan kondisi yang berbahaya,

U = 0.9 D  1.6 W SNI (11.2) (1.8) U = 0.9 D + 1.6 W (ACI-9.2) (1.8a)

Nilai faktor W dapat dikurangi menjadi 1.3 apabila telah dimasukan faktor angin. Setiap pembebanan D, L dan W tidak boleh kurang dari No. 2

5. Ketahan struktur terhadap gempa E

U = 1.2 D + 1.0 L  1.0 E SNI (11.2) (1.9) U = 0.75 (1.4 D + 1.7 L + 1.7 E ) (ACI-9.2) (1.9a)

I.5 KAPASITAS MAKSIMUM BEBAN AKSIAL PADA KOLOM

(9)
[image:9.595.175.441.74.446.2]

Gambar 1.5 Kurva Gaya-Regangan

Tegangan yang terjadi pada kolom terdiri dari tegangan beton dan baja. Dimana total beban yang terjadi (Po) adalah penjumlahan dari gaya yang terjadi pada beton dan baja. Pc = fc Ac dan Ps = fy As. Beton akan hancur apabila beban aksial mencapai beban maksimum, kapasitas maksimum teoritis kolom dapat menerima beban adalah

'

0.85 (

)

.

o c g st st

P

f A

A

fy A

(1.10)

Apabila momen yang terjadi sangat kecil atau diabaikan, sehingga kondisi batas eksentrisitas e lebih kecil dari 0.1h untuk kolom persegi dan 0.05 h untuk kolom spiral maka , kuat tekan rencana kolom tidak boleh melebihi dari (SNI.12.3-5),

(10)

'

(max) 0.85 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.10)

Untuk kolom sengkang persegi

'

(max) 0.80 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.11)

Apabila faktor reduksi kekuatan beton tekan  (SNI 11.3-2) dimasukan kedalam

persamaan kuat tekan rencana diatas, maka persamaan menjadi,

SNI 12.3-5

Untuk kolom sengkang spiral ( =0.7)

'

'

(max) 0.85 0.85

(max) 0.85 0.7 0.85

n c g st y st

n c g st y st

P

f A

A

f A

P

x

f A

A

f A

'

(max) 0.56 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.12)

Untuk kolom sengkang persegi ( =0.65)

'

'

(max) 0.80

0.85

(max) 0.80 0.65 0.85

n c g st y st

n c g st y st

P

f A

A

f A

P

x

f A

A

f A

'

(max) 0.52 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.13)

(11)

Untuk kolom sengkang spiral ( =0.75)

'

'

(max) 0.85 0.85

(max) 0.85 0.75 0.85

n c g st y st

n c g st y st

P

f A

A

f A

P

x

f A

A

f A

'

(max) 0.6375 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.14)

Untuk kolom sengkang persegi ( =0.7)

'

'

(max) 0.8 0.85

(max) 0.8 0.7 0.85

n c g st y st

n c g st y st

P

f A

A

f A

P

x

f A

A

f A

'

(max) 0.56 0.85

n c g st y st

P

f A

A

f A

(1.15)

1.6 PERSYARATAN PERATURAN UNTUK KOLOM.

 Persentase tulangan minimum longitudinal tidak boleh kurang dari 1% dari luas bruto penampang kolom.

 Persentase tulangan maksimum longitudinal tidak boleh melebihi 8% dari luas bruto penampang kolom.

 Jumlah minimum tulangan longitudinal yang diizinkan untuk batang tekan adalah 4 untuk kolom sengkang persegi, 3 untuk sengkang segi tiga dan 6 untuk tulangan sengkang spiral.

 Kolom sengkang persegi, diameter sengkang tidak boleh lebih kecil dari #3 (0.375 in) untuk tulangan longitudinal #10 (1.27 in) atau lebih kecil dan minimum sengkang #4 (0.5 in) untuk tul longitudinal lebih besar #10. Untuk satuan SI, tidak boleh kurang dari D10 untuk tul longitudinal D32 atau lebih kecil dan minimum D13 untuk tul longitudinal lebih besar dari D32.

(12)

 Jarak sengkang sprial kolom tidak boleh kurang dari 1 in dan tidak boleh melebihi dari 3 in. Apabila sambungan diperlukan pada sengkang spiral, sambungan harus di las, atau dengn lapping tulangan dengan kawat sepanjang 48 kali diameter sengkang atau 12 in.

1.7 Contoh Kasus.

1.7.1 Kolom Persegi

Diketahui beban aksial yang bekerja pada kolom PD dan PL dengan rencana rasio tulangan longitudinal adalah 2%

Hitung kuat tekan rencana dan luas tulangan longitudinal (metode ACI)

I BEBAN B EKERJA

PD = 160kips Axial dead load

PL = 150kips Axial live load

II. MATERIAL PROPERTIES

Concrete data

f'c = 4,000 psi = 4 ksi

fy = 60,000 psi = 60 ksi

 = 0.7faktor reduksi kolom persegi

t = 0.02

III. CALCULATION

1Rencanakan Pembebanan (kombinasi beban bekerja)

Pu = 1.4xPD + 1.7 Ll

= 479kips

2Hitung Kapasitas Beban Aksial

Pn = 0.8  [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ] 0.8 f'c (Agr-0.02Ag) + fy0.02Ag]

479 = 0.8x 0.7 x[0.85 x4 x [Agr- 0.02Agr]+60x.0.02Agr]

479 = 2.538 Agr

Agr = 189 in

b = 13.73816704in

b = 14in

h = 14in

Agr = 196in2

h

(13)

Pn = 0.8  [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]

479 = 0.8x 0.7 x[0.85 x4 x [196- Ast]+60x.Ast]

479 = 373.184 + 31.70 Ast

Ast = 3.34 in2

pilih

6 No 5.00

Ast = 3.75 in2

rasio tulangan longitudinal menjadi

t = 0.0191

min = 0.0010 OK

1.7.2 Kolom Bulat

Diketahui beban aksial yang bekerja pada kolom PD dan PL dengan rencana rasio tulangan longitudinal adalah 2%

Hitung kuat tekan rencana dan luas tulangan longitudinal (metode SNI)

I BEBAN B EKERJA

PD = 250kN Axial dead load

PL = 230kN Axial live load

II MATERIAL PROPERTIES

Concrete data

f'c = 30 Mpa = 300 kg/cm2

fy = 400 psi = 4,000 kg/cm2

 = 0.7faktor reduksi kolom bulat

t = 0.02

p = 5cm selimut beton

III CALCULATION

1Rencanakan Pembebanan (kombinasi beban bekerja)

Pu = 1.4xPD+ 1.7 PL

741kN

74,100 kg

2Hitung Kapasitas Beban Aksial

Pn = 0.85  [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]

D

(14)

0.85 f'c (Agr-0.02Ag) + fy0.02Ag]

74100 = 0.85x 0.7 x[0.85 x300 x [Agr- 0.02Agr]+4000x.0.02Agr]

74100 = 196.291 Agr

Agr = 378 cm2

D = 21.92373393cm

D = 22cm

Agr = 380.1327111cm2 (1/4*3.14*D^2)

3Hitung tulangan longitudinal dan rencanakan tulangan

Pn = 0.85  [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]

74100 = 0.85x 0.7 x[0.85 x300 x [380.132711084365- Ast]+4000x.Ast]

74100 = 57,675.636 + 2,088.28 Ast

Ast = 7.87 cm2

pilih

6 D 16.00

Ast = 1,206.37 mm2

Ast = 12.06 cm2

rasio tulangan longitudinal menjadi

t = 0.0317

Gambar

Gambar 1.1  Jenis kolom.
Gambar 1.2 keruntuhan kolom persegi dan spiral
Gambar 1.3 Kontribusi tulangan spiral pada beton
Gambar 1.4 Sengkang spiral
+3

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.10 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Lentur Murni (a) Penampang Melintang Kolom. (b) Diagram Regangan (c) Diagram

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola pendetailan sengkang pengikat pada portal yang terdiri dari pola sengkang silang pada kolom dengan pola

Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari

Dianalisa bahwa pada spesimen dengan rasio tulangan longitudinal lebih tinggi, jarak sengkang tidak begitu mempengaruhi kapasitas beban lateral yang dapat ditahan oleh

1). Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat

tulangan longitudinal yang rendah dapat meningkatkan nilai daktilitas suatu kolom

Tujuan utama tugas akhir ini adalah menghasilkan suatu aplikasi program bantu yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan rasio tulangan longitudinal pada

Tujuan utama tugas akhir ini adalah menghasilkan suatu aplikasi program bantu yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan rasio tulangan longitudinal pada