• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG

KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh GUNAWAN

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya prestasi belajar IPA. Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan harian semester ganjil tahun ajaran 2013-2014 yang diketahui bahwa sebanyak 9 siswa ( 36%) telah tuntas belajar sedangkan 16 siswa (64%) belum tuntas belajar. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu 61.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pembelajaran IPA dengan menggunakan motode inkuiri.

Metode penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanaan dua siklus. Setiap tahap meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus kesiklus, siklus I sebesar 62,40 dan pada siklus II menjadi 74,40

(2)
(3)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG

KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

(Skripsi )

Oleh: GUNAWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTO

“ Hidup adalah sebuah perjuangan, dengan niat,

semangat, dan do’a semua perjuangan pasti bisa

(8)

PERSEMBAHAN

“Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang Maha Kuasa

yang telah memberikan kesehatan lahir dan bhatin sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir.

Penulis mempersembahkan skripsi ini sebagai wujud baktiku Kepada :

Bapak dan Ibuku, Ibu Kasiah dan Bapak Suwitorejo yang selalu mendoakan dan

membimbingku untuk keberhasilan.

“Istriku tersayang, Tri Surani yang memberiku dukungan dan semangat baik

moral maupun spiritual”.

“Anak-anakku tercinta: Yoga Pratama, dan Geby Tesa Aditia. Yang dengan

ketulusan memberi support dan dukungan”.

(9)

RIWAYAT HIDUP

Gunawan dilahirkan di Jogyakarta pada tanggal 1 Oktober

1970 dari pasangan Bapak Suwitorejo dan Ibu Kasiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri Gedung

Agung Kecamatan Jati Agung selesai pada tahun 1982/1983, kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) PGRI,

diselesaikan pada tahun 1984/1985

Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) PGRI Tanjung

Bintang Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 1990. Kemudian mengikuti

Program Pendidikan S1 PGSD dalam Jabatan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung tahun 2010.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Upaya Peningkatan Prestasi belajar

IPA Melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Gedung Agung

Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan”.

Penulis menyadari terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebabagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD

dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd selaku Dosen pembimbing atas

bantuan, bimbingan, ide, sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Hj. Erni Mustakim, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan banyak saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi

(11)

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama menyelesaikan studi.

7. Bapak kepala SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung

Selatan yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan

studi Program S1 PGSD dalam jabatan hingga penulisan skripsi ini.

8. Bapak Ibu dewan guru SD Negeri SD Negeri Gedung Agung Kecamatan

Jati Agung Lampung Selatan yang telah memberikan sarana dan prasarana

kepada penulis selama melakukan penelitian.

9. Teman-teman Program S1 PGSD dalam jabatan yang telah memberikan

semangat, bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak

sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Gedung Agung, 29 Oktober 2014

(12)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D.Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

F. Hipotesis Tindakan ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A.Pengertian Belajar... 5

B. Pengertian Prestasi Belajar... 6

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 7

D. Pembelajaran IPA di SD... 11

E. Tujuan Pembelajaran IPA... 13

F. Metode Inkuiri... 13

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 18

B. Setting Penelitian... 18

C. Prosedur Penelitian... 19

D. Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas... 20

E. Alat Pengumpul Data... 23

F. Teknik Analisis Data... 23

(13)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 25

B. Pembahasan... 31

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 33

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Izin Penelitian ... 37

2 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah ... 38

3 Surat Keterangan Penelitian dari Teman Sejawat ... 39

4 Silabus Pembelajaran... 40

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 44

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 46

7 Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar IPS Kelas V Siklus I (Pre Test dan Postest) ... 49

8 Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar IPS Kelas V Siklus II (Pre Test dan Postest) ... 50

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Prestasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pada Siklus I... 26

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelemahan sistem pendidikan di Indonesia salah satunya berorientasi pada

input dan output, yang kurang memperhatikan aspek proses. Padahal, proses

pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan

hasil proses pendidikan.

Pembelajaran IPA tidak hanya bersifat hafalan dan pemahaman konsep saja,

tetapi bagaimana proses dalam pembelajaran itu menjadi lebih bermakna,

membuat siswa lebih aktif, mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir ilmiah/

rasional dalam pemecahan masalah untuk menyelidiki alam sekitar, dan

mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Proses pembelajaran tidak terlepas dari ketiga ranah tersebut,

ketiganya saling terkait satu sama lain, pengetahuan yang membentuk suatu

keterampilan dan pengetahuan yang membentuk sikap logis, kritis, cermat,

kreatif dan disiplin.

Berdasarkan penjajakan yang dilakukan di SD Negeri Gedung Agung

Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan di kelas V tentang pembelajaran

(19)

2

dengan ceramah (konvensional) dan siswa hanya sebagai penerima, setelah

penjelasan dirasa cukup, guru menugasi siswa mengerjakan latihan. Dilihat

dari kecenderungan tersebut, guru mengawali pembelajaran tanpa

menggunakan apersepsi, tidak ada pengantar sebelum menyampaikan materi,

sehingga siswa kurang tertarik dan kurang perhatian terhadap proses

pembelajaran. Di samping itu guru masih mendominasi pembelajaran atau

pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Sementara data hasil ulangan harian semester ganjil tahun ajaran 2013-2014

di ketahui bahwa sebanyak 9 siswa ( 36%) telah tuntas belajar sedangkan 16

siswa (64%) belum tuntas belajar. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang telah ditentukan yaitu 61. Salah satu alternatif yang tepat untuk

pemecahan masalah di atas adalah dengan menggunakan metode inkuiri.

Karena penerapan metode ini dapat meningkatkan proses pembelajaran

menjadikan siswa aktif, mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor, dan membuat cara berpikir siswa lebih ilmiah dan rasional, serta

meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan alam melalui metode inkuiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan perbaikan

pembelajaran dengan mengadakan penelitian dengan judul : “Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V

(20)

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian

tindakan kelas ini adalah:

1. Proses pembelajaran IPA masih sering menggunakan metode ceramah.

2. Prestasi belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 61

3. Guru belum mampu mencari strategi pembelajaran yang tepat untuk

merangsang kemampuan siswa agar prestasi belajar meningkat.

4. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

5. Guru masih mendominasi pembelajaran atau pembelajaran masih berpusat

pada guru (teacher centered).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V

SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Upaya Peningkatan

Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V SD Negeri

Gedung Agung Kecamatan Jati Agung lampung Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diperuntukan:

(21)

4

a. meningkatkan proses pemebelajaran sehingga prestasi belajar

meningkat.

b. Dijadikan salah satu model dalam proses belajar dan pembelajaran.

2. Bagi Guru, untuk :

a. Meningkatkan proses mengajar

b. Meningkatkan profesionalisme guru.

c. Ikut berperan aktif dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

3. Bagi Sekolah, untuk :

a. Referensi dalam perbaikan pembelajaran di sekolah.

4. Bagi Peneliti lain, untuk :

a. Sebagai bahan rujukan dalam penelitian lebih lanjut di tempat yang

berbeda

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut: prestasi

belajar siswa akan meningkat dengan signifikan apabila menggunakan

metode inkuiri dalam proses pemebelajaran IPA kelas V di SD Negeri

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Belajar

Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau

pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

dialaminya sehingga terjadi perubahan yang berarti bagi siswa baik kognitif,

afektif dan psikomotor. Proses membangun makna atau perubahan tersebut

dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Menurut Sofa

(2008:5), belajar adalah “proses aktif dan kompleks dalam upaya memperoleh

pengetahuan baru. Proses yang terjadi merupakan proses kognitif sebagai

interaksi antara kegiatan persepsi, imajinasi, organisasi, dan elaborasi. Proses

pengorganisasian dan elaborasi memungkinkan terbentuk hubungan antar

konsep”.

Sedangkan Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2000:9) mengemukakan

bahwa “pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”. Senada dengan

pendapat Skinner dalam Nashar (2004:49) menggungkapkan belajar :

“merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu mengarah kepada

perubahan tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan atau

(23)

6

peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, (2) respons si pelajar, dan (3)

konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu aktivitas dan bukan hanya

sekedar mengingat melainkan mengalami dan bukan sekedar penguasaan suatu

hasil atau tujuan, melainkan membangun makna atau perubahan kognitif,

afektif dan psikomotor dari berbagai informasi dan pengalaman yang

diterimanya.

B.Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi berarti hasil yang

telah dicapai. Sedangkan menurut Depdikbud dalam Susanti, (2009 : 13)

pengertian belajar adalah “usaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Menurut Larasati (2005:11) mengemukakan bahwa “prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses

belajar. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah

laku afektif dan tingkah laku psikomotorik”. Dengan sumber yang sama

prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator,

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas

institusi pendidikan, adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

(24)

7

yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2000:3)

prestasi belajar adalah “hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar, dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Senada dengan pendapat Hamalik (2005:161) mengemukakan prestasi belajar

“menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan

indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah kepandaian dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang telah dicapai oleh seseorang baik tingkah laku kognitif, afektif, dan

psikomotor.

C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah suatu faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor

yang berasal dari luar individu. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak

bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain

adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Menurut Hamalik

(2005: 13-14) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

sebagai berikut :

(25)

8

Faktor interen adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor interen yaitu

kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu

menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang

berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang

anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang tinngi

dibandingkan dengan teman sebayanya. Oleh karena itu jelas, bahwa

faktor kecerdasan merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam

kegiatan belajar mengajar.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata

aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai

kesanggupan-kesanggupan tertentu. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan

dan latihan. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat

ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini

dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

(26)

9

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai rasa sayang. Menurut Winkel

minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa

tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu. Selanjutnya Sardiman mengemukakan minat adalah suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

d. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi

instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu

pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan

motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor Eksteren

Faktor eksteren adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

(27)

10

lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan

paksaan kepada individu.

a. Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan

bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Dimana

keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam

keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak

ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga

formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru

sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih

giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan

guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara

guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran

(28)

11

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak,

terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya

merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang

untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya

merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentu

anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan

lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan

sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan prestasi

belajar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu

itu sendiri dan juga dari luar individu tersebut. Maka dari itu, kedua faktor

tersebut sangat berkaitan dan berperan dalam keberhasilan peningkatan prestasi

belajar.

D.Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa

pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan

ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk

menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

(29)

12

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains

menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Menurut Depdiknas (2004:33), Pendidikan Sains

diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.

Menurut Sumaji (2000:31), IPA “berupaya untuk membangkitkan minat

manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai

alam sekitarnya”. Menurut Depdiknas (2004:97) Mata pelajaran IPA adalah

“program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan

menghargai kebesaran Sang Pencipta”.

Dalam Standar Isi dan Penentuan Standar Kelulusan yang dituliskan oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat

(30)

13

lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang

dapat diidentifikasikan. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD/MI

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

E.Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD bahwa aspek yang

hendak dicapai dalam pembelajaran IPA di SD, khususnya kelas V secara garis

besar tujuan pembelajaran IPA adalah Benda dan Alam sekitar :

(1) Mengidentifikasi benda dan sifatnya, (2) Mendeskripsikan proses

perubahan benda dan hubungan antar sifat benda serta manfaatnya bagi

kehidupan. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA SD di atas, maka

jelaslah bahwa pembelajaran IPA diperlukan suatu kemampuan dan

keterampilan guru yang benar-benar menguasai sifat-sifat dan konsep

keilmuan IPA secara mendalam. Pembelajaran tidak hanya berupa transfer

pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana hasil pembelajaran

tersebut bermakna bagi siswa.

F. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah salah satu metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar.

(31)

14

yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya”.

Sedangkan Schmidt dalam Ibrahim (2007:1), “model inkuiri menekankan

kepada proses mencari dan menemukan”. Peran siswa dalam model ini adalah

mencari dan menemukan sendiri pemecahan suatu permasalahan dalam materi

pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk

belajar. Kardi (2003:3) mendefinisikan “metode inkuiri sebagai metode

mengajar yang dirancang untuk membimbing siswa bagaimana meneliti

masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta”. Inkuiri adalah suatu proses untuk

memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan

eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir

kritis dan logis. Sementara itu, Trowbridge dalam Putrayasa (2009:2)

menjelaskan bahwa “Model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pada inkuiri menempatkan

siswa sebagai subyek belajar”. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.

Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri

adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan

memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sagala (2006:197)

menyatakan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan model

inkuiri, yaitu:

(32)

15

(2) menetapkan jawaban sementara (hipotesis),

(3) siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan/hipotesis,

(4) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan

(5) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini langkah pembelajaran inkuiri yang akan dilaksanakan dengan

menggabungan pendapat-pendapat dari para ahli yaitu: dalam kegiatan tahap

kesatu pembelajaran guru mengajukan pertanyaan atau menampilkan fenomena

dalam kehidupan sehari-hari, tahap kedua siswa merumuskan masalah

berdasarkan pertanyaan atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari, tahap

ketiga siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari suatu

permasalahan yang sedang dikaji, tahap keempat untuk menguji hipotesis

dilakukan pengumpulan data dari eksperimen dan tahap kelima menganalisis

data untuk menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Sehingga pada

akhirnya dari hasil eksperimen, siswa akan memperoleh konsep-konsep yang

relevan dari materi yang dipelajari. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat

secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang

diberikan guru.

Menurut Sanjaya (2006:96) bahwa pelaksanana metode pembelajaran inkuiri

mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya :

a. Kelebihan metode inkuiri

1. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.

(33)

16

3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

4. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

5. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.

6. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang

menguasai kelas.

7. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar.

8. Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat

mengembangkan pendidikan demokrasi.

9. Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan

dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.

b. Kelemahan metode inkuiri

1. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi,

bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.

2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima

informasi dari guru apa adanya.

3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai

pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa

dalam belajar.

4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang

(34)

17

5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda,

misalkan SD.

6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih

baik.

7. Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan

guru.

8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika

pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan kepada

situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjannya sebagai guru, sehingga prestasi belajar

siswa menjadi meningkat Hal ini didasarkan atas masalah dan tujuan

penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di

lapangan, dan hasilnya akan dikaji dan ditindak lanjuti secara reflektif,

kolaboratif, dan partisipatif.

B. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gedung

Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan pada semester ganjil

tahun pelajaran 2014. Waktu penelitian dilaksanakan dari Juli sampai

dengan September 2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Gedung Agung Kelas

V Jati Agung Lampung Selatan 2013/2014 yang berjumlah 25 orang

(36)

19

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan

tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi, dan dilaksanakan dengan

kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru, prosedur penelitian yang

akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang

terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu :

(1) Perencanaan (planning),

(2) Pelaksanaan (acting),

(3) Pengamatan (observing), dan

(4) Refleksi (reflecting)

Adapun urutan kegiatan secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut :

(37)

20

Prosedur penelitian seperti tergambar di atas di terjemahkan sebagai berikut :

1. Perencanaan, yaitu rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan

tindakan. Menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di

dalam pembelajaran. Dalam kaitan ini rencana disusun secara reflektif,

partisipatif, dan kolaboratif antara peneliti dengan guru agar tindakan lebih

terarah pada sasaran yang hendak dicapai.

2. Pelaksanaan, merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek

pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun

bersama-sama sebelumnya.

3. Observasi, yaitu merupakan kegiatan melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan dan tes formatif. Berdasarkan pengamatan ini kita

akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki

agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.

4. Refleksi, yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan

berahir. Pada kegiatan ini kita akan mencoba melihat atau merenungkan

kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses

belajar siswa.

D. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pada pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus, dan

setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu :

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap observasi

(38)

21

Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahap Perencanaan

1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan

dalam pembelajaran dengan metode inkuiri.

2) Membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Media pembelajaran, dan alat evaluasi.

4) Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran.

5) Membuat skenario proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan sekenario pembelajaran yang

termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan standar

kompetensi “memahami hubungan antar gaya, gerak dan energi serta

fungsinya” dan kompetensi dasar “mendiskripsikan hubungan antar gaya,

gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gerak gesek, gaya

magnet” serta “menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat

pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat”. Guru melaksanakan tes awal

(Pretest) untuk mengetahui tentang pengetahuan awal siswa sebelum

materi diberikan.

Langkah-langakah yang harus ditempuh dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode inkuiri, adalah:

(1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (2) menetapkan jawaban sementara (hipotesis),

(39)

22

(4) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan

(5) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. c. Tahap Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar lembar tes formatif. Sebagai observer adalah guru

mitra yang telah ditunjuk dan siswa sebagai subjek belajar. Dari tahap ini

akan diperoleh komentar langsung dari guru mitra secara lisan mengenai

kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa untuk

mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan

perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Kegiatan menganalisis informasi yang terkumpul dan dicari kaitan antara

satu dengan lainnya serta membandingkan dengan sebelumnya. Guru

merefleksikan kegiatan pembelajaran yang berlansung dengan membuat

kesimpulan, hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah

lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Apabila masalah PTK

dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai maka PTK akan

dilanjutkan pada siklus berikutnnya.

Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada Siklus II sama seperti

pada siklus pertama, hanya saja dalam pelaksanaan siklus II ini akan diawali

dengan perbaikan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi

(40)

23

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan mengkaji prestssi belajar siswa,

sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada

siklus-siklus berikutnya.

E. Alat Pengumpulan Data

1. Pedoman wawancara, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti

berkolaborasi dengan guru mitra. Pedoman ini digunakan untuk menjaring

data berkaitan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan

pendapat tim serta siswa terhadap metode inkuiri

2. Tes prestasi belajar, instumen ini digunakan untuk menjaring data

mengenai peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mengenai

penguasaan terhadap materi yang telah dibelajarkan dengan menggunakan

metode inkuiri. Tes prestasi belajar yang digunakan adalah berbentuk esai

(uraian).

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Prestasi Belajar

Data prestasi belajar yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes

formatif dari setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa.

a. Analisis Data

Jika siswa memperoleh nilai ≥ 61 maka prestasi belajar siswa tersebut

dikatakan baik dan sudah mencapai standar ketuntasan sekolah.

Untuk menghitung presentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 61

(41)

24

b. Analisis Nilai Rata-Rata Siswa

Data kuantitatif data penelitian ini didapatkan dengan menghitung nilai

rata-rata kelas dengan rumus:

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika: Siswa yang

tuntas minimal 75% dari 25 siswa, siswa dikatakan tuntas jika memperoleh

(42)

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan

rata-rata pretasi belajar siswa pada siklus I sebesar 62,40 menjadi 74,40 pada

siklus II di kelas V SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung

Lampung Selatan.

2. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan observer (teman sejawat) dalam

pelaksanaan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kompetensi

guru dan mengembangkan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenangkan serta meningkatkan profesionalitas guru.

B. Saran

Agar pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa maka disarankan :

1. Bagi siswa,

Pembelajaran dengan metode inkuiri dapat membuat siswa lebih aktif,

(43)

34

menumbuhkan rasa percaya diri, merasa nyaman, senang dan merasa

dihargai, guru hendaknya lebih kreatif dalam merancang persiapan

mengajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Bagi guru,

Hendaknya dapat membuat persiapan yang matang agar tujuan

pembelajaran yang direncanakan tercapai dan setiap akhir bahan kajian,

guru hendaknya mengadakan tes baik secara lisan, unjuk kerja atau tertulis

serta memberi penghargaan individu atau kelompok sehingga siswa lebih

termotivasi dan aktif selama kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi sekolah,

Dengan menggunakan pembelajaran dengan metode inkuiri diharapkan

dapat membuat siswa selalu berusaha untuk dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA dan juga kualitas pendidikan di sekolah.

4. Bagi peneliti lain.,

Penelitian ini hendaknya bisa dilakukan dan dikembangkan lebih lanjut

lagi sesuai dengan kelas dan sekolah yang berbeda dan atau hasil

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Isi, Standar Kelulusan. Depdiknas, Jakarta.

Dimyati, & Mudjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Ibrahim. 2007. Model Pembelajaran PAIKEM. PT. Dahlia, Surabaya

Kardi, Soeparman. 2003. Merancang Pembelajaran Menggunakan Model Inkuaeri. UNS, Surabaya.

Larasati, 2005. Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Nashar, Haji. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Dahlia Press, Jakarta.

Putrayasa, 2009. Pendidikan IPA SD, PT. Bineka, Semarang.

Sumaji. 2000. Proses pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.

Susanti. 2009. Asesmen Pembelajaran Sekolah Dasar. Depdiknas, Jakarta.

Sofa. 2008. Pengelolaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta, Bandung.

Gambar

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Dimyati dan Mujiono, 2000:124)

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pendapatan keripik ubi kayu pada Industri Pundi Mas diperoleh dengan cara penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita mampu menerjemahkan pikiran seseorang

Abstrak— Becak wisata kota Blitar adalah sarana transportasi wisata dalam berkeliling mengunjungi objek wisata kota Blitar, sebagai transportasi utama dalam tujuan wisata maka

3 - Duboka kultura (elementi kulture kojih ljudi nisu svjesni) - predstavlja obiteljske odnose, rodno-spolne uloge, neverbalnu komunikaciju, odnose između nadređenih i podređenih,

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, peneliti akan melakukan penelitian mengenai potensi pajak hiburan yang dimiliki Tulungagung kemudian melihat seberapa besar kontribusi

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Alat ini bekerja berdasarkan sensor infrared, dan apabila infrared ini tidak terhalang benda atau sesuatu maka akan menyebabkan rangkaian ini tidak bekerja dan sebaliknya

Hasil wawancara pertama menurut ustaz KH bahwa jual beli sisa beras zakat fitrah itu pada dasarnya tidak di perbolehkan, karena pembagian zakat fitrah itu