• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

MANGGA GEDONG GINCU KABUPATEN INDRAMAYU

UNTUK PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA BESAR

(Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang,

Kabupaten Indramayu)

DEWI ESTUNING PRATIWI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Dewi Estuning Pratiwi

(4)

ABSTRAK

DEWI ESTUNING PRATIWI. Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu). Dibimbing oleh BAYU KRISNAMURTHI.

Mangga Gedong Gincu merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis. CV Damardjati merupakan supplier mangga Gedong Gincu yang memiliki wilayah distrbusi terbatas pada supermarket di Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon sehingga belum dapat memanfaatkan peluang untuk memperoleh tingkat harga yang lebih tinggi di Pusat Perbelanjaan Kota Besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran pemasaran buah-buahan dan purchase order mangga Gedong Gincu di Pusat Perbelanjaan dan menganalisis strategi pemasaran mangga Gedong Gincu CV Damardjati untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar. Observasi dan wawancara dilakukan dengan direktur utama CV Damardjati serta supervisor Pusat Perbelanjaan dan Toko Buah. Strategi yang diperoleh dari analisis matriks SWOT yang dijabarkan dalam arsitektur strategi selama dua tahun antara lain penerapan strategi positioning produk melalui penambahan atribut brand, label dan packaging, memperluas wilayah distribusi ke Pusat Perbelanjaan Kota Besar dan revitalisasi promosi melalui promosi penjualan dan direct marketing. Oleh karena itu perusahaan perlu bekerjasama dengan berbagai pihak sehingga mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu dapat bersaing di Pusat Perbelanjaan Kota Besar.

Kata Kunci: Kabupaten Indramayu, Mangga Gedong Gincu, pusat perbelanjaan, strategi pemasaran.

ABSTRACT

DEWI ESTUNING PRATIWI. Marketing Strategy Analysis of Indramayu Regency’s Gedong Gincu Mangoes for Supermarkets in Big Cities (Case of CV Damardjati, Subdistrict Jatibarang, Indramayu Regency). Supervised by BAYU KRISNAMURTHI.

Gedong Gincu Mango is one of the special commodities in Indonesia with economic value. CV Damardjati is a supplier of Gedong Gincu Mango with supermarket distribution area limited in Indramayu Regency and Cirebon City, therefore they have not used the opportunity to get higher selling prices in the big city supermarket. This research was aimed to analyze fruit’s marketing mix and purchasing order of Gedong Gincu Mango in supermarkets and the marketing startegy of CV Damardjati’s Gedong Gincu Mango for the supermarket in big city. Observation and interview were conducted toward the director of CV Damardjati and the supervisors of supermarket and fruit shops. Strategies resulted by SWOT matrix analysis and explained in the two years strategy architecture are: applying the product positioning strategy on the Gedong Gincu Mango by adding brand, label and packaging attribute; enlarge its distribution area in the big city supermarket; and revitalitation promotion by selling promotion and direct marketing. Therefore, the company must built partnership to make Indramayu Regency’s Gedong Gincu Mango competitive in Big City Supermarket.

(5)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

MANGGA GEDONG GINCU KABUPATEN INDRAMAYU

UNTUK PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA BESAR

(Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang,

Kabupaten Indramayu)

DEWI ESTUNING PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu)

Nama : Dewi Estuning Pratiwi NIM : H34090008

Disetujui oleh

Dr Ir Bayu Krisnamurthi, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini adalah Analisis Strategi Pemasaran Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar (Kasus CV Damardjati, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Bayu Krisnamurthi, MS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih kepada Ibu Dr Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS selaku dosen penguji utama dan kepada Ibu Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan skripsi penulis. Tidak lupa juga kepada Bapak Nurpan SE, MSi selaku Direktur Utama di CV Damardjati yang telah membantu memberikan informasi terkait dengan penelitian penulis serta kepada Bapak Subandrio, SP selaku Kepala Bagian Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu yang telah merekomendasikan wilayah penilitian kepada penulis.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada alm.ayah, ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga atas doa, kasih sayang dan dukungannya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih atas semangat dan dukungannya dari rekan-rekan Agribisnis 46 dan sahabat terdekat.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan 8 Manfaat Penulisan 8 Ruang Lingkup Penelitian 8 TINJAUAN PUSTAKA... 9

Kajian Mengenai Mangga Gedong Gincu 9 Kajian Mengenai Teknologi Budidaya Mangga 10 Kajian Mengenai Strategi Pemasaran Buah dan Bauran Pemasaran Buah 12 Kajian Mengenai Preferensi Konsumen dan Keputusan Pembelian terhadap Buah Lokal dan Buah Impor 13 Keterkaitan Kajian Empiris dengan Penelitian 14 KERANGKA PEMIKIRAN ... 15

Kerangka Pemikiran Teoritis 15 Konsep Pemasaran 15 Konsep Nilai dan Kepuasan 16 Konsep Strategi Pemasaran 17 Proses Manajemen Strategis 17 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 18 Analisis Lingkungan Internal Perusahaaan 18 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan 24 Bauran Pemasaran dan Proses Purchase Order (PO) pada Pasar Modern 26 Arsitektur Strategi 29 Kerangka Pemikiran Operasional 29 METODE PENELITIAN ... 32

Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Jenis dan Sumber Data 32 Metode Pengumpulan Data 32 Metode Pengolahan dan Analisis Data 34 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan 34 Formulasi Strategi 35 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 36

Kondisi Umum Kecamatan Jatibarang 36

Gambaran Umum CV Damardjati 37

Lokasi CV Damardjati 37

Sumberdaya Manusia (SDM) dan Struktur Organisasi Perusahaan 38 Tata tertib, Sistem Gaji , Upah dan Pemberian Motivasi 40

Fasilitas CV Damardjati 41

(10)

Kegiatan Produksi dan Pasca Panen CV Damardjati 41

Kegiatan Pemasaran CV Damardjati 43

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46 Bauran Pemasaran Buah-buahan dan Purchase Order Mangga Gedong

Gincu di Pusat Perbelanjaan 46

Bauran Pemasaran Buah Apel dan Kiwi di Pusat Perbelanjaan Kota

Besar 46

Purchase Order dan Bauran Pemasaran Mangga Gedong Gincu di

Pusat Perbelanjaan 50

Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal CV Damardjati 55

Analisis Lingkungan Internal CV Damardjati 55

Analisis Lingkungan Eksternal CV Damardjati 61 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman 69

Formulasi Strategi 72

Analisis Matriks SWOT 72

Arsitektur Strategi CV Damardjati 76

SIMPULAN DAN SARAN ... 93

Simpulan 93

Saran 94

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Produksi buah-buahan nasional pada tahun 2012 1 2. Tabel 2 Produksi mangga di Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun

2012 2

3. Tabel 3 Musim panen negara produsen mangga 5

4. Tabel 4 Komposisi beberapa jenis buah mangga per 100 gr 10 5. Tabel 5 Karakteristik pasar modern di Indonesia 27 6. Tabel 6 Perpaduan antara 4P, 4C, dan bauran pemasaran ritel 28

7. Tabel 7 Kelompok usaha mitra CV Damardjati 38

8. Tabel 8 Kriteria petani anggota CV Damardjati yang memperoleh

pinjaman 40

9. Tabel 9 Kriteria sortasi dan grading mangga Gedong Gincu CV

Damardjati 42

10. Tabel 10 Jumlah produksi mangga Gedong Gincu CV Damardjati

tahun 2012 43

11. Tabel 11 Harga mangga Gedong Gincu CV Damardjati 44 12. Tabel 12 Perbandingan bauran pemasaran buah apel, kiwi dan mangga

Gedong Gincu di Pusat Perbelanjaan Kota Besar 53 13. Tabel 13 Tabel perbandingan mangga Gedong Gincu Kabupaten

Indramayu dengan pesaing 56

14. Tabel 14 Harga Mangga Gedong Gincu di tingkat petani mitra CV

Damardjati 58

15. Tabel 15 Bauran harga Mangga Gedong Gincu grade I di Yogya

Toserba Wilayah III Cirebon dan Pusat Perbelanjaan Kota Besar 59 16. Tabel 16 Bauran harga mangga Gedong Gincu grade I di beberapa

Pusat Perbelanjaan Bogor dan Jakarta 59

17. Tabel 17 Pelaku usaha sejenis mangga Gedong di Indramayu dan

Cirebon 65

18. Tabel 18 Bulan musim panen raya mangga di beberapa Kabupaten

Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur 68 19. Tabel 19 Faktor strategis internal (Kekuatan dan Kelemahan) CV

Damardjati 69

20. Tabel 20 Faktor strategi eksternal (Peluang dan Ancaman) CV

Damardjati 71

21. Tabel 21 Sasaran secara umum pasokan mangga Gedong Gincu grade

I kepada supermarket di Wilayah Jabodetabek 77

22. Tabel 22 Rekomendasi Program Kerja Pemasaran CV Damardjati 81 23. Tabel 23 Plot-Plot Program Pemasaran CV Damardjati Periode

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Perkembangan produksi mangga (Ton) di Kabupaten

Indramayu tahun 2007-2011(♦) 3

2. Gambar 2 Perkiraan permintaan buah-buahan Indonesia pada tahun

2000-2015 (♦) 4

3. Gambar 3 Pergesaran kurva demand sebelum dan sesudah penerapan

strategi pemasaran 7

4. Gambar 4 Model sederhana proses pemasaran 15

5. Gambar 5 Struktur rantai pasokan 16

6. Gambar 6 Empat P bauran pemasaran 21

7. Gambar 7 Alur kerangka pemikiran strategi pemasaran mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk Pusat Perbelanjaan di

Kota Besar. 31

8. Gambar 8 Matriks SWOT 35

9. Gambar 9 Struktur Organisasi CV Damardjati 39

10. Gambar 10 Saluran distribusi mangga Gedong Gincu CV Damardjati 45 11. Gambar 11 Bauran pemasaran produk apel di Pusat Perbelanjaan Kota

Besar 47

12. Gambar 12 Bauran pemasaran lokasi penyimpanan dan peletakkan

buah apel di Pusat Perbelanjaan Kota Besar 47

13. Gambar 13 Bauran pemasaran produk kiwi di Pusat Perbelanjaan Kota

Besar 48

14. Gambar 14 Bauran pemasaran lokasi penyimpanan dan peletakkan

buah kiwi di Pusat Perbelanjaan Kota Besar 49

15. Gambar 15 Proses Purchase Order (PO) mangga Gedong Gincu di

supermarket dan toko buah modern. 51

16. Gambar 16 Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu tampak dari

luar dan dalam 57

17. Gambar 17 Perkembangan IHK di 66 Kota (Juli 2012-Juli 2013) 61

18. Gambar 18 Matriks SWOT CV Damardjati 75

19. Gambar 19 Arsitektur Strategi Pemasaran CV Damardjati 2013-2015 87

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Tabel perbandingan atribut pemasaran apel dan kiwi di

Supermarket, Hypermarket dan Toko Buah modern 98

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan penghasilan pertanian di Indonesia. Sub sektor hortikultura diantaranya adalah komoditas buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Beberapa komoditas utama hortikultura yang mempunyai potensi pasar dalam negeri dan ekspor yang baik antara lain manggis, mangga, bawang merah, cabai merah, anggrek (Kementan 2012). Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu komoditi buah-buahan unggulan yang memiliki nilai ekonomis dan strategis (Deptan 2013). Pada tahun 2012 buah mangga menempati urutan kedua buah-buahan yang berkontribusi pada produksi buah-buahan nasional. Produksi beberapa buah-buahan nasional pada tahun 2012 dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Produksi buah-buahan nasional pada tahun 2012a

No Buah Produksi (Ton)

1. Pisang 6 189 052

2. Mangga 2 376 339

3. Nanas 1 781 899

4. Jeruk 1 611 784

5. Salak 1 035 407

6. Pepaya 906 312

7. Durian 888 130

8. Rambutan 757 343

9. Nangka 663 936

10. Alpukat 294 200

a

Sumber: BPS (2013).

Mangga termasuk komoditas buah yang mampu berperan sebagai sumber vitamin dan mineral, meningkatkan pendapatan petani serta mendukung perkembangan industri dan ekspor. Permintaan ekspor terhadap mangga cukup tinggi. Pada tahun 2011, volume ekspor mangga Indonesia mencapai 1 486 ton atau setara dengan 2 025 US$, sedangkan volume impor mencapai 989 ton atau setara dengan 808 ribu US$. Sehingga volume ekspor mangga Indonesia pada tahun 2011 masih lebih tinggi dibandingkan volume impor yaitu 497 ton atau setara dengan 1 217 US$ (Pusdatin 2012).

(14)

Amerika Serikat dan beberapa negara di Benua Eropa (Kementan 2010). Perkembangan jumlah produksi mangga di Indonesia dapat di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Produksi mangga di Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2012a

No Tahun Produksi (Ton)

1. 2008 2 105 085

2. 2009 2 243 440

3. 2010 1 287 287

4. 2011 2 131 139

5. 2012 2 376 339

a

Sumber: BPS (2013).

Pada tahun 2012 sentra produksi mangga nasional terletak di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketiga sebagai sentra produksi mangga nasional dengan kontribusi sebesar 14.5 persen. Wilayah sentra produksi mangga di Jawa Barat terletak di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Subang. Pada tahun 2012 produksi mangga di Provinsi Jawa Barat mencapai 344 205 ton. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan sebesar 3.6 persen atau setara dengan 12 983 ton dibandingkan produksi mangga di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 yaitu sebesar 357 188 ton (BPS 2013).

Mangga varietas Gedong Gincu dan mangga varietas Arumanis merupakan mangga jenis unggulan daerah yang mempunyai nilai kompetitif. Kedua varietas mangga tersebut sangat diminati di pasar domestik maupun internasional. Pasar lokal seperti supermarket membutuhkan pasokan 20 ton per bulan per supermarket sedangkan untuk pasar ekspor bisa mencapai 2-3 ton perhari. Tingginya permintaan pasar belum dipenuhi karena permintaan yang ada masih berbanding terbalik dengan ketersediaan mangga nasional (Flona 2012).

Buah-buahan yang telah mampu menembus pusat perbelanjaan di kota besar karena memiliki keunggulan dalam positioning antara lain yaitu kiwi dan apel. Hal tersebut terlihat dari hasil survey pra penelitian yang telah dilakukan di 14 pusat perbelanjaan dan 2 toko buah modern di wilayah Bogor dan Jakarta. Hasil survey menunjukkan bahwa buah-buahan lokal dan impor yang mampu menembus supermarket maupun toko buah modern telah memenuhi standar tertentu, menampilkan brand melalui labeling dan penambahan kemasan yang unik dan atraktif. Buah apel Malang cherry yang memposisikan diri sebagai apel yang memiliki kesegaran tinggi dikarenakan tekstur yang keras sedangkan apel Manalagi Cherry memposisikan diri sebagai apel yang cocok untuk salad. Apel Washington sangat menarik dengan warna buah merah maron dan hijau muda mampu menunjukkan nilai lebih dalam segi tampilan dibandingkan buah lokal. Selain itu buah kiwi sangat menarik dalam pengemasan, promosi dan memposisikan diri sebagai buah yang kaya akan vitamin C melebihi jeruk dan diletakkan sebagai kategori buah exotic fruit atau exotic import.

(15)

17 780.32

160 559.24

12 385.8634 903.0415 627.98 0,00

50000,00 100000,00 150000,00 200000,00

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

P

rod

u

k

si

(

T

on

)

Tahun

eksotik karena warna merah semburat dekat pangkal tangkai, rasanya manis keasaman serat daging buahnya halus berserat dan beraroma harum (Kementan 2010). Keunggulan tersebut menjadikan Mangga Gedong Gincu memiliki harga jual yang cukup tinggi. Pada tingkat konsumen domestik saat panen kecil harga jualnya mencapai Rp25 000.00-Rp60 000.00 per kg.

Mangga merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Indramayu sehingga Kabupaten Indramayu dikenal sebagai Kota Mangga karena memproduksi berbagai varietas mangga. Terdapat sekitar 13 varietas mangga yang dihasilkan Kabupaten Indramayu, salah satunya Mangga Gedong Gincu dan Cengkir yang paling digemari dan banyak dicari konsumen baik buah maupun bibit (Diperta 2010). Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang sesuai untuk budidaya mangga karena wilayahnya berupa dataran landai dan jumlah hari hujan rata-rata 75 hari sehingga menunjang hasil produksi buah mangga menjadi lebih baik (Dhiany 2008).

Gambar 1 Perkembangan produksi mangga (Ton) di Kabupaten Indramayu tahun 2007-2011(♦)

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu (2013).

Berdasarkan informasi pada (Gambar 1), perkembangan produksi mangga di Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi produksi yang cukup signifikan. Pada tahun 2011 produksi mangga di Indramayu mencapai 15 627.98 ton. Jumlah tersebut menunjukkan adanya penurunan produksi mangga di Kabupaten Indramayu sebesar 55.2 persen atau setara dengan 19 275.06 ton dibandingkan dengan produksi pada tahun 2010 yaitu sebesar 34 903.04 ton. Meskipun mengalami penurunan produksi pada Tahun 2011, produksi mangga di Kabupaten Indramayu telah menyumbang sebanyak 5.4 persen dari total produksi mangga yang mampu diproduksi di Provinsi Jawa Barat.

(16)

7 829.8810 373.90

13 900.80

19 999.96

0,00 5000,00 10000,00 15000,00 20000,00 25000,00

1995 2000 2005 2010 2015 2020

P

rod

u

k

si

(Rib

u

T

on

)

Tahun

Gambar 2 Perkiraan permintaan buah-buahan Indonesia pada tahun 2000-2015 (♦)

Sumber: Pusat Kajian Buah Tropika (1998) dalam Puspitasari (2011).

Berbagai kegiatan pengembangan komoditas mangga di Kabupaten Indramayu sudah dilakukan secara individu, kemitraan dengan pemerintah maupun lembaga penelitian dan pengembangan dari luar negeri. Kegiatan pengembangan komoditas mangga yang sedang dan telah dilakukan di Kabupaten Indramayu diantaranya proyek Pengembangan Komoditas Agribisnis Hortikultura (P2AH) oleh pemerintah pada tahun 2000, hibah berupa 7000 bibit mangga dan lahan untuk tanaman mangga seluas 48 ha pada tahun 2013, program rehabilitasi dengan teknik penyambungan serta program penanganan hama lalat buah skala luas oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) pada tahun 2010 sampai tahun 2014 mendatang. Kegiatan pengembangan tersebut bertujuan untuk peningkatan produktivitas mangga lokal, peningkatan mutu dan memajukan program komoditas unggulan daerah melalui sistem agribisnis.

Perumusan Masalah

Pengembangan buah-buahan khususnya buah-buahan tropis di Indonesia memiliki prospek yang bagus. Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat dengan mengkonsumsi buah-buahan juga merupakan peluang bagi lembaga pemasaran buah-buah-buahan khususnya mangga. Persentase pengeluaran per kapita terhadap buah-buahan pada tahun 2012 sebesar 2.36 persen (BPS 2013). Pengeluaran per kapita terhadap buah-buhaan menempati urutan ke enam setelah padi-padian, tembakau dan sirih, ikan, sayur-sayuran serta telur dan susu.

(17)

Tabel 3 Musim panen negara produsen manggaa

Negara Bulan Panen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Indonesia V V V V V

Thailand V V V V V V

Filipina V V V V V V

India V V V

Australia V V V V

Meksiko V V V V V V V

a

Sumber: Dihorti (2009).

Permasalahan yang menjadi kendala agribisnis mangga di Jawa Timur dan Jawa Barat adalah mutu buah yang rendah (Dihorti 2009). Mutu buah rendah ini menyebabkan kendala dalam meningkatkan ekspor mangga maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar modern dan rendahnya harga yang diterima petani pada saat panen raya. Beberapa permasalahan yang menyebabkan mutu buah mangga rendah adalah sebagai berikut:

1. Skala usaha tani yang masih kecil.

Berdasarkan data karakteristik petani mangga di Provinsi Jawa Barat (Supriatna 2007), sebanyak 76 persen petani sampel memiliki lahan kebun mangga sekitar 0.10 – 1.07 ha dan status penguasan kebun tersebut lebih banyak dimiliki oleh sendiri dan campuran (milik sendiri, sewa dan kontrak). 2. Serangan OPT berupa lalat buah dan anthraknose

3. Terbatasnya penanganan pascapanen 4. Pemasaran sistem ijon

5. Lemahnya permodalan dan kelembagaan petani

Pada Tahun 2012 telah diberlakukannya kebijakan pembatasan impor terhadap dua puluh komoditas hortikultura di Indonesia. Kebijakan impor produk hortikultura ini diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60 Tahun 2012 tentang Ketentuan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Adapun kedua puluh komoditas hortikultura tersebut adalah sepuluh jenis buah, seperti mangga, jeruk, dan pepaya; tujuh jenis sayuran, seperti kubis, kentang, bawang merah, dan bawang putih; serta tiga tanaman hias, seperti anggrek dan krisan.

Kebijakan pembatasan impor komoditas hortikultura juga diberlakukan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 dan 16 Tahun 2012. Kebijakan tersebut diterapkan dengan pembatasan pintu masuk impor hortikultura yakni hanya empat pintu. Pembatasan pintu masuk hortikultura ditujukan untuk memperketat pemeriksaan oleh Badan Karantina Pertanian untuk menghindari masuknya buah-buahan dan sayuran yang mengandung bahan bahan berbahaya bagi kesehatan. Pada gilirannya pembatasan itu akan meredam lonjakan impor hortikultura (Kemenperin 2013).

(18)

dilakukan oleh pemerintah akan mengakibatkan semakin banyaknya produk impor masuk ke Indonesia. Peningkatan daya saing produk lokal sangat diperlukan untuk menekan laju impor sebagai non tarif barier

Buah-buahan impor masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia (Sukmaningtyas 2012). Diberlakukannya kebijakan pembatasan impor mangga menjadi peluang bagi pelaku usaha mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu untuk dapat memenuhi permintaan dalam negeri. Salah satu target pasar buah-buahan impor adalah pusat perbelanjaan. Dengan adanya kebijakan tersebut pasokan buah impor menjadi berkurang sehingga Pusat Perbelanjaan harus menambah pasokan buah lokal untuk mengisi kekosongan stok dari buah-buahan impor. Dalam meraih peluang tersebut pelaku usaha Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu harus dapat meningkatkan daya saing dalam segi

positioning dan strategi bauran pemasaran yang sepadan dengan buah-buahan yang mampu memasuki dan bersaing di pasar modern. Mutu buah menjadi perhatian penting pihak pusat perbelanjaan sehingga menjadi tantangan bagi pelaku usaha mangga Gedong Gincu untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan pemasarannya. Perbaikan ini bertujuan agar lembaga pemasaran mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu dapat melakukan ekspansi pasar ke pusat perbelanjaan di kota besar dan dapat bersaing pada pasar bebas ASEAN.

Terdapat sebelas kecamatan yang berpotensi sebagai wilayah pengembangan mangga Gedong Gincu di Kabupaten Indramayu diantaranya adalah Kecamatan Haurgeulis, Gabuswetan, Cikedung, Bangodua, Jatibarang, Kertasemaya, Karangampel, Juntinyuat, Sliyeg, Indramayu dan Widasari (Diperta Kabupaten Indramayu 2010). Kecamatan Jatibarang sering dijadikan sebagai kecamatan percontohan melalui program-program yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Indramayu terkait dengan peningkatan produktivitas, peningkatan mutu dan pengembangan budidaya mangga Gedong Gincu. Sejak tahun 2010, Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) telah melakukan program penanganan hama lalat buah pada pertanian mangga di Indonesia. Program tersebut hanya ditujukan kepada Kecamatan Sliyeg dan Kecamatan Jatibarang di Kabupaten Indramayu. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Jatibarang sangat potensial dalam mengembangkan komoditas mangga khususnya varietas mangga Gedong Gincu.

Kecamatan Jatibarang merupakan kecamatan pusat perdagangan mangga Gedong Gincu dan salah satu kecamatan sentra budidaya mangga Gedong Gincu di Kabupaten Indramayu. Di Kecamatan Jatibarang terdapat CV Damardjati yang merupakan supplier mangga Gedong Gincu kepada supermarket yaitu Yogya Toserba di Kabupaten Indramayu dan Cirebon melalui sistem jual putus. CV Damardjati memiliki 54 petani mitra yang memiliki pohon mangga sebanyak 3000 pohon dengan produktivitas ± 130 kg per pohon per tahun. Produksi mangga Gedong Gincu petani mitra CV Damardjati yang melimpah tersebut baru dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada Yogya Toserba Wilayah III Cirebon dan belum dapat memanfaatkan peluang untuk memperoleh tingkat harga yang lebih tinggi dengan mendistribusikan mangga Gedong Gincu ke Pusat Perbelanjaan di Kota Besar. Hal tersebut menunjukkan permasalahan perusahaan dari terbatasnya wilayah distribusi.

(19)

Usaha Bersama (KUBE) Patramanta yang merupakan petani mitra mangga Gedong Gincu untuk CV Damardjati di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu diketahui bahwa dari segi produk, mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu memiliki daya tarik yang lebih tinggi. Mangga Gedong Gincu yang berasal dari Kabupaten Indramayu memiliki karakteristik daging yang manis, kulitnya berwarna merah jingga dan wangi. Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu juga sering dijadikan sebagai souvenir. Selain itu daya tahan buah mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu relatif lebih lama yaitu 10 hari dibandingkan mangga Gedong Gincu dari Kabupaten Majalengka yang hanya dapat bertahan 5 hari. Meskipun memiliki kualitas yang kurang jika dibandingkan Mangga Gedong Gincu Kabupaten Indramayu, mangga Gedong Gincu Majalengka sudah dapat menembus Pusat Perbelanjaan di Kota Besar dengan menunjukkan atribut branding dan labeling.

CV Damardjati memiliki peluang untuk memperoleh tingkat harga yang lebih baik dengan memperluas wilayah cakupan distribusi. Hal tersebut menjadi peluang seiring meningkatnya permintaan buah-buahan di masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh CV Damardjati, maka penting dilakukan penyusunan strategi pemasaran yang mendukung perusahaan untuk dapat memperluas pasar dan bersaing di Pusat Perbelanjaan Kota Besar. Strategi pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat menggeser demand mangga Gedong Gincu ke arah kanan atas, sehingga meskipun harga mangga Gedong Gincu meningkat setelah penerapan strategi namun kuantitas yang dibutuhkan konsumen pun akan meningkat. Pergeseran kurva demand mangga Gedong Gincu sebelum dan penerapan dan sesudah penerapan strategi dapat dilihat pada Gambar 3.

P P

P2

P1 P1

D2

D1 D1

Q1 Q Q1 Q2 Q

(A) (B)

Keterangan : (A) Kurva permintaan sebelum penerapan strategi pemasaran (B) Kurva permintaan sesudah penerapan strategi pemasaran

(20)

Adapun perumusan masalah yang dapat dianalisis dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bauran pemasaran buah-buahan dan purchase order mangga Gedong Gincu di pusat perbelanjaan?

2. Bagaimana strategi pemasaran mangga Gedong Gincu CV Damardjati untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar?

Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis bauran pemasaran buah-buahan dan proses purchase order

mangga Gedong Gincu di pusat perbelanjaan.

2. Menganalisis strategi pemasaran mangga Gedong Gincu CV Damardjati untuk Pusat Perbelanjaan di Kota Besar.

Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi beberapa elemen, yaitu antara lain :

1. Menjadi bahan pertimbangan atau masukan bagi kegiatan pemasaran di CV Damardjati dalam melakukan pemasaran mangga Gedong Gincu di pusat perbelanjaan Kota Besar.

2. Menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan terkait pemasaran mangga Gedong Gincu.

3. Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian yang akan datang dapat menyempurnakan dan bisa menganalisis lebih dalam lagi khususnya penelitian pada pemasaran mangga Gedong Gincu.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis bauran pemasaran kiwi, apel dan mangga Gedong Gincu segar serta proses purchase order mangga Gedong Gincu segar di pusat perbelanjaan seperti supermarket, hypermarket maupun toko buah modern. Buah kiwi dan apel dipilih sebagai pembanding dengan buah mangga Gedong Gincu karena memiliki ukuran yang relatif sama. Selain itu setelah dilakukan survey terhadap buah-buahan di 16 Pusat Perbelanjaan Kota Besar menunjukkan bahwa buah kiwi dan apel kuat dalam

positioning yang ditunjukkan dengan penambahan atribut produk seperti

branding, labeling, dan packaging. Kartajaya (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu menghasilkan value yang kompetitif dapat memenangkan kompetisi dan salah satu taktik yang dapat digunakan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dan mendukung kegiatan pemasaran lainnya adalah dengan creative marketing mix. Oleh karena itu penelitian memilih buah apel dan kiwi dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan dapat memodifikasi komoditas yang dipasarkan dengan menerapkan strategi produk yang sudah diterapkan oleh buah apel dan kiwi.

(21)

agar dapat memperbaiki bauran pemasaran untuk memperluas segmen pasar ke pusat perbelanjaan di Kota Besar. Alternatif strategi pemasaran berdasarkan matriks SWOT dan akan dikembangkan ke dalam program-program pemasaran pada arsitektur strategik. Penelitian ini terbatas hanya merancang strategi pemasaran yang tepat pada pemasaran komoditas mangga Gedong Gincu CV Damardjati agar mampu bersaing di pusat perbelanjaan (supermarket, hypermarket dan toko buah modern) Kota Besar seperti wilayah Jabodetabek .

Pelaku usaha mangga Gedong Gincu yang dijadikan responden berasal dari Kecamatan Jatibarang. Hal ini dikarenakan Kecamatan Jatibarang merupakan salah satu kecamatan sentra mangga Gedong Gincu dan merupakan pusat perdagangan mangga Gedong Gincu di Kabupaten Indramayu serta telah mendapatkan berbagai program pengembangan agribisnis mangga oleh pemerintah.

Dalam merumuskan alternatif strategi diperlukan analisis lingkungan perusahaan berupa analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengidentifikasi penerapan STP pada bauran pemasaran. Analisis STP ditinjau berdasarkan aspek segmentasi pasar (market segmentation), penetapan target pasar (market targeting), pemosisian produk (positioning) sedangkan elemen–elemen strategi bauran pemasaran 4P yang akan disusun terdiri dari produk (product), harga (price), tempat atau distribusi (place), dan promosi (promotion). Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi lingkungan jauh dan lingkungan industri. Alternatif strategi tersebut diformulasikan dengan menggunakan matriks SWOT. Strategi yang diperoleh dijabarkan menjadi program-program yang diplotkan dalam rentang waktu dua tahun dalam arsitektur strategi.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Mengenai Mangga Gedong Gincu

Tanaman mangga tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 500 m di atas permukaan laut dan kemiringan tanahnya tidak lebih dari 15 derajat. Tipe iklim yang sesuai adalah iklim kering dengan bulan kering 4-8 bulan, curah hujan 1 000-2 000 mm per tahun dan tingkat penyinaran 50-80 persen. Budidaya mangga dilakukan di tanah lempeng berpasir karena tanaman ini tahan terhadap kekeringan. Tanah yang cocok dengan tanaman mangga yaitu jenis tanah Alluvial, Clay Grumosol dan Podsolik. Keasaman (pH) tanah yang ideal adalah 5.5-6 dan suhu udara yang optimum berkisar 25-27oC. Bunga akan muncul 1.5-2 bulan sesudah kemarau dan buah matang 3-4 bulan kemudian. Hasil produksi akan lebih baik apabila musim kemaraunya lebih kering (Deptan 2013). Keadaan geografis wilayah Kabupaten Indramayu termasuk dengan kondisi yang cocok untuk penanaman mangga karena kondisi geografis kemiringan tanah, jenis tanah, curah hujan dan temperatur iklim sudah sesuai dengan karakteristik dan syarat tumbuh buah mangga (Dhiany 2008).

(22)

Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Sehingga komoditi unggulan buah tropis mangga masih berada pada ketiga kabupaten tersebut. Populasi varietas mangga di Kabupaten Indramayu berkisar 80 persen Dermayu, 15 persen Gedong Gincu dan 5 persen varietas lain (Arumanis, Bapang dan sebagainya). Dua varietas mangga andalan, yakni Dermayu dan Gedong Gincu sebagai buah segar mempunyai potensi pasar yang baik. Berdasarkan karakteristik buah Mangga Gedong Gincu :

Bentuk : Pangkal bulat

Rasa : Manis segar

Warna Kulit : Mempunyai pangkal merah keunguan, ujung hijau tua Warna Daging : Oranye Kemerahan

Ukuran : 10 x 8 cm

Aroma : Harum menyengat

Buah mangga merupakan buah-buahan tropis yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk dikonsumsi. Hal ini ditunjukkan oleh komposisi beberapa jenis buah mangga pada Tabel 4. Berdasarkan (Tabel 4), buah Mangga Gedong Gincu memiliki keunggulan kandungan vitamin A yang tinggi yaitu sebesar 2528 RE. Kandungan ini enam kali lebih besar dari rata-rata kandungan vitamin A pada mangga jenis lain. Panen Mangga Gedong Gincu terjadi dua kali dalam setahun, yaitu bulan Mei-Juli (panen kecil) dan September-Desember (panen raya).

Tabel 4 Komposisi beberapa jenis buah mangga per 100 gra

No Kandungan Satuan Jenis Mangga

Arumanis Indramayu Gedong Golek

1. Energi Kal 46 72 44 63

2. Protein G 0.4 0.8 0.7 0.5

3. Lemak G 0.2 0.2 0.2 0.2

4. Karbohidrat G 11.9 18.7 11.2 16.7

5. Kalsium G 15.0 13.0 13.0 14.0

6. Fosfor Mg 9.0 10.0 10.0 10.0

7. Besi Mg 0.2 1.9 0.2 0.7

8. Vitamin A RE 185 447 2528 57

9. Vitamin C Mg 6.0 16.0 9.0 30.0

10 Vitamin B1 Mg 0.08 0.06 0.08 0.08

11 Air G 86.6 80.2 87.4 82.2

12 Bdd % 65 65 65 65

a

Sumber: Depkes (2007) dalam Dhiany (2008).

Kajian Mengenai Teknologi Budidaya Mangga

Produksi dan mutu buah mangga dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi budidaya mangga secara optimal. Teknologi budidaya tersebut antara lain (Kementan 2010):

(23)

2) Pengolahan tanah menurut kontur tanah 3) Pembuatan guludan pada lahan yang miring 4) Saluran air untuk penyiraman

b. Teknologi perbenihan

Benih yang digunakan harus bersertifikat dan bebas dari hama penyakit. 1) Cara pembuatan benih

Benih dihasilkan oleh penangkar benih binaan Dinas Pertanian. Benih harus dirawat di persemaian dan benih dapat dihasilkan dengan cara okulasi (budding) dan sambung (grafting).

2) Cara pemilihan benih yang baik

Benih yang digunakan merupakan benih bermutu dan berlabel (biru-merah muda) dan varietas yang sudah dilepas Menteri Pertanian. Benih yang sudah berlabel bebas dari serangan hama penyakit. Benih juga harus berasal dari penangkar benih yang terdaftar dan berlabel, berasal dari pohon induk yang diterminasi dan mempunyai batang bawah yang kuat dan tahan terhadap penyakit.

c. Teknologi pemupukan

Rekomendasi pemupukan pada tanaman mengacu pada keterbatasan air. Pupuk organik dan non-organik diberikan secara bersama-sama. Untuk pupuk mikro sebaiknya diberikan dalam bentuk disemprotkan ke daun pada saat buah berumur satu bulan. Penetapan dosis pupuk mengacu pada umur tanaman, hasil analisis tanah dan analisis daun.

d. Teknologi pemangkasan

Pemangkasan bentuk pada tanaman mangga terdiri dari pemangkasan tanamn belum menghasilkan TBM I, TBM II dan TBM III mengikuti pola 1-3-9 dan seterusnya. Pemangkasan pemeliharaan hanya cabang yang tidak diinginkan (tunas air, cabang bersudut kecil/cabang balik, cabang/ranting mati yang terserang OPT, cabang yang mengarah ke bawah, cabang

overlapping/tumpang tindih) dipangkas sampai ± 1 cm dari pangkal batang. Pemangkasan dilakukan setelah panen dengan memotong cabang/ranting untuk merangsang tumbuhnya tunas yang akan membentuk bunga.

e. Teknologi penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara pengamatan besarnya populasi rumput/gulma di sekitar tanaman. Gulma yang tumbuh di bawah tajuk tanaman dibersihkan dengan cara dicabut, sedangkan gulma yang tumbuh di sekitar batang tanaman dibersihkan dengan cara dicabut, disabit dan dicangkul. Gulma yang telah dibersihkan kemudian dibumbun di sekitar tanaman. Gulma dibiarkan tumbuh di luar kanopi untuk mengurangi penguapan terutama pada musim kemarau.

f. Teknologi pengairan

(24)

air yang diberikan sebanyak 60 liter per pohon dengan frekuensi pemberian air seminggu sekali, menjelang buah tua (masak) pemberian air dihentikan. g. Teknologi penjarangan buah

Penjarang buah dilakukan pada saat buah sebesar bola pingpong. Pilih buah yang akan dibuang (ukuran kecil, tidak sehat, abnormal) dalam satu malai. Buah yang dipelihara adalah buah yang memiliki bentuk yang baik dan bebas dari hama penyakit serta menyisakan 2-3 buah. Buah yang tidak baik kemudian dipotong dengan menggunakan gunting pangkas.

h. Teknologi pembungkusan buah

Buah dibungkus setelah penjarangan buah dilakukan. Pembungkusan dilakukan dengan menggunakan kain pembungkus berwarna untuk membedakan umur buah sehingga memudahkan saat panen. Waktu petik ditentukan seta warna kain diberi tanda warna tertentu. Kantong pembungkus yang telah diamati kemudian diamati dengan pewarna kantong/pembungkus untuk diketahui waktu panennya. Kain pembungkus yang tidak digunakan kemudian dibersihkan dan disimpang dengan baik.

i. Teknologi pengendalian hama dan penyakit

Pelaksanaan kultur teknis dilakukan secara baik. Pengendalian hayati/biologis (pengendalian hama dan penyakit menggunakan musuh alami). Sanitasi buah yang terserang dengan cara dibenamkan ke dalam ± 10 cm dan membuat perangkap untuk lalat buah. Dianjurkan untuk menanam tanaman inang seperti cabe, pisang, ubi kayu, pepayam jambu air dan belimbing di areal mangga. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir bila melewati ambang batas ekonomi, maka pestisida digunakan secara berkala.

j. Teknologi panen

Buah yang dipanen memiliki umur 90-100 hari setelah pembuahan. Penampilan fisik buah ditandai dengan kulit telah mengeluarkan bedak, lekukan ujung buah rata, lenti sel melebar dan bekas cabang tangkai mulai mengering. Pengetukan buah dilakukan dengan cara mengetuk buah, apabila bunyinya nyaring maka buah tersebut masih muda sedangkan apabila bunyinya tidak nyaring berarti buahnya sudah masak. Penenggelaman buah ke dalam air juga dapat dilakukan untuk menunjukkan buah masak, apabila tenggelam maka buah sudah masak dan siap dikonsumsi. Waktu panen yang tepat yaitu sekitar pukul 09.00 pagi ke atas. Cara panen mangga yaitu buah dipanen berdasarkan indeks kematangan dan diupayakan sisa tangkai buah mangga memiliki panjang minimal ± 1 cm

(25)

yang ada. Prioritas kedua adalah strategi promosi. Promosi dilakukan karena sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Prioritas ketiga yaitu strategi produk yaitu dengan memproduksi produk yang berkualitas baik dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Prioritas terakhir adalah strategi distribusi karena dapat memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memperoleh produk serta ketersediaan produk secara kontinu dan merata.

Penelitian Yunita (2011) dilakukan dengan menganalisis strategi pemasaran melon varietas Musk dan Gold PT Rejo Sari Bumi Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Permasalahan pada penelitian Yunita (2011) yaitu kelebihan produksi melon akibat tidak terjual habis. Penjualan yang menurun diakibatkan kondisi melon yang cacat dan tidak sesuai standar yang diinginkan pembeli. Alternatif strategi pemasaran yang dirumuskan melalui alat analisis QSPM menghasilkan analisis yang berfokus pada produk. Strategi produk tersebut diantaranya adalah memperbesar ukuran buah pada melon Musk dan Gold, menganekaragamkan bentuk buah melon, menambah tingkat kemanisan buah melon dan meningkatkan produksi.

Marunduri (2012) meneliti mengenai bauran pemasaran buah impor segar dan buah lokal di Giant Botani Square. Berdasarkan hasil penelitian bauran produknya dilakukan dengan meningkatkan kualitas fisik buah impor, meningkatkan kontinuitas dan ketersediaan buah impor untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Bauran harga dilakukan dengan penetapan tingkat harga buah segar yang tidak terlalu tinggi sehingga konsumen lain tertarik untuk membeli buah segar di Giant Botani Square. Bauran promosi yang telah dilakukan telah dapat menarik minat konsumen sehingga perlu peningkatan kualitas buah impor dan buah lokal. Bauran tempat dilakukan dengan meningkatkan penataan buah impor dan buah lokal yang disusun lebih menarik ditengah-tengah produk fresh dengan menggunakan meja buah dilengkapi dengan papan nama buah, menampilkan manfaat masing-masing buah, mencatumkan harga, dan menjaga kebersihan di lokasi produk buah-buahan sehingga konsumen merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam membeli buah.

Kajian Mengenai Preferensi Konsumen dan Keputusan Pembelian terhadap Buah Lokal dan Buah Impor

Saat ini buah-buahan impor semakin diminati konsumen. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil penelitian Sukmaningtyas (2012) yang menyatakan bahwa masih banyak ibu rumah tangga yang memilih dan kepercayaan yang tinggi terhadap produk impor khususnya buah-buahan. Pada preferensi, hampir tiga perempat ibu rumah tangga menyukai buah apel dan kelengkeng impor, sedangkan pada buah jeruk, konsumen ibu rumah tangga lebih menyukai buah jeruk lokal dibandingkan dengan jeruk impor. Preferensi buah mangga juga dijelaskan pada Martias (1997) dalam Sukmaningtyas (2012) yang menyebutkan bahwa preferensi konsumen pada buah mangga adalah ukuran buah dan kebersihan kulit buah.

(26)

harga yang lebih kompetitif dan strategi produk dengan memilih durian dari distributor dengan aroma yang baik dan disukai oleh konsumen.

Berdasarkan penelitian Sadeli dan Utami (2012) yang berjudul motivasi, pengetahuan dan sikap konsumen terhadap atribut-atribut komoditas apel lokal dan apel impor (studi kasus konsumen buah apel lokal dan impor di Wilayah Kota Bandung) menyatakan bahwa motivasi utama konsumen membeli buah apel lokal maupun impor adalah kebutuhan gizi dan kesegaran buah. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen untuk membeli buah apel lokal dan impor adalah (1) faktor kebutuhan gizi, (2) faktor kesegaran buah, (3) sikap konsumen yang paling tinggi dalam keputusan pembelian buah apel impor adalah warna buah apel impor yang menarik, sedangkan untuk buah apel lokal adalah faktor kesegarannya yang dianggap baik. Pada hasil penelitian Sadeli dan Utami (2012) juga menghimbau kepada produsen buah agar menonjolkan atribut kandungan gizi yang terdapat dalam buah melalui pelabelan agar dapat meningkatkan minat konsumen. Selain itu untuk menunjang kesegaran buah apel maka disimpan di lemari pendingin.

Dalam memutuskan melakukan pembelian buah-buahan khususnya buah impor, konsumen memiliki alasan tertentu yang dijabarkan pada tahap-tahap keputusan pembelian. Berdasarkan penelitian Marunduri (2012) tahapan-tahapan proses keputusan pembelian buah impor segar dapat diketahui bahwa tahap pengenalan kebutuhan pembelian, manfaat yang dicari adalah sebagai sumber kesehatan. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama berasal dari toko. Pada tahap evaluasi alternatif, dasar pertimbangan utama dalam membeli buah impor segar adalah atribut fisik buah. Pada tahap keputusan pembelian, cara pembelian buah impor segar adalah tergantung situasi dan alternatif. Marunduri (2012) juga menyimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap buah-buahan impor terdiri tiga faktor, antara lain a) keragaman buah, warna buah, ketersediaan buah, dan bentuk buah b) kesegaran buah dan kebersihan buah dan c) promosi buah dan harga buah.

Keterkaitan Kajian Empiris dengan Penelitian

Kajian mengenai strategi pemasaran buah dan bauran pemasaran digunakan untuk mengetahui strategi pemasaran apa saja yang digunakan pemasar buah agar dapat bersaing pada segmen pasar yang dilayaninya. Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa pemasar perlu menerapkan strategi bauran pemasaran seperti product, price, promotion dan place (4P) dalam Pratama (2008) dan Yunita (2011). Selain itu perantara pemasaran seperti pusat perbelanjaan juga melakukan bauran 4P untuk menarik minat konsumen akhir dalam membeli buah baik buah lokal maupun buah impor (Marunduri 2012).

(27)

sebaiknya diperbaiki oleh pelaku pemasaran buah-buahan lokal dengan melakukan strategi produk melalui penambahan atribut seperti pelabelan yang menginformasikan kualitas atau keunggulan buah tersebut (Sadeli dan Utami 2012). Perantara pemasaran seperti pusat perbelanjaan juga menjadikan preferensi konsumen sebagai satu aspek penting untuk menarik minat konsumen akhir (Marunduri 2012).

Melalui kajian empiris tersebut dapat menggambarkan bahwa pemasar memerlukan strategi pemasaran agar dapat bersaing dalam segmen pasar yang ingin dilayaninya. Pemasar buah lokal seperti mangga Gedong Gincu perlu strategi bauran pemasaran yang tepat dan strategi bauran produk yang disesuaikan dengan persepsi konsumen terhadap buah-buahan saat ini. Penelitian ini membahas strategi pemasaran mangga Gedong Gincu Kabupaten untuk pusat perbelanjaan di Kota Besar dan belum ada pada penelitian-penelitian terdahulu.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Pemasaran

Definisi pemasaran menurut David (2009), pemasaran diartikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa. Diacu dalam Kotler dan Keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008) yaitu proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Dalam menciptakan nilai bagi pelanggan, organisasi atau perusahaan melakukan beberapa langkah proses pemasaran. Proses pemasaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

III.

Gambar 4 Model sederhana proses pemasaran

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008).

Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan

Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh

pelanggan

Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai

yang unggul

Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan

pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan

(28)

Suppli-er

Manufak-tur

Distribu-tion on

center

Whole-saler

Retail -er

End Consu

mer

Lingkungan pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas. Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi, distribusi dan promosi penawaran. Pada lingkungan tugas pelaku yang terlibat seperti perusahaan, pemasok, distributor, dealer dan pelanggan sasaran. Lingkungan luas terdiri atas enam komponen yaitu lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan teknologi, lingkungan politik-hukum dan lingkungan sosial budaya. Pemasar harus dapat melakukan penyesuaian strategi pada perkembangan yang terjadi di lingkungan luas.

Menurut Anatan dan Ellitan (2008) manajemen rantai pasokan merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengurangan biaya operasi dan perbaikan pelayanan konsumen dan kepuasan konsumen. Prinsip manajemen rantai pasokan pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aliran material/produk, baik yang ada dalam suatu organisasi maupun antar organisasi yang dapat dilihat pada Gambar 5. Sebuah rantai pasokan sederhana memiliki komponen-komponen yang disebut

channel yang terdiri atas supplier, manufaktur, distribution center, wholesaler dan

retailer yang semuanya bekerja memenuhi konsumen akhir. Sebuah rantai pasokan bisa saja melibatkan sejumlah industri manufaktur dalam suatu rantai hulu ke hilir. Sebuah rantai pasokan tidak selamanya merupakan rantai lurus.

Gambar 5 Struktur rantai pasokan

Sumber : Anatan dan Ellitan (2008)

Konsep Nilai dan Kepuasan

Pembeli akan memilih penawaran yang memberikan nilai dan kepuasan baginya sehingga penawaran akan berhasil jika mampu memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan. Berdasarkan Kotler dan Keller (2009), nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan biaya yang dipersepsikan pelanggan. Nilai adalah kombinasi antara kualitas, pelayanan, dan harga yang disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan”. Menurut Laksana (2008), nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa.

(29)

Kepuasan menurut Kotler dan Keller (2009) mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, maka pelanggan tersebut tidak puas. Sehingga manajemen harus memiliki persepsi yang sama dengan pelanggan agar diperoleh hasil yang melebihi atau paling tidak sama dengan ekspektasi pelanggan.

Konsep Strategi Pemasaran

Robson (1997) diacu dalam Yoshida (2006) menyebutkan bahwa strategi merupakan pola keputusan alokasi sumberdaya yang dibuat di dalam organisasi. Pola keputusan ini menyatakan tentang tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada kepercayaan tentang hal-hal yang dapat diterima dan yang harus dihindari untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan menurut Yoshida (2006) strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi di masa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan. Lebih jauh lagi Grant (1995) diacu dalam Yoshida (2006) menyatakan bahwa strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi (perusahaan), yaitu:

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi.

c. Strategi sebagai konsep.

Dalam menjalankan suatu bisnis, strategi dapat dilakukan pada fungsi bisnis tertentu dalam pemasaran yaitu strategi pemasaran. Tull dan Kahle (1990) dalam Tjiptono (2008) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Tjiptono (2008) menyimpulkan bahwa strategi pemasaran pada dasarnya memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran.

Proses Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan dimana pengambil keputusan maupun penyusun strategi menentukan sasaran dan menyusun strategi untuk mencapai sasaran tersebut. Menurut David (2009) proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu: a. Formulasi Strategi

Hal-hal yang termasuk ke dalam formulasi strategi adalah mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

b. Implementasi Strategi

(30)

dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Dalam evaluasi strategi terdapat tiga aktivitas dasar, yaitu meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa mendatang yang diinginkan untuk diwujudkan oleh seluruh personel perusahaan. Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan disebut dengan visi (Umar 2008 dalam Maulida 2010). Pernyataan visi harus dapat menjawab pertanyaan mendasar “Apa yang ingin kita capai?” dan dibuat secara singkat dan jelas, sedangkan pernyataan misi harus dapat menjawab pertanyaan “Apa bisnis kita?” dan mendeklarasikan tentang alasan keberadaan sebuah organisasi.

Pernyataan misi yang jelas sangat penting untuk merumuskan tujuan dan memformulasikan strategi yang efektif. Selain itu, pernyataan misi pun dapat menggambarkan nilai dan prioritas dari suatu organisasi (David 2009). Menurut Umar (2008) dalam Maulida (2010), misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai visi, sehingga menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh anggota perusahaan. Pernyataan misi suatu organisasi dapat pula diartikan sebagai pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya, sedangkan penjabaran lebih rinci dari suatu misi dikenal sebagai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun menengah. Penetapan tujuan harus bersifat menantang, terukur, konsisten, logis, dan jelas. Tujuan memberikan dasar untuk desain pekerjaan dan mengorganisasikan kegiatan yang akan dijalankan dalam sebuah organisasi (David 2009).

Analisis Lingkungan Internal Perusahaaan

Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal perusahaan memiliki pengertian sebagai suatu kondisi yang terdapat di dalam suatu perusahaan. Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk mengembangkan daftar kekuatan yang dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan perusahaan. Analsis lingkungan perusahaan khususnya pada kegiatan pemasaran dianalisis melalui implikasi analisis STP terhadap bauran pemasaran 4P.

Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

(31)

(customer driven). Starategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan tersebut dianalisis melalui beberapa tahap yaitu:

a. Segmentasi Pasar (Market Segmentation)

Kotler dan Keller (2009) menyebutkan bahwa segmen pasar terdiri dari sekelompok pelanggan yang memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa. Kasali (2007) mendefinisikan segmentasi sebagai suatu strategi untuk memahami struktur pasar yang terdiri dari dua macam yaitu segmentasi

apriori dan segmentasi post-hoc. Segmentasi apriori yaitu segmentasi yang dilakukan sebelum suatu produk/jasa/ide/kampanye diluncurkan kepada pasar sedangkan segmentasi post-hoc adalah segmentasi yang dilakukan setelah produk/jasa/ide/kampanye dijalankan.

Tugas pemasar adalah mengidentifikasi segmen dan memutuskan segmen mana yang akan dibidik. Dalam melakukan segmentasi pasar, perusahaan dapat mendefinisikan karakter segmen. Karakteristik deskriptif sering digunakan pemasar untuk menentukan segmen, diantaranya melalui segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi geodemografi, segmentasi psikografis, dan segmentasi perilaku. Selain itu pelaku bisnis juga dapat menentukan segmen berdasarkan preferensi (Kotler dan Keller, 2009), antara lain :

1) Preferensi homogen, yaitu semua konsumen memiliki preferensi yang hampir sama atau pasar tidak menunjukkan segmen yang alami.

2) Preferensi terdifusi, yaitu konsumen dengan preferensi yang bervariasi. 3) Preferensi kelompok, yaitu segmen yang muncul dari kelompok dengan

preferensi yang sama.

Berbeda dengan metode segmentasi oleh Kartajaya (2006) yang dibentuk berdasarkan tingkat daya tarik (attractiveness) dan tingkat keeratan hubungan (strength of relationship). Metode ini disebut dengan metode CLV (Customer Lifetime Value) yang terdiri dari :

1) Star customer, yaitu merupakan pasar sasaran utama atau konsumen yang biasanya telah mengenal perusahaan, selalu menggunakan produknya dan ingin menjalin hubungan lebih lama lagi (loyalist).

2) Profit making customer, yaitu pelanggan yang telah mengenal perusahaan, selalu menggunakan produknya dan ingin menjalin hubungan jangka panjang namun ingin meminta harga yang lebih murah. 3) Profit talking customer, yaitu target pelanggan yang sebaiknya dihindari

perusahaan karena paling tidak menguntungkan karena cenderung memilki tuntutan yang banyak.

4) Question mark customer, yaitu pelanggan yang hubungan dengan produk maupun perusahaan masih rendah.

b. Penentuan Target Pasar (Market Targeting)

(32)

potensial setelah melakukan segmentasi pasar secara kreatif (Kartajaya 2006). Beberapa kriteria yang diacu dalam Kartajaya (2006) dalam mengevaluasi evaluasi segmen-segmen pasar antara lain :

1) Perusahaan harus yakin bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan merupakan pasar bagus yang menguntungkan agar return perusahaan berkembang.

2) Perusahaan perlu mengamati potensi pertumbuhan pasar dan memilih potensi pertumbuhan pasar yang cukup tinggi.

3) Strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan sehingga jika perusahaan mampu menghasilkan value yang kompetitif maka akan dapat memenangkan kompetisi.

4) Segmen pasar yang ditargetkan harus disesuaikan dengan persaingan dengan mempertimbangkan persaingan dalam bisnis, jumlah pemain, pemasok dan entry barriers.

Jika perusahaan sudah mengevaluasi berbagai segmen maka perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pasar sasaran menurut Kotler dan Keller (2009), yaitu:

1) Konsetrasi segmen-tunggal, yaitu ketika perusahaan memilih satu segmen tunggal karena perusahaan memiliki pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan kehadirannya di pasar tersebut sehingga perusahaan dapat menikmati keekonomisan operasi dan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya.

2) Spesialisasi selektif, yaitu ketika perusahaan memilih sejumlah segmen (multisegmen) secara objektif, menarik dan tepat.

3) Spesialisasi produk, yaitu ketika perusahaan membuat produk tertentu yang kemudian dijual ke beberapa segmen pasar sehingga memberikan reputasi yang kuat dalam wilayah produk tersebut.

4) Spesialisasi pasar, yaitu ketika perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari satu kelompok pelanggan tertentu sehingga perusahaan mendapatkan reputasi yang kuat dalam melayani kelompok pelanggan inti.

5) Cakupan pasar penuh, yaitu ketika perusahaan melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang dibutuhkan pelanggan.

c. Pemosisian Produk (Positioning)

Setelah perusahaan menemukan berbagai kebutuhan dan kelompok di pasar dan membidik segmen yang akan dipenuhi oleh perushaan maka tahap selanjutnya adalah melakukan pemosisian produk. Positioning merupakan

being strategy dan menjadi penentu eksistensi merek, produk, dan perusahaan di benak pelanggan sehingga menjadi reason for being bagi konsumen (Kartajaya 2006). Porter dalam Kartajaya (2006) juga menyebutkan bahwa

positioning adalah strategi atau upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan valuable bagi pelanggan sedangkan positioning menurut Kasali (2007) merupakan suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen.

(33)

penawaran dan citra perusahaan. Positioning harus dibangun secara tepat dan dapat dilakukan dengan cara (Kartajaya 2006) :

1) Positioning yang diterapkan harus dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi reason to buy bagi pelanggan sehingga value

yang diberikan menjadi aset bagi pelanggan.

2) Positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

3) Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dari para pesaing.

4) Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis seperti perubahan persaingan, perilaku pelanggan dan perubahan sosial-budaya.

Strategi Bauran Pemasaran

Setelah memutuskan strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan, perusahaan dapat merencanakan strategi bauran pemasaran yang terintegrasi. Bauran pemasaran atau marketing mix menurut Kartajaya (2006) adalah taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk atau jasa. Dengan bauran pemasaran, perusahaan tidak hanya membuat penawaran yang menarik akan tetapi harus mampu memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikan barang atau jasa. Penerapan marketing mix

menurut Kartajaya (2006) terdiri dari tiga macam antara lain :

1) Destructive marketing mix, yaitu bauran pemasaran yang tidak membangun value juga tidak meningkatkan perusahaan sama sekali.

2) Me-too marketing mix, yaitu bauran pemasaran yang cenderung meniru taktik yang sudah digunakan oleh pesaing.

3) Creative marketing mix, yaitu bauran pemasaran yang mendukung strategi pemasaran lainnya dan menguatkan nilai perusahaan.

Gambar 6 Empat P bauran pemasaran

Sumber: Kotler dan Keller (2009).

(34)

Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu penawaran (offering) berupa product

dan price serta akses (access) yang berupa place dan promotion. Empat bauran dapat dilihat pada (Gambar 6). Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke dalam program terkordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan dengan memberikan nilai kepada konsumen.

a. Product (Produk)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Produk merupakan semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya berupa barang objek fisik, akan tetapi definisi produk lebih luas mencakup jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide (Kotler dan Keller 2009). Atribut produk terdiri dari kualitas produk, desain, bentuk, merek, layanan dan kemasan. Strategi bauran produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori menurut Tjiptono (2008) antara lain:

1) Strategi positioning produk

Strategi positioning produk dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan, harga dan kualitas, aspek penggunaan atau aplikasi, kepribadian pemakai produk, kelas dalam produk tetentu, pesaing dan berdasarkan manfaat. 2) Strategi repositioning produk

Strategi repositioning produk dilaksanakan dengan meninjau kembali posisi produk dan bauran pemasaran saat ini serta mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk tersebut.

3) Strategi overlap produk

Strategi overlap produk adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merk tertentu milik perusahaan sendiri

4) Strategi lingkup produk

Strategi lingkup produk berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan.

5) Strategi desain produk

Strategi desain produk berkaitan dengan tingkat standardisasi produk yang terdiri dari produk standar, customized product dan produk standar dengan modifikasi.

6) Strategi eliminasi produk

Strategi eliminasi produk dilakukan dengan jalan mengurangi komposisi portfolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan, baik dengan cara memangkas jumlah produk dalam satu rangkaian atau jalan melepaskan suatu divisi atau bisnis.

7) Strategi produk baru

Gambar

Tabel 1 Produksi buah-buahan nasional pada tahun 2012
Gambar 1 Perkembangan produksi mangga (Ton) di Kabupaten
Gambar 1 Perkembangan produksi mangga (Ton) di Kabupaten Indramayu tahun
Tabel 3 Musim panen negara produsen manggaa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari perhitungan anava satu jalan didapatkan nilai

sholihin, (manager Pabrik Rokok Hendra Jaya Langgardalem Kudus), Wawancara Pribadi , tanggal 30 Agustus 2016, di Kantor Pabrik Hendra Jaya Kudus.. untuk memperoleh jumlah yang

Kadar air optimum menurun sedangkan berat isi kering meningkat seiring dengan bertambahnya bahan campuran yang disebabkan karena bahan campuran mengis i ruang pori

Hasil dari pengolahan data arus bulan Agustus 2011 hasil pengamatan BMKG diperoleh kecepatan arus berkisar antara 5-25 cm/detik dengan dominansi arah arus bergerak ke arah barat

Sebagaimana kriteria kecerdasan numerik yaitu menitikberatkan pada ketajaman pola-pola numerik serta hubungannya, kemampuan berfikir dengan logis, perhitungan

Salah satu strategi untuk meningkatkan minat pembelian ulang di Giant Sun City Sidoarjo adalah melalui penerapan kualitas layanan dan pemberian kepuasan yang baik kepada

Dari hasil uji analisis secara statistika dengan metode independent simple T-test didapatkan hasil bahwa mutu fisik tablet parasetamol antara metode gelatinasi dan

Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Program Studi Ilmu S1 Keperawatan Universitas muhammadiyah