• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

59  4.1 Profil Perusahaan

Aussy Burger adalah suatu merek dagang yang sudah terdaftar di Dirjen HAKI dari suatu badan usaha bernama PT Wadha Artha Abadi yang memproduksi dan menjual makanan dan minuman cepat saji dengan menu utama burger dan hot dog. Aussy Burger menyajikan menu andalan yaitu beef burger dan hot dog dengan kualitas premium dan 5 variasi rasa unik yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, tanpa pewarna dan bahan pengawet, serta selalu di proses secara higienis. Hal ini sesuai dengan positioning Aussy Burger, yaitu Fresh and Tasty BBQ.

Pada awalnya Aussy Burger hanya menjual produk utama burger dan hot dog saja, namun seiring dengan berjalannya waktu, Aussy Burger mengembangkan piilihan menu-nya yang telah menjadi favorit konsumen Aussy Burger seperti grilled steak, chicken strips dan aneka fries yang gurih dan menjadi ciri khas Aussy Burger. Selain dari menu makanan tersebut, Aussy Burger juga menjual aneka minuman dingin maupun panas seperti milk shake, soda float, ice blended, capucinno, dan yang lainnya.

(2)

Aussy Burger telah berjalan selama 5 tahun yang dimulai pada awal bulan Juli tahun 2005 dengan pembukaan Outlet pertamanya di Bintaro, Jakarta Selatan. Pada bulan September di tahun yang sama Aussy Burger membuka outlet - outlet berikutnya sehingga kini telah mencapai 6 outlet, yaitu 2 outlet di Bintaro, Tanah Kusir, Cilandak, Gandaria dan Dago, Bandung.

Seiring dengan berjalannya waktu, konsumen Aussy Burger semakin bertambah sehingga nama Aussy Burger pun sudah tidak asing lagi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya testimony dan dukungan konsumen di berbagai blog, forum, milis dan facebook. Beberapa media elektronik dan cetak pun pernah memuat Aussy Burger seperti Trans TV, Jak TV, Female Radio, Prambors Radio, Majalah HER WORLD, dan Tabloid & Majalah local di sekitar lokasi outlet Aussy Burger.

4.1.1 Visi, Misi dan Value Aussy Burger Visi Aussy Burger

Visi Aussy Burger yaitu “Menjadikan Aussy Burger sebagai perusahaan burger yang BERKUALITAS dan TERNAMA di Indonesia”

(3)

Misi Aussy Burger

Misi Aussy Burger yaitu “Memberikan makanan cepat saji khususnya BURGER yang LEZAT & SEHAT dengan HARGA yang TERJANGKAU”

Value Aussy Burger

Kami memproduksi BURGER PATTY yang sehat dan bergizi tanpa pewarna dan tanpa bahan pengawet sehingga AUSSY BURGER bukanlah JUNK FOOD

Gambar 4.1 Logo Merek dagang Aussy Burger, PT. Wadha Artha Abadi Sumber : PT. Wadha Artha Abadi

(4)

4.1.2 Struktur Perusahaan

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Aussy Burger

(5)

Keterangan :

Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi untuk memudahkan organisasi dalam menjalankan usaha dan melaksanakan tanggung jawabnya. Dengan adanya struktur organisasi, diharapkan organisasi terhindar dari kesalahan yang dapat terjadi antara satu departemen dengan departemen lainnya.

Pada Aussy Burger, direktur utama dibantu oleh manajer untuk mengawasi proses produksi, administrasi dan marketing. Job description pada struktur organisasi Aussy Burger adalah sebagai berikut :

Direktur Utama

Merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengendalikan perusahaan, menentukan garis-garis kebijakan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas segala tindakan dan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan.

Manajer Operasional

Manajer perusahaan ini mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan kualitas hasil produksi, serta merencanakan kegiatan-kegiatan produksi.

(6)

Manajer Keuangan

Manajer keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur cash flow dan mengawasi penerimaan serta pengeluaran uang perusahaan.

Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat perencanaan mengenai peningkatan hasil penjualan untuk tahun-tahun berikutnya dan memasarkan produk.

Franchise Support Staff

Franchise support staff mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat sistem franchise perusahaan, mengikutsertakan perusahaan pada pameran-pameran franchise dan melakukan follow-up pada konsumen yang berniat menjadi franchisee.

Office Boy

Office boy mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerapihan dan kebersihan gedung PT. Wadha Artha Abadi.

Security

Security mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga keamanan gedung PT. Wadha Artha Abadi.

(7)

Staff Outlet

Staff Outlet mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat pesanan konsumen sesuai dengan SOP (Standard Operational Perusahaan) serta melayani konsumen dengan sepenuh hati.

Staff Keuangan

Staff keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur cash flow, mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan, dan memeriksa laporan keuangan perusahaan.

Staff Produksi

Staff produksi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengontrol bahan baku produksi, menjalankan proses produksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

R&D Staff

R&D staff mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perancangan dan pengembangan desain produk baru yang sesuai dengan keinginan konsumen.

(8)

Staff Promosi

Staff Promosi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan dan mencari promosi-promosi baru yang sesuai dan dapat diterapkan perusahaan.

4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan : Model Lima Kekuatan Porter

Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui tingkat persaingan dalam industri, yaitu dengan menggunakan analisis kompetitif model lima kekuatan porter seberti berikut ini :

1. Persaingan di antara perusahaan sejenis

Tingkat persaingan antar perusahaan sejenis dalam industri ini dapat dikatakan cukup tinggi. Pada PT. Wadha Artha Abadi yang menjadi pesaing sejenis adalah semua restoran yang menyajikan produk burger & beverages sebagai menu utamanya. Industri sejenis yang menjadi pesaing pada PT. Wadha Artha Abadi diantaranya PT. Kinarya Anak Negeri (Klenger Burger), PT. Sari Burger Indonesia (Burger King) dan PT. Global Foods Indonesia (Fat Burger).

Hal ini merupakan suatu ancaman bagi PT. Wadha Artha Abadi karena industry sejenis tersebut akan berlomba-lomba membuat produk yang lebih baik dari Aussy Burger agar dapat menarik konsumen maupun

(9)

pelanggan setia Aussy Burger. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan permintaan dan otomatis pendapatan akan produk Aussy Burger menurun.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Bisnis food & beverages merupakan salah satu bisnis yang potensial dan cukup menjanjikan, sehingga menarik minat perusahaan – perusahaan lain membuka usaha dalam industri ini. Beberapa perusahaan yang menjadi ancaman pesaing baru diantaranya PT. Fortune Food International (Carls Jr Burger) dan PT. Sari Burger Indonesia (Burger King). Kemunculan pesaing – pesaing baru seperti ini dapat memberikan dorongan kepada PT. Wadha Artha Abadi untuk dapat menciptakan keunggulan yang kompetitif. Namun juga merupakan ancaman untuk PT. Wadha Artha Abadi karena para pesaing baru tersebut akan berusaha menawarkan produk mereka dengan berbagai strategi pemasaran agar pesaing baru dapat di terima di masyarakat yang mungkin sebagian besar masyarakat tersebut adalah konsumen dari Aussy Burger.

3. Potensi pengembangan produk – produk pengganti

Perusahaan lain yang memiliki produk sebagai substitusi atau pengganti juga merupakan ancaman pesaing yang kuat, karena industri ini dipenuhi banyak pemain yang menyajikan produk – produk yang bervariasi. Hal ini biasanya tergantung kepada selera konsumen dan

(10)

loyalitas dalam memilih satu merk tertentu. Perusahaan yang menyediakan produk substitusi bagi PT. Wadha Artha Abadi adalah PT. Mitra Adi Perkasa (Domino’s Pizza), PT. Cipta Adidaya Semesta (Fiesta Steak) dan Vegas Hot Dog.

Kemunculan produk pengganti/subtitusi juga memberikan ancaman bagi PT. Wadha Artha Abadi. Variasi akan produk-produk tersebut tentu saja membuat masyarakat akan penasaran dan ingin mencobanya. Di sinilah loyalitas terhadap pelanggan harus diperhatikan agar pelanggan tetap setia terhadap produk Aussy Burger.

4. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

PT. Wadha Artha Abadi saat ini bekerja sama dengan 18 pemasok. Peranan pemasok ini sangat berguna karena menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Beberapa pemasok itu antara lain PT. Pangan Rahmat, PT. Safana Meat, PT Dos Ni Roha dan PT. Kemfood. PT. Wadha Artha Abadi memiliki beberapa outlet dan pembeli dalam jumlah yang cukup besar sehingga kekuatan tawar menawar perusahaan cukup kuat karena dapat menegosiasikan berbagai susunan pembayaran agar dapat menguntungkan bagi kedua pihak.

(11)

5. Kekuatan tawar menawar dari pembeli

Dalam industri makanan, kekuatan tawar menawar pembeli cukup kuat. Hal ini disebabkan karena banyaknya pesaing atau perusahaan sejenis yang menjual produk yang sama dengan PT. Wadha Artha Abadi, sehingga membuat konsumen tidak mempunyai ketergantungan dan keterikatan dengan satu perusahaan saja. Tentu saja ini merupakan ancaman yang sangat kuat karena di poin inilah konsumen yang menentukan sendiri produk mana yang akan di konsumsi yang sesuai dengan kemampuan financial akan tiap-tiap konsumen. Maka dari itu, PT. Wadha Artha Abadi harus dapat memposisikan produknya pada target dan segmen pasar yang tepat.

4.2 Analisis Kinerja Supply Chain Management

Dalam melakukan analisis kinerja supply chain management ada beberapa langkah – langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, kita harus mengukur kinerja dari supplier – supplier yang bekerja sama memasok bahan baku pada PT. Wadha Artha Abadi dengan menggunakan metode benchmark. Dengan menggunakan indikator – indikator yang telah ditentukan kita dapat mengetahui seberapa baik kinerja dari supplier – supplier tersebut.

(12)

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan metode benchmark kemudian peneliti melakukan perhitungan dengan metode persentase aset persediaan dan perputaran persediaan serta menghitung lamanya pasokan.

4.2.1 Analisis Benchmark

PT. Wadha Artha Abadi memiliki kendala/masalah dari tiap – tiap supplier. Pada supplier keju memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 7 hari hal ini dikarenakan barang tersebut langsung di impor dari Australia maupun New Zealand dengan waktu yang diperlukan untuk memesan selama 20 menit. Persentase keterlambatan perngiriman sebesar 7%. Persentase bahan baku yang ditolak sebesar 0.02% serta jumlah kekurangan stok pertahun sebanyak 20 pcs.

Pada supplier daging memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 3 hari dengan masa waktu pemesanan selama 25 menit. Persentase keterlambatan pengiriman sebesar 5%. Persentase bahan baku yang ditolak sebanyak 0.10% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 50 pcs.

Sedangkan pada supplier roti waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 3 hari dengan waktu diperlukan untuk memesan selama 15 menit. Dan persentase keterlambatan pengiriman sebesar 5% dengan persentase bahan baku yang ditolak 5% dikarenakan standar pemotongan untuk rotinya yang

(13)

tidak sesuai akan standart yang telah ditetapkan odleh PT. Wadha Artha Abadi. Dan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 100pcs.

Untuk supplier kemasan produk memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 14 hari dikarenakan lamanya proses pembuatan barang tersebut. Dengan waktu yang diperlukan untuk memesan selama 15 menit. Serta persentase keterlambatan pengiriman sebesar 3% dan persentase bahan baku yang ditolak 0.5% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 10 pcs.

Yang terakhir untuk supplier kentang memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 7 hari dan waktu tunggu yang diperlukan untuk memesan selama 25 menit. Dengan persentase keterlambatan pengiriman 10% dan persentase bahan baku yang ditolak sebanyak 25% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 300 pcs.

(14)

Tabel 4.9 Matriks Benchmark Indikator Supplier Keju Supplier Daging Supplier Roti Supplier Kemasan Supplier Kentang

waktu tunggu (lead time

pengiriman) 7 hari 3 hari 3 hari 14 hari 7 hari

waktu yang diperlukan untuk

memesan (menit) 20 menit 25 menit 15 menit 15 menit 25 menit persentase keterlambatan

pengiriman 7% 5% 5% 3% 10%

persentase bahan baku yang

ditolak 0.02% 0.10% 5% 0.50% 25%

jumlah kekurangan pertahun (pcs) 20 50 100 10 300

Sumber : PT. Wadha Artha Abadi

Dilihat dari hasil tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa supplier yang memiliki yang memiliki kendala tersebesar adalah supplier kentang. PT. Wadha Artha Abadi sering melakukan penolakan terhadap bahan baku yang dikirimkan oleh supplier tersebut dikarenakan ketidakstabilan akan kualitas bahan baku yakni kentang, dengan standarisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

PT. Wadha Artha Abadi haruslah memutuskan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Adapun strategi yang di sarankan oleh peneliti kepada PT. Wadha Artha Abadi yakni dengan membuat kerjasama dengan

(15)

beberapa supplier kentang sehingga PT. Wadha Artha Abadi dapat mengatasi kendala apabila pasokan bahan baku dari supplier utama mengalami penurunan kualitas mutu sehingga terjadi penolakan pengiriman.

(16)

4.2.2 Analisis Persentase Aset Persediaan

PT. Wadha Artha Abadi memiliki Rp. 85.000.000,- yang diinvestasikan pada persediaan dengan asset perusahaan sejumlah Rp. 900.000.000,-

Maka persentase yang diinvestasikan pada persediaan = (85.000.000 / 900.000.000) x 100% = 9,4%

Menurut Jay Heizer dan Berry Render (2010) menyatakan bahwa persentase aset persediaan dengan kinerja yang luar biasa adalah sebagai berikut. Sebagai acuan untuk perusahaan manufaktur yang memiliki tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase aset persediaan mendekati 20%. Untuk perusahaan grosir dengan tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase aset persediaan mendekati 34%. Lain halnya untuk restoran dengan tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase yang kecil dibandingkan yang lainnya, yakni hanya sebesar 2.9%. sedangkan untuk tingkat eceran persentase aset persediaan yang baik dengan tingkat kinerja yang luar biasa adalah sebesar 27%.

(17)

Tabel 4.10 Persentase persediaan dengan tingkat kinerja yang luar biasa

Persediaan sebagai persentase dari jumlah aset (dengan contoh kinerja luar

biasa) Manufaktur    20% (Toyota 5%)       Grosir 34% (Coca - cola 2.9%)       Restoran 2.90% (McDonald's 0.05%)       Eceran 27% (Home Depot 25.7%)   

Sumber : Jay Haizer dan Berry Render (2010)

Oleh karena itu PT. Wadha Artha Abadi sebaiknya melakukan penurunan jumlah investasi terhadap persediaan demi meningkatkan kinerja supply chain management yakni sebesar 6.5% dari tingkat persentase aset persediaan sebelumnya. Dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

1. Persentase aset persediaan diturunkan 6.5% dari persentase sebelumnya yakni 9.4% menjadi 2.9%

(18)

2.9% = (jumlah investasi persediaan / 900.000.000) x 100%

Jumlah invetasi persediaan yang baru = Rp. 26.100.000,-

4.2.3 Analisis Perputaran persediaan

Tabel 4.11 Data penjualan tahun 2011

Bulan Bintaro Terogong Senayan

Januari 1548 1451 1279 Februari 1453 1473 1308 Maret 1387 1521 1315 April 1488 1509 1284 Mei 1521 1496 1299 Juni 1435 1532 1314 jumlah asset ) x 100%

(19)

Bulan Bintaro Terogong Senayan Juli 1391 1502 1306 Agustus 1405 1497 1278 September 1452 1453 1301 Oktober 1516 1424 1321 November 1422 1476 1302 Desember 1489 1518 1294 TOTAL 17507 17852 15601

Sumber : PT. Wadha Artha Abadi

Biaya barang yang terjual untuk setiap item nya berkisar antara Rp.15.000,- hingga Rp. 25.000,- dengan total penjualan sebanyak 50960 pcs.

(20)

Gambar 4.3 Grafik penjualan Aussy Burger tahun 2011

Sumber : Olahan Data

(21)

Apabila diplotkan data penjualan dari ketiga outlet Aussy Burger pada tahun 2011 yang ada pada tabel maupun grafik, dapat kita lihat bahwa permintaan akan produk Aussy burger di tiap-tiap outlet berbeda-beda sehingga perlu di perhatikan akan stock persediaan di masing-masing outlet sesuai dengan tingkat permintaan.

Adapun cara perhitungan perputaran persediaan sebagai berikut :

Perputaran persediaan = (Rp. 20.000 x 50960) / Rp. 85.000.000

Perputaran persediaan = 11.99

Inilah besar perputaran persediaan yang sedang berjalan saat ini pada PT. Wadha Artha Abadi yakni sebesar 11.99 per tahun

Adapun perhitungan baru dengan menggunakan jumlah investasi yang baru yakni sebesar Rp. 26.100.000,- ialah sebagai berikut :

Perputaran persediaan yang diusulkan = (Rp. 20.000 x 50960) / Rp. 26.100.000 = 39 per tahun

Jadi, perputaran yang persediaan yang akan terjadi apabila menggunakan jumlah invetasi persediaan yang baru yakni sebesar Rp. 26.100.000,- akan meningkatkan perputaran persediaan yang semula hanya 11.99 pertahun meningkat menjadi 39 pertahun.

(22)

4.2.4 Analisis Lama Pasokan

Lama pasokan dihitung dari kebalikan perputaran persediaan. Adapun rumus menghitung lama pasokan yakni sebagai berikut :

Lama Pasokan = 4.37 minggu

Dengan menggunakan total investasi baru yakni sebesar Rp. 26.100.000,- peneliti mendapatkan lama pasokan optimal untuk PT. Wadha Artha Abadi.

Lama pasokan baru = Rp. 26.100.000

(Rp. 20.000 x 50960 / 52 minggu)

= 1.33 minggu

Lama pasokan dengan menggunakan total investasi persediaan yang baru mengalami percepatan waktu yang semula lama pasokan dengan total

Lama Pasokan =

Investasi Persediaan

( Biaya tahunan barang yang di jual / 52 minggu )

Lama Pasokan =

Rp. 85.000.000,-

(23)

investasi persediaan sebesar Rp. 85.000.000,- yakni selama 4.37 minggu kini dengan menggunakan total investasi optimal yakni sebesar Rp. 26.100.000,- menjadi 1.33 minggu.

(24)

4.3 Identifikasi Fungsi SCM dalam Meningkatkan Kinerja Supply Chain

Untuk menganalisis kinerja dari supply chain management kita perlu mengidentifikasi sistem supply chain management yang sedang berjalan saat ini di PT. Wadha Artha Abadi. Setelah itu mengidentifikasi kendala – kendala yang sedang di hadapi di tiap – tiap mata rantai.

4.3.1 Sistem Supply chain management yang sedang Berjalan

Perusahaan a  Supplier daging  Perusahaan e  Supplier  roti  Perusahaan B  Supplier keju  Supplier  Kentang  Perusahaan c  Supplier  Kemasan  Perusahaan d  PT. Wadha Artha  Abadi   Outlet Aussy  Burger  Outlet Aussy  Burger  Outlet Aussy  Burger  Gudang  penyimpanan  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen 

(25)

Sistem supply chain management yang sedang berjalan saat ini yakni menggunakan proses mata rantai Æ chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : supplier – manufaktur – distributor – retail outlets – customer.

Proses pendistribusian dari bahan baku yang disupply dari beberapa supplier kemudian diterima langsung ke PT. Wadha Artha Abadi selanjutnya masuk ke gudang penyimpanan dan pada hari itu juga barang semi jadi seperti daging olahan, sayuran, kentang siap goreng langsung di distribusikan lagi ke outletoutlet Aussy burger yang tersebar di Bintaro, Terogong, Senayan dan di beberapa outlet lainnya.

Setelah barang masuk ke setiap outlet, kemudian produk tersebut siap di pakai. Disaat Konsumen datang dan melakukan pemesanan barulah barang – barang tersebut diolah hingga akhirnya siap disajikan kepada konsumen.

Pada sistem supply chain management yang digunakan pada PT. Wadha Artha Abadi saat ini masih menemukan kendala – kendala diantaranya :

1. Supplier

Kendala yang muncul pada supplier yakni

a. Kendala mutu : ketidaktentuan mutu / kualitas terhadap bahan baku yang memerlukan standart baik dan fresh seperti pada sayuran (salad) maupun kentang. Terkadang hal ini muncul pada supplier kentang yang memiliki kualitas bahan yang tak tentu.

(26)

b. Waktu pengiriman : jauhnya jarak pengiriman dari supplier ke PT. Wadha Artha Abadi kemudian disalurkan ke gudang penyimpanan sangat memakan waktu yang banyak sehingga menyebabkan terhambatnya produk untuk disiapkan dan di distribusikan ke outlet - outlet.

2. Gudang Penyimpanan

Jumlah persediaan yang di stock dari gudang penyimpanan ke setiap Outlet memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 1500 pcs.

3. Outlet

Dikarenakan jumlah persediaan bahan yang kurang memadai yakni hanya sebanyak 150 pcs/ 3hari terkadang mengakibatkan kekurangan stock bahan di beberapa outlet. Cara yang mereka lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut yakni dengan mengambil stock berlebih di Outlet yang masih memiliki kelebihan stock. Ini sudah bisa dipastikan akan menambah biaya transportasi.

4. Konsumen

Apabila terjadi kekurangan stock di Outlet ini dapat menghambat / tidak terpenuhinya permintaan konsumen.

(27)

4.3.2 Sistem Supply Chain Management baru yang diusulkan

Sistem supply chain management yang diusulkan untuk PT. Wadha Artha Abadi yakni menggunakan proses mata rantai Æ chain 1 – 2 – 3 – 4 : supplier – manufaktur – retail outlets – customer.

Perusahaan a  Supplier daging  Perusahaan e  Supplier  roti  Perusahaan B  Supplier keju  Supplier  Kentang  Perusahaan c  Supplier  Kemasan  Perusahaan d  PT. Wadha Artha  Abadi   Outlet Aussy  Burger  Outlet Aussy  Burger  Outlet Aussy  Burger  Gudang  penyimpanan  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen  Konsumen 

(28)

yang disupply dari beberapa supplier kemudian diterima langsung ke PT. Wadha Artha Abadi selanjutnya masuk ke gudang penyimpanan setelah itu di distribusikan ke outletoutlet Aussy burger yang tersebar di Bintaro, Terogong, Senayan dan di beberapa outlet lainnya, diubah menjadi pendistribusian bahan baku yang di supply dari beberapa supplier menuju ke PT. Wadha Artha Abadi langsung di distribusikan ke outlet - outlet sesuai dengan permintaan dari tiap-tiap outlet dan sebagian (sisa) bahan baku dimasukan ke dalam gudang penyimpanan sebagai stok. Sehingga lebih mempersingkat waktu pendistribusian ke outlet - outlet dan permintaan konsumen akan produk Aussy Burger dapat segera terpenuhi.

Pada sistem supply chain management yang digunakan sebelumnya oleh PT. Wadha Artha Abadi masih menemukan beberapa kendala. Di bawah ini adalah beberapa cara pemecahan kendala/masalah yang disarankan peneliti bagi PT. Wadha Artha Abadi.

1. Supplier

Kendala yang muncul pada supplier yakni

a. Kendala mutu : ketidaktentuan mutu / kualitas terhadap bahan baku yang memerlukan standart baik dan fresh seperti pada sayuran (salad)

(29)

yang memiliki kualitas bahan yang tak tentu.

Strategi yang disarankan : peneliti menyarankan untuk PT. Wadha Artha Abadi harus memiliki beberapa supplier kentang sebagai antisipasi hal tersebut. Dapat dipastikan beberapa supplier sejenis ini akan berlomba-lomba untuk mempertahankan kualitas, keahlian, dan teknologi serta mengutamakan kemampuan pengiriman dan kemampuan memprediksi. Dan disinilah PT. Wadha Artha Abadi dapat melihat supplier mana yang memiliki kemampuan akan hal itu semua dan memutuskannya menjadi supplier utama.

b. Waktu pengiriman : jauhnya jarak pengiriman dari supplier ke PT. Wadha Artha Abadi kemudian disalurkan ke gudang penyimpanan sangat memakan waktu yang banyak sehingga menyebabkan terhambatnya produk untuk disiapkan dan di distribusikan ke outlet - outlet.

Strategi yang disarankan : mengubah sistem supply chain yang semula harus melewati gudang penyimpanan dahulu sebelum di distribusikan ke outlet-outlet Aussy Burger menjadi

2. Gudang Penyimpanan

Jumlah persediaan yang di stock dari gudang penyimpanan ke setiap outlet memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 1500 pcs per bulan .

(30)

tingkat persediaan di setiap outlet terhadap tingkat permintaan konsumen akan produk Aussy Burger dengan menghitung rata-rata penjualan tiap bulannya. Sehingga PT. Wadha Artha Abadi dapat memberikan stock persediaan optimal bagi tiap-tiap outlet.

3. Outlet

Dikarenakan jumlah persediaan bahan yang kurang memadai yakni hanya sebanyak 150 pcs/ 3hari terkadang mengakibatkan kekurangan stock bahan di beberapa outlet. Cara yang mereka lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut yakni dengan mengambil stock berlebih di Outlet yang masih memiliki kelebihan stock. Ini sudah bisa dipastikan akan menambah biaya transportasi.

Strategi yang disarankan : apabila PT. Wadha Artha Abadi telah melakukan perhitungan akan tingkat persediaan terhadap tingkat permintaan yang optimal bagi tiap-tiap outlet maka dirasa kendala sebelumnya dapat diselesaikan, perhitungan akan stock persediaan optimal akan memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan produk Aussy Burger. otomatis perusahaan juga dapat menekan biaya efektif dan se-efisien mungkin serta dapat meningkatkan kinerja dari supply chain management itu sendiri.

(31)

Apabila terjadi kekurangan stock di Outlet ini dapat menghambat / tidak terpenuhinya permintaan konsumen.

Strategi yang disarankan : perbaikan akan stock persediaan di tiap-tiap outlet akan menjadi solusi dari permasalahan di atas. Diharapkan tidak akan adanya lagi hambatan dalam pemenuhan permintaan konsumen akan produk Aussy Burger. Dan tentu saja pemenuhan permintaan konsumen yang tepat waktu akan meningkatkan kepuasan konsumen akan pelayanan yang diberikan PT. Wadha Artha Abadi.

Gambar

Gambar 4.1 Logo Merek dagang Aussy Burger, PT. Wadha Artha Abadi  Sumber : PT. Wadha Artha Abadi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Aussy Burger
Tabel 4.9 Matriks Benchmark   Indikator  Supplier  Keju   Supplier Daging   Supplier Roti  Supplier  Kemasan  Supplier  Kentang  waktu tunggu (lead time
Tabel 4.10 Persentase persediaan dengan tingkat kinerja yang luar biasa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan tentang Standar Nasional Perpustakaan yang dirujuk melalui UU No 43 tahun 2007. Setelah menyajikan hasil data penelitian diatas maka

Dengan pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi

berpengaruh terhadap massa pelepah. Nilai koefisien adalah positif sehingga lebar berpengaruh positif terhadap massa pelepah. 3.1.3 Persamaan Struktural Sub-struktur 1

37 DAK Bidang Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar -Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Lokasi Kegiatan :

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani

Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di

Syarat mutu biji kakao menurut SNI 2323-2008 ditentukan berdasarkan adanya serangga hidup atau benda asing, kadar air, adanya biji berbau asap abnormal atau berbau asing lainnya,

Perbedaan lain dengan anova adalah uji beda rerata hanya membandingkan dua Perbedaan lain dengan anova adalah uji beda rerata hanya membandingkan dua rerata populasi yang