• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG, LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH

GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG,

LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh

Yuni Arieska Marga

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL - Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan tahun pelajaran 2011 / 2012.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MA AL - Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah keseluruhan ada 142 siswa, sedangkan jumlah siswa yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 35 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Untuk memperoleh data primer digunakan teknik kuesioner dan untuk memperoleh data sekunder digunakan teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai dasar perhitungan dalam pembuatan laporan penelitian ini.

(2)

DAFT AR ISI

Halaman vii ... xi 1. PENDAHULUAN

A. 1

B. 7

C. 7

D. 8

E. 8

F. 9

G. 10

11.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 11

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 11

2. 12

3. 13

4. 15

5. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru 21 6. Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi

Pelajaran Oleh Guru 26

7. 31

8. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode

Mengajar dengan Prestasi Belajar Siswa 33 9. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang

Penguasaan Materi Pelajaran Oleh Guru dengan

. 35

10. . 36

(3)

B. Hipotesi 39

2. Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi

46 A. Tinjauan Umum MA Al Ikhlas Tanjung Bintang

(4)

58 2. Lokasi MA AI Ikhlas Tanjung Bintang Lampung

58 3. Visi dan Misi MA AI Ikhlas Tanjung Bintang

60 4. Sarana Akademik MA AI Ikhlas Tanjung Bintang

60 5. Keadaan Guru dan Siswa MA AI Ikhlas Tanjung

Bintang 62

B. Deskripsi Hasil Penelitiaan dan Pembahasan

63 1. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

64 2. Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran

66

1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar (X1) dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) Semester Ganjil di MA AI Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajaran

75 2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penguasaan

(5)

di MA AI Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 79

3. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar (X1) dan Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran Oleh Guru Geografi (X2) dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) Semester Ganjil di MA AI Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN

87 89

DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Soenyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial. CV Jenggala Pustaka Utama. Kediri.

Bimo Wlgito. 2004.Pengantar Psikologi Umum.Andi. Yogyakarta. Daryanto. 2010.Belajar dan Mengajar. CV Yrama Widya. Bandung.

Depdikbud. 1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).Balai Pustaka. Jakarta. Dermawan. 2005. Hubungan antara kemampuan pengelolahan kelas dan penguasaan

materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar ekonomi pada kelas XI di SMA utama 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2004/2005. Skripsi.Program Studi pendidikan ekonomi juruan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.

Djaali. 2011.Piskologi pendidikan.PT Bumi Aksara. Jakarta.

Djauak Ahmad. 1996.Pengelolahan Kelas di Sekolah Dasar. Depdikbud. Jakarta. Endang Susilowati. 2008. Hubungan antara presepsi siswa tentang keterampilan

mengajar dan penguasaan materi oleh guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X semester ganjil SMA 1 Bandar Sribawono, Lampung Timur tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi. Program Studi pendidikan ekonomi juruan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.

Lovica wulandari. 2005. Pengaruh persepsi siswa tentang kegiatan dasar mengajar guru, metode mengajar, dan penggunaan media terhadap prestasi belajar ekonomi pada kelas X semester ganjil SMA Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2004/2005. Skripsi. Program Studi pendidikan ekonomi juruan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.

Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. jakarta

Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

(7)

Pupuh dan Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT Rafika Aditama. Bandung.

Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Rineka Cipta. Jakarta.

Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Renika Cipta. Jakarta Ridwan. 2004.Metode Teknis dan Menyusun Tesis.Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Pratik. PT Renika Cipta. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2008.Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinnya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sumarsihanwar. 2007. Kompetensi Guru Madrasah. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Oemar Hamalik. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kopetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Oemar Hamalik. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Unila. 2008.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Unila. Bandar Lampung.

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keadaan Prestasi Belajar Geografi Siswa di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2011/2012... 2

2. Daftar perhitungan sampel masing masing kelas... 42

3 . Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Geografi Dan Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran Oleh Guru Geografi Semester Ganjil Di MA Al Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Tolok Ukur Peniliaian... 53

4 . Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 57

5 . Keadaan guru MA Al Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan... 62

6. Keadaan Siswa MA Al Ikhlas Tanjung Bintang Tahun pelajaran 2011 / 2012... 63

7. Jumlah Responden Tentang Persepsi Siswa Tetang Metode Mengajar Guru Geografi di MA AL Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan... 65

8. Jumlah Responden Tentang Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran oleh Guru Geografi di MA AL Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan... 67

9. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Geografi Siswa MA AL Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012... 68

10. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian Tahun 2011... 69

11 . Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Penelitian Tahun 2011... 70

(10)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL

DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG KAB LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(SKRIPSI)

Oleh

Yuni Arieska Marga 0643034046

Pembimbing 1 : Drs. Fachri Thaib,M.Pd Pembimbing 2 : Drs. Zulkarnain, M.Si Pembahas : Dr. Pargito, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

F 10

(11)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA SEMESTER GANJIL

DI MA AL-IKHLAS TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh

Yuni Arieska Marga

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(12)

1.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

MA Al-Iklhas Tanjung Bintang, Lampung Selatan pada Tahun Pelajaran 2011/2012 memiliki siswa sebanyak 142 orang, dengan jumlah siswa yang cukup besar berarti tanggung jawab semua pihak sekolah cukup besar pula dalam mencerdaskan dan menciptakan peserta didiknya menjadi lebih terampil dan kreatif. Salah satu visi di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan yaitu diharapkan seluruh siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pada semua mata pelajaran yang di ajarkan oleh guru. Di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan tidak semua mata pelajaran yang diajarkan pada siswanya memperoleh prestasi belajar yang tinggi, salah satunya pelajaran geografi.Ternyata dari seluruh siswa semester ganjil tahun ajaran 2011/2012, masih banyak siswa yang memperoleh prestasi yang rendah pada pelajaran geografi. Karena nilai rata-rata semester mereka kurang dari 65. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa disebut faktor internal, maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa disebut faktor eksternal.

(13)

guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas saja. Latar belakang pendidikan guru yang mengajar geografi di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajara 2011/2012 ternyata bukan tamatan pendidikan geografi melainkan tamatan IAIN Fakultas Tarbiyah. Sehingga dalam penguasaan materi pelajarannya sangatlah cukup karena sebelum guru itu tampil di depan kelas untuk mengelolah interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu ia harus menguasai materi yang akan diajarkan sekaligus menguasai bahan bahan yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dengan modal menguasai materi, guru dapat menyampaikan materi secara dinamis.

Materi pelajaran adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Jadi jika guru sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan wibawanya, sehinga murid percaya yang dikatakan guru tersebut, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaranya. Tetapi masih ada beberapa siswa memperoleh prestasi belajar geografi yang rendah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1. Keadaan Prestasi Belajar Geografi Siswa di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

No Prestasi Belajar Kelas

Sumber: Dokumentasi guru bidang studi geografi semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

(14)

(Kurang dari krteria ketuntasan minimum), Rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa tersebut berhubungan dengan banyaknya faktor. Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Menurut Daryanto (2010:36-50) Faktor internal yang meliputi (1) faktor jasmani yang terdiri dari kesehatan, (2) faktor psikologis yang terdiri dari perhatian, motivasi, bakat, minat, kemauan, kesiapan dan (3) faktor kelelahan yang terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani sedangkan eksternal meliputi (4) faktor keluarga yang terdiri dari cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, (5) faktor sekolah yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, sikap siswa terhadap cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran (yang sesuai dengan materi pelajaran) standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, (6) faktor masyarakat yang terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor yang berhubungan dengan rendahnya hasil belajar geografi dalam penelitian ini adalah tentang metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi.

(15)

guru untuk melengkapi dirinya dengan beberapa keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya. Keterampilan mengajar adalah keterampilaan yang mutlak yang harus guru punyai. Terutama keterampilan dalam mengggunakan metode mengajar sehingga guru dapat mengoptimalkan perannya dikelas.

(16)

yang menguasai materi pelajaran dengan baik akan memudahkan siswanya menyerap materi pelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran bagian dari proses pembelajaran sangat diperlukan mengingat kedudukan metode mengajar dan materi pelajaran khususnya dalam pembelajaran geografi bukan hanya sekedar sebagai pelengkap saja, tetapi merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru juga memiliki banyak potensi yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran. Namun, ketetapan guru memilih metode mengajar harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa, karena akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa. Guru yang cerdas menyampaikan materi adalah guru yang mampu memandukan materi pelajaran dengan memilih salah satu metode atau lebih yang cocok dengan materi yang disampaikan dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(17)

Dalam penelitian ini persepsi yang dimaksud adalah persepsi siswa tentang metode mengajar dan persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran geografi oleh guru dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan semakin menarik dan beragam metode yang digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi pelajaran geografi maka semakin besar pula keinginan siswa untuk mempelajari materi geografi, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan prestasi belajar yang baik.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas maka peneliti tertarik mengadakan Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar dan Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran Oleh Guru Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Semester Ganjil MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Persepsi siswa tentang keterampilan menggunakan metode mengajar oleh guru geografi di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

2. Persepsi siswa tentang penguasan materi pelajaran oleh guru geografi di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

(18)

4. persepsi siswa tentang media pembelajaran guru geografi di MA Al -Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

5. Persepsi siswa tentang Sarana Belajar di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

C.Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Persepsi siswa tentang keterampilan menggunakan metode mengajar oleh guru geografi di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

2. Persepsi siswa tentang penguasan materi pelajaran oleh guru geografi di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan.

3. Prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL- Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012?

(19)

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dan persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi semester ganjil di MA AL - Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010-2011?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa semester ganjil di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012. Dengan demikian rincian tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL- Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012. 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dan

penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010-2011.

F. Kegunaan Penelitian

(20)

Penelitian ini berguna untuk menyumbangkan kemampuan daya pikir yang sesuai dengan ilmu pengetahuan guna dapat mengungkapkan secara objektif dalam bentuk karya ilmiah dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan persepsi siswa tentang metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada program studi pendidikan geografi jurusan pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung. b. Sebagai informasi bagi kepala sekolah MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang

Lampung Selatan dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya.

c. Sebagai bahan masukan kepada guru khususnya guru geografi di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan dalam rangka perbaikan sistem mengajar khususnya dalam penggunaan metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran agar siswa memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan terutama dibidang pendidikan. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti yang akan meneliti masalah-masalah lain yang relevan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih jelas kajiannya, maka penulis perlu memberikan batasan ruang lingkup penelitian, yaitu:

(21)

2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar siswa.

3. Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan.

4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan geografi karena membahas tentang metode mengajar, penguasaan materi pelajaran geografi dan prestasi belajar geografi siswa.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang ditempuh dalam memecahkan masalah yang diteliti untuk lebih terarahnya penelitian ini maka penulis akan mengutip pendapat para ahli yang ada kaitannya dengan permasalahan ini.

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan komponen yang paling penting dalam pembelajaran dimana dari proses belajar dapat diketahui hal hal yang belum diketahui, belajar atau pembelajaran merupakan proses dimana seseorang mengetahui hal hal yang tidak diketahui sebelumnya. Menurut Oemar Hamalik (2004:21) belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, sikap, tingkah laku, kecakapan serta perubahan perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

(23)

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merubahkan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian para ahli mengenai definisi belajar diatas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang belajar yaitu proses perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman seseorang dan interakssi dengan lingkungannya.

2. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme merupakan pengelompokan atas teori teori baru dalam dalam psikologi pendidikan, walau demikian Teori belajar konstruktivisme berkaitan dengan teori perkembangan mental Piaget. Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentraspormasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya apabila aturan aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar benar memahami teori tersebut dan dapat menerapkan pengetahuan mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan sungguh sungguh.

(24)

2007:37) Menurut pandangan dan Teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang. Sesuai dengan Teori belajar konstruktivisme tersebut maka proses pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kesubjek belajar / siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstuksi sendiri pengetahuannya. Karena itu guru dalam hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa.

3. Pembelajaran Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (SEMLOK 1988 dikutip oleh Nursid Sumaatmadja, 1997:11). Selanjutnya, konsep geografi ini jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakekatnya merupakan bagian dari bumi terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapsan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan).

(25)

Sehingga penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa tidak saja terbatas pada aspek aspek nilai dan sikap serta keterampilan.

Menurut Daldjoeni (1997:126) geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan geosfer dengan sudut kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Sedangkan Sumaatmadja menjelaskan bahwa hakekatnya pembelajaran geografi adalah aspek aspek keruangan dipermukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam kehidupan manusia dengan variasinya.

Pada hakekatnya pembelajaran geografi terbagi menjadi dua: yaitu indoor study dan outdoor study. Indoor study adalah pembelajaran dilaksanakan dalam ruangan kelas, sedangkan outdoor stuy merupakan pembelajarn dilaksanakan diluar ruangan kelas. Berdasarkan penjelasan tersebut maka ruang lingkup pembelajaran geografi adalah:

1. Alam lingkungan yang menjadi sumberdaya kehidupan 2. Penyebaran manusia dengan ventilasi kehidupannya

3. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang memberikan variasi terhadap cirri khas tempat tempat di permukaan bumi

4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara daratan, perairan, dan udara.

(26)

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

4. Pengertian persepsi

Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi kearah yang dicita-citakan, hubungan guru dan siswa harus bersifat edukatif (mendidik). Interaksi endukatif adalah sebagai suatu peroses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, lingkungan pembelajaran yang menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pembelajaran. Secara umum persepsi merupakan pengenalan, penilaian, tanggapan seseorang terhadap suatu objek. Menurut Slameto (2003;102) bahwa : persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, dan pencium.

Menurut

didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud dan diterimanya sti

(27)

(1990:675), persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Menurut Lerner,1988:282 (dalam Mulyono,2003:151) persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris, atau kemampuan intlek untuk mencari makna dari data yang diterima oleh berbagai indra. Bermula dari adanya rangsangan dari luar individu (stimulus) individu menjadi sadar akan adanya stimulus ini melalui sel- sel syaraf resepior (penginderaan) yang peka terhadap bentuk energi tertentu. Bila sumber energi ini cukup kuat untuk merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah pengindraan. jika sejumlah pengindraan disatukan dan dikoordinasikan dalam suatu syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenal dan menilai objek-objek maka keadaan ini dinamakan persepsi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi dalam penelitian ini adalah suatu kesan atau tanggapan tentang suatu objek berdasarkan pada pengalaman, sehingga seseorang yang memberikan persepsi dapat benar-benar memahami dalam menapsirkan objek yang dipersepsikan atau dapat dikemukakan pula bahwa persepsi merupakan suatu pengamatan, penerimaan, tanggapan, sikap belajar terhadap suatu objek yang diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang takkala ia mempelajari hal hal yang bersifat akademik.

(28)

mereka di kelas, dan cara mengajar. AdapunEducation Acceptanceterdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai, dan materi yang disajikan, pratik tugas dan persyaratan yang ditetapkan disekolah. Sikap belajar dalam penelitian ini penting karena didasarkan atas peranan guru leader dalam peroses belajar mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan guru dalam kelas berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Dalam hubungan ini, Nasution menyatakan bahwa hubungan tidak baik antara siswa dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditunjukan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas, dan lain lain.

Sikap belajar siswa akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal hal tersebut.sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya. Sikap belajar siswa ikut menentukan intensitas (tingkat) kegiatan belajar. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif. Peran sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang, melainkan juga bagimana ia melihatnya. Sikap belajar siswa yang positif dapat disamakan dengan minat, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pembelajaran. Siswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal dalam belajar disebabkan oleh tidak adanya minat.

(29)

Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sikap belajarnya negatif.

Cara mengembangkan sikap belajar yang positif :

1. Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkaan penghargaan, dan sebagainya.

2. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau, maksudnya dalam menyampaikan materi pelajaran seorang guru harus menghubungkan dengan materi pelajaran yang kemarinnya.

3. Beri kesempatan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, dan sebagainya. H. Djaali (2011:115)

Jenis jenis persepsi disini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persepsi Auditoris yaitu kemampuan untuk memahami atau menginterprestasikan segala sesuatu yang didengar, persepsi auditoris memegang peran yang sangat penting dalam belajar.persepsi auditoris dapat dibagi menjadi lima sub-bidang yaitu :

a. Kesadaran fonologis adalah kesadaran bahwa bahasa dapat di pecah ke dalam kata, sukukata, dan fonem (bunyi huruf).

b. Diskriminasi auditoris adalah kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi bunyi fonem dan mengidenfikasi kata kata yang sama dengan kata kata yang berbeda.

c. Ingatan auditoris merupakan kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang didengar.

d. Urutan auditoris merupakan kemampan mengingat urutan hal hal yang disampaikan secara lisan.

e. Perpaduan auditoris adalah kemampuan memadukan elemen elemen fonik tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh.

2. Persepsi visual (penglihatan) persepsi ini memainkan peran yang sangat penting dalam belajar di sekolah, terutama dalam membaca. Anak dengan gangguan persepsi visual akan mengalami kesulitan untuk membedakan bentuk bentuk geometer, huruf huruf, atau kata kata. Ada lima jenis persepsi visual, yaitu :

a. Hubungan keruangan menunjukan pada persepsi tentang posisi berbagai objek dalam ruangan.

b. Diskriminasi visual menunjukan pada kemampuan membedakan suatu objek dari objek yang lain.

c. Diskriminasi bentuk dan later belakang menunjukan pada kemampuan membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilingi.

(30)

3. Persepsi Taktil dan Kinestetik juga disebut persepsi heptik persepsi ini menunjukan pada kemampuan mengenal berbagai objek melalui modalita taktil dan kinestetik. Kemampuan mengenal berbagai objek melalui meraba, dan membedakan permukaan kasar dari yang halus, ini merupakan contoh dari persepsi taktil. Sedangkan persepsi kinestetik diperoleh melalui gerak tubuh dan rasa otot. Kesadaran posisi, rasa tubuh tentang kontraksi otot, tegangan, dan relaksasi adalah beberapa contoh dari persepsi kinestetik. Mulyono (2003:152).

Teori Persepsi atau Rangkaian Subproses.

Bagan rangkaian peristiwa / kejadian internal yang berlangsung dalam subyek yang belajar. (demi singkatnya, digunakan istilah istilah bahasa inggris).

Satuan Struktural Subproses

a. Receptor a. Menerima rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi rangsangan neutral.

b. Sensory register b. Menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan seleksi, sehingga terbentuk suatu kebulatan perseptual. c. Short-term memory c. Menampung hasil pengeloahan

perseptual dan menyimpannya. Informasi tertentu disimpan lebih lama dan diolah untuk menentukan maknanya.

d. Long-term memory d. Menampung hasil pengelolahan

informasiyang berada di STM dan menyimpannya sebagai informasi yang siap pakai, pada saat dibutuhkan. Informasi dapat dikembalikan ke STM atau langsung diteruskan ke pusat perencanaan reaksi / jawaban.

e. Response generator e. Menampung informasi yang tersimpan dalam LTM dan mengubahnya menjadi reaksi / jawaban.

f. Effector f. Menapung hasil perencanaan dan melaksanakan rencana dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Diberikan prestasi yang berupa hasil belajar. g. Subyek mendapat umpan balik melalui

observasi terhadap efek tindakanya atau melalui komentar dari orang lain. Winkel (2007:340).

(31)

Setiap proses belajar dipandang sebagai rangkaian sejumlah subproses yang masing masing memegang peranan terbatas dalam keseluruhan proses belajar itu, setiap subproses berlangsung selama jangka waktu tertentu, biarpun hanya selama beberapa detik saja. Pandangan ini bersumber pada teori teori belajar yang dikenal sebagai teori pengolahan informasi atau struktural yang masing masing mempunyai fungsi tertentu, semua satuan struktural itu bersama sama membentuk suatu keseluruhan.

5. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan, Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005:1). Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik disekolah menurut pupuh dan sobry, (2010:43), Sedangkan menurut sardiman

pembelajaran, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia yang potensial di bi

(32)

didudukan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.

Sistem pembelajaran di kelas telah mendudukan guru pada suatu tempat yang sangat penting, karena guru yang memulai dan mengakhiri setiap interaksi belajar mengajar yang diciptakannya. Beberapa peran guru dibutuhkan keterampilan dalam pelaksanaannya. Mengajar merupakan usaha yang sangat kompleks sehingga sulit untuk menentukan tentang bagimanakah mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang baik dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru dalam mengakumulasi dan mengaplikasikan segala pengetahuan keguruannya. Itu sebabnya, dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar perlu adanya beberapa keterampilan mengajar salah satunya dalam penguasaan metode mengajar. Metode secara

(33)

Menurut Gagne : Designing I nstructional (dalam Roestiyah, 1994:39) Dalam intraksi antara guru dan siswa ada beberapa komponen-komponen yang harus di perhatikan dalam peroses belajar dan mengajar yaitu:

1. Tujuan belajar

9. Guru yang mengajar, yang kompeten

10. Pengembangan dalam peroses belajar mengajar

Menurut Syaiful B.Djamarah dkk,1995 (dalam pupuh dan sobry, 2010:55) metode memiliki kedudukan:

Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Menyiasati perbedaan individual anak didik, Untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Pada perinsipnya, tidak satu pun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang stadi. Mengapa? Karena, setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh untuk sembarang memilih serta menggunakan metode.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:

a. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya yang dapa diartikan metode mengajar yang dipilih harus mendukung peroses belajar mengajar.

b. Materi pelajaran

(34)

c. Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiiki karateristik yang berbeda-beda,baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya. Perbedaan peserta didik dari aspek piskologis seperi sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka, periang, pemurung bahkan ada yang menunjukan perilaku-perilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan metode pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat menggunakan metode yang berpariasi agar guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kreatif.

d. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan peroses pembelajaran diluar kelas atau dialam terbuka.

e. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemiihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang memdukung penggunaan metode eksperimen atau demontrasi. Jadi fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya peroses pembelajaran yang efektif.

f. Guru

Setiap guru memiliki kepribadian, kebiasaan, dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kopetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam penerapannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikan kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Wahono (2009:185).

Menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(35)

f. Metode karyawisata g. Metode praktik h. Metode kerja sama

i. Metode penugasan. Wahono (2009:183).

Fungsi-fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan, karena metode mengajar tersebut turut menentukan keberhasilan suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang intergal dalam suatu sistem pengajaran, Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihadapkan pada pilihan metode. Banyak macam metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar, namun tidak semua metode bisa dikatagorikan sebagai metode yang baik, dan tidak pula semua dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan memilih sesuatu dengan ketuntutan pembelajaran.

menurut Omar muhammad al Toumi 1983 (dalam Wahono, 2009:184) mengatakan terdapat beberapa ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran:

Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan karakteristik siswa. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi.

Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan pratik dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi.

Memberikan keluasan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan peroses pembelajaran.

Sedangkan menurut roestiyah (2008:159) di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasa disebut metode mengajar. Metode itu dikatakan baik bila memenuhi kriteria sebagai beerikut:

1. Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

2. Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru. 3. Tergantung pula pada kemampuan orang yang belajar. 4. Serasi dengan besarnya kelompok.

(36)

Untuk mengetahui bagimana dengan keterampilan guru dalam menggunakan metode mengajar guru maka digunakan penilaian dari siswa atau sering disebut persepsi siswa. Pengukuran dengan penilaian berdasarkan siswa karena siswa yang merasakan melihat dan mengetahui bagimana keterampilan mengajar guru dalam menggunakan metode mengajar untuk menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru yang diterapkan dikelas. Jika persepsi siswa positif atau baik maka ini menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar sesuai yang diharapkan. Namun, jika negatif atau buruk tentang keterampilan mengajar maka guru tidak melaksanakan keterampilan yang dimiliki dengan optimal sehingga tidak tercipta lingkungan siswa untuk belajar lebih optimal.

6. Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran Oleh Guru

(37)

kebutuha anak didik dimasa depan, minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhannya.

Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting dalam menempati tujuan-tujuan pembelajaran. Materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya yang terkandung dalam mata pelajaran.

Menurut Rustiah (1994:82) masalah dalam pengajaran yang sering terjadi antara lain:

a. Guru kurang menguasai materi pelajaran b. Materi yang disajikan tidak relevan

c. Sekuensi dari materi pelajaran tidak berstruktur d. Materi yang diberikan sangat luas

e. Sekuensi materi tidak logis dan sistematis

f. Guru kurang mampu menyesuaikan materi dengan waktu g. Guru kurang terampil mengorganisasikan materi pelajaran h. Guru kurang mengembangkan materi

i. Guru kurang mempertimbangkan tingkat kesulitan materi

Akibat dari keadaan materi semacam itu ialah siswa merasa tidak senang kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mencegah hal ini maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Menguasai materi pelajaran dengan baik. b. Menyusun materi yang releven dengan tujuan.

c. Membuat sukuensa materi pelajaran yang berstruktur.

d. Membatasi daerah materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. e. Menyusun sistematika dan logika dari urutan materi pelajaran.

f. Menyesuaikan penyajian bahan dengan waktu yang tersedia. g. Guru harus terampil dalam mengorganisasikan materi pelajaran.

h. Mampu mengembangkan materi pelajaran yang diberikan atau dijelaskan. i. Mempertimbangkan urutan tingkat kesukaran.

Menurut Sardiman (2007:164) menguasai materi bagi seorang guru, akan mengandung dua lingkup penguasaan materi,yaitu:

(1) Menguasai bahan bidang stadi dalam silabus.

(38)

Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah,yang dimaksud dalam hal ini guru harus menguasai bahan sesuai dengan materi atau cabang ilmu pengetahuan yang dipegangnya, sesuai dengan tertera dalam kurikulum sekolah agar dapat menyampaikan materi itu lebih mantap dan dinamis, guru juga harus menguasai bahan pelajaran lain yang dapat memberi pengayaan serta memperjelas dari bahan-bahan bidang studi yang dipegang guru tersebut. Adapun masalah-masalah materi atau bahan yang dikontrakan kepada siswa yaitu:

(1) Interes

Interes adalah usaha guru untuk menarik atau membawa perhatian siswa pada materi pelajaran yang baru.

(2) Titik pusat

Yang dimaksud dengan titik pusat disini ialah apa yang diuraikan, dikemukakan dan dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat pada materi pelajaran yang sedang dibahas bersama. Guru yang tidak siap pada materi pelajaran dalam mengajar biasanya akan bercerita tentang banyak hal di luar materi pelajaran.

(3) Rantai kognitif

Rantai kognitif adalah urutan-urutan atau sistematika dalam penyampaian bahan pelajaran. Agar rantai kognitif yang sudah tersusun baik di dalam persiapan dapat tersampaikan dengan baik pula kepada siswa, maka dapat ditempuh dengan cara mempersiapkan bagan tentang bahan / materi pelajaran.

(4) Kontak

Yang dimaksud dengan kontak adalah hubungan batiniah antara guru dengan siswa dalam kaitanya dengan materi pelajaran yang sedang dibahas bersama. Guru yang kurang menguasai materi pelajaran dan tidak berwibawa dapat pula menjadi penyebab tidak terciptanya kontak yang baik antara guru dan siswa. Agar tercipta kontak yang baik guru hendaknya mampu membangkitkan dan mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar.

(5) Penutup

(39)

Penguasaan materi dengan baik, guru harus membuat persiapan sebelum mengajar agar ilmu yang diberikan guru kepada siswa dapat diserap dengan baik. Kemampuan dan sikap yang dimiliki oleh guru dalam menguasai materi pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menguasai kurikulum / garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) yang merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar, memahami batas-batas materi pelajaran yang disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, menguasai konsep dan tingkat kesulitan sesuai dengan garis yang digariskan dengan kurikulum.

2. Menghayati secara mendalam materi pelajaran yang ingin disampaikan. 3. Dalam memberikan materi pelajaran guru berperan sebagai pengelolah

proses belajar mengajar dikelas yang dituntut banyak inisiatif dan kreativitas.

4. Guru harus mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran,tingkat kecerdasan siswa, lingkungan, dan kondisi setempat. 5. Guru mampu mengukur dan menilai hasil pekerjaan siswa. (Djauzak

Ahmat,1996:7).

Mengingat materi atau bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam peroses edukatif, yang suatu saat digunakan sebagai bahan evaluasi yang menentukan baik buruknya prestasi siswa,maka guru harus benar-benar mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya. Dari pendapat para ahli diatas, bahwa penguasaan materi oleh guru adalah pemahaman guru terhadap sesuatu yang membawa pesan yang merupakan unsur inti dalam proses belajar dan pembelajaran yang disampaikan pada anak didik, untuk digunakan sebagai bahan evaluasi yang hasilnya menentukan baik buruknya prestasi belajar.

Dalam kegiatan penyampaian materi pelajaran guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas.

2. Pertanyaan yang dirontarkan kepada siswa cukup merangsang untuk berfikir, menidik dan mengenai sasaran.

3. Memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang dapat memunculkan pertanyaan dari siswa.

4. Terlihat adanya variasi dalam pemberian materi dan kegiatan.

(40)

6. Memberikan pujian atau penghargaan bagi jawaban-jawaban yang tepat bagi siswa dan sebaliknya mengarahkan jawaban yang kurang tepat.(Sardiman 2007:166)

Proses belajar mengajar dikelas merupakan proses interaksi sosial, baik itu proses tanggapan siswa terhadap guru dikelas, atau proses pengalaman dua arah yang saling mempengaruhi. Sebagai mana pendapat berikut yang dinyatakan -tiap respon mengalami proses persepsi yang diikut sertakan aktivitas pemahaman terhadap objek, penghayatan, interpertasi dan memberikan penilaian, semua proses ini ditentukan oleh koponnen dari sikap, ialah kognitif, afektif, dan konatif

pemahaman terhadap objek penghayatan, interpretasi dan memberikan penilaian selalu mengikuti proses persepsi seseorang. Karena adanya aktivitas tersebut akan mengakibatkan hasil yang baik terhadap apa yang dilihatnya. Adapun yang akan dipandang dinilai oleh siswa adalah kemampuan seseorang guru atau yang disebut dengan kompetensi guru.

Ada empat kompetensi guru yakni: 1. Menguasai bahan pelajaran

2. Kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa 3. Kemampuan melaksanakan peroses pembelajaran

4. Kemampuan mengukur hasil belajar siswa. Menurut Nana sudjana,1991 (dalam pupuh dan sobry, 2010:46).

Cara mengajar guru dapat menimbulkan sikap yang berbeda pada diri siswa, cara yang baik akan menimbulkan sikap yang positif dan sebaliknya. Jadi sikap siswa terhadap cara guru menggajar adalah kecenderungan dari dalam diri siswa untuk menerima atau menolak cara guru mengajar.

7. Prestasi Belajar

(41)

berupa sikap, cara berfikir dan keterampilan serta pengetahuan, sesuai dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (2004:84) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid setelah dilakukan proses belajar mengajar. Kemudian Sardima (2007:106) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah diberikan oleh seorang guru kepada murid-muridnya atau diberikan seorang dosen kepada mahasiswanya setelah melakukan tugasnya dalam jangka waktu tertentu. Kamus besar bahasa indonesia (1990:700) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa, setelah siswa tersebut mengikuti sejumlah materi pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya, dalam bentuk skor atau nilai sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah. Pengukuran hasil belajar yang diperoleh siswa baik nilai formatif dan sumatif selama kegiatan belajar mengajar. Di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan pelajaran geografi termasuk dalam pelajaran IPS lainnya seperti sejarah, ekonomi. Sehingga prestasi belajar geografi di MA Al-Ikhlas Tanjug Bintang Lampung Selatan di peroleh dari nilai rata-rata semester pelajaran geografi. Prestasi belajar geografi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu nilai mid semesteran siswa di semester ganjil.

Sedangkan bentuk-bentuk prestasi belajar siswa meliputi 3 aspek, yaitu: 1. Aspek kongnitif, berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap pelajaran. 2. Aspek afektif, berupa sikap yaitu aspek yang terdiri dari keinginan

(42)

3. Aspek psikomotorik, berupa keterampilan dan mengapikasikan perinsip-perinsip belajar (Suharsimi Arikunto, 2008:117).

Berdasarkan uraian diatas, bahwa penilaian prestasi belajar memiliki arti penting dalam peroses belajar dan pembelajaran di sekolah karena dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan proses belajar dan pembelajaran.Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah:

a. Daya serap bahan pembelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam pembelajaran telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal. Akan tetapi yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.

8. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003:54) sebagai berikut:

1. Faktor intern siswa, meliputi:

a. Faktor jasmaniah, yaitu kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologi, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan sikap.

c. Faktor kelelahan, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. 2. Faktor ekstern siswa, meliputi:

a. Faktor keluarga, yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang rumah dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(43)

Bentuk bentuk prestasi belajar meliputi 3 aspek yaitu:

1. Aspek yang mempengaruhi karakteristik kognitif siswa, yaitu persepsi, perhatian, mendengarkan, ingatan, dan transfer, struktur kognitif, intelegensi, kreativitas, dan gaaya kognitif.

2. Aspek yang mempengaruhi karakteristik afektif siswa, yaitu motivasi dan kebutuhan, minat, konsep diri dan aspirasi, kecemasan dan sikap.

3. Aspek psikomotorik, yaitu berupa keterampilan dan mengaplikasikan prinsip prinsip belajar (Slameto, 2003:102).

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setelah mengalami peroses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Semakin tinggi nilai yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa tersebut. Selain itu, nilai juga dapat dijadikan tolak ukur bagi guru mengenai keberhasilannya dalam pembelajaran dan menyampaikan materi kepada siswa.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Guru sebagai unsur vital mempunyai kewajiban untuk membuat peroses belajar menjadi efektif dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Salah satu usaha yang harus dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

(44)

lakunya, yang mana tingkah laku mempunyai hubungan terhadap keberhasilan dalam belajar.

Persepsi dan metode mengajar ini secara tidak langsung mempunyai keterkaitan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila persepsi siswa tentang metode mengajar guru geografi positif maka akan memberikan hubungan yang positif dengan prestasi belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, apabila persepsi siswa tentang metode mengajar guru negatif maka akan memberikan hubungan yang negatif dengan prestasi belajar siswa.

9. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran Oleh guru Dengan Prestasi Belajar Siswa

Proses pembelajaran terjadi ketika seorang guru berdiri di depan kelas dan menyampaikan materi pembelajaran. Dalam proses tersebut terjadi pengamatan dalam diri siswa terhadap guru di dalam menyampaikan materi pelajarann, sehingga siswa dapat memberikan tanggapan tentang objek yang diamati. Proses pengamatan ini yang dinamakan dengan perseps, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003:72):

dalam otak manusia. Manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan lewat panca indera, penglihatan,

(45)

Persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru dapat diartikan sebagai tanggapan atau sikap seorang siswa tentang kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pentransfer ilmu dengan menggunakan metode mengajar yang mendukung dan bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. Persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru akan timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Jadi cukup jelas, Persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa, karena dengan penguasaan materi pelajaran oleh guru dapat menciptakaan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan sehingga siswa dapat lebih meningkatkan prestasi belajarnya.

10. Penelitian Yang Relevan 1.

kelas dan penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar ekonomi pada kelas XI di SMA utama 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2004/2005. Skripsi. Program Studi pendidikan ekonomi juruan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung. mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa keberhasilan dalam peroses Pembelajaran didukung oleh pengelolahan kelas yang baik serta penguasaan

2. Lovica

(46)

dalam penelitiannya bahwa metode yang tepat, media yang sesuai maka prestasi belajar siswa akan baik.

tentang keterampilan mengajar dan penguasaan materi oleh guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X semester ganjil SMA 1 Bandar Sribawono, Lampung Timur tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi. Program Studi pendidikan ekonomi juruan IPS FKIP Unila. Bandar Lampung.

peroses pembelajaran didukung oleh keterampilan mengajar guru serta materi yang disampaikan.

B. Kerangka Pikir

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah aktivitas guru mengajar berupa keterampilan dalam menggunakan metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain dalam interaksi edukatif. Prestasi belajar siswa adalah hasil usaha dalam rangka mengubah tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses belajar dan pembelajaran.

(47)

materi pelajaran oleh guru bermanfaat untuk menciptakan kontak yang baik antara guru dengan siswa.

Untuk mengetaui bagimana metode dan penguasaan materi pelajaran yang digunakan tersebut digunakan penilaian dari siswa karena siswa yang merasakan langsung bagimana guru mengajar. Persepsi siswa yang baik dan benar (positif) terhadap metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru mendorong siswa untuk menyenangi pelajaran dan menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai tinggi, tetapi jika siswa berpersepsi buruk (negatif) terhadap metode mengajar dan penguasaan materi pelajaran oleh guru tidak mendorong siswa untuk menyenangi pelajaran dan tidak menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan meneliti hubungan persepsi siswa tentang metode mengajar (X1), penguasaan materi pelajara oleh guru (X2), dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA Al-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan (Y).

Dengan demikian, kerangka pikir penelitian ini akan disajikan dalam gambar paradigma berikut ini:

X1, X2 Persepsi Siswa Tentang

Metode Mengajar Geografi (X1)

Persepsi Siswa Tentang Penguasaan Materi Pelajaran

Geografi Oleh Guru (X2)

(48)

Gambar 1. Diagram Alir Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X1) dan Persepsi Siswa Tentang Penguasan Pelajaran Geografi Oleh Guru (X2) dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) Semester Ganjil di MA AL Ikhlas Tanjung Bintang Lampung SelatanTahun Pelajaran 2011 / 2012.

C.Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar dengan prestasi belajar geografi siswa semester ganjil di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang,Lampung SelatanTahun Pelajaran 2011-2012.

2. Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Peneitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional karena penelitian ini meneliti tentang korelasi antar 2 variabel. Menurut sumadi Suryabrata (2000:26), Metode korelasional adalah metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel yang lain. Metode penelitian korelasional ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi -variasi pada suatu faktor berkaitan dengan -variasi - -variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi,2005:166).

(50)

dan penguasaan materi pelajaran dengan prestasi belajar pada mata pelajaran geografi siswa MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI, dan XII MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang, Lampung Selatan dengan jumlah siswa 142 yang terdiri dari lima kelas.

2. Sampel

ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, XII dengan teknik pengambilan sampel berupa random sampling, dimana dari jumlah siswa 142 diambil 25% sehingga terdapat jumlah sampel sebesar 35 siswa.

(51)

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan cara proporsional atau penentuan jumlah sampel sebanding dengan jumlah populasi dan penganbilan sampel dengan cara random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara acak. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Jatah sampel tiap kelas diperoleh dengan cara : jumlah siswa masing masing kelas yang merupakan anggota populasi dikalikan 25%.

Tabel 2. Daftar perhitungan masing masing kelas.

Kelas Perhitungan Pembulatan (random) yaitu dengan menggunakan cara undian, langkahnya sebagai berikut: setelah diketahui jumlah siswa masing masing kelas lalu membuat kertas kecil kecil yang diberi nomor 1 sampai nomor sebanyak siswa masing masing kelas yaitu kelas X dari nomor 1 50 dan seterusnya. Lalu kertas tersebut digulung dan diambil sesuai dengan jatah sampel masing masing kelas, dan nomor yang terambil yang menjadi sampel, dan kertas yang sudah terambil dimasukan kembali sehingga semua populasi mempunyai peluang yang sama.

C. Variabel Penelitian

(52)

dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas atau independent variable

Yaitu persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru (X2).

2. Variabel terikat atau dependent variable

Yaitu prestasi belajar geografi siswa di MA AL-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitin yang memberitahukan bagimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dalam peneitian ini adalah.

1. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

(53)

proses belajar mengajar melalui metode mengajar yang digunakan oleh guru bidang studi geografi. Metode mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang sering digunakan oleh guru dikelas khususnya mata pelajaran geografi dalam proses pembelajaran. Indikator dari persepsi siswa tentang metode mengajar guru antara lain :

1. Persepsi siswa tentang Penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar, sub indikatornya yaitu:

a. Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi.

c. Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru.

d. Tergantung pula pada kemampuan orang yang belajar atau siswa. 2. Persepsi siswa tentang Penggunaan metode yang sesuai dengan materi

pelajaran, sub indikatornya yaitu:

a. Penggunaan metode yang sesuai dengan materi pelajaran

b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan pratik dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.

c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi.

d. Memberikan keluasan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya. 3. Persepsi siswa tentang keterampil guru dalam menggunakan metode

(54)

Metode dapat di ukur dengan tingkat perhatian guru pada siswa, tingkat penggunaan fasilitas, frekuensi penggunaan media yang sesuai, dan ada usaha guru untuk mengajar efektif. Untuk menentukan kriteria persepsi siswa tentang metode mengajar guru dapat diketahui melalui 10 pertanyaan pada kuesioner, setiap pertanyaan terdiri dari lima pilihan jawaban dengan ketentuan skor yaitu apabila siswa memilih jawaban a akan memperoleh skor 5, apabila memilih jawaban b akan memperoleh sekor 4, apabila memilih jawaban c akan memperoleh skor 3, apabila memilih jawaban d akan memperoleh skor 2, dan apabila memilih jawaban e akan memperoleh skor 1. Berdasarkan skor jawaban responden pada kuesioner maka didapat skor tertinggi adalah 50 dan skor terrendah adalah 10.

(55)

Indikator dari Persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru antara lain :

1. Persepsi siswa tentang Kemampuan guru dalam mengemukakan tujuan pembelajaran, sub indikatornya yaitu :

a. Menyusun materi yang releven dengan tujuan.

b. Membuat sukuensa materi pelajaran yang berstruktur.

c. Membatasi daerah materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

d. Menyusun sistematika dan logika dari urutan materi pelajaran. e. Menyesuaikan penyajian bahan dengan waktu yang tersedia. f. Guru harus terampil dalam mengorganisasikan materi pelajaran. g. Mempertimbangkan urutan tingkat kesukaran.

2. Persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam Menguasai bahan / materi pelajaran, sub indikatornya yaitu :

a. Menguasai bahan bidang stadi dalam silabus.

b. Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi. c. Menguasai materi pelajaran dengan baik.

d. Mampu mengembangkan materi pelajaran yang diberikan atau dijelaskan.

3. Persepsi siswa tentang Kemampan seorang guru untuk menjelaskan materi pelajaran, sub indikatornya yaitu :

a. Menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas.

(56)

c. Memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang dapat memunculkan pertanyaan dari siswa.

d. Terlihat adanya variasi dalam pemberian materi dan kegiatan. e. Guru selalu memperhatikan reaksi atau tanggapan yang berkembang

pada diri siswa baik verbal maupun nonverbal.

f. Memberikan pujian atau penghargaan bagi jawaban-jawaban yang tepat bagi siswa dan sebaliknya mengarahkan jawaban yang kurang tepat.

Untuk menentukan kriteria persepsi siswa tentang penguasaan materi pelajaran oleh guru dapat diketahui melalui 10 pertanyan pada kuesioner, setiap pertanyaan terdiri dari lima pilihan jawaban dengan ketentuan skor yaitu apabila siswa memilih jawaban a akan memperoleh skor 5, apabila memilih jawaban b akan memperoleh sekor 4, apabila memilih jawaban c akan memperoleh skor 3, apabila memilih jawaban d akan memperoleh skor 2, dan apabila memilih jawaban e akan memperoleh skor 1. Berdasarkan skor jawaban responden pada kuesioner maka didapat skor tertinggi adalah 50 dan skor terrendah adalah 10.

(57)

Menurut Sugiyono (2010 : 93) jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif, yang berupa kata kata antara lain:

a. Sangat Setuju a. Selalu

b. Setuju b. Sering

c. Ragu ragu c. Kadang - kadang d. Tidak setuju d.Tidak pernah e. Sangat tidak setuju

a. Sangat baik a. Sangat Positif b. Baik

b. Positif c. Kadang - kadang

c. Negatif d. Kurang Baik

d. Sangat negative e. Tidak pernah

Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan lima kcriteria pilihan jawaban yaitu:

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sehingga data yang diperoleh berbentuk data interval misalnya:

a. Sangat Setuju (SS) Diberi skor = 5 b. Setuju ( S ) Diberi skor = 4 c. Ragu ragu (RR) Diberi skor = 3 d. Tidak setuju (TS) Diberi skor = 2 e. Sangat tidak setuju (STS) Diberi skor = 1 3. Prestasi Belajar Siswa

Gambar

Tabel 1. Keadaan Prestasi Belajar Geografi Siswa di MA Al-Ikhlas Tanjung
Tabel 2. Daftar perhitungan masing
Tabel 2. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Geografi Siswa MA ALIkhlasTanjung Bintang, Lampung selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
Tabel 3.Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Persepsi Siswa Tentang MetodeMengajar Guru Geografi Dan Persepsi Siswa Tentang Penguasaan MateriPelajaran Oleh Guru Geografi Semester Ganjil Di MA AlIkhlas TanjungBintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat proklamasi kemerdekaan, di Jalan Pegangsaan Timur tidak terjadi penyerangan Jepang terhadap para peserta upacara proklamasi, padahal pada saat tersebut tentara Jepang

Laporan proyek akhir berjudul Miniature Crain Otomatis Pemindah Peti Kemas Pada Truck oleh Edgar Yanuar Pratama NIM 071903102043 telah diuji dan disahkan oleh

Tujuan penelitian ini adalah Membuktikan ada perbedaan gambaran histopatologi ginjal mencit Balb/c yang hiperurisemia antara kelompok yang diberi ekstrak buah

Belajar dipandang sebagai proses aktif dan konstruktif dimana siswa mencoba untuk menyelesaikan masalah yang muncul sebagaimana mereka berpartisipasi secara aktif

Wadha Artha Abadi telah melakukan perhitungan akan tingkat persediaan terhadap tingkat permintaan yang optimal bagi tiap-tiap outlet maka dirasa kendala sebelumnya

ROME MOVIE (2010) DIRECTED BY MARK STEVEN JOHNSON: PSYCHOANALYTIC APPROACH.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini baik secara langsung maupun

dan apabila informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan adalah.. menurun setiap waktunya maka investor tidak memiliki minat