• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA TIK SIMULASI SEBAGAI SUPLEMEN DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA TIK SIMULASI SEBAGAI SUPLEMEN DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA TIK SIMULASI SEBAGAI SUPLEMEN DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN

ALAT UKUR DI SMP

Oleh

Purwanti Budi UItami

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Purwanti Budi Utami

ii ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA TIK SIMULASI SEBAGAI SUPLEMEN DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN

ALAT UKUR DI SMP

Oleh

Purwanti Budi Utami

Berdasarkan penelitian yang dilakukan masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah sebagai metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan memfokuskan penilaian pada hasil belajar ranah kognitif saja. Sehingga pada penelitian ini penulis memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen dengan metode demonstrasi pada penyampaiannya dengan ranah penilaian pada hasil belajar ranah kognitif, keterampilan proses sains siswa, karakter siswa, aktivitas siswa dan sikap siswa terhadap media TIK simulasi. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajan alat ukur di SMP, mendeskripsikan; (2) Keterampilan Proses Sains siswa dalam pembelajaran alat ukur dengan

(3)

Purwanti Budi Utami

iii

memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi, (5) sikap siswa terhadap pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi dalam pembelajaran alat ukur. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII pada semester ganjil sedangkan sampel yang diambil yaitu kelas VII Asebagai kelas eksperimen dengan jumlah 24 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih 1 kelas secara random dari 6 kelas yang ada. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Shot Case Study. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur yang diketahui berdasarkan nilai pretes dan postes siswa. Pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur dapat

menumbuhkan keterampilan proses sains siswa, dapat membentuk karakter siswa, dapat mengembangkan aktivitas siswa, dan dapat menumbuhkan sikap positif siswa.

(4)
(5)
(6)
(7)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

SURAT PERNYATAAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Media TIK Dalam Pembelajaran ... 7

2. Simulasi ... 9

3. Metode Demonstrasi ………... 11

4. Suplemen ... 13

5. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 14

(8)

xiii

7. Aktivitas Siswa ... 17

8. Karakter Siswa ... 18

9. Sikap Siswa ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 21

C. Hipotesis ... 26

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 28

D. Desain Penelitian ... 28

F. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Prosedur Penelitian ... 29

H. Instrumen Penelitian ... 31

I. Analisis Instrumen ... 31

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas ... 32

J. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33

1. Hasil belajar ranah Kognitif ... 33

1) Perhitungan Skor N-Gain ... 33

2) Uji Normalitas ... 34

3) Paired Sample T test ... 34

2. Keterampilan Proses Sains ... 35

3. Karakter Siswa ... 37

4. Aktivitas Siswa ... 37

5. Sikap Siswa ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

A. Hasil Penelitian

(9)

xiv

Demonstrasi ... 39

2. Data Penelitian ... 42

a. Data hasil belajar ranah Kognitif ... 42

b. Data Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 43

c. Data Karakter Siswa ... 43

d. Data Aktivitas Siswa ... 44

e. Data Sikap Siswa ... 46

B. Hasil Uji Penelitian... 47

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

2. Hasil Uji Normalitas ... 49

3. Hasil Uji Hipotesis dengan Paired Sample T-Test ... 50

C. Pembahasan ... 51

1. Data Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 51

2. Keterampilan Proses Sains Siswa yang Terbentuk ... 54

3. Karakter Siswa yang Dapat Dibangun ... 62

4. Aktivitas Siswa yang Ingin Dikembangkan ... 67

5. Sikap Siswa yangDapat Ditumbuhkan ... 71

V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA

(10)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sudah mulai dikenalkan sejak Sekolah Dasar dan terus berlanjut hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Jika di SD dan SMP masih IPA Terpadu sedangkan di SMA sudah dipecah menjadi tiga mata pelajaran yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Kenyataanya pembelajaran IPA di berbagi jenjang pendidikan masih membuat anak kesulitan. Hal tersebut menjadi tugas guru untuk membelajaran IPA yang mudah diterima oleh siswa dan

memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Penyampaian materi IPA dengan menekankan pada pengalaman secara langsung untuk mengembangkan potensi anak melalui “mencari tahu” dan “berbuat”, serta adanya pemantapan materi dengan memperkaya pengetahuan siswa yang dipadukan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan membantu anak memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

(11)

2

masih terbatas pada ranah kognitif saja. Menurut penuturan guru mata pelajaran IPA, guru tidak memberikan praktikum kepada siswa karena keterbatasan media dan kondisi siswa yang tidak memungkinkan.

Wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa siswa sering merasa bosan saat pembelajaran IPA berlangsung. Masalah ini disebabkan karena siswa SMP Negeri 1 Belalau sangat aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar, namun kedua sikap positif ini tidak diimbangi dengan pendidikan karakter yang baik sehingga banyak siswa yang tidak sopan terhadap guru dan tidak jarang pula saat melakukan praktikum banyak alat yang rusak ataupun hilang. Selain itu,

pembelajaran IPA Terpadu hanya dilakukan menggunakan LKS yang isinya terbatas.

Kegiatan pembelajaran dapat dipadukan dengan memanfaatkan media Teknologi Informasi dan Komunikasi simulasi yang didemonstrasikan oleh guru disertai dengan melakukan praktik mengukur menggunakan alat ukur yang sebenarnya akan lebih menarik perhatian siswa. Keterampilan proses sains dan aktivitas siswa akan muncul. Selain itu, melakukan pengukuran juga dapat menumbuhkan karakter dan sikap positif siswa dalam pembelajaran. Dengan demkian hasil belajar siswa mengenai materi alat ukur juga akan meningkat.

Keterampilan guru dalam menggunakan media Teknologi Informasi dan

(12)

3

memungkinkan setiap siswa dapat melihat dengan jelas. Sedangkan penyampaian materi dengan memanfaatkan media TIK dilakukan dengan metode demonstrasi karena keterbatasan sarana komputer di sekolah, selain itu dengan demonstrasi akan memusatkan perhatian siswa pada guru dan suasana menjadi kondusuif. Media TIK simulasi ini diberikan sebagai pemerkaya pemahaman siswa atau suplemen terhadap materi setelah pembelajaran menggunakan alat ukur secara langsung.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dilakukanlah penelitian untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua aspek penilaian, seperti:

meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, menumbuhkan KPS,

membangun karakter siswa, meningkatkan aktivitas siswa, dan menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pemanfaatan media TIK dengan judul

“Pemanfaatan Media TIK Simulasi Sebagai Suplemen Demonstrasi Pada

Pembelajaran Alat Ukur Di SMP”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi dalam pembelajaran alat ukur?

(13)

4

3. Bagaimanakah karakter yang terbentuk pada siswa dalam pembelajaran alat ukur dengan memanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen

demonstrasi?

4. Bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran alat ukur dengan memanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi? 5. Bagaimanakah sikap positif siswa terhadap pemanfaatan media TIK simulasi

sebagai suplemen demonstrasi dalam pembelajaran alat ukur?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi dalam pembelajaran alat ukur.

2. Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa dalam

pembelajaran alat ukur dengan memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

3. Mendeskripsikan karakter yang dapat ditumbuhkan pada siswa selama pembelajaran alat ukur dengan memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

4. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran alat ukur dengan pembelajaran alat ukur dengan memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

(14)

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah: 1. Bagi Siswa

a. Menyiapkan para siswa memiliki keterampilan dalam menggunakan alat-alat ukur

b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda

c. Membiasakan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

d. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan kemampuan kreativitas guru dalam pemanfaatan media TIK b. Memperoleh tambahan pengetahuan tentang teknik merancang dan

mengimplementasikan pembelajaran sains.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman mengajar sebagai bekal di masa mendatang.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

(15)

6

2. Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan materi mengenai proses atau cara kerja alat ukur dengan guru sebagai

pusatnya dalam hal ini menyajikan simulasi alat ukur melalui LCD proyektor. 3. Suplemen merupakan hal yang diambahkan untuk melengkapi; tambahan

untuk pemerkaya wawasan siswa terhadap alat ukur.

4. Hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran alat ukur dan mengikuti pretest serta posttest yang ditunjukkan dengan nilai kognitif.

5. Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah keterampilan siswa untuk mengukur, membandingkan alat ukur, membuat data hasil pengukuran, infering data, dan mengomunikasikan data hasil pengukuran.

6. Karakter siswa yang akan diamati selama pembelajaran berlangsung dengan pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi adalah tekun, teliti, bertanggungjawab, jujur, percaya diri, menghargai pendapat dan

bekerjasama.

7. Aktifitas siswa yang akan diamati selama pembelajaran berlangsung dengan pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi adalah siswa dapat bertanya, menjawab, menanggapi, memperhatikan, mengerjakan LKS, membuat catatan, berdiskusi, presentasi.

(16)

7

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Media Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Media adalah salah satu perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Media dalam pembelajaran membantu tugas guru sebagai pendidik dalam rangka menyampaikan informasi kepada peserta didik. Danim (2002) berpendapat bahwa:

Media pendidikan/pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka

berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah cara penyampaiannya.

Media pembelajaran memiliki fungsi yang jelas, memudahkan dan menarik pesan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Pendapat Danim di atas menyatakan bahwa media merupakan semua alat bantu dalam rangka berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran yang

berfungsi untuk menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

Gerlach dan Ely (1971) dalam Danim (2002) mengatakan bahwa:

“ media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

(17)

8

Kutipan di atas dapat diartikan bahwa guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media juga dapat diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Teknologi pendidikan banyak memanfaatkan jasa media teknologi. Teknologi komunikasi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan atau yang sengaja dirancang itu disebut teknologi komunikasi pendidikan. Miarso (1980) dalam Arsyad (2007) mengemukakan bahwa:

“Teknologi komunikasi pendidikan adalah suatu spesifikasi dalam bidang teknologi pendidikan, yaitu yang lebih banyak merupakan prinsip dan konsep ilmu komunikasi, serta lebih banyak penggunakan sumber belajar berupa media komunikasi massa dan elektronis”.

Kutipan tersebut menyatakan bahwa teknologi komunikasi pendidikan dapat dipandang sebagai pemanfaatan media untuk tujuan pendidikan. TIK dapat berfungsi sebagai sumber belajar, sumber belajar tersebut berupa koran, televisi, maupun jaringan internet.

Upaya memanfaatkan media teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu secara kuantitatif. Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi pendidikan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Ada banyak keuntungan apabila kita memanfaatkan media TIK dalam

(18)

9

dalam pendidikan akan menjadikan pembelajaran lebih variatif, menyenangkan dan efektif.

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya mengembangkannya sendiri. Media tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi dan slide), media berbasis audio-visual (video atau audio tape), dan media berbasis komputer (komputer dan video interaktif).

2. Simulasi

Simulasi merupakan salah satu teknik penyajian dalam sebuah pembelajaran. Simulasi adalah tingkah seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang

bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Sehingga siswa memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai berbagai macam-macam bentuk pelaksanaan, seperti: peer-teaching, sosiodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing Roestiyah (2008: 22).

(19)

10

Roestiyah (2008) mengatakan bahwa keunggulan teknik simulasi dibandingkan dengan teknik penyajian pembelajaran yang lain sebagai berikut:

1) Menyenangkan siswa; 2) Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa; 3)Memungkinkan eksperimen tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya; 4)Mengurangi hal-hal yang verbalistik atau abstrak; 5)Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam; 6) Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan keutuhan dan kegotong royongan serta kekeluargaan yang sehat;

7)Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap; 8)Menumbuhkan rasa beerpikir kritis; 9)Memungkinkan guru untuk bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga memiliki kekurangan, diantaranya sebagai berikut:

1) Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan secara riset; 2)Terlalu mahal biayanya; 3) Diragukan hasilnya karena sering tidak diikutesertakan elemen-elemen yang penting; 4) Menghendaki

pengelompokan yang fleksibel: perlu ruang dan gedung; 5) Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas; 6) Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.

Setiap teknik penyajian pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing bergantung dari cara guru menyampaikan kepada siswa. Sarana dan situasi yang baik akan mengoptimalkan pembelajaran. Hamalik (2004: 137) mendefinisikan simulasi sebagai:

Simulasi adalah mirip dengan latihan, tetapi tidak dalam realitas

(20)

11

Nasution (2006:82) berpendapat bahwa:

Simulasi (atau Cybernatics, bila didesain dengan teknologi mesin)

mempunyai kelebihan memberi kasempatan pada siswa belajar dari akibat perbuatannya sendiri; mengharuskan siswa berpartisipasi aktif penuh, dan menggunakan taraf belajar kognitif dan tingkat afektif tingkat lebih tinggi. Dan mempunyai kelemahan menuntut perencanaan cermat dan persiapan bahan, sumber; keberhasilan bergantung pada kesediaan dan kemampuan siswa menganalisis kelakuannya sendiri; menuntut suasana kelas yang demokratis agar siswa tidak takut mengambil resiko.

Kutipan tersebut dapat diartikan bahwa simulasi dapat dirancang menggunakan peralatan teknologi yang akan lebih mempunyai keunggulan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan teknologi. Simulasi membentuk siswa aktif dalam pembelajaran dan memunculkan sifat berpikir kritis siswa.

3. Metode Demonstrasi

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Djamarah, (2000: 201) berpendapat bahwa:

Demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenanan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif dibandingkan anak didik. Guru yang melakukan kegiatan memperagakan suatu proses dan kerja benda.

(21)

12

Dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam , ssehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Menurut Roestiyah (2000: 83) mengatakan bahwa:

Metode demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu dan membuat sesuatu, sehingga lebih memahami pelajaran.

Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah:

Dengan demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret. Sehingga kesan yang diterima siswa akan lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Dengan demonstrasi siswa akan lebih partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya.

Selain memiliki keunggulan, metode demonstrasi juga memiliki kelemahan yaitu: Bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat,

menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi; dengan bahasa dan suara yang dapat

ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersdia dengan cukup; maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa; sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.

Pernyataan mengenai metode demonstrasi di atas didapat bahwa setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi

(22)

13

4. Suplemen

Suplemen adalah sesuatu yang akan ditambahkan sebagai penunjang. Suplemen dalam pembelajaran dapat disajikan melalui media TIK simulasi, dalam rangka memperkaya pengetahuan siswa. Siahaan (2002:1) menyatakan bahwa sebagai bagian dari pembelajaran, TIK memiliki peran yaitu sebagai suplemen. Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai

kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui media TIK simulasi atau tidak. Walaupun media TIK berfungsi sebagai tambahan materi yang diterima peserta didik dalam pembelajaran tetap muka, bagi peserta didik yang memanfaatkannya sudah barang tentu akan memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih dibandingkan peserta didik yang tidak memanfaatkannya. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran melalui media TIK simulasi. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

Kutipan di atas menyatakan bahwa fungsi media TIK simulasi dalam sebuah pembelajaran dapat berupa suplemen. Suplemen adalah tambahan dalam

(23)

14

5. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terdiri didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa:

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap, perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Sedangkan hasil belajar diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Djamarah dan Zain (2006: 121) mengatakan bahwa:

”Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar”. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa.

Hasil belajar diperoleh dari proses belajar yang dapat diketahui setelah melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan agar guru mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang dapat diserap oleh siswa.

Menurut Bloom dalam Sudjiono (2001: 49) ada tiga ranah yang harus menjadi dalam evaluasi belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik. Segi kognitif memiliki enam taraf, meliputi pengetahuan (taraf yang paling rendah) sampai evaluasi (taraf yang paling tinggi). Berikut ke-6 taraf tersebut menurut Popham dan Baker (2005) di uraikan sebagai berikut:

(1) Pengetahuan. Pengetahuan mencakup ingatan; tentang hal-hal yang khusus dan hal-hal yang umum; tentang metode-metode dan proses-proses; atau tentang pola struktur atau setting. (2) Pemahaman. Taraf ini

(24)

15

mengetahui apa yng sedang dikomunikasikan. (3) Aplikasi. Aplikasi mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus atau konkret. (4) Analisis. Analisis mencakup penguraian suatu ide dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hierarkinya menjadi jelas. (5) Sintesis. Sintesis merupakan kemampuan menyatukan unsur- unsur dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu keseuruhan. (6) Evaluasi. Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam proses pengajaran.

6. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang dalam pembelajarannya tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan eksperimen dimana siswa melakukan percobaan menggunakan alat-alat praktikum. Pembelajaran fisika akan efektif apabila dilaksanakan secara ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersifat ilmiah. Sehingga pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses sains sangat cocok.Indrawati (1999:3) mengemukakan bahwa:

“keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsepyang sudah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)”.

Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan kognitif, intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan

(25)

16

dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan, perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif. Menurut Hamalik (2008: 150) berpendapat bahwa

Keterampilan proses sebagai suatu pendekatan dalam sebuah pembelajaran mengarah pada pengembangan kemampuan fisik dan mental yang dasar sebagai pendorong untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.

Menurut Indrawati (2007: 8) Ada tujuh jenis kemampuan yang hendak

dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses, yakni:

Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya:

mendengar, melihat, meraba, mencium dan merasa. Menggolongkan atau mengklarifikasi; siswa harus terampil mengenal perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek. Menafsirkan

(menginterprestasikan); siswa harus memiliki keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Meramalkan; siswa harus memilii kemampuan menghubungkan data, fakta,dan informasi. Menerapkan; siswa harus mampu menerapkan konsep yang pernah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru. Merencanakan penelitian; siswa harus mampu menemukan masalah dan variabel-variabel yang diteliti, tujuan, dan ruang lingkup penelitian. Mengkomunikasikan; siswa harus mampu

menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan menyampaikan perolehannya.

(26)

17

mengukur dengan teliti, membaca hasil penelitian dengan benar, dan

mengkomunikasikan hasil praktik mengukur secara logis. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses sains yang harus dimiliki siswa yang disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains. No. Keterampilan Proses

Sains

Indikator 1. Melakukan pengamatan

(observasi)

 Mengidentifikasi spesifikasi alat ukur

 Mengidentifikasi skala

maksimum dan skala minimum alat ukur

 Melakukan praktik mengukur 2. Menafsirkan

pengamatan (interpretasi)

 Membaca hasil praktik mengukur

4. Berkomunikasi  Mengkomunikaskan hasil praktik mengukur di depan kelas

 Mengungkapkan pendapat  Menanggapi pendapat

7. Aktivitas Siswa

(27)

18

Sewaktu merencanakan tujuan intruksianal guru harus dengan jelas merumuskan perilaku siswa yang diharapkan, dan juga menyusu alat pencatatnya agar adapat digunakan kemudian untuk keperluan penilaian.

Menurut Usman (2007:1) aktivitas bertanya merupakan salah satu aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas belajar siswa meliputi aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental, yang digolongkan ke dalam beberapa hal: (1) aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan ekperimen, dan

demonstrasi; (2) aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi; (3) aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan; (4) aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis; dan (5) aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat. Sedangkan aktivitas yang akan diamati dalam penelitian ini, yaitu: siswa dapat bertanya, menjawab, menanggapi, memperhatikan, mengerjakan LKS, membuat catatan, berdiskusi,dan presentasi.

8. Karakter Siswa

Karakter siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga

(28)

19

Menurut Uno (2007) manfaat analisis karakteristik siswa sebagai berikut: 1) Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan; 2) Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan; 3) Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat menajjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien; 4) Guru dapat Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan aspirasi dan kebutuhan siswa; 5) Mengetahui tingkat penguasaan yang diperoleh siswa sebelumnya.

Setiap guru harus memahami karakter siswa, dengan memahami karakter siswa guru dapat menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan akan mengembangkan karakter positif siswa. Pada penelitian ini karakter yang akan dikembangkan oleh guru yaitu: siswa dapat berpikir kreatif, logis, jujur, bekerja teliti, bertanggungjawab, peduli dan

berperilaku santun.

9. Sikap Siswa

Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi

pembelajaran, pendidik, dan sebagainya. Triandis (1971) dalam Slameto (2003: 188) mendefinisikan sikap sebagai berikut: “ An attitude is aan idea charged with emotion which predisposes a class of actions a particular class of social

(29)

20

Rumusan di atas menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek itu disertai dengan perasaan positif atau negatif. Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain: melalui pengalaman yang berulang-ulang, melalui imitasi (peniruan), melalui sugesti, melalui identifikasi. Selanjutnya Hawkins (1986) dalam Elmubarok (2007: 45) menyebutkan bahwa:

Sikap adalah pengorganisasian secara ajeg dan bertahan (enduring) atas motif, keadaan emosional, persepsi dan proses-proses kognitif untuk memberikan respon terhadap dunia luar. Sikap mempunyai beberapa karakteristik, antaraa lain: arah, intensitas, keluasaan, konsistensi dan spontanitas.

Selanjutnya Sekord and Bacman (1964) dalam Elmubarok (2007: 46) membagi sikap menjadi 3 komponen yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akan membentuk keyalkinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap; 2) Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang, sehinggga bersifat evaluative. Kompinen uini erat hubungannya dengan system nilai yang dianut pemilik sikap; 3) Komponen konatitif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan sesseorang untuk berperilaku yang berhubungan

denganobjek sikap.

(30)

21

dalam mengikuti pembelajaran alat ukur yang memanfaatkan media TIK simulasi.

Pembelajaran menggunakan media TIK sebagai perantara dalam manyampaikan materi pembelajaran alat ukur. Pembelajaran menggunakan media TIK akan memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, skala pada alat ukur akan diperbesar menggunakan LCD proyektor sehingga setiap siswa akan dengan jelas membaca skala, kemudian penggunaan media TIK juga dapat digunakan untuk penambah wawasan siswa dengan menampilkan macam-macam alat ukur dengan berbeda ketelitian. Penggunaan media TIK ini dimaksudkan akan meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh setelah melakukan evauasi di akhir pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media TIK juga akan mengembangkan KPS, yang akan terlihat saat siswa mulai melakukn pengkuran. Mengembangkan Aktivitas, karakter dan sikap siswa.

B. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan siswa dalam mencapai suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Pembelajaran tersebut tentu saja harus ada interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Interaksi yang baik juga menghendaki suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan memicu motivasi yang terus-menerus sehingga hasil belajarnya baik pula.

(31)

22

(TIK) adalah pembelajaran yang menggunakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik dalam segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi. Media TIK difungsikan sebagai simulasi yaitu penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Sehingga media TIK simulasi sebagai alat bantu atau perantara dalam kegiatan pembelajaran yang yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi yang disajikan dalam bentuk tiruan untuk memahami proses tertentu atau cara kerja alat.

Pemanfaatan media TIK simulasi akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, media ini sebagai suplemen/penujang dalam pembelajaran. Dalam penerapannya pemanfaatan media TIK simulasi dibarengi dengan

penggunaan metode demonstrasi. Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenanan dengan bahan pelajaran. Demonstrasi dapat dilakukan seorang guru atau instruktur menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.

Pembelajaran dengan metode demonstrasi, guru memperlihatkan simulasi cara kerja alat ukur serta pembacaan hasil pengukuran kepada siswa, dan siswa dituntut untuk melakukan percobaan seperti simulasi yang telah diberikan. Percobaan dilakukan sesuai dengan kegiatan ilmiah seperti merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, melaksanakan

(32)

23

laporan hasil kegiatan atas inisiatif sendiri. Kemudian mendemonstrasikan hasil percobaan yang diperoleh.Pelaksanaan model pembelajaran ini nantinya akan diawali dengan mengukur kemampuan awal siswa di kelas yang menggunakan pretest dan pada akhir pembelajaran guru mengadakan posttest untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.

(33)

24

KEGIATAN PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR RANAH

KPS

KARAKTER SISWA HASIL BELAJAR

RANAH KOGNITIF

SIKAP SISWA TERHADAP PEMANFAATAN

MEDIA TIK AKTIVITAS

SISWA MEDIA TIK SIMULASI

SUPLEMEN DEMONSTRASIMETODE

HASIL BELAJAR FISIKA sebagai

pemanfaatan

dengan SISWA KELAS VII

PRETEST

POSTEST

Dibandingkan

DIDESKRIPSIKAN

(34)

25

Alur Kerangka Pikir peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Materi Alat Ukur

Pretest

Pembelajaran dengan Pemanfaatan TIK Simulasi Alat Ukur sebagai

Suplemen

Guru mendemonstrasiikan penggunaan alat ukur

Siswa membentuk kelompok dan melakukan pengukuran secara langsung menggunakan alat

ukur yang sebenarnya serta berdiskusi mengerjakan LKS

Guru mendemonstrasikan kembali penggunaan alat ukur dengan media

TIK Simulasi sebagai Suplemen

Siswa mengkomunikasikan hasil pengukuran menggunakan media TIK

Semulasi dalam bentuk tabel

Posttest

KETERAMPILAN PROSES SAINS

KARAKTER

AKTIFITAS

SIKAP

HASIL BELAJAR KOGNITIF

Gambar 2 Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan

: Alur Tindakan

(35)

26

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka pemikiran di atas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada

pembelajaran alat ukur siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

H1 = Ada peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran

alat ukur siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

(36)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 Agustus – 7 September 2013 di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat, pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

2. Sampel Penelitian

(37)

28

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif siswa, keterampilan proses sains (KPS) siswa, karakter siswa, aktivitas siswa dan sikap siswa.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One-Shot Case Study. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan sebuah kelas yang menjadi sampel penelitian, yang dilakukan secara langsung dalam kegiatan

pembelajaran pada siswa SMP kelas VII. Kelas yang menjadi populasi dan sampel diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui pemahaman belajar siswa sebelum pemanfaatan media TIK simulasi, kemudian diberikan perlakuan. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes akhir (postest). Hasil pretest dan postest pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainya disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. One-Shot Case Study

Keterangan: X = Treatment yang dilakukan, pemanfatan media TIK simulasi dalam pembelajaran yang berfungsi sebagai suplemen

O1 = hasil belajar siswa ranah kognitif O2 = keterampilan proses sains siswa O3 = aktivitas siswa

O4 = karakter siswa O5 = sikap siswa

(38)

29

E. Data Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang berupa data hasil belajar ranah kognitif, keterampilan proses sains, aktivitas siswa, karakter siswa dan sikap siswa. Sebelum melakukan pengambilan data maka dilakukan terlebih dahulu proses persiapan diantaranya adalah:

1. Membuat kisi-kisi.

2. Membuat instrumen penilaian sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat. 3. Meminta pertimbangan guru mitra menngenai kesesuaian antara kisi-kisi dan

instrumen penilaian yang telah dibuat.

4. Memperbaiki instrumen penilaian yang telah dibuat.

Pengumpulan data hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari hasil dari pretest dan posttest, keterampilan proses sains siswa, aktivitas siswa, dan karakter siswa diperoleh dari pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung sedangkan sikap siswa diperoleh dari pengisian kuisioner (angket). Dan untuk menjamin validitas isi, semua lembar penilaian disusun berdasarkan kisi-kisi lembar penilaian sebelum diberikan kepada sampel penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian adalah: 1. Menetapkan sampel.

2. Mengadakan pretest pada awal pembelajaran.

(39)

30

4. Melakukan observasi terhadap keterampilan proses sains siswa, aktivitas siswa dan karakter siswa.

5. Mengadakan posttest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai hasil belajar siswa ranah kognitif.

6. Mengadakan kuisioner (angket) untuk mengukur sikap siswa . 7. Mengambil data.

8. Membuat kesimpulan.

Penelitian ini melibatkan observer sebagai pengamat dalam proses pengambilan data keterampilan proses sains, karakter, dan aktivitas siswa. Guru atau peneliti hanya fokus menjelaskan materi atau melakukan pembelajaran di depan kelas. Terdapat dua orang observer dimana setiap observer mengamati masing-masing 12 siswa yang sebelumnya siswa telah diberi nomor sesuai dengan nomor absennya. Setiap observer menerima 3 lembar observasi, lembar observasi KPS, lembar observasi karakter, dan lembar observasi aktivitas. Penilaian keterampilan proses sains siswa dilakukan dengan teknik menuliskan skor pada lembar

(40)

31

dimana observer melihat secara keseluruhan dengan selang waktu tertentu yang dalam penelitian ini dikakukan setiap 10 menit selama 80 menit pembelajaran, kemudian mencatat siswa yang menunjukkan aktivitas yang terdapat pada lembar observasi aktivitas. Penilaian dilakukan selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan keterampilan, karakter, dan aktivitas yang ditunjukkan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Soal pretest dan postest hasil belajar ranah kognitif 2. Lembar observasi: aktivitas siswa , KPS, karakter siswa 3. Kuesioner: sikap siswa

4. Lembar Kerja Siswa Alat-alat Ukur dan Pengukuran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

6. Media ICT Alat-alat Ukur dan Pengukuran (simulasi)

I. Analisis Instrumen Penelitian

1. Validitas

(41)

32

tersebut secara tepat dapat mengukur indikator yang telah ditentukan dalam tujuan pada RPP.

2. Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur, untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

(Arikunto, 2007: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak

komputer dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s sampai 1. Ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Reliabilitas Instrumen

0,00 – 0.20 Kurang Reliabel

0,21 – 0,40 Agak Reliabel

0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

0,61 – 0,80 Reliabel

(42)

33

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

J. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah data penelitian didapat, selanjutnya dilakukan analisis data untuk

mengetahui hasil belajar ranah kognitif, keterampilan proses sains, aktivitas siswa, karakter siswa, dan sikap siswa. Hasil belajar ranah kognitif dilakukan

perbandingan pretest dengan postest, sedangkan Keterampilan Proses Sains, Aktivitas Siswa, Karakter Siswa, dan Sikap Siswa dideskripsikan.

1. Hasil belajar ranah kognitif

Untuk menganalisis data hasil belajar ranah kognitif fisika siswa

diterjemahkan ke dalam skor gain, kemudian dilakukan uji prasyarat analisis uji normalitas. Selanjutnya adalah pengujian hipotesis menggunakan uji berpasangan yaitu uji Paired Sample T Test.

1) Menghitung Skor N-Gain

(43)

34

(Meltzer dalam Marlangen:2010)

2) Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov.

3) Paired Sample T-Test

Paired Sample T-testadalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Uji Paired Samples T-Test atau lebih dikenal dengan pre-post design dilakukan untuk

(44)

35

penurunan hasil belajar secara signifikan. Ketentuannya bila t hitung lebih kecil dari t Tabel, maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Tetapi sebaliknya bila t hitung lebih besar dari t Tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Atau menggunakan ketentuan sig. yaitu secara signifikan bila Sig (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima atau sebaliknya. Untuk

memudahkan dalam menguji hal tersebut maka dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 yaitu uji Paired Samples T-Test.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji sebagai berikut: Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada

pembelajaran alat ukur siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

H1 = Ada peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran alat ukur siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai

suplemen demonstrasi.

2. Keterampilan Proses Sains

Data keterampilan proses sains didapatkan dari lembar observasi keterampilan proses sains yang berbentuk Tabel. Terdapat lima keterampilan proses sains yang ingin diamati oleh peneliti yaitu keterampilan mengukur (K1),

(45)

36

K1 : Keterampilan mengukur

1. Menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur 2. Prosedur mengukur sesuai

3. Hasil ukur sesuai

K2 : Keterampilan membandingkan

1. Memilih alat ukur yang sesuai dari dua alat ukur sejenis yang disediakan 2. Menentukan ketelitian yang lebih tinggi dari dua hasil pengukuran 3. Menuliskan ketelitian hasil pengukuran

K3 : Keterampilan membuat data

1. Membuat Tabel data hasil pengukuran namun sebagian besar tidak lengkap

2. Membuat Tabel data hasil pengukuran namun sebagian kecil tidak lengkap 3. Membuat Tabel data hasil pengukuran yang lengkap

K4 : Keterampilan infering data

1. Membuat pernyataan mengenai hasil pengukuran namun tidak tepat 2. Membuat pernyataan mengenai hasil pengukuran namun kurang tepat 3. Membuat pernyataan yang tepat mengenai hasil pengukuran

K5 : Kemampuan mengomunikasikan

1. Menggambarkan data dengan grafik atau Tabel 2. Menulis hasil diskusi dan pembahasan

3. Menjelaskan data secara lisan

Pemberian skor untuk K1, K2, K5 sebagai berikut:

3 = Jika 3 atau semua indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan 2 = Jika 2 indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan

1 = Jika 1 indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan

0 = Jika tidak satupun indikator setiap sub keterampilan dilaksanakan Sedangkan pemberian skor untuk K3 dan K4 sesuai dengan keterampilan yang ditunjukkan.

(46)

37

3. Karakter Siswa

Data karakter siswa didapatkan dari lembar observasi karakter siswa yang dilakukan observer saat pembelajaran sedang berlangsung. Lembar observasi karakter siswa berbentuk Tabel dimana di dalamnya mencakup tujuh indikator karakter yang ingin diamati oleh peneliti yaitu tekun dalam bekerja (K1), teliti dalam membaca hasil ukur (K2), tanggungjawab dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas (K3), jujur dalam menuliskan data (K4), percaya diri ketika presentasi (K5), menghargai pendapat ketika berdiskusi (K6),

kerjasama dalam melaksanakan tugas (K7). Penilaian terhadap karakter siswa dilakukan menggunakan teknik skoring dengan deskriptor sebagai berikut:

Skor dan deskriptor:

Skor 1: Tidak pernah menunjukan karakter tersebut di atas

Skor 2: Cukup /kadang-kadang menunjukan karakter tersebut di atas Skor 3: Baik dalam/sering menunjukan karakter tersebut di atas Skor 4: Sangat baik dalam/selalu menunjukan karakter tersebut di atas

Data karakter siswa yang terkumpul diolah dengan menggunakan Microsoft Excel untuk mencari nilai rata-rata karakter siswa pada tiap indikator karakter selama empat kali pertemuan pada pembelajaran alat ukur.

4. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa didapatkan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas siswa berbentuk Tabel dimana di dalamnya mencakup delapan aspek aktivitas yang ingin diamati oleh peneliti yaitu aktivitas bertanya, menjawab,

(47)

38

berdiskusi, dan presentasi. Penilaian terhadap aktivitas siswa dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada keterampilan yang teramati setiap 10 menit pada pembelajaran alat ukur selama 80 menit. Data aktivitas siswa yang terkumpul diolah dengan menggunakan Microsoft Excel untuk mencari nilai rata-rata aktivitas siswa pada tiap aspek aktivitas selama empat kali pertemuan pada pembelajaran alat ukur.

5. Sikap Siswa

(48)

75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pnelitian ini adalah:

1. Terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran alat ukur siswa setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi.

2. Pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada

pembelajaran alat ukur dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. 3. Pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada

pembelajaran alat ukur dapat membentuk karakter siswa.

4. Pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur dapat mengembangkan aktivitas siswa.

5. Pemanfaatan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur dapat menumbuhkan sikap positif siswa.

B. Saran

(49)

76

1. Penggunaan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, meningkatkan KPS siswa, membentuk karakter siswa, mengembangkan aktifitas siswa dan menumbuhkan sikap positif siswa.

2. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru hendaknya mampu

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Danim, Sudarwan. 2002. Media komunikasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Elmubarok, Zaim. 2007. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung. Alphabeta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hartati, Risa. 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK

Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontruktivisme Untuk Meningkatkan Minat, Aktivitas, Dan Hasil Belajar Fisika Siswa. Bandarlampung: Unila. Posiding Seminar Nasional Pendidikan Mipa 2011. ISBN 978-979-8510-32-8.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Progam Pasca Sarjana Unnes. Tersedia http://Duniagil.Wordpress.Com /2011/03/12/

Keterampilan-Proses-Dalam-Pembelajaran-Sains/21.11,24 11 2013 [5Desember 2013]

King-Dow Su dan Min-Yuan Chen. 2013. Fundamental Instructions To Enhance

Learner’s Computer Based Environmental Science. De Lin Institute Of

Technology. Journal. Volume 36. Nomor 1.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muhtadi, Ali. 2013. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)

(51)

Nasution. 2006. Kurikulum Dan Pengajaran. Bandung: Sinar Grafika Offset. Nuryanti, B. Lena. 2003 Aplikasi ’E-Learning’ Sebagai Proses Pembelajaran.

Yogyakarta: UNY. www.internetworldstats.com[20 Januari 2014] Popham, James Dan Baker, Eva.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Riswanti, Rini. 2013. Hubungan Proses Belajar Mengajar Berbasis Teknologi Dengan Hasil Belajar: Studi Metaanalisis. Kediri: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri. Jurnal Pedidikan. Volume 36. Nomor 1.

Sesunan, Feriansyah. Implementasi E-Learning Sebagai Komplemen Dan Suplemen Pada Pembelajaran Fisika Siswa SMA Di

Bandarlampung.Bandarlampung: Unila. Skripsi. Bandarlampung: Unila. Siahaan, Sudirman. 2002. Penelitian Penjajagan Tentang Kemungkinan

Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran Di Slta Di Wilayah Jakarta Dan Sekitarnya. diakses pada 12 mei 2013 dari

http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/prodi._ilmu_ komputer/196603252001121-munir/pjj_tik/pjj_tik-aplikasi_online_learning_dalam_pjj.pdf.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya.Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.

Tarmizi. 2009. Komponen Pembentukan Sikap Belajar Siswa. Diakses pada tanggal 5 Desember 2013 dari

http://rizcafitria.wordpress.com/2011/04/30/sikap-belajar-peserta-didik/ Tim Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

(52)

78

Lampiran 1

PEMETAAN SK-KD PENGUKURAN

Standar

Indikator Pencapaian

Tahapan Berpikir Indikator Pencapaian

Ruang

Lingkup Alokasi

Waktu Nilai Karakter

1 2 3 4

1. Memahami

prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan

menggunakan peralatan

1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan

menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

C3 Produk

1) Menyusun hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar. 2) Mengkomunikasikan hasil praktik mengukur di depan kelas secara benar. 3) Menjelaskan keselamatan kerja dalam melakukan pengukuran Proses:

1) Mengidentifikasi bagian-bagian penting serta fungsi dari setiap alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar. 2) Menganalisis skala maksimum dan minimum

C2

C3

C2

C2

4 x 45’ Tekun, Jujur, Bekerja Teliti, Bertanggungjawab, Berperilaku

(53)

79

pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar. 3) Melakukan kalibrasi ringan pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar. 4) Membaca hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

C4

C2

C4

Belalau, Agustus 2013

Guru Pamong, Mahasiswa,

Muhrin, A. Md. Purwanti Budi Utami

NIP. 19630505 198412 1 001 NPM 1013022053

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP N 1 Belalau

(54)

80

NIP 19601225 198202 1 006 Lampiran 2

SILABUS: PENGUKURAN Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 1 BELALAU

Mata Pelajaran : IPA TERPADU

Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami Prosedur Ilmiah Untuk Mempelajari Benda-Benda Alam Dengan Menggunakan Peralatan Pencapaian Kompetensi

Teknik Bentuk

Instrume n

Contoh Instrume

n

Nilai karakter

1.3 Melak

ukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Besaran dan Satuan

 Menuliskan hasil pengukuran pada table pengamatan

 Mendemonstr

asikan hasil praktik mengukur di depan kelas dengan benar

Kognitif Produk:

4) Menuliskan hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

5) Mengkomunik

asikan hasil praktik mengukur di depan kelas secara benar. 6) Menyimpulkan

Tes Tulis jilid VII1A

 buku

referensi yang relevan,

Jujur, Bekerja Teliti,

Bertanggungja wab,

(55)

81 Pencapaian Kompetensi

Teknik Bentuk

Instrume n

Contoh Instrume

n

Nilai karakter

 Mengungkap

kan pendapat mengenai

pembelajaran alat ukur

 Melakukan

studi pustaka untuk mengetahui bagian-bagian penting serta fungsi dari setiap alat ukur

 Melakukan

pengamatan alat ukur untuk skala maksimum dan minimum

 Melakukkan

kalibrasi ringan pada alat ukur, mengecek skala pada posisi nol

pembelajaran alat ukur Proses:

5) Mengidentifika si bagian-bagian penting serta fungsi dari setiap alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

6) Menganalisis skala maksimum dan minimum pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

7) Melakukan kalibrasi ringan pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

8) Membaca hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan

Oservasi n Aktivitas

Lp2: Lks neraca pegas, neraca ohaus, stopwatch, gelas ukur

 Balok

kayu, kelereng, gelas, batu, pasir, air, baterai, rangkaianlistri k sederhana

(56)

82 Pencapaian Kompetensi

Teknik Bentuk

Instrume n

Contoh Instrume

n

Nilai karakter

 Mengamati

skala utama dan skala nonius pada alat ukur serta menuliskannya pada tabel pengamatan

 Melakukan

pengukuran besaran panjang

menggunakan meteran, jangka sorong dan micrometer skrup

 Melakukan

pengukuran massa menggunakan neraca pegas dan neraca ohaus

 Melakukan

pengukuran arus listrik menggunakan amperemeter

 Melakukan

pengukuran tegangan menggunakan

voltmeter

tegangan dengan benar.

Psikomotor a. Melakukan pengukuran panjang suatu benda dengan menggunakan alat ukur meteran, jangka sorong, dan

micrometer skrup b. pengukuran massa suatu benda dengan menggunakan alat ukur neraca pegas, neraca ohaus

c. Melakukan pengukuran arus listrik dengan menggunakan alat ukur amperemeter. d. Melakukan pengukuran tegangan dengan menggunakan alat ukur voltmeter dengan benar. e. Melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan alat ukur stopwatch

(57)

83 Pencapaian Kompetensi

Teknik Bentuk

Instrume n

Contoh Instrume

n

Nilai karakter

 Melakukan

pengukuran waktu menggunakan voltmeter

 Melakukan

pengukuran volume menggunakan gelas ukur

dengan benar. f. Melakukan pengukuran volume suatu benda dengan menggunakan gelas ukur dengan benar. Afektif

1. Karakter: tekun, jujur, bekerja teliti,

bertanggungjawab, berperilaku santun, dan menghargai pendapat.

2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, menanggapi pendapat orang lain,

mengerjakan LKS

(58)

84

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajara

n

Kegiatan pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar/ Alat-Bahan

Teknik Bentuk

Instrume n

Contoh Instrume

n

Nilai karakter

Penilaian Diri

Belalau, Agustus 2013

Guru Pamong, Mahasiswa,

Muhrin, A. Md. Purwanti Budi Utami

NIP 19630505 198412 1 001 NPM 1013022053

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP N 1 Belalau

(59)

84

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Materi : Alat Ukur

Alokasi Waktu : 8 x 40 (4 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi

2. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

B. Kompetensi Dasar

2.3Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

C. Indikator

1. Kognitif

a. Produk

1. Menulis hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan.

(60)

85

b. Proses

1. Mengidentifikasi bagian-bagian penting serta fungsi dari setiap alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan.

2. Menganalisis skala maksimum dan minimum pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan.

3. Melakukan kalibrasi ringan pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan.

4. Membaca hasil pengukuran panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan.

2. Psikomotor

a. Melakukan pengukuran panjang suatu benda dengan menggunakan meteran, jangka sorong, dan micrometer skrup.

b. Melakukan pengukuran massa suatu benda dengan menggunakan neraca pegas, neraca ohaus, timbangan kue, dan timbangan badan.

c. Melakukan pengukuran arus listrik dengan menggunakan amperemeter. d. Melakukan pengukuran tegangan dengan menggunakan voltmeter. e. Melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch.

(61)

86

3. Afektif

1. Karakter: tekun, jujur, bekerja teliti, bertanggungjawab, berperilaku santun, dan menghargai pendapat.

2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, menanggapi pendapat orang lain, mengerjakan LKS.

D. Tujuan pembelajaran

1. Kognitif

a. Produk

1) Melalui tayangan media TIK simulasi yang disertai praktik mengukur menggunakan alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan yang sebenarnya siswa dapat menyusun hasil pengukuran besaran dengan mengisi tabel pengamatan sesuai dengan data yang diperoleh secara lengkap pada lembar kerja siswa.

2) Melalui praktik mengukur menggunakan alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan, siswa dapat mengkomunikasikan hasil praktik mengukur di depan kelas sesuai dengan LP: keterampilan social secara lengkap.

(62)

87

b. Proses

a. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta seperangkat alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan, siswa dapat

mengidentifikasi bagian-bagian penting dari setiap alat ukur terkait dengan soal pada Lembar Kerja Siswa dengan benar.

b. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta seperangkat alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan, siswa dapat

mengidentifikasi skala maksimum dan skala minimum dari setiap alat ukur terkait dengan soal pada Lembar Kerja Siswa dengan teliti.

c. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta seperangkat alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan siswa dapat melakukan kalibrasi ringan terkait dengan soal pada Lembar Kerja Siswa dengan teliti d. Dengan media TIK simulasi alat ukur serta melakukan praktik mengukur siswa

dapat membaca hasil pengukuran pada alat ukur panjang, volume, massa, suhu, waktu, kuat arus dan tegangan dengan benar.

2. Psikomotor

(63)

88

b. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta seperangkat alat ukur massa neraca pegas, neraca ohaus, timbangan badan, dan timbangan kue, siswa melakukan pengukuran massa sesuai LP: Unjuk Kerja dengan teliti.

c. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta amperemeter, siswa dapat melakukan pengukuran arus listrik sesuai LP: Unjuk Kerja dengan teliti.

d. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta voltmeter, siswa dapat melakukan pengukuran tegangan sesuai LP: Unjuk Kerja dengan teliti.

e. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta termometer, siswa dapat melakukan pengukuran suhu sesuai LP: Unjuk Kerja dengan teliti.

f. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta stopwatch analog, siswa dapat melakukan pengukuran waktu dengan sesuai LP: Unjuk Kerja dengan teliti. g. Disediakan media TIK simulasi alat ukur serta gelas ukur, siswa dapat melakukan

pengukuran volume sesuai LP: Keterampilan Kinerja dengan teliti. 3. Afektif

(64)

89

b. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, menanggapi pendapat orang lain, dan mengerjakan LKS dalam diskusi sesuai LP: Ketrampilan Social.

E. Materi Pembelajaran

Besaran dan Pengukuran

F. Metode Pembelajaran

b. Demonstrasi

c. Diskusi dan tanya jawab d. Percobaan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pertemuan Pertama

Sintak dan Preskripsi

 Guru mengucapkan salam/doa, mengabsen kehadiran siswa dengan cara mencocokkan denah tempat duduk siswa

dengan melihat apakah ada yang tidak terisi

 Memberi

salam dan berdoa bersama

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menampilkannya pada layar LCD

 Siswa

menyimak guru

b. Apersepsi  Mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari dengan

menanyakan apakah

 Siswa

(65)

90

kalian tahu apa itu pengukuran? Dan pernahkah kalian pernah melihat ataupun

melakukan pengukuran panjang sendiri?

c. Motivasi  Menumbuhkan

rasa tertarik siswa terhadap pembelajaran alat ukur dengan memperkenalkan kegunaan alat ukur dalam kehidupan sehari-hari dengan cara guru menceritakan tentang penggunaan meteran oleh tukang bangunan pada pembangunan sebuah gedung untuk mengetahui luas tanah yang akan dibangun. Penggunaan micrometer skup untuk mengukur sebuah kelereng yang mempunyai diameter yang sangat kecil.

Penggunaan jangka sorong untuk mengetahui

kedalaman sebuah tabung.

 Siswa

menyimak dengan cermat

2. Isi

a. Eksplrorasi  Guru memandu siswa untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan nomor urutnya, nomor 1 dengan 1, dst. (pembagian kelompok di luar jam pembelajaran)

 Siswa

Gambar

Gambar 1. Alur Pembelajaran
Gambar 2 Diagram Kerangka Pemikiran
tabel pengamatan
table pengamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media TIK tutorial sebagai suplemen pada pembelajaran alat ukur di SMP. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, mendeskripsikan keterampilan proses sains (KPS), karakter, aktivitas dan sikap siswa terhadap

Menggunakan hasil dan pembaha- san pada penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum Sekincau

Kesimpulan penelitian setelah pemanfaatan media TIK tutorial sebagai subtitute eksperimen terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif berdasarkan nilai pretest

Dari grafik di atas terlihat bahwa pembelajaran remedial dengan meman- faatkan media TIK tutorial dapat mem- bangun karakter pada setiap diri siswa, adapun

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif, menumbuhkan KPS, membentuk karakter, mengembangkan aktivitas, dan menumbuhkan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan media TIK tutorial sebagai komplemen eksperimen pada pembelajaran alat ukur dapat me- ningkatkan hasil belajar

Kesimpulan penelitian setelah pemanfaatan media TIK simulasi sebagai komplemen demonstrasi terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif, menumbuhkan KPS, membentuk