• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PUPUK ORGANIK DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RAHAYU ARIZONA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RAHAYU ARIZONA. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Dibimbing oleh SARWITITI SARWOPRASODJO.

Komunikasi pemasaran sangat penting untuk memperkenalkan keberadaan suatu produk pupuk organik Greenadia kepada konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik konsumen, keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran, dan efektivitas komunikasi pemasaran, menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan efektivitas komunikasi pemasaran pupuk organik Greenadia, dan menganalisis hubungan antara keterdedahan komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran pupuk organik Greenadia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif yang didukung kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu karakteristik konsumen seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan berhubungan dengan aspek afektif yang terdapat pada efektivitas komunikasi pemasaran. Sementara itu, keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran seperti frekuensi penyampaian pesan berhubungan dengan aspek kognitif dan konasi, dan ragam pesan AIDA berhubungan dengan aspek afeksi.

Kata kunci: karakteristik konsumen, efektivitas, komunikasi pemasaran

ABSTRACT

RAHAYU ARIZONA. The Effectiveness of Marketing Communications of Organic Fertilizer and Influential Factors. Supervised by SARWITITI SARWOPRASODJO.

Marketing communications is very important to introduce the presence of an organic fertilizer product Greenadia to consumers. The purpose of this study was describe the characteristics of consumers, exposure to implementate of marketing communications and marketing communications effectiveness, the analyzing of the relationship between consumer characteristics with the effectiveness of marketing communications Greenadia organic fertilizer, and the analyze of the relationship between the effectiveness of marketing communications with the exposure to implementate of marketing communications Greenadia organic fertilizer. The method was used in this research is a quantitative survey supported by qualitative approaches. The results were obtained by the consumer characteristics such as age, gender, income level associated with affective aspects contained in the marketing communication effectiveness. Meanwhile, the exposure to implementation of marketing communications such as frequency of delivery of messages related to cognitive aspects and conation, and a variety of AIDA messages related to affective aspects.

(5)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PUPUK ORGANIK DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

RAHAYU ARIZONA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Nama : Rahayu Arizona

NIM : I34090058

Disetujui oleh

Dr Ir Sarwititi Sarwoprasodjo, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan, tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 sampai Juni 2013 ini adalah Komunikasi Bisnis, dengan judul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-Faktor yang Mempegaruhi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sarwititi Sarwoprasodjo Agung MS selaku dosen pembimbing studi pustaka dan dan skripsi saya, Ibu Ir. Melani Abdul Kadir Sunito MSi selaku pembimbing akademik saya, Ibu Dr. Ir Anna Fatchiya selaku dosen penguji utama, dan Bapak Ir. Murdianto MS selaku dosen penguji akademik. Di samping itu, ucapan terima kasih pada Bapak Ir. Usnadi selaku produsen pupuk organik Greenadia yang berada di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian pada produk pupuk organik Greenadia, khususnya pada komunikasi pemasaran produk pupuk organik.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayahanda Syamsudin, Ibunda Nunik Suryani atas segala doa dan kasih sayangnya, dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Gusti Pramono selaku kakak kandung peneliti, Khairul Uman selaku adik kandung peneliti, dan Uche Luckyta Sari selaku sepupu peneliti yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Ungkapan terimakasih yang terakhir juga disampaikan kepada Putri Lestari, Ryan, Dony, Wisulastri, dan Yasin yang selalu membuat peneliti tenang disaat peneliti sedang mengalami kejenuhan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada penyelenggara beasiswa BBM yang telah memberikan beasiswa dari semester enam sampai lulus menjadi sarjana dan teman-teman Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) angkatan 46 khususnya ela, zela, fina, mba se, ayu anjartika, femy, nina, sita, ajeng, yosa, ikbal, tenyom dan temen sepembimbing saya Riezka Riswar dan Finka Dwi Utami yang selalu memberikan semangat pada penulis; teman-teman SKPM 46 yang selalu berbagai ide dan motivasi; dan teman-teman kosan Sangga Buana khususnya Deka Nurfarida dan Novia Indah Lestari yang selalu berusaha membuat penulis tertawa.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Perumusan Masalah 4 

Tujuan Penelitian 4 

Kegunaan Penelitian 5 

PENDEKATAN TEORITIS 7 

Tinjauan Pustaka 7 

(11)

3 KARAKTERISTIK KONSUMEN, KETERDEDAHAN TERHADAP KOMUNIKASI PEMASARAN, DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN 41 

Karakteristik Konsumen 41  Deskripsi Keterdedahan terhadap Komunikasi Pemasaran 44  Deskripsi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Kognitif, Afektif, dan Konasi 46  HUBUNGAN KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN 49 

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 49  Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 50  Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 51  Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 53  Hubungan antara Pekerjaan Tambahan dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 54  HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN TERHADAP KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN 55 

Hubungan antara Frekuensi Penyampaian Pesan dengan Efektivitas Komunikasi

Pemasaran 56  Hubungan antara Sumber Informasi dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 57  Hubungan antara Ragam Pesan AIDA dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran 58  SIMPULAN DAN SARAN 61  Simpulan 61  Saran 62  DAFTAR PUSTAKA 63 

LAMPIRAN 67

(12)

1

DAFTAR TABEL

1 Model hirarki tanggapan 11 

2 Teknik bauran promosi 12 

3 Efektivitas alat promosi suatu produk 17 

4 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia 19  5 Jumlah dan persentase penduduk Desa Cibatok Satu berdasarkan

jenis kelamin 29  6 Jumlah penduduk Desa Cibatok Satu berdasarkan agama yang dianut 30  7 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk Desa

Cibatok Satu 30  8 Jumlah dan persentase komoditas pertanian Desa Cibatok Satu tahun

2013 31  9 Jumlah dan persentase karakteristik konsumen menurut usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pekerjaan tambahan tahun 2013 41  10 Deskripsi karakteristik pertanian menurut lama bertani, dan lama

penggunaan pupuk organik Greenadia tahun 2013 43  11 Jumlah dan persentase keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran

tahun 2013 44  12 Jumlah dan persentase efektivitas komunikasi pemasaran tahun 2013 46  13 Nilai korelasi karakteristik konsumen dengan efektivitas komunikasi

pemasaran tahun 2013 49  14 Nilai korelasi antara keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran

dengan evektivitas komunikasi pemasaran tahun 2013 55 

DAFTAR GAMBAR

1 Konsep pemasaran 7 

2 Tahap pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi 9 

3 Model komunikasi pemasaran 10 

4 Proses pengambilan keputusan pembelian 19 

5 Kerangka pemikiran penelitian dari efektivitas komunikasi pemasaran 21  6 Struktur organisasi unit usaha pupuk organik Greenadia 36 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi penelitian 66 

2 Kerangka Sampling 67 

3 Foto produk pupuk organik yang dihasilkan 68  4 Cara pembuatan pupuk organik dalam skala kecil 69 

5 Pengolahan Data 72 

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi penting bagi keberhasilan pertanian. Keberadaan pupuk secara tepat baik jumlah, jenis, mutu, harga, tempat, dan waktu akan menentukan kuantitas serta kualitas produk pertanian yang dihasilkan. Pupuk juga dapat menyumbangkan 20 persen keberhasilan peningkatan produksi sektor pertanian, di antaranya produk pertanian beras yang mencapai swasembada di tahun 1984 (Setneg 2009)1. Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak terlepas dari kontribusi dan peranan sarana produksi. Keberhasilan produksi juga dapat mendukung pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan dan hortikultura, pemerintah menyediakan dana untuk subsidi pupuk tunggal (Urea, SP-36, ZA, dan KCl). Namun dengan memburuknya situasi perekonomian di Indonesia, pemerintah akhirnya menerapkan kebijakan penghapusan subsidi pupuk secara bertahap. Akibat yang langsung dihadapi konsumen adalah melonjaknya harga pupuk secara tidak terkendali dan terjadinya kelangkaan pupuk pada awal musim tanam (Suriadikarta et al. 2004) 2.

Pupuk merupakan komoditas yang langka pada saat dibutuhkan, terutama pupuk bersubsidi. Sistem distribusi yang belum baik dan harga dunia yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pasar domestik, mengakibatkan banyak terjadinya praktek penyelundupan pupuk bersubsidi ke luar negeri. Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan kemampuan permodalan konsumen untuk membeli sarana produksi, terutama benih atau bibit unggul, pupuk kimia serta pestisida. Harga pupuk dan pestisida kimia yang cenderung terus meningkat juga semakin membebani biaya produksi. Penerapan pestisida kimia secara terus menerus mengakibatkan organisme pengganggu tanaman menjadi semakin kebal dan membutuhkan dosis pestisida yang semakin tinggi, predator atau musuh alami hama-penyakit juga ikut musnah akibat pengunaan pestisida yang kurang selektif. Untuk itu, konsumen memerlukan pengetahuan untuk menerapkan teknologi pertanian organik yang ramah lingkungan dengan sedapat mungkin memproduksi sendiri pupuk organik yang dihasilkan dari limbah pertanian serta penerapan sistem pengendalian hama terpadu (Kementan 2009) 3.

Pupuk organik sudah lama dikenal para konsumen di Indonesia, mereka mulai mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau yang turut melanda pertanian di Indonesia. Setelah Revolusi Hijau, banyak konsumen yang menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya relatif murah karena di subsidi, dan mudah diperoleh. Saat ini konsumen sudah sangat bergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.

1

Diunduh pada 2012 oktober 8, pukul 09.00. tersedia pada: http://www.setneg.go.id/index.php? Option =com_content&task=view&id=3369& Itemid=29

2

Diunduh pada 2013 Juni 17, pukul 21.00. Tersedia pada: http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ dokumentasi/juknis/juknis_ujimtu pupuk anorganik. pdf

3

(15)

2

Tumbuhnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan, sebagian kecil konsumen beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian jenis ini mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya (Litbang 2006) 4. Pertanian konvensional yang telah dipraktikkan di Indonesia sejak Revolusi Hijau telah banyak mempengaruhi keberadaan berbagai mikroba yang berguna dalam tanah. Mikroba-mikroba ini mempunyai peranan penting dalam membantu tersedianya berbagai hara yang berguna bagi tanaman. Menurut Marsono dan Sigit (2001) pupuk adalah bahan organik maupun anorganik yang ditambahkan ke dalam tanah atau jaringan tanaman untuk meningkatkan kadar unsur hara yang dapat diserap tanaman sehingga pertumbuhan produksi dan kualitas tanaman menjadi lebih baik.

Data produksi pupuk organik di Indonesia sulit diperoleh, karena banyak produsen pupuk organik di Indonesia yang digolongkan sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM). Banyaknya merek-merek pupuk organik yang beredar (baik yang terdaftar maupun yang tidak) digunakan sebagai indikasi maka potensi memproduksi pupuk organik cukup besar. Biasanya, pupuk yang dipasarkan dalam jumlah besar diproduksi di luar daerah produksi (ex situ), kemudian diangkut ke daerah yang membutuhkan (Simanungkalit 2006)5. Selain itu, pupuk organik banyak diproduksi di dalam daerahnya sendiri (in situ) untuk digunakan sendiri, dan jumlah penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati masih sangat terbatas (Litbang 2006).

Pupuk organik yang berada di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor merupakan pupuk organik yang masih diproduksi dalam lingkup usaha kecil menengah. Pupuk organik yang berada di Desa Cibatok tersebut memiliki nama Greenadia. Pupuk organik yang dihasilkan oleh unit usaha tersebut juga memiliki manfaat yang baik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Pupuk organik memiliki manfaat yaitu ramah lingkungan dibandingkan pupuk anorganik, karena konsumen pengguna pupuk organik mendapatkan hasil pertanian yang baik dalam hal kualitas, sehingga pertanian mereka terhindar dari banyak jenis penyakit akibat kontaminasi bahan kimia, seperti pestisida. Pupuk organik Greenadia tersebut masih diproduksi di dalam daerahnya sendiri (in situ). Untuk itu diperlukan suatu komunikasi pemasaran yang tepat agar produk pupuk organik tersebut dapat dikenal masyarakat secara luas.

Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran, termasuk penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran yaitu merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp 2003). Tujuan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh produsen produk pupuk organik Greenadia adalah mampu menarik konsumen untuk membeli, mempertahakan konsumen yang telah ada, serta untuk terus menggunakan produk pupuk organik tersebut.

4

Diunduh pada 2013 Juni 17, pukul 21.00. Tersedia pada: http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ dokumentasi/juknis/pupuk%20organik. pdf

5

(16)

3 Komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif, jika tujuan dari strategi komunikasi pemasaran tercapai. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat dilihat dari perubahan sifat konsumen yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek konatif (tindakan). Sumarwan (2004) mengatakan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk atau jasa tersebut, serta informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pada dasarnya kegiatan komunikasi pemasaran mempunyai hubungan antara produsen dan konsumen, sehingga perlu upaya pemasaran yang kuat dari produsen untuk meyakinkan konsumen mengenai produk yang dipasarkannya. Hal ini diperlukan untuk merebut perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Untuk itu sangat diperlukan pengetahuan konsumen tentang produk yang ditawarkan.

Menurut penelitian Lidya (2013) proses pengambilan keputusan konsumen untuk membeli barang atau jasa dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Mempelajari kebutuhan konsumen dapat memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keunggulan produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta bauran pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat dilihat berdasarkan demografi, ekonomi, dan sosial. Menurut Sumarwan (2004) karateristik demografi dapat dilihat berdasarkan usia, agama, suku bangsa, warga Indonesia keturunan, pendapatan, jenis kelamin, status pernikahan, jenis keluarga, pekerjaan, lokasi geografi, jenis rumah tangga, dan kelas sosial.

(17)

4

Perumusan Masalah

Pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada konsumen mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Dalam pengenalan produk, biasanya konsumen mencari informasi penting mengenai produk tersebut dan mengevaluasi apakah produk tersebut sesuai kebutuhan atau tidak sebelum melakukan pembelian. Keberhasilan suatu produk dapat dilihat dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh produsen. Produk pupuk organik Greenadia yang berada di Desa Cibatok merupakan unit usaha yang bergerak di bidang pertanian. Unit usaha ini masih tergolong kecil, sehingga butuh suatu komunikasi pemasaran yang tepat. Efektifnya suatu pemasaran produk dapat dilihat dari tercapainya suatu tujuan pemasaran yang ingin di capai. Hal ini diperkuat menurut penelitian (Amalia 2012) mengatakan bahwa keberhasilan suatu komunikasi pemasaran dapat dilihat dari keefektivitasannya. Salah satu kegiatan komunikasi pemasaran yang efektif adalah mampu memenuhi kebutuhan informasi para calon pengunjung dan menarik perhatian calon pengunjung agar melakukan kunjungan. Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Lidya (2013) menunjukkan terdapat pengaruh karakteristik komunikasi pemasaran terhadap efektivitas komunikasi pemasaran, tepatnya pada aspek afektif dan konatif. Penelitian (Lidya 2013) menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi pemasaran dipengaruhi oleh karakteristik konsumen dan keterdedahan terhadap pelaksanaan komunikasi pemasaran. Berdasarkan pemikiran di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pernyataan-pernyataan berikut ini :

1. Bagaimana karakteristik konsumen, keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran, dan efektivitas komunikasi pemasaran produk pupuk organik? 2. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan efektivitas

komunikasi pemasaran pupuk organik?

3. Bagaimana hubungan antara keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran pupuk organik?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mendeskripsikan karakteristik konsumen, keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran, dan efektivitas komunikasi pemasaran pada produk pupuk organik.

2. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan efektivitas komunikasi pemasaran pupuk organik.

(18)

5

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Civitas akademik

Bagi civitas akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi permasalahan komunikasi pemasaran yang ada di desa. Penelitian ini mencoba memaparkan mengenai efektivitas komunikasi pemasaran pada produk pupuk organik Greenadia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi lainnya untuk melakukan penelitian yang terkait dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada pupuk organik.

2. Bagi produsen pupuk organik

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi produsen pupuk organik dalam menerapkan strategi pemasaran yang lebih baik agar pemasaran tersebut efektif.

3. Bagi masyarakat (Konsumen)

(19)
(20)

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kolter 1997). Menurut Kennedy dan Soemanegara (2006), pemasaran adalah pertukaran. Pertukaran yang dilakukan sedikitnya oleh dua pihak dengan tujuan memperoleh kepuasan. Dalam kajian pemasaran kita mengenal istilah bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, promotion, dan place. Kotler (1997) menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik dari pada pesaing. Terlihat pada (Gambar 1) konsep pemasaran dimulai dengan pasar yang terdefinisi dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan, dan mengintegrasikan semua kegiatan pemasaran yang mempengaruhi pelanggan. Sebagai imbalannya, pemasaran mencapai keuntungan dengan menciptakan hubungan yang langgeng dengan pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.

Konsep Pemasaran

Gambar 1 Konsep pemasaran

Kebutuhan Pemasaran Keuntungan pasar pelanggan yang melalui kepuasan terintegrasi pelanggan

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008)

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan yang digunakan perusahaan atau organisasi untuk menciptakan, memperkenalkan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang telah diproduksi untuk mencapai suatu tujuan yang memberikan suatu nilai kepada orang lain ataupun konsumen.

Komunikasi Pemasaran

(21)

8

biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara stimultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk.

Tujuan komunikasi dalam komunikasi pemasaran menurut Kusumastuti (2009) adalah:

1. Memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan.

2. Mengingatkan konsumen tentang keberadaan produk, konsumen diingatkan bahwa produk yang sejak dulu dikenal masih tetap ada dan hingga saat ini masih tersedia di pasaran.

3. Membujuk konsumen untuk melakukan pembelian.

4. Menunjukkan perbedaan produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

5. Menghantarkan nilai-nilai sosial pada masyarakat. Berdasarkan konsep periklanan, suatu iklan akan menarik bila menampilkan daya tarik tertentu yang sesuai dengan batas-batas nilai moral yang berkembang dalam masyarakat.

Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006) marketing communication bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen. Tahap pertama yang ingin dicapai dari strategi marketing communication adalah tahap pengetahuan, tahap sikap, dan tahap perilaku. Pada tahap perubahan pengetahuan, pesan komunikasi baik verbal maupun nonverbal diarahkan pada informasi tentang produk, mulai dari merek, fungsi, kegunaan, kemasan, dan figure pengguna produk. Pada tahap perubahan sikap, iklan bertujuan untuk memperkuat kedudukan merek dengan menggunakan strategi pesan misalnya kelebihan produk, gaya hidup, citra perusahaan. Sedangkan pada tahap perubahan perilaku, pesan bertujuan untuk menunjukkan alasan mengapa produk ini terbaik jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya dan menumbuhkan emosional terhadap brand.

Komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) memiliki tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang. Respons atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi efek kognitif, afeksi, dan konatif atau perilaku. Tujuan komunikasi dan respons khalayak berkaitan dengan meningkatnya kesadaran (awareness) produk yang ditawarkan, menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut tentang produk tersebut. Selanjutnya, khalayak akan mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya, kemudian mengambil langkah (act) seperti membeli atau tidak membeli, hingga tindak lanjut (follow-up) seperti membeli kembali.

(22)

9 Tahapan Pencapaian Tujuan

Komunikasi

Awareness Stage

Interest Stage

Loyalty Stage

Strategi Komunikasi

Knowledge Changes Strategy

Attitude Changes Strategy

Behaviour Changes Strategy

Gambar 2 Tahap pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi

Sumber : Kennedy dan Soemanagara (2006)

Berdasarkan konsep AIDA, kegiatan promosi memerlukan pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Konsep tersebut diharapkan membuat konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006) teknik pemasaran perlu juga memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa penggunaan visual dan pesan yang tepat adalah syarat utama dari keberhasilan sebuah program promosi. Tahap-tahap komunikasi dan strategi pesan disusun untuk menumbuhan kesadaran atas keberadaan sebuah produk dan layanan (awareness), membangkitkan keinginan untuk memiliki atau memperoleh produk (interest), dan mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Dalam kajian komunikasi, tahap ini dikenal sebagai AIDDA, yaitu Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action, sedangkan dalam kajian perilaku konsumen dikenal sebagai Tricomponent Attitude Model, yaitu Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conative (kecenderungan perilaku).

(23)

10

proses decoding. Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen, jika pesan yang sampaikan diterima secara positif maka hal ini akan memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif terhadap produk akan mendorong kepada pembelian. Proses terakhir yaitu feedback atau umpan balik atas pesan yang dikirim.

Umpan Balik

Sumber Encoding Tindakan

Decoding

Transmisi

Gambar 3 Model komunikasi pemasaran

Sumber: Setiadi (2003)

Kusumastuti (2009) mengatakan agar pesan persuasif dan benar-benar efektif, maka sebelum disampaikan perlu dirancang secara matang. Langkah awal untuk menarik perhatian yaitu melalui rancangan AIDA. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi pemasaran dapat berhasil merangsang tindakan konsumen setidaknya harus memenuhi urutan pesan AIDA, yaitu:

a. Attention : mengandung daya tarik. b. Interest : mengandung minat.

c. Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki. d. Action : mengarah tindakan untuk membeli.

Kotler dan Keller (2007) mengatakan bahwa pemasar harus memahami unsur-unsur fundamental dari komunikasi yang efektif. Terdapat dua model yang bermanfaat yaitu model makro dan mikro. Model makro dari proses komunikasi terdiri dari pengirim menggunakan kode sebagai simbolik untuk menyampaikan pesan yang akan ditafsirkan sampai kepada penerima. Penerima pesan akan memberikan tanggapan (respons) dan umpan balik. Model tersebut menekankan pada faktor-faktor utama dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus mengirimkan pesan melalui media yang menjangkau pendengar sasaran dan mengembangkan saluran umpan balik untuk memantau tanggapan. Sedangkan model mikro dari komunikasi pemasaran berkonsentrasi pada tanggapan spesifik konsumen untuk berkomunikasi. Model mikro dari komunikasi merangkum empat model hirarki tanggapan klasik. Model hirarki tanggapan dapat dilihat pada Tabel 1.

Pemasar Agency, tenaga

(24)

11 Tabel 1 Model hirarki tanggapan

Tahapan

Sumber : Kotler dan Keller (2007)

Saluran komunikasi dapat bersifat pribadi dan nonpribadi (Kotler dan Keller 2007). Saluran komunikasi pribadi melibatkan dua atau beberapa orang yang berkomunikasi langsung satu sama lain dengan tatap muka, satu orang dengan audiens, melalui telepon, atau melalui email. Saluran komunikasi pribadi memperoleh efektivitasnya melalui persentasi dan umpan balik yang bersifat perseorangan. Sedangkan saluran komunikasi non-pribadi adalah komunikasi yang diarahkan pada lebih dari satu orang dan mencakup media, promosi penjualan, acara-acara khusus, dan pemberitaan. Media terdiri dari media cetak, media elektronik, dan media pajangan. Pada promosi penjualan terdiri dari promosi konsumen (seperti sampel gratis, kupon, dan premi), promosi dagang, dan promosi bisnis. Acara-acara khusus dan pengalaman mencakup olahraga, hiburan, dan penyelenggaraan acara-acara khusus dan juga kegiatan-kegiatan formal yang menciptakan interaksi merek baru dengan konsumen. Hubungan masyarakat mencakup komunikasi yang diarahkan secara internal pada karyawan perusahaan atau secara eksternal pada konsumen, perusahaan-perusahaan lain, pemerintah, dan media.

(25)

12

dilakukan melalui media cetak, media penyiaran, media elektronik, dan media display.

Bauran Komunikasi Pemasaran

Menurut Kusumastuti (2009), di dalam pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, promotion, dan place. Dari bauran pemasaran tersebut yang termasuk bentuk dari komunikasi pemasaran adalah promosi (promotion). Dalam kajian promosi terdapat juga istilah bauran promosi (promotional mix). Bauran promosi adalah sasaran yang ingin dicapai melalui promosi, anggaran yang akan dikeluarkan, pesan yang disampaikan dan metode promosi yang akan digunakan. Selain itu, ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam mengembangkan bauran promosi yaitu jenis pasar produk, strategi dorong lawan atau strategi tarik, tahap kesiapan konsumen, tahap siklus daur hidup produk, dan peringkat pasar perusahaan (Kotler 2002). Konsep yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan dikenal dengan bauran promosi (Kusumastuti 2009). Terdapat lima elemen bauran promosi, yaitu periklanan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity), dan pemasaran langsung (direct marketing). Selain itu, menurut Kotler dan Keller (2009) istilah bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) untuk aktivitas pemasaran yang berhubungan dengan promosi. Bauran komunikasi pemasaran ini terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal.

Tabel 2 Teknik bauran promosi Periklanan Promosi

(26)

13 Menurut Kusumastuti (2009) bauran promosi (Marketing Mix) perusahaan harus mendistribusikan total anggaran promosi untuk lima alat promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung. Lima alat promosi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Periklanan (advertising) merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga mempercepat quick sales. Selain itu, iklan juga bersifat baku dan dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatisi dari iklan yang dapat ditayangkan tersebut. Namun, iklan hanya dapat membawa pesan secara monolog (komunikasi satu arah). Sedangkan menurut Tjiptono (2008), iklan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk. Disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan masyarakat. Terdapat tiga tujuan utama dari periklanan, yatu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan. Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan perbandingan. Iklan yang bersifat mengingatkan, biasanya digunakan untuk produk-produk yang sudah mapan dan mempunyai kelompok konsumen tertentu (Setiadi 2010).

Promosi penjualan (sales promotion) menurut Kusumastuti (2009) yaitu suatu alat promosi yang mempunyai tiga manfaat yaitu pertama, komunikasi merupakan sarana untuk menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk. Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan juga dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan. Menurut Setiadi (2010) promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan nonmedia untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk. Menurut Kotler dan Keller (2009), promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaan, percobaan gratis, garansi, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan demonstrasi).

(27)

14

Penjualan tatap muka (personal selling) merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling dapat membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal konsumen secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberikan respons tepat. Keandalan personal selling adalah mendekatkan pelanggan dengan penjualan lewat penggunaan jalur-jalur distribusi produk melalui pendekatan personal. Penjualan tatap muka adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung. Karena berhadapan langsung dengan konsumen, maka penjualan tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya (Kusumastuti 2009).

Pemasaran langsung (direct marketing) merupakan alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui direct markeing dapat disesuaikan dengan karakter dan respons konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat (Kusumastuti 2009). Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar (Tjiptono 2008). Pemasaran langsung juga dapat menggunakan sejumlah saluran untuk menjangkau calon pelanggan dan pelanggan perorangan, seperti surat langsung, pemasaran catalog, telemarketing, Tv Interaktif, kios, situs Web, dan peralatan bergerak (mobile) (Kotler dan Keller 2009).

Pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) (Kotler dan Keller 2009) merupakan alat promosi yang sangat efektif untuk bisnis kecil yang di dalamnya pelanggan dapat merasakan hubungan yang lebih pribadi. Sedangkan menurut Sumarwan (2004) pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) yaitu bentuk promosi yang dilakukan oleh konsumen melalui perbincangan dengan konsumen lain, dan tidak ada satupun dari mereka adalah pemasar. Bentuk komunikasi pemasaran ini dapat terjadi karena kesan mendalam konsumen terhadap produk atau perusahaan tertentu sehingga konsumen tersebut ingin menyampaikan informasi yang diketahui tentang produk atau perusahaan tersebut kepada kerabat dekatnya. Komunikasi pemasaran melalui WOM tidak memerlukan biaya yang begitu besar, namun dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan.

Pupuk Organik

(28)

15 berwarna putih bersih, seperti Urea sebaga hasil dari proses kimia unsur nitrogen. Namun, ada juga pewarnaan pupuk dengan maksud komersial agar menarik minat konsumen (Marsono dan Sigit 2001).

Menurut Pianysah (2007) pupuk merupakan suatu solusi tepat untuk mengatasi kejenuhan tanah atas pupuk kimia yang kini sudah mulai dikeluhkan oleh banyak konsumen. Pupuk organik merupakan salah satu faktor pendukung dalam kegiatan produksi produk agribisnis yaitu dengan penggunaan pupuk organik (bebas bahan kimia) diharapkan kualitas produk agribisnis dapat ditingkatkan pengunaanya dan pemasarannya. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki pupuk organik di atas, perlu dilakukan analisis bisnis untuk lebih mengetahui prospek pupuk organik dimasa yang akan datang, selain itu terdapat berbagai tantangan dan peluang yang dihadapai perusahaan seperti yang telah disebutkan di atas membuat produsen pupuk harus bertindak untuk mencari berbagi alternatif penyelesaian untuk mempertahankan konsumen yang ada dengan tantangan besar yang akan dihadapi dan membuat peluang untuk mendapatkan konsumen baru. Dengan berbagai kondisi ini, produsen pupuk organik dituntut untuk tetap menjaga hubungannya dengan masyarakat, dengan terus mengomunikasikan keberadaan produknya yang tentu saja secara tidak langsung akan memperluas pangsa pasar.

Menurut penelitian Aryanto (2004) terdapat karakteristik pupuk, dimana pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah, karena pupuk berisi satu atau lebih unsur yang habis terisap oleh tanaman. Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik yang berasal dari alam ataupun buatan yang diberikan kepada tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menambah unsur-unsur hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, strategi bauran promosi yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang (Persero) seperti periklanan dan hubungan masyarakat atau penyuluhan masih dinilai kurang baik, karena konsumen pupuk urea Kujang belum banyak mengetahui kegiatan promosi yang dijalankan oleh perusahaan. Dari alternatif kesesuaian, strategi bauran pemasaran yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan adalah meningkatkan mutu pupuk urea Kujang agar dapat bersaing dengan produsen pupuk urea lainnya seperti Pusri. Selain itu strategi bauran promosi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah lebih mempublikasikan kegiatan promosinya, sehingga eksistensi produk pupuk Urea Kujang dapat terjaga di pasaran dan konsumennya. Beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kujang yaitu pameran dagang, demonstrasi plot atau penyuluhan, kemitraan, dan periklanan.

(29)

16

dan Sihosari dengan jumlah tanam sebanyak 3-4 bibit/lubang, dan jumlah bibit yang terbanyak terdapat pada konsumen Kelompok II.

Menurut penelitian Zulfah (2010) Poktan Bhineka I tidak melakukan kegiatan promosi. Produsen pupuk yang tergabung dalam APPOS tidak melakukan promosi sendiri-sendiri tetapi atas nama APPOS. Promosi APPOS termasuk di dalamnya Poktan Bhineka I didukung oleh Pemkab Subang melalui Dinas Pertanian, Dirjen Perkebunan Subang dan Dinas Perindustrian. Promosi yang dilakukan APPOS tersebut dilakukan dari mulut ke mulut, melalui pameran, dan internet.

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Kusumastuti (2009) mengatakan efektivitas berarti tercapainya tujuan yang diinginkan atau telah direncanakan. Tujuan dari strategi komunikasi pemasaran adalah mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen. Tahap pertama adalah tahap perubahan pengetahuan, dalam perubahan ini konsumen mengetahui keberadaan suatu produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan pada siapa produk itu. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga unsur, yaitu unsur pengetahuan (cognition), perasaan (affection), dan perilaku (conation). Jika ketiga unsur ini menunjukkan adanya kecenderungan perubahan, maka mungkin sekali akan terjadi perubahan sikap. Tahap ketiga yaitu tahap perubahan perilaku, dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakan produk tersebut. Komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif jika tujuan dari strategi komunikasi pemasaran tercapai. Selain itu, komunikasi dalam pemasaran dapat juga dikatakan efektif jika konsumen memberikan timbal balik dan dampak yang diinginkan oleh pemasar. Dalam menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif, cara yang dapat dilakukan oleh pemasar adalah merencanakan saluran komunikasi yang akan digunakan untuk memasarkan produknya.

Menurut Prisgunanto (2006) secara garis besar terdapat tiga tingkatan dasar untuk the hierarchy of effect dalam praktik komunikasi pemasaran. Hal ini dapat dianggap sebagai tahapan dan posisi di mana pelanggan atau khalayak merespons dan memahami suatu produk dari hasil interaksi mereka lewat komunikasi pemasaran. Tahap itu terbagi beberapa tingkatan yaitu, Tahap Knowing (mengetahui/kenal), Tahap Felling (merasakan/hasrat), Tahap Action (tindakan terpengaruh). Pada perkembangannya, tahap ini menjadi sesuatu yang penting dalam komunikasi pemasaran untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam penggunaan pesan dalam promosi penjualan. Jelas pada tahapan ini banyak digunakan untuk melihat secara detail pengaruh yang ditimbulkan oleh sarana promosi dalam komunikasi pemasaran oleh suatu perusahaan atau organisasi. Dengan mengetahui tahap-tahapan dalam the hierarchy of effect tersebut, maka dapat diketahui pula sudah sejauh mana keberhasilan dari strategi pemasar yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi.

(30)

17 Dalam keperluan persamaan pengukuran efek komunikasi pemasaran, digunakan standardisasi tingkat efek-efek model dari keterlibatan respons pelanggan kepada komunikasi pemasaran (Prisgunanto 2006).

Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006) tujuan komunikasi yaitu untuk mencapai sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan perilaku (behaviour change). Menurut Setiadi (2003) peran sikap dalam pengembangan strategi pemasaran terlihat dari pengukuran sikap konsumen bagi pemasar yang merupakan hal sangat penting. Dengan mengetahui sikap, pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat, menggembangkan produk baru dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional. Dalam pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen. Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi.

Tabel 3 Efektivitas alat promosi suatu produk Alat Promosi Barang

(31)

18

pendidikan, pengeluaran per bulan, dan motivasi berkunjung. Karakteristik komunikasi pemasaran terdiri atas sumber informasi, media komunikasi, unsur pesan AIDA.

Perilaku Konsumen

Sumarwan (2004) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal atau kegiatan mengevaluasi. Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen yang dituju atau konsumen sasaran (target konsumen). Tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemasar selama ini adalah bagaimana mempengaruhi perilaku konsumen agar dapat mendukung produk yang ditawarkan kepada mereka, ini menjadi dasar dilakukannya kegiatan promosi oleh pihak pemasar. Tujuan promosi yang dilakukan pemasar adalah untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) mengatakan perilaku pembeli konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir-perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Konsumen merespons berbagai usaha pemasaran melalui titik awal dari model perilaku pembelian berupa rangsangan-tanggapan yang di perhatikan pada (Gambar 4) ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki “kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respons tertentu. Pemasar harus menemukan apa yang ada di dalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran terdiri dari Empat P, product, price, place, promotion. Rangsangan lain meliputi ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Pemasar ingin memahami berbagai rangsangan itu diubah menjadi respons di dalam kotak hitam konsumen, yang mempunyai dua bagian. Pertama, karakteristik konsumen mempengaruhi bagaimana pembeli menerima dan beraksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

(32)

19

Gambar 4 Proses pengambilan keputusan pembelian

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008)

Menurut Sumarwan (2004) sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat dilihat berdasarkan demografi, ekonomi, dan sosial. Karakteristik demografi konsumen sangat terkait dengan konsep subbudaya. Subbudaya merupakan bagian yang lebih kecil dari budaya yang menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan, ide, sikap, dan tindakan dari seorang individu. Keterkaitan antara demografi dan subbudaya terlihat dari dalam satu variabel demografi akan ada didapatkan subbudaya yang berbeda.

Tabel 4 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia Karakteristik Demografi Contoh Subbudaya

1. Usia Anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa lanjut, lansia.

2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha. 3. Suku bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak,

Minahasa, Bugis.

4. Warga Indonesia keturunan Pribumi, Tionghoa, India, Arab. Pendapatan Miskin, menengah, kaya. 5. Jenis kelamin Laki-laki, wanita.

6. Status pernikahan Lajang, menikah, janda, duda.

7. Jenis keluarga Orang tua tunggal, orang tua lengkap, keluarga dengan satu anak, dua anak.

8. Pekerjaan Dosen, guru, buruh, karyawan, dokter, akuntan, montir, pengacara.

9. Lokasi geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa. 10. Jenis rumah tangga

Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga Keluarga (tinggal sendiri, tinggal bersama teman di asrama).

11. Kelas sosial Kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.

Sumber: Sumarwan (2004)

(33)

20

konsumen. Kelas sosial juga mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari seorang konsumen (Sumarwan 2004).

Kerangka Pemikiran

Pupuk organik merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu pertanian. Namun, saat ini masih banyak konsumen yang kurang menyadari betapa pentingnya pupuk organik. Saat ini terlihat bahwa produk pupuk organik masih kurang diminati dibanding produk pupuk kimia. Faktanya pupuk organik mempunyai manfaat yang baik yaitu terbebas dari berbagai macam zat kimia yang dapat merusak lingkungan. Produk pupuk organik Greenadia merupakan produk pupuk organik yang masih tergolong unit usaha kecil menengah dan masih sederhana dalam penyampaian informasinya. Penyampaian informasi mengenai produk pupuk organik membutuhkan suatu pemasaran yang tepat agar pupuk ini dapat dikenal oleh masyarakat secara luas.

(34)

21

Karakteristik Konsumen

•Usia

•Jenis kelamin

•Tingkat Pendidikan

•Tingkat Pendapatan

•Pekerjaan Tambahan

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

• Kognitif

• Afektif

• Konasi Keterdedahan

Terhadap Komunikasi Pemasaran

• Frekuensi

Penyampaian Pesan

• Sumber Informasi

• Ragam Pesan AIDA

Keterangan :

: Berhubungan

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian dari efektivitas komunikasi pemasaran

Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan efektivitas komunikasi pemasaran.

2. Terdapat hubungan antara keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran.

Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik konsumen adalah keadaan spesifik konsumen yang berkaitan langsung dengan dirinya, dapat diukur dengan :

a. Usia adalah lamanya seseorang hidup, terhitung sejak dia dilahirkan hingga saat menjadi konsumen penelitian. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

(35)

22

b. Jenis kelamin adalah sifat fisik konsumen seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh konsumen. Diukur menggunakan skala nominal.

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh konsumen. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1. Rendah : SD 2. Sedang : SMP 3. Tinggi : SMA

d. Tingkat pendapatan adalah rata-rata uang (rupiah) yang didapatkan dalam setiap musim panen yaitu per empat bulan. Diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan sebaran normal.

1. Rendah : pendapatan < rata-rata – (1/2 standar deviasi) : (pendapatan < Rp1 706 706)

2. Sedang : Rata-rata – (1/2 standar deviasi) < pendapatan < x + (1/2 standar deviasi

: ( Rp1 706 706 < pendapatan < Rp4 393 294) 3. Tinggi : pendapatan > rata-rata + (1/2 standar deviasi)

: (pendapatan > Rp 4 393 294)

e. Jenis pekerjaan tambahan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sebagai sumber sampingan atau pedapatan tambahan yang menghasilkan uang. Diukur menggunakan skala nominal yang dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1. Tidak bekerja 2. Jasa

3. Wiraswasta

2. Keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran adalah intensitas konsumen dalam menerima bentuk pelaksanaan komunikasi pemasaran. Dapat diukur dengan frekuensi penyampaian pesan, sumber informasi, dan ragam pesan yang berdasarkan unsur pesan AIDA.

a. Frekuensi penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan konsumen dalam menerima informasi mengenai pupuk organik Greenadia melalui bauran promosi atau bauran komunikasi pemasaran dalam komunikasi pemasaran. Variabel ini merupakan jenis data ordinal. Bentuk komunikasi pemasaran diukur berdasarkan seberapa sering informasi yang disampaikan kepada konsumen melalui bauran promosi tersebut dengan indikator:

1. Tidak pernah, skor 1 2. Jarang, skor 2 3. Sering, skor 3

4. Sangat Sering, skor 4

(36)

23 1. Skor 1.4-1.93 : Frekuensi rendah

2. Skor 1.94-2.46 : Frekuensi sedang 3. Skor 2.47-3.00 : Frekuensi tinggi

b. Sumber informasi adalah pihak yang memberikan informasi mengenai pupuk organik Greenadia kepada konsumen. Variabel sumber informasi termasuk jenis data nominal. Berdasarkan data lapang yang diperoleh, sumber informasi dapat dibagi menjadi: (1) Leaflet (2) Teman/Kerabat; dan (3) Penjual pupuk organik Greenadia.

c. Ragam pesan AIDA adalah tingkat kekuatan desain pesan dalam memberikan informasi kepada konsumen. Rancangan pesan diukur berdasarkan empat formula dimensi AIDA, yaitu attention, interest, desire, dan action. Pengkategorian untuk ragam pesan adalah rendah dan tinggi. Pengukuran menggunakan jenis data ordinal dengan dua kategori, yaitu :

1. Ya, skor 2 2. Tidak, skor 1

a.Attention adalah unsur dalam pesan mengenai keberadaan produk dan bentuk kemasan yang mampu menarik perhatian pembeli atau konsumen. b.Interest adalah unsur dalam pesan mengenai manfaat dan figur yang

mampu menimbulkan minat konsumen atau konsumen.

c.Desire adalah unsur dalam pesan yang mampu menimbulkan keinginan untuk membeli produk pada konsumen atau konsumen.

d.Action adalah unsur dalam pesan yang mampu membuat konsumen melakukan tindakan nyata untuk membeli produk.

Berdasarkan data yang diperoleh, rataan skor minimum pada unsur pesan AIDA adalah 1.58 dan rataan skor maksimum adalah 2.00, sehingga jarak intervalnya adalah (2.00-1.58)/3=0.13. Oleh karena itu, dapat diketahui skor pada ragam pesan AIDA, sebagai berikut :

1. Skor 1.58-1.71 : Rendah 2. Skor 1.72-1.84 : Sedang 3. Skor 1.85-2.00 : Tinggi

3. Efektivitas komunikasi pemasaran adalah keberhasilan pelaksanaan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi pemasaran. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diketahui melalui aspek kognitif, afektif, dan konatif.

a. Aspek kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan pengetahuan konsumen mengenai informasi produk pupuk organik Greenadia yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun berbagai sumber lain. Penilaian pada aspek kognitif berdasarkan jawaban konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh, rataan skor minimum pada aspek kognitif adalah 2.33 dan rataan skor maksimum adalah 3.66, sehingga jarak intervalnya adalah (3.66-2.33)/3=0.44. Oleh karena itu, dapat diketahui skor pada aspek kognitif, sebagai berikut :

(37)

24

b. Aspek afektif adalah aspek yang berhubungan dengan keinginan, sikap suka atau tidak suka terhadap produk pupuk organik Greenadia. Pengukuran menggunakan skala ordinal dengan empat kategori, yaitu :

1. Sangat tidak setuju, skor 1 2. Tidak setuju, skor 2 3. Setuju, skor 3 4. Sangat setuju, skor 4

Berdasarkan data yang diperoleh, rataan skor minimum pada aspek afektif adalah 3.00 dan rataan skor maksimum adalah 3.62 sehingga jarak intervalnya adalah (3.62-3.00)/3= 0.20. Oleh karena itu, dapat diketahui skor pada aspek afektif, sebagai berikut :

1. Skor 3.00-3.20 : Rendah 2. Skor 3.21-3.40 : Sedang 3. Skor 3.41-3.62 : Tinggi

c. Aspek konasi adalah aspek yang berkenaan dengan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan nyata yang berkaitan dengan produk pupuk organik Greenadia. Pengukuran menggunakan skala ordinal dengan empat kategori, yaitu :

1. Sangat tidak setuju, skor 1 2. Tidak setuju, skor 2 3. Setuju, skor 3 4. Sangat setuju, skor 4

Berdasarkan data yang diperoleh, rataan skor minimum pada aspek konasi adalah 2.33 dan rataan skor maksimum adalah 3.50 sehingga jarak intervalnya adalah (3.50-2.33)/3= 0.38. Oleh karena itu, dapat diketahui skor pada aspek konasi, sebagai berikut :

(38)

METODE

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada konsumen. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui pendekatan lapang secara langsung. Pendekatan kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan. Data kuantitatif digunakan untuk memperoleh data mengenai karakteristik konsumen, keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran, dan efektivitas komunikasi pemasaran. Sedangkan data kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dari informan mengenai produk pupuk organik Greenadia.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai efektivitas komunikasi pemasaran pada produk pupuk organik Greenadia dilakukan pada unit usaha pupuk organik Greenadia (pupuk cair) yang berada di Desa Cibatok satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan unit usaha pupuk organik tersebut berada di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain itu lokasi dipilih karena unit usaha pupuk organik ini merupakan sebuah usaha yang bergerak di sektor pertanian dan mayoritas penduduk RW 05, RW 06, dan RW 09 adalah petani. Unit usaha pupuk organik Greenadia ini cocok untuk penelitian mengenai efektivitas komunikasi pemasaran unit usaha kecil. Selain itu, penjualan pupuk organik Greenadia tersebut masih terbatas pada RW 05, RW 06, dan RW 09. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2013.

Teknik Sampling

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer (Singarimbun dan Effendi 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menggunakan pupuk organik Greenadia. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan pupuk organik Greenadia di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang khususnya RW 05, 06, dan 09. Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu.

(39)

26

Informan dipilih secara purposive atau sengaja. Informan dalam penelitian ini merupakan para pengurus unit usaha pupuk organik Greenadia.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari kuesioner serta wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan. Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang diperoleh melalui studi literatur berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan produk pupuk organik serta data demografi penduduk. Data primer yang berupa data kuantitatif, diperoleh melalui wawancara langsung dengan konsumen pupuk organik menggunakan kuesioner (lihat Lampiran 7). Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan seperti, pengurus atau pengelola unit usaha pupuk organik dengan menggunakan panduan pertanyaan (lihat Lampiran 8). Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari profil Desa Cibatok Satu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengenai kependudukan, letak geografis, demografis, dan gambaran umum lokasi penelitian secara keseluruhan, serta data yang berhubungan dengan produk pupuk organik.

Teknik Analisis Data

Data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner diolah secara statistik deskriptif. Selanjutnya data tersebut dipindahkan ke dalam Microsoft Excel 2007 yang telah disiapkan. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan SPSS 17,0. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Data yang analisis secara statistik deskriptif yaitu variabel karakteristik konsumen seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan tambahan. Selain karakteristik konsumen, penulis juga mendeskripsikan keterdedahan komunikasi pemasaran dan efektivitas komunikasi pemasaran menggunakan tabel frekuensi. Keterdedahan terhadap komunikasi pemasaran terdiri dari frekuensi penyampaian pesan, sumber informasi, dan ragam pesan AIDA. Sedangkan efektivitas komunikasi pemasaran terdiri dari kognitif, afektif, dan konasi.

(40)

27 variabel-variabel berkorelasi negatif, artinya jika variabel X naik/turun maka variabel Y akan turun/naik.

(41)
(42)

GAMBARAN UMUM DESA CIBATOK SATU

Kondisi Geografi

Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, dengan luas wilayah 174.4 ha. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang secara umum berupa dataran yang berada pada ketinggian rata-rata antara 270 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 200 sampai 320C. Desa Cibatok Satu terdiri dari empat Dusun, sembilan Rukun Warga (RW) dan 28 Rukun Tetangga (RT). Batas wilayah Desa Cibatok Satu adalah sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Bogor, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciaruteun, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cibatok Dua, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang (Monografi Desa 2013).

Kondisi Sosial dan Demografi

Jumlah penduduk Desa Cibatok Satu sampai akhir bulan 31 Desember Tahun 2011, tercatat sebanyak 8 030 orang. Jumlah penduduk dibagi menjadi dua kategori yang terdiri atas jumlah laki-laki dan jumlah perempuan.

Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk Desa Cibatok Satu berdasarkan jenis kelamin

Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

Jumlah laki-laki 4 060 50.56

Jumlah perempuan 3 970 49.44

Jumlah total 8 030 100.00

Sumber : Data Monografi Desa Cibatok Satu (2013)

Tabel 5 memperlihatkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh, dimana jumlah penduduk laki-laki di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor sebanyak 4 060 orang dengan persentase sebesar 50.56 persen, dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 970 orang dengan persentase sebesar 49.44 persen. Jumlah secara keseluruhan dari penduduk Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor adalah 8 030 orang. Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor juga memiliki 2 000 kepala keluarga dan memiliki kepadatan penduduk sebesar 0.02 km.

(43)

30

Tabel 6 Jumlah penduduk Desa Cibatok Satu berdasarkan agama yang dianut

Agama Laki-laki (Orang) Perempuan (Orang)

Islam 4 060 3 970

Sumber : Data Monografi Desa Cibatok Satu (2013)

Tabel 7 menunjukkan mayoritas penduduk Desa Cibatok Satu berdasarkan mata pencaharian lebih cenderung mempunyai pekerjaan sebagai petani dan buruh tani, khusunya pada laki-laki, sedangkan perempuan cenderung lebih bermata pencaharian sebagai karyawan di perusahaan swasta. Selain itu penduduk Desa Cibatok Satu juga berprofesi sebagai pedagang, pegawai negri sipil, peternak, wiraswasta, supir angkot, dan lain-lain.

Tabel 7 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk Desa Cibatok Satu

Jenis pekerjaan Laki-laki (Orang) Perempuan (Orang)

Petani 500 150

Karyawan perusahaan swasta 100 250

Karyawan perusahaan pemerintah 25 50

Jumlah Total Penduduk ` 1 515 926

Sumber : Data Monografi Desa Cibatok Satu (2013)

Kondisi Keamanan Masyarakat

(44)

31 untuk penangulangan gangguan keamanan dan ketertiban dalam penanganannya, pemerintah desa bekerja sama dengan Linmas desa, Babinkantibmas polsek Cibungbulang dan Babinsa Koramil Cibungbulang untuk mengamankan serta memberikan penyuluhan tentang penanganan keamanan secara swadaya dan penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba umumnya pada remaja.

Adapun jumlah anggota Pelindung Masyarakat (Linmas) sampai saat ini tercatat sebanyak 16 orang. Berkaitan dengan keberadaan dan kelembagaan Linmas, dimana saat ini sudah ada di Pemerintah Kabupaten Bogor adanya Kantor Kesbang dan Linmas yang mengatur tentang keberadaan Linmas di tingkat Kabupaten Bogor, sesuai dengan berubahnya organisasi dan tata kerja pemerintah Kabupaten Bogor.

Kondisi Pertanian

Kodisi pertanian yang berada di Desa Cibatok Satu, khusunya pada konsumen yang menggunakan pupuk organik Greenadia cenderung pada pertanian tanaman pangan. Terlihat pada Tabel 8, bahwa komoditas pertanian yang banyak di tanam adalah padi. Pertanian padi paling unggul mempunyai persentase tertinggi sebesar 76.67 persen. Hal ini dikarenakan bahwa Desa Cibatok Satu RW 05, RW 06, RW 09 lebih banyak yang bertanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong.

Tabel 8 Jumlah dan persentase komoditas pertanian Desa Cibatok Satu tahun 2013 Komoditas pertanian Jumlah (Orang) Persentase (%)

Padi 23 76.67

Jagung 3 10.00

Singkong 4 13.33

Potensi yang terdapat di Desa Cibatok tersebut selain komoditas padi, terdapat tanaman bengkuang, jagung, terong, ubi, buncis, pisang, talas. Potensi di daerah ini lahannya yang subur, masyarakatnya pun masih sangat antusias dalam menanam tanaman selain singkong untuk menambah pendapatan mereka. Tanaman bengkuang ditanam secara tumpang sari dengan tanaman jagung, dimana tanaman bengkuang ditanam ditengah lahan gundukan, sedangkan jagung itu ditanam di samping tanaman bengkuang sehingga mereka dapat memanfaatkan lahan yang seadanya dan memperoleh penghasilan tambahan yang berlipat. Tanaman bengkuang biasanya ditanam pada bulan April dan panen pada bulan Agustus, tanaman bengkuang ini panen pada saat lima bulan kemudian, sedangkan jagung biasanya dapat ditanam pada Oktober dan panen pada bulan Desember.

Gambaran Kelompok Tani

(45)

32

seorang sarjana pertanian lulusan Universitas Padjajaran. Secara umum, kegiatan perekonomian warga berasal dari sektor pertanian, meskipun ada beberapa warga yang mengandalkan perekonomiannya di sektor jasa. Hal itu dibuktikan dengan masih luasnya lahan pertanian yang ada di Rw 06 Desa Cibatok dengan tingkat kesuburan tinggi (baik) hingga sedang. Lahan persawahan dan perkebunan sangat mendominasi wilayah tersebut. Komoditas unggulan wilayah tersebut ialah padi, singkong, jagung, dan bengkuang. Selain itu juga ada beberapa komoditas seperti kacang, cabai, terong, dan buncis. Ada juga beberapa warga yang melakukan usaha tambak ikan yang diaplikasikan di kolam yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil lapang, sebagian besar lahan pertanian yang ada di wilayah mereka berstatus hak milik sendiri.

Anggota Kelompok Tani Silih Asuh juga menanam terong, talas, ubi, dan buncis. Tanaman ini tidak semua petani menanamnya, hanya petani-petani tertentu yang mempunyai lahan yang besar atau lahan sisa untuk menanamnya. Tanaman ini kurang berpotensi di desa ini, karena tanaman ini hanya sebagai nilai tambah atau sebagai penghasil tambahan. Tanaman yang masih menjadi nomor satu didaerah ini yaitu tanaman padi. Masalah yang menjadi utama yaitu keberadaan hama-hama yang terdapat dalam tanaman tersebut. Hasil temuan yang didapatkan yaitu terdapat hama beruang angin, wereng putih, ulat tanah, cacing, tikus, lembing hitam, kukang hitam, semut merah.

Terdapat seseorang yang berpengaruh besar dalam Kelompok Tani Silih Asuh. Pak Usnadi adalah seorang ketua kelompok tani yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesuksesan kelompok tani terebut. Pak Usnadi adalah seorang sarjana lulusan dari Universitas Padjajaran (UNPAD). Beliau lebih memilih menjadi petani dari pada menjadi pekerja di swasta. Pak Usnadi mempunyai keahlian dalam pembuatan pupuk organik nabati yang dapat digunakan oleh kelompok tani tersebut dan sekitarnya, sehingga tanaman pertanian mereka menjadi lebih baik dan subur.

Kepercayaan anggota kelompok tani kepada ketua kelompok tani sering terjadi dalam pemberian modal kepada anggota binaannya. Anggota kelompok tani diberikan kemudahan dalam mendapatkan kredit. Kepercayaan yang telah terbina sesama anggota kelompok tani ini memudahkan dalam memenuhi kebutuhannya sehingga anggota kelompok tani tersebut dapat melanjutkan usaha pertaniannya. Anggota kelompok tani saling memiliki kepercayaan sehingga mau menerapkannya. Hal ini telah memudahkan pemasaran produk pupuk cair nabati yang hanya dipasarkan di kalangan terbatas.

(46)
(47)
(48)

GAMBARAN UMUM UNIT USAHA PUPUK ORGANIK

GREENADIA

Sejarah Singkat Unit Usaha

Unit usaha pupuk organik Greenadia mulai berdiri sejak tahun 2006. Awal muncul unit usaha ini yaitu untuk mencari suatu inovasi mengenai pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas pertanian yang lebih efektif dan efisien. Pupuk organik Greenada ini didirikan oleh seorang sarjana Universitas Padjajaran (UNPAD) yang bernama Ir. Usnadi. Beliau merupakan sarjana pertanian yang ingin mengembangkan pertanian di Desa Cibatok Satu. Beliau mengembangkan usaha produk pupuk organik tersebut karena melihat keprihatinan terhadap petani yang sudah lama menggunakan pupuk kimia dan menggunakan pestisida kimia yang dapat merusak lingkungan. Pada awal tahun 2006 pupuk organik Greenadia ini dibuat untuk meningkatkan penghasilan petani yang ada di Desa Cibatok Satu tersebut. Usaha pupuk organik Greenadia ini masih tergolong usaha kecil menengah yang hanya dijalankan oleh beberapa orang saja.

Perkembangan pupuk organik yang berskala kecil ini sebelumnya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal produksi. Produksi pupuk yang sebelumnya hanya menjangkau pada RW 06 saja yang sebelumnya sebagai lahan percontohan pemakaian pupuk organik Greenadia, tetapi sekarang pemasaran pupuk organik tersebut sudah bisa mencapai ke dalam dua kecamatan. Greenadia merupakan pupuk organik cair yang di produksi oleh produsen pupuk organik yang merupakan trobosan terbaru untuk meningkatkan pendapatan para konsumen khususnya di Desa Cibatok Satu. Greenadia memiliki unsur hara dan mikro yang sangat lengkap yang dapat membantu menyuburkan tanaman. Selain itu, Greenadia juga dapat digunakan sebagai biopestisida dan biofertilizer untuk tanaman pangan pada saat tanaman tersebut terkena hama dan penyakit. Bahan dasar yang paling bagus digunakan untuk membuat pupuk organik cair Greenadia adalah kotoran kelalawar yang disebut guano.

(49)

36

penyubur tanah, sebagai pengendali pada busuk akar, dan sebagai pengendali dari hama akar ganda. Sedangkan pada produk prima fresh mempunyai kegunaan untuk meningkatkan masa kelayuan pada hasil produk yang dihasilkan.

Distribusi penjualan pupuk organik Greenadia ini sebelumnya masih sangat terbatas pada kecamatan Cibungbulang, tetapi sekarang sudah sampai pada kecamatan Leuwiliang. Promosi yang dilakukan oleh produsen pupuk organik ini masih tergolong sangat sederhana, karena untuk pengembangan usaha ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga promosi yang dilakukan oleh produsen pupuk organik ini sendiri masih melalui promosi penjualan, penyuluhan, penyampain dari mulut ke mulut (word of mouth), penjualan langsung dan masih penggunaan leaflet sederhana. Penjualan pupuk organik Greenadia ini diperkenalkan pada saat ada penyuluhan dan seminar. Penjulan pupuk organik Greenadia ini belum sampai pada skala besar, karena untuk merubah persepsi konsumen terhadap pupuk organik Greenadia ini sangat sulit, sehingga butuh waktu untuk merubah persepsi konsumen untuk menggunakan pupuk organik. Unit usaha pupuk organik Greenadia ini mempunyai tempat produksi dan distribusi di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan unit usaha pupuk organik Greenadia ini masih terbatas pada skala kecil dan belum memiliki gerai untuk penjualan pupuk organik Greenadia.

Visi dari usaha pupuk organik Greenadia ini adalah pertanian yang ramah lingkungan dan memberikan terobosan yang terbaik bagi para petani agar meningkatkan hasil pertanian. Misi dari usaha pupuk organik Greenadia ini adalah memperkenalkan kepada konsumen secara bertahap produk pupuk organik cair melalui penyuluhan, perorangan, dan dari mulut ke mulut adanya produk pupuk yang dapat digunakan sebagai biofestilizer dan biopestisida yang ramah lingkungan.

Struktur Organisasi Unit Usaha

Struktur organisasi dalam usaha pasti sangat diperlukan, baik dalam lingkup unit usaha kecil maupun dalam suatu perusahaan besar. Struktur organisasi dalam suatu usaha sangat penting, karena dalam struktur organisasi terdapat penanggung jawab pada bagian masing-masing. Dibawah ini adalah gambar struktur organisasi yang ada dalam unit usaha pupuk organik Greenadia. Dalam produksi atau pembuatan pupuk organik Greenadia ini seluruh bagian membantu dalam pembuatan, karena dalam pembuatan pupuk organik Greenadia tidak terdapat pekerja yang khusus dalam membuat pupuk organik.

Ketua

Gambar

Gambar 2  Tahap pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi
Tabel 1  Model hirarki tanggapan
Tabel 2  Teknik bauran promosi
Tabel 3  Efektivitas alat promosi suatu produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian tersebut metode gabungan Bayesian dan Backpropagation memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dari pada metode Backpropagation dengan

Alat bantu analisis yang digunakan adalah program aplikasi statistik yaitu software SPSS ( Statistics for Product and Services Solution ) for Windows versi 15.0.

untuk hidup di laut. Lamun umumnya tumbuh membentuk hamparan di perairan dangkal yang dikenal sebagai padang lamun. Tumbuhnya lamun dalam kolom air menyediakan

Dari simulasi program Genesis dengan data angin yang digunakan adalah data angin jam- jaman selama satu tahun (2012) dapat diketahui perubahan morfologi pantai yang

Padahal regulasi Permenkes tentang perizinan APOTEK ini yang terakhir (Permenkes 9/2017), diterbitkan lebih muda dari regulasi Permenkes tentang standar

Sebagian ulama memandang bahwa dungu itu merupakan bagian dari kondisi gila. Ketika orang gila terkadang sedikit sadar maka dia disebut dungu.. kesadarannya sudah

cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat pada tempat asal kapiler..

ini terlihat dalam tabel bahwa 79 orang atau 88,88 % masyarakat menyatakan setuju, 9 orang atau 11,12 % yang menyatakan tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan