LAMPIRAN 1
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK UJI INTERRATER RELIABILITY
INDEKS PONT’S PADA MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATER UTARA
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora
LAMPIRAN 2
HASIL PENGUKURAN INDEKS PONT’S PADA MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
LAMPIRAN 3
HASIL UJI NORMALITAS DATA INDEKS PONT’S PADA MAHASISWA
SUKU INDIA TAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
LAMPIRAN 4
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF INDEKS PONT’S PADA
MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
SI 50 26.39 33.42 30.2544 1.51938
MPV 50 31.98 41.40 37.1034 1.94472
MMV 50 42.03 52.04 46.7034 2.44481
CPV 50 32.99 41.78 37.8214 1.89764
CMV 50 41.23 52.22 47.2728 2.37495
PI 50 76.14 88.63 81.6162 3.32970
MI 50 60.38 71.44 64.8396 2.71074
Valid N
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN STATISTIK PERBANDINGAN INDEKS PONT’S ANTARA
MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SUKU INDIA TAMIL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T-Test
Group Statistics
JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SI Laki-laki 17 30.6500 1.40028 .33962
Perempuan 33 30.0506 1.55838 .27128
MPV Laki-laki 17 37.3506 1.96504 .47659
Perempuan 33 36.9761 1.95223 .33984
MMV Laki-laki 17 47.2788 2.33951 .56741
Perempuan 33 46.4070 2.47976 .43167
CPV Laki-laki 17 38.3135 1.75025 .42450
Perempuan 33 37.5679 1.94614 .33878
CMV Laki-laki 17 47.8906 2.18866 .53083
Perempuan 33 46.9545 2.43609 .42407
PI Laki-laki 17 82.1341 2.95251 .71609
Perempuan 33 81.3494 3.52169 .61305
MI Laki-laki 17 64.8841 2.54888 .61820
LAMPIRAN 6
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK KORELASI INDEKS PONT’S PADA
MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 7
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Saudara/I sekalian, perkenalkan saya Shalini Rajan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan dan ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya memohon kesediaan Saudara/I untuk berpatisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “UJI
ANALISIS METODE PONT’S PADA MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL
FKG USU”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk membantu penegakkan diagnosa dan menyusun rencana perawatan serta masukan ilmiah dalam bidang ortodonti khusus bagi suku India Tamil.
Dalam penelitian ini Saudara/I diminta untuk mengisi kuesioner dan dilakukan pemeriksaan langsung untuk melihat apakah kondisi rongga mulut serta ekstraoral telah memenuhi kriteria yang diinginkan. Setelah itu, akan dilakukan pencetakan rahang atas mengunakan alginat. Pencetakan ini akan mengambil masa 10 menit per orang. Model studi diukur menggunakan kaliper digital. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek samping .
Jika Saudara/ I bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/I dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Semoga keterangan yang telah saya berikan cukup jelas dan dapat dimengerti dengan baik. Atas ketersediaan Saudara/I untuk berpatisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.
Shalini Rajan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 8
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
No HP :
Menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian yang berjudul UJI
ANALISIS METODE PONT’S PADA MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL FKG USU dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian
hari.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.
Medan, ………
Pembuat Pernyataan,
LAMPIRAN 9
KUESIONER PENELITIAN DEPARTEMEN ORTODONTI FKG USU
UJI ANALISIS METODE PONT’S PADA MAHASISWA SUKU INDIA TAMIL
FKG USU
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nim :
Setambuk :
NO HP :
Suku :
Kakek : Kakek : Ayah :
Ibu :
Nenek :
Kesimpulan : Inklusi
Eksklusi
B. RIWAYAT DENTAL
Perawatan ortodonti : Sudah/ Sedang/ Belum pernah
C. PEMERIKSAAN INTRAORAL (diisi oleh operator)
Gigi geligi lengkap sampai M2 : Rahang Atas – Ya/Tidak
Rahang Bawah – Ya/Tidak
Relasi Molar Satu : Klas I/Klas II/Klas III
Karies Klas II : Ada/Tidak Ada
Tambalan Aproximal : Ada/Tidak Ada
Tambalan Onlay : Ada/Tidak Ada
Diastema Berat : Ada/Tidak Ada
Crowded/Malposisi yang Berat : Ada/Tidak Ada
LAMPIRAN 10
ANGGARAN PENELITIAN
Besar biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp 868,000.- dengan rincian berikut.
1. Alat
Digital Kaliper Elektronik Rp
260,000.-
Masker dan sarung tangan Rp
40,000.-
2. Bahan
pencetakan Alginate Rp
110.000.-
Gipsum Rp
50,000.-
Dental stone Rp
50,000.-
3. Bahan ATK
Kertas Kuorto 2 rim @ Rp 30,000 Rp
60,000.-
4. Biaya literature Rp
200,000.-
5. Penjilidan
6. Biaya tidak
terduga Rp
50,000.-
DAFTAR PUSTAKA
1. Gill DS. Orthdontics at a glance. London: Blackwell publishing., 2008: 3,
24-29.
2. Bhalajhi SI. Orthodontics The Art and Science. 3 rd ed., New Delhi: Arya
(MEDI) Publishing House., 2004: 1-4, 97-107,175-178.
3. Bishara SE. Textbook of Orthodontics. Philadelphia: W.B Sounders
Company., 2001: 39-42.
4. Cobourne MT, Dibiase AT. Handbook of Orthodontics. Philadelphia:
Elsevier., 2010.
5. Premkumar S. Orthodontics Prep Manual For Undergraduates. New Delhi:
Elsevier., 2008.
6. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. eds. Contemporary Othodontics. 4 th ed.,
Canada: Mosby Elsevier., 2007.
7. Fogel MS, Magill JM. The Combination Technique in Orthodontic Practice.
United States of America: J.B. Lippincott Company., 1972: 24-25.
8. English JD, Peltomaki T, Pham-Litschel K. Orthodontic Review. China:
Mosby Elsevier., 2009: 32.
9. Aluko IA, daCosta OO, Isiekwe MC. Dental Arch Width in the early and late
permanent dentition of a Nigerian population. Nig Dent J 2009; 17(1): 7-11.
10. Purmal K, Alam MK, Cheong NW. Pont's Index Is Not Exact Science: A
Reappraisal. Int Med J 2013; 20 (2): 204-207.
11. Dr Dhakal J, Dr Shrestha RM, Dr Pyakurel U. Assessment of Validity of
Pont’s Index and Establishment of Regression Equation to Predict Arch Width
in Nepalese Sample. Orthod J Nepal 2014; 4(1): 12-16.
12. Agnihotri G, Gulati M. Maxillary molar and premolar indices in North
Indians: A Dimorphic Study. Int J Biol Anthropol. 2007; 2(1): 1-10.
13. Purmal K, Alam MK, Moganadass DD. The application and correlation of
Pont’s Index to the facial framework of three main ethnic groups in Malaysia.
14. Yaacob H, Nambiar P, Murali DK. Racial characteristics of human teeth with special emphasis on the Mongoloid dentition. Malays J Pathol 1996; 18(1):
1-7.
15. Cheema IK. Socio-cultural Stratification of India. Markaeld Institute of
Higher Education: 84-89.
16. Anonymous. World Tamil
Population.http://tamilo.com/tamil-population-education-29.html, 2015.
17. Sarworini BB. Perubahan dan Karakteristik Lengkung Gigi selama Periode
Tumbuh Kembang serta Faktor yang Mempengaruhi. JITEKGI 2003: 1(2):
73-77.
18. Louly F, Nouer PRA. Dental arch dimensions in the mixed dentition: a study
of Brazilian children from 9 to 12 years of age. J. Appl. Oral Sci 2011; 19(2): 3
19. Svalkauskiene V, Smigelskas K, Salomskiene L. Heritability estimates of
dental arch parameters in Lithuanian twins. Stomatologija, Baltic Dental and
Maxillofacial Journal 2015; 17(1): 3-8.
20. Al- Zubair NM. Determinant factors of Yemeni maxillary arch dimensions.
Saudi Dent J 2015; 27(1): 50-54.
21. Aznar T, Galan AF, Marin I, Dominguez A. Dental Arch Diameters and
Relationships to Oral Habits. Int J Orthod Dentofacial Orthop 2006; 76(3): 1-5.
22. Simmon KE. Growth Hormone and Kraniofacial Changes: Preliminary data
from Studies in Turner’s Syndrome by pediatrics. Official journal of the
American Academy of Pediatrics 1999; 104(Supply): 1021.
23. Foster CM, Sunga E, Chung CH. Relationship Between Dental Arch Width
and Vertical Facial Morphology In Untreated Adults. Eur J Orthod 2008:
288-294.
24. Ling JYK, Wong RWK. Dental Arch Widths of Southern Chinese. The EH
Angle Education and Research Foundation 2009; 10(1): 54-63.
25. Kumar PS. Dental Anatomy and Tooth Morphology. 1 st ed New Delhi:
26. Rathi MK, Fida M. Applicability of Pont’s Index in Orthodontics. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan 2014; 24(4): 256-260 .
27. Bunger E, Jindal R, Pathania D, Bunger R. Mesiodistal Crown Dimensions of
the Permanent Dentition Among School Going Children in Punjab
Population: AN Aid in Sex Determination. Int J Dent Health Sci 2014; 1(1):
12-23.
28. Jain AK, Garg N, Singh J, Mesiodistal crown dimensions of the permanent
dentition of a North Indian population. Indian J Dent 2011; 2(2): 16-20.
29. Khan SH, Hassan GS, Rafique T. Mesiodistal Crown Dimensions of
Permanent Teeth in Bangladeshi Population. BSMMU J 2011; 4(2): 81-87.
30. Singh G. Textbook of Orthordontics. 2 nd ed., New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers., 2007.
31. Alam MK. Orthodontic Practical Notes. Malaysia: PPSP Publication, 2012:
11-13.
32. De Auroja TM, Fonseca LM, Caldas LD. Preparation and evaluation of
orthodontic setup. Dent Press J Orthod. 2012; 17(3): 1-2.
33. Al-Sarraf H, Abdul-Mawjood A, Al-Sayagh NM. Re-assessment of Pont’s
index in Class 1 normal occlusion. Al-Rafidain Dent J 2006; 6(1): 1-5.
34. Jyotirmay, Dua VS, Rai A. Application of Pont’s index on Indian population:
A Dimorphic Study. Heal Talk 2011; 3(4): 39-41.
35. Celebi AA, Tan E, Gelgor IE. Determination and Application of Pont’s Index
in Turkish Population. The Sci World J 2012: 1-2.
36. Wakaya B. Sosiologi Menyelam Fenomena Sosial di Masyarakat. Indonesia:
Penerbit PT Setia Pama, 2007.
37. Julianti R, Lestari, Pratama R. Peranan forensic odontologi dalam bencana
Masal
38. Sunart L. Sejarah Kependudukan Malaysia
39. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. 3 rd ed., Jakarta: Penerbit Salemba Medika., 2013:
68-72.
40. Mohammad HA, Abu Hassan MI, Hussain SF. Dental Arch Dimension of Malay Ethnic Group. Am J Appl Sci 2011; 8(11): 1061-6.
41. Trivedi K, Shyagali TR, Doshi J. Comparism of Dental Arch Width of Indian
Population with Southern Chinese and Caucasion Population-cross sectional
study. JIDA ; 12(4).
42. Anonymous. 500 millions vegetarian at India. F: /500% 20Million%20
Vegetarians%20In%20India%20_%20Vegetarians.co.nz.html.( Juni 23, 2013).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional yaitu untuk melihat perbandingan antara lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model studi dengan lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s pada mahasiswa suku India Tamil FKG USU.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Maret 2016.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa suku India Tamil yang masih aktif kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan usia 18 – 25 tahun.
3.4 Sampel Penelitian
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa FKG USU
2. Suku India Tamil ( dua keturunan ) 3. Usia 18-25 tahun
4. Belum pernah melakukan perawatan ortodonti 5. Gigi permanen lengkap ( kecuali gigi molar tiga ) 6. Hubungan molar pertama permanen Klas I Angle 7. Tidak terdapat karies dan tambalan
8. Overjet atau overbite normal ( 2-4mm )
9. Apabila terdapat diastema atau crowding, tidak lebih dari 3mm diskrepansinya
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Adanya kelainan ukuran gigi misalnya makrodonsia, mikrodonsia, dan lain-lain
2. Adanya kelainan bentuk gigi misalnya peg shaped, mulberry molar, dan lain-lain
3. Adanya kelainan jumlah gigi misalnya gigi supernumerary, hipodonsia, dan lain-lain
4. Crossbite anterior atau posterior
5. Kebiasaan buruk seperti bruksism
6. Kondisi model studi yang tidak baik seperti patah, berporeous, mengalami distorsi, dan lain-lain
3.4.3 Besar Sampel
Keterangan :
n = besar sampel
Zα = derajat untuk batas atas; untuk α = 0.05 Zα = 1,64
Zβ = derajat untuk batas bawah; untuk β = 0,01 Zβ = 1,282
σ = simpangan baku perkiraan perbedaan = 0,46
d = selisih rerata yang bermakna = 0,3
Dalam penelitian ini digunakan tingkat kesalahan tipe I adalah 5% (Zα= 1,64) dan tingkat kesalahan tipe II adalah 10% (Zβ= 1,282).39
Simpang baku nilai lebar intermolar menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agnihotri dan Gulati adalah sebesar 0,46o dengan besar sampel 100 orang.13 Selisih rerata yang bermakna ialah 0,3
Besar sampel adalah,
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan = 41
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 41 orang. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian adalah 50 orang mahasiwa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang terdapat di dalam penelitian ini, yaitu:
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah :
1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus rahang atas 2. Lebar interpremolar yang diukur pada model studi 3. Lebar intermolar yang diukur pada model studi
3.5.2 Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah: 1. Suku/ ras
2. Usia
3. Model studi
4. Teknik pengukuran model studi 5. Rater ( observer ) yang sama
3.5.3 Variabel Tergantung
1. Lebar interpremolar yang dihitung dengan menggunakan Indeks Pont’s 2. Lebar intermolar yang dihitung dengan menggunakan Indeks Pont’s
3.6 Definisi Operasional
1. Mahasiswa Fakultas kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar mengikuti pendidikan dan masih aktif.
2. Suku India Tamil adalah sampel penelitian dari dua keturunan ( ayah, ibu, kakek dan nenek ).
4. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus rahang atas adalah jarak yang diukur dari titik kontak anatomis mesial ke titik kontak anatomis distal pada masing-masing gigi yang diukur dengan kaliper digital. Skala pengukuran ialah numerik.
5. Lebar interpremolar yang diukur pada model studi adalah jarak dari pit distal premolar pertama kanan ke pit distal premolar pertama kiri yang diukur
dengan kaliper digital. Skala pengukuran ialah numerik.
6. Lebar intermolar yang diukur pada model studi adalah jarak dari pit mesial molar pertama kanan ke pit mesial molar pertama kiri yang diukur dengan kaliper digital. Skala pengukuran ialah numerik.
7. Lebar interpremolar menggunakan Indeks Pont’s adalah jumlah mesiodistal insisivus dikalikan dengan 0,8. Skala pengukuran ialah numerik.
8. Lebar intermolar menggunakan Indeks Pont’s adalah jumlah mesiodistal insisivus dikalikan dengan 0,64. Skala pengukuran ialah numerik.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
3.7.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Alat diagnostik, yaitu berupa kaca mulut, sonde, dan pinset untuk pemeriksaan klinis sampel penelitian.
2. Sendok cetak digunakan untuk meletakkan bahan cetak yang digunakan dalam proses pencetakkan rahang atas sampel penelitian.
3. Rubber bowl digunakan untuk menempatkan bahan cetak alginat, gipsum
dan dental stone.
4. Spatula digunakan untuk mengaduk bahan cetak alginat, gipsum dan
dental stone.
5. Rubber base digunakan untuk pembuatan basis model rahang atas sampel
penelitian.
7. Lecron digunakan untuk membuang bahan cetak yang lebih. 8. Alat tulis.
3.7.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian : 1. Alginat merek extra High Grade Alginat 2. Dental stone
3. Gipsum
Gambar 7. ( A ) Sendok cetak, ( B ) Rubber bowl, ( C ) Spatula,( D) Rubber base, ( E ) Kaliper Digital dengan akurasi 0,01 mm,( F ) Alginat
A B
C D
3.8 Prosedur Penelitian
1. Pengumpulan sampel sekunder dari penelitian yang berjudul “ Ukuran Lebar Mesio-Distal dan Dimensi Lengkung Gigi pada mahasiswa suku India Tamil Universitas Sumatera Utara,” oleh Vassanty Tamalingam pada tahun 2014 di Depatemen Orthodonsia Universitas Sumatera Utara sebanyak 35 model studi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dan 15 model studi berupa sampel primer dimana dilakukan pencetakan baru.
2. Pengumpulan sampel primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terlebih dahulu pada mahasiswa suku India untuk menentukan kriteria inklusi dan eksklusi.
3. Setelah sampel ditentukan, dilakukan pemeriksaan klinis berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel yang telah terpilih menyatakan kesediaan untuk menjadi sampel penelitian melalui lembar informed consent.
4. Dilakukan pencetakan pada sampel dengan bahan cetak alginat dimana perbandingan powder (bahan cetak alginat) dan liquid (air) mengikuti petunjuk takaran pabrik.
5. Pencetakan rahang atas dilakukan dengan posisi Kamfer dan sejajar dengan lantai. Pencetakan dilakukan dengan posisi operator disisi belakang kanan sampel. Sendok cetak ditahan dengan tekanan yang konstan dan ditunggu untuk bahan cetak menggeras selama 2-3 menit. Cetakan kemudian diisi dengan dental
stone dan diberi basis yang diisi dengan gipsum.
6. Dalam satu hari, pencetakan rahang atas hanya dilakukan pada 5 orang. Ini dapat menghindari kelelahan peneliti dan untuk mendapatkan pencetakan yang akurat.
8. Lebar interpremolar pada model studi diukur dari pit distal premolar
pertama kanan ke pit distal premolar pertama kiri, ianya dikatakan sebagai ( measured premolar value MPV ).
9. Lebar intermolar pada model studi diukur dari pit mesial molar pertama kanan ke pit mesial molar pertama kiri, ianya dikatakan sebagai ( measured molar
value MMV ).
10. Prediksi lebar interpremolar dan intermolar diestimasi menggunakan Indeks Pont’s
Lebar interpremolar = Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 80
Lebar intermolar = Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 64
11. Hasil lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model studi dibandingkan dengan hasil lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
12. Untuk mendapatkan data yang dapat dihandalkan, pengukuran model studi dilakukan oleh 2 observer yaitu peneliti dan 1 orang observer lain yang mengetahui teknik pengukurannya. Dalam satu hari dilakukan pengukuran sebanyak 10 model studi sehingga dibutuhkan waktu selama 5 hari untuk pengukuran satu orang observer.
3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data
3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi.
3.9.2 Analisis Data
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 50 orang mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari 17 orang mahasiswa laki-laki dan 33 orang mahasiswa perempuan yang masih aktif mengikuti pendidikan dan memenuhi kriteria inklusi. Pengukuran dilakukan pada model studi rahang atas. Uji keandalan antar-pemeriksa (interrater realibility) dilakukan pada pengukuran Indeks Pont’s yang dilakukan oleh 2 rater selama 10 hari. Nilai koefisien cohen’s
kappa adalah sebesar 0,69. Ini berarti terdapat kesepakatan yang baik antara rater 1
dengan rater 2 terhadap pengukuran Indeks Pont’s.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada sampel, dapat dilihat gambaran rerata dan simpangan baku Indeks Pont’s pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Rerata Indeks Pont’s mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran CPV = Nilai hitung Interpremolar menggunakan Indeks Pont’s CMV = Nilai hitung Intermolar menggunakan Indeks Pont’s PI = Indeks premolar
MI = Indeks molar
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, dapat dilihat rerata dan simpangan baku Indeks Pont’s pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran gigi berdasarkan jenis kelamin.
insisivus rahang atas 30,05 mm, nilai ukur interpremolar 36,98 mm, nilai ukur intermolar 46,41 mm, nilai hitung interpremolar 37,57 mm, nilai hitung intermolar 46,95 mm, indeks premolar 81,35, dan indeks molar 64,82. Hasil analisis dengan uji-t independen dengan derajat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p > 0,05) antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada Indeks Pont’s.
Tabel 3. Rerata Indeks Pont’s mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin
Pengukuran
Rerata (mm) Simpangan baku (mm)
Uji-t
Untuk melihat ada tidak hubungan antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dilakukan uji korelasi Pearson’s.
sebesar 0,688 dan 0,676. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan korelasinya cukup kuat dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 dimana (p < 0,01) sehingga korelasi dinyatakan memiliki signifikansi yang bermakna.
Tabel 4. Hubungan antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Pengukuran r-value p
SI dan MPV 0,688 0,000
SI dan MMV 0,676 0,000
** Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p < 0,01 ( r ) = 0,000 – 0,199 sangat rendah
( r ) = 0,200 – 0,399 rendah ( r ) = 0,400 – 0,599 sedang ( r ) = 0,600 – 0,799 kuat
( r ) = 0,800 – 1,000 sangat kuat
Untuk melihat ada tidak hubungan antara nilai ukur interpremolar dan intermolar dengan nilai hitung interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dilakukan uji korelasi Pearson’s.
korelasinya kuat dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 dimana (p < 0,01) sehingga korelasi dinyatakan memiliki signifikansi yang bermakna.
Tabel 5. Hubungan antara nilai ukur interpremolar dan intermolar dengan nilai hitung interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Pengukuran r-value P
MPV dan CPV 0,687 0,000
MMV dan CMV 0,676 0,000
** Korelasi bermakna adalah signifikan pada taraf uji p < 0,01 ( r ) = 0,000 – 0,199 sangat rendah
( r ) = 0,200 – 0,399 rendah ( r ) = 0,400 – 0,599 sedang ( r ) = 0,600 – 0,799 kuat
BAB 5
PEMBAHASAN
Indeks Pont’s digunakan untuk memprediksi lebar interpremolar dan intermolar dari jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus rahang atas.11,26,33,35 Pont menyatakan bahwa lebar lengkung gigi yang ideal diperlukan untuk mengakomodasi gigi dan menghilangkan kondisi gigi berjejal.26,34,35 Indeks Pont’s digunakan untuk menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan molar.2 Nilai Indeks Pont’s sangat penting dalam menentukan rencana perawatan ortodonsia. Nilai Indeks Pont’s berbeda antara satu populasi dengan populasi lain karena morfologi gigi dipengaruhi oleh faktor budaya, ras dan lingkungan.12,13
Penelitian ini dilakukan pada 50 orang mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang terdiri atas 17 orang mahasiwa laki-laki dan 33 orang mahasiswa perempuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur menggunakan model studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s. Hasil nilai Indeks Pont’s tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menyusun rencana perawatan ortodonsia khusus pada pasien suku India Tamil.
ukur intermolar adalah 55,20 mm dan pada penelitiannya tidak dilakukan pengukuran interpremolar.40 Penelitian John dkk., pada 358 orang suku Cina menyatakan bahwa nilai ukur interpremolar dan intermolar pada suku Cina lebih besar dibandingkan populasi kulit putih di Amerika.24 Penelitian Trivedi dkk., juga menyatakan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada suku Cina lebih besar dibanding dengan suku India.41 Perbedaan ini disebabkan oleh faktor ras, dimana suku India termasuk dalam ras Kaukasoid sementara suku Melayu dan suku Cina termasuk dalam ras Mongoloid. Kelompok ras yang berbeda akan menampilkan nilai ukur intermolar dan interpremolar yang bervariasi.9 Kelompok ras Mongoloid mempunyai nilai ukur interpremolar dan intermolar yang lebih besar dibanding kelompok ras Kaukasoid. Faktor lain yang menyebabkan terdapatnya perbedaan nilai ukur interpremolar dan intermolar antara suku yang berbeda adalah faktor pola makan. Suku India sebagian besar adalah vegetarian sehubungan dengan faktor agama yang dianutnya. Sebanyak 41,67% populasi India adalah vegetarian. Makanan yang biasa dikonsumsi adalah sayur-sayuran dan karbohidrat seperti nasi, kentang, buah-buahan dan lain-lain.42 Sayur-sayuran dan karbohidrat adalah makanan lunak, dimana penggunaan otot pengunyahan dalam proses pencernaan makanan tidak sebesar suku Melayu dan suku Cina yang banyak mengkonsumsi daging dan makanan laut yang teksturnya lebih keras. Tekstur makan yang keras akan menambah berat kerja dari otot-otot pengunyahan.9 Otot pengunyahan yang kuat meningkatkan mekanisme pengunyahan rahang dan memicu pertumbuhan rahang dalam arah transversal sehingga nilai ukur interpremolar dan intermolar lebih besar.23
100 orang Nepal menyatakan indeks premolar dan indeks molar adalah 79,60 dan 63,36.11 Namun terdapat beberapa penelitian yang mempunyai hasil yang berbeda dibanding dengan penelitian ini. Penelitian Purmal dkk., pada 90 orang Malaysia yang terdiri dari suku Melayu, Cina dan India menyatakan indeks premolar dan indeks molar adalah 83,34 dan 67,71.13 Perbedaan ini dikarenakan faktor ras dan genetik.Pada penelitian Purmal dkk., sampel penelitian terdiri dari ras Kaukasoid dan Mongoloid sedangkan sampel pada penelitian ini terdiri dari ras Kaukasoid.13 Kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dimensi lengkung gigi yang bervariasi karena memiliki ciri-ciri genetik yang juga bervariasi.14,24 Faktor genetik bervariasi antara satu individu dengan individu lain. Faktor genetik mempunyai pengaruh yang penting dalam penentuan variasi ukuran lengkung gigi.14
Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk. Pada penelitian ini, hasil uji normalitas terdistribusi normal sehingga peneliti menggunakan uji-t independen dalam analisis statistik.39
Tabel 3 menunjukkan nilai rerata Indeks Pont’s mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin. Hasil statistik uji-t independen dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnihotri dkk., pada 100 orang India Utara yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara laki-laki dan perempuan.12 Kedua penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda karena pada penelitian Agnihotri dkk., sampel penelitian yaitu suku India yang diambil tanpa mempertimbangkan keturunan dua generasi di atasnya sedangkan pada penelitian ini sampel diambil dengan mempertimbangkan dua generasi di atasnya yaitu kedua orang tua ayah dan ibu.12
bahwa terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar.11 Penelitian Dhakal dkk., menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini karena teknik pengukuran nilai ukur interpremolar dan intermolarnya sama, alat pengukur serta penentuan kriteria inklusi sampel juga sama.11
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a) Nilai ukur interpremolar dan intermolar pada model studi signifikan dengan nilai hitung interpremolar dan intermolar menggunakan Indeks Pont’s. Terdapat korelasi yang kuat antara nilai ukur interpremolar dan intermolar dengan nilai hitung interpremolar dan intermolar.
b) Analisis uji-t independen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada Indeks Ponts.
c) Terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar.
d) Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada para ortodontis mengenai Indeks Pont’s pada pasien suku India Tamil dan dapat menjadi pedoman dalam menyusun rencana perawatan ortodonsia khusus pada pasien suku India Tamil.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Indeks Pont’s dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar agar didapatkan validitas hasil penelitian yang lebih tinggi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lengkung Gigi
Menurut DuBRUL (1980), bentuk lengkung gigi sangat bervariasi, akan tetapi
secara umum lengkung gigi rahang atas berbentuk elips dan lengkung gigi rahang
bawah berbentuk parabola.17 Garis oklusi merupakan garis lengkung gigi yang
simetris, tanpa terputus, dan ditarik dari gigi molar kanan ke molar kiri. Garis oklusi
lengkung gigi rahang atas melalui fossa sentral gigi molar, singulum kaninus, dan
insisivus. Garis oklusi lengkung gigi rahang bawah melalui tonjol bukal molar dan
tepi insisivus (Gambar 1).6,17 Ukuran dan bentuk lengkung gigi sangat berpengaruh
dalam diagnosis dan penentuan rencana perawatan kasus ortodontik, estetik serta
stabilisasi oklusi dari gigi geligi.9
2.1.1 Dimensi Lengkung Gigi
Menurut Nakata, Ross-Powell, dan Bishara, dimensi lengkung gigi terdiri dari
lebar lengkung gigi yaitu lebar interkaninus dan lebar intermolar, panjang lengkung
gigi, dan keliling lengkung gigi (Gambar 2A). Moyers, menyatakan bahwa dimensi
lengkung gigi terdiri dari lebar lengkung gigi yaitu lebar interkaninus dan lebar
intermolar, tinggi lengkung gigi, keliling atau perimeter lengkung gigi, overbite, dan
overjet (Gambar 2A & 2B).17
Gambar 2. (A) (1) Lebar Interkaninus, (2) Lebar Interpremolar, (3) Lebar Intermolar, (4) Panjang lengkung gigi, (5) Panjang segmen anterior, (6) Panjang
segmen posterior18 (B) Overjet dan overbite4
2.1.1.1 Lebar Lengkung Gigi
Dari penelitian Aluko, lebar lengkung gigi terdiri dari lebar interkaninus, lebar
interpremolar, dan lebar intermolar (Gambar 3).9 Menurut Moyers, lebar lengkung
gigi terdiri dari lebar interkaninus dan lebar intermolar.17
Pengukuran lebar interkaninus dilakukan antara puncak tonjol kaninus kanan
ke puncak tonjol kaninus kiri.9 Pengukuran lebar interpremolar dilakukan antara
puncak tonjol bukal premolar kanan ke puncak tonjol bukal premolar kiri.9
Pengukuran lebar intermolar dilakukan antara puncak tonjol mesiobukal molar kanan
ke puncak tonjol mesiobukal molar kiri.9
Gambar 3. Lebar lengkung gigi9
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lengkung Gigi
a) Faktor Genetik
Genetik mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan variasi ukuran dan bentuk lengkung gigi. Cassidy dkk., telah melakukan penelitian terhadap remaja kembar dan menemukan kontribusi genetik yang tinggi untuk variasi dalam dimensi lengkung gigi. Menurut penelitian Svalkauskiene dkk., faktor genetik pada kembar populasi Lithuania lebih berpengaruh pada lebar antara gigi insisivus lateral rahang atas.19
b) Jenis Kelamin
Menurut penelitian Al-Zubair, lebar lengkung gigi rahang atas lebih besar pada laki-laki dibandingkan pada perempuan karena prosesus alveolaris dan bony
ridge pada perempuan lebih kecil dibandingkan pada laki-laki dimana hal ini akan
c) Faktor Lingkungan
Lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi. Faktor lingkungan seperti kebiasaan oral, hormon, kehilangan prematur gigi sulung, fisik, dan lain-lain lagi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi.
i) Kebiasaan oral
Kebiasaan oral yang mempengaruhi pertumbuhan lengkung gigi antara lain mengisap ibu jari atau jari-jari tangan, mengisap dot, bernafas melalui mulut, menjulurkan lidah, dan lain-lain. Kebiasaan mengisap jari akan menyebabkan pengurangan lengkung gigi rahang atas.2 Hasil penelitian Anzar dkk., menyatakan bahwa kebiasaan mengisap dot akan menyebabkan pengurangan ukuran lengkung gigi rahang atas terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan pengurangan ukuran lengkung gigi pada rahang atas dan bawah.21
ii) Faktor hormon
Pertumbuhan kraniofasial dan dental tergantung pada hormon pertumbuhan (GH) dan faktor pertumbuhan insulin seperti I (IGF-I). Kekurangan salah satu hormon ini selama masa kanak-kanak menyebabkan penurunan pertumbuhan rahang atas dan rahang bawah, terutama rahang atas dan juga menyebabkan terganggunya perkembangan gigi dan waktu erupsi. Sebaliknya, kelebihan GH/ faktor pertumbuhan insulin menyebabkan pertumbuhan berlebih, terutama pada rahang bawah.22 Perubahan lengkung gigi pada masa tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh tumbuh kembang dari prossesus alveolaris.22
iii) Kehilangan prematur gigi sulung
Menurut Northway, Wainright, dan Demirjian, kehilangan prematur gigi menyebabkan berkurangnya panjang lengkung gigi.3 Kehilangan prematur gigi sulung molar dua menyebabkan migrasi gigi permanen molar pertama yang dihubungkan dengan pengurangan panjang lengkung gigi.3
iv) Fisik
pertumbuhan rahang dari arah transversal.23 Perubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih keras menyebabkan penggunaan otot pengunyahan bertambah. Akibat pengunyahan dengan tekanan yang besar akan menyebabkan perubahan pada perkembangan lengkung gigi.6,9
d) Faktor Ras
Menurut John dkk., kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dimensi lengkung gigi yang bervariasi.24 Dari penelitiannya, lebar intermolar rahang atas pada populasi China Selatan yaitu ras Mongoloid lebih besar dari populasi ras Kaukasoid.24
2.2 Morfologi Gigi
Morfologi gigi ialah ilmu yang mempelajari tentang ukuran, bentuk, bagian, dan susunan makropis dari gigi.25 Secara umum gigi digunakan dalam proses pengunyahan, bicara, dan tampilan estetika wajah.25 Morfologi gigi dipengaruhi oleh faktor ras, lingkungan, budaya, dan jenis kelamin.12,13,27 Gigi digunakan dalam penyelidikan genetik, odontologi, anthropologi, dan forensik dimana dapat menentukan umur dan jenis kelamin.26 Ukuran gigi dibagi menjadi 2 yaitu panjang gigi dan lebar gigi.25 Pengukuran lebar mesiodistal gigi diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang akurat dan menyusun rencana perawatan ortodonti yang tepat.27
2.2.1 Lebar Mesiodistal Gigi
Tabel 1. Ukuran lebar mesiodistal gigi permanen menurut Singh dkk 28
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lebar Mesiodistal Gigi
Lebar mesiodistal gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, jenis kelamin, lingkungan, dan ras.
a) Faktor Genetik dan Jenis Kelamin
Kromosom seks menyebabkan efek yang berbeda pada ukuran gigi. Hal ini disebabkan karena pada laki-laki terdapat kromosom Y yang memperlambat pertumbuhan. Kromosom Y tersebut membuat pertumbuhan laki-laki berlangsung lebih lama dibanding perempuan. Oleh karena itu, pada akhir tumbuh kembang ukuran gigi laki-laki lebih besar dibanding perempuan. Menurut Moss, laki-laki mempunyai lebar mesiodistal gigi yang lebih besar dari perempuan karena enamel gigi pada laki-laki lebih tebal akibat periode amelogenesis yang lebih panjang.27
b) Faktor Lingkungan
Dunn dan Dobzhansky, menyatakan bahwa meskipun semua manusia adalah satu spesies tetapi manusia mendiami berbagai belahan dunia yang berbeda-beda dengan lingkungan yang juga berbeda-beda.27 Manusia dilingkungan yang berbeda mengkonsumsi makanan yang berbeda. Konsumsi makanan yang berbeda akan mempengaruhi pola pertumbuhan. Menurut penelitian Khangura dkk., populasi yang berbeda akan mengkonsumsi makanan yang berbeda dimana ia akan mempengaruhi lebar mesiodistal gigi.27
c) Faktor Ras
Purmal dkk., telah menyatakan bahwa lebar mesiodistal gigi pada ras Kaukasoid, ras Mongoloid, dan ras Negroid bervariasi antara satu sama lain.13 Menurut penelitian Aluko, ukuran mesiodistal gigi pada populasi Nigeria yaitu ras Negroid adalah lebih besar dibandingkan dengan ras Kaukasoid.9
2.3 Analisis Model Studi
Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk menentukan diagnosis ortodonti. Model studi digunakan untuk menganalisis gigi geligi pada rahang atas maupun rahang bawah serta hubungan oklusalnya pada tiga dimensi.30 Analisis model studi digunakan untuk mengetahui kedudukan gigi pada rahang dan dapat dinilai dalam arah sagital, transversal, dan vertikal.2 Model studi harus dipersiapkan dengan baik dan hasil cetakannya harus akurat untuk keperluan diagnosis ortodonti.30
Terdapat beberapa kerugian dari analisis model studi yaitu membutuhkan ruang dalam penyimpanan, dan resiko kerusakan atau pecah.32
2.4 Indeks Pont’s
Pont telah melakukan penelitian pada populasi Perancis dimana ukuran sampel tidak dijelaskan.33 Pont telah mengusulkan metode mengukur lengkung gigi yang ideal dimana sekarang dikenal sebagai Indeks Pont’s.11 Indeks Pont’s menggunakan lebar mesiodistal gigi insisivus rahang atas untuk memprediksi lebar interpremolar dan lebar intermolar.33 Pont menyatakan bahwa lebar lengkung gigi yang ideal diperlukan untuk mengakomodasi gigi, menghilangkan kondisi gigi berjejal, dan ekspansi rahang.26,34 Menurut penelitian Dalidjan dkk., kepraktisan Indeks Pont’s telah menarik perhatian para praktisi ortodonti untuk menggunakan Indeks Pont’s dalam menyusun rencana perawatan.10,34
2.4.1 Penentuan Jumlah Mesiodistal Gigi Insisivus
Lebar mesiodistal dari empat gigi insisivus rahang atas diukur dari titik kontak mesial ke titik kontak distal setiap gigi dan sejajar dengan dataran oklusal (Gambar 4).13,33 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kaliper digital dengan ujung yang tajam untuk memperoleh akurasi yang tepat.29
2.4.2 Penentuan Nilai Ukur Interpremolar (Measured Intepremolar Value)
Lebar interpremolar diukur dari pit distal premolar pertama kanan ke pit
distal premolar pertama kiri pada permukaan oklusal (Gambar 5).2,34
Gambar 5. Pengukuran Lebar Interpremolar12
2.4.3 Penentuan Nilai Ukur Intermolar ( Measured Intermolar Value)
Lebar intermolar diukur dari pit mesial molar pertama kanan ke pit mesial molar pertama kiri pada permukaan oklusal (Gambar 6).2,34
2.4.4 Penentuan Nilai Hitung Interpremolar
Nilai interpremolar dihitung dengan rumus34,35
Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 Lebar Interpremolar =
80
2.4.5 Penentuan Nilai Hitung Intermolar
Nilai intermolar dihitung dengan rumus34,35
Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 Lebar Intermolar =
64
2.4.6 Penentuan Indeks Premolar12
Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 Indeks premolar =
Lebar Interpremolar
2.4.7 Penentuan Indeks Molar12
Jumlah mesiodistal gigi insisivus × 100 Indeks molar =
2.5 Suku India Tamil
Kelompok-kelompok ras yang utama di dunia ini adalah ras Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid.14 Ras Kaukasoid dibagi ke dalam empat kelompok yaitu Kaukasoid Nordik, Kaukasoid Mediterania, Kaukasoid Alpin, dan Kaukasoid Indik atau Hindu.36 Suku India termasuk dalam golongan ras Kaukasoid Indik.36 Ciri-ciri ras Kaukasoid Indik adalah ukuran tubuh lebih pendek daripada ras Kaukasoid Mediterania, mata hitam, hidung yang mancung, rambut hitam, bentuk muka lonjong, oval atau bulat.36 Ciri-ciri gambaran gigi ras Kaukasoid ialah cusp carabelli berupa tonjolan pada molar pertama, pendataran daerah sisi buko lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula, maloklusi pada gigi anterior, palatum sempit, mengalami elongasi, dan bentuk lengkung gigi parabola.37
Terdapat empat golongan utama di India, yaitu golongan Austric, golongan Dravidian, golongan Sino-Tibetan, dan golongan Indo Europa di mana golongan Dravidian dan Indo Europa termasuk dalam ras Kaukasoid.14,15 Golongan Dravidian terdiri daripada orang Tamil, Telegu, Kannada, Malayali, dan Gondi yang berasal dari India Selatan. Golongan Indo Europa terdiri dari orang Marathi, Rajasthani, Gujarathi, Marwari, Punjabi, dan Bengali yang berasal dari India Utara.15 Orang Tamil berjumlah sekitar 74 juta di dunia.16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan, diagnosis, pencegahan serta koreksi penyimpangan
dentokraniofasial.1 Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperoleh estetika dental dan fasial, struktur wajah yang seimbang, serta mencapai fungsi stomatognasi yang optimal.1,2
Edward H Angle,(1899) mengklasifikasikan oklusi normal melalui hubungan anteroposterior gigi molar satu permanen.1,3 Oklusi normal didefinisikan sebagai tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas yang berkontak dengan groove bukal molar pertama rahang bawah dan gigi tersusun secara rapi pada lengkung rahang.1,3
Maloklusi didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari oklusi normal.1 Terdapat beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya maloklusi, diantaranya adalah faktor lingkungan, genetik, kebiasaan buruk, aktivitas otot, dan lain-lain.2,4 Angle mengklasifikasikan maloklusi menjadi tiga kelas yaitu Klas I, Klas II, dan Klas III.1,5 Maloklusi dapat menimbulkan penyimpangan pada tampilan wajah, masalah pada fungsi oral seperti pengunyahan, menelan dan berbicara, kelainan temporomandibula, trauma dental, dan penyakit periodontal.6
Maloklusi dapat diketahui melalui suatu studi dan interpretasi klinis yang disebut diagnosis ortodonti. Diagnosis ortodonti merupakan suatu langkah sebelum menyusun rencana perawatan ortodonti.7 Diagnosis ortodonti dapat ditegakkan dengan melakukan beberapa analisis seperti anamnesa, riwayat kasus, pemeriksaan klinis, analisis fungsional, analisis radiografi, analisis fotografi, dan analisis model studi.7
lengkung gigi, tinggi palatal, lebar mesiodistal gigi, analisis ruang, dan lain-lain.8 Analisis model studi dapat digunakan untuk menganalisis lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah dalam tiga arah yaitu sagital, vertikal, dan transversal.2 Pada arah transversal, dapat diukur lebar interkaninus, lebar interpremolar, dan lebar intermolar.9 Lebar interpremolar dan lebar intermolar diukur untuk mengetahui jumlah ekspansi yang dibutuhkan untuk mengatasi gigi berjejal.10
Terdapat banyak rumus dan indeks yang digunakan dalam memprediksi lebar interpremolar dan lebar intermolar yang ideal dengan menggunakan lebar mesiodistal
gigi antara lain yaitu Indeks Pont’s, Indeks Linder, Indeks Korkhaus,
Indeks Schmuth, Indeks Cha, Indeks Schwarz, dan Indeks McNamara.10 Indeks
Pont’s digunakan untuk memprediksi lebar interpremolar dan intermolar dari jumlah
lebar mesiodistal dari keempat gigi insisivus rahang atas. Pengukuran dan prediksi
lebar lengkung dilakukan pada lengkung rahang atas saja.11 Indeks Pont’s digunakan
untuk menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan
molar.2
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan korelasi yang signifikan
antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi
yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.11 Penelitian mengenai Indeks Pont’s
sebelumnya dilakukan oleh Karanth dan Jayade, pada tahun 1998 pada 50 orang
populasi Tibet. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model
studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan
Indeks Pont’s dimana nilai indeks premolar adalah 79,56 dan nilai indeks molar
adalah 61,64.11 Aginihotri dan Gupta, pada tahun 2008 melakukan penelitian pada
100 orang populasi India Utara. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
korelasi yang signifikan antara lebar keempat gigi insisivus rahang atas dan lebar
lengkung gigi dengan Indeks Pont’s, dimana nilai Pont’s adalah 81 dan 65 untuk
premolar dan molar.12 Dakal dan Shrestha, pada tahun 2014 melakukan penelitian
pada populasi Nepal yang berjumlah 100 orang. Hasil penelitiannya menunjukkan
intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s, dimana nilai indeks premolar adalah 80,51 dan indeks molar adalah 63,65.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s. Ordoubazary dkk., pada tahun 2007 telah melakukan penelitian pada 80 mahasiswa Iran yang berusia 14-18 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.10 Al-Omari dkk., pada tahun 2007 telah melakukan penelitian pada 114 Jordanian dengan oklusi yang normal. Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi yang lemah antara lebar lengkung gigi yang diukur pada model studi dengan lebar lengkung gigi yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.10 Nilai analisis Pont’s sangat berbeda antara satu populasi dengan populasi yang lain karena morfologi gigi dipengaruhi oleh faktor budaya, jenis kelamin, ras, dan lingkungan.12,13
Kelompok ras secara luas diklasifikasikan sebagai Kaukasoid, Mongoloid, dan Negroid.14 Suku India termasuk dalam ras Kaukasoid. Suku India dibagi kepada empat golongan yaitu golongan Austric, golongan Dravida, golongan Sino-Tibetan, dan golongan Indo Europa dimana golongan Dravida dan golongan Indo Europa termasuk dalam ras Kaukasoid.14,15 Golongan Dravida terdiri daripada orang Telugu, Tamil, Kannada, Malayali, dan Gondi. Biasanya golongan ini berasal dari India Selatan. Golongan Indo Europa terdiri dari orang Marathi, Rajasthani, Gujarati, Marwari, Punjabi, dan Bengali. Golongan ini biasanya berasal dari India Utara.15 Populasi Tamil yang merupakan golongan dravida berjumlah sekitar 74 juta di seluruh dunia. Perkiraan populasi Tamil di Malaysia lebih dari 1.060.000 orang.16
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah nilai lebar interpremolar yang diukur pada model studi signifikan dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
2. Apakah nilai lebar intermolar yang diukur pada model studi signifikan dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
2. Untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
1.4 Hipotesis Penelitian
Nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang diukur pada model studi signifikan dengan nilai lebar interpremolar dan lebar intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
2. Dapat memberi masukkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya di bidang ortodonti khusus pada suku India Tamil.
Tahun 2016
Shalini Rajan
Uji Analisis Metode Pont’s pada Mahasiswa Suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
x + 41 halaman
Indeks Pont’s sangat diperlukan dalam menentukan diagnosa dan rencana perawatan sehingga stabilitas perawatan dapat tercapai. Indeks Pont’s adalah informasi penting dalam menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan molar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian
cross-sectional yang menggunakan 50 model studi yang terdiri dari 17 laki-laki dan 33
perempuan dengan usia 18-25 tahun. Model studi diperoleh dari mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan teknik
random sampling. Model studi tersebut diukur dengan metode Pont’s.
memiliki signifikansi yang bermakna. Hasil uji korelasi Pearson’s antara nilai ukur interpremolar dengan nilai hitung interpremolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah 0,687. Hal ini menunjukkan kekuatan korelasinya kuat dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 dimana (p < 0,01) sehingga korelasi dinyatakan memiliki signifikansi yang bermakna. Kesimpulannya adalah Indeks Pont’s dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti yang tepat bagi suku India Tamil.
FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh: SHALINI RAJAN
NIM: 120600192
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Tahun 2016
Shalini Rajan
Uji Analisis Metode Pont’s pada Mahasiswa Suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
x + 41 halaman
Indeks Pont’s sangat diperlukan dalam menentukan diagnosa dan rencana perawatan sehingga stabilitas perawatan dapat tercapai. Indeks Pont’s adalah informasi penting dalam menentukan besarnya ekspansi yang dibutuhkan pada regio premolar dan molar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi antara nilai lebar interpremolar dan intermolar yang diukur pada model studi dengan nilai lebar interpremolar dan intermolar yang dihitung menggunakan Indeks Pont’s.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian
cross-sectional yang menggunakan 50 model studi yang terdiri dari 17 laki-laki dan 33
perempuan dengan usia 18-25 tahun. Model studi diperoleh dari mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan teknik
random sampling. Model studi tersebut diukur dengan metode Pont’s.
memiliki signifikansi yang bermakna. Hasil uji korelasi Pearson’s antara nilai ukur interpremolar dengan nilai hitung interpremolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah 0,687. Hal ini menunjukkan kekuatan korelasinya kuat dengan signifikansi (p) sebesar 0,000 dimana (p < 0,01) sehingga korelasi dinyatakan memiliki signifikansi yang bermakna. Kesimpulannya adalah Indeks Pont’s dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti yang tepat bagi suku India Tamil.
FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh: SHALINI RAJAN
NIM: 120600192
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 21 Maret 2016
Pembimbing : Tandatangan
Erna Sulistyawati,drg.,Sp.Ort ………....
NIP. 195402121981022001
Pembimbing Kedua:
Aditya Rachmawati,drg.,Sp.Ort ………....
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 21 Maret 2016
TIM PENGUJI
KETUA : Erna Sulistyawati,drg.,Sp.Ort
ANGGOTA : 1. Aditya Rachmawati,drg.,Sp.Ort
2. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara di Medan.
Rasa terima kasih yang tak terhingga khususnya penulis sampaikan kepada ayahanda Rajan Raman dan ibunda Puspalatha Subramaniam serta saudara penulis Veeshnuu Rajan yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan, serta semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.d., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort. (K) selaku Ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort. (K) dan Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan serta dorongan semangat kepada penulis mulai dari pembuatan proposal, penelitian, seminar hasil hingga penyusunan dan penyempurnaan skripsi ini.
4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., dan Erliera,drg., Sp.Ort., selaku dosen tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ortodonsia Fakultas kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan Ivanna, Jocelyn, Kevin atas bantuan, dan kebersamaan selama penelitian berlangsung.
8. Senior saya Nirosa Sankar, Rogini, Vasanthy dan Fathiah atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaik Darsheni, Thivyah, Ragu, Dhashini, Siva serta teman-teman 2012 yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu ortodonti, dan masyarakat.
Medan, 14 Maret 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN ...
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
2.4.4 Penentuan nilai hitung interpremolar ... 15
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………... 37
6.2 Saran………. 37
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uk
uran lebar mesiodistal gigi menurut Singh dkk………. 11
2. Re
rata Indeks Pont’s mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara………. 29
3. Re
rata Indeks Pont’s mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin……….. 30
4. Hu
bungan antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara………. 31
5. Hu
bungan antara nilai ukur interpremolar dan intermolar dengan nilai hitung interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gari
s oklusi lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah………... 6
2. Dime
nsi Lengkung Gigi………...………... 7
3. Lebar
Lengkung Gigi……… 8
4. P
engukuran Lebar Mesiodistal Gigi Insisivus………...…………... 13
5. Pengu
kuran Lebar Interpremolar……….. 14
6. Penguk
uran Lebar Intermolar……… 14
7.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. L
embar penjelasan kepada calon subjek penelitian
2. L
embar persetujuan subjek penelitian
3. K
uesioner penelitian
4. A
nggaran penelitian
5. S
urat persetujuan komisi etik
6. D
ata hasil penelitian
7. L