• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PANTAI SAWMILL SEBAGAI OBJEK WISATA DI PEKON KARANG ANYAR KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTENSI PANTAI SAWMILL SEBAGAI OBJEK WISATA DI PEKON KARANG ANYAR KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

POTENSI PANTAI SAWMILL SEBAGAI OBJEK WISATA DI PEKON KARANG ANYAR KECAMATAN WONOSOBO

KABUPATEN TANGGAMUS Oleh

Nova Susianti

Tujuan Penelitian untuk mengetahui Potensi Pantai Sawmill sebagai Objek Wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Khususnya keindahan alam, sumber daya ikan, dan aksesibilitas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Pantai Sawmill. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan teknik scoring.

Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) keindahan alam Pantai Sawmill tergolong cukup indah untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, hal ini dikarenakan Pantai Sawmill memiliki panorama alam yang indah dan kebersihan pantai masih terjaga. (2) tempat pelelangan ikan cukup berpotensi dijadikan obyek wisata kuliner hasil laut, hal ini dikarenakan harga ikan yang murah serta jumlah tangkapan yang banyak. (3) aksesibilitas menuju Pantai Sawmill belum mendukung potensi yang ada di Pantai Sawmill, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang rusak serta lokasi Pantai Sawmill yang terpencil.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nova Susianti dilahirkan di Sukaraja pada tanggal 26 November 1991, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suyatno dan Ibu Darmini.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yakni : 1. SD Negeri 2 Sukaraja yang diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 2 Adiluwih yang diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 1 Sukoharjo yang diselesaikan pada tahun 2009.

(7)

MOTO

“Tiada kata gagal yang ada hanya sukses dan belajar”

(Nova S.)

“Keluarga adalah motivasi terbaik mencapai keberhasilan”

(8)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahlan

karya kecilku ini untuk....

Bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang serta memberikan dukungan materi dan

doanya untuk keberhasilanku.

(9)

SANWACANA

Bismillahhirohmannirohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Potensi Pantai Sawmill sebagai Obyek Wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus dosen penguji yang telah memberikan saran, kritik serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. 7. Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si. selaku dosen pembimbing I sekaligus

pembimbing akademik dan Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku dosen pembimbing II atas kesediaan dan kesabarannya memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga amal dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt, amin;

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis menpunyai wawasan yang dapat mempermudah dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Bambang selaku Kepala Pekon Karang Anyar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian kepada penulis.

10. Suami tercinta dan adik tersayang yang selalu mendukung dan memberi motivasi.

(11)

12. Teman-teman seperjuanganku geografi angkatan 2009 terimakasih atas semua kenangan indah, kebersamaan dan semangatnya selama ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah ... 1

B.Identifikasi masalah ... 4

C.Rumusan masalah ... 4

D.Tujuan penelitian ... 5

E. Kegunaan penelitian ... 5

F. Ruang lingkup penelitian ... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan pustaka ... 7

1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata ... 7

2. Pengertian Pariwisata... 8

3. Potensi Obyek Wisata ... 9

3.1Keindahan Alam ... 10

3.1.1 Suara ombak ... 12

3.1.2 Kejernihan air laut ... 12

3.1.3 Luas pantai ... 13

3.1.4 Panorama alam di pagi hari dan sore hari ... 14

3.1.5 Kebersihan pantai ... 14

3.1.6 Tinggi gelombang ... 15

3.2 Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner ... 16

3.2.1 Lokasi ... 18

(13)

3.2.3 Harga ikan ... 19

3.2.4 Jumlah tangkapan ikan ... 19

3.3Aksesibilitas ... 20

3.3.1 Jarak tempuh ... 21

3.3.2 Waktu tempuh ... 22

3.3.3 Kondisi jalan ... 22

3.3.4 Jaringan transportasi ... 23

3.3.5 Frekuensi kendaraan ... 23

3.3.6 Lokasi obyek wisata ... 24

3.3.7 Biaya yang dikeluarkan ... 25

B.Kerangka pikir ... 25

III. METODE PENELITIAN A.Metode penelitian ... 27

B.Populasi dan sampel ... 28

C.Variabel dan Indikator Penelitian 1. Variabel Penelitian... 28

2. Indikator Penelitian ... 29

2.1. Keindahan Alam ... 29

2.2. Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner ... 31

2.3. Aksesibilitas ... 33

D.Teknik pengumpulan data ... 36

E. Teknik analisis data ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Kondisi geografis daerah penelitian 1. Lokasi penelitian ... 45

2. Kondisi fisik ... 47

2.1. Topografi ... 47

2.2. Hidrologi ... 47

2.3. Iklim ... ... 48

2.4.Keadaan sosial demografi ... 50

(14)

C.Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Keindahan Alam ... 52

1.1. Suara ombak ... 52

1.2. Kejernihan air laut ... 54

1.3. Luas pantai ... 55

1.4. Panorama alam dipagi hari dan sore hari ... 56

1.5. Kebersihan pantai ... 57

1.6. Ketingggian gelombang ... 58

2. Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner ... 60

2.1. Lokasi ... 62

2.2. Kebersihan tempat ... 63

2.3. Harga ikan ... 64

2.4. Jumlah tangkapan ikan ... 65

3. Aksesibilitas ... 67

3.1. Jarak tempuh ... 67

3.2.Waktu tempuh ... 68

3.3. Kondisi jalan ... 69

3.4. Jaringan transportasi ... 70

3.5. Frekuensi kendaraan ... 71

3.6. Lokasi obyek wisata ... 72

3.7. Biaya yang dikeluarkan ... 73

V.SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 76

B.Saran ... 77

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fasilitas di Pantai Sawmill ... 3

2. Skor untuk menilai variabel potensi daya tarik obyek wisata Pantai Sawmill sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus ... 39

3. Skor untuk menilai variabel sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus ... 41

4. Skor untuk menilai variabel aksesibilitas menuju Pantai Sawmill sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus ... 43

5. Klasifikasi relief... 47

6. Data curah hujan Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus ... 49

7. Tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Fergusson ... 50

8. Jumlah penduduk di Pekon Karang Anyar ... 50

9. Jawaban responden tentang suara ombak ... 52

10. Jawaban responden tentang kejernihan air laut ... 54

11. Jawaban responden tentang luas pantai ... 55

12. Jawaban responden tentang panorama alam di pagi hari... 56

13. Jawaban responden tentang panorama alam di sore hari ... 57

14. Jawaban responden tentang kebersihan pantai ... 57

15. Jawaban responden tenntang ketinggian gelombang ... 59

(16)

17. Jawaban responden tentang kebersihan tempat ... 63

18. Jawaban responden tentang harga ikan... 64

19. Jawaban responden tentang jumlah tangkapan ikan ... 65

20. Jawaban responden tentang jarak tempuh ... 67

21. Jawaban responden tentang waktu tempuh... 68

22. Jawaban responden tentang kondisi jalan ... 69

23. Jawaban responden tentang jaringan transportasi... 70

24. Jawaban responden tentang frekuensi kendaraan ... 71

25. Jawaban responden tentang lokasi obyek wisata ... 72

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena pariwisata sudah ada sejak peradaban manusia. Pariwisata juga merupakan suatu alat untuk membangkitkan moral yang sehat dan dapat memberikan keseimbangan sifat-sifat emosional manusia.

Secara etimologis kata pariwisata terdiri dari kata “pari” dan “wisata”. Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, sedangkan wisata, berarti perjalanan. Jadi, pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain (Oka A.Yoeti,1996:112).

Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi wisata yang beragam dikarenakan kondisi alam di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda. Dalam pengelolaannya pun disesuaikan dengan potensi wisata yang ada di daerah tersebut.

(19)

2

mempunyai objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain dan mempunyai fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan betah tinggal lebih lama, serta harus mempunyai tempat untuk berbelanja barang-barang souvenir atau kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.

Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki berbagai sumber daya alam yang masih asli, sehingga sangat berpotensi dalam pembangunan wisata alam. Prospek wisata alam ini dapat dilihat dari banyaknya objek yang belum dikembangkan atau dipopulerkan.

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung yang memiliki banyak potensi alam yang menarik untuk dijadikan objek pariwisata. Beragamnya objek wisata yang terdapat di Kabupaten Tanggamus merupakan suatu potensi untuk lebih dikembangkan.

Kabupaten Tanggamus mempunyai objek wisata yang mulai berkembang diantaranya Obyek Wisata Teluk Kiluan, Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan, Obyek Wisata Bendungan Batu Tegi, dan Obyek Wisata Pantai Terbaya. Namun, ada juga obyek wisata yang belum berkembang, salah satunya Pantai Sawmill yang terletak di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

(20)

3

sangat cocok untuk rekreasi. Pantai ini juga memiliki tempat pelelangan ikan yang memungkinkan dapat dikembangkan menjadi obyek wisata kuliner. Sayangnya, fasilitas yang ada di Pantai Sawmill ini kurang baik dan jumlahnya pun kurang banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Fasilitas di Pantai Sawmill

No. Fasilitas Jumlah

1. Pondok istirahat 4

2. Warung makanan 1

3. Tempat pelelangan ikan 1

Sumber: observasi peneliti

Kondisi jalan yang masih rusak juga menjadikan Pantai Sawmill ini sulit untuk dijangkau. Meskipun demikian, banyak wisatawan yang berminat untuk berkunjung ke pantai ini. Awalnya Pantai Sawmill ini hanya dikunjungi oleh satu dua orang saja, namun semakin hari semakin bertambah orang yang berkunjung. Pantai Sawmill ramai dikunjungi pada saat hari-hari tertentu seperti hari raya idul fitri dan tahun baru. Pantai ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal. Berdasarkan wawancara pra penelitian, wisatawan di Pantai Sawmill saat hari raya idul fitri dan tahun baru dapat mencapai >50 orang, sedangkan pada hari-hari biasa Pantai Sawmill ini jarang dikunjungi wisatawan.

(21)

4

Dengan adanya pengunjung yang datang setiap harinya, penulis tertarik untuk meneliti tentang Potensi Pantai Sawmill, apa yang menarik di Pantai Sawmill ini, sehingga penggunjung tertarik untuk berkunjung ke pantai ini.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keindahan alam Pantai Sawmill : suara ombak, luas pantai, kebersihan pantai, panorama alam di pagi dan sore hari, kejernihan air laut, dan ketinggian gelombang

2. Banyak sumber daya ikan dengan berbagai jenis 3. Aksesibilitas menuju Pantai Sawmill

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

1. Apakah keindahan alam Pantai Sawmill (suara ombak, luas pantai, kebersihan pantai, panorama alam di pagi dan sore hari, kejernihan air laut, dan ketinggian gelombang) merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata?

2. Apakah sumber daya ikan di Pantai Sawmill merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata kuliner hasil laut?

(22)

5

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Pantai Sawmill sebagai obyek wisata, khususnya:

1. Untuk mengkaji keindahan alam Pantai Sawmill sebagai potensi obyek wisata 2. Untuk mengkaji sumber daya ikan di Pantai Sawmill yang mendukung sebagai

potensi obyek wisata kuliner

3. Untuk mengkaji aksesibilitas menuju Pantai Sawmill

E.Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kependidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Sebagai referensi pengelola untuk mengembangkan potensi yang ada di Pantai Sawmill.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi :

1. Ruang lingkup subyek adalah wisatawan dan pengelola

2. Ruang lingkup obyek adalah Pantai Sawmill di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Pekon Karang Anyar 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah 2013

(23)

6

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata

Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Menurut Ramaini (1992:3)

“Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi dan pariwisata. Segi-segi yang dipelajari dalam industri pariwisata, seperti perhotelan, restoran, cenderamata, transportasi, biro jasa bidang perjalanan, tempat hiburan, obyek wisata dan atraksi budaya. Dari segi geografi seperti iklim, flora, fauna, keadaan alam, adat istiadat, budaya, perjalanan darat dan laut, udara. Kedua segi ini, yaitu segi industri pariwisata dan segi geografi, menjadi bahasan dalam geografi pariwisata”.

Berdasarkan definisi di atas, geografi dan pariwisata sangat erat hubungannya. Dengan demikian, geografi pariwisata merupakan bagian dari ilmu geografi yang membantu mendeskripsikan potensi obyek wisata pada suatu daerah atau wilayah.

(25)

8

geografi pariwisata. Dengan pengetahuan geografi pariwisata yang baik maka, usaha memandu wisatawan akan berhasil dengan baik. Dengan demikian, geografi pariwisata akan menunjang aktivitas pariwisata.

2. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu perjalanan dari tempat satu ke tempat yang lain dengan maksud untuk merefreskan pikiran. Ada banyak pengertian tentang pariwisata diantaranya yaitu,

 James J. Spillane dalam Suryo Sakti Hadiwijoyo (2012:41). Pariwisata adalah

perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dan bersifat sementara, dilakukan perorangan ataupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial budaya dan ilmu.

 Ramaini (1992:1). Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

 Mathieson dan Wall dalam Sujali (1989:2). Pariwisata merupakan gerakan

orang atau penduduk secara sementara dalam batas daerah tertentu dengan melakukan aktifitas.

(26)

9

3. Potensi obyek wisata

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata (http://madebayu.blogspot.com).

Berdasarkan pengertian tersebut, potensi wisata merupakan keadaan yang dapat mendukung perkembangan obyek wisata, seperti pemandangan alam yang indah, atraksi budaya, aksesibilitas menuju obyek wisata, kondisi bangunan dan fasilitas yang lengkap, tempat rekreasi, keramahtamahan dan keamanan di sekitar obyek wisata.

Potensi obyek dan daya tarik wisata dibedakan menjadi tiga (Suryo Sakti Hadiwijoyo, 2012:49) yaitu:

a. Obyek wisata alam

Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya. Contohnya :pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional, taman wisata, taman hutan raya, dan taman laut.

b. Obyek wisata sosial budaya

Obyek wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, situs arkeologi, upacara adat, kerajinan dan seni pertunjukan.

c. Obyek wisata minat khusus

Obyek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Contohnya : wisata agro, wisata kesehatan.

(27)

10

Kabupaten Tanggamus, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan potensi wisata di pantai tersebut.

1.1 Keindahan alam

Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam pengertian yang lain diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan, sedangkan, keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan pengamat.

Keindahan memiliki tiga nilai yaitu,

 Nilai estetik

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan

(28)

11

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.

 Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik (http://aneka-alam.blogspot.com).

Keindahan alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam. Keindahan alam merupakan salah satu daya tarik wisata yang menjadikan wisatawan tertarik untuk mengunjungi suatu obyek wisata, misalnya sunset di sore hari, hamparan pasir putih yang bersih, air laut yang jernih, deburan ombak yang indah, gerak gelombang, dan tinggi gelombang.

Keadaan fisik bumi Indonesia yang beranekaragam, menjadikan Indonesia mempunyai potensi yang besar dibidang wisata alam.

Pemerintah indonesia dalam konsideran Undang-undang Pariwisata Indonesia (UU No. 9 Tahun 1990), menyatakan “keadaan alam, flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan” (Ramaini, 1992:11). Hal ini menunjukkan bahwa keadaan alam merupakan sumber daya yang besar bagi usaha kepariwisataan.

Pantai Sawmill juga memiliki keindahan alam yang tidak kalah menarik dengan pantai-pantai yang ada di Pulau Bali, seperti pemandangan sunset yang dapat dinikmati di sore hari, karena pantai ini langsung berbatasan dengan Teluk Semaka tanpa ada pulau, sehingga kita dapat menikmati sunset langsung tanpa dihalangi oleh pulau. Hamparan pasir yang luas menjadikan pantai ini sangat cocok untuk sekedar menghilangkan rasa jenuh.

(29)

12

Suara ombak adalah suatu keindahan alam yang terdapat di pantai yang dapat didengar. Suara ombak terjadi karena adanya ombak, yaitu peristiwa naik turunnya partikel-partikel air.

Ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang surut (swell), angin pantai (local wind), dan pergeseran (turun naik) massa batuan di dasar samudera. Pasang dan surut air laut disebabkan oleh gaya gravitasi bulan. Saat bulan pada posisi dekat dengan permukaan bumi, maka air laut di daerah itu tertarik oleh gaya gravitasi bulan dan menyebabkan air laut pasang, sedangkan di daerah sebelah bumi yang lain yang jauh dengan posisi bulan air laut akan surut. Pergerakan air laut ini dalam bentuk ombak (http://id.shvoong.com). Adanya tiga faktor inilah yang menyebabkan terjadinya ombak, dengan demikian akan terbentuk suara ombak sebagai akibat dari adanya ombak-ombak yang terhempas ke pantai atau ombak yang menabrak karang-karang di tepi pantai.

1.1.2 Kejernihan Air Laut

Kejernihan air laut merupakan suatu daya tarik tertentu bagi wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata pantai.

Banyaknya sinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan kecerahan air laut. Kejernihan air dipengaruhi oleh partikel-partikel yang terkandung di air dan senyawa-senyawa kimia di perairan serta kedalaman laut (Hurip dan Lilik, http://www.ut.ac.id).

Jadi, semakin banyaknya sinar matahari yang masuk ke dalam air laut maka semakin jernih air laut sehingga biota laut laut yang ada di dalam akan terlihat. Pemandangan ini akan menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Selain itu kejernihan laut juga akan terjaga apabila pencemaran air dan sedimen-sedimen yang terbawa air sungai seperti lumpur, dapat diminimalisir.

(30)

13

Luas berhubungan dengan panjang dan lebar suatu obyek. Luas pantai merupakan keadaan panjang dan lebarnya suatu pantai. Pantai yang luas akan menarik wisatawan untuk berkujung.

Pantai yang berpasir umumnya memiliki morfologi yang landai dengan relief rendah hingga menengah, dan memiliki pedataran pantai yang cukup luas. Sedangkan pantai yang berbatu umumnya memiliki morfologi belakang pantai curam, merupakan tebing yang tersusun oleh batuan gunung api (breksi dan konglomerat) dengan relief yang tinggi (Yudhicara, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juni 2008).

Biasanya pantai yang luas dan berpasir dimanfaatkan untuk permainan voli pantai atau bermain motor oleh wisatawan. Sedangkan pantai yang berbatu lebih banyak dimanfaatkan sebagai tempat pelabuhan.

1.1.4 Panorama alam di pagi hari dan sore hari

Panorama alam merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata alam. Biasanya wisatawan yang berwisata ke pantai ingin menikmati panorama alam yang disuguhkan pantai tersebut seperti ombaknya yang besar sehingga wisatawan dapat bermain selancar, hamparan pasir putih yang luas dan bersih, serta menikmati pemandangan di sore hari seperti sunset sekedar melepaskan rasa jenuh setelah beraktivitas.

1.1.5 Kebersihan pantai

(31)

14

Syarat menjadi kawasan wisata yang hidup itu banyak. Harus menjaga kebersihan, keindahan, kerapian, keamanan, suasana welcome dan sadar wisata (Syarif Hidayatullah, http://m.jpnn.com).

Jadi, kebersihan merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menjadi kawasan wisata. Saat ini kebersihan pantai yang ada di setiap pantai di Indonesia kurang terjaga, hal ini yang menyebabkan sebagian obyek wisata pantai sepi oleh wisatawan.

Pantai yang kotor merupakan akibat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung dan kurangnya perhatian pihak pengelola terhadap kebersihan pantai. Oleh karena itu, agar obyek wisata pantai tidak sepi wisatawan, perlu adanya perhatian khusus terhadap kebersihan pantai.

1.1.6 Tinggi gelombang

Ketinggian gelombang adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang. Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Secara umum gelombang yang terjadi di laut dapat terbentuk dari beberapa faktor penyebab seperti angin, pasang surut, badai laut, dan seiche.

 Gelombang yang disebabkan oleh angin

Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea.

Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar.

(32)

15

Gelombang pasang surut yang terjadi disuatu perairan yang diamati adalah merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri.

 Gelombang yang disebabkan oleh badai atau puting beliung

Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan hasil dari cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan. Kecepatan gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10 meter.

 Gelombang yang disebabkan oleh seiche

Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut terbuka. Gelombang ini dibagi menjadi 4 yaitu,

a. Gelombang Katastrofik : Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya.

b. Gelombang Badai (strom Wave) : Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.

c. Gelombang Internal (Internal Wave) : Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah permukaan laut.

d. Gelombang Stasioner Standing Wave : Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan dengan tidak adanya gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya bergerak naik turun saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya pada danau, teluk atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam atau seiche (Jun13.blogspot.com).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi gelombang dapat dilihat dari faktor pembentuk terjadinya gelombang.

1.2 Sumber Daya Ikan sebagai Potensi Wisata Kuliner

Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan. Sumber daya ikan dikelompokkan menjadi dua yaitu, ikan pelagis dan ikan demersal.

(33)

16

membentuk gerombolan dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Ikan pelagis dibagi menjadi dua kelompok yaitu,

a. Ikan pelagis kecil terdiri dari jenis ikan antara lain ikan layang, ikan kembung, ikan selar, ikan sardin, dan lain-lain

b. Ikan pelagis besar terdiri dari jenis ikan antara lain ikan tongkol, ikan tuna, ikan cakalang, dan lain-lain (http://wiki.selayaronline.com) .

Sedang ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan. Ikan demersal terdiri dari jenis ikan antara lain ikan kakap merah, bawal, kerapu, manyung, peperek, dan lain-lain (http://nautika-perikanan-laut.blogspot.com).

Banyaknya sumber daya ikan memungkinkan adanya potensi wisata kuliner hasil laut.

Potensi merupakan kemampuan yang memungkinkan dapat dikembangkan. Jadi potensi wisata kuliner adalah sesuatu hal yang memungkinkan dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata kulliner.

Wisata kuliner yang berasal dari istilah food tourism didefinisikan sebagai kunjungan ke suatu tempat yang merupakan produsen dari suatu makanan, festival makanan, restoran, dan lokasi-lokasi khusus untuk mencoba rasa dari makanan dan atau juga untuk memperoleh pengalaman yang didapat dari makanan khas suatu daerah yang merupakan motivasi utama seseorang untuk melakukan perjalanan wisata (Hall dan Sharples, www.digilib.petra.ac.id). Wisata kuliner (culinary tourism), meliputi berbagai pengalaman akan beragam kuliner. Wisata kuliner melebihi dari tuntunan makan malam dan restoran akhir pekan, akan tetapi wisata kuliner meliputi beberapa unsur yaitu, kursus memasak, buku panduan memasak dan toko-toko penjual perkakas dapur, tur kuliner (culinary tours) dan pemandu wisata, media kuliner dan buku panduan, pemborong makanan untuk pesta atau katering, penyalur anggur (wineries), pengusaha dan penanam tumbuhan pangan, atraksi kuliner seperti festival jajanan.

(34)

17

tangkapan banyak apabila lebih dari 3 kwintal dan sedikit apabila hasil tangkapan kurang dari 3 kwintal setiap harinya. Banyaknya ikan-ikan hasil tangkapan nelayan menjadikan dibentuknya tempat pelabuhan ikan. Sehingga memudahkan para tengkulak untuk membeli ikan. Bukan hanya tengkulak saja yang membeli ikan di tempat ini, banyak wisatawan yang berkunjung di Pantai Sawmill juga membeli ikan untuk dibakar. Oleh sebab itu, sumber daya ikan yang ada dapat dijadikan sebagai wisata kuliner hasil laut, mengingat tidak jarang wisatawan yang datang membeli ikan di pantai ini.

1.2.1 Lokasi

Lokasi atau letak merupakan konsep utama dalam pembangunan suatu obyek wisata. Lokasi yang tepat memungkinkan banyaknya jumlah wisatawan yang datang.

Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. a. Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Perbedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).

b. Lokasi Relatif

Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya (Zamroni, 2014:3).

Dengan demikian lokasi suatu obyek wisata dapat dilihat dari segi lokasi absolut yang dinyatakan dalam angka, dan lokasi relatif yang berdasarkan persepsi wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

(35)

18

Kebersihan tempat merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam suatu obyek wisata, agar wisatawan yang berkujung merasa nyaman.

Syarat menjadi kawasan wisata yang hidup itu banyak. Harus menjaga kebersihan, keindahan, kerapian, keamanan, suasana welcome dan sadar wisata (Syarif Hidayatullah, http://m.jpnn.com).

Saat ini kebersihan suatu obyek wisata yang ada di Indonesia kurang terjaga, hal ini yang menyebabkan sebagian suatu obyek wisata sepi oleh wisatawan.

Obyek wisata yang kotor merupakan akibat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung dan kurangnya perhatian pihak pengelola terhadap kebersihan tempat obyek wisata tersebut. Oleh karena itu, agar suatu obyek wisata tidak sepi wisatawan, perlu adanya perhatian khusus terhadap kebersihan obyek wisata tersebut.

1.2.3 Harga ikan

Harga ikan merupakan hal yang menjadi pertimbangan bagi wisatawan jika ingin membeli ikan.

Di tempat atau negara manapun harga-harga barang lebih murah dan lebih baik, sudah barang tentu mereka akan memilih berbelanja dan pergi ke sana (Nyoman, 2006:25)

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin murah harga-harga yang ada di suatu obyek wisata, maka semakin banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata tersebut.

(36)

19

Penangkapan ikan memiliki arti kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Penangkapan berpengaruh terhadap populasi sumber daya ikan, seperti penurunan jumlah ikan yang berukuran besar. Akibatnya dari penurunan tersebut adalah stok ikan semakin habis, hasil tangkapan rendah, serta akan berdampak pendapatan nelayan dari hasil tangkapan menurun. Oleh karena itu, dalam penangkapan ikan perlu adanya jumlah tangkapan yang diperbolehkan.

Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) atau hasil tangkapan lestari yaitu berasal dari istilah Total Allowable Catch (TAC) yang berarti jumlah atau bobot ikan maksimum dalam suatu stok yang dapat diambil dengan penangkapan tanpa mengganggu kelestarian stok tersebut di suatu wilayah atau daerah. Artinya adalah jumlah penangkapan ikan yang ada di suatu wilayah atau daerah perlu diketahui terlebih dahulu dan kemudian baru akan bisa ditentukan JTB dari suatu jenis ikan tertentu (Ibnu Faizal, www.terangi.or.id)

Adanya JTB membantu menjaga kestabilan kelestarian sumber daya ikan di laut. Sehingga jumlah tangkapan yang dihasil oleh nelayan setiap harinya selalu stabil.

1.3 Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk menuju suatu lokasi, tingkat aksesibilitas diukur berdasarkan waktu dan jarak yang ditempuh oleh wisatawan menuju obyek wisata (Nyoman S. Pendit, 2006:21).

Spillane dalam Aep (2005:12) mengemukakan

Aksesibilitas merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tujuan wisata tertentu, dapat lebih mudah atau lebih sulit untuk menjangkaunya. Aksesibilitas dapat diukur dengan parameter seperti kondisi jalan, kemiringan jalan, jaringan transportasi, frekuensi kendaraan, waktu tempuh, jarak tempuh, tingkat kemudahan menuju lokasi obyek, biaya yang dikeluarkan menuju obyek wisata.

(37)

20

untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesibilitas adalah transportasi, maksudnya adalah frekuensi penggunanya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.

Transportasi yang berkaitan erat dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.

Berdasarkan di atas, aksesibilitas merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Suatu obyek wisata banyak dikunjungi wisatawan jika aksesibilitasnya mudah dijangkau. Namun sebaliknya, obyek wisata akan sepi wisatawan jika aksesibilitasnya sulit untuk dijangkau.

1.3.1 Jarak tempuh

Jarak biasanya dikaitkan dengan jauh atau dekatnya suatu tempat. Menurut Sumadi (2003:43)

Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sekalipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok (air, tanah subur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang. Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan.

(38)

21

dikeluarkan. Semakin jauh suatu tempat, waktu yang diperlukan pun akan semakin lama dan biaya yang dikeluarkan semakin banyak. Begitu juga sebaliknya semakin dekat suatu tempat, waktu yang diperlukan pun semakin cepat dan biaya yang dikeluarkan semakin sedikit.

1.3.2 Waktu tempuh

Waktu tempuh berhubungan erat dengan lama tidaknya wisatawan menuju suatu obyek wisata. Di era teknologi canggih sekarang ini waktu tidak menjadi persoalan untuk mengunjungi suatu obyek wisata. Menurut Nyoman (2006:21),

Yang perlu diperhatikan dari mereka yang berkompeten dalam usaha pembanggunan industri pariwisata adalah waktu yang digunakan untuk tiba di suatu obyek wisata seperti, waktu yang dibutuhkan di pelabuhan, waktu pemeriksaan barang-barang bawaan dan dokumen-dokumen perjalanan wisata, dan waktu yang dihabiskan antara hotel/tempat penginapan menuju obyek wisata. Waktu inilah yang harus digunakan sebaik-baiknya dengan tepat, cepat dan lancar.

Dari ketepatan, kecepatan, dan kelancaran tersebut, dapat mengurangi waktu yang digunakan oleh wisatawan.

1.3.3 Kondisi jalan

(39)

22

Biasanya banyak wisatawan enggan mengunjungi suatu obyek wisata apabila kondisi jalan sulit untuk dilewati, namun sebaliknya jika kondisi jalan baik, wisatawan akan sering mengunjungi obyek wisata tersebut.

Banyak faktor yang menyebabkan kondisi jalan suatu obyek wisata kurang baik seperti banyaknya kendaraan roda empat yang melintas, faktor hujan dan panas, konstruksi jalan yang kurang benar, keadaan tanah, dan lain-lain.

1.3.4 Jaringan transportasi

Transportasi yang lancar dapat memudahkan wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata, sehingga banyak wisatawan yang berminat untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Sebaliknya, jika transportasi menuju suatu obyek wisata kurang lancar, maka banyak wisatawan enggan untuk berwisata di obyek wisata tersebut. Menurut Nursid (1988:201) menyatakan bahwa,

Adanya transportasi dan komunikasi dalam ruang, membawa pengaruh perkembangan dan perubahan fisik dan mental dalam ruang yang bersangkutan. Studi geografi aspek transportasi dan komunikasi, merupakan studi gejala dan masalah geografi yang lebih dinamis dibandingkan dengan mengkaji gejala pada lokasi tertentu. Oleh karaena itu, pengembangan dan pembangunan transportasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai prasarana dan sarana untuk mengembangkan dan memajukan daerah terpencil tersebut.

Jaringan transportasi dapat berjalan dengan lancar jika diimbangi dengan kondisi jalan yang baik dan tersedianya prasarana yang memadai.

1.3.5 Frekuensi kendaraan

(40)

23

yang terpisah, bergerak menurut kecepatan yang dikehendaki oleh pengemudinya, tanpa halangan dan berjalan tidak tergantung pada kendaraan lainnya.

Biasanya frekuensi kendaraan menuju suatu obyek wisata meningkat pada hari-hari tertentu seperti hari-hari raya agama, tahun baru, dan hari-hari libur. Pada saat hari-hari-hari-hari tersebut banyak wisatawan yang pergi untuk berwisata, dengan keadaan inilah jumlah frekuensi kendaraan yang menuju suatu obyek wisata akan meningkat, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan kemacetan.

1.3.6 Lokasi obyek wisata

Lokasi atau letak merupakan konsep utama dalam pembangunan suatu obyek wisata. Lokasi yang strategis memungkinkan banyaknya jumlah wisatawan yang akan berkunjung.

Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. a. Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Perbedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).

b. Lokasi Relatif

Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya (Zamroni, 2014:3).

Dengan demikian lokasi suatu obyek wisata dapat dilihat dari segi lokasi absolut yang dinyatakan dalam angka, dan lokasi relatif yang berdasarkan persepsi wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

(41)

24

ciri khusus ilmu pengetahuan geografi, serta merupakan jawaban atas pertanyaan, dimana?.

1.3.7 Biaya yang dikeluarkan

Biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan oleh wisatawan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Menurut Nyoman (2006:25),

Di tempat atau negara mana harga-harga barang atau ongkos-ongkos perjalanan lebih murah dan lebih baik, sudah barang tentu mereka akan memilih berbelanja dan pergi kesana.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit dan murah biaya yang dikeluarkan untuk menuju suatu obyek wisata, maka semakin banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata tersebut.

B.Kerangka pikir

Pantai Sawmill merupakan pantai yang terdapat di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Keindahan alam di pantai ini sangat menarik seperti deburan ombak yang tidak begitu tinggi, pantai yang luas, serta pemandangan sunset di sore hari. Pantai ini juga kaya akan jenis ikan laut sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan, tidak heran jika di pantai ini terdapat tempat pelelangan ikan yang memungkinkan dapat dikembangkan menjadi obyek wisata kuliner hasil laut.

(42)

25

Sawmill tersebut diketahui dan digali maka dapat dikembangkan sebagai obyek wisata.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis menuangkannya ke dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Pengembangan Pantai Sawmill Potensi Pantai Sawmill:

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010:13), metode penelitian kuantitatif yaitu,

Metode kuantitatif disebut juga sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematik. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat menemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Berdasarkan pengertian tersebut metode kuantitatif sangat cocok dengan penelitian yang akan penulis laksanakan, karena data penelitian ini disajikan dalam bentuk angka-angka dan analisis yang dilakukan menggunakan statistik.

(44)

27

B.Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:117).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pengelola dan wisatawan. Pengelola sebanyak 15 orang dan wisatawan 50 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu sampel diambil secara random atau acak dari semua populasi (Erwan dan Dyah, 2011:41).

Sampel untuk pengelola sebanyak 3 orang dan wisatawan 22 orang, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang.

C.Variabel dan Indikator Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:60). Dalam penelitian ini variabelnya adalah potensi Pantai Sawmill di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus meliputi keindahan alam, sumber daya ikan, dan aksesibilitas.

2. Indikator Penelitian 2.1 Keindahan alam

(45)

28

terdiri dari beberapa indikator yaitu: suara ombak, kejernihan air laut, luas pantai, panorama alam baik di pagi hari maupun sore hari, kebersihan pantai, dan tinggi gelombang.

a. Suara ombak diklasifkasikan menjadi 4 yaitu, - sangat keras diberi skor 4,

- keras diberi skor 3,

- cukup keras diberi skor 2, dan - tidak keras diberi skor 1;

b. Kejernihan air diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - sangat jernih diberi skor 4,

- jernih diberi skor 3,

- cukup jernih diberi skor 2, dan - tidak jernih diberi skor 1;

c. Luas pantai diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - sangat luas diberi skor 4,

- luas diberi skor 3,

- cukup luas diberi skor 2, dan - tidak luas diberi skor 1

d. Panorama alam di pagi hari dan sore hari diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - sangat indah diberi skor 4,

- indah diberi skor 3,

(46)

29

e. Kebersihan pantai diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - sangat bersih diberi skor 4,

- bersih diberi skor 3,

- cukup bersih diberi skor 2, dan - tidak bersih diberi skor 1;

f. Tinggi gelombang diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - tidak tinggi diberi skor 4,

- cukup tinggi diberi skor 3, - tinggi diberi skor 2, dan - sangat tinggi diberi skor 1.

Dalam penelitian ini keindahan alam diklasifikasikan menjadi sangat indah, indah, cukup indah, dan kurang indah.

Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan rumus interval

K=

K= interval kelas

a = skor tertinggi, u = jumlah kelas b = skor terendah

Untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range-nya, yaitu selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah. Skor tertingggi 28 dan skor terendah 7 (lihat tabel 2 hal. 39). Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam rumus.

(47)

30

Dari perhitungan itulah didapat interval setiap kelas 5. Dengan demikian interval kelas untuk keindahan alam Pantai Sawmill adalah :

a. Keindahan alam dikatakan sangat indah apabila skor yang diperoleh >24 b. Keindahan alam dikatakan indah apabila skor yang diperoleh 19 - 24 c. Keindahan alam dikatakan cukup indah apabila skor yang diperoleh 13-18 d. Keindahan alam dikatakan kurang indah apabila skor yang diperoleh 7 – 12

2.2 Sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner

Wisata kuliner dapat diartikan sebagai suatu pencarian akan pengalaman kuliner yang unik dan selalu terkenang dengan beragam jenis, yang sering dinikmati dalam setiap perjalanan. Banyaknya sumber daya ikan menjadikan adanya tempat pelelangan ikan di Pantai Sawmill memungkinkan pantai ini dapat dijadikan obyek wisata kuliner hasil laut. Indikator untuk wisata kuliner dalam penelitian ini adalah lokasi wisata kuliner, harga ikan, kebersihan tempat, dan jumlah tangkapan ikan.

a. Lokasi diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sangat strategis diberi skor 4,

- Strategis diberi skor 3,

- Cukup strategis diberi skor 2, dan - Tidak strategis diberi skor 1,

b. Harga ikan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sangat murah diberi skor 4,

(48)

31

c. Kebersihan tempat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sangat bersih diberi skor 4,

- Bersih diberi skor 3,

- Cukup bersih diberi skor 2, dan - Tidak bersih diberi skor 1;

d. Berdasarkan persepsi nelayan setempat jumlah tangkapan ikan setiap hari diklasifikasikan menjadi 4 yaitu,

- Sangat banyak (>4 kwintal/hari) diberi skor 4, - Banyak diberi (3-4 kwintal/hari) skor 3, - Sedikit (2-3 kwintal/hari) diberi skor 2, dan - Sangat sedikit (< 2 kwintal/hari) diberi skor 1.

Dalam penelitian ini wisata kuliner diklasifikasikan menjadi berpotensi, cukup berpotensi, dan kurang berpotensi.

Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan rumus interval

K=

K= interval kelas a = skor tertinggi b = skor terendah u = jumlah kelas

(49)

32

K= = 5

Dari perhitungan itulah didapat interval setiap kelas 5. Dengan demikian interval kelasnya sebagai berikut:

a. Tempat pelelangan ikan berpotensi sebagai obyek wisata kuliner jika skor yang diperoleh >16

b. Tempat pelelangan ikan cukup berpotensi sebagai obyek wisata kuliner jika skor yang diperoleh 11 - 16

c. Tempat pelelangan ikan kurang berpotensi sebagai obyek wisata kuliner jika skor yang diperoleh 5 – 10

2.3 Aksesibilitas

Aksesibilitas atau tingkat keterjangkauan merupakan kemampuan untuk mencapai suatu tempat atau daerah obyek wisata. Aksesibilitas ini dapat diukur dengan beberapa indikator diantaranya: kondisi jalan, jaringan transportasi, frekuensi kendaraan, waktu tempuh, jarak tempuh, biaya yang dikeluarkan menuju obyek wisata.

a. Kondisi jalan dikalsifikasikan menjadi 4 yaitu,

- Jalan aspal dengan kondisi sangat baik diberi skor 4, - Jalan aspal dengan kondisi baik diberi skor 3, - Jalan aspal sedikit berlubang diberi skor 2, dan - Jalan tanah diberi skor 1;

b. Jaringan transportasi diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sangat lancar diberi skor 4,

(50)

33

- Cukup lancar diberi skor 2, dan - Tidak lancar diberi skor 1;

c. Frekuensi kendaraan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sangat banyak (>12 kali/hari) diberi skor 4,

- Banyak (8-11 kali/hari) diberi skor 3,

- Cukup banyak (4-7 kali/hari) diberi skor 2, dan - Sedikit (1-3 kali/hari) diberi skor 1;

d. Jarak tempuh diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - < 5 km (sangat dekat) diberi skor 4,

- 5 – 10 km (dekat) diberi skor 3, - 10 – 20 km (jauh) diberi skor 2, dan - > 20 km (sangat jauh) diberi skor 1;

e. Waktu tempuh diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - < ½ jam (sangat cepat) diberi skor 4,

- ½ - 1 jam (cepat) diberi skor 3, - 1 – 2 jam (lama) diberi skor 2, dan - > 2 jam (sangat lama) diberi skor 1;

f. Lokasi obyek wisata diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Lokasi di tepi jalan arteri diberi skor 4,

(51)

34

g. Biaya yang dikeluarkan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu, - Sedikit diberi skor 4,

- Cukup banyak diberi skor 3, - Banyak diberi skor 2, dan - Sangat banyak diberi skor 1.

Dalam penelitian ini aksesibilitas diklasifikasikan menjadi sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit.

Untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range-nya, yaitu selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah. Skor tertingggi 32 dan skor terendah 8 (lihat tabel 4 hal. 43). Kemudian skor tersebut dimasukan ke dalam rumus.

K= = 6

Dari perhitungan itulah didapat interval setiap kelas 6. Dengan demikian interval kelas untuk aksesibilitas Pantai Sawmill adalah :

a. Aksesibilitas sangat mudah jika skor yang diperoleh > 28 b. Aksesibilitas mudah jika skor yang diperoleh 22 - 28 c. Aksesibilitas sulit jika skor yang diperoleh 15 - 21 d. Aksesibilitas sangat sulit jika skor yang diperoleh 8 - 14

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(52)

35

Observasi adalah salah satu teknik yang sering dijumpai dalam penelitian. Observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari pancaindranya yaitu, penglihatan. Sutrisno hadi dalam Sugiyono (2010:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data primer tentang Pantai Sawmill. Hal ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lapangan atau lokasi penelitian untuk mendapatkan data mengenai potensi obyek wisata. Alat yang digunakan dalam observasi ini yaitu alat untuk pemotretan potensi wisata Pantai Sawmill dan alat tulis untuk mencatat data-data yang diperlukan.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-masing anggota sampel atau responden (Hamid Darmadi, 2011:158).

(53)

36

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Hamid Darmadi, 2011:266). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai monografi desa, peta, serta data-data dokumentasi lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini, yang bisa didapatkan baik dari pengelola obyek wisata atau dari Kepala Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

E.Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dengan melakukan proses mengatur, mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan lapangan, baik melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan teknik scoring. Adapun skoring yang dilakukan dengan menggunakan rumus model struges, dengan tahapan sebagai berikut,

1. Penilaian terhadap parameter dari variabel penelitian

2. Scoring yaitu, memberikan nilai relatif skor 1 sampai 4 untuk beberapa dari variabel

3. Menjumlahkan skor ideal total pada setiap penelitian parameter dari variabel penelitian

4. Total skor dari jumlah parameter dari variabel yang diukur untuk menentukan klasifikasi dalam empat kelas.

Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan rumus

(54)

37

Keterangan

K : interval kelas b : total skor terendah a : total skor tertinggi u : jumlah kelas

5. Setelah data-data diperoleh dan dikelompokkan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, maka dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor rata-rata =

Tabel 2. Skor untuk menilai variabel potensi daya tarik obyek wisata Pantai Sawmill sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

Variabel Indikator Kriteria/pendapat Skor

(55)

38

Untuk menentukan klasifikasinya dapat dilakukan dengan menggunakan teknik skoring dengan menggunakan rumus model struge maka diperoleh interval kelas sebagai berikut

K= = 5

Dengan demikian dapat diperoleh interval kelas untuk mengukur keindahan alam Pantai Sawmill dikategorikan menjadi 4 kriteria penilaian yaitu, sangat indah, indah, cukup indah, dan kurang indah. Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi 28 dan skor terendah 7, dengan demikian interval untuk keindahan alam Pantai Sawmill adalah sebagai berikut

a. Keindahan alam dikatakan sangat indah apabila skor yang diperoleh >24 b. Keindahan alam dikatakan indah apabila skor yang diperoleh 19 - 24

(56)

39

Tabel 3. Skor untuk menilai variabel sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner di Pantai Sawmill Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

Variabel Indikator Kriteria/pendapat Skor

Sumber daya - Sedikit (2-3 kwintal/hari) 2 - Sangat sedikit

(<2 kwintal/hari)

1

Jumlah Skor tertinggi = 20

Skor terendah = 5

(57)

40

K= = 5

Dengan demikian diperoleh jumlah interval kelas untuk mengukur variabel wisata kuliner dikategorikan menjadi 3 kriteria penilaian yaitu berpotensi, cukup berpotensi, dan kurang berpotensi. Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi dan skor terendah. Skor tertingginya adalah 20 dan skor terendahnya adalah 5, dengan demikian interval kelasnya sebagai berikut

a. Tempat pelelangan ikan berpotensi sebagai obyek wisata kuliner jika skor yang diperoleh >16

b. Tempat pelelangan ikan cukup berpotensi sebagai obyek wisata kuliner jika skor yang diperoleh 11 - 16

(58)

41

Tabel 4. Skor untuk menilai variabel aksesibilitas menuju Pantai Sawmill di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

Variabel Indikator Kriteria/pendapat Skor

Aksesibilitas a. Jarak tempuh - >20 km (sangat jauh) 1

- 10 - 20 km (jauh) 2

- Jalan aspal sedikit berlubang 2

- Jalan aspal kondisi baik 3

- Jalan aspal kondisi sangat baik 4

d. Jaringan

- Sangat banyak (>12 kali/hari) 4

f. Lokasi objek wisata

- Lokasi jauh/terpencil 1

(59)

42

Jumlah Skor tertinggi= 32 Skor terendah= 8

Untuk mengukur aksesibilitas suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik skoring dengan menggunakan rumus model Struge maka diperoleh interval kelas sebagai berikut

K= = 6

Dengan demikian diperoleh jumlah interval kelas untuk mengukur aksesibilitas dikategorikan menjadi 4 kriteria penilaian yaitu sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit. Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui terlebih dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi 32 dan skor terendah 8. Dengan demikian interval aksesibilitasnya sebagai berikut

a. Aksesibilitas sangat mudah jika skor yang diperoleh > 28 b. Aksesibilitas mudah jika skor yang diperoleh 22 - 28 c. Aksesibilitas sulit jika skor yang diperoleh 15 - 21 d. Aksesibilitas sangat sulit jika skor yang diperoleh 8 - 14

(60)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab 4 dapat disimpulkan bahwa

 Pantai Sawmill memiliki cukup potensi untuk dijadikan obyek wisata, hal ini

dilihat dari keindahan alam di Pantai Sawmill yang tergolong cukup indah. Cukup indahnya keindahan alam di Pantai Sawmill dilihat dari kejernihan airnya yang cukup jernih, luas pantai yang cukup luas, indahnya panorama alam di pagi hari maupun sore hari, serta kebersihan pantainya yang cukup bersih.

 Tempat pelelangan ikan yang ada di Pantai Sawmill memiliki cukup potensi

jika dijadikan obyak wisata kuliner hasil laut. Hal ini dilihat dari harga ikan yang murah dan jumlah tangkapan ikan yang banyak serta lokasi yang cukup strategis dikarenakan banyaknya sumber daya ikan.

 Aksesibilitas yang ada belum mendukung potensi tersebut. Hal ini

(61)

75

B.Saran

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan saran penulis adalah sebagai berikut

1. Perlu adanya perbaikan jalan menuju Pantai Sawmill agar dapat memudahkan wisatawan untuk datang menuju Pantai Sawmill

(62)

DAFTAR PUSTAKA

_______.2012.Ombak.http://id.shvoong.com.diakses tanggal 03 April 2014 pukul 06:28 WIB

_______.Tinjauan Teoritis Kepariwisataan.www.digilib.petra.ac.id.diakses tanggal 26 Oktober 2013 pukul 13:07 WIB

________.Pengertian Ikan Pelagis.http://wiki.selayar online.com.diakses tanggal 12 April 2014 pukul 05:59 WIB

________.Pengertian Ikan Demersal.http://nautika-perikanan-laut.blogspot.com. diakses tanggal 12 April 2014 pukul 06:08 WIB

________.2012.Profil Pekon Karang Anyar Tahun 2012

Aep.2005.Deskripsi Pantai Bagedur Desa Sukamanah Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2004.Skripsi.Bandar Lampung: Universitas Lampung

Aidia.2012.Education Pengertian Atau Definisi Hidrologi. http://kuliahitukeren. blogspot.com.diakses tanggal 4 Juli 2014 pukul 08:58 WIB

Endhika.2012.Pengertian Keindahan Alam.http://aneka-alam.blogspot.com.diakses tanggal 26 Oktober 2013 pukul 14:56 WIB

Erwan dan Dyah.2011.Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.Yogyakarta:Gava Media

Hamid Darmadi.2011.Metode PenelitianPendidikan.Bandung: Alfabeta

(63)

Hurip P. dan Lilik S.2008.Kajian Perarian Pulau Kelapa Untuk Budidaya Rumput Laut. http://www.ut.ac.id.diakses tanggal 12 April 2014 pukul 05:39 WIB Ibnu Faizal.2012.Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB).www.terangi.or.id.

diakses tanggal 11 Mei 2014 pukul 06:22 WIB

Made Bayu.2012.Pengertian Potensi Wisata.http://madebayu.blogspot.com.diakses tanggal 17 Juli 2013 pukul 18:46 WIB

Nursid Sumaatmadja.1988.Study Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.Bandung:Alumni

Nyoman S. Pendit.2006.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:PT Pradnya Paramita

Oka A.Yoeti.1996.Pengantar IlmuPariwisata.Bandung: Angkasa Ramaini.1992.Geografi Pariwisata.Jakarta: Gramedia

Restu Prapsilo. 2013..Skripsi.Bandar Lampung:Universitas Lampung

Syarif Hidayatullah.2013.Faktor Kebersihan Pantai Dan Salinitas Air Laut. http://m.jpnn.com.diakses tanggal 12 April 2014 pukul 05:58 WIB

Subarjo.2006.buku ajar meteorologi dan klimatologi.Bandar Lampung:Universitas Lampung

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D).Bandung: Alfabeta

Suharyono dan Moch.Amien.1994.Pengantar Filsafat Geografi.Rineka Cipta

Sujali.1989.Bahan Ajar Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Sumadi.2003.Bahan Ajar Filsafat Geografi.Bandar Lampung:Universitas Lampung Suryo Sakti Hadiwijoyo.2012.Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis

Masyarakat (Sebuah Pendekatan Konsep).Yogyakarta: Graha Ilmu

Yudhicara.2008. Kaitan antara karakteristik pantai Provinsi Sumatera Barat dengan potensi kerawanan tsunami.http://Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juni 2008.diakses tanggal 12 April 2014 pukul 04:57 WIB

Gambar

Tabel 1. Fasilitas di Pantai Sawmill
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Tabel 2.  Skor untuk menilai variabel potensi daya tarik obyek wisata Pantai Sawmill sebagai obyek wisata di Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus
Tabel 3. Skor untuk menilai variabel sumber daya ikan sebagai potensi wisata kuliner di Pantai Sawmill Pekon Karang Anyar Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pentas seni di SD N Badran dilaksanakan 2 tahun sekali. Nilai- nilai karakter yang dapat ditanamkan melalui pentas seni adalah nilai toleransi/ saling

• Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada

Sebagai saran, bagi konselor atau guru BK di sekolah untuk memahami format kegiatan pendukung Home Visit dengan baik sehingga dapat memaksimalkan kegiatan Home Visit untuk

Selain itu, sampah dapat pula menyebabkan perairan menjadi tercemar, badan-badan air warnaya hitam dan berbau busuk serta dapat menyebabkan banjir yang dapat mengancam

Encik Mustaza Ahmad Pengarah Pusat Sukan Encik Mohd Fisol Hj.Saud. Timbalan Pengarah Pusat Sukan

Pemasangan Dinding Bata Ringan Tebal 10 cm dengan Mortar Siap Pakai... (3x20)cm Kayu klas I

Guna mencari solusi yang menyangkut penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran Matematika khususnya tentang Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan

Nilai probabilitas hasil analisis ragam pengaruh varietas dan pemupukan terhadap jumlah polong isi, jumlah dan bobot biji, serta bobot 100 biji tanaman kacang hijau pada tanah