• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

OLEH

Muhammad Arief

100522125

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

berkah, rahmat, hidayah serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW,

keluarganya dan semua sahabat-sahabatnya yang telah berjuang dan membawa

kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulis juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada

Ayahanda Sunardi dan Ibunda Sumarni atas cinta kasih, pengorbanan, dukungan,

serta doanya yang selalu diberikan kepada penulis.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna

menyelesaikan program studi S1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara dengan judul : ’’Pengaruh Economic Value Added dan

Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia’’ (Periode 2009-2011).

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

atas bantuan yang diberikan dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, waktu dan

materi yang tidak dapat diukur. Dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA., selaku Dekan

(3)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

serta Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM.,Ak selaku sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi.,Ak selaku Ketua Program Studi

Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi USU serta Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.,

Ak selaku sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam

membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar selaku Dosen Pembaca Penilai yang

telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh keluarga besar Ayahanda dan Ibunda, adinda Hartini yang penulis

sayangi dan cintai berkat pengertian, kesabaran, pengorbanan beliau

semua, sehingga penulis termotivasi dalam meyelesaikan skripsi ini,

seluruh guru-guru yang penulis hormati dan kagumi dari mulai SDN SDN

165732, SMPN 27 Medan, SMA Prayatna Medan, Dosen-dosen Fakultas

Ekonomi USU berkat beliau semua penulis bisa memperoleh ilmu

pengetahuan serta terbebas dari kebodohan dan seluruh teman penulis,

yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu terima kasih atas

(4)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita

kembalikan semua urusan dan dengan segala kerendahan hati penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis

dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat

sebagai ibadah disisi-Nya.

Medan, 13 Januari 2014

Penulis

(5)

ABSTRAK

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah EVA (Economic Value

Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return

On Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Variabel dalam penelitian ini adalah EVA

(Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return On Investment) dan harga saham. Populasi dalam penelitian adalah Laporan keuangan Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Gross Profit

Margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan variabel independen EVA (Economic Value Added ), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return on Investment) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, hanya arah koefisiennya saja yang berbeda. Variabel EVA dan ROI berpengaruh secara negatif, sedangkan Variabel NPM berpengaruh sacara Positif.

Kata Kunci: EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return On Investment) dan Harga saham.

(6)

ABSTRACT

EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS ON SHARE PRICE ON SERVICES COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to determine whether EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (net profit margin) , and ROI (Return on Investment) effect on stock prices at service companies listed in Indonesia Stock Exchange .

The model used to analyze the data in this study is a multiple linear regression . The variable in this study is EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) and stock prices . The population in this study is the Financial Statement Services Company Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 .

Based on the test results it can be concluded that the Gross Profit Margin in a positive and significant effect on stock prices , while the independent variables EVA (Economic Value Added) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) has insignificant effect on stock prices , only the direction of the coefficient is just different . EVA and ROI variables negatively , while the NPM variables affect positively.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………. i

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Saham ... 9

2.1.1 Definisi Harga Saham ... 9

2.1.2 Valuasi Harga Saham... 10

2.1.3 Pendekatan Penilaian Saham... 11

2.1.4 Indeks Harga Saham ... 13

2.2 Economic Value Added ... 13

2.2.1 Pengertian Economic Value Added... 13

2.2.2 Tujuan dan Perhitungan EVA... 15

2.2.3 Model (Economic Value Added) ... 17

2.3 Rasio Profitabilitas ... 17

2.3.1 Gross Profit Margin (GPM)... 19

2.3.2 Net Profit Margin (NPM) ... 19

2.3.3 Return on Investment (ROI) ... 21

2.4 Tinjauan Penelitian terdahulu ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 26

2.6 Hipotesis... 27

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan waktu Penelitian... 28

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Operasional... 29

3.3.1 Definisi Operasional Variabel... 29

(8)

3.7.2 Pengujian Hipotesis... ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 41

4.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 43

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 44

4.1.3.3 Uji Autokorelasi ... 45

4.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.1.4 Pembuktian Hipotesis ... 48

4.1.4.1 Koefisien Determinasi R2 ... 48

4.1.4.2 Anova (Uji F)... 49

4.1.4.3 Uji T (Uji Secara Parsial ) ... 50

4.2 Pembahasan ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Masalah... 58

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.4 Daftar Penelliti Terdahulu... 24

3.1 Skala Pengukuran Variabel... 31

3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel... 33

3.3 Daftar Perusahaan Sampel ... 33

4.1 Descriptive Statistics ... 42

4.2 One-Sample Kolmogrov-Sminorv Test ... 44

4.3 Uji Multikolinearitas ... 44

4.4 Uji Autokorelasi ... 45

4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.6 Model Summary ... 48

4.7 ANOVA ... 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah EVA (Economic Value

Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return

On Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Variabel dalam penelitian ini adalah EVA

(Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return On Investment) dan harga saham. Populasi dalam penelitian adalah Laporan keuangan Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Gross Profit

Margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham,

sedangkan variabel independen EVA (Economic Value Added ), NPM (Net Profit

Margin), ROI (Return on Investment) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, hanya arah koefisiennya saja yang berbeda. Variabel EVA dan ROI berpengaruh secara negatif, sedangkan Variabel NPM berpengaruh sacara Positif.

Kata Kunci: EVA (Economic Value Added), GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return On Investment) dan Harga saham.

(12)

ABSTRACT

EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS ON SHARE PRICE ON SERVICES COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to determine whether EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (net profit margin) , and ROI (Return on Investment) effect on stock prices at service companies listed in Indonesia Stock Exchange .

The model used to analyze the data in this study is a multiple linear regression . The variable in this study is EVA (Economic Value Added) , GPM (Gross Profit Margin) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) and stock prices . The population in this study is the Financial Statement Services Company Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009-2011 .

Based on the test results it can be concluded that the Gross Profit Margin in a positive and significant effect on stock prices , while the independent variables EVA (Economic Value Added) , NPM (Net Profit Margin) , ROI (Return on Investment) has insignificant effect on stock prices , only the direction of the coefficient is just different . EVA and ROI variables negatively , while the NPM variables affect positively.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya

atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun

modal sendiri, yang dalam penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu

investasi, dimana investasi disini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk

satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia

beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung

percepatan pembangunan ekonomi Indonesia melalui kekuatan swasta dan

mengurangi beban negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang

pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat

berkembang dan menghasilkan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat.

Seperti halnya dengan pasar modal di Indonesia dimana telah menjadi salah satu

alternatif pembiayaan bagi perusahaan selain sektor perbankan. Hal ini karena ada

dua fungsi yang dijalankan, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

ekonomi sangat penting dalam menjembatani hubungan antara penyedia

(investor), dan pengguna dana (emiten) atau perusahaan go public. Fungsi

(14)

pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menanamkan modal dengan

harapan memperoleh hasil (return) dan perusahaan dapat memanfaatkan dana

tersebut untuk aktifitas perusahaan tanpa harus menunggu tersedianya dana dari

operasional perusahaan.

Kesan yang muncul di benak banyak orang ketika berbicara tentang

pasar modal di Indonesia sering kali adalah spekulasi dan investasi di bursa saham.

Investor akan menggunakan berbagai cara guna meningkatkan peluang

memperoleh hasil dan menurunkan risiko. Salah satu hal yang mereka lakukan

adalah menganalisa pasar secara terus menerus. Pemandu mereka adalah dua tipe

dasar analisa, yang sudah lazim: Fundamental dan teknikal (dalam Cahyono,

2001: 12). Analisis fundamental menggunakan data keuangan perusahaan seperti:

laba, dividen yang dibayar, penjualan, dan lain-lain. Sedangkan analisis teknis

menggunakan data pasar saham yang meliputi harga dan volume transaksi saham.

Salah satu bidang usaha yang tampak mengalami pertumbuhan pesat

di Indonesia adalah sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dari indeks tendensi bisnis

tahun 2013 pada sektor perusahaan jasa mencapai 103,89% (www.bps.go.id).

Perkembangan ini juga terlihat pada laju pertumbuhan PDB 10,84%

(www.bps.go.id). Peningkatan sektor jasa disebabkan adanya tingkat optimisme

pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis khususnya Jasa dan peningkatan

kebutuhan masyarakat terhadap produk Jasa.

Kondisi tersebut berpengaruh pada meningkatnya minat investor yang

(15)

rasio-rasio berdasarkan laporan keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian

perusahaan terhadap perkembangan pesat saham-saham yang tergabung di BEI.

Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan

memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal

bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para

investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui

laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam

mengeluarkan peraturan No. X.K.6 tentang kewajiban penyampaian laporan

tahunan bagi emiten dan perusahaan publik, setiap emiten secara berkala atau

periodik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam agar terdapat

transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang bersangkutan melalui

keputusan ketua Bapepam.

Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Harga saham

mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi

yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para

investor. . Harga saham dianggap sebagai suatu nilai yang dapat memberikan

gambaran yang objektif tentang nilai investasi pada sebuah perusahaan dan karena

harga saham juga akan mencerminkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan

berpengaruh terhadap anggapan investor terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Namun dalam kondisi tertentu harga saham tidak selalu mencerminkan

pergerakan kinerja keuangan emiten, hal ini disebabkan karena adanya faktor

(16)

pada perusahaan tertentu, kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan deflasi serta

situasi politik dan keamanan.

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis

keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai

adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu

dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat

memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi

keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman

dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri

yang tidak berbentuk rasio.

Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai sejauh

mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah

dicapainya. Economic Value Added (EVA), dan rasio-rasio profitabilitas yang

diukur dengan ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on

Sales), EPS (Earning Per Share), NPM (Net Profit Margin), GPM (Gross Profit

Margin), ROI (Return on Investment) adalah beberapa rasio yang digunakan untuk

menginterpretasi laporan keuangan. Bagi para kreditor jangka panjang atau

pemegang saham selain berminat atau menaruh perhatian pada kondisi keuangan

jangka pendek, justru terutama berminat pada kondisi keuangan jangka panjang,

karena betapapun baiknya kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin

bahwa dalam jangka panjang akan tetap baik.

Menurut Tandelilin (dalam Syaidati, 2009:6) EVA adalah ukuran

(17)

Added) bagi perusahaan. Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart

& Stem seorang analisis keuangan dari perusahaan Stem Stewart & Co pada tahun

1993/ Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai

Tambah Ekonomi). Tunggal (dalam Dati 2009:6) EVA/NITAMI adalah metode

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan

yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan

mampu memenuhi semua biaya modal.

Terdapat beberapa macam rasio Profitabilitas dalam penelitian ini

yaitu GPM, NPM dan ROI. GPM (Gross Profit Margin) merupakan ratio atau

perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan

tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir, 2001:99).

Menurut Hariyadi (2002 : 297) Rasio profit margin merupakan ukuran

kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional dalam

hubungannya dengan penjualan. Semakin rendah biaya operasi per rupiah

penjualan, semakin tinggi margin yang diperoleh.

Menurut Home dan Wachowiz (dalam Nugraha, 2009:22) ‘’NPM (Net

Profit Margin) secara umum digunakan untuk mengukur keuntungan berkenaan

dengan peningkatan penjualan. Pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan.’’ Jadi

NPM adalah indikator seberapa besar laba bersih dari setiap rupiah pendapatan.

Net Profit Margin yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukkan kekuatan bisnis

tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk melakukan kontrol

(18)

tinggi dan juga berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba yang tinggi dari penjualannya.

ROI (Return on Investment) atau ratio pengembalian atas investasi

merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2001:60). Rasio ini memberikan

ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan

efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai dari harga saham perusahaan jasa di Bursa Efek Jakarta. Di

antaranya adalah penelitian Syaidati (2012) yang menganalisis Pengaruh EVA dan

Rasio Profitabilitas terhadap harga saham perusahaan Jasa di mana EVA dan rasio

profitabilitas (ROE) berpengaruh secara positif dan tidak signifikan, sedangkan

ROA dan EPS berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap harga

saham. Penelitian Widyatmini dan Michel (2008) manganalisis pengaruh EVA

dan analisis Fundamental terhadap harga saham di perusahaan Jasa dimana

Economic Value Added, Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover Ratio,

Inventory Turnover Ratio, Gross Profit Margin Ratio, Net Profit Margin Ratio,

Return On Asset Ratio, Return On Equity Ratio, Debt Ratio, Debt Equity Ratio,

Leverage Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio) secara

bersama-sama seluruhnya berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan,

tetapi secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang

(19)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009

sampai 2011.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang penelitian maka perumusan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

 Apakah Eva (Economic Value Added) dan rasio profitabilitas {GPM (Gross

Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on Investment)}

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Jasa yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

 Mengetahui apakah Eva (Economic Value Added) dan rasio profitabilitas

GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROI (Return on

Investment) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Jasa yang

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara

lain :

1. Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan memperluas wawasan

peneliti yang berhubungan dengan pasar modal, khususnya kinerja

keuangan baik yang berupa rasio maupun berbasis nilai dan harga saham.

2. Bagi Emiten memberikan informasi tentang EVA dan rasio profitabilitas

yang mempengaruhi harga saham sehingga perusahaan emiten dapat

menarik para investor untuk menanamkan modalnya.

3. Bagi calon investor merupakan informasi sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal sehingga dapat

meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan

investasi dan dapat memperoleh imbalan hasil yang memuaskan sesuai

dengan apa yang diharapkan investor.

4. Bagi peneliti berikut nya dapat digunakan sebagai bahan referensi, bahan

masukan serta perbandingan hasil peneliti dengan periode yang berbeda

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Harga Saham

2.1.1 Definisi Harga Saham

Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalah

bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan

(forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang

sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep

dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar

saham, harga pasar, harga teoritis/intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku

per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah

lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih

total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk di

pasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi,

sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.

Menurut Darmadji dan Fachruddin (dalam Syaidati, 35:2009), harga

saham terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri

yaitu:

1. Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.

2. Open atau opening price menunjukkan harga saham pertama kali

pada saat pembukaan sesi I perdagangan.

3. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham

(22)

4. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu

saham.

5. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga

yang terakhir terjadi.

6. Close atau closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham.

2.1.2 Valuasi Harga Saham.

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik(intrinsic

value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat

ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukan present

value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan

untuk menentukan harga saham adalah sebagai berikut:

a. Apabila NI lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut

dinilai harganya terlalu rendah (undervalued), sehingga saham

tersebut harus dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki;

b. Apabila NI lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut

dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam

kondisi seperti ini harus segera dijual;

c. Apabila NI sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut

dinyatakan dalam kondisi keseimbangan. Dari asumsi investor

terhadap nilai saham yang overvalued atau undervalued inilah terjadi

proses jual beli saham yang akan berakibat pada perubahan harga

(23)

2.1.3 Pendekatan Penilaian Saham

Untuk menentukan harga saham diperlukan adanya suatu model

perhitungan yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana seharusnya

dimasukkan dalam portofolio. Model perhitungan merupakan suatu mekanisme

untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan (misalnya penjualan, laba, dan

deviden) yang diamati menjadi perkiraan harga saham. Ada beberapa pendekatan

untuk menentukan harga saham yaitu:

1. Analisis Fundamental

Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik

tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan

harga pasarnya yaitu dengan dua pendekatan:

a. Pendekatan Deviden

Deviden merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang

saham. Pembayaran deviden yang tinggi mencerminkan prospek tingkat

keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan penurunan tingkat

pembayaran deviden dapat menjadi informasi yang kurang menguntungkan

bagi perusahaan sebab deviden jugadianggap sebagai tanda tersedianya

pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan juga mengindikasikan tingkat

pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya

(24)

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan

keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio

ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu

untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis ini dimulai denga cara memperhatikan perubahan harga suatu

saham dari waktu ke waktu. Model analisis ini beranggapan bahwa harga suatu

saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut, sehingga

asumsi yang berlaku dalam model analisis ini adalah:

a. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand;

b. Supply dan demand dipengaruhi banyak faktor baik yang rasional

maupun irasional;

c. Perubahan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu;

d. Tren tersebut dapat berubah mengikuti pergeseran supply dan demand;

e. Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari

diagram perilaku pasar;

f. Pola–pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di

(25)

2.1.4 Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh

simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama

tentang kejadian – kejadian ekonomi, bahkan kejadian non ekonomi seperti

misalnya sosial, politik, dan keamanan.Dengan demikian IHS juga dapat dijadikan

sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu negara.

2.2 Economic Value Added

2.2.1 Pengerian Economic Value Added

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan

suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh

Stewart dan Stren yaitu seorang analisis keuangan dari perusahaan Sten Stewart

dan Co pada tahun 1993 Sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di

Amerika Serikat. Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode

NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Konsep EVA membuat perusahaan lebih

memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja

keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan ukuran

tertimbang (weighted) dari sturktur modal awal yang ada.

Menurut Tunggal (dalam Iramani dan Febrian, 2005:3), EVA/NITAMI

adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu

perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala

(26)

Menurut Warsono (2001: 46 ), EVA adalah perbedaan antara laba

operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu estimasi

laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun tertentu.

Menurut Tandelilin (2001:195), EVA adalah ukuran keberhasilan

manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.

Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari

besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan

harga saham perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa EVA merupakan keuntungan operasional setelah pajak,

dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan

memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur.

Menurut Utama (dalam Dati, 2009:13 ) penilaian EVA dapat

dinyatakan sebagai berikut:

• Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah

terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

• Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.

• Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi

proses nilai tambah. Laba Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada

(27)

2.2.2 Tujuan dan Perhitungan EVA

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang

diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang

menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang

konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Perhitungan

Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian

laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan

pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa pendekatan yang

digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan.

Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri.

Menurut Tunggal (Dalam Iramani dan Febrian, 2005:3) Terdapat

beberapa manfaat EVA bagi suatu perusahaan dalam mengukur kinerja

perusahaan :

1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri

sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan

dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis

kecenderungan (Trend)

2. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan

untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

Menurut Iramani dan Febrian (dalam Dati, 2012:21) Eva sebagai penilai kinerja

(28)

Keunggulan :

• Memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan

beban sebagai konsekuensi investasi.

• EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat

dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan

harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan

dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman

pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

• Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan

data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai

konsep penilaian.

• Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilain pemberian bonus

pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih

sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan Stakeholders

Satisfication Concepts.

• Pengaplikasian EVA yang mudah

Menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah

dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan

pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Kelemahan EVA

• EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur

(29)

• EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil

keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu.

2.2.3 Model Economic Value Added (EVA)

Berikut adalah Model Economic Value Added (EVA) :

EVA = NOPAT – Capital charges

NOPAT = Laba rugi usaha setelah bunga – pajak

Capital charges = WACC– Invested capital

WACC = ((D x rd)-(1-tax)+(Exre))

D = �����������

����������� & �������x 100%

Cost of debt (rd) = ����������

�������������������x 100%

Tingkat modal (E) = ������������

����������� & ������� x 100%

Cost of equity (re) = ����������������������

������������ x 100%

Tingkat pajak (Tax) = ����������

���������������������� x 100%

Invested Capital = (Total hutang + ekuitas)- hutang jangka pendek

2.3 Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan

keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan

(30)

yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapt melangsungkan

hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan

(profitable). Tanpa adanya keuntungan (Profit), maka akan sulit bagi perusahaan

untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, disamping

mellihat laporan keungan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan

analisis rasio keuangan. Home dan Wachowics (2005 : 222) menjelaskan rasio

profitabilitas adalah ‘’rasio keuangan yang menghubungkan laba dengan

penjualan investasi pada perusahaan’’.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas badan

usaha dalam menghasilkan laba. Rasio ini menggambarkan kinerja operasional,

risiko, dan pengaruh tuas (leverage). Ratio profitabilitas (profitability ratio) terdiri

dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan

penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan

investasi.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan

antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan

dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan

perusahaan (Operating Asset).

Kasmir ( dalam Lumban 2010:3) menyatakan bahwa

hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

(31)

Dalam penellitian ini Rasio profitabilitas yang peneliti gunakan

dalam menganalisis perubahan harga harga suatu saham adalah GPM (Gross

Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), dan ROI (Return on Investment).

2.3.1 Gross Profit Margin (GPM)

GPM digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok

dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Rasio GPM (Gross Profit Margin) menggambarkan efisiensi pengendalian harga

pokok atau biaya produksinya.

Rumus yang digunakan sbb: ��������� ���������

2.3.2 Net Profit Margin (NPM)

NPM digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus yang digunakan sbb: ���� ����� ℎ������ ℎ����� ����� ������

NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan

laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sedangkan NPM yang rendah

menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk biaya tertentu, atau biaya yang

terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal

tersebut. Jadi apabila NPM semakin meningkat maka kinerja perusahaan semakin

membaik dan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan. Dengan

meningkatnya NPM perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut di pasar

(32)

Menurut Home dan Wachowicz (dalam Nugraha, 2009:9)

mengemukakan bahwa “Net profit margin secara umum digunakan untuk

mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan, pendapatan

bersih dari 1 dollar penjualan”.

Jadi NPM adalah indikator seberapa besar laba bersih dari setiap

rupiah pendapatan. Net profit margin yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukan

kekuatan bisnis tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk

melakukan kontrol terhadap biaya. Dengan demikian perusahaan tersebut

memiliki efisiensi yang tinggi dan juga berarti menunjukan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dari penjualannya.

Rasio margin laba (profit margin) menurut Sofyan (dalam Nugraha

2009:9) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dan menunjukan berapa besar

persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Margin laba

dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut

Marjin Laba (Profit Margin) =

Pendapatan Bersih Penjualan

Lukman Syamsudin (dalam Nugraha, 2009:9) menyatakan bahwa “Net

profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu

penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak

dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, semakin baik operasi suatu

perusahaan”.

Rumus NPM dapat ditulis sebagai berikut :

(33)

Menurut Bambang Riyanto (dalam Nugraha, 2009:10) net profit

margin diartikan sebagai keuntungan netto per rupiah penjualan. Menurut beliau,

rumus perhitungan net profit margin dapat ditulis sebagai berikut :

Net Profit margin = ���������� ������ ℎ����� (���) ��������� ����

Tidak jauh berbeda dengan definisi para ahli sebelumnya, Helfert

(dalam Nugraha, 2009:10) mengartikan bahwa “Net profit margin adalah

hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan”. Menurut pendapat

beliau net profit margin menunjukan kemampuan manajemen perusahaan sampai

cukup berhasil memulihkan harga pokok barang dagang atau jasa, beban operasi

(termasuk penyusutan) dan biaya pinjaman. Rasio ini juga menunjukan

kemampuan manajemen menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi yang

wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu resiko.

Dari pendapat di atas, net profit margin menunjukan seberapa besar

imbal jasa atau kompensasi yang sanggup diberikan perusahaan terhadap investor.

2.3.3 ROI (Return on Investment)

ROI digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau untuk menilai kompensasi

keuangan kepada penyediaa pendanaan ekuitas dan utang. Dibawah ini terdapat

beberapa pendapat para ahli di bidang ekonomi yang menjelaskan tentang

pengertian Return On Invesment (ROI).

Lukman Syamsudin (dalam Rijah, 2009:8) menyatakan bahwa

(34)

keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

yang tersedia diperusahaan.” Sedangkan menurut Riyanto (dalam Rijah, 2009:8)

menyatakan bahwa “Return On Investment sama dengan laba bersih terhadap

total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas sumber daya perusahaan.

Uraian ini khususnya dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing

segment atau divisi dari suatu perusahaan.”

Dari pengertian yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih

yang bisa dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki

perusahaan. Sehingga dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan

perusahaan.

Analisis rasio Return On Investmen (ROI) dalam analisis keuangan

mempunyai arti yang sangat penting karena merupakan salah satu tekhnik analisis

yang bersifat menyeluruh (comprehensive). Analisis rasio Return On Investment

(ROI) merupakan teknik analisis yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI)

merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan

dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan

untuk memperoleh keuntungan.

Menurut Riyanto (dalam Rijah, 2009:9) besarnya Return On

Investment (ROI) dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Return On Investment =

Net Profit After Tax

× 100%

(35)

Uraian dari rumus diatas adalah:

a. Net Profit After Tax

Merupakan pendapatan bersih hasil usaha yang merupakan suatu pos

dalam income statement (laporan rugi laba).

b. Total Assets

Yang termasuk ke dalam total asset adalah keseluruhan assets yang

ditanamkan perusahaan dalam kegiatannya, yaitu yang terdiri dari :

Current Assets, yaitu kas dan assets lainnya yang diharapkan dapat

dikonversikan ke dalam kas, dijual atau dikonsumsikan baik dalam satu

tahun atau dalam suatu siklus operasi. Adapun yang termasuk dalam

current assets adalah : marketable securities, account receivable,

inventories.

Long Term Investment, umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu:

- Investasi dalam saham seperti obligasi, capital stocks atau longterm

notes.

- Investment tanggible fixed assets yang tidak secara langsung

digunakan dalam operasi, seperti misalnya tanah yang dibeli dengan

modif spekulasi.

- Investasi dalam dana khusus seperti dana pensiun atau dana perluasan

pabrik, juga termasuk disini adalah dana asuransi.

Property, plant equipment, dan intangible assets yaitu terdiri dari

peralatan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, alat-alat, dan sumber daya

(36)

Other Assets yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah biaya-biaya yang

ditangguhkan (Deffered changes) misalnya : biaya-biaya organisasi yaitu

biaya-biaya yang terjadi pada saat pertama berdirinya perusahaan.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Latar belakang dalam penelitian ini selain dari rasa ingin tahu peneliti

tentang pengaruh EVA dan Profitabilitas terhadap harga saham, namun juga ada

beberapa faktor lain yaitu adanya penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti

terdahulu dengan objek penelitian yang berbeda yang menyebabkan penulis

semakin ingin tahu apakah ada perbedaan dari setiap penelitian tersebut.

Berikut ini ada beberapa peneliti terdahulu yang dijelaskan secara singkat

dan jelas ke dalam bentuk tabel:

Table 2.4.

Daftar Peneliti Terdahulu

No Nama dan

tahun penelitian

Judul Variabel Hasil penelitian

1 Zadollah

the correlation results, using person index between two indices, the economic value added index and the index of stock market value, show that at 1% level, these two variables are correleted, and the correlation is positive. Also, the results of the panel regression estimation indicate a positive and significant

relationship between two

(37)

2 Widyatmini secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga harga saham, sedangkan ROE dan EVA berpengaruh positif terhadap harga saham.

ROA dan EPS berpengaruh Positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga sales tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga

saham. Sedangkan return on

equity, earning per share, Basic Earning Power dan

(38)

Perbankan dan Asuransi di Bursa Efek Indonesia (2007-2009)

EPS, BEP memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

2.5 Kerangka Konseptual

Untuk memperjelas kerangka dari penulisan ini maka dibuatlah suatu

kerangka konseptual sebagai berikut:

(39)

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah prediksi tentang fenomena atau dugaan yang akan

diuji kebenarannya dengan fakta yang ada (Jogiyanto, 2004:44).

a. EVA, GPM, NPM dan ROI berpengaruh terhadap perubahan harga

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan hipotesis (explanatory) atau kausal yaitu

hipotesis yang menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan

variabel yang lainya, dimana Yang dipengaruhi adalah variabel dependen (VD)

dan variabel yang mempengaruhi adalah variabel Independen (VI) (Jogiyanto:

2004-44). Karakteristik penelitian ini bersifat replikasi, sehingga hasil uji

hipotesis harus didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang

dengan kondisi lain yang kurang lebih sama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini beralokasi di PT. Bursa Efek Indonesia yang beralamat

di jalan jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta, Indonesia. Akan tetapi, peneliti

dalam hal ini hanya melakukan perolehan data melalui website

internet

(41)

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel

3.3.1 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel menjelaskan konsep masing-masing

variabel dalam penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga saham. Harga saham

adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang

ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran saham

bersangkutan di bursa (dalam Dati, 34:2009). Analisis terhadap harga

saham pada umumnya bertujuan memperkirakan nilai yang layak bagi

saham tersebut. Tentunya jika nilai yang seharusnya dari suatu saham

(nilai instrinsik) tersebut lebih besar dari harga saham itu, maka harga

saham dinilai undervalued (harga saham terlalu rendah). Jika sebaliknya,

maka harga saham dinilai overvalued (harga saham terlalu mahal).

b. Variabel Independen

1. Economic Value Added ( �1 ) adalah ukuran keberhasilan

manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah

perusahaan (Tandelilin, 2001:195). Langkah perhitungan EVA

sebagai berikut:

Eva = Nopat – Capital charges

(42)

Capital Charges = WACC – Invested capital

WACC = ((D x rd)-(1-tax)+(Exre))

D = �����������

����������� & ������� x 100%

Cost of debt (rd) = ����������

�������������������x 100%

Tingkat modal (E) = ������������

����������� & ������� x 100%

Cost of equity (re) = ����������������������

������������ x 100%

Tingkat pajak (Tax) = ����������

���������������������� x 100%

Invested Capital = (Total hutang + ekuitas)- hutang jangka pendek

2. Gross Profit Margin (�2) adalah suatu rasio yang digunakan untuk

mengukur efisiensi pengendalian harga pokok dan

mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara

efisien.

Gross profit margin = ���� �����

���������

3. Net Profit Margin (�3) adalah suatu rasio yang digunakan untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan Volume

penjualan.

Net profit margin = ���� ������ ℎ����� (���)

(43)

4. Return on Investment (�4) adalah suatu rasio yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang digunakan.

Return on Investment = ���������� ℎ����� (���)

����� ������

3. 3.2 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel adalah proses dari kegiatan penelitian

mengukur variabel untuk pengujian hipotesis serta mendapatkan jawaban yang

akurat terhadap permasalahan yang muncul dalam penelitian. Variabel yang

diukur dalam penelitian ini adalah variabel fisik seperti Economic Value Added (

nilai tambah ekonomis) dan rasio profitabilitas dari perusahaan jasa yang akan

diteliti melalui data laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel

No Defenisi Parameter Skala

1. EVA: metode yang mencatat dengan

baik atau tepat seluruh kompleksitas

perdagangan yang terkait dengan

penciptaan nilai perusahaan

EVA = NOPAT– Capital charges

Rasio

2 GPM: mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok dan mengindikasikan

(44)

pajak dibandingkan dengan volume

penjualan

4 ROI: menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang digunakan.

ROI = ���� ������ ℎ����� (���)

����� ������

Rasio

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah seluruh obyek yang karakteristiknya hendak

diduga. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode 31 desember 2009 sampai dengan 31

Desember 2011 yaitu 28 perusahaan . Data laporan keuangan yang digunakan

adalah laporan yang sudah diaudit per 31 Desember.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

purposive sampling yaitu dengan menetapkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria

pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus

menerus sejak tahun 2009 sampai tahun 2011.

2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit setiap

tahun pengamatan.

3. Perusahaan memiliki data harga saham (pada tanggal saat laporan

keuangan diserahkan ke BAPEPAM selama tahun 2009-2011.

4. Di dalam laporan keuangan tersebut tercantum biaya bunga (interest

(45)

Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 10

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2009-2011.

28

2 Perusahaan yang dikeluarkan karena data laporan

keuangan tidak lengkap

18

Jumlah populasi yang masuk kriteria 10

Data periode pengamatan yang dilakukan dari Tahun 2009-2011

diperoleh populasi 28 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

memenuhi kriteria untuk menjadi sampel perusahaan adalah sebanyak 10

perusahaan. Data perusahaan dari tahun 2009-2010 selama 3 tahun menghasilkan

unit analisis dari 10 sampel adalah sebanyak 30 data sampel yang akan diteliti

dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Daftar perusahaan sampel

No Nama Perusahaan Kode Saham

1 Inter Delta Tbk, PT INTD

2 Akbar Indo Makmur Stimec Tbk, PT AIMS

3 Hexindo Adiperkasa Tbk, PT HEXA

4 Colorpak Indonesia Tbk, PT CLPI

5 AKR Corporindo Tbk, PT AKRA

6 Asia Natural Resources Tbk, PT ASIA

7 Enseval Putera Megatrading Tbk, PT EPMT

8 Dayaindo Resources International Tbk, PT KARK

9 Fks Multi Agro Tbk, PT FISH

(46)

3.5 Jenis Data

Berdasarkan teknik data yang diperoleh melalui laporan keuangan

perusahaan yang akan diteliti, maka analisis data disebut time series techniques

dan cross section techniques. Times seriestechniques dalam penelitian ini adalah

data yang berurut selama 3 tahun yang dimulai tahun 2009 sampai 2011.

Sedangkan cross section techniques yaitu membandingkan analisa 10 keuangan

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain yang sejenis pada saat

bersamaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau data yang dapat

dihitung serta dapat dianalisis secara sistematis. Data kuantitatif dalam penelitian

ini adalah data angka-angka yang terdapat dalam laporan neraca dan laba rugi

serta harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2009– 2011.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari

perusahaan yang bersangkutan, melainkan data sudah tersedia oleh pihak lain.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui internet

laporan tahunan perusahaan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara pendekatan terhadap sumber

(47)

mewakili populasinya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan cara mendownload data perusahaan melalui website Bursa Efek Indonesia

yait

Menurut jenis metode penarikan sampel dalam penelitian ini, maka

metode yang digunakan adalah metode non-probability sampling yaitu setiap

elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan

pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan

karakteristik khusus masing-masing elemen. Model dari metode non-probality

sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling seperti yang sudah

dijelaskan pada bagian populasi dan sampel.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi berganda yang diuji dengan persamaan kuadrat terkecil biasa

(Ordinary Least Square) untuk meramalkan atau menjelaskan pengaruh metode

EVA dan rasio profitabilitas perusahaan terhadap harga saham. Menurut Imam

Ghozali (dalam Cynthia, 2012:69) regresi linier berganda ingin menguji pengaruh

dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.

Dalam penelitian ini akan diuji: (1) pengaruh secara serentak dengan

menggunakan uji F (over all test) (2) pengaruh secara parsial dengan

menggunakan uji t (individual test). Kemudian untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi varibel dependen, peneliti

(48)

didasarkan pada hasil perhitungan komputer dengan bantuan program SPSS.

Adapun model matematis dari penelitian ini adalah:

Y= βo + β1X1 ++ β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Dimana:

Y = harga saham (variable terikat)

β 0 = Konstanta

�1 = Economic Value Added (EVA) sebagai variabel bebas

�2 = Gross Profit Margin (GPM) sebagai variabel bebas

�3 = Net Profit Margin (NPM) sebagai variabel bebas

�4 = Return on Investment (ROI) sebagai variabel bebas

e = error ter

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi

benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat

pengujian dalam uji klasik, yaitu :

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data dinyatakan berdistribusi normal

(49)

2. Uji multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu untuk mengetahui

ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan VarianceInflation

Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi

multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas.

3. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan terjadi problem Autokorelasi yang menyebabkan model yang

digunakan tidak layak dipakai. Setiaji (dalam dati, 2009:43) ‘’Untuk mendeteksi

adanya Autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson, adapun kriteria

pengujiannya adalah :

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada Autokorelasi positif;

b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokorelasi;

c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada Autokorelasi negatif.

4. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah

(50)

pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Kebalikannya jika residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.

Untuk menguji adanya heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

3.7.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara uji signifikansi

(pengaruh nyata) variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) baik

secara parsial, dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (t-test), dan untuk

melihat kelayakan model dilakukan dengan uji statistik F (F-test), pada level 5%

(α = 0,05).

1. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis Koefisien Ganda digunakan untuk mengetahui seberapa

kuatkah pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Adapun menurut Sugiyono (dalam Syaidati, 2009:46) pedoman

untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Ganda sebagai berikut:

(51)

2. Koefisien Determinasi (R2 )

Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

persentase pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

3. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:160), Uji ini

digunakan untuk menguji kelayakan model (goodness of fit). Tingkat signifikansi

yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-K-1), dimana n =

jumlah observasi dan k = Jumlah Variabel. Jika signifikan (nilai signifikansi di

bawah 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel terikat. Jika tidak signifikan (nilai signifikansi di atas 0,05) berarti

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Uji signifikansi tersebut dapat kita lihat pada Tabel ANOVA (Uji F) dengan

menggunakan SPSS Versi 17.

4. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel

independen lainnya konstan. Untuk mengetahui nilai t statistik tabel ditentukan

tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan yaitu df = (n-k), di mana n =

(52)

berarti variabel bebas secara terpisah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat. Jika nilai signifikansi di atas 0,05 berarti variabel bebas secara

terpisah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Arah pengaruh variabel Independen terhadap variabel dependen dapat

dilihat dari nilai

t

hitungnya sebagai berikut:

• Jika

t

hitung bernilai positif artinya variabel Independen memiliki pengaruh

yang searah dengan variabel dependen, dengan kata lain apabila variabel

independen naik maka variabel dependen akan mengalami kenaikan.

• jika

t

hitung bernilai negatif artinya variabel Independen memiliki

pengaruh yang berlawanan arah dengan variabel dependen, artinya jika

variabel independen naik maka variabel dependen tidak akan mengalami

kenaikan.

• Jika

t

hitung >

t

tabel artinya variabel Independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

• Jika

t

hitung <

t

tabel artinya variabel independe tidak berpengaruh terhadap

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa

yang terdaftar di BEI sebanyak 10 perusahaan jasa yang masuk kriteria

dalam penelitian ini. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh EVA dan

rasio Profitabilitas (GPM, NPM, dan ROI) terhadap perusahaan yang

terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

4.1.2 Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengolahan data dengan statistik (SPSS), data

EVA, GPM, NPM, ROI dan harga saham perusahaan jasa terlebih dahulu

di-log dengan menggunakan program excel untuk menghindari munculnya

nilai exponensial pada output data.

Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau

sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Dapat disimpulkan deskriptif statistic dari data yang digunakan sebagai

(54)

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

ROI 30 -0.150 0.141 0.04787 0.010165 0.055674

NPM 30 -1.190 0.092 -0.00387 0.041196 0.225638

GPM 30 0.011 0.221 0.11497 0.012423 0.068044

EVA 30 -3.E11 4.E11 1.18E10 2.592E10 1.420E11

Saham 30 50 18000 2413.87 742.687 4067.865

Valid N (listwise)

30

Sumber : Output SPSS, 2013 (data diolah)

Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.1 ditemukan bahwa

jumlah data yang dimasukkan sebanyak 42 dengan nilai ROI, GPM, NPM, EVA

dan harga saham terendah yaitu -150; -1,190; 0,011; -3,E11;50 dan nilai tertinggi

yaitu 0,141; 0,092; 0,221; 4,E11; 18000.

Rata-rata nilai ROI, NPM, GPM, EVA dan harga saham perusahaan

jasa selama 3 tahun adalah 0,04787; -0,00387; 0,11497; 1,18E10; 2413,87. Nilai

standart of mean variabel tersebut yaitu 0,010165; 0,041196; 0,012423; 2,592E16;

742,687. Maka dengan taraf kepercayaan 95% nilai ROA, ROE, EPS, EVA, dan

(55)

-0,00387 ± (2 x 0,041196); 0,11497 ± (2 x 0,012423); 1,18E10 ± (2 x 2,592E16);

2413,87 (2 x 742,687).

Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata sampel

dengan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu 0,055674; 0,225638;

0,068044; 1,420E11; 4067,865. Dari sebaran di atas dapat dilihat kemungkinan

distribusi datanya tidak normal, namun untuk mendapatkan kepastian dari sebaran

datanya maka akan dilakukan uji normalitas data dengan kolmogrov sminorv.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan One SampleKolmogorov Smirnov Test. Dasar dalam

pengambilan keputusan ini adalah jika tingkat signifikansinya 0,05, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Dari pengujian yang

Gambar

Table 2.4.
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis Analisis Terhadap Kepemimpinan Perempuan ..... ADLN-Perpustakaan

Telkom Reg IV ialah aktivitas internal berupa employee relations, seperti special event, program pendidikan dan pelatihan yang melibatkan seluruh karyawan dan

Puji syukur senant iasa penulis panjat kan kehadirat Allah SWT at as rahmat dan hidayahNya, sehingga dapat menyelesaikan t esis ini dengan baik yang ber judul “Kepem im

Hasil pengolahan data dan analisisnya menunjukan bahwa pendekatan saintifik mempunyai efektivitas tinggi dalam meningkatkan hasil belajar dengan nilai effect size

[r]

Dengan bertambahnya kedalaman, proses fotosintesis akan semakin kurang efektif, maka akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut sampai pada suatu kedalaman yang

Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui cara perhitungan dimensi pondasi tiang bor dan tiang pancang secara terkomputerisasi dan untuk mengetahui perbandingan

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan