ABSTRACT
The Factors That Affect Decisions About The Granting of Credits Micro Enterprises
By
FACHREZA M. ILHAM
This research aims to find out how big the influence of long businessses, bookkeeping system used, the amount of bail, the economic sector is financed, and the characteristics of the debtor against the decision granting micro credit banking. Long business, bookkeeping systems, the amount of the guarantee, economic sectors financed, and the characteristics of the debtor as the independent variable and the decision granting credit as the dependent variables in the study.
The data collected in a survey by the questionnaire and interview to 150 respondents workers in some banks konvensional. After data collected then done analysis factor by the regression equation is multiple and use program assistance spss 17.0.
Based on the results of analysis undertaken to show that all the independent variable that is long business, system bookkeeping are used, the amount of bail, the economic sector is financed, and the characteristics of the debtor have a positive influence of dependent variable namely the decision to give credit.
Keywords : Long businessses, bookkeeping system used, the amount of bail, the
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)
Oleh
FACHREZA M. ILHAM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama usaha, sistem pembukuan yang digunakan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan. Lama usaha, sistem pembukuan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur sebagai variabel independen dan keputusan pemberian kredit sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan menggunakan metode survei dengan kuesioner dan
wawancara kepada 150 responden karyawan di beberapa bank
konvensioanal.Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis faktor dengan persamaan regresi berganda dan menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa semua variabel independen yaitu lama usaha,sistem pembukuan yang digunakan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan karakteristik debitur memiliki pengaruh positif tehadap variabel dependen yaitu keputusan pemberian kredit.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)
Oleh
Fachreza M. Ilham
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
(STUDI KASUS PADA BANK NEGARA INDONESIA)
(Skripsi)
Oleh
FACHREZA M. ILHAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
v
DAFTAR GAMBAR
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan dan Batasan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1 Pengertian UMKM ... 7
2.1.2 Kriteria UMKM ... 9
2.1.3 Klasifikasi UMKM ... 9
2.1.4 Pengertian Kredit ... 10
2.1.5 Unsur-Unsur Kredit ... 13
2.1.6 Kriteria Kredit ... 15
2.1.7 Tujuan Kredit ... 15
2.1.8 Hipotesis Penelitian ... 18
2.1.8.1 Lama Usaha ... 18
ii
2.1.8.3 Jumlah Jaminan ... 20
2.1.8.4 Sektor Ekonomi yang Dibiayai ... 21
2.1.8.5 Karakteristik Debitur ... 21
2.1.8 Kajian Penelitian Terdahulu ... 22
2.1.9 Kajian Penelitian Terdahulu ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 24
3.2. Populasi dan Sampel... 24
3.3. Metode Analisis Data ... 25
3.3.1. Uji Kualitas Data ... 25
3.3.1.1. Uji Validitas ... 25
3.3.1.2. Uji Reliabilitas ... 25
3.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 26
3.3.2.1. Uji Normalitas ... 26
3.3.2.2. Uji Multikolinearitas ... 26
3.3.2.3. Uji Heteroskedestisitas ... 27
3.3.2.4. Uji Autokolerasi ... 27
3.4. Pengujian Hipotesis ... 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden ... 29
4.2. Statistik Deskriptif... 30
4.3 Analisis Pengujian Kualitas Data ... 31
4.3.1 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 31
4.3.2 Hasil Pengujian Validitas ... 33
4.4 Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 34
iii
4.4.2 Hasil Pengujian Multikolonieritas ... 36
4.4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 37
4.4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 38
4.5 Pengujian Koefisien Determinasi ... 39
4.6 Uji ANOVA ... 39
4.7 Pengujian Hipotesis dan Interpretasi Hasil ... 40
4.7.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 43
4.7.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 43
4.7.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 44
4.7.4 Pengujian Hipotesis Keempat ... 45
4.7.5 Pengujian Hipotesis Kelima ... 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47
5.2. Keterbatasan dalam Penelitian... 48
5.3. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Output SPSS
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 30
Tabel 2 : Hasil Uji Reliabilitas... 32
Tabel 3 : Hasil Uji Validitas ... 33
Tabel 4 : Hasil Pengujian Normalitas ... 35
Tabel 5 : Hasil Pengujian Multikolonieritas ... 36
Tabel 6 : Hasil Pengujian Autokorelasi ... 38
Tabel 7 : Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2)... 39
Tabel 8 : Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 39
MOTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri.”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada
kedua orang tuaku, alm. kakakku dan adikku.
Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak henti-hentinya
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 11 Oktober 1991, sebagai
anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Fachmi Ibrahim dan Ibu Andriani.
Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sandi Putra Tanjung
Karang yang diselesaikan pada tahun 1997. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2003, dilanjutkan
dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
pada tahun 2006, dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2009.
Pada Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Ujian
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi keputusan Pemberian
Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pada Bank Negara
Indonesia)”merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Fajar Gustiawaty D, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi.
4. Bapak Dr. Yuliansyah, S.E., M.S.A., Akt., selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dukungan,
pelajaran, serta pengalaman yang sangat berkesan selama proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Bapak Lego Waspodo, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Pendamping
atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, nasehat,
6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama atas saran dan
kritik, serta nasehat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun
bagi diri penulis.
7. Bapak Fitra Dharma, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas segala
saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung, atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan.
9. Kedua orang tuaku Bpk. Fachmi Ibrahim dan Ibu Andriani terima kasih
banyak karena selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah demi
mewujudkan mimpi dan cita dari penulis. Tiada kata yang dapat
menggambarkan rasa sayang dan rasa terima kasih atas segala hal yang telah
diberikan.
10. Alm. kakakku Fitri Surya Ningsih dan adiku tersayang, Fadhel M. Ilham
terima kasih untuk selalu menyemangati, mendukung, membimbing dan
mendoakan setiap saat, terima kasih karena telah melengkapi diri penulis.
11. Keluarga besar dan saudara-saudaraku, terima kasih atas segala curahan doa.
12. Teman terdekatku Bella Christine, S.P., terima kasih atas segala curahan doa
serta kesediaannya untuk menemani, menyemangati, dan membantu proses
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuanganku: (Alm) A.Fadhilah Akrabi, Ade Wijaya, David
Saputra, Zaqi Herliansyah, Engga Erlangga, Sandro Armas, dan teman-teman
lainnya terima kasih atas kesediaannya untuk menemani, menyemangati, dan
14. Untuk sahabatku, Dwiyana Nurul Fajar, S.E., Ettfinda Kurniawan, Fadillah
Ramadhan, S.E., Mutia Novitri, S.E., Fanny Malinda, S.E., Ivana Siregar
S.E., Siska Anggraini, S.E., Fikram Kusumodipuro, S.H., atas segala tawa,
tangis, cerita, kesenangan, kesedihan dan kebersamaan selama empat tahun
terakhir.
15. Teman-teman Akuntansi 2009, Nuel, Reza, Yeni, Meli, Dwi, Bety, Sely,
Winda, Monica, Dara, Heditia, Martha, Ipeh, Sarah,Yosi,Riris, Ine serta nama
lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, untuk saling memberi informasi
dan menyemangati.
16. Terima kasih kepada senior dan junior di jurusan Akuntansi.
17. Teman-teman di Fakultas Ekonomi yang telah menorehkan cerita.
18. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan
yang dapat penulis utarakan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan
manfaat dikemudian hari. Amin.
Bandar Lampung, 05 Oktober 2015
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan
memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat
kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai sekitar 45% atau senilai
Rp2.000 triliun, sedangkan untuk tahun 2010 diperkirakan UMKM mampu
memberi kontribusi lebih besar lagi kepada PDB Indonesia yakni sekitar Rp3.000
triliun. Besarnya kontribusi juga terlihat dari tingginya penyerapan tenaga kerja
dari sektor UMKM hingga tahun 2009 sebanyak 91,8 juta atau 97,3% dari seluruh
tenaga kerja di Indonesia (www.depkop.go.id, diunduh 22 Agustus 2010).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah unit
UMKM di Indonesia mencapai 52,2 juta unit usaha yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Besarnya jumlah UMKM tersebut mencerminkan besarnya
potensi yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan bagi UMKM untuk dapat
lebih berkontribusi bagi negeri ini. UMKM mampu bertahan dari beberapa
gelombang krisis yang pernah terjadi di negeri ini, seperti krisis ekonomi
2
bangkrut dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), UMKM mampu
menyerap para pengangguran untuk dapat bekerja kembali.
Di banyak negara, UMKM memberikan kontribusi yang sama besarnya seperti
yang terdapat di Indonesia. Tercatat jumlah UMKM di negara maju rata-rata
mencapai 90% dari total seluruh unit usaha, dan menyerap 2/3 tenaga kerja dari
jumlah pengangguran yang ada (Baas dan Schrooten, 2006). Afrika Selatan
merupakan salah satu negara dengan 95% sektor usahanya merupakan UMKM.
Sektor ini setiap tahunnya rata-rata memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap
produk domestik bruto, serta mampu mengurangi sebanyak 50% tingkat
pengangguran di negara tersebut (Zimele, 2009).
Pencapaian yang luar biasa dan potensi yang besar dari UMKM tersebut sering
terkendala masalah permodalan untuk mengembangkan usaha serta masalah
pemasaran produk kepada masyarakat. Pada dasarnya UMKM memiliki peluang
yang besar untuk mendapatkan kredit sebagai suntikan modal. Hingga saat ini
banyak program pembiayaan bagi UMKM baik yang dijalankan oleh pemerintah
maupun oleh perbankan. Salah satu program pemerintah Indonesia terkait
pembiayaan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pada tahun 2009
ditargetkan sekitar Rp20 triliun. Tujuan dari KUR tersebut adalah untuk menjadi
solusi pembiayan modal yang efektif bagi UMKM, sebab selama ini banyak
UMKM yang terkendala untuk akses terhadap perbankan untuk mendapatkan
bantuan pembiayaaan(Osa, 2010). Namun pada prakteknya realisasinya jauh dari
3
Penyebab rendahnya penyaluran KUR tersebut karena bank yang ditunjuk sebagai
penyalur KUR masih terlalu berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena tidak
memiliki akses informasi yang memadai terkait kondisi UMKM. Mayoritas
pengusaha UMKM tidak mampu memberikan informasi akuntansi terkait kondisi
usahanya sehingga membuat informasi tersebut menjadi lebih mahal bagi
perbankan (Baas dan Schrooten, 2006). Selain itu, permasalahan seperti kredit
macet juga menjadi salah satu penyebab minimnya penyaluran kredit ke UMKM.
Selama ini keberpihakan perbankan untuk menyalurkan kredit kepada usaha kecil
dan mikro masih disamakan dengan usaha menengah besar atau korporasi, baik
dari tingkat suku bunga maupun persyaratan yang ditetapkan terutama dalam
masalah agunan. Selain itu juga karena belum adanya lembaga atau institusi
penjamin kredit yang dapat menopang, baik formal maupun dari pemerintah
daerah sendiri.
Dalam memberikan kredit, bank dituntut agar mendapat keuntungan yang pantas,
sehingga cukup untuk menutupi seluruh biaya dana, baik dana yang ditempatkan
pada sektor yang menghasilkan maupun dana yang tidak menghasilkan, biaya
overheaddan biaya operasional lain, serta target margin keuntungan yang hendak
dicapai. Dengan demikian pinjaman/kredit merupakan tulang punggung/mesin
pencetak keuntungan bagi bank. Oleh karena keuntungan yang diperoleh dari
penempatan dalam bentuk kredit adalah besar, maka risiko yang dihadapi juga
besar, sehingga penempatan dalam pos ini paling banyak menimbulkan masalah
4
diminimimalkan, maka bank melakukan serangkaian analisa untuk meyakinkan
apakah calon nasabah itu layak diberikan kredit.
Adapun prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip 5C
yaitucharacter,capacity,capital,collateral, dancondition of economic(Kasmir,
2004: 235). Dari kelima prinsip tersebut akan dilihat mana yang memiliki
pengaruh paling besar.Characterberkaitan dengan watak calon debitur. Lembaga
keuangan mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari
pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.Capacityatau
kapasitas usaha diukur dari lamanya usaha, dan kemampuan dalam menghasilkan
laba. Selanjutnya adalah faktorcapitalyang menunjukkan posisi finansial debitur
secara keseluruhan. Bank atau lembaga keuangan harus mengetahui bagaimana
perimbangan antara hutang dan jumlah modal sendiri calon debitur.Collateral
adalah jaminancondition of economicsmenunjukkan keadaan perekonomian
calon debitur yang terukur melalui pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Penelitian ini merujuk dari penelitian sebelumnya yang menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit mikro pada bank BTPN di
Sumatera Utara. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara
simultan variabel lama usaha, kapasitas usaha, karakter debitur, dan sektor
ekonomi yang dibiayai berpengaruh terhadap keputusan kredit. Secara parsial
variabel kapasitas usaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan kredit (Vida dkk, 2011). Penelitian lain yang juga menganalisis tentang
keputusan kredit perbankan dilakukan oleh Siregar dan Rudiantoro (2011) besaran
jaminan, jangka waktu kredit dan kualitas laporan keuangan menunjukkan hasil
5
berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit. Sedangkan untuk
variabel kapasitas usaha memiliki hasil yang sama yaitu berpengaruh positif. Oleh
karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonfirmasi kembali mengenai
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan kredit perbankan khususnya
kredit mikro dengan mengambil judulFaktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi kasus
pada Bank Negara Indonesia). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan melihat
variabel lama usaha, sistem pembukuan keuangan, jumlah jaminan, sektor
ekonomi yang dibiayai dan karakteristik debitur sebagai faktor yang akan
mempengaruhi keputusan pemberian kredit mikro.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit mikro
perbankan?
2. Apakah sistem pembukuan yang digunakan berpengaruh terhadap keputusan
pemberian kredit mikro perbankan?
3. Apakah jumlah jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit
mikro perbankan?
4. Apakah sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh terhadap keputusan
pemberian kredit mikro perbankan?
5. Apakah karakteristik debitur berpengaruh terhadap keputusan pemberian
6
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama usaha terhadap keputusan
pemberian kredit mikro perbankan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pembukuan yang
digunakan terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jaminan terhadap
keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sektor ekonomi terhadap
keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan kepada pihak perbankan faktor-faktor mana
yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan kredit.
2. Sebagai bahan masukan kepada debitur dan calon debitur mengenai faktor
apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan kredit.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Pengertian UMKM
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) :
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria aset maksimal
sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria aset sebesar 50 juta
8
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha menengah memiliki
kriteria aset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5
miliar sampai dengan 50 miliar.
Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indonesia,
yaitu:
• UU No.9 tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai
aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan
omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres
No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah
dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10
milyar.
• Kementerian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha
kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha
menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai
dengan Rp 50 milyar per tahun.
• Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil
dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan
Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri
9
200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai UU No.9 tahun
1995).
• Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9
Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri
manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200–60
juta).
• Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah
tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang.
Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang. Usaha menengah
memiliki pekerja 20-99 orang dan usaha besar memiliki pekerja
sekurang-kurangnya 100 orang.
2.1.2 Kriteria UMKM
No. URAIAN
KRITERIA
ASSET OMZET
1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2 USAHA KECIL > 50 Juta–500 Juta > 300 Juta–2,5 Miliar
3 USAHA MENENGAH > 500 Juta–10 Miliar > 2,5 Miliar–50 Milia
2.1.3Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4
10
1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi
belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar
(UB).
2.1.4 Pengertian Kredit
Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing
bagi masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat
dikota-kota besar, tetapi sampai di desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat
populer. Populernya istilah kredit dikalangan masyarakat disebabkan karena
manusia adalahhomo economicusdan setiap manusia selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan
harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang
dinginkannya terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk
memenuhi hasrat dan cita-cita. Dalam hal ia berusaha, maka untuk meningkatkan
usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan
bantuan dalam bentuk modal. Bantuan dari bank dalam bentuk tambahan modal
11
yaitucredereyang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latincreditumyang
berarti kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah
kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik itu berupa uang, barang
ataupun jasa (Kohler, 1964: 273).
Dalam praktik sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas,
antara lain:
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
pengadaan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Kohler, 1964 : 151).
2. Pengertian kredit untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan
dalam Bab 1, Pasal 1,2 Undang-Undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967
berbunyi :“Kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
telah ditentukan.”Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang No.
7 tahun 1992 pasal1 butir 12 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
12
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur
dengan uang. Contoh berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank
membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kredit ini berarti nasabah
tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar langsung ke
developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan.
Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima
kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah
dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing
pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian
pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang
dibuat bersama (Kasmir, 2002).
Pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan, didominasi oleh
besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila diamati dari sisi pendapatan bank
akan ditemukan bahwa pendapatan terbesar bank adalah dari pendapatan bunga
dan proporsi kredit. Oleh sebab itu, terlihat bahwa aktivitas bank yang terbanyak
akan berkaitan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan
perkreditan. Melalui pemberian kredit, akan banyak usaha pembayaran nasabah
melalui rekeningnya, dan juga penyetoran-penyetoran nasabah. Transaksi
pembayaran antar nasabah juga akan menggunakan jasa-jasa pebankan, demikian
juga dengan kegiatan keuangan lainnya sepertiLetter of credit(L/C), inkaso dan
sebagainya (Sinungan, 1990 : 161).
13
1. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan dapat juga barang yang
menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain, dengan harapan memberi
pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok
pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi bank yang
bersangkutan.
2. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling
mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya
masing-masing.
3. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan
bunga yang akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu seperti yang
telah disepakati bersama.
2.1.5 Unsur-Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan,
sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa
suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin
bahwa penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai
dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan
simpanan masyarakat yang diterimanya (Suyatno, 1999: 14).
Menurut Rahmadana dan Lumanraja (2002) unsur pemberian kredit terdiri dari:
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari sisi pemberi kredit bahwa prestasi yang
14
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai guna dari uang yaitu
uang yang sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima
pada masa yang akan datang.
3. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari.
Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya,
karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka
masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat
diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko, dengan
adanya unsur risiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.
4. Prestasi, yaitu suatu objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan
modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi
kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktik
perkreditan.
5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pendapatan pemberian suatu
kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama
suku bunga. Selain bank juga membebankan kepada nasabah biaya
15
2.1.6 Kriteria Kredit
Kredit mikro yang dkitawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara Rp. 5.000.000
– Rp. 50.000.000 (Apabila payroll tidak melaluli BNI) dan angka maksimal
sampai dengan Rp. 100.000.000 (Apabila payroll melalui BNI). Progaram yang
ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia disebut dengan Program BNI Fleksi.
Adapun beberapa syarat yang harus di penuhi bagi calon debitur / peminjam :
1. Fotocopy KTP (Suami/Istri) 2. Fotocopy Kartu Keluarga 3. Fotocopy Surat Nikah
4. Surat Keterengan Kerja / Slip Gaji 5. Surat Asli Pengangkatan Pegawai 6. Pas Foto 4x6 (Suami/Istri)
7. Fotocopy Rekening Tabungan 3 bln Terakhir 8. Fotocopy NPWP Pribadi
Setelah semua persyaratan di serahkan dan kredit di setujui maka pihak debitur
harus mewajibkan melalukan langkah berikutnya dengan membayar biaya
administrasi yang ditentukan oleh bank dan profisi dengan kisaran 1% dari
maksimal kredit yang di acc oleh pihan perbankan.
2.1.7 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa yang hendak dicapai yang
tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga
tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
16
1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping
itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. Bagi bank yang terus
menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan di
likuidir (dibubarkan). Oleh karena itu sangat penting bagi bank untuk
memperbesar keuntungan mengingat biaya operasional bank juga yang relatif
besar.
2. Membantu nasabah usaha
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan
dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank atau nasabah sama sama
diuntungkan.
3. Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi
pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran
dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Tujuan pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, oleh sebab itu
17
dalam bentuk kredit, jika bank merasa yakin bahwa nasabah yang menerima
kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya. Perkreditan
melibatkan beberapa pihak: kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otorita
moneter, dan bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, tujuan
perkreditan berbeda-beda tergantung pada pihak-pihak tersebut (Kasmir,
2004:123).
a. Bagi kreditur (bank):
1. Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.
2. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk
lainnya dalam persaingan.
3. Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas bank.
b. Bagi Debitur:
1. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin
lancar danperformance(kinerja) usaha semakin baik dari sebelumnya.
2. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan
kelanjutan kehidupan perusahaan.
3. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.
c. Bagi otorita:
1. Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter.
2. Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan
kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka
18
3. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu
manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi
pemborosan di semua lini.
d. Bagi Masyarakat:
1. Kredit dapat menimbulkanbackwarddanforeward linkagedalam
kehidupan perekonomian.
2. Kredit mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha,
bekerja dan pemerataan pendapatan.
3. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli
(social buying power).
2.1.8 Hipotesis Penelitian
2.1.8.1 Lama Usaha
Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan
yang sedang dijalani saat ini (Asmie, 2008 dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa,
2012). Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana
pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku
(Sukirno, 1994 dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa, 2012).
Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang
pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya
(kemampuan profesionalnya/keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi
dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil daripada hasil penjualan.
Perusahaan yang lebih lama juga memiliki kesempatan lebih banyak untuk
19
internal sudah mencukupi (Bell dan Vos, 2009 dalam Hasan Anwar, 2013).
Sebaliknya, perusahaan baru berusaha meningkatkan jumlah keuangan mereka
untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Perbankan mungkin bersedia untuk
memberikan kredit ke perusahaan baru namun akan dikenakan biaya (bunga)
secara proporsional lebih besar dari perusahaan lama karena dianggap memiliki
margin keuntungan yang lebih rendah dan berisiko tinggi (Wicaksono, 2011
dalam Rosetyadi Artistyan Firdausa, 2012).
Oleh karena itu, diduga bahwa lama usaha berhubungan positif dengan keputusan
pemberian kredit karena semakin lama suatu usaha berdiri maka semakin banyak
pengalaman usaha yang dimiliki. Dengan demikian maka hipotesis yang dapat
dikembangkan:
H1: Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
2.1.8.2 Sistem Pembukuan
Berdasarkan Baas dan Schrooten (2006) dalam Sylvia Veronica Siregar (2011)
bahwa salah satu teknik pemberian kredit yang paling banyak digunakan adalah
financial statement lendingyang mendasarkan pemberian kreditnya atas informasi
keuangan dari debiturnya. Namun di sisi lain hal tersebut menjadi kendala
tersendiri sebab UMKM ternyata tidak mampu menyediakan informasi yang
diperlukan olehbank tersebut. Cziráky, Tiśma, dan Pisarović (2005)dalam Sylvia
Veronica Siregar (2011)menyatakan bahwa penyebab rendahnya tingkat
penyaluran kredit UMKM adalah perbankan tidak memiliki cukup informasi
20
tersebut semakin menguatkan bahwa laporan keuangan memiliki peran penting
sebagai sarana informasi bagi perbankan untuk menilai kelayakan pemberian
kredit. Berdasarkan kondisi dan penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis
yang diajukan adalah:
H2: Sistem pembukuan yang digunakan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
2.1.8.3 Jumlah Jaminan
Jaminan adalah sarana perlindungan bagi keamanan kreditur, yaitu kepastian atas
pelunasan hutang debitur atau pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau oleh
penjamin debitur. Adanya jaminan dapat menimbulkan rasa aman bagi kreditur
bahwa piutangnya akan dilunasi, apabila debitur melakukan wanprestasi, pailit
yaitu dengan cara mengambil pelunasan dari penjualan benda jaminan atau
dengan meminta pelunasan kepada penjamin. Adapun jaminan ideal yang
diharapkan oleh kreditur adalah yang berdaya guna dan dapat memberikan
kepastian kepada pemberi kredit agar mudah dijual/diuangkan guna menutup atau
melunasi utang debitur (Delima boru Manalu, 2007).
Memperhatikan hal tersebut cukup jelas bahwa jaminan kredit adalah suatu
jaminan baik berupa benda atau orang yang diberikan oleh debitur kepada kreditur
untuk menjamin akan pelunasan utang debitur kepada kreditur. Karena itu, jika
dikaitkan dengan perjanjian kredit maka fungsi dan arti dari suatu jaminan adalah
merupakan alat penopang dari perjanjian kredit. Berdasarkan penjelasan diatas
21
H3: Jumlah jaminan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
2.1.8.4 Sektor Ekonomi yang Dibiayai
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:251), Kredit Modal Kerja (KMK) adalah
suatu jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi
kebutuhan modal kerjanya. Ditentukan dengan melihat sektor-sektor yang
sebelumnya ditunjuk oleh pihak bank. Selanjutnya bank akan melihat apakah
sektor tersebut mempengaruhi terhadap besaran pengembalian kredit yang telah di
ajukan oleh debiturnya.
Dalam pemberian keputusan kredit, kreditur juga melihat sektor usaha apa yang akan
dijalankan oleh debitur. Apabila usaha yang akan dibiayai tersebut tidak
menimbulkan keraguan atas kredit macet, maka semakin besar peluang debitur untuk
menerima pinjaman dana tersebut. Atas dasar pertimbangan tersebut, dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4: Sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
2.1.8.5 Karakteristik Debitur
Karakter termasuk hal yang penting untuk menilai kelayakan kredit. Yang dimaksud
adalah watak, sifat dan kebiasaan debitur. Hal ini dianggap sangat penting karena dari
sinilah bisa dilihat apakah calon debitur memiliki karakter yang baik. Sebaiknya
22
mempunyai komitmen untuk memenuhi kewajiban sesuai perjanjian kredit.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis berikut:
H5: Karakteristik debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit mikro perbankan.
2.1.9 Kajian Penelitian Terdahulu
Kebanyakan dari UMKM hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan
dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/utang.
Namun pembukuan itu tidak dengan format yang diinginkan oleh pihak perbankan
(Jati, 2004). Mempekerjakan seseorang secara khusus untuk melakukan
pembukuan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan masih menjadi hal yang
kurang realistis bagi banyak UMKM sebab akan menambah pengeluaran untuk
membayar gaji dari tenaga akuntansi tersebut.
Murniati (2002) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan
dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil di Jawa Tengah
dengan sampel sebenyak 283 pengusaha kecil dan menengah. Ditemukan hasil
bahwa karakteristik pemilik/manajer (masa memimpin, pendidikan formal
manajer/pemilik, dan pelatihan akuntansi yang diikuti manajer/pemilik) serta
karakteristik perusahaan kecil dan menengah (umur perusahaan, sektor industri,
dan skala usaha) secara signifikan berpengaruh positif terhadap penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan. Penelitian Pinasti (2001)
menemukan bahwa para pedagang kecil di pasar tradisional di kabupaten
Banyumas tidak menyelenggarakan dan tidak menggunakan informasi akuntansi
23
lebih banyak didasarkan pada informasi-informasi non akuntansi dan pengamatan
sepintas atas situasi pasar. Secara umum mereka menganggap informasi akuntansi
tidak penting. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain: mereka merasa terlalu
direpotkan dengan penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut; yang penting
mereka mendapatkan laba tanpa direpotkan dengan penyelenggaraan akuntansi,
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan
menggunakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Masri dan Sofian,
1995). Paket kuesioner disebarkan kepada karyawan di beberapa bank
konvensional.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank konvensional di Bandar
Lampung. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah Bank BNI, Bank
BRI dan Bank Mandiri. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
primer berupa penyebaran kuesioner. Karena jumlah populasi yang relatif sedikit,
maka seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga metode yang digunakan dalam
25
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Uji Kualitas Data
3.3.1.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian. Dari beberapa alat analisis uji validitas yang
ada, peneliti memilih menggunakan analisis faktor dengan tujuan untuk
memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel
yang sudah ditentukan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS Versi 17 (Ghozali, 2005).
3.3.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsistensi)
dari suatu instrumen. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
kestabilan suatu alat ukur. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan pendekataninternal consistency reliabilityyang menggunakan uji
Cronbach Alphauntuk mengidentifikasi seberapa baik item-item dalam kuisioner
berhubungan antara satu dengan yang lainnya (Ghozali, 2005). Pada penelitian ini
pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitungCronbachs’s Alphadengan
nilai yang disyaratkan yaitu > 0,60 untuk bisa dinyatakan reliabel (Nunnaly, 1960
26
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
3.3.2.1. Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang
baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui
bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak akan valid untuk
jumlah sampel yang kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Dengan melihatnormal probability plotyang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Sedangkan uji statistik sederhana dapat
dilakukan dengan uji statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov(Ghozali,
2005).
3.3.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari VIF
multikolinearitas. Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih
dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas yaitu terjadi hubungan yang
cukup besar antara variabel-variabel independen, dan angkatolerancemempunyai
angka lebih besar dari 0,10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah
27
3.3.2.3. Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dideteksi
dengan melihatscatterplotantara taksiran Y dengan nilai residual dimana plot
residual yang distandarkan dari sumbu X dan sumbu Y yang telah terprediksi
membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar lalu menyempit)
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
3.3.2.4. Uji Autokorelasi
Jika gejala korelasi terjadi, hal ini akan mengakibatkan varian residual (error
term) akan diperoleh lebih rendah dari pada semestinya yang mengakibatkan R2
menjadi lebih tinggi daripada seharusnya, selain itu pengujian hipotesis dengan
menggunakan t-test dan f-test akan menyesatkan. Untuk menguji apakah
hasil-hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi serial diantara
disturbance term, maka dipergunakanDurbin Watson Statistic. Pengujian Durbin
Watson ini dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin Watson dari hasil
estimasi. Menurut Durbin Watson, besarnya koefisien Durbin Watson adalah
antara 0-4. Jika koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak
28
dan jika besarnya mendekati 4, maka terdapat autokorelasi negatif (Ghozali,
2005).
3.4 Pengujian Hipotesis
Analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda.
Persamaan yang dapat dirumuskan berdasarkan hipotesis yang dikembangkan
adalah sebagai berikut.
Y =α+βX1 +βX2 +βX3 +βX4++βX4+βX5 +ε
Dimana,
Y = Keputusan pemberian kredit
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Lama usaha
X2 = Kualitas laporan keuangan
X3 = Jumlah jaminan kredit
X4 = Sektor yang dibiayai
X5 = Karakteristik debitur
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lama usaha,
sistem pembukuan, jumlah jaminan, sektor ekonomi yang dibiayai, dan
karakteristik debitur terhadap keputusan pemberian kredit. Berdasarkan pengujian
dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulan dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lama usaha berjalan menunjukan
pengalaman usaha yang semakin banyak sehingga semakin tinggi
kepercayaan bank untuk memberikan kredit.
2. Sistem pembukuan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian
kredit. Hal ini menunjukkan dengan adanya sistem pembukuan yang baik
dan sesuai dengan kualitas pembukuan yang dihasilkan sehingga
48
3. Jumlah jaminan berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit.
Hal ini mengindikasikan bahwa adanya jaminan yang berupa benda atau
orang akan menimbulkan rasa aman bagi kreditor untuk melunasi utang
debitur.
4. Sektor ekonomi yang dibiayai berpengaruh positif terhadap keputusan
pemberian kredit. Hal ini menunjukkan bahwa jika usaha yang dibiayai
tidak menimbulkan keraguan atas kredit macet maka semakin besar
peluang dari kreditur untuk memberikan keputusan kredit.
5. Karakteristik debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian
kredit. Hal ini mengindikasian bahwa dengan melihat watak, sifat dan
kebiasaan debitur, kreditur dapat menilai apakah debitur memiliki sifat
yang baik untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian kredit,
sehingga semakin baik karakteristik debitur maka semakin tinggi peluang
debitur mendapatkan kredit.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti adalah:
1. Peneliti kesulitan untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya apakah
kuesioner tersebut sudah tepat sasaran kepada bagian analisis kredit.
2. Model pertanyaan dalam kuesioner merupakan pertanyaan tertutup,
sehingga jawaban yang didapatkan belum tentu menggambarkan situasi
49
5.3 Saran
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian
terhadap penelitian ini dengan cara menambah variabel bebas yang
memungkinkan dapat mempengaruhi keputusan pemberian kredit.
Sehingga kualitas penelitian akan lebih baik.
2. Pada penelitian berikutnya diharapkan untuk menambahkan pertanyaan
terbuka agar memperoleh jawaban yang lebih mewakili situasi yang
sebenarnya.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukanPilot-Testsebelum
menyebarkan kuesioner kepada responden yang sebenarnya agar kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Agenor, P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. 2000. The Credit Crunch in East Asia: What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us?NBER, Inc.,
Cambridge.Working Paper 7951.
Anwar, Hasan. 2013.Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia Terhadap Keputusan Umkm Mengambil Kredit Perbankan.Semarang.
Baas, Timo dan Mechthild Schrooten. (2006).Relationship Banking and SMEs : A Theoretical Analysis. Small Business Economic Vol 27.
Bastian, Indra dan Suhardjono, 2006.Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Brigham and Houston, 2006,Fundamental of Financial Management,Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.
Firdausa, Rosetyadi A, 2012,Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha Dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak, Semarang.
Ghozali, Imam, (2005),Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harmanta dan Ekananda, 2005.“Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit”,
BuletinEkonomi Moneter dan Perbankan,Juni 2005.
Hasibuan, Takiyudin 2003. PengaruhInformasi Akuntansi Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Pada Bank Bumiputera
CabangMedan.Tesis.Pascasarjana USU Medan.
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2010.Pengantar Manajemen Perkreditan. ALFABETA : Bandung.
Jati, Hironnymus, Bala, Beatus, dan Otnil Nisnoni. (2004).Menumbuhkan Kebiasaan Usaha Kecil Menyusun Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Usahawan,II No. 8, 210–218.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, 2004.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Pinjaman yang Diberikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mundrajad dan Suhardjono. 2002.Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta dan Makassar: BPFE
Mahrinasari, 2003. “Pengelolaan Kredit pada BankPerkreditan Rakyat di Kota Bandarlampung”,Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Nomor 3 Jilid 8, Universitas Lampung, Lampung, hal 111
Mas’ud, Fuad, 2004.Survai Diagnosis Organisasional. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Masri, Singarimbun dan Sofyan, Effendy. 1995.Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Meydianawati, Luh Gede, 2006. “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia 2002-2006”,Buletin Studi Ekonomi, Volume 12 Nomor 2, hal 14.
Mintarti, 1994. Pengaruh Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit pada Perbankan di Pulau Kalimantan. Tesis S2, Program Pasca Sarjana USU.
Munawir, S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, YPKN, Yogyakarta.
Murniati. (2002).Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Jawa Tengah.Semarang : Universitas Diponegoro.
M, Sinungan, 1990.Manajemen Dana Bank,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Partomo, T.K. dan Soejoedono, A.R. 2002,Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Dalam Krisnawati, Lolita ( Editor ), Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pinasti, M. (2001). Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha Para Pedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi,No 1 Vol 3.
Rahmadana, Fitri dan Lumbanraja Hafniah. 2002. Analisis Pemakaian Jasa Kredit pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Medan. Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Bisnis.Vol.2 April 2002.
Sally Maya Vida, Prof. Dr. Azhar Maksum,dan Iskandar Muda, 2011.Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Pemberian Kredit Mikro Pada PT. Bank BTPN Mitra Usaha Rakyat Area Sumatra Utara,Sumatera Utara.
Siamat, Dahlan, 2005.Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Salemba Empat : Jakarta
Siregar, Sylvia Veronica dan Rudiantoro, Rizky.2011.Kualitas Laporan Keuangan Umkm Serta Prospek Implementasi SAK ETAP.Simposium Nasional Akuntansi XIV,Banda Aceh.
Subanar, Harimurti 2001,Manajemen Usaha Kecil,Edisi Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Sugiyono. 2004.Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.
Suhardjono, M.K. 2002,Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Suroso, 2003.Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol. Tesis S2, Program Pasca Sarjana USU.
Suyatno, Thomas., 1999.Dasar-Dasar Perkreditan,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
Undang-Undang No.9 tahun 1995
Undang-Undang No.10 tahun 1999
Undang-Undang No.20 Tahun 2008
UMK Credit Risk. 2008.Kebijakan Kredit Usaha Mikro Kecil,Bank BTPN Mitra Usaha Rakyat, Bandung.
Ustadi, Noorchamid, 1993.Peranan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Kredit oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis S2. Program Pascasarjana, UGM.