• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Wilayah Sumatra Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Wilayah Sumatra Utara"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

POLA KADERISASI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT WILAYAH SUMATRA UTARA

Disusun Oleh :

GERSON PUTRA 060906009

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena

atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah, maka penulis pada akhirnya dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat

Sumatra Utara”, dimana skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar kesajanaan dari Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang

tua tercinta, Ayahanda, yang senantiasa memberikan inspirasi kepada peneliti akan

pentingnya ilmu pengetahuan dan tidak bosan-bosannya memberi nasehat, kritik

yang menempa mental penulis. Ibunda yang tiada hentinya mencurahkan kasih

sayang kepada penulis dan juga dukungan baik secara moril maupun materil selama

pengerjaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis hendak mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Badaruddin, M.Siselaku dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP

USU.

(3)

4. Bapak Adil Arifin, MA selaku dosen pembaca.

5. Ibu Dra. Rosmery Sabri, MA selaku dosen wali penulis.

6. Kepada teman-teman satu stambuk 06 yang terus memberikan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Medan, 25 Februari 2013

(4)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Gerson Putra (060906009)

Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK

Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.

(5)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Gerson Putra (060906009)

The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview

ABSTRACT

As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.

This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.

This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.

This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.

The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……… i

ABSTRAK……….……….. ii

ABSTRACT ……… iii

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I : PENDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……….……… 1

1.2.Perumusan Masalah ………. 5

1.3.Tujuan Penelitian ………. 5

1.4.Manfaat Penelitian ……… 6

1.5.Kerangka Teori ………. 6

1.5.1. Partai Politik ……… 7

1.5.1.1.Pengertian Partai Politik ……… 7

1.5.1.2.Sejarah Partai Politik ………. 8

1.5.1.3.Fungsi-Fungsi Partai Politik……… 12

1.5.1.4.Jenis-Jenis Partai Politik………. 13

1.5.1.5.Sistem Kepartaian ……….. 17

1.5.2. Kaderisasi ……… 15

1.6.Definisi Konsep ………. 23

1.7.Definisi Operasional ………. 24

1.8.Metode Penelitian ………. 25

1.8.1. Jenis Penelitian ……… 25

1.8.2. Lokasi Penelitian ………. 25

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data ………. 26

1.8.4. Teknik Analisis Data ……… 26

(7)

BAB II : PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW) PARTAI

NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 28

2.1. Sejarah Singkat Partai Nasional Demokrat ……….. 28

2.2. Manifesto Partai Nasional Demokrat ……….. 29

2.3. Program Aksi Partai Nasional Demokrat ……… 31

2.4. Profil Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 33

2.4.1. Visi Partai ………. 33

2.4.2. Misi Partai ……… 34

2.4.3. Prinsip Perjuangan ……….. 35

2.4.4. Fungsi Partai ……… 37

2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 38

2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……….. 38

2.4.5.2.Kelengkapan Partai ……….. 44

2.4.5.3.Perangkat Partai ………... 45

2.4.5.4.Susunan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 47

BAB III : PENGKADERAN OLEH DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 52

(8)

3.2. Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……. 56

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 73

4.1. Kesimpulan ……… 73

4.2. Saran ………... 77

(9)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Gerson Putra (060906009)

Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK

Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.

(10)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Gerson Putra (060906009)

The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview

ABSTRACT

As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.

This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.

This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.

This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.

The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi

modern.Demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut

keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga-lembaga formal seperti parlemen

maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. 1

Fungsi rekrutmen (pengkaderan) sebagai salah satu dari bagian dari partai

politik merupakan bagian yang sangat penting.Fungsi rekrutmen itu sendiri bertujuan

untuk menyediakan kader-kadernya yang berkualitas untuk ditempatkan di

lembaga-lembaga legislatif seperti DPR maupun DPRD.Setiap partai politik membutuhkan

kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian, partai

politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

mengembangkan diri.

Dalam

literatur-literatur ilmu politik dijelaskan bahwa partai politik memiliki beberapa

fungsiseperti : fungsi artikulasi kepentingan, fungsi agregasi kepentingan, fungsi

sosialisasi politik, fungsi rekrutmen politik dan fungsi komunikasi politik.

2

1

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 1. 2

(12)

Proses pengkaderan itu sendiri merupakan proses penyiapan sumber daya

manusia untuk kelak mereka menjadi pemimpin yang dapat membangun dan

menjalankan fungsi organisasi dengan baik. Dalam proses kaderisasi tersebut

terdapat 2 persoalan penting3

A. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk peningkatan

kemampuan baik keterampilan maupun kemampuan. :

B. Kemampuan untuk menyediakan stok kader atau sumber daya manusia untuk

organisasi terutama dikhususkan untuk kaum muda.

Seorang kader dalam sebuah organisasi merupakan individu yang telah dilatih

dan dipersiapkan sehingga dia memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan

dengan orang-orang awam. Oleh karena itu, apabila sebuah organisasi telah

melakukan pelatihan-pelatihan, namun para anggotanya tidak menunjukan kelebihan

dibandingkan dengan orang-orang umum, maka proses kaderisasi yang dilakukan

oleh organisasi tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Jadi secara sederhana proses

pengkaderan tersebut telah menyalahi dari konsep yang seharusnya, dimana proses

kaderisasi itu bertujuan untuk mencetak individu-individu yang memiliki

kemampuan berpikir dan bertindak yang melebih orang-orang awam pada umumnya.

Fungsi kaderisasi atau pencetakan calon pemimpin tidak telepas dari

penanaman etika-etika politik. Kaderisasi merupakan salah satu media rekrutmen,

pemantapan komitmen dan penguatan terhadap ideologi politik. Proses kaderisasi

sebagai penguatan kelembagaan partai merupakan sebuah orientasi jangka panjang.

Sehingga proses kaderisasi tersebut harus secara terus menerus dilakukan untuk

3

(13)

memperkuat ikatan dalam partai politik tersebut. Perjalanan partai politik sebagai

agen pencerahan, seharusnya dapat membawa perubahan yang berarti dalam sebuah

sistem politik.

Pada saat ini partai politik dihadapkan dengan berbagai permasalahan

menyangkut tentang masalah pengkaderan itu sendiri. Salah satu permasalahan lama

yang timbul saat ini seperti misalnya, politisi-politisi yang sering berpindah-pindah

partai atau publik sering menyebutnya sebagai politis “kutu loncat”. Fenomena ini

menunjukan masih lemahnya proses kaderisasi partai politik. Lemahnya kaderisasi di

partai politik merupakan sebuah persoalan yang penting, karena di dalam partai

politik akan dilatih calon-calon pemimpin baik lokal maupun nasional yang memiliki

mental yang jujur dan visi yang jelas.4

Partai politik tanpa kaderisasi tidak akan berarti apa-apa. Setiap partai politik

harus memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sistem kaderisasi yang baik didapatkan

apabila setiap pihak yang terkait berkerja sama dalam membentuk pola kaderisasi. Dalam melakukan fungsinya sebagai sarana

rekrutmen politik, partai politik hanya melakukan proses perekrutan hanya pada saat

mendekati pemilihan saja. Hal ini menyebabkan timbulnya kader-kader instan yang

tidak kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya ketika kader tersebut menduduki

jabatan-jabatan politik. Idealnya sebuah partai politik dalam melakukan perekrutan

terhadap anggota, hendaknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum mendekati pemilihan.

Hal ini akan memberikan waktu kepada partai politik untuk melatih anggota-anggota

partainya dengan baik sehingga anggota-anggota yang mengikuti proses kaderisasi

tersebut akan menyatu dengan ideologi, visi, misi, dan program kerja partai.

(14)

Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pihak yang melakukan pengkaderan dan

anggota-anggota baru yang akan bergabung maupun faktor lainnya seperti halnya

materi-materi yang membentuk pola berfikir dan berkerja seorang kader sesuai

dengan tujuan partai yang bersangkutan. Apabila sebuah partai politik berhasil dalam

membentuk kader-kader yang berkualitas, maka partai politik tersebut juga dapat

menghasilkan pemimpin nasional yang berkualitas juga.Apabila proses kaderisasi ini

gagal maka, transfer kepemimpinan dari generasi tua menuju generasi muda akan

terhambat. Hambatan dalam proses kaderisasi ini akan menciptakan sebuah

kekecewaan. Kekecewaan ini salah satunya diwujudkan dengan membentuk partai

politik baru dengan berbagai macam visi dan misi yang selalu mengumandangkan

pembangunan.

Dalam kancah perpolitikan, Partai Nasional Demokrat (NasDem) merupakan

sebuah partai baru. Partai ini dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Jakarta.Dalam

perkembanganya sebagai partai politik baru dalam waktu yang singkat partai

Nasional Demokrat memiliki kepengurusan di semua tingkatan baik provinsi maupun

kabupaten/kota maupun kecamatan. Hal inilah yang menjadikan partai Nasional

Demokrat merupakan satu-satunya partai baru yang menjadi peserta Pemilu 2014.

Sebagai partai politik baru, Partai Nasional Demokrat akan menghadapi beberapa

permasalahan seperti mengembalikan citra partai politik yang buruk di mata

masyarakat yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadapat partai

politik sangat rendah, selain itu pencarian sosok pemimpin sangat penting demi

mendongkrak citra partai politik di masyarakat dan tentu saja terkait dengan dana.

(15)

pengkaderan. Sebagai partai politik baru, sebuah partai harus dapat mencari pola

kaderisasi yang tepat untuk dapat mencetak kader-kader berkualitas.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari

bagaimana pola pengkaderan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat untuk

mencetak kader-kader yang berkualitas. Untuk itulah penulis mencoba mengangkat

permasalah ini kedalam penelitian yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional

Demokrat Wilayah Sumatra Utara”

1.2.PERUMUSAN MASALAH

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah dan tepat sasaran,

maka permasalahan harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan judul diatas, maka

perumusan masalah penelitian adalah :

A. Bagaimana proses kaderisasi yang dilakukan partai Nasional Demokrat ?

B. Bagaimana hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional

Demokrat khususnya di DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ?

1.3.TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

A. Memahami proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat.

B. Menganalisa hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional

(16)

1.4.MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

A. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan pada bidang ilmu Politik khususnya mengenai permasalahan

kaderisasi pada partai politik.

B. Bagi akademisi, penelitian ini diharapakan mampu menambah khasanah

literatur khususnya di bidang ilmu Politik.

C. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah

kemampuan dalam membuat karya ilmiah.

1.5.KERANGKA TEORI

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proporsi

untuk menerangkan sebuah fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep.5

Berikut ini akan disajikan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian

ini :

Maka kerangka teori merupakan bagian yang

sangat penting karena dalam kerangka teori akan dimuat teori-teori untuk

menjelaskan permasalahan yang sedang di teliti.

5

(17)

1.5.1. Partai Politik

1.5.1.1.Pengertian Partai Politik

Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah

organisasi bisa menyatukan orang-orang yang memiliki pikiran serupa sehingga

pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar

pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain

partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang

anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai, cita-cita yang sama yang tujuannya ada

memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik.

Banyak definisi partai politik yang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan sosial

politik

Menurut Sigmund Neuman6

Sedangkan menurut Carl J. Friedrich

dalam bukunya, Modern Political Parties,

mengemukakan definisi sebagai berikut.Partai Politik adalah organisasi dari

aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta

merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau

golongan-golongan lainnya yang mempunyai pandangan berbeda.

7

6

Sigmund Neuman, Modern Political Party dalam Miriam Budiarjdo Op.cit, hlm. 404.

Partai politik adalah sekelompok

manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan

penguasaan terhadap pemerintah bagi pempinan partainya dan berdasarkan

penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan bersifat ideal dan

materiil.

7

(18)

Sedangkan menurut Miriam Budiarjo8

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, partai politik terjuwud

berdasarkan persamaan kehendak atau cita-cita yang akan dicapai bersama.

Kehadiran partai politik merupakan cerminan dimana hak-hak asasi manusia

dihormati, yakni hak untuk menyatakan pendapat dan hak untuk berserikat.Oleh

karena itu kehadiran partai politik memberi warna tersendiri hal tersebut berdasarkan

kepada fungsi yang melekat pada partai politik tersebut.

, partai politik merupakan suatu

kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,

nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh

kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional

untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

1.5.1.2.Sejarah Partai Politik

Partai politik merupakan salah satu sarana untuk berperan serta dan untuk

berpartisipasi dalam politik.Berdasarkan perkembangannya, partai politik pertama

kali hadir di kawasan Eropa Barat meliputi negara seperti, Inggris dan Prancis.Pada

masa itu kegiatan partai politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam

parlemen.Kegiatan ini pada mulanya bersifat elitis dan aristokratis, hanya diisi oleh

kaum bangsawan yang ingin mempertahankan kepentingannya terhadap

8

(19)

tuntutan raja. Berdasarkan sejarahnya terdapat 3 teori yang dapat menjelaskan

asal-usul dan pertumbuhan partai politik.9

A. Teori Kelembagaan

Teori ini melihat ada keterhubungan antara Parlemen awal dan timbulnya

partai politik.Teori ini mengatakan bahwa, partai politik dibentuk oleh

kalangan legislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota

parlemen untuk mengadakan kontrak dengan masyarakat dan membina

dukungan dari masyarakat. Setelah partai tersebut terbentuk dan menjalankan

fungsinya, maka muncul partai politik lain yang dibentuk oleh kalangan

masyarakat. Oleh kalangan masyarakat partai politik dibentuk karena

masyarakat sadar bahwa partai politik yang dibentuk oleh pemerintah tidak

dapat menampung aspirasi mereka.

B. Teori Situasi Historik

Teori ini melihat timbulnya partai politik sebagai upaya sebuah sistem politik

untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh perubahan masyarakat secara

luas.Teori ini menjelaskan bahwa krisis situasi yang terjadi manakala suatu

sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari

bentuk masyarakat yang sifatnya tradisional yang berstruktur sederhana

menuju masyarakat yang modern yang berstruktur kompleks. Pada situasi

terjadi berbagai perubahan seperti perubahan jumlah penduduk, perluasan

pendidikan, perubahan pola pertanian dan industri, partisipasi media massa,

urbanisasi, perubahan ekonomi yang berorientasi pasar, peningkatan aspirasi

dan harapan-harapan baru dan munculnya gerakan-gerakan populis.

9

(20)

C. Teori Pembangunan

Teori yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial

ekonomi.Dalam teori ketiga ini, melihat modernisasi sosial ekonomi, seperti

pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi,

perluasan dan peningkatan mutu pendidikan, industrialisasi, urbanisasi,

perluasan kekuasaan negara seperti birokratisasi, pembentukan berbagai

kelompok-kelompok kepentingan dan organisasi profesi serta peningkatan

individu dalam memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya,

melahirkan sebuah kebutuhan terhadap sebuah organisasi politik yang

mampu memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Jadi

partai politik merupakan sebuah produk logis dari modernisasi sosial

ekonomi.

1.5.1.3.Fungsi-fungsi Partai Politik

Dalam menjalankan kegiatannya partai politik itu sendiri memiliki beberapa

fungsi antara lain :

A. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Konsep komunikasi politik dalam ilmu politik telah mengalami

perkembangan dalam pengertiannya komunikasi politik mengalirkan

pesan-pesan politik berupan tuntutan (demand), protes, dan berupa dukungan

(supports) atau aspirasi dan kepentingan kedalam suatu proses sistem politik

yang hasil daripada proses itu tersimpul dalam fungsi-fungsi output dan

(21)

dari sistem politik itu sendiri.10Jadi dapat dikatakan bahwa partai politik

berfungsi dalam memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana

dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan cara komunikasi itu maka akan

tercipta komunikasi dua arah yakni dari masyarakat ke pemerintah dan

sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat. Peran partai politik dalam

komunikasi politik itu sendiri yakni berperan sebagai jembatan antara

pemerintah dan bagi yang diperintah.11

B. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Dalam ilmu politik, sosialisai politik diartikan sebagai suatu proses yang

melaluinya seseorang akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap

fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana dia

berada.12 Sosiologi politik juga dapat diartikan sebagai bagian dari proses

sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan

bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi

dalam sistem politiknya.13 Dalam fungsinya sebagai sarana sosialisai politik,

partai politik sebagai instrumen penting dalam sebuah negara demokrasi

modern, berfungsi untuk melakukan penyaluran nilai-nilai, norma-norma,

aturan-aturan atau kebiasaan politik yang benar kepada para konstituensnya.

Dalam metode penyampaiannya, sosialisasi politik yang dilakukan oleh

sebuah partai politik dibagi menjadi 2 jenis14

10

P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 189

:

11

Miriam Budiardjo, Op. Cit, hlm. 406. 12

A. Rahman H.I, Op.cit, hlm. 103. 13

Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 154. 14

(22)

1. Pendidikan politik.

Pendidikan politik adalah sebuah proses dialogis di antara pemberi

pesan(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Melalui proses ini,

masyarakat akan mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma,

simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sebuah sistem

politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialogis antara

pendidik (sekolah, pemerintah, partai politik) dan peserta didik

(masyarakat) dalam rangka pemahaman dan pengamalan nilai-nilai,

norma-norma dan simbol-simbol politik yang dianggap ideal dan baik.

Partai politik dalam sistem politik yang demokratis, melaksanakan fungsi

sosialisasi politik seperti ini.

2. Indoktrinasi politik.

Indoktrinasi politik adalah proses sepihak dimana penguasa memobilisasi

dan memanipulasi masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma-norma

dan simbol-simbol yang dianggap oleh yang sedang berkuasa sebagai

sesuatu yang ideal dan baik. Melalui proses pengarahan yang sarat dengan

paksaan yang sifatnya psikologis dan latihan yang penuh disiplin, partai

politik dalam sistem politik yang totaliter melaksanakan fungsi sosialisasi

politik dengan bentuk ini.

C. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

Karena tujuan utama partai politik adalah untuk turut serta dalam atau terlibat

dalam politik praktik kepemerintahan, maka salah satu fungsi partai politik

(23)

posisi-posisi yang dibutuhkan dalam lembaga-lembaga negara. Dalam bukunya,

Memahami Ilmu Politik, Ramlan Surbakti menjelaskan bahwa rekrutmen

politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang atau

sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.Rekrutmen

merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan

dan juga untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif

dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.15 Sedangkan menurut Sigmund

Newman dalam bukunya, Modern Political Party16

Terdapat empat sistem perekrutan politik menurut Philip Altoff dan Michael

Rush dalam bukunya Pengantar Sosiologi Politik, yaitu :

mengatakan bahwa,

rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai mencari anggota beru

dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik.

Cara-cara yang ditempuh oleh partai politik tersebut dengan cara seperti :

mendirikan organisasi-organisasi massa yang melibatkan golongan-golongan

buruh petani, pemuda, mahasiswa, dan sebagainya.

17

1. Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan.

Ujian dan latihan merupakan bentuk rekrutmen yang paling umum.

Biasanya dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan birokrasi dan

administrasi. Sistem perekrutan jenis ini juga dilakukan oleh partai politik,

seperti di Indonesia disebut pendidikan kader partai melalui latihan.

15

Komarudin Sahid, Memahami Sosialisasi Politik, Bogor : Ghalia Indonesia, hlm. 129. 16

Ibid, hlm. 129. 17

(24)

2. Seleksi melalui rotasi atau giliran.

Motode ini dibuat untuk mencegah dominasi terhadap sebuah jabatan atau

posisi berkuasa oleh orang atau kelompok tertentu.Seleksi ini disebut juga

dengan sistem perekrutan bergilir. Selain untuk menghindari dominasi,

sistem seleksi ini diterapkan pada format kepemimpinan kolektif atau

dalam bentuk masyarakat yang memiliki pengelompokan politik yang

sangat kental, sehingga untuk menghindari terjadinya konflik atau untuk

menjaga stabilitas politik, seperti pemerintahan.

3. Seleksi melalui perebutan kekuasaan.

Metode ini digunakan pada sistem politik yang menggunakan kekerasan

dalam melakukan perebutan kekuasaan. Akibat yang paling nyata dari

metode ini pergantian para pemegang jabatan politik dan perubahan pada

personel birokrasi secara total.

4. Seleksi dengan cara patronage.

Patronage adalah sebuah sistem yang sampai pada saat ini masih

dilakukan di Negara-negara berkembang. Sistem ini pertama kali

berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. Patronage merupakan

sebuah sistem penyuapan dan sistem korupsi yang rumit, yang banyak

terjadi dalam banyak bidang kehidupan masyarakat di kedua Negara

tersebut. Sistem ini cukup kuat dalam mempengaharui pelaksanaan

kekuasaan politik melalui berbagai taraf pengontrolan terhadap hasil

pemilihan umum dan sarana perekrutan politik. Hal ini menyebabkan

untuk memasuki sebuah jabatan birokrasi, tiap orang harus melalui sistem

(25)

memberikan imbalan-imbalan kepada orang tertentu. Maka motode ini

tidak dapat menjamin kemampuan seseorang dalam memegang sebuah

jabatan politik tertentu.

D. Sebagai Sarana Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi

proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut serta dalam

menentukan pimpinan pemerintahan. 18 Kegiatan yang dimaksud adalah

mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan,

mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan sebuah kebijakan umum dan

mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif

pemimpin dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini

partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong

dan mengajak para anggotanya maupun anggota masyarakat lain untuk

menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan politik untuk

mempengaruhi proses politik.

E. Sebagai Sarana Pengatur Konflik

Dalam setiap masyarakat, apalagi masyarakat yang sifatnya heterogen, yang

terdiri dari berbagai macam etnis, sosial-ekonomi maupun agama, akan

terdapat celah untuk menimbulkan konflik. Disini peran partai politik

diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang-kurangnya dapat

18

(26)

diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatif yang ditimbulkan dari konflik

tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

1.5.1.4.Jenis-jenis Partai Politik

A. Rahman mengklasifikan partai politik dengan 2 cara :19

A. Berdasarkan pada segi komposisi dan fungsi keanggotaannya.

Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :

1. Partai Massa.

Partai massa mengutamanakan kekuatannya berdasarkan keunggulan

jumlah anggota, oleh karena itu biasanya terdiri dari

pendukung-pendukung yang datangnya dari berbagai aliran politik dalam masyarakat

yang memiliki ideologi dan tujuan yang sama. Kelebihan partai jenis ini

adalah dia dapat memperoleh suara yang besar pada pemilihan karena dia

akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya. Selain itu, terdapat juga

kelemahan dari partai jenis ini yakni ketika jika masing-masing aliran

atau kelompok yang memaksakan kepentingannya masing-masing, maka

kelompok itu akan terpisah atau tercerai berai. Hal demikian akan

melemahkan partai.

2. Partai Kader.

Kekuatan partai ini terletak pada ketatnya organisasi dan disiplin kerja

dari anggota-anggotanya.Pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian

doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan seleksi terhadap

19

(27)

calon anggotanya dan memecat anggotanya yang tidak sesuai atau

menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.

B. Berdasarkan sifat dan orientasinya.

Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :

1. Partai Lindungan.

Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendordan

disiplin yang lemah. Tujuan utama partai jenis ini adalah memenangkan

pemilihan umum untuk anggota-anggota yang dicalonkannya, karena itu

partai ini hanya akan giat beraktivitas hanya mendekati masa-masa

pemilihan.

2. Partai Ideologi.

Partai ideologi atau partai asas biasanya memiliki pandangan hidup yang

digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin

partai yang kuat dan mengikat. Terhadap calon-calon anggota akan

diadakan saringan yang harus diikuti agar dapat menjadi anggota dari

partai jenis ini.

1.5.1.5.Sistem Kepartaian

Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai

politik dalam sebuah sistem politik.20

20

P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 192.

Artinya bahwa, tujuan utama dari partai politik

(28)

program-program yang disusun dengan berdasarkan pada ideologi tertentu, maka

merealisasikan program-program tersebut, partai politik yang ada berinteraksi satu

sama lainnya dalam sebuah sistem kepartaian.

Menurut Maurice Duverger, 21

A. Sistem Partai Tunggal

sistem kepartaian dapat diklasifikasikan

menjadi tiga bentuk yakni, sistem partai-tunggal, sistem dwi-partai, dan sistem

multi-partai.

Pola partai tunggal menunjukan suasana yang non-kompetitif karena semua

partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan dan tidak

dibenarkan untuk bersaing dengannya.Tujuannya adalah untuk menghindari

gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan

atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara.

B. Sistem Dwi-Partai

Sistem dwi-partai biasanya diartikan bahwa terdapat dua partai diantara

beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam

pemilihan umum secara bergiliran dan demikian memiliki kedudukan yang

dominan.Dalam sistem ini partai dibagi menjadi dua yakni, pertama, partai

yang berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan kedua, partai

oposisi (partai yang kalah dalam pemilihan umum).Dalam sistem ini partai

yang kalah bertindak sebagai loyal opposition bagi pihak yang menang.

Dalam persaingan memenangkan pemilihan umum kedua partai akanberusaha

21

(29)

untuk merebut dukungan orang-orang yang berada di tengah kedua partai

tersebut dan sering dinamakan pemilih terapung (floating voter) atau pemilih

tengah (median voter). Sistem dwi-partai ini dapat berjalan baik apabila

memenuhi beberapa syarat, yaitu :

1. Komposisi masyarakat yang sifatnya homogen.

2. Adanya konsensus yang kuat dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan

sosial dan politik.

3. Adanya kontinuitas sejarah.

C. Sistem Multi-Partai

Umumnya dianggap keberagaman budaya politik dalam suatu masyarakat

akan mendorong pilihan ke arah sistem yang sifatnya multi-partai. Dalam

sistem kepartaian ini tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk

suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa harus membentuk koalisi

dengan partai-partai lain. Dalam keadaan semacam ini partai yang berkoalisi

harus selalu mengadakan musyarawah dan kompromi dengan mitranya dan

menghadapi kemungkinan bahwa sewaktu-waktu dukungan dari partai yang

duduk dalam koalisi akan ditarik kembali, sehingga mayoritasnya dalam

parlemen bisa hilang. Di lain pihak, partai partai oposisi kurang memainkan

peranannya yang jelas karena sewaktu-waktu masing-masing partai dapat

diajak untuk duduk dalam pemerintahan dengan membentuk koalisi yang

baru. Hal seperti ini akan menyebabkan sering terjadinya siasat yang

(30)

partai. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi tidak dapat menyusun

program alternatif bagi pemerintah.

1.5.2. Kaderisasi

Partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana

anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari

kelompok ini adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan politik dengan cara

konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan mereka.

Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Fungsi

rekrutmen ini erat kaitannya dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik

kepemimpinan interanal partai maupun kepemimpinan yang bersifat nasional. Untuk

itu demi kepentingan internal partainya, sebuah partai politik perlu melakukan proses

kaderisasi. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader partai yang

berkualitas, karena hanya dengan memiliki kader-kader yang berkualitas maka

sebuah partai politik bisa mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan

diri.Dalam Kamus Umum22, kaderisasi diartikan proses, cara, membentuk seorang

kader. Sedangkan kader itu sendiri memiliki 2 pengertian :23

A. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang jabatan penting dalam

pemerintahan, partai, perusahaan dan sebagainya.

B. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang

penting dikemudian hari.

22

Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung, Angkasa, 1996. 23

(31)

Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar

kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi

organisasi secara lebih bagus.24 Dalam pengkaderan itu sediri terdapat dua persoalan

penting.25

Dalam sebuah partai politik, setiap anggotanya belum tentu dapat menjadi

kader partai. Untuk menjadi seorang kader partai politik, maka orang tersebut harus

mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Proses seleksi ini berbentuk sebuah

pendidikan politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kader sebagai

calon pemimpin. Proses pendidikan ini terbagi dalam tiga fase, antara lain :

Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk

meningkatkan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah

kemampuan untuk menyediakan stok kader atau individu yang dikhususkan bagi

kaum muda. Kemampuan sebuah partai politik untuk melakukan proses kaderisasi

terhadap anggota-anggotanya sangat dipengaharui oleh kemampuan pengurus sebuah

partai politik dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan secara intensif pada

bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.

26

A. Jenjang pertama.

Jenjang ini diarahkan untuk :

1. Pemahaman arti berorganisasi.

2. Menanamkan loyalitas terhadap organisasi.

3. Memantapkan dedikasi.

24

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 113.

25

Ibid, hlm. 114. 26

(32)

Jenjang ini diperuntukan pada kader pemula. Dalam fase ini ini para kader

pemula akan diberikan pemahanan tentang berorganisasi. Mulai dari visi dan

misi organisasi serta manfaat yang di dapat dengan bergabung dalam

organisasi. Dengan memberikan penjabaran diatas, maka akan membuka pola

pikir kader terhadap organisasi yang bertujuan untuk memantapkan dedikasi

kader terhadap organisasi. Dengan tingginya tingkat dedikasi seorang kader

maka otomatis loyalitas kader terhadap organisasinya juga akan meningkat.

B. Jenjang kedua.

Jenjang ini diarahkan untuk :

1. Membuka wawasan berpikir yang berdasarkan ideologi partai.

2. Menumbuhkan dinamika dan kreativitas dalam pengembangan organisasi.

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.

Jenjang ini diperuntukan pada kader madya. Dalam fase kedua, kader akan

diberikan pemahaman tentang ideologi organisasi. Dalam pendalaman

ideologi ini, seorang kader akan diberikan pemahaman bagaimana organisasi

bertindak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, berdasarkan ideologi

yang dianutnya.Selain pemahaman tentang ideologi, pada fase iniakan

diberikan juga cara-cara untuk mengembangkan sebuah organisasi.Pelatihan

ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mengelola

organisasi.

C. Jenjang ketiga.

Jenjang ini diarahkan untuk :

(33)

2. Membidik cara berpikir sistematis dan strategis.

3. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis

peristiwa-peristiwa politik.

4. Mendidik untuk berfikir futuristik.

Jenjang ini diperuntukan bagi calon-calon politisi. Pada fase ini kader akan

dilatih menjadi calon-calon politisi yang akan menduduki jabatan-jabatan

dalam pemerintahan. Dalam fase ini kader dilatih untuk menganalisa tentang

peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini

diharapkan akan meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak seorang

kader agar menjadi lebih sistematis dan strategis.

1.6.Definisi Konsep

Konsep merupakan sebuah istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok maupun individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial.27

A. Kaderisasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

definisi konsep sebagai berikut :

Kaderisasi adalah suatu bagian dari rekrutmen politik dimana terdapat

kegiatan / proses penyiapan sumber daya manusia dengan cara melakukan

pelatihan dengan berbagai ketarampilan dan disiplin ilmu untuk dipersiapkan

kelak untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat membangun peran dan

27

(34)

fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif

maupun politik.

B. Partai Politik

Partai politik partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang

anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.

Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan

merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk

melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

1.7.Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana variabel

tersebut diukur.28

A. Kaderisasi pada partai politik dengan indikator :

Dengan adanya definisi operasional, maka akan mempermudah

peneliti dengan cara memberikan indikator-indikator terhadap variabel yang akan

diteliti. Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan.

2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan.

3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi.

B. Partai Politik dapat diukur dengan indikator :

1. Memiliki kepengurusan.

2. Terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

28

(35)

3. Terdaftar pada KPU pusat maupun daerah.

1.8.Metode Penelitian

1.8.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada uraian serta tujuan penelitian maupun kerangka teori diatas,

maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas

sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya

menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,

atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.29

1.8.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional

Demokrat Provinsi Sumatra Utara yang beralamat di Jln. Jendral Sudirman no. 36

Medan, Sumatra Utara.

29

(36)

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.

A. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara

langsung yang ditujukan kepada informan di lokasi penelitian dengan

menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan

melakukan komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi secara

mendalam dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi

dengan mengacu pada interview guide yang telah dirumuskan peneliti.

B. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan

yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi maupun jurnal yang sesuai

dengan objek penelitian serta berkaitan dengan permasalahnnya.

1.8.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif, dimana teknik ini menganalisa masalah yang ada sehingga

diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian

(37)

1.8.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : SEJARAH DAN PROFIL PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Partai Nasional

Demokrat secara keseluruhan seperti sejarah singkat, struktur kepengurusan dan

organisasi serta AD/ADRT partai.

BAB III : PENGKADERAN OLEH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana cara partai melakukan

pengkaderan terhadap calon-calon kader partai serta kegiatan-kegiatan yang terjadi

selama masa pengkaderan tersebut.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan penulis terhadap hasil penelitian yang didapatkan

(38)

BAB II

PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW)

PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA

2.1. SEJARAH SINGKAT PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Partai merupakan wujud kedaulatan rakyat. Melalui partailah kepentingan

partai direpresentasikan. Karena itu siapapun yang hendak memasung lahirnya partai,

secara hakikat dia telah memasung kedaulatan itu sendiri. Saat ini dapat kita lihat

kondisi demokrasi yang hampa dan kebablasan. Kehadiran partai Nasional Demokrat

adalah untuk mengisi kehampaan dan menghentikan kebablasan tersebut.

Partai Nasional Demokrat adalah alat perjuangan baru agar demokrasi di

Indonesia menemukan kesejatiannya, dan bukan sekadar praktek formal prosedural

semata. Demokrasi harus berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.Tanpa

menjadikan rakyat sejahtera, demokrasi ibarat pohon yang berbunga tetapi tanpa

buah. Indah dipandang tetapi tak dapat dinikmati. Demokrasi yang menghasilkan

kekacauan juga bukanlah tujuan Partai Nasional Demokrat. Di tengah praktek politik

transaksi, politik citra, politik mahar, politik dinasti, yang menjadi dekorasi buruk

dalam panggung kehidupan demokrasi dan ditengah krisis kepercayaan rakyat

terhadap partai lama, Partai Nasional Demokrasi hadir untuk menggelorakan

semangat dan harapan bahwa perubahan harus terjadi. Maka mau tak mau harus ada

(39)

alternatif kepada rakyat. Oleh karena itu Partai Nasional Demokrat didirikan sebagai

jalan baru untuk Indonesia baru.

Partai Nasional Demokrat dideklarasikan pada tanggal 26 Juli 2011 di Jakarta.

Partai Nasional Demokrat didirikan atas dasar inisiatif kaum muda yang

membumikan restorasi Indonesia. Diantara mereka terdapat tiga serangkai yakni,

Patrice Rio Capella yang merupakan seorang politisi, Sugeng Suparwoto yang

merupakan seorang jurnalis, dan yang terakhir adalah Ahmad Rofiq yang merupakan

seorang aktivis. Selain tiga serangkai tersebut, terdapat juga kaum muda profesional,

aktifis LSM, advokat, serikat buruh, organisasi tani dan lain sebagainya.

2.2. MANIFESTO PARTAI NASIONAL DEMOKRAT30

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 meletakkan dasar penting lahirnya sebuah

bangsa besar, Bangsa Indonesia.Negara ini diadakan untuk menjalankan mandat

yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, mandat untuk menjadikan manusia

Indonesia yang hidup adil, makmur dan sejahtera. Merdeka sebagai negara, merdeka

sebagai rakyat. Merdeka yang kami maksud berarti kebutuhan rakyat yang terpenuhi,

tidak hanya berhenti sebagai jargon-jargon politik, indah didengar namun tak pernah

mewujud. Disinilah Negara Indonesia yang merdeka memiliki kewajiban untuk

menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan rakyatnya, termasuk melindungi jika

hak-hak itu dilanggar. Kita patut bangga dan bersyukur karena reformasi telah

mengeluarkan kita dari kubangan kediktatoran. Namun pada saat yang sama

30

(40)

reformasi juga tidak menawarkan arah yang jelas kemana bangsa ini akan menuju.

Demokrasi terjebak dalam prosedur-prosedur yang tidak berkontribusi langsung pada

kesejahteraan rakyat. Demokrasi berjalan tanpa bimbingan ideologi politik, tanpa

program politik yang konsisten, dan pada akhirnya menjauhkan negara dari mandat

konstitusionalnya. Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya sekedar

merumitkan tata cara berpemerintahan tanpa mewujudkan kesejahteraan umum.

Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya menghasilkan rutinitas

sirkulasi kekuasaan tanpa kehadiran pemimpin yang berkualitas dan layak diteladani.

Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi tanpa orientasi pada publik. Kami

menolak negara yang meninggalkan perannya dalam pemenuhan hak warga negara.

Partai Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi Indonesia yang matang, yang

menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan

ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Partai

Nasional Demokrat mencita-citakan sebuah demokrasi berbasis warga Negara yang

kuat, yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang, dengan keringat dan

tangan sendiri. Kami berdiri atas nama gagasan sosial demokrasi, yang

mengedepankan kehadiran negara dalam pemenuhan hak warga negara. Partai

Nasional Demokrat berdiri untuk membangun politik warga Negara berdasarkan

cita-cita kesejahteraan, kesetaraan dan gotong royong. Partai Nasional Demokrat berdiri

untuk merestorasi cita-cita Republik Indonesia. Partai Nasional Demokrat

mengusung mandat konstitusi untuk membangun sebuah Negara kesejahteraan

berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi, negara hukum yang menjunjung tinggi hak

asasi manusia, dan negara yang mengakui keberagaman sesuai prinsip Bhineka

(41)

Partai Nasional Demokrat lahir dari pergulatan pemikiran para pendiri bangsa dan

lahir sebagai jawaban atas kekosongan politik gagasan pasca reformasi. Partai

Nasional Demokrat berdiri tegak, dengan semangat kebangsaan yang kuat untuk

mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan berdaulat. Partai Nasional

Demokrat adalah perwujudan dari Nasionalisme kebangsaan, kedaulatan nasional

yang bertumpu pada masyarakat yang Sejahtera, kekuatan Demokratik seluruh

komponen bangsa, kemandirian Ekonomi, dan negara bangsa yang memiliki

Martabat dalam pergaulan internasional.

2.3.PROGRAM AKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Partai Nasional Demokrat memprioritaskan programnya pada 3 (tiga) bidang,

yaitu basis pertanian yang kuat, ekonomi maritim yang terpadu, dan Indonesia yang

terhubung dari ujung Timur sampai Barat melalui Trans Indonesia (infrastruktur).

Program prioritasini dicanangkan sebagai jawaban Indonesia yangberdaulat, mandiri,

dan sejahtera. Pelaksanaanprogram dilakukan sebagai berikut:31

A. Membangun infrastruktur jalan tol bebas biaya yang bernama Trans

Indonesia untuk membangun persatuan Indonesia dari Sabang sampai

Merauke. Membuka akses desa-desa terpencil untuk memiliki akses langsung

ke kota-kota dalam memajukan perekonomian rakyat. Melanjutkan cita-cita

Bung Karno membangun jembatan Selat Sunda dan Selat Bali.

B. Menggiatkan industri terpadu dalam pengolahan hasil pertanian dan kelautan

untuk mendukung pengembangan ekonomi maritim dan pertanian.

31

(42)

C. Menurunkan bunga pinjaman bank untuk bantuanmodal para pelaku ekonomi

kecil di bidang pertaniandan maritim.

D. Mengembalikan peran pemerintahan secara total dalam pemasaran

produk-produk pertanian, kelautan, dan industri kecil dalam negeri, sehingga petani,

nelayan, dan pelaku usaha kecil tidak perlu kebingungan dengan spekulasi

harga yang berubah-ubah.

E. Membangun kemandirian industri pangankhusus dalam padi, jagung, kedelai,

dan tebu.

F. Membudidayakan produk lokal seperti sagu, umbi-umbian,sayur-sayuran, dan

buah-buahan.

G. Menjadikan ketahanan pangan sebagai kepentingan bangsa yang utama.

Program aksi ini akan dijalankan dengan cara mengkonsolidasikan

penggerak-penggerak ekonomi pertanian dan kelautan menjadi bagian dari

kader-kadernya. Selain itu, Partai Nasional Demokrat juga akan mengerahkan segenap

sumber dayanya untuk melakukan penelitian, dukungan tenaga maupun bantuan

permodalan untuk melakukan berbagai inovasi pengembangan ekonomi maritim dan

pertanian yang akan menjadi pilar perekonomian nasional. Partai Nasional Demokrat

akan membuka seluas-luasnya keterlibatan rakyat dalam program-program partai

melalui partisipasi secara sukarela dalam berbagai kegiatan kemanusiaan,

pengembangan ekonomi maupun pendidikan politik yang dilakukan oleh partai.

Untuk itu, Partai Nasional Demokrat menganjurkan segenap warga untuk

mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Nasional Demokrat dengan cara mengambil

(43)

setempat. Selain itu, kepengurusan Partai Nasional Demokrat di setiap tingkat juga

akan pro-aktif berkomunikasi untuk menjalankan dan menampung setiap partisipasi

anggota dan masyarakat secara luas.

Aksi partai ini bertujuan untuk memberi manfaat kepada seluruh rakyat

Indonesia. Setiap program aksi akan disusun berdasarkan aspirasi masyarakat luas.

Program aksi ini akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat luas dan ditujukan

untuk masyarakat luas itu sendiri.

2.4.PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL

DEMOKRAT SUMATRA UTARA

2.4.1. Visi Partai

Kelahiran Partai Nasional Demokrat bukanlah semata-mata hadir dalam

percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. Partai Nasional Demokrat terjun

ke politik untuk suatu tujuan yang mulia. Partai Nasional Demokrat memasuki

gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Maka partai Nasional

Demokrat Sumatra Utara memiliki visi :32

1. Memantapkan eksistensi Negara.

2. Memperkuat persatuan bangsa.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

4. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

5. Mendorong keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

32

(44)

2.4.2. Misi Partai

Partai Nasional Demokrat adalah sebuah gerakan perubahan yang didasari

oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi 1945

yang belum terwujud hingga saat ini. Partai Nasional Demokrat bertujuan untuk

menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan Gerakan

Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan

mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu

Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian

secara kebudayaan. Maka misi yang diemban oleh partai Nasional Demokrat

adalah :33

A. Membangun Politik Demokratis Berkeadilan.

Membangun Politik Demokratis Berkeadilan berarti menciptakan tata ulang

demokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat dengan cara membuka

akses masyarakat secara keseluruhan. Mengembangkan model pendidikan

kewarganegaraan untuk memperkuat karakter bangsa, serta melakukan

perubahan menuju efisiensi sistem pemilihan umum. Memantapkan reformasi

birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat. Melakukan

reformasi hukum dengan menjadikan konstitusi UUD 1945 (Undang-Undang

Dasar tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima) sebagai kontrak politik

kebangsaan.

(45)

B. Menciptakan Demokrasi Ekonomi.

Melalui tatanan demokrasi ekonomi maka akan tercipta partisipasi dan akses

masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk di dalamnya

distribusi ekonomi yang adil dan merata yang akan berujung pada

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita ini

maka perlu untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, sistem jaminan

sosial nasional, penguatan industri nasional, serta mendorong kemandirian

ekonomi di level lokal.

C. Menjadikan Budaya Gotong Royong sebagai karakter bangsa.

Dalam mewujudkan misi ini, maka sistem yang menjamin terlaksananya

sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh

pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelenggarakan pendidikan

kewarganegaraan yang menciptakan solidaritas dan soliditas nasional,

sehingga seluruh rakyat Indonesia merasakan cita rasa sebagai sebuah bangsa

dan menjadikan gotong royong sebagai amalan hidup keseharian.

Kebudayaan ini akan menciptakan karakter bangsa yang bermartabat dan

menopang kesiapan Negara dalam kehidupan global.

2.4.3. Prinsip Pejuangan Partai34

Prinsip perjuangan yang diusung oleh partai Nasional Demokrat adalah

restorasi Indonesia.Restorasi adalah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai

34

(46)

jatidiri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Restorasi Indonesia

perubahan pola pikir masyarakat Indonesia dari kepura-puraan menjadi

keterusterangan. Gagasan ini bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki

kondisi (negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari

tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD1945. Istilah ini populer sejak Restorasi

Meiji di Jepang yang merupakan jawaban bangsa Jepang terhadap demoralisasi dan

liberalisasi agar bangsa Jepang tidak kehilangan karakter negara-bangsanya dan maju

menjadi bangsa yang maju. GerakanRestorasi Indonesia meletakkan tujuan dan

cita-cita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat Indonesia

sebagai senjata materialnya.

Restorasi ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini karena kehidupan nasional

Indonesia saat ini sudah berada pada titik nadir yang mengkhawatirkan. Reformasi

1998 sebagai tonggak ikhtiar demokratisasi Indonesia, ternyata menyisakan

kekecewaan banyak orang. Demokrasi menjadi rutinitas suksesi kekuasaan tanpa

memunculkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, visioner,dan layak diteladani.

Neoliberalisme begitu mantap mencengkram ekonomi Indonesia, sementara jatidiri

sebagai orang Indonesia pun semakin tercerabut.

Program restorasi Indonesia akan dimulai dari merestorasi negara-bangsa

yang berupa upaya membangun keteladanan kepemimpinan, membangun karakter

gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat

terhadap institusi negara. Kedua, restorasi kehidupan rakyat yang berupa upaya

membangun gerakan arus bawah atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai

kebajikan, kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang

(47)

keseimbangan baru dalam tata dunia yang lebih adil, damai dan menjaga kelestarian

alam semesta.

2.4.4. Fungsi Partai

Dengan semangat kebangsaan partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

memiliki fungsi sebagai berikut :35

A. Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Mewujudkan Negara kesejahteraan sesuai dengan mandat konstitusi.

C. Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif

dan beradab.

D. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi Indonesia.

E. Menegakan keadilan sosial dan kedaulatan hukum.

F. Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga Negara Indonesia.

G. Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial

budaya yang egaliter berdasarkan pada prinsip Bhineka Tunggal Ika.

35

(48)

2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

1. Dewan Pimpinan Wilayah

Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari Dewan Pembina dan Dewan

Pimpinan Wilayah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara

dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan Partai.

a. Dewan Pembina Wilayah

Dewan pembina wilayah memiliki fungsi : Memberikan pandangan

dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan

penguatan eksistensi Partai.

b. Dewan Pimpinan Wilayah

Dewan pimpinan wilayah memiliki tugas sebagai berikut :

• Menyusun program dan anggaran tahunan Wilayah dan

lembaga-lembaga di bawahnya kemudian disahkan sebagai program Partai.

• Menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang

tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya.

• Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat, berwenang

menerima Waqaf, hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun.

• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi dan calon

(49)

• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi embaga-lembaga di

bawahnya.

• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung

Partai.

• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan

Pimpinan Daerah dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

Musyawarah Wilayah dan keputusan Partai lainnya.

• Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat

wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

Keputusan Kongres, Musyawarah Wilayah serta peraturan Partai

lainnya.

• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta

Musyawarah Wilayah.

• Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dan

eksekutif yang berasal dari anggota kader Partai di wilayahnya.

2. Dewam Pimpinan Daerah

Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Dewan Pembina Daerah dan Dewan

Pimpinan Daerah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara dan

(50)

a. Dewan Pembina Daerah

Dewan pembina daerah memiliki fungsi :Memberikan pandangan dan

pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan

penguatan eksistensi Partai.

b. Dewan Pimpinan Daerah

Dewan pimpinan daerah memiliki tugas sebagai berikut :

• Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk

lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi

program Partai. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan

Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir.

• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota dan

calon Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.

• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di

bawahnya.

• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung

Partai.

• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan

Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

(51)

Referensi

Dokumen terkait

e. Dalam penelitiannya, ditemukan 117 idiom bahasa.. Kesimpulan dari penelitian itu adalah bahwa sebagian besar idiom tersebut berkategorikan KS+KB dan KK+KB. Idiom

Meskipun ia sangat sedih karena tidak dapat kembali ke negeri kayangan, Putri Bungsu dapat menerima takdirnya dengan tabah... membiasakan dirinya dengan kehidupan dan kebiasaan

Pendidikan karakter di MIM Unggulan Kota Gorontalo telah diimplementasikan melalui beberapa strategi dan pendekatan yang meliputi: Integrasi nilai dan etika pada

Namun demikian, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah, rata-rata nilai siswa di bawah 70.5 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa, selama

Sesuai dengan masalah tersebut maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui PNPM Mandiri di

Semakin baik product quality (kualitas produk) yang di berikan oleh Happy Drink maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk.. Kualitas produk ( product quality

Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh circuit Training terhadap Max member fitness ROS-IN Hotel Fitness Center ”. Artinya

Survei analitis adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, dalam kasus ini adalah mencari tahu tentang apakah