• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) PROVINSI LAMPUNG (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) PROVINSI LAMPUNG (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

RED CROSS SERVICE QUALITY INDONESIA (PMI) Lampung Province (Study on Blood Donor Unit Branch Lampung Province

By Hesti Agustina

The importance of the availability of blood at the UDD-PMI requires PMI to maintain the quantity and quality of blood available to meet the need for blood transfusions. However hard the availability of blood at the UDD-PMI is because there are still many people who do not understand the importance of blood donation, it is seen from the number of people who have difficulty looking for blood. Therefore people who are looking for the blood supply in the UDD-PMI is very difficult and requires a long time. This statement is derived from the people who have difficulty looking for blood.

The purpose of this study was to obtain an overview and analysis of the quality of services PMI Lampung Province in Pembina Branch UDD Lampung Province in improving the quality of services and constraints inhibiting implementation of services in the UDD-PMI Lampung Province. This type of research is descriptive research type with qualitative approach. While data collection techniques done with the interview, documentation and observation.

The conclusion from this research is that the quality of service in the UDD Branch PMI Lampung Province is not maximized and the need to reform. This can be seen from the number of obstacles that occur in the implementation of the provision of services in the UDD-Pembina PMI Lampung Province. For that we need for dissemination to the public of the meaning of a blood donor.

In this research found problems in service delivery UDD-PMI branch builder Lampung province is divided into internal and external constraints. Among the issues the length of time the blood demand, the number of employees, lack of understanding of the website, at least the number of voluntary donors.

(2)

KUALITAS PELAYANAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) PROVINSI LAMPUNG (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung)

Oleh

Hesti Agustina

Pentingnya ketersedian akan darah di UDD-PMI mengharuskan PMI untuk selalu menjaga jumlah dan kualitas dari darah yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan transfusi darah. Namun sulitnya ketersediaan darah pada UDD-PMI disebabkan karena masih banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya arti donor darah, hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang kesulitan mencari darah. Maka dari itu masyarakat yang mencari pasokan darah di UDD-PMI ini sangat kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pernyataan ini didapat dari masyarakat yang kesulitan mencari darah.

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran dan menganalisis tentang tentang Kualitas pelayanan PMI Provinsi Lampung di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kendala-kendala penghambat pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang Provinsi Lampung. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskritif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kualitas pelayanan PMI di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung belum maksimal dan perlu dilakukan pembenahan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kendala yang terjadi dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung. Untuk itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai arti donor darah.

Dalam penelitian ini ditemukan kendala dalam pelaksanaan pelayanan UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung yang terbagi menjadi kendala internal dan eksternal. Diantaranya masalah lama waktu permintaan darah, jumlah pegawai, kurangnya pemahaman website, sedikitnya jumlah pendonor sukarela.

(3)

Provinsi Lampung)

Oleh Hesti Agustina

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Provinsi Lampung)

(Skripsi)

Oleh Hesti Agustina

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Bagan Halaman

1. Kerangka Pikir ... 29

2. Analisis Data Model Interaktif... 39

3. Pelayanan donor darah dan Permintaan darah ... 65

4. Petugas Pelayanan Pelayanan donor darah ... 71

5. Lokasi Pelayanan di UDD-PMI ... 76

6. Prosedur donor darah ... 82

7. Syarat-syarat Calon Pendonor... 83

8. Prosedur Permintaan darah ... 84

9. Peralatan Pengambilan darah ... 92

10. Peralatan Pengelolaan darah ... 92

(6)

Halaman

2. Pengertian Pelayanan Publik ... 10

3. Prinsip Pelayanan Publik... 14

4. Faktor Pendukung Pelayanan ... 15

5. Kualitas Pelayanan Publik... 17

6. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik ... 22

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung) 1. Pelayanan donor darah dan Permintaan darah ... 26

2. Kerangka Pikir ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ... 30

B. Fokus Penelitian ... 31

C. Lokasi Penelitian ... 33

D. Jenis dan Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 37

(7)

Gambaran Umum UDD-PMI Pembina Provinsi Lampung A. Profil PMI Provinsi Lampung

1. Sejarah Singkat PMI ... 43

2. Tugas Pokok PMI... 44

3. Visi dan Misi PMI... 47

B. Profil UDD-PMI Pembina Provinsi Lampung 1. Sejarah UDD-PMI Provinsi Lampung ... 47

2. Status dan Kedudukan UDD-PMI... 48

3. Tugas dan Fungsi UDD-PMI ... 49

4. Visi dan Misi UDD-PMI... 50

5. Motto dan Maklumat Pegawai UDD-PMI ... 50

6. Struktur Organisasi UDD-PMI ... 51

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas Pelayanan PMI di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung 1. Reliability... 61

(8)

Tabel Halaman

1. Dokumen UDD-PMI... 35

2. Masa Bakti Kepengurusan PMI ... 44

3. Jumlah Pegawai UDD ... 72

4. Jadwal petugas UDD-PMI ... 72

5. Biaya Pengganti Pengelolaan Darah ... 88

(9)
(10)
(11)
(12)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak

putus-putusnya dipukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh,

bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu

(Marcus Aurelius)

Punggung pisau bila terus-menerus diasah akan jadi tajam

(Anonim)

Jangan takut akan kritikan karena kritikan adalah pondasi awal

dari perbaikan

(13)

Dengan mengucap rasa syukur kepada ALLAH SWT

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Bapak dan mamak Ku tercinta, terima

kasih yang selama ini memberikan cinta,

kasih sayang, kesabaran, dan do a yang

selalu dipanjatkan tanpa henti untuk

kesuksesanku

.

Keluarga besar yang selalu memberikan do a dan dukungan kepadaku

Para pendidik dan Almamater Universitas Lampung Yang selalu memberikan bekal ilmu dan pesan moral untuk

(14)

Penulis bernama lengkap Hesti Agustina, lahir di Belitang, OKU Timur pada tanggal 22 Agustus 1993. Penulis merupakan anak terakhir dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sagi dan Ibu Sainah. Pendidikan formal yang telah ditempuh yakni pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Karang Sari di selesaikan tahun 2005,

pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Belitang Madang Raya diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Xaverius 1 Belitang diselesaikan tahun 2011.

(15)

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Kualitas Pelayanan Palang Merah (PMI) Provinsi Lampung (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung) dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Pembimbing Akademik dan selaku dosen pembahas. Terimakasih untuk segala kritik dan saran yang diberikan, serta waktu untuk konsultasi agar skripsi ini dapat terlihat lebih baik.

3. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si., selaku dosen pembimbing utama penulis. Terimakasih untuk ilmu, waktu, nasehat dan bimbingannya yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(16)

segala ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah penulis peroleh pada saat perkuliahan dapat menjadi bekal berharga dan bermanfaat dalam kehidupan penulis ke depannya.

5. Ibu Nur’aini sebagai Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu memberikan pelayanan bagi penulis berkaitan dengan administrasi dalam penyusunan skripsi.

6. Pihak Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung Ibu Sri Berdikarina (selaku Kepala Sub Kepegawaian) dan Bapak Joni Herlambang selaku Humas, yang telah memberikan izin penelitian serta bersedia memberikan banyak data dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta masyarakat pendonor dan permintaan darah di Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung sudah menyempatkan waktu untuk wawancara.

7. Kedua orang tuaku Bapak Sagi dan Ibu Sainah, terima kasih atas segala kesabaran, dukungan, nasehat, perjuangan dan do’a yang tiada henti dalam proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kasih sayang kepada penulis sejak lahir hingga saat ini dan seterusnya, semoga Bapak dan Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin..

8. Mamas dan ayuk-ayuk aku tersayang terimakasih atas segala bantuan, semangat, do’a, dan dukungan yang sangat besar hingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebahagiaan selalu dilimpahkan untuk kita.. 9. Sahabat dan tim turlap saya Ria Eridanita, Seza Kharlina dan Cindy Celia

(17)

Kristi, Tiwi, Vike, Okta, Ninda, Leli, Kiyo, Yana, Intan, Danisa, Rinanda, Faiz, Ciko, Coco, dan Fredi. terima kasih untuk semua bantuannya yaa.. Semoga semua kebaikannya dibales dengan hal yang jauh lebih baik sama Allah. Aamiin..

11. Terima kasih untuk seluruh keluarga besar Ane 2011 (ANTIMAPIA), yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

12. Teman-teman KKN 2014 Desa Pulau Pasaran, Teluk Betung: Miranda, Ratu Ismaya, Mba Marta, Ajeng, Irfan, Lamando, Egi, Bang Fariz, Dhaniko, Irkham, Erick, Rina, Angga, Mba Aga, dan Egi.

13. Terima kasih untuk teman-teman kost Putri Ayu Mba Fiema, Mba Epoy, mba Rika, Nyimas, Endang, Lia, Yopi. Semoga kita semua sukses dan menjadi kebanggaan bagi semua. Amin.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 Desember 2015 Penulis

(18)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia begitu juga dalam hal penggolongan darah manusia dimana terdapat 4 (empat) golongan darah manusia yang umum dikenal, dan merupakan penggolongan darah yang penting yaitu golongan darah A B, AB, O, dalam proses fianfusi atau penentuan darah dari satu orang ke orang lain, pengenalan golongan darah harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Manusia sebagai mahluk sosial yang peduli dengan sesama, maka dari itu kebutuhan akan darah merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi dan begitu pula dengan permintaan kebutuhan akan darah yang semakin tinggi. Pentingnya kepedulian masyarakat untuk menjadi pendonor yang sukarela maka akan meningkatkan stok persediaan di Unit Donor Darah dengan membantu menyelamatkan nyawa seseorang sehingga mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

(19)

masyarakat. Upaya untuk memenuhi ketersediaan darah untuk kebutuhan pelayanan kesehatan selama ini telah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui Unit Donor Darah (UDD) yang tersebar disuluruh Indonesia berdasarkan penugasan oleh Pemerintah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980 tentang transfusi darah.

Pelayanan publik dalam penelitian ini adalah pelayanan dibidang kesehatan, pelayanan dibidang kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan individu-individu dalam masyarakat dengan memberikan otoritas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 pasal 1 tentang pelayanan darah yang menyatakan bahwa upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial, kemudian dipertegas dengan PERMENKES (Peraturan Menteri Kesehatan) Nomor 83 tahun 2014 tentang pelayanan transfusi darah.

(20)

kesehatan adanya Unit Donor Darah (UDD PMI) yang menyediakan pelayanan darah.

UDD-PMI melayani masyarakat yang ingin menyumbangkan darahnya dan permintaan darah. Masyarakat yang ingin menyumbangkan darahnya disebut pendonor, dan kegiatan ini disebut pelayanan pendonoran darah. Tujuan dari pelayanan pendonoran PMI ini untuk menjaga persediaan darah di UDD-PMI, sehingga pasokan darah akan selalu ada dan siap digunakan bagi yang membutuhkan darah.

Sulitnya ketersediaan darah pada UDD-PMI disebabkan karena masih banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya arti donor darah, oleh karena itu agar masyarakat memahami pentingnya donor darah, maka dalam hal ini UDD-PMI bertugas untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui penyuluhan ataupun kegiatan seminar-seminar dengan tujuan mensosialisasikan mengenai pentingnya donor darah, selain itu PMI melalui UDD juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai prosedur dan tata cara mulai dari pengambilan darah pada saat donor darah sampai dengan darah ditransfusikan kepada yang membutuhkan, agar masyarakat dapat memberikan kepercayaan kepada PMI untuk mendonorkan darahnya.

(21)

waktu yang cukup lama. Pernyataan ini didapat dari masyarakat yang kesulitan mencari darah.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat di lapangan, masyarakat yang membutuhkan darah kesulitan untuk mendapatkan darah. Seperti halnya saudara Bahrul yang ditemui dilapangan untuk mendapatkan darah membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan darah itu harus cepat didapatkan. Permasalahan berikutnya yaitu PMI Kota Bandar Lampung bersama Unit Transfusi Darah Pembina Cabang Provinsi Lampung sudah menggelar aksi donor darah namun tidak sesuai dengan target. Buktinya, pada kegiatan berlangsung di bundaran Tugu Adipura, Enggal, Bandar Lampung, itu hanya mampu mengumpulkan 24 kantung darah dari target 50 kantung darah. (www.duajurai.go.id diakses 26 Desember 2014).

(22)

yang ada di PMI, kebutuhan akan darah yang dibutuhkan tidak tersedia maka resiko yang akan terjadi adalah kehilangan nyawa bagi pasien yang membutuhkan, oleh sebab itu ketersediaan akan darah ini merupakan hal yang mutlak bagi UDD-PMI.

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam penyelenggara pelayanan publik, aparatur pemerintah bertanggung jawab memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat.

(23)

oleh pemerintah sangatlah penting sebab, pemerintah merupakan tumpuan pelayanan warga negara dalam memperoleh jaminan atas hak-haknya. Ini artinya, pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan harapan masyarakat untuk memperoleh haknya sebagai warga negara.

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, bahwa kualitas pelayanan di UDD-PMI merupakan penyelenggara pelayanan transfusi darah yang selalu menjaga kualitas darah, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah “Bagaimana Kualitas Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Lampung di Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung?”

C. Tujuan Penelitian

(25)

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari laporan penelitian ini adalah:

1. Manfaat dari kegiatan penelitian yang dilakukakan secara teoritis, hasil penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pemikiran dan konsep dalam Ilmu Administrasi Negara, khususnya pada dimensi Manajemen Pelayanan Publik, serta sebagai referensi penelitian dengan tema atau masalah yang serupa.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan

Menurut Moenir (2010: 26), pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Menurut Gronroos dalam Ratminto & Atik (2012: 2), mengatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan pegawai atau hal-hal yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

(27)

daya atau nilai terhadap pelanggan (service is those thing wich when added to a product, increase its utility or value to the costumer).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan serangkaian kegiatan pegawai ataupun organisasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada kualitas pelayanannya. Termasuk pada pelayanan PMI pada Unit Donor Darah ini, karena pelayanan ini juga merupakan pelayanan dibidang kesehatan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan mensejahterakan masyarakatnya.

Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan sangat berkaitan erat dengan publik, publik adalah orang atau masyarakat, yang berhubungan dengan atau mempengaruhi suatu bangsa, negara, ataupun komunitas. Inu dan kawan-kawan dalam Sinambela, dkk (2011: 05), yang mendefinisikan bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap atau tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki.

(28)

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2012: 5), pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi bertanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang pelaksanaanya dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dalam melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sementara itu Dwiyanto (2011: 14), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

(29)

mengatakan bahwa pelayanan publik adalah suatu upaya membantu atau memberi manfaat kepada publik melalui penyediaan barang dan atau jasa yang diperlukan oleh mereka. Kemudian Thoha dalam Sedarmayanti (2009: 243), mengatakan bahwa pelayanan masyarakat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberi bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas, penulis dalam penelitian ini mengambil suatu kesimpulan dari konsep pelayanan publik yaitu pelayanan publik merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat baik bersifat barang ataupun jasa sesuai dengan aturan pokok ataupun tata cara yang berlaku.

Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Ratminto & Atik (2012: 20-21), mengelompokan 3 jenis pelayanan dari instansi pemerintahan serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan jenis pelayanan tersebut didasarkan atas ciri dan sifat kegiatan serta produk yang dihasilkan, yaitu:

a) Jenis Pelayanan Administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumen dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain.

(30)

(sebagai unit atau individual) dalam suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih, dan pelayanan telepon.

c) Jenis Pelayanan Jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarananya serta penunjangnya. Pengoprasiannya berdasarkan suatu sistem pengoprasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan angkatan darat, laut dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan pemadam kebakaran.

(31)

Pelayanan publik tidak lagi ditentukan dengan hanya melihat lembaga penyelenggaraannya, yaitu pemerintah atau swasta. Pelayanan publik tidak lagi tepat untuk dipahami sebagai pelayanan dari pemerintah, begitupun juga dengan pelayanan swasta yang tidak dapat dipahami hanya sebagai pelayanan yang diberikan oleh pelayanan yang diberikan oleh lembaga non-pemerintah.

2. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Dalam pelaksanaan pelayanan publik terdapat prinsip-prinsip pokok yang harus dimiliki oleh birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam Duadji (2013: 79), prinsip-prinsip pokok dalam pemberian pelayanan publik atau masyarakat yaitu:

a) Prinsip Aksessibilitas, yaitu bahwa pada hakekatnya setiap jenis pelayanan harus terjangkau oleh setiap pengguna pelayanan. Tempat, jarak, dan sistem pelayanan harus sedapat mungkin dekat dan mudah dijangkau atau diakses oleh pengguna pelayanan.

b) Prinsip kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat dengen kepastian dan penjelasan tertentu yang berlaku bagi proses pelayanan.

c) Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan pada akhirnya harus dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan keuntungan bagi pemerintah maupun bagi masyarakat secara luas.

(32)

pemerintah itu pada hakekatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya .

Prinsip-prinsip yang ada pada pelaksanan pelayanan publik tersebut digunakan sebagai prinsip bagi birokrasi selaku penyelenggara pelayanan publik. Dalam menyelenggarakan pelayanan publik birokrasi prinsip-prinsip tersebut secara keseluruhan memiliki tujuan untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat dalam proses pelayanan publik dengan kualitas pelayanan yang baik.

3. Faktor-faktor Pendukung Pelayanan Publik

Terdapat enam faktor yang mendukung terlaksananya pelayanan publik yang baik dan memuaskan (Moenir, 2010: 88-119) antara lain :

1) Faktor Kesadaran

Suatu proses berpikir melalui metode renungan, pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian.

2) Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan. Pertimbangan pertama manusia sebagai subyek aturan ditujukan kepada hal-hal yang penting, yaitu :

a. Kewenangan

(33)

c. Kemampuan bahasa

d. Pemahaman oleh pelaksana e. Disiplin dalam pelaksanaan 3) Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada umumnya tetapi ada sedikit perbedaan dalam penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak multi kompleks.

4) Faktor Pendapatan

Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan/atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan/organisasi, baik dalam bentuk uang, natura maupun fasilitas, dalam jangka waktu tertentu. 5) Faktor Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kata jadian kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan yang ditujuka pada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan-ketentuan yang ada.

6) Faktor Sarana Pelayanan

(34)

orang-orang yang sedang berhungan dengan organisasi kerja itu. Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain :

a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

b. Meningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa. c. Kualitas produk yang yang lebih baik atau terjamin. d. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.

e. Lebih mudah atau sederhana dalam gerak para pelakunya.

f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. g. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan

sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.

Upaya meningkatkan produktivitas kerja dan mutu pelayanan yang diberikan suatu anggota pemerintah maupun swasta kepada masyarakat atau kliennya harus pula dikaitkan dengan pengetahuan dan keterampilan para anggota tersebut. Artinya rendahnya produktivitas kerja dan mutu pelayanan yang diberikan seorang pegawai tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan dan perilaku yang disfungsional akan tetapi sangat mungkin karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan tugas yang dipegang olehnya.

4. Kualitas Pelayanan Publik

(35)

yang merupakan indikator yang harus dirancang berarti kualitas secara tidak langsung merupakan hasil rancangan yang tidak tertutup kemungkinan untuk diperbaiki atau ditingkatkan.

Kualitas pelayanan publik menurut Pasolong (2008: 210), sebagai berikut:

“Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti relatif karena bersifat abstrak, kualitas dapat digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau spesifikasinya. Bila persyaratan atau spesifikasi itu terpenuhi berarti kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat dikatakan dengan baik, sebaliknya jika persyaratan tidak terpenuhi maka dapat dikatakan tidak baik. Dengan demikian untuk menentukan kualitas pelayananan diperlukan indikator.”

Menurut Goetch dan Davis dalam Ariani (2003: 8), kualitas merupakan kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi dengan apa yang diharapkan. Sementara itu, Lovelock dalam Duadji (2013: 33), mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai:

“Penyesuaian terhadap perincian-perincian (conformance to specification) dimana kualitas ini dipandang sebagai derajat keunggualan yang ingin dicapai, dilakukan kontrol terus menerus dalam mencapai keunggulan tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna jasa”.

(36)

Zauhar, Prasojo, dkk dalam Afrizal (2009: 88) mengungkapkan bahwa, penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas oleh pemerintah sangatlah penting sebab, pemerintah merupakan tumpuan pelayanan warga negara dalam memperoleh jaminan atas hak-haknya. Ini artinya, pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan harapan masyarakat untuk memperoleh haknya sebagai warga negara

Feigenbaum dalam Nasution (2004: 41), mengatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (fuul custumer satisfaction). Suatu produk yang berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Kemudian Garvin dan Davis dalam Nasution (2004: 41), menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan suatu produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Sinambela dalam Pasolong (2008: 211), mengatakan bahwa kualitas pelayanan prima tercermin dari:

a) Transparansi yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b) Akuntabilitas yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(37)

d) Partisipatif yaitu pelayan yang dapat mendorong peran masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e) Kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agam, golongan, status sosial. f) Keseimbangan hak dan kewajiban yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56), mengidentifikasi 10 faktor utama yang menentukan kualitas jasa yaitu:

a) Reliabylity, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kinerja dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu, berarti perusahaan tersebut memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal.

b) Responsivenes, yaitu kemauan atau persiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

c) Competence, setiap orang dalam perusahaan memiliki ketrampilan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.

d) Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui, hal ini berarti lokasi, fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi dan lain-lain. e) Courtesy, meliputi sikap sopan sntun, respek, perhatian dan keramahan

(38)

f) Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat dipahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

g) Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.

h) Security, yaitu aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial dan kerahasiaan. i) Understanding/knowing the consumer, yaitu usaha untuk memahami

kebutuha pelanggan.

j) Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa.

Crosby, Lethimen, dkk dalam Waluyo (2007: 128), mengungkapkan kualitas pelayanan adalah penyesuaian terhadap karakteristik-karakteristik dimana kualitas di anggap sebagai titik keunggulan yang akan di capai, untuk itu di lakukan pengawasan terus-menerus untuk mencapai titik keunggulan tersebut demi memenuhi kebutuhan pengguna jasa.

Sedangkan Menurut Azwar (1996: 40), kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang di terima dengan tingkat layanan yang di harapkan. Dimana mutu pelayanan yang di berikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien yakni, makin sempurna kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.

(39)

dan untuk mencapai kualitas yang maksimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat harus selalu dilakukannya kontrol/pemantauan, dan untuk melihat kualitas pelayanan diperlukannya indikator.

Suatu mutu atau kualitas disebut sangat baik jika penyedia jasa memberikan pelayanan yang melebihi harapan masyarakat atau setara dengan yang diharapkan masyrakatnya. Sedangkan mutu disebut jelek jika masyarakatnya memperoleh pelayanan yang lebih rendah dari harapannya. Persepsi dari konsumen merupakan penilaian subyektif terhadap pelayanan yang diperolehnya harapan konsumen merupakan referensi standar kinerja pelayanan, dan seringkali diformulasikan berdasarkan keyakinan konsumen tentang apa yang terjadi. Dan seiring dengan tingginya persaingan pelayanan pada saat ini, pelayanan publik dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan pelayanan yang prima.

Tuntutan masyarakat, pelayanan publik yang prima, secara umum diartikan sebagai sikap dan kemampuan karyawan dalam melayani mayarakat secara maksimal. Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi penting karena dapat memberikan manfaat bagi organisasi yang bersangkutan. Kalau ini dialkukan paling tidak organisasi atau instansi yang bersangkutan sudah punya Concern pada pelanggannya. Pada akhirnya, bisa jadi berusaha maksimal untuk memenuhi kepuasan pelanggan yang dilayani.

5. Dimensi Kualitas Pelayanan

(40)

a. Reliable; merupakan kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang di janjikan dengan tepat.

b. Responsiveness; merupakan kemauan untuk membantu konsumen bertanggung-jawab terhadap mutu pelayanan yang di berikan.

c. Courtesey; adalah sikap atau perilaku ramah, bersahabat, dan tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi. d. Competence; adalah pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur

dalam memberikan layanan.

e. Tangible; adalah keberadaan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, karyawan, sarana komunikasi dan alat-alat pendukung yang berwujud dari rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada para pasien. Diantaranya ruang tunggu, ruang operasi, dan peralatan.

f. Credibility; merupakan sikap jujur dalam upaya menarik kepercayaan masyarakat.

g. Security; artinya jasa pelayanan yang diberikan di jamin bebas dari bahaya dan resiko.

h. Accessibility; artinya kemudahan untuk mengadakan komunikasi (kontak) dan pendekatan.

i. Understanding the customer; artinya melakukan segala upaya untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.

(41)

Menurut Moenir (2008: 41) setiap orang selalu mendambakan pelayanan yang baik dan memuaskan, perwujudan pelayanan yang baik dan memuaskan tersebut yakni:

a. Kemudahan; artinya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang di buat-buat.

b. Memperoleh pelayanan dengan wajar; artinya pelayanan yang di berikan tanpa menggunakan kata-kata yang mengarah pada permintaan sesuatu, baik alasan untuk dinas atau untuk kesejahteraan. Yakni perilaku yang ramah, sopan, dan bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan.

c. Mendapatkan perlakuan yang sama atau setara dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu; artinya, jika memang untuk suatu pengurusan di haruskan untuk antri secara tertib, hendaknya semua diwajibkan antri, dan siapa saja yang tidak mematuhi tidak di layani.

d. Pelayanan yang jujur dan terus terang; artinya perilaku yang bersifat terbuka dan dapat di akses oleh semua pihak yang membutuhkan serta di sediakan secara memadai. Apabila ada hambatan karena suatu masalah yang tidak dapat di elakkan hendaknya di beritahukan, sehingga orang tidak menunggu-nunggu sesuatu yang tidak menentu.

Menurut Wibawa (2010: 182) terdapat enam dimensi/ indikator untuk mengukur kualitas program, kegiatan atau layananan. Adapun masing-masing dimensi tersebut adalah:

(42)

(murah dan pasti, waktu (cepat dan pasti), keramahan, kebersihan, keindahan ruang dan gedung, kemudahan akses ke gedung lain, dan sebagainya.

b. Responsivitas; yakni relevansi program, kegiatan, pelayanan, terhadap kebutuhan atau harapan masyarakat, termasuk juga di sini tingkat kegunaan outputdanoutcome.

c. Responsibilitas; yakni ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik yang mengikatnya.

d. Transparansi; yakni keterbukaan dinas di hadapan publik (masyarakat dan instansi lain) serta kesediaan dinas memberikan informasi yang di mintai publik.

e. Akuntabilitas; yakni mutu pertanggung-jawaban dinas terhadap masyarakat dan instansi pengawas.

f. Keadilan; yakni proporsionalitas distribusi kegiatan atau pelayanan. Di sini di lihat apakah kegiatan dinas itu memang terdistribusikan menurut kebutuhan masyarakat atau tidak.

(43)

B. Tinjauan tentang Pelayanan Palang Merah Indonesia ( pelayanan Unit Donor Darah Pembina Cabang Bandar Lampung)

Pelayanan Donor Darah dan Permintaan Darah di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung

Dalam peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya pada pelayanan publik berupa barang, perlu diketahui bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan barang yakni meningkatkan jumlah pendonor sukarela dengan tujuan untuk membantu manusia dan mensejahterakan masyarakat. Donor darah sendiri ada tiga bagian yaitu donor sukarela, donor langsung, dan donor pengganti. Donor sukarela adalah pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk di simpan di bank darah untuk kemudian di gunakan untuk transfusi darah, donor langsung yaitu donor yang menyumbangkan darah untuk keluarga/kerabat dengan golongan darah yang sama dengan pasien, sedangkan donor pengganti adalah donor yang menumbangkan darah untuk keluarga/kerabat dengan menggantikan persediaan darah di UDD-PMI dengan golongan darah tidak harus sama dengan pasien.

(44)

Untuk yang menyumbangkan darah (donor) kolektif dapat dilayani di Gedung UDD-PMI Cabang atau tempat lain yang dikehendaki oleh pihak pendonor dengan catatan bahwa dapat dilayani di tempat lain apabila calon donor lebih dari 20 orang. Pendonor yang kolektif memberikan waktu yang tepat kepada UDD-PMI Cabang untuk siap di laksanakan donor dan calon donor yang pasti (ini dikarenakan agar persiapan makanan tambahan donor oleh UDD-PMI tidak mubazir).

Unit transfusi darah merupakan unit penyelenggara pengelolaan darah dari donor sampai siap di transfusikan pada pasien. Permintaan darah dapat di layani di rumah sakit melalui bank darah, di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung. Jenis-jenis permintaan darah yaitu, darah lengkap(whole blood),darah merah pekat(packed red cell),trombosit pekat(thrombosyte concentrate),plasma segar beku (fresh frozen plasma), cyoprecipitate, plasma cair (liquid plasma). Biaya pengganti pengelolaan darah berdasarkan peraturan perundang-undang, untuk mengenai informasi mengenai biaya tersebut sudah telah tertera di loket tempat permintaan darah.

(45)

Jadi dari paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan ini pelayanan PMI pada Unit Donor Darah ini bertujuan untuk lebih selalu menjaga persediaan darah untuk menjaga darah di UDD-PMI. Sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan tujuan tersebut maka akan meningkatkan kualitas pelayanan publik, dengan memberikan pelayanan yang terbaik khususnya pelayanan donor darah dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

C. Kerangka Pikir

(46)

Gambar.1.1 Kerangka Pikir

(47)

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

(48)

dan dapat mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi tersebut kemudian penulis sajikan dan kembangkan dalam bentuk tulisan dan dilakukan pembahasan dengan teori yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode ini untuk memperoleh, mendeskripsikan atau menggambarkan dan kemudian menganalisis data dari suatu kejadian atau fenomena yang terjadi dalam pelayanan donor darah maupun permintaan darah.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini bermanfaat karena dapat memberikan batasan-batasan dalam studi dan pengumpulan data, sehingga peneliti dapat lebih fokus memahami fenomena-fenomena atau masalah yang menjadi tujuan dalam penelitian dan data yang diperoleh tersebut akan lebih spesifik. Dalam penelitian penulis memfokuskan masalah penelitian pada kualitas pelayanan Palang Merah Indonesia di Unit Donor Darah Pembina Cabang Provinsi Lampung, melalui Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56), mengidentifikasi 10 faktor utama yang menetukan kualitas jasa yaitu:

Fokus masalah diturunkan dari rumusan masalah penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada :

1. Kualitas Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) di Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yakni :

(49)

b) Responsivenes, yakni keinginan para staff untuk memberikan dan menyediakan pelayanan darah secara cepat dan tetap serta tanggap terhadap keinginan para konsumen.

c) Competence, yakni tuntutan yang dimilikinya, ketrampilan dan pengetahuan yang baik dalam memberikan pelayanan.

d) Access, adanya kemudahan untuk megadakan kontak dan pendekatan dengan petugas dan pendonor salah satunya dengan memberikan kejelasan yang tepat saat menerima keluhan.

e) Courtesy, yakni sikap atau perilaku petugas yang ramah, bersahabat, yang tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

f) Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginana atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada pelanggan.

g) Credibility, yakni sikap yang jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat.

h) Security, yakni terjaminnya tingkat keamanan diunit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

(50)

j) Tangibles, yakni dengan memberikan sarana dan prasarana seperti perlengkapan, karyawan dan sarana komunikasi, administrasi, ruang tunggu yang baik.

2. Kendala-kendala yang menjadi penghambat Kualitas Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) di Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung, kendala-kendala tersebut meliputi:

1. Kendala internal

Kendala internal dalam pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung meliputi kendala dalam:

a. Reliability b. Responsiveness c. Communication

d. Understanding/knowing the customer 2. Kendala eksternal

Kendala eksternal dalam pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung meliputi kendala dalam credibility dan Understanding/knowing the customer.

C. Lokasi Penelitian

(51)

masyarakat hidup lama . Pemilihan penelitian ini didasarkan Unit Donor Darah merupakan tempat pelayanan penyedia dan transfusi darah yang membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan darah. Namun adanya kendala seperti lamanya waktu mendapatkan darah karena kurangnya pasokan darah dan semakin tingginya permintaan darah.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Data Primer; menurut Sugiyono (2010: 225), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dipenelitian ini data primer yang diperoleh merupakan dari hasil wawancara secara langsung ( tatap muka), hasil observasi yang dilakukan, dan hasil angket yang diberikan kepada pasien atau pendonor yang memerlukan darah tersebut.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Sub Kepewagawaian UDD-PMI Cabang Provinsi Lampung, yang bertugas sebagai koordinator UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung.

2. Humas UDD Pembina PMI Provinsi Lampung, yang bertugas untuk sosialisasi kemasyarakat dalam mengajak donor darah sukarela.

3. Petugas UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung, bertugas melayani transfusi darah.

4. Masyarakat pendonor darah dan permintaan darah

(52)

sekunder ini berupa laporan-laporan kegiatan donor darah, foto-foto, arsip-arsip, serta peraturan perundang-undang yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Tabel 3.1. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian

No

Nama Dokumen Substansi

1.

Undang-undang No.7 Tahun 2011 tentang pelayanan darah

Berisi tentang upaya pelayanan pendonor darah

2.

Prosedur Permintaan Darah Berisi tentang bagaimana prosedur permintaan darah dan macam-macam donor darah.

3.

Struktur Organisasi PMI Provinsi Lampung

Berisi bagian-bagian koordinasi pelayanan yang melayani permintaan dan pelaksanaan donor darah

4.

Profil UUD-PMI Berisi sejarah berdirinya UDD Pembina Provinsi Lampung serta tugas dan fungsi UDD Pembina PMI Provinsi Lampung dalam pelayanan donor darah.

(Sumber: diolah oleh penulis 2015)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Proses Memasuki Lokasi Penelitian

Penulis mendatangi lokasi utama dalam penelitian yang berhubungan dengan penelitian yaitu UDD Cabang Pembina Provinsi dikota bandar Lampung, untuk memperoleh berbagai informasi dan gambaran tentang pelayanan donor darah maupun permintaan darah.

(53)

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk melakukan hubungan secara pribadi yang akrab dan ramah dengan subjek penelitian, agar mencari informasi dan berbagai sumber data yang lengkap dan berusaha menangkap inti dari informasi yang diterima serta masalah yang diamati 3) Pengumpulan Data(Logging In Data)

Penelitian ini dilakukan dalam proses pengumpulan data yang telah ditetapkan berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Teknik atau prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data primer maupun sekunder dilakukan dengan suatu penelitian secara jelas yaitu dengan cara:

a) Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk menemukan masalah-maasalah yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui fenomena atau gejala secara mendalam. Peneliti harus tahu secara pasti informasi yang diperoleh dan saat melakukan wawancara peneliti menyiapkan pertanyaan secara tertulis sebelumnya. Wawancara dilakukan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung, pemilihan informan didasarkan subjek yang benar-benar menguasai persoalan. Informan wawancara ini antara lain Kepala Sub Kepegawaian dan Humas UDD-PMI.

b) Observasi

(54)

dengan fokus penelitian yang telah ditentukan. Dengan begitu penelitian penelitian ini diperoleh dengan fakta-fakta yang jelas.

c) Dokumentasi

Dokumentasi ini dengan cara mengumpulkan data. Pengumpulan data ini bersifat sekunder dalam penelitian. Data-data yang kita pilih dilapangan sebagai pelengkap atau konfirmatif. Memperoleh data-data yang diinginkan peneliti bisa dari surat kabar, internet, buku-buku, arsip dan perpustakaan. Dengan arti peneliti menggunakan dokumen-dokumen yang sudah tersedia. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini yaitu :

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif. Analisis data ini tentu berasal dari metode yang telah disiapkan peneliti. Seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Maupun disaring berdasarkan data-data yang dikumpul dari indikator-indikator penelitian yang telah ada. Penelitian ini tentu tidak valid jika ada fakta-fakta dilupakan yang didapatkan dilapangan penelitian. Hal ini karena penelitian memiliki sifat kualitatif, maka langkah selanjutnya untuk melakukan penguraian hasil penelitian yang didapat melalui teknik deskriptif kualitatif, yaitu pemaparan data secara lengkap dan mendalam. Teknik analisis data penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data melalui tiga tahapan, yaitu:

(55)

diperoleh di lokasi penelitian kemudian dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan lapangan selanjutnya direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya. Pada tahap ini, penulis memilah-milah mana data yang berkaitan dan dibutuhkan dalam penelitian Kualitas Pelayanan PMI di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung dan Kendala-kendala apa saja yang menjadi penghambat Kualitas pelayanan PMI Provinsi Lampung di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung dan mana yang bukan. Kemudian penulis memisahkan data yang tidak perlu dan memfokuskan data yang benar-benar berhubungan dengan penelitian. 2) Penyajian data, Penyajian data merupakan sekumpulan informasi

tersusun yang berguna untuk memudahkan peneliti memahami gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Batasan yang diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, bagan, foto atau gambar, tabel dan sejenisnya.

(56)

yang dihasilkan benar-benar maksimal. Kesimpulan akhir dalam penelitian ini berupa teks naratif yang mendeskripsikan Kualitas Pelayanan PMI di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung dan Kendala-kendala apa saja yang menjadi penghambat Kualitas pelayanan PMI Provinsi Lampung di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung.

Berikut ini adalah gambar dari analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman. Gambar tersebut akan memberikan gambaran bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan data, proses tersebut akan berlangsung secara terus menerus sampai data yang ditemukan sudah jenuh.

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010:247)

Melalui langkah langkah-langkah tersebut diatas diharapkan penelitian ini dapat memeberi hasil akhir yang maksimal terhadap penelitian yang nantinya akan disajikan.

G. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Menurut Moleong (2007:324), mengemukakan bahwa untuk menentukan keabsahan data

Penyajian Data Pengumpulan Data

(57)

dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu dalam pemeriksaan data dan menggunakan kriteria:

1. Teknis Pemerikasaan Kredibilitas Data

Kriteria ini berfungsi : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehigga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataanya ganda yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu:

a) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2007:330). Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lainya. Menurut Denzin dalam Moleong (2007:330) triangulasi terdiri dari, Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi metode meliputi pengecekan beberapa tekhnik pengumpulan data, dan sumber data dengan metode yang sama.

(58)

b) Bahan Referensi

Bahan reverensi adalah pendukung untuk membuktikan data-data yang sudah dikumpulkan peneliti. Referensi ini berupa bahan-bahan, atau rekaman-rekaman ataupun dokumen, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai referensi. Referensi yang dilakukan penelitian dngan menggunakan alat bantu seperti menggunakan alat bantu perekam suara

dan camera dengan tujuan analisis data.

2. Teknik Pemeriksaan Keteralihan Data

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan “uraian rinci”, yaitu dengan

melaporkan hasil penelitian secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima. Penulis mendeskripsikan atau memaparkan data yang telah diperoleh, baik berupa hasil wawancara, hasil observasi maupun dokumentasi secara transparan dan menguraikannya secara rinci.

3. Teknik Pemeriksaan Kebergantungan

(59)

4. Kepastian Data

(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Profil Palang Merah Indonesia (PMI)

1. Sejarah Singkat Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Lampung Secara geografis, provinsi Lampung terletak diujung pulau Sumatera yang dahulu wilayah provinsi ini masih menyatu dengan provinsi Sumatera Selatan sehingga pemerintahan masih berada dalam satu kebijakan. Begitu pula dengan kegiatan Organisasi Kemanusiaan seperti PMI. Pada tahun 1964 provinsi Lampung memisahkan diri dari wilayah Sumatera Selatan, dengan demikian PMI Provinsi Lampung pun mencoba berdir sendiri, tidak berada dalam wilayah Sumatera Selatan, dengan demikian PMI daerah Lampung mencoba berdiri sendiri, tidak berada diwilayah Provinsi Sumatera Selatan.

(61)

Tabel 4.1 Masa Bakti Kepengurusan PMI Provinsi Lampung

NO Masa Bakti Ketua

1 1985-1989 Dr.J.Jalins

2 1989-1993 Drs.H.Fauzi Saleh

3 1993-1998 Drs.H.Umar Hasan

4 1998-2003 Drs.H.Umar Hasan

5 2004-2009 Drs.H.Umar Hasan

6 2009-2014 Drs.H.Umar Hasan

7 2014-2019 Drs.H.Umar Hasan

(sumber : data dokumen PMI Provinsi Lampung)

2. Tugas pokok Palang Merah Indonesia

a) Diseminasi nilai-nilai Palang Merah dan Hukum Perikemanusian Internasional (HPI) : Diseminasi pengetahuan Gerakan PMI dan Bulan Sabit Merah Internasional, prinsipdasar gerakan, Lambang Palang Merah dan Lambang Bulan Sabit Merah serta Hukum Perimakemanusian Internasional (HPI) adalah mandat yang harus dilakukan PMI sebagai Perhimpunan Nasional di Indonesia.

b) Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) dan Sukarelawan : sasaran pembinaan untuk Palang Merah Remaja (PMR) meliputi anggota remaja pada tingkat Mula (Sekolah Dasar), Madya (Sekolah Menengah Pertama) dan Wira (Sekolah Menengah Atas), sedangkan untuk Sukarelawan meliputi anggota biasa yang berada dalam wadah Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR).

(62)

d) Pelayanan sosial dan Kesehatan masyarakat : berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit menular, seperti : HIVAIDS, flu burung, Malaria, TBC, maupun demam berdarah.

e) Pelayanan transfusi darah Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980 junto Peraturan Pemerintah No 7 tahun 2011 telah memberi penugasan kepada PMI untuk menyelenggarakan upaya kesehatan transfusi darah (UKTD). UKTD ini dilaksanakan dengan pembentukan unit transfusi darah (UTD) PMI yang merupakan Unit Pelayanan (UPT) yang diatur dan bertanggung jawab kepada PMI di masing-masing jajarannya.

Saat ini PMI Cabang yang ada diwilayah Provinsi Lampung berjumlah 13 (tiga belas) PMI Kabupaten/Kota yang semuanya dalam kondisi aktif. Dibawah ini keberadaan PMI Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung :

1. Cikal bakal bangkitnya PMI Cabang dibeberapa Kabupaten/Kota diwilayah Lampung diawali dengan aktifnya PMI Cabang Kota Bandar Lampung pada tahun 1985.

2. Pada tahun 1988, PMI Cabang Kabupaten Lampung Selatan 3. Pada tahun 1990, PMI Cabang Kabupaten Lampung Tengah

4. Pada tahun 1989, PMI Cabang Kabupaten Lampung Utara terbentuk

(63)

6. Pada tahun 1998, PMI Cabang Kabupaten Lampung Timur dan Way Kanan didirikan.

Beberapa PMI Kabupaten/Kota mengalami kemajuan yang baik karena didukung oleh pembinaan Daerah dan dukungan dari pihak donor melalui program-program yang diberikan. Selainitu dukungan yang baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menjadi pendorong aktifitas kegiatan. Kemajuan itu memberikan dampak yang positif dan bernilai bagi baik perkembangan PMI Kabupaten/Kota yang ada diwilayah Lampung maupun PMI provinsi sendiri.

PMI sebagai anggota Liga Palang Merah Internasional, yang berpusat Ibu Kota Negara Swiss (Jenewa) di berikan tugas oleh Pemerintah RI. Dengan KEPPRES No. 246 Tahun 1963 untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kepalangmerahan diantaranya :

a. Menyelenggarakan Usaha Transfusi Darah

b. Kesiap-siagaan dalam memberikan pertolongan dan bantuan bagi korban kecelakaan

c. Menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan cara menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembinaan Palang Merah Remaja (PMR), Korp Sukarelawan (KSR), Tenaga Sukarelawan (TSR).

d. Melakukan kegiatan pembinaan Generasi Muda dengan bekerjasama dengan organisasi-organisasi ke Pemudaan lainnya.

e. Ikut serta dalam Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat.

(64)

3. Visi dan Misi PMI Lampung

a. Visi

PMI yang berkarakter, profesional, mandiri dan dicintai masyarakat.

b. Misi

1. Menjadi organisasi Kemanusian terdepan yang memberikan layanan berkualitas melalui kerja sama dengan masyarakat dan mitra sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

2. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerkan dan pemangku kepentingan lainna disemua tingkatan.

3. Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan Internasional

B. Profil Unit Donor Darah (UDD) Cabang Pembina Provinsi Lampung 1. Sejarah singkat Unit Donor Darah (UDD) Cabang Pembina Provinsi

Lampung

(65)

Oktober tahun 1989 nama UTDC diubah menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTDC-PMI) Cabang Kodya Bandar Lampung.

Pada tanggal 23 November 1993 nama PUTDC PMI diubah lagi menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC PMI) Kodya Bandar Lampung, dan pada tanggal 01 April tahun 1998 UTDC PMI Kodya Bandar Lampung pimpinannya adalah dr.Hj.Nailah Inderakesuma sampai tahun 2009, dan pada tahun 2009 dipimpin oleh dr. Dhini Wahyuni sampai awal 2010, dan pada awal 2012 UTDC berubah menjadi Unit Donor Darah (UDD) Pembina PMI Provinsi Lampung dan dipimpin oleh dr. Aditya, M. Biomed sampai sekarang.

Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan darah maka peningkatan sarana-sarana harus juga dimiliki juga harus dimiliki Palang Merah Indonesia, diantaranya:

a) Tenaga pelaksanaan yang terampil b) Perlengkapan-perlengkapan standar

Untuk memenuhi tenaga yang profesional diadakan pendidikan yang melatih ketrampilan dibidang transfusi darah, pelatihan ini dimulai pada tahun 1969 dengan masa pendidikan selama 1 (satu) tahun.

2. Status dan Kedudukan UDD-PMI Provinsi Lampung

(66)

atas usul pengurus PMI Cabang yang direkomendasi dari pengurus PMI Derah Lampung, sedangkan untuk pegawai UDD-PMI Cabang diangkat oleh Kepala UDD-PMI Cabang setelah berkonsultasi dengan pengurus PMI Cabang. Untuk syarat pokok menjadi Kepala/Pimpinan UDD-PMI

a. Orang yang ber-profesi Dokter

b. Telah bersertifikat mengikuti kursus/latihan khusus tentang pengetahuan transfusi darah.

Pembinaan secara teknis medis dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan PP-PMI sedangkan pembinaan administratif dilakukan oleh pengurus PP-PMI Cabang.

3. Tugas dan Fungsi UDD PMI Provinsi Lampung

a. Mengambil darah/aftap dari donor baik secara perorangan maupun secara massal

b. Memeriksa dan meneliti tentang kesehatan, golongan darah yang diambil dari donor

c. Penyimpanan dan pengawasan darah dari donor

d. Memberikan darah kepada mereka yang membutuhkan baik langsung maupun melalui Rumah Sakit.

(67)

4. Visi dan Misi UDD Pembina Provinsi Lampung a. Visi

Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung memiliki Visi yakni, Terwujudnya Unit Donor Darah dengan pelayanan prima, dicintai dan menjadi kebanggaan masyarakat.

b. Misi dari Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan darah

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM seluruh pegawai secara merata

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat untuk beribadah, mengabdi dan berprestasi

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial

c. Motto, Maklumat Pegawai UDD Pembina PMI Provinsi Lampung, 9 (sembilan) disiplin kerja budaya malu

Motto UDD Pembina Provinsi Lampung : Bersama Kita Bisa Maklumat Pegawai UDD:

“Kami menyatakan sanggu menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan yang telah ditetapkan, demi terwujudnya Unit Donor Darah Pembina PMI Provinsi Lampung yang dicintai masyarakat dan menjadi kebanggaan masyarakat”.

(68)

9 (sembilan) Disiplin Kerja Budaya Malu : a. Malu Datang Terlambat

b. Malu Pulang Lebih Awal c. Malu Tidak Kerja

d. Malu Terlalu Sering Izin

e. Malu Memakai Pakaian Dinas Tidak Sesuai Peraturan f. Malu Pekerjaan Terbengkalai

h. Malu Tidak Bertanggung Jawab Dalam Pekerjaan i. Malu Tidak Menjaga Kebersihan

j. Malu Tidak Bertata Krama Dan Sopan Santun

5. Struktur Organisasi UDD Pembina PMI Provinsi Lampung

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasaya yang menunjukkan hubungan suatu organisasi dan individu-individu yang ada didalam organisasi. Melalui struktur ini organisasi, wewenang, dan tanggung jawab setiap jabatan dapat diketahui dengan jelas, sehingga diharapkan setiap satu-satuan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan dari organisasi.

(69)

ini akan dijabarkan tugas dan fungsi masing-masing dalam struktur jabatan di UDD Pembina PMI Provinsi Lampung.

a. Direktur

Tugas dan tanggung jawab

1) Menetapkan kebijakan teknis dan rencana kerja unit donor darah 2) Menentukan pola dan tata kerja

3) Memimpin pelaksanaan kegiatan teknis UDD

4) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan UDD 5) Melakukan koordinasi teknis dengan lintas sektor.

6) Mewakili PMI Cabang dalam bidang UDD baik dibidang eksternal maupun internal

7) Mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan kepala unit pelaksana yang lain dalam rangka menyergamkan gerak langkah untuk memperlancar kegiatan.

b. Sekretaris

Tugas dan tanggung jawab:

1. Membantu direktur dalam merencanaka, menyelenggarakan, dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pembinaan administrasi yang meliputi: ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, keuangan, perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

2. Membuat laporan atas pelaksanaan tugas sehari-hari.

(70)

5. Membantu dalam pengembangan kegiatan UDD PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung dengan pengurus daerah dan pengurus daerah pusat. c. Kepala Bagian umum

Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pengaturan personalia UDD Cabang Pembina Povinsi Lampung.

Membawahi :

a) Sub-Bag Administrasi Tugas Pokok dan tanggung jawab

1. Melaksanakan fungsi koordinasi

2. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi administrasi

3. Bertanggung jawab terhadap kelancaran surat-menyurat UDD Cabang Pembina Provinsi lampung

4. Bertanggung jawab terhadap pengarsipan

5. Bertanggung jawab dalam penyusunan laporan, triwulanan dan tahunan 6. Mempertanggung jawabkan semua hasil kepada kepala pimpinan 7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan pimpinan sesuai bidangnya. b) Sub-Bag Rumah Tangga

Tugas Pokok

1. Bertanggung jawab terhadap keamanan kantor dan inventaris UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung

2. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian seluruh lokasi di UDD PMI Provinsi Lampung

(71)

c) Sub-Bag Kepegawaian

1. Membantu dalam menyelenggarakan administrasi kepegawaian 2. Pengembangan kesejahteraan pegawai

3. Kenaikan pangkat pegawai 4. Kenaikan gaji pegawai d. Kabag Keuangan :

Tugas dan tanggung jawab:

1. Penyiapan bahan petunjuk teknis dan pembinaan pengelolaan keuangan. 2. Menerima bukti kas/bank pengeluaran serta bukti-bukti pendukungnya 3. Memeriksa bukti yang diterima apakah sesuai dengan uang yang

dibayarkan

4. Membuat jurnal atau transaksi pengeluaran 5. Melakukan posting jurnal

6. Menyimpan bukti transaksi Membawahi :

a) Bendaharawan gaji b) Bendahawaram penerima c) Bendahawaran pengeluaran d) Bendahawaran barang e. Kabid Pelayanan :

Tugas dan tanggung jawab:

1. Pelaksanaan pengkoordinasi perencanaan teknis di bidang pelayanan. 2. Pelaksanaan penetapan penyusunan rencana dan program kerja di bidang

(72)

3. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan. 4. Melaksanakan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unti

kerja/instansi/ lembaga atau pihak ketiga dibidang pelayanan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidangnya. Membawahi:

Sie perencanaan

Tugas dan tanggung jawab:

1. Merencanakan dan membina pelaksanaan tugas perencanaan dan penyusunan program kerja.

2. Mendistribusikan dan mengkoordinasi tugas-tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang-bidangnya.

3. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UDD. Membawahi:

a) Sub Sie Program dan Monev: Tugas dan tanggung jawab:

1. Merencanakan dan penyusunan program sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan

2. Melaksanakan monitoring evaluasi serta pelaporan pelaksanaan kegiatan 3. Menyusun pelaporan tugas Sub bagian Perencanaan

4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala UDD sesuai dengan bidangnya.

Gambar

Gambar.1.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian
Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif
Tabel 4.1 Masa Bakti Kepengurusan PMI Provinsi Lampung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena uji HBsAg hanya positif pada fase-fase tertentu saja dan pada fase lain HbsAg menunjukkan hasil negatif pada hal darah donor

PERENCANAAN PERSEDIAAN DARAH DAN PERALATAN MEDIS SEKALI PAKAI PMI UNIT DONOR DARAH. CABANG

Lantai satu yang terdapat pada Unit Tranfusi Darah (UTD) di bangunan PMI Cabang Kota Bandung ini terdapat pelayanan donor darah yang meliputi ruang tunggu, bagian

Proses pelayanan darah sebagai salah satu layanan kesehatan yang dinaungi oleh Unit Donor Darah Pelang Merah Indonesia belum menerapkan dukungan teknologi informasi dilihat

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dalam donasi darah dengan kadar hemoglobin pada remaja putri sebelum dan sesudah melakukan donor darah di Unit Donor Darah

Dalam video informasi pelayanan donor darah, konsep yang akan diangkat adalah tentang pelayanan donor darah, yang disampaikan terstruktur sehingga jelas dan menarik

Perancangan database akan menjadi dasar dalam pembuatan aplikasi sistem pelayanan donor darah, sehingga penting sekali sebuah perancangan database di mana pada

Kegiatan yang dilakukan oleh PMI di provinsi Lampung salah satunya adalah donor darah yang nantinya hasil donor darah akan dikelola dan direkap menjadi data stok darah.. Pada