The Analysis of Musyarakah Financial Allocation and The Risk
Level of Musyarakah Financing and Their Impacts on Profitability
Level of PT Bank Syariah Mandiri
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: NAMA
NIM
: :
GITTA SATYA RACHMI 21107086
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ii
Syariah Mandiri
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank Syariah Mandiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisa perkembangan alokasi pembiayaan musyarakah, tingkat risiko pembiayaan musyarakah, dan tingkat profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri, untuk menganalisis hubungan alokasi pembiayaanmusyarakahdan tingkat risiko pembiayaanmusyarakah,serta untuk mengetahui besarnya pengaruh alokasi pembiayaan musyarakah dan tingkat risiko pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui besarnya pengaruh alokasi pembiayaan musyarakah dan tingkat risiko pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah penggunaan analisis jalur(path anlysis), koefisien korelasi pearson,koefisien determinasi, uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for windowsuntuk memperkuat perhitungan secara manual.
Dari hasil penelitian didapat besarnya tingkat keeratan hubungan (korelasi) yang sangat erat diperoleh yaitu sebesar 0,783 maka hubungan ini menurut aturan kriteriaguildfordtermasuk hubungan yang kuat dan besarnya pengaruh variabel X (alokasi pembiayaan musyarakah dan tingkat risiko pembiayaan musyarakah) terhadap variabel Y (tingkat profitabilitas) adalah sebesar 78,3% artinya besarnya tingkat profitabilitas yang diterima dipengaruhi oleh besarnya alokasi pembiayaan musyarakah dan tingkat risiko pembiayaan musyarakah dan sisanya sebesar 21,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diantaranya adalah pembiayaan akad lainnya yang diberikan serta risiko atas pembiayaan tersebut
i
This research is conducted in PT. Bank Syariah Mandiri. The aim of the research is to find out the analysis of Musharaka financial allocation s development, the risk level of Musharaka financing, and the profitability level of PT Bank Syariah Mandiri, to analyze the connections between the Musharaka financial allocation and the risk level of Musharaka financing, to find out the impact of the allocation of Musharaka financing and the risk level of Musharaka financing on the profitability level of PT. Bank Syariah Mandiri.
The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. Statistical tests are done to know the effect of the allocation and the risk level of Musharaka financing to the profitability level of PT Bank Syariah Mandiri. The tests included path analysis, Pearson s correlation coefficient and hypothetical test, also with help from SPSS 18.0 for Windows program software to verify the manual calculation.
From the research, it is found that the correlation score is 0.783. This, according to Guildford s criteria, is a strong relation and the strength of the X variable (the allocation and the risk level of Musharaka financing) impact on Y variable (profitabilityty level) is 78.3%. It means that the profitability level caused by the amount of the allocation of Musharaka financing and the risk level of Musharaka and the other is 21.7% which is affected by other factors like other akad financings and also the risks for those financing.
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada yang dipertuhan agung Allah SWT, Raja di dunia dan akhirat, Kaisar alam semestayang atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul: ANALISIS
ALOKASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN TINGKAT RISIKO
PEMBIAYAANMUSYARAKAHPENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT
PROFITABILITAS PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI . Tak lupa
shalawat serta salam penulis panjatkan pada Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang akhir pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).
Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak akan dapat menyelesaikannya tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
iv
3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;
4. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku penguji 1 skripsi yang telah memberi masukan untuk penulis;
5. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Selaku Ketua Porgram Studi Akuntansi, Dosen Wali Kelas Ak2 serta Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini; 6. Surtikanti SE., M.Si selaku penguji 2 skripsi, yang telah memberikan saran
yang bermanfaat bagi penulis;
7. Bapak Ricky dan seluruh staff PT Bank Syariah Mandiri atas bantuan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini;
8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan;
9. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mbak Senny dan Mbak Dona sertaAgugun) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya; 10. Dedev dan Arni untuk doa, bantuan dan persahabatannya, andai penulis
v
12. Anggi sekeluarga sebagai keluarga terdekat penulis;
13. Ayus dan Mas Adit terima kasih telah mewarnai hidup penulis dan juga proses pendewasaan yang penulis dapatkan dari kalian;
14. Teman-teman Ak 2 : Febri, Agus, Heru, Ateng, Artur, Surya (semua jerih payah, keringat dan air mata yang telah kita keluarkan berakhirkan keberhasilan kita kelak) dan teman-teman yang lain, senang berada ditengah-tengah kalian selama 4 tahun ini;
15. Sahabat-sahabat terbaikku : Pipit, Puput dan Ambar terima kasih atas keberadaan kalian untuk penulis selama ini;
16.AamasEko, Eas Bule, Aries,Kang Arief, Tebe, dan Rendi sebagai kakak-kakak penulis di kampus, terima kasih atas dukungannya;
17. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirul kalam semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi keberkahan buat semuanya. Amiin Yaa Raabbal alamiin.
Bandung, Juli 2011
1
✵✶ ✵ ✴ ✷ ✸✷ ✹✯e✺✷ ✻✷ ✼✽✾e✼e✺✿ ✸✿✷ ✼
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu
bangsa dalam upaya meningkatkan pendapatan perkapita dan kesejahteraan yang
dilakukan secara terus-menerus dalam suatu jangka waktu tertentu. Pembangunan
ekonomi merupakan titik berat pembangunan jangka panjang dan sebagai alat untuk
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri, serta
terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha
pembangunan diarahkan pada pembangunan di bidang perekonomian, sedangkan
pembangunan di bidang lainnya bersifat menunjang dan melengkapi. (Abdulah
Amrin ; 2007)
Potensi ekonomi dapat terwujud dengan melalui pendanaan yang kuat, adapun
sumbernya didapatkan dari dalam negeri dan luar negeri. Dana yang diperoleh dari
sumber tersebut harus dikelola secara profesional agar distribusinya dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak yang memerlukan. Berkaitan dengan pernyataan
tersebut, salah satu sektor penting yang berperan dalam pengelolaan dana dan turut
mendorong perekonomian adalah sektor perbankan. Sektor ini merupakan salah satu
pembangunan ekonomi, bahkan kemajuan di sektor perbankan dianggap sebagai
kemajuan perekonomian suatu bangsa.
Kehadiran Bank Syariah di tengah-tengah lingkungan masyarakat menjadi suatu
penawar yang lebih humanis bagi masyarakat lapisan bawah. Berdasarkan prinsip
yang diterapkan maka bank syariah seharusnya mampu memberikan pinjaman modal
kepada masyarakat yang ingin berusaha di bidang riil. Disamping itu, lebih jauh
Bank Syariah bisa berperan sebagai penyalur/pemasar hasil usaha produksi
masyarakat. Hal ini seperti fungsi koperasi yang menjadi penggerak ekonomi rakyat
khususnya anggota dan masyarakat pada umumnya. Peran Bank syariah disini akan
lebih terlihat sebagai bank yang mendekat dengan rakyatnya dan tentunya sebagai
jalan keluar dari permasalahan masyarakat lokal dan negara. Dengan cara ini
tentunya masyarakat menjadi semakin percaya dan yakin akan manfaat yang diterima
dari Bank syariah. Kepercayaan masyarakat terhadap manfaat langsung yang
diberikan bank syariah kepada mitranya menjadi sebuah citra positif yang
bekelanjutan. (Iman Hilman:2003)
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan
berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan
antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara
kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen
syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga
stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka
menengah-panjang. (Arvian Arifin : 2009)
Pembiayaan merupakan kongsi (syirkah), dimana transaksi yang dilandasi
pihak-pihak yang ingin bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang bersama-sama
memadukan seluruh sumber daya, sehingga dalam hal ini Bank Syariah ingin
mengalokasikan dananya sebagai pembiayaan yang sesuai syariah serta memperoleh
keuntungan dari margin kontribusi alokasi pembiayaan ❀❁ ❂ ❃❄❅ ❄❆❄❇ dan
❀❁❈❇❄❅ ❄❉❄❇.
Alokasi pembiayaan ❀❁❂ ❃❄❅ ❄❆❄❇ adalah kegiatan Bank mengalokasikan dananya dalam bentuk aktiva yang tidak menghasilkan dan aktiva yang
menghasilakan. Aktiva yang menghasilkan adalah asset bank yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Aset tersebut disalurkan dalam bentuk investasi. Salah
satu investasi bank adalah dengan melakukan kegiatan pembiayaan, dalam hal ini
adalah pembiayaan❀❁❂ ❃❄❅ ❄ ❆❄❇❊
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri
perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan
akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres
dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin
signifikan.
Tetapi pada tahun 2008 asset perbankan syariah tumbuh 38.1%, sedangkan
pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat tumbuh sebesar 36.6%. Berbeda
dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 asset sebesar 37.1% dan pembiayaan
yang disalurkan 37.0%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa setiap tahun asset
perbankan syariah naik namun pembiayaan yang disalurkannya turun.
(www.datacon.co.id)
Dalam pembiayaan❋●❍ ■❏ ❑❏ ▲❏ ▼, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru.
Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah
disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank. Setiap pembiayaan yang
dilakukan oleh bank mempunyai tingkat kemungkinan realisasi pembayaran
imbalan/bagi hasil dan pokok oleh debitur yang berbeda-beda atau tingkat
kolektabilitas yang berbeda-beda sesuai dengan kualitas aktiva produktifnya.
Pada faktanya tidak semua kredit atau pembiayaan dapat dikembalikan secara
sempurna, artinya akan muncul suatu risiko yaitu risiko kredit atau risiko
pembiayaan di mana risiko ini tidak hanya terjadi pada bank konvensional tetapi juga
untuk mengetahui besarnya risiko dari pemberian kredit tersebut, maka dalam bank
syariah risiko pembiayaan dikenal dengan istilah yang❱❲ ❱❳ ❨❩ ❬❲ ❩ ❭❪ ❱❫❬❪ ❱❴ ❱❵❪ ❱ ❫❛ ( M. Syafi I Antonio:2008)
Tingkat risiko kredit/pembiayaan merupakan perbandingan antara saldo
pembiayaan bermasalah (❱❲ ❱❳ ❨❩ ❬❲ ❩ ❭❪ ❱❫ ❬❪ ❱ ❴❱ ❵❪ ❱❫) dengan total pembiayaan secara keseluruhan. Risiko kredit/pembiayaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan pihak
debitur untuk mengembalikan jumlah pinjaman yang sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan, bila tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan
proporsi kredit bermasalah yang semakin besar sehingga akhirnya akan berdampak
terhadap kondisi perbankan dan dapat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap
tingkat kesehatan bank. Indikator yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan
bank yaitu meliputi permodalan, kualitas aset, likuiditas, profitabilitas, manajemen
bank, serta aspek lainnya.
PT Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank syariah yang telah berdiri
cukup lama sehingga pelaksanaan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri
mempunyai porsi yang cukup besar terutama pembiayaan ❭❜ ❝❞❴❩ ❴❡❴❞ dan
❭❜❢ ❣❴❩ ❴❤❴❞❛ Hal ini disebabkan karena penempatan dalam bentuk pembiayaan dapat memberikan kontribusi berupa keuntungan. Nilai yang cukup besar dalam
pembiayaan❭❜❢ ❣❴❩ ❴❤❴❞diharapkan dapat meningkatkan perolehan profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau
Syariah Mandiri mengandung suatu risiko yaitu risiko kredit/pembiayaan. Risiko
kredit/pembiayaan akan berdampak pada kelancaran dan kemampuan untuk
memperoleh profitabilitas.
T✐❥e❦❧ ♠❧
Pe♥♦e♣❥ ✐qr✐qsktiva P roduktif Tahun Sebelumnya,Pembiayaan
Musyarakah yang Bermasalah dan Laba SebelumPajak PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2004-2010
(dalam ribuan rupiah) Tahun Aktiva Produktif Laba Sebelum Pembiayaant ✉✈ ✇①② ①③①④
Tahun Sebelumnya Pajak yang Bermasalah
2004 2.176.717.117 150.420.780 9.258.634
2005 5.310.870.017 136.712.076 22.420.343
2006 5.847.822.344 95.236.624 125.178.036
2007 7.491.000.081 168.183.151 118.075.202
2008 10.403.891.017 284.084.927 93.804.125
2009 13.404.480.080 418.402.513 118.672.524
2010 16.176.616.610 568.732.339 82.878.648
Sumber : laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri
Dari data di atas dapat dilihat Aktiva Produktif disalurkan oleh PT Bank Syariah
Mandiri untuk pembiayaan semakin meningkat dari tahun ke tahun, demikian pula
laba sebelum pajak yang diperolehnya. Namun pada tahun 2005 Laba sebelum pajak
yang diterima oleh PT Bank Syariah Mandiri menurun menjadi Rp.136.712.076 dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.150.420.780. Hal yang serupa terjadi pula pada
tahun berikutnya yaitu tahun 2006, PT Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan
laba sebelum pajak. Pada tahun 2005 laba sebelum pajak yang diperoleh PT Bank
Syariah Mandiri sebesar Rp. 136.712.076 sementara pada tahun 2006 laba sebelum
pajak yang diperolehnya sebesar Rp. 95.236.624. Laba sebelum pajak adalah salah
perusahaan. Peningkatan alokasi pembiayaan⑤⑥ ⑦ ⑧⑨⑩ ⑨❶ ⑨❷ seharusnya sejalan dengan meningkatnya profitabilitas. Teori ini didukung oleh penelitan yang dilakukan oleh
Tertio Kunto Dewo (2006) bahwa Alokasi Pembiayaan ❸ ⑥ ⑦ ⑧⑨⑩ ⑨❶ ⑨❷ memiliki hubungan yang searah dengan profitabilitas yang diperoleh.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak PT Bank Syariah Mandiri
diketahui bahwa salah satu penyebab turunnya laba sebelum pajak yang diterima
oleh PT Bank Syariah Mandiri adalah nasabah tidak mampu untuk mengembalikan
dana yang dipinjamnya sesuai dengan kesepakatan awal antara nasabah dengan pihak
bank.
Jika dilihat dari laba sebelum pajak yang diperoleh pada tahun 2009 yang
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya maka tingkat risiko dari pembiayaan
musyarakah yang dicapai pada tahun tersebut rendah. Namun yang terjadi adalah
tingkat risiko pembiayaan musyarakah mengalami peningkatan hal ini terlihat dari
pembiayaan musyarakah yang bermasalah pada tahun tersebut meningkat dari tahun
sebelumnya. Pembiayaan musyarakah yang bermasalah merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengatahui tingkat risiko pembiayaan musyarakah.
Seharusnya jika tingkat risiko dari pembiayaan musyarakah naik maka laba yang
diterima perusahaan akan rendah. Pernyataan ini didukung dengan penelitin yang
dilakukan oleh Muhammad Iqbal (2006) yang menyatakan bahwa tingkat risiko
pembiayaan musyarakah berbanding terbalik dengan profitabilitas, semakin tinggi
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan hasil penelitiannya, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul
Analisis Alokasi Pembiayaan Musyarakah dan Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah Pengaruhnya terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT Bank Syariah
Mandiri
❾❿➀ ➁ ➂e➃➄➅fikasi Masalah Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka
penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Kenaikan Alokasi pada pembiayaan ➆➇ ➈ ➉➊➋ ➊➌ ➊➍ tidak selalu sejalan dengan kenaikan laba sebelum pajak, karena terjadinya kenaikan aktiva produktif
dan penurunan laba sebelum pajak pada PT Bank Syariah Mandiri.
2. Terjadi peningkatan tingkat risiko pembiayaan ➆➇➈➉➊➋ ➊➌ ➊ ➍ dan peningkatan laba sebelum pajak pada PT Bank Syariah Mandiri.
3. Adanya penurunan laba sebelum pajak akibat dari ketidakmampuan nasabah
➎.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka
penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana alokasi pembiayaan ➏➐ ➑➒➓ ➔➓ →➓ ➣ dan tingkat risiko pembiayaan
➏➐➑➒➓➔➓→➓➣pada PT Bank Syariah Mandiri.
2. Bagaimana Tingkat Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri.
3. Bagaimana hubungan antara alokasi pembiayaan➏➐➑➒➓ ➔➓→➓➣ dengan tingkat risiko pembiayaan➏➐➑➒➓➔➓→➓➣pada PT Bank Syariah Mandiri.
4. Seberapa besar pengaruh alokasi pembiayaan ➏➐ ➑➒➓ ➔➓ →➓ ➣ terhadap tingkat profitabilita➑PT Bank Syariah Mandiri.
5. Seberapa besar pengaruh tingkat risiko pembiayaan ➏➐➑➒➓➔➓→➓➣ terhadap tingkat profitabilita➑PT Bank Syariah Mandiri
↔↕➙ ➛ ➜➝➞ ➟d d➜ ➠ T➟ ➡➟➜➠ Pe➠e➢➤➥➤➜ ➠ ↔↕➙ ↕ ↔ ➛ ➜➝➞ ➟d Pe➠e➢➤➥➤➜➠
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
alokasi pembiayaan ➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯➫➲ dan tingkat risiko pembiayaan ➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯➫➲ terhadap tingkat profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri.
↔.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
dari penelitian ini, adalah sebagai berik;ut :
1. Untuk menganalisis alokasi pembiayaan ➦ ➧➨ ➩ ➫➭ ➫➯➫➲ dan tingkat risiko pembiayaan➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯➫➲pada PT Bank Syariah Mandiri.
2. Untuk menganalisis Tingkat Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri.
3. Untuk menganalisis hubungan alokasi pembiayaan ➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫ ➯➫➲ dan tingkat risiko pembiayaan➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯➫➲ pada PT Bank Syariah Mandiri
4. Untuk menganalisis besarnya pengaruh alokasi pembiayaan ➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯ ➫➲ terhadap tingkat profitabilita➨ PT Bank Syariah Mandiri.
5. Untuk menganalisis besarnya pengaruh tingkat risiko pembiayaan
➦ ➧➨ ➩➫➭ ➫➯➫➲terhadap tingkat profitabilita➨PT Bank Syariah Mandiri
➳➵➸ ➺e➻➼➽➾➾ ➽ Pe➽e➚➪➶➪➾ ➽ ➳➵➸ ➵ ➳ ➺e➻➼➽➾➾ ➽ P➹➾➘➶➪➴
1. Bagi PT Bank Syariah Mandiri, hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan untuk membantu pihak manajemen terutama untuk melihat
pengaruh alokasi pembiayaan ➷➬ ➮ ➱✃❐ ✃ ❒✃❮ dan risiko pembiayaan
➷➬➮➱✃❐ ✃❒✃❮dalam meningkatkan profitabilitas.
➳➵4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi, hasil penelitian ini hendaknya
memberikan pengetahuan dan teori yang berkaitan dengan perbankan
syariah khususnya pembiayaan➷➬➮ ➱✃❐ ✃❒✃❮.
2. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji bidang yang sama, sehingga menjadikan hasil penelitian ini
sebagai pembanding.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Bank Syariah Mandiri, yang beralamat
❰ÏÐ ÏÑ ÒÓ ÔÕÖ Pe×eØÙ ÕÙÓ×
Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan pada bulan Februari
sampai dengan Oktober 2011 berdasarkan tabel berikut:
TÓÚeØ❰ÏÑ
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Prosedur
Bulan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept okt 2011
I
Tahap Persiapan:
1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian 2.Pengambilan formulir dan penyusunan UP 3.Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan: 1.membuat outline dan Proposal UP
2.Meminta surat pengantar keperusahaan
3.Penelitian di perusahaan 4.Penyusunan UP dan bimbingan UP
5.Seminar sidang UP
6.Revisi UP setelah seminar sidang UP
7.Bimbingan Skripsi. 8.pendaftaran sidang skripsi.
9. Sidang skripsi. III Tahap akhir:
1.Revisi setelah sidang skripsi.
13 P
ãäå äåÜîïíæë è Peðbiañæan áusñæòakah ãäå äåä åÜlokasi âana
óôõ ö÷øù ú÷û ü÷õ ý÷õ ÷ ÷ý÷ø÷ þ ÿôõ✁÷ø úô ÿ✂÷øü ý÷õ ÷ y÷õö ýü ✄ô☎ù øô þ ý ÷☎ü ✄ôõ ö þü ÿ✄ ✁õ ÷õý÷õ ÷ý ÷ø÷ ÿ✂ôõ✆✁úû ü ÿ✄÷õ÷õ✝
✞✁✁÷õý÷☎ ü✄ôõ ö÷øù ú÷ûü÷ õý ÷õ÷ y÷ü✆u : 1. ✟ôõ✠÷ ✄÷ü✆üõöú÷✆✄☎ù✡ü✆÷ ✂üøü✆÷û÷õöy ✠✁ ú✁ ✄✝
2. ✟ô ÿ ✄ô☎✆÷ þ÷õ ú÷õ úô ✄ô☎✠÷÷÷õy ÿ÷û÷☎ ÷ ú÷✆y ýôõö÷õ ÿôõ÷ö÷ ÷ ö÷☎ øü ú✁üý ü✆÷û
✆ô✆÷ ✄÷ ÿ÷õ✝
☛øù ú÷ûü ý÷õ ÷ ✂÷õúû÷ ☎ü÷ þy þ÷☎✁û ý ü÷☎÷ þú÷õûôý ô ÿü úü÷õ☎ ✁ ✄÷÷ö÷☎ ✄÷ý ÷û ÷÷✆ ý ü ✄ô☎ø ✁ ú÷õ ✁õ✆✁ úúô ✄ôõ✆üõö÷õõ ÷û÷ ✂÷ þý÷ ✄÷✆ý ü ✄ôõ✁þü.
✟ôõ ✁☎ ✁✆ ✟✁ þ÷ ÿ ÿ÷ý (2004:55) ✄ôõö÷øùú÷û ü÷õ ý ÷õ÷-ý÷õ ÷ ✂÷õ ú ✄÷ý ÷ ý ÷û÷☎ õ÷yý ü ✂÷ öüý ÷ø÷ ÿ 2 ✂÷ öü ÷õ✄ôõ✆üõö:
1. ☞ ✌☞✍✎✏ ☞ ✑☞ ✒✎ ✓ ✓✍ ✔✓(÷ ú✆ü ✕÷ y÷õö✆ü ý÷ úÿôõöþ÷û üø ú÷õ) ✆ô☎ ýü☎üý÷☎ü 2. ✍✎✏ ☞ ✑☞ ✒ ✎ ✓ ✓✍ ✔✓ (÷ ú✆ü ✕÷ y÷õö ÿôõöþ÷û üø ú÷õ) ÷ý ÷ø÷ þ ÷û ô✆ ✂÷õú ÷õöy
ýü ö ✁õ ÷ ú÷õ ✁õ✆✁ ú ÿôõöþ÷ûüø ú÷õ ✄ôõ ý÷ ✄÷✆÷õ✝ ☛ ûô✆ üõü ýüû ÷ø ✁☎ú÷õ ý÷ø÷ ÿ✂ôõ✆✁úüõ✕ôû✆÷û ü y÷õö✆ô☎ý ü☎ü÷✆÷û✖
✗✘✙ ✚✛✜✜ ✜✢y ✚✘✣ ✤✜✥ ✜✣✦ ✜✢✧✣✛✢ ✥ ✛✧ ★✩✜✪✚✘✪✛ (✫✪✬✜✛)
✗✘✙ ✚✛✜✜ ✜✢y ✚✘✣ ✤✜✥✜✣ ✦✜ ✙✧ ✣✛✢✥ ✛✧✥ ✘✜w (✭★✜✣✜✮ ✤✜✢✭ ★✜✣✜✮w✜
✭✯ ✰✛✢ ✜). ✱✩✣✜✰-✥ ✩✣✜✰✚✘✣✮ ✜✣✲✜✥✜✣✛✜✮y ✤✜✢✛✢✳✘✥✰✜✥ ✛✪✜✛✢ ✢✜y.
✴✵✶ ✵✶✵✴✷✸ ✹✺ S✻✸ ✼✽✸✾
✬✜✢✦ ✥✜ ✣✛✜✮y ✜ ✤✜✪✜✮ ✚✜✢ ✦ ✜ ✢✲y ✤✜✪✜✙ ✜✦✰✛✳✛✰✜✥ ✢✜y, ✚✜✛✦✧ ✘✢✲✮✛✙ ✧ ✩✢✜✢ ✤✜✢ ✜ ✙ ✜u✧✩✢ ✤✜✪✜✙ ✣✜✢✲✦ ✜ ✧ ✘✢✜✪ ✩✣✜✢y ✤✜ ✢✜✢y✜ ✙✘✙✚ ✘✣✛✦✜✢ ✤✜✢ ✙ ✘✢✲✘✢ ✜✦✜✢ ✛✙✚✜✪✜✢ ✜✰✜✥✤✜✥✜✣✧ ✣✛✢✥ ✛✧✥✜ ✣✛✜✮y y✜✛✰u★✩✜✪✚✘✪✛✤✜✢✚✜✲✛✮✜✥ ✛✪.
✿✘✢✩✣ ✩✰ ❀✛zal Yahya (2009:54), bank syariah mempunyai fungsi secara umum meliputi sebagai berikut :
Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat .
Menjalankan fungsi social dalam bentuk lembaga baitulmal. Penyedia transaksi keuangan.
Pengelola pemberian wakaf berupa uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir).
Agar berhasil menjadi pendorong terwujudnya pembangunan ekonomi
nasional maka bank syariah memiliki peranan sebagai perekat nasionalisme yang
berpihak pada ekonomi kerakyatan, beroperasi secara transparan, berfungsi sebagai
pendorong penurunan investasi spekulatif, pendorong peningkatan efisiensi,
mobilisasi dana masyarakat serta menjadi ❁❂ ❃ ❄❅ ❁❆ ❇ ❄❂ ❄❆ ❄❇ bagi praktek usaha berlandaskan moral dan etika Islam.
Bank syariah sebagai lembaga keuangan dalam menjalankan kegiatannya
dari pihak lain di mana pada saat tertentu akan diambil kembali baik secara sekaligus
maupun berangsur.
Dana yang dipergunakan bank syariah sebagai modal operasionalnya
bersumber dari :
1. Modal inti, adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Modal inti terdiri dari :
Modal yang disetor oleh pemegang saham
Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan
untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada
pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri
ditanamkan kembali dalam bank.
2. Kuasi ekuitas, bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip
mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana dengan pengusaha
unuk melakukan suatu usaha bersama.
3. Dana titipan, adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang
umumnya berupa giro atau tabungan. Dana titipan ini dikembangkan dalam
❈❉❊ ❉❊❉ ❋●❍■bia❏ ❑ ❑▲▼us❏ ❑◆akah
Penyaluran dana pada bank syariah disebut dengan pembiayaan, pembiayaan
berdasrkan prisnsip syariah terbagi menjadi beberapa prinsip yaitu berdasarkan
prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa. Pembiayaan pada bank syariah sangat penting
karena kegiatan pembiayaan ini merupakan salah satu sarana untuk memperoleh
keuntungan juga untuk menjaga keamanan dana nasabah.
Dalam kegiatan operasionalnya bank konvensional memberikan kredit kepada
peminjam atau debitur, sedangkan bank syariah memberikan pembiayaan kepada
nasabah yang akan dibiayainya. Pengertian pembiayaan menurut Kasmir (2003:92),
dijelaskan sebagai berikut:
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil .
Sedangkan menurut Muhammad (2002:102), dijelaskan pembiayaan sebagai
berikut :
Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank islam kepada
masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah
Menurut Mudrajad (2005:304) pembiayaan diartikan sebagai berikut:
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun di jalankan oleh
orang lain
Dari pengertian diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kredit dan
pembiayaan merupakan pemberian pinjaman atau penyediaan dana yang diberikan
kepada peminjam atau yang di biayainya, dan yang di biayai tersebut wajib untuk
membayar atau mengembalikan tagihan tersebut pada jangka waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan dan dengan imbalan yang telah disepakati.
Instrumen penting yang digunakan oleh perbankan Islam untuk menyediakan
pembiayaan adalah ❖P ◗❘ ❙❘ ❚❘ ❯u atau P ◗❱ ❙ ❚❘❯ atau penyertaan modal (❲❳❨ ❱❩y
❬❘ ❙ ❩❱❭❱❬❘❩❱❪ ❫). ❴❨P ◗❘ ❙❘❚❘❯ atau P ◗❱ ❙ ❚❘❯ secara etimologi bermakna ❱ ❚❯ ❩❱❵❘❩❯ (percampuran) antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga sulit dipisahkan,
atau penggabungan antara dua harta atau lebih, yang tidak bisa dibedakan lagi antara
satu harta dengan lainnya. ❛◗❱ ❙❚❘ ❯ menurut syara adalah transaksi antara dua orang atau lebih yang kedua-duanya bersepakat untuk melakukan kerjasama usaha dengan
tujuan mencari keuntungan melalui persyaratan dan rukun tertentu.
Pengertian ❴❨ P◗❘❙❘❚❘ ❯ menurut Sri nurhayati dan Wasilah (2008:134) menyatakan bahwa :
Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik modal yang
Menurut PSAK No.106, pengertian❜❝❞❡ ❢❡ ❣❡ ❤y adalah :
Musyarakah merupakan akad kerjasama anatara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu, dimana masing masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan kontribusi dana
Menurut Ascarya (2007:51), pengertian❜ ❝❞✐❡❢❡ ❣❡❤sebagai berikut :
Musyarakah merupakan akadbagi hasil ketika dua atu lebih pengusaha pemilik dana atau modal bekerjasama sebagai mitra usaha untuk membiayai investasi usaha baru atau sudah berjalan .
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa❜❞✐❡❢❡ ❣❡ ❤u merupakan ikatan kerjasama usaha antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Apabila akad telah disepakati, maka semua pihak mempunyai
kewenangan untuk melakukan tindakan hukum dan hak untuk mendapatkan
keuntungan dari harta serikat yang dikelolanya.
Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin (2004:415), ketentuan umum dalam
aqad❜❝❞✐❡ ❢❡ ❣❡ ❤sebagai berikut :
Penjelasan dari kutipan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Semua modal yang terkumpul harus disatukan dan dikelola bersama-sama dalam
proyek yang sudah ditentukan. Setiap pemilik modal mempunyai hak untuk
mengelola dan menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana
proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek/usaha dan tidak
boleh melakukan tindakan seperti :
a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.
b. Menjalankan proyek ❥❦ ❧♠♥ ♦♥ ♣♥ q dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya.
c. Memberi pinjaman kepada pihak lain.
d. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri transaksi ❥❦ ❧♠♥ ♦♥ ♣♥ q (kerjasama usaha) apabila :
Menarik diri dari perserikatan.
Meninggal dunia.
Menjadi tidak cakap hukum.
2. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus
diketahui bersama. Keuntungan dibagi dengan porsi kesepakatan, sedangkan
kerugian dibagi sesuai dengan porsi kotribusi modal.
3. Proyek/usaha yang dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek
selesai nasabah mengambil dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin (2004:409) rs t ✉✈✇ ✈① ✈②③ t ✉④✇ ① ✈② dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu :
t ✉④✇ ① ✈② ✈⑤ r④⑤① atau t✉④✇ ① ✈ ② ✈⑤ ✈r⑤ ✈① (kemitraan dalam kepemilikan) dan t ✉④✇ ① ✈②✈⑤ uqud(kemitraan berdasarkan suatu akad) .
Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut :
1. Syirkah al amlak terjadi apabila dua orang atau lebih memiliki harta bersama
tanpa suatu akad syirkah. Atau suatu kepemilikan bersama atas suatu kekayaan
(common ownership of property) untuk dibagikan, bukan berdasarkan
kesepakatan akad untuk berbagi keuntungan dan kerugian. Syrikah al amlak ini
pada esensinya bukan suatu kemitraan (partnership).
Akan tetapi apabila masing-masing memutuskan untuk tetap memilikinya (tidak
dibagi-bagikan dan tidak dijual), maka mereka bermitra dengan bersifat ikhtiyary
atau syirkah ikhtiyary (sukarela/serikat bebas pilih). Sedang apabila mereka
dengan terpaksa harus memiliki harta bersama tersebut, maka mereka bermitra
secaraijbaryatausyirkah jabariyah(serikat secara terpaksa).
2. Syirkah al uqud adalah suatu kemitraan yang sesungguhnya (contactual
partnership). Masing-masing membuat suatu akad perjanjian investasi bersama
dan berbagi keuntungan dan kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut
ditanggung secara proporsional berdasarkan modal masing-masing yang
Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin (2004;12), aplikasi musyarakah dalam
perbankan biasanya digunakan untuk beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Pembiayaan proyek
2. Modal ventura .
Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut :
1. Pembiayaan proyek
Yaitu proyek kerjasama antara bank dengan nasabah di mana keduanya
menyediakan dana untuk membiayai suatu proyek secara bersama-sama. Setelah
proyek tersebut selesai, nasabah mengembalikan dana bank serta bagi hasilnya.
2. Modal ventura
Yaitu suatu lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi di
dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal
ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu
bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat
maupun bertahap.
G⑥ ⑦bar ⑧ ⑨⑩❶kema ❷plikasi❸❹❺ ❻❼ ❽❼ ❾❼ ❿
Skema itu menunjukkan bahwa prinsip musyarakah adalah dana yang
disertakan dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih yang bersyarikat.
Implikasinya hasil dana yang dikelola harus dibagi sesuai kesepaktan bersama, begitu
juga jika terjadi kerugian harus ditanggung secara bersama.
⑧⑨⑩⑨⑩ ⑨➀❷lokasi untuk Pembia➁⑥ ⑥ ➂➃us➁⑥ ➄akah
Alokasi Pembiayaan musyarakah adalah penempatan dana bank yang
digunakan untuk pembiayaan yang dilakukan dua pemilik modal atau lebih untuk
menjalankan suatu proyek. Semua pihak berhak ikut serta dalam manajemen proyek.
Proporsi pembagian laba tidak harus sebanding dengan persentase penyertaan modal,
karena pada prinsipnya penyertaan tidak hanya modal saja tetapi juga keahlian dan
waktu. Alokasi pembiayaan musyarakah dapat diketahui dengan menggunakan rumus
23,90% merupakan ketentuan PT Bank Syariah Mandiri mengenai besarnya
presentase dana yang akan disalurkan yang untuk pembiayaan musyarakah.
Aktiva produktif merupakan aktiva yang dimiliki bank yang digunakan untuk
memperoleh penghasilan, salah satu aktiva produktif diantaranya adalah pembiayaan.
➅➆➇ ➆ ➅ T➈➉➊ ➋➌➍ R➈ ➎➈ ➋➏➐e➑bia➒ ➌ ➌➉➓us➒ ➌➔akah
Pembiayaan atau kredit yang dilakukan oleh bank, baik bank konvensional
maupun bank dengan prinsip syariah sama-sama mengandung suatu risiko
kredit/pembiayaan. Risiko kredit/pembiayaan tersebut terbagi ke dalam kredit lancar,
dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Menurut Adi Warmankarim (2008:260), risiko pembiayaan didefinisikan
sebagai berikut :
Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi .
Menurut Muhammad (2004:131), risiko pembiayaan didefinisikan sebagai
berikut :
Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan
pokok dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya
Sedangkan menurut Zainul Arifin (2009:73), risiko pembiayaan didefinisikan
sebagai berikut :
Risiko pembiayaan adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
counterparty dalam memenuhi kewajiban
Sehingga dapat ditarik kesimpulan risiko pembiayaan adalah kerugian yang
timbul akibat ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kewajibannya sesuai dengan
perjanjian antara bank dan nasabah itu sendiri.
→➣↔ ➣ →➣ ↔↕➙➛bia➜ ➝ ➝➞➟ermasalah➠ N➡ ➢ P➤➥ ➦➡➥ ➧➨ ➢g F➨ ➢➩➢➫➨ ➢g➭
Kredit/pembiayaan bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah
tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti
yang telah diperjanjikan.
Di bank konvesional kredit bermasalah dikenal dengan istilahnon performing
loan (NPL)sedangkan di bank syariah pembiayaan yang bermasalah dikenal dengan
istilahnon performing financing(NPF).
Non performing Financing (NPF) didefinisikan sebagai pembiayaan di mana
minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh
pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih.
Untuk menghitung besarnya tingkat risiko pembiayaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Jumlah Non Performing Financing adalah jumlah dari pembiayaan
bermasalah yang dapat diketahui dengan menjumlahkan pembiayaan yang kurang
lancar, diragukan, dan macet.
Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah
penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul
sehubungan dengan penanaman dana ke dalam aktiva produktif, baik dalam rupiah
maupun dalam valuta asing.
Total pembiayaan yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagiahan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain.
Jumlah NPFMusyarakah -PPAP
Tingkat Risiko= x 100%
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.31 (revisi
2000), kredit/pembiayaan non performing pada umumnya merupakan
kredit/pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat
sembilan puluh hari lebih setelah jatuh tempo, atau kredit/pembiayaan yang
pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit/pembiayaan bermasalah
atau non performing Financing dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau karena faktor
eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektibilitasnya.
Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman
serta tingkat kemungkinan diterimnya kembali dana yang ditanam dalam surat-surat
berharga.
➯➲➳ ➲➵T➸➺➻➼➽ ➾ P➚➪ ➶ ➸➾➽ ➹➸➘➸➾➽ ➴
Tingkat kesehatan bank yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memperoleh keuntungan adalah profitabilitas bank. Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu pendapatan atau laba.
Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) memberi arti bahwa
perusahaan bersifat ekonomis.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa yang dimaksud dengan pengertian
laba menurut K. R. Subramanyam (2005:407), yakni
Profitabilitas adalah kemampuan dari suatu kesatuan usaha (entitas) untuk
Adapun pengertian laba (Profit) menurut Joel G Siegel dan Jae K shim dan
diterjemahkan oleh Moh. Kurdi (2002:107) dijelaskan bahwa:
Profit (laba) merupakan kelebihan harga jual atas harga pokok atau, untuk
suatu perusahaan secara keseluruhan, merupakan kelebihan pandapatan atas
seluruh beban
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, dimana kemampuan perusahaan
tersebut didapat dari kegiatan usaha perusahaan dari kelebihan modal yang
dikeluarkan setelah dikurangi beban beban selama melakukan usaha.
Indikator profitabilitas yakni dilihat dari rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba.
Rasio profitabilitas terdiri dari :
1) Profit margin.
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang biasa
2) Return On total Assets (ROA).
ROA sering juga disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba
sebelum dan pajak, dirumuskan sebagai berikut:
Laba sebelum pajak adalah pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan
sebelum dikurangi dengan biaya pajak.
Total aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan
manfaat usaha di kemudian hari.
Gross profit
Gross Profit Margin = x 100%
Sales
Earnings After Tax
Profit Margin = x 100%
Sales
Earning Before Interest and Tax
Net Profit Margin = x 100%
Sales
Laba Sebelum Pajak
ROA = x 100%
Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Retrun On Asset (ROA). Dimana
laba sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Alasan digunakannya rasio return
on assets (ROA) adalah karena ROA digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan manajemen dalam mengelola asset perusahaan yang dihubungkan
dengan besaran laba yang diperoleh.
Hal ini berdasarkan yang disampaikan oleh Muhammad (2004:146) :
ROA adalah rasio yang mengambarkan kemampuan bank dalam mengelola
dana yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan.
3) Return On equity (ROE).
ROEsering disebut dengan return on net worthyaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,
sehinggaROEini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba
yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau earning
after tax(EAT) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Earning after Tax
ROE = x 100%
4) Return On Investment (ROI)
ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
yang akan digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan. Laba
yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah dikurangi
pajak atauearning after taxdengan menggunakan rumus sebagai berikut:
5) Earning Per Share (EPS).
Kadang-kadang pemilik juga mengiginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembarnya.EPSatau laba per lembar saham merupakan
ukuran dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per
lembar saham pemilik modal. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah
laba-rugi pemilik atauearning after tax, yang dirumuskan sebagai berikut:
Earning After Tax
ROI = x 100% Investment
Earning After Tax
Earning Per Share = x 100%
➷➬➮ ➬➱ H✃bungan ❐lokasi Pembia❒❮❮ ❰ ÏÐÑÒÓ ÔÓ ÕÓ Ö ×engan Tingkat Risiko
Pembia❒❮❮ ❰Øus❒❮Ùakah
Setiap penyaluran dana yang dilakukan bank syariah dalam kegiatan
pembiayaan memiliki risikonya sendiri. Hal ini berdasarkan pada pendapat
Muhammad (2004:54) yang menyatakan bahwa :
Pengalokasian biaya mempunyai hubungan terhadap kinerja lembaga
perbankan,sehingga semakin tinggi pembiayaan yang diberikan akan semakin
tinggi pula risiko yang akan diterima,begitupula sebaliknya
Penyaluran dana oleh bank syariah untuk kegiatan pembiayaan dalam hal ini
adalah pembiayaanmusyarakahakan mengundang risiko unuk bank itu sendiri. Salah
satu risiko yang akan dihadapi oleh bank adalah tidak dapat kembalinya dana yang
dipinjam oleh nasabah. Semakin tinggi penyaluran dana untuk kegiatan pembiayaan
Musyarakah maka akan semakin tinggi pula tingkat risiko yang akan dihadapi oleh
bank, begitu pula sebaliknya jikan penyaluran dana untuk pembiayaan rendah maka
tingkat risiko dari pembiayaan itu pun akan rendah pula.
➷➬➮ ➬ÚHubungan❐lokasi Pembia❒❮ ❮❰ÏÐÑÒÓÔÓÕ ÓÖ×engan Tingkat Profitabilitas Untuk mencapai tujuan bank yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi
maka bank melakukan kegiatan pengalokasian dananya. Bank mengalokasikan dana
yang dimilikinya untuk kegiatan penyaluran dana (financing), salah satu penyaluran
dana yang dilakukan oleh bank syariah adalah pembiayaan musyarakkah. Hal ini
Pengalokasian (penempatan) dana dalam bentuk pembiayaan sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang masyarakat dan pengalokasian dana dalam bentuk lain baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang demi kepentingan profitabilitas.
Kegiatan pengalokasian dana oleh bank dalam bentuk penyaluran dana untuk
pembiayaan musyarakah akan memberikan pendapatan bagi bank itu sendiri, karena
bank akan mendapatkan imbalan dari system bagi hasil sesuai dengan kesepakatan
antara bank dan pengguna dana tersebut.
ÛÜÝ ÜÞ Hßbungan Tingkat Risiko Pembiaàáá â ãäå æçè çé çê ëengan Tingkat
Profitabilitas
Setiap pembiayaan yang dilakukan oleh bank akan selalu terdapat suatu risiko
yakni risiko pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan musyarakah. Hal ini
berdasarkan pada pendapat Karanaen Perwataatmadja (2007:126) :
Bank sebagai Rab Al-Mal akan menghadapi risiko jika menyalurkan dana
kepada masyarakat pada akad mudharabah dan musyarakah yang akan
menjadi permasalahan profit kedepannya .
Risiko pembiayaan akan terjadi apabila nasabah tidak dapat mengembalikan
sebesar pembiayaan yang diberikan ditambah dengan imbalan atau bagi hasil dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi bank,
karena jumlah dana yang terhimpun dari masyarakat tidak dapat disalurkan kembali
kepada masyarakat, keadaan tersebut akan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank
ìíî íï Hðbungan ñlokasi Pembiaò ó óô dan Risiko Pembiaòóó ô õö÷øù úù ûù ü ýengan Tingkat Profitabilitas
Kegiatan bank dalam pengalokasian dananya unuk pembiayaan tidak akan
terlepas dari risiko yang akan dihadapinya dan akan mempengaruhi profitabilitas
bank itu sendiri. Hal ini berdasarkan pendapat Y. Sri Susilo (2000:30) :
Alokasi dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dalam berbagai bentuk aktiva mengandung risiko yang berbeda-beda, hal tersebut dapat mengganggu kelancaran dan kemampuan bank untuk memperoleh penghasilan .
Bank mengalokasikan dananya dalam bentuk aktiva yang tidak menghasilkan
dan aktiva yang menghasilakan. Aktiva yang menghasilkan adalah asset bank yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Asset tersebut disalurkan dalam bentuk
investasi. Salah satu investasi bank adalah dengan melakukan kegiatan pembiayaan,
dalam hal ini adalah pembiayaanmusyarakah.Setiap kegiatan pembiayaan tidak akan
lepas dari risiko pembiayaan, risiko pembiayaan itu diantaranya adalah pembiayaan
bermasalah. Akibat dari adanya pembiayaan yang bermasalah, akan mengakibatkan
þÿ þ e✁✂✄☎ ✆✂✝e✞ ✟✆✟✁✂✄
Strategi pembangunan harus dilakukan dengan pijakan yang kuat, dimulai
dengan memaksimalkan bidang-bidang ekonomi yang dijalankan baik di bidang
keuangan perbankan, ekspor-impor, koperasi pembinaan usaha kecil maupun di
bidang perdagangan umum dan industri. Semua potensi ekonomi tersebut
perwujudannya dilakukan melalui pendanaan yang kuat, adapun sumbernya
didapatkan dari dalam negeri dan luar negeri. Dana yang diperoleh dari sumber
tersebut harus dikelola secara profesional agar distribusinya dapat dimanfaatkan oleh
semua pihak yang memerlukan. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, salah satu
sektor penting yang berperan dalam pengelolaan dana dan turut mendorong
perekonomian adalah sektor perbankan.
Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak .
Menurut Kasmir (2002:2), bank diartikan sebagai :
Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
Dari pengertian tersebut di atas mencerminkan dua peran bank baik sebagai
financial intermediatemaupuninstitute of economic development. Sebagai perantara
keuangan (financial intermediate), bank melakukan penghimpunan dana dari
masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan. Melalui
penghimpunan dana, bank membayar bunga kepada masyarakat atau nasabah
penyimpan. Selanjutnya bank menyalurkan dana tersebut (sebagian besar) dalam
bentuk kredit/pembiayaan kepada masyarakat yang defisit dana. Melalui penyaluran
dana (pembiayaan) bank memperoleh pendapatan bunga/bagi hasil. Penilaian aspek
penghimpunan dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan
dengan peran bank sebagai lembaga intermedasi. Berdasarkan uraian di atas, kinerja
keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode
tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, rentabilitas, profitablitas, serta
likuiditas.
Menurut Habib Nazir dan Hassanudin (2004:56), menjelaskan bank umum
sebagai berikut :
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
Berdasarkan pengertian di atas, bank umum memiliki dua sistem yaitu:
1. Sistem konvensional (berdasarkan bunga : kredit).
2. Prinsip Syariah (tanpa bunga/bagi hasil : pembiayaan).
Dalam operasionalnya, bank konvensional memberikan kredit kepada
peminjam atau debitur, sedangkan bank dengan prinsip syariah memberikan
pembiayaan. Dalam pembiayaan yang dilakukan bank akan mengandung risiko
kredit/pembiayaan seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan
lain-lain. Untuk dapat menentukan tingkat risiko tersebut, bank dapat melihat laporan
keuangannya. Definisi laporan keuangan menurut Henry Simamora (2000:21) ,
adalah :
Laporan keuangan adalah laporan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan .
Laporan akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
tingkat risiko kredit/pembiayaan. Untuk menentukan tingkat risiko kredit perusahaan
harus menganalisis laporan keuangannya. Analisis laporan keuangan dijelaskan oleh
Hanafi dan Abdul Halim (2003:5), sebagai berikut :
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan. Tingkat kesehatan
bank merupakan unsur terpenting dalam penilaian kualitas suatu bank.
Menurut Y. Sri Susilo (2000:22), mendefinisikan tingkat kesehatan bank
sebagai berikut :
Kesehatan bank sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku .
Dijelaskan pula oleh Y. Sri Susilo (2000:22), alat ukur atau indikator dalam
menilai tingkat kesehatan bank sebagai berikut :
Alat ukur atau indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank meliputi
permodalan, kualitas aset, profitabilitas, manajemen dan aspek lainnya .
Begitu luasnya cakupan kesehatan suatu bank dalam melaksanakan aktivitas
usahanya, maka ada beberapa indikator yang digunakan dalam menilai tingkat
kesehatan bank yaitu meliputi permodalan, kualitas aset, rentabilitas/profitabilitas,
manajemen bank, dan aspek lainnya. Ketentuan mengenai kesehatan bank lebih
jelasnya diatur dalam Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, di mana
aturan mengenai kesehatan bank tersebut mencakup dana sampai dengan penggunaan
Kualitas aset (aktiva) merupakan salah satu hal terpenting di dalam
menentukan tingkat kesehatan bank. Setelah mengetahui kualitas asset yang dimiliki
bank, maka bank akan mengalokasikan dananya (asset) ke dalam aktiva produktif dan
aktiva non produktif.
Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin (2004:33) aset adalah :
Aset merupakan salah satu faktor dari komponen penilaian tingkat kesehatan
bank yaitu menilai kualitas aktiva produktif .
Menurut M. Syafi i Antonio (2001:37) , aset adalah :
Aset adalah sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri ataupun dengan aset yang lain, yang haknya didapat oleh bank Islam sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu .
Menurut Kasmir (2003:92), alokasi dana adalah adalah:
Pengalokasian dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan.
Salah satu aktiva produktif dalam bank adalah kredit atau pembiayaan.
Pembiayaan digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank.
Aktiva produktif menurut Y. Sri Susilo (2000:74), sebagai berikut :
Aktiva produktif merupakan aktiva yang dimiliki bank yang digunakan untuk
memperoleh penghasilan, salah satu aktiva produktif diantaranya adalah kredit atau
pembiayaan. Di dalam bank dengan prinsip syariah jenis pembiayaan salah satunya
adalah pembiayaanmusyarakah.
Menurut Y. Sri Susilo (2000:124), mendefinisikan pembiayaan musyarakah
sebagai berikut :
Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan dua pemilik modal atau lebih untuk menjalankan suatu proyek. Semua pihak berhak ikut serta dalam manajemen proyek. Proporsi pembagian laba tidak harus sebanding dengan persentase penyertaan modal, karena pada prinsipnya penyertaan tidak hanya modal saja tetapi juga keahlian dan waktu .
Menurut Amir Machmud (2010:27),musyarakahadalah:
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu,dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan .
Dalam pembiayaan musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan
modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang
baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang
telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank.
Pembiayaan atau kredit yang dilakukan oleh bank, baik bank konvensional
maupun bank dengan prinsip syariah sama-sama mengandung suatu risiko
kredit/pembiayaan. Risiko kredit tersebut terbagi ke dalam kredit lancar, dalam
tersebut sering disebut kredit/pembiayaan bermasalah atau istilah lainnya adalah non
performing financing(NPF).
Non performing Financing (NPF) didefinisikan sebagai kredit di mana
pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban
minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh
pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih.
Menurut Masyhud Ali (2006:199), risiko pembiayaan didefinisikan sebagai
berikut :
Risiko pembiayaan adalah risiko kerugian yang akan diterima bank, terkait
dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal
memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank .
Tinggi rendahnya risiko yang dihadapi bank dari seluruh jumlah pembiayaan
yang diberikan ditandai dengan tinggi rendahnya persentase risiko kredit yang dapat
dihitung dengan membandingkan jumlah saldo kredit atau pembiayaan bermasalah
dengan jumlah harta keseluruhan.
Akibat dari adanya kredit atau pembiayaan yang bermasalah, akan
mengakibatkan atau mempengaruhi tingkat profitabilitas seperti dijelaskan oleh Y.
Sri Susilo (2000:30), sebagai berikut :
Alokasi dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank dalam berbagai bentuk
aktiva mengandung risiko yang berbeda-beda, hal tersebut dapat mengganggu
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa risiko kredit atau pembiayaan
dapat mempengaruhi kemampuan bank untuk memperoleh penghasilan. Artinya
tingkat profitabilitas akan tergantung pada tingkat risiko kredit atau pembiayaan yang
dihadapi oleh bank. Profitabilitas didefinisikan oleh Niswonger (2000:99), sebagai
berikut :
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba .
Profitabilitas juga sering disebut dengan kemampulabaan. Pengukuran tingkat
profitabilitas dapat digunakan untuk mengetahui apakah bank dapat menjalankan
aktivitas manajerial secara efektif dan efisien. Selain itu, profitabilitas juga
merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan
bank.
Oleh karena itu, alokasi pembiayaan dan tingkat risiko pembiayaan harus
dikelola dengan baik agar dapat menjaga tingkat profitabilitas bank.
Penjelasan-penjelasan tersebut di atas dapat dituangkan dalam suatu skema kerangka pemikiran
T✠ ✡e☛☞✌ ✍
Pe✎e☛✏✑✏✠✎ Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Tertio Kunto
Dewo (2006)
Variabel X : alokasi pembiayaan musyarakah dan mudharabah
Variable Y : profitabilitas
Dari hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa variable pembiayaan musyarakah dan mudharabah menunjukan pengaruh yang signifikan bagi perolehan laba Bank Muamalat Indonesia (BMI), pada hasil analisa yang diperoleh dapat ditunjukan bahwa pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh yang lebih besar bagi perolehan laba dibandingkan pembiayaan mudharabah.
Muhammad iqbal
(2006)
Variabel X : Tingkat risiko pembiayaan musyarakah Variable Y : tingkat profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat risiko pembiayaan musyarakah
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada BMI. Hubungan antara dua variabel (variabel X dan variabel Y) kuat, di mana jika variabel X naik maka variabel Y akan turun, dan sebaliknya. Pengaruh tingkat risiko pembiayaan musyarakah
terhadap tingkat profitabilitas BMI berpengaruh besar.
Mulya Siregar (2002)
Agenda Pengembangan Perbankan Syariah
untuk Mendukung Sistem Ekonomi yang Sehat di Indonesia: Evaluasi, Prospek dan Arah Kebijakan
Rendahnya Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah
Akhyar Adnan (2005)
Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Mark Up Keuntungan terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia
G✒✓bar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
Alokasi Dana Bank
Risiko pembiayaan
Aktiva produktif
Pembiayaan musyarakah
Profitabilitas Manajemen risk
Perrmodalan Kualitas asset
Laporan keuangan
PT Bank Syariah Mandiri
Analisis laporan keuangan
Alokasi Pembiayaan Musyarakah dan Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah secara Simultan berpengaruh Signifikan terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT Bank
✔✕✖H✗✘✙✚e✛ ✗✛
Kata hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya lemah dan tesis
berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah,
disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2010:64), hipotesis penelitian adalah: Penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis
tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif .
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji
secara empiris.
Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan
hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
H0 : Alokasi Pembiayaan Musyarakah dan Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Profitabilitas
H1 : Alokasi Pembiayaan Musyarakah dan Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Profitabilitas.
H2 : Alokasi Pembiayaan Musyarakah dan Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
✜✢
3 O t
✶alam ✷eneli✸ian ini pen✹ ✺i✻ mengambil j✹ ✼✹✺ peneli✸ian ✽ai✸✹ ✾ ✿nali✻ ❀✻ ✿loka✻ ❀ ✷embia✽aan ❁ ❂ ❃ ❄❅❆ ❅❇ ❅❈ dan ❉❀ngka✸ ❊i✻❀ko ✷embia✽aan ❁❂❃ ❄❅❆ ❅❇ ❅ ❈ ✷enga❋✹ ● ❍ ✽a ✸e❋hadap ❉❀ngka✸ ✷ ❋ofi✸abili✸a✻ pada ✷❉ ■ank ❏ ✽a❋iah ❑▲ndi❋i▼ ✷eneli✸ian ini dilak✹◆▲n ✹ ❍ ✸✹◆ menge✸ah✹❀ penga❋✹● ❖▲ ❋iabelP ❖▲ ❋iabel independen ✽ai✸✹ ✿loka✻ ❀ ✷embia✽aan ❁❂❃❄❅❆ ❅❇ ❅ ❈ (◗❘) dan ❉❀ngka✸ ❊i✻❀ko ✷embia✽aan ❁ ❂❃❄❅❆ ❅❇ ❅❈ (◗❙) ✸e❋hadap ❉❀ngka✸ ✷ ❋ofi✸abili✸a✻ pada ✷❉ ■ank ❏✽a❋iah ❑▲ndi❋i▼ ✿dap✹❍ penge❋✸ian da❋i ❚bjek peneli✸ian ❑❯n✹ ❋✹✸ ❱✹✻ ❯in ❲ma❋ (❳ ❨ ❨❩❬❭ ❨❭)✾ mene❋angkan bah❪a ❬
❫❚bjek peneli✸ian menjela✻◆▲n ✸en✸ang apa dan a✸a✹ ✻ ❀apa ✽ang menjadi ob✽ek peneli✸ian▼ ❴✹❵a di mana dan kapan peneli✸ian dilak✹◆▲n▼ ■i✻ ▲ j✹❵▲ di✸ambahkan halPhal lain jika dianggap pe❋l✹ ❛▼
✶a❋i penjela✻ ▲n di a✸a✻ dapa✸ di✻ ❀mp✹ ✺kan bah❪a objek peneli✸ian dig✹ ❍akan ✹❍✸✹◆ mendapa✸kan da✸a ✻ ❯✻ ✹▲i ✸✹ ❜✹▲n dan keg✹❍▲an ✸e❋✸en✸✹▼ ❚bjek peneli✸ian ✽ang akan di✸eli✸i dalam peneli✸ian ini adalah ✿loka✻❀ ✷embia✽aan ❁ ❂❃❄❅❆ ❅❇ ❅ ❈✾ ❉❀ngka✸
3✉✈ ✇①t②③① ④①⑤①⑥⑦⑦⑧⑤t
⑨⑩❶ode peneli❶ian me❷ ❸pakan ❹ ❸❺ ❶❸ ca❷a pen❸❻i❹ dalam menganali❹ ❼❹ da❶a❽ ❾enge❷ ❶ian da❷i ⑨⑩❶ode ❾eneli❶ian adalah ❹ebagai be❷ik❸❶❿
⑨⑩n❸❷❸❶➀❸➁i➂ono (➃➄ ➄➅❿➆) mendefini❹ ❼kanbah➇a❿
➈⑨⑩❶ode peneli❶ian pada da❹ ❺❷n➂a me❷❸➉❺kan ca❷a ilmiah❸➊❶❸➋mendapa❶kan da❶a dengan❶❸➌❸❺n dan keg❸➊aan❶e❷❶en❶❸➍❽
➎a❷i penge❷ ❶ian dia❶a❹ dapa❶ di❹ ❼mp❸ ❻kan bah➇a me❷ ❸➉❺kan ca❷a pemecahan ma❹❺lah peneli❶ian ➂ang dilak❹❺nakan ❹ ⑩ca❷a ❶e❷encana dan ce❷ma❶ dengan mak❹ ❸➏ mendapa❶kan fak❶a dan ke❹ ❼mp❸ ❻an aga❷ dapa❶ memahami➐ menjela❹➋❺n➐ me❷amalkan➐ dan mengendalikan keadaan❽ ⑨⑩❶ode peneli❶ian j❸➁a me❷ ❸pakan ca❷a ke❷ja ❸➊❶❸➋➑emahami dan mendalami objek ➂ang menjadi ❹ ❺❹a❷an❽
➎alam peneli❶ian ini me❶ode ➂ang dig❸➊❺kan adalah me❶ode➒ ➓➔ →➣↔↕ ➙↔ ➛anali❹ ❼❹ dengan pendeka❶an →➜ ➝➞➙↔ ➙➝➙↔ ➛➐ ➂ai❶❸ ha❹ ❼l peneli❶ian ➂ang kem❸ ➏❼an diolah dan dianali❹ ❼❹ ❸➊❶❸➋ diambil ke❹ ❼mp❸❻ann➂a➐ a❷ ❶in➂a peneli❶ian ➂ang dilak❸kan adalah peneli❶ian ➂ang menekankan anali❹ ❼❹➊➂a pada da❶a➟da❶a ➞➜ ➠➓➣↔➡ (angka) dengan mengg❸➊akan me❶ode peneli❶ian ini akan dike❶ah❸❼ h❸➢ ❸➊➁an ➂ang ❹ ❼gnifikan an❶a❷a
➤❺❷iabel ➂ang di❶eli❶i➐ ❹ ⑩hingga mengha❹ ❼lkan ke❹ ❼mp❸ ❻an ➂ang akan mempe❷jela❹ gamba❷an mengenai objek ➂ang di❶eli❶i❽
❾enge❷ ❶ian da❷i ⑨⑩❶ode ➥nali❹ ❼❹D➓➔ →➣↔↕ ➙↔ ➛adalah ❹ ⑩bagai be❷ik❸ ❶❿ ⑨⑩n❸❷❸❶➀❸➁i➂ono (➃➄ ➄ ➦❿➆ ➧➨) men➂a❶akan bah➇a❿
n i ono ( )meode peneliian adalah bagai
be➮ik➬ ➱ Ð
Ú➴➷➱ode peneli➱ianÒÓ ÔÕ Ö×ÖÔÖ× Ødapa➱ dia➮➱ikan Ù ➷bagai me➱ode peneli➱ian ❒ang be➮landaÙÛan padaÜÔÝÞ ßàØ×ßÜÔ ØÔ ÖÞ áÜ×Ö×â×ÜÝà ãdig➬ä åkan ➬ä➱➬Ûmeneli➱i pada pop➬æaÙç a➱a➬ Ùåmple ➱e➮➱en➱➬ã peng➬èp➬æan da➱a mengg➬äakan inÙ➱ ➮➬èen peneli➱ianã analiÙçÙ da➱a be➮ Ùçfa➱ k➬an➱i➱a➱ifé Ù➱a➱iÙ➱ikã dengan ➱➬ ê➬ån ➬ä➱➬Û meng➬ êi hipo➱eÙçÙ❒ang➱elah di➱e➱apkanë ì
ía➮i penge➮➱ian di a➱aÙ dapa➱ diÙçmp➬ækan bahîa me➱ode ï àÜÒð×ÞÖ× Ø analiÙçÙ dengan pendeka➱an ÒÓ ÔÕ Ö×ÖÔÖ× Ø me➮➬ ñåkan me➱ode ❒ang be➮➱➬ê➬ån menggamba➮kan
Ù ➷ca➮a ÙçÙ➱ema➱iÙ fak➱aòfak➱a ❒ang ada Ù ➷➮➱a menjelaÙÛån ➱en➱ang h➬ó➬ä❐an an➱a➮ ôå➮iabel ❒ang diÙ ➷lidiki dengan ca➮a meng➬èp➬ækan da