• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The Factors That Affect Decisions About The Granting of Credits Micro Enterprises

By

FACHREZA M. ILHAM

This research aims to find out how big the influence of long businessses, bookkeeping system used, the amount of bail, the economic sector is financed, and the characteristics of the debtor against the decision granting micro credit banking. Long business, bookkeeping systems, the amount of the guarantee, economic sectors financed, and the characteristics of the debtor as the independent variable and the decision granting credit as the dependent variables in the study.

The data collected in a survey by the questionnaire and interview to 150 respondents workers in some banks konvensional. After data collected then done analysis factor by the regression equation is multiple and use program assistance spss 17.0.

Based on the results of analysis undertaken to show that all the independent variable that is long business, system bookkeeping are used, the amount of bail, the economic sector is financed, and the characteristics of the debtor have a positive influence of dependent variable namely the decision to give credit.

Keywords : Long businessses, bookkeeping system used, the amount of bail, the

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)

Oleh

FACHREZA M. ILHAM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama usaha, sistem pembukuan yang digunakan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan. Lama usaha, sistem pembukuan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur sebagai variabel independen dan keputusan pemberian kredit sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan menggunakan metode survei dengan kuesioner dan

wawancara kepada 150 responden karyawan di beberapa bank

konvensioanal.Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis faktor dengan persamaan regresi berganda dan menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa semua variabel independen yaitu lama usaha,sistem pembukuan yang digunakan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur memiliki pengaruh positif tehadap variabel dependen yaitu keputusan pemberian kredit.

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)

Oleh

Fachreza M. Ilham

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)

(Skripsi)

Oleh

FACHREZA M. ILHAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan dan Batasan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pengertian UMKM ... 7

2.1.2 Kriteria UMKM ... 9

2.1.3 Klasifikasi UMKM ... 9

2.1.4 Pengertian Kredit ... 10

2.1.5 Unsur-Unsur Kredit ... 13

2.1.6 Kriteria Kredit ... 15

2.1.7 Tujuan Kredit ... 15

2.1.8 Hipotesis Penelitian ... 18

2.1.8.1 Lama Usaha ... 18

(7)

ii

2.1.8.3 Jumlah Jaminan ... 20

2.1.8.4 Sektor Ekonomi yang Dibiayai ... 21

2.1.8.5 Karakteristik Debitur ... 21

2.1.8 Kajian Penelitian Terdahulu ... 22

2.1.9 Kajian Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 24

3.2. Populasi dan Sampel... 24

3.3. Metode Analisis Data ... 25

3.3.1. Uji Kualitas Data ... 25

3.3.1.1. Uji Validitas ... 25

3.3.1.2. Uji Reliabilitas ... 25

3.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 26

3.3.2.1. Uji Normalitas ... 26

3.3.2.2. Uji Multikolinearitas ... 26

3.3.2.3. Uji Heteroskedestisitas ... 27

3.3.2.4. Uji Autokolerasi ... 27

3.4. Pengujian Hipotesis ... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden ... 29

4.2. Statistik Deskriptif... 30

4.3 Analisis Pengujian Kualitas Data ... 31

4.3.1 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 31

4.3.2 Hasil Pengujian Validitas ... 33

4.4 Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 34

(8)

iii

4.4.2 Hasil Pengujian Multikolonieritas ... 36

4.4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 37

4.4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 38

4.5 Pengujian Koefisien Determinasi ... 39

4.6 Uji ANOVA ... 39

4.7 Pengujian Hipotesis dan Interpretasi Hasil ... 40

4.7.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 43

4.7.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 43

4.7.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 44

4.7.4 Pengujian Hipotesis Keempat ... 45

4.7.5 Pengujian Hipotesis Kelima ... 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47

5.2. Keterbatasan dalam Penelitian... 48

5.3. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Output SPSS

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 30

Tabel 2 : Hasil Uji Reliabilitas... 32

Tabel 3 : Hasil Uji Validitas ... 33

Tabel 4 : Hasil Pengujian Normalitas ... 35

Tabel 5 : Hasil Pengujian Multikolonieritas ... 36

Tabel 6 : Hasil Pengujian Autokorelasi ... 38

Tabel 7 : Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)... 39

Tabel 8 : Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 39

(11)
(12)
(13)
(14)

MOTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri.”

(15)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada

kedua orang tuaku, alm. kakakku dan adikku.

Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak henti-hentinya

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 11 Oktober 1991, sebagai

anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Fachmi Ibrahim dan Ibu Andriani.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sandi Putra Tanjung

Karang yang diselesaikan pada tahun 1997. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2003, dilanjutkan

dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung

pada tahun 2006, dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2009.

Pada Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian

(17)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keputusan Pemberian

Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pada Bank Negara

Indonesia)”merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Fajar Gustiawaty D, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Dr. Yuliansyah, S.E., M.S.A., Akt., selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan,

pelajaran, serta pengalaman yang sangat berkesan selama proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Bapak Lego Waspodo, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Pendamping

atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, nasehat,

(18)

6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama atas saran dan

kritik, serta nasehat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun

bagi diri penulis.

7. Bapak Fitra Dharma, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas segala

saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi

Universitas Lampung, atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan.

9. Kedua orang tuaku Bpk. Fachmi Ibrahim dan Ibu Andriani terima kasih

banyak karena selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah demi

mewujudkan mimpi dan cita dari penulis. Tiada kata yang dapat

menggambarkan rasa sayang dan rasa terima kasih atas segala hal yang telah

diberikan.

10. Alm. kakakku Fitri Surya Ningsih dan adiku tersayang, Fadhel M. Ilham

terima kasih untuk selalu menyemangati, mendukung, membimbing dan

mendoakan setiap saat, terima kasih karena telah melengkapi diri penulis.

11. Keluarga besar dan saudara-saudaraku, terima kasih atas segala curahan doa.

12. Teman terdekatku Bella Christine, S.P., terima kasih atas segala curahan doa

serta kesediaannya untuk menemani, menyemangati, dan membantu proses

penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuanganku: (Alm) A.Fadhilah Akrabi, Ade Wijaya, David

Saputra, Zaqi Herliansyah, Engga Erlangga, Sandro Armas, dan teman-teman

lainnya terima kasih atas kesediaannya untuk menemani, menyemangati, dan

(19)

14. Untuk sahabatku, Dwiyana Nurul Fajar, S.E., Ettfinda Kurniawan, Fadillah

Ramadhan, S.E., Mutia Novitri, S.E., Fanny Malinda, S.E., Ivana Siregar

S.E., Siska Anggraini, S.E., Fikram Kusumodipuro, S.H., atas segala tawa,

tangis, cerita, kesenangan, kesedihan dan kebersamaan selama empat tahun

terakhir.

15. Teman-teman Akuntansi 2009, Nuel, Reza, Yeni, Meli, Dwi, Bety, Sely,

Winda, Monica, Dara, Heditia, Martha, Ipeh, Sarah,Yosi,Riris, Ine serta nama

lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, untuk saling memberi informasi

dan menyemangati.

16. Terima kasih kepada senior dan junior di jurusan Akuntansi.

17. Teman-teman di Fakultas Ekonomi yang telah menorehkan cerita.

18. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan

yang dapat penulis utarakan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan

manfaat dikemudian hari. Amin.

Bandar Lampung, 05 Oktober 2015

Penulis

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat

kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai sekitar 45% atau senilai

Rp2.000 triliun, sedangkan untuk tahun 2010 diperkirakan UMKM mampu

memberi kontribusi lebih besar lagi kepada PDB Indonesia yakni sekitar Rp3.000

triliun. Besarnya kontribusi juga terlihat dari tingginya penyerapan tenaga kerja

dari sektor UMKM hingga tahun 2009 sebanyak 91,8 juta atau 97,3% dari seluruh

tenaga kerja di Indonesia (www.depkop.go.id, diunduh 22 Agustus 2010).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah unit

UMKM di Indonesia mencapai 52,2 juta unit usaha yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia. Besarnya jumlah UMKM tersebut mencerminkan besarnya

potensi yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan bagi UMKM untuk dapat

lebih berkontribusi bagi negeri ini. UMKM mampu bertahan dari beberapa

gelombang krisis yang pernah terjadi di negeri ini, seperti krisis ekonomi

(21)

2

bangkrut dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), UMKM mampu

menyerap para pengangguran untuk dapat bekerja kembali.

Di banyak negara, UMKM memberikan kontribusi yang sama besarnya seperti

yang terdapat di Indonesia. Tercatat jumlah UMKM di negara maju rata-rata

mencapai 90% dari total seluruh unit usaha, dan menyerap 2/3 tenaga kerja dari

jumlah pengangguran yang ada (Baas dan Schrooten, 2006). Afrika Selatan

merupakan salah satu negara dengan 95% sektor usahanya merupakan UMKM.

Sektor ini setiap tahunnya rata-rata memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap

produk domestik bruto, serta mampu mengurangi sebanyak 50% tingkat

pengangguran di negara tersebut (Zimele, 2009).

Pencapaian yang luar biasa dan potensi yang besar dari UMKM tersebut sering

terkendala masalah permodalan untuk mengembangkan usaha serta masalah

pemasaran produk kepada masyarakat. Pada dasarnya UMKM memiliki peluang

yang besar untuk mendapatkan kredit sebagai suntikan modal. Hingga saat ini

banyak program pembiayaan bagi UMKM baik yang dijalankan oleh pemerintah

maupun oleh perbankan. Salah satu program pemerintah Indonesia terkait

pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pada tahun 2009

ditargetkan sekitar Rp20 triliun. Tujuan dari KUR tersebut adalah untuk menjadi

solusi pembiayan modal yang efektif bagi UMKM, sebab selama ini banyak

UMKM yang terkendala untuk akses terhadap perbankan untuk mendapatkan

bantuan pembiayaaan(Osa, 2010). Namun pada prakteknya realisasinya jauh dari

(22)

3

Penyebab rendahnya penyaluran KUR tersebut karena bank yang ditunjuk sebagai

penyalur KUR masih terlalu berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena tidak

memiliki akses informasi yang memadai terkait kondisi UMKM. Mayoritas

pengusaha UMKM tidak mampu memberikan informasi akuntansi terkait kondisi

usahanya sehingga membuat informasi tersebut menjadi lebih mahal bagi

perbankan (Baas dan Schrooten, 2006). Selain itu, permasalahan seperti kredit

macet juga menjadi salah satu penyebab minimnya penyaluran kredit ke UMKM.

Selama ini keberpihakan perbankan untuk menyalurkan kredit kepada usaha kecil

dan mikro masih disamakan dengan usaha menengah besar atau korporasi, baik

dari tingkat suku bunga maupun persyaratan yang ditetapkan terutama dalam

masalah agunan. Selain itu juga karena belum adanya lembaga atau institusi

penjamin kredit yang dapat menopang, baik formal maupun dari pemerintah

daerah sendiri.

Dalam memberikan kredit, bank dituntut agar mendapat keuntungan yang pantas,

sehingga cukup untuk menutupi seluruh biaya dana, baik dana yang ditempatkan

pada sektor yang menghasilkan maupun dana yang tidak menghasilkan, biaya

overheaddan biaya operasional lain, serta target margin keuntungan yang hendak

dicapai. Dengan demikian pinjaman/kredit merupakan tulang punggung/mesin

pencetak keuntungan bagi bank. Oleh karena keuntungan yang diperoleh dari

penempatan dalam bentuk kredit adalah besar, maka risiko yang dihadapi juga

besar, sehingga penempatan dalam pos ini paling banyak menimbulkan masalah

(23)

4

diminimimalkan, maka bank melakukan serangkaian analisa untuk meyakinkan

apakah calon nasabah itu layak diberikan kredit.

Adapun prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip 5C

yaitucharacter,capacity,capital,collateral, dancondition of economic(Kasmir,

2004: 235). Dari kelima prinsip tersebut akan dilihat mana yang memiliki

pengaruh paling besar.Characterberkaitan dengan watak calon debitur. Lembaga

keuangan mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari

pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.Capacityatau

kapasitas usaha diukur dari lamanya usaha, dan kemampuan dalam menghasilkan

laba. Selanjutnya adalah faktorcapitalyang menunjukkan posisi finansial debitur

secara keseluruhan. Bank atau lembaga keuangan harus mengetahui bagaimana

perimbangan antara hutang dan jumlah modal sendiri calon debitur.Collateral

adalah jaminancondition of economicsmenunjukkan keadaan perekonomian

calon debitur yang terukur melalui pemenuhan kebutuhan ekonominya.

Penelitian ini merujuk dari penelitian sebelumnya yang menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit mikro pada bank BTPN di

Sumatera Utara. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara

simultan variabel lama usaha, kapasitas usaha, karakter debitur, dan sektor

ekonomi yang dibiayai berpengaruh terhadap keputusan kredit. Secara parsial

variabel kapasitas usaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan kredit (Vida dkk, 2011). Penelitian lain yang juga menganalisis tentang

keputusan kredit perbankan dilakukan oleh Siregar dan Rudiantoro (2011) besaran

jaminan, jangka waktu kredit dan kualitas laporan keuangan menunjukkan hasil

(24)

5

berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit. Sedangkan untuk

variabel kapasitas usaha memiliki hasil yang sama yaitu berpengaruh positif. Oleh

karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasi kembali mengenai

faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan kredit perbankan khususnya

kredit mikro dengan mengambil judulFaktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi kasus

pada Bank Negara Indonesia). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan melihat

variabel lama usaha, sistem pembukuan keuangan, jumlah jaminan, sektor

ekonomi yang dibiayai dan karakteristik debitur sebagai faktor yang akan

mempengaruhi keputusan pemberian kredit mikro.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit mikro

perbankan?

2. Apakah sistem pembukuan yang digunakan berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit mikro perbankan?

3. Apakah jumlah jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

mikro perbankan?

4. Apakah sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh terhadap keputusan

pemberian kredit mikro perbankan?

5. Apakah karakteristik debitur berpengaruh terhadap keputusan pemberian

(25)

6

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama usaha terhadap keputusan

pemberian kredit mikro perbankan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pembukuan yang

digunakan terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jaminan terhadap

keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sektor ekonomi terhadap

keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan kepada pihak perbankan faktor-faktor mana

yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan kredit.

2. Sebagai bahan masukan kepada debitur dan calon debitur mengenai faktor

apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan kredit.

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian UMKM

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) :

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal

sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta

(27)

8

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha menengah memiliki

kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5

miliar sampai dengan 50 miliar.

Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indonesia,

yaitu:

• UU No.9 tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai

aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan

omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres

No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah

dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10

milyar.

• Kementerian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha

kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha

menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai

dengan Rp 50 milyar per tahun.

• Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil

dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan

Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri

(28)

9

200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai UU No.9 tahun

1995).

• Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9

Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri

kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri

manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200–60

juta).

• Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah

tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang.

Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang. Usaha menengah

memiliki pekerja 20-99 orang dan usaha besar memiliki pekerja

sekurang-kurangnya 100 orang.

2.1.2 Kriteria UMKM

No. URAIAN

KRITERIA

ASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 USAHA KECIL > 50 Juta–500 Juta > 300 Juta–2,5 Miliar

3 USAHA MENENGAH > 500 Juta–10 Miliar > 2,5 Miliar–50 Milia

2.1.3Klasifikasi UMKM

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4

(29)

10

1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai

kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal

sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi

belum memiliki sifat kewirausahaan.

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

4. Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar

(UB).

2.1.4 Pengertian Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing

bagi masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat

dikota-kota besar, tetapi sampai di desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat

populer. Populernya istilah kredit dikalangan masyarakat disebabkan karena

manusia adalahhomo economicusdan setiap manusia selalu berusaha untuk

memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan

harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang

dinginkannya terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk

memenuhi hasrat dan cita-cita. Dalam hal ia berusaha, maka untuk meningkatkan

usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan

bantuan dalam bentuk modal. Bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal

(30)

11

yaitucredereyang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latincreditumyang

berarti kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah

kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur)

percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup

memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik itu berupa uang, barang

ataupun jasa (Kohler, 1964: 273).

Dalam praktik sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas,

antara lain:

1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau

pengadaan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan

ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Kohler, 1964 : 151).

2. Pengertian kredit untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan

dalam Bab 1, Pasal 1,2 Undang-Undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967

berbunyi :“Kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat

disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang

telah ditentukan.”Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang No.

7 tahun 1992 pasal1 butir 12 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

(31)

12

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur

dengan uang. Contoh berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank

membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kredit ini berarti nasabah

tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar langsung ke

developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan.

Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima

kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah

dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing

pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian

pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang

dibuat bersama (Kasmir, 2002).

Pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan, didominasi oleh

besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila diamati dari sisi pendapatan bank

akan ditemukan bahwa pendapatan terbesar bank adalah dari pendapatan bunga

dan proporsi kredit. Oleh sebab itu, terlihat bahwa aktivitas bank yang terbanyak

akan berkaitan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan

perkreditan. Melalui pemberian kredit, akan banyak usaha pembayaran nasabah

melalui rekeningnya, dan juga penyetoran-penyetoran nasabah. Transaksi

pembayaran antar nasabah juga akan menggunakan jasa-jasa pebankan, demikian

juga dengan kegiatan keuangan lainnya sepertiLetter of credit(L/C), inkaso dan

sebagainya (Sinungan, 1990 : 161).

(32)

13

1. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan dapat juga barang yang

menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain, dengan harapan memberi

pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok

pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi bank yang

bersangkutan.

2. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling

mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya

masing-masing.

3. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan

bunga yang akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu seperti yang

telah disepakati bersama.

2.1.5 Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan,

sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa

suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin

bahwa penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai

dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah

pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan

simpanan masyarakat yang diterimanya (Suyatno, 1999: 14).

Menurut Rahmadana dan Lumanraja (2002) unsur pemberian kredit terdiri dari:

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari sisi pemberi kredit bahwa prestasi yang

(33)

14

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang.

2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai guna dari uang yaitu

uang yang sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima

pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari.

Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya,

karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka

masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat

diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko, dengan

adanya unsur risiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.

4. Prestasi, yaitu suatu objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan

modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi

kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktik

perkreditan.

5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pendapatan pemberian suatu

kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama

suku bunga. Selain bank juga membebankan kepada nasabah biaya

(34)

15

2.1.6 Kriteria Kredit

Kredit mikro yang dkitawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara Rp. 5.000.000

– Rp. 50.000.000 (Apabila payroll tidak melaluli BNI) dan angka maksimal

sampai dengan Rp. 100.000.000 (Apabila payroll melalui BNI). Progaram yang

ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia disebut dengan Program BNI Fleksi.

Adapun beberapa syarat yang harus di penuhi bagi calon debitur / peminjam :

1. Fotocopy KTP (Suami/Istri) 2. Fotocopy Kartu Keluarga 3. Fotocopy Surat Nikah

4. Surat Keterengan Kerja / Slip Gaji 5. Surat Asli Pengangkatan Pegawai 6. Pas Foto 4x6 (Suami/Istri)

7. Fotocopy Rekening Tabungan 3 bln Terakhir 8. Fotocopy NPWP Pribadi

Setelah semua persyaratan di serahkan dan kredit di setujui maka pihak debitur

harus mewajibkan melalukan langkah berikutnya dengan membayar biaya

administrasi yang ditentukan oleh bank dan profisi dengan kisaran 1% dari

maksimal kredit yang di acc oleh pihan perbankan.

2.1.7 Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa yang hendak dicapai yang

tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga

tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.

(35)

16

1. Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil

keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping

itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang terus

menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan di

likuidir (dibubarkan). Oleh karena itu sangat penting bagi bank untuk

memperbesar keuntungan mengingat biaya operasional bank juga yang relatif

besar.

2. Membantu nasabah usaha

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan

dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan

memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank atau nasabah sama sama

diuntungkan.

3. Membantu pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi

pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran

dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, oleh sebab itu

(36)

17

dalam bentuk kredit, jika bank merasa yakin bahwa nasabah yang menerima

kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya. Perkreditan

melibatkan beberapa pihak: kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otorita

moneter, dan bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, tujuan

perkreditan berbeda-beda tergantung pada pihak-pihak tersebut (Kasmir,

2004:123).

a. Bagi kreditur (bank):

1. Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.

2. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk

lainnya dalam persaingan.

3. Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas, dan

profitabilitas bank.

b. Bagi Debitur:

1. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin

lancar danperformance(kinerja) usaha semakin baik dari sebelumnya.

2. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan

kelanjutan kehidupan perusahaan.

3. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.

c. Bagi otorita:

1. Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter.

2. Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan

kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka

(37)

18

3. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu

manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi

pemborosan di semua lini.

d. Bagi Masyarakat:

1. Kredit dapat menimbulkanbackwarddanforeward linkagedalam

kehidupan perekonomian.

2. Kredit mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha,

bekerja dan pemerataan pendapatan.

3. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli

(social buying power).

2.1.8 Hipotesis Penelitian

2.1.8.1 Lama Usaha

Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan

yang sedang dijalani saat ini (Asmie, 2008 dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa,

2012). Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana

pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku

(Sukirno, 1994 dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa, 2012).

Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang

pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya

(kemampuan profesionalnya/keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi

dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan.

Perusahaan yang lebih lama juga memiliki kesempatan lebih banyak untuk

(38)

19

internal sudah mencukupi (Bell dan Vos, 2009 dalam Hasan Anwar, 2013).

Sebaliknya, perusahaan baru berusaha meningkatkan jumlah keuangan mereka

untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Perbankan mungkin bersedia untuk

memberikan kredit ke perusahaan baru namun akan dikenakan biaya (bunga)

secara proporsional lebih besar dari perusahaan lama karena dianggap memiliki

margin keuntungan yang lebih rendah dan berisiko tinggi (Wicaksono, 2011

dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa, 2012).

Oleh karena itu, diduga bahwa lama usaha berhubungan positif dengan keputusan

pemberian kredit karena semakin lama suatu usaha berdiri maka semakin banyak

pengalaman usaha yang dimiliki. Dengan demikian maka hipotesis yang dapat

dikembangkan:

H1: Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

2.1.8.2 Sistem Pembukuan

Berdasarkan Baas dan Schrooten (2006) dalam Sylvia Veronica Siregar (2011)

bahwa salah satu teknik pemberian kredit yang paling banyak digunakan adalah

financial statement lendingyang mendasarkan pemberian kreditnya atas informasi

keuangan dari debiturnya. Namun di sisi lain hal tersebut menjadi kendala

tersendiri sebab UMKM ternyata tidak mampu menyediakan informasi yang

diperlukan olehbank tersebut. Cziráky, Tiśma, dan Pisarović (2005)dalam Sylvia

Veronica Siregar (2011)menyatakan bahwa penyebab rendahnya tingkat

penyaluran kredit UMKM adalah perbankan tidak memiliki cukup informasi

(39)

20

tersebut semakin menguatkan bahwa laporan keuangan memiliki peran penting

sebagai sarana informasi bagi perbankan untuk menilai kelayakan pemberian

kredit. Berdasarkan kondisi dan penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis

yang diajukan adalah:

H2: Sistem pembukuan yang digunakan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

2.1.8.3 Jumlah Jaminan

Jaminan adalah sarana perlindungan bagi keamanan kreditur, yaitu kepastian atas

pelunasan hutang debitur atau pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau oleh

penjamin debitur. Adanya jaminan dapat menimbulkan rasa aman bagi kreditur

bahwa piutangnya akan dilunasi, apabila debitur melakukan wanprestasi, pailit

yaitu dengan cara mengambil pelunasan dari penjualan benda jaminan atau

dengan meminta pelunasan kepada penjamin. Adapun jaminan ideal yang

diharapkan oleh kreditur adalah yang berdaya guna dan dapat memberikan

kepastian kepada pemberi kredit agar mudah dijual/diuangkan guna menutup atau

melunasi utang debitur (Delima boru Manalu, 2007).

Memperhatikan hal tersebut cukup jelas bahwa jaminan kredit adalah suatu

jaminan baik berupa benda atau orang yang diberikan oleh debitur kepada kreditur

untuk menjamin akan pelunasan utang debitur kepada kreditur. Karena itu, jika

dikaitkan dengan perjanjian kredit maka fungsi dan arti dari suatu jaminan adalah

merupakan alat penopang dari perjanjian kredit. Berdasarkan penjelasan diatas

(40)

21

H3: Jumlah jaminan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

2.1.8.4 Sektor Ekonomi yang Dibiayai

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:251), Kredit Modal Kerja (KMK) adalah

suatu jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi

kebutuhan modal kerjanya. Ditentukan dengan melihat sektor-sektor yang

sebelumnya ditunjuk oleh pihak bank. Selanjutnya bank akan melihat apakah

sektor tersebut mempengaruhi terhadap besaran pengembalian kredit yang telah di

ajukan oleh debiturnya.

Dalam pemberian keputusan kredit, kreditur juga melihat sektor usaha apa yang akan

dijalankan oleh debitur. Apabila usaha yang akan dibiayai tersebut tidak

menimbulkan keraguan atas kredit macet, maka semakin besar peluang debitur untuk

menerima pinjaman dana tersebut. Atas dasar pertimbangan tersebut, dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

2.1.8.5 Karakteristik Debitur

Karakter termasuk hal yang penting untuk menilai kelayakan kredit. Yang dimaksud

adalah watak, sifat dan kebiasaan debitur. Hal ini dianggap sangat penting karena dari

sinilah bisa dilihat apakah calon debitur memiliki karakter yang baik. Sebaiknya

(41)

22

mempunyai komitmen untuk memenuhi kewajiban sesuai perjanjian kredit.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis berikut:

H5: Karakteristik debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.

2.1.9 Kajian Penelitian Terdahulu

Kebanyakan dari UMKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan

dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/utang.

Namun pembukuan itu tidak dengan format yang diinginkan oleh pihak perbankan

(Jati, 2004). Mempekerjakan seseorang secara khusus untuk melakukan

pembukuan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan masih menjadi hal yang

kurang realistis bagi banyak UMKM sebab akan menambah pengeluaran untuk

membayar gaji dari tenaga akuntansi tersebut.

Murniati (2002) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan

dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Jawa Tengah

dengan sampel sebenyak 283 pengusaha kecil dan menengah. Ditemukan hasil

bahwa karakteristik pemilik/manajer (masa memimpin, pendidikan formal

manajer/pemilik, dan pelatihan akuntansi yang diikuti manajer/pemilik) serta

karakteristik perusahaan kecil dan menengah (umur perusahaan, sektor industri,

dan skala usaha) secara signifikan berpengaruh positif terhadap penyiapan dan

penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan. Penelitian Pinasti (2001)

menemukan bahwa para pedagang kecil di pasar tradisional di kabupaten

Banyumas tidak menyelenggarakan dan tidak menggunakan informasi akuntansi

(42)

23

lebih banyak didasarkan pada informasi-informasi non akuntansi dan pengamatan

sepintas atas situasi pasar. Secara umum mereka menganggap informasi akuntansi

tidak penting. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain: mereka merasa terlalu

direpotkan dengan penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut; yang penting

mereka mendapatkan laba tanpa direpotkan dengan penyelenggaraan akuntansi,

(43)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi

dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

menggunakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Masri dan Sofian,

1995). Paket kuesioner disebarkan kepada karyawan di beberapa bank

konvensional.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank konvensional di Bandar

Lampung. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah Bank BNI, Bank

BRI dan Bank Mandiri. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data

primer berupa penyebaran kuesioner. Karena jumlah populasi yang relatif sedikit,

maka seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga metode yang digunakan dalam

(44)

25

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Uji Kualitas Data

3.3.1.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)

dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang

digunakan dalam suatu penelitian. Dari beberapa alat analisis uji validitas yang

ada, peneliti memilih menggunakan analisis faktor dengan tujuan untuk

memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel

yang sudah ditentukan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan program SPSS Versi 17 (Ghozali, 2005).

3.3.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsistensi)

dari suatu instrumen. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat

kestabilan suatu alat ukur. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan pendekataninternal consistency reliabilityyang menggunakan uji

Cronbach Alphauntuk mengidentifikasi seberapa baik item-item dalam kuisioner

berhubungan antara satu dengan yang lainnya (Ghozali, 2005). Pada penelitian ini

pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitungCronbachs’s Alphadengan

nilai yang disyaratkan yaitu > 0,60 untuk bisa dinyatakan reliabel (Nunnaly, 1960

(45)

26

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

3.3.2.1. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui

bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak akan valid untuk

jumlah sampel yang kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Dengan melihatnormal probability plotyang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Sedangkan uji statistik sederhana dapat

dilakukan dengan uji statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov(Ghozali,

2005).

3.3.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari VIF

multikolinearitas. Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih

dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas yaitu terjadi hubungan yang

cukup besar antara variabel-variabel independen, dan angkatolerancemempunyai

angka lebih besar dari 0,10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah

(46)

27

3.3.2.3. Uji Heteroskedestisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi

dengan melihatscatterplotantara taksiran Y dengan nilai residual dimana plot

residual yang distandarkan dari sumbu X dan sumbu Y yang telah terprediksi

membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar lalu menyempit)

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

3.3.2.4. Uji Autokorelasi

Jika gejala korelasi terjadi, hal ini akan mengakibatkan varian residual (error

term) akan diperoleh lebih rendah dari pada semestinya yang mengakibatkan R2

menjadi lebih tinggi daripada seharusnya, selain itu pengujian hipotesis dengan

menggunakan t-test dan f-test akan menyesatkan. Untuk menguji apakah

hasil-hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi serial diantara

disturbance term, maka dipergunakanDurbin Watson Statistic. Pengujian Durbin

Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin Watson dari hasil

estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien Durbin Watson adalah

antara 0-4. Jika koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak

(47)

28

dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi negatif (Ghozali,

2005).

3.4 Pengujian Hipotesis

Analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda.

Persamaan yang dapat dirumuskan berdasarkan hipotesis yang dikembangkan

adalah sebagai berikut.

Y =α+βX1 +βX2 +βX3 +βX4++βX4+βX5 +ε

Dimana,

Y = Keputusan pemberian kredit

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

X1 = Lama usaha

X2 = Kualitas laporan keuangan

X3 = Jumlah jaminan kredit

X4 = Sektor yang dibiayai

X5 = Karakteristik debitur

(48)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lama usaha,

sistem pembukuan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan

karakteristik debitur terhadap keputusan pemberian kredit. Berdasarkan pengujian

dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulan dapat diringkas sebagai

berikut:

1. Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit.

Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lama usaha berjalan menunjukan

pengalaman usaha yang semakin banyak sehingga semakin tinggi

kepercayaan bank untuk memberikan kredit.

2. Sistem pembukuan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian

kredit. Hal ini menunjukkan dengan adanya sistem pembukuan yang baik

dan sesuai dengan kualitas pembukuan yang dihasilkan sehingga

(49)

48

3. Jumlah jaminan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit.

Hal ini mengindikasikan bahwa adanya jaminan yang berupa benda atau

orang akan menimbulkan rasa aman bagi kreditor untuk melunasi utang

debitur.

4. Sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh positif terhadap keputusan

pemberian kredit. Hal ini menunjukkan bahwa jika usaha yang dibiayai

tidak menimbulkan keraguan atas kredit macet maka semakin besar

peluang dari kreditur untuk memberikan keputusan kredit.

5. Karakteristik debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian

kredit. Hal ini mengindikasian bahwa dengan melihat watak, sifat dan

kebiasaan debitur, kreditur dapat menilai apakah debitur memiliki sifat

yang baik untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian kredit,

sehingga semakin baik karakteristik debitur maka semakin tinggi peluang

debitur mendapatkan kredit.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti adalah:

1. Peneliti kesulitan untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya apakah

kuesioner tersebut sudah tepat sasaran kepada bagian analisis kredit.

2. Model pertanyaan dalam kuesioner merupakan pertanyaan tertutup,

sehingga jawaban yang didapatkan belum tentu menggambarkan situasi

(50)

49

5.3 Saran

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian

terhadap penelitian ini dengan cara menambah variabel bebas yang

memungkinkan dapat mempengaruhi keputusan pemberian kredit.

Sehingga kualitas penelitian akan lebih baik.

2. Pada penelitian berikutnya diharapkan untuk menambahkan pertanyaan

terbuka agar memperoleh jawaban yang lebih mewakili situasi yang

sebenarnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukanPilot-Testsebelum

menyebarkan kuesioner kepada responden yang sebenarnya agar kualitas

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agenor, P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. 2000. The Credit Crunch in East Asia: What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us?NBER, Inc.,

Cambridge.Working Paper 7951.

Anwar, Hasan. 2013.Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia Terhadap Keputusan Umkm Mengambil Kredit Perbankan.Semarang.

Baas, Timo dan Mechthild Schrooten. (2006).Relationship Banking and SMEs : A Theoretical Analysis. Small Business Economic Vol 27.

Bastian, Indra dan Suhardjono, 2006.Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham and Houston, 2006,Fundamental of Financial Management,Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Firdausa, Rosetyadi A, 2012,Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha Dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak, Semarang.

Ghozali, Imam, (2005),Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harmanta dan Ekananda, 2005.“Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit”,

BuletinEkonomi Moneter dan Perbankan,Juni 2005.

Hasibuan, Takiyudin 2003. PengaruhInformasi Akuntansi Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Pada Bank Bumiputera

CabangMedan.Tesis.Pascasarjana USU Medan.

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2010.Pengantar Manajemen Perkreditan. ALFABETA : Bandung.

Jati, Hironnymus, Bala, Beatus, dan Otnil Nisnoni. (2004).Menumbuhkan Kebiasaan Usaha Kecil Menyusun Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Usahawan,II No. 8, 210–218.

(52)

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2004.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Pinjaman yang Diberikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mundrajad dan Suhardjono. 2002.Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta dan Makassar: BPFE

Mahrinasari, 2003. “Pengelolaan Kredit pada BankPerkreditan Rakyat di Kota Bandarlampung”,Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Nomor 3 Jilid 8, Universitas Lampung, Lampung, hal 111

Mas’ud, Fuad, 2004.Survai Diagnosis Organisasional. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Masri, Singarimbun dan Sofyan, Effendy. 1995.Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Meydianawati, Luh Gede, 2006. “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia 2002-2006”,Buletin Studi Ekonomi, Volume 12 Nomor 2, hal 14.

Mintarti, 1994. Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan. Tesis S2, Program Pasca Sarjana USU.

Munawir, S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, YPKN, Yogyakarta.

Murniati. (2002).Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Jawa Tengah.Semarang : Universitas Diponegoro.

M, Sinungan, 1990.Manajemen Dana Bank,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Partomo, T.K. dan Soejoedono, A.R. 2002,Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Dalam Krisnawati, Lolita ( Editor ), Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pinasti, M. (2001). Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha Para Pedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi,No 1 Vol 3.

Rahmadana, Fitri dan Lumbanraja Hafniah. 2002. Analisis Pemakaian Jasa Kredit pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Medan. Jurnal Ilmiah

Manajemen dan Bisnis.Vol.2 April 2002.

(53)

Sally Maya Vida, Prof. Dr. Azhar Maksum,dan Iskandar Muda, 2011.Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Pemberian Kredit Mikro Pada PT. Bank BTPN Mitra Usaha Rakyat Area Sumatra Utara,Sumatera Utara.

Siamat, Dahlan, 2005.Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Salemba Empat : Jakarta

Siregar, Sylvia Veronica dan Rudiantoro, Rizky.2011.Kualitas Laporan Keuangan Umkm Serta Prospek Implementasi SAK ETAP.Simposium Nasional Akuntansi XIV,Banda Aceh.

Subanar, Harimurti 2001,Manajemen Usaha Kecil,Edisi Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Sugiyono. 2004.Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Suhardjono, M.K. 2002,Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Suroso, 2003.Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol. Tesis S2, Program Pasca Sarjana USU.

Suyatno, Thomas., 1999.Dasar-Dasar Perkreditan,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.

Undang-Undang No.9 tahun 1995

Undang-Undang No.10 tahun 1999

Undang-Undang No.20 Tahun 2008

UMK Credit Risk. 2008.Kebijakan Kredit Usaha Mikro Kecil,Bank BTPN Mitra Usaha Rakyat, Bandung.

Ustadi, Noorchamid, 1993.Peranan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Kredit oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis S2. Program Pascasarjana, UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Bapak Anton sebagai pemilik RM. Bakmi Rasa belum menetapkan Christian sebagai calon suksesor secara resmi, karena untuk penetapan secara resmi akan dilakukan

Pada t ulisan ini pr oposisi yang diaj uk an adalah bahwa pendidik an k ew ar ganegar aan m er upak an bagian dar i sist em pendidikan nasional.. Dalam per spekt if

Gaya Batang Rangka Utama Akibat Beban Garis Daya Layan Pada Titik Simpul 15 .... Kombinasi Pembebanan di Titik Simpul

Dari beberapa komunikasi personal yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa tertanam dimasyarakat perempuan yang bertato merupakan perempuan yang tidak baik dan cenderung ke

Jika diasumsikan kondisi ideal dan parameter Eb/It, faktor aktifitas suara, chiprate, bitrate, dan faktor akurasi kontrol daya bernilai tetap maka didapat

Spreng et, a/,(1996) menyatakan bahwa perasaan puas pelanggan ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan

Upaya yang dilakukan agar bisa meminimalisir Problematika Pendidikan Agama Islam pada anak dalam keluarga Tenaga Kerja Indonesia di Kelurahan Rungkut kidul adalah

Otoritas penguasaan potensi alam (penguasaan cendana) di Kabupaten Timor Tengah Selatan mengalami perubahan seiring dengan bergulirnya zaman. Era reformasi dan otonomi