• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

Oleh Yuhartini

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis catatan harian dengan penerapan metode diskusi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis catatan harian dengan penerapan metode diskusi pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII, berjumlah 33 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, dalam proses pembelajaran menulis catatan harian menggunakan metode diskusi.

Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini adalah ketepatan kosakata, keterpaduan hubungan antar kalimat, ketepatan ejaan, bahasa ekspresif, kelengkapan.

(2)

56

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

YUHARTINI

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6

BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

YUHARTINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

2.5 Bentuk-bentuk Catatan Harian Berdasarkan Bentuk Karangan ... 11

a. Agenda ... 11

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi ... 20

d. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi ... 22

(5)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 28

3.7 Instrumen Penelitian, dan Validitas Reabilitas Instrumen Penelitian ... 28

a. Insrumen Penelitian ... 28

c. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Rindakan Siklus Dua ... 39

(6)

6

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ...

Sekretaris : Sumarti, S.Pd., M. Hum. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Imam Rejana, M.Si. ..…………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 002

(7)

4

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda syukur penulis atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah limpahruahkan kepada penulis, PTK ini dipersembahkan kepada orang-orang tercinta berikut :

1. Anak-anak, menantu dan cucu-cucu yang telah memberikan dorongan untuk terus bersemangat menuntut ilmu walau usia sudah menjelang senja. 2. Rekan-rekan guru SMP Negeri 6 Bandarlampung yang telah terlebih dahulu menyelesaikan study strata satu sehingga menginspirasi penulis untuk menyelesaikan pendidikan penyetaraan strata satu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. 3. Dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan PTK ini. 4. Almamater tercinta”Universitas Lampung”

(8)

5

Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012 Nama Mahasiswa : Yuhartini

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013066021

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Sumarti, S.Pd., M. Hum. NIP 19620203 198811 1 001 NIP 19700318 199403 2 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

(9)

1

RIWAYAT HIDUP

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Catatan Harian Dengan Penerapan Metode Diskusi pada Siswa SMP 6 Bandar Lampung Kelas VII Semester Ganjil Tahun 2011/2012”. Penulis menyadari PTK ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :

1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Pembimbing 1 yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi, memberikan pengarahan serta saran-saran dari menyusun proposal hingga PTK ini selesai ditulis.

2. Sumarti, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah membimbing, memotivasi, dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan PTK ini.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta stafnya. 4. Drs.Imam Rejana, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 5. Dr. Edy Suyanto, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(11)

6. Drs. Khaeroni, M.M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Bandar Lampung yang selalu memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan PTK ini.

7. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani perkuliahan.

8. Keluarga besar SMP Negeri 6, seluruh dewan guru, karyawan, dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 6 Bandar Lampung.

9. Anak, menantu,dan cucu-cucu tercinta yang telah memberikan doa dan semangat serta dukungan kepada penulis menyelesaikan pendidikan S-I walaupun usia semakin senja.

10. Teman-teman mahasiswa penyetaraan S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa Indonesia Angkatan 2009/2010 yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan Pendidikan S-1 dalam jabatan.

Semoga Allah Swt mencatatnya menjadi amal saleh. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, 2012 Penulis

(12)
(13)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

Indonesia untuk SMP. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan menulis

yang tertuang dalam Standar Isi Bahasa Indonesia kelas VII semester ganjil

adalah menulis catatan harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan

cara pengungkapan dengan bahasa yang baik dan benar.

Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan

untuk mencapai maksud dan tujuannya. Kompetensi ini sangat penting diajarkan

untuk melatih kebiasaan menulis di kalangan siswa, namun demikian sebagian

besar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung masih kesulitan menulis

catatan harian. Hal ini disebabkan siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar

Lampung belum terbiasa menulis catatan harian dan kekurangtepatan guru

memilih metode pembelajaran menulis catatan harian menjadi faktor penyebab

(14)

2

khususnya menulis catatan harian siswa kelas VII menduduki peringkat terbawah

dari kelima aspek penilaian berbahasa dengan KKM 65.

Nilai tersebut dapat dijelaskan tabel berikut.

Tabel 1

Nilai Rerata Aspek Kebahasan Siswa Kelas VII Semester Ganjil 2010/2011

Kelas Menyimak Berbicara Nilai Aspek Kebahasaan Membaca Menulis

VII A 69 70 73 60

Sumber Waka Kurikulum SMP Negeri 6 Bandar Lampung

Berdasarkan wawancara antara peneliti dan guru, didapat gambaran mengenai

kesulitan kegiatan menulis catatan harian, yaitu salah satunya kosakata yang

dimiliki siswa terbatas mengingat mereka masih menduduki tingkat pertama

pendididikan menengah pertama. Mereka merasa kesulitan merangkaikan kata

menjadi catatan harian dengan bahasa yang ekpsresif. Di lain pihak, guru

mengatakan pelajaran menulis harian adalah pelajaran yang paling tidak dikuasai

siswa. Pembelajaran menulis adalah momok dalam pelajaran bahasa Indonesia

bagi siswa karena mereka harus berpikir dan menuangkan pikirannya dalam

bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata siswa cukup memenga-ruhi minat

siswa dalam mengembangkan idenya untuk dituangkan menjadi tulisan catatan

(15)

3

Guru juga masih kesulitan menemukan metode pembelajaran yang tepat untuk

mengajarkan materi menulis catatan harian. Selama ini dalam mengajarkan materi

menulis catatan harian, guru menggunakan metode ceramah dan tugas. Pada awal

kegiatan belajar-mengajar, guru menerapkan pembekalan materi mengenai

pengertian menulis catatan harian sambil memberi pertanyaan-pertanyaan

sederhana tentang tulisan catatan harian. Kemudian guru memberi tugas pada

siswa menulis buku harain.

Menurut siswa pembelajaran menulis catatan harian itu tidak menyenangkan

karena mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Di lain pihak, guru

mengatakan pelajaran menulis catatan harian adalah keterampilan berbahasa yang

paling tidak dikuasai siswa. Pembelajaran menulis catatan harian adalah momok

dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa karena mereka harus berpikir dan

menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan kosakata

siswa cukup memengaruhi minat siswa dalam mengembangkan idenya untuk

dituangkan menjadi catatan harian. Akibatnya mereka jadi enggan dan mengikuti

pelajaran menulis catatan harian.

Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi menulis

catatan harian. Selama ini dalam mengajarkan materi menulis catatan harian, guru

menggunakan metode ceramah dan tugas dan cenderung teoritis. Pada awal

kegiatan belajar-mengajar, guru menerapkan pembekalan materi mengenai

pengertian menulis catatan harian sambil memberi pertanyaan-pertanyaan

sederhana tentang tulisan catatan harian. Kemudian guru mengajarkan kepada

(16)

4

catatan harian sesuai dengan penjelasan guru. Siswa masih mengalami kesulitan

membuat tulisan catatan harian yang baik, terbukti hasil pekerjaan menulis catatan

harian siswa belum maksimal. Kesulitan yang banyak dialami siswa adalah cara

mengembangkan ide dan mengatur ide tersebut agar dapat ditulis secara runtut.

1.2 Identifikasi Masalah

Rendahnya prestasi menulis catatan harian siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar

Lampung, masalah yang terkait dengan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung belum terbiasa menulis

catatan harian.

2. Kekurangtepatan guru dalam memilih metode pembelajaran.

3. Menulis catatan harian belum menjadi budaya/tradisi baik bagi siswa ataupun

guru.

4. Nilai rata-rata pelajaran menulis khususnya menulis catatan harian siswa kelas

VII menduduki peringkat terbawah dari kelima aspek berbahasa dengan

KKM 65.

5. Kosakata yang dimiliki siswa masih terbatas mengingat mereka masih

menduduki tingkat pertama pendididikan menengah pertama dan

merangkaikan kata-kata menjadi catatan harian dengan bahasa yang ekpsresif.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dicoba metode pembelajaran

diskusi untuk meningkatkan kemampuan siswa SMP Negeri 6 Bandar Lampung

(17)

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran pada kegiatan

menulis catatan harian dengan metode diskusi?

2. Apakah kemampuan siswa menulis catatan harian bisa ditingkatkan dengan

penerapan metode diskusi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah berikut ini.

1. Meningkatkan aktivitas siswa menulis catatan harian dengan penerapan

metode pembelajaran diskusi.

2. Meningktakan kemampuan siswa menulis buku catatan harian dengan

penerapan metode pembelajaran diskusi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi guru untuk meningkatkan wawasan guru tentang model pmbelajaran

diskusi dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis buku catatan harian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa menulis buku catatan harian.

3. Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 6

(18)

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan (kompetensi)

Berkaitan dengan pengertian kemampuan, banyak pakar telah mendefinisikan.

Nurhadi dan Agus G.S. (2003: 15) menyebutkan bahwa kemampuan (kompetensi)

merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Hal senada diungkapkan oleh Suparno (2004:

16). Dia menjelaskan bahwa kemampuan merujuk pada pengetahuan fundamental,

keterampilan, dan pembawaan perilaku berkaitan pada keadaan seseorang dalam

menunjukkan pemilikan suatu kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional

(2006: 1) menyederhanakan pengertian kemampuan sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Jadi, kemampuan merujuk pada “kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan”

(Suparno, 2001: 27).

2.2 Pengertian Menulis

Menulis adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak

mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri

dalam tulisan. Pendapat ini senada dengan Tarigan, (2002: 12 ) yang menyatakan

bahwa menulis berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah

(19)

7

kegiatan seseorang yang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis

untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Hasil perwujudan melalui bahasa

tulis tersebut menjadi karya tulis yang dapat berupa catatan harian. Lain halnya

dengan Harefa (2003: 7) yang menjelaskan bahwa menulis merupakan

keterampilan tingkat dasar, artinya menulis akan membangun keyakinan dan sikap

percaya diri secara sehat. Keyakinan itu dapat diperteguh dengan menambahkan

berbagai alasan yang bersifat rasional maupun sosial-emosional, bahkan spiritual.

Dalam proses membangun proses keyakinan diri tersebut, pertanyaan pertama

yang perlu dijawab bukan pertanyan apa yang harus ditulis, melainkan pertanyaan

yang muncul adalah mengapa ingin menulis.

Menurut HG Tarigan menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang

menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat

dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut berserta simbol-simbol

grafis. Menulis adalah komunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

kehendak pada orang lain secara tertulis.

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa kemampuan menulis merupakan aktivitas seseorang dalam

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan melalui bahasa tulis secara

tertib dan tertata sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Dalam menulis

catatan harian diperlukan adanya bentuk ekspresi gagasan yang

berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa kata

dan tatabahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat

(20)

8

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu

mengungkapkan gagasan, pandapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui

bahasa tulis. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis yaitu

siswa mampu mengomunikasikan ide atau gagasan secara tertulis ataupun sebagai

kegiatan mengekspresikan ilmu pengethuan, pengalaman hidup, ide, imaji,

aspirasi dan lain-lain.

Sejalan dengan tujuan tersebut, peran budaya menulis catatan harian semakin

menempati kedudukan yang sentral di dalam kehidupan moderen. Tanpa budaya

menulis, arus komunikasi dan informasi akan terputus sehingga manusia akan

terkungkung dalam keterbelakangan dan kebodohan. Pendapat bahwa membuat

seorang anak mengingat berbagai jenis informasi, kata-kata, dan tulisan yang

sedemikian banyak, bukan merupakan cara efektif untuk mengembangkan

memorinya. Kunci pengembangan memori anak-anak adalah dengan mendorong

mereka menyusun sebuah kisah dan merangkai sejumlah kata-kata yang mereka

miliki. Aen Trisnawati (2005:1) juga berpendapat bahwa fantasi merupakan unsur

paling menarik dalam kehidupan anak-anak. Fantasi sangat mendominasi

kehidupan mereka karena merupakan unsur yang mendukung kreativitas.

Anak-anak bisa memandang hal-hal yang tidak mungkin menjadi hal yang mungkin

dengan fantasinya menjadi catatan catatan harian.

Dengan menulis kita meninggalkan monumen dalam kehidupan ini bahkan ketika

kita menulis karya kita akan abadi walau kita nantinya telah meninggal dunia.

Untuk itu saat ini mulai dengan memiliki buku catatan yang mencatat hal-hal yang

(21)

9

mencoba mengelola emosi kepada teman, atasan maupun pasangan dalam bentuk

kalimat, puisi maupun prosa, maka akan terbiasa untuk menulis dan mengasah

ketajaman kemampuan menulis.

2.3 Catatan Harian

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, catatan harian artinya tulisan yang

berisi kegiatan yang harus dilakukan dari kejadian yang dialaminya setiap hari.

Catatan harian bisa merupakan catatan pribadi yang berisi kejadian atau

pengalaman seseorang yang dialami setiap hari. Catatan harian bukanlah

semata-mata sebuah catatan pikiran-pikiran kita dan aktivitas kita sehari-hari. Hal ini

tidak perlu diragukan, tetapi juga merupakan catatan kemajuan dan

perkembangan dari seseorang yang terus menerus bertambah. Sifat yang

perlahan-lahan berkembang menjadi bukti dan nampak jelas bagi orang yang memelihara

catatan harian jika catatan tersebut dibaca kembali setelah setahun atau lebih.

Catatan harian digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian dan pikiran-pikiran

yang benar, tidak menyimpang atau dibesar-besarkan, dan harus lengkap tanpa

meringkas-ringkas apa yang ada. Kenyataannya, ini merupakan catatan yang terus

terang tanpa sesuatu yang disembunyikan dan dihilangkan dari konteksnya.

Catatan seperti itu membuat mudah bagi orang untuk melihat kedalam dirinya

dengan kejujuran yang mutlak, penilaian kondisi atas diri sendiri menjadi

sederhana dan mudah, serta seseorang juga dapat perlahan-lahan mulai menerima

(22)

10

Setiap orang dalam kehidupan ini pasti mengalami berbagai pengalaman. Ada

yang menarik, menjengkelkan, mengecewakan, bahkan membuat putus asa.

Semua pengalaman tersebut dapat saja diungkapkan/dicurahkan kepada orang

lain. Apakah itu teman, orang tua, guru, atau siapa saja. Jika tidak ada seseorang

yang dapat mencurahkan pengalaman, bisa juga perasaan, pemikiran, bahkan hasil

perenungan, kita bisa menuliskannya pada catatan harian. Jika menganggap

menulis catatan harian adalah sesuatu yang bodoh dan membuang-buang waktu

adalah salah besar. Betapa banyak orang yang menulis catatan harian bisa menjadi

terkenal. Seperti: Catatan Harian Seorang Demonstran yang ditulis oleh Soe Hok

Gie, belum lama ini difilmkan, dan filmnya cukup menarik perhatian kaum muda.

Begitu juga, dengan Catatan Harian Anne Frank yang sudah diterjemahkan ke

berbagai bahasa dunia

2.4 Model-Model Menulis Catatan Harian

a. Berdasarkan Hasil Pemikiran

Biasanya orang menggunakan teknik ini jika ia ingin menuliskan sesuatu yang

terpikirkan pada saat itu. Pikiran ataupun gambaran tentang sesuatu peristiwa,

orang, tempat, waktu, bahkan mimpi pun dapat diungkapkannya. Hal-hal yang

sulit dilupakan yang merupakan penggalan dari perjalanan hidup seseorang. Para

penulis catatan harian biasanya senang menggunakan teknik ini. Mengapa?

Karena teknik ini dapat menggambarkan semua peristiwa yang dipikirkan

penulisnya. Contoh: Aku hampir saja yakin bahwa pemerintah memperhatikan

(23)

11

orang tuaku membiayai sekolahku. Mungkin memang pemerintah mulai

memikirkan rakyatnya.

b. Berdasarkan Hasil Perenungan

Pada model ini penulis dapat menuangkan hasil perenungan dirinya atas suatu

kejadian/peristiwa yang dialaminya baik yang menyenangkan, menjengkelkan,

mengecewakan, ataupun menyakitkan hati yang dapat mengubah sifat atau

karakter diri. Berdasarkan hasil perenungannya penulis dapat mengambil hikmah

dari semua kejadian yang telah dialaminya. Misalnya jika penulis adalah seorang

yang boros maka ia akan merenungkannya sehingga ia tidaklah boros lagi.

2.5 Bentuk-Bentuk Catatan Harian Berdasarkan Bentuk Karangan

a. Agenda

Agenda merupakan catatan catatan harian yang sudah dicetak hari, tanggal, bulan,

dan tahunnya. Penulis menuliskan kegiatan atau jadwal kegiatannya pada kolom

yang tersedia, sehingga panjang tulisannya terbatas (sesuai dengan tempat yang

tersedia). Dengan demikian, penulis menuliskan catatannya secara singkat, padat,

dan jelas.

Contoh : Sabtu, 4 Februari 2006 Pukul 11.00 Rapat OSIS

(24)

12

b. Uraian

Penulisan catatan harian berbentuk uraian, maksudnya adalah penulisan dengan

mengambil format prosa, biasanya berupa narasi. Penulis dapat dengan bebas

menuangkan ide-ide, perasaan, pengalamannya. Contoh: pagi itu hujan turun

deras aku kesiangan tiba di sekolah. Aku harus menjalani hukuman guru piket

membersihkan WC guru. Hampir setengah jam aku tertahan tidak bisa masuk

kelas. Akhirnya pada pukul 07.45 aku baru diizinkan masuk kelas.

c. Puisi

Penulisan catatan harian berbentuk puisi, biasanya penulis ingin mengungkapkan

perasaan/ emosi yang membelenggu dirinya secara lepas. Setelah dituliskan,

penulis akan merasa lega dan lepas dari beban yang membelenggunya seperti

contoh yang dituliskan oleh Anwar berikut ini.

Oh…andai kubisa

Andai kuraih

Semua angan yang ada

Betapa bahagia…

2.6 Manfaat Catatan Harian

a. Teman untuk Mencurahkan Hati (Curhat)

Seringkalai kita sulit untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain

karena bisa saja apa yang kita utarakan, teman atau orang lain tersebut tidak

bisa menyimpan rahasia kita. Sepertinya sulit mencari orang yang benar-benar

(25)

13

Catatan harian dapat kita jadikan teman atau tempat untuk mencurahkan

hati/perasaan kita, istilah sekarang Curhat. Mengapa tidak? Bila kita sudah

mencurahkan segala isi hati kita, maka kita akan merasa lega.

b. Bahan Biografi

Catatan harian dapat menjadi bahan biografi dan membagi pengalaman bagi

orang yang membacanya. Catatan harian yang bisa menjadi monumental

misalnya: Catatan Harian Seorang Demonstran: Soe Hok Gie, bahkan

difilmkan. Begitu pula dengan Catatan Harian Anne Frank.

c. Bahan Cerita

Di masa sekarang ini banyak remaja yang mengangkat catatan hariannya

menjadi novel. Ada beberapa yang sudah difilmkan, misalnya: Eiffel I’m in

Love.

d. Sebagai Evaluasi Diri/Cermin Diri

Catatan harian yang kita tulis dapat sebagai bahan untuk mengevaluasi apa

yang telah kita lakukan. Dengan mengevaluasi diri, maka dapat menjadi cermin

bagi diri kita untuk memperbaiki prilaku/perbuatan kita yang salah/

menyimpang. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang lebih baik di

masa yang akan datang

e. Tata Cara Menulis Catatan Harian

1. Catatlah pada catatan diary yang tersedia.

2. Pada catatan tebal agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama.

(26)

14

4. Cantumkan tanggal dan hari penulisan catatan harian.

5. Usahakan tidak banyak menggunakan singkatan agar kita mudah

memahami isi catatan harian di masa yang akan datang.

6. Tulislah kejadian hari ini dengan segera agar mudah mengingatnya.

7. Tulislah catatan harian kita dengan jujur sesuai dengan kejadian yang

sebenarnya.

8. Jika ada guntingan koran/majalah yang berhubungan dengan prestasi kita

jangan lupa tempelkan pada catatan harian kita

2. 7 Metode Pembelajaran Diskusi

Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk

melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan

pengajaran tercapai. (Sri Hastuti:1997) Sedangkan Muhibbin Syah ( 2000 ),

mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat

hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim

juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama

(socialized recitation). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian bahan

pelajaran dan pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan.

Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang peserta

(27)

15

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi

merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif, menyebutkan bahwa dibanding

dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berfikir tingkat tinggi,

pengembangan sikap dan pemertahanan motivasi, lebih baik dengan metode

diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi memberikan kesempatan anak untuk

lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung.

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah,

metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan

keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,

penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.

Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas

pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

Pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi (Maier, dalam

Depdikbud, 1983:29). Masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan

metode diskusi adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan.

Dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan

atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir. Oleh karena itu,

masalah untuk diskusi yang pemecahannya tidak menuntut anak untuk berfikir,

misalnya hanya menuntut anak untuk menghafal, maka masalah tersebut tidak

cocok untuk didiskusikan.

Menurut Maiyer (Depdikbud,1983:29) dalam diskusi kelompok kecil, dapat

(28)

16

bilamana guru menginginkan keterlibatan anak secara maksimal dalam diskusi,

maka jumlah anggota kelompok diskusi perlu diperhatikan guru. Jumlah anggota

kelompok diskusi yang mampu memaksimalkan partisipasi anggota adalah antara

3-7 anggota. Dari hasil pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya

antara 3-7. Anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1-2 orang.

Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memungkinkan setiap

anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang

dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah

diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan

keterlibatan emosional siswa secara optimal.

a. Beberapa Jenis Diskusi

a. Diskusi Kelompok Besar (Whole Group Discussion. Jenis diskusi kelompok

besar dilakukan dengan memandang kelas sebagai satu kelompok. Dalam

diskusi ini, guru sekaligus sebagai pemimpin diskusi. Namun begitu, siswa

yang dipandang cakap, dapat saja ditugasi guru sebagai pemimpin diskusi.

Dalam diskusi kelompok besar, sebagai pemimpin diskusi, guru berperan

dalam memprakarsai terjadinya diskusi. Untuk itu, guru dapat mengajukan

permasalahan-permasalahan serta mengklarifikasinya sehingga mendorong

anak untuk mengajukan pendapat. Dalam diskusi kelompok besar, tidak

semua siswa menaruh perhatian yang sama, karena itu tugas guru sebagai

pemimpin diskusi untuk membangkitkan perhatian anak terhadap masalah

yang sedang didiskusikan. Di samping itu, distribusi siswa yang ingin

(29)

17

sering didominasi oleh anak-anak tertentu. Akibatnya tidak semua anak

berkesempatan untuk berpendapat. Untuk menghindari keadaan itu,

pemimpin diskusi perlu mengatur distribusi pembicaraan. Tugas terberat bagi

pemimpin diskusi adalah menumbuhkan keberanian peserta untuk

mengemukakan pendapatnya. Dalam praktek, tidak sedikit anak-anak yang

kurang berani berpendapat dalam berdiskusi. Terlebih bagi anak yang kurang

menguasai permasalahan yang menjadi bahan diskusi.

b. Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group Discussion) Kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil terdiri atas 4-5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar

siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi

diadakan dipertengahan pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud

menajamkan pemahaman kerangka pelajaran, memperjelas penguasaan bahan

pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan

ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin

berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan

informasi yang diperoleh masing-masing individu yang dapat saling

memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi, sehingga dapat

dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.

c. Diskusi Panel Fungsi utama diskusi panel adalah untuk mempertahankan

keuntungan diskusi kelompok dengan situasi peserta besar, dimana ukuran

kelompok tidak memungkinkan partisipasi kelompok secara mutlak. Dalam

artian panel memberikan pada kelompok besar keuntungan partisipasi yang

(30)

18

peserta yang terplih. Peserta yang terpilih yang melaksanakan panel mewakili

beberapa sudut pandangan yang dipertimbangkan dalam memecahkan masalah.

Mereka memiliki latar belakang pengetahuan yang memenuhi syarat untuk

berperan dalam diskusi tersebut. Forum panel secara fisik dapat dihadiri

audience secara lansung atau tidak langsung (melalui TV, radio, dan

sebagainya).

d. Diskusi Kelompok. Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil erdiri

atas 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan diskusi dengan

masalah tertentu. Guru menjelaskan garis besar problem kepada kelas, ia

menggambarkan aspek- aspek masalah kemudian tiap-tiap kelompok

(syndicate) diberi topik masalah yang sama atau berbeda-beda selanjutnya

masing-masing kelompok bertugas untuk menemukan kesepakatan jawaban

penyelesaiannya. Untuk memudahkan diskusi anak, guru dapat menyediakan

reference atau sumber-sumber informasi yang relevan. Setiap sindikat

bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan menysusun

kesimpulan sindikat. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil

diskusinya dalam sidang pleno untuk didiskusikan secara klasikal.

e. Brain Storming Group. Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai

segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar

yang diharapkan ialah agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,

(31)

19

f. Symposium. Beberapa orang membahas tentang aspek dari suatu subjek

tertentu dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5-20

menit). Kemudian dikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para

penyanggah dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya

dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.

g. Informal Debate. Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya dan

mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa

memperdebatkan peraturan perdebatan. Bahan yang cocok untuk

diperdebatkan ialah yang bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual.

h. Colloqium. Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari audiensi. Dalam kegiatan belajar mengajar

siswa/mahasiswa menginterview manusia sumber, selanjutnya mengundang

pertanyaan lain/tambahan dari siswa mahasiswa lain.

i. Fish Bowl. Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan

suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur

merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap

peserta diskusi, kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi,

seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkuk (fish bowl). Selama

kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbang

pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi

mempersilahkan berbicara ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan

(32)

20

b. Manfaat Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

a. Mendorong siswa berpikir kritis.

b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

c. Mendorong siswa menyumbangkan pikirnya untuk memcahkan masalah

bersama.

d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk

memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi

Kelebihan metode diskusi:

1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan

2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling

mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh

keputusan yang lebih baik.

3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain

sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap

toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode diskusi:

1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

(33)

21

4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri

Djamrah, 2000)

Beberapa model diskusi kelompok berbasis pembelajaran kooperatif

(Depdiknas 2005:41-42), antara lain sebagai berikut.

1. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa untuk bekerja

dalam kelompok beranggotakan empat - lima siswa heterogen untuk

menangani tugas.

2. Jigsaw yang mengelompokkan siswa ke dalam tim beranggotakan enam

orang yang memelajari materi akademik yang telah dibagi menjadi

beberapa subbab.

3. Team-Assisted Individualization (TAI) yang lebih menekankan pengajaran

individual meskipun tetap menggunakan pola kooperatif.

Menurut Zaini, dkk. (2004:123-124), keunggulan metode diskusi kelompok

di antaranya:

1. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek

bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

2. Membantu siswa mengevaluasi logika dan bukti-bukti bagi posisi dirinya

atau posisi yang lain.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan

suatu prinsip.

4. Membantu siswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya

dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah.

(34)

22

6. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik

7. Siswa akan lebih cepat dalam menemukan dan mengorganisasikan ide

dengan bantuan teman sebaya karena menulis merupakan aktivitas

kolaborasi.

d. Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi

Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru

sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan. Mainuddin,

Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8-9, menyebutkan sejumlah peranan yang

harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut.

1. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat

masalah yang sedang didiskusikan.

2. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi yang

otoritarif tentang topik diskusi.

3. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan

pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta didik.

4. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang

dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau

sikap "nrimo" kelompok.

5. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas

pernyataan sesorang anggota.

6. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi

(35)

23

7. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata menyakinkan

bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara.

8. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan

serta buah pikiran anggota.

9. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan,

kriteria untuk menilai urunan anggota.

10. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam

diskusi.

11. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya

tegangan.

12. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam

diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan. Orientating, yakni

menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan

mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.

13. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang

seharusnya dicapai.

14. Consensus Testing, menialai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan

menghindarkan perbedaan pandangan.

15. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.

2.8 Definisi Operasional

a. Kemampuan = (kompetensi) merupakan pengetahuan, keterampilan dan

nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

(36)

24

perasaan melalui bahasa tulis secara tertib dan tertata sehingga mudah

dipahami oleh orang lain.

c. Catatan harian = catatan tulis yang berisi catatan kegiatan yang harus

dilakukan dari kejadian yang dialaminya setiap hari.

d. Metodologi pembelajaran = ilmu yang mempelajari cara-cara untuk

melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan

pengajaran tercapai.

e. Metode diskusi = cara penyampaian bahan pelajaran dan pengajar memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat

(37)

25

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini berusaha

menghasilkan data tertulis yang secara potensial dapat menghasilkan makna dan

informasi sesuai dengan tujuan penelitan. Data dimaksud berupa nilai kuantitatif

menulis catatan harian dan aktivitas siswa selama berdiskusi menulis catatan

harian seperti serius, bekerja sama atau saling mengganggu. Data tersebut

dikumpulkan dan dianalisis secara induktif berupa uraian kata-kata, bukan dalam

bentuk perhitungan angka-angka. Hal ini sejalan ini sejalan dengan karakteristik

penelitian kualitatif yang terdiri dari lima bentuk yakni (1) latar penelitian sebagai

sumber pengambilan data bersifat alamiah; (2) bersifat deskriptif (3) bersifat

induktif (4) penulis menjadi instrumen kunci dan (5) menekankan pada proses

selaian hasil dan (6) makna menjadi tekanan utama ( Bogdan dan Biklen, 1990).

Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas karena masalah yang

dipecahkan berasal dari praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki atau

meningkatkan hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan, startegi yang

berbeda dari biasanya Penelitian tidak harus selalu berpikir dan mengejar hasil,

tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh merupakan dampak

(38)

26

Mengacu pada pandangan Jhonston, penelitian tindakan kelas diawali dengan

mengidentifikasikan gagasan umum yang dispesifikasikan sesuai dengan tema

penelitian. Spesifikasi gagasan tersebut lebih lanjut digarap melalui empat tahap

secara berdaur ulang, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (akting) ,

pengamatan (observing), dan reflekting (perenungan, pemikiran dan evaluasi).

(Johnston:1997). Lebih lanjut lihat bagan di bawah ini !

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan semester ganjil tahun 2011/2012 selama 2 siklus pada

(39)

27

Lampung. Penelitian tindakan kelas dianggap selesaia bila ketuntasan belajaran

secara klasikal diatas 80 % .

3.3 Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII A sebanyak 33 orang siswa. Secara

umum keadaan intak siswa kelas VII A memiliki potensi akademik sedang,

rendah dan kemampuan menulis catatan catatan harian masih rendah.

Keadaan latar belakang etnis dan sosial siswa kelas VII A sangat heterogen.

Secara etnis siswa kelas VII A terdiri dari suku Jawa, Sunda, Lampung, Banten,

Minang, dan Batak. Mata pencaharian orang tua siswa sebagian buruh,

wiraswasta, dan sebagain kecil PNS/POLRI.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kemampuan siswa menulis catatan harian dengn

penerapan metode diskusi dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran menulis

catatan harian dengan penerapan metode diskusi.

3.5 Rancangan Penelitian

1. Melakukan observasi awal untuk melihat pembelajaran menulis catatan

harian yang selama ini dilakukan oleh guru SMP Negeri 6 Bandar Lampung

serta melihat hasilnya.

2. Menyusun rancangan pelaksana pembelajaran (RPP)

(40)

28

3.6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I

(1) Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD) 4.2 Menulis catatan harian atau

pengalaman pribadi dengan memperhartikan cara pengungkapan bahasa yang baik

dan benar (2) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok diskusi dengan cara berhitung

satu sampai tujuh. Siswa yang mempunyai nomor sama berkumpul menjadi satu

kelompok diskusi. Learning together (belajar bersama) yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen

untuk menangani tugas tertentu. (3) Siswa berdiskusi menulis pokok-pokok

catatan catatan harian dan mengembangkan pokok-pokok catatan harian menjadi

catatan harian (4) Setiap kelompok diwakili satu siswa mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas. (5) Siswa dari kelompok lain saling

menanggapi. (6) Guru Kolabolator mencatat aktivitas siswa dengan belangko

observasi (7) Siswa mengerjakan tugas evaluasi dengan mengerjakan LKS yang

telah disusun oleh guru peneliti (9) Siswa saling bertukar catatan harian,

selanjutnya siswa menyunting catatan harian yang ditulis sesama siswa (9) Guru

dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran menulis catatan harian (10) Guru

menilai catatan harian dan merefleksi pembelajaran menulis catatan harian

bersama siswa dengan menjawab kuis yang disusun oleh guru peneliti dan

mewawancarai siswa tentang pembelajaran menulis catatan harian dengan metode

diskusi. Guru berdiskusi dengan kolabborator tentang keberhasilan, kegagalan,

dan hambatan pada saat pembelajaran. (11) Hasil evaluasi dan refleksi digunakan

(41)

29

3.7 Instrumen Penelitian, dan Validitas Realibilitas Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penelitian

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen (1) Tes tertulis

dalam bentuk uraian untuk mengevaluasi kemampuan siswa menulis catatan

harian (2) Lembar Observasi oleh guru kolaborator digunakan untuk

mengetahui aktivitas dan partisipasi siswa pada saat diskusi kelompok menulis

catatan catatan harian seperti keseriusan, kerja sama, mengobrol, dan saling

mengganggu, bertanya, menyanggah, dan memberi saran-saran (3) Kuis pada

kegiatan refleksi, digunakan untuk mengetahui sikap dan pendapat siswa

setelah mengikuti pembelajaran menulis catatan catatan harian dengan metode

diskusi. (4) Daftar wawancara dengan siswa untuk mengetahui kesulitan dan

hambatan menulis catatan harian dengan metode diskusi.

b. Validitas, Realibilitas Instrumen Penelitian

Tes validitas dan realibiltas instrumen penelitian dilakukan dengan mencontoh

instrumen penelitian yang telah dikembangkan oleh para penulis penelitian

tindakan kelas dan para peneliti tindakan kelas yang dimuat dalam jurnal

pendidikan yang diterbitakan oleh perguruan tinggi, Kantor Bahasa, dan LPMP,

Materi Penilaian Terintegrasi Bahasa Indonesia.

3.8 Teknik Analisis data

Data penelitian berupa data tertulis yang diperoleh dengan memanfaatkan

isntrumen pengumpulan data seperti observasi aktivitas siswa, dan nilai kuantitatif

(42)

30

ditafsirkan secara deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata. Hal ini sejalan dengan

pendapat (Moleong 2001) untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan

beberapa teknik yakni observasi (pengamatan), wawancara, dan studi

dokumentasi.

3.9 Contoh Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi aktivitas siswa

No. Nama Aktivitas Positif Serius Kerja Aktivitas Negatif

sama Mengobrol Mengganggu

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam catatan harian dan surat pribadi

(43)

31

1. Diskusikan dengan kelompokmu! tulislah 5 pokok-pokok pengalaman

pribadimu yang terjadi hari kemarin

1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ...

2. Diskusikan dengan kelompokmu ! Kembangkan pokok-pokok pengalaman pribadimu menjadi catatan harian.

Hari/tanggal...

3. Suntinglah catatan harian yang telah ditulis oleh kawan kamu!

1. ketidaktepatan kosa kata Ditemukan pada kalimat

nomor...

2. ketidakterpaduan hubungan

antarkalimat

3. ketidaktepatan ejaan

4. bahasa tidak ekspresif

c. Kuis Kegiatan Refleksi

Pilihlah salah satu jawaban soal di bawah ini :

………

………

………

(44)

32

1. Apakah kamu senang belajar menulis catatan harain dengan berdiskusi ?

a. Ya b. tidak

2. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih mudah?

a. Ya b. tidak

3. Apakah belajar menulis catatan harian dengan berdiskusi lebih semangat

a. Ya b. tidak

d. Daftar wawancara

1. Apakah kamu pernah menulis catatan harian?

2. Apa saja yang menyulitkan kamu menulis catatan harian dengan diskusi kelompok?

3. Apa manfaat menulis catatan harian bagi kamu?

4. Apakah dengan diskusi kelompok dapat membantu kamu menulis catatan harian?

5. Apakah kamu ingin menulis catatan harian setelah mengetahui manfaat catatan harian?

e. Instrumen saling mengomentari presentasi hasil diskusi di depan kelas Jawablah pertanyaan di bawah dengan memilih salah jawab a,b,c,dan d yang kamu anggap benar dan beri alasan yang cuku serta logis!

1. Apakah catatan harian yang dibuat teman kamu sudah menggunakan bahasa ekspresif?

a. sangat ekspresif b. cukup ekspresif c. kurang ekspresif d. tidak ekspresif 2. Apakah catatan harian yang dibuat oleh teman kamu hubungan antarkalimatnya

sudah padau?

a. sangat padu b. cukup padu c. kurang padu d. tidak padu

3. Apakah pelafalan teman kamu saat presentasi di depan kelas sudah jelas? a. sangat jelas b. cukup jelas c. kurang jelas d. tidak jelas 4. Apakah suara teman kamu sudah jelas saat presentasi di depan kelas?

(45)

54

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas VII SMP Negeri 6 Bandar

Lampung, dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan metode diskusi

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dalam menulis catatan harian tergolong

sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran menulis catatan harian secara keseluruhan yaitu pada siklus

satu aktivitas siswa memperoleh nilai 60% pada siklus satu sedangkan pada sik

lus dua meningkat aktivitas siswa siswa menjadi 78%.

Melalui pembelajaran dengan metode diskusi, hasil kemampuan menulis catatan

harian siswa sangat baik terbukti dari hasil nilai rata-rata 65,06 pada siklus satu,

siswa yang tuntas adalah 68,75% sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah

31,25% pada siklus satu. Nilai rata-rata pada siklus dua adalah 75, siswa yang

tuntas 84,37% sedangkan siswa yang tidak tuntas 15,62%. Angka ini

mengindikasikan bahwa secara klasikal dari jumlah siswa 33 orang, siswa setuju

(46)

55

5.2 . Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru Bahasa Indonesia agar menerapkan metode diskusi

sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai

dengan rancangan tindakan yang telah dipaparkan dan dilaksanakan oleh

peneliti.

2. Pembelajaran dengan metode diskusi sudah terbukti dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menulis catatan harian pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Diharapkan kepada peneliti lain agar mengadakan penelitian lebih

lanjut dengan metode diskusi pada keterampilan yang lain.

3. Guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Bandar Lampung

hendaknya lebih sering memberikan pelatihan kepada siswa dalam menulis

catatan harian dan keterampilan menulis. Dengan banyaknya pelatihan yang

dilakukan siswa didalam maupun di luar kelas, akan lebih terlatih sehingga

(47)

7

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Harefa, Andrias. 2003. Agar Menulis-Menulis Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia.

Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Moleong, Lexy J.1991. Metodelogi Penelitian Kualitatf. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permendiknas. 2009. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Fajar

Interpratama.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno dan Muhammad Yunus. 2007. Materi Pokok Keterampilan Dasar

Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Hendry Guntur. 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Pustaka. 2009. KBBI. Jakarta: PT. Media Pustaka Phonik.

Tim. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Unila.

Gambar

Tabel 1 Nilai  Rerata Aspek Kebahasan Siswa Kelas VII

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan dan pengembangan IT Governance Bank BTN mengacu kepada penerapan manajemen risiko sesuai ketentuan BI untuk penggunaan teknologi informasi yang wajib

This study is focuses on the Analysis of American society in early Twentieth centuries as reflected on the major character in John Steinbeck’s Of Mice

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1) faktor sosial-budaya, 2) faktor pribadi, 3) faktor psikologis secara parsial dan simultan mempengaruhi minat beli

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE (FIBER PLASTIC BENESER), Rikar Paledung, NPM 120214473, tahun 2016, Peminatan Struktur,

Gus Dur tidak memcampur adukkan keimanan antar pemeluk agama, karna selain bertentangan dengan dogma ajaran agama Islam hal itu tentunya pasti di tolak oleh semua agama

Kombinasi dari bahan makanan, jenis mikroba dan produk yang benar pada proses bioteknologi yang sesuai terdapat pada nomor:.. Bahan Jenis

Unjuk kerja Algoritma Komputer secara internal yang diterapkan pada kasus optimasi penempatan kapasitor shunt sebagaimana studi kasus yang dipilih

Universitas