ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2010-2014
Oleh
Agus Ginanjar
ABSTRAK
Kebangkrutan merupakan masalah yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Karena jika perusahaan sudah mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan benar-benar mengalami kegagalan dalam usahanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014 menurut model Altman sebagai alat prediksi kebangkrutan perusahaan.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak empat perusahaan dari tiga belas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan dengan menggunakan rasio-rasio dari Altman yaitu modal kerja terhadap total aktiva (X1), laba ditahan terhadap total aktiva (X2), laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva (X3), dan nilai buku ekuitas terhadap total hutang (X4).
besaran koefisien masing-masing variabel juga seperti dalam formula dibawah ini: Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4 . Dengan kriteria penilaian Z-score >2.60 masuk dalam perusahaan yang sangat sehat dan Z-score < 1,20dikatagorikan perusahaan tidak sehat.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z dari analisis diskriminan menunjukkan bahwa semua sampel dalam penelitian ini masuk dalam katagori perusahaan yang sangat sehat dan sehat.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014
Oleh
AGUS GINANJAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
Agustus 1991. Anak keempat dari Bapak Thoyib dan Ibu Sumiyati, memiliki 3
orang mba perempuan.
Penulis memulai Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Tahun 1999-2005 di SDN 2
Kampung baru. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2005-2008
di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dilanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2008-2011. Pendidikan
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilanjutkan di Universitas Lampung pada Tahun
2011-2015.
Di lingkungan internal kampus, Penulis pernah menjadi bagian dari Brigadir
Mudah BEM FEB Unila Tahun 2011, Tahun 2012-2013 mengikuti organisasi
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai anggota aktif. Tahun 2013-2014
diamanahkan sebagai Wakil Bendahara Umum HMJ Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung. Tahun 2014-2015 diamanahkan menjabat komisi 3
DPM FEB Unila.
Di lingkungan eksternal kampus, Penulis menjadi anggota biasa Himpunan
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Thoyib dan Ibunda Sumiyati Orang tua yang telah membesarkanku dan merawatku hingga saat ini, telah mendidik, memberikan ilmu agama dan dunia, memberikan dukungan materil maupun moril selama menempuh pendidikan hingga sampai sekarang. Terima kasih atas semua doa dan harapan yang besar padaku, dan terimkasih telah
menjadi pembimbing hidup yang paling setia sampai saat ini.
Saudara Sekandung Siti Chotijah, Fifin nuryanti dan Tri kumiyani Saudara yang selalu jadi teman penghibur saat duka dan duka dengan canda dan
tawa kalian, menjadi inspirasi dan memotivasi hari-hari indahku untuk menjadi lebih baik lagi.
Teman dan Sahabat Tersayang
Teman dan sahabat yang selalu memberikan warna dalam hari-hariku, canda tawa, suka, duka, dan bahagia yang diberikan selama ini. Terima kasih atas dukungan,
saran, bahkan kritikan yang membangun.
HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
MOTO
“Yakinkan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal.
Kerja Keras, Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas.
Dengan Ridha ALLAH Yakin Usaha Sampai”
(Himpunan Mahasiswa Islam)
Banyak Kegagalan Dalam Hidup Ini Dikarenakan Orang-orang Tidak Menyadari
Betapa Dekatnya Mereka Pada Keberhasilan Saat Mereka Menyerah
(Thomas Alfa Edison)
“Masa Depan Adalah Milik Orang-Orang Yang Percaya Pada Mimpi”.
(Eleanor Roosevelt)
“jangan pernah berfikir dua kali, ragu-ragu tak akan memberi kepastian hiduplah
karena ingin memberi manfaat untuk orang lain dan lingkunganmu, jangan
sebaliknya”
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirrahanirrahim.
Alhamdulillahirobilalamin, atas berkah rahmat Allah SWT skripsi ini dapat
terselesaikan.
Skripsi dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014”
,adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Lampung. Penulis berharap karya yang merupakan wujud kegigihan dan kerja keras
penulis, yang telah disusun dengan rapih atas pemikiran yang matang, dukungan teori
dan hasil penelitian yang akurat, serta dengan berbagai dukungan dan bantuan dari
banyak pihak dapat memberikan manfaat dikemudian hari.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.M. , selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampungyang saya hormati dan saya
banggakan.
2. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si. , selakuKetua Jurusan Manajemen Fakultas
kesabaran dan ketersediaanya dalam membimbing, memberikan pengetahuan,
kritikan, masukan dan solusinyaselama proses penyusunan skripsi hingga
selesai.
5. Ibu R.A Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping,atas ketersediaannya membimbing dan mendampingi dalam
memberikan solusi selama proses penyusuanan skripsi hingga selesai.
6. Bapak M. Syatibi CH. S.E. ,selaku Penguji Utama, terima kasih atas
ketersediaanya dalam menguji skripsi saya dan atas saran-saran serta
masukan untuk skripsi saya.
7. Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uiversitas Lampung, atas
pengetahuan yang telah diberikan, pengalaman hidup yang diceritakan,
semoga pengetahuan dan pengalaman ini bermanfaat sepanjang hidup.
8. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu. Pak Nasir, Mba
Iis, Pak Kasim, Mas Tri, dan Mas Rohman, untuk kesabarannya dalam
membantu mengurus skripsi dan proses birokrasi.
9. Kedua Orang tuaku Bapak Thoyib dan Ibu Sumiyati, atas semua doa, kasih
dan sayang, serta dukungan materi dan moral yang menjadi motivasi dalam
10. Mbaku tersayang Siti Chotijah, fifin Nuryanti, dan Tri Kumiyani yang selalu
memberi semangat, dukungan moral, dan canda tawa ceria yang mendorong
terselesainya skripsi saya.
11. Semua Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan, motivasi, doa, dan
harapan yang besar kepada saya selama proses penyusunan skripsi saya
sehingga skripsi ini terselesaiakan dengan baik.
12. Keluarga Besar HMI Komisariat Ekonomi Unila angkatan 2011 (Komek11)
Dany, Mersa, Aau, Agus, Edo, Odi, David, Aulia Genteng, Nay, Rh, Pindo,
Beler, Rama, Ido, Iduy, Gita, Nanda, Ginan, Lian, Bainal, Daus, Toriq,
Vetty,Fadli semoga kita tetap dipersatukan dalam ideologi dan kebersamaan
13. Keluarga Besar HMI Komisariat Ekonomi Unila angkatan 2008 Bang Fajrin,
Bang Jerry, Bang Ferly, 2009 Bang Macro, Bang Hadi, Bang Bowo, Bang
Agung, Bang Toni, Bang Doy, Bang Rudi, Bag Fadli, Bang Fijar, dan
abang-abang yang lain, 2010 Bang Febi, Bang Ali, Bang Jepri, Bang Anas, Bang
Zul, Bang Beni, Bang Wahyu, Bang Dimas, Bang Darus, Bang Satria, Bang,
Mbak Dania, Mbak Nova, Mbak Echy, Mbak Vera, Bang Fais, Mbak Sonia
dan yang lain, Adinda Apri, Argi, Nugi, Arul, Mitha, Ari, Dini, Mufti,Ferly,
Abel, Diga, Hafiz, Acil, Yuni, Amran, Dimas, Robi, Lano, Sigit, Hary, Yugo,
Fabio, Ken, Adit, Boby, Ferdnan, Wido, Qiu, Imam, Feri, Hafez, Miza, Udin,
Eka, Ely, Furqon, Farhan dan adinda yang lain yang telah menjadi keluarga
hijau hitam komek unila Yakusa!
14. Teman teman sepermainan di pasar Tugu , M aryf pribadi, nuh , robby, febri ,
sandi ,ajis , ences , bang agus, bang ipan , ayah asep dan lain lain yang telah
edo,noval, mas arif ,dan lain lain yang telah memberi semangat
17. Keluarga Besar DPM FEB Unila Edo, vetty, daus, bainal, thorik dan yang
lain yang telah menjadi keluarga baru untuk menimba ilmu
18. HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Edo, winda,kurnia,edward,
sulton,gita, ela, dwifa, mala, edoedward, rh, tika, damar, daus, cris,nugi.
Terima kasih atas pengalaman yang tidak terlupakan selama berada di
lingkungan HMJ.
19. Teman seangkatan tahun 2011, firdaus, edward, choky, yaser, bayu , Arif, Ria
Amanda, Mega Nanda Saputra, Rina Octarina.S, Siti Latifah. D, Anisa, Ujang
Setiawan, Iwan, Yosi, Johannes, Liesien Winda, Ma’ruf, Habib, Wayan,
Ossy, ranita, Aya, Wica, Iping, Sabar, Dimas, Ela, Aulia, Novpia, Fisca,
Tiara, Sritina, Kiky, Dias, Rio, Fadel, Artenza, Ainul, Gilas, Bibi, Miranda,
Yufita, Vada, JP, Ester, Nadia, Neva, Imeh, Ranis, Puji, Nurlina, Irma, dan
semua teman satu angkatan yang tidak bisa disebukan semuanya disini,
terimakasih atas semua doa dan dukungan selama proses perkuliahan hingga
skripsi ini selesai.
20. Teman KKN Tematik Desa Sumber Jaya, akbar , arif , vester, desi ,hana dan
indah terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya.
21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamualaikum.Wr. Wb.
Bandar Lampung, 14 Oktober 2015 Penulis
Halaman DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ………...………..... 1
1.1 Latar Belakang………....………... 1
1.2 Rumusan Masalah ………...………... 7
1.3 Tujuan Penelitian ………...…………... 7
1.4 Manfaat Penelitian ………..…... 8
1.5 Kerangka Pemikiran ………...………... 9
1.6 Hipotesis Penelitian ……….………... 11
II. LANDASAN TEORI ……….…….. ... 12
2.1 Kebangkrutan ... 12
2.1.1 Pengertian Kebangkrutan ... 13
2.1.2 Penyebab Kebangkrutan ... 14
2.1.3 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Prediksi Kebangkrutan ... 17
2.2. Laporan Keuangan ... 18
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 18
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 19
2.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 20
2.2.4 Pengguna Laporan Keuangan ... 22
2.3 Analisis Z-Score Model Altman ... 24
2.3.1 Formula-Formula Z-Score Altman ... 25
2.4 Penelitian Terdahulu ... 30
III. METODE PENELITIAN ………...………….…. 31
3.1 Jenis Data ...………...………….…. 31
3.2 Populasi dan Sampel ………...………...………….… 31
3.3 Teknik Pemilihan sampel ...………...………….…. .33
3.4 Metode Pengumpulan data.………...……….…… 34
3.5 Teknik Analisis data ………...………...…………... 35
3.5.1 Pengitungan rasio model Altman………...………... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Analisis Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1) ... 40
4.1.2 Analisis Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2)... 43
4.1.3 Analisis Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3) ...46
4.1.4 Analisis Rasio Nilai Buku Ekuitas terhadap Total Liabilities (X4)... 48
4.1.5 Analisis RasioNilai Penjualan terhadap Total aktiva (X5)... 53
4.2 Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan... 56
4.2.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 57
4.2.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 57
4.2.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 58
4.2.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 59
4.3 PerbandinganTingkat Kesehatan Perusahaan dengan Model Z-score kedua ... 60
4.3.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 61
4.3.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 62
4.3.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 62
4.3.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 63
4.4 PerbandinganTingkat Kesehatan Perusahaan dengan Model Z-score ketiga... 64
4.4.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 66
4.4.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 66
4.4.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 67
4.4.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 68
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nama Perusahaan (emiten), Kode Emiten disektor Makanan dan
Minuman Tahun 2014 ... 2
2. Data Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Dan
Minuman tahun 2013-2014... 3
3. Data Laba Bersih Perusahaan Makanan dan Minuman
tahun 2013-2014... 4
4. Populasi nama perusahaan (emiten) dan Kode emiten... ... 32
5. Kode emiten sampel dan kriteria sampel... 34
6. Hasil Perhitungan Nilai (X1) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 40
7. Hasil Perhitungan Nilai (X2) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 43
8. Hasil Perhitungan Nilai (X3) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 46
9.a Hasil Perhitungan Nilai (X4) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Penelitian Tahun 2010-2014...... 48
9.b. Hasil Perhitungan Nilai (X4) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Penelitian Tahun 2010-2014... 50
10. Hasil Perhitungan Nilai (X5) pada Perusahaan Makanan dan Minuma Sampel Penelitian Tahun 2010-2014... 53
11.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada
12.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada
PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 57
13.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada
PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 58
14.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada
PT Ultrajaya TbkTahun 2010-2014... 59
15.a Daftar emiten dan hasil dari pembahasan sampel dengan Model Z-Score pertama... 59
11.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada
PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014... 61
12.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada
PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 62
13.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada
PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 62
14.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada
PT Ultrajaya TbkTahun 2010-2014... 63
15.b Daftar emiten dan hasil dari pembahasan sampel dengan Model Z-Score kedua... 64
11.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada
PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014... 6 6
12.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada
PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 6 6
13.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada
PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 67
14.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada
PT Ultrajaya Tbk Tahun 2010-2014... 68
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Data pada PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014
2. Data pada PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014
3. Data pada PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014
4. Data pada PT Ultrajaya Tbk tahun 2010-2014
5. Hasil Perhitungan model Z-Score pertama pada Tahun 2010-2014
6. Hasil Perhitungan model Z-Score kedua pada Tahun 2010-2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,
volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sektor
industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan
terus mengalami pertumbuhan.
Grafik 1 Perbandingan Presentasi Sektor Konsumsi Tahun 2011
2
Pada Grafik 1 terlihat bahwa perusahaan makanan dan minuman mempunyai
kontribusi terbesar terhadap BEI sebesar 43% dibandingkan dengan perusahaan
lainnya ini cukup membutikan bahwa pertumbuhan perusahaan makanan dan
minuman ini sangat berkembang , dengan presentasi rokok sebesar 9%,
perusahaan farmasi sebesar 28%, perusahaan kosmetik dan barang keperluan
rumah tangga sebesar 11% dan perusahaan peralatan rumah tangga sebesar 9%.
Sebagaimana diketahui, sektor konsumsi di bursa efek indonesia terbagi menjadi
beberapa sub sektor, diantaranya makanan dan minuman, rokok , farmasi, dan
juga kosmetik. Berikut ulasan dari nama perusahaan makanan dan minuman
diatas:
Tabel 1. Nama Perusahaan (emiten), Kode Emiten disektor Makanan dan Minuman Tahun 2014.
No Nama perusahaan (emiten) Kode emiten
1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 2 Tri Bayan Tirta Tbk ALTO 3 Delta Djakarta Tbk DLTA 4 Indofood Tbk ICBP 5 Indofood Tbk INDF 6 Multi Bintang Tbk MLBI 7 Mayora Tbk MYOR 8 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 9 Nippon Indosari Corpora Tbk ROTI 10 Sekar Bumi Tbk SKBM 11 Sekar Laut Tbk SKLT 12 Siantar Top Tbk STTP 13 Ultrajaya Tbk ULTJ Sumber:www.idx.co.id
Sesuai dengan namanya, perusahaan dalam kategori Makanan dan Minuman
memiliki ranah industri di bidang konsumsi makanan dan minuman.
(ICBP),Indofood Tbk (INDF),Multi Bintang Tbk (MLBI),Mayora Tbk
(MYOR),Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN),Nippon Indosari Corpora Tbk
(ROTI),Sekar Bumi Tbk (SKBM),Sekar Laut Tbk (SKLT),Siantar Top Tbk
(STTP),Ultrajaya Tbk (ULTJ )Sepanjang tahun 2014 hingga semester pertama
usai, jumlah penjualan perusahaan makanan dan minuman masih mencatatkan
kenaikan dari Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Data Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Dan Minuman tahun 2013-2014.
No Kode emiten 2013 2014 Pertumbuhan
1 AISA 1.783.576.000.000 2.448.357.000.000 37% 2 ALTO 125.409.567.162 184.861.399.730 47% 3 DLTA 411.729.116.000 439.139.221.000 7% 4 ICBP 12.577.910.000.000 15.522.285.000.000 23% 5 INDF 26.932.942.000.000 34.066.065.000.000 26% 6 MLBI 1.249.604.000.000 1.342.702.000.000 7% 7 MYOR 5.796.156.805.475 7.417.296.629.321 28% 8 PSDN 623.576.873.726 520.071.445.149 -17% 9 ROTI 706.876.767.848 914.646.850.876 29% 10 SKBM 502.636.782.876 701.078.101.213 39% 11 SKLT 282.158.951.966 339.807.417.797 20% 12 STTP 817.247.987.347 1.045.977.544.330 28% 13 ULTJ 1.689.287.362.559 1.903.478.523.950 13%
Sumber:www.idx.co.id
Dari Tabel 2 yang ditampilkan ,bisa dikatakan bahwa perkembangan jumlah
penjualan perusahaan makanan dan minuman bervaryatif hampir rata-rata
pertumbuhan penjualan ini masih cukup tinggi. Sebut saja jumlah penjualan
Indofood Tbk mengalami pertumbuahan penjualan sebesar 26% dan jumlah
penjualan yang tertinggi sebesar 26,9 trilun ditahun 2013 menjadi 34,0 trilun
ditahun 2014 , Tiga Pilar Sejahtera yang mengalami pertumbuahan penjualan
4
penjualan mencapai 125 miliyar ditahun 2013 menjadi 184 miliyar ditahun 2014
pertumbuhan signifikan sebesar 47% bisa dilihat dari tabel di atas bahwa jumlah
perusahaan makanan dan minuman di tahun 2014 mengalami pertumbuhan
signifikatkan namun ada juga perusahaan yangg mengalami penurunan penjualan
ditahun 2014 yaitu Prasidha Aneka Niaga mencapai presentasi -17% dan jumlah
penjualan yaitu sebesar 623 miliyar ditahun 2013 menurun menjadi 520 miliyar
ditahun 2014.
Pertumbuhan laba bersih negatif di saat pertumbuhan pendapatan masih positif,
mengindikasikan bahwa mayoritas perusahaan makanan dan minuman mengalami
masalah kenaikan biaya operasional. Untuk membuktikan hal tersebut, mari simak
Tabel laba bersih berikut.
Tabel 3. Data Laba Bersih Perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2013-2014.
No Kode emiten 2013 2014 Pertumbuhan
1 AISA 9% 8% -1%
2 ALTO 8% 5% -3%
3 DLTA 32% 32% 0%
4 ICBP 10% 8% -2%
5 INDF 8% 9% 1%
6 MLBI 31% 26% -5%
7 MYOR 8% 4% -2%
8 PSDN 1% 1% 0%
9 ROTI 11% 11% 0%
10 SKBM 2% 3% 1%
11 SKLT 2% 3% 1%
12 STTP 8% 7% -2%
13 ULTJ 13% 7% -6%
Jumlah rata-rata 11% 9,5% Sumber:www.idx.co.id
Benar saja. Perusahaan yang masih mencatat pertumbuhan laba bersih
berkebalikan dengan pendapatan, seperti ICBP, MYOR , PSDN , ataupun AISA
yang mecatat kerugian yang terkecil dengan presentasi pertumbuhan -1% dan
-Perusahaan seperti AISA atau MLBI juga mengalami penurunan laba bersih,
namun perusahaan-perusahaan tersebut masih bisa mencatatkan kinerja positif dan
bervaryatif.
Seperti INDF yang mencatat pertumbuhan kenaikan laba bersih terbeasar dengan
presetasi kenaikan 1% dan ada juga DLTA yang mencatat laba bersih namun
disini bisa dikatakan tidak menurun atau pun naik sebesar 32% ditahun 2013 dan
ditahun 2014 sebesar 32% , jika dilihat dari laba bersih tersebut, INDF dan
SKBM memiliki kinerja yang sangat baik. Pendapatan dan laba bersih yang
berhasil dicatatkan kedua perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan positif.
Selain itu, laba bersih mereka pun tumbuh dengan baik. INDF tumbuh dari 8%
menjadi 9% dengan pertumbuhan 1% , sedangkan SKBM masih tetap
mempertahankan diangka pertumbuhan 1%.
Di sini penulis memilih perusahaan makanan dan minuman untuk dijadikan
sampel untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan melakukan
perbandingan dengan pendekatan Altman.
Keuntungan perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan dan dengan adanya
keuntungan tersebut perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan
diharapkan perusahaan lebih mampu untuk bertahan, tumbuh, berkembang serta
tangguh dalam menghadapi persaingan yang ada. Turunnya laba perusahaan ini
berakibat pada penurunan keuntungan yang diperoleh perusahaan, bila hal ini
6
Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang analisis kinerja keuangan perusahaan
dengan menggunakan pendekatan Altman untuk memprediksi kebangkrutan pada
perusahaan makanan dan minuman yang go public pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) .
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan
bagi manajemen perusahaan makanan dan minuman mengenai kemungkinan
adanya kebangkrutan agar dapat mengambil keputusan guna melakukan persiapan
dan perbaikan kinerja melalui perubahan strategi demi meningkatakan nilai
perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian ini juga dapat menjadikan
masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Berdasarkan latar
belakang yang telah peneliti uraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN
Berdasarkan Latar Belakang masalah dan penelitian-penelitian empiris, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X1= modal kerja/total
aktiva
2. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X2 = laba ditahan/total
aktiva
3. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X3 = EBIT/total aktiva
4. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X4 = Nilai buku
ekuitas/total hutang
5. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahaan dengan
pendekatan Altman (Z-score) sebagai pehitungan awal pada perusahaan
Makanan dan Minuman tahun 2010-2014
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X1= modal
kerja/total aktiva
2. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X2 = laba
ditahan/total aktiva
3. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X3 = EBIT/total
aktiva
4. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X4 = Nilai buku
8
5. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan dengan
pendekatan Altman (Z-score) pada perusahaan Makanan dan Minuman
tahun 2010-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan gambaran bagi investor dan calon investor terhadap
perkembangan perusahaan yang berkaitan dengan masalah keuangan yang
dijadikan acuan pengambilan keputusan.
2. Untuk menambah wawasan dalam bidang manajemen keuangan dengan
cara memakai salah satu model memprediksi kebangkrutan dalam pelaksanaannya
di dunia nyata.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi
bagi peneliti berikutnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan
untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga
digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan Altman
menggunakan empat rasio keuangan yang diperuntukkan bagi perusahaan yaitu
dengan mengukur likuiditas dengan membandingkan antara modal kerja terhadap
total aktiva (X1), mengukur profitabilitas dengan membandingkan laba ditahan
terhadap total aktiva (X2), mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan membandingkan EBIT terhadap total aktiva (X3), dan
diperoleh nilai Z (Z-Score) yang dapat menggambarkan posisi keuangan
perusahaan sedang dalam kondisi sehat atau dalam kondisi bangkrut.
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PERKEMBANGAN DENGAN PENDEKATAN ALTMAN TAHUN 2010-2014
PERKEMBANGAN RASIO (X1)
PERKEMBANGAN RASIO (X2)
PERKEMBANGAN RASIO (X3)
PERKEMBANGAN RASIO (X4)
KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Z-SCORE = 1,21-2,60
Z-SCORE = ≥ 2,60 Z-SCORE =
≤ 1,21
10
Pada dasarnya kerangka pemikiran diatas ini diturunkan dari teori pendekatan
Altman . Dan disini untuk perbandingan antar perusahaan sampai sejauh mana
perkembangan kesehatan perusahaan dengan mengunakan pendekatan Altman.
Dan dilihat dari perkembangan rasio X1,rasio X2,rasio X3,rasio X4 antar
perusahaan untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam kategori tidak
sehat, sehat dan sangat sehat. Jika nilai Z-SCORE = <1,21 ini
mengidentifikasikan adanya kemungkinan kebangkrutan apabila perusahaan
makanan dan minuman dari periode 2010-2014 masih mrncatat Z-SCORE
dibawah 1,21 dan mengalami penurunan terus-menurus pertahun maka termasuk
dalam kategori tidak sehat dengan kemungkinan kebangkrutan perusahaan,atau
bila nilai Z-SCORE = 1,21 sampai 2,60 maka termasuk dalam kategori sehat
mengidentifikasikan tidak terancam kebangkrutan dan Jika nilai Z-SCORE = >
2,60 maka termasuk perusahaan sangat sehat dan jauh dari kemungkinan
kebangkrutan namun disini bila perusahaan mencatat nilai Z-SCORE = <1,21
ditahun 2010 dan ditahun berikut mencatat nilai Z-SCORE yang mengalami
peningkatan terus-menurus dengan itu perusahaan tidak terancam kebangkrutan
maka termasuk dalam katagori sehat. Dengan ini dapat diketahui bahwa
perusahaan makanan dan minuman tahun 2010-2014 ini bisa dikatan tidak sehat,
sehat dan sangat sehat. Namun dengan demikian yang dapat membangkrutkan
suatu perusahaan adalah pengadilan negeri dan dari tuntutan para kreditur
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan, maka
hipotesis penelitian adalah:
“kinerja keuangan emiten (BEI) disektor makanan dan minuman Tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebangkrutan dan kesehatan
2.1.1 Pengertian Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan
dana untuk menjalankan usahanya atau dapat diartikan juga kebangkrutan sebagai
kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan
laba.
Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai
dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh
waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan yang berwenang, baik
atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya.
Ada beberapa indikator yang menjadi prediksi kebangkrutan perusahaan. Salah
satu sumbernya adalah analisis aliran kas untuk saat ini atau untuk masa
mendatang dan analisis strategi perusahaan. Sumber lain adalah laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan dipakai untuk memprediksi kebangkrutan
(1966) dengan temuan bahwa rasio keuangan terbukti sangat berguna untuk
memprediksi kebangkrutan dan dapat digunakan secara akurat untuk membedakan
perusahaan yang akan bangkrut dan yang tidak. Penelitian serupa juga dilakukan
oleh Altman (1968) yang telah menemukan lima rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan beberapa
saat sebelum perusahaan tersebut bangkrut dengan temuan suatu formula yang
dikenal dengan Altman Z-Score (Supardi dan Mastuti, 2003).
Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan
untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga
digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Dalam penelitian
tersebut, ia menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan dalam suatu rumus
matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan.
Hal yang menarik tentang Z-score adalah keandalanya sebagai alat analisis tanpa
memperhatikan bagaimana ukuran perusahaan. Meskipun seandainya perusahaan
sangat makmur, bila Z-score menunjukkan nilai yang kurang baik, maka
perusahaan harus berhati-hati. Bila perusahaan memiliki kinerja keuangan yang
sehat berarti perusahaan dapat berkembang baik dan bila perusahaan dalam
keadaan tidak sehat maka perlu diwaspadai karena berisiko tinggi menuju
kebangkrutan.
Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak yang
berkepentingan tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami
14
digunakan untuk memutuskan apakah ia akan tetap mempertahankan
kepemilikannya di perusahaan tersebut atau menjualnya dan kemudian
menanamkan modalnya di tempat lain. Sedangkan bagi pihak yang berada di luar
perusahaan khususnya para investor untuk menilai kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan saat ini dan dimasa lalu serta sebagai pedoman mengenai
kinerja perusahaan dimana perusahaan tersebut apakah akan berpotensi untuk
bangkrut atau tidak.
Potensi kebangkrutan diprediksi dengan melakukan perhitungan Z-Score yaitu
skor yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan, tetapi
kebangkrutan tersebut belum pasti terjadi, karena perusahaan masih berdiri dan
beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan kebijakan
untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan.
2.1.2 Penyebab Kebangkrutan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Faktor Umum
a) Sektor Ekonomi, berasal dari gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan
jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi dengan mata
uang asing.
b) Sektor Sosial, dimana yang sangat berpengaruh adalah adanya perubahan gaya
hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa
ditanggung perusahaan terutama untuk pemeliharaan dan implementasi.
d) Sektor Pemerintah, dimana kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi
pada perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah,
kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
a) Sektor pelanggan atau nasabah, dimana untuk menghindari kehilangan
pelanggan, perusahaan harus melakukan identifikasi terhadap sifat konsumen atau
pelanggan juga menciptakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru.
b) Sektor Kreditor, dimana kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan
menetapkan jangka waktu pengembalian hutang piutang yang bergantung pada
kepercayaan kreditor terhadap kelikuiditasan suatu bank.
c) Sektor pesaing atau bank lain, dimana merupakan hal yang harus diperhatikan
karena menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada nasabah atau
pelanggan.
3. Faktor Internal Perusahaan
a) Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga menyebabkan
adanya penunggakkan dalam pembayarannya sampai akhirnya tidak dapat
membayar.
b) Manajemen yang tidak efisien, yang disebabkan karena kurang adanya
kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari
16
c) Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana sering
dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun yang sangat
merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha dapat menjadi dua faktor yaitu :
(Riyanto, 2004)
a. Faktor Intern
Faktor ini meliputi faktor keuangan dan non-keuangan. Faktor keuangan meliputi
adanya hutang yang terlalu besar sehingga menjadi beban tetap yang berat bagi
perusahaan, adanya kewajiban jangka pendek yang lebih besar dari aktiva lancar,
lambatnya pengumpulan piutang atau banyaknya bad debt, kesalahan dalam
kebijakan deviden, dan tidak cukupnya dana penyusutan.
Sedangkan faktor non keuangan adalah adanya kesalahan-kesalahan dalam
pemilihan lokasi, penentuan produk yang dihasilkan dan penentuan skala usaha,
kurang baiknya struktur organisasi, kesalahan dalam pemilihan pimpinan
perusahaan, adanya Manajerial incompetence (kebijakan pembelian, penjualan,
pemasaran).
b. Faktor Ekstern
Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan dan berada di luar jangkauan
atau kontrol pimpinan perusahaan antara lain adalah adanya persaingan yang
hebat, berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan turunnya
Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tentang
kebangkrutan, diantaranya adalah:
1. Kreditur
Masalah kebangkrutan ini mempunyai hubungan yang erat dengan lembaga ini
baik dalam hal mengambil keputusan tentang pemberian pinjaman dengan
syarat-syarat tertentu atau perancangan kebijaksanaan untuk memonitor pinjaman yang
telah ada.
2. Investor
Investor berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan yang menerima
dana mereka adalah perusahaan yang sehat dan dapat memberikan return optimal
dari investasi yang mereka tanam.
3. Pemerintah
Hal ini membantu pemerintah dalam mengeluarkan peraturan untuk melindungi
masyarakat dari kerugian dan kemungkinan menganggu stabilitas ekonomi dan
politik negara, karena pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi tenaga
kerja, industri, dan masyarakat.
4. Auditor
Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor adalah apakah perusahaan bisa
going concern atau tidak. Apabila ada petunjuk bahwa perusahaan tidak bisa
18
adanya petunjuk going concern tersebut. Dengan adanya analisis terhadap
kebangkrutan, maka auditor bisa melakukan audit dan memberikan pendapat
terhadap laporan keuangan perusahaan dengan lebih baik.
5. Manajemen
Dengan mengetahui adanya suatu tanda-tanda kebangkrutan, manajemen dapat
mengambil keputusan untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat
perusahaannya terhindar dari kebangkrutan, seperti melakukan merger dengan
menawarkan perusahaannya kepada peminat.
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas tersebut (Munawir, 2004).
Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar
untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana
dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu
keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan
dari perusahaan yang bersangkutan.
dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan
datang. Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Keputusan Menteri
Keuangan RI No 740/KMK.00/1989 adalah laporan Direksi yang mencakup
kebijaksanaan keuangan perusahaan, neraca, perhitungan laba rugi, sumber dan
penggunaan dana, penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas) dan perubahan
modal.
Analisis kinerja keuangan merupakan suatu interpretasi atau analisis terhadap
prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Hal ini menurut
Keputusan Menteri Keuangan RI No 740/KMK.00/1989, pengertian kinerja
keuangan itu sendiri adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan.
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan tujuan laporan keuangan meliputi :
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan-pengambilan keputusan
ekonomi.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
20
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumberdaya yang dipercayakan terhadap manajemen.
2.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan bermacam-macam baik berupa laporan utama maupun
laporan pendukung. Jenis-jenis laporan keuangan disesuaikan dengan kegiatan
usaha perusahaan yang bersangkutan dan pihak yang keterkaitan untuk
memerlukan informasi keuangan pada suatu perusahaan tertentu.
Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan
laporan perubahan modal atau laba yang ditahan, walaupun dalam prakteknya
sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk memperoleh kejelasan
lebih lanjut. Misalnya, laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas,
perhitungan harga pokok, maupun daftar-daftar lampiran yang lain (Munawir,
2004).
Jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
Laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada waktu
tertentu. Neraca menyajikan dalam data historikal aktiva yang merupakan sumber
operasi perusahaan yang dijalankan, utang yaitu kewajiban perusahaan, dan modal
Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang keuntungan atau kerugian
yang diderita oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Pada laporan ini
menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan dan beban sebagai
pengeluaran operasional perusahaan.
3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana, menunjukkan asal kas
diperoleh dan bagaimana digunakannya. Laporan perubahan posisi keuangan
menyediakan latar belakang historis dari pola aliran dana. Laporan ini terbagi
menjadi dua yaitu: laporan perubahan modal kerja dan laporan arus kas. Laporan
perubahan modal kerja menyajikan data-data aktiva lancar dan utang lancar,
sedangkan laporan arus kas menyajikan data-data mengenai arus kas dari kegiatan
operasional, kegiatan investasi, kegiatan keuangan/pembiayaan, dan saldo kas
awal, serta saldo kas akhir.
4. Catatan dan Laporan Lain sebagai Penjelasan Bagi Laporan Keuangan Catatan
dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan
keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang
digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan memberi tambahan
detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan. Misalnya, laporan harga
pokok produksi, laporan perubahan modal atau laba ditahan, laporan kegiatan
keuangan.
22
2.2.4 Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna laporan keuangan adalah:
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan
dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali
kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
24
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.3 Analisis Z-Score Model Altman
Analisis Z-Score dikembangkan oleh Prof. Edward Altman dengan tujuan untuk
mendeteksi apakah suatu perusahaan dalam kondisi diambang kebangkrutan
(financial distress). Metode ini disebut Multiple Discriminant Analysis (MDA).
MDA menggunakan lima rasio yang dikombinasikan untuk melihat perbedaan
antara perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut (Mujilan, 2012).
2.3.1 Formula-Formula Z-Score Altman
Selama penelitiannya, Altman telah melakukan tiga kali penyesuaian
formula-formula Z-Score agar dapat memprediksi kebangkrutan lebih akurat sesuai
karateristik perusahaan. Berikut adalah formula-formula Z-Score yang dimaksud
(Mokhamad, 2012):
a. Model Z-Score Pertama
Model Z-Score pertama Altman digunakan untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan pada perusahaan-perusahaan terbuka yang telah listing di bursa
saham. Model ini diciptakan pertama kali oleh Altman
pada tahun 1968 dengan metode MDA (Multi Discriminan Analysis) untuk
mengetahui besaran koefisien setiap variabel dalam model Z-Scorenya. Formula
Keterangan :
X1= modal kerja/total aktiva
X2 = laba ditahan/total aktiva
X3 = EBIT/total aktiva
X4 = nilai pasar saham/total hutang
X5 = penjualan/total aktiva
Rasio-rasio pembentuk Z-Score ini masing-masing memberikan gambaran
tersendiri mengenai perusahaan, yaitu :
1. Rasio X1
Rasio ini mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih
dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai
total aktiva lancar dikurangi dengan total kewajiban lancar. Umumnya, bila
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih dari pada
total aktiva sehingga rasio ini akan turun (Milka, 2004).
2. Rasio X2
Rasio ini mengukur profitabilitas kumulatif. Umur perusahaan berpengaruh
terhadap rasio tersebut kerena semakin lama perusahaan beroperasi
memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. Hal tersebut
menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya menunjukkan
hasil rasio yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa awal
26
3. Rasio X3
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun. Bila rasio
ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan
menghasilkan uang lebih banyak dari pada bunga pinjaman (Milka, 2004).
4. Rasio X4
Rasio ini menujukan seberapa jauh nilai pasar ekuitas perusahaan akan menurun
sebelum kewajiban melebihi aktiva sehingga perushaan menjadi insovlen. Nilai
pasar ekuitas yang dimaksud adalah gabungan dari nilai pasar saham biasa dan
nilai pasar preferen (Atlman dan Hotchkiss, 2006)
5. Rasio X5
Rasio ini menunjukkan apakan perusahaan menghasilkan volume bisnis yang
cukup dibanding penjualan dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan
efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba (Mokhamad, 2012).
Perhitungan nilai Z dari perusahaan yang diteliti apabila lebih kecil dari 1,81
berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai
dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai
Model ini adalah bentuk penyesuaian dari model Z Score Altman sebelumnya
yang ditujukan apabila saham atau stock dari suatu perusahaan tidak
diperdagangkan secara umum (notpubliclytraded). Untuk itu, rasio
X4 (Market Value of Equity To Total Liabilities) tidak dapat dihitung. Untuk
mengatasi hal ini, Altman merubah rasio X4 yang menggunakan Market Value of
Equity sebagai penggati Book Value of Equity. Akibatnya, besaran koefisien
masing-masing variabel juga ikut berubah seperti dalam formula dibawah ini:
Z’ = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
Keterangan :
X1 = modal kerja/total aktiva
X2 = laba ditahan/total aktiva
X3 = EBIT/total aktiva
X4 = nilai buku ekuitas/total hutang
X5 = penjualan/total aktiva
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score
model Altman (1983), yaitu:
1. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
2. Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka termasuk grey area
3. Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
c. Model Altman Z-Score Ketiga Seiring berjalannya waktu, perkembangan
pasar obligasi dan investasi pada obligasi sudah menjalar ke negara-negara
28
pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan
penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam Z-Score
modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (perbandingan sales terhadap
total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aktiva
yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk meminimalkan potensi
dampak industri yang kemungkinan terjadi pada variabel yang sensitif terhadap
industri sebagaimana jika rasio perputaran aset dimasukan. Altman juga
mengganti pembilang pada rasio variabel X4 dari nilai pasar ekuitas menjadi nilai
buku ekuitas. Formulanya adalah:
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
Keterangan :
X1 = modal kerja/total aktiva
X2= laba ditahan/total aktiva
X3 = EBIT/total aktiva
X4 = nilai buku ekuitas/total hutang
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score ini yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,21 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai Z = 1,21 - 2,60 maka termasuk grey area
c. Jika nilai Z > 2,60 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Analisis diskriminan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperoleh peringatan
awal kebangkrutan dan keberlanjutan usahanya. Semakin awal perusahaan
memberikan gambaran dan harapan terhadap nilai masa depan perusahaan
tersebut.
2.4 Penelitian Terdahulu
Batara, Kertahadi, dan Handayani (2013) melakukan penelitian metode Altman
(Z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan pada
industri rokok yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan model prediksi Altman Z-Score terdapat dua
perusahaan yang selalu berada dalam kondisi sehat. Kedua perusahaan tersebut,
yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT Bentoel Internasional Investama
Tbk, yang memiliki nilai Z (Z-Score) yang tinggi dan lebih dari batas atas rentang
interval dalam setiap tahunnya.
Firda, Saifi, dan Devi (2013) menganalisis estimasi kebangkrutan dengan metode
Altman Z-score pada perusahaan plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2010-2012. Berdasarkan analisis dengan
menggunakan metode Altman Z-Score terdapat satu perusahaan yang diestimasi
bangkrut atau diprediksi dalam kondisi buruk selama tahun 2010 sampai dengan
2012. Perusahaan tersebut adalah PT. Titan Kimia Nusantara Tbk, yang memiliki
nilai Z yang rendah dan kurang dari batas bawah rentang interval dalam setiap
tahunnya, dimana batas bawah rentang interval menentukan skor minimal bagi
suatu perusahaan untuk dinyatakan dalam kondisi yang buruk. Nilai Z di bawah
rentang interval mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kegagalan dalam
30
Resti (2013) menganalisis penggunaan Altman Z-Score untuk mengetahui potensi
kebangkrutan PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Berdasarkan pada analisis dapat
disimpulkan bahwa pada periode triwulan I, II, III, IV tahun 2011 dan triwulan I,
II, III tahun 2012 pada perusahaan kayu ini mengalami potensi kebangkrutan atau
perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Hasil analisis dari penelitian ini
menghasilkan interprestasi <1,88 yang artinya bahwa perusahaan mengalami
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
penelitian yang di peroleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dan secara
tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini
meliputi data laporan keuangan (berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus
kas, dan laporan perubahan ekuitas) periode 2010-2014 yang diambil dari Bursa
Efek Indonesia.
3.2 Populasi dan sampel
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakter tertentu. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut
elemen populasi yang berupa orang, perusahaan, media dan sebagainya.
Perusahaan yang menjadi populasi adalah sebagai berikut dari Tabel 4 dibawah
ini.
32
Tabel 4. Populasi nama perusahaan (emiten) dan Kode emiten.
Sumber : www.idx.co.id
Populasi untuk penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 -2014
sebanyak tiga belas.
No Nama perusahaan (emiten) Kode emiten
1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
2 Tri Bayan Tirta Tbk (ALTO)
3 Delta Djakarta Tbk (DLTA)
4 Indofood Tbk (ICBP)
5 Indofood Tbk (INDF)
6 Multi Bintang Tbk (MLBI)
7 Mayora Tbk (MYOR)
8 Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)
9 Nippon Indosari Corpora Tbk (ROTI)
10 Sekar Bumi Tbk (SKBM)
11 Sekar Laut Tbk (SKLT)
12 Siantar Top Tbk (STTP)
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu dan
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan bisa dianggap mewakili populasi.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan
yang ditarik dengan menggunakan beberapa pertimbangan.
Teknik pemilhan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel dalam
pemilihan ini di tetapkan sebanyak 4 perusahaan dan diambil dari Tabel 2 pada
penjualan tahun 2014 .
Adapun kriteria yang digunakan dalam tehnik pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki satu emiten sampel dengan jumlah penjualan tertinggi di Tahun
2014.
2. Memiliki dua emiten sampel dengan penjualan pada rata-rata di Tahun
2014.
3. Memiliki satu emiten sampel dengan jumlah penjualan terkecil di Tahun
2014.
Diperoleh empat perusahaan yang memenuhi sebagai sampel dalam penelitian ini
34
Tabel 5. Kode emiten sampel dan kriteria sampel
Sumber :www.idx.co.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah penyaringan data dengan mencari dan mendapatkan
data sekunder berupa dokumen-dokumen perusahan yang memuat informasi yang
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian (Supardi, 2005).
Dokumen perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas. Data didalam penelitian ini diperoleh melalui www.idx.co.id No Kode emiten Kriteria sampel
1 ICBP jumlah penjualan tertinggi
2 MLBI Jumlah penjualan pada rata-rata
3 SKLT jumlah penjualan terkecil
3.5.1 Penghitungan Rasio Keuangan Model Altman
Penelitian ini akan menggunakan metode analisis kebangkrutan perusahaan
dengan menggunakan metode Altman Z Score sebagai alat analisa data. Sesuai
dengan ketentuan Altman Z Score bahwa jika perusahaan yang diprediksi berasal
dari emerging market di luar Amerika Serikat maka menggunakan model Altman
( Z” Score ). Dengan menggunakan metode Altman ini, maka kita akan dapat
mengetahui tingkat kebangkrutan pada suatu perusahaan. Ada beberapa rasio yang
digunakan dalam metode Altman, yaitu:
Model Z-Score pertama
Model Z-Score pertama Altman digunakan untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan pada perusahaan-perusahaan terbuka yang telah listing di bursa
saham. Model ini diciptakan pertama kali oleh Altman pada Tahun 1968.
Z = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,999 X5 Keterangan :
X1= Modal Kerja total aktiva X2 = Laba ditahan Lotal Aktiva
36
Perhitungan nilai Z dari perusahaan yang diteliti apabila lebih kecil dari 1,81
berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai
dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai
2,99 aman dari kebangkrutan.
Model Z-Score kedua
Model kedua ini adalah bentuk penyesuaian dari model Z Score Altman
sebelumnya yang ditujukan apabila saham atau stock dari suatu perusahaan tidak
diperdagangkan secara umum (notpubliclytraded). Untuk itu, rasio
X4 (Market Value of Equity To Total Liabilities) tidak dapat dihitung. Untuk
mengatasi hal ini, Altman merubah rasio X4 yang menggunakan Market Value of
Equity sebagai penggati Book Value of Equity. Akibatnya, besaran koefisien
masing-masing variabel juga ikut berubah seperti dalam formula dibawah ini:
Z’ = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
Keterangan :
X1= Modal Kerja total aktiva X2 = Laba ditahan Lotal Aktiva
model Altman (1983), yaitu:
1. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
2. Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka termasuk grey area
3. Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Model Z-Score ketiga
Model Altman Z-Score Ketiga Seiring berjalannya waktu, perkembangan pasar
obligasi dan investasi pada obligasi sudah menjalar ke negara-negara berkembang.
Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua
perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi
di negara berkembang (emerging market).
X1 adalah rasio ini mengukur likuiditas dengan membandingkan : Modal Kerja (Rp)
Total Aktiva (Rp)
X2 adalah rasio ini mengukur profitabilitas kumulatif dengan membandingkan :
Laba Ditahan (Rp) Total Aktiva (Rp)
X3 adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva dengan membandingkan :
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (Rp) Total Aktiva (Rp)
X4 adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dari nilai buku ekuitas yang dimiliki dengan membandingkan :
38
Data atau hasil perhitungan rasio-rasio tersebut, kemudian dianalisa lebih jauh
dengan menggunakan Altman Z Score. Rumus Z Score yang digunakan adalah
rumus Model Altman Z Score Ketiga. Dan rumus tersebut adalah :
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
Dari hasil analisa dengan metode Altman, akan diperoleh hasil berupa angka-
angka atau nilai Z Score yang kemudian dapat menjelaskan tingkat kebangkrutan
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Nilai Z Score ini akan menjelaskan kondisi
keuangan yang dibagi dalam beberapa tingkatan atau dengan ketentuan :
a. Jika Z-Score < 1,21 = Artinya bahwa perusahaan tersebut tidak sehat dan
diambang kebangkrutan atau berpotensi akan mengalami kebangkrutan.
b. Jika Z-Score 1,21-2,60 = Artinya bahwa perusahaan tersebut sehat dan
dideteksi bahwa perusahaan dalam kondisi aman dari kebangkrutan.
c. Jika Z-Score > 2,60 = Artinya bahwa perusahaan tersebut sangat sehat dan
dideteksi bahwa perusahaan dalam kondisi sangat aman dari kebangkrutan.
3.6 Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang di buat untuk
menjelaskan hal tersebut. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar oleh karena
itu perlu diadakan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan model pendekatan Altman untuk
mengetahui apakah empat sampel perusahaan makanan dan minuman yang
dengan ketiga model yang berbeda sebagai berikut :
1. Perhitungan nilai Model Z-score pertama dari perusahaan yang diteliti
apabila lebih kecil dari 1,81 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila
nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki
resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai 2,99 aman dari kebangkrutan.
2. Jika nilai Model Z-score kedua apabila lebih kecil dari < 1,23 maka
termasuk perusahaan yang bangkrut,Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka
termasuk grey area,Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang
tidak bangkrut.
3. Untuk nilai Model Z-score ketiga apabila lebih kecildari 1,21, berarti
perusahaan berisiko tinggi terhadap kebangkrutan. Untuk nilai Z-score
lebih besar dari 1,21 , nilai ini menunjukkan keberadaan perusahaan yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk
Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Indofood
Tbk 2010-2014 memiliki kategori tidak sehat. Model Z-Score kedua pada PT
Indofood Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2013,2014 dan sangat sehat ditahun
2010,2011,2012. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja keuangan
pada PT Indofood Tbk 2010-2014 memiliki kategori sangat sehat.
2. Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk
Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Multi
Bintang Tbk memiliki kategori tidak sehat ditahun 2010,2011,2012,2014 dan
memiliki kategori sehat ditahun 2013 . Model Z-Score kedua pada PT Multi
Bintang Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2010,20102012,2013 dan sangat
sehat ditahun 2014. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja keuangan
Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Sekar
Laut Tbk memiliki kategori tidak sehat ditahun 2010,2011,2012,2014 dan
memiliki kategori sehat ditahun 2013. Model Z-Score kedua pada PT Sekar Laut
Tbk 2010-2014 memiliki kategori sehat. Hasil analisis dengan Model Z-Score
ketiga kinerja keuangan pada PT Sekar Laut Tbk 2010-2014 memiliki kategori
sehat ditahun 2010,2013 dan sangat sehat ditahun 2011,2012,2014.
4. Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk
Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Ultrajaya
Tbk 2010-2014 memiliki kategori tidak sehat. Model Z-Score kedua pada PT
Ultrajaya Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2010,2011 dan sangat sehat
ditahun 2012,2013,2014. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja
keuangan pada PT Ultrajaya Tbk 2010-2014 memiliki kategori sangat sehat.
5 Kesimpulan Tingkat Kesehatan Perusahaan dengan Pendekatan Atlman
Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score pertama hampir semuah
perusahaan masuk dalam kategori tidak sehat dan sehat dikarenakan nilai Z- score
yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya berada dibawah
1,81. Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score kedua semuanya
perusahaan masuk dalam kategori sehat dan sangat sehat dikarenakan nilai Z-
score yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya berada
diatas 2.90. Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score ketiga
72
nilai Z- score yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya
berada diatas 2.60.
Dapat disimpulkan bahwa perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score
pertama tidak cocok untuk digunakan karena model atlman ini mengikuti
berkembangan jaman sekarang terus berubah waktu kewaktu seiring dari kondisi
perusahaan dan kondisi dimana metode tersebut diterapkan.
Semua perusahaan makanan dan mnuman ini sangat sehat,sehat dan tidak ada
yang tidak sehat dengan mengunakan Model Z-Score kedua dan Model Z-Score
ketiga demkian pengujian hipotesis ini dengan menggunakan model pendekatan
Altman yang mengatakan bahwa hipotesis terbukti.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan PT Multi Bintang Tbk yang mengalami penurunan Modal
Kerja terhadap Total Aktiva sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi dan
analisis pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan,
sehingga dapat meminimalkan masalah keuangan yang akan dihadapi dan dalam
mengelola keuangan sebaiknya perusahaan selalu memperhatikan likuiditas
perusahaan, proporsi hutang dan efisiensi penggunaan modal kerja sehingga
benar-benar selektif melakukan evaluasi dan yang mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan. Perusahaan dengan nilai Z-score yang rendah dan tidak
menunjukkan adanya perbaikan kinerja sebaiknya dihindari karena kemungkinan
kebangkrutan cukup besar. Dari hasil penelitian dengan pendekatan Altman PT
Indofood Tbk adalah yang cocok Bagi investor untuk melakukan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Edward I., 2000, Predicting Financial, Distress of Companies : Revisiting The Z-score and Zeta ® Models, New York University, Stern School of Business
Atim.I, Diana, 2008, Analisis Financial Distress Dengan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Restoran,Hotel dan Pariwisata yang Listing di BEI Periode 2003-2007) Skripsi, Universitas Islam Negeri, Malang.
Batara et. al. 2013. Analisis Metode Altman (Z-Score) sebagai Alat evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Industri Rokok yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011). Jurnal Universitas Brawijaya
.
Budhijono, F dan Indahsari, R. 2010.Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Yang Berorientasi Ekspor Pada Masa Krisis. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Budisantoso, Milka N. 2004. Analisis Z-score Altman untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Tahun (1997-2003).(Skripsi).Universitas Katolik Soegijapranata.
Dwi, Mokhamad I. 2012. Analisis Prediksi Financial Distress dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi 1995 (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Indonesia Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010). (Skripsi).Universitas Diponegoro
Firda et.al. 2013. Altman Z-Score Sebagai Salah Satu Metode Dalam Menganalisis estimasi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012). Jurnal Universitas Brawijaya
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty
Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UII Press.
Ulfah, Resti A. 2013. Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Universitas Mulawarman
http://thesis.binus.ac.id.2014
http://jordyayal.wordpress.com.2014 www.idx.co.id.2014
http://populerkan.blogspot.com.2014 http://foodreview.biz.2014