• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)

DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

SKRIPSI

Oleh : Masria 06810040

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)

DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Masria

06810040

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul : Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah di

TK Yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dengan yang Tidak Menerapkan Metode BCCT

2. Nama Peneliti : Masria

3. No. induk mahasiswa : 06810040

4. Fakultas : Psikologi

5. Universitas : Muhammadiyah Malang

6. Tanggal penelitian : 12 Januari – 28 Januari 2011

Malang, 30 April 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal, 7 Mei 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1.Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si ( )

2. Linda Yani. P, S.Psi, M.Si ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masria

Tempat/tanggal lahir : Muara Badak, 7 Juli 1987

Nim : 06810040

Fakultas : Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah : Judul :

Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah di TK yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dengan yang Tidak Menerapkan

Metode BCCT

1. Adalah bukan karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas Royalty Non Ekslusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila surat pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sangsi

sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 7 Mei 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala kebesaran,

karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat pengikut jejak langkahnya sampai akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah Di TK yang Menerpakan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) denagn yang Tidak Menerpakan Metode BCCT”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran penyusun skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku pembimbing I yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberi masukan dari awal sampai akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

3. Ni’matuzahroh, M.Si selaku pembimbing II yang juga dengan sabar memberikan bimbingan, dukungan, arahan, masukan yang membangun, dan bantuan yang diberikan sejak awal penulis.

4. Yudi Suharsono, S. Psi, M.Si sebagai dosen wali kelas A yang telah membantu kelancaran proses perkuliahan yang selama ini saya jalani, terimakasih atas

petunjuk-petunjuk dan motivasi yang bapak berikan selama ini.

(7)

6. Mardin dan Qomariah, terimakasih atas dukungan kalian baik secara moral maupun materil, karena kalian aku tidak akan bisa sekolah kejenjang yang lebih tinggi seperti sekarang.

7. Bu Kantu selaku kepala sekolah dan staf sekolah TK Islam Terpadu

Baitussalam, terimakasih telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bu Ika selaku kepala sekolah dan staf sekolah TK Kartini, terimakasih juga karena telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi TK Islam Terpadu Baitussalam dan siswa-siswi TK Kartini yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

10. Mbak Vika dan staf PLP lainnya, terimaksih atas bantuannya dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik.

11. Staf Laboratorium Psikologi, terimakasih juga atas bantuannya selama dalam penelitian ini sehingga bisa terselesaikan dengan baik.

12. Ria, Dessy, Nilma, Amel, Virda, terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya selama ini, kalian merupakan inspirasi, motivasi dan semangatku. Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 30 April 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas 1. Pengertian ... 8

2. Ciri-ciri Kreativitas ... 11

3. Tahap-tahap Pengembangan Kreativitas ... 13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kreativitas ... 15

5. Pengukuran Kreativitas ... 22

B. Anak Prasekolah 1. Pengertian ... 33

2. Ciri-ciri Anak Prasekolah ... 35

C. Pendidikan Prasekolah 1. Pengertian ... 37

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan TK ... 37

3. Metode Pembelajaran di Taman Kanak-kanak ... 38

4. Sasaran Pendidikan Prasekolah ... 41

(9)

E. Perbedaan Kreativitas ditinjau dari

Lingkungan Sekolah ... 43

F. Kerangka Pemikiran Penelitian... 45

G. Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 47

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 47

C. Definisi Operasional ... 48

D. Populasi dan Sampel ... 49

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 50

G. Prosedur Penelitian ... 52

H. Metode Analisa Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 56

B. Hasil Analisa Data... 58

C. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasikfikasi Tes Kreativitas ... 54

Tabel 2 Rancangan t-tes ... 55

Tabel 3 Pengelompokkan Kreativitas Siswa yang

Sekolah di TK yang menerapkan metode BCCT ... 57

Tabel 4 Pengelompokkan Kreatvitas Siswa yang

Sekolah di TK yang tidak menerapkan metode BCCT ... 57

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. (2009). Implementasi metode BCCT untuk mengajar menggambar pada taman kanak-kanak tunas harapan bangsa, lamongan, guna mengasah kreativitas. Skripsi jurusan seni dan desain. Abstrak diakses dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/seni-desain/article/view/1896

Azwar, S. (2010). Pengantar psikologi inteligensi (Cetakan ketujuh). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Champbell, D. (1992). Mengembangkan kreativitas (Cetakan kelima). Yogyakarta: Kanisius

Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama (Cetakan pertama). Bandung: Refika Aditama

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1979). Perkembangan anak remaja. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus

Florida Departement of Education. (2010). Beyond centers and circle time© curriculum pre-kindergarten theme series.

Handoko, D. (2008). Mengajar Dengan Sentra dan Lingkaran. Diakses 3 Februari 2008 dari http://thenaffschool.wordpress.com/2008/03/07/apa-bcct-itu

Hasan, I. (2009). Analisis data penelitian dengan statistik (Cetakan Keempat). Jakarta: Bumi Aksara

Hildayani, R., Tarigan, S. R., Pujiati, R., Sugiyanto, T. M., Masykouri, A., & Handayani. E. (2007). Psikologi perkembangan anak (Cetakan kedelapan). Jakarta: Universitas Terbuka

Hurlock, B. E. (1978). Perkembangan anak (Jilid 1, Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga

____________ (1978). Perkembangan anak (Jilid 2, Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga

Ishara, F. (2011). Teori-teori kreativitas. Diakses 16 Februari 2011 dari http://faradila-ishara.blogspot.com/

(12)

Kerlinger, N. F. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Edisi ketiga). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Kreativitas. Diakses 14 April 2008 dari http://kreativitas.htm

Munandar, U. C. S. (1988). Memupuk kreativitas anak usia prasekolah. Dalam Munandar, U. C. S (Ed.), Kreativitas Sepanjang Masa (Hal. 37-48). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

_________________ (1982). Pemanduan anak berbakat. Jakarta: CV. Rajawali

_________________ (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

_________________ (2002). Kreativitas dan keberbakatan. Dalam Identifikasi dan pengukuran bakat dan kreativitas. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/40690201/Kreatifitas-Dan-Keberbakatan

Nafik. (2008). Sekilas tentang metode pembelajaran dengan pendeketan beyond center and circle time. Dalam Makanan apa BCCT itu?. Diakses 7 Maret 2008 dari http://wordPress.com

Palupi, E. (2009). Pengembangan pemahaman konsep calistung melalui metode beyond centers and circle time (BCCT) di TK Nasional KPS Balikpapan. Jurnal pendidikan inovatif Vol.2, No. 1

Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan anak prasekolah (Cetakan kedua). Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, N. M. (1995). Psikologi pendidikan (Cetakan kelima). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Semiawan, R. C. (2009). Penerapan pembelajaran pada anak (Cetakan keempat). Jakarta: PT. Indeks

Soehartina, I. (2009). Fenomena yang menghambat perkembangan kreativitas dan keterampilan berpikir pada anak usia dini. Jurnal pendidikan, Vol. 10, No. 1., 48-55

Sudjana, N. H. (2008). pembinaan dan pengembangan kurikiulum di sekolah (Cetakan keenam). Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

(13)

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (Ed. revisi). Malang: UMM Press

Yusuf, M. Pengertian Kurikulum. Diakses 2 Februari 2010 dari http://pengertian-kurikulum.html

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak prasekolah yang selalu berusaha menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya. Kreativitas pada anak di taman kanak-kanak ditampilkan dalam berbagai bentuk, baik dalam membuat

gambar yang di sukainya maupun dalam bercerita atau dalam bermain peran seperti berpura-pura jadi ibu atau ayah ataupun menampilkan berbagai gerakan berkaitan dengan aktivitas motorik yang dilakukannya, seperti menunjukkan gerakan tari atau silat.

Piaget (seperti yang disebut Jamaris, 2003) menyebutkan anak yang

berusia 4-5/6 tahun merupakan anak yang berada dalam fase praoperasional. Dimana pada fase praoperasional anak berfikir secara simbolik yang di hadirkan dalam berbagai bentuk fantasi, sehingga kemampuan ini merupakan pintu untuk menumbuh kembangkan kreativitas pada anak.

Menurut Maslow (seperti yang disebut Munandar, 1979)

menyebutkan kreativitas adalah manifestasi dari intergasi kepribadian dimana tidak ada hambatan atau rintangan antara alam kesadaran dan ketidak-sadaran. Kreativitas sebagai kepribadian merupakan pandangan yang di kemukakan oleh Carl Roger dan Abraham Maslow Kitano dan Kirbiy (seperti yang disebut Jamaris, 2003). Mereka mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri.

Menurut kedua ahli tersebut setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Perkembangan potensi kreatif sangat di pengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan disekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelilingi individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya dan kreativitas yang telah dimilikinya sejak

(15)

2

dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan misalnya melukis, musik, dan karya-karya lainnya.

Salah satu kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah sikap orang tua atau guru yang kurang memberi kesempatan perkembangan

kreativitas secara optimal. Hal ini disebabkan oleh pandangan-pandangan yang sempit, dalam arti anak harus menurut apa yang dikatakan oleh orang tua atau guru. Dengan kata lain anak tidak boleh berpikir secara divergen atau berpikir berbeda dari orang lain. Hal ini sama dengan yang diungkapakan oleh Malaguzzi (seperti yang disebut Soehartina, 2008) bahwa orang tua dan

guru dapat menghambat kreativitas anak dengan bersikap terlalu mengajari (over-didactic) dan mendikte, membatasi fantasi anak dan memiliki estimasi yang rendah terhadap pencapaian kerja anak Prentice & Mellou (seperti yang disebut Soehartina, 2008).

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari

aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (seperti yang disebut Munandar, 2009) menyebutkan kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan masalah ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Definisi

mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan (Munandar,

2009).

Selain aspek kepribadian, aspek pendorong (press) juga terkait dalam penelitian kali ini. Dimana kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Motivasi intrinsik dari kreativitas adalah setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan

(16)

3

menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya. Rogers dan Vernon (seperti yang disebut Munandar, 2009) menyebutkan dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya

dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. Sedangkan motivasi atau kondisi eksternal yang mendorong prilaku kreatif adalah kreativitas tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya (Munandar, 2009).

Adapun faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan kreativitas anak yaitu dapat dilihat dari sikap pendidik, strategi mengajar, sarana pembelajaran, pengaturan ruang/fisik, teman sebaya, dan orang tua.

Faktor pendukung dilihat dari sikap pendidik yaitu, sabar, telaten dan ramah serta menerima anak sebagai pribadi yang unik dan berbeda. Strategi

mengajar yaitu, penekanan pada bermain sambil belajar dan bukan pada penilaian, metode pembelajaran bermacam-macam dan berganti-ganti, memberi tugas yang bervariasi dan menghargai hasil karya anak. Sarana pembelajaran yaitu, tersedianya bermacam-macam alat permainan. Pengaturan ruang/fisik yaitu, penataan ruang kelas yang terbuka dan diubah dalam kurun waktu tertentu dan tampilan dinding ruang bermain yang

menarik. Teman sebaya yaitu, sikap bersahabat. Orang tua yaitu, memberikan kebebasan, menghargai dan menerima anak, menunjang dan mendorong kegiatan anak, dan menyediakan cukup sarana (Anon., 2008).

Sedangkan faktor penghambatnya bila dilihat dari sikap pendidik

yaitu, pengertian pendidik tentang konsep kreativitas masih kurang. Strategi mengajar yaitu, terdapat metode pembelajaran yang jarang atau bahkan tidak digunakan. Sarana pembelajaran yaitu, jenis alat permainan yang tergolong alat permainan kreatif masih kurang, tidak ada penambahan alat permainan baru untuk waktu yang lama, permainan yang rusak tidak segera diganti, terdapat permainan yang hanya disimpan dalam laci, dan pengadaan bahan

(17)

4

terkesan kosong dan tidak menarik, ruang kelas tidak dipenuhi produk hasil karya anak, dan alat permainan tidak ditata dengan rapi dan menarik. Teman yaitu, sikap memusuhi. Orang tua yaitu, turut masuk didalam kelas dan membantu anak pada saat istirahat/makan, tidak sabar dengan anak dan

terlalu memanjakan (Anon., 2008).

Selain pada faktor-faktor diatas menurut Munandar (2009) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas dapat juga berupa kemampuan berfikir dan sifat kepribadian yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan

(intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Menurut teori ambang intelegensi untuk kreativitas MacKinnon (seperti yang disebut Munandar, 1982) menyebutkan sampai batas intelegensi tertentu hubungan antara intelegensi dan kreativitas cukup kuat, tetapi diatasnya tidak lagi. Dengan kata lain, tidak semua orang yang mempunyai intelegensi tinggi, juga tergolong kreatif unggul.

Dalam GBHN 1993 (seperti yang disebut Munandar, 2009) menyatakan bahwa pengembangan kreativitas (daya cipta) hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan prasekolah. Secara eksplisit dinyatakan setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan prasekolah sampai dengan perguruan

tinggi, bahwa kreativitas perlu dikembangkan dan ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang pembangunan. Pendidikan prasekolah yang dimaksud disini adalah taman kanak-kanak (TK). Taman kanak-kanak-kanak-kanak (TK) adalah seperangkat kegiatan belajar

yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan diri anak didik lebih lanjut (DepDikBud, 1997).

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) masa kini masih banyak mengacu pada kurikulum nasional yang menitikberatkan pada pengembangan dan kompetensi pada anak meliputi moral prilaku, agama, fisik, seni, kognitif,

(18)

5

memang harus dikembangkan pada diri anak sejak dini. Sayangnya, pengembangan potensi dan kreativitas pada anak belum dapat perhatian lebih di TK yang menggunakan metode kurikulum nasional karena lebih banyak menekankan pada pemahaman konsep calistung saja.

Misalnya pada salah satu TK umum yang ada di Yogyakarta. Pada TK ini, metode pembelajarannya menggunakan metode kurikulum nasional, dimana anak didik hanya ditempatkan pada satu ruangan saja, anak didik lebih banyak pasif dari pada aktif karena yang berperan penuh adalah pendidiknya, kemudian sedikit sekali stimuli yang dapat merangsang

kompetensi pada anak seperti halnya alat permainan edukatif sehingga kurang optimal dan terkait dengan kreativitasnya pada anak kurang bisa berkembang secara optimal karena selain anak hanya ditempatkan pada satu ruangan saja, anak juga kebanyakan lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara sehingga tidak menstimuli anak untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang dimilikinya.

Sedangkan pada salah satu sekolah TKIT yang ada di Yogyakarta, pada sekolah TK tersebut berbeda dari TK pada umumnya. Dimana pada sekolah TK tersebut menerapkan sistem belajar bermain sambil belajar melalui 6 sentra bermain bebas. Diantaranya sentra persiapan, sentra balok, sentra gerak dan lagu, sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran dan sentra bahan alam. Di setiap masing-masing sentra anak di ajarkan sesuai

dengan nama sentra tersebut. Misalnya pada sentra seni dan kreativitas, di sini anak di arahkan dalam hal seni misalnya seni membatik, kemudian anak diberi kebebasan dalam membatik sesuai dengan keinginannya. Pola belajar berpindah (Moving Class) dengan mengembangkan pembelajaran aktif,

kreatif, atraktif, inovatif, menyenangkan dan bermanfaat yang bertujuan menstimulasi tumbuhnya kecerdasan jamak dengan waktu belajar 5 hari belajar.

Metode pembelajaran tersebut diatas dapat juga disebut Metode Beyond Centers And Circle Time (BCCT) atau metode senling (metode sentra

dan lingkaran) merupakan metode yang berfokus pada anak yang digunakan

(19)

6

yang dimodifikasi dalam bentuk sentra. Proses pembelajaran dalam metode ini berpusat disentra main saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan

setelah main (DepDikNas, 2006).

Perbedaan dalam proses pembelajaran pada kedua metode diatas menegaskan bahwa metode BCCT sangat tepat digunakan dalam meningkatkan potensi dan kreativitas anak. Penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2009) menunjukkan bahwa melalui BCCT tingkat keberhasilan

pemahaman anak didik dalam membaca, menulis, berhitung permulaan mengalami peningkatan. Dari penelitian ini terbukti bahwa metode BCCT lebih efektif didalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung permulaan pada anak usia dini.

Bransfor, Ann, Piaget, & Sharp (seperti yang disebut Soehartina, 2008) menyebutkan anak usia dini pada dasarnya merupakan pembelajaran

yang aktif. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, kreatif, berkecenderungan alami untuk berfantasi, melakukan eksperimen dan eksplorasi terhadap lingkungan mereka. Dengan melakukan kegiatan eksplorasi tersebut anak-anak memperoleh pengalaman belajar yang akan membangun pemahaman mereka mengenai lingkungan. Kreativitas anak usia dini perlu dikembangakan dengan memberikan mereka berbagai kesempatan

untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Oleh karena itu, diperlukan bagi orang tua, guru, dan pihak yang tertarik dalam pengembangan anak usia dini untuk memiliki pemahaman yang luas mengenai perkembangan anak, sehingga dapat dikembangkan kedalam metode pengembangan yang tepat.

(20)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada perbedaan kreativitas anak yang sekolah di TK Yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and

Circle Time) dengan Yang Tidak Menerapkan Metode BCCT?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak yang sekolah di TK yang menerapkan Metode BCCT

(Beyond Centers and Circle Time) dengan yang tidak menerapkan Metode BCCT

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Di harapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan pendidikan.

2. Secara Praktis

Di harapkan dapat menambah pemahaman yang lebih mendalam kepada orang tua dan guru dalam hal mengenai peranan lingkungan khususnya lingkungan sekolah pada pembentukan atau pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Bell (1981: 242) tujuan spesifik dari model discovery learning yaitu: a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif

Small-sided games juga merupakan suatu latihan yang menyenangkan untuk olahraga permainan dengan pemanfaatan latihan fisik dan teknik dalam bentuk permainan dengan ukuran

Sehubungan dengan dilaksanakan tahapan klarifikasi teknis dan negosiasi harga terhadap paket pekerjaan tersebut diatas maka dengan ini kami POKJA Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan

Sirup yang diperoleh fraksi tidak larut etil asetat yang mengandung alkaloid bunga kembang sepatu kurang stabil selama 4 minggu penyimpanan ditinjau dari respon

Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi keyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatip tertutup,

3.0, diperoleh, nilai resistivitas pada lapisan yang terdeteksi, ketebalan masing-masing lapisan dan kedalaman lapisan membentuk litologi tanah (dalam ρ)

Dia mengatakan bahwa : komunikasi massa adalah pesan –pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada jumlah orang besar.. “definisi tersebut memberikan batasan pada komponen

Financial risks arising from an organization’s exposure to changes in market prices, such as interest rates, exchange rates, and com- modity prices.. Financial risks arising from