SKRIPSI
POLA KADERISASI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT WILAYAH SUMATRA UTARA
Disusun Oleh :
GERSON PUTRA 060906009
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah, maka penulis pada akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat
Sumatra Utara”, dimana skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar kesajanaan dari Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.
Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang
tua tercinta, Ayahanda, yang senantiasa memberikan inspirasi kepada peneliti akan
pentingnya ilmu pengetahuan dan tidak bosan-bosannya memberi nasehat, kritik
yang menempa mental penulis. Ibunda yang tiada hentinya mencurahkan kasih
sayang kepada penulis dan juga dukungan baik secara moril maupun materil selama
pengerjaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis hendak mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Badaruddin, M.Siselaku dekan FISIP USU.
2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP
USU.
4. Bapak Adil Arifin, MA selaku dosen pembaca.
5. Ibu Dra. Rosmery Sabri, MA selaku dosen wali penulis.
6. Kepada teman-teman satu stambuk 06 yang terus memberikan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Medan, 25 Februari 2013
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
Gerson Putra (060906009)
Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara
Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK
Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.
Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE
Gerson Putra (060906009)
The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview
ABSTRACT
As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.
This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.
This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.
This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.
The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… i
ABSTRAK……….……….. ii
ABSTRACT ……… iii
DAFTAR ISI ……….. iv
BAB I : PENDAHULUAN ……… 1
1.1.Latar Belakang Masalah ……….……… 1
1.2.Perumusan Masalah ………. 5
1.3.Tujuan Penelitian ………. 5
1.4.Manfaat Penelitian ……… 6
1.5.Kerangka Teori ………. 6
1.5.1. Partai Politik ……… 7
1.5.1.1.Pengertian Partai Politik ……… 7
1.5.1.2.Sejarah Partai Politik ………. 8
1.5.1.3.Fungsi-Fungsi Partai Politik……… 12
1.5.1.4.Jenis-Jenis Partai Politik………. 13
1.5.1.5.Sistem Kepartaian ……….. 17
1.5.2. Kaderisasi ……… 15
1.6.Definisi Konsep ………. 23
1.7.Definisi Operasional ………. 24
1.8.Metode Penelitian ………. 25
1.8.1. Jenis Penelitian ……… 25
1.8.2. Lokasi Penelitian ………. 25
1.8.3. Teknik Pengumpulan Data ………. 26
1.8.4. Teknik Analisis Data ……… 26
BAB II : PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW) PARTAI
NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 28
2.1. Sejarah Singkat Partai Nasional Demokrat ……….. 28
2.2. Manifesto Partai Nasional Demokrat ……….. 29
2.3. Program Aksi Partai Nasional Demokrat ……… 31
2.4. Profil Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 33
2.4.1. Visi Partai ………. 33
2.4.2. Misi Partai ……… 34
2.4.3. Prinsip Perjuangan ……….. 35
2.4.4. Fungsi Partai ……… 37
2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 38
2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……….. 38
2.4.5.2.Kelengkapan Partai ……….. 44
2.4.5.3.Perangkat Partai ………... 45
2.4.5.4.Susunan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 47
BAB III : PENGKADERAN OLEH DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 52
3.2. Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……. 56
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 73
4.1. Kesimpulan ……… 73
4.2. Saran ………... 77
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
Gerson Putra (060906009)
Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara
Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK
Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.
Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE
Gerson Putra (060906009)
The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview
ABSTRACT
As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.
This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.
This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.
This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.
The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH
Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi
modern.Demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut
keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga-lembaga formal seperti parlemen
maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. 1
Fungsi rekrutmen (pengkaderan) sebagai salah satu dari bagian dari partai
politik merupakan bagian yang sangat penting.Fungsi rekrutmen itu sendiri bertujuan
untuk menyediakan kader-kadernya yang berkualitas untuk ditempatkan di
lembaga-lembaga legislatif seperti DPR maupun DPRD.Setiap partai politik membutuhkan
kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian, partai
politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
mengembangkan diri.
Dalam
literatur-literatur ilmu politik dijelaskan bahwa partai politik memiliki beberapa
fungsiseperti : fungsi artikulasi kepentingan, fungsi agregasi kepentingan, fungsi
sosialisasi politik, fungsi rekrutmen politik dan fungsi komunikasi politik.
2
1
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 1. 2
Proses pengkaderan itu sendiri merupakan proses penyiapan sumber daya
manusia untuk kelak mereka menjadi pemimpin yang dapat membangun dan
menjalankan fungsi organisasi dengan baik. Dalam proses kaderisasi tersebut
terdapat 2 persoalan penting3
A. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk peningkatan
kemampuan baik keterampilan maupun kemampuan. :
B. Kemampuan untuk menyediakan stok kader atau sumber daya manusia untuk
organisasi terutama dikhususkan untuk kaum muda.
Seorang kader dalam sebuah organisasi merupakan individu yang telah dilatih
dan dipersiapkan sehingga dia memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan
dengan orang-orang awam. Oleh karena itu, apabila sebuah organisasi telah
melakukan pelatihan-pelatihan, namun para anggotanya tidak menunjukan kelebihan
dibandingkan dengan orang-orang umum, maka proses kaderisasi yang dilakukan
oleh organisasi tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Jadi secara sederhana proses
pengkaderan tersebut telah menyalahi dari konsep yang seharusnya, dimana proses
kaderisasi itu bertujuan untuk mencetak individu-individu yang memiliki
kemampuan berpikir dan bertindak yang melebih orang-orang awam pada umumnya.
Fungsi kaderisasi atau pencetakan calon pemimpin tidak telepas dari
penanaman etika-etika politik. Kaderisasi merupakan salah satu media rekrutmen,
pemantapan komitmen dan penguatan terhadap ideologi politik. Proses kaderisasi
sebagai penguatan kelembagaan partai merupakan sebuah orientasi jangka panjang.
Sehingga proses kaderisasi tersebut harus secara terus menerus dilakukan untuk
3
memperkuat ikatan dalam partai politik tersebut. Perjalanan partai politik sebagai
agen pencerahan, seharusnya dapat membawa perubahan yang berarti dalam sebuah
sistem politik.
Pada saat ini partai politik dihadapkan dengan berbagai permasalahan
menyangkut tentang masalah pengkaderan itu sendiri. Salah satu permasalahan lama
yang timbul saat ini seperti misalnya, politisi-politisi yang sering berpindah-pindah
partai atau publik sering menyebutnya sebagai politis “kutu loncat”. Fenomena ini
menunjukan masih lemahnya proses kaderisasi partai politik. Lemahnya kaderisasi di
partai politik merupakan sebuah persoalan yang penting, karena di dalam partai
politik akan dilatih calon-calon pemimpin baik lokal maupun nasional yang memiliki
mental yang jujur dan visi yang jelas.4
Partai politik tanpa kaderisasi tidak akan berarti apa-apa. Setiap partai politik
harus memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sistem kaderisasi yang baik didapatkan
apabila setiap pihak yang terkait berkerja sama dalam membentuk pola kaderisasi. Dalam melakukan fungsinya sebagai sarana
rekrutmen politik, partai politik hanya melakukan proses perekrutan hanya pada saat
mendekati pemilihan saja. Hal ini menyebabkan timbulnya kader-kader instan yang
tidak kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya ketika kader tersebut menduduki
jabatan-jabatan politik. Idealnya sebuah partai politik dalam melakukan perekrutan
terhadap anggota, hendaknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum mendekati pemilihan.
Hal ini akan memberikan waktu kepada partai politik untuk melatih anggota-anggota
partainya dengan baik sehingga anggota-anggota yang mengikuti proses kaderisasi
tersebut akan menyatu dengan ideologi, visi, misi, dan program kerja partai.
Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pihak yang melakukan pengkaderan dan
anggota-anggota baru yang akan bergabung maupun faktor lainnya seperti halnya
materi-materi yang membentuk pola berfikir dan berkerja seorang kader sesuai
dengan tujuan partai yang bersangkutan. Apabila sebuah partai politik berhasil dalam
membentuk kader-kader yang berkualitas, maka partai politik tersebut juga dapat
menghasilkan pemimpin nasional yang berkualitas juga.Apabila proses kaderisasi ini
gagal maka, transfer kepemimpinan dari generasi tua menuju generasi muda akan
terhambat. Hambatan dalam proses kaderisasi ini akan menciptakan sebuah
kekecewaan. Kekecewaan ini salah satunya diwujudkan dengan membentuk partai
politik baru dengan berbagai macam visi dan misi yang selalu mengumandangkan
pembangunan.
Dalam kancah perpolitikan, Partai Nasional Demokrat (NasDem) merupakan
sebuah partai baru. Partai ini dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Jakarta.Dalam
perkembanganya sebagai partai politik baru dalam waktu yang singkat partai
Nasional Demokrat memiliki kepengurusan di semua tingkatan baik provinsi maupun
kabupaten/kota maupun kecamatan. Hal inilah yang menjadikan partai Nasional
Demokrat merupakan satu-satunya partai baru yang menjadi peserta Pemilu 2014.
Sebagai partai politik baru, Partai Nasional Demokrat akan menghadapi beberapa
permasalahan seperti mengembalikan citra partai politik yang buruk di mata
masyarakat yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadapat partai
politik sangat rendah, selain itu pencarian sosok pemimpin sangat penting demi
mendongkrak citra partai politik di masyarakat dan tentu saja terkait dengan dana.
pengkaderan. Sebagai partai politik baru, sebuah partai harus dapat mencari pola
kaderisasi yang tepat untuk dapat mencetak kader-kader berkualitas.
Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari
bagaimana pola pengkaderan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat untuk
mencetak kader-kader yang berkualitas. Untuk itulah penulis mencoba mengangkat
permasalah ini kedalam penelitian yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional
Demokrat Wilayah Sumatra Utara”
1.2.PERUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah dan tepat sasaran,
maka permasalahan harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan judul diatas, maka
perumusan masalah penelitian adalah :
A. Bagaimana proses kaderisasi yang dilakukan partai Nasional Demokrat ?
B. Bagaimana hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional
Demokrat khususnya di DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
A. Memahami proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat.
B. Menganalisa hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional
1.4.MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
A. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan pada bidang ilmu Politik khususnya mengenai permasalahan
kaderisasi pada partai politik.
B. Bagi akademisi, penelitian ini diharapakan mampu menambah khasanah
literatur khususnya di bidang ilmu Politik.
C. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah
kemampuan dalam membuat karya ilmiah.
1.5.KERANGKA TEORI
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proporsi
untuk menerangkan sebuah fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep.5
Berikut ini akan disajikan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian
ini :
Maka kerangka teori merupakan bagian yang
sangat penting karena dalam kerangka teori akan dimuat teori-teori untuk
menjelaskan permasalahan yang sedang di teliti.
5
1.5.1. Partai Politik
1.5.1.1.Pengertian Partai Politik
Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah
organisasi bisa menyatukan orang-orang yang memiliki pikiran serupa sehingga
pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar
pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain
partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang
anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai, cita-cita yang sama yang tujuannya ada
memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik.
Banyak definisi partai politik yang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan sosial
politik
Menurut Sigmund Neuman6
Sedangkan menurut Carl J. Friedrich
dalam bukunya, Modern Political Parties,
mengemukakan definisi sebagai berikut.Partai Politik adalah organisasi dari
aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta
merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau
golongan-golongan lainnya yang mempunyai pandangan berbeda.
7
6
Sigmund Neuman, Modern Political Party dalam Miriam Budiarjdo Op.cit, hlm. 404.
Partai politik adalah sekelompok
manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasaan terhadap pemerintah bagi pempinan partainya dan berdasarkan
penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan bersifat ideal dan
materiil.
7
Sedangkan menurut Miriam Budiarjo8
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, partai politik terjuwud
berdasarkan persamaan kehendak atau cita-cita yang akan dicapai bersama.
Kehadiran partai politik merupakan cerminan dimana hak-hak asasi manusia
dihormati, yakni hak untuk menyatakan pendapat dan hak untuk berserikat.Oleh
karena itu kehadiran partai politik memberi warna tersendiri hal tersebut berdasarkan
kepada fungsi yang melekat pada partai politik tersebut.
, partai politik merupakan suatu
kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,
nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional
untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.
1.5.1.2.Sejarah Partai Politik
Partai politik merupakan salah satu sarana untuk berperan serta dan untuk
berpartisipasi dalam politik.Berdasarkan perkembangannya, partai politik pertama
kali hadir di kawasan Eropa Barat meliputi negara seperti, Inggris dan Prancis.Pada
masa itu kegiatan partai politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam
parlemen.Kegiatan ini pada mulanya bersifat elitis dan aristokratis, hanya diisi oleh
kaum bangsawan yang ingin mempertahankan kepentingannya terhadap
8
tuntutan raja. Berdasarkan sejarahnya terdapat 3 teori yang dapat menjelaskan
asal-usul dan pertumbuhan partai politik.9
A. Teori Kelembagaan
Teori ini melihat ada keterhubungan antara Parlemen awal dan timbulnya
partai politik.Teori ini mengatakan bahwa, partai politik dibentuk oleh
kalangan legislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota
parlemen untuk mengadakan kontrak dengan masyarakat dan membina
dukungan dari masyarakat. Setelah partai tersebut terbentuk dan menjalankan
fungsinya, maka muncul partai politik lain yang dibentuk oleh kalangan
masyarakat. Oleh kalangan masyarakat partai politik dibentuk karena
masyarakat sadar bahwa partai politik yang dibentuk oleh pemerintah tidak
dapat menampung aspirasi mereka.
B. Teori Situasi Historik
Teori ini melihat timbulnya partai politik sebagai upaya sebuah sistem politik
untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh perubahan masyarakat secara
luas.Teori ini menjelaskan bahwa krisis situasi yang terjadi manakala suatu
sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari
bentuk masyarakat yang sifatnya tradisional yang berstruktur sederhana
menuju masyarakat yang modern yang berstruktur kompleks. Pada situasi
terjadi berbagai perubahan seperti perubahan jumlah penduduk, perluasan
pendidikan, perubahan pola pertanian dan industri, partisipasi media massa,
urbanisasi, perubahan ekonomi yang berorientasi pasar, peningkatan aspirasi
dan harapan-harapan baru dan munculnya gerakan-gerakan populis.
9
C. Teori Pembangunan
Teori yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial
ekonomi.Dalam teori ketiga ini, melihat modernisasi sosial ekonomi, seperti
pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi,
perluasan dan peningkatan mutu pendidikan, industrialisasi, urbanisasi,
perluasan kekuasaan negara seperti birokratisasi, pembentukan berbagai
kelompok-kelompok kepentingan dan organisasi profesi serta peningkatan
individu dalam memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya,
melahirkan sebuah kebutuhan terhadap sebuah organisasi politik yang
mampu memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Jadi
partai politik merupakan sebuah produk logis dari modernisasi sosial
ekonomi.
1.5.1.3.Fungsi-fungsi Partai Politik
Dalam menjalankan kegiatannya partai politik itu sendiri memiliki beberapa
fungsi antara lain :
A. Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Konsep komunikasi politik dalam ilmu politik telah mengalami
perkembangan dalam pengertiannya komunikasi politik mengalirkan
pesan-pesan politik berupan tuntutan (demand), protes, dan berupa dukungan
(supports) atau aspirasi dan kepentingan kedalam suatu proses sistem politik
yang hasil daripada proses itu tersimpul dalam fungsi-fungsi output dan
dari sistem politik itu sendiri.10Jadi dapat dikatakan bahwa partai politik
berfungsi dalam memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana
dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan cara komunikasi itu maka akan
tercipta komunikasi dua arah yakni dari masyarakat ke pemerintah dan
sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat. Peran partai politik dalam
komunikasi politik itu sendiri yakni berperan sebagai jembatan antara
pemerintah dan bagi yang diperintah.11
B. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
Dalam ilmu politik, sosialisai politik diartikan sebagai suatu proses yang
melaluinya seseorang akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap
fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana dia
berada.12 Sosiologi politik juga dapat diartikan sebagai bagian dari proses
sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan
bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi
dalam sistem politiknya.13 Dalam fungsinya sebagai sarana sosialisai politik,
partai politik sebagai instrumen penting dalam sebuah negara demokrasi
modern, berfungsi untuk melakukan penyaluran nilai-nilai, norma-norma,
aturan-aturan atau kebiasaan politik yang benar kepada para konstituensnya.
Dalam metode penyampaiannya, sosialisasi politik yang dilakukan oleh
sebuah partai politik dibagi menjadi 2 jenis14
10
P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 189
:
11
Miriam Budiardjo, Op. Cit, hlm. 406. 12
A. Rahman H.I, Op.cit, hlm. 103. 13
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 154. 14
1. Pendidikan politik.
Pendidikan politik adalah sebuah proses dialogis di antara pemberi
pesan(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Melalui proses ini,
masyarakat akan mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma,
simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sebuah sistem
politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialogis antara
pendidik (sekolah, pemerintah, partai politik) dan peserta didik
(masyarakat) dalam rangka pemahaman dan pengamalan nilai-nilai,
norma-norma dan simbol-simbol politik yang dianggap ideal dan baik.
Partai politik dalam sistem politik yang demokratis, melaksanakan fungsi
sosialisasi politik seperti ini.
2. Indoktrinasi politik.
Indoktrinasi politik adalah proses sepihak dimana penguasa memobilisasi
dan memanipulasi masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma-norma
dan simbol-simbol yang dianggap oleh yang sedang berkuasa sebagai
sesuatu yang ideal dan baik. Melalui proses pengarahan yang sarat dengan
paksaan yang sifatnya psikologis dan latihan yang penuh disiplin, partai
politik dalam sistem politik yang totaliter melaksanakan fungsi sosialisasi
politik dengan bentuk ini.
C. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Karena tujuan utama partai politik adalah untuk turut serta dalam atau terlibat
dalam politik praktik kepemerintahan, maka salah satu fungsi partai politik
posisi-posisi yang dibutuhkan dalam lembaga-lembaga negara. Dalam bukunya,
Memahami Ilmu Politik, Ramlan Surbakti menjelaskan bahwa rekrutmen
politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang atau
sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem
politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.Rekrutmen
merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan
dan juga untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif
dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.15 Sedangkan menurut Sigmund
Newman dalam bukunya, Modern Political Party16
Terdapat empat sistem perekrutan politik menurut Philip Altoff dan Michael
Rush dalam bukunya Pengantar Sosiologi Politik, yaitu :
mengatakan bahwa,
rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai mencari anggota beru
dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
Cara-cara yang ditempuh oleh partai politik tersebut dengan cara seperti :
mendirikan organisasi-organisasi massa yang melibatkan golongan-golongan
buruh petani, pemuda, mahasiswa, dan sebagainya.
17
1. Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan.
Ujian dan latihan merupakan bentuk rekrutmen yang paling umum.
Biasanya dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan birokrasi dan
administrasi. Sistem perekrutan jenis ini juga dilakukan oleh partai politik,
seperti di Indonesia disebut pendidikan kader partai melalui latihan.
15
Komarudin Sahid, Memahami Sosialisasi Politik, Bogor : Ghalia Indonesia, hlm. 129. 16
Ibid, hlm. 129. 17
2. Seleksi melalui rotasi atau giliran.
Motode ini dibuat untuk mencegah dominasi terhadap sebuah jabatan atau
posisi berkuasa oleh orang atau kelompok tertentu.Seleksi ini disebut juga
dengan sistem perekrutan bergilir. Selain untuk menghindari dominasi,
sistem seleksi ini diterapkan pada format kepemimpinan kolektif atau
dalam bentuk masyarakat yang memiliki pengelompokan politik yang
sangat kental, sehingga untuk menghindari terjadinya konflik atau untuk
menjaga stabilitas politik, seperti pemerintahan.
3. Seleksi melalui perebutan kekuasaan.
Metode ini digunakan pada sistem politik yang menggunakan kekerasan
dalam melakukan perebutan kekuasaan. Akibat yang paling nyata dari
metode ini pergantian para pemegang jabatan politik dan perubahan pada
personel birokrasi secara total.
4. Seleksi dengan cara patronage.
Patronage adalah sebuah sistem yang sampai pada saat ini masih
dilakukan di Negara-negara berkembang. Sistem ini pertama kali
berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. Patronage merupakan
sebuah sistem penyuapan dan sistem korupsi yang rumit, yang banyak
terjadi dalam banyak bidang kehidupan masyarakat di kedua Negara
tersebut. Sistem ini cukup kuat dalam mempengaharui pelaksanaan
kekuasaan politik melalui berbagai taraf pengontrolan terhadap hasil
pemilihan umum dan sarana perekrutan politik. Hal ini menyebabkan
untuk memasuki sebuah jabatan birokrasi, tiap orang harus melalui sistem
memberikan imbalan-imbalan kepada orang tertentu. Maka motode ini
tidak dapat menjamin kemampuan seseorang dalam memegang sebuah
jabatan politik tertentu.
D. Sebagai Sarana Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi
proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut serta dalam
menentukan pimpinan pemerintahan. 18 Kegiatan yang dimaksud adalah
mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan,
mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan sebuah kebijakan umum dan
mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif
pemimpin dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini
partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong
dan mengajak para anggotanya maupun anggota masyarakat lain untuk
menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan politik untuk
mempengaruhi proses politik.
E. Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Dalam setiap masyarakat, apalagi masyarakat yang sifatnya heterogen, yang
terdiri dari berbagai macam etnis, sosial-ekonomi maupun agama, akan
terdapat celah untuk menimbulkan konflik. Disini peran partai politik
diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang-kurangnya dapat
18
diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatif yang ditimbulkan dari konflik
tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.
1.5.1.4.Jenis-jenis Partai Politik
A. Rahman mengklasifikan partai politik dengan 2 cara :19
A. Berdasarkan pada segi komposisi dan fungsi keanggotaannya.
Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :
1. Partai Massa.
Partai massa mengutamanakan kekuatannya berdasarkan keunggulan
jumlah anggota, oleh karena itu biasanya terdiri dari
pendukung-pendukung yang datangnya dari berbagai aliran politik dalam masyarakat
yang memiliki ideologi dan tujuan yang sama. Kelebihan partai jenis ini
adalah dia dapat memperoleh suara yang besar pada pemilihan karena dia
akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya. Selain itu, terdapat juga
kelemahan dari partai jenis ini yakni ketika jika masing-masing aliran
atau kelompok yang memaksakan kepentingannya masing-masing, maka
kelompok itu akan terpisah atau tercerai berai. Hal demikian akan
melemahkan partai.
2. Partai Kader.
Kekuatan partai ini terletak pada ketatnya organisasi dan disiplin kerja
dari anggota-anggotanya.Pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian
doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan seleksi terhadap
19
calon anggotanya dan memecat anggotanya yang tidak sesuai atau
menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.
B. Berdasarkan sifat dan orientasinya.
Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :
1. Partai Lindungan.
Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendordan
disiplin yang lemah. Tujuan utama partai jenis ini adalah memenangkan
pemilihan umum untuk anggota-anggota yang dicalonkannya, karena itu
partai ini hanya akan giat beraktivitas hanya mendekati masa-masa
pemilihan.
2. Partai Ideologi.
Partai ideologi atau partai asas biasanya memiliki pandangan hidup yang
digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin
partai yang kuat dan mengikat. Terhadap calon-calon anggota akan
diadakan saringan yang harus diikuti agar dapat menjadi anggota dari
partai jenis ini.
1.5.1.5.Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai
politik dalam sebuah sistem politik.20
20
P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 192.
Artinya bahwa, tujuan utama dari partai politik
program-program yang disusun dengan berdasarkan pada ideologi tertentu, maka
merealisasikan program-program tersebut, partai politik yang ada berinteraksi satu
sama lainnya dalam sebuah sistem kepartaian.
Menurut Maurice Duverger, 21
A. Sistem Partai Tunggal
sistem kepartaian dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bentuk yakni, sistem partai-tunggal, sistem dwi-partai, dan sistem
multi-partai.
Pola partai tunggal menunjukan suasana yang non-kompetitif karena semua
partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan dan tidak
dibenarkan untuk bersaing dengannya.Tujuannya adalah untuk menghindari
gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan
atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara.
B. Sistem Dwi-Partai
Sistem dwi-partai biasanya diartikan bahwa terdapat dua partai diantara
beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam
pemilihan umum secara bergiliran dan demikian memiliki kedudukan yang
dominan.Dalam sistem ini partai dibagi menjadi dua yakni, pertama, partai
yang berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan kedua, partai
oposisi (partai yang kalah dalam pemilihan umum).Dalam sistem ini partai
yang kalah bertindak sebagai loyal opposition bagi pihak yang menang.
Dalam persaingan memenangkan pemilihan umum kedua partai akanberusaha
21
untuk merebut dukungan orang-orang yang berada di tengah kedua partai
tersebut dan sering dinamakan pemilih terapung (floating voter) atau pemilih
tengah (median voter). Sistem dwi-partai ini dapat berjalan baik apabila
memenuhi beberapa syarat, yaitu :
1. Komposisi masyarakat yang sifatnya homogen.
2. Adanya konsensus yang kuat dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan
sosial dan politik.
3. Adanya kontinuitas sejarah.
C. Sistem Multi-Partai
Umumnya dianggap keberagaman budaya politik dalam suatu masyarakat
akan mendorong pilihan ke arah sistem yang sifatnya multi-partai. Dalam
sistem kepartaian ini tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk
suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa harus membentuk koalisi
dengan partai-partai lain. Dalam keadaan semacam ini partai yang berkoalisi
harus selalu mengadakan musyarawah dan kompromi dengan mitranya dan
menghadapi kemungkinan bahwa sewaktu-waktu dukungan dari partai yang
duduk dalam koalisi akan ditarik kembali, sehingga mayoritasnya dalam
parlemen bisa hilang. Di lain pihak, partai partai oposisi kurang memainkan
peranannya yang jelas karena sewaktu-waktu masing-masing partai dapat
diajak untuk duduk dalam pemerintahan dengan membentuk koalisi yang
baru. Hal seperti ini akan menyebabkan sering terjadinya siasat yang
partai. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi tidak dapat menyusun
program alternatif bagi pemerintah.
1.5.2. Kaderisasi
Partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari
kelompok ini adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan politik dengan cara
konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan mereka.
Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Fungsi
rekrutmen ini erat kaitannya dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik
kepemimpinan interanal partai maupun kepemimpinan yang bersifat nasional. Untuk
itu demi kepentingan internal partainya, sebuah partai politik perlu melakukan proses
kaderisasi. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader partai yang
berkualitas, karena hanya dengan memiliki kader-kader yang berkualitas maka
sebuah partai politik bisa mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan
diri.Dalam Kamus Umum22, kaderisasi diartikan proses, cara, membentuk seorang
kader. Sedangkan kader itu sendiri memiliki 2 pengertian :23
A. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang jabatan penting dalam
pemerintahan, partai, perusahaan dan sebagainya.
B. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang
penting dikemudian hari.
22
Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung, Angkasa, 1996. 23
Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar
kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi
organisasi secara lebih bagus.24 Dalam pengkaderan itu sediri terdapat dua persoalan
penting.25
Dalam sebuah partai politik, setiap anggotanya belum tentu dapat menjadi
kader partai. Untuk menjadi seorang kader partai politik, maka orang tersebut harus
mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Proses seleksi ini berbentuk sebuah
pendidikan politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kader sebagai
calon pemimpin. Proses pendidikan ini terbagi dalam tiga fase, antara lain :
Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk
meningkatkan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah
kemampuan untuk menyediakan stok kader atau individu yang dikhususkan bagi
kaum muda. Kemampuan sebuah partai politik untuk melakukan proses kaderisasi
terhadap anggota-anggotanya sangat dipengaharui oleh kemampuan pengurus sebuah
partai politik dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan secara intensif pada
bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.
26
A. Jenjang pertama.
Jenjang ini diarahkan untuk :
1. Pemahaman arti berorganisasi.
2. Menanamkan loyalitas terhadap organisasi.
3. Memantapkan dedikasi.
24
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 113.
25
Ibid, hlm. 114. 26
Jenjang ini diperuntukan pada kader pemula. Dalam fase ini ini para kader
pemula akan diberikan pemahanan tentang berorganisasi. Mulai dari visi dan
misi organisasi serta manfaat yang di dapat dengan bergabung dalam
organisasi. Dengan memberikan penjabaran diatas, maka akan membuka pola
pikir kader terhadap organisasi yang bertujuan untuk memantapkan dedikasi
kader terhadap organisasi. Dengan tingginya tingkat dedikasi seorang kader
maka otomatis loyalitas kader terhadap organisasinya juga akan meningkat.
B. Jenjang kedua.
Jenjang ini diarahkan untuk :
1. Membuka wawasan berpikir yang berdasarkan ideologi partai.
2. Menumbuhkan dinamika dan kreativitas dalam pengembangan organisasi.
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.
Jenjang ini diperuntukan pada kader madya. Dalam fase kedua, kader akan
diberikan pemahaman tentang ideologi organisasi. Dalam pendalaman
ideologi ini, seorang kader akan diberikan pemahaman bagaimana organisasi
bertindak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, berdasarkan ideologi
yang dianutnya.Selain pemahaman tentang ideologi, pada fase iniakan
diberikan juga cara-cara untuk mengembangkan sebuah organisasi.Pelatihan
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mengelola
organisasi.
C. Jenjang ketiga.
Jenjang ini diarahkan untuk :
2. Membidik cara berpikir sistematis dan strategis.
3. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis
peristiwa-peristiwa politik.
4. Mendidik untuk berfikir futuristik.
Jenjang ini diperuntukan bagi calon-calon politisi. Pada fase ini kader akan
dilatih menjadi calon-calon politisi yang akan menduduki jabatan-jabatan
dalam pemerintahan. Dalam fase ini kader dilatih untuk menganalisa tentang
peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini
diharapkan akan meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak seorang
kader agar menjadi lebih sistematis dan strategis.
1.6.Definisi Konsep
Konsep merupakan sebuah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok maupun individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.27
A. Kaderisasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
definisi konsep sebagai berikut :
Kaderisasi adalah suatu bagian dari rekrutmen politik dimana terdapat
kegiatan / proses penyiapan sumber daya manusia dengan cara melakukan
pelatihan dengan berbagai ketarampilan dan disiplin ilmu untuk dipersiapkan
kelak untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat membangun peran dan
27
fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif
maupun politik.
B. Partai Politik
Partai politik partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk
melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.
1.7.Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana variabel
tersebut diukur.28
A. Kaderisasi pada partai politik dengan indikator :
Dengan adanya definisi operasional, maka akan mempermudah
peneliti dengan cara memberikan indikator-indikator terhadap variabel yang akan
diteliti. Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :
1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan.
2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan.
3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi.
B. Partai Politik dapat diukur dengan indikator :
1. Memiliki kepengurusan.
2. Terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
28
3. Terdaftar pada KPU pusat maupun daerah.
1.8.Metode Penelitian
1.8.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan pada uraian serta tujuan penelitian maupun kerangka teori diatas,
maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas
sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya
menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,
atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.29
1.8.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional
Demokrat Provinsi Sumatra Utara yang beralamat di Jln. Jendral Sudirman no. 36
Medan, Sumatra Utara.
29
1.8.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.
A. Data Primer
Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara
langsung yang ditujukan kepada informan di lokasi penelitian dengan
menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan
melakukan komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi secara
mendalam dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi
dengan mengacu pada interview guide yang telah dirumuskan peneliti.
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi maupun jurnal yang sesuai
dengan objek penelitian serta berkaitan dengan permasalahnnya.
1.8.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif, dimana teknik ini menganalisa masalah yang ada sehingga
diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian
1.8.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : SEJARAH DAN PROFIL PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Partai Nasional
Demokrat secara keseluruhan seperti sejarah singkat, struktur kepengurusan dan
organisasi serta AD/ADRT partai.
BAB III : PENGKADERAN OLEH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana cara partai melakukan
pengkaderan terhadap calon-calon kader partai serta kegiatan-kegiatan yang terjadi
selama masa pengkaderan tersebut.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan penulis terhadap hasil penelitian yang didapatkan
BAB II
PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW)
PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA
2.1. SEJARAH SINGKAT PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
Partai merupakan wujud kedaulatan rakyat. Melalui partailah kepentingan
partai direpresentasikan. Karena itu siapapun yang hendak memasung lahirnya partai,
secara hakikat dia telah memasung kedaulatan itu sendiri. Saat ini dapat kita lihat
kondisi demokrasi yang hampa dan kebablasan. Kehadiran partai Nasional Demokrat
adalah untuk mengisi kehampaan dan menghentikan kebablasan tersebut.
Partai Nasional Demokrat adalah alat perjuangan baru agar demokrasi di
Indonesia menemukan kesejatiannya, dan bukan sekadar praktek formal prosedural
semata. Demokrasi harus berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.Tanpa
menjadikan rakyat sejahtera, demokrasi ibarat pohon yang berbunga tetapi tanpa
buah. Indah dipandang tetapi tak dapat dinikmati. Demokrasi yang menghasilkan
kekacauan juga bukanlah tujuan Partai Nasional Demokrat. Di tengah praktek politik
transaksi, politik citra, politik mahar, politik dinasti, yang menjadi dekorasi buruk
dalam panggung kehidupan demokrasi dan ditengah krisis kepercayaan rakyat
terhadap partai lama, Partai Nasional Demokrasi hadir untuk menggelorakan
semangat dan harapan bahwa perubahan harus terjadi. Maka mau tak mau harus ada
alternatif kepada rakyat. Oleh karena itu Partai Nasional Demokrat didirikan sebagai
jalan baru untuk Indonesia baru.
Partai Nasional Demokrat dideklarasikan pada tanggal 26 Juli 2011 di Jakarta.
Partai Nasional Demokrat didirikan atas dasar inisiatif kaum muda yang
membumikan restorasi Indonesia. Diantara mereka terdapat tiga serangkai yakni,
Patrice Rio Capella yang merupakan seorang politisi, Sugeng Suparwoto yang
merupakan seorang jurnalis, dan yang terakhir adalah Ahmad Rofiq yang merupakan
seorang aktivis. Selain tiga serangkai tersebut, terdapat juga kaum muda profesional,
aktifis LSM, advokat, serikat buruh, organisasi tani dan lain sebagainya.
2.2. MANIFESTO PARTAI NASIONAL DEMOKRAT30
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 meletakkan dasar penting lahirnya sebuah
bangsa besar, Bangsa Indonesia.Negara ini diadakan untuk menjalankan mandat
yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, mandat untuk menjadikan manusia
Indonesia yang hidup adil, makmur dan sejahtera. Merdeka sebagai negara, merdeka
sebagai rakyat. Merdeka yang kami maksud berarti kebutuhan rakyat yang terpenuhi,
tidak hanya berhenti sebagai jargon-jargon politik, indah didengar namun tak pernah
mewujud. Disinilah Negara Indonesia yang merdeka memiliki kewajiban untuk
menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan rakyatnya, termasuk melindungi jika
hak-hak itu dilanggar. Kita patut bangga dan bersyukur karena reformasi telah
mengeluarkan kita dari kubangan kediktatoran. Namun pada saat yang sama
30
reformasi juga tidak menawarkan arah yang jelas kemana bangsa ini akan menuju.
Demokrasi terjebak dalam prosedur-prosedur yang tidak berkontribusi langsung pada
kesejahteraan rakyat. Demokrasi berjalan tanpa bimbingan ideologi politik, tanpa
program politik yang konsisten, dan pada akhirnya menjauhkan negara dari mandat
konstitusionalnya. Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya sekedar
merumitkan tata cara berpemerintahan tanpa mewujudkan kesejahteraan umum.
Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya menghasilkan rutinitas
sirkulasi kekuasaan tanpa kehadiran pemimpin yang berkualitas dan layak diteladani.
Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi tanpa orientasi pada publik. Kami
menolak negara yang meninggalkan perannya dalam pemenuhan hak warga negara.
Partai Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi Indonesia yang matang, yang
menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan
ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Partai
Nasional Demokrat mencita-citakan sebuah demokrasi berbasis warga Negara yang
kuat, yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang, dengan keringat dan
tangan sendiri. Kami berdiri atas nama gagasan sosial demokrasi, yang
mengedepankan kehadiran negara dalam pemenuhan hak warga negara. Partai
Nasional Demokrat berdiri untuk membangun politik warga Negara berdasarkan
cita-cita kesejahteraan, kesetaraan dan gotong royong. Partai Nasional Demokrat berdiri
untuk merestorasi cita-cita Republik Indonesia. Partai Nasional Demokrat
mengusung mandat konstitusi untuk membangun sebuah Negara kesejahteraan
berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi, negara hukum yang menjunjung tinggi hak
asasi manusia, dan negara yang mengakui keberagaman sesuai prinsip Bhineka
Partai Nasional Demokrat lahir dari pergulatan pemikiran para pendiri bangsa dan
lahir sebagai jawaban atas kekosongan politik gagasan pasca reformasi. Partai
Nasional Demokrat berdiri tegak, dengan semangat kebangsaan yang kuat untuk
mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan berdaulat. Partai Nasional
Demokrat adalah perwujudan dari Nasionalisme kebangsaan, kedaulatan nasional
yang bertumpu pada masyarakat yang Sejahtera, kekuatan Demokratik seluruh
komponen bangsa, kemandirian Ekonomi, dan negara bangsa yang memiliki
Martabat dalam pergaulan internasional.
2.3.PROGRAM AKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT
Partai Nasional Demokrat memprioritaskan programnya pada 3 (tiga) bidang,
yaitu basis pertanian yang kuat, ekonomi maritim yang terpadu, dan Indonesia yang
terhubung dari ujung Timur sampai Barat melalui Trans Indonesia (infrastruktur).
Program prioritasini dicanangkan sebagai jawaban Indonesia yangberdaulat, mandiri,
dan sejahtera. Pelaksanaanprogram dilakukan sebagai berikut:31
A. Membangun infrastruktur jalan tol bebas biaya yang bernama Trans
Indonesia untuk membangun persatuan Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Membuka akses desa-desa terpencil untuk memiliki akses langsung
ke kota-kota dalam memajukan perekonomian rakyat. Melanjutkan cita-cita
Bung Karno membangun jembatan Selat Sunda dan Selat Bali.
B. Menggiatkan industri terpadu dalam pengolahan hasil pertanian dan kelautan
untuk mendukung pengembangan ekonomi maritim dan pertanian.
31
C. Menurunkan bunga pinjaman bank untuk bantuanmodal para pelaku ekonomi
kecil di bidang pertaniandan maritim.
D. Mengembalikan peran pemerintahan secara total dalam pemasaran
produk-produk pertanian, kelautan, dan industri kecil dalam negeri, sehingga petani,
nelayan, dan pelaku usaha kecil tidak perlu kebingungan dengan spekulasi
harga yang berubah-ubah.
E. Membangun kemandirian industri pangankhusus dalam padi, jagung, kedelai,
dan tebu.
F. Membudidayakan produk lokal seperti sagu, umbi-umbian,sayur-sayuran, dan
buah-buahan.
G. Menjadikan ketahanan pangan sebagai kepentingan bangsa yang utama.
Program aksi ini akan dijalankan dengan cara mengkonsolidasikan
penggerak-penggerak ekonomi pertanian dan kelautan menjadi bagian dari
kader-kadernya. Selain itu, Partai Nasional Demokrat juga akan mengerahkan segenap
sumber dayanya untuk melakukan penelitian, dukungan tenaga maupun bantuan
permodalan untuk melakukan berbagai inovasi pengembangan ekonomi maritim dan
pertanian yang akan menjadi pilar perekonomian nasional. Partai Nasional Demokrat
akan membuka seluas-luasnya keterlibatan rakyat dalam program-program partai
melalui partisipasi secara sukarela dalam berbagai kegiatan kemanusiaan,
pengembangan ekonomi maupun pendidikan politik yang dilakukan oleh partai.
Untuk itu, Partai Nasional Demokrat menganjurkan segenap warga untuk
mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Nasional Demokrat dengan cara mengambil
setempat. Selain itu, kepengurusan Partai Nasional Demokrat di setiap tingkat juga
akan pro-aktif berkomunikasi untuk menjalankan dan menampung setiap partisipasi
anggota dan masyarakat secara luas.
Aksi partai ini bertujuan untuk memberi manfaat kepada seluruh rakyat
Indonesia. Setiap program aksi akan disusun berdasarkan aspirasi masyarakat luas.
Program aksi ini akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat luas dan ditujukan
untuk masyarakat luas itu sendiri.
2.4.PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL
DEMOKRAT SUMATRA UTARA
2.4.1. Visi Partai
Kelahiran Partai Nasional Demokrat bukanlah semata-mata hadir dalam
percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. Partai Nasional Demokrat terjun
ke politik untuk suatu tujuan yang mulia. Partai Nasional Demokrat memasuki
gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Maka partai Nasional
Demokrat Sumatra Utara memiliki visi :32
1. Memantapkan eksistensi Negara.
2. Memperkuat persatuan bangsa.
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
5. Mendorong keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
32
2.4.2. Misi Partai
Partai Nasional Demokrat adalah sebuah gerakan perubahan yang didasari
oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi 1945
yang belum terwujud hingga saat ini. Partai Nasional Demokrat bertujuan untuk
menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan Gerakan
Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan
mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian
secara kebudayaan. Maka misi yang diemban oleh partai Nasional Demokrat
adalah :33
A. Membangun Politik Demokratis Berkeadilan.
Membangun Politik Demokratis Berkeadilan berarti menciptakan tata ulang
demokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat dengan cara membuka
akses masyarakat secara keseluruhan. Mengembangkan model pendidikan
kewarganegaraan untuk memperkuat karakter bangsa, serta melakukan
perubahan menuju efisiensi sistem pemilihan umum. Memantapkan reformasi
birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat. Melakukan
reformasi hukum dengan menjadikan konstitusi UUD 1945 (Undang-Undang
Dasar tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima) sebagai kontrak politik
kebangsaan.
B. Menciptakan Demokrasi Ekonomi.
Melalui tatanan demokrasi ekonomi maka akan tercipta partisipasi dan akses
masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk di dalamnya
distribusi ekonomi yang adil dan merata yang akan berujung pada
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita ini
maka perlu untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, sistem jaminan
sosial nasional, penguatan industri nasional, serta mendorong kemandirian
ekonomi di level lokal.
C. Menjadikan Budaya Gotong Royong sebagai karakter bangsa.
Dalam mewujudkan misi ini, maka sistem yang menjamin terlaksananya
sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh
pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelenggarakan pendidikan
kewarganegaraan yang menciptakan solidaritas dan soliditas nasional,
sehingga seluruh rakyat Indonesia merasakan cita rasa sebagai sebuah bangsa
dan menjadikan gotong royong sebagai amalan hidup keseharian.
Kebudayaan ini akan menciptakan karakter bangsa yang bermartabat dan
menopang kesiapan Negara dalam kehidupan global.
2.4.3. Prinsip Pejuangan Partai34
Prinsip perjuangan yang diusung oleh partai Nasional Demokrat adalah
restorasi Indonesia.Restorasi adalah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai
34
jatidiri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Restorasi Indonesia
perubahan pola pikir masyarakat Indonesia dari kepura-puraan menjadi
keterusterangan. Gagasan ini bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki
kondisi (negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari
tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD1945. Istilah ini populer sejak Restorasi
Meiji di Jepang yang merupakan jawaban bangsa Jepang terhadap demoralisasi dan
liberalisasi agar bangsa Jepang tidak kehilangan karakter negara-bangsanya dan maju
menjadi bangsa yang maju. GerakanRestorasi Indonesia meletakkan tujuan dan
cita-cita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat Indonesia
sebagai senjata materialnya.
Restorasi ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini karena kehidupan nasional
Indonesia saat ini sudah berada pada titik nadir yang mengkhawatirkan. Reformasi
1998 sebagai tonggak ikhtiar demokratisasi Indonesia, ternyata menyisakan
kekecewaan banyak orang. Demokrasi menjadi rutinitas suksesi kekuasaan tanpa
memunculkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, visioner,dan layak diteladani.
Neoliberalisme begitu mantap mencengkram ekonomi Indonesia, sementara jatidiri
sebagai orang Indonesia pun semakin tercerabut.
Program restorasi Indonesia akan dimulai dari merestorasi negara-bangsa
yang berupa upaya membangun keteladanan kepemimpinan, membangun karakter
gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat
terhadap institusi negara. Kedua, restorasi kehidupan rakyat yang berupa upaya
membangun gerakan arus bawah atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai
kebajikan, kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang
keseimbangan baru dalam tata dunia yang lebih adil, damai dan menjaga kelestarian
alam semesta.
2.4.4. Fungsi Partai
Dengan semangat kebangsaan partai Nasional Demokrat Sumatra Utara
memiliki fungsi sebagai berikut :35
A. Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Mewujudkan Negara kesejahteraan sesuai dengan mandat konstitusi.
C. Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif
dan beradab.
D. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi Indonesia.
E. Menegakan keadilan sosial dan kedaulatan hukum.
F. Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga Negara Indonesia.
G. Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial
budaya yang egaliter berdasarkan pada prinsip Bhineka Tunggal Ika.
35
2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara
2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara
1. Dewan Pimpinan Wilayah
Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari Dewan Pembina dan Dewan
Pimpinan Wilayah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara
dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan Partai.
a. Dewan Pembina Wilayah
Dewan pembina wilayah memiliki fungsi : Memberikan pandangan
dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan
penguatan eksistensi Partai.
b. Dewan Pimpinan Wilayah
Dewan pimpinan wilayah memiliki tugas sebagai berikut :
• Menyusun program dan anggaran tahunan Wilayah dan
lembaga-lembaga di bawahnya kemudian disahkan sebagai program Partai.
• Menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang
tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya.
• Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat, berwenang
menerima Waqaf, hibah.
• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun.
• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi dan calon
• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi embaga-lembaga di
bawahnya.
• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung
Partai.
• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang.
• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan
Pimpinan Daerah dan lembaga terkait lainnya.
• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
Musyawarah Wilayah dan keputusan Partai lainnya.
• Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat
wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan Kongres, Musyawarah Wilayah serta peraturan Partai
lainnya.
• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta
Musyawarah Wilayah.
• Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dan
eksekutif yang berasal dari anggota kader Partai di wilayahnya.
2. Dewam Pimpinan Daerah
Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Dewan Pembina Daerah dan Dewan
Pimpinan Daerah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara dan
a. Dewan Pembina Daerah
Dewan pembina daerah memiliki fungsi :Memberikan pandangan dan
pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan
penguatan eksistensi Partai.
b. Dewan Pimpinan Daerah
Dewan pimpinan daerah memiliki tugas sebagai berikut :
• Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk
lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi
program Partai. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan
Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah.
• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir.
• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota dan
calon Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.
• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di
bawahnya.
• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung
Partai.
• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting.
• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan
Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya.
• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
Dokumen terkait
e. Dalam penelitiannya, ditemukan 117 idiom bahasa.. Kesimpulan dari penelitian itu adalah bahwa sebagian besar idiom tersebut berkategorikan KS+KB dan KK+KB. Idiom
Meskipun ia sangat sedih karena tidak dapat kembali ke negeri kayangan, Putri Bungsu dapat menerima takdirnya dengan tabah... membiasakan dirinya dengan kehidupan dan kebiasaan
Pendidikan karakter di MIM Unggulan Kota Gorontalo telah diimplementasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan yang meliputi: Integrasi nilai dan etika pada
Namun demikian, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah, rata-rata nilai siswa di bawah 70.5 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa, selama
Sesuai dengan masalah tersebut maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui PNPM Mandiri di
Semakin baik product quality (kualitas produk) yang di berikan oleh Happy Drink maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk.. Kualitas produk ( product quality
Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh circuit Training terhadap Max member fitness ROS-IN Hotel Fitness Center ”. Artinya
Survei analitis adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, dalam kasus ini adalah mencari tahu tentang apakah