• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER PERUBAHAN IKLIM DAN EKOSISTEM LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PAPER PERUBAHAN IKLIM DAN EKOSISTEM LAUT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER PERUBAHAN IKLIM DAN EKOSISTEM LAUT

The Influences of Climate Variability on North Atlantic Zooplankton Populations

Oleh :

Novendra Adi Nugraha 115080601111030

Wiena Ayunani Niken 115080601111048

Kelas I1

Program Studi Ilmu Kelautan

Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya Malang

(2)

INTRODUCTION

Pengaruh tingginya nilai ekonomi dari hasil laut yang ada di North Atlantic, maka banyak ilmuwan yang melakukan penelitian dengan menggunakan subjek tersebut. Tidak hanya dari stok perikanan, namun juga beberapa komponen ekosistem lainnya yang mendukung seperti perhitungan plankton yang ada di wilayah tersebut yang dilakukan dengan alat CPR (Continuous Plankton Recorder) yang dapat menghasilkan perhitungan kelimpahan zooplankton dan fitoplankton. Sebagai studi lanjutan adalah studi bagaimana mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh North Atlantic Oscillation (NAO) terhadap zooplankton.

Fromentin dan Planque (1996) melakukan penelitian tentang hubungan populasi copepod Calanus finmarchicus dan Calanus helgolandicus terhadap NAO. Ketika terjadi NAO positif, sebagian besar wilayah tengah dari North Atlantic bersuhu rendah, dan di bagian selatan dan timur bersuhu hangat. Di Laut Utara suhu permukaan laut sangat berhubungan dengan NAO. Pada saat NAO negatif, membawa air dingin dari Laut Norwegia. Ketika NAO positif, membawa air hangat dari selatan menuju ke tengah North Atlantic.

(3)

Climate Variability and Zooplankton Populations in The Northeast Atlantic

Zooplankton

Zooplankton merupakan biota yang sangat penting di lautan bukan hanya dimanfaatkan sebagai kebutuhan primer, melainkan juga makanan bagi ikan-ikan bernilai ekonomis. Zooplankton sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sekecil apapun sehingga hal ini dapat dijadikan indikator yang baik terhadap perubahan yang terjadi di ekosistem laut.

Komunitas plankton dan lingkungannya bersama-sama membentuk ekosistem luas sebagaimana ekosistem perairan lainnya. Interaksi ini memberikan peningkatan terhadap jenis adaptasi yang dilakukan oleh organisme planktonik.

Secara umum, copepod merupakan anggota terbesar dari komunitas zooplankton laut, yang menyuplai makanan bagi ikan-ikan. Oleh sebab itu, copepod menempati posisi yang penting dalam jaring makanan dan aliran energi di lingkungan ekosistem laut.

Calanus finmarchicus dan Calanus helgolandicus

C. finmarchicus dan C. helgolandicus banyak ditemukan di Laut Utara dan Laut Norwegia. Mereka juga banyak ditemukan di sepanjang perairan bersuhu rendah di North Atlantic, khususnya di semenanjung Kanada, di Maine Gulf, dan mengarah ke barat Svalbard.

C. finmarchicus adalah salah satu jenis zooplankton yang paling banyak ditemukan di sepanjang North Atlantic. Terkadang sulit dibedakan antara C. helgolandicus dengan C. finmarchicus. C. finmarchicus merupakan copepod planktonik yang berukuran relatif besar yang makanannya berupa diatom, dinoflagelata, dan organisme mikroplanktonik lainnya. Spesies ini merupakan komponen penting dalam jaring makanan di Atlantik Utara, yang mempengaruhi semua jenis organisme yang ada disana termasuk ikan, udang, dan paus.

(4)

kedalaman, C. finmarchicus dapat ditemukan hidup dari permukaan sampai kedalaman 4000 meter. Selain itu juga ditemukan hidup di suhu mulai -20 sampai 220 C. Pada parameter lingkungan lainnya berupa

salinitas (18-36 ppm), kadar oksigen (1-9 ml/l), kadar nitrat (0-45 ml/l), fosfat (0-3 ml/l), dan silikat (1-181 ml/l).

C. finmarchicus memangsa berbagai macam jenis fitoplankton. Diantaranya berupa diatom, dinoflagelata, silia, dan organisme fotosintetik lainnya. Beberapa bukti penelitian lain menyebutkan bahwa spesies ini juga memakan microzooplanton lain.

(5)

C. helgolandicus adalah salah satu jenis copepod yang sering ditemukan di Laut Atlantik. Spesies ini sering ditemukan bersamaan dengan Calanus finmarchicus.

Distribusi spasial dari Calanus helgolandicus bisa dijelaskan dari ketertarikannya akan suhu air laut yang hangat. Spesies ini lebih memilih untuk berada di daerah selatan. Selama musim semi, ketika suhu air laut relatif rendah dan fitoplankton melimpah zooplankton ini memilih untuk tetap berada di daerah selatan. Sedangkan, pada saat musim panas dan musim gugur yang menyebabkan suhu air menjadi lebih hangat membuat C. Helgolandicus menyebar ke daerah utara dimana terdapat banyak fitoplankton di Laut Utara.

(6)

Response of zooplankton populations

Populasi C. finmarchicus akan berlimpah pada saat akhir musim semi dan awal musim gugur. Diawali dari musim panas, mikroorganisme ini akan menunda perkembangannya menuju fase dewasa dan keberadaanya berada di kedalaman 400-2000m, dan mengalami diapause dimana fase ini C. finmarchicus mengalami pengurangan aktivitas. Kelimpahan C. finmarchicus akan berkurang di permukaan ketika memasuki musim gugur. Dan fase diapause ini akan berakhir dan akan naik ke permukaan pada musim dingin.

Bersama dengan Calanus helgolandicus, Calanus finmarchicus merupakan spesies yang ditemukan berhubungan langsung dengan NAO. Pada saat NAO positif terjadi, kelimpahan C. helgolandicus meningkat seiring dengan meningkanya zooplankton dan fitoplankton yang dihitung dengan CPR. Sedangkan C. finmarchicus kebalikannya, yaitu berkurang sebanyak 37%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelimpahan C. helgolandicus berhubungan sejajar dengan NAO, sedangkan kelimpahan C. finmarchicus berhubungan terbalik dengan NAO.

(7)
(8)

Environmental conditions and the NAO

conversi et al. (2001) dan Greene, Pershing (2001) menemukan korelasi antara C. finmarchicus dengan suhu yang ada di Teluk Mariana. Dalam analisis mereka terhadap temperatur dan salinitas di Teluk Mariana dengan NAO, amplitudo osilasi suhu tahunan akan meningkat dengan kedalaman 100 m. Ketika transport tinggi keadaan perairan ini cenderung lebih dingin. Dan ketika transport rendah keadaan perairan cenderung hangat.

Karena pengaruh yang kuat dari NAO pada kondisi di musim dingin dan perubahan kondisi slope yang di jelaskan di atas mencerminkan skala besar reorganisasi distribusi massa air dan arus yang berada di Barat laut Atlantik.

(9)

Seperti yang juga terjadi di Atlantik, fluktuasi iklim yang mempengaruhi C. finmarchicus terbagi dalam dua kategori. Mereka melibatkan perubahan biologi lokan dan perubahan sirkulasi massa air. Terkait dengan dua hal tersebut CSWS memilliki konsentrasi nutrisi yang berbeda (Petrie dan Yeats 2000). LSSW adalah massa air yang relatif kecil dan ATSW yang relatif lebih besar karena adanya pencampuran antara LSSW, gulf stream, dan massa air (Gatien, 1976).

(10)

dalam kurun waktu setahun untuk kemudian kembali pada fase diapause kembali.

Conclusion

Variabilitas iklim, terutama yang terkait dengan NAO, adalah penting dalam menentukan distribusi dan kelimpahan populasi zooplankton di sekitar Atlantik Utara. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa pengaruh iklim zooplankton populasi dalam dua cara utama. Melalui efeknya terhadap sifat ekosistem seperti waktu atau besarnya musim semi mekar, variabilitas iklim dapat menyebabkan perubahan populasi zooplankton. Efek semacam ini, yang dikenal sebagai efek tidak langsung, kemungkinan hadir di semua ekosistem ditinjau, tetapi kompleksitas ekosistem laut dapat menutupi pengaruh mereka. Variabilitas iklim dapat memiliki efek yang signifikan pada pola sirkulasi laut, dan dengan demikian, distribusi zooplankton. Efek semacam ini semata-mata tergantung pada proses fisika dan dengan demikian, lebih mudah untuk dideteksi, efek ini biasa disebut translasi. Translasi sangat penting dalam ekosistem dan pertumbuhan copepoda spesies C. finmarchicus.

(11)

Daftar Pustaka

Afandy, Mohamad. 2002. Review of Systematic of Calanoid Copepod (Crustacea) from Seagrass and Coral Areas of The East Coast of The Malay Peninsula, Master of Science Universiti Putra Malaysia

Fisheries Research Services. 2011. Zooplankton and Climate Change-the Calanus Story. Victoria, United Kingdom

Piotkovski, Sergey A. Et al. 2006. Zooplankton and The North Atlantic Oscillation: a basin –scale Analysis. Journal of Plankton Research. Volume 28, Number 11, Pages 1039-1046, 2006.

Planque, Benjamin. Fromentin, Jean-Marc. 1996. Calanus and Environmental in The Eastern North Atlantic. I. Spatial and Temporal Patterns of C. Finmarchicus and C. Helgolandicus. Marine Ecology-Progress Series Journal, Vol, 134: 101-109, 1996

Poulet, S. A. Laabir, M. Ianora, A. Miralto, A. 1995. Reproductive response of Calanus helgolandicus. I. Abnormal Emryonic and Naupilar Development. Marine Ecology-Progress Series Journal, Vol 129: 85-95, 1995

Schnack, S. B. 1979. Feeding of Calanus helgolandicus on Phytoplankton Mixtures. Marine Ecology-Progress Series Journal, Vol, 1, 41-47, 1979 Stenseth, Nils Chr. Ottersen, Geir. Hurrel, James W. Belgrano, Andrea. 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum pemberitaan Kompas yang telah dianalisis dengan menggunakan perangkat frame Pan Kosicki menunjukkan bahwa media ini mempunyai kecenderungan yang

Guna menghindari adanya oknum-oknum pemilik hiburan yang melakukan kegiatan usahanya yang dapat menimbulkan hal yang bertentangan dengan norma-norma sosial, agama

1) tidak menyelesaikan studi sesuai dengan kualifikasi program yang tertera pada Surat Keputusan Penerima Beasiswa tanpa unsur kesengajaan. 2) mengundurkan diri setelah

(3) Persyaratan untuk mendapatkan izin usaha Perusahaan Penilai Kerugian, Perusahaan Konsultan Aktuaria, dan Agen Asuransi yang berbentuk badan hukum, sebagaimana

Kandungan N yang tersedia pada pupuk guano tergolong tinggi tetapi belum terdekomposisi secara sempurna oleh bakteri nitrosomonas dan nitrobacteria sehingga tidak

Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 06 Sindang Kelingi tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut: kepala sekolah sebagai penanggung jawab

Hal ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanto (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara dimensi citra toko seperti lokasi,

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor dan Retribusi ( Lembaran Daerah Kabupaten Hulu