DALAM PENGAJARAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN PUTRA AS-SY AFl'IY AH
JATIW ARINGIN BEKASI
...
-..
Ulll
Oleh:
Sulona Prlbadj
102051025527
Oiterin.
dari : ... . Tgl. :
.'.!P. ... :::: ..
!.i .... ::: ...
セ@
No. lnduk : セAセ@
.. ::::: ..
セ@... ::: ...
'.'.?. .•.•... Co klasifikasi : ...•...JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
DALAM PENGAJARAN MUHADBARAH DI PONDOK PESANTREN PUTRA AS-SYAFI'IY AH
JATIWARINGIN BEKASI
PERPUSTAKAAN UTAMA
Skripsi UIN SYAHID ,l/.l,KARTA
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komurukas1
Umuk Memenuhi Gelar Sarja.'1a Ilmu Sosial Islam (S, Sos.i)
Oleh:
Sukma l'ribadi
102051025527
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKW AH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi yang berjudul "KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
PENGAJARAN MUHADHARAH DI PESANTREN PUTRA
AS-SY AFJ'IYAH JATIWAIUNGIN-BEKASI" telah diujikan dalam sidang munaqornh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jaksrta pada tanggal :25 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperuleh gelar sarjanri Program Sirata (SI) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta 25 Juni 2009
Sidang Munaqosah
erangkap Anggota s・ォイ・エ。イゥセ@ Merangkap Anggota
.. a: a u
-1-/
Drs. H hmud Jalal MA A
NIP. 19 20 . 2 199 2002
Anggota Penguji I
rs. H. armi MM Drs.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
!. Skripsi ini merupakan
hasil
karya asli saya yang diajukan unruk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2. Semua sumber yang saya gunakan da!am penulisan
ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyatlfHidayatullah Jaka.rta. 3. Jika dikemudian hari terbukfr bahwa karyaini
bukan karya asli saya ataumerupakan
hasil
jiplakandari
karya ora.'lg lain, maka saya bersedia menerima simksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullahJakarta.
Ciputat, 25 Juni 2009
Sukma Pribadi
Komunikasi Jnstruksional dalam Pengajaran Muhadharah di Pondok Pcsantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi
Pada 、。セ。イョケ。@ masyarakat muslim kenyataannya membutuhkan akan adanya wadah atau suatu lembaga untuk dapat merealisasikan anak didik yang gandrung akan kengamaan guna tercipta mubaligb dan para cendikia muslim yang berpotensi untuk menghadapi masyarakat, sehingga mereka berperan dalam menyiarkan syari'at Islam. Pesantren Putra As-Syafi'iyah, salah satu program pembelajarannya yang berkaitan dengan itu adalah muhadharah. Saya tertarik menulis penelitian ini karena di dalam Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah terdapat pengajaran muhadharah yang ditawarkan oleh K.H. Abdullah Syafi'ie dalam program pendidikan di pesantren ini. M uhadharah yang dilakukan di pondok pesantren ini yakni merupakan pelatihan pidato yang bertujuan guna tercipta mubaligh dan para cendikia muslim yang handal.
Peneli:ian ini ingin mengetahui seperti apa komunikasi instruksional dalam pengajaran muhadharah di P6ndok Pesantren Putera As-Syafi'iyah Jatiwaringin-Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat serta hiday\}h yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Selagi bumi masih berputar, selagi matahari terbit di ufuk timur terbenam diufuk barat, selagi masih ada pergantian siang dan malam sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sosok yang menjadi contoh dalam kebaikan bagi seluruh umat, yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya yang ioyal terhadap ajaran yang dibawa beliau.
Penu!isan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dalam mencapai gelar sa.'jana strata satu (SI) di UIN Syarif Hidatatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak hambatan, tantangan dan godaan serta lainnya. Namun berkat hidayah
dan
pertolongan Allah SWT, ketulusan hati serta keikhlasan · niat serta motivasidari
berbagai pihak, akhirnya segala hambatan itu bisa diatasi dengan baik, sehingga skripsiini
bisa diselesaikan.Selama. peulisan skripsi ini, penulis merasa banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan rasa hormat dan tedma kasih yan.g setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Bapak DR. H. Arief Sublv.m MA, serta para pembantu Diekan.
yang sebesar-besarnya atas kesabaran dan perhatian beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Orang tua penulis ayahanda M. Nur Latief, yang telah membiayai dari saya awal masuk kuliah hingga saat ini dan ibunda tercinta Hj. Siti Khairunnisaa berkat kasih sayang, pengorbanan, dorongan dan do' a yang diberikan kepada penuhs, sehingga mampu melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Semoga Allah SWT menghapuskan segala dosa-dosanya dan membalas kebaikan keduanya danjasamu takkan penulis !upakan sepanjang zaman. 5. Pihak Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayamllah Jakarta yang telah memberikan pelayanan daa pcnyediaan buku-buku referensi, sehingga penulis dapat menyelesaikan sk!'ipsi ini dengan baik.
6. Keluarga besar pcnulis, yang sangat penulis kasihi dan sayangi kakek penulis beserta adik-adik yaitci Ari, Boim, Yayank dan Ajeng, Syarifah Nur'aini serta keluarga penulis yang lainnya yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN SyarifHidayatullah Jakai1a ini. '/. Pimpinan Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah K.H Ainu! Yaqin yang telah
dan semua teman-teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2002, teman-teman tanpa terkecuali , yang
tidllk
dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebersamaan yang indah selalu menjadi kenangan yangtalc
pemah terlupakan.Penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan ini, akan tetapi mudali.mudahan penulisan ini dapat bermanfaat. Akhirnya hanya kepada Allah S WT penulis memohon semoga amal baik seluruh pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini memperoleh pahala dan
balasan dari Allah SWT.
Jakarta Juni 2009
abstrセk@
KATA PENGANTAR ... .
DAFTAR ISi ... iv
BAB! PENDAHULUAN A Latar belakang Masalah ... . B. Batasan dan Perumusan Masalah ... ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... G D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... IO BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Komunikasi ... ... ... ... .... .. ... .. .. .... .... 12
B. Pengeriian Komunikasi Instruksional ... 19
C. Pengertian Muhadharah ... 22
D. Pengertian Pondok Pesantren ... ... ... .. .... .. ... ... 23
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN PUTRA AS-SY AFI'IYAH A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren ... 26
B. Visi dan Misi dan Tujuam1ya ... 28
E. Program Pendidikan Pesantren... 34
BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
PENGAJARAN MUHADHARAH DI PESANTREN PUTRA
AS-SY AFI'IYAH JATIWARINGIN-BEKASI
A. Komunikasi Instruksional yang dipakai dalam Pengajaran
Muhadharah .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . . .. .. . .. .. .. . 40
B. Metode yang Digunakan oleh Ustadz dalam Proses Pengajaran
M uhadharah . . . .. . .. . . .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. 51
C. Proses Pene.rapan Komunikasi Instruksional dalam Pengajaran
Muhadharah ... . ... .... . .... ... .. .... . .... . ... . .... . .. . ... . .. . .. . . .. ... . .. . . .. .... . . . .. . . .. .
54
D. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 58
BAB V PRNUTUP
A. Kesimpulan ... , .. . . . .. . . .. 60
B. Saran 61
0
DAFTAR PUST AKA ... ... 63
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Seiring dcngan berjalannya waktu, tidak disadari secara tidak sengaja
kita sudah terbiasa untuk berkomunikasi. Bagaimana cara kita berjalan atau
cara makan, tidur, perilaku-perilaku rutin yang kita lakukan sepanjang waktu
merupakan hal-hal yang biasa untuk melakukan komunikasi.
Dalam perspektif agama, bahwa komunikasi sangat penting perannya
bagi kehidupan manusia dalam bersosialisasi. Oleh karena itu, manusia
dituntut agar dapat pandai dalam berkomunikasi. Hal ini dijelaskan di dalam
al-Qur'an surat ar-Rahman ayat 1-4 yang berbunyi:
Artinya:
"(Tuhan) yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan al Quran. Dia mencip1akan rrianusia. mengajamya pandai berbicara''. (Q.S.55. ar-Rahman: 1-4)
Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak komunikasi adalah
bagia.'1 dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak lahir sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak tangis pertama pada saat
dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.1
Terbiasa komunikasi sebenamya belwn berarti memahami komunikasi.
Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama
komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, akibat-akibat apa yang terjadi,
dan akhimya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi dan
1
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Sinar Grafika Offse4 1993), Cet.
memaksimumkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.
Di manapun kita tinggal dan apapun pekerjaannya, kita selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan hanya dosen, politisi, pengacara, penjual atau pendakwah yang harus terampil
「・イォッュオョゥォ。ウセ@ namun hampir semua jabatan. Banyak orang yang gaga!
kllrena mereka tidak terampil berkomunikasi, di dalam kehidupan sehari-hari pun banyak kegagalan dalam pekerjaan atau karier disebabkan kegagalan berkomunikasi.
Perlu disadari bahwa peran komunik.asi sangatlah diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi, bahkan pada hidang pendidikan. Seorang guru harus dibekaii dengar. ilmu komunikasi agar apa yang disampaikannya dapat menjadi efektif dan murid dapat dapat memahami pelajaran dengan mudah.
Telah disepakati bahwa fungsi komunlkasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi, dalam komunikasi istilah pcndidikan dan pengajaran adalah dua komponen yang saling melibatkan antara ー・ョァ。ェ。セ@ sebagai komunikator dan murid s1:bagai komunikan.
Komunikasi dalam pendidikan dikenal sebagai komunikasi instruksional (instructirum communication) salah satu aspek komunikasi untuk meningkatkan kualitas berfikir pada pelajar (komunikan) dalam situasi instruksional yang terkondisi, misalnya guru disamping sanggup mengajar, juga memiliki metode dalam menyampaikan pesan kepada pelajar.
dengan baik oleh komunikan. Fungsi selain mendidik juga membimbing2,
memhlmblng dalam arti menglkutsertakan guru dalam aktlvltas murid.
Instruksional pada bidang dan konteks pembahasan. Webster's Third
New International Dictionary of the English Language mencantumkan kata
instruksional ( dari kata 10 instruct) dengan arti " memberi pengetahuan atau
informasi khusus d.-ngan maksud m:Jlatih dari berbagai bidang khusus,
memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau
spesialisasi tertentu" atau dapat berarti pula "mendidik dalam subjek atau
bidang p:lngetahuan tertentu" disini juga dicantumkan makna lain yang
berkaitan dengan komando atau perintah. 3
Komunikasi instruksional dapat terjadi dimana saja misalnya di
sekolah, universitas, bahkan di pondok pesantren. Pondok pesantren adalah
lcmbaga pendidikan Islam trac!isional, tempat untuk mempelajari, mendalami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya
moral keagamaan4• Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama,
di dalamnya rordapat organisasi yang bertujuan menjalankan semua aktivitas
keagamaan.
Pondok pesantren terdapat santri di dalamnya yang sedang
mempelajari ilmu agama. Aktivitas santri dilakukan setiap hari sejak pagi
sampai malam hari dan disediakan segala kebutuhan santri baik pangan,
sandang maupun papan, tanpa harus pulang ke rumah masing-masing.
Sautri selalu ditekankan agar selalu mendalami ilmu-ilmu agama Islam
2
Sutaryo, Sos/ologl Komunikasl, (Yogyakarta: PT.Arti Bumi Intaran, 2005}, Cet. ke-1. h.26 ' pセキゥエ@ M Yusuf, kQQュオョゥセゥ@ PMdidiklw dim K11m»nika.<!i lnslrnkslonal, (1akllrtll Pers, 2002), Cet. ke· I .,h,6
4
agar dapat mendakwahkan ajaran-ajaran agama, baik pada diri sendiri maupun
umat Islam, demikian pula Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyyah, yang
mewajibkan para santrinya agar mengilmti semua bidang pendidikan dan
pengajaran baik kegiatan kurikuler ataupun ekstrakulikuler. Para santri juga
dihamskan agar bisa berdakwah dengan baik, baik untuk dirinya sendiri dan
juga kepada umat Islam, yang dipelajari pada setiap hari jum'at malam dan minggu pagi selesai sholat shubuh yang biasa disebut muhadharah. Pendidikan
muhadharah disini yaitu termasuk kegiatan ekstrakulikuler.
Kegiatan kurikuler mencakup aktivitas yang ada di sekolah seperti
proses kegiaum pacbi bidang studi Fiqh, Allugah-Arabiah, Balaghoh dun
lain-lain. Adapun kegiatan ekstrakulikuler meliputi Muhadharah, Muhadatsah,
pemberian kosakata bahasa asing, mading atau karya tulis bahasa Arab dan
lnggris.
Ml!hadharah adalah program pclatihan cara berceramah, guna melatih
mental para santri dalam berdakwah, sehingga para santri tidak merasa
canggufig lagi bilamana ia terjun kepada masyarakat. Santri diwajibkan selalu
mengikuti muhadharah dengan bimbin.gan para guru atau ustadz. Para santri
yang ditunjuk sebagai penceramah harus dapat mcmpersiapkan diri dengan
rnatang, agar pidato yang dibawakan mendapatkan hasil yang bagus.
Pada dasarnya keberadaan muhadharah merupakan langkah awal
sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan leader da'i membentuk santri dari
Bagalmana proses penerapan komunik!!Si instruksional dalam
pengajara.'1 muhadharah, · bagaimana tingkat efektivitas penerapan komunikasi
instruksional dalam pengajaran muhadharah! Untuk mengetahui ha! itu, perlu
dilakukan suatu pengkajilill dan penelitian mengenai komunikasi instruksiona!
dalam pengajaran muhadharah dan sampai dimana penerapan komunikasi
instruksional itu berjalan dengan efektif tanpa adanya unsur keterpaksaan
dalam komunikasi terhadap pihak yang terkait. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu kajian penelitian dan
sekaligus dijadikan bahan skripsi yang berjudul: "Komunikasi Instruksional
dalam Pengajaran Muhadharah di Pondok Pesantren Potra
As-Syafi'iyyah".
B. Batasau dan Perumusan Masalah
Pada latarbelakang masalah di atas, pada dasamya sudah tergambar
bahwa skripsi ini akan meneliti dan membahas sekitar komunikasi
instruksional dalam pengajaran muhadharah di Pondok Pesantren Putra
As-Syafi'iyllh Jatiwaringin-Bekasi, dengan demikian penelitian ini akan
difokuskan pada komunikasi instruksional dalam pengajaran muhadharah di
Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin-Bekasi.
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
I. Seperti apakah komunikasi instruksionai yang dipakai dalam pengajaran
m!!hadharah di Pondok Pesantren Putera As-Syafi'iyah
Jatiwaringin-Bekasi?
muhadhamh di Pondok Pesantren Putera As-Syafi'iyah
Jatiwaringin-Bekasi?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalarn menjalankan aktivitas
komunikasi instruksional dalarn pengajaran muhadharah di Pondok
Pesantren Putera As-Syafi'lyah Jatiwaringin-Bekasi?
C. Tujllan dan Kegunaan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah yang sudah dikemukakan,
tujuan pe11elitian ini adalah:
I. Untuk mengetahui garnbaran mengenai komunikasi instruksional yang
dipakai dalarn pengajaran muhadharah di Pondok Pesantren Putera
As-Syafi'iyah Jatiwaringin-Bekasi.
2. Untuk mengetahui proses komunikasi instruksional dalam pengajaran
muhadharah di Pondok Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah
Jatiwaringin-Bekasi.
3. Untuk ュセョァ・エ。ィオゥ@ faktor-faktor pendukung dan pengharnbat dalarn
menjalankan aktivitas komunikasi instruksional dalarn pengajaran
muharlharah di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah
Jatiwaringin-Bekasi.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini yaitu:
I. Dapat memberikan masukan-masukan bagi pengembangan penelitian
serupa pada masa yang akan datang.
2. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur, peruui:tbah wawasan dan memberi
motivasi bagi pihak-pihak pondok pesantren lainnya khususnya yang
Pondok Pesantren As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi.
D. Metodologi Penelitian
I. Metode Penelitian
Dalam meneniukan metode penelitian ini ·peneliti menggunakan metode penelitia11 kualitatif, yaitu jenis penelitian yang dihasilkan dari suatu data· data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan merupakan suatu penelitian alamiah. Badgan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai ーイッウセ、オイ@ penelitian yang menghas1lkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Hal ini diamati adalah mengenai pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pengajaran muhadharah di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan penulis teliti adalah Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 l'ebruari 2008 sampai dengan 10 Maret 2008.
3. SLlbyek dan Obyek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pulra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi. Kemudian yang dijadikan obyek dalam penelitian ini oleh penulis adalah pengajaran muhadharah yang ada di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi.
4. Sumber Data
As-Syafi'iyah Jatiwariugin Bekasi.
b. Data Skunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari kepustakaan dengan membaca buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun tekhnik pengumpulan data dalam pem:litian ini, penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data yaitu:
a. Wawancarn
Wawancara yang akan dilakukau adalah wawancara mendalam (indeplh interview) yang bersifat semi structured dengan tujuan mendapatkan informasi komprehensif mengenai subyek dan obyeknya (pengajaran mt!hadharah), disini peneliti mengadakan wawancara dengan pimpinan Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah, pembina Muhadharah, <.Jan ketua muhadharah, serta santri Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah.
b. Ohservas1
Dalam perelitian ini observasi dilakukan sebagai metode pcnunjang dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
c. Dokumentasi
Dalam tekhnik ini penulis mencari data mengenai hal-hal atau variablt> yang berupa caratan, buku, brosur, majalah, agenda dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian di Pondok Pesantmn Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi
6. Teknik Penulisan
pada buku panduan yaitu "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
lJIN SyarifHidayatullah Jakarta." (UIN Jakarta Press, 2007). 5
E. Tinjauan Pustaka
Langkah awal scbelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut
kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, adalah menelaah terlebih
dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau obyek
dan subyek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan penulis
teliti. Maksudnya adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan penelitian skripsi terdahulu.
Setelah penulis mengadakan suatu telaah kepustakaan penulis menemukan
skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti,
judul skripsi tersebut adalah:
I. Pada tahun 2008, Nasrullah, NIM 104051001870, dengan judul skripsi
"Komm1ikasi Instruksional antara Guru dan Murid di SLB-A TunaNetra
Pembina Tingkat Nasional Jakarta da1am Belajar Keterampilan
Bermusik'', dalam skripsi ini menerangkan proses belajar di SLB-A
TunaNetra Pembina Tingkat Nasional Jakarta dalam belajar musik dan
evaluasi mengajarnya.
2. Pada tahun 2008, Siti Sarah, NIM 104051001805, dengan judul skripsi
"Komunikasi Instruksional dalam Membina Akhlak Siswa di Taman
Pendidikan al-Qur'an Unit 373 At-Tahiriyah II", dalam skripsi ini
menganalisa terhadap pembinaan akhlak dengan menggunakan
komunikasi lnstuksional di tempat ( objek) penelitian pada At-TahiriyahII.
Herbeda dengan skripsi yang penulis teliti adalah lebih cenderung mengarah pada komunikasi instruksional yang digunakan oleh guru muhadharah di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi dalam belajar mengajar khususnya pada pengajaran muhadharah, dengan 1empat dan obyek yang jauh berbeda dengan beberapa penelitian tentang komunikasi instruksional sebelumnya, khususnya pada kajian komunikasi ;nstrnksional yang tertera di atas.
F. Sistematika Penulisan
HAB I : PENDAHULUAN, pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, pemoatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pe11ulisan. BAB II : LANDASAN TEORITIS, pada bab ini diuraikan mengenai
pengertian komunikasi, pengertian komunikasi instruksional, pengertian muhadahrah, dan pengertian pondok pesantren.
BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN PUTRA AS-SY AFl!IY AH Pada bagian ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya pondok pesantren, visi, misi, dan tujuan, ;arana dan prasarana, struktt1r organisasi dan program pendidikan.
BABIV ANALISIS KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi dapat dilihat dari tinjauan etimologis dan
terminologis. Secara etimologis kata komunikasi atau communication dalam
bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti "sama'',
communico, communication, atau communicare yang berarti "membuat sama"
(to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling
sering disebut sebagai asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari
kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyar.inkan bahwa suatu pikiran,
suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara
berbagi ha!-hal tersebut, scperti dalam kalimat "Kita berbagi pikiran", "Kita
mendiskusikan makna", dan "Kita mengirimkan pesan".6
Komunikasi secara termlnologls berarti proses penyampaian suatu
pemyataan oleh seseorang kepada orang lain. &!war Depari dalam karyanya
"Komunikasi dalam Organisasi" yang dikutip A. W. Widjaya, mengatakan
komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melal11i lambang tertentu. Mengandung arti, dilakukan oleh
penyampeian pesan yang ditujukan kepada penerima pesan. 7
6
Onong Uohjana Effendy, I/mu Kom11nilrasi: Teorl don Praktek, (Bandung; Remaja
rッセ。L@ i 997), cet, ke-4, h. 3-4
Keith Davis mendefinisikan komunikasi sebagai, "The transfer of injiJrmation and understanding from one person"8 secara sederhanu diartikan "pengiriman informasi dan pemahaman d&ri satu orang kepada orang lain", Jengan demikian dapat dikNakan bahwa orang yang berkomunikasi berart! mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan, harapan, dari isi pcsan yang disampaikan.9
2. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi sebagai berikut: a. Sumber (Sender atau Encoder)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalarn rangka memperkuat pesan itu sendiri ... '0 Sumber juga dapat d!katakan media untuk menyampaikan pesan. Sumber dapat bcrnpa surat, telepon, radio, televisi, vita suara, media cetak (surat kabar, majalah, selebaran).
b. Komun!kator
Komunikator adalah pihak yang memulai komunikasi. 11 Komunikator mungkin seseorang atau institusi. Dalam proses komunikasi komunikator merupakan unsur yang aktif, yang mengambil prakarsa yang bertindak.
8
Keith Davis, Hz1111an bセィ。カゥッイ@ at Work: Organi:ational behavior, (New York: MC
Graw\'lhill, 1981), h. 399
'T. A LathiefRusydi, Dnsar-dasar Rhetorika Komunikasi dan lnformasi, (Medan: 1985),
CCL kc-J. h. 48
"'A. W. Widjay,, 1111111 Komunikusi Pengantar Studi, (Jakarta: Pt. Raj• Grnfindo Persadu,
2003 ). Cet. ke-4, h.19
"Sutaryo. Sosioiogi komunikasi, (Yogynkarta: PT. Arti Bumi Lantnran, 2005), Cet. Ke-I,
c. Pesan (Message)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat disampaikan melalui Iisan, tatap muka Iangsung, atau menggunakan media atau saluran. Pesan yang disampaikan harus tepat, dimengerti oleh kom<mikan. Sebelurn pesan itu disampai!rnn kepada komunikan ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh komunikator, yaitu:
I) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) sccara baik, sesuai dengan kebutuhan kita.
2) Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak.
3) Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima :;.:rta menimbulkan Kepuasan.:'
d. Saiuran (Channel)
Saluran (Channel) adalah sa!uran pcnyampaian pesan yang diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dua bagian:
I) Media urn um yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi contohilya adalah radlo, cb, ohp, dan Iain-Iain.
2) Media massa, adalah media yang digunakan untuk komunikasi massal. Disebut demikian karena sifatnya yang rnassal, contoh pers, radio, film dan televisi.13
"A. W. Widjaya, !/mu Komunikasi PengantarStudi, op. cit .. , h.32
13
e. Penerima (komunikan)
Penerima adalah orang yang menerima pesan. Komunikan berfungs! sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambang-lambang pesan kedalam konteks pengertian sendiri.14
f Pengaiuh (effect)
. Pengaruh atau effect adalah perbedaan antara apa saja yang difikirkan, dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.15 Menurut Willbur Scharm untuk menghadapi efek, yang baik
dari komunikasi maka prosedur yang ditempuh adalah apa yang disebut sebagai A - A prosedur, yaitu proses dari attention (perhatian) ke action (tir.dakan).16
Maka menurut penulis, komunikasi akan berjalan lancm· jika keenam unsur komunikasi tersebut terpenuhi, yaitu sumber, komunikator, pesan, saluran, penerima, dan pengaruh.
3. Oimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi terbagi dua macam yakni komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Salah satunya adalah komunikasi internal yaitu pertukaran gagasan atau pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi dan dapat diklasifikasikan sebagai tcnaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin, untuk menyelenggarakan dan meogawasi pelaksanaan tujuan yang akan
1
•1 Astrid Susanto, Ko111unikasi du/ant Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Bina Cipta,
1998). Cet.Ke-J, h. !
15
Halied Cangara, Pengat7tar lltnu Kon1unikasi, (Jakarta: Raja Grafindo'Persada, 2003),
Ce!. Ke-4. 11. 26 16
dicapai.17
Komur.ikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat ciiklarifik&sikan menjadi duajenis15, yaitu:
a. Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara yaitu komunikasi tatap muka, berlangsur.g secara dialogis sambil menatap sehingga terjadi lwntak pribadi dan komunikasi bermedia, dengan menggunukan alat seperri hslnya teiepon atau memorandum.
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
4. Sifat-sifat Komunikasi
Sifat-sifat kornunikasi diantaranya terdapat, yaitu: a. Komunikasi Secara Verbal
Komunikasi secara verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa atau kata-kata scbagai pesan yang disampaikan oleh kcmunikator kepada komunikan.19
b. Komunikasi Secara Nonverbal
Komunikasi secara nonverbal adalah komunikasi clengan menggunakan kial, isyarat, gambar, atau warna sebagai pesan yang disampaikan olth komunikator kepada komunikan.20
17
Onung Uchjana Eft"endy //Juu Kon:unikasi: Teori dan Praktek, tBandung: Renwja Rosdakarya, 1997), Cet, Ke-4, h. 122
18
Ibid., h. 125 19
Dedy Mt.l)ana, I/mu Kon111nikasi:S11a/11 Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). Cc1. Ke- I, h. 237
5. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Maka proses komunikasi terbagi dalam dua tahap, yakni sebagai berikut:
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseornng kepada orang Jain dengan menggunakan lambang (symbol) scbagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan Jain sebagainya yang secara langsung mampu "menerjemahkan" pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Apakah itu bentuk ide, informasi atau opini yang terjadi pada saat sekarang dan masa yang akan datang.21
b. Proses Komunikasi Skunder
Proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana dengan media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarnnnya. Benda ditempat yang relatif jauh 。エ。セ@ jumlahnya banyak, yang sering
、ゥァオョ。ォ。セ@ adalah surat, televisi, film, surat kabar, majalah, radio, Jan
Rosdakarya, 1997), Cel, Ke-4, h. 14
21 .
lain-lain.22 6. Tujuan Komunikasi
Komunikasi sebagai suatu aktivitas dan usaha pasti mempunyai tujui:n yang hendak dicapai, sebab tanpa tujuan ini maka segala bentuk pengorbanan dalam rangka kegiatan komunikasi itu menjadi sia-sia belaku. Oleh karena itu tujuan komunikasi atau berdak;vah harus jelas dun konkrit, agar usaha kegiatan komunikasi itu dapat diukur berhasil atau tidak.
Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Kita mengadakan komunikasi, karcna kita menghendaki seseorang berbuat, berfikir atau merasa dalam suatu cara yang tertentu; kita mengetahui kalau kita sudah rnengomunikasikannya, jika respon atau reaksi yang kita ingini sudah tercapai atau terjadi respon atau reaksi ini biasa disebut "feed back" atau "umpan ba!ik" dari penerima pesan bahwa dia sudah rnenge1ti pesan itu dan tujuannya.
Menu rut R. Wayne Pare, Bret 0. Peterson, dan M. Dallas Daunmt d<tlam bukunya, Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
a. to secure understanding
b. to establish acceptance
c. to motiviite action
Pertama ·yaitu to secure understanding adalah memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang diterimanya. Andai kata ia sudah daput mcngerti dan menerima maka penerimannya itu harus dibina (to establish).
Pada akhirnya kegiatan dapat dimotivasikan (to motive aotion).23
Secara umum tuJuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepenringan yaitu kepcntingan si pengirim dan si penerima. Tujuan komunikasi dari sudut si pengirim yaitu memberikan informasi, mendidik, menyenangkan &tau menghibur, menganjurkan suatu tindakan atau persuasif, sedangkan clari sudut si pencrima yaitu memahami informasi, mempelajari. menikmati.
Komunikasi pengajaran atau komL1nikasi instruksional yaitu mempunyai tujuan yang sudah jelas yaitu harus disesuaikan dengau tujuan pendidikan itu scndiri, yang sudah diatur dan ditetapkan oleh pihak sekolah itu sendiri.
Maka menurut penulis, bahwa tujuan komunikasi adalah menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan dengan scbaik-baiknya agar komunikasi dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
B. Pengertian Komunikasi Instruksional
Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Kata komunikasi Instruksional berasal dari dua kata yang terpisah namun terdapat keterkaitan satu sama lain. Kata instruksional berasal dari kata bahasa Inggris ·Instruction yang berarti pengajaran, pelajaran atau perintah juga bisa diartikan sebagai intsruksi.
Arti kata instruksional pada bidang konteks pembahasannya. Webster's 'fhrid New Internnsiona/ dictionary of the English Language mencantt1mkan
2 · 1
kata instruksionaJ (dari .kata to instruct) dengan arti "memberi pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud meJatih dari berbagai bidang khusus, memberikan keahJian atau pengetahuan daJam berbagai bidang seni atau spesiaJisasi tertentu" atau dapat berarti puJa "mendidik daJam subjek atau bidang pengctahuan tertentu" disini juga dicantumkan malrna Jain yang berkaitan dengan komando atau perintah.21
Dalam dunia pendidikan, kata intruksional disini tidak diartikan sebagai perintah, tetapi Jebih mendekati kedua arti yang pertama yakni pengajaran atau pelajaran bahkan akhir-akhir ini kata krsebut diurtikan scbagai pembelajaran. Memang dari ketiga kata tersebut bisa berlainan makna dan artinya karena masing-masing menitik beratkan faktor-faktor tertentu yling menjadi pusat perhatiannya.
lstiJah pengajaran adaJah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan.75 Dari pengertian diatas dapat digali beberapa unsur yang termasuk daiam kegiatan pengajaran, perbuatan maupun metode yang digunakan daJam pengajaran. Pengajaran juga diartikan suatu usaha yang bersifat sadnr dan tujuan sistematis terarah pada pcrubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik, tingkah Jaku.
Arti belajar Jebih menitik beratkan bahan be!ajar atau materi yang akan disampaikan atau diajarkan oJeh guru. Dengan pengertian Jain, informasi yang mengandung pesan belajar ituJah yang diutamakan, namun apabila rliamati lebih jauh, disampaikan atau tidak oJeh guru, yang namanya pelajaran tetap
24
Pinvit M Yusuf: Kon1unikasi Pendidikun dan Komunikasi Jnstruksional, (Jakarta PL'r:i, 211<12). Cet. Ke-1.,h.6 '
'.!:. Dep:irtt.:mcn Pendidikan dun Kebudayaan, Kan1us Besar b。ィ。ウセ@ Indonesia. (.Jakarta :
ada karena ia adalah benda mati, berupa sederetan informasi yang bisa berarti apabila digunakan.26
Para ahli pendidikan juga telah memberikan pembatasan pcngertian tenrnng pengajaran, diantaranya sepcrti yang dikatakan oleh Prof. Dr.Hasar. Langgulung bahwa pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dad seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.27 Dari terminologi di alas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran yang meliputi: Pertama pengajaran aµalah upaya pemindahan pengetahuan. Kedua pemindahan pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui proses belajar mengajar.
Kata imtruction mempun1ai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru-murid di kel<is (ruang) formal, pembelsjaran atau instruction mencakup pula kegiatan belzijar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu dapat disimpulkan dalam komunikasi instruksional yang ditekankan adalah proses be/ajar maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi prnses belajar dalam diri siswa kita sebut dengan pembelajaran yang tidak lain dengan adanya komunikasi yang efektif.28
Proses beiajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses per.yampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media dan penerima pesari adalah komponen-komponcn proses komunikasi. Pesan yang aknn dikomunikasikan adalah isi ajara11 ataupun pendidikan yang ada "' Mudholir, Tekhnologi lnstruksional, !Bandung: i'T. Rosdakarya, 1990), Cct. Kc-,.h.9 ,., Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka al-Husnu. 1983),
CeL. Ke-3, Id
'"Dr. Arief Sadiman, M. sc, Media Pend;dikan, (Jakarta: Raja Gralindo Persada. 1996),
dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media; salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Maka_ proses belajar mengajar iui disebut komunikasi instruksional.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guni atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol nonverbal atau visual. Proses penuangan pcsan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut
encoding. Selanjutnya penerima pcsan (bisa siswa, pese1ta latihan ataup•m guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut schingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang 1nengandung pesan-pesan te:sebut discbut decoding.
C. Pengertian Muhadbarah
Muhadharah menurut bahasa yaitu berasal dari kata haddhara-yuhaddhiru yang artinya menghadiri. Muhadharah menurut istilah adalah suatu aktivitas manusia dalam membicarakan sualu masalah 、・ョァセゥョ@
mcngungkapkan berbagai pikiran, pendapat atau argumentasi lainnya dengan cara berpidato, diskusi ataupun dalam bentuk seminar kepada sekelompok massa, berisi sesuatu ajaran masalah untuk diketahui oleh banyak orang. Muhadharah yang dilakukan di pondok pesantren ini yaitu merupalwn pelatihan pidato yang d1lakukBn pada malam sabtu pukul 20:00 atau setelah melaksanakan shalat lsya. 29
"'
Adapun metode yang diiakukan pesantren dnlam melatih santrinya pada pengajaran muhadhatah adalah sebagai berikut:
I. Metode ceramah, yaitu para pengajar memberikan materi sesuai ciengan tema yang telah ditentukan.
2. Metode tanya jawab, setelah pengajar menyampaik,m ceramahnya kemudian santri diperbolehkan bertanya seputar maslah yang diangkat dan disampaikan oleh pembimbing.
3. Metode diskusi, digunakan para santri untuk mengetahui lebih jelas masalah-masalah agama mengcnai hukum-hukum Islam yang terkadang masih diragukan. Para santri diperbolehkan untuk beragumen dan mengeluarkan pendapatnya yang didiskusikan becsama-sama untuk menemukan jawaban dari per111asalaha11 yang diangkat.30
D. Pcngertian Pondok Pesantre11
Pondok pesantren apabila dipisahkan dari dua kata yaitu pondok dan pesantren. kata pondok berasal dari bahasa Arab funduuqun yaitu tempat peng:ir.apan sar.tri. Sedangkan pesantren adalah salah satu lembaga lqoo111ah ad-Diin, diantara kmbaga-lembaga itu memiliki dua fungsi yaitu tafaqquh fiddiin (pengajaran, pemahaman, pendalaman .agama Islam), dan fungsi indzur
(menyampaikan dan mendakwahkan ajaran agama Islam kepada masyarakat).3
;
Pesantren ialah lembaga pendidikan Islam tradisional untuk mempeli\iari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajar:in
ᄋᄋMMセMMMMMMM
30
Ust.H aゥャセオj@ Yaqin, Pimpinan pッョMp・セ@ Putera aウセsケ。ャゥGゥケ。ィL@ fVa1va11cara Pribadi,
Pl1J1-ll1.:s j|ウmウセ[。エゥセゥNセG。ィL@ iセ@ ゥZッセMLイオ。Zゥ@ 2008 , .
30
agama Islam dengan menekankan moral agama.
-Hampir dapat dipastikan. lahir.iya suatu pesantren bcrawal dari kbcr:ipa elemen dasar yang selalu ada dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, elemen terdebut ada Jima antarn lain: kiai, santri, pondok, masjid, kitab klasik. Pertama kiai, kiai atau pengasuh pondok pesantren yang merupakan elemen sangat esensial bagi suatu pesantren. Biasanya pesantren yang bcrkembang di Jawa dan Madura sosok kiai sangat berpengaruh, kharismatik, dan berwibawa sehingga amat disegani masyarakat.33
Kedua pondok, pesantrcn pada umumnya sering juga disebut dengun pendidikar. Islam tradisional, dimana seJuruh santri tinggal bersama dun be/3jar dibawah bimbingan Kiai. Asrama para santri tersebut berada dilingkungan komplek pesantren yang terdiri dari rumuh Kiai, masjid, dan ruang be/ajar, mengaji, kegiatan agama lain.
Ketiga masjid, masjid secara etimologis berasal dari bahasit Arab yaitu
isim mat.an dari sqjada-yasjudu.3'' Masjid adalah tempat beribadah kepada
Allah semata-mata dar. sebagai pusat ー・ョァ・ュ「セョァ。ョ@ kebudayaan lsla111. Scorang Kiai yang ingin mengembangkan pesantrennya pada umumnyu yGng rnenjadi prioritas utama adalah ma;:jid. Masjid yang sebag<1i simbol tidak terpisah dari pesantren, masjid bukan saja tempat ritua! ibaclah, tetapi juga sebagai tempat pengajaran kitab-kitab klasik, bahkan ada beberapa pes<intren, masjid dijadikan kelas dikarenakan keteroatasan tempat. Biasanya, masjid yang didirikan dilingkungan pesantrcn hanya khusus orang·orar.g yang ada
"Mastuhu, Prinsip Pendidikan Pesantren, (Jaku11a: INIS, 1994), h.55
33
M. Amin Haedari dan Abdullah /·/unit; Masa Depan Pesantrcn, (Jaka11a: IIW Pers, 2004). Cet. ke-1 h.28
34
Jilingkungan tersebut, karena aktifitas santri lebih banyak di masjid daripada di pondok (asrama). Akan tetapi tidak semua pesantren yang mer.clirikan masjid tidak hanya untuk kepentingan santri saja, akan tctapi juga untuk kepen:ingan masyarakat lainnya.
Keempat santri, adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren. Seorang ul1ma bisa disebut Kiai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam melalui kitab klasik. Oleh. karena itu, eksistensi Kiai biasanya juga berkaitan clengan adanya santri di pe>antren.
GAMBARAN UMUM. PESANTREN PUTRA AS-SY AFJ'IY AU
JATIWARINGIN-BEKASI
A. Scjarah Berdiri Pondok Pcsantren
Sejarah berdirinya Pesantrcn Putra As-Syafi'iyah, pada awal sebelum adanya tanah wakaf di jatiwaringin, K.H. Abdullah Syafi'ie selaku pendiri Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah mendirikan masjid Al Barkah pada tahun 1927. Kemudian pada tahun 1930 beliau membuka madrasah dalrnn bangunan bekas kandang sapi. lnilah cikal bakal perguruan Islam As-Syafi' iyah yang saat ini telah berkembang menjadi J 5 komplek pendidikan.3;
Balimatraman menjadi kantor pusat perguruan dan akan tetapi dipertahankan dengan mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan kawasan. lnsyaAllah akan menjadi bangunan-bangunan baru, yang akan menampung kegiatan pesantren perkantoran perguruan Islam As-Syafi'iyah.3''
Pesantren As-Syafi'iyah ada 4 (empat) kompleks. Pesantren I (putra-putri) di Balimatraman, Pesantren II putra, Pesantren III putri Ji Jatiwaringin dan l'esantren IV (putra-putri) di Cilangkap. Keempat-empatnya masing-masing merupakan salu kompleks di mana tcrdapat asrama, aula, masjid, ruang beiajar, rumah guru dan fasilitas lainnya.37
Pesantren Putera didirikan pada tahun 1969 oleh Bapak K.H. Abdullah Syafi'ie yang sebagai pendiri sekaligus pengelola. Pada awalnya pesantren
J;. BrosL1r, As-Sya;1 'iyah Menyongsong A bad 2 I
1 h. 7
.lo Ibid .. h. 7
37
yaitu bukan hanya pendidikan agama saja yang ada di pesantren ini melainkan juga ditambah dengan pendidikan umum.
Perkembangan pendidikan disatu pihaJ.. memenuhi tuntutan fornrnl masyarakat, yaitu lembaga pendidikan dengan acuan standard sekolah pcmerintah dan trndisi pendidikan umat Islam. Di lain pihak merintis bcntuL-bentuk baru yang tidak konvensional, sesuai dengan wawasan dan kebutulrnn umat masa depan. Pcndidikan formal tersebut meliputi:
a. Sekolah formal yang afiliasi ke Departemen Agama, yaitu: lbtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Diniyah.
b. Sekolah formal yang berafiliasi ke Departemen Pendidilrnn dan Kebudayaan, yaitu: Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar. Sdrnlah Lanjutan Tingkat Percama, Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Luar Biasa, dan Universitas lsiam As-Syafi'iyah. c. Sekolah yang beraiiliasi ke Departemen Kesehatan, ya.int: Akademi
Keperawatan.41
Pelajar pesantren putera tinggal di asrama. Scmua pesantren menyediakan asrama untuk para pelajar mukim. Khususnya pesantren putera menyediakan 4 (empat) kompleks asrama khusus santri yaitu asrama Assyabiqin, Ali. Ustman, dan Arqom. Dengan di asrama ini santri mendapatkan kegiatan penuh untuk mernbina pengembangan diri.
B. Visi, Misi, dan Tujuannya
Vi:,i dan misi Pondok Pesantren Putera As-Syafi'iyah yakni mencetak Qenerasi unggul serta sebagai muslim yang intelek dan be;1aqwa dan
menegakkan ajaran-a1aran Islam.4'
Tujuan Pondok Pesantren Pulera ini adalah sebagai berikut:
I. Membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam a11i seluas-luasnya serta menyiapkan tenaga-tenaga yang memiliki keahlian dan keterampilan serta berjiwa Islam untuk berperan dalam pembangunan menuju masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
2. Membina dan mengcmbangkan upaya-upaya dkwah melalui penyiaran agama serta nm1ingkatkan motivasi untuk mengamalkan ajaran Islam dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan akhi1'at.
3. Meningkatkan ォセウ・ェ。ィエ・イ。。ョ@ sosial masyarakat, baik material maupun spiritual melalui szntunan fisik dan rohaniah dalam mempcroleh kehidupan yang layak bagi kaum dhu'afa tertama fakir miskin dan anak
• 43
yat1m.
C. Sarana dan Prasaraua
Sarana dar. prasarana yang ada di Pondok Pesantren Putra As-Syali'iyah Jatiwaringin ini yaitu:
I. Asrama santri, terbagi menjadi 4 yakni asrama Asyabiqin, Ustman, Ali, dan Arqam.
2. Beberapa ruang kelas untuk belajar santri. Se1ta ruang guru dan kepala sekolah.
3. Laboratorium Komputer, dan IPA.
4. 3 (tiga) buah Aula, yiikni pertama Aula Serba Guna yang biasa digunakan pesantrtn untuk acara-acara kegiatan keatifitas santri seperti lialnya
42
lJsl.H Ainu! Yao.in, P!mpinan pッョセQj・ウ@ Putl:ra ,\s·SyaJi1iyah
1 11'awCtncara Prihadi, pッョセ@
J'cs As-Syali'iyuh. 16 fcbruari 2008.
4
perlombaan dakwah, marawis, Band, dan juga biasa cligunakan untuk Majelis Taklim, dan Jain-lain. Kedt1a adalah Aula Mqqam yang biasa digunakan para santri untuk shalat be1jama'ah. Dan yang ki;:tiga Aula f\rqam yang biasa digunakan oleh para organisasi santri untuk rapat organisasi.
5. Radio aウMsケセヲゥGゥケ。ィ@ adalah siaran swasta Islam, sebagai media dakwah, pendidikan, informasi dan hiburan, mengumandangkan amar ma'ruf nahi munkar. Lapangan olah raga dan koperasi pesantren.44
44
Ust. Mahf'ujz Rohimi, Peinbina OPPA, Wawanca;·a Pribadi, Pon-Pcs A.s-Sy,1!1'iyah,
D. Struktur Organisasi
SUSUNAN PENGURUS
ORGANISASI PELAJAR PESANTREN PUTRA (OPPA)
PERIODE 2006-2007
PESANTREN PUTRA ASSYAFI'IYAH JATIWARINGIN
Pelindung Penasellat Pembina Ketua Sekrelaris Benda hara Keamanan
: Pimpinan Pesaulren Pulera As-Syafi' iyah Jaliwatingin
Ust.H. Ainu! Yaqin Abdullah Syafi'ie
: Usl. Drs. H Dada Firdaus KH. Mansyur Masduki Ust. Hanafi Sukanla Ust. Muehl is Amanuddin Ust. Agus Bahrul Ulum : Use Mahfudz Rohimi
Usl. Ahmad Fauzi, S.Pdi
: Ahmad Mikail
: Rivki Morais Umagapi
: Yudh i Karnaed i
: Rizqi Dinda Pra1ama
Sie. Kepengurusan Rayon : Abdul Mujib ( Arqam I ) ( Arqam II) ( Arqam II I) Anggota lain:
Maulana Aianul Yaqin M. lsywara Meiza
Y Seluruh anggota pengurus rayon asrama tahun kepengurusan 2006-2007
SUSUNAN ORGANISASI
PENGURUS MUI-IADHARAH PESANTREN PUTRA
AS-SY AFl'IY AH JATIW ARIN GIN TAHUN 2006-2007
Pimpinan Pcnasihat
ャGセイョ「ゥョ。@
Ketua Sek1etaris Bendahara
: Ust. H. Ainul Yaqin Abdullah Syafi'ie : Ust. Drs. H. Dada Firdaus
Ust. Agus Sahrul Ulum Ust. Hanafi Sukanta
: Usl. Mahfudz Rohinii
: Rizky Dinda Nur Pratama : Rivki Morais Umagapi : YusufSumantri
Team Penanggung Jawab Kelompok: a. Ahmad Mikail
b. Yudhi Karnaedi 0
_ Yoga Putra Pratama d. Jsywara Meiza e. Agung Pranata
f. Ferdy Rizky Darussalam g. Maulana Ainu! Yagin
SUSUNAN TAT A KERJA
PENGURURUS MUHADHOROH PESANTREN PUTRA
AS-SYAFl'IY AH JATIWARINGIN TAHUN 2006-2007
,-PIMPINAN
セMMMセ@
PENASEHAT
PEMBINA
KETUA
SEKRETARIS
J
BENDA HARAE. Program Pendidikan Pesantren
Program pendidikan yang diterapkan di Pesantren Putra As-Syafi'iyah yakni program pendidikan formal (kurikuler) dan non formal (ekstrakurikuler) sebagai per.unjang pendidikan formal. Program pendidikan formal mencakup semua pclajaran umum dan agama dengan standard pendidikan nasional.dan pelajaran agama atau biasa disebut pdajaran Dinniyah, dimulai sehabis ba'da dzuhur dengan mata pelajaran sesuai dengan pendidikan umat lslam.45
Program pendidikan no11 formal antara lain:
I. M uhadharah. 2. Beladiri 3. Qasidah 4. Shalawat 5. Drumba11d 6. Sanggac Kesenian 7. Grup Olahraga
e.
Pramuka dan kegiata11-kegiatan iain.Penu!is akan menjelaskan sekilas tcntang muhadharah yang dilakukan di pondok pesantren putra as-Syafi'iyah jatiwaringin yakni. Muhadharah adalah suatu aktivitas manusia dalam membicarakan suatu masalah dengan rnengungkapkan berbagai pikiran, pendapat atau argumentasi lainnya dengan cara berpida!o, diskusi ataupun dalam bentuk seminar kepada sekelompok massa, berisi sesuatu ajaran masalah uantuk diketahui oleh banyak orang."'
45
K.H Ainul Ya4in, Pimpinan Pon-Pes Pulera As-Syafi'iyah, JYawancara Pribadi,
Pon-Pcs As·Syafi'iyah, 16 Fob,.u&ri 2C08
4
" Ust. Mahl'udz Rahimi, Pembina OPPA, Waivancara Pribadi, Pon-l'es As·Syali'iyuh,
Adapun metode yang dilakukan pesantren dalam melatih santrinya untuk mcnjadi mubaligh adalah sebagai berikut:
I. Metode ceramah, yaitu para pengajar memberikan materi sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
2. Metode tanya jawab, setelah pengajar ュ・ョケ。ュー。ゥォ。セ@ ceramalrnya kemudian santri diperbolehkan bertanya seputar masalah yang diangkat dan disampaikan oleh pernbimbing.
3. Metode diskusi, digunakan para santri untuk mengetahui lebih jdas
ュ。ウセj。ィMュ。ウ。ャ。ィ@ agama rnenenai hukum-hukum Islam yang terkadang
masih diragukan. Para santri diperbolehkan untuk beragumen dan mengeluarkan pendapatnya yang didiskusikan bersama-sama untuk menemukanjawaban dari permaslahan yang diangkat.47
Disamping dari ketiga metode diatas ada beberapa cara yang juga dipergunakan pengajar terhadap santrinya, adapun bentuk yang diberikan itu adalah s1:bagai berikut:
a. Pelatihan Dakwah Bil Lisan
Dalam bentuk dakwah ini santri diwajibkan untuk ュ・QセQ「ゥ。ウ。ォ。ョ@ diri dalam berbicara, yakni dengan cara mempraktekkan langsung di depan ternan sesama peserta dengan diikuti penilaian yang bertujuan untuk mengorekasi kekurangan-kekurangar. yang ada .
. n K.J-1 Ainu! Yaqin, Pimpinan Po11-Pe:, Pulera As-Syali'iyah, rvawancara Pribadi,
b. Dakwah Bil Hal
Dalam hal ini para pengajar melatih kader mubaligh untuk te1jun dibidang kemasyarakatan. Diikut sertakan dalam bakti sosial seperti ikut menyantuni anak yatim, janda, jompo, dan fakir miskin.
c. Dakwah Bil Kalam
Dakwah bil kalam ini dilakukan dengan menggunalrnn berbagai cara sesuai 、・Nセァ。ョ@ kemampuan yang dimiliki untuk melatih kemarnpuan dibidang kader mubaligh tentang cara berdakwah melalui tulisan dengan
d.b 1 antu pengaJar. . 48
Pelatihan muhadharah ini dalam pelaksanaannya yaitu setiap sabtu malam, dimulai sejak pukul 20;30-22:00 WIB.49
Tempat pelaksanaan pelatihan muhadharah, baik muhadharah malam dan muhadharnh pagi tidak berbeda , yaitu diadakan di kelas-kelas yang telah disediakan oleh pihak pesantren.50
Pengajar atau pembimbing pelaksanaan muhaclharah ini yailu guru-guru yang berada di pesantren putra As-Syafi'iyah. Peserta dari muhadharah ini sendiri yaitu terdiri dari kelas 1,2,3, Tsanawiyah dan kelas 1,2 Aliyah.5'
Menuru: Ustad Mahfudz Rahimi, bentuk-bentuk kegiatan Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin dalam muhadliarah antara luin sebagai 「セイゥォオエZ@
"Rizky Dindn Pra[µma, Ketua Muhadharah Pon-Pcs Putcrn As-Syati'iyah, IJ'i111·a11eura
l'ribndi, Pon-l'cs l'utcra As·Syali'iyah, 16 Februari 2008 .
49
Ust. Mahfudz Rohin1i, Pcmbira OPPA, Wuwancara Pribadi, Pon·Pcs As-Sy<ili'i)'i.lh,
16 Fcbruari 2007
:.o Rizky. f)inda Prataina, Ketua Muhadharah Pon-Pes Putra As-Sy'1fi'iyah, IVa111a11t·ara
PrfbatH. Pon-Pes Putcra As-Syafi'i)ah, 16 Fcbn.;ari 2008
a. Muhadhara!i rutin yaitu dengan menampilkan santri dalam berceramail di hadapan massa atau audien. guna melatih mental para santri dalam berdakwah, sehingga para santri tidak merasa canggung lagi bilamana ia terjun langsung ke masyarakat. Pondok pesantren putra As-Syali'iyah mengadakan muhadharah rutin dalam bentuk mingguan.
b. Bentuk pelatihan muhadharah yang kedua, yaitu meialui kegiatan-kegiutan pada saat dijadwalkfin pada bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan untuk melatih mental santri dan untuk melatih pengungkapan-pengungkapun materi keagamaan yang disampaikan agar sesuai dengan tema-tema yang berkaitan.
c. Bentuk pelatihan muhadharah yang ketiga, yaitu dengan melalui ac:1rn-acara hari besar Islam. Untuk melatih pcngungkapan-pengungkapan ョキエセイゥ@
kcagamaan yang disampaikan agar sesuai dengan tema-tema yang berkaican.
d. Bcntt1k pclatihan yang keempat, yaitu perlombaan. Da!am hal ini pura santri diikut sertakan dalam mengikuti perlombaaan agar mereka dapat bersaing menjadi yang terbaik sebagai wujud kemampuan mereka selama pelatihan muhadharah. 52
Semua kegiatan tersebut mengembangkan bobot dan menyalurkan minat santri. Pesantren memberikan ruang kreatif dan dinamika penalaran. Di samping memiliki keterampilan, santri memiliki kepercayaan diri, kebanggaan dan antuisme, dengan didukung media yang ada, kegiatan tersebut adalah:
52
a. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan yaitu perpaduan antara kurikulum pesantren As-Syafi'iyah dan kurikulum Oepaitemcn Agama, ditambah pelajaran kitab kuning. Sedangkan bahasa pengantar di dalam kelas adalah bahasa Arab untuk pelajaran agama dan bahasa inggris untuk pelajaran bahasa lnggris. Untt1k pelajaran umum lainnya digunakan bahasa Indonesia.53 Adapun materi-materi yang diberikan adalah sebagai berikut:
I. Aqida11 2. Akhlak 3. lbadah 4. Tafsir 5. Hadist 6. Bahasa Arab 7. Fiqhud Dakwah b. kセエ・イ。ューゥャ。ョ@
Pondok Pesantren As-Syafi'iyah menyadari kelak santrinya akan rnenjadi bagian dari masyarakat yang menduduki lapisan pemimpin juga da'i yang terampil, maka disclenggarakan pendidikan keterampilan, diantaranya sebagai berikut:
I. Pendidikan dakwah (Muhadharah): Jalihan pidato dalam bahasa Indonesia, Arab dan lnggris.
2. p・ョ、ゥ、ゥォ。ョᄋ「・イッイァセョゥウ。ウゥN@
3. Seni bela diri
SJ K.H Ainu! Yaqin, Pi1npinan Pon-Pcs Putera As-Syafi'iyah. ffawanc:ora Pribacli,
4. Seni baca Al-Qur'an (tilawah) 5. Kursus Mengetik, Komputer. c. Praktek lbadah
Yaitu untuk meningkatkan ー・イゥ「。、。エ。セ@ dan pendekatan diri kepada Allah, maka para santri diwajibkan untuk menambah hafalan dari sebagian <1yat-ayat suci Al-Qur'an, doa-doa dan bacaan-bacaan lainnya serta praktek-praktek ibadah lainrya.
ci. Bahasa Arab dan lnggris
Seperti hal11ya pesantren modern lainnya, As-Syafi'iyah juga tidak ketinggalan. Bahasa Arab dan lnggris adalah bahasa yang dipakai dalam sistem pcndidikan clan pengajaran dalam bcrkomunikasi seliari-hari. Dengan peraturan ini para santri berusaha untuk menguasai sedikit demi sedikit kedua bahasa resmi tersebut.
e. Komputer
ANALISIS KOMUNIKASI INSTRUKSIONAJ,
DALAM PENGAJARAN MUHADHARAH DI PESANTREN PUTRA
AS-SY AFI'IYAH JATIW ARINGIN-BEKASI
Pada dasarnya di dalam sebuah pendidikan terjadi kegiatan proses bdajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan murid, seperti halnya di pondok pesantren ini yaitu ustadz dan santri.
Kegiatan muhadharah di p0santren ini tentunya adalah pembelajaran berdakwah dan mempraktekkan dakwah. Tujuan da!'i pelaksanaan ini adalah scbagai salah satu langkah awal untuk rnenyiapkan kader mubaligh, Jan membentuk santri dari yang belum mampu atau kurang mampu berpidato menjadi bisa dan lebih baik iagi. 5'1
A. Komunikasi Instruksional yang dipakai dalam Pcngajnnin
Muhadharah
Muhadharah adalah suatu aktivitas manusia dalam membicarakun suatu masalah dengan mengungkapkan berbagai pikiran, pendapat atm1 argumentasi lainnya dengar. cara bcrpidato, diskt1si ataupun dalam bcntuk sendnar kcpada sckelo1npok massa, berisi sesuatu ajaran masalah untuk diketahui oleh banyak orang. Muhadharah yang dilakukan di pondok pesantren ini yaiw merupakan pelatihan pidato yang dilakukan pada malam sabtu pukul 20:30 atau setelah melaksanakan shalst Jsya.55
s.i Ust.H Ainul Yaqin, Pimpir1an Pon-Pes Putera As·SyaH'iyah. Wawancara [>ribodi, !'on-l'cs L|ウᄋsセ。エゥGゥケ。ィN@ 16 Februari 2008
5
Usl. MahJ'udz Rohilni, Pembina OPPA, Wawancara Pribadi, Pon-Pc:: As-Syu1i'iy<1h,
Berdasa1 kan dari llasi I pengamatan penulis bahwa tempat pelaksanaan 1nuhadharah di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin Bekasi iPi diadakan di kelas-kelas yang telah aisediakan uleh pihak pesantren. BegitLI juga dengan fasilitas yang diberikan oleh pesantrcn untuk santri yang mengikuti muhadharah yaitu seperti mimbar dan alat pengeras sur.ra guna tcrciptar.ya s1iasa11a layaknya penceramah seperti biasa yang dite111ui di lingkungan masyarakat.
Para pengajar muhadharah di pesantren ini adalah ustadz dan didarnpingi para pcngurus muhadharah yang telah ditentukan oleh pesantren yakni santri kelas Ill Madrasah Aliyah.56Proses pelaKsanaan muhadharah mernpakan kewajiban yang harus dilaksanakan santri di pesantren ini57•
Secara resmi kegiatan muhadharah ini berawal pada tahun 1987, tetapi sejak berdirinya pondok pesantrcn ini scbenarnya kegiatan muhadharah suduh ada.58 Kalaupun kegiatan ini juga tcrdapat pada pesantren Jainnya, namun satu lial yang membedakan adaiah santri tidak hanya diwajibkan teijun dihadapan santri-santri saja tetapi juga terjun Jangsung ke majelis taklim, kaum bapak di
I • k I • ' I 59
.1r.g 11ngan se.(Jtar ponGo ( pesar.tren:
Saat terjun ke masyarakat, tentunya santri didampingi oleh pengiijar sebagai drn penilai, dengan demikian bcrarti kegiatan ini menjadi penentu berhasii atau tidaknya santri sebagai calon da'i karena harus berani ta111pil di depanjama'ah yang belum ia ketahui bagaimana kondisi dan karnkternya.
"Usl. II Ainu! Yaqin. Pimpinan Pon-Pes Pulera As-Syati'iyah, Wmvancma Pribudi. l'un-l'os As-Syati'iyah. 16 Februari Zl.'08
57
Usl. Ivlahf'udz Rohin1i, Pembina OPPA, セv。キ。ョ」。イ。@ Pribadi, Pon-Pes putra
As-Srnli'ivah, 16Februari 2008
, 58 Ust. H Ainu! Yuqin, Piinpinan Pon-Pes Putera As-Syafi'iyah. fVaH'ancara Pri/){u/i. 11
un-l\:s As-Syafi'iyah, 16 Fcbruari 2008 59
Faj(!r Kurnia, Santri Pon-Pes Putcra As-Syali'iyah, /Yu1vancara Pribadii Pon-Pcs
Menurut Ustad Mahfudz Rohimi, bentuk-bentuk kegiatan muhadharah di
Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah Jatiwaringin antara lain sebagai
berikut:
1. Muhadharah rutin yaitu dengan menampilkan santri dalam berceramah di
hadapan massa atau audien, guna melatih mental para santri dalam
berdakwah, sehingga para santri tidak merasa canggung lagi bilamana ia
terjun langsung ke masyarakat. Pondok pesantren putra As-Syafi 'iyah
mengadakan muhadharah rutin dalam bentuk mingguan.
2. Kegiatan-kegiatan berceramah pada saat bulan Ramadhan sambil
menunggu buka puasa, ha! ini dilakukan untuk melatih mental santri dan
untuk melatih pengungkapan-pengungkapan materi keagamaan yang
disampaikan agar sesuai dengan tema-tema yang berkaitan.
3. Santri mengisi ceramah melalui acara-acara hari besar Islam, untuk
melatih pengungkapan-pengungkapan materi keagamaan yang
disampaikan agar sesuai dengan tema-tema yang berkaitan.
4. Perlombaan, dalam hal ini para santri diikut sertakan dalam mengikuti
perlombaaan agar mereka dapat bersaing menjadi yang terbaik sebagai
wujud kemampuan mereka selama pelatihan muhadharah.60
Dari wawancara penulis dengan para santri, ternyata kegiatan
muhadharah adalah yang paling mereka gemari untuk dijadikan tempat
pembeiajaran untuk praktek dakwah sebagai wujud dari pelaksanaan
muhadharah di Pondok Pesantren Putra As-Syafi'iyah,61
60
Ust. Mahfu<lz r。ィゥュセ@ Pembina OPPA, Wawancara Pribadi, Pon-Pes putra As-Syafi'iyah, J6Februari 2008
61
Hal seperti di atas tctapi tak dapat dipungkiri bahwa masih ada sedikit
santri yang kurang merasa bersemangat dalam mengikuti muhadharah, ha! ini
diketahui berdasarkan penelitian penulis yaitu dikarenakan mereka masih
merasa takut mengikuti muhadharah karena malu pada saat berceramah dan
juga merasa malu bila tidak bisa dirinya akan ditertawai atau diejek oleh
teman-teman santrinya yang lain, padahal bagi santri yang dipilih akan
menjadi penceramah untuk muhadharah diberi waktu seminggu untuk
mempelajarinya di asrama sebagai waktu latihan yang diberikan oleh pengajar
muhadharah.62
Seperti halnya berkaitan juga dengan materi-materi yang sering
digunakan santri dalam berceramah pada kegiatan muhadharah menurut
pengarnatan penulis dari hasil wawancara penulis dengan per.gurus
muhadharah bahwa materi yang sering disampaikan santri dalam ceramahnya
adalah sebagai bcrikut:
1. Aqidah
Kata Aqidah dalam bahasa Indonesia adalah keyakinan. Aqidah ini
meliputi segala ha! yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan
seorang muslim terhadap Aliah SWT sebagai pencipta, terhadap
keti;:ntuan-ketentuanNya baik Qadha dan Qadar.
62
2. Akhlak
Dalam bahasa sehari-hari akhlak disebut dengan etika, moral, budi pekerti, dan lain sebagainya. Namun konsep akhlak memilki makna yang lebih luas disbanding dengan etika, moral, dan budi pekerti, karena konsep akhlaktidak hanya mencakup hubvngan antara manusia dengan manusia, tetapi juga antara hubungan manusia dengan makhluk lainnya serta hubungan manusia tcrhadap Allah SWT.
3. Ibadah
Dalam a1ti umum, ibadah meliputi segala kegiatan manusia, baik yang dilakukan dalam hubungannya dengandengan bidang ekonomi, social, maupun bidang muamalah lainnya yang didasarkan pada kepatuhan, ketundukan dan kllikhlasan kepada Allah SWT.
4. Tafsir
Dari materi ir.i diharapkan santri mampu menelaah dan memahami segala macam penafsiran7penafsiran dari al-Qur'an dari berbagai kitab tafsir yang ada, karena tafsir adalah menjelaskan totalitas ajaran agama Islam yang tersusun dalam sebuah kitab suci al-Qur'an.
5. Hadits
Hadits memiliki kedudukan sebaagai sumber hokum agama Islam (kedua) setelah al-Qur'an. Keahlian dibidang ini sangat diperlukan untuk pcngembangan pengetahuan agama Islam.
6. Bahasa Arab
akan mencenninkan pondok pesantren yang modem dan tidak ketinggalan
zaman namun tidak menghilangkan identitas keislamannya.
7. Fiqhud Dakwah
Merupakan materi yang mengajarkan tentang ilmu dakwah yang di
dalamnya terdapal strategi cara berdakwah yang baik dan pembuatan
kerangka teks pidato dan lain-lain.
Demikianlah sekilas dari beberapa materi yang diberikan oleh Pondok
Pesantren Putra As-Syafi'iyah terhadap santrinya. Materi inilah biasanya
dijadikan oleh para santri sebagai acuan untuk bekal mereka dalam
menyampaikan ceramahnya pada pelajaran muhadharah di pesantren.
Para santri biasanya mendapatkan materi untuk berceramah juga dari
ustadz yang mengajarkan muhadharah, dari buku-buku tentang pidato, dan
biasanya para santri mengambil materi dari al-Qur'an dan Hadits bagi yang
sudah bisa membuat sendiri kerangka berpidato, begitu pula pada saat
pelajaran sekolah seperti penulis jelaskan d