Oleh
Raden Permata
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
INDONESIAN POLICE CHIEF REGULATION No. 8 IN 2012 By
RADEN PERMATA
Students Part Of Criminal Law Faculty Of Law University Of Lampung radenpermatasardan@gmail.com
Airsoft gun game began to grow around 1999 and popular in Indonesia. The development of this game to be one of the reasons for the emergence of abuse
airsoft gun permit to carry the airsoft gun as a means of self-defense / penggaman tools , have airsoft gun without a license , selling airsoft gun without a permit and licensing abuse airsoft gun to commit a felony. Issue in this paper is what are the actions that can be classified as abuse airsoft gun licensing and how law enforcement in criminal abuse airsoft gun licensing. according permit in Indonesia, use / possession of airsoft gun and airsoft gun functions only for the purpose of sport is not used for a safety / self-defense . Airsoft gun sales have been arranged in the police chief regulatory No. 8 of 2012 which airsoft gun
should purchase from official importers who had been appointed Chief of Police . Unlicensed airsoft gun can be dealt with as illegal possession of firearms by Law No. 18 Tahun1951 Drt . Abuse airsoft gun as a means of crime can be punished by criminal acts committed shapes using airsoft gun in accordance with the Penal Code and can be done seizure . Law enforcement efforts against abuse airsoft gun
licensing by means of using the penal provisions of the Act No. 18 of 1951 Drt , Police Regulation No. 8 of 2012 , Skep 82/II/2004 . Effort to socialize with non-
penal , supervision , coaching , from the police .
Advice can be given that the police do not hesitate if needed foreclosure -related holdings unlicensed airsoft gun to suppress abuse airsoft gun , police are expected to carry out the control of the seller airsoft gun illegal and people, especially the user / airsoft gun owners and prospective users / owners menggurus airsoft gun
permits are expected to be in accordance with procedures in regulation Police No. 8 Year 2012 on the use / possession of firearm sports airsoft gun .
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 9
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 10
E. Sistematika Penulisan 14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Senjata Api 16
B. Dasar Hukum Penggunaan Senjata Api Di Indonesia...18
C. Penyalahgunaan Senjata Api 22
D. Airsoft Gun 27
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah 39
B. Sumber dan Jenis Data 40
C. Penentuan Populasi dan Sampel 41
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 41
E. Analisis Data 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Narasumber 44
B. Perbuatan Yang Dapat Digolongkan Sebagai
Penyalahgunaan Perizinan Airsoft gun 45
C. Penegakan Hukum Pidana Penyalahgunaan Perizinan
Airsoft gun 67
V. PENUTUP
A. Simpulan 78
B. Saran 82
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sekitar tahun 1999 airsoft gun sudah mulai dikenal di Indonesia, Semenjak itu
airsoft gun mulai diminati dan perlahan menjadi suatu kegemaran baru.1 Peminat
senjata replika berasal dari orang-orang yang memiliki hobi serta minat di dunia
militer.2Airsoft merupakan sebuah olahraga atau permainan yang mensimulasikan
kegiatan militer atau kepolisian, menggunakan replika senjata api yang disebut
airsoft gun. Permainan airsoft awalnya dimulai di Jepang pada tahun 1970-an,
pada saat itu kepemilikan senjata api sangat sulit atau tidak mungkin untuk
didapatkan karena ketatnya peraturan, sehingga menimbulkan ide dari para
pencinta senjata dengan mencari alternatif yang legal untuk melakukan hobi
mereka. 3
Dewasa ini kegiatan airsoft paling populer di Jepang, Tiongkok, Hong Kong,
Taiwan, Macau, Korea Selatan, dan juga menyebar ke Filipina dan Indonesia.
Permainan airsoft gun juga populer di Amerika Utara dan Eropa, khususnya di
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Austria, Swiss, Perancis, Spanyol,
1
http://magz.wordpress.com/Airsoft diakses pada tanggal 28 Januari 2013 Pukul 08.00
2
Penyebutan istilah senjata replika mengacu pada bentuk airsoft gun yang meniru bentuk senjata api versi militer, dalam rapat antara airsofter,Perbakin dan Kepolisian RI (Dir Kemneg Baintelkam Mabes Polri dan utusan wasendak Mabes Polri). Jakarta, 13 Februari 2013
3
Polandia, Portugal, Swedia, Finlandia, Norwegia, Italia, Belgia, Denmark, dan
Chili, dan semakin menyebar didukung dengan komunitas Internet yang aktif. 4
Airsoft gun dibuat untuk memenuhi hasrat pecinta senjata untuk merasakan
pengalaman atau sensasi menembakkan senjata yang aman, dalam
mengaplikasikan suatu strategi pertempuran dalam permainan perang-perangan
(war game) di dalam suatu zona perperangan oleh suatu grup,club atau komunitas
airsoft. Komunitas airsoft yang baik dan bertanggung jawab memiliki kode etik
permainan yang wajib dipatuhi oleh anggotanya, kode etik tersebut bertujuan
sebagai pedoman keselamatan dan keamanan bagi pengguna airsoft. Hobi airsoft
sendiri termasuk hobi yang unik, karena menggunakan seragam dan peralatan
yang meniru pasukan militer suatu Negara.5 Dampak yang diperlihatkan dari alat
permainan ini jika tidak bijak dalam memperlakukannya dapat merugikan orang
lain dan pelaku hobi ini sendiri. Karena itu jika ada seseorang atau sekelompok
orang yang tidak mematuhi kode etik penggunaan airsoft, mereka layak untuk
tidak dianggap atau dikucilkan dari lingkup dunia hobi airsoft nasional maupun
internasional.
Memiliki bentuk luar yang sama dengan senjata api versi militer. Airsoft gun
dengan skala 1:1 dengan senjata asli, namun sistem kerja airsoft gun tidak sama
dengan senjata api. Airsoft Gun dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Airsoft diakses pada tanggal 30 Januari 2012 Pukul 13.00
5
tenaga penggeraknya: spring (berpenggerak pegas), elektrik, dan gas. Pada jenis
spring, peluru ditembakan oleh per, dan harus ditarik peloncok(dikokang) setiap
sebelum menembak. Pada jenis elektrik, menggunakan motor / dinamo elektrik
yang dijalankan dengan tenaga baterai. Pada jenis gas airsoft gun dioperasikan
dengan menggunakan gas tekanan tinggi.6
Peluru yang dipergunakan berbentuk bulat berbahan plastik padat dan biasa
disebut BB (Ball Bearing).7 Ukuran butiran ini berdiameter 6 mm dengan berat
bervariasi dari 0.12 gram, 0.25 gram, 0.30 gram. Disamping itu juga ada
beberapa ukuran khusus peluru yang mencapai berat 0.80 gram namun tidak boleh
dipakai untuk skirmish atau war game karena terbuat dari besi atau kaca atau
gotri.8
Memainkan airsoft wajib menggunakan protector ditubuh. Karena permainan ini
melibatkan saling tembak antar pesertanya, maka peralatan untuk melindungi
anggota tubuh sangat diperlukan.9 diberbagai kasus bahkan ditemukan bisa
menembus jaringan kulit yang menimbulkan luka dan bila terkena mata dapat
berakibat fatal. Oleh karena itu peralatan yang paling penting dalam permainan
airsoft adalah pelindung mata dan wajah. Para peserta permainan harus
6
http://softguncenter.wordpress.com/ctgory/sejarah-airsoftgun diakses pada tanggal 30 januari 2013 pukul 13.10
7
Bahasa yang mengacu pada penyebutan ‘BB’ atau ball bearing aslinya menjelaskan ukuran dari tembakan yang digunakan didalam sebuah peluru senjata api shotgun yaitu ‘B’ dan ‘BBB’, ‘BB’ sendiri memiliki diameter 0.18 inci (sekitar 4.6 mm). Dewasa ini penyebutan BB lebih mengacu pada airsoft gun atau mainan berpenggerak per yang menembakan peluru plastik yang ringan (pellet), dan semakin kuat tekanan angin suatu senjata bisa menggunakan peluru gotri dari besi, yang digunakan untuk menembak target. Dikutip dari literatur California Senate Office of Research Mei 2005 oleh max vanzi BB gun and pellet BB: Dangerous Playthings in the open market. Halaman 52
8
Loc.Cit.
9
melengkapi diri mereka dengan kacamata pelindung (goggle) atau topeng khusus
untuk melindungi wajah (mirip dengan peralatan untuk paintball). Pakaian yang
dipakai biasanya juga tebal agar mengurangi cedera atau rasa sakit.10
Mendapatkan airsoft gun sendiri di Indonesia tidaklah susah, toko-toko penjual
airsoft gun banyak ditemui di kota-kota besar contohnya di Jakarta, Palembang,
Bandung, dan Surabaya. Para penjual menjual berbagai jenis dan bentuk dari
airsoft gun mulai dari replika handgun, revolver, shotgun dan assault rifle dengan
spesifikasi yang beragam dengan harga bervariatif yang harga per unitnya
tergolong mahal. Selain menjual airsoft gun para penjual juga melayani jasa servis
perbaikan serta kelengkapan airsoft gun. Banyak didapati penjualan airsoft gun
yang dilakukan secara online disebabkan belum tersedianya penjual airsoft gun
dibeberapa daerah di Indonesia, dengan menggunakan jasa penjualan online
pembelipun bisa memiliki airsoft gun dengan jasa pengiriman. penjualan juga
dilakukan oleh pemilik yang ingin menjual airsoft miliknya kepada orang lain
maupun kepada anggota komunitas airsoft gun.
Memiliki airsoft gun dibutuhkan izin kepemilikan dari Kepolisian. Calon pemilik
harus terlebih dahulu mengusulkan dirinya untuk menjadi anggota Perbakin
(Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia) dan dibuktikan dengan memiliki
kartu tanda anggota club airsoft gun dari Perbakin.11 Selanjutnya berdasarkan
rekomendasi kemudian mengajukan izin ke polda setempat. Calon pemilik pun
wajib mengikuti seleksi tes, sama halnya dengan penjual airsoft gun itu sendiri
10
Paintball permainan simulasi perang dengan senjata berpenggerak gas yang menggunakan peluru terbuat dari cat
11Airsoft
juga wajib memiliki izin penjualan, dimana kepemilikan airsoft gun maupun
penjualan tanpa izin adalah ilegal menurut hukum.
Banyak dari penghobi maupun penjual masih menganggap airsoft gun tidak lebih
dari mainan dikarnakan tergolong senjata yang tidak berbahaya dan belum
mengerti apakah harus memiliki izin atau tidak. Perizinan airsoft gun telah diatur
didalam Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 tentang pengawasan dan
pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga, serta dari penggunaanya
airsoft gun dapat membahayakan bagi keselamatan jiwa seseorang dan dapat
digunakan untuk melakukan untuk tindakan yang melawan hukum.
Seperti beberapa kasus perampokan pada 23 November 2012 di Karang Anyar
Surakarta pada sebuah mini market pelaku mengancam serta menodongkan
senjata kepada kasir, pelaku berhasil menggondol uang tunai sebesar Rp 325.000
menurut penyelidikan polisi akhirnya diketahui senjata yang di gunakan
merupakan airsoft gun.12 Contoh lainnya perampokan yang terjadi di medan
sumatra utara, kendaraan pribadi milik ahwi (45) dirampas ketika memarkirkan
mobil di garasi rumahnya, pelaku menembak korban sehingga menimbulkan
cidera memar persis efek dari tembakan airsoft gun.13 Beda halnya yang terjadi di
Jakarta selatan oleh pelaku bernama aditya (25) yang menodongkan airsoft gun ke
pengendara motor yang dibebaskan karnakan tidak adanya pelaporan dari korban
sehingga pelaku hanya dikenai hukuman wajib lapor di Kepolisian Jakarta
12
http://jogja.tribunnews.com/2012/11/23/perampok-bersenjata-airsoft-gun-rampok-mini-market-di-karanganyar/ diakses pada tanggal 30 November 2012 Pukul 23.00
13
selatan.14 Kasus di Sumatra Utara Yuke Rahmadana (23), warga kompleks Abdul
Hamid Blok VIII, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, kritis setelah
ditembak orang tak dikenal dengan menggunakan senjata airsoft gun, korban
menderita luka tembak di bagian kening, leher dan punggung dimana proyektil
airsoft gun berupa ball bearing dikeluarkan dari tubuh korban.15Belum lagi
serangkaian kasus perampokan, pencurian sepanjang tahun 2010 sampai 2012 di
beberapa daerah di Indonesia yang diduga menggunakan airsoft gun.
Penyalahgunaan airsoft gun lain yang sering sekali terjadi, seperti membawa
airsoft gun diluar area/zona permainan, biasanya airsoft gun bertipe
pistol/handgun diselipkan dipinggang celana maupun sengaja disimpan
dikendaran. Hal ini dilakukan oleh pemilik airsoft gun dengan beragam alasan
seperti sengaja dibawa untuk bela diri, bertujuan untuk menakut-nakuti maupun
untuk gaya-gayaan. Bahkan didapati kasus airsoft gun yang sengaja dimodifikasi
menjadi senjata api menggunakan peluru aktif/full metal jacket.16Belum selesai di
permasalahan penggunaan airsoft gun yang menyalahi aturan, terkait kepemilikan
ilegal dari pemilik maupun penjualan secara bebas airsoft gun yang masuk
wilayah Indonesia tanpa izin.
Melihat realita yang ada, airsoft gun telah beralih fungsi menjadi sebuah barang
yang bisa digunakan untuk kepentingan pribadi dan berpotensi disalahgunaakan.
Padahal, seyogyanya kegiatan airsoft merupakan salah satu bentuk olahraga
14
http://news.detik.com/read/2011/12/04/123754/1782072/10/todongkan-airsoft-gun-ke-pemotor-aditya-tak-ditahan-polisi diakses pada tanggal 28 Desember 2012 Pukul 11.26
15
http://regional.kompas.com/read/2013/01/02/21445018/Yuke.Kritis.Ditembak.Pria.Bersenjata.Ai rsoft.Gun diakses pada tanggal 3 Februari 2013 pada Pukul 11.29
16
ketangkasan, Perbakin yang mewadahi komunitas airsoft pun terkesan setengah
hati. Perbakin yang baru pada tahun 2010 memasukan airsoft kedalam kategori
tembak reaksi, Perbakin sendiri sejatinya merupakan wadah organisasi olah raga
tembak sasaran berupa papan target dan berburu hewan hama, yang sama sekali
tidak memperbolehkan adanya sasaran manusia, bertentangan dengan tujuan
permainan airsoft gun yaitu war games/simulasi perang bagi para pemain airsoft
gun. Perbakin sendiri pada tanggal 30 November 2012 secara resmi mengeluarkan
Moratorium airsoft perihal menangguhkan/menghentian sementara kegiatan yang
menggunakan senjata airsoft (airsoft gun) sampai ada peraturan yang mengikat
terkait senjata airsoft gun, berkaitan penyalahgunaan airsoft gun untuk melakukan
tindak pidana dan peredaran airsoft gun tanpa izin. Apabila ditemukan
penyalahgunaan (ditunjukkan di muka umum) maka polisi hanya dapat menyita
senjata replika tersebut berdasarkan wewenang diskresi17 dan pemiliknya akan
dimintai keterangan mengenai senjata tersebut sudah memiliki izin dari Perbakin
maupun Kepolisian, kecuali senjata replika tersebut digunakan untuk melakukan
tindak pidana maka dipergunakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun
1951 Tentang Senjata Api.18Ketentuan yang mengatur mengenai airsoft gun
terdapat pada Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan Dan
Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga. Peraturan Kapolri No 8
Tahun 2012 lebih mengarah ketatacara perizinan, kepemilikan, penjualan dan
17
Rancangan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Draft bulan Juli 2008 didalam Pasal 6 mengartikan diskresi sebagai wewenang badan atau pejabat pemerintahan dan atau badan hukum lainnya yang memungkinkan untuk melakukan pilihan dalam mengambil tindakan hukum dan atau tindakan faktual dalam administrasi pemerintahan
18
menggolongkan airsoft gun sebagai senjata api olahraga tembak reaksi bukan
sebagai peralatan keamanan.19
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis
tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan berbentuk skripsi dengan judul
“Penyalahgunaan Serta Perizinan Senjata Api Airsoft Gun Ditinjau Dari Peraturan
Kapolri No 8 Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah Dan Ruang Lingkup 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah :
1. Apa sajakah perbuatan yang dapat digolongkan sebagai penyalahgunaan
perizinan airsoftgun?
2. Bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan perizinan airsoft
gun?
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dari dua pokok bahasan diatas yaitu ruang lingkup ilmu
meliputi materi penelitian dalam bidang ilmu hukum, yakni hukum pidana.
Dengan melihat permasalahan di atas maka penulis mengambil ruang lingkup
penelitian adalah hanya terbatas pada tindak pidana penyalahgunaan senjata api
dan perizinanya yang berhubungan dengan airsoft gun sebagai senjata api
olahraga, pada Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8
19
Tahun 2012 serta peraturan perundang-undangan lainya yang terkait dalam
permasalahan dalam skripsi ini, yang masing-masing permasalahannya akan
penulis uraikan dalam skripsi.
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sejauh mana penerapan dan pemberlakuan ketentuan
yang menyangkut penyalahgunaan penggunaan senjata api airsoft gun didalam
Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 dan
peraturan perundang-undangan lainnya dalam menindaklanjuti permasalahan
penyalahgunaan perizinan menggunakan senjata api airsoft gun yang merupakan
bagian dari pelanggaran hukum yang terjadi dikehidupan masyarakat luas.
2. Kegunaan Penulisan a. Kegunaan Teoritis
Secara teori kegunaan penulisan skripsi ini adalah untuk memberi sumbangan
ilmu pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya, mahasiswa fakultas hukum
dan para penegak hukum khususnya atas hasil analisis mengenai penyalahgunaan
perizinan senjata api airsoft gun dengan berpedoman kepada Undang-Undang
Darurat No 12 Tahun 1951 pasal 1, pasal 2, ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) yaitu pasal 351, pasal 352, pasal 353, pasal 354, pasal
368, pasal 362, Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga yaitu pasal 4, pasal 13,
mengetahui bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan perizinaan
airsoft gun menggunakan sarana penal dan non penal.
b. Kegunaan Praktis
1. Berguna untuk dapat memotivasi dan menambah pengalaman serta menambah
ilmu pengetahuan penulis tidak sebatas dari perkuliahan yang diberikan dosen
yang bersangkutan mengenai penyalahgunaan perizinan senjata api airsoft gun
ditinjau dari peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012.
2. Memberikan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat luas mengenai apa
sajakah perbuatan yang dapat digolongkan sebagai penyalahgunaan perizinan
airsoft gun serta bagaimanakah penegakan hukum pidana penyalahgunaan
airsoft gun.
3. Agar supaya pemerintah pada umumnya dan aparat penegak hukum pada
khususnya dapat lebih meningkatkan pengawasan terhadap permasalahan
penyalahgunan, kepemilikan tidak sah dan peredaran ilegal airsoft gun serta
menindak secara tegas pelaku-pelakunya melalui proses peradilan, disamping
itu pula melindungi masyarakat pada umumnya dan pengguna airsoft gun
khususnya agar tidak disalahgunakan.
4. Berguna sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya.
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi
mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan
oleh peneliti.20
Mengenai istilah atau pengertian tindak pidana di dalamnya juga terdapat
unsur-unsur tindak pidana. Adapun unsur-unsur-unsur-unsur tindak pidana yang dikemukakan oleh
para pakar hukum pun terdapat perbedaan pandangan, baik pandangan/aliran
monistis dan pandangan/aliran dualistis.21
Menurut aliran monistis, apabila ada orang yang melakukan tindak pidana maka
sudah dapat dipidana. Sedangkan aliran dualistis dalam memberikan pengertian
tindak pidana memisahkan antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban
pidana, sehingga berpengaruh dalam merumuskan unsur-unsur tindak pidana.
Menurut pakar hukum Simon22, seorang penganut aliran monistis dalam
merumuskan unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut :
1. Perbuatan hukum (positif atau negatif; berbuat atau tidak berbuat atau membiarkan);
2. Diancam dengan pidana; 3. Melawan hukum;
4. Dilakukan dengan kesalahan;
5. Orang yang mampu bertanggungjawab.
Sedangkan menurut pakar hukum Moeljatno23, seorang penganut aliran dualistis
merumuskan unsur-unsur perbuatan pidana/tindak pidana sebagai berikut :
1. Perbuatan (manusia);
2. Memenuhi rumusan dalam undang-undang (ini merupakan syarat formil);
20
Soekanto, Soerjono.1983 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,Jakarta: Rajawali. Halaman 125
21
Tri Andrisman, 2007. Hukum Pidana, Asas-Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 71
22Ibid.
Halaman 72
23
3. Bersifat melawan hukum (ini merupakan syarat formil).
Pengaturan mengenai airsoft gun yang sebelumnya terdapat dalam Surat
Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal 16 Februari 2004
bahwa senjata mainan/menyerupai senjata api (airsoft gun) digolongkan sebagai
peralatan keamanan. Sekarang persyaratan dan perizinan airsoft gun telah diatur
dalam peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana telah tercantum pada
Pasal 4 peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2012 airsoft gun dimasukan kedalam
jenis senjata api olahraga. Terkait persyaratan terdapat dalam Pasal 13 ayat (1)
dan terkait perizinan terdapat dalam Pasal 14.
Dasar hukum pidana Indonesia yang digunakan aparat hukum dalam penegakan
hukum pidana terkait penyalahgunaan airsoft gun sebagai alat tindak pidana yaitu
berdasarkan pasal-pasal dalamKUHP seperti:
1. Penganiayaan diatur dalam Pasal 351, 352, 353, 354 2. Pemerasan diatur dalam Pasal 368 ayat (1)
3. Pencurian diatur dalam Pasal 362
4. Modifikasi airsoft gun menjadi senjata api rakitan di pidana berdasarkan UU Drt Nomor 12 Tahun 1951
Penegakan hukum pidana merupakan satu kesatuan proses diawali dengan
penyidikan, penangkapan, penahanan, peradilan terdakwa dan diakhiri dengan
pemasyarakatan terpidana.24
Upaya penegakan hukum dalam penanggulangan tindak pidana biasa dikenal
dengan istilah “politik kriminal” perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan,
dalam arti:
1. Ada keterpaduan (integralitas) antara politik criminal dan poitik social;
24
2. Ada keterpaduan (integralitas) antara upaya penanggulangan kejahatan
dengan “penal” dan “non penal”.25
Penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi 2 (dua), yaitu lewat
jalur “penal” (hukum pidana) dan lewat jalur “non penal” (bukan/di luar hukum
pidana). Jalur “penal” lebih menitikberatkan pada sifat “repressive”
(penindasan/pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan terjadi, sedangkan
jalur "non penal” lebih menitikberatkan pada sifat “preventive”
(pencegahan/penangkalan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan
sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada hakikatnya juga
dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.26
2. Kerangka Konseptual
Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara
konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan
istilah yang ingin atau akan diteliti .27
Menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap pokok-pokok pembahasan
dalam penulisan ini, maka penulis memberikan beberapa konsep yang digunakan
untuk memberikan penjelasan terhadap istilah dalam penulisan ini. Adapun istilah
yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; benda.28
b. Izin adalah perkenaan atau pernyataan mengabulkan.29
25
Nawawi, Barda. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti.Bandung. Hal. 4
26
Ibid. hal 42
27
Soekanto, Soerjono, 1986.Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI press. Halaman 132
28
c. Senjata api adalah suatu alat yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam
yang mempunyai komponen atau alat mekanik seperti laras, pemukul/platuk,
trigger, pegas, kamar peluru yang dapat melontarkan anak peluru atau gas
melalui laras dengan bantuan bahan peledak.30
d. Airsoft gun adalah benda yang bentuk, sistem kerja dan/atau fungsinya
menyerupai senjata api yang terbuat dari bahan plastik dan/campuran yang
dapat melontarkan Ball Bullet (BB).31
E. Sistematika Penulisan
Untuk membahas masalah penyalahgunaan penggunaan serta perizinan senjata api
jenis airsoft gun, agar supaya tersusun dengan baik, sistematis, dan mudah
dipahami akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan, penulis menggunakan
sistematika penulisan yang berurutan sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Memuat latar belakang penulisan, dari latar belakang tersebut ditarik
pokok-pokok permasalahan dan ruang lingkup, tujuan, dan kegunaan penulisan, kerangka
teoritis dan konseptual serta sistematika penulisan.
II. Tinjauan Pustaka
Untuk memudahkan pembahasan permasalahan, akan diuraikan yaitu
penyalahgunaan senjata api, istilah senjata api, airsoft gun.
III. Metode Penelitian
29
http://www.wonkdermayu.wordpress.com/arti-0938049858094-izin.html diakses pada tanggal 24 September 2013 Pukul 20.01
30
Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012Loc.Cit., Halaman 2
31
Penulisan menggunakan metode penelitian Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris
di Kepolisian daerah Lampung, Perbakin cabang Provinsi Lampung dan
komunitas/club airsoft di Bandar Lampung, yang kemudian dianalisis secara
kualitatif dengan cara mengkaji pasal-pasal yang berhubungan dengan
penyalahgunaan airsoft gun, kepemilikan tidak sah dan peredaran ilegal airsoft
gun sebagai bahan dari tindak pidana.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Merupakan bab yang menjelaskan secara lebih terperinci tentang penyalahgunaan
perizinan senjata api airsoft gun ditinjau dari peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012
dengan mengacu kepada kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
Undang-Undang Drt No 12 Tahun 1951 dan ketentuan lainya yang terkait dengan
senjata api airsoft gun.
V. Penutup
Merupakan bab yag berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atas
II. TINJAUAN PUSTAKA.
A. Tinjauan Tentang Senjata Api
Sebelum mengenal senjata api, manusia menggunakan senjata tradisional dengan
alat sederhana, seperti menggunakan busur panah atau ketapel. Setelah ditemukan
bubuk mesiu untuk amunisi dan alat peledak, senjata api pun mulai berkembang
diperadaban manusia. Penggunaan senjata api secara global pada perang dunia
pertama menyebabkan penyebaran dan perkembangan inovasi dari senjata api
sebagai alat pertahanan diri maupun alat serang. Pada masa sekarang senjata api
digunakan sebagai senjata pertahanan diri, sebagai sarana olahraga tembak reaksi,
dan Berburu Hewan.
Senjata api dapat diartikan suatu alat yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari
logam yang mempunyai komponen atau alat mekanik seperti laras,
pemukul/pelatuk, trigger, pegas, kamar peluru yang dapat melontarkan anak
peluru atau gas melalui laras dengan bantuan bahan peledak.
Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976 yang
menyatakan Senjata api adalah salah satu alat untuk melaksanakan tugas pokok
angkatan bersenjata dibidang pertahanan dan keamanan, sedangkan bagi instansi
penggunannya diatur melalui ketentuan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1976,
yang menginstruksikan agar para menteri (pimpinan lembaga pemerintah dan non
pemerintah) membantu pertahanan dan keamanan agar dapat mencapai sasaran
tugasnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam ordonansi Senjata Api tahun 1939 jo UU Darurat
No.12 Tahun 1951, yang juga senjata api adalah :
1. Bagian-bagian dari senjata api
2. Meriam-meriam dan vylamen werpers (penyembur api) termasuk bagiannya
3. Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per dengan tanpa mengindahkan kalibernya
4. Slachtpistolen (pistol penyembelih/pemotong) 5. Sein pistolen (pistol isyarat)
6. Senjata api imitasi seperti alarm pistolen (pistol tanda bahaya), start revolvers (revolver perlombaan), shijndood pistolen (pistol suar),
schijndood revolvers (revolver suar) dan benda-benda lainnya yang sejenis itu, yang dapat dipergunakan untuk mengancam atau menakuti, begitu pula bagian-bagiannya
Berdasarkan Surat Direktur Intelpam atas nama Kapolri Nomor : R/WSD
404/VII/98/Dit LPP tertanggal 21 Agustus 1998, peralatan keamanan yang dapat
digunakan untuk mengancam atau menakuti/mengejutkan adalah :
1. Senjata gas air mata yang berbentuk : pistol/revolver gas, stick/pentungan gas, spray gas, gantungan kunci gas, extinguising gun/pemadam api ringan, pulpen gas, dll
2. Senjata kejutan listrik yang berbentuk : stick/tongkat listrik, kejutan genggam, senter serba guna, dll
3. Senjata Panah : model cross bow (senjata panah), panah busur, dll 4. Senjata tiruan/replika
5. Senjata angin kaliber 4,5 mm 6. Alat pemancang paku beton
Sedangkan menurut Surat Direktur Intelpam Nomor : R/SWD-368/VII/1998/Dit
1. Senjata api type clock 17 pistol dari plastik
2. Crossman 50 caliber poin gun 3. The cat pistol
4. Marksman semi auto pistol 5. 22 black revolver mini cross bow
6. Mainan berbentuk senjata api asli
7. Replika senjata mainan menyerupai senjata api 8. Alat keamanan/bela diri yang sejenis
Dengan demikian, yang disebut dengan Senjata Api tidak hanya terbatas pada
bentuk utuh Senjata Api tersebut, namun bagian-bagian dari padanya pun
termasuk dalam definisi dan kriteria Senjata Api.
B. Dasar Hukum Penggunaan Senjata Api Di Indonesia
Menurut Instruksi presiden RI No. 9 tahun 1976 senjata api adalah salah satu alat
untuk melaksanakan tugas pokok Angkatan Bersenjata dibidang pertahanan dan
keamanan, sedangkan bagi instansi pemerintah di luar Angkatan Bersenjata, senjata
api merupakan alat khusus yang penggunannya diatur melalui ketentuan Inpres No. 9
Tahun 1976. Yang menginstruksikan agar para Menteri/Pimpinan lembaga
pemerintahan dan non pemerintahan membantu Menteri Pertahanan dan Keamanan
agar dapat mencapai sasaran tugasnya. Penggunan senjata api juga diperbolehkan di
Indonesia untuk kalangan sipil penggunaanya diatur dalam undang-undang No. 8
Tahun 1948, tentang pendaftaran dan pemberian izin pemakaian senjata api.
Berdasarkan pasal 9 UU No 8 Tahun1948 tentang pendaftaran dan pemberian izin
pemakaian senjata api. Polri merupakan satu-satunya instansi yang berwenang
untuk mengeluarkan izin pemakaian senjata api. Berkaitan dengan undang-undang
tersebut. Dimana Polri memperbolehkan masyarakat sipil menguasai senjata api.
1. UU No 8Tahun 1948
Undang-undang ini mengatur mengenai pendaftaran dan pemberian izin
penggunaan senjata api. Senjata api yang dimiliki oleh masyarakat sipil harus
didaftarkan di Kepolisian daerah, tempat orang tersebut berdomisili. Dalam
Undang-undang ini ditetapkan bahwa yang bukan anggota TNI atau POLRI yang
memiliki senjata api harus mempunyai surat izin dari kepolisian. Hal yang
demikian telah diatur didalam pasal 9 ayat (1) Undang-undang No 8 Tahun 1948
yang berbunyi : “setiap orang yang bukan anggota tentara atau Polisi, yang
mempunyai dan memakai senjata api harus mempunyai surat izin pemakaian
senjata api menurut contoh yang ditetapkan oleh Kapolri”. Sedangkan surat izin
yang dimaksud merupakan kewenangan dari Kapolri sebagaimana terdapat dalam
pasal 9 ayat (3) UU No 8 Tahun 1948 yang berbunyi : “yang berhak memberikan
surat izin pemakaian senjata api ialah Kepala Kepolisan karesidenan atau orang
yang ditunjuknya”.
2. UU Drt No 12 Tahun 1951
Ketentuan UU Drt No 12 Tahun 1951 pada dasarnya mengatur mengenai
peraturan hukuman istimewa sementara. Melalui peraturan ini pula ditetapkan
sanksi pidana terhadap seseorang yang melakukan penyalahgunaan senjata api dan
bahan peledak. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) peraturan ini
berbunyi :
dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun.”
Peraturan ini bisanya digunakan untuk kasus-kasus penyalahgunaan senjata api,
maupun kasus penyelundupan senjata api ke Indonesia. Sebab UU Drt No 8
Tahun 1951 ini merupakan perundang-undangan yang masih berlaku dan belum
dicabut, di dalamnya juga mengatur secara khusus mengenai sanksi
penyalahgunaan senjata api.
3. Surat keputusan Kapolri : Skep/82/II/2004
Surat keputusan ini ialah tentang petunjuk pelaksanaan dan pengawasan dan
pengendalian senjata api non organik TNI/POLRI dimana dalam buku petunjuk
ini ditetapkan sebagai pedoman pengawasan dan pengendalian senjata api non
organik TNI/POLRI yang dimiliki oleh instansi pemerintah, badan usaha swasta,
ataupun perorangan, baik unutk kepentingan olahraga, bela diri, maupun unutuk
kepentingan kelengkapan tugas bagi anggota Satpam/Polsus.
Kewenangan untuk membuat surat keputusan Kapolri di dalam UU No 20 Tahun
1960. Peraturan perundangan ini memberikan wewenang kepada Kapolri sebagai
pihak yang dapat mengabulkan atau menolak suatu permohonan izin senjata api.
Surat keputusan Kapolri berperan dalam mengatur lebih lanjut ketentuan
mengenai senjata api meskipun sudah diatur secara konkret dalam
Undang-Undang perlu adanya pengaturan mengenai hal-hal yang bersifat teknis.
Selanjutnya dibuat surat keputusan Kapolri : Skep 82/II/2004 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Senjata Api Non Organik TNI/POLRI, yang di dalamnya
Maksud dari dikeluarkanya peraturan ini adalah sebagai pedoman bagi kepolisain
untuk melakukan pengawasan dan pengendalian senjata api, yang berhubungan
dengan kewenangan Kapolri untuk mengabulkan izin kepemilikan senjata api.
Surat keputusan Kapolri pada dasarnya mengatur mengenai tahapan yang harus
dilalui pemohon izin senjata api yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia
dibuat pimpinanya dalam hal ini Kapolri. Dalam pelaksanaanya, surat keputusan
ini mengikat masyarakat yang hendak mengajukan permohonan izin kepemilikan
senjata api. Sedangkan apabila terjadi suatu pelanggaran atas pemilikan izin
tersebut, sanksi yang dapat dijatuhkan tetap merujuk pada UU Drt No 12
Tahun1951.
4. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012
Peraturan Kapolri ini ialah tentang pengawasan dan pengendalian senjata api
untuk kepentingan olahraga dimana dalam peraturan ini ditetapkan sebagai
pedoman pengawasan dan pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga
yang dimiliki oleh pengguna senjata api olahraga khusus hanya untuk tujuan
olaharaga.
Peraturan Kapolri pada dasarnya mengatur mengenai tahapan yang harus dilalui
pemohon izin senjata api olahraga untuk memperoleh izin dari Kepolisian Negara
Republik Indonesia dibuat pimpinanya dalam hal ini Kapolri. Dalam
pelaksanaanya, peraturan Kapolri ini mengikat masyarakat yang hendak
Terkait tindakan yang dilakukan apabila ditemukan penyalahgunaan perizinan
berdasarkan ketentuan peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012, pasal 37 ayat 6, yang
berbunyi :
6. mencabut izin kepemilikan dan melakukan penggudangan senjata api apabila:
a) izin kepemilikannya sudah mati/tidak diperbarui/tidak didaftarkan ulang setiap tahunnya di Polda setempat; dan b) terbukti melakukan penyalahgunaan izin.
Sanksi administratif yang bisa diberikan oleh aparat kepolisian berdasarkan
peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 berdasarkan pasal 6 diatas serta bentuk dari
perbutan penyalahgunaan perizinan airsoft gun dapat dilihat pada pasal 14 ayat 1.
C. Penyalahgunaan Senjata Api
Peredaran senjata api di Indonesia mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat
banyaknya kasus – kasus penyalahgunaan senjata api di masyarakat. Peredaran
senjata api ilegal sampai kepada masyakat tentu tidak terjadi begitu saja, beberapa
sumber penyebab terjadinya yang berkaitan dengan peredaran senjata api, antara
lain :1
1. Penyelundupan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan impor, namun juga ekspor. Hal ini sering dilakukan baik oleh perusahaan–perusahaan eksportir/importir ataupun secara pribadi dengan cara melakukan pemalsuan dokumen tentang isi dari kiriman.
2. Pasokan dari dalam negeri, maka hal ini erat kaitannya dengan keterlibatan oknum militer ataupun oknum polisi, karena memang mereka dilegalkan oleh undang-undang untuk menyimpan, memiliki dan menggunakan senjata api. Namun pada kenyataannya kepemilikan senjata api yang legal tersebut sering disalahgunakan dengan cara menjual senjata api organik TNI / POLRI dengan harga yang murah kepada masyarakat sipil.
1
Munculnya berbagai kasus terhadap penyalahgunaan senjata api sudah sering
terjadi di tengah masyarakat. Terkadang penggunaan senpi tak lagi sesuai fungsi
dan tak jarang pemilik menggunakannya semena-mena dengan sikap arogan yang
memicu terjadinya ketidaktenangan masyarakat. Lantas, bagaimana dengan
senpi-senpi ilegal yang sering digunakan untuk melakukan aksi kejahatan. Larangan
penyalahgunaan senjata api meliputi empat hal, yaitu :
1. Memiliki senjata api tanpa izin.
2. Menggunakan senjata api untuk berburu binatang yang dilindungi. 3. Meminjamkan/menyewakan senjata api kepada orang lain.
4. Serta menggunakan senjata api untuk mengancam atau menakut-nakuti orang lain.
Maraknya penggunaan senjata api tanpa izin orang yang tidak bertanggungjawab
berdampak meresahkan masyarakat dan mengganggu stabilitas keamanan
nasional. Kondisi ini memaksa aparat keamanan untuk bekerja keras memberantas
para pemasok senjata api gelap. Penyalahgunaan senjata tersebut mulai dari
pengancaman, pemukulan, penembakan, modikfikasi senjata, terlibat narkoba dan
apabila terjadi penyalahgunaan senjata api, otomatis izin kepemilikannya dicabut,
izin kepemilikan senjata api juga dicabut apabila sang pemilik meninggal dunia.
Masalah senjata api baik legal maupun illegal sungguh menjadi suatu yang
dilematis. Di satu pihak untuk menjaga diri, tapi di pihak lain bisa juga
disalahgunakan untuk gagah-gagahan dan menakuti orang. Bahkan di tengarai ada
oknum yang menyewakan senjatanya untuk warga sipil. Yang jelas, kepemilikan
senjata api sudah kebablasan, dan sulit diawasi. Maka pihak-pihak Polri harus
Asas hukum pidana Indonesia mengatur sebuah ketentuan yang mengatakan
bahwa suatu perbuatan tidak dapat dihukum selama perbuatan itu belum diatur
dalam suatu perundan-undangan atau hukum tertulis. Asas ini dapat dijumpai
pada Pasal 1 ayat (1) KUHP yang disebut dengan asas legalitas yaitu asas
mengenai berlakunya hukum. Untuk itu dalam menjatuhkan atau menerapkan
suatu pemidanaan terhadap saeorang pelaku kejahatan harus memperhatikan
hukum yang berlaku.2
Dalam ketentuan Pasal I ayat (1) KUHP, asas legalitas mengandung 3 (tiga)
pengertian, yaitu :
1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang.
2. Untuk menentukan adanya tindak pidana tidak boleh digunakan analogi. 3. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut.3
Dari pengertian point I menyebutkan harus ada aturan undang-undang. Dengan
demikian harus ada aturan hukum yang tertulis terlebih dahulu terhadap suatu
perbuatan sehingga dapat dijatuhi pidana terhadap pelaku yang melakukan
perbuatan pidana. Dengan demikian berdasarkan peraturan yang tertulis akan
ditentukan perbuatan apa saja yang dilarang untuk dilakukan yang jika dilanggar
menimbulkan konsekuensi hukum yaitu menghukum pelaku.
Berbicara mengenai tindak pidana yang ditimbulkan oleh penggunaan senjata api
yang tidak sesuai dengan prosedur, maka yang akan dibahas adalah adalah tindak
pidana yang terjadi akibat penggunaan senjata api yang tidak sesuai dengan
2
Moeljatno. 2000. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 25
3Ibid
prosedur. Beberapa tindak pidana lainnya yang ditimbulkan oleh penggunaan
senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur yaitu :
1. Penganiayaan
a. Undang-undang tidak memberikan ketentuan mengenai apakah yang
dimaksud dengan penganiayaan. Menurut yurisprudensi yang dimaksud
dengan penganiayaan adalah sengaja menyebabkan perasaan tidak enak
(penderitaan), rasa sakit (pijn), atau luka. Di dalam KUHP, penganiayaan
diatur dalam Pasal 351, 352, 353, 354.
2. Pemerasan
Diatur dalam Pasal 368 ayat (1) KUHP, yang dinamakan dengan pemerasan
dengan kekerasan. Pasal 368 ayat (1) menyatakan diantaranya bahwa :
‘Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hak, memaksa orang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, supaya orang itu memberikan barang, yang sama sekali atau
sebagainya termasuk kepunyaan orang itu sendiri, kepunyaan orang lain……”
3. Pencurian
Diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan diantaranya bahwa :
“Baarangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian
termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu
dengan melawan hak, dihukum karena pencurian………….”
4. Pembunuhan
“Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena
bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya
lima belas tahun”.
Berdasarkan bunyi Pasal 338 KUHP, maka unsur-unsur pembunuhan
adalah:4
a. Barang siapa
Hal ini berarti ada orang tertentu yang melakukannya.
b. Dengan sengaja
Dalam ilmu hukum pidana, dikenal 3 (tiga) jenis bentuk sengaja
(dolus) yakni:
1. Sengaja sebagai maksud
2. Sengaja dengan keinsyafan pasti
3. Sengaja dengan keinsyafan kemungkinan/dolus eventualis
c. Menghilangkan nyawa orang lain
5. Kelalaian yang menyebabkan kematian
Diatur dalam Pasal 359 KUHP, yang menyatakan bahwa :
“Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang mati, dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun”. Rumusan karena
salahnya adalah unsur kelalaian atau culpa yang menurut ilmu hukum pidana
terdiri dari :
a. Culpa dengan kesadaran
b. Culpa tanpa kesadaran
4
D. Airsoft Gun
Airsoft gun merupakan senjata replika dimana bentuk fisik dari airsoft gun
sengaja di bentuk menyerupai senjata api sungguhan dengan perbandingan 1:1
dengan meniru berbagai model/jenis senjata api militer seperti beberapa contoh
populer dalam militer M16‐A1, M16‐A2, M4A1 Carbine, M733, XM177E2,
MP5‐SD6, MP5‐A5, AK47, Steyr AUG, FAMAS, dan banyak jenis lainnya telah
diproduksi dalam jenis hand gun maupun revolver. Kemiripan dari airsoft gun
sendiri berpengaruh terhadap harga maupun prestise dari pemilik airsoft gun,
semakin mirip airsoft gun dengan senjata api sungguhan semakin disukai oleh
para pengguna airsoft gun dan harganya pun semakin mahal.
Cara kerja dari airsoft gun secara perinsip tidak sama dengan senjata api militer,
airsoft gun menembakan proyektil peluru berupa bola plastik (ball bearing)
berdiameter 6 mm dengan menggunakan gas atau pegas. Cara memainkan
airsoftgun melalui suatu permainan seperti simulasi tempur (combat) atau
“perang-perangan”. Umumnya permainan airsoftgun dimainkan oleh laki-laki.
Selain itu, ketika turut bermain wajib memiliki stamina yang baik dan prima.
Karena menguras energi Kadang tiarap, kadang lari-lari atau sembuyi semirip
mungkin dengan situasi perang (simulasi). Jenis permainan ini adalah permainan
antar team bukan individu. Ada peserta yang menjadi posisi komandan regu yang
lainnya anggota. Setiap peserta harus mengenakan artibut militer.
Airsoft gun diciptakan untuk memenuhi keinginan pecinta senjata untuk
individu dan pengaplikasian strategi pertempuran dalam permainan
perang-perangan/skirmish (wargame) jika dalam suatu komunitas.
Setiap komunitas yang baik dan bertanggung jawab selalu memiliki kode etik
tersendiri, namun memiliki kesamaan prinsip demi keamanan dan kelangsungan
kegiatan airsoft ini sendiri. Dikarena menggunakan alat permainan dan aksesoris
lainnya yang merupakan replika dari senjata api (senpi). Tampak dan kesan yang
diperlihatkan dari alat permainan ini jika tidak bijak dalam memperlakukannya
akan dapat merugikan orang lain dan pengguna airsoft gun sendiri. Karena itu jika
ada seseorang atau sekelompok orang yang tidak mematuhi kode etik penggunaan
airsoft, mereka layak untuk tidak dianggap atau dikucilkan dari lingkup dunia
hobby airsoft nasional maupun internasional.
Berikut beberapa pedoman kepemilikan airsoft gun secara umum yang digunakan
dalam komunitas airsoft :5
a. Perlakukan unit airsoft anda seperti senjata sebenarnya. Dengan
memperlakukan unit airsoft anda seperti senjata sebenarnya, Anda dapat
membiasakan diri untuk tidak membahayakan diri anda maupun diri orang
lain. Hobby ini dapat merugikan orang lain jika kita tidak mendisplinkan diri
dalam memakai atau memperlakukan airsoft.
b. Biasakanlah untuk memperlakukan unit airsoft anda seakan-akan airsoft anda
selalu dalam kondisi terisi peluru. Walaupun anda yakin anda baru saja
mengeluarkan peluru (BB bullet) atau magazine, karena hampir semua
5
kecelakaan adalah karena kekhilafan manusia (human error), bisa saja kita
lupa. Karena itu patuhilah pedoman di atas.
c. Jangan mengarahkan laras airsoft anda pada seseorang maupun sesuatu yang
bukan sasaran yang ingin anda tembak, anda dapat tidak sengaja menyakiti
orang lain atau merusak benda-benda di sekitar anda.
d. Jangan membiasakan diri meletakan jari anda pada trigger/pemicu. Jauhkan
jari dari trigger ketika tidak menggunakan unit airsoft anda. Juga selalu
kunci unit airsoft anda saat tidak digunakan.
e. Selalu kosongkan magazine unit airsoft anda bila tidak digunakan. Selain
untuk alasan keselamatan, anda dapat memperpanjang umur mekanisme
pegas yang ada dalam magazine.
f. Selalu lepaskan battery atau dan kunci airsoft anda bila sedang tidak
digunakan.
g. Jangan bermain di dalam rumah, peluru dapat memantul dan dapat melukai
penghuni lain atau merusak barang yang ada. Jika memiliki balita, peluru (BB
bullet) sangat menarik bagi mereka karena berwarna-warni, jika ditelan akan
dapat membuat balita tersedak, sehingga sangat berbahaya jika kita tidak
menjauhkan peluru tersebut dari jangkauan anak-anak/ balita.
Dan pedoman keselamatan pribadi didalam menggunakan airsoft gun yaitu :
a. Dilarang gunakan unit airsoft anda untuk tujuan iseng/usil. Selain dapat
melukai seseorang tindakan anda pun dapat dituntut secara hukum, dan
imbasnya rekan-rekan anda dapat kehilangan kesempatan bermain atau
b. Selalu gunakan tutup pengaman unit airsoft anda bila tidak sedang
digunakan. Ini dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selain bila anda
biarkan unit airsoft anda tetap terbuka.
c. Selalu pilih tempat yang aman untuk menggunakan unit airsoft anda. Hindari
tempat-tempat umum/ramai yang banyak dilalui oleh orang maupun
kendaraan seperti taman, kebun, tempat parkir, dll.
d. Selalu simpan unit airsoft anda dalam tempat yang aman dan tertutup
(gunbag, dus kemasan airsoft, dll) dengan posisi trigger terkunci. Jangan
biasakan membawa unit airsoft anda secara ekspresif, selain dapat
menakut-nakuti orang lain, anda dapat mengundang polisi dan berakibat kepada ekses
hukum.
e. Lepaskan magazine peluru secara hati-hati. Kadangkala masih ada peluru
yang tertinggal dalam unit airsoft anda.
f. Cara yang aman adalah menembakannya ke arah kosong/atas, sebelum anda
menyimpannya.
g. Jika tidak digunakan, biasakan untuk menjauhkan jari anda dari trigger untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam memainkan airsoft gun dalam suatu zona permainan juga terdapat prosedur
agar terhindar dari cedera atau luka serius yaitu :
a. Selalu gunakan pengaman mata (safety goggle) atau masker tertutup (seperti
pada olahraga motorcross) untuk keselamatan mata anda dari tembakan
langsung maupun kemungkinan pantulan dari peluru.
b. Gunakan pakaian yang baik (dan agak tebal). Akan lebih berguna jika anda
c. Penggunaan sarung tangan dan sepatu militer/ polisi juga disarankan sebagai
perlindungan sekunder.
Peraturan permainan dapat berbeda-beda di lain tempat, tetapi secara umum antara
lain adalah :
a. Pastikan bahwa anda dalam keadaan sehat jasmani
b. Tidak diperkenankan untuk bermain jika Anda sedang dalam pengaruh obat
yang tidak memperkenankan anda melakukan aktifitas berat.
c. Tidak diperkenankan menembak bagian leher ke atas sebagai sasaran
tembak.
d. Jika sasaran/musuh anda berada dalam jarak 10m atau kurang, teriakan
peringatan untuk menyerah. Jika sasaran /musuh menyerah, anda tidak
diperkenankan untuk menembaknya. Sebaliknya jika sasaran/musuh tidak
menyerah, anda diperkenankan menembak ke arah kaki.
e. Hentikan tembakan anda, jika sasaran/musuh anda telah mengaku tertembak.
f. Jika anda tertembak, anda dapat segera mengangkat kedua tangan anda agar
tidak ditembaki lagi (jika peraturan di tempat anda mengharuskan anda
membawa peluit, tiuplah keras-keras), dan segeralah berjalan ke luar arena
permainan yakni ke arah tempat perlindungan (safety zone) dengan tangan
terus diangkat sampai ke tempat aman. Jika tidak, anda dapat dikira sebagai
pemain aktif dan ditembaki lagi.
g. Jangan menembak ke arah tempat perlindungan (safety zone)6.
6
Mengingat kegiatan dan keberadaan komunitas olahraga airsoft gun di Indonesia,
saat ini berada dibawah pengawasan serta binaan dari Perbakin sebagai Induk
Organisasi Olahraga Menembak di Indonesia maka diperlukan adanya Peraturan
dan Tata Tertib yang dapat mengatur seluruh kegiatan airsoft ini yang pada
dasarnya mencakup kegiatan olahraga menembak asaran dan menembak target
serta simulasi perang (war games). untuk menghindari terjadinya hal-hal yang
kurang berkenan terhadap komunitas airsoft sehingga dapat menimbulkan image
yang tidak baik dikalangan olahragawan ataupun aparat keamanan, maka Komite
membuat peraturan dan tata tertib yang akan diterapkan di seluruh wilayah
Pengda Perbakin di Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Peraturan
dan tata tertib bidang olahraga menembak airsoft gun oleh Perbakin , mengenai
penggunaan airsoft gun dan peralatannya yaitu :
a. Airsoft gun dan peralatannya hanya dapat digunakan untuk kegiatan yang
terkait dengan olahraga dan permainan Airsoft gun seperti tembak
sasaran, tembak reaksi.
b. Airsoft gun dan peralatannya hanya dapat digunakan di tempat yang
khusus diperuntukkan bagi kegiatan olahraga menembak, seperti
lapangan tembak yang sudah mendapat rekomendasi dari Perbakin.
c. Airsoft gun dan peralatannya dapat juga digunakan dilokasi lain dengan
syarat lokasi tersebut sudah mendapat izin dan rekomendasi dari Pengda
Perbakin serta pihak keamanan setempat untuk melaksanakan kegiatan
d. Airsoft gun dan peralatannya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan
yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban umum serta tindak
pidana lainnya.
e. Pelanggaran atas peraturan penggunaan airsoft gun dan peralatannya ini
akan dikenakan sanksi administratif dari pihak Perbakin.
Dan didalam pasal 4 mengenai persyaratan keselamatan (safety regulation) dan
keamanan yaitu :
a. Menggunakan safety googles.
b. Menggunakan holster/gunbag dengan pelindung magazin yang
kedudukannya terpisah dari airsoft gun nya.
c. Dilarang mengarahkan airsoft gun kepada orang lain.
d. Dilarang mengarahkan tembakan percobaan kepada manusia atau binatang.
e. Dilarang memperlihatkan atau mempertontonkan airsoft gun dan
peralatannya di tempat umum/keramaian (kecuali ada izin).
f. Wajib membawa kartu tanda kepemilikan airsoft gun.
g. Apabila event dan atau kegiatan dilakukan di luar kota/daerah maka anggota
harus membawa surat jalan sebagai utusan dari perkumpulan/club yang
bersangkutan.
h. Surat jalan sebagaimana dimaksud diterbitkan oleh sekretariat (rekomendasi
Pengda Perbakin) mewadahi divisi airsoft gun yang menerangkan maksud
dan tujuan membawa airsoft gun dan Peralatannya serta menetapkan batas
Berikut beberapa peraturan/regulasi dari beberapa Negara terkait legalitas dari
airsoft gun, yaitu:
A. Amerika serikat
kepemilikan airsoft gun diwajibkan memakai orange tip (penanda oranye)
di ujung laras sebagai penanda bahwa senjata yang mereka bawa bukanlah
senjata api versi militer melainkan airsoft gun, sehingga masyarakat
awam akan menyadari bahwa senjata tersebut bukan senjata versi militer.
Seperti pada Title 10 chapter 1 of the New York City Administrative Code
states yaitu:
1. It shall be unlawful for any person to sell or offer for sell, possess or use or attempt to use or give away, any toy orimitation firearm which substantially duplicates or can reasonably be perceived to be an actual firearm unless:
(a) the entire exterior surface of such toy or imitation firearm is colored white, bright red, bright orange, bright yellow, bright green, bright blue, bright pink or bright purple, either singly or as the predominant color in combination with other colors in any pattern; or
(b) such toy or imitation firearm is constructed entirely of transparent or translucent materials which permits unmistakable observation of the imitation or toy firearm's complete contents;
Dalam aturan tersebut diterangkan bahwa melanggar hukum bagi siapapun
yang menjual atau menawarkan untuk menjual, memiliki atau
menggunakan atau mencoba untuk menggunakan atau memberikan,setiap
senjata api mainan atau imitasi senjata api yang secara substansial replika
atau bisa dianggap senjata api yang sebenarnya tidak dapat dikenakan
hukuman kecuali apa bila keseluruhan permukaan bagian luar senjata api
terang, kuning terang, hijau terang, biru terang, merah muda terang, atau
ungu terang, atau beberapa bagian yang lebih dominan dari kontras warna
dasarnya, senjata api mainan atau replika senjata api keseluruhan berbahan
dasar transparan atau tembus cahaya yang dapat secara jelas dikenali
sebagai senjata mainan. Jika senjata yang dibawa dan tidak mempunyai
ciri khusus diatas maka senjata yang di bawa dianggap sama dengan
senjata api sungguhan dimata hukum.
Pada law state of america Title 15, Chapter 76, Section 5001 (b) :
(b) Distinctive marking or device; exception; waiver; adjustments and changes (1) Except as provided in paragraph (2) or (3), each toy, look-alike, or imitation firearm shall have as an integral part, permanently affixed, a blaze orange plug inserted in the barrel of such toy, look-alike, or imitation firearm. Such plug shall be recessed no more than 6 millimeters from the muzzle end of the barrel of such firearm.
Ditegaskan mengenai pemberian tip warna pada bagian ujung laras pada
imitasi senjata api yang disertakan secara permanen tidak lebih dari 6
milimeter dari ujung laras.
B. Australia
Airsoft guns dilarang secara umum, meskipun secara hukum Australia
telah membuat kemajuan dalam proses pelegalisasian airsoft. Tetapi masih
illegal di beberapa Negara bagian dan kepemilikan airsoft gun bisa
dihukum sebagaimana kepemilikan senjata api ilegal.7
C. Bulgaria
7
1) Airsoft adalah olahraga legal menurut hukum di Bulgaria dan tidak ada pelarangan terhadap airsoft.
2) Masyarakat berumur antara 14-18 tahun perlu izin dari orang tua. Untuk umur 18 tahun keatas tidak ada izin maupun batasan
3) Hukum Bulgaria mengizinkan airsoft gun di rubah menjadi air gun dan tidak diperlukan izin maupun surat kepemilikan atau apapun untuk melakukan perubahan tersebut.
4) Dilarang Menembak di area-area Tertentu yang telah ditentukan. Area yang telah ditentukan seperti area sekolah, gedung administratif, dan di tempat-tempat area umum baik itu menggunakan airsoft gun maupun airgun.
5) Tidak ada pelarangan terkait membawa, menyimpan, menggunakan
airsoft gun di bulgaria.
6) Tidak ada pelaranggan terkait umur pengguna airsoft gun (penjual tidak menjual airsoft gun/airgun dibawah umur 18 tahun).
7) Tidak ada pelaranggan terkait penggunaan laser, flash light (senter) dan sebagainya. Dapat diartikan, diperbolehkan memasang apapun. 8) Tidak diperlukan pemasangan orange tip.
9) Tidak ada pelaranggan terkait power/fp/s dari airgun/airsoft.
10) Tidak ada pelaranggan terkait membawa-bawa airsoft gun di area umum.8
D.Canada
1. Airsoft guns yang sangat menyerupai senajata api sungguhan diklasifikasikan sebagai replika senjata api dan hanya diimport oleh perusahaan yang telah memperoleh izin bisnis senjata api. Penjualan maupun pemindahan secara impor tanpa memiliki izin merupakan tindakan melawan hukum.
2. Air gun dengan muzzle velocity lebih dari 152.4 metres per second (500 ft/s) dan muzzle energy lebih dari 5.7 joules (4.2 ft/s) dianggap sebagai senjata api sesuai dengan Canadian Firearms Act. Sebagai contoh, jika kecepatan BB airsoft lebih dari 213 mp/s (700 ft/s) dengan berat BB 0.20 grams (3.1 gr), dipastikan muzzle energy yang dikeluarkan 4.43 joules (3.27 ft/s).
3. Tidak ada perbedaan hukum dibuat antara airsoft dan senjata api sungguhan apabila ketika digunakan untuk tujuan.
4. Di wilayah Ontario usia minimum untuk membeli airsoft gun adalah 18 tahun. anak-anak dibawah usia 18 tahun harus diawasi oleh dewasa.
5. Airsoft guns yang diimport oleh warga sipil dapat disita dan dimusnahkan oleh pihak bea cukai.9
8
WorldLaws,Airsoft gun.2013, Loc.Cit
9
D. Denmark
1. Usia minimal harus 18 tahun untuk membeli serta menggunakan dan memiliki airsoft gun.
2. Penggunaan airsoft gun hanya di wilayah yang telah memperoleh izin dari kepoisian.
3. Tidak dibutuhkan izin kepemilikan senjata api.10
E. Portugal
Airsoft gun legal di Portugal dikenal dengan nama softair. Softair dimasukan
didalam kategori khusus dalam “Arma de Softair’’. Dikutip berdasarkan Guns and
Ammunitions Act (DR - Lei n.°5/2006 de 23 de Fevereiro - Regime Jurídico das
armas e suas munições) yaitu :
1. setiap softair gun secara keseluruhan atau sebagian harus diwarnai merah atau kuning fluorescent.
2. Kepemilikan softair gun tidak membutuhkan pertanggung jawaban dalam jaminan keselamatan umum.
3. Batasan khusus lainya diberikan kepada pengerajin softair
4. energy maksimal tidak lebih dari 1.3 joules (374 ft/s).
5. Softair gun terbatas untuk : a) Usia minimal 18.
b) Hanya untuk tujuan olahraga.
c) Pembelian dan kepemilikan harus didaftarkan dalam federasi softair.11
Di Indonesia airsoft gun diragukan mengenai legalitasnya sebagai senjata api
olahraga atau sebagai mainan oleh para pengguna airsoft gun, dikarnakan tujuan
dari penggunaanya untuk simulasi perang-perangaan dan dianggap tidak
berbahaya seperti senjata api militer yang menggunakan peluru dengan ujung
10
Aturan terkait airsoft guns dijelaskan dalam the Danish "Våbenlov"(Arms control legislation) negara Denmark.
11
runcing. Jika melihat undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai
penggolongan senjata api dalam artian airsoft gun sebagai senjata api, yaitu :
a. UU Senjata Api tahun 1939 jo UU Darurat No.12 Tahun 1951 pasal 1 ayat (2) disebutkan Senjata-senjata tekanan udara dan tekanan per dengan tanpa mengindahkan kalibernya. Mekanisme airsoft gun sendiri dalam melontarkan proyektilnya dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan tenaga penggeraknya: spring (berpenggerak pegas), elektrik, dan gas (tekanan udara). Dalam melontarkan proyektil airsoft gun tidak menggunakan sistem pembakaran mesiu seperti senjata api konvensional.
b. Bahwa senjata mainan/ menyerupai senjata api (airsoft gun) digolongkan sebagai peralatan keamanan sebagaimana dimaksud Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 82 / II / 2004 tanggal 16 Februari 2004.
c. Dalam peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia no 8 Tahun 2012 pada Bab II senjata api olahraga mengenai bagian kesatu di dalam pasal 4 ayat (1) jenis senjata api olahraga, meliputi senjata api, pistol angin (air pistol),senapan angin (air rifle) dan airsoft gun.
Penyebutan senjata api olahraga juga minimbulkan ambigu apakah yang
dimaksud dengan senjata api olahraga (airsoft gun) ini senjata api
konvensional/senjata api yang menggunakan prinsip ledakan gas mesiu yang di
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Penulisan skripsi ini menggunakan dua macam pendekatan masalah, yaitu
pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.
1. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan
bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep,
asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan,
yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dikenal dengan pendekatan
secara sosiologis yang dilakukan secara langsung ke lapangan yaitu dengan
melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau aturan
hukum yang lain yang berkaitan dengan penyalahgunaan perizinan senjata api
airsoft gun ditinjau dari Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 serta dilakukan
wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan data
dan informasi terkait dengan penelitian ini guna mendapatkan data dan
B. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer adalah data-data yang didapat secara langsung di lapangan dengan
cara mendapatkan informasi dari para responden yang dilakukan melalui
wawancara di lapangan.
2. Data sekunder ini bersifat melengkapi hasil penelitian yang dilakukan yaitu
data yang diperoleh dari studi kepustakaan yakni bahan-bahan hukum yang
terdiri dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang memiliki kekuatan
yang mengikat, antara lain :
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1946 (KUHP)
2. Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951
b. Bahan Hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan
bahan hukum primer yang berkaitan dengan penelitian, yang dapat
membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer yang
diperoleh dari data sekunder, antara lain :
1. Surat Keputusan Kepala Kepolisian No 82/11/2004
2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2012
c. Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna sebagai petunjuk
atau informasi tentang bahan hukum primer dan dapat membantu
menganalisa dan memahami bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, antara lain literatur, artikel, makalah, kamus, dan bahan lain yang