KUALITAS TIDUR PERAWAT KETIKA TIDAK BERTUGAS MALAM
DAN SETELAH BERTUGAS MALAM DI RSUD SIDIKALANG
SKRIPSI
Oleh
Yulice Wandari Sihotang 101101097
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUALITAS TIDUR PERAWAT KETIKA TIDAK BERTUGAS MALAM
DAN SETELAH BERTUGAS MALAM DI RSUD SIDIKALANG
SKRIPSI
Oleh
Yulice Wandari Sihotang 101101097
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam dan Setelah Bertugas Malam di RSUD Sidikalang
Penulis : Yulice Wandari Sihotang
NIM : 101101097
Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2010
ABSTRAK
Kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama tidur, tetapi pemenuhan kebutuhan tidur. Rutinitas harian seseorang dapat mempengaruhi pola tidur dan kualitas tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur perawat di ruang rawat inap RSU Sidikalang ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam tahun 2014 dengan menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan jumlah Sampel 69 orang. Hasil yang diperoleh, mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika tidak bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (45%), total jam tidur 6-7 jam (54%), frekuensi terbangun 1-2 kali (44%), kepuasan tidur sedang (49%), perasaan responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (48%), kedalaman tidur yaitu tidur dan terbangun beberapa kali (35%) dan konsentrasi responden dalam melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (48%) yang menunjukkan kualitas tidur baik. Sedangkan mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (41%), total jam tidur kurang dari 5 jam (80%), frekuensi terbangun 1-2 kali (36%) dan lebih dari 5 kali (32%) , kepuasan tidur sedang (33%) dan tidak merasa puas (35%), perasaan responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (55%), kedalaman tidur yaitu tidur sebentar dan sering terbangun (42%) dan konsentrasi responden dalam melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (41%)dan kurang berkonsentrasi (35%). Data ini menunjukkan adanya penurunan kualitas tidur pada perawat yang baertugas malam diruang rawat inap Rumah sakit.
Title : The Sleep Quality of Nurses Before and After on Duty at Night in
General Hospital of Sidikalang Name of Student : Yulice Wandari Sihotang Student Number : 101101097
Program : Nursing Science
Year : 2010
ABSTRACT
The quality of a person’s sleep does not depend on the number or sleep duration
but it depends on how the need of sleep fulfilled. His/her daily routine can affect
his/her sleep patterns and sleep quality. An individual who works with shift often
finds difficulties to adjust the changes in his/her sleep schedules. This research
aims to figure out the overview of sleep quality of nurses in inpatient room in
General Hospital of Sidikalang before and after on duty at night in 2014 by using
descriptive quantitative design with sample of 69 people. The result shows most
of the time used by the nurses for sleep when they are not on duty at night is
16-30 minutes (45%), with total sleep time of 6-7 hours (54%) with frequency of
awakening 1-2 times, sleep moderate satisfaction (49%) respondents still feels
sleepy when they wake up (48%) the depth of sleep that is sleep with waking up
several times (35%) and respondents have enough concentration in doing
activities (48%) show that they have good sleep quality. While the majority of
time needed by the nurses for sleep when they are on duty at night work is 16-30
minutes (41%) total sleep time less than 5 hours (80%), frequency of awakening
1-2 times (36%) and more than 5 times (32%), sleep moderate satisfaction (33%)
and feel unsatisfied (35%) respondents still feels sleepy when they wake up (55%)
the depth of sleep that is short sleep and waking up frequently (42%) and
respondents have enough concentration in doing activities (41%) and less
concentration (35%). The data shows that there is a decrease in sleep quality of
nurses who work in inpatient room of the hospital.
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas Kasih dan berkat-Nya
yang senantiasa menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam Dan
Setelah Bertugas Malam Di Rumah Sakit Umum Sidikalang” ini disusun sebagai
tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan USU.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukan hanya upaya penulis
sendiri melainkan berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya
kepada:
1) dr.Dedi Ardinata M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara
2) Ibu Erniyati S.Kp, MNS Selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
3) Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing sekaligus Wakil
Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah
meluangkan waktu, untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan
skripsi ini
4) Bapak Ikhsanudin Ahmad Harahap S.Kp MNS Selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5) Ibu Nur Asiah S.Kep, M.Kep selaku dosen penguji I yang memberi banyak
6) Ibu Yessi Aryani S.Kep, Ns selaku dosen penguji II yang memberi banyak
saran untuk penyelesaian skripsi
7) Ibu Lufthiani S.Kp, Ns, selaku dosen Pembimbing Akademik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
8) Bapak ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Keperawatan yang telah banyak
membantu penulisan selama perkuliahan
9) Teristimewa buat bapak M. Sihotang dan mama S. Nadeak, Orang tua tercinta
yang terbaik sepanjang masa dan abang serta adik-adik tersayang yang telah
memberi support baik secara materi, moral, semangat maupun kasih dan doa
10) Semua teman teman yang sudah mensupport dan mendoakan selama
penyusunan skripsi ini
11) Dan semua pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Kasih berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
penelitian Ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
Judul Penelitian ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Abstarak ... iii
Kata pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar tabel ... x
Daftar Skema ... xi
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
3. Tujuan Penelitian ... 4
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Praktek Keperawatan ... 4
4.2 Bagi Rumah Sakit ... 5
4.3 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 5
4.4 Bagi Penelitian keperawatan ... 5
Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Konsep Tidur ... 6
1.1 Fisiologi Tidur ... 6
1.2 Tahapan Tidur ... 7
1.3 Siklus Tidur ... 9
1.4 Mekanisme Tidur ... 10
1.5 Manfaat Tidur ... 12
1.6 Pola Tidur ... 13
2. Kualitas Tidur ... 14
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur ... 15
Bab3. Kerangka Penelitian ... 18
1. Kerangka Konsep ... 18
2. Defenisi Konseptual dan Operasional ... 19
Bab 4. Metodologi Penelitian ... 20
1. Desain Penelitian ... 20
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
2.1Populasi Penelitian ... 20
2.2Sampel Penelitian ... 20
3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
5. Instrumen Penelitian ... 22
5.1Kuesioner Data Demografi ... 23
5.2Kuesioner Kualitas Tidur Perawat ... 23
6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23
6.1Uji Validitas ... 23
6.2Uji Reliabilitas ... 24
7. Metode Pengumpulan Data ... 24
8. Analisis Data ... 25
BAB 5 Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 26
1. Hasil Penelitian ... 26
1.1Karakteristik Responden ... 26
1.2Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam ... 27
1.3Kualitas Tidur Perawat Setelah Bertugas Malam ... 29
2. Pembahasan ... 31
2.1Kualatas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam ... 31
2.2Kualitas Tidur Perawat Setelah Bertugas Malam ... 33
BAB 6 Kesimpulan Dan Rekomendasi ... 36
1. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 36
2. Rekomendasi ... 37
Daftar Pustaka ... 39
Daftar Singkatan ... 41
Lampiran-lampiran
Surat Persetujuan Penggunaan Kuesioner Etikal
Surat Izin Uji Realibilitas Inform Consent
Instrumen Penelitian Reliabilitas Kuesioner Surat Izin Pengambilan Data Surat Selesai Pengambilan Data Data Demografi Responden
Distribusi frekuensi dan presentasi berdasarkan parameter tidur Surat pernyataan keaslian terjemahan
Daftar Tabel
Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik
responden ... 27
Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan parameter tidur perawat ketika tidak bertugas malam ... 28
Daftar Skema
Skema 1 Tahap-tahap siklus tidur ... 9
Skema 2 Kerangka konseptual penelitian kualitas tidur perawat ketika
tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam di Rumah Sakit
Judul : Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam dan Setelah Bertugas Malam di RSUD Sidikalang
Penulis : Yulice Wandari Sihotang
NIM : 101101097
Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2010
ABSTRAK
Kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama tidur, tetapi pemenuhan kebutuhan tidur. Rutinitas harian seseorang dapat mempengaruhi pola tidur dan kualitas tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur perawat di ruang rawat inap RSU Sidikalang ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam tahun 2014 dengan menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan jumlah Sampel 69 orang. Hasil yang diperoleh, mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika tidak bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (45%), total jam tidur 6-7 jam (54%), frekuensi terbangun 1-2 kali (44%), kepuasan tidur sedang (49%), perasaan responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (48%), kedalaman tidur yaitu tidur dan terbangun beberapa kali (35%) dan konsentrasi responden dalam melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (48%) yang menunjukkan kualitas tidur baik. Sedangkan mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (41%), total jam tidur kurang dari 5 jam (80%), frekuensi terbangun 1-2 kali (36%) dan lebih dari 5 kali (32%) , kepuasan tidur sedang (33%) dan tidak merasa puas (35%), perasaan responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (55%), kedalaman tidur yaitu tidur sebentar dan sering terbangun (42%) dan konsentrasi responden dalam melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (41%)dan kurang berkonsentrasi (35%). Data ini menunjukkan adanya penurunan kualitas tidur pada perawat yang baertugas malam diruang rawat inap Rumah sakit.
Title : The Sleep Quality of Nurses Before and After on Duty at Night in
General Hospital of Sidikalang Name of Student : Yulice Wandari Sihotang Student Number : 101101097
Program : Nursing Science
Year : 2010
ABSTRACT
The quality of a person’s sleep does not depend on the number or sleep duration
but it depends on how the need of sleep fulfilled. His/her daily routine can affect
his/her sleep patterns and sleep quality. An individual who works with shift often
finds difficulties to adjust the changes in his/her sleep schedules. This research
aims to figure out the overview of sleep quality of nurses in inpatient room in
General Hospital of Sidikalang before and after on duty at night in 2014 by using
descriptive quantitative design with sample of 69 people. The result shows most
of the time used by the nurses for sleep when they are not on duty at night is
16-30 minutes (45%), with total sleep time of 6-7 hours (54%) with frequency of
awakening 1-2 times, sleep moderate satisfaction (49%) respondents still feels
sleepy when they wake up (48%) the depth of sleep that is sleep with waking up
several times (35%) and respondents have enough concentration in doing
activities (48%) show that they have good sleep quality. While the majority of
time needed by the nurses for sleep when they are on duty at night work is 16-30
minutes (41%) total sleep time less than 5 hours (80%), frequency of awakening
1-2 times (36%) and more than 5 times (32%), sleep moderate satisfaction (33%)
and feel unsatisfied (35%) respondents still feels sleepy when they wake up (55%)
the depth of sleep that is short sleep and waking up frequently (42%) and
respondents have enough concentration in doing activities (41%) and less
concentration (35%). The data shows that there is a decrease in sleep quality of
nurses who work in inpatient room of the hospital.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tidur adalah kebutuhan dasar manusia, yang merupakan proses biologi
universal yang biasa terjadi pada setiap orang, dikarakteristikkan dengan aktivitas
fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis
tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal (Kozier, Erb, Berman &
Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana
terjadinya penurunan status kesadaran yang terjadi pada periode waktu tertentu,
terjadi secara berulang, dan merupakan proses fisiologis tubuh yang normal.
Proses tidur bila diberi waktu yang cukup dan lingkungan yang nyaman
dapat mengumpulkan energi yang luar biasa. Tidur berperan dalam memulihkan
dan meremajakan sel-sel tubuh, mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh selama
proses tidur dan memberi energi bagi tubuh dan otak. Berbagai aktivitas otak yang
sedang tidur memainkan peranan penting, salah satunya adalah untuk proses
kognitif, termasuk dalam penyimpanan, penataan dan penyimpanan informasi
yang sudah disimpan di dalam otak (Potter & Perry, 2001).
Kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama tidur
seseorang, tetapi bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur orang tersebut. Indikator
tercukupinya pemenuhan kebutuhan tidur seseorang adalah kondisi tubuh waktu
bangun tidur, jika setelah bangun tidur merasa segar berarti pemenuhan kebutuhan
Rutinitas harian seseorang dapat mempengaruhi pola tidur dan kualitas
tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar (misalnya 2 minggu siang diikuti
oleh 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan
jadwal tidur. Jam internal tubuh diatur pukul 22, tetapi sebaliknya jadwal kerja
memaksa untuk tidur pada pukul 9 pagi. Individu mampu untuk tidur hanya
selama 3 sampai 4 jam karena jam tubuh mempersepsikan bahwa ini adalah waktu
terbangun dan aktif (Asmadi, 2008).
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayana profesional merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan ini mempunyai kekhususan dimana
pelayanan diberikan langsung kepada pasien selama 24 jam. Untuk mengatur
pelayanan keperawatan selama 24 jam ini harus dilakukan rotasi kerja secara
bergiliran (Mood & Pesut, 2006).
Pekerja yang mendapatkan shift kerja akan merasa terganggu karena
jadwal kerjanya berubah-ubah dan tidak pasti, terutama pada pekrja shift malam,
waktu malam yang biasanya digunakan untuk tidur tetapi digunakan untuk
bekerja. Dalam penelitian Lestari (2009) mengemukakan bahwa dari 15 orang
60% pekerja shift malam saat menjalani shift malam memiliki kualitas tidur yang
buruk yaitu tidak memiliki perasaan segar dan dari 18 orang 72% memiliki
pengalaman merasakan kantuk yang berlebihan saat terjaga.
Hossain (2004) meneliti tentang tidur, kelelahan dan rasa mengantuk pada
pekerja shift dan gangguan tidur yang terjadi. Ditemuan bahwa terjadi
perubahan jadwal shift, menigkatnya gangguan tidur pada subjek yang merasa
kelelahan dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami kelelahan.
Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kualitas tidur perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo pada 75 perawat (68 perawat shift dan 27
perawat non shift) menunjukan bahwa pada kelompok perawat shift paling banyak
memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 64.7% sedangkan pada kelompok
perawat non shift memiliki kualitas tidur baik sebanyak 81.5%. Hal ini
menunjukan bahwa perawat yang bekerja dengan penerapan shift lebih banyak
memiliki gangguan kualitas tidur dibandingkan perawat yang non shift (Safitrie,
2013).
Kerja shift memberikan dampak adanya gangguan pada irama sirkadian
yang utama adalah gangguan pola tidur yang menyebabkan kekurangan tidur dan
kelelahan (Maurits & Widodo, 2008). Salah satu penyebab kelelahan adalah
gangguan tidur. Dari penelitian budnick et all terhadap 29 pekerja dengan kerja
bergilir (shift) dalam perilaku pekerja dilaporkan hampir 84% pernah tertidur saat
dinas dan hampir 50% pernah terjadi kecelakaan atau kesalahan karena rendahnya
kewaspadaan dan kelelahan yang diakibatkan oleh gangguan irama sirkadian dan
kekurangan tidur (Wahyuni,Sudarsono & Hardjono 2003).
Kualitas pelayanan perawat harus terus ditingkatkan sehingga upaya
pelayanan kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal (Nursalam, 2002).
Dengan demikian perawat dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik sehingga dibutuhkan pengturan kerja shift 24 jam. Dalam hal ini perawat
berpengaruh terhadap kinerja di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut peneliti
tertarik untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada perawat-perawat khususnya
di Sidikalang yang berkaitan dengan kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas
malam dan setelah bertugas malam di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.
2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan setelah
bertugas malam di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang?
3. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan
setelah bertugas malam di RSUD Sidikalang.
4 MANFAAT PENELITIAN 4.1 Praktek keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi
praktek keperawatan di Rumah Sakit tentang kualitas tidur perawat ketika tidak
bertugas malam dan setelah bertugas malam pada ruang rawat inap di rumah sakit
4.2 Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
manajerial bidang keperawatan di rumah sakit untuk membuat rancangan
peraturan shift kerja perawat yang sesuai untuk meminimalkan resiko perubahan
4.3 Pendidikan keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi dan penambahan data untuk
evidance pracktik tentang kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan
setelah bertugas malam pada ruang rawat inap di rumah sakit
4.4 Penelitian keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan bagi penelitan
selanjutnya tentang kualitas pelayana perawat yang berhubungan dengan shift
kerja yaitu kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan setelah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan
dasar manusia, sebuah proses biologis normal yang terjadi pada setiap orang.
Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi
seseorang berkurang dan terdapat penurunan reaksi terhadap lingkungan (Kozier,
2004). Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan
periodik. Dengan tidur, maka akan dapat diperoleh kesempatan untuk beristirahat
dan memulihkan kondisi tubuh baik secara fisiologis maupun psikis (Lanywati,
2001).
1.1 Fisiologi Tidur
Siklus alamiah tidur manusia dikontrol oleh otak dipusat yang terdapat
dibagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keterjagaan sehingga
menyababkan tidur (Kozier, 2004). Irama tidur yang paling dikenal adalah siklus
24 jam (siang-malam) yang dikenal dengan irama sirkadian (Potter & Perry,
2006).Irama sirkadian mengacu pada perubahan siklus yang berfluktuasi dan
terjadi selama 24 jam serta dikendalikan oleh jam biologis alami (Potter & Perry,
2006). Saat jam biologis seseorang bertepatan dengan pola tidur bangun dan
siklus gelap terang, sesseorang dikatakan berada dalam irama sirkadian
paling aktif dan tertidur saat ritme fisiologis dan psikologis paling inaktif (Kozier,
2004).
Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular
activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang terletak
pada batang otak (Potter & Perry, 2005). RAS merupakan sistem yang mengatur
seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur.
RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat
memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses
pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan
serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu
BSR (Potter & Perry, 2005).
1.2 Tahapan Tidur
Tidur terdiri atas beberapa tahapan tidur. Kozier (2004) menyatakan
terdapat tiga indikator tahapan tidur yaitu aktifitas gelombang otak (dideteksi
denganEEG), pergerakan mata (direkam EOG) dan tonus otot (direkam dengan
Fase-fase tidur adalah tidur NREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM
(Rapid Eye Movement).
1. Tahap 1 NREM
Tahap transisi diantara mengantuk dan tertidur, ditandai dengan
pengurangan aktifitas fisiologis yang dimulai dengan menutupnya mata,
pergerakan lambat, otot berelaksasi serta penurunan secara bertahap tanda-tanda
vital dan metabolisme, menurunnya denyut nadi. Seseorang mudah terbangun
dalam tahap ini. Tahap ini berakhir selama 5-10 menit
2. Tahap 2 NREM
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan.denyut jantung mulaimelambat,
menurunnya suhu tubuh dan berhentinya pergerakan mata. Ddalam tahap in i
seseorang masih relatif mudah untuk terbangun. Tahap ini akan berakhir 10-20
menit.
3. Tahap 3 NREM
Merupakan tahap awal tidur yang dalam. Laju pernapasan dan denyut
jantung terus melambat karena system saraf simpatik semakin mendominasi. Otot
skeletal semakin berelaksasi, terbatasnya pergerakan dan mendengkur mungkin
saja terjadi. Pada tahap i ni, seseorang yang tidur sulit dibangunkan, tidak dapat
diganggu stimuli sensori. Dan berakhir 15-30 menit.
4. Tahap 4 NREM
Tahap tidur terdalam, tidak ada pergerakan mata dan aktivitas otot. Tahap
ini ditandai dengan tanda-tanda vital menurun secara bermakna disbanding
Seseorang yang terbangun pada saat tahap ini tidak secara langsung
menyesuaikan diri, sering merasa pusing dan disorientasi untuk beberapa menit
setelah bangun dari tidur.
5. Tahap REM
Ditandai dengan pergerakan mata secara cepat ke berbagai arah,
pernapasan cepat, tidak teratur dan dangkal, otot tungkai mulai lumpuh sementara,
meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah. Mimpi yang terjadi pada tahap
REN penuh wara dan tampak hidup, terkadang merasa sulit untuk bergerak.
Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit.
1.3 Siklus Tidur
Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-5 siklus dalam
semalam, setiap siklus tidur berakhir selama 80-120 menit. Tahap NREM 1-3
berlangsung selama 30 menit kemudian diteruskan ke tahap 4 kembali ke tahap 3
dan 2 selama ± 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan berlangsung
selama 10 menit, melengkapi siklus tidur yang pertama (Potter & Perry, 2005).
Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut:
Tahap Pratidur
NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap
IV
Tidur REM
Skema 1.Tahap-tahap siklus tidur (Potter & Perry, 2005)
Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan
siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga
merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan
psikologis dapat terganggu (Potter & Perry, 2005).
1.4 Mekanisme Tidur
Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung 5-20 menit, rata-rata
timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi 80-100 menit setelah
seseorang tertidur. Tidur REM menghasilkan pola EEG yang menyerupai tidur
NREM tingkat I dengan gelombang beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat
rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur (pada mata menyebabkan
gerakan bola mata yang cepat atau rapid eye movement), dan lebih sulit
dibangunkan daripada tidur gelombang lambat atau NREM.
Pengaturan mekanisme tidur dan bangun sangat dipengaruhi oleh sistem
yang disebut Reticular Activity System. Bila aktivitas Reticular Activity System ini
meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar jika aktivitas Reticular
Activity System menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas
Reticular Activity System (RAS) ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
neurotransmitter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik,
1) Sistem serotoninergik
Hasil serotoninergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam
amino triptofan. Dengan bertambahnya jumlah triptofan, maka jumlah serotonin
yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/ tidur.
Bila serotonin dalam triptofan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan
tidak bisa tidur/ jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem
serotoninergik ini terletak pada nucleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana
terdapat hubungan aktivitas serotonis di nucleus raphe dorsalis dengan tidur
REM.
2) Sistem adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan
sel nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus
sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan
penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.
3) Sistem kolinergik
Menurut Sitaram dkk, (1976) dalam (Japardi, 2002) membuktikan dengan
pemberian prostigimin intravena dapat mempengaruhi episode tidur REM.
Stimulasi jalur kolinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti
dalam kedaan jaga. Gangguan aktivitas kolinergik sentral yang berhubungan
dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi
menghambat pengeluaran kolinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan
pada fase awal dan penurunan REM.
4) Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.
5) Sistem hormon
Siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti Adrenal
Corticotropin Hormone (ACTH), Growth Hormon (GH), Tyroid Stimulating
Hormon (TSH), Lituenizing Hormon (LH). Hormon-hormon ini masing-masing
disekresi secara teratur oleh kelenjar hipofisis anterior melalui jalur hipotalamus.
Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter
norepinefirn, dopamine, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan
bangun.
1.5 Manfaat Tidur
Kozhier (2004) mengatakan bahwa tidur meberikan efek fisiologis pada
sistem saraf dan struktur tubuh. Tidur NREM merupakan bagian dari fungsi
perbaikan tubuh yaitu waktu yang diperlukan tubuh untuk membangun kembali
sumber-sumber yang diperlukan. Tidur berperan dalam mengurangi kelelahan,
menyeimbangkan suasana hati, meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan
siste protein, memelihara mekanisme perlawanan terhadap penyakit (system
imun), memacu perkembangan dan perbaikan seluler dan meningkatkan
Denyut nadi juga menurun yang dapat memelihara jantung. Denyut
jantung dewasa normalnya 70-80/menit, tetapi pada saat tidur denyut jantung
turun menjadi 60/menit bahkan kurang. Selama tidur NREM tahap 4, tubuh
mengeluarkan hormon pertumbuhan dan memperbaiki/memperbaharui epitel
khususnya sel otak. Selama tidur, tubuh menghemat energi. Otot dan tulang
berelaksasi secara progresif dan tidak ada kontraksi otot sehingga mengawetkan
energi kimia untuk metabolisme sel dan menurunkan basal metabolik rate. Tidur
REM penting untuk memulihkan psikologis. Tidur REM dihubungkan dengan
aliran darah serebral, meningkatkan aktivitas korteks, menigkatkan kebutuhan
oksigen dan pengeluaran epineprin. Seseorang yang tidurnya berkualitas akan
mudah untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan ide-ide baru. Mimpi
memberikan seseorang untuk menjernihkan emosi dan mempersiapkan harapan
untuk hari berikutnya (Perry & Potter, 2001).
1.6 Pola Tidur
Poal tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang
relative menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, lama tidur,
frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur, dan kepuasan tidur
(Depkes, 2007).
Kebutuhan tidur bervariasi pada setiap kelompok umur. Seseorang dapat
puas dengan tidur hanya sekitar 4 jam, namun adapula yang butuh tidur 8 jam.
Menurut Kozhier (2004), dewasa muda biasanya memiliki gaya hidup yang aktif.
mempertahankan tidur sama seperti umur sebelumnya. Dua puluh persen dari
tidur dewasa tengah adalah tidur REM.
2. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Menrut Kozier (2004) kualitas tidur
adalah kemampuan individu untuk tetap tidur dan untuk mendapatkan jumlah
tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan
kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur
(Daniel et al, 1998; Buysse, 1998).
Selain itu, menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik
apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami
masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi
tanda fisik dan tanda psikologis.
Secara fisik ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak
mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan
(sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat
tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. Sedangkan
respons menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat
berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran,
kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur
1) Penyakit fisik
Penyakit atau kondisi yang menyebabkan nyeri, kesulitan bernafas, mual, atau
gangguan alam perasaan seperti cemas maupun depresi dapat menyebabkan
gangguan tidur. Individu dengan kondisi demikian biasanya mengalami kesulitan
dalam memulai ataupun mempertahankan tidur (Potter dan Perry, 2007).
2) Penggunaan obat atau zat tertentu
Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping seperti rasa kantuk,
insomnia, atau rasa lelah. Obat yang diresepkan untuk mengatasi gangguan tidur
biasanya menimbulkan lebih banyak efek negatif dibandingkan manfaatnya.
L-Tryptophan merupakan protein alami yang terkandung dalam makanan seperti
susu, keju, dan daging yang dapat membantu seseorang untuk tidur (Potter dan
Perry, 2007).
3) Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. Misalnya individu
yang bekerja pada shift siang dan malam secara bergantian biasanya mengalami
4) Stres emosional
Kekhawatiran terhadap masalah personal maupun situasi dapat mempengaruhi
tidur. Stres emosional dapat menyebabkan seseorang berupaya terlalu keras untuk
dapat tertidur, sering terbangun saat siklus tidur, maupun tidur terlalu lama. Stres
yang berkepanjangan dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter dan
Perry, 2007).
5) Lingkungan
Lingkungan fisik di mana seseorang tidur dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk memulai dan mempertahankan tidur. Ventilasi yang baik,
temperatur yang nyaman, dan ruangan yang redup penting untuk mencapai
kualitas tidur yang baik (Potter dan Perry, 2007).
6) Suara
Kebisingan mempengaruhi tidur dengan mengurangi aktivitas REM (Potter &
Perry, 2007). Suara dapat mengganggu tidur lansia dengan mudah karena tidur
mereka sebagian besar terdiri dari fase tidur ringan. Sebagian orang memilih
keadaan yang hening untuk tidur, namun sebagian lain memilih tidur dengan
mendengarkan suara seperti musik maupun televisi (Potter dan Perry, 2007).
7) Aktivitas fisik dan kelelahan
Seseorang dengan tingkat lelah yang sedang biasanya dapat tidur dengan
tenang, terutama jika lelah disebabkan karena pekerjaan atau aktivitas yang
menyenangkan. Namun rasa lelah berlebihan yang disebabkan karena pekerjaan
atau aktivitas yang penuh stres dapat menyebabkan seseorang mengalami
8) Asupan kalori dan makanan
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar 3-4 jam sebelum tidur dapat
menyebabkan indigesti yang dapat mengganggu tidur. Konsumsi alkohol pada
malam hari dapat menyebabkan insomnia dan efek diuretik. Kopi, teh, cola, dan
coklat yang mengandung kafein dan xanthin dapat menghambat rasa kantuk
BAB 3
KERANGKA KONSEP 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam di
Rumah Sakit Umum Sidikalang. Dalam penelitian ini kualitas tidur dapat
diidentifikasi dari parameter tidur yaitu waktu untuk memulai tidur, total jam tidur
dalam 24 jam, frekuensi terbangun, kepuasan tidur, rasa segar saat bangun tidur,
kedalaman tidur dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas (Ellis et all, 1981;
Buysee et all., 1988)
Skema 2. Kerangka konseptual penelitian kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
Kualitas tidur berdasarkan parameter tidur waktu untuk memulai tidur
total jam tidur dalam 24 jam frekuensi terbangun
kepuasan tidur
rasa segar saat bangun tidur kedalaman tidur
konsentrasi dalam melakukan aktivitas
2. Defenisi Konseptual dan Operasional 2.1 Kualitas Tidur
Defenisi Operasional
Kualitas tidur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kondisi
terpenuhinya kebutuhan tidur yang dapat dilihat dari waktu untuk memulai tidur,
total jam tidur dalam 24 jam, frekuensi terbangun, kepuasan tidur, rasa segar saat
bangun tidur, kedalaman tidur dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas. Dan
penilaian dilakukan dengan mengingat kembali apa yang dirasakan ketika tidur
dengan reantang waktu tidak lebih dari 1 bulan.
2.2 Perawat bertugas malam
Defenisi Operasional
Perawat bertugas malam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
seseorang yang melaksanakan tugas sebagai perawat yang bekerja dan
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh RSU pada
jadwal shift malam pukul 21.00- 08.00 WIB. Dengan rentang waktu tidak lebih
dari 1 bulan.
2.3. Perawat tidak bertugas malam
Defenisi Operasional
Perawat tidak bertugas malam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
seseorang yang melaksanakan tugas sebagai perawat yang bekerja dan
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh suatu instansi
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
yaitu metode penelitian yang dilakukan dangan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmojo, 2010).
2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
(Notoadmojo, 2010). Berdasarkan data kepegawaian tahun 2013 diketahui
populasi perawat yang bekerja diruang rawat inap RSU Sidikalang sebanyak 84
orang.
2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti yang
dianggap akan mewakili populasi (Notoadmojo, 2005). Sampel yang akan diteliti
adalah sebagian dari perawat yang bekerja diruang rawat inap di Rumah Sakit
Umum Sidikalang. Dengan kriteria inklusi sampel yang diteliti yaitu perawat yang
bekerja diruang rawat inap, perawat yang bertugas shift malam, bersedia menjadi
responden, sehat jasmani dan rohani, tidak menggunakan obat-obatan untuk
merangsang tidur. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Besar atau banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rumus Issac dan Michael (Sarwono, 2006).
λ2
.N.P.Q n =
d2(N-1)+λ2.P.Q
keterangan :
n= sample
N= jumlah populasi = 87 orang
λ= standar skor untuk sample yang dipilih (1,96)
P=Q= proporsi populasi sebagai dasar asumsi (50%)
d= sampling error (0,05)
jadi jumlah sample yang akan diteliti adalah:
λ2
.N.P.Q n =
d2(N-1)+λ2.P.Q (1,96)2(84)(0,5)(0,5) n =
(0,005)2(84-1)+(1,96)2(0,5)(0,5) 80,64
n =
1,16
n = 69 orang (dibulatkan)
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diruang rawat inap RSU Sidikalang yang
berjumlah 7 ruangan dengan pertimbangan rumah sakit yang terjangkau, efisiensi
waktu dan biaya penelitian dan belum ada penelitian dengan judul kualitas tidur
perawat ketika tidak bertugas mala dengan perawat yang sedang bertugas malam
di Rumah Sakit ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2013.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke Rumah Sakit Umum
Sidikalang sebagai tempat penelitian. Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti
terlebih dahulu meminta kesediaan responden untuk membaca “informed
concent” dan menginformasikan tujuan dari penelitian ini. Penelitian dimulai bila
responden bersedia secara lisan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak
memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan responden,
peneliti memberi kode pada kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya
peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.
5. Instrumen Penelitian
Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner terbagi atas tiga bagian yaitu kuesioner data demografi,
kuesioner kualitas tidur saat tidak bertugas malam dan kuesioner kualitas tidur
5.1. Kuesioner Data Demografi (KDD)
Kuesioner data demografi terdiri dari: nama, usia, jenis kelamin, status
pernikahan, agama, suku, pendidikan terakhir, konsumsi obat. Data ini tidak
dianalisis, hanya sebagai data pendukung untuk mengetahui karakteristik
responden.
5.2 Kuesioner Kualitas Tidur (KKT)
Kuesioner Kualitas Tidur (KKT) terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner
untuk mengidentifikasi kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam (7
pertanyaan) dan kuesioner untuk mengidentifikasi kualitas tidur perawat setelah
bertugas malam (7 pertanyaan). Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kualitas tidur perawat yang bertugas malam dan tidak bertugas malam di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sidikalang. Jawaban untuk setiap pertanyaan
disusun dalam pertanyaan tertutup responden hanya perlu memberikan jawaban
berupa tanda silang (X) pada jawaban yang di anggap benar, adapun
pertanyaannya yaitu waktu untuk memulai tidur, total jam tidur dalam 24 jam,
frekuensi terbangun, kepuasan tidur, rasa segar saat bangun tidur, kedalaman tidur
dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas (Evi Karota, 2003)
6. Uji Viliditas dan Reliabilitas Instrumen 6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2010). Suatu variabel dikatakan
totalnya. Dan Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah Valid
yang disusun oleh Evi Karota (2003).
6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaaya atau dapat diandalkan, serta menunjukkan apakah hasil
pengukuran tetap konsisten atau tidak bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih pada gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoadmodjo, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan uji cronbach
alpha sebelum pengumpulan data kepada 10 orang responden yang memenuhi
kriteria sampel (Azwar, 2003) di RSUD Sidikalang. Dan diperoleh hasil uji
realibilitas kuesioner kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam adalah
0,90 dan untuk kuesioner kualitas tidur perawat setelah bertugas malam adalah
0,72. Dan dari hasil dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliabel.
7. Metode Pengumpulan data
Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing, Peneliti
mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan
USU. Kemudian permohonan izin yang telah diterima dikirim ke Rumah Sakit
Umum Sidikalang. Setelah mendapatkan izin, peneliti menentukan responden
yang sesuai dengan kriteria sample. Peneliti meminta izin kepada kepala ruangan
dan meminta data perawat yang bertugas diruang rawat inap tersebut, dan peneliti
melakukan undi dengan cara memberikan nomor urut untuk masing-masing nama
Peneliti menjelaskan identitas diri, judul dan tujuan dari penelitian yang
dilakukan. Apabila responden setuju maka peneliti akan meminta responden untuk
menandatangani informed consent atau secara lisan menyatakan bersedia untuk
jadi responden. Kemudian peneliti menjelaskan cara mengisi kuesioner kepada
responden dan menginformasikan bahwa responden boleh bertanya apabila
terdapat pernyataan yang kurang jelas selama mengisi kuesioner. Apabila
responden keberatan mengisi kuesioner, peneliti mewawancarai responden yang
bertujuan agar tidak memberatkan responden dan data yang diperoleh lebih
akurat. Setelah semua kuesioner diisi, maka semua data dikumpulkan untuk diolah
melalui program SPSS.
8. Analisa Data
Analisa dilakukan setelah semua data terkumpul. Analisa data hasil
penelitian diformulasikan dengan beberapa tahap yaitu Editing, memeriksa
kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua
jawaban sudah diisi; tabulating, mengklarifikasi data dengan mentabulasi data
yang telah dikumpul; Entering, memasukkan data ke dalam program komputer;
Cleaning, memeriksa atau mencek kembali data yang telah dimasukkan untuk
mengetahui ada tidaknya kesalahan; Saving, data disimpan, siap unutk dianalisis
(Wahyuni, 2011).
Setelah langkah diatas selesai selanjutnya adalah melakukan analisa data.
Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat yang dilakukan untuk
menjelaskan distribusi frekuensi dari setiap variabel yang bertujuan untuk
dependen maupun variabel independent. Kuesioner data demogrfi diolah dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan presentase tetapi tidak dianalisa. Kuesioner
kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan kuesioner kualitas tidur
perawat yang sedang tugas malam diolah dengan distribusi frekuensi dan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian mengenai kualitas tidur
perawat ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam di ruang rawat
inap RSUD Sidikalang. Penelitian ini telah dilakukan dengan pengumpulan data
yang dilaksanakan pada tanggal 8 Maret sampai 30 April 2014 di 7 ruang rawat
inap RSUD Sidikalang dan jumlah kuesioner telah terkumpul sebanyak 69 orang
yaitu semua perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden. Penyajian data
hasil penelitian ini meliputi, deskripsi karakteristik responden, deskripsi kualitas
tidur perawat ketika tidak bertugas malam, deskripsi kualitas tidur perawat ketika
bertugas malam.
1.1 Karakteristik Responden
Hasil penelitian sesuai dengan tabel 1 menunjukkan bahwa usia responden
berada pada rentang 23 tahun sampai 48 tahun (M=32, SD=6,4). Mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan (97%), menikah (93%), beragama
protestan (84%), suku batak (100%). Berdasarkan jenjang pendidikan 97%
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden (N=69)
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Umur
23-28 29-34 35-40 40-48
M=32 thn SD=6,4
18 28 18 5 26 41 26 7 Jenis Kelamin Laki-laki Wanita 2 67 3 97 Status Perkawinan Menikah Tidak menikah 64 5 93 7 Agama Islam Protestan 11 58 16 84 Suku
Batak 69 100
Pendidikan D3 S1 67 2 97 3
1.2 Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam
Kualitas tidur perawat dapat di identifikasi dari waktu yang dibutuhkan
untuk dapat tertidur, total jam tidur, frekuensi terbangun, perasaan segar saat
bangun, kedalaman tidur, kepuasan tidur, dan konsentrasi dalam melakukan
aktivitas.
Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tabel 2 menunjukkan bahwa
mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika tidak bertugas malam
terbangun 1-2 kali (44%), kepuasan tidur sedang (49%), perasaan responden
ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (48%), kedalaman tidur yaitu tidur
dan terbangun beberapa kali (35%) dan konsentrasi responden dalam melakukan
[image:43.595.104.518.266.641.2]aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (48%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan parameter tidur perawat ketika tidak bertugas malam
Parameter Tidur Frekuensi Persentase
Waktu yang dibutuhkan untuk tertidur >60 menit >30-60 menit 16-30 menit <15 menit 23 8 31 7 33 12 45 10
Total jam tidur <5 jam 5-6 jam 6-7 jam >7 jam 12 17 37 3 17 25 54 4 Frekuensi terbangun >5 kali 3-4 kali 1-2 kali tidak ada 14 18 30 7 20 26 44 10 Kepuasan tidur Tidak merasa puas Sedikit puas Sedang
Sangat merasa puas
Tabel 2 (lanjutan)
Parameter Tidur Frekuensi Persentase
Perasaan saat bangun tidur Sangat mengantuk Mengantuk Sedikit mengantuk Segar bersemangat 12 1 33 23 18 1 48 33 Kedalaman tidur
Tidur sebentar dan sering terbangun Tidur dan terbangun beberapa kali Tidur tetapi tidak nyenyak
Tidur sangat nyenyak
15 4 29 21 22 35 13 30
Konsentrasi dalam melakukan aktivitas Tidak berkonsentrasi Kurang berkonsentrasi Cukup berkonsentrasi Konsentrasi baik 11 6 33 19 16 9 48 27
1.3 Kualitas Tidur Perawat setelah Bertugas Malam
Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tabel 3 menunjukkan bahwa
mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat ketika tidak bertugas malam
untuk tertidur 16-30 menit (41%), total jam tidur kurang dari 5 jam (80%),
frekuensi terbangun 1-2 kali (36%) dan lebih dari 5 kali (32%) , kepuasan tidur
sedang (33%) dan tidak merasa puas (35%), perasaan responden ketika bangun
tidur merasa sedikit mengantuk (55%), kedalaman tidur yaitu tidur sebentar dan
sering terbangun (42%) dan konsentrasi responden dalam melakukan aktivitas
Tabel 3 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan parameter tidur perawat setelah bertugas malam
Parameter Tidur Frekuensi Persentase
Waktu yang dibutuhkan untuk tertidur >60 menit >30-60 menit 16-30 menit <15 menit 20 14 28 7 29 20 41 10
Total jam tidur <5 jam 5-6 jam 6-7 jam >7 jam 55 7 6 1 80 10 9 1 Frekuensi terbangun >5 kali 3-4 kali 1-2 kali tidak ada 22 17 25 5 32 25 36 7 Kepuasan tidur Tidak merasa puas Sedikit puas Sedang
Sangat merasa puas
24 18 23 4 35 26 33 6
Perasaan saat bangun tidur Sangat mengantuk Mengantuk Sedikit mengantuk Segar bersemangat 12 13 38 6 17 19 55 8 Kedalaman tidur
Tidur sebentar dan sering terbangun Tidur dan terbangun beberapa kali Tidur tetapi tidak nyenyak
Tidur sangat nyenyak
29 15 20 5 42 22 29 7
2. Pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk
mengidentifikasi kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam dan ketika
bertugas malam dengan parameter tidur di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Sidikalang.
2.1 Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan
individu dalam mempertahankan tidur dan mendapat kebutuhan tidur yang cukup
dari tidur NREM dan REM. Selain itu, menurut Hidayat (2006), kualitas tidur
seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan
tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kualitas tidur perawat dapat
di identifikasi dari beberapa parameter tidur dan dalam penelitian ini parameter
tidur meliputi waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, total jam tidur,
frekuensi terbangun, perasaan segar saat bangun, kedalaman tidur, kepuasan tidur,
dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar waktu yang di
butuhkan untuk tertidur 16-30 menit (45%), total jam tidur 6-7 jam (54%),
responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (48%), kedalaman tidur
yaitu tidur dan terbangun beberapa kali (35%) dan konsentrasi responden dalam
melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (48%).
Malam hari adalah waktu yang terbaik untuk tidur ini bukanlah masalah
kebiasaan bahwa orang yang bekerja di siang hari akan tidur di malam hari,
namun secara alamiah terlihat bahwa siang hari lebih cocok untuk bekerja dan
malam hari digunakan untuk beristirahat atau tidur. Menurut Prijaksono
(2006)ditinjau dari pengaturan tidur, ritme sirkandian memberikan sensasi segar
pada jam-jam tertentu.biasanya rangsangan ini mencapai puncak pada pukul 9
pagi sampai 9 malam, sehingga waktu tidur siang tidak akan seefektif tidur
malam.
Dan hal ini juga disebabkan karena tidur dimalam hari merupakan waktu
yang ideal, karena secara alamiah tubuh mengeluarkan hormone melatonin yang
diproduksi oleh pineal body yang membantu tubuh untuk tidur, oeh karena itu
tidur tidur disiang hari tidak sepulas dimalam hari.
2.2 Kualitas Tidur Perawat Setelah Bertugas Malam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas waktu yang dibutuhkan
oleh perawat setelah bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (41%) dan lebih
dari 60 menit (29%), hal ini disebabkan sulit untuk memulai tertidur pada pagi
hari dan siang hari walaupun pekerjaan sudah selesai, ini dapat terjadi akibat jam
biologis pada waktu pagi siang membuat seseorang selalu alert(terjaga) selain itu
yang panas, penerangan dan kebisingan juga mempengaruhi tidur sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memulai tidur (Kozier &Erb, 2004).
Dari hasil penelitian didapati total jam tidur perawat ketika bertugas
malam kurang dari 5 jam (80%), hal ini disebabkan individu yang bertugas pada
malam hari hanya dapat tidur 3-4 jam karena irama jam biologis merasa bahwa
waktu tersebut adalah waktu untuk beraktivitas (Perry &Potter, 2001, Asmadi,
2008). Dan hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dzauji (2000, dalam
Wijaya dkk, 2006) bahwa pekerja yang menjalani shift akan kehilangan 15-20%
waktu total jam tidur. Dengan bekerja shift, perawat juga dapat mengalami stimuli
fisik dan sosial yang berasal dari sumber eksternal yang berlawanan dengan ritme
sirkadian tidur dari siang ke malam.
Frekuensi terbangun 1-2 kali (36%) dan lebih dari 5 kali (32%),
kedalaman tidur yaitu tidur sebentar dan sering terbangun (42%). Keadaan ini
menunjukkan individu tidak dapat mempertahankan tidurnya. Hal ini beralasn
ditinjau dari pengaturan tidur, ritme sirkandian memberikan sensasi segar pada
jam-jam tertentu.biasanya rangsangan ini mencapai puncak pada pukul 9 pagi
sampai 9 malam, sehingga waktu tidur siang tidak akan seefektif tidur malam
(Prijaksono, 2006).
Responden melaporkan bahwa kepuasan tidur yang dirasakan ketika
bertugas malam sedang (33%) dan tidak merasa puas (35%), perasaan responden
ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (55%), hal ini menunjukkan tidak
terpenuhinya total jam tidur selama 24 jam. Indikator tercukupinya pemenuhan
bangun tidur merasa segar berarti pemenuhan kebutuhan tidur telah tercukupi
(Potter & Perry, 2006).
Sebanyak 41% responden mengatakan cukup berkonsentrasi dalam
melakukan aktivitas dan kurang berkonsentrasi sebanyak 35%. Rasa kantuk akibat
kekuranggan tidur dapat menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi,
terganggunya suasana hati seperti emosional, mudah marah dan tersinggung,
mudah cemas dan depresi, memperburuk daya tahan tubuh, selalu lelah,
penurunan fungsi koordinasi dan mengganggu penampilan (Kozier,Erb, Berman,
Snyder, 2004).
Hasil penelitian ini juga sesuai denga penelitian yang dilakukan oleh
Padula dan De Abrau (2012) yang meneliti tentang kualitas tidur dan kantuk pada
pekerja shift di brazil yang melibatkan 94 responden yaitu pekerja shift 75
responden laki-laki dan 19 responden perempuan. Dan didapatkan hasil sebanyak
63,1 responden perempuan memiliki kualitas tidur yang buruk dan 26,3 %
mengalami berbagai macam ganguan tidur sedangkan 64% responden laki-laki
memiliki kualitas tidur yang buruk dan 12% mengalami berbagai macam
gangguan tidur.
Penelitian yang dilakukan Lestari (2009) yang melibatkan 25 responden
pekerja shift, yaitu sebanyak 17 orang (68%) responden saat menjalani shift pagi
memiliki kualias tidur yakni kedalaman tidur yang baik sedangkan 16 orang
(64%) responden saat menjalani shift malam memiliki kualitas tidur dengan
Penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kualitas tidur perawat di
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo pada 75 perawat (68 perawat shift dan 27
perawat non shift) menunjukan bahwa pada kelompok perawat shift paling banyak
memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 64.7% sedangkan pada kelompok
perawat non shift memiliki kualitas tidur baik sebanyak 81.5%. Hal ini
menunjukan bahwa perawat yang bekerja dengan penerapan shift lebih banyak
memiliki gangguan kualitas tidur dibandingkan perawat yang non shift (Safitrie,
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan Hasil Penelitian
Penelittian ini bersifat kuantitatif dengaan menggunakan desain deskriptif
untuk mengetahui karakteristik kualitas tidur perawat ketika tidak bertugas malam
dan setelah bertugas malam di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.
Responden dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas malam diruang
rawat inap di RSU Sidikalang yang berjumlah 69 orang.
Dan diperoleh data bahwa usia responden berada pada rentang 23 tahun
sampai 48 tahun (M=32, SD=6,4). Mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan (97%), menikah (93%), beragama protestan (84%), suku batak
(100%). Berdasarkan jenjang pendidikan 97% responden lulusan D3.
Hasil dari penelitian diperoleh mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh
perawat ketika tidak bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (45%), total jam
tidur 6-7 jam (54%), frekuensi terbangun 1-2 kali (44%), kepuasan tidur sedang
(49%), perasaan responden ketika bangun tidur merasa sedikit mengantuk (48%),
kedalaman tidur yaitu tidur dan terbangun beberapa kali (35%) dan konsentrasi
responden dalam melakukan aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (48%).
Sedangkan mayoritas waktu yang dibutuhkan oleh perawat setelah
bertugas malam untuk tertidur 16-30 menit (41%), total jam tidur kurang dari 5
jam (80%), frekuensi terbangun 1-2 kali (36%) dan lebih dari 5 kali (32%) ,
kepuasan tidur sedang (33%) dan tidak merasa puas (35%), perasaan responden
sebentar dan sering terbangun (42%) dan konsentrasi responden dalam melakukan
aktivitas yaitu cukup berkonsentrasi (41%)dan kurang berkonsentrasi (35%).
Data ini menunjukkan adanya penurunan kualitas tidur pada perawat yang
baertugas malam diruang rawat inap Rumah sakit.
2. Rekomendasi
2.1 Praktek keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
bahan pertimbangan bagi praktek keperawatan tentang kualitas tidur perawat
ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam pada ruang rawat inap di
rumah sakit
2.2Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
manajerial bidang keperawatan di rumah sakit untuk membuat rancangan
peraturan shift kerja perawat yang sesuai untuk meminimalkan perubahan kualitas
tidur perawat.
2.3Pendidikan keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi dan penambahan data bagi
mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat tentang kualitas tidur perawat
ketika tidak bertugas malam dan setelah bertugas malam pada ruang rawat inap di
2.4 Penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi dalam
melakukan aktivitas pada perawat yang bertugas malam dengan perawat yang
tidak bertugas malam. Hal ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
bagi penelitan selanjutnya tentang kualitas pelayana perawat yang berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi.(2008). Teknik prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Azwar, S. (2003). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Bukit, Evi Karota. (2003). Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia yang Dirawat Inap di Ruang Penyakit dalam Rumah Sakit Medan (2003). Jurnal keperawatan indonesia Vol 9, 41-47. jakarta: FIK UI.
Hidayat, A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Hossain, J.L.(2004).Sleep, fatigue, and sleepness in shift workers and sleep disorders individuals.Proquest Disertations and Theses.
Japardi, I. (2002). Gangguan Tidur (Thesis). Bagian Bedah FK USU:Medan
Kozier, B.Erb, G. Berman, A.Synder, S.(2004). Fundamentals of Nursing. (7th ed). California:Addition Wesley Publisher Company
Lanywati, E.2001.Insomnia Gangguan Sulit Tidur.yogyakarta:Kanisius
Lestari, P.L.,& Allenidekania.(2009).Perbedaan Kualitas Tidur Pekerja Shift Saat Menjalani Shift Pagi dengan Saat Menjalani Shift MalamPT.Kobame Propertindo.Universitas Indonesia.Jakarta.
Mauriths,L.S., Widodo,J.D.(2008).Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja.vol 13, no 2, 11-12.Journal
Moody, R.C Pessut,D.J. (2006). Motivasi untuk perawatan: aplikasi dan perpanjangan teori motivasi kerja keperawatan profesional.
Mubarak, Wahit dan Nurul Chayatin. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.Jakarta
Nursalam.(2002). Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2.
Safitrie, A & Ardani M.H. Studi Komparatif Kualitas Tidur Perawat Shift dan Non Shift di Unit Rwat Inap dan Unit Rawat Jalan di RSUD Tugurejo.
Universitas Diponegoro
Potter, P.A., & Perry.A.G.(2001).Fundamentals of Nursing (5th rd). St. Louis: Mosby
____ ________________ .(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
____ ________________ .(2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
____ ________________ .(2007).Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Sarwono, Jonathan.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Timby, B.K.(2009). Fundamental Nursing Skill dan Concepts (9th ed). Philadelphia:Lippincott Willian and Witkins.
Wahyuni, A.S.(2011).Statistika Kedokteran (disertai aplikasi SPSS).Bamboedoea Communication:Jakarta
DAFTAR SINGKATAN
ACTH : Adrenal Corticotropin Hormone
BSR : Bulbar Synchronizing Regional
EEG : Electro Encephalo Graphy
EMG : Electro Myo Graphy
EOG : Electro Oculo Graphy
GH :Growth Hormon
KDD : Kuesioner Data Demografi
KKT : Kuesioner Kualitas Tidur
LH : Lituenizing Hormon
NREM : Non Rapid Eye Movement
RAS : Reticular Activating Sistem
REM : Rapid Eye Movement
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Kualitas Tidur Perawat Ketika Tidak Bertugas Malam
Dan Setelah Bertugas Malam di Rumah Sakit Umum Sidikalang
Oleh
Yulice Wandari Sihotang
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kualitas tidur perawat diruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Sidikalang.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya kami mohon kesediaan
bapak/ ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan sesuai dengan pendapat
bapak/ibu sendiri. Identitas pribadi dan semua informasi yang didapatkan selama
penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan
penelitian.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela. Bapak/Ibu
bebas untuk menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
Jika Bapak/Ibu bersedia silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir ini.
Nama :
Tanggal :
No. Partisipan :
Peneliti,
Yulice W Sihotang
Medan, Februari 2014
Responden,
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
Bapak/ibu diharapkan:
1. Menjawab setiap pertanyaan yang ada dan memberikan tanda (X) pada
tempat yang tersedia.
2. Semua pertanyaan harus dijawab
3. Tiap satu pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanykan pada peneliti.
I. Kuesioner Data Demografi
No. Urut :
1. Usia : tahun
2. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Status
( ) Menikah ( ) janda/duda ( ) Tidak Menikah
4. Agama
( )Islam ( )Protestan ( )Katolik ( )Hindu ( )Budh
5. Suku Bangsa
( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu ( ) Lain-lain, sebutkan...
6. Pendidikan
( ) SPK ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2
7. Mengkonsumsi obat tidur
II. Kuesioner Kualitas Tidur
a. Berikut ini adalah kuesioner untuk memperoleh gambaran kualitas tidur
perawat pada waktu pagi sampai sore hari setelah bertugas malam.
Berilah tanda (X) pada kolom yang tepat menurut saudara.
No. Urut :
1. Bila anda sampai ditempat tidur, berapa lama waktu dibutuhkan untuk tertidur
disiang hari setelah shift malam?
(1)> 60 menit (3)16-30 menit
(2) >30-60 menit (4) <15 menit
2. Berapa total jam tidur anda dipagi sampai sore hari setelah tugas shift malam?
(1)<5jam (3)6-7 jam
(2) 5-6 jam (4)>7 jam
3. Selama anda tidur disiang hari setelah tugas shift malam, berapa kali anda
terbangun?
(1)>5 kali (3)1-2 kali
(2)3-4 kali (4) tidak ada
4. Apakah anda merasa puas dengan tidur dipagi sampai sore hari setelah tugas
shift malam?
(1) tidak merasa puas ( 3) sedang
5. Bagaimana perasaan anda ketika bangun tidur disiang hari setelah tugas shift
malam?
(1) sangat mengantuk (3) sedikit mengantuk
(2) mengantuk (4) segar, bersemangat
6. Bagaimana kedalaman tidur anda disiang hari seteleh tugas shift malam?
(1) tidur sebentar dan sering terbangun (3) tidur tetapi tidak nyenyak
(2) tidur dan terbangun beberapa kali (4) tidur sangat nyenyak
7. Bagaimana konsentrasi anda dalam melakukan aktivitas?
(1) tidak berkonsentrasi (3) cukup berkonsentrasi
(2) kurang berkonsentrasi (4) konsentrasi baik
b. Berikut ini adalah kuesioner untuk memperoleh gambaran kualitas tidur
perawat pada malam hari apabila anda tidak bertugas malam.
Berilah tanda (X) pada kolom yang tng tepat menurut saudara.
No. Urut :
1. Bila anda sampai ditempat tidur, berapa lama waktu dibutuhkan untuk tertidur
pada malam hari?
(1)> 60 menit (3)16-30 menit
(2) >30-60 menit (4) <15 menit
2. Berapa total jam tidur anda dimalam hari?
(1)<5jam (3)6-7 jam
3. Selama anda tidur dimalam hari, berapa kali anda terbangun?
(1)>5 kali (3)1-2 kali
(2)3-4 kali (4) tidak ada
4. Apakah anda mera