• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BEI PERIODE 2010-2014

Oleh

Agus Ginanjar

ABSTRAK

Kebangkrutan merupakan masalah yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Karena jika perusahaan sudah mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan benar-benar mengalami kegagalan dalam usahanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014 menurut model Altman sebagai alat prediksi kebangkrutan perusahaan.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak empat perusahaan dari tiga belas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan dengan menggunakan rasio-rasio dari Altman yaitu modal kerja terhadap total aktiva (X1), laba ditahan terhadap total aktiva (X2), laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva (X3), dan nilai buku ekuitas terhadap total hutang (X4).

besaran koefisien masing-masing variabel juga seperti dalam formula dibawah ini: Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4 . Dengan kriteria penilaian Z-score >2.60 masuk dalam perusahaan yang sangat sehat dan Z-score < 1,20dikatagorikan perusahaan tidak sehat.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z dari analisis diskriminan menunjukkan bahwa semua sampel dalam penelitian ini masuk dalam katagori perusahaan yang sangat sehat dan sehat.

(2)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Oleh

AGUS GINANJAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

Agustus 1991. Anak keempat dari Bapak Thoyib dan Ibu Sumiyati, memiliki 3

orang mba perempuan.

Penulis memulai Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Tahun 1999-2005 di SDN 2

Kampung baru. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 2005-2008

di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, dilanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA) di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2008-2011. Pendidikan

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilanjutkan di Universitas Lampung pada Tahun

2011-2015.

Di lingkungan internal kampus, Penulis pernah menjadi bagian dari Brigadir

Mudah BEM FEB Unila Tahun 2011, Tahun 2012-2013 mengikuti organisasi

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sebagai anggota aktif. Tahun 2013-2014

diamanahkan sebagai Wakil Bendahara Umum HMJ Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung. Tahun 2014-2015 diamanahkan menjabat komisi 3

DPM FEB Unila.

Di lingkungan eksternal kampus, Penulis menjadi anggota biasa Himpunan

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Thoyib dan Ibunda Sumiyati Orang tua yang telah membesarkanku dan merawatku hingga saat ini, telah mendidik, memberikan ilmu agama dan dunia, memberikan dukungan materil maupun moril selama menempuh pendidikan hingga sampai sekarang. Terima kasih atas semua doa dan harapan yang besar padaku, dan terimkasih telah

menjadi pembimbing hidup yang paling setia sampai saat ini.

Saudara Sekandung Siti Chotijah, Fifin nuryanti dan Tri kumiyani Saudara yang selalu jadi teman penghibur saat duka dan duka dengan canda dan

tawa kalian, menjadi inspirasi dan memotivasi hari-hari indahku untuk menjadi lebih baik lagi.

Teman dan Sahabat Tersayang

Teman dan sahabat yang selalu memberikan warna dalam hari-hariku, canda tawa, suka, duka, dan bahagia yang diberikan selama ini. Terima kasih atas dukungan,

saran, bahkan kritikan yang membangun.

HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)

(8)

MOTO

“Yakinkan dengan Iman, Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal.

Kerja Keras, Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas.

Dengan Ridha ALLAH Yakin Usaha Sampai”

(Himpunan Mahasiswa Islam)

Banyak Kegagalan Dalam Hidup Ini Dikarenakan Orang-orang Tidak Menyadari

Betapa Dekatnya Mereka Pada Keberhasilan Saat Mereka Menyerah

(Thomas Alfa Edison)

“Masa Depan Adalah Milik Orang-Orang Yang Percaya Pada Mimpi”.

(Eleanor Roosevelt)

“jangan pernah berfikir dua kali, ragu-ragu tak akan memberi kepastian hiduplah

karena ingin memberi manfaat untuk orang lain dan lingkunganmu, jangan

sebaliknya

(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Bismillahirrahanirrahim.

Alhamdulillahirobilalamin, atas berkah rahmat Allah SWT skripsi ini dapat

terselesaikan.

Skripsi dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN ALTMAN) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

,adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Lampung. Penulis berharap karya yang merupakan wujud kegigihan dan kerja keras

penulis, yang telah disusun dengan rapih atas pemikiran yang matang, dukungan teori

dan hasil penelitian yang akurat, serta dengan berbagai dukungan dan bantuan dari

banyak pihak dapat memberikan manfaat dikemudian hari.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.M. , selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampungyang saya hormati dan saya

banggakan.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si. , selakuKetua Jurusan Manajemen Fakultas

(10)

kesabaran dan ketersediaanya dalam membimbing, memberikan pengetahuan,

kritikan, masukan dan solusinyaselama proses penyusunan skripsi hingga

selesai.

5. Ibu R.A Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping,atas ketersediaannya membimbing dan mendampingi dalam

memberikan solusi selama proses penyusuanan skripsi hingga selesai.

6. Bapak M. Syatibi CH. S.E. ,selaku Penguji Utama, terima kasih atas

ketersediaanya dalam menguji skripsi saya dan atas saran-saran serta

masukan untuk skripsi saya.

7. Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uiversitas Lampung, atas

pengetahuan yang telah diberikan, pengalaman hidup yang diceritakan,

semoga pengetahuan dan pengalaman ini bermanfaat sepanjang hidup.

8. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu. Pak Nasir, Mba

Iis, Pak Kasim, Mas Tri, dan Mas Rohman, untuk kesabarannya dalam

membantu mengurus skripsi dan proses birokrasi.

9. Kedua Orang tuaku Bapak Thoyib dan Ibu Sumiyati, atas semua doa, kasih

dan sayang, serta dukungan materi dan moral yang menjadi motivasi dalam

(11)

10. Mbaku tersayang Siti Chotijah, fifin Nuryanti, dan Tri Kumiyani yang selalu

memberi semangat, dukungan moral, dan canda tawa ceria yang mendorong

terselesainya skripsi saya.

11. Semua Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan, motivasi, doa, dan

harapan yang besar kepada saya selama proses penyusunan skripsi saya

sehingga skripsi ini terselesaiakan dengan baik.

12. Keluarga Besar HMI Komisariat Ekonomi Unila angkatan 2011 (Komek11)

Dany, Mersa, Aau, Agus, Edo, Odi, David, Aulia Genteng, Nay, Rh, Pindo,

Beler, Rama, Ido, Iduy, Gita, Nanda, Ginan, Lian, Bainal, Daus, Toriq,

Vetty,Fadli semoga kita tetap dipersatukan dalam ideologi dan kebersamaan

13. Keluarga Besar HMI Komisariat Ekonomi Unila angkatan 2008 Bang Fajrin,

Bang Jerry, Bang Ferly, 2009 Bang Macro, Bang Hadi, Bang Bowo, Bang

Agung, Bang Toni, Bang Doy, Bang Rudi, Bag Fadli, Bang Fijar, dan

abang-abang yang lain, 2010 Bang Febi, Bang Ali, Bang Jepri, Bang Anas, Bang

Zul, Bang Beni, Bang Wahyu, Bang Dimas, Bang Darus, Bang Satria, Bang,

Mbak Dania, Mbak Nova, Mbak Echy, Mbak Vera, Bang Fais, Mbak Sonia

dan yang lain, Adinda Apri, Argi, Nugi, Arul, Mitha, Ari, Dini, Mufti,Ferly,

Abel, Diga, Hafiz, Acil, Yuni, Amran, Dimas, Robi, Lano, Sigit, Hary, Yugo,

Fabio, Ken, Adit, Boby, Ferdnan, Wido, Qiu, Imam, Feri, Hafez, Miza, Udin,

Eka, Ely, Furqon, Farhan dan adinda yang lain yang telah menjadi keluarga

hijau hitam komek unila Yakusa!

14. Teman teman sepermainan di pasar Tugu , M aryf pribadi, nuh , robby, febri ,

sandi ,ajis , ences , bang agus, bang ipan , ayah asep dan lain lain yang telah

(12)

edo,noval, mas arif ,dan lain lain yang telah memberi semangat

17. Keluarga Besar DPM FEB Unila Edo, vetty, daus, bainal, thorik dan yang

lain yang telah menjadi keluarga baru untuk menimba ilmu

18. HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Edo, winda,kurnia,edward,

sulton,gita, ela, dwifa, mala, edoedward, rh, tika, damar, daus, cris,nugi.

Terima kasih atas pengalaman yang tidak terlupakan selama berada di

lingkungan HMJ.

19. Teman seangkatan tahun 2011, firdaus, edward, choky, yaser, bayu , Arif, Ria

Amanda, Mega Nanda Saputra, Rina Octarina.S, Siti Latifah. D, Anisa, Ujang

Setiawan, Iwan, Yosi, Johannes, Liesien Winda, Ma’ruf, Habib, Wayan,

Ossy, ranita, Aya, Wica, Iping, Sabar, Dimas, Ela, Aulia, Novpia, Fisca,

Tiara, Sritina, Kiky, Dias, Rio, Fadel, Artenza, Ainul, Gilas, Bibi, Miranda,

Yufita, Vada, JP, Ester, Nadia, Neva, Imeh, Ranis, Puji, Nurlina, Irma, dan

semua teman satu angkatan yang tidak bisa disebukan semuanya disini,

terimakasih atas semua doa dan dukungan selama proses perkuliahan hingga

skripsi ini selesai.

20. Teman KKN Tematik Desa Sumber Jaya, akbar , arif , vester, desi ,hana dan

indah terima kasih atas pengalaman dan kebersamaannya.

21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih

(13)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamualaikum.Wr. Wb.

Bandar Lampung, 14 Oktober 2015 Penulis

(14)

Halaman DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ………...………..... 1

1.1 Latar Belakang………....………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………...………... 7

1.3 Tujuan Penelitian ………...…………... 7

1.4 Manfaat Penelitian ………..…... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ………...………... 9

1.6 Hipotesis Penelitian ……….………... 11

II. LANDASAN TEORI ……….…….. ... 12

2.1 Kebangkrutan ... 12

2.1.1 Pengertian Kebangkrutan ... 13

2.1.2 Penyebab Kebangkrutan ... 14

2.1.3 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Prediksi Kebangkrutan ... 17

2.2. Laporan Keuangan ... 18

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 18

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 19

2.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 20

2.2.4 Pengguna Laporan Keuangan ... 22

2.3 Analisis Z-Score Model Altman ... 24

2.3.1 Formula-Formula Z-Score Altman ... 25

2.4 Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ………...………….…. 31

3.1 Jenis Data ...………...………….…. 31

3.2 Populasi dan Sampel ………...………...………….… 31

3.3 Teknik Pemilihan sampel ...………...………….…. .33

3.4 Metode Pengumpulan data.………...……….…… 34

3.5 Teknik Analisis data ………...………...…………... 35

3.5.1 Pengitungan rasio model Altman………...………... 35

(15)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Analisis Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1) ... 40

4.1.2 Analisis Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2)... 43

4.1.3 Analisis Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3) ...46

4.1.4 Analisis Rasio Nilai Buku Ekuitas terhadap Total Liabilities (X4)... 48

4.1.5 Analisis RasioNilai Penjualan terhadap Total aktiva (X5)... 53

4.2 Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan... 56

4.2.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 57

4.2.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 57

4.2.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 58

4.2.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 59

4.3 PerbandinganTingkat Kesehatan Perusahaan dengan Model Z-score kedua ... 60

4.3.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 61

4.3.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 62

4.3.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 62

4.3.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 63

4.4 PerbandinganTingkat Kesehatan Perusahaan dengan Model Z-score ketiga... 64

4.4.1 Analisis Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk ... 66

4.4.2 Analisis Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk... 66

4.4.3 Analisis Tingkat Kesehatan PT PT Sekar Laut Tbk... 67

4.4.4 Analisis Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 72

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nama Perusahaan (emiten), Kode Emiten disektor Makanan dan

Minuman Tahun 2014 ... 2

2. Data Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Dan

Minuman tahun 2013-2014... 3

3. Data Laba Bersih Perusahaan Makanan dan Minuman

tahun 2013-2014... 4

4. Populasi nama perusahaan (emiten) dan Kode emiten... ... 32

5. Kode emiten sampel dan kriteria sampel... 34

6. Hasil Perhitungan Nilai (X1) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 40

7. Hasil Perhitungan Nilai (X2) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 43

8. Hasil Perhitungan Nilai (X3) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Sampel Penelitian Tahun 2010-2014 ... 46

9.a Hasil Perhitungan Nilai (X4) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Penelitian Tahun 2010-2014...... 48

9.b. Hasil Perhitungan Nilai (X4) pada Perusahaan Makanan dan Minuman Penelitian Tahun 2010-2014... 50

10. Hasil Perhitungan Nilai (X5) pada Perusahaan Makanan dan Minuma Sampel Penelitian Tahun 2010-2014... 53

11.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada

(17)

12.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada

PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 57

13.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada

PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 58

14.a Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score pertama pada

PT Ultrajaya TbkTahun 2010-2014... 59

15.a Daftar emiten dan hasil dari pembahasan sampel dengan Model Z-Score pertama... 59

11.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada

PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014... 61

12.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada

PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 62

13.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada

PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 62

14.b Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score kedua pada

PT Ultrajaya TbkTahun 2010-2014... 63

15.b Daftar emiten dan hasil dari pembahasan sampel dengan Model Z-Score kedua... 64

11.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada

PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014... 6 6

12.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada

PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014... 6 6

13.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada

PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014... 67

14.c Tingkat Kesehatan dengan Model Z-Score ketiga pada

PT Ultrajaya Tbk Tahun 2010-2014... 68

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Data pada PT Indofood Tbk Tahun 2010-2014

2. Data pada PT Multi Bintang Tbk Tahun 2010-2014

3. Data pada PT Sekar Laut Tbk Tahun 2010-2014

4. Data pada PT Ultrajaya Tbk tahun 2010-2014

5. Hasil Perhitungan model Z-Score pertama pada Tahun 2010-2014

6. Hasil Perhitungan model Z-Score kedua pada Tahun 2010-2014

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sektor

industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan

terus mengalami pertumbuhan.

Grafik 1 Perbandingan Presentasi Sektor Konsumsi Tahun 2011

(21)

2

Pada Grafik 1 terlihat bahwa perusahaan makanan dan minuman mempunyai

kontribusi terbesar terhadap BEI sebesar 43% dibandingkan dengan perusahaan

lainnya ini cukup membutikan bahwa pertumbuhan perusahaan makanan dan

minuman ini sangat berkembang , dengan presentasi rokok sebesar 9%,

perusahaan farmasi sebesar 28%, perusahaan kosmetik dan barang keperluan

rumah tangga sebesar 11% dan perusahaan peralatan rumah tangga sebesar 9%.

Sebagaimana diketahui, sektor konsumsi di bursa efek indonesia terbagi menjadi

beberapa sub sektor, diantaranya makanan dan minuman, rokok , farmasi, dan

juga kosmetik. Berikut ulasan dari nama perusahaan makanan dan minuman

diatas:

Tabel 1. Nama Perusahaan (emiten), Kode Emiten disektor Makanan dan Minuman Tahun 2014.

No Nama perusahaan (emiten) Kode emiten

1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 2 Tri Bayan Tirta Tbk ALTO 3 Delta Djakarta Tbk DLTA 4 Indofood Tbk ICBP 5 Indofood Tbk INDF 6 Multi Bintang Tbk MLBI 7 Mayora Tbk MYOR 8 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 9 Nippon Indosari Corpora Tbk ROTI 10 Sekar Bumi Tbk SKBM 11 Sekar Laut Tbk SKLT 12 Siantar Top Tbk STTP 13 Ultrajaya Tbk ULTJ Sumber:www.idx.co.id

Sesuai dengan namanya, perusahaan dalam kategori Makanan dan Minuman

memiliki ranah industri di bidang konsumsi makanan dan minuman.

(22)

(ICBP),Indofood Tbk (INDF),Multi Bintang Tbk (MLBI),Mayora Tbk

(MYOR),Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN),Nippon Indosari Corpora Tbk

(ROTI),Sekar Bumi Tbk (SKBM),Sekar Laut Tbk (SKLT),Siantar Top Tbk

(STTP),Ultrajaya Tbk (ULTJ )Sepanjang tahun 2014 hingga semester pertama

usai, jumlah penjualan perusahaan makanan dan minuman masih mencatatkan

kenaikan dari Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Data Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Dan Minuman tahun 2013-2014.

No Kode emiten 2013 2014 Pertumbuhan

1 AISA 1.783.576.000.000 2.448.357.000.000 37% 2 ALTO 125.409.567.162 184.861.399.730 47% 3 DLTA 411.729.116.000 439.139.221.000 7% 4 ICBP 12.577.910.000.000 15.522.285.000.000 23% 5 INDF 26.932.942.000.000 34.066.065.000.000 26% 6 MLBI 1.249.604.000.000 1.342.702.000.000 7% 7 MYOR 5.796.156.805.475 7.417.296.629.321 28% 8 PSDN 623.576.873.726 520.071.445.149 -17% 9 ROTI 706.876.767.848 914.646.850.876 29% 10 SKBM 502.636.782.876 701.078.101.213 39% 11 SKLT 282.158.951.966 339.807.417.797 20% 12 STTP 817.247.987.347 1.045.977.544.330 28% 13 ULTJ 1.689.287.362.559 1.903.478.523.950 13%

Sumber:www.idx.co.id

Dari Tabel 2 yang ditampilkan ,bisa dikatakan bahwa perkembangan jumlah

penjualan perusahaan makanan dan minuman bervaryatif hampir rata-rata

pertumbuhan penjualan ini masih cukup tinggi. Sebut saja jumlah penjualan

Indofood Tbk mengalami pertumbuahan penjualan sebesar 26% dan jumlah

penjualan yang tertinggi sebesar 26,9 trilun ditahun 2013 menjadi 34,0 trilun

ditahun 2014 , Tiga Pilar Sejahtera yang mengalami pertumbuahan penjualan

(23)

4

penjualan mencapai 125 miliyar ditahun 2013 menjadi 184 miliyar ditahun 2014

pertumbuhan signifikan sebesar 47% bisa dilihat dari tabel di atas bahwa jumlah

perusahaan makanan dan minuman di tahun 2014 mengalami pertumbuhan

signifikatkan namun ada juga perusahaan yangg mengalami penurunan penjualan

ditahun 2014 yaitu Prasidha Aneka Niaga mencapai presentasi -17% dan jumlah

penjualan yaitu sebesar 623 miliyar ditahun 2013 menurun menjadi 520 miliyar

ditahun 2014.

Pertumbuhan laba bersih negatif di saat pertumbuhan pendapatan masih positif,

mengindikasikan bahwa mayoritas perusahaan makanan dan minuman mengalami

masalah kenaikan biaya operasional. Untuk membuktikan hal tersebut, mari simak

Tabel laba bersih berikut.

Tabel 3. Data Laba Bersih Perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2013-2014.

No Kode emiten 2013 2014 Pertumbuhan

1 AISA 9% 8% -1%

2 ALTO 8% 5% -3%

3 DLTA 32% 32% 0%

4 ICBP 10% 8% -2%

5 INDF 8% 9% 1%

6 MLBI 31% 26% -5%

7 MYOR 8% 4% -2%

8 PSDN 1% 1% 0%

9 ROTI 11% 11% 0%

10 SKBM 2% 3% 1%

11 SKLT 2% 3% 1%

12 STTP 8% 7% -2%

13 ULTJ 13% 7% -6%

Jumlah rata-rata 11% 9,5% Sumber:www.idx.co.id

Benar saja. Perusahaan yang masih mencatat pertumbuhan laba bersih

berkebalikan dengan pendapatan, seperti ICBP, MYOR , PSDN , ataupun AISA

yang mecatat kerugian yang terkecil dengan presentasi pertumbuhan -1% dan

(24)

-Perusahaan seperti AISA atau MLBI juga mengalami penurunan laba bersih,

namun perusahaan-perusahaan tersebut masih bisa mencatatkan kinerja positif dan

bervaryatif.

Seperti INDF yang mencatat pertumbuhan kenaikan laba bersih terbeasar dengan

presetasi kenaikan 1% dan ada juga DLTA yang mencatat laba bersih namun

disini bisa dikatakan tidak menurun atau pun naik sebesar 32% ditahun 2013 dan

ditahun 2014 sebesar 32% , jika dilihat dari laba bersih tersebut, INDF dan

SKBM memiliki kinerja yang sangat baik. Pendapatan dan laba bersih yang

berhasil dicatatkan kedua perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan positif.

Selain itu, laba bersih mereka pun tumbuh dengan baik. INDF tumbuh dari 8%

menjadi 9% dengan pertumbuhan 1% , sedangkan SKBM masih tetap

mempertahankan diangka pertumbuhan 1%.

Di sini penulis memilih perusahaan makanan dan minuman untuk dijadikan

sampel untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan melakukan

perbandingan dengan pendekatan Altman.

Keuntungan perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan dan dengan adanya

keuntungan tersebut perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan

diharapkan perusahaan lebih mampu untuk bertahan, tumbuh, berkembang serta

tangguh dalam menghadapi persaingan yang ada. Turunnya laba perusahaan ini

berakibat pada penurunan keuntungan yang diperoleh perusahaan, bila hal ini

(25)

6

Oleh karena itu, perlu adanya kajian tentang analisis kinerja keuangan perusahaan

dengan menggunakan pendekatan Altman untuk memprediksi kebangkrutan pada

perusahaan makanan dan minuman yang go public pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) .

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan

bagi manajemen perusahaan makanan dan minuman mengenai kemungkinan

adanya kebangkrutan agar dapat mengambil keputusan guna melakukan persiapan

dan perbaikan kinerja melalui perubahan strategi demi meningkatakan nilai

perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian ini juga dapat menjadikan

masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Berdasarkan latar

belakang yang telah peneliti uraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul :

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (PENDEKATAN

(26)

Berdasarkan Latar Belakang masalah dan penelitian-penelitian empiris, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X1= modal kerja/total

aktiva

2. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X2 = laba ditahan/total

aktiva

3. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X3 = EBIT/total aktiva

4. Bagaimana perkembangan kinerja rasio Altman X4 = Nilai buku

ekuitas/total hutang

5. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahaan dengan

pendekatan Altman (Z-score) sebagai pehitungan awal pada perusahaan

Makanan dan Minuman tahun 2010-2014

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X1= modal

kerja/total aktiva

2. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X2 = laba

ditahan/total aktiva

3. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X3 = EBIT/total

aktiva

4. Untuk mengetahui perkembangan kinerja rasio Altman X4 = Nilai buku

(27)

8

5. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan dengan

pendekatan Altman (Z-score) pada perusahaan Makanan dan Minuman

tahun 2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan gambaran bagi investor dan calon investor terhadap

perkembangan perusahaan yang berkaitan dengan masalah keuangan yang

dijadikan acuan pengambilan keputusan.

2. Untuk menambah wawasan dalam bidang manajemen keuangan dengan

cara memakai salah satu model memprediksi kebangkrutan dalam pelaksanaannya

di dunia nyata.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi

bagi peneliti berikutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan

untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga

digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan Altman

menggunakan empat rasio keuangan yang diperuntukkan bagi perusahaan yaitu

dengan mengukur likuiditas dengan membandingkan antara modal kerja terhadap

total aktiva (X1), mengukur profitabilitas dengan membandingkan laba ditahan

terhadap total aktiva (X2), mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan membandingkan EBIT terhadap total aktiva (X3), dan

(28)

diperoleh nilai Z (Z-Score) yang dapat menggambarkan posisi keuangan

perusahaan sedang dalam kondisi sehat atau dalam kondisi bangkrut.

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PERKEMBANGAN DENGAN PENDEKATAN ALTMAN TAHUN 2010-2014

PERKEMBANGAN RASIO (X1)

PERKEMBANGAN RASIO (X2)

PERKEMBANGAN RASIO (X3)

PERKEMBANGAN RASIO (X4)

KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Z-SCORE = 1,21-2,60

Z-SCORE = ≥ 2,60 Z-SCORE =

≤ 1,21

(29)

10

Pada dasarnya kerangka pemikiran diatas ini diturunkan dari teori pendekatan

Altman . Dan disini untuk perbandingan antar perusahaan sampai sejauh mana

perkembangan kesehatan perusahaan dengan mengunakan pendekatan Altman.

Dan dilihat dari perkembangan rasio X1,rasio X2,rasio X3,rasio X4 antar

perusahaan untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam kategori tidak

sehat, sehat dan sangat sehat. Jika nilai Z-SCORE = <1,21 ini

mengidentifikasikan adanya kemungkinan kebangkrutan apabila perusahaan

makanan dan minuman dari periode 2010-2014 masih mrncatat Z-SCORE

dibawah 1,21 dan mengalami penurunan terus-menurus pertahun maka termasuk

dalam kategori tidak sehat dengan kemungkinan kebangkrutan perusahaan,atau

bila nilai Z-SCORE = 1,21 sampai 2,60 maka termasuk dalam kategori sehat

mengidentifikasikan tidak terancam kebangkrutan dan Jika nilai Z-SCORE = >

2,60 maka termasuk perusahaan sangat sehat dan jauh dari kemungkinan

kebangkrutan namun disini bila perusahaan mencatat nilai Z-SCORE = <1,21

ditahun 2010 dan ditahun berikut mencatat nilai Z-SCORE yang mengalami

peningkatan terus-menurus dengan itu perusahaan tidak terancam kebangkrutan

maka termasuk dalam katagori sehat. Dengan ini dapat diketahui bahwa

perusahaan makanan dan minuman tahun 2010-2014 ini bisa dikatan tidak sehat,

sehat dan sangat sehat. Namun dengan demikian yang dapat membangkrutkan

suatu perusahaan adalah pengadilan negeri dan dari tuntutan para kreditur

(30)

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan, maka

hipotesis penelitian adalah:

“kinerja keuangan emiten (BEI) disektor makanan dan minuman Tahun

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebangkrutan dan kesehatan

2.1.1 Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan

dana untuk menjalankan usahanya atau dapat diartikan juga kebangkrutan sebagai

kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan

laba.

Menurut Undang-Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai

dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh

waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan yang berwenang, baik

atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya.

Ada beberapa indikator yang menjadi prediksi kebangkrutan perusahaan. Salah

satu sumbernya adalah analisis aliran kas untuk saat ini atau untuk masa

mendatang dan analisis strategi perusahaan. Sumber lain adalah laporan keuangan

perusahaan. Laporan keuangan dipakai untuk memprediksi kebangkrutan

(32)

(1966) dengan temuan bahwa rasio keuangan terbukti sangat berguna untuk

memprediksi kebangkrutan dan dapat digunakan secara akurat untuk membedakan

perusahaan yang akan bangkrut dan yang tidak. Penelitian serupa juga dilakukan

oleh Altman (1968) yang telah menemukan lima rasio keuangan yang dapat

digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan beberapa

saat sebelum perusahaan tersebut bangkrut dengan temuan suatu formula yang

dikenal dengan Altman Z-Score (Supardi dan Mastuti, 2003).

Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan

untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga

digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Dalam penelitian

tersebut, ia menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan dalam suatu rumus

matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Hal yang menarik tentang Z-score adalah keandalanya sebagai alat analisis tanpa

memperhatikan bagaimana ukuran perusahaan. Meskipun seandainya perusahaan

sangat makmur, bila Z-score menunjukkan nilai yang kurang baik, maka

perusahaan harus berhati-hati. Bila perusahaan memiliki kinerja keuangan yang

sehat berarti perusahaan dapat berkembang baik dan bila perusahaan dalam

keadaan tidak sehat maka perlu diwaspadai karena berisiko tinggi menuju

kebangkrutan.

Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak yang

berkepentingan tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami

(33)

14

digunakan untuk memutuskan apakah ia akan tetap mempertahankan

kepemilikannya di perusahaan tersebut atau menjualnya dan kemudian

menanamkan modalnya di tempat lain. Sedangkan bagi pihak yang berada di luar

perusahaan khususnya para investor untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan saat ini dan dimasa lalu serta sebagai pedoman mengenai

kinerja perusahaan dimana perusahaan tersebut apakah akan berpotensi untuk

bangkrut atau tidak.

Potensi kebangkrutan diprediksi dengan melakukan perhitungan Z-Score yaitu

skor yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan, tetapi

kebangkrutan tersebut belum pasti terjadi, karena perusahaan masih berdiri dan

beroperasi sehingga pimpinan perusahaan masih dapat melakukan kebijakan

untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan.

2.1.2 Penyebab Kebangkrutan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1. Faktor Umum

a) Sektor Ekonomi, berasal dari gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan

jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi dengan mata

uang asing.

b) Sektor Sosial, dimana yang sangat berpengaruh adalah adanya perubahan gaya

hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa

(34)

ditanggung perusahaan terutama untuk pemeliharaan dan implementasi.

d) Sektor Pemerintah, dimana kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi

pada perusahaan dan industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah,

kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

a) Sektor pelanggan atau nasabah, dimana untuk menghindari kehilangan

pelanggan, perusahaan harus melakukan identifikasi terhadap sifat konsumen atau

pelanggan juga menciptakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru.

b) Sektor Kreditor, dimana kekuatannya terletak pada pemberian pinjaman dan

menetapkan jangka waktu pengembalian hutang piutang yang bergantung pada

kepercayaan kreditor terhadap kelikuiditasan suatu bank.

c) Sektor pesaing atau bank lain, dimana merupakan hal yang harus diperhatikan

karena menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada nasabah atau

pelanggan.

3. Faktor Internal Perusahaan

a) Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga menyebabkan

adanya penunggakkan dalam pembayarannya sampai akhirnya tidak dapat

membayar.

b) Manajemen yang tidak efisien, yang disebabkan karena kurang adanya

kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari

(35)

16

c) Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana sering

dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun yang sangat

merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha dapat menjadi dua faktor yaitu :

(Riyanto, 2004)

a. Faktor Intern

Faktor ini meliputi faktor keuangan dan non-keuangan. Faktor keuangan meliputi

adanya hutang yang terlalu besar sehingga menjadi beban tetap yang berat bagi

perusahaan, adanya kewajiban jangka pendek yang lebih besar dari aktiva lancar,

lambatnya pengumpulan piutang atau banyaknya bad debt, kesalahan dalam

kebijakan deviden, dan tidak cukupnya dana penyusutan.

Sedangkan faktor non keuangan adalah adanya kesalahan-kesalahan dalam

pemilihan lokasi, penentuan produk yang dihasilkan dan penentuan skala usaha,

kurang baiknya struktur organisasi, kesalahan dalam pemilihan pimpinan

perusahaan, adanya Manajerial incompetence (kebijakan pembelian, penjualan,

pemasaran).

b. Faktor Ekstern

Merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan dan berada di luar jangkauan

atau kontrol pimpinan perusahaan antara lain adalah adanya persaingan yang

hebat, berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan turunnya

(36)

Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tentang

kebangkrutan, diantaranya adalah:

1. Kreditur

Masalah kebangkrutan ini mempunyai hubungan yang erat dengan lembaga ini

baik dalam hal mengambil keputusan tentang pemberian pinjaman dengan

syarat-syarat tertentu atau perancangan kebijaksanaan untuk memonitor pinjaman yang

telah ada.

2. Investor

Investor berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan yang menerima

dana mereka adalah perusahaan yang sehat dan dapat memberikan return optimal

dari investasi yang mereka tanam.

3. Pemerintah

Hal ini membantu pemerintah dalam mengeluarkan peraturan untuk melindungi

masyarakat dari kerugian dan kemungkinan menganggu stabilitas ekonomi dan

politik negara, karena pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi tenaga

kerja, industri, dan masyarakat.

4. Auditor

Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor adalah apakah perusahaan bisa

going concern atau tidak. Apabila ada petunjuk bahwa perusahaan tidak bisa

(37)

18

adanya petunjuk going concern tersebut. Dengan adanya analisis terhadap

kebangkrutan, maka auditor bisa melakukan audit dan memberikan pendapat

terhadap laporan keuangan perusahaan dengan lebih baik.

5. Manajemen

Dengan mengetahui adanya suatu tanda-tanda kebangkrutan, manajemen dapat

mengambil keputusan untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat

perusahaannya terhindar dari kebangkrutan, seperti melakukan merger dengan

menawarkan perusahaannya kepada peminat.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas tersebut (Munawir, 2004).

Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar

untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana

dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu

keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan

dari perusahaan yang bersangkutan.

(38)

dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan

datang. Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Keputusan Menteri

Keuangan RI No 740/KMK.00/1989 adalah laporan Direksi yang mencakup

kebijaksanaan keuangan perusahaan, neraca, perhitungan laba rugi, sumber dan

penggunaan dana, penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas) dan perubahan

modal.

Analisis kinerja keuangan merupakan suatu interpretasi atau analisis terhadap

prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Hal ini menurut

Keputusan Menteri Keuangan RI No 740/KMK.00/1989, pengertian kinerja

keuangan itu sendiri adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan tujuan laporan keuangan meliputi :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan-pengambilan keputusan

ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh

(39)

20

dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumberdaya yang dipercayakan terhadap manajemen.

2.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Jenis laporan keuangan bermacam-macam baik berupa laporan utama maupun

laporan pendukung. Jenis-jenis laporan keuangan disesuaikan dengan kegiatan

usaha perusahaan yang bersangkutan dan pihak yang keterkaitan untuk

memerlukan informasi keuangan pada suatu perusahaan tertentu.

Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan

laporan perubahan modal atau laba yang ditahan, walaupun dalam prakteknya

sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk memperoleh kejelasan

lebih lanjut. Misalnya, laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas,

perhitungan harga pokok, maupun daftar-daftar lampiran yang lain (Munawir,

2004).

Jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari :

1. Neraca

Laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada waktu

tertentu. Neraca menyajikan dalam data historikal aktiva yang merupakan sumber

operasi perusahaan yang dijalankan, utang yaitu kewajiban perusahaan, dan modal

(40)

Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang keuntungan atau kerugian

yang diderita oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Pada laporan ini

menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan dan beban sebagai

pengeluaran operasional perusahaan.

3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana, menunjukkan asal kas

diperoleh dan bagaimana digunakannya. Laporan perubahan posisi keuangan

menyediakan latar belakang historis dari pola aliran dana. Laporan ini terbagi

menjadi dua yaitu: laporan perubahan modal kerja dan laporan arus kas. Laporan

perubahan modal kerja menyajikan data-data aktiva lancar dan utang lancar,

sedangkan laporan arus kas menyajikan data-data mengenai arus kas dari kegiatan

operasional, kegiatan investasi, kegiatan keuangan/pembiayaan, dan saldo kas

awal, serta saldo kas akhir.

4. Catatan dan Laporan Lain sebagai Penjelasan Bagi Laporan Keuangan Catatan

dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan

keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang

digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan memberi tambahan

detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan. Misalnya, laporan harga

pokok produksi, laporan perubahan modal atau laba ditahan, laporan kegiatan

keuangan.

(41)

22

2.2.4 Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan adalah:

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko

yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus

membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik

pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada

(42)

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan

dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan

dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali

kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup

perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup

perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,

perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,

(43)

24

modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.3 Analisis Z-Score Model Altman

Analisis Z-Score dikembangkan oleh Prof. Edward Altman dengan tujuan untuk

mendeteksi apakah suatu perusahaan dalam kondisi diambang kebangkrutan

(financial distress). Metode ini disebut Multiple Discriminant Analysis (MDA).

MDA menggunakan lima rasio yang dikombinasikan untuk melihat perbedaan

antara perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut (Mujilan, 2012).

2.3.1 Formula-Formula Z-Score Altman

Selama penelitiannya, Altman telah melakukan tiga kali penyesuaian

formula-formula Z-Score agar dapat memprediksi kebangkrutan lebih akurat sesuai

karateristik perusahaan. Berikut adalah formula-formula Z-Score yang dimaksud

(Mokhamad, 2012):

a. Model Z-Score Pertama

Model Z-Score pertama Altman digunakan untuk memprediksi kebangkrutan

perusahaan pada perusahaan-perusahaan terbuka yang telah listing di bursa

saham. Model ini diciptakan pertama kali oleh Altman

pada tahun 1968 dengan metode MDA (Multi Discriminan Analysis) untuk

mengetahui besaran koefisien setiap variabel dalam model Z-Scorenya. Formula

(44)

Keterangan :

X1= modal kerja/total aktiva

X2 = laba ditahan/total aktiva

X3 = EBIT/total aktiva

X4 = nilai pasar saham/total hutang

X5 = penjualan/total aktiva

Rasio-rasio pembentuk Z-Score ini masing-masing memberikan gambaran

tersendiri mengenai perusahaan, yaitu :

1. Rasio X1

Rasio ini mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih

dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai

total aktiva lancar dikurangi dengan total kewajiban lancar. Umumnya, bila

perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih dari pada

total aktiva sehingga rasio ini akan turun (Milka, 2004).

2. Rasio X2

Rasio ini mengukur profitabilitas kumulatif. Umur perusahaan berpengaruh

terhadap rasio tersebut kerena semakin lama perusahaan beroperasi

memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. Hal tersebut

menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya menunjukkan

hasil rasio yang rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa awal

(45)

26

3. Rasio X3

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva

yang digunakan yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak

(EBIT) tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun. Bila rasio

ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan

menghasilkan uang lebih banyak dari pada bunga pinjaman (Milka, 2004).

4. Rasio X4

Rasio ini menujukan seberapa jauh nilai pasar ekuitas perusahaan akan menurun

sebelum kewajiban melebihi aktiva sehingga perushaan menjadi insovlen. Nilai

pasar ekuitas yang dimaksud adalah gabungan dari nilai pasar saham biasa dan

nilai pasar preferen (Atlman dan Hotchkiss, 2006)

5. Rasio X5

Rasio ini menunjukkan apakan perusahaan menghasilkan volume bisnis yang

cukup dibanding penjualan dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan

efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk

menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba (Mokhamad, 2012).

Perhitungan nilai Z dari perusahaan yang diteliti apabila lebih kecil dari 1,81

berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai

dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai

(46)

Model ini adalah bentuk penyesuaian dari model Z Score Altman sebelumnya

yang ditujukan apabila saham atau stock dari suatu perusahaan tidak

diperdagangkan secara umum (notpubliclytraded). Untuk itu, rasio

X4 (Market Value of Equity To Total Liabilities) tidak dapat dihitung. Untuk

mengatasi hal ini, Altman merubah rasio X4 yang menggunakan Market Value of

Equity sebagai penggati Book Value of Equity. Akibatnya, besaran koefisien

masing-masing variabel juga ikut berubah seperti dalam formula dibawah ini:

Z’ = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Keterangan :

X1 = modal kerja/total aktiva

X2 = laba ditahan/total aktiva

X3 = EBIT/total aktiva

X4 = nilai buku ekuitas/total hutang

X5 = penjualan/total aktiva

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score

model Altman (1983), yaitu:

1. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

2. Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka termasuk grey area

3. Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

c. Model Altman Z-Score Ketiga Seiring berjalannya waktu, perkembangan

pasar obligasi dan investasi pada obligasi sudah menjalar ke negara-negara

(47)

28

pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan

penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam Z-Score

modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (perbandingan sales terhadap

total assets) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aktiva

yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk meminimalkan potensi

dampak industri yang kemungkinan terjadi pada variabel yang sensitif terhadap

industri sebagaimana jika rasio perputaran aset dimasukan. Altman juga

mengganti pembilang pada rasio variabel X4 dari nilai pasar ekuitas menjadi nilai

buku ekuitas. Formulanya adalah:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Keterangan :

X1 = modal kerja/total aktiva

X2= laba ditahan/total aktiva

X3 = EBIT/total aktiva

X4 = nilai buku ekuitas/total hutang

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z- Score ini yaitu:

a. Jika nilai Z < 1,21 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai Z = 1,21 - 2,60 maka termasuk grey area

c. Jika nilai Z > 2,60 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

Analisis diskriminan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperoleh peringatan

awal kebangkrutan dan keberlanjutan usahanya. Semakin awal perusahaan

(48)

memberikan gambaran dan harapan terhadap nilai masa depan perusahaan

tersebut.

2.4 Penelitian Terdahulu

Batara, Kertahadi, dan Handayani (2013) melakukan penelitian metode Altman

(Z-score) sebagai alat evaluasi guna memprediksi kebangkrutan perusahaan pada

industri rokok yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan model prediksi Altman Z-Score terdapat dua

perusahaan yang selalu berada dalam kondisi sehat. Kedua perusahaan tersebut,

yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT Bentoel Internasional Investama

Tbk, yang memiliki nilai Z (Z-Score) yang tinggi dan lebih dari batas atas rentang

interval dalam setiap tahunnya.

Firda, Saifi, dan Devi (2013) menganalisis estimasi kebangkrutan dengan metode

Altman Z-score pada perusahaan plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode tahun 2010-2012. Berdasarkan analisis dengan

menggunakan metode Altman Z-Score terdapat satu perusahaan yang diestimasi

bangkrut atau diprediksi dalam kondisi buruk selama tahun 2010 sampai dengan

2012. Perusahaan tersebut adalah PT. Titan Kimia Nusantara Tbk, yang memiliki

nilai Z yang rendah dan kurang dari batas bawah rentang interval dalam setiap

tahunnya, dimana batas bawah rentang interval menentukan skor minimal bagi

suatu perusahaan untuk dinyatakan dalam kondisi yang buruk. Nilai Z di bawah

rentang interval mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kegagalan dalam

(49)

30

Resti (2013) menganalisis penggunaan Altman Z-Score untuk mengetahui potensi

kebangkrutan PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Berdasarkan pada analisis dapat

disimpulkan bahwa pada periode triwulan I, II, III, IV tahun 2011 dan triwulan I,

II, III tahun 2012 pada perusahaan kayu ini mengalami potensi kebangkrutan atau

perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Hasil analisis dari penelitian ini

menghasilkan interprestasi <1,88 yang artinya bahwa perusahaan mengalami

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

penelitian yang di peroleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dan secara

tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

meliputi data laporan keuangan (berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus

kas, dan laporan perubahan ekuitas) periode 2010-2014 yang diambil dari Bursa

Efek Indonesia.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakter tertentu. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut

elemen populasi yang berupa orang, perusahaan, media dan sebagainya.

Perusahaan yang menjadi populasi adalah sebagai berikut dari Tabel 4 dibawah

ini.

(51)
[image:51.595.109.386.121.525.2]

32

Tabel 4. Populasi nama perusahaan (emiten) dan Kode emiten.

Sumber : www.idx.co.id

Populasi untuk penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 -2014

sebanyak tiga belas.

No Nama perusahaan (emiten) Kode emiten

1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

2 Tri Bayan Tirta Tbk (ALTO)

3 Delta Djakarta Tbk (DLTA)

4 Indofood Tbk (ICBP)

5 Indofood Tbk (INDF)

6 Multi Bintang Tbk (MLBI)

7 Mayora Tbk (MYOR)

8 Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

9 Nippon Indosari Corpora Tbk (ROTI)

10 Sekar Bumi Tbk (SKBM)

11 Sekar Laut Tbk (SKLT)

12 Siantar Top Tbk (STTP)

(52)

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara tertentu dan

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan bisa dianggap mewakili populasi.

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan

yang ditarik dengan menggunakan beberapa pertimbangan.

Teknik pemilhan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel dalam

pemilihan ini di tetapkan sebanyak 4 perusahaan dan diambil dari Tabel 2 pada

penjualan tahun 2014 .

Adapun kriteria yang digunakan dalam tehnik pemilihan sampel adalah sebagai

berikut:

1. Memiliki satu emiten sampel dengan jumlah penjualan tertinggi di Tahun

2014.

2. Memiliki dua emiten sampel dengan penjualan pada rata-rata di Tahun

2014.

3. Memiliki satu emiten sampel dengan jumlah penjualan terkecil di Tahun

2014.

Diperoleh empat perusahaan yang memenuhi sebagai sampel dalam penelitian ini

(53)
[image:53.595.106.428.142.290.2]

34

Tabel 5. Kode emiten sampel dan kriteria sampel

Sumber :www.idx.co.id

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.

Metode dokumentasi adalah penyaringan data dengan mencari dan mendapatkan

data sekunder berupa dokumen-dokumen perusahan yang memuat informasi yang

berkaitan dengan variabel-variabel penelitian (Supardi, 2005).

Dokumen perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan laporan

perubahan ekuitas. Data didalam penelitian ini diperoleh melalui www.idx.co.id No Kode emiten Kriteria sampel

1 ICBP jumlah penjualan tertinggi

2 MLBI Jumlah penjualan pada rata-rata

3 SKLT jumlah penjualan terkecil

(54)

3.5.1 Penghitungan Rasio Keuangan Model Altman

Penelitian ini akan menggunakan metode analisis kebangkrutan perusahaan

dengan menggunakan metode Altman Z Score sebagai alat analisa data. Sesuai

dengan ketentuan Altman Z Score bahwa jika perusahaan yang diprediksi berasal

dari emerging market di luar Amerika Serikat maka menggunakan model Altman

( Z” Score ). Dengan menggunakan metode Altman ini, maka kita akan dapat

mengetahui tingkat kebangkrutan pada suatu perusahaan. Ada beberapa rasio yang

digunakan dalam metode Altman, yaitu:

Model Z-Score pertama

Model Z-Score pertama Altman digunakan untuk memprediksi kebangkrutan

perusahaan pada perusahaan-perusahaan terbuka yang telah listing di bursa

saham. Model ini diciptakan pertama kali oleh Altman pada Tahun 1968.

Z = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,999 X5 Keterangan :

X1= Modal Kerja total aktiva X2 = Laba ditahan Lotal Aktiva

(55)

36

Perhitungan nilai Z dari perusahaan yang diteliti apabila lebih kecil dari 1,81

berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai

dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai

2,99 aman dari kebangkrutan.

Model Z-Score kedua

Model kedua ini adalah bentuk penyesuaian dari model Z Score Altman

sebelumnya yang ditujukan apabila saham atau stock dari suatu perusahaan tidak

diperdagangkan secara umum (notpubliclytraded). Untuk itu, rasio

X4 (Market Value of Equity To Total Liabilities) tidak dapat dihitung. Untuk

mengatasi hal ini, Altman merubah rasio X4 yang menggunakan Market Value of

Equity sebagai penggati Book Value of Equity. Akibatnya, besaran koefisien

masing-masing variabel juga ikut berubah seperti dalam formula dibawah ini:

Z’ = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Keterangan :

X1= Modal Kerja total aktiva X2 = Laba ditahan Lotal Aktiva

(56)

model Altman (1983), yaitu:

1. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

2. Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka termasuk grey area

3. Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

Model Z-Score ketiga

Model Altman Z-Score Ketiga Seiring berjalannya waktu, perkembangan pasar

obligasi dan investasi pada obligasi sudah menjalar ke negara-negara berkembang.

Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua

perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi

di negara berkembang (emerging market).

X1 adalah rasio ini mengukur likuiditas dengan membandingkan : Modal Kerja (Rp)

Total Aktiva (Rp)

X2 adalah rasio ini mengukur profitabilitas kumulatif dengan membandingkan :

Laba Ditahan (Rp) Total Aktiva (Rp)

X3 adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva dengan membandingkan :

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (Rp) Total Aktiva (Rp)

X4 adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dari nilai buku ekuitas yang dimiliki dengan membandingkan :

(57)

38

Data atau hasil perhitungan rasio-rasio tersebut, kemudian dianalisa lebih jauh

dengan menggunakan Altman Z Score. Rumus Z Score yang digunakan adalah

rumus Model Altman Z Score Ketiga. Dan rumus tersebut adalah :

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Dari hasil analisa dengan metode Altman, akan diperoleh hasil berupa angka-

angka atau nilai Z Score yang kemudian dapat menjelaskan tingkat kebangkrutan

yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Nilai Z Score ini akan menjelaskan kondisi

keuangan yang dibagi dalam beberapa tingkatan atau dengan ketentuan :

a. Jika Z-Score < 1,21 = Artinya bahwa perusahaan tersebut tidak sehat dan

diambang kebangkrutan atau berpotensi akan mengalami kebangkrutan.

b. Jika Z-Score 1,21-2,60 = Artinya bahwa perusahaan tersebut sehat dan

dideteksi bahwa perusahaan dalam kondisi aman dari kebangkrutan.

c. Jika Z-Score > 2,60 = Artinya bahwa perusahaan tersebut sangat sehat dan

dideteksi bahwa perusahaan dalam kondisi sangat aman dari kebangkrutan.

3.6 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang di buat untuk

menjelaskan hal tersebut. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar oleh karena

itu perlu diadakan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan model pendekatan Altman untuk

mengetahui apakah empat sampel perusahaan makanan dan minuman yang

(58)

dengan ketiga model yang berbeda sebagai berikut :

1. Perhitungan nilai Model Z-score pertama dari perusahaan yang diteliti

apabila lebih kecil dari 1,81 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila

nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki

resiko kebangkrutan, dan bila diatas nilai 2,99 aman dari kebangkrutan.

2. Jika nilai Model Z-score kedua apabila lebih kecil dari < 1,23 maka

termasuk perusahaan yang bangkrut,Jika nilai Z = 1,23 - 2,9 maka

termasuk grey area,Jika nilai Z > 2,9 maka termasuk perusahaan yang

tidak bangkrut.

3. Untuk nilai Model Z-score ketiga apabila lebih kecildari 1,21, berarti

perusahaan berisiko tinggi terhadap kebangkrutan. Untuk nilai Z-score

lebih besar dari 1,21 , nilai ini menunjukkan keberadaan perusahaan yang

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tingkat Kesehatan PT Indofood Tbk

Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Indofood

Tbk 2010-2014 memiliki kategori tidak sehat. Model Z-Score kedua pada PT

Indofood Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2013,2014 dan sangat sehat ditahun

2010,2011,2012. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja keuangan

pada PT Indofood Tbk 2010-2014 memiliki kategori sangat sehat.

2. Tingkat Kesehatan PT Multi Bintang Tbk

Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Multi

Bintang Tbk memiliki kategori tidak sehat ditahun 2010,2011,2012,2014 dan

memiliki kategori sehat ditahun 2013 . Model Z-Score kedua pada PT Multi

Bintang Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2010,20102012,2013 dan sangat

sehat ditahun 2014. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja keuangan

(60)

Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Sekar

Laut Tbk memiliki kategori tidak sehat ditahun 2010,2011,2012,2014 dan

memiliki kategori sehat ditahun 2013. Model Z-Score kedua pada PT Sekar Laut

Tbk 2010-2014 memiliki kategori sehat. Hasil analisis dengan Model Z-Score

ketiga kinerja keuangan pada PT Sekar Laut Tbk 2010-2014 memiliki kategori

sehat ditahun 2010,2013 dan sangat sehat ditahun 2011,2012,2014.

4. Tingkat Kesehatan PT Ultrajaya Tbk

Hasil analisis dengan Model Z-Score pertama kinerja keuangan pada PT Ultrajaya

Tbk 2010-2014 memiliki kategori tidak sehat. Model Z-Score kedua pada PT

Ultrajaya Tbk memiliki kategori sehat ditahun 2010,2011 dan sangat sehat

ditahun 2012,2013,2014. Hasil analisis dengan Model Z-Score ketiga kinerja

keuangan pada PT Ultrajaya Tbk 2010-2014 memiliki kategori sangat sehat.

5 Kesimpulan Tingkat Kesehatan Perusahaan dengan Pendekatan Atlman

Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score pertama hampir semuah

perusahaan masuk dalam kategori tidak sehat dan sehat dikarenakan nilai Z- score

yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya berada dibawah

1,81. Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score kedua semuanya

perusahaan masuk dalam kategori sehat dan sangat sehat dikarenakan nilai Z-

score yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya berada

diatas 2.90. Dari perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score ketiga

(61)

72

nilai Z- score yang diperoleh pada tahun 2010 sampai dengan 2014 angkanya

berada diatas 2.60.

Dapat disimpulkan bahwa perhitungan dengan mengunakan Model Z-Score

pertama tidak cocok untuk digunakan karena model atlman ini mengikuti

berkembangan jaman sekarang terus berubah waktu kewaktu seiring dari kondisi

perusahaan dan kondisi dimana metode tersebut diterapkan.

Semua perusahaan makanan dan mnuman ini sangat sehat,sehat dan tidak ada

yang tidak sehat dengan mengunakan Model Z-Score kedua dan Model Z-Score

ketiga demkian pengujian hipotesis ini dengan menggunakan model pendekatan

Altman yang mengatakan bahwa hipotesis terbukti.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan PT Multi Bintang Tbk yang mengalami penurunan Modal

Kerja terhadap Total Aktiva sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi dan

analisis pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan,

sehingga dapat meminimalkan masalah keuangan yang akan dihadapi dan dalam

mengelola keuangan sebaiknya perusahaan selalu memperhatikan likuiditas

perusahaan, proporsi hutang dan efisiensi penggunaan modal kerja sehingga

(62)

benar-benar selektif melakukan evaluasi dan yang mempengaruhi kinerja

keuangan perusahaan. Perusahaan dengan nilai Z-score yang rendah dan tidak

menunjukkan adanya perbaikan kinerja sebaiknya dihindari karena kemungkinan

kebangkrutan cukup besar. Dari hasil penelitian dengan pendekatan Altman PT

Indofood Tbk adalah yang cocok Bagi investor untuk melakukan keputusan

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I., 2000, Predicting Financial, Distress of Companies : Revisiting The Z-score and Zeta ® Models, New York University, Stern School of Business

Atim.I, Diana, 2008, Analisis Financial Distress Dengan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Restoran,Hotel dan Pariwisata yang Listing di BEI Periode 2003-2007) Skripsi, Universitas Islam Negeri, Malang.

Batara et. al. 2013. Analisis Metode Altman (Z-Score) sebagai Alat evaluasi Guna Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Industri Rokok yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011). Jurnal Universitas Brawijaya

.

Budhijono, F dan Indahsari, R. 2010.Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Yang Berorientasi Ekspor Pada Masa Krisis. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Budisantoso, Milka N. 2004. Analisis Z-score Altman untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Tahun (1997-2003).(Skripsi).Universitas Katolik Soegijapranata.

Dwi, Mokhamad I. 2012. Analisis Prediksi Financial Distress dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi 1995 (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public Di Indonesia Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010). (Skripsi).Universitas Diponegoro

Firda et.al. 2013. Altman Z-Score Sebagai Salah Satu Metode Dalam Menganalisis estimasi Kebangkrutan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012). Jurnal Universitas Brawijaya

(64)

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty

Riyanto, Bambang. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta

Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UII Press.

Ulfah, Resti A. 2013. Analisis Penggunaan Altman Z-Score Untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Universitas Mulawarman

http://thesis.binus.ac.id.2014

http://jordyayal.wordpress.com.2014 www.idx.co.id.2014

http://populerkan.blogspot.com.2014 http://foodreview.biz.2014

Gambar

Grafik 1 Perbandingan Presentasi Sektor Konsumsi Tahun 2011
Tabel 1. Nama Perusahaan (emiten), Kode Emiten disektor Makanan dan  Minuman Tahun 2014
Tabel 2 Data Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Makanan Dan  Minuman tahun 2013-2014.
Tabel 3. Data Laba Bersih  Perusahaan Makanan dan Minuman  tahun 2013-2014.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan paling awal yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan adalah mengikuti kuliah pengajaran mikro.Dalam program ini, praktikan melakukan praktik mengajar dalam

Aplikasi ini dibuat seperti game untuk anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan memberi rangsangan kepada anak untuk lebih giat dalam belajarnya

10 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tingkat II Deli Serdang.Mengingat bahwa pengelolaan, pembinaan, serta pengurusan aturan pasar sebagai salah satu

Wireless Sensor Networks with Inaccurate Range Measurements ” , Department of Electrical and Computer Engineering North Carolina

Komisi Ujian Nasional memohon dikirimkan soal MCQ dengan pilihan Ganda, atau. pilihan tunggal bila disertai ilustrasi

Setiap siswa di kelas juga saya minta menyediakan satu buku tulis yang khusus berisi tentang judul yang dibaca, penerbit, pengarang dan bab/bagian yang dibacanya.. Wali kelas dan

Apabila dihubungkan dari data yang didapat nilai indeks dominansi spons laut di pantai Pasir Putih Situbondo nilai yang mendekati nilai 0 adalah pada kedalaman 14

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas yang ada pada diri siswa berada pada kategori sedang yang artinya siswa memiliki kecenderungan yang sedang terhadap