• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KCN TERHADAP BERAT SEGAR DAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT TERLARUT PADA BUAH CABE MERAH (Capsicum annum L.) PASCA PANEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KCN TERHADAP BERAT SEGAR DAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT TERLARUT PADA BUAH CABE MERAH (Capsicum annum L.) PASCA PANEN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Cabe merah (Capsicum annum. L) merupakan tanaman holtikultura yang penting di Indonesia. Rendahnya produksi cabe merah di Indonesia salah satu masalahnya yang berkaitan dengan penanganan pasca panen. Kerusakan buah cabe merah bisa terjadi secara fisiologis yang berakibat kualitas buah cabe merah tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Penelitian dipusatkan pada upaya untuk memahami beberapa proses fisiologis yang berkaitan dengan proses respirasi buah cabe merah. Sianida dapat digunakan sebagai penghambat suatu proses pematangan buah. Diduga penghentian transport elektron oleh sianida di dalam proses respirasi menyebabkan peningkatan karbohidrat terlarut di dalam buah cabe merah. Akibatnya akan menurunkan potensial air sehingga memperlambat laju difusi uap air dari buah ke atmosfer. Laju penurunan berat segar buah cabe merah menjadi relatif lambat.

(2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian KCN 2% dapat menurunkan secara nyata berat segar buah cabe merah, namun tidak mempengaruhi kandungan karbohidrat terlarut buah cabe merah. Waktu pada 4HSP dan 8HSP tidak mempengaruhi berat segar buah cabe merah, namun dapat meningkatkan kandungan karbohidrat terlarut buah cabe merah. Korelasi antara berat segar dan kandungan kerbohidrat terlarut buah cabe merah bersifat kuadratik. Pemberian KCN mengubah bentuk koefisien regresi parsial positif menjadi negatif dan sebaliknya pada hubungan antara berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut buah cabe merah.

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulankan

bahwa :

1. Pemberian KCN 2% dapat menurunkan secara nyata berat segar buah

cabe merah, namun tidak mempengaruhi kandungan karbohidrat

terlarut buah cabe merah.

2. Waktu pada 4HSP dan 8HSP tidak mempengaruhi berat segar buah

cabe merah, namun dapat meningkatkan kandungan karbohidrat

terlarut buah cabe merah.

3. Korelasi antara berat segar dan kandungan kerbohidrat terlarut buah

cabe merah bersifat kuadratik. Pemberian KCN mengubah bentuk

koefisien regresi parsial positif menjadi negatif dan sebaliknya pada

hubungan antara berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut buah

(4)

39

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsentrasi

KCN terhadap berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut serta

kandungan asam organik total, protein, maupun enzim - enzim pada

buah cabe merah.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai zat kimia lain yang

tidak berbahaya bagi mahluk hidup yang dapat mempengaruhi berat

(5)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Cabe merah (Capsicum annuumL.) merupakan tanaman hortikultura yang

penting di Indonesia. Buah cabe memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi

sehingga banyak dibudidayakan. Harga cabe dalam situasi normal bisa

mencapai Rp 30 000 per kilogram. Buah cabe merah merupakan salah satu

sumber gizi yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Buah cabe merah

mengandung vitamin, karbohidrat, protein, lemak dan air. Kandungan gizi

cabe merah segar dengan kandungan air yang tinggi 90,9 %, dan protein

1,0%,untuk lemaknya sangat rendah 0,3%, serta karbohidrat 7,3%. Oleh

sebab itu tanaman cabe merah tidak hanya penting dari segi ekonomi namun

juga dari segi kesehatan sehingga perlu mendapat perhatian yang penting.

(Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1980).

Kebutuhan buah cabe merah di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya

baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri.

Peningkatan kebutuhan akan buah cabe merah dapat dipenuhi melalui

(6)

2

Pertanian Tanaman Pangan pada tahun 2000 luas perkebunan cabe merah di

Indonesia mencapai 192 699 ha, dan saat ini luas perkebunan cabe merah di

Indonesia lebih dari 200.000 ha. Walaupun luas perkebunan cabe terus

meningkat namun hasil persatuan luas yang dicapai masih rendah yaitu 1,5

3,0 ton/ ha (Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, 1990). Rendahnya produksi

cabe merah di Indonesia disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya

varietas, persiapan bibit, pemupukan, dan mekanisasi yang belum baik (Sri

Setyati Haryadi, 1979).

Disamping produktivitas yang masih rendah masalah lain yang dihadapi

petani cabe merah adalah berkaitan dengan penanganan pasca panen buah

cabe merah. Buah cabe merah cepat sekali mengalami kerusakan setelah

dipanen. Kerusakan buah cabe merah bisa terjadi secara fisiologis yang

berakibat kualitas buah cabe merah tidak dapat disimpan dalam jangka waktu

lama. Sehingga harga cabe merah dipasar bisa sangat berfluktuasi dari Rp 10

000 per kg pada musim panen raya sampai Rp 100 000 per kg pada musim

paceklik.

Pengembangan teknologi pasca panen khususnya untuk mengatasi kerusakan

fisiologis memerlukan pemahamam berbagai proses yang terjadi selama

(7)

Kadar air cepat menurun

Kehilangan berat yang cepat

Kualitas buah cabe merah tidak baik

Tidak dapat disimpan lama Nilai ekonomi menurun

Petani rugi

Gambar 1. Skema problem yang dihadapi petani pasca panen buah cabe

merah yang berkaitan dengan perubahan fisiologis.

Penelitian harus dipusatkan pada upaya untuk memahami beberapa proses

fisiologis yang berkaitan dengan proses pematangan buah cabe merah.

Beberapa proses fisiologis yang penting untuk dipelajari dalam kaitannya

dengan proses pematangan adalah perubahan-perubahan dalam respirasi, berat

(8)

variabel-4

variabel tersebut selama proses pematangan. Dalam penelitian ini aspek yang

dipelajari adalah bagaimana pengaruh penghambatan sianida terhadap berat

segar dan kandungan karbohidrat terlarut buah cabe merah serta bagaimana

hubungan antara berat segar dengan kandungan karbohidrat terlarutnya.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penghambatan

sianida (KCN) terhadap respirasi pada berat segar dan kandungan karbohidrat

terlarut buah cabe merah setelah panen, serta mencari hubungan antara berat

segar buah cabe merah dengan kandungan karbohidrat terlarutnya.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman

tentang peran respirasi dalam proses fisiologi dan hubungannya dengan berat

segar buah cabe merah selama proses pematangan sehingga dapat menjadi

informasi dasar bagi penelitian selanjutnya.

D. Kerangka Pikir

Buah cabe merah merupakan buah klimakterik dimana proses pematangan

diikuti laju respirasi yang tinggi. Laju respirasi yang tinggi ini bertujuan

(9)

merupakan bentuk karbohidrat terlarut di dalam buah. Oleh sebab itu selama

proses pematangan buah cabe merah terjadi peningkatan hidrolisis pati

menjadi glukosa oleh enzim amilase. Diduga penghentian transport elektron

oleh sianida di dalam proses respirasi menyebabkan peningkatan (build up)

karbohidrat terlarut di dalam buah cabe merah. Peningkatan karbohidrat

terlarut di dalam buah cabe merah akan menurunkan potensial air ( )

sehingga memperlambat laju difusi uap air dari buah ke atmosfer. Akibatnya,

laju penurunan berat segar buah cabe merah relatif lambat selama proses

pematangan. Pendekatan yang dilakukan untuk membuktikan dugaan tersebut

adalah dengan membandingkan kandungan karbohidrat terlarut dan berat

segar buah cabe merah yang diberi perlakuan sianida dengan yang tidak diberi

perlakuan (kontrol) pada 2 waktu yang berbeda yaitu pada awal klimakterik

(4 hari setelah perlakuan) dan diakhir klimakterik (8 hari setelah perlakuan),

serta mencari hubungan (korelasi) antara berat segar buah cabe merah dengan

(10)

6

Transport elektron dihambat dengan sianida

Respirasi berhenti ? Hidrolisis pati berhenti ?

Karbohidrat terlarut build up ?

Potensial air menurun ?

Laju difusi uap air menurun ?

Laju penurunan berat segar relatif lambat ?

Berat segar relatif konstan ?

Gambar 2. Skema prediksi pengaruh sianida terhadap berat segar buah cabe

(11)

dari pada buah cabe merah kontrol.

2. Berat segar buah cabe merah perlakuan lebih besar dari pada buah

cabe merah kontrol.

3. Ada korelasi antara berat segar buah cabe merah dengan kandungan

Gambar

Gambar 1. Skema problem yang dihadapi petani pasca panen buah cabe
Gambar 2. Skema prediksi pengaruh sianida terhadap berat segar buah cabe

Referensi

Dokumen terkait

Pada titik pengamatan 4 juga banyak ditemui bekantan, hal ini didukung karena adanya sumber makanan yang melimpah sehingga banyak bekantan yang berkumpul pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi bentuk- bentuk perubahan morfologis dan arsitektural Desa Adat Bayung Gede, faktor-faktor yang menyebabkan perubahan,

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengujian regresi yang menunjukkan bahwa nilai adjusted R 2 periode setelah adopsi IFRS yaitu sebesar 74,9% lebih tinggi

Syukur Alhamdulilllahirabbail ‘Alamin penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan taufik, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

Penjelasan tersebut merefleksikan bagaimana saintisme ilmiah berbasis laboratorium layaknya kelinci percobaan tidak hanya berada di ruang ilmiah bebas realitas tetapi

Tinggi tanaman cabai untuk sampel E (biji cabai yang dipapar medan magnet ELF 300µT pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6 lebih besar dibandingkan sampel kontrol,

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merupakan bentuk pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kepada masyarakat Desa

Dengan cara yang sama ,dihitung pula rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun utang berbungan.Selama dua tahun terakhir,rasio ini mengalami sedikit kenaikan dari