• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah perubahan iklim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah perubahan iklim"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI

PERGESERAN KETERATURAN ALAM DI BUMI

Problem-Based Learning 2

Home Group 3 MPKT-B 5 :

Adhirahman Alam Soeroto

Annisa Eka Putri Hamid Faqih Umam

Kitra Latuasan

Roberto Dimitri Haryo Prabowo Sakinah Anibras

Septian Ika Prasetya

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi merupakan tempat manusia hidup dan satu-satunya planet yang memungkinkan kehidupan bagi manusia. Sementara manusia merupakan makhluk intelektual, satu-satunya makhluk yang mampu mengelola alam untuk keberlanjutan alam dan untuk kemaslahatan mereka. Bumi sejak awal terbentuknya senantiasa mengalami proses-proses perubahan yang dinamis secara alamiah akibat tenaga endogen maupun eksogen. Proses perubahan itu diantaranya perubahan morfologi permukaan Bumi, perubahan letak lempeng-lempeng Benua, dan perubahan Iklim Bumi. Manusia dari waktu ke waktu semakin maju pengetahuannya sehingga mampu menciptakan teknologi-teknologi dalam berbagai bidang untuk digunakan sebagai penyokong kehidupan mereka. Bumi dan manusia adalah dua elemen di alam semesta yang secara dinamis berubah setiap waktu.

Berbagai tindakan manusia juga sangat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan di Bumi disamping faktor-faktor alamiah. Pertumbuhan populasi manusia meningkatkan kebutuhan akan energi, pangan, dan lahan untuk industri dan tempat tinggal. Konsekuensinya, semakin banyak ekosistem yang begitu vital peranannya dalam pemeliharaan keseimbangan alam seperti hutan dirusak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Manusia telah berkembang dari awalnya tunduk pada alam, lalu tergantung pada alam, kemudian memanfaatkan alam.Bumi yang memiliki kemampuan restorasi yang sangat menakjubkan ini ada batasnya untuk dapat dimanfaatkan manusia. Ketika manusia berlebihan dalam memanfaatkan Bumi, Bumi pun mengalami kerusakan sebagaimana terlihat di sekitar kita. Bumi dan manusia sama-sama senantiasa berubah. Bumi yang kini berubah menjadi tidak bersahabat dengan alam harus disikapi manusia dari sikap memanfaatkan alam menjadi hidup berdampingan dengan alam.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana dinamika perubahan iklim Bumi menurut pembagian waktu geologis sejak awal pembentukan Bumi?

b. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?

(3)

e. Bagaimana pemerintah dan masyarakat dunia menanggapi perubahan iklim sebagai isu global?

f. Bagaimana cara menerapkan teknlogi untuk mengurangi laju dan dampak perubahan iklim dunia?

1.3 Tujuan

Tujuan khusus : Makalah ini disusun untuk mengkaji pemicu yang berjudul “Sudah Bergeserkah Keteraturan Alam yang Kita Nikmati?”.

Tujuan Umum : Makalah ini bertujuan untuk mempelajari dasar-dasar konsep ilmu pengetahuan mengenai perubahan iklim dengan cara mengintegrasikan pengetahuan yang telah dimiliki dan pengetahuan baru sehingga mampu memahami suatu permasalahan secara ilmiah dan komprehensif.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini diantaranya;

1. Melatih cara berpikir kritis,logis, dan ilmiah dalam mengkaji dan menghadapi suatu permasalahan

2. Melatih untuk memahami permasalahan secara ilmiah, kritis, dan komprehensif melalui pendekatan Problem Based Leaning (PBL) dengan menelusuri latar belakang munculnya permasalahan,menentukan teori-teori yang relevan unuk mengkaji permasalahan secara ilmiah,mengkaitkan permasalahan dengan teori yang telah diketahui, kemudian merumuskan penyelesaian permasalahan yang logis

3. Melatih kolaborasi antar anggota home group untuk menyelesaikan tugas

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode kepustakaan dan literatur. Referensi yang kami gunakan adalah materi-materi yang dipelajari dalam MPKT-B dan referensi tambahan yang kami dapatkan dari sumber lain seperti dari buku maupun internet.

1.6 Sistematika Penulisan

(4)

1.7 Hipotesis

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

I.Perubahan Iklim secara umum

I.1 Pengertian dan faktor penyebab perubahan iklim

Perubahan Iklim adalah pergeseran statistik atau rata-rata jangka panjang cuaca. Perubahan iklim sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang pertama adalah natural variability atau faktor alam. Faktor kedua adalah human-induced factor atau faktor manusia. Faktor alam adalah faktor dalam alam yang mempengaruhi satu sama lain. Komponen faktor alam terdiri dari atmosfer (suhu, unsur-unsur di udara, uap air, dan sebagainya), daratan (resapan tanah, keaktifan gunung berapi, unsur di tanah, dan sebagainya), laut (tinggi gelombang, dan sebagainya) dan radiasi matahari. Faktor manusia adalah faktor yang berasal dari manusia itu sendiri karena tindakanya yang mempengaruhi alam.

Human-induced factor of climate change atau faktor yang disebabkan oleh manusia adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi pergeseran iklim. Tindakan tersebut antara lain menggunakan tenaga listrik thermal power plant( menggunakan bahan bakar fosil), menggunakan kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar fossil mengeluarkan co2,Bahan industri yang diciptkan menggunakan bahan bakar fosil mengeluarkan co2 dan sampah, menggunakan sampah tak terurai seperti plastik yang akan menciptakan kerusakan lingkungan, menggunakan kayu sebagai bahan industri yang akan mengurangi banyak hutan di bumi menggunakan pupuk pada pertanian yang menciptakan emisi n2o, melakukan Degradasi lahan ( perusakan lahan hutan untuk banyak keperluan yang merusak lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan pada keadaan udara misal: konsentrasi CO2 di udara yang menyebabkan terhalanganya cahaya matahari keluar bumi.

Global warming, yang merupakan salah satu gejala pergeseran iklim pada masa kini, adalah manifestasi dari faktor alam dan faktor manusia. Tindakan yang dilakukan manusia mempengaruhi alam sehingga terjadi global warming yang akan dibahas di bab lainya.

(6)

I. 2. 1 Paleozoikum

Zaman Paleozoikum terjadi pada 541 hingga 252 juta tahun yang lalu. Pada masa itu terjadi perkembangan makhluk hidup yang bersel banyak. Zaman ini dibagi menjadi 6 masa yaitu; Cambrian, Ordovician, Cambrian,Ordovician,Carboniferus,Silurian,Devonian, dan Permian.Iklim pada masa tersebut mayoritas hangat namun terjadi zaman es pada masa Ordovician dan Permian.

I. 2. 2 Mesozoikum

Mesozoikum terjadi pada masa 252 hingga 66 juta tahun yang lalu.Masa tersebut dibagi menjadi 3 masa;Cretaceus,Jurrasic,Triassic. Pada zaman ini berembang Dinosaurus sebagai predator utama dalam Bumi. Sebagai hewan superior, populasi dinasaurus adalah populasi terbanyak di Bumi saat itu. Zaman puncak populasinya ada pada masa Jurrasic sebelum punah di masa Paleogene di Zaman Cenozoic. Iklim secara umum lembab dan hangat.

I. 2. 3 Cenozoikum

Terjadi pada 66 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Zaman ini dibagi menjadi 3; Paleogene, Neogene dan QuatemaryZaman Paleogene terjadi mass Extinction beberapa species salah satunya dinosaurus. Disebabkan oleh perubahan iklim yang drastis. Penyebab perubahan iklim ini masih diperdebatkan. Zaman Neogene pada umumnya iklim moderat seperti masa kini namun pertengahan zaman terjadi zaman es (ice age).

Zaman Quatemary dibagi menjadi 3: Pleistocene dan Holocene. Pada Pleistocene terjadi ice age terakhir 75.000 tahun lalu disebabkan oleh Erupsi Gunung Toba yang asapnya menutupi atmosfer selama beribu-ribu tahun menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk sehingga terjadi zaman es. Di pengakhir zaman es muncul Homo Sapiens.Saat itu Homo Neanderthal masih ada. Masa Holocene adalah masa mulainya peradaban manusia modern

I.3 Revolusi industri sebagai permulaan global warming

(7)

Tindakan yang dilakuakan manusia selama revolusi industri yang mempengarui global garming adalah penebangan hutan,penciptaan mesin-mesin industri yang menghasilkan polusi (jelaga) , praktik pertanian yang masif dengan membuka lahan baru dan menerapkan teknologi pertanian seperti pupuk, dan penggunaan bahan bakar fosil. Hutan sebagai sequester (penyerap dan penampung) emisi karbon dioksida dari makhluk hidup dan aktivitas manusia ditebang untuk dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bakar (tungku), bahan bangunan, dll. Mesin-mesin industri yang masih sederhana menghasilkan gas-gas buangan yang sangat banyak. Pembukaan lahan semakin mengurangi luas lahan tertutup pohon. Penggunaan pupuk menyebabkan akumulasi gas nitrogen oksida di udara. Sementara pengunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon yang sangat masif.

II. Greenhouse effect sebagai penyebab global warming yang berdampak pada perubahan iklim

Perubahan iklim dalam hal perubahan suhu Bumi dapat terjadi baik itu suhunya menjadi turun maupun naik. Suhu Bumi dipengaruhi oleh empat faktor1 yang saling mempengaruhi, yaitu jumlah energi matahari yang diterima, jumlah energi kalor yang dilepaskan, evaporasi dan kondensasi uap air, dan retensi panas oleh atmosfer. Perubahan pada salah satu atau keseluruhan faktor-faktor tersebut dapat mengubah suhu Bumi. Penyebab dari perubahan itu diantaranya gangguan pada keseimbangan energi Bumi (Earth’s energy balance),greenhouse gas, polusi emisi aerosol, partikulat letusan gunung, variasi arus laut dan angin, perubahan energi matahari, dan siklus Milankovich.

II. 1 Pengertian greenhouse effect

Greenhouse effect (efek rumah kaca) adalah mekanisme penyebab global warming (efek rumah kaca). Efek rumah kaca itu sendiri merupakan mekanisme dimana gas-gas tertentu di atmosfer menyerap radiasi gelombang elektromagnetik panjang dari permukaan Bumi dan memancarkannya kembali ke permukaan melalui counter radiation.1

II.2 Proses terjadinya greenhouse effect

(8)

menembus atmosfer mengenai permukaan Bumi. Gelombang tersebut selanjutnya akan dipantulkan ataupun diserap oleh permukaan Bumi, tergantung pada albedo permukaan (kemampuan benda memantulkan gelombang elektromagnetik). Gelombang yang diserap akan meningkatkan energi di dalam Bumi (meningkatkan kalor laten Bumi). Bumi sebagai benda hitam (black body dalam konsep fisika) akan memancarkan radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang agar tercipta keseimbangan dalam Earth’s energy budget (keseimbangan energi yang diterima dan dilepaskan). Selain itu, gelombang yang tidak diserap permukaan Bumi akan dipantulkan kembali ke angkasa juga dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang . Akan tetapi,gas-gas rumah kaca di atmosfer hanya dapat dilewati oleh gelombang elektromagnetik pendek dari angkasa, tidak dapat dilewati gelombang elektromagnetik panjang dari Bumi. Akibatnya, gelombang elektromagnetik dari Bumi diserap oleh gas-gas tersebut sehingga atmosfer mengandung energi dalam kalor laten. Gas-gas yang mengandung energi akan memancarkannya juga dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang yang mana ada dua kemungkinan arah radiasinya, menuju ke luar atmosfer atau kembali ke permukaan Bumi. Gas-gas rumah kaca terletak di atmosfer dalam ketinggian berbeda-beda sesuai dengan titik beku masing-masing gas. Hal ini menyebabkan adanya lapisan-lapisan gas rumah kaca pada atmosfer. Susunan berlapis ini mengakibatkan apabila lapisan terdekat meradiasikan sebagian gelombang ke arah luar angkasa, gelombang itu akan diserap lagi oleh lapisan diatasnya yang mana sebagian akan dipancarkan kembali dan sebagian dipancarkan ke luar angkasa. Demikian seterusnya sehingga gelombang elektromagnetik panjang dari Bumi membutuhkan waktu semakin lama untuk dikeluarkan dari Bumi. Hal ini meningkatkan energi di Bumi yang manifestasinya adalah meningkatnya suhu Bumi atau dikenal dengan global warming.

II. 3. Greenhouse gases (Gas-gas rumah kaca)

Dapat disimpulkan bahwa gas rumah kaca menimbulkan pemanasan global yang merupakan peningkatan secara perlahan dari suhu keseluruhan atmosfer Bumi. Namun lebih dari itu, gas-gas rumah kaca mempercepat proses peningkatan suhu Bumi dengan laju peningkatan yang abnormal yang seharusnya berjalan secara alamiah.1

(9)

(CO2), 15-25 % (CFC), 12-20% (CH4), 5% Nitrogen Oksida (N2O,5%) dan ozon (tidak diketahui). 1

II. 4. Dampak negatif pemanasan global tehadap iklim dan ekosistem

Perubahan es di kutub, dimana es di kutub utara mencair tetapi di kutub selatan bertambah

Jumlah badai yang terjadi hampir konstan (masih sesuai pola) tetapi keparahannya jauh lebih

berat akibat global warming

Tinggi air laut meningkat

Hewan-hewan sebagai pembawa penyakit menular bermigrasi, contohnya west nile virus

yang berasal dari Afrika terbawa oleh burung hingga menyebabkan kasus di Amerika.

Banyak ekosistem yang rusak dan ancaman kepunahan spesies

Pergeseran musim, contohnya musim semi terjadi lebih cepat

Musim-musim menjadi ekstrem, seperti musim dingin ekstrem di Rusia atau gelombang

panas di Amerika Serikat

Kekeringan parah

II. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia

Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia disebabkan oleh efek rumah kaca akibat penggunaan bahan-bahan seperti CFC maupun meningkatnya gas-gas polusi kendaraan pada atmosfer. Akibatnya, timbul suatu fenomena yang disebut “Global Warming” atau meningkatan suhu global. Peningkatan suhu global diperkirakan memiliki laju 0.002 °C/tahun atau 0.02 °C/dekade. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia dapat menimbulkan kerugian ekonomi seperti misalnya di tahun 2007, Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp 2 triliun.

III. 1. Fenomena-fenomena perubahan iklim di Indonesia

(10)

dibanding pada tahun 2000. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan muka lau adalah terancamnya kehiduoan pesisir, terjadi peningkatan genangan air, abrasi pesisir, dan intrusi air laut.

III. 2. Upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim

Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah terutama pada sektor kementrian, BNPB,BPPT, dan LIPI , mengambil upaya dalam hal mitigasi dan adaptasi. Selain itu, pemerintah juga berperan aktif dalam perjanjian-perjnjian internasional seperti meratifikasi UNFCC 1994 dan Kyoto Protocol 2004 . Untuk upaya dalam negeri, pemerintah meluncurkan Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) 2010-2030 untuk menguatkan upaya adaptasi dan mitigasi yang akan dilakukan. Upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah antara lain peningkatan efisiensi penggunaan energi pada kawasan terbangun di kota, peningkatan penggunaan sumber energi alternatif, dan pengembangan sistem transportasi massal dengan sumber energi alternatif yang bertujuan mengurangi penambahan kendaraan pribadi. Di sisi lain, upaya adaptasi yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan sistem drainase kota untuk antisipasi peningkatan debit air hujan, meningkatkan sistem pengendalian banjir, perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang/guna lahan, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi penggunaan air untuk rumah tangga maupun industri, dan meningkatkan pemanfaatan sumber air alternatif seperti air hujan

IV. Dampak Pergeseran Keteraturan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

Keteraturan iklim di dunia, termasuk di Indonesia, telah mengalami pergeseran sehingga menjadi sulit untuk diprediksikan. Pergerseran keteraturan iklim ini membawa dampak bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk aspek kesehatan. Gangguan kesehatan yang terjadi pada manusia yang disebabkan oleh pergeseran iklim terutama berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan yang ekstrem dan drastis akibat dari pemanasan global yang terjadi pada bumi. Perubahan kondisi yang drastis ini memberi kesempatan kepada patogen-patogen pembawa penyakit seperti virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya untuk berkembang dan lebih mudah menyerang tubuh manusia. Bahkan, akibat dari pergeseran iklim tersebut, telah terjadi peningkatan frekuensi timbul pada beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah kanker kulit.

(11)

Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang menyebabkan sel-sel kulit manusia mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali. Kanker kulit yang menyerang manusia dapat disebabkan oleh peningkatan paparan sinar ultra violet yang mengandung sifat karsinogenik pada kulit akibat adanya penipisan ozone bumi. Selain itu, kanker kulit juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya produksi pigmen melanin dalam kulit. Pada umumnya, kanker kulit menyerang bagian epidermis kulit yang merupakan lapisan paling luar kulit, sehingga kanker kulit termasuk kanker yang mudah dideteksi pada stadium awal karena keberadaan tumor akan langsung terlihat jelas. Terdapat tiga tipe utama kanker kulit, yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna.

IV. 1. 1. Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker kulit yang paling banyak terjadi. Karsinoma sel basal bersifat lokal invasif dan jarang bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh sekitarnya, sehingga tipe ini jarang menimbulkan kematian. Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker yang menyerang lapisan sel basal epidermis kulit. Pada tipe ini timbul nodul atau benjolan kecil yang memiliki ciri-ciri agak berkilat, kemerahan, dengan pinggiran agak kehitaman. Karsinoma sel basal memiliki kelainan seperti lecet yang tidak kunjung sembuh atau biasa disebut dengan berulserasi.

IV. I. 2. Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe yang memiliki lesi lebih lebar dari karsinoma sel basal, dan nodul yang terdapat pada tipe ini lebih memperlihatkan reaksi inflamasi. Pada tipe karsinoma sel skuamosa, nodul mengalami penebalan sehingga tampak seperti tumor yang kasar, tebal, dan menyebabkan kulit menjadi bersisik. Kulit yang bersisik terkadang berulserasi sehingga merusak jaringan kulit.

IV. 1. 3. Melanoma maligna

(12)
(13)

V. Perubahan Iklim sebagai Isu Internasional

Perubahan iklim disamping krisis pangan, krisis energi, dan epidemi merupakan isu-isu yang semakin meningkat tensinya seiring waktu dan menjadi perhatian dunia, terutama oleh pemimpin-pemimpin Negara, organisasi PBB, dan non-governmental organization (NGO). Para pemimpin Negara umumnya membahas isu perubahan iklim melalui forum-forum regional dan internasional yang menghasilkan kesepakatan perjanjian-perjanjian atau kerangka kerja tertentu. Sementara NGO lebih berperan dalam monitoring kebijakan pemerintah dan pengamatan di berbagai belahan dunia.

V. 1 Down To Earth Indonesia

Down To Earth Indonesia merupakan organisasi non profit yang didirikan oleh organisasi nonprofit dari Inggris, yaitu Tapol dan Survival international.

V.1. 1. Tujuan Down To Earth Indonesia

i. Peningkatan kesadaran dunia internasional mengenai dampak perubahan iklim, kerusakan sumber daya alam di Indonesia, dan penghidupan berkelanjutan.

ii. Meningkatkan informasi masyarakat lokal agar dapat memberikan tanggapan yang tepat secara ekologisterhadap perubahan iklim.

iii. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberikan bantuan tentang perubahan iklim antara pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan di tingkat nasional dan internasional.

V.1. 2. Cara Kerja Down To Earth Indonesia

i. Menerjemahkan informasi kedalam Bahasa Indonesia. ii. Penyebaran Informasi.

iii. Bekerjasama dengan organisasi Non Profit setempat. iv. Pembangunan kapasitas.

V. 2. Dewan Nasional Perubahan Iklim

Dewan Nasional Perubahan Iklim merupakan dewan yang dibentuk oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden RI Nomor 46 tahun 2008.

V.2.1. Visi DNPI

(14)

V.2. 2. Misi DNPI

1. Merumuskan kebijakan nasional, strategi, program, dan kegiatan pengendalian perubahan iklim.

2. Mengkoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknologi, dan pendanaan

3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim.

4. Memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara-negara maju untuk lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim.

V. 3. United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

Pada tahun 1992 beberapa negara bergabung dalam traktat internasional untuk membatasi peningkatan temperatur rata-rata global yang mempengaruhi perubahan iklim. UNFCCC sekarang sudah terdapat 195 partai se-Dunia dengan tujuan menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dari campur tangan manusia yang membahayak sistem cuaca. UNFCC telah menghasilkan beberapa hal seperti dibawah ini :

V. 3. 1. Protokol Kyoto

Protokol ini bertujuan untuk membantu stimulasi green investment dan membantu partai menentukan target emisinya dengan pengeluaran yang efektif.

V. 3. 2. Bali Road Map

Bali Road Map menghasilkan beberapa perjanjian seperti mengangkat kebijakan perubahan iklim sampai pada tingkat politik tertinggi, memperbaiki infrastruktur yang dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim, menghasilkan Copenhagend Accord, dan memberikan pembiayaan cepat sebesar $ 30 Milyar kepada negara berkembang pada tahun 2010-2012 untuk adaptasi dan mitigasi.

VI. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim

(15)

adalah teknologi yang menggunakan sedikit atau sama sekali sumber daya alam dan menghasilkan emisi yang sedikit sehingga dapat digunakan untuk mengurangi bahkan mengantisipasi perubahan iklim. Contoh-contoh teknologi ramah lingkungan ini antara lain:

VI.1. Tenaga Surya (Solar Power)

Indonesia sebagai negara yang terletak di bawah garis khatulistiwa memiliki curah penyinaran matahari yang tinggi dan intens, sehingga cocok untuk menerapkan tenaga surya. Tenaga surya ini memanfaatkan efek fotolistrik untuk menyerap energi radiasi gelombang elektromagnetik, seperti sinar ultraviolet untuk menjadi energi listrik yang nantinya akan disimpan di dalam baterai. Namun begitu, tenaga surya ini tidak dapat digunakan jika matahari tertutup atau pada waktu malam hari.

VI. 2. Hidroelektrik (Hydroelectricity)

Hidroelektrik memanfaatkan tenaga potensial dan kinetik air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan ini bergantung pada volume air dan ketinggian air yang jatuh.

VI. 3. Mobil Listrik (Electric Car)

Mobil listrik menggunakan bahan bakar listrik yang disimpan di dalam baterai yang sudah diisi terlebih dahulu. Mobil listrik ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan mobil konvensional antara lain polusi yang kecil sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca dan tidak bergantung pada BBM. Kelemahannya adalah tenaga yang kecil, bahan yang tidak kuat, baterai yang mahal, dan infrastruktur di Indonesia yang masih minim.

VI.4. Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

Sel bahan bakar menggunakan proses elektrokimia antara hidrogen dengan oksigen untuk menghasilkan listrik. Sel bahan bakar memiliki efektifitas 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan proses pembakaran hidrokarbon, seperti bensin dan solar. Alat ini juga mudah dalam pemeliharaan dan penempatan yang fleksibel.

VI.4. Tenaga Angin (Wind Power)

(16)

VI.5. Stratospheric Aerosol Injection (SAI)

(17)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perubahan iklim adalah salah satu dari proses-proses perubahan alamiah yang dialami Bumi. Akan tetapi, perubahan tersebut terganggu oleh aktivitas-aktivitas manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan dan menimbulkan kerusakan pada berbagai ekosistem di Bumi. Hasilnya, iklim kali ini tidak menentu dan bahkan menunjukan gejala-gejala ekstrem yang membawa dampak merugikan bagi manusia.

3.2 Saran

1. Perlu adanya perubahan orientasi manusia dari memanfaatkan alam menjadi hidup berdampingan dengan alam

2. Para pemimpin dunia harus berani dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang menyangkut perubahan iklim dan disertai dengan kesadaran masyarakat dunia untuk peduli terhadap Bumi

4. Masyarakat bersama pemerintah harus melalukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi perubahan iklim

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adika Puspa Sari et al. Fenomena lubang ozon yang terjadi di dunia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2013

Anonymous. From Revolution to Climate Change. fondation monique-fitz-back [Internet]. [cited 27 November 2014];8. Available from:

http://www.fondationmf.ca/fileadmin/user_upload/documents/Ressources_pedagogiques/Fiches_CC/ Anglais/Fic

Burroughs W. Climate change in prehistory. Cambridge: Cambridge University Press; 2005.Climate Change. NOAA National Weather Service. 2007;.

Energi matahari [Internet]. 2013 [cited 2014 Oct 4]. Available from

:http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi Bersih/Energi_matahari/

Hendaria MP, Asmarajaya AAGN, Maliawan S. Kanker kulit.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14469&val=970 (accessed 28 November 14) Keller,Strahler,Sevilla,Botkin. MPKT B : Science,Technology, and Health. 2011 ; Danvers : John Wiley & Sons,Inc. pp. 499-519

National Geographic Indonesia. Binatang dan perubahan iklim.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/binatang-dan-perubahan-iklim (accessed 28 November 14)

National Geographic Indonesia. Dampak perubahan iklim pada tanaman.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/10/dampak-perubahan-iklim-pada-tanaman (accessed 28 November 14)

Pambuko W. Teknologi ramah lingkungan [Internet]. Unknown year [cited 2014 Sep 30]. Available from: https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/081.pdf

Pikiran Rakyat. Perubahan iklim sebabkan mutasi gen penyakit.

http://www.pikiranrakyat.com/node/161289 (accessed 28 November 14)

Puskesmas Mandalika. Cuaca ekstrem dan pengaruh terhadap kesehatan.

http://www.slideshare.net/YuliaSafarina/cuaca-ekstrem-dan-pengaruh-terhadap-kesehatan (accessed 28 November 14)

Shah RK. Fuel Cells [Internet]. Unknown year [cited 2014 Oct 4]. Available from:

http://web.iitd.ac.in/~sbasu/L5.pdf

Suprayogi A. Dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan zoonosis.

http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/userupload/Info/2012/20120420%20-%20Material %20from%20Head%20of%20Department%20AFF%20FKH-IPB.pdf (accessed 28 November 14) The Geology of Paleozoic Era. [Internet]. 2014 [cited 27 November 2014];. Available from:

http://palaeos.com/pdf/paleozoic_early.pdf

UNFCCC. Technologies for adaptation to climate change. Bonn: UNON. 2006

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, penulis menggunakan teori dramaturgi Goffman, untuk mengetahui front stage dari seorang selebgram yaitu bagaimana seorang selebgram menampilkan dirinya

Hal ini sesuai dengan hasil kualitatif ketiga sampel yang disinari laser UV (Gambar 16). Selain itu, grafik tersebut menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan panjang

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan atau informasi dan yang berkaitan dengan variabel penelitian ini yaitu teknologi informasi dan motivasi belajar

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Misi penting dari inisiatif Nabi membuat Piagam Madinah adalah satu sisi Nabi berhasil menyatukan penduduk Madinah dalam perjanjian damai, sedang sisi lain menguntungkan Nabi

Adanya pembagian tugas dan wewenang yang perlu dilaksanakan untuk membantu dalam pencapaian tujuan sekolah dan pengambilan keputusan oleh kepala sekolah adalah

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun