• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KOLOM - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "STRUKTUR KOLOM - Spada UNS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR KOLOM

Elemen Struktur Beton

(2)

Analisis dan Desain Kolom Pendek

• Kolom adalah salah satu komponen struktur vertikal yang secara khusus difungsikan untuk memikul beban aksial tekan (dengan atau tanpa adanya momen lentur) dan memiliki rasio tinggi/panjang terhadap dimensi terkecilnya sebesar 3 atau lebih.

• Pada suatu struktur bangunan beton bertulang, sangat jarang dijumpai elemen kolom yang murni memikul beban aksial saja.

• Namun dapat saja diasumsikan bahwa beban aksial bekerja dengan eksentrisitas, e, yang cukup kecil sekitar 0,1h atau kurang diukur dari pusat kolom

Analisis dan Desain Kolom Pendek Klasifikasi Elemen Struktur Kolom Beton Bertulang

• Berdasarkan Beban Yang Bekerja

• Kolom dengan beban aksial, eksentris dan biaksial

• Berdasarkan Panjangnya

• Kolom panjang dan kolom pendek

• Berdasarkan Bentuk Penampang

• Bujursangkar, persegi, lingkaran, L

• Berdasarkan Jenis Tulangan Sengkang

• Dengan sengkang persegi atau sengkang spiral

(3)

Jenis Kolom

Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom

• Pasal 9.3.2.2, memberikan batasan untuk faktor reduksi kekuatan, , yaitu sebesar 0,65 untuk sengkang persegi dan= 0,75 untuk sengkang spiral.

• Pasal 10.9.1, mensyaratkan bahwa persentase minimum tulangan memanjang adalah 1%, dengan nilai maksimum 8%, terhadap luas total penampang kolom

• Pasal 10.9.2, menyatakan bahwa minimal harus dipasang empat buah tulangan memanjang untuk kolom dengan sengkang persegi atau lingkaran, minimal tiga buah untuk kolom berbentuk segitiga, serta minimal enam buah untuk kolom dengan sengkang spiral.

• Jarak antar tulangan memanjang tanpa kekangan lateral maksimal adalah 150 mm, apabila lebih maka harus diberikan sengkang ikat (tie), sehingga jarak antar tulangan memanjang yang tak terkekang lateral tidak lebih dari 150 mm

• Pasal 7.10.4, sengkang spiral harus memiliki diameter minimum 10 mm dan jarak bersihnya tidak lebih dari 75 mm, namun tidak kurang dari 25 mm. Untuk penyambungan batang spiral ulir tanpa lapisan dapat digunakan sambungan lewatan sepanjang 48dbatau tidak kurang dari 300 mm. Sedangkan untuk batang spiral polos diambil sepanjang 72dbatau 300 mm.

(4)

Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom

Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom

• Pasal 7.10.5.1, tulangan sengkang harus memiliki diameter minimum 10 mm untuk mengikat tulangan memanjang dengan diameter 32 mm atau kurang.

Sedangkan untuk tulangan memanjang dengan diameter di atas 32 mm harus diikat dengan sengkang berdiameter minimum 13 mm.

• Pasal 7.10.5.2, jarak vertikal sengkang atau sengkang ikat tidak boleh melebihi 16 kali diameter tulangan memanjang, 48 kali diameter sengkang/sengkang ikat, atau dimensi terkecil dari penampang kolom

(5)

Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom Tulangan Sengkang Spiral

• Dalam ACI 318M-11 rasio tulangan spiral disyaratkan dalam pasal 10.9.3, yaitu :

• Nilaifyttidak boleh diambil lebih dari 700 MPa. Hubungansdengan jarak spiral, S, dapat dituliskan :

c/ s

f

Ac fyt

Ag1

0,45

volumeinti sejarak S volumespiral 1lilitan

sc

c

s D 2S

4

D S

2

asDcds4asDcds

dengan : as Dc

D ds

S

adalah luas tulangan spiral

adalah diameter inti beton, diukur hingga sisi luar diameter spiral adalah diameter kolom

adalah diameter spiral

adalah jarak antar tulangan spiral

Acadalah luas inti yang dihitung hingga sis sengkang spiral terluar

Persyaratan Peraturan ACI 318M-11 Untuk Kolom

(6)

Persamaan Desain Kolom Dengan Beban Aksial

Pn =(0,80)[0,85f/cAg +Ast(fy– 0,85f/)]

c

Pn =(0,85)[0,85f/cAg +Ast(fy– 0,85f/)]

c

sengkang persegi sengkang spiral dengan :

 = 0,65 untuk sengkang persegi

= 0,75 untuk sengkang spiral adalah luas total penampang kolom adalah luas total tulangan tekan memanjang Ag

Ast

Secara praktis pada praktek di lapangan dapat digunakan rasio tulangan memanjang,g, sebesar1% hingga maksimum 8%terhadap luas penampang kolom beton

Contoh

Tentukan kuat aksial tekan rencana (P

u

) dari sebuah penampang kolom bujur sangkar dengan sisi 300 mm, yang memiliki tulangan memanjang 4D29 serta sengkang persegi D10 – 300 mm.

Rencanakan f ' = 27,5 MPa dan fy = 400 MPa

(7)

Penyelesaian

• Dari persamaan

Ast= 4(660) = 2.640 mm2, danAg= 300 × 300 = 90.000mm2, maka :

Pn= 0,65(0,80)[0,85(27,5)(90.000) + 2.640(400 - 0,85(27,5)]

= 1.610.981 N = 1.610 kN

• Periksa persentase tulangan memanjang,

g= 2.640/90.000 =2,93 %.

Nilai ini berada di antara batasan 1% dan 8%.

• Periksa jarak tulangan sengkang. Sengkang yang digunakan memiliki diameter 10 mm, jarak maksimum sengkang diambil dari nilai terkecil antara :

• 48 kali diameter sengkang = 48(10) = 480 mm

• 16 kali diameter tulangan memanjang = 16(29) = 464 mm

• Dimensi terkecil penampang kolom =300 mm

• Jadi jarak maksimum sengkang adalah 300 mm (sudah terpenuhi).

Pn =(0,80)[0,85f/cAg + Ast(fy– 0,85f/c)]

Contoh

Desainlah sebuah kolom dengan penampang bujursangkar, untuk memikul beban mati aksial tekan sebesar 1.200 kN dan beban hidup aksial tekan 800 kN.

c y g

Gunakanf / = 30 MPa danf = 400 MPa, serta rasio tulangan memanjang, = 2,5%. Desainlah pula tulangan sengkangnya

Penyelesaian

HitungPu: Pu = 1,2PD+ 1,6PL= 1,2(1.200) + 1,6(800) = 2.720 kN Dengan menggunakan persamaan

Ast= 2,5%Ag= 0,025Ag,

c g st y c

Pn =(0,80)[0,85f/A +A (f – 0,85f/)]

2.720∙103= 0,65(0,8)[0,85(30)(Ag) + 0,025Ag(400 – (0,85)(30))]

DiperolehAg= 150.039 mm2.

Sehingga dimensi kolom bujursangkar minimum adalah sebesar

√150.039 = 387,35 mm. dipilih ukuran kolom 400 mm × 400 mm.

Pn =(0,80)[0,85f/cAg + Ast(fy– 0,85f/)]

c

(8)

• Karena digunakan ukuran kolom yang lebih besar dari yang diperlukan, maka A

st

dapat dihitung ulang dari

c g st y c

•  P

n

=  (0,80)[0,85f

/

A + A (f – 0,85 f

/

)]

• 2.720∙10

3

= 0,65(0,8)[0,85(30)(400)(400) + A

st

(400 – (0,85)(30))]

Diperoleh A

st

= 3.072,82 mm

2

. Dipasang 8D25 (A

st

= 3.920 mm

2

) Untuk tulangan sengkang dipilih sengkang persegi berdiameter 10 mm, syarat jarak maksimum ditentukan dari nilai terkecil antara :

• 48 kali diameter sengkang = 48(10) = 480 mm

• 16 kali diameter tulangan memanjang = 16(25) = 400 mm

• Dimensi terkecil penampang kolom = 400 mm

• Jadi dipasang tulangan sengkang D10 – 400 mm.

D10 – 400

8D25 112,5

400 112,5

400

Detail K1

Skala 1 : 10

(9)

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Beban Aksial dan Lentur

• Pada umumnya selain beban aksial tekan, kolom pada saat yang bersamaan juga memikul momen lentur

• Ketika sebuah elemen kolom diberi beban aksial, P, dan momen lentur, M, maka biasanya dapat diekivalenkan dengan beban P yang bekerja pada eksentrisitas, e = M/P

Eksentrisitas,e, merepresentasikan jarak dari titik berat plastis penampang ke lokasi beban bekerja.

Titik berat plastis dapat diperoleh dengan menentukan lokasi gaya resultan yang dihasilkan oleh tulangan baja dan beton yang keduanya mengalami tegangan tekan sebesar fydan 0,85f/c.

(10)

Beban Aksial dan Lentur

ey Pnx Mnx

x b y

h

ex Pny

Mny

x

y

b h

Lentur Dalam Arah X Lentur Dalam ArahY

Beban Aksial dan Lentur

• Kolom dengan beban eksentris sudah dipelajari dalam bahasan sebelumnya.

• Apabila Pnbekerja pada sumbu y dengan eksentrisitas sebesar ey(Gambar a), akan menghasilkan momen terhadap sumbux, yang besarnya adalahMnx= Pney.

• Atau Pndapat pula bekerja pada sumbu x dengan eksentrisitas ex(Gambar b), yang menghasilkan momenMny= Pnex.

• Namun bebanPndapat juga bekerja pada suatu titik yang berjarakeyterhadap sumbux, dan berjarakexterhadap sumbuy (Gambar c)

• Pada kasus yang terakhir ini, akan timbul beban kombinasi antaraPn,Mnx= Pney danMny= Pnex. Kolom pada kondisi ini dikatakan mengalami lentur dua arah (biaxial bending).

(11)

Asumsi Desain dan Faktor Reduksi Kekuatan

• Regangan pada beton dan baja dianggap proporsional terhadap jarak ke sumbu netral

• Kesetimbangan gaya dan kompatibilitas regangan harus dipenuhi

• Regangan tekan maksimum pada beton dibatasi sebesar 0,003

• Kekuatan beton di daerah tarik dapat diabaikan

• Tegangan pada tulangan baja adalah f

s

=  E

s

< f

y

• Blok tegangan beton dianggap berbentuk persegi sebesar 0,85f

/c

yang terdistribusi merata dari serat tekan terluar hingga setinggi a

= 

1

c. Dengan c adalah jarak dari serat tekan terluar ke sumbu netral penampang. Nilai 

1

adalah 0,85, jika f

/c

< 28 MPa. Nilai 

1

akan berkurang 0,05 setiap kenaikan 7 MPa, namun tidak boleh diambil kurang dari 0,65 utk fc’  56 MPa.

Faktor reduksi kekuatan, 

(12)

Penampang Kolom Dengan Keruntuhan Seimbang Penampang Kolom Dengan Keruntuhan Seimbang

• Kondisi seimbang terjadi pada penampang kolom, ketika beban P

b

bekerja pada penampang, yang akan

menghasilkan regangan sebesar 0,003 pada serat tekan beton, dan pada saat yang bersamaan tulangan baja mengalami luluh, atau regangannya mencapai 

y

= f

y

/E

s

.

• Apabila beban eksentris yang bekerja lebih besar daripada P

b

, maka kolom akan mengalami keruntuhan tekan

• Sedangkan apabila beban eksentris yang bekerja lebih kecil daripada P

b

, kolom akan mengalami keruntuhan tarik

Penampang Kolom Dengan Keruntuhan Seimbang

d cb 600

600fy

y

ab 1cb 600

600f 1d

H= 0 Dengan :

Pb–Cc–Cs+T= 0

c c b

C = 0,85f ' a b T =A fs y

Cs =As/(fs/− 0,85f/c)

cb   fy

cbd/ fs 600

(13)

Penampang Kolom Dengan Keruntuhan Seimbang

Sehingga persamaan kesetimbangan gaya dalam arah horizontal dapat ditulis kembali menjadi berbentuk

Pb= 0,85f'cabb+As'(fs'− 0,85f'c) − Asfy

dengan mengambil jumlahan momen terhadap pusat berat plastis.

/ //

2 s

b b d C

dd d//

Td//

 

 a

P e Ccd 

//

//

/

/ /

/ //

2 As

fy0,85fc



dd d

Asfyd

b

b b

Pe M

a

0,85fcabbd d

b

Mb

b P

e

Contoh

Tentukan gaya tekan pada kondisi seimbang, P

b

, serta tentukan

pula besar eksentrisitas dan momen pada kondisi seimbang, e

b

dan M

b

untuk penampang kolom berikut. Gunakan f ‘c = 27,5

MPa dan fy = 400 MPa. Tulangan yang digunakan 8 D 19

(14)

Penyelesaian

1. Hitung nilai y 2. Hitung c b dan a b

3. Periksa keluluhan tul tekan 4. Hitung C c , C s dan T

5. Hitung P b dan M b 6. Hitung e b

7. Hitung P b dan M b

Penyelesaian

1. Hitung nilaiy

y = fy/Es = 400/200.000 = 0.002 2. Hitung cbdan ab

𝑐 = 𝑑= 291

1 = 0.85 fc’ , 28 MPa

𝑎 =1 𝑑 = 1𝑐 = 247,35

3. Periksa keluluhan tul tekan 𝑓 =600 ≤ fy

𝑓 =600 = 465,9794 MPa tul tekan sudah luluh 𝑓 =400 MPa

(15)

Penyelesaian

4. Hitung C

c

, C

s

dan T

C = 0.85 f a b = 0.85*27.5*247,35*350 C = 2.023.632

As = 0.25*3,15*19^2*4 = 1133,54 mm2 As‘ = 0.25*3,15*19^2*4 = 1133,54 mm2 T = As fy = 1133,54*400

T = 453.416

C = As′(f − 0.85f ) = 1133,54*(400-0.85*27.5) C = 428.279,1188

Penyelesaian

(16)

Penyelesaian

5. Hitung Pb dan Mb

P

b

= 0,85f'

c

a

b

b + A

s

'(f

s'

− 0,85f

'c

) − A

s

f

y

P

b

= Cc+Cs-T = 1.998.495,306 N

M

b

= 0,85f'

c

a

b

b

d − − d′ + As′(fy − 0.85fc )(d − d − d") + Asfyd“

M

b

= C d − − d′ + C (d − d − d") + Td“

M

b

= 2.023.632(485- 247,35-65)+ 428.279,1188(485-65-210)+ 453.416*210 M

b

=784.808.782,9 Nmm

6. Hitung eb

eb =

= 392,6998mm 7. Hitung Pb dan Mb

Pb = 0.65 1.998.495,306 = 1.299.021,949 N

Penyelesaian

𝑎 = 𝐴 𝑓 0.85. 𝑓′ 𝑏 𝑎 =55,4214 mm

Mn = 0.90 784808782,9

= 706327904,6 Nmm

𝑐/𝑑𝑡 =0,1344 mm < 0.375daerah dominasi tarik

= 0.90 𝑐 = a

1=65,2016

(17)

Penampang Kolom Dengan Beban Eksentris

H= 0 Pn–Cc–Cs+T= 0 Dengan :

Cc

Cs = 0,85f/cab

= As/(fs/− 0,85f/c) (jika tulangan tekan luluh,fs/=fy) T =Asfs (jika tulangan tarik luluh,fs=fy)

Penampang Kolom Dengan Beban Eksentris

Ambil momen terhadapAs:

dd /

0

/

2

a Pne Ccd  Cs

 

C

dd/

1  d a

/ C 2

Pn e c s

Ambil momen terhadapCc:

2 2 2  0

/ 

 ad/

d  a Td  a C

Pne s

s a

d

a T

da

C

Pn

2 2

e2/ d

/

Apabila As=As/danfs=fs/=fy, maka :

2 2

/ 2

es y s yh a

Pn 

d

 

e

a

A f

dd/

A f

dd/

y /

f

dd

a Pn

eh

AsAs/ 2 2

(18)

Keruntuhan Tarik

• Apabila penampang kolom diberi beban tekan eksentris dengan eksentrisitas yang besar, maka akan terjadi keruntuhan tarik.

• Kolom akan mengalami keruntuhan akibat luluhnya tulangan baja dan hancurnya beton pada saat regangan tulangan baja melampaui 

y

(= f

y

/E

s

).

• Dalam kasus ini kuat tekan nominal penampang, P

n

, akan lebih kecil dari P

b

, atau eksentrisitas, e = M

n

/P

n

lebih besar dari eksentrisitas pada kondisi seimbang, e

b

.

Prosedur Analisis Keruntuhan Tarik

(19)

Prosedur Analisis Keruntuhan Tarik

Tentukan kuat tekan nominal,Pn, untuk penampang pada Contoh 6, jikae= 500 mm.

Contoh

(20)

Penyelesaian

1.Cek e > eb ?

2. Persamaan kesetimbangan Pn = Cc + Cs − T

3. Hitung Pn dari persamaan : 4. Samakan P n langkah 2 dan 3 5. Selesaikan untuk a.

6. Hitung P n , hitung M n

7. Periksa apakah tul sudah luluh?

8. Hitung P b dan M b



   

/

2 C

dd

e/

P  1   a

Ccd s n

Keruntuhan Tekan

• Apabila gaya tekan, P

n

, melebihi gaya tekan dalam kondisi seimbang, P

b

, atau apabila eksentrisitas, e = M

n

/P

n

, lebih kecil daripada eksentrisitas pada kondisi seimbang, e

b

. Maka penampang kolom akan mengalami keruntuhan tekan.

• Pada kasus ini regangan pada beton akan mencapai 0,003, sedangkan regangan pada tulangan baja tarik akan kurang dari 

y

.

• Sebagian besar penampang beton akan berada dalam keadaan tekan.

• Sumbu netral akan bergerak ke atas mendekati tulangan

tarik, menambah luas daerah tekan beton, sehingga jarak

sumbu netral dari serat tekan beton akan melebihi jaraknya

pada kondisi seimbang (c > c

b

).

(21)

Prosedur Analisis Keruntuhan Tekan

Prosedur Analisis Keruntuhan Tekan

(22)

Contoh

Tentukan kuat tekan nominal, P

n

, untuk penampang pada Contoh sebelumnya, jika e = 250 mm.

Penyelesaian 1.Cek e < eb ?

2. Persamaan kesetimbangan Pn = Cc + Cs − T

3. Hitung Pn dari persamaan 4. Ambil asumsi untuk nilai c 5. Selesaikan untuk a.

6. Hitung P n , hitung M n

7. Periksa apakah tul sudah luluh?

8. Hitung P b dan M b



   

/

2 C

dd

e/

P  1   a

Ccd s n

(23)

Kuat Tekan Whitney

Selain cara di atas, untuk menentukan kuat nominal tekan untuk penampang kolom yang mengalami keruntuhan tekan adalah dengan menggunakan persamaan Whitney sebagai berikut :

0,5

dd/

d2 3he1,18

bhf/ As/fy

Pnc  e

Whitney memberikan rumus pendekatan guna menentukan nilai Pnuntuk penampang kolom lingkaran yang mengalami kondisi keruntuhan tekan :

 



 1

2 1,18 

s c st

n

D

3e A fy



0,8h9,6he0,67Ds

Agf/ P 

Contoh

Tentukan kuat tekan nominal,Pn, untuk penampang pada Contoh sebelumnya, dengan menggunakan persamaan Whitney.

Dengan : Ag h Ds

adalah luas penampang kolom lingkaran adalah diameter penampang

adalah diameter susunan tulangan memanjang yang diukur hingga pusat lingkaran

adalah luas total tulangan memanjang eksentrisitas terhadap pusat berat plastis Ast

e

(24)

SELESAI

Referensi

Dokumen terkait

Penulis akan melakukan suatu penelitian di laboratorium untuk mengetahui kekuatan dari suatu kolom pendek yang berbentuk lingkaran dengan sengkang berbentuk spiral yang

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kolom berpenampang bulat dan kolom berpenampang persegi akibat pengaruh Carbon Fiber terhadap kapasitas

Pada regangan lateral yang sama tercatat tegangan aksial yang terjadi untuk kolom persegi tanpa radius kelengkungan (FR-0) telah mendekati nilai kapasitasnya,

Tentukan kuat aksial tekan rencana, P u , dari sebuah penampang kolom bujur sangkar dengan sisi 300 mm, yang memiliki tulangan memanjang 4D29 serta sengkang persegi D10

Penggunaan FRP sebagai perkuatan pada tulangan pengekang yang tidak standar (sengkang lingkaran) memberikan peningkatan kapasitas aksial sebesar 58% dari kolom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh jarak sengkang terhadap kapasitas beban aksial maksimum kolom beton berpenampang segi empat

Benda uji berupa kolom beton ber- tulang persegi berjumlah 2 (dua) buah dengan 3 (tiga) kali pengujian aksial-siklik yaitu C-1 (original column/control co- lumn), C-1R

Tulangan lateral yang biasa disebut sengkang yang dipasang pada struktur kolom mempunyai fungsi utama yaitu mengontrol kinerja kolom terhadap beban lateral