Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan
Think Pair and Share (TPS) Ditinjau dari Aspek Motivasi
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung
Tahun 2011/2012
(TESIS)
Oleh PUTRY AGUNG
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair and Share (TPS) Ditinjau dari Aspek Motivasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun 2011/2012
Nama Mahasiswa : Putry Agung Nomor Pokok Mahasiswa : 1023031077
Program Studi : Magister Pendidikan IPS Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Telah diperbaiki dan disetujui oleh: 1. Pembahas
Pembahas I, Pembahas II,
Dr. R.Gunawan Sudarmanto,S.E.,M.M Drs. Hendri Susanto, M.Si NIP. 19600808 198603 1 003 NIP
2. komisi pembimbing
Pembimbing 1, pembimbing II,
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S Drs. Iskandarsyah, M.H NIP. 195530528 198103 1002 19571011 198703 1001
Ketua Program Pasca Sarjana Pendidikan IPS
ABSTRAK
Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan
Think Pair and Share (TPS) Ditinjau dari Aspek Motivasi
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung
Tahun 2011/2012
Oleh Putry agung
Dalam dunia pendidikan, pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting, karena pemahaman konsep yang dicapai siswa tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan memperbesar peluang pencapaian keberhasilan belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan kemampuan siswa yang secara umum tidak sama antara siswa satu dengan yang lain. Faktor utama adalah intelegensi dan latar belakang siswa yang beragam. Selain itu daya serap terhadap materi pelajaran antara siswa satu dengan siswa yang lain tidak sama sehingga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai..
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain factorial sederhana yaitu desain 2 kali 2 (2 X2). Dalam desain ini variable bebas yang dimanipulasi (pembelajaran kooperatif dan metode konvensional) disebut variable eksperimental (X1) sedang variabel bebas yang kedua disebut variabel moderator (X2) yaitu motivasi berprestasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar sejarah antarmodel pembelajaran dan antarmotivasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar sejarah yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran tipe TAI lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model TPS pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar sejarah antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung?
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 151 orang siswa kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung tahun Pelajar 2011/2012, Dengan jumlah sampel sebanyak 72. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes angket untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi terhadap mata pelajaran sejarah dan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan nilai siswa setelah diterapkan model pemeblajaran tersebut. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan rumus analisis varian dua jalan dan rumus t-test separated varians.
Hasil penelitian menunjukan:
1. pengujian hipotesis pertama,menunjukkan Ada perbedaan yang signifikan Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model Team Assisted Individualization (TAI) lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan tipe TPS. Hal ini juga terlihat pada rata-rata hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 75.64 (kelas eksperimen) dan 68.25 (kelas kontrol).
2. pengujian hipotesisa kedua dengan menggunakan rumus t-test dua sampel independent diperoleh thitung -12,997 > ttabel -2,028, Kriteria pengujian hipotsis tolak Ho dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar sejarah siswa moivasi berprestasi tinggi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan Tipe TPS
3. pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan rumus t-test dua sampel independent diperoleh thitung -1,808 < ttabel -2,028, kriteria pengujian hipotsis tolak Ho dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar sejarah siswa motivasi berprestasi rendah antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan TIPE TPS
4. pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan rumus analisis varian dua jalan diperoleh Fhitung 0,589 < Ftabel 4,026, kriteria pengujian hipotsis tolak Ho dan Ha diterima jika Fhitung lebih besar dari Ftabel, berdasarkan hasil perhitungan Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi berprestasi.
2.1.10. Pendidikan IPS di SMA. ... 69
2.1.11.Pembelajaran Kooperatif pada mata pelajaran sejarah. ... 71
2.2.Hasil Penelitian Yang Relevan ... 73 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 106
4.1.1Lokasi Daerah Penelitian ... 106
4.1.2Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 12 Bandar Lampung ... 108
4.1.3Visi dan Misi SMA Negeri 12 Bandar Lampung... 109
4.1.4Keadaan Gedung SMAN 12 ... 110
4.1.6. Keadaan siswa SMA Negeri 12 Bandar Lampung ... 113
4.1.7.Deskripsi Data ... 119
4.1.8 Uji persyaratan Instrumen ... 150
4.1.9 Teknik Analisis data. ... 151
4.1.10Hasil Belajar sejarah. ... 153
4.1.11Pengujian Hipotesis ... 157
4.1.12Pembahasan ... 159
V. Kesimpulan, Implikasi dan Saran 5.1Kesimpulan ... 170
5.2Implikasi ... 171
5.3Saran ... 172 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hasil tes angket motivasi berprestasi kelas ekspreimen……….81 Gambar 2. Grafik berprestasi dikelas pembanding………...83 Gambar3. Hasil tes angket motivasi berprestasi tingi dikelas eksperimen……...85 Gambar4. Berprestasi rendah dikelas eksperimen…………...………...88 Gambar5. Hasil es angket motivasi berprestasi tinggi dikels pembanding……...90 Gambar6. Hasil tes angket motivasi berprestasi rendah di kelas pembanding...92 Gambar 7. Grafik hasil belajar kelas eksperimen.……….94 Gambar 8. Hasil belajar kelas pembanding……….………..97 Gambar 9 Hasil Belajar sejarah siswa motivasi berprestasi tinggi dikelas
eksperimen………….…..………..…100 Gambar 10. Hasil belajar sejarah siswa motivasi berprestasi rendah di kelas
eksperimen………..………...102 Gambar 11 Hasil Belajar sejarah siswa motivasi berprestasi tinggi dikelas
pembanding………...……104
Gambar 12. Hasil Belajar sejarah siswa motivasi berprestasi rendah dikelas
pembanding………...……106
Gambar13. Peningkatan hasil belajar sejarah pada kelas eksperimen………....107 Gambar 14. Peningkatan hasil belajar sejarah pada kelas control………..108 Gambar 15 Peningkatan hasil belajar sejarah pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol………...………..1
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS semester
ganjil di SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012... 4 Tabel 2. jumlah siswa kelas XI IPS SMA 12 Bandar Lampung………. 51 Tabel 3 Jumlah sampel siswa kelas XI IPS 4 sebagai kelas eksperimen
dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol………. 52 Tabel 4 Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi………. 56 Tabel 5 Interpretasi nilai r……… 58 Tabel 6. Keadaan Ruangan SMA Negeri 12 Bandar Lampung Semester
Ganjil Tahun Pembelajaran 2010/2011... 72 Tabel7. Jumlah Guru Menurut Bidang Studi di SMA Negeri 12
Bandar Lampung Semester Ganjil Tp 2010/2011... 73
Tabel8 Jumlah Siswa SMA Negeri 12 Bandar Lampung Semester
Ganjil Tahun Pembelajaran 2010/2011 ... 74 Tabel9 Distribusi frekuensi hasil tes angket motivasi berprestasi
pada kelas eksperimen………... 80 Tabel10 Distribusi frekuensi hasil tes angket motivasi berprestasi
pada kelas eksperimen……… 82 Tabel 11 distribusi frekuensi hasil tes angket motivasi berprestasi
tinggi di kelas eksperimen………. 85 Tabel 12 distribusi frekuensi Hasil tes Angket Motivasi Berprestasi
Rendah di kelas Eksperimen……….. 87 Tabel 13 distribusi frekuensi hasil tes angket motivasi berprestasi
tinggi di kelas pembanding. ……… 89 Tabel 14 Distribusi frekuensi Hasil tes Angket Motivasi berprestasi
Tabel 17. Distribusi frekuensi tes hasil belajar kelas pembanding…….. 99
Tabel 18 distribusi frekuensi hasil belajar ekonomi siswa motivasi
berprestasi rendah di kelas eksperimen ……… 101 Tabel 19. Distribusi frekuensi hasil belajar ekonomi siswa motivasi
berprestasi tinggi di kelas pembanding ……… 103 Tabel 20. Distribusi frekuensi hasil belajar ekonomi siswa motivasi
berprestasi rendah di kelas pembanding……….. 105 Tabel 21 Data hasil Penelitian ………. 107
MOTTO
“Mintala
h pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah
beserta orang-
orang yang sabar”
(Q.S. Al Baqarah 153)
“O
rang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang
lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga”
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan ridho-Nya
kupersembahkan karya kecilku ini kepada :
Ayahanda Drs.Thamrin Said dan Ibunda Sari Herawati
yang telah melahirkan, merawat, membesarkan, mendidik
serta selalu mendoakan dan membimbingku dengan tulus dan
ikhlas demi keberhasilanku
Kedua kakakku Pun dan adin oo, unjunan, sunan dan
adikku tommy yang telah memberikan doa dan kasih sayang
yang selalu menanti keberhasilanku
Para pendidikku yang dengan tulus memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk masa depanku
Seseorang yang kelak akan mendampingi hidupku
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA. : SMAN 12 B,Lampung
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa
Negara-negara Tradisional
Kompetensi Dasar : 1.3. Menganalisis Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam terhadap Masyarakat di Berbabagi Daerah di Indonesia
A. Materi Pembelajaran
Proses lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk:
Menjelaskam proses lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
Menjelaskam pendapat para ahli tentang proses awal penyebaran Islam di kepulauan Indonesia
Perkembangan Islam di berbagai daerah dari abad 15 sampai abad ke-18
Mendeskripsikan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya Islam di Indonesia
C. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran tipe TAI dan TPS
RENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif TPS A pendahuluan
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajari. Guru ju8ga menyampaikan materi pokok pelajaran dan tujuan pembelajaran.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajari. Guru ju8ga menyampaikan materi pokok pelajaran dan tujuan pembelajaran.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Indonesia. Kegiatan inti
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. guru membentuk kelompok-kelompok terdiri 4-5 siswa dan menggorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik dan tugas)
guru membimbing diskusi kelompok, serta mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai , melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu.
Kegiatan inti:
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
Guru memimpin diskusi kecil ,setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
Guru memberi tugaskepada siswa secara individu
Siswa mengumpulkan tugas
Guru memberikan penilaian perorangan
a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Memberikan evalusi kepada siswa Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui materi pelajaran sejarah denagn cara
a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Memberikan evalusi kepada siswa Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
Sub pokok: Proses lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
Waktu :2 jam pelajaran (2x40 menit)
RENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif TPS A pendahuluan
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajari. Guru ju8ga menyampaikan materi pokok pelajaran dan tujuan pembelajaran.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajari. Guru ju8ga menyampaikan materi pokok pelajaran dan tujuan pembelajaran.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan inti
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. guru membentuk kelompok-kelompok terdiri 4-5 siswa dan menggorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik dan tugas)
guru membimbing diskusi kelompok, serta mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai , melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
Guru memberikan post-test untuk
Kegiatan inti:
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
Guru memimpin diskusi kecil ,setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
Guru memberi tugaskepada siswa secara individu
Siswa mengumpulkan tugas
dikerjakan secara individu. a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Memberikan evalusi kepada siswa Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui materi pelajaran sejarah denagn cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Memberikan evalusi kepada siswa Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui materi pelajaran sejarah denagn cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
RENCANA PEMBELAJARAN
Sub pokok: Proses lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
Waktu :2 jam pelajaran (2x40 menit)
RENCANA PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif TPS A pendahuluan
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajari. Guru ju8ga menyampaikan materi pokok pelajaran dan tujuan
pembelajaran.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan inti
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. guru membentuk kelompok-kelompok terdiri 4-5 siswa dan menggorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik dan tugas)
guru membimbing diskusi kelompok, serta mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai , melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu.
Kegiatan inti:
guru menjelaskan materi pokok pembelajaran tentang perkembangan dan kebudayaan islam di Indonesia. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
Guru memimpin diskusi kecil ,setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
Guru memberi tugaskepada siswa secara individu
Siswa mengumpulkan tugas
Guru memberikan penilaian perorangan
a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Memberikan evalusi kepada siswa
a. refleksi
Guru meminta perwakilan siswa untuk menjelaskan secara singkat materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan dengan tepat seperti bertepuk tangan atau pemberian penghargaan
Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pembelajaran .
b. penilaian
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui materi pelajaran sejarah denagn cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tulisan
Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui materi pelajaran sejarah denagn cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya
Sumber, Alat dan Media Pembelajaran 1. Buku IPS yang relevan
2. Referensi yang relevan dari materi
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ema. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Sejarah nasional (Tesis). Lampung. Unila.
Alwi, Hasan. Dkk. 2005. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Hal 849
A. Kusuma, Doni.2008. Sepuluh Kesesatan UN. Media Indonesia. Jakarta. Hal 17.
A.K.Muda, Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher. Jakarta
Arikunto, 1994. Evaluasi Program Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta. Hal. 112
Ali, Muhammad. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkas. Bandung
Arends. 2008. Team Assisted Individualization
http://gurupkn.wordpress.com/2008/11/19/Team Assisted
Individualization/. 1 Juni 2009
Dahlan M.D.1984. Model-Model Mengajar (Beberapa Alternative Interaksi Belajar Mengajar). Diponegoro. Bandung. Hal 21.
Departemen Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran IPS. Hal. 7
Daldjoeni, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, Alumni, Bandung, 1981 , Hal 30 Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional.
Surabaya. Hal. 256
Glass, Gene V. Hopkins D Kenneth. 1976. Metode Statistik dalam Pendidikan.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah, A.b. Nugroho Notosusanto. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Gredler, Bell, Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Terjemahan Munandir Rajawali. Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Hidayat. 2008. Rencana pelaksanaan pendidikan. Toha Putra. Semarang. 28 Februari 2012. http://abstrak.digilib.upi.edu.direktori. 4 Maret 2012. http://blog.uki.ac.id/eli.
4 Maret 2012. http://www.scribd.com/doc. 27 April 2012. http://www.masbied.com. 3 Mei 2012. http://miftachr.blog.uns.ac.id.
7 Mei2012. Metodologi penelitian/penelitian-ex-post-facto.html. http://
Error! Hyperlink reference not valid.. skripsi. Com.
7 April 2012. http//social studiesorg/standar/exec.html. Kamus Besar Bahsa Indonesia. 1995. Balai Pustaka. Hal 787
Kustoro Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan Yayasan Kampusina. Surabaya. Hal. 435
Maryani, Enok. 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Peningkatan keterampilan Sosial. Alfabeta. Bandung.
Mic Millan J, Schumcher S. 1989. Metodologi Penelitian. Rajawali. Jakarta. Maskun, Dasar-dasar Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, CV Yonpress, Bandar
Lampung, 2004, Hal 2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, Hal. 22
Nazir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Pargito. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan IPS. Pasca sarjana IPS Unila. Lampung. Poedjadi, Ana. 1999. Efektifitas pembelajaran Kontekstual.Pakar Raya. Bandung.
Riduwan. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung. Hal. 11
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 2
Sumantri, Nu’man.2001. Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Rosda Karya.
Bandung. Hal 165.
Sartono Kartodirdjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 1
Slamento. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 54
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 95
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 107
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Hal. 118
Supardan, Dadang. 2007. Pengatar Ilmu Sosial. Sebuah kajian Pendekatan Struktural. Bandung. Bumi Aksara.
Sutrisno, Hadi. 1989. Metode Penelitian. Pustaka Prima. Bandung. Hal 118
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Hal. 286
T.Rustaningsih. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Model Quantum Teaching dan Problem Based Introduction. hhtp://
reasearchengines.com/0408.arends.html. 1 feb 2010. Hal 2
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Winkel S..J., W.S.. 1983. Psikologi Pendidikan dan evaluasi Belajar. Jakarta. Hal. 48
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG
JL.Letkol endro suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131 Telp 0721-253245
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bwah ini, Kepala SMA Negeri 12 Bandar Lampung menerangkan bahwa:
Nama : Putry Agung NPM : 1023031077 Semester : III
P. Studi: : S2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Benar telah melakukan penelitian di SMAN 12 Bandar Lampung dengan judul Tesis “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair and Share (TPS) untuk meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negri 12 Bandar Lampung Tahun 2010/2011.”
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung,21 febuari 2012 A.n Kepala
Kepala Tata Usaha
Haryanto,S.E.
SOAL POST TEST
1. Penyebaran agama islam ke daerah pedalaman diujukan kepada keluarga dan raja, karena :
a. raja memiliki kekuasaan mutlak terhadap rakyatnya
b. raja mempunyai hakuntuk memaksa kehendaknya kepada rakyat c. apabila rajanya menganut islam maka rakyatnya ikut menganut islam d. para ulama dianggap sebagai para raja
e. para raja selalu memerintahkan kepada rakyat untuk mengikuti segala perintahnya
2. penyebaran agama islam beerkembang pesat sekitar abad ke-13 M. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, kecuali:
a. islam bersifat terbuka dan penyebarannya dapat dilakukan oleh setiap orang muslim.
b. penyebaran islam dilakukan secara damai
c. islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat
d. para ulama merupakan perantara umat manusia kepada tuhan yang dipujanya
e. ajaran islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat melalui kewajiban zakat.
3. tujuan Nazimudin Alkamil mendirikan kerajaan samudra pasai adalah: a. menguasai hasil perdangangan remph-remph dan lad
b. memperluas wilayah kekuasaan kerajaan mesir
c. menyebarkan ajaran agama islam dna kebudayaan islam d. menguasai jalur perdangangan rempah-rempah
e. mengimbangi kekuasaan kerajaan majapahit
4. Sumber-sumber bukti masuknya agama islam ke Indonesia di peroleh dari,
5. pada abad keberapa terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia: a. abad ke 10 M
6. Berikut proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara, kecuali:
7. pada abad keberapa agama Islam masuk ke Indonesia? a. abad ke 5
b. abad ke 6 c. abad ke 7 d abad ke 11 e abad ke 12
8. sumber-sumber beritta masuknya agama islam yang berasal dari berita eropa dibawa oleh:
9. berita cina yang menyebarkan agama Islam merupakan catatan sejarah dari; a. la-huan
b. ma –huan c ka-huan d. ha –luan e. pa- huan
10. pesantren-pesantren dididrikan bertujuan untuk :
a. mempermudah penyebaran dan pemahaman agama islam b. tempat berkumpulnya ulama
c. tempat para ahli ibadah d. tempat menimba ilmu
e. menyelamatkan para penyiar islam
11. melalui jalur kesenian apa agama islam disebarkan di Indonesia: a. seni patung
b. seni suara c. seni topeng d. cerita wayang e. cirita dongeng
12 siapakah ahli tasawuf yang bersal dari tanah aceh? a. Hamzah Fansuri
e. ahamad zian
13 pedagang-pedagang berikut ikut menyebarkan islam ke Indonesia , kecuali: a. Arab
a. letak strategis dan menghungkan jalur anatara barat dan timur b. ramai pengunjungnya
c. tempat persingghan para pelaut d. ramai dikunjungi para ulama
e. banyaknya kapal yang bersandar diselat malaka
15. siapakah sultan dar mesir yang ikut menyiarkan agama Islam di Indonesia? a. sultan mahmud
b. sultan nazimudin alkamil c. sultan hasan
d. sultan azam e. sultan alkamil
16. sebutkan kerajaan Islam pertama di Indonesia? a. kerajaan samudra pasai
b. kerajaan sriwijaya c. kerajaan demak d. kerajaan pasai e. kerajaan majapahit
17. para pedagang yang berada di Indonesia berasal dari, kecuali: a. arab
b. persia c. india d. mesir e. rusia
18. setelah nazimudin alkamil wafat, kerajaan samudra pasai dipimpin oleh : A, sultan malik al hamid
b. sultan malikul saleh c. sultan arafaat d. sultan hisbullah e. sultan makaat
19. samudra pasai menyiapakn bandar-bandar yang bertujuan untuk: a. menambah perbekalan untuk pelayaran
c. menambah solidaritas para pedagang d. menguasai jalur dagang
e. meluaskan wilayah kekuasaan
20 pada abad ke 15 kerajaan malaka dipimpin oleh ; a. sultan hasalam sahad
Kunci jawaban soal Post test siswa kelas XI
NOMOR SOAL JAWABAN
1 C
2 D
3 C
4 E
5 D
6 E
7 C
8 A
9 B
10 A
11 D
12 A
13 E
14 A
15 B
16 A
17 E
18 B
18 A
TES HASIL BELAJAR 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !
1. Sebelum masuknya Islam daerah Arab di bagi menjadi tiga bagian , sebutkan !
2. apakah yang anda ketahui tentang Bani umayah?
3. Menurut catatan Chou Ku-Fei, di Indonesia pada 1178 M, terdapat dua tempat yang menjadi komunitas orang Ta-Shih (Arab), sebutkan? 4. jelakan proses masuknya agama Islam?
5. bagaimana cara pedagang arab dan persia menyebarkan agama islam di Indonesia?
TES HASIL BELAJAR II
1. Benarkah syarat masuknya agama islam sangatlah mudah.. jelaskan !! 2. Jelaskan peran wali pada penyebaran agama ilam di jawa
3. proses penyebaran agama islam dilihat dari sudut ekonomi , jelaskan
4. jelaskan apa yang terjadi pada sistem kemasyarakatan setelah msuknya agama islam!
5. Jelaskan tentang kerajaan malaka!
TES HASIL BELAJAR III
1. Apa yang menyebabkan terpuruknya kerajaan aceh?
2. Apa yang menyebabkan perpecahan yang terjadi pada kerajaan Banten? 3. Sebelum masuknya Islam daerah Arab di bagi menjadi tiga bagian , sebutkan ! 4. bagaimana kehidupan politik keajaan banten?
5. jelakan proses masuknya agama Islam?
Kunci jawaban tes hasil belajar 1
1. Daerah Arab sebelum masuk Islam, umumnya dibagi dalam tiga bagian besar, yakni daerah bagian selatan Jazirah Arab, daerah bagian utara Jazirah Arab, dan daerah Hijaz.
2. Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun 661 – 743). Ibu kota negara dipindahkan dari Madinah ke Damaskus, Syria. Sistem pergantian khalifah tidak lagi dilakukan secara musyawarah, tetapi didasarkan pada garis keturunan. Kekhalifahan Abbasiyah berkuasa dari tahun 750 – 1258). Mereka memindahkan pusat kekhalifahan dari Damaskus ke Baghdad. Dalam masa pemerintahan kekhalifahan ini, masyarakat Islam mencapai puncak kejayaan. 3. Menurut catatan Chou Ku-Fei, di Indonesia pada 1178 M, terdapat dua tempat
yang menjadi komunitas orang Ta-Shih (Arab), yaitu Fo-lo-an (Kuala Brag, Trengganu, dan Malaysia) dan Sumatra Selatan.
4. Masuknya Islam ke Indonesia dilakukan dengan jalan damai melalui
perdagangan dan da’wah oleh para mubaligh dan sufi. Namun, adakalanya
penyebaran diwarnai dengan penaklukan, misalnya jika situasi politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan kekuatan dalam menghadapi lawan.
5. Para pedagang Arab dan Gujarat berdagang di p ir pantai dan berda’wah menyebarkan agama Islam. Mereka kemudian membangun perkampungan-perkampungan di p ir pantai dan menikah dengan gadis-gadis pribumi. Pernikahan tersebut menyebabkan para gadis dan keluarganya kemudian ikut memeluk Islam. Para pedagang juga mendekati para bangsawan kerajaan untuk memeluk Islam.
6. Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar
Kunci jawaban hasil belajar II
1. Syarat untuk masuk Islam mudah, agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan pembedaan kasta, penyebaran Islam dilakukan dengan jalan yang relatif damai, sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain, upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana dan dipadankan dengan upacara-upacara yang telah ada sebelumnya.
2 Para wali berperan sebagai juru da’wah, penyebar, dan perintis agama Islam khususnya di Pulau Jawa.
3. Jaringan ekonomi dan intelektual Islam dimulai pada jalur perdagangan. Pertemuan dengan pedagang asing adalah pintu utama jaringan ekonomi sehingga tidak salah yang menjadi titik pentingnya adalah kota-kota pelabuhan.
4. Sistem sosial masyarakat di Indonesia setelah masuknya Islam merujuk pada nilai-nilai kesetaraan. Mobilitas sosial masyarakat terjadi secara horisontal maupun vertikal, terbentuknya pusat-pusat kebudayaan di masjid-masjid. 5. Kerajaan Malaka memiliki letak yang strategis, yaitu berada di tepi Selat
Malaka, menyebabkan kerajaan ramai dikunjungi para pedagang.
Kunci jawaban hasil belajar III
1. Raja-raja yang memerintah setelah Sultan Iskandar Muda tidak mampu mempertahankan wilayah Kerajaan Aceh yang luas. Terjadi perpecahan antarkelompok antara golongan ulama (tengku) dan golongan bangsawan (teuku).
2. VOC menjalankan politik adu domba (devide et impera) dengan mempengaruhi anak Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu Sultan Haji. Sultan Haji dekat dengan VOC sehingga menimbulkan persengketaan dan perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan wafat pada tahun 1692. Kerajaan Banten menjadi kerajaan boneka VOC.
3. Daerah Arab sebelum masuk Islam, umumnya dibagi dalam tiga bagian besar, yakni daerah bagian selatan Jazirah Arab, daerah bagian utara Jazirah Arab, dan daerah Hijaz.
4. Kehidupan politik di Kerajaan Banten sangat dipengaruhi oleh VOC karena Sultan Haji cenderung bersahabat dengan VOC. Ayah Sultan Haji, Sultan Ageng Tirtayasa, tidak menyetujui hubungan tersebut sehingga terhjadi persengketaan dan perang saudara.
5. Masuknya Islam ke Indonesia dilakukan dengan jalan damai melalui
perdagangan dan da’wah oleh para mubaligh dan sufi. Namun, adakalanya
penyebaran diwarnai dengan penaklukan, misalnya jika situasi politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan kekuatan dalam menghadapi lawan.
6. Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 08 Maret 1988, penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayah yang bernama Drs. Thamrin Said dan Ibu Sari Herawati.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain: 1. Sekolah Dasar Negeri 1 Sukarame Bandar Lampung,
tamat pada tahun 2000.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bandar Lampung, tamat pada tahun 2003
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandar Lampung, Tamat pada tahun 2006
4. Perguruan Tinggi di FKIP Unila program studi pendidkan sejarah selesai tahun 2010
Daftar nama siswa kelas XI IPS3 (kelas eksperimen) SMA Negeri 12 Bandar
4 19616 ANGGA HENDRO PRIYONO
5 19617 ANISA MIFTAHUL JANNAH
6 19555 BELLA ILLAHI BANGSA RATU
7 19689 CARINA INDAH PRATAMA
8 19652 DAFFANI SA
19 19665 MAHDADINA ALAM RUSBANDI
20 19603 MEIDINA DWI PUTRI R
21 19604 MUHAMMAD AZWAN
22 19544 MYDEA RATNA PUTRI
23 19699 NADYA PUTRI
24 19545 NITIYA TOSARI WIRMADI
25 19700 NURUL KHOTIMAH
26 19640 PUTRI OKTAVIA W
27 19547 RAHMA WATI ARDIAN
28 19641 REYNALDI PRATAMA POETRA
29 19579 RYAN PRADITA H
30 19580 SAKINATA ZAHAHARINA R
31 19676 TRI ADALIYANI
Daftar nama siswa kelas XI IPS 4 (kelas kontrol) SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajran 2011/2012
NO NIS NAMA SISWA
1 19615 AGUNG HARYO Y
2 19523 ANISA DICA HINDIYANI
3 19618 ANNISA NADYA PUTRI
4 19669 ANNISA RAHMA NINGSIH
5 19590 AULIA IRFAN APRIYANTO
6 19651 BELLA SANDRA P
12 19530 PICA RAHMA PINGGUNGAN
13 19533 HILMAN HANIFAN
14 19565 INDRA KUSUMA JAYA
15 19627 INTAN PUTRI
16 19729 JEPIN LAZUA RONSYAH
17 19602 M. BIMA ERZA PERDANA
18 19605 M. KRISNA DIRGANTARA
19 19630 M. RIZKY SAPUTRA
20 19666 M. FADIL AMRULLAH
21 19698 MAS AGUNG MUHAMMAD M.
22 19543 NETHA APRILIA
23 19568 MUHAMMAD HARENGGI
24 18639 PANJI PRABOWO
25 19703 PUTRI AISYAH QOLBI
26 19577 RIZKA APRILIA PUTRI INDAH
27 19578 RIZZO ANINGDITO R
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa,
1. Tesis dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair and Share (TPS) Ditinjau dari Aspek Motivasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun 2011/2012.” adalah hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiatisme
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepad Universitas Lampung
Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan kepada saya, saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, 14 April 2012 Pembuat Pernyataan
SANWACANA
Bismilahirohmannirohim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahi Robbil’ alamin.
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya telah memudahkan dan menerangi jalan pikiran penulis dalam menyusun tesis yang berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair and Share (TPS) Ditinjau dari Aspek Motivasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun 2011/2012.” dapat diselesaikan.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehinggabanyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P.Harianto selaku Rektor Unila 2. Bapak Prof.Dr. Sudjarwo,M.S selaku Direktur Pascasarjana Unila
3. Bapak Dr. Pargito selaku Ketua Program Pascasarjana PIPS FKIP Universitas Lampung
4. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku pembimbin II yang telah memberikn ide, bimbingan, pengarahan , motivasi dan saran-saran yang sangat berguna dalam menyusun tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Pendidikan IPS FKIP UNILA.
8. Keluarga tercintaku papa,mama, pun, unjunan, adin oo, sunan , tommy, yang tiada henti selalu mendoakan kesuksesanku.
9. Teman-temanku terbaik dan tersayang Jum, Athan, akong, mba’ Meri, wido dan minan terima kasih atas support dan doanya. Semoga persahabatan ini tetep abadi sampai akhirnya
10.Rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana PIPS FKIP UNILA, terimakasih atas kebersamaanya.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akhirnya dengan penuh pengharapan semoga tesis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, Maret 2011 Penulis,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan pada bab ini akan disampaikan beberapa hal pokok yang berupa tinjauan pustaka, hasil penelitan yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.
2. Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses berpikir. Dalam berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui proses interaksi secara individu dengan lingkungannya. Dalam pembelajaran berpikir, proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan pada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated).
Skiner dalam Dimyati (1999:9) berpendapat bahwa: ” Belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat belajar, maka responnya menurun”. Berdasarkan teori ini maka
Pengertian belajar menurut Oemar Hamalik (2009:27)
1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)
2. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu melalui interaksi dengan lingkungan
Menurut Bill Gredier dalam Dimyati dan Mujiono, (1999:11) menyatakan bahwa
“Learning is the process by which human beings aquire a vast variety of competencies, skill, and attitude” yang diartikan (belajar merupakan proses
seseorang dimana seseorang memperoleh perubahan yang banyak dalam kompetensi, keterampilan dan sikap).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan dua makna: pertama,
bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapi tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku; kedua, perubahan tingkah lakuyang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatanpembelajaran ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, bahwa pengetahuannya bertambah, keterampilannya meningkat, dan sikapnya semakin positif. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
dapat disangsikan. Misalnya ketika seorang guru menjelaskan materi pelajaran, walaupun sepertinya siswa memperhatkan dengan seksama sambil mengangguk-anggukan kepala maka belum tentu yang bersangkutan belajar. Mungkin mengangguk-anggukan kepala itu bukanlah memperhatikan materi pelajaran, akan tetapi karena ia sangat mengagumi guru tersebut. Siswa yang demikian pada hakikatnya tidak belajar, karena tidak menampakkan gejala-gejala perubahan tingkah laku. Ada siswa yang tidak memperhatikan, misalnya ia kelihatan mengantuk, belum tentu ia tidak sdag belajar. Mungkin saja seperti itu cara siswa tersebt mencerna materi peljaran. Berdasarkan adanya perubahan perilaku yang ada, maka seenarnya ia telah melakukan proses belajar. Belajar adalah merupakan proses perubahan tingkah laku. Oleh karena itu perlu pemahaman secara teoritis mengenai perubahan perilaku tersebut.
Aspek yang perlu diperhatikan lagi adalah mencari penguatan postif, yaitu perilaku yang lebih disukai siswa. Untuk ini guru hendaknya dapat menyusun suatu desain pembeajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat menyenangkan bagi siswa. Disisi lain menurut Gagne (dalam
Dimyati 1999;10) ”Belajar merupakan kegiatan kompleks. Prestasi belajar
merupakan kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulan yang berasal
dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar”. Pendapat
mengubah sifat stimulusi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas guru. Dalam hal ini apabila guru memberikan stimulus maka siswa akan mengolah stimulus sebagai informasi yang dapat dijadikan siswa pengetahuan baru dan lebih dari itu yaitu ketermpilan dan sikap positif.
Beberapa pendapat ahli di atas jelaslah bawa belajar merupakan proses kompleks, yang dimulai dari proses berpikir, perubahan perilaku sampai melihat mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas hendaknya dapat menuntut siswa kearah dimana siswa dapat megkonstruksi sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menyenangkan serta bermakna dalam kehidupannya.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan inti dari kegiatan belajar. Pembelajaran di lukiskan
sebagai ”upaya orang yang bertujuan membantu orang belajar” artinya,
pembelajaran bukan sekedar mengajar, sebab titik beratnya ialah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar.
Menurut Hilgrad dan Bower, 1966 dalam (Jogiyanto,2006:12)
Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 :
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya
tujuan kurikulum. Pembelajaran di lukiskan sebagai ”upaya orang yang bertujuan
membantu orang belajar” artinya, pembelajaran bukan sekedar mengajar, sebab
titik beratnya ialah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar.
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, prestasi relajar, dan pengalaman belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa: (a) pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan,keterampilan,atau sikap baru pada saat seseoarang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan, (b) pembelajaran yang di program mengharuskan guru merancang dan menyusun materi,metode,dan media pembelajaran secara baik dan detail bukan secara asal-asalan, (c) pembelajaran buakan sekedar mengajar, sebab titik beratnya pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada relajar orang, dan (d) pembelajaran harus lebih menekankan proses yang berpusat pada siswa dan penekanan lebih besar pada creativitas,aktivitas,dan pengalaman belajar siswa.
dapat memahami proses bagaimana memperoleh pengetahuan maka ia dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi murid-muridnya.
Terjadinya proses belajar pada murid yang sedang belajar memang sulit untuk diketahui secara kasat mata karena proses belajar berlangsung secara mental. Namun, dari berbagai hasil penelitian atau percobaan, para ahli psikologi behavior memandang bahwa proses belajar terjadi mealui ikatan stimulus-respon. Sedangkan, menurut psikologi Gestalt proses pemerolehan pengetahuan dapat dengan memandang sensasi secara keseluruhan sebagai suatu objek yang memiliki suatu struktur atau pola-pola tertentu, dan ahli psikologi konstruktivis berpendapat
bahwa proses pemerolehan pengetahuan melalui penstrukturan kembali struktur kognitif yang telah dimiliki agar bersesuaian dengan pengetahuan yang akan diperoleh sehingga pengetahuan ini dapat diadaptasi.
Pengertian pembelajaran secara khusus diuraikan sebagai berikut. a. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
b. Kognitif
c. Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola bermakna).
d. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
(Darsono Max, 2000: 24)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Teori –Teori yang Melandasi Model Pembelajaran Kooperatif
a) Teori behavioristik (tingkah laku)
Pandangan tentang belajar menurut aliran ini adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons (bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Teori behavioristik lebih menekankan pada “hasil” daripada proses belajar. Para ahli yang mendukung teori ini antara lain: Thorndike, Watson, Hull, dan Skinner.
b) Teori kognitif
Teori kognitif lebih menekankan pada “proses” belajar. Bagi penganut aliran
ini, belajar tidak sekadar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Aliran kognitif ini didukung oleh ahli-ahli psikologi seperti Piaget, Ausubel, dan Bruner.
c) Teori humanistik
itu sendiri. Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang biasa kita amati dalam dunia keseharian. Para ahli yang mendukung aliran ini antara lain: Bloom, Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford, dan Habermas.
Pendidikan humanistik memandang proses belajar bukanlah sebagai sarana transformasi pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu, proses belajar merupakan bagian dari mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu, Miller (http://blog.uki.ac.id/eli-h), menggagas sebuah model pendidikan yang menekankan pada humanizing classroom, memanusiawikan ruang kelas. Maksudnya, dalam proses pembelajaran guru hendaknya memperlakukan siswa-siswanya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.
Humanizing the classroom oleh John P Miller terfokus pada pengembangan
model “pendidikan afektif”, pendidik pada dorongan siswa untuk: (1). Menyadari
diri sebagai suatu proses pertumbuhan yang sedang dan akan terus berubah, (2). mencari konsep dan identitas diri, dan (3). memadukan kesadaran hati dan pikiran (Miller, 1976). Filosofi humanistik dalam proses pembelajaran telah melahirkan beberapa konsep yang berkaitan dengan pengem-bangan model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri realitas bagi dirinya sendiri dan menekankan pada kemampuan siswa dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
kondisi nyata di masyarakat. Model kooperatif dan teori humanisme berkaitan dengan aspek pengembangan siswa dalam membentuk pola pikir, cara bersikap serta menghargai orang lain dalam hubungannya dengan masyarakat. Hubungan teori humanisme dengan model kooperatif yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di masyarakat dan dapat diterima dalam masyarakat.
d) Teori sibernetik
Teori sibernetik menekankan pada “sistem informasi” yang dipelajari. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Asumsi lain dari teori ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Para ahli yang mendu-kung aliran ini antara lain: Landa, Pask, dan Scott.
e) Teori konstruktivistik
lainnya, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Dalam proses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Sedangkan peran seorang guru di sini adalah sebagai mediator dan fasilitator.
Guru menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa serta membantu mereka mengekspresikan gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat belajar. Para ahli yang mendukung aliran ini antara lain: Tobin, Driver, Bell, Cunningham, Duffy, dan Knuth.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergatung individu yang melihat dan mengkonstruksinya.
mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan (6). menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
2.1.3 Pengertian Desain, Strategi, Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran
2.1.3.2Desain Pembelajaran
2.1.3.3Strategi Pembelajaran
“Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
tertentu” (Depdiknas, 2008:3).
Menurut Dick dan Carey (Sutrijat, 1999:12), strategi pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan informasi dalam lingkungan pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran mencakup beberapa hal, antara lain pendekatan, metode, pemilihan media, pembagian waktu, pola pembelajaran, dan pengelompokkan siswa.
Menurut Astati (2010), ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
a. Pendekatan (Approach) Pembelajaran
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Aswan (2007:61) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain:
Pendekatan individual
Pendekatan individual sangat diperlukan dalam pengelolaan kelas. Anak didik sebagai individu dengan karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan individu lain seperti cara mengemukakan pendapat dan cara berpakaian.
Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didikadalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Pendekatan bervariasi
Pendekatan bervariasi digunakan ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah. Dalam pembelajaran, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama.
Pendekatan edukatif
Pendekatan pengalaman
Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak.
Pendekatan pembiasaan
Anak-anak dibiasakan untuk mengamalkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang perlu dipertimbangkan antara lain metode latihan, pelaksanaan tugas, demonstrasi, dan pengalaman lapangan.
Pendekatan emosional
Pendektan ini menekankan kepada usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati materi. Metode yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, bercerita, dan sosiodrama.
Pendekatan rasional
fungsinya. Metode yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
2.1.3.4 Model Pembelajaran
Model adalah tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran (Prawiradilaga, 2008:33). Sedangkan Akhmad Sudrajat dalam blog-nya (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Terlepas dari pendapat tersebut, para ahli lain juga sering menyamakan model ini dengan strategi.
Sebagai contoh dari aplikasi model pembelajaran, misalnya pendekatan pembelajaran kelompok atau cooperative learning, di dalam pendekatan
kooperatif terdapat beberapa model pembelajaran seperti: Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournaments (TGT),
jigsaw, Group Investigation (GI), Team Accelerated Instruction (TAI), dan Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC).
2.1.3.5 Metode Pembelajaran
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun terca-pai secara optimal. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode (Depdiknas, 2008:5).
Astati (2010) mengemukakan bahwa, beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembela-jaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, outdoor study dan sebagainya.
2.1.3.6 Teknik Pembelajaran
2.1.3.7Taktik Pembelajaran
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda (Depdiknas, 2008:6).
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif
Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen (Suyitno, 2004: 9). Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.
Menurut Holubec (Nurhadi, 2003: 59) :
Pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Menurut Abdurrahman (Nurhadi, 2003: 60) :
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup dai dalam masyarakat nyata.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang heterogen, untuk bekerjasama, saling membantu antar anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa belajar berkolaborasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana belajar kelompok yang nantinya dapat mencapai potensi yang maksimal.
2.1.4.1Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Abdurrahman (Nurhadi, 2003: 60) Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya. 1) Saling ketergantungan positif
2) Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.
3) Akuntabilitas individual
Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual disebut dengan akuntabilitas individual.
4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.
1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson dan Johnson (Nurhadi dkk, 2003:62) menunjukkan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut. 1) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
2) Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati.
4) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris. 5) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
6) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
7) Meningkatkan motivasi belajar instrinsik.
8) Meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.
2. Ragam pembelajaran kooperatif
Ragam model pembelajaran kooperatif (Suyitno, 2004: 37), antara lain: 1) STAD (Student Teams Achievement Divisions).
2) TGT (Teams Games Tournament). 3) TAI (Teams Assisted Individualization). 4) Jigsaw I.
5) Jigsaw II.
6) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
Ciri- cirri Pembelajaran Kooperatif
Arends dalam trianto, (2009:65) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pemebalajaran kooperatif memiliki cirri-ciri sebgaai berikut.
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperarif untuk menuntaskan materi belajar.
3. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positip dalam belajar kelompok.
Tahapan- tahapan dalam Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan kajian tipe-tipe pembelajaran kooperatif, Arends (1989) mengidentifikasi sintks umum dalam pembealajaran kooperatif. Umumnya erdapat enam fase tahapan pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1. Menyediakan objek dan perangkat, yaitu guru mengemukakan tujuan, memotivasi peserta didik untuk belajar, menyediakan objek dan membuat perangkat pembelajaran
2. Menghadirkan/ menyajikan informasi, yaitu guru menghadirkan / menyajikan informasi untuk pesera didik baik secara presntasi verbal ataupun dengan tulisan.