EKSISTENSI USAHA PENGRAJIN KULITSETELAH ADANYA LUMPUR
LAPINDO(Studi Pada Pengrajin Kulit di Desa Kedensari Tanggulangin
Sidoarjo)
Oleh: ELLY PURYANTI ( 02240020 )
Sociology
Dibuat: 2010-02-08 , dengan 3 file(s).
Keywords: Kata Kunci : Eksistensi, Pengrajin
ABSTRAKSI
Secara umum peranan sektor industri kecil sebagai komponen penting
dalam pembangunan nasional, mempunyai nilai strategis yang dapat memberikan sumbangan besar, jika dilihat dari struktur ekonomi bangsa Indonesia. Tidak disangkal bahwa usaha kecil merupakan bagian penting dan cukup menentukan dalam perekonomian Indonesia. Karena itu usaha kecil dijadikan sebagai salah satu wadah untuk pengembangan usaha nasional dalam rangka mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran. industri kecil mempunyai peran strategis maka memerlukan pembinaan secara seksama dan efektif yang mampu
menghadapi masalah yang semakin global baik dari segi kualitas dan kuantitas produksi serta upaya mencapai sasaran pembangunan bukanlah hal yang mudah, tetapi harus dengan usaha yang keras dan ditunjang dengan sarana yang memadai. Sebelum adanya bencana sosial lumpur Lapindo pada awalnya masyaralat
desa Tanggulangin juga memilih mata pencaharian sebagai petani, namun dengan adanya industri kerajinan sepatu dan tas yang dirasakan lebih menjanjikan, kemudian masyarakat beralih ke industri kerajinan sepatu dan tas. Perpindahan kegiatan ekonomi masyarakat dari bertani ke industri kerajinan kulit disamping karena memang menguntungkan dari sisi ekonomi juga dikarenakan kemudahan dalam melakukan pekerjaan sebagai pengrajin dibandingkan dengan bertani. Kawasan Indutri Tas di Tanggulangin masih aman yang berjarak 2,5km
dari tanggul terluar di desa Kedung Bendo. Namun dampak tidak langsung telah banyak menyengsarakan ribuan bahkan puluhan rumah tangga di kawasan
terdekat. Secara ekonomi banyak sekali yang kehilangan pekerjaan, alih pekerjaan dan mencari kerja diluar daerah. Secara nyata banyak toko-toko tas yang beralih fungsi dan banyak pengrajin kulit yang bangkrut.
Tingkat kunjungan orang ke kawasan industri kulit mulai terganggu
macet. Orang semakin malas ke Tanggulangin karena takut dampak lumpur panas, bahkan ada rumor bahwa Kawasan "TAS" terendam lumpur. Sebenarnya yang terendam Lumpur Panas adalah Kawasan Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera yang sering disingkat "Perum TAS" didesa Kedung Bendo
Tanggulangin yang berjarak 2,5 Km dari kawasan Industri Kulit Tanggulangin. Namun dampak tidak langsung telah dialami sebagian besar pengrajin di kawasan ini. Sepinya pengunjung dan sepinya order dari luar kota akibat para pengunjung takut macet dan dikira kawasan industri Tanggulangin telah
terendam. Hal inilah yang menyebabkan terpuruknya para pengrajin kulit di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai eksistensi pengrajin setelah adanya bencana sosial Lumpur Lapindo adalah
a. Upaya-upaya dalam membangun eksistensi usaha: (1)Modal, modal para pengusaha setelah terkena dampak lumpur lapindo sedang dalam kondisi krisis Para pengrajin sangat membutuhkan modal untuk berusaha, (2)Pemasaran, usaha untuk mempertahankan pangsa pasar dilakukan dengan memperluas daerah pemasaran ke berbagai daerah seperti kota Malang yang lebih dekat dengan sidoarjo, (3) Manajemen, para pengusaha dalam melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat pada masa-masa sebelumnya.
terbatas mengingat modal usaha para pengrajin berasal dari modal usaha sendiri, (2) Kendala Pemasaran, para pengrajin bingung untuk memasarkan produknya mengingat tempat pemasaran para pengrajin yang dari dulu di Desa Kedensari yang notabene terkena imbas dari lumpur lapindo. Yang menyebabkan sepi pengunjung.
ABSTRACT
In general role of small industrial sector as important component in national development, has strategic value of which can give big contribution, if it is seen from Indonesian nation economics structure. Is not denied that small industry is essential part and enough determining in Indonesia economics. In consequence small industry made as one of place of development of national business for the agenda of lessening poorness and level of unemployment. Small industry has strategic role hence requires construction circumspectly effective and capable to face problem that is increasingly global either from the angle of quality and amount produce of and effort reachs development target is not thing which is easy, but having to with hard business and supported with adequate supporting facilities.
Before existence of mud social disaster lapindo initially public countryside Tanggulangin also chooses living as farmer, but with existence of diligence industry of shoe and bag felt more promising, then public changes over to diligence industry of shoe and bag. transfer of public economic activity from farming to diligence industry of skin is side by of course profits from economic side also because of amenity in doing work as worker compared to farms. Area industry bag in Tanggulangin still be safe aparting 2,5 km from outmost bank in countryside Kedung Bendo. But indirect impact has many miseries thousands of even tens of household in area closest. Economical a lot of losing work, work switching and looks for job is outside by area. Manifestly many bag shops changing over function and many bankrupt skin workers.
Level of visit people to industrial area of skin starts annoyed stucks. People increasingly lazy to Tanggulangin for fear of temperature mud impact, there even exist rumor that area " bag" soaked mud. Actually which soaked temperature mud is housing area of Tanggulangin secure and prosperous classyness often is
shortened " bag public company " countryside Kedung Bendo Tanggulangin is aparting 2,5 km from industrial area of skin Tanggulangin.
But indirect impact has been experienced by most of worker in this area.
silent of visitor and silent of order from outside town as result of the fear visitors stucks and thought by industrial area of Tanggulangin soaked has. this thing causes depressed it of the skin workers in countryside Tanggulangin Sidoarjo Based on research result which has been done about worker existence after existence of mud social disaster lapindo is
a. Efforts in building existence: ( 1) Capital, capital of the entrepreneurs after hit by mud impact Lapindo is being in condition of crisis Para worker hardly requires capital to try, ( 2) Marketing, business to maintain market share done by extending marketing area to various areas like town Malang which is closer with Sidoarjo,( 3) management, the entrepreneurs in executing its. The management based on habit or company culture adopted from public culture social values at a period of before all.
b. Constraint which in facing worker: (1) Capital Constraint, capital they very limited remembers capital employed of the workers to come from capital
employed x'self, (2) Marketing Constraint, the workers confuses to market its the product considering place of marketing of the workers from formerly in
countryside Kedensari which is notabene is hit by induction from mud Lapindo causing silent of visitor.