• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE KOOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA

KELAS III SDN 12 ATTASALO KECAMATAN MA’RANG

OLEH

KELOMPOK TEMATIK

KETUA : RISKHA WAHYUNI, S.Pd 7835 7606 6130 0062 ANGGOTA : LISNAWATI, S.Pd 1037 7606 6330 0013 : HJ. WARNIDAH, S.Pdi. 2487 7536 5430 0052

DINAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN PEMUDA

KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

KKG PELITA ILMU MODEL BERMUTU

2011

(2)

1. Judul Penelitian : Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Pembelajaran Coperative Script pada Siswa Kelas III SDN 12 Attasalo Kecamatan Ma’rang.

2. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Riskha Wahyuni, S.Pd b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NUPTK : 7835 7606 6130 0062 d. Tugas Pokok : Guru Kelas

g. Sekolah : SDN 12 Attasalo 3. Anggota Peneliti : 1. Lisnawati, S. Pd.

2. Hj. Warnidah, S. Pdi. 4. Lama Penlitian : 3 bulan

Dari bulan : Pebruari 2011

Kepala UPTD Pendidikan Olah Raga Dan Pemuda Kecamatan Ma‘rang

Drs. H. FAKHRUDDIN, M. Si. NIP.19640416 198903 1 023

(3)

Rahmat, 2011.Peningkatan Keterampilan Berbicara Model Pembelajaran Kooperatif Script Siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa Kecamatan Pangkajene. Penelitian Tindakan Kelas,

Kata Kunci : Keterampilan Berbicara, Model Pembelajaran Kooperatif Script

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus pada siswa di Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa semester genap Tahun Pelajaran 2010/201, bertujuan untuk membuktikan penerapan pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa pada tema Peristiwa .Subyek penelitian sebanyak 27 orang siswa terdiri dari 15 perempuan dan 12 laki-laki yang diajar oleh peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif berupa persentase dan tabel frekuensi.Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus 1 mencapai 29, 63 % kategori baik, 37,04 % kategori Sedang, 33 % kategori kurang. Sementara pada siklus 2 menjadi 25,93 % kategori baik sekali, 51,85 % kategori baik, dan 22,22 % kategori sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada keterampilan berbicara siswa meningkat melalui pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, ada kecenderungan peningkatan aktivitas siswa tentang proses belajar siswa melalui pembelajaran tematik menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(4)

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan petnjuk-Nya, dan bantuan dari berbagai pihak maka karya tulis ilmiah dengan judul ” Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui metode Cooperative Script pada Siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah

direncanakan, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda Muhammad SAW.

Dalam penyelesaian karya tulis ini, kami banyak mendapatkan masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama bapak dosen yang terhormat yang telah banyak memberikan pengarahan dan pelajaran berharga bagi kami.

Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Kepala Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa,Bapak H.Muh.Sabir,S.Pd. yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan penelitian ini,

(5)

Semoga uraian dalam karya tulis ini, dapat memeberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan di SDN 47 Baru-Baru Toa khususnya dan pendidikan di Indonesia pada umumnya. Mudah-mudahan Allah SWT meridhai kita semua. Amin.

Labakkang, 5 April 2011 Penulis

(6)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Pemecahan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka... 6

B. Kerangka Pikir... 9

C. Hipotetis Tindakan ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian... 10

B. Subjek Penelitian... 11

(7)

E. Tekhnik Analisis Data... 12

F. Prosedur Penelitian... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 16

B. Pembahasan... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 27

B. Saran-saran... 27

DAFTAR PUSTAKA... 29

Lampiran ... 30

(8)

NO. Lampiran Hal 1. Lembar Observasi Siswa 30

2. Lembar Observasi Guru 31

3. Pedoman penilaian Tes Berbicara 33 4. Daftar Nama kelompok 35 5. Rencana Pembelajaran 36 6. Foto – Foto kegiatan 40

(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia pada d9asarnya bertujuan meningkatkan keterampilan siswa menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Hal itu sesuai dengan standar kompentasi mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( Depdiknas 2006 ) yang menyatakan bahwa standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia Berorientasi pada belajar Berkomunikasi Oleh karena itu, Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa berkomunikasi secara Lisan maupun Tertulis, Komunikasi secara lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sedangkan secara tertulis mencakup kegiatan membaca dan menulis.

(10)

dalam suatu forum tertentu. Jadi, dalam semua situasi dituntut keterampilan berbicara setiap individu yang ikut berpartisipasi.

Hal senada yang diungkap oleh Tarigan ( 1990 ) bahwa keadaan pengajaran berbicara, sejalan keadaan pengajaran bahasa indonesia yang dianggap belum memuaskan. Keterampilan berbicara para pelajar, dalam arti luas belum memadai. Kenyataan dalam diskusii, debat, seminar, ataupun ceramah menunjukkan bahwa sebagian besar pesrtanya diam, kurang bersuara. Kegagalan siswa dalam menguasai keterampilan berbicara umumnya disebabkan oleh kurangnya latihan dan kesempatan tang diberikan kepada murid untuk melakukan aktifitas berbicara.

Masalah keterampilan berbicara tersebut juga terjadi pada siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa. Hal ini terefleksi berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan Siswa dan Guru di sekolah tersebut. Faktor penyebab kurang memadainya keterampilan berbicara siswa pada sekolah tersebut adalah : ( 1 ) Aktifitas siswa kurang memperhatikan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dalam pembelajaran keterampilan berbicara, ( 2 ) kurang kepercayaan siswa terhadap apa dimilikinya atau diketahuinya untuk disampaikan/dibicarakan.

(11)

Cooperative Script yaitu metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan

bergantian secara lisan mengihtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Metode ini sangat efektif digunakan untuk melatih keterampilan berbicara siswa, menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh suasana yang terus menerus sama dalam mata pelajaran lain, sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan gairah siswa dalam belajar.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah serta dari pengamatan awal ditemukan fenomena – fenomena yang dipilih sebagai obyek perhatian untuk dikaji secara alamiah.

Dapat didentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya perbendaharaan kata yang dimiliki oleh siswa

2. Kurangnya latihan dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk melakukan aktifitas berbicara

3. Kurang percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapatnya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas dapat dikemukakan rumusan masalah :

(12)

D. Pemecahan Masalah

Agar sasaran penelitian ini dapat tercapai, maka dalam mengatasi masalah yang dikemukakan di atas, dilakukan penelitian tindakan kelas melalui metide Cooperative Script pada pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan berbicara.

E. Tujuan Penilitian

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran melalui model Cooperative Script dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap pembelajaran keterampilan berbicara siswa SD dengan metode pembelajaran Cooperative Script, diharapkan dapat bermanfaat :

a. Bagi Guru

penelitian ini dapat dijadikan acuan belajar dan mengevaluasi diri terhadap kemampuan yang dimilikinya dan untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan Cooperative Script

b. Bagi Siswa

(13)

c. Bagi sekolah

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat berbicara

Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa produktif. Perkembangannya dilakukan berkenaan dengan aktifitas setelah keterampilan reseptif dalam menyimak dan memahami bacaan. Jadi, berbicara dan menulis selalu berada dibelakang kecakapan reseptif. Berbicara sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tindakan yang menyatakan sesuatu kepada seseorang dalam bentuk ujaran/bahasa lisan ( Tarigan 1997 ).

Tarigan (1990 ) menyatakan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan – gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar dan penyimak. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka pembicara seharusnya memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dan dia harus mengetahui prinsip – prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan.

(15)

didukung oleh penggunaan bahasa secara tepat, dalam arti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Untuk memperdalam mengenai kemampuan berbicara, diuraikan konsep dasar berbicara menurut Tarigan, dkk. ( 1997 ) yaitu: (1) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal, (2) Berbicara adalah dua proses individu berkomunikasi, (3) Berbicara adalah ekspresi yang kreatif, (4) Berbicara adalah tingkah laku, (5) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari, (6) Berbicara distimulasi oleh pengalaman,(7) Berbicara alat untuk memperluas cakrawala, (8) kemampuan linguistik dan lingkungan dan (9) Berbicara adalah pancaran kepribadian.

Sejalan dengan hal tersebut, Said ( 1984 ) mengemukakan bahwa pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar didasarkan pada pandangan prinsip pemakaian bahasa kedalam pengajaran bahasa.Pendekatan ini menyatakan bahwa bahasa sebagai suatu sistem formal sekaligus bahasa sebagai fenomena sosial..

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam proses belajar – mengajar seorang guru harus mampu memahami dan memperhatikan kesembilan konsep dasar berbicara tersebut. Sebagai pihak yang berkompoten, efektif, dan berperan gurulah yang paling mengetahui, memahami, dan menghayati betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi seorang siswa. 3. Pengertian pembelajaran Cooperative Script (Dansaereau CS, 1985)

(16)

lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Pembelajaran Cooperative Script pada dasarnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikhtisarkan dari bagian-bagian materi yang dipelajari secara lisan melalui bekerja berpasangan, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk mengemukakan ide-ide pokok dari apa yang dibaca dan pasangannya sebagai sebagai pendengar dapat menanggapi ide-ide pokok yang belum lengkap. Hal ini berarti semua siswa harus mampu mengungkapkan mengungkapkan ide-idenya berarti siswa harus berbicara

Jadi, untuk memiliki berbicara tidak semudah yang dibayangkan orang. Banyak ahli terampil menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan, namun sering mereka kurang terampil menyajikannya secara lisan. Kadang – kadang pokok pembicaraan cukup menarik, hasilnya pun kurang memuaskan. Sebaiknya, walaupun topik kurang menarik, tetapi disajikan dengan cara dan gaya yang tepat, akhirnya topik tersebut dapat menarik pendengarnya.

B. Kerangka Pikir

(17)

atau bekerja berpasangan menumbuhkan daya kreatifitas, mengasikkan, menyenangkan dan tidak membosankan.

D . Hipotesis Tindakan

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa.Kecamatan Pangkajene.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan Januari sampai April 2011.

a. Minggu I Mei, menyusun persiapan penelitian

b. Minggu II, III Mei dilaksanakan Tindakan Siklus I, Observasi dan refleksi.

c. Minggu IV Mei 2011 dilaksanakan evaluasi akhir siklus I

3. Siklus penelitian

(19)

B. Subjek Penelitian.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III yang terdiri dari 27 siswa dengan komposisi perempuan 15 , laki-laki 12 Orang

C. Instrumen Penelitian

Sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dibuat sebagai input instrumen yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan Penelitian Tindakan Kelas yaitu Kompetensi Dasar selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1) Lembar Kerja Siswa, 2) lembar pengamatan aktivitas siswa, 3) lembar evaluasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

1. Tes yaitu digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa 2. Observasi yaitu digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data

tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran yang bersifat kontekstual 3. Diskusi antara Guru, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi hasil

siklus Penelitian Tindakan Kelas.

Sedang Alat pengumpulan data yang digunakan adalah:

(20)

2. Observasi Yaitu menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pemberian tes baik pada pelaksanaan tes awal maupun pada akhir pelaksanaan setiap siklus diolah dengan menggunakan deskriftif kualitatif.Teknik deskriftif kualitatif untuk mendeskripsikan karakteristik yang diperoleh siswa dan hasilnya disajikan dalam bentuk nilai baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam dua siklus ( tiap siklus dilakukan 3 kali tatap muka ).

Prosedur penelitian ini tunduk pada prinsip tahap-tahapnya yang terdiri dari 4 tahap : 1. perencanaan

2. pelaksanaan 3 . observasi

(21)

Siklus I Perencanaan

1. Mengkaji kurikulum kelas III tentang keterampilan berbicara bersama Supervisor

2. Membuat LKS, Media pembelajaran dan sumber – sumber belajar keterampilan berbicara.

3. Mempersiapkan benda – benda nyata yang memungkinkan untuk mengangkat masalah – masalah pembelajaran keterampilan berbicara melalui bekerja berpasangan

4. Mempersiapkan sistem penilaian keterampilan berbicara. Tindakan

1. Melaksanakan perencanaan keterampilan berbicara dengan metode bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari

2. Pencatatan evaluasi bertahap tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan metode Cooperative Script secara bertahap dilakukan sambil pelaksanaan penelitian

Observasi

(22)

pembelajaran keterampilan berbicara, ( 3 ) Presentase siswa yang aktif bekerjasama dengan pasangannya.

Refleksi

Target yang diharapkan pada siklus I belum tercapai sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan dengan siklus II.

Siklus II Perencanaan

1. Mengkaji ( lanjutan ) kurikulum kelas III bersama Supervisor

2. Membuat LKS, media pembelajaran dan sumber – sumber belajar keterampilan berbicara.

3. Mengadakan pembicaraan dengan pembimbing untuk memilih sumber belajar, media, dan LKS yang tepat.

4. Mempersiapkan benda – benda nyata yang memungkinkan untuk mengangkat masalah – masalah pembelajaran keterampilan berbicara yang bertukar pasangan

5. Mempersiapkan sistem penilaian keterampilan berbicara yang menggunakan metode bekerja berpasangan dan bergantian.

Tindakan

(23)

2. Pencatatan dan evaluasi berharap tentang keterampilan berbicara dengan menggunakan metode Cooperative Script secara bertahap dilakukan sambil pelaksanaan penelitian.

Observasi

Hal – hal yang menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah kreativitas anak yang berkaitan dengan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode Cooperative Script : ( 1 ) Kemampuan keterampilan berbicara mengemukakan ide-de, ( 2 ) aktivitas tukar pendapat multiarah dalam pembelajaran keterampilan berbicara, ( 3 ) presentase keaktifan siswa bkejasama dengan pasangannya.

Refleksi

(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus ( siklus I dan siklus II ), dimana antara siklus I dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Dalam artian pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan siklus II. Prosedur pelaksanaan ini mengikuti model “ Kemmis dan Mc.Taggart ( 1992 ) yang diawali dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dana refleksi.

Penjelasan Per-siklus

Secara terperinci, kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pada setiap tahap dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pelasanaan Tindakan Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dilakukan kegiatan – kegiatan ; a. Permasalahan

(25)

b. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan tindakan siklus I, dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Melakukan pertemuan dengan guru lainnya sebagai kolaborator dan

supervisor untuk membahas permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dengan memaparkan hasil pemberian tes awal 2) Mempersiapkan model pembelajaran tersendiri yang mengacu pada

pendekatan pembelajaran Kooperatif.

3) Mempersiapkan soal – soal baik yang akan diberikan sebagai soal latihan,maupun soal yang akan diberikan pada tahap observasi untuk mengatahui peningkatan keterampilan berbicara melalui metode Cooperatif Script.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pada Tahap pelaksanaan tindakan siklus I, dilaksanakan pada minggu I, II, dan III februari 2010 dengan materi masalah – masalah aktual yang terjadi disekitar,Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperatif Scipt dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Melakukan proses belajar mengajar keterampilan berbicara melalui metode Cooperative Script dengan mengacu pada pendekatan tematik yang telah dibuat.

(26)

pelaksanaan proses belajar mengajar keterampilan berbicara dilakukan dengan alokasi waktu 6 X 35 menit atau 3 X pertemuan 3) Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar 4) Guru membagikan lembaran soal sebagai tes awal

5) Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran

6) Guru membagi kelompok kecil berpasangan yang terdiri dari 2 orang siswa

7) Guru membagikan lembar materi kepada setiap kelompok dengan materi yang berbeda

8) Masing – masing kelompok mengikhtisarkan materi secara lisan dalam waktu 10 menit

9) Setiap kelompok pasangan diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan

10)Guru mengamati setiap kelompok untuk berkolaborasi dan sekaligus memberi tanggapan serta penegasan.

d. Obervasi Tindakan

Pada tahap observasi tindakan siklus I, dilakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut

1) Pelaksanaan ulangan sebagai observasi dengan materi pokok bahasan yang telah diajarkan dalam pelaksanaan tindakan siklus I dengan alokasi waktu 2 X 35 Menit

(27)

3) Masing – masing kelompok menjabarkan materi yang sudah ditentukan

4) Pemeriksaan jawaban siswa sekaligus mengidentifikasi hasil belajar keterampilan berbicara siswa melalui metode Cooperative Script setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan Tematik.

e. Refleksi Tindakan

Hasil observasi dengan pemberian ulangan yang telah diperiksa dan dianalisis selanjutnya didiskusikan dengan guru lainnya sebagai kolaborator untuk memperoleh tanggapan dan masukan guna perbaikan serta penyempurnaan pada pelaksanaan tindakan siklus II.

Hasil observasi dan refleksi pada siklus I yang perlu diperhatikan sebagai rencana tindakan siklus berikutnya adalah:

- siswa sebaiknya dibiasakan untuk memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperatif Script agar siswa bisa belajar untuk berbicara dengan baik

- Guru perlu memberikan stimulus pada kelompok pasangan yang kurang percaya diri dalam menampikan hasil kelompoknya agar berani dan tidak malu lagi

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(28)

a. Permasalahan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I ditemukan adanya peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara melalui metode diskusi siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa. Walaupun demikian, nilai rata –rata yang diperoleh dikategorikan sedang hingga baik.

b. Perencanaan Tindakan

Pada perencanaan tindakan siklus II, dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Mempersiapkan model pembelajaran Cooperative Script yang tetap

mengacu pada pendekatan Tematik. Pada beberapa bagian, dari model pembelajaran yang disusun dilakukan untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut

- Memberikan materi diskusi yang lebih menarik

- Memberikan motifasi kepada kelompok pasangan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran

- Guru lebih interaktif membimbing kelompok pasangan yang mengalami kesulitan

(29)

c. Pelaksanaan Tindakan

Pada Tahap pelaksanaan tindakan siklus II,dilaksanakan pada minggu I, II, III dan IV Maret 2011dengan materi masalah- masalah aktual yang terjadi disekitar kita langkah – langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah revisi dari hasil refleksi pada siklus I yaitu:

1). Melakukan proses belajar mengajar keterampilan berbicara melalui metode Cooperative Script dengan mengacu pada pendekatan Tematik yang telah dibuat.

2) Guru memberikan motivasi kepada kelompok

berpasangan agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran

3) Lebih intensif membimbing kelompok

berpasangan yang mengalami kesulitan

4) Memberikan pujian terhadap siswa

d. Obervasi Tindakan

Pada tahap observasi tindakan siklus II, dilakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

1) Pelaksanaan ulangan sebagai observasi dengan materi pokok bahasan yang telah diajarkan dalam pelaksanaan tindakan siklus II dengan alokasi waktu 2 X 35 Menit

(30)

e. Refleksi Tindakan

Hasil observasi dengan pemberian ulangan yang telah diperiksa dan dianalisis selanjutnya didiskusikan dengan guru lainnya sebagai kolaborator untuk memperoleh tanggapan dan masukan guna perbaikan serta penyempurnaan pada pelaksanaan tindakan siklus II.dan yang perlu diperhatikan pada siklus II terlihat siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran,terjadinya interaksi antar kelompok pasangan satu dengan kelompok pasangan lainnya, pendapat yang disampaikan lebih jelas dan terarah, tanggapan siswa dikelas cukup baik dan berjalan secara demokratis. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode Cooperative Script. Pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode Coperative Scripti dengan pendekatan tematik.

(31)

1. Deskrifsi Hasil Tes Siklus I

Hasil tes Nonkebahasaan berbicara pada siklus I

Jumlah Siswa Persentase Kategori

0 0 Baik Sekali

8 29,63 Baik

10 37,04 Sedang

9 33,33 Kurang

0 0 Kurang Sekali

27 100

Data diatas menunjukkan bahwa aspek nonkebahasaan masih tergolong kurang hingga sedang.Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara aspek nonkebahasaan perlu dilanjutkan pada siklus II.

2. Deskrifsi Hasil Tes Siklus II

Setelah kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode diskusi pada aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dilaksanakan, maka tes berbicara dilaksanakan kembali pada Siklus II

Hasil tes Nonkebahasaan berbicara pada siklus II

Jumlah Siswa Persentase Kategori

7 25,93 Baik Sekali

14 51,85 Baik

(32)

0 0 Kurang

0 0 Kurang Sekali

27 100

Data diatas menunjukkan bahwa aspek nonkebahasaan siswa dalam keterampilan berbicara tergolong sedang hingga baik sekali. Oleh karena itu, pembelajaran tidak perlu dilanjutkan pada siklus III.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas, maka secara deskriptif hasil penelitian tindakan ini mengungkapkan adanya perbedaan hasil belajar keterampilan berbicara aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa melalui metode Cooperative Script antara sebelum pelaksanaan tindakan maupun setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan kemampuan siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan setelah pelaksanaan tindakan siklus II.

Dari hasil pemberian tes awal ( diagnostik ) terlihat bahwa hasil belajar keterampilan berbicara aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa Melalui Metode Cooperative Script dikategorikan sangat kurang. Atas dasar tersebut, maka untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan berbicara melalui metode Cooperative Script maka dilakukan tindakan dengan penekanan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kooperatif.

(33)

nonkebahasaan siswa melalui Metode Diskusi mengalami kemajuan dari kategori kurang menjadi kategori sedang.

Hasil Observasi dan refleksi setelah pelaksanaan tindakan siklus II terlihat bahwa kategori hasil belajar keterampilan berbicara aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan siswa Kelas III SDN 47 Baru-Baru Toa Melalui Metode Cooperative Script Tetap mengalami Peningkatan. Dalam artian jika pada siklus I hasil belajar keterampilan berbicara dikategorikan kurang, maka pada siklus II hasil belajar keterampilan berbicara melalui metode Cooperative Script mengalami peningkatan maka, dikategorikan baik hingga baik sekali.

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara siswa kelas III melalui metode Cooperative Scritp setelah dilakukannya proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan Kooperatifl. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai siswa dari kategori kurang menjadi kategori sedang, baik, dan baik sekali.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

(34)

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative Script yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya secara optimal dapat meningkatkan proses belajar di kelas.

2) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik terbukti dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa , dimana siswa dapat lebih memahami materi yang mereka terima selain itu siswa dapat berbicara, mengemukakan pendapat, dan lebih berani berdiri dihadapan teman – temannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa saran yang dapat penulis kemukakan, diantaranya sebagai berikut :

1). Kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia pada khususnya yang mengajar di SDN 47 Baru-Baru Toa agar dalam proses belajar mengajar bahasa indonesia dapat menggunakan pendekatan Cooperatif Scrip karena sacara kualitatif dapat meningkatkan hasil belajar.

(35)

3). Kepada penelitian selanjutnya, Kiranya dapat mengadakan penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

(36)

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen pendidikan Nasional.

Hanafie, Sitti Hawang dan Aziz, Abdul. 2007. Metodologi penelitian Bahasa dan pengajarannya. Makassar : UNM.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Penerbit: Universitas Negeri Malang.

Tarigan, Hanry Guntur. 1990. Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa

Lampiran I

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK SISWA

No Nama Siswa 1 2 Aktivitas Siswa yang Diobservasi3 4 5 6 7 8 9 10 % Ket.

(37)

2 Anwar

1. Bergerak hilir mudik 6. Mencoba menarik perhatian 2. Berlari kembali ke kelas 7. Ke kamar kecil

3. Melamun 8. Bertengkar

4. Menangis 9. Asyik sendiri dengan pekerjaannya

5. Melakukan pekerjaan lain 10. Mengganggu siswa lain

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN UNTUK GURU

Tema Peristiwa

Kelas/Sekolah Tiga / SDN 47 Baru-Baru Toa Nama Pengajar Riskha Wahyuni, S. Pd.

(38)

Kegiatan Awal Appersepsi dan Motivasi

1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa?

2. Bagaimanakah respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal

3. Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang bahan ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan siswa?

5. Apakah guru terampil dalam memanfaatkan dan mampu

memanipulasi media pembelajaran? 6. Bagaimana interaksi siswa dengan

sumber belajar/media?

8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?

9. Bagaimana cara guru membeikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan berkegiatan?

10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir) ? Berapa banyak siswa yang aktif belajar ?

Ya, sudah sesuai dengan

11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan dengan mereviu, merangkum atau menyimpulkan?

12. Apakah guru member tugas di rumah untuk remedy atau penguatan?

Bersama siswa merangkumdan menyimpulkan materi Ya, memberikan PR Evaluasi 13. Bagaimanakah cara guru melakukan

(39)

Komentar Pengamat Keterlaksanaan scenario pembelajaran (berdasarkan RPP) :

Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan scenario yang ada di RPP

……… ……… ……… ……

Pelajaran berharga yang dapat dipetik pengamat :

Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dibuat

……… ………

Lain-lain :

……… ………

……… ………

Lampiran 3

(40)

- Pelafalan

5 = Pelafalan tidak dipengaruhi bahasa ibu 4 = Pelafalan sedikit dipengaruhi bahasa ibu

3 = Melafalkan dengan sulit dan sekali – kali timbul salah pengertian

2 = Ucapannya susah sekali dipahami, sehingga sering diminta untuk mengulanginya

1 = Terdapat banyak kesalahan, sehingga bicaranya benar- benar tidak dapat dipahami

- Ketepatan Pilihan Kata

5 = Suara sangat jelas dam pengungkapannya tepat 4 = Menggunakan kata yang tepat

3 = Menggunakan kata yang salah / tidak tepat, sehingga memerlukan penyusuaian

2 = Menggunakan kata dan sangat terbatas kata yang diucapkan, menyebabkan pembicaraannya sukar sekali untuk dibakukan

1 = Kata – kata yang diucapkan sangat terbatas, sehingga percakapan sulit dilakukan

Keefektifan kalimat

5 = Tidak membuat kesalahan kalimat atau susunan kata

(41)

3 = Sering membuat kesalahan kalimat / susunan kata, sehingga sewaktu – waktu mengaburkan arti

2 = Kesalahan kalimat / susunan kata menyebabkan pembicaraannya sukar dipahami, sehingga ia harus mengubah bentuk kalimat dan terbatas pada pola kalimat sederhana

1 = Banyak sekali kesalahan kalimat dan susunan kata, sehingga pembicaraannya benar – benar tidak dapat difahami

Aspek Nonkebahasaan

5 = Pembicaraannya lancar sekali

4 = Dua atau tiga kalidipengaruhi oleh kesulitan bahasa 3 = Banyak dipengaruhi oleh kesulitan – kesulitan bahasa

2 = Sering ragu – ragu dalam berbicara, sehingga sering terpaksa berdiam diri karena penguasaan bahasanya terbatas

1 = Pembicaraan terputus – terputus dan pendek – pendek, sehingga menyebabkan Percakapan benar – benar tidak dapat berlangsung

Lampiran 4

DAFTAR NAMA – NAMA KELOMPOK BERPASANGAN Kelompok Pasangan I Kelompok Pasangan II

(42)

2. Anwar 2. Herwin

Kelompok Pasangan III Kelompok Pasangan IV

1. Akbar 1. Fahmi

2. Muh. Jayadi 2. Fachrul

Kelompok Pasangan V Kelompok Pasangan VI

1. Heri 1. Zulhajji

2. Asrul 2.Sandi

Kelompok Pasangan VII Kelompok Pasangan VIII

1.Tiara 1. Anita

2. Salmiah 2. Yuliana

Kelompok Pasangan IX Kelompok Pasangan X

1. Nurul 1. Nurfadilla

2. Nurpaidah 2. Anugrahwati

Kelompok Pasangan XI Kelompok Pasangan XII

(43)

Pertemuan ke

6. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan

pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan bercerita

VI.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar

- menuliskan percakapan melalui telepon - memperagakan percakapan melalui telepon - membuat percakapan melalui telepon dengan

bahasa yang yang santun

- memperagakan percakapan melalui telepon Percakapan telepon

- Pemberian tugas, tanya jawab, dialog

- Membuat telepon mainan dari kaleng / gelas plastik dan benang.

- Membuat percakapan melalui telepon sesuai tema dengan teman sebangku

- Memperagakan percakapan melalui telepon dengan telepon-telepon yang telah dibuat di depan kelas

- Menanggapi isi percakapan teman

- Menyimpulkan secara singkat tentang bahasa yang digunakan dalam bertelepon

- Menyebutkan kembali tentang bahasa yang digunakan dalam bertelepon

- Mengubah teks percakapan telepon menjadi bentuk paragaph dengan kata-kata sendiri - Membacakannya di depan kelas

- Memberikan kritik atau saran tentang isi paragraph - Memajang teks percakapan telepon

(44)

Pertemuan 1 Tes Produk Pertemuan 2 Tes Sikap

: - Pengalaman guru

- Buatlah percakapan melalui telepon tenatng Peristiwa

- Lakukan percakapan melalui telepon tentang Peristiwa didepan kelas

Mengetahui Kepala Sekolah

……… NIP. ………

Guru Kelas

(45)

Contoh Instrumen

1. Tuliskan masalah- masalah yang terjadi disekitar kita.

2. Sampaikan secara lisan isi teks sesuai dengan aspek kebahasaan

Siswa yang menuliskan masalah yang terjadii dengan baik sekali

Siswa yang menuliskan masalah yang terjadi dengan baik Siswa yang menuliskan masalah yang terjadi dengan sedang Siswa yang menuliskan masalah yang terjadi dengan kurang Siswa yang menuliskan masalah yang terjadi dengan kurang sekali

Mampu menyampaikan dan memberikan tanggapan aspek

kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dengan baik sekali 5 Mampu menyampaikan dan memberikan tanggapan aspek

kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dengan baik 4 Mampu menyampaikan dan memberikan tanggapan aspek

kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dengan sedang

3

(46)

kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dengan kurang Mampu menyampaikan dan memberikan tanggapan aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan dengan kurang sekali

1

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut : Nilai akhir = Peolehan skor X 100

Skor Maximum

Format pengamatan

NO NAMA SISWA ASPEK JUMLAH KET

1 2 3

1 2 3

KETERANGAN RENTANG NILAI

(47)

2. Menghargai pendapat orang lain 3. terampil berkomunikasi

Referensi

Dokumen terkait

POKJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KONSTRUKSI DINAS PEKERJAAN UMUM KAB..

Dalam mendidik remaja, sangat diperlukan pembentukan karakter seperti mengembangkan sikap religius, berakhlak mulia, kreatif dan juga mandiri dalam diri remaja tersebut, karena

Skripsi yang berjudul “Budaya dan Etika Kerja Islami dalam Membangun Islamic Branding pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Sidoarjo” ini merupakan penelitian

Binder 722 merupakan crosslinking agent yang paling baik untuk mengikat pinang pada kain, hal ini dapat dilihat dari efektivitas dan durabilitasnya dalam

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa

Sebagai bahan pangan, Ikan merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang mempunyai kandungan protein yang tinggi dan sangat baik untuk gizi

Pendekatan ini menekankan pada stabilitas sosial, sehingga hubungan industrial dipandang sebagai satu set aturan yang menekankan pada aspek hubungan antara pengusaha dengan

1) Mengidentifikasi jenis udang karang yang ditangkap oleh nelayan dari