• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP FUNGSI DAN PERAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PERKOSAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP FUNGSI DAN PERAN LABORATORIUM FORENSIK DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PERKOSAAN."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

60 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Dalam mengungkap suatu

tindak pidana perkosaan Laboratorium Forensik sudah berperan optimal

dan professional Laboratorium Forensik membantu mengungkapkan fakta

baik untuk peradilan maupun non-peradilan. Pelaksanaan pembuktian

tindak pidana perkosaan atas dasar penerapan Ilmu Forensik.

Aparat penegak hukum khususnya penyidik dalam hal ini selalu

memanfaatkan dukungan maupun bantuan dari Laboratorium Forensik,

karena dalam penuntasan tindak pidana khususnya perkosaan banyak

hambatan yang dialami oleh penyidik dan membutuhkan peran ataupun

kontribusi dari Laboratorium Forensik diantaranya atau pengambilan

sampel darah, urine, cairan tubuh (air, ludah, keringat,dan air mani) dan

jaringan tubuh (pada kuku dan rambut), kemudian barang bukti yang ada

di sekitar tempat kejadian seperti misalnya pakaian dalam, tisu, kondom

yang dikenakan tersangka dan korban yang munkin masih berserakan.

Hambatan lain yang dialami oleh penyidik adalah dalam kasus

(2)

61

hal ini penyidik tidak boleh sewenang-wenang melakukan otopsi karena

harus mendapatkan persetujuan dari keluarga korban.

Fungsi Laboratorium Forensik saat ini tidak hanya sekedar pelengkap,

tetapi sepenuhnya dibutuhkan karena dalam mengungkap suatu tindak

pidana yang berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan menekankan

pada metode-metode ilmiah yang tidak bisa dilakukan oleh semua

penyidik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut :

1. Permintaan pemeriksaan Laboratorium Forensik kepada Laboratorium

Forensik Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh penyidik

dilakukan secara cepat, tepat, dan benar sesuai dengan persyaratan

formal dan teknis yang tertera di dalam Peraturan Kapolri Nomor 10

Tahun 2009 agar dapat berhasil dan berdaya guna.

2. Penyidikan yang dilakukan oleh penyidik, hendaknya dilakukan

dengan tepat, cermat dan dilaksanakan secara profesional agar tercapai

keberhasilan untuk membuat jelas dan terang kasus yang dihadapi,

sehingga berita acara Laboratorium Forensik yang dibuat oleh

Laboratorium Forensik Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi

(3)
(4)

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdusalam R, 2006, Forensik, Restu Agung, Jakarta.

Atmasasmita Romli, 1995, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, Mandar Muju, Bandung.

---, 1982, Bunga Rampai Hukum Acara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.

Suryono Ekotama, dkk, ed. 2001, Abortus Provocatus Bagi Korban Perkosaan Perspektif Viktimologi,Kriminologi,dan Hukum Pidana, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Sianturi, 1983, Tindak Pidana di KUHP, Alumni, Jakarta.

Husein Harun, 1991, Penyidikan dan Penuntutan Dalam Proses Pidana, Rineka Cipta, Jakarta.

Lamintang, 1984, KUHAP dan Pembahasan Secara Yuridis Menurut Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana, Sinar Baru, Bandung.

Tabah Anton, 1992, Patroli Polisi, Bina Cipta, Jakarta.

Artikel :

Kompas, Kami Peduli Terhadap Korban Perkosaan, Rifka Annisa Women Crisis Center,April 2011

Website:

http://www.wordpres.com, standar-profesi-dokter-di-bidang-kedokteran-forensik/, tanggal 29 Oktober 2010.

http://smileboys. Blogspot.com/2008/05/pengertian laboratorium.html

http://situs.kesrepro.info?gendervaw/materi/perkosaan.htm.

www.digilip.ui.ac.id/opac, Prosedur medikolegal penolakan otopsi ditinjau dari sudut pandang Penyidik, diambil pada tanggal 6 juli 2011

(5)

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2009, tentang tata cara dan persyaratan permintaan pemeriksaan teknis kriminalistik tempat kejadian perkara dan laboratoris kriminalistik barang bukti kepada laboratorium forensik Kepolisian Republik Indonesia.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, tentang syarat kepangkatan dan pengangkatan penyidikan.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini kami mengundang saudara untuk dapat hadir pada acara Klarifikasi dan Negosiasi Biaya Paket tersebut diatas yang dilaksanakan pada :.. Hari : Selasa Tanggal : 26 Juni

Aplikasi website sangat membantu dealer menyampaikan informasi sepeda motor Honda mengenai jenis sepeda motor beserta spesifikasi dan harganya untuk wilayah Jakarta. Website

Harus dihadiri Direktur/Pengurus Perusahaan yang namanya tertera dalam Akte Pendirian atau Perubahan dan tidak dapat diwakilkan;. Demikian disampaikan untuk dihadiri tepat

[r]

Dari keempat pengertian seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya

Bandingkan jumlah penerimaan menurut klasifikasi penyumbang antara nilai yang tercantum dalam Daftar Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (DSPDKP) dengan nilai yang

GDQ HIHNWLI XQWXN SHUKLWXQJDQ SDGD VLVWHP GLVWULEXVL UDGLDO $OLUDQ GD\D SDGD VLVWHP GLVWULEXVL OHELK NRPSOHNV DGDQ\D

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual