• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA

NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015

Oleh:

Rini Irmanti Bu’ulolo NIM 4113121054

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA

NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015

RINI IRMANTI BU’ULOLO (NIM 4113121054) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan two group pretes-posttest design. Populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Medan terdiri dari 10 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 43 siswa dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 44 siswa. Instrumen yang digunakan ada 2, yaitu 1) tes hasil belajar dalam bentuk uraian sebanyak 5 soal yang telah divalidasi dan 2) lembar observasi aktivitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda (uji t) dengan persyaratan uji normalitas dan uji homogenitas.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II : LANDASAN TEORI 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Aktivitas Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran 15

2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 16 2.1.5.1. Teori Belajar yang Mendukung Model PBM 17 2.1.5.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 18 2.1.5.3. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.5.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis

Masalah 20

2.1.5.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah 21

2.1.5.6. Hasil dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22

2.1.6. Pembelajaran Konvensional 23

2.1.7. Media Pembelajaran 23

2.1.7.1. Animasi 25

2.1.8. Suhu dan Kalor 25

2.1.8.1. Suhu 25

2.1.8.2. Pemuaian 26

2.1.8.3. Kalor 29

2.1.8.4. Perubahan Wujud Zat 31

2.1.8.5. Asas Black 32

(6)

2.1.9. Penelitian yang Relevan 35

2.2. Kerangka Konseptual 37

2.3. Hipotesis Penelitian 38

BAB III : METODE PENELITIAN 39

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.2.1. Populasi Penelitian 39

3.2.2. Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.3.1. Variabel Bebas 39

3.3.2. Variabel Terikat 39

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 40

3.4.1. Jenis Penelitian 40

3.4.2. Desain Penelitian 40

3.5. Prosedur Penelitian 41

3.6. Instrumen Penelitian 43

3.6.1. Tes Hasil Belajar 43

3.6.2. Lembar Observasi 43

3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian 44

3.7.1. Validitas Isi 44

3.8. Teknik Analisis Data 44

3.8.1. Uji Persyaratan Analisis Data 44

3.8.2. Pengujian Hipotesis 46

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

4.1. Hasil Penelitian 50

4.1.1. Hasil Belajar 50

4.1.2. Pengolahan dan Analisa Data 50

4.1.3. Pengujian Analisa Data 52

4.1.3.1. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 52

4.1.3.2. Uji Normalitas Data 52

4.1.3.3. Uji Homogenitas Data 52

4.1.3.4. Uji Hipotesis Penelitian 53

4.1.4. Observasi 54

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 57

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Jenis dan Subjenis Dimensi Pengetahuan 11

Tabel 2.2. Dimensi Proses Kognitif 12

Tabel 2.3. Sintaksis untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20 Tabel 2.4. Kalor Jenis Beberapa Zat dalam J/Kg.K 31 Tabel 2.5. Penelitian yang Relevan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah 35

Tabel 3.1. Two Group Pretest – Posttest Design 40 Tabel 3.2. Perincian Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 43 Tabel 4.1. Data Nilai PretesKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50 Tabel 4.2. Data Nilai PostesKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Tabel 4.3. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 52 Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 52 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 52 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes 53 Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes 54 Tabel 4.8. Hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa kelas

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hasil yang diperoleh pelajar dari model PBM 22

Gambar 2.2. Beberapa macam termometer 26

Gambar 2.3. Grafik anomali air 28

Gambar 2.4. Pengaruh kalor terhadap suhu benda 30

Gambar 2.5. Skema perubahan wujud zat 32

Gambar 2.6. Perpindahan kalor secara konduksi 33

Gambar 3.1. Skema prosedur penelitian 42

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas

kontrol 51

Gambar 4.2. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas

kontrol 51

Gambar 4.3. Diagram batang data aktivitas kelas eksperimen setiap

pertemuan 54

Gambar 4.4. Diagram batang kategori aktivitas dan hasil belajar siswa

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 64

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1) 72 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-2) 85 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-3) 98

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS-1) 112

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS-2) 115

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa (LKS-3) 118

Lampiran 8. Jawaban LKS 121

Lampiran 9. Data Hasil Penilaian LKS Setiap Kelompok 126

Lampiran 10. Soal-soal Tes Hasil Belajar 127

Lampiran 11. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 129

Lampiran 12. Lembar Wawancara Guru 135

Lampiran 13. Angket Siswa 136

Lampiran 14. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 139 Lampiran 15. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 140 Lampiran 16. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 141 Lampiran 17. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 142

Lampiran 18. Data Hasil Belajar Siswa 143

Lampiran 19. Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 146

Lampiran 20. Perhitungan Normalitas Data 148

Lampiran 21. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 155 Lampiran 22. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 156

Lampiran 23. Perhitungan Homogenitas Data 157

Lampiran 24. Daftar Nilal Persentil untuk Distribusi F 160

Lampiran 25. Perhitungan Uji Hipotesis 162

Lampiran 26. Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t 165 Lampiran 27. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 166 Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 174

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Perubahan itu meliputi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan bukan hanya menyiapkan masa depan, tetapi juga bagaimana menciptakan masa depan. Rusman (2012:230) menyatakan bahwa pendidikan harus membantu perkembangan terciptanya individu yang kritis dengan tingkat kreativitas yang sangat tinggi dan tingkat keterampilan berpikir yang lebih tinggi pula. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas pendidikan, salah satunya Sekolah Menengah Atas (SMA). Kualitas pendidikan ditunjukkan oleh hasil belajar siswa terhadap berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA, yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu pelajaran fisika di berbagai satuan pendidikan perlu dikembangkan dan diperhatikan. Keberhasilan pengajaran fisika tidak terlepas dari kualitas guru sebagai tenaga pengajar fisika, akan tetapi dalam mengajarkan pelajaran fisika, guru banyak mengalami kesulitan, diantaranya karena minat belajar siswa yang kurang, menyebabkan hasil belajar fisika cenderung masih rendah.

(11)

2

kurang berminat belajar fisika. Beliau juga mengatakan bahwa pembelajaran yang selama ini digunakan adalah konvensional atau dapat dikatakan bahwa model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pembelajaran konvensional yang disampaikan guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Dalam hal ini, terlihat bahwa pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Selain itu, penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) juga sangat kurang, salah satunya adalah penggunaan media komputer di sekolah tersebut yang belum pernah dioptimalkan dalam pembelajaran fisika.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 45 siswa, sebanyak 75 % siswa tidak suka belajar fisika, 16 % siswa suka belajar fisika, dan 9% siswa sangat suka belajar fisika. 60% siswa menganggap fisika itu sulit, kurang dipahami, dan membosankan; 16 % siswa menganggap fisika itu biasa-biasa saja; dan 24% siswa menganggap fisika itu mudah dan menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Astra dan Setiawan (2008: iii) yang mengatakan, “Di kalangan SMA telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Tidak sedikit siswa yang merasa stres ketika akan mengikuti pelajaran fisika”. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan dunia fisika.

Permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap pelajaran fisika perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa. Dengan aktifnya siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut. Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika dilatih berpikir kritis dan terampil untuk memecahkan masalah dalam bidang studi fisika.

(12)

3

siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Melalui model pembelajaran berbasis masalah siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Siswa diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif berpartisipasi dalam mengembangkan penalarannya mengenai materi yang diajarkan serta mampu menggunakan penalarannya tersebut dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya di kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran berbasis masalah ini disertai dengan media komputer yang menggunakan animasi dalam penyajian materinya guna mengefisiensikan waktu dalam dan menarik minat siswa untuk belajar sehingga siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi yang telah dipelajari. Animasi menggambarkan objek yang bergerak agar kelihatan hidup sehingga bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya. Media animasi dapat menjelaskan suatu materi yang rumit untuk dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja.

Model pembelajaran ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Setiawan, Suprihati, dan Astutik (2012) dengan hasil belajar rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 73,77 dan kelas kontrol sebesar 62,76; Astika, Suma, dan Suastra (2013) dengan hasil penelitian rata-rata keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen sebesar 87,65 dan kelas kontrol sebesar 78,25; Dwi, Arif, dan Sentot (2013) dengan hasil penelitian rata-rata nilai pemahaman konsep siswa kelas eksperimen sebesar 81,27 dan kelas kontrol sebesar 71,51; Suhanda, Asmendri, dan Khaira (2014) dengan hasil penelitian rata-rata tes hasil belajar kelas eksperimen adalah 75,13 sedangkan kelas kontrol adalah 66,19; Sahala dan Samad (2010) dengan hasil penelitian rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah sebesar 26,75 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 20,65.

(13)

4

pembelajaran berbasis masalah yang kurang efisien, tidak melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta peneliti sebelumnya kurang berperan aktif dalam membimbing diskusi sehingga kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh masih kurang baik. Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan di atas adalah dengan melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berbasis masalah berlangsung. Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, peneliti akan menggunakan animasi dalam pembelajaran dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa masih rendah.

2. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika sehingga siswa merasa sulit. 3. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran.

5. Kurangnya variasi model pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dan menimbang kemampuan, dana, serta waktu maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yakni:

(14)

5

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

3. Materi pokok adalah suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?

4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

(15)

6

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran yang sesuai digunakan guru.

1.7. Definisi Operasional

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010:2). 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22).

3. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat jasmani, rohani, dan sosial yang berkaitan dalam proses belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hamalik, 2012:90).

4. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2011:51).

(16)

7

siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah (Rusman, 2012:229).

(17)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain : 1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 16,23 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 61,19.

2. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 15,45 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 54,39.

3. Selama proses pembelajaran, diperoleh hasil observasi aktivitas belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada pertemuan I 64,03% tergolong kategori nilai cukup aktif (C), pertemuan ke II 71,63% tergolong kategori aktif (B), dan pertemuan III 79,53% tergolong kategori nilai aktif (B).

(18)

5.2.Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada penelitian berikutnya diharapkan sebelum pembelajaran sebaiknya memberikan instruksi yang sejelas-jelasnya kepada siswa agar siswa lebih paham dengan model ini sehingga tercipta suasana kondusif dan pembelajaran dengan model inipun dapat berjalan lebih efektif dan efisien. 2. Karena jumlah siswa dan aktivitas yang akan diobservasi banyak maka

supaya efektif sebaiknya diperlukan satu observer setiap kelompok belajar. 3. Pada penelitian berikutnya sebaiknya memperkenalkan siswa dengan alat dan

bahan praktikum agar siswa tidak canggung, bingung, dan menghabiskan banyak waktu dalam melakukan eksperimen.

(19)

62

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. T., (2010), Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, Kencana, Jakarta.

Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R., (2010), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) Jilid I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

, (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) Jilid II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Astika, I. K. U., Suma, I. K., dan Suastra, I. W., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3.

Astra, I. M. Dan Setiawan, H., (2008), Fisika untuk SMA dan MA, Piranti, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S. B. dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dwi, I. M., Arif, H., dan Sentot, K., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based

Learning Berbasis ICT terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9: 8-17.

Hamalik, O., (2012), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Hewitt, P. G., (2010), Conceptual Physics, Pearson Education, Inc, United States.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching (Model-model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Munir, (2008), Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Alfabeta, Bandung.

(20)

X SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran T.P. 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sahala, S. dan Samad, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA, 1: 12-25.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Setiawan, G. C., Suprihati, T., dan Astutik, S. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Media Komputer Makromedia Flash. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1: 291-293.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., dan Russell, J. D., (2011), Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Kencana, Jakarta.

Subagya, H., (2014), Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suhanda, Asmendri, dan Khaira, K. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Tutor Teman Sebaya terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas VII MTSN Kota Solok . Jurnal Pendidikan MIPA, 1: 74-76.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Trianto, (2011), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Namun besarnya peran dan potensi kelapa ini tidak diikuti kinerja industri kelapa yang memuaskan, dimana produksi dan produktivitas kelapa Indonesia masih belum

Untuk meningkatkan mutu layanan PAUD, salah satu program yang digulirkan Direktorat Pembinaan PAUD adalah Apresiasi Gugus PAUD Berprestasi Tingkat Nasional Tahun

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH.. KERJA UPTD PUSKESMAS

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

[r]