• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTIKA EKONOMI KEL 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STATISTIKA EKONOMI KEL 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STATISTIKA EKONOMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Ekonomi yang dibimbing oleh Dadang Saepudin, S.Pd., M.Pd

Kelompok : 2 Arani Fasya Putri Dea Pangistu WS

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SURYAKANCANA

CIANJUR

2015

(2)

A. Fungsi dan Kegunaan Statistika 1. Fungsi Statistika

a. Statistik menggambarkan data dalam bentuk tertentu

b. Statistik dapat menyederhanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah dimengerti

c. Statistik merupakan teknik untuk membuat perbandingan d. Statistik dapat memperluas pengalaman individu

e. Statistik dapat mengukur besaran dari suatu gejala f. Statistik dapat menentukan hubungan sebab akibat

2. Kegunaan Statistika

a. Membantu penelitian dalam menggunakan sampel sehingga penelitian dapat bekerja efisien dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang ingin diteliti

b. Membantu penelitian untuk membaca data yang telah terkumpul sehingga peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat

c. Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti

d. Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya

e. Membantu peneliti dalam menentukan prediksi untuk waktu yang akan datang

f. Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dan merencanakan masa mendatang

g. Para pendidik sering menggunakannya untuk melihat kedudukan siswa, prestasi belajar, efektivitas metoda pembelajaran, atau media pembelajaran.

B. Data, Populasi dan Sampel 1. Data

a. Pengertian Data

Data adalah hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu keadaan atau memberikan suatu informasi.

b. Jenis-Jenis Data :

1) Jenis Data Berdasarkan Susunannya

(3)

Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval.

Contoh: Data hasil pengukuran berat siswa kelas IX (dalam kg): 35 37 39 47 39 32 34 45 50 39

b. Data Berkelompok

Data berkelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.

Contoh: Data nilai siswa dan jumlah siswa yang memperoleh nilai tertentu untuk mata pelajaran matematika kelas IX.

Nilai Turus Frekuensi 1 – 2 III 3 3 – 4 IIIII 5 5 – 6 IIIII IIIII 10 7 – 8 IIIII IIIII IIIII 15 9 – 10 IIIII II 7

2) Jenis Data Berdasarkan Sifatnya

a. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan. Data kualitatif berbentuk pernyataan verbal, simbol atau gambar. Contoh: warna, jenis kelamin, status perkawinan, dll. b.Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.

Contoh: tinggi (170cm), umur (20 tahun), temperature ,dll.

Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:

(4)

b) Data kontinu, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Contoh: Jarak tempuh dari rumah ke kampus (km), Hasil Panen Petani A (ton), Prestasi belajar mahasiswa B (IPK), dll.

3) Jenis Data Berdasarkan Cara Memperolehnya

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan/dokumen peneliti yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.

Contoh : para peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

4) Jenis Data Berdasarkan Sumbernya

a. Data Internal

Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal.

Contoh: data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb. b. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.

Contoh : data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dsb.

5) Jenis Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya

a. Data Cross Section

Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktu itu.

(5)

siswa SMA tahun 2012, dsb b. Data Time Series / Berkala

Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.

Contoh : data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006

2. Populasi

a. Pengertian Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian.

Contoh suatu populasi:

 Populasi Mahasiswa Universitas Suryakencana  Populasi Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI)

b. Jenis-jenis Populasi

1) Populasi berdasarkan keadaannya

a. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.

(6)

IQ mahasiswa FAI angkatan 2013 (berarti rata-rata dari semua Fakultas).

2) Populasi berdasarkan ukurannya

a. Populasi terhingga: populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:  Banyaknya Mahasiswa Ekonimi Syariah Kelas A, Angkatan

2013

 Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu

b. Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya:

 Air di lautan

 Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.  Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik

3. Sampel

a. Pengertian Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.

b. Jenis-jenis Sampel

Menurut Rath & Strong’s, ada dua jenis sampel, yaitu:

(7)

b. Sampel statistical yaitu sampel dipilih secara acak/random dari seluruh populasi dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang seluruh populasi.

c. Jenis-jenis Teknik Sampling 1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel.

Teknik ini antara lain sebagai berikut:

a. Simple random sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Contoh:

 Jumlah pegawai bank yang mengikuti pelatihan di Singapura  Jumlah guru SMA yang mengikuti penataran Manajemen Berbasis

Sekolah di Bandung.

 Narapidana yang mendapatkan remisi tahun 2005 dari presiden

b. Proportionate stratified random sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.

(8)

Marketing : 15

Produksi : 75

Penjualan : 35

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan

Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11

Produksi : 75 / 125 x 95 = 57

Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95 sampel.

c. Disproportionate stratified random sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.

Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :

SMP : 100 orang

(9)

DIII : 180 orang

S1 : 10 orang

S2 : 10 orang

Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

d. Area Sampling (Sampling Daerah/Cluster)

Cluster sampling atau area sampling digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda. Contoh:

Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMA. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

 Menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.

(10)

Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMA tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMA yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.

Misalnya, akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dan seterusnya) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dan seterusnya), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dan seterusnya)

(11)

Sampling kuota adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.

Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.

c. Sampling Aksidential

Sampling Aksidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan (aksidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.

Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.

d. Purposive Sampling

Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel.

Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini.

e. Sampling Jenuh

(12)

XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 30, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju.

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan sistem control landfill dalam pengelolaan TPA Mrican sebelum TPA baru dengan sistem sanitary landfill siap digunakan,

Hasil model prediksi hujan dari anggota ensemble menggunakan 5 variabel prediktor (SST, CAPE, PW, U850 dan V850) menunjukkan pola curah hujan yang dapat mengikuti pola

Kaidah-kaidah keputusan ini didasarkan pada penerjemahan bahasa survei, kondisi profesi utama, lokasi geografis, bahasa utama, tingkat pendidikan, status sertifikasi, dan

Tercapainya hasil belajar IPS pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dikarenakan siswa menjadi lebih

Frekuensi permintaan persediaan obat dari puskesmas ke Dinas Kesehatan menggunakan metode EOQ adalah 4 kali pemesanan dalam satu tahun maka sudah dapat dihitung berapa

Many genes and environmental factors have also an unquestionable influence on regulation and the value of blood pressure; however, it was not dis- covered that this defined

Mengacu pada analisis situasi dan fakta yang ada , maka masalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana merancangan aplikasi Batam Direktori Berbasis Web