• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah Papapia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah Papapia"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PIA KACANG HIJAU PADA USAHA KECIL

MENENGAH PAPAPIA

LENY ARYANI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sistem Pengendalian Persedian Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah Papapia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Leny Aryani

(4)

ABSTRAK

LENY ARYANI. Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah PapaPia. Dibimbing oleh ABDUL BASITH.

Sistem pengendalian persediaan ialah salah satu hal penting dalam suatu perusahaan. Keseimbangan antara investasi persediaan dan pelayanan pelanggan dapat dicapai dengan sistem manajemen persediaan yang baik. Manajemen persediaan yang baik dapat membantu perusahaan untuk mengakomodir permintaan pelanggan dan mendapatkan biaya persediaan yang rendah.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi manajemen pengendalian persediaan bahan baku di PapaPia, menganalisis bahan baku yang memiliki volume rupiah tahunan tertinggi, menganalisis tingkat persediaan yang optimal bagi bahan baku utama produk Papapia, dan menghitung total biaya persediaan yang optimal bagi produk Papapia. Dari hasil analisis ABC disimpulkan dari sembilan bahan baku produksi pia kacang hijau, kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir ialah bahan baku yang masuk dalam kategori A dengan persentase 25.94%, 19.76%, dan 14.86%. Berdasarkan hasil analisis EOQ, total biaya persediaan kacang hijau dapat dikurangi sebesar Rp 32.488, total biaya persediaan kotak kemasan dapat dikurangi sebesar Rp 225, dan total biaya persediaan gula pasir dapat dikurangi sebesar Rp 42.531.

Kata kunci : Analisis ABC, Economic Order Quantity, sistem pengendalian persediaan

ABSTRACT

Leny aryani. Analysis of Raw Material Inventory Control System Pia Green Beans In Small and Medium Enterprises PapaPia. Supervised by ABDUL BASITH.

Inventory control system is one of the important things in a company. Balance between inventory investment and customer service can be achieved with a good inventory management system. Good inventory management can help company to accommodate customer demand and get lower inventory costs.

(5)

488, the total cost of inventory can be reduced packaging box of Rp 225, and the total inventory cost of sugar can be reduced by Rp 42 531.

(6)

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PIA KACANG HIJAU PADA USAHA KECIL

MENENGAH PAPAPIA

LENY ARYANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah Papapia

Nama : Leny Aryani NIM : H24114005

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Basith, MS Pembimbing I

Diketahui Oleh

Dr Ir Jono M Munandar, Msc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan bagi Nabi kita Muhammad SAW. Tema skripsi penulis dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Juli 2013 ini ialah pengendalian persediaan, dengan judul Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pia Kacang Hijau Pada Usaha Kecil Menengah PapaPia.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir Abdul Basith, MS selaku pembimbing, serta Bapak/Ibu Penguji atas saran-sarannya. Selain itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bayu Reza selaku pemilik UKM PapaPia atas ketersediaan waktunya membantu penulis dalam pengumpulan data. Terima kasih penulis ucapkan juga kepada orang tua, keluarga, serta seluruh teman-teman atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, September 2013

(9)

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Definisi Persediaan 2

Fungsi dan Tujuan Persediaan 3

Jenis-Jenis Persediaan 3

Biaya Persediaan 4

Analisis ABC 4

Model-Model Persediaan 5

Sistem Permintaan Independen 5 Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) 6 Model Kuantitas Pesanan Produksi 8

Model Diskon Kuantitas 9

Sistem Periode Tetap 9

Penelitian Terdahulu 10

METODE 11

Kerangka Pemikiran Penelitian 11

Metode 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 13 Metode Pengolahan dan Analisis Data 13

Analisis ABC 13

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Gambaran Umum Perusahaan 15

Proses Produksi 16

Perencanaan Bahan Baku 17

Prosedur Pembelian dan Penerimaan Bahan Baku 18

Perencanaan Produksi 18

Analisis ABC 19

Sumber : Data hasil olahan 20

Economic Order Quantity 20

Implikasi Manajerial 22

KESIMPULAN DAN SARAN 22

Kesimpulan 22

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 24

DAFTAR TABEL

1 Bahan baku papapia kacang hijau 17 2 Kebutuhan bahan baku pia kacang hijau 19 3 Analisis ABC bahan baku pia kacang hijau 20 4 Parameter EOQ periode Januari 2012-Januari 2013 21 5 Perbandingan hasil analisis EOQ dan asumsi perusahaan 21

DAFTAR GAMBAR

1 Representasi grafik analisis ABC ... 5

2 Penggunaan persediaan dalam waktu tertentu ... 6

3 Kerangka pemikiran penelitian ... 11

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta aliran proses 24

2 Peta proses operasi 25

3 Rincian biaya pemesanan dan penyimpanan 27

4 Economic Order Quantity kacang hijau 29

5 Economic Order Quantity kotak kemasan 29

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

UKM memiliki campur tangan yang cukup besar terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Tambunan (2009), di negara maju, UKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibanding usaha besar, seperti pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.

PapaPia ialah salah satu UKM yang memproduksi pia dengan lima varian rasa, diantaranya pia kacang hijau, pia coklat, pia keju, pia durian, dan pia kacang merah. Menurut pemilik UKM PapaPia, pia kacang hijau memiliki penjualan yang lebih tinggi dibandingkan pia dengan varian rasa lainnya. Ketidakjelasan kuantitas pesanan dan periode pesanan menjadi penyebab utama sering terjadinya

rush order yang kemudian tidak dapat ditangani oleh pemasok.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), manajemen persediaan

(inventory control) atau disebut juga inventory management atau pengendalian tingkat persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di pihak lain investasi persediaan material dapat ditekan secara optimal.

Manajemen persediaan ini dapat mengantisipasi lonjakan permintaan yang mungkin akan terjadi, namun pemasok tidak dapat memenuhi permintaan akan sumber daya yang dibutuhkan. Dengan bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, tidak lantas mengharuskan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang besar, karena persediaan itu sendiri memiliki biaya khusus. Semakin banyak persediaan yang terdapat dalam gudang, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, penulis berminat untuk menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku dan total biaya persediaan yang optimal di PapaPia.

Perumusan Masalah

Berikut ini beberapa rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini :

1. Bagaimana manajemen pengendalian persediaan bahan baku yang sedang berjalan di Papapia?

2. Bahan baku apa yang masuk dalam kategori volume rupiah tahunan tertinggi menurut Analisis ABC?

3. Berapakah tingkat persediaan yang optimal bagi bahan baku dengan kategori A pada analisis ABC?

(14)

2

Tujuan Penelitian

Penulis memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini, antara lain :

1. Mengidentifikasi manajemen pengendalian persediaan bahan baku di Papapia. 2. Menganalisis bahan baku yang memiliki volume rupiah tahunan tertinggi. 3. Menganalisis tingkat persediaan yang optimal bagi bahan baku utama produk

Papapia.

4. Menghitung total biaya persediaan yang optimal bagi produk Papapia.

Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini memiliki manfaat, antara lain :

1. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan kebijakan manajemen persediaan bahan baku. 2. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam

melakukan penelitian yang lebih mendalam.

3. Penulis berharap penelitian ini dapat membantu penulis mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari bangku perkuliahan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa ruang lingkup, diantaranya:

1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat persediaan optimal dan total biaya persediaan bagi salah satu produk di UKM PapaPia yaitu pia kacang hijau.

2. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan terhitung dari bulan April-Juli 2013. Segala data yang berhubungan dengan produk merupakan data primer yg bersumber dari pemilik UKM PapaPia.

3. Pada penelitian ini,analisis EOQ hanya digunakan untuk menganalisa bahan baku yang berkategori A dalam analisis ABC.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Persediaan

(15)

3

barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek (Indrajit dan Djokopranoto 2003).

Menurut Heizer dan Render (2010), Persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan, mewakili sebanyak 50% dari keseluruhan modal yang diinvestasikan. Di satu sisi, sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang tidak tersedia.

Menurut Prawirosentono (2007), terdapat beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan yang harus disediakan, dimana faktor-faktor tersebut saling bertautan satu sama lain. Faktor-faktor dominan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Perkiraan pemakaian bahan 2. Harga bahan

3. Biaya persediaan

4. Waktu menunggu pesanan (lead time)

Fungsi dan Tujuan Persediaan

Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan Render 2010). Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), tujuan mengadakan persediaan antara lain:

1. Memenuhi kebutuhan normal. 2. Memenuhi kebutuhan mendadak.

3. Memungkinkan pembelian atas dasar jumlah ekonomis.

Menurut Heizer dan Render (2010), persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang menambah fleksibilitas bagi operasi perusahaan. Keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut:

1. “Decouple”atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok. 2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan

persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis eceran.

3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.

4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.

Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Heizer dan Render (2010), untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan:

1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) telah dibeli, tetapi belum diproses. Persediaan ini dapat digunkan untuk melakukan decouple

(16)

4

2. Persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory) adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.

3. MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi (maintenance, repair, operating-MRO) yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. 4. Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena permintaan pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

Biaya Persediaan

Menurut Handoko (2008), biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12% - 40% dari biaya atau harga barang. Untuk perusahaan-perusahaan

manufacturing biasanya biaya penyimpanan rata-rata secara konsisten sekitar 25%. Biaya dalam sistem persediaan secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya penyimpanan (holding cost)

2. Biaya pemesanan (order cost atau procurement cost) 3. Biaya penyiapan (setup cost)

4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost)

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah biaya fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya keusangan, biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan, biaya asuransi persediaan, biaya pajak persediaan, biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan, biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.

Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan. Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi, pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telepon, pengeluaran surat-menyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan penerimaan, biaya pengiriman ke gudang, biaya hutang lancar, dan sebagainya.

Analisis ABC

(17)

5

Untuk menentukan volume dollar tahunan dari analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dikalikan biaya per unitnya. Barang-barang kelas A adalah barang-barang yang volume dollar tahunannya tinggi. Walaupun barang-barang ini mungkin hanya merepresentasikan 15% dari barang-barang persediaan total, mereka merepresentasikan 70% sampai 80% dari penggunaan uang secara keseluruhan. Barang-barang kelas B adalah barang-barang persediaan dengan volume dollar tahunan sedang. Barang-barang-barang ini mungkin merepresentasikan sekitar 30% dari barang-barang persediaan dan 15% sampai 25% dari nilai total. Barang-barang dengan volume dollar tahunan yang kecil adalah kelas C yang mungkin hanya merepresentasikan 5% dari volume dollar tahunan, tetapi mereka mewakili 55% barang-barang persediaan total. Secara grafik, dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.

0 20 40 60 80 100

Barang A Barang B Barang C

Gambar 1 Representasi grafik analisis ABC

Model-Model Persediaan

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), secara garis besar sistem yang dikembangkan dibedakan menjadi sistem permintaan independen, sitem permintaan dependen, dan sistem permintaan dengan ciri tersendiri.

Sistem Permintaan Independen

Permintaan independen ialah jenis permintaan suatu barang yang bebas, artinya tidak tergantung pada waktu atau jumlah permintaan barang lain (Indrajit dan Djokopranoto 2003). Menurut Heizer dan Render (2010), ada tiga model persediaan yang menjawab dua pertanyaan penting: kapan harus memesan dan berapa pesanan yang harus dipesan. Berikut model-model permintaan independen tersebut:

1. Model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) yang mendasar.

2. Model kuantitas pesanan produksi (production order quantity).

(18)

6

Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)

Menurut Prawirosentono (2007), jumlah pesanan yang ekonomis atau

economically order quantity disingkat EOQ adalah upaya menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Apabila persediaan bahan banyak, manfaatnya adalah menjamin kelangsungan proses produksi, karena tidak akan terjadi kehabisan bahan (stock out). Namun, persediaan bahan yang banyak menimbulkan naiknya biaya penyimpanan bahan di gudang. Selain itu, apabila modal banyak terikat dalam persediaan berarti modal tersebut idle (nganggur). Hal ini tentunya tidak efisien untuk perusahaan.

2. Apabila persediaan bahan sedikit, berarti biaya penyediaan bahan cukup kecil, namun tidak akan cepat dapat mengantisipasi kebutuhan bahan, apabila tingkat produksi tiba-tiba naik. Apabila hal ini terjadi berarti proses produksi dapat terancam terhenti yang memberi akibat kerugian dan tidak efisien. Tidak efisien karena harus mengeluarkan biaya tetap walaupun perusahaan berhenti beroperasi. Kerugian lain, yakni terputusnya hubungan perusahaan dengan langganan (konsumen).

Menurut Heizer dan Render (2010), teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi :

1. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen.

2. Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada suatu waktu.

4. Tidak tersedia diskon kuantitas

5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyimpan atau melakukan pemesanan dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.

6. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat

Tingkat penggunaan

Kuantitas pesanan = Q Persediaan rata-rata (Tingkat persediaan yang tersedia (Q/2) maksimum)

Persediaan minimum

Waktu Gambar 2 Penggunaan persediaan dalam waktu tertentu

(19)

7

Menurut Heizer dan Render (2010), dengan menggunakan variabel-variabel berikut, kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan untuk Q*, dimana :

Q = Jumlah unit per pesanan

Q* = Jumlah optimum unit per pesanan

D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun 1. Biaya penyetelan tahunan

...(1) 2. Biaya penyimpanan tahunan

...(2) 3. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya penyetelan tahunan sama

dengan biaya penyimpanan tahunan, yakni:

...(3) 4. Untuk menyelesaikan Q*, kali silang persamaan dan pisahkan Q di sebelah kiri

tanda sama dengan:

...(4) Menurut Heizer dan Render (2010), kita juga dapat menentukan jumlah pemesanan yang diperkirakan selama tahun (N) dan waktu antara pesanan yang diperkirakan (T) berikut :

Jumlah pesanan yang diperkirakan:

(20)

8

Waktu antara pesanan yang diperkirakan:

...(6) Dengan menggunakan variable untuk modelnya, kita dapat menyatakan biaya tptal TC sebagai:

...(7) Menurut Heizer dan Render (2010), keputusan kapan harus memesan biasanya dinyatakan dengan menggunakan sebuah titik pemesanan ulang (reorder point-ROP), yaitu tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebutm pemesanan harus dilakukan. ROP diberikan sebagai berikut:

...(8)

...(9)

Model Kuantitas Pesanan Produksi

Menurut Heizer dan Render (2010), model kuantitas pesanan produksi dapat digunakan dalam dua situasi:

1. Ketika persediaan mengalir atau menumpuk secara berkelanjutan selama suatu waktu setelah sebuah pesanan ditempatkan.

2. Ketika unit-unit dihasilkan dan dijual secara bersamaan.

Dalam kondisi ini, kita perhitungkan laju produksi harian dan laju permintaan harian. Model ini berguna ketika persediaan menumpuk secara berkelanjutan selama waktu tertentu, dan saat asumsi kuantitas pesanan ekonomi tradisional berlaku. Dengan menggunakan simbol-simbol berikut, kita dapat menentukan pernyataan untuk biaya penyimpanan persediaan tahunan untuk model kuantitas pesanan produksi:

Q = jumlah unit per pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun p = laju produksi harian

d = laju permintaan harian atau laju penggunaan t = lamanya produksi berjalan dalam hari

Dengan menggunakan pernyataan ini untuk biaya penyimpanan dan pernyataan untuk biaya penyetelan yang dikembangkan dalam model EOQ dasar, kita menyelesaikan jumlah optimalnya dari jumlah potongan per pesanan dengan membuat persamaan biaya penyetelan dan biaya penyimpanan:

Biaya penyetelan:

...(10) Biaya penyimpanan:

(21)

9

Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan

:

...(12)

Model Diskon Kuantitas

Menurut Heizer dan Render (2010), sebuah diskon kuantitas hanyalah pengurangan harga (P) untuk sebuah barang jika dibeli dalam kuantitas barang. Jadi pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah. Ketika kita menyertakan biaya produknya, persamaannya untuk biaya tahunan total dapat dihitung sebagai berikut.

...(13) Q = kuantitas yang dipesan

D = permintaan tahunan dalam unit

S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan P = biaya per unit

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Menurut Heizer dan Render (2010), karena ada beberapa diskon, proses ini melibatkan empat langkah:

1. Untuk setiap diskon, hitunglah nilai untuk ukuran pesanan optimal Q* dengan menggunakan persamaan berikut.

...(14) 2. Untuk diskon berapapun, jika kuantitas pesanannya terlalu renddah untuk mendapatkan diskon, sesuaikan kuantitas pesanan ke atas ke kuantitas terendah yang akan memenuhi diskonnya.

3. Dengan menggunakan persamaan biaya total sebelumnya, hitung biaya total untuk setiap Q optimal yang ditentukan pada langkah 1 dan 2

4. Pilih Q optimal yang menghasilkan biaya total terendah yang telah dihitung pada langkah 3. Ini adalah kuantitas yang akan meminimalkan biaya persediaan totalnya.

Sistem Periode Tetap

(22)

10

Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti system kuantitas tetap EOQ dasar (Heizer dan Render 2010).

1. Biaya-biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan 2. Waktu tunggu diketahui dan konstan

3. Barang-barang saling independen

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku pada sebuah perusahaan manufaktur atau jasa telah banyak dilakukan. Hal ini menunjukan bukti bahwa pentingnya suatu sistem yang baik untuk pengendalian persediaan bahan baku.

Juliet Resisca (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Mempelajari Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Mie Instan di PT. Jakarana Tama. Hasil dari penelitian ini, ialah bahwa penerapan metode EOQ pada perusahaan menghasilkan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan metode yang selama ini diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan mampu menghemat sebesar Rp 11.282.508 jika menerapkan metode ini.

Yusi Saragi dalam penelitiannya (2010) yang berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UKM Waroeng Coklat, Bogor menyatakan bahwa EOQ dengan jumlah pemesanan bahan baku terbesar menghasilkan jumlah pemesanan dan jarak antar pemesanan yang sama pada bahan baku, yaitu mengikuti jumlah (N) terbesar pada cokelat, sehingga jumlah pemesanan sebanyak 39 kali dengan jarak waktu antar pemesanan depalan hari total biaya yang dikeluarkan pada EOQ dengan jumlah pemesanan bahan baku coklat, yaitu sebesar Rp 2.521. 909 dan dengan metode perusahaan sebesar Rp 2.587.800 sehingga menghasilkan penghematan sebesar Rp 65.891

(23)

11

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

Makanan ringan kini sedang menjadi trend bagi ide bisnis di kalangan masyarakat. Berbagai Usaha Kecil Menengah yang memproduksi makanan ringan pun bermunculan, khususnya di Kota Bogor yang kini seringkali menjadi objek rekreasi akhir pekan bagi masyarakat dari kota sekitarnya. Dalam menghadapi persaingan semacam ini, setiap perusahaan diharapkan dapat meningkatkan daya saing dengan berbagai keunggulan yang diharapkan ada pada produknya. Selain itu, dengan melakukan perbaikan sistem pengendalian persediaan bahan baku. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menjaga ketersediaan bahan baku, mengoptimalkan kegiatan operasionalnya, dan meminimalkan biaya persediaan. Pada Gambar 3 dibawah ini, kerangka pemikiran dalam penelitian dapat digambarkan.

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian

Diagram alir penelitian ialah diagram yang akan meringkas mengenai kegiatan-kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian mengenai manajemen pengendalian persediaan bahan baku di Papapia. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4

Persaingan usaha makanan ringan pada UKM di Kota Bogor

Papapia dituntut untuk meningkatkan daya saing

Perbaikan sistem

pengendalian persediaan bahan baku

Menjaga ketersediaan bahan baku

Mengoptimalkan kegiatan

operasional

(24)

12

Gambar 4 Diagram alir penelitian

Identifikasi bahan baku dan karakter bahan baku dilakukan untuk dapat melakukan analisis ABC, agar kita mengetahui klasifikasi bahan baku berdasarkan volume dollar tahunannya. Bahan baku dengan kelas A ialah bahan baku yang menggunakan sebagian besar uang, meskipun tingkat persediaannya sedikit. Setelah mendapatkan klasifikasinya, dilakukan identifikasi biaya persediaan bagi bahan baku dengan kelas A sebagai langkah awal menganalisis

Identifikasi bahan baku

Identifikasi karakter bahan baku:

1. Tingkat kebutuhan bahan baku

2. Harga bahan baku

3. Tata cara pemesanan dan pembelian bahan baku

Analisis sistem ABC

Identifikasi biaya persediaan

Analisis sistem persediaan bahan baku

Model pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan

Model pengendalian persediaan bahan baku secara teoritis

Perbandingan total biaya model atau sistem pengendalian persediaan bahan baku

(25)

13

sistem pengendalian persediaan bahan baku secara teoritis. Tidak hanya menganalisa sistem pengendalian persediaan bahan baku secara teoritis saja, mengidentifikasi sistem pengendalian persediaan bahan baku yang telah dilakukan oleh perusahaan pun menjadi penting untuk mengambil kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dan total biaya persediaan yang efisien.

Metode

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UKM PapaPia, yang berlokasi di Jl. Kol. Achmad Syams Komplek IPB Baranangsiang IVB/2. PapaPia menjadi objek penelitian dikarenakan PapaPia merupakan salah satu UKM yang sedang berkembang di wilayah Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013.

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang didapatkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari UKM Papapia dengan berbagai metode. Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data primer ialah dengan observasi langsung dan wawancara bersama pemilik UKM PapaPia serta beberapa karyawan produksi,

Data sekunder ialah data-data yang berbentuk dokumen tertulis. Data sekunder dari penelitian ini dikumpulkan dengan cara studi literatur, bahan pustaka, hasil penelitian terdahulu, internet, serta dokumen-dokumen yang dimiliki oleh perusahaan,

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan biaya pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam mencapai tujuan ini, digunakan dua alat analisis yaitu analisis ABC dan analisis model Economic Order Quantity (EOQ).

Analisis ABC

Analisis ABC ialah suatu metode analisis yang mengklasifikasikan persediaan kedalam tiga kategori. Persediaan diklasifikasikan berdasarkan volume dollar tahunan. Analisis ABC digunakan untuk lebih memfokuskan pengendalian persediaan pada jenis persediaan yang kritis.

(26)

14

Kategori A adalah barang dengan biaya tinggi namun hanya mewakilkan sekitar 15% dari total jumlah persediaan total. Kategori B adalah barang dengan biaya sedang namun mewakilkan 30% dari total jumlah persediaan. Kategori C adalah barang dengan biaya rendah namun mewakilkan jumlah persediaan total yang paling banyak.

Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis EOQ dilakukan untuk dapat menganalisis kuantitas pemesanan optimal, periode pesanan optimal dan total biaya persediaan yang optimal. Parameter yang digunakan dalam menganalis EOQ ialah jumlah permintaan, harga per unit permintaan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.

a. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan ialah biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan dalam waktu tertentu. Contoh dari biaya penyimpanan ialah gaji pegawai gudang, biaya listrik gudang dan biaya penanganan bahan. Biaya penyimpanan bahan baku dapat dihitung dengan cara:

...(1)

Keterangan:

D = permintaan tahunan Q = kuantitas pesanan

S = biaya pemesanan per pesanan b. Biaya pemesanan

Biaya pemesanan ialah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan bahan baku dalam satu kali pesanan.

...(2) Keterangan:

Q = kuantitas pesanan H = biaya penyimpanan

Kuantitas pesanan optimal terjadi saat biaya pemesanan per pesanan sama dengan biaya penyimpanan tahunan, yakni:

(27)

15

...(4) Kuantitas pemesanan yang diperkirakan (N) , periode per pesanan (T), dan total biaya (TC) dapat dihitung dengan cara dibawah ini:

...(5)

...(6)

...(7) Keterangan:

Q = Jumlah unit per pesanan

Q* = Jumlah optimum unit per pesanan

D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun N = banyaknya pesanan per tahun

T = periode per pesanan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PapaPia merupakan salah satu Usaha Kecil Menengah yang sedang berkembang di Kota Bogor. Berawal dari kejenuhan pemilik menjadi seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta, membulatkan tekad pemilik bersama keluarga merintis usaha ini. Motivasi untuk membuka usaha ini dikuatkan dengan warisan resep pia dari orang tua pemilik.

Lokasi usaha PapaPia kini berada di Jl. Kol. Achmad Syams Komplek IPB Baranangsiang IVB/2. Pemilik usaha memutuskan untuk membeli sebuah rumah yang dapat digunakan untuk proses produksi dan outlet penjualan produk Papapia di lokasi yang sangat strategis.

(28)

16

masyarakat kota Bogor maupun wisatawan domestik dan asing yang berkunjung ke Kota Bogor.

Manajemen dalam Usaha Kecil Menengah PapaPia ini masih sangat sederhana. Dikatakan sederhana, karena setiap fungsi manajemen yang terdiri dari keuangan, pemasaran, produksi&operasi, serta sumber daya manusia masih dikelola oleh keluarga. Namun, hal ini tidak menimbulkan masalah besar bagi pengelola karena eksistensi PapaPia masih dapat berjalan dengan baik sampai saat ini.

Proses Produksi

PapaPia kacang hijau memiliki proses produksi yang sederhana. Selain itu alat yang digunakan untuk memproduksi PapaPia kacang hijau ini pun terbilang sederhana dan biasa digunakan oleh masyarakat untuk membuat kue. Berikut ini tahapan proses produksi PapaPia kacang hijau :

1. Pencampuran bahan kulit Pia

Bahan baku untuk pembuatan kulit yaitu tepung terigu, gula, minyak dan mentega. Bahan-bahan tersebut dimasukan kedalam mixer sesuai kapasitas

mixer tersebut.

2. Pencampuran bahan isi pia

Kacang hijau sebagai bahan baku utama pia ini menggunakan kacang hijau kupas. Sebelum diproses kacang hijau dicuci bersih kemudian kacang hijau yang sudah bersih mengalami proses pengukusan. Kacang hijau yang telah lunak disatukan dengan gula pasir dan butter yang kemudian dimasak selama dua jam. Jika adonan isi kacang hijau ini telah kalis, produsen menimbang kacang hijau tersebut sesuai dengan ukuran untuk satu buah PapaPia kacang hijau untuk memudahkan proses pencetakan.

3. Mengolah kulit Pia

Adonan kulit pia yang sudah tercampur kemudian digiling agar lebih pipih. Tidak hanya adonan isi pia saja yang ditimbang, namun adonan kulit pia pun ditimbang sesuai ukuran untuk satu buah PapaPia kacang hijau. Ketika adonan telah menjadi lempengan per satuan pia, adonan tersebut di giling kembali untuk memudahkan proses penggabungan dengan adonan isi pia. Setelah adonan kulit digiling, adonan isi pia diletakan di atasnya untuk kemudian pia tersebut dicetak dengan sebuah cetakan yang berbentuk bulat.

4. Finishing

Pada proses finishing pia diolesi telur secukupnya sebelum dipanggang beberapa menit dalam oven. Sebelum dikemas, pia tersebut harus didinginkan dahulu dengan menggunakan kipas angin. Sementara pia yang sudah dingin dimasukan ke dalam kemasan, produsen melakukan inspeksi untuk ukuran dan kelayakan pia tersebut.

(29)

17

Perencanaan Bahan Baku

Bahan baku berperan penting dalam kegiatan produksi. Untuk mendapatkan output produksi yang berkualitas, hal yang penting ialah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas ialah salah satu cara untuk meminimalisir kegagalan pada proses produksi dan menjadi salah satu faktor penting dalam menciptakan kepuasan konsumen.

PapaPia kacang hijau memiliki dua jenis bahan baku, yaitu bahan baku produksi pia, dan bahan baku pelengkap. Bahan baku produksi pia ialah bahan-bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kue pia itu sendiri. Bahan baku produksi ini mutlak diperlukan dan tidak dapat digantikan dengan bahan baku lainnya baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Sedangkan bahan baku pelengkap yaitu bahan baku yang hanya diperlukan untuk melengkapi proses penjualan PapaPia kacang hijau. Bahan baku produksi dan bahan baku pelengkap ini, tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1 Bahan baku papapia kacang hijau

Bahan Baku Produksi Bahan Baku Pelengkap 1.Kacang hijau 1.Kotak kemasan 2.Gula pasir 2.Kotak kemasan 3.Tepung terigu 3.Plastik kemasan 4.Telur

5.Minyak sayur 6.Butter Mentega

Sumber : Pengelola UKM PapaPia

Proses pembuatan PapaPia kacang hijau, hampir sebagian besar bahan baku yang digunakan sama dengan pembuatan PapaPia dengan varian rasa yang lain. Perbedaan hanya terdapat pada varian rasa saja. PapaPia kacang hijau menggunakan bahan baku kacang hijau yang sudah dikupas. Pemilihan kacang hijau kupas ini atas dasar keefektifan waktu, biaya, dan kualitas.

Ketersediaan sebagian besar bahan-bahan baku PapaPia kacang hijau ini tidak pernah menjadi masalah bagi kegiatan produksi. Tetapi lain halnya dengan ketersediaan kacang hijau kupas. Ketersediaan kacang hijau kupas ini selalu menjadi perhatian lebih untuk bagian produksi. Kacang hijau kupas memang bukan menjadi barang yang langka, tetapi ketersediaannya seringkali mengganggu kegiatan produksi.

Bagian produksi terkadang sulit untuk mengestimasi berapa kuantitas kacang hijau yang harus tersedia di gudang agar kualitas serta kuantitasnya dapat memenuhi kebutuhan produksi setiap harinya. Karena berdasarkan pengalaman, kacang hijau kupas yang terlalu lama disimpan di gudang pun akan mengurangi kualitas dari kacang hijau itu sendiri.

(30)

18

Prosedur Pembelian dan Penerimaan Bahan Baku

Proses pembelian bahan baku produksi pada PapaPia dilakukan langsung oleh pemilik usaha ini. Pemilik menerima langsung permintaan untuk pembelian bahan baku dari karyawan yang bertugas mengecek ketersediaan barang di gudang. Karyawan tersebut melaporkan kepada pemilik usaha mengenai ketersediaan bahan baku produksi telah menipis dan diharapkan segera melakukan pembelian bahan baku berikutnya untuk menunjang kegiatan produksi. Pemilik menghitung rencana kebutuhan bahan baku produksi untuk keperluan produksi berikutnya.

Pemilik usaha melakukan pembelian kebutuhan bahan baku produksi dengan datang langsung ke pemasok bahan baku yang telah bekerjasama dengan Papapia sejak awal berdirinya usaha ini. Papapia memilih Yoeks sebagai pemasok bahan baku karena kualitas, harga dan letak nya yang tidak jauh dari outlet PapaPia.

Proses penerimaan bahan baku yang dilakukan oleh Papapia cukup sederhana. Berikut ini langkah-langkah proses penerimaan bahan baku:

1. Pemasok menyediakan bahan baku yang diminta oleh pengelola PapaPia sesuai rencana kebutuhan bahan-baku.

2. Pengelola PapaPia memeriksa ulang kuantitas dan kualitas bahan baku yang diberikan agar tidak terjadi kesalahan.

3. Setelah bahan baku dikemas, pengelola PapaPia membawa bahan baku tersebut ke outlet.

4. Pengelola PapaPia menginformasikan kepada pengelola lainnya bahwa bahan baku dengan kuantitas tertentu telah datang. Kemudian beberapa karyawan membantu pengelola untuk proses penyimpanan bahan baku di gudang.

Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi dapat diibaratkan sebagai pedoman kegiatan produksi. Perencanaan produksi pun dilakukan agar pemakaian bahan baku, mesin, tenaga kerja dan biaya pun lebih optimal. Perencanaan produksi yang tersusun dengan baik akan membantu terpenuhinya permintaan konsumen dan peraihan keuntungan bagi PapaPia yang maksimal.

Perencanaan produksi harian ini disusun berdasarkan jam kerja, kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, jumlah varian yang harus diproduksi serta permintaan konsumen. Kegiatan produksi terbagi menjadi dua shift. Dalam satu hari kerja PapaPia mentargetkan memproduksi 180 kotak kemasan PapaPia yang terbagi menjadi lima varian rasa.

(31)

19

Tabel 2 Kebutuhan bahan baku pia kacang hijau No Bahan Baku Kebutuhan Bahan Baku 1 Kacang hijau 800 Kg

2 Gula pasir 800 Kg 3 Tepung terigu 1000 Kg 4 Telur 280 Kg

5 Minyak sayur 375 Liter/300 Kg 6 Butter 120 Kg

7 Mentega 120 Kg 8 Plastik kemasan 62400 Pcs 9 Kotak kemasan 7800 Kotak Sumber : Pengelola UKM PapaPia

Perencanaan produksi ditangani langsung oleh pemilik PapaPia. Pada periode awal produksi, perencanaan produksi ini sudah disusun dan diinformasikan kepada karyawan guna mempermudah kegiatan produksi yang akan berjalan.

Analisis ABC

Analisis ABC ialah salah satu metode yang membagi persediaan menjadi tiga kategori berdasarkan volume rupiah tahunan. Analisis ABC mengelola persediaan kritis yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. Analisis ABC untuk produk PapaPia kacang hijau memasukan sembilan bahan baku yang digunakan. Dengan menggunakan Analisis ABC, kita dapat mengetahui klasifikasi bahan baku PapaPia kacang hijau yang memiliki sifat kritis. Sifat kritis disini berarti bahan baku yang merepresentasikan penggunaan biaya paling tinggi.

Pada tahun 2012-2013 PapaPia mentargetkan untuk memproduksi 7800 kotak kemasan pia kacang hijau. Kebutuhan bahan baku telah disampaikan sebelumnya pada Tabel 2.

(32)

20

Tabel 3 Analisis ABC bahan baku pia kacang hijau

Nama

Sumber : Data hasil olahan

Economic Order Quantity

Analisis Economic Order Quantity pada pia kacang hijau di UKM PapaPia ini dipakai untuk menganalisa kuantitas ekonomis pemesanan bahan baku kacang hijau serta menganalisa total biaya optimum pengendalian persediaan kacang hijau pada bahan baku kritis.

Alat analisis Economic Order Quantity membutuhkan beberapa parameter. Parameter tersebut ialah permintaan tahunan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya per unit barang. Komponen yang terlibat ke dalam biaya pemesanan untuk persediaan bahan baku kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir ialah biaya transportasi dan biaya telepon untuk kartu Simpati sebesar Rp 755 (Siska.2013). Biaya transportasi ialah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku. Sedangkan komponen yang terlibat dalam biaya penyimpanan untuk persediaan kacang hijau dan gula pasir ialah gaji pegawai dan biaya listrik. Sedangkan, biaya penyimpanan untuk persediaan kotak kemasan hanya biaya listrik dengan tarif listrik Rp 795/kwh (Nias.2013). Karena dalam penanganan persediaan kotak kemasan tidak memakai jasa khusus karyawan. Rincian cara perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan terdapat di lampiran 3.

(33)

21

Tabel 4 Parameter EOQ periode Januari 2012-Januari 2013 Permintaan Harga

Kacang hijau 19.200 15.360.000 6000 4822.8 Kotak kemasan 1500 1.700.000 755 3.24 Gula pasir 11.000 8.800.000 6000 3617.3 Sumber : Data hasil olahan

Analisis Economic Order Quantity dilakukan dengan bantuan software POM for Windows 3. Input untuk perhitungan EOQ dengan POM for Windows 3

ialah parameter-parameter EOQ diantaranya permintaan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan harga/unit. Berdasarkan hasil perhitungan EOQ dengan menggunakan software POM for Windows 3, dapat diketahui kuantitas pesanan optimal, frekuensi waktu pemesanan dan total biaya persediaan yg bermanfaat untuk pengendalian persediaan kacang hijau, kotak kemasan, dan gula pasir untuk bahan baku pia kacang hijau pada UKM PapaPia. Hasil perhitungan EOQ dengan menggunakan software POM for Windows 3 dapat dilihat pada lampiran 4, lampiran 5, dan lampiran 6.

Hasil analisis EOQ berbeda dengan perhitungan yang selama ini dipakai oleh perusahaan. UKM PapaPia tidak menerapkan teori khusus untuk melakukan pengendalian persediaan bahan baku kacang hijau. Analisis EOQ terbukti dapat menghemat biaya pengendalian persediaan bahan baku kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir. Perbandingan hasil analisis EOQ dan asumsi perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perbandingan hasil analisis EOQ dan asumsi perusahaan Bahan

Baku

Parameter Hasil Analisis EOQ Asumsi Perusahaan

Kacang hijau

Kuantitas pesanan 44 Kg 75 Kg Periode pesanan 18 kali/tahun 11 kali/tahun Total biaya Rp 15.579.200 Rp 15.611.688 Selisih biaya Rp 32.488

Kotak kemasan

Kuantitas pesanan 1910 kotak 2500 kotak Periode pesanan 4 kali/tahun 4 kali/tahun Total biaya Rp 11.706.180 Rp 11.706.405 Selisih biaya Rp 225

Gula Pasir

Kuantitas pesanan 52 Kg 100 Kg Periode pesanan 16 kali/tahun 8 kali/tahun Total biaya Rp 8.986.349 Rp 9.028.880 Selisih biaya Rp 42.531

Sumber : Data hasil olahan

(34)

22

mengetahui kuantitas pemesanan dan periode pemesanan, pengelola UKM PapaPia dapat berkoordinasi dengan Yoeks selaku pemasok kacang hijau untuk menyediakan kebutuhan bahan baku pia kacang tiap periodenya.

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini ialah:

1. Menurut analisis ABC, pia kacang hijau memiliki tiga jenis bahan baku yang tergolong bahan baku kritis. Bahan baku kritis ialah bahan baku yang harus diperhatikan kondisinya karena merupakan bahan baku yang memiliki volume rupiah tahunan tertinggi. Bahan baku berkategori A ini diantaranya kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir.

2. Hasil analisis EOQ pada PapaPia menjelaskan bahwa metode analisis ini dapat membantu dalam mengurangi biaya persediaan. Meskipun selisih biaya persediaan relatif tidak signifikan pada kasus ini, tetapi metode analisis ini membantu PapaPia untuk menjalin kerjasama yang lebih formal dengan pemasok. Rush order dapat sepenuhnya dipenuhi karena kuantitas pesanan dan periode pesanan optimal dapat diketahui sejak awal periode.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian yang berlangsung selama kurang lebih empat bulan ini berjalan dengan baik sesuai dengan beberapa tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Berikut ini kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian sistem pengendalian persediaan bahan baku kacang hijau di UKM PapaPia

1. UKM PapaPia tidak melakukan sistem pengendalian persediaan bahan baku dengan teori khusus.

2. Dari hasil analisis ABC, diketahui kacang hijau, kotak kemasan dan gula pasir memiliki kategori A. Kacang hijau memiliki persentase sebesar 25.94%, kotak kemasan sebesar 19.76%, dan gula pasir sebesar 14.86%

3. Dari hasil analisis EOQ, kuantitas pesanan optimal untuk kacang hijau selama satu periode yaitu sebanyak 44 kg dan periode pesanan 9 kali per tahun, untuk kotak kemasan kuantitas pesanan dan periode pesanan optimal masing-masing sebesar 1910 kotak kemasan dan empat kali pesanan per tahun, serta gula pasir optimum pada kuantitas pesanan 52 kg dan periode pesanan 16 kali per tahun. 4. Pada pengendalian persediaan kacang hijau analisis EOQ dapat menghemat

(35)

23

analisis EOQ ditunjukan dengan selisih biaya antara hasil analisis EOQ dan asumsi perusahaan tidak signifikan.

Saran

PapaPia telah menjalankan sistem pengendalian persediaan yang baik. Meskipun PapaPia tidak menggunakan teori khusus dalam sistem pengendalian persediaan bahan baku, kuantitas pesanan yang hampir mendekati angka optimal telah dicapai. Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan biaya persediaan hasil analisis EOQ dan asumsi PapaPia yang menunjukan angka yang relatif kecil.

PapaPia dapat menerapkan metode analisis EOQ jika skala produksi ditingkatkan dalam jumlah yang lebih besar. Metode analisis EOQ dapat membantu PapaPia menentukan kuantitas pesanan optimal dan periode pesanan. Hal ini dapat menghindari terjadinya rush order dan mempermudah pemasok untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PapaPia.

DAFTAR PUSTAKA

Reza, B. 2012. Visi dan Misi PapaPia [Internet]. [diunduh 2013 Juni 8]. Tersedia pada: www.papapiaid.wordpress.com

Handoko TH.2008. Dasar-dasar manajemen produksi dan operasi. Yogyakarta (ID): BPFE-Yogyakarta

Heizer J, Render B. 2010. Manajemen Operasi. Chriswan S, penerjemah; Alfial L, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Operation Management 9th Ed.

Indrajit RE, Djokopranoto R. 2003. Manajemen persediaan barang umum dan suku cadang untuk keperluan pemeliharaan perbaikan dan operasi. Jakarta (ID): PT. Grasindo.

Nias.2013. Tarif Tenaga Listrik Untuk Periode 1 April-30 Juni 2013 [Internet]. [diunduh 2013 Juni 28]. Tersedia pada: http://niasonline.net/2013/04/05/Tarif-tenaga-listrik-untuk-periode-1-April-30-Juni-2013/

Prawirosentono, S. 2007. Manajemen operasi (Operation Management). Jakarta (ID): PT Bumi Aksara

Siska. 2013. Tarif telepon simpati 2013 [Internet].[diunduh 2013 Juni 28]. Tersedia pada: www.telkomsel.com

Resisca J. 2009. Mempelajari sistem pengendalian persediaan bahan baku mie instan di PT. Jakarana Tama. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saragi Y. 2010. Analisis perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada UKM Waroeng Coklat Bogor. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tambunan T.2009. UMKM di Indonesia. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

(36)

24

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta aliran proses

Uraian kegiatan

Bahan baku dibawa dari gudang O Menyiapkan kuantitas bahan baku

sesuai dengan kapasitas mesin

Kacang hijau dibersihkan dahulu dengan air kemudian kacang hijau dikukus. Setelah kacang hijau dikukus, disatukan dengan gula pasir dan butter ke dalam mixer untuk membuat adonan isi

O

Pengecekan kualitas adonan isi O Menimbang adonan isi untuk

kuantitas per satuan pia

O Menggiling adonan kulit, kemudian menimbang adonan kulit untuk kuantitas per satuan pia

O

Pengecekan ukuran adonan kulit O Penggilingan adonan kulit yang

sudah menjadi adonan per satuan pia O Menyatukan satu-satuan adonan isi dan adonan kulit kemudian dicetak menggunakan cetakan berbentuk bulat

O

Adonan pia yang sudah jadi diolesi telur

O

Pengecekan kualitas adonan pia O Memanggang adonan pia O

Menunggu pia matang O

Mengecek kualitas kematangan pia O Pia yang sudah matang, didinginkan

dengan menggunakan kipas angin

O

Pengecekan kualitas pia O

Pengemasan O

(37)

25

(38)

26

Dicuci Kacang Hijau

Peta Proses Operasi PAPAPIA

Nama Produk : PIA Kacang Hijau

Dipetakan Oleh : Leny Aryani

Tanggal Dipetakan : Juli 2013

(39)

27

Lampiran 3 Rincian biaya pemesanan dan penyimpanan

Biaya Penyimpanan kacang hijau

1. Gaji pegawai gudang/bulan =Rp 300.000 Gaji pegawai gudang/tahun = Rp 3.600.000 Gaji pegawai gudang/tahun untuk kacang hijau = Rp 3.600.000

10 = Rp 360.000 Gaji pegawai gudang/kg kacang hijau/tahun = Rp 960.000 persediaan rata-rata kacang hijau 75 Kg

= Rp 4800/kg/tahun 2. Biaya listrik

Ruangan gudang menggunakan lampu 14 watt

Jumlah pemakaian listrik/bulan = 14w x 12 jam x 30 hari = 5.04 kwh Biaya listrik/bulan (1 kwh = Rp 795) = 5.04 kwh x Rp 795 = Rp 4006.8 Luas tempat penyimpanan kacang hijau = 0.32 meter

Biaya listrik penyimpanan kacang hijau = 0.32 meter x Rp 445.2/meter/bulan = Rp 142.5/bulan

Biaya listrik/bulan = Rp 142.5/bulan Persediaan rata-rata kacang hijau 75 Kg Biaya listrik/bulan/Kg = Rp 1.9/kg/bulan Biaya listrik/tahun/Kg = Rp 1.9/kg/bulan x 12

= Rp 22.8/kg/tahun Total biaya penyimpanan :

1. Gaji pegawai gudang Rp 4800/kg/tahun 2. Biaya listrik Rp 22.8/kg/tahun

Rp 4822.8/kg/tahun

Biaya pemesanan kacang hijau

Tarif angkutan umum pulang-pergi Rp 6000/pesanan

Biaya penyimpanan kotak kemasan

1. Biaya listrik

Ruangan gudang menggunakan lampu 14 watt

(40)

28

Lanjutan lampiran 3

Biaya listrik/bulan = Rp 667.8/meter/bulan Persediaan rata-rata kotak kemasan 2500 kotak

Biaya listrik/bulan/kotak kemasan = Rp 0.27/kotak kemasan/bulan Biaya listrik/tahun/kotak kemasan = Rp 0.27/kotak/bulan x 12

= Rp 3.24/kotak/tahun

Biaya pemesanan kotak kemasan

Tarif telepon lokal provider simpati Jabodetabek Rp 8/detik untuk 90 detik awal Kemudian Rp 10/menit berikutnya

Rata-rata pemakaian telepon = 5 menit

Biaya telepon = (Rp 8 x 90detik)+ (Rp 10x 3.5 menit)

= Rp 755

Biaya penyimpanan gula pasir

1. Gaji pegawai gudang/bulan =Rp 300.000 Gaji pegawai gudang/tahun = Rp 3.600.000 Gaji pegawai gudang/tahun untuk gula pasir = Rp 3.600.000

10 = Rp 360.000 Gaji pegawai gudang/kg gula pasir/tahun = Rp 360.000 persediaan rata-rata kacang hijau 100 Kg

= Rp 3600/kg/tahun 2. Biaya listrik

Ruangan gudang menggunakan lampu 14 watt

Jumlah pemakaian listrik/bulan = 14w x 12 jam x 30 hari = 5.04 kwh Biaya listrik/bulan (1 kwh = Rp 795) = 5.04 kwh x Rp 795 = Rp 4006.8 Luas tempat penyimpanan gula pasir = 0.32 meter

Biaya listrik penyimpanan gula pasir = 0.32 meter x Rp 445.2/meter/bulan = Rp 142.5/bulan

Biaya listrik/bulan = Rp 142.5/bulan Persediaan rata-rata gula pasir 100 Kg Biaya listrik/bulan/Kg = Rp 1.425/kg/bulan Biaya listrik/tahun/Kg = Rp 1.425/kg/bulan x 12

= Rp 17.4/kg/tahun Total biaya penyimpanan :

3. Gaji pegawai gudang Rp 3600/kg/tahun 4. Biaya listrik Rp 17.4/kg/tahun

Rp 3617.4/kg/tahun

Biaya pemesanan gula pasir

(41)

29

Lampiran 4 Economic Order Quantity kacang hijau

Lampiran 5 Economic Order Quantity kotak kemasan

Gambar

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 4 Diagram alir penelitian
Tabel 3  Analisis ABC bahan baku pia kacang hijau

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan ekonomis yang dapat meminimumkan biaya persediaan dengan mengetahui total biaya

Pengumpulan data bahan baku utama, jumlah permintaan bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, tenggang waktu dan biaya persediaan perusahaan. Penentuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang sistem persediaan bahan baku yang terkomputerisasi agar dapat membantu perusahaan dalam mengelola persediaan bahan baku. Teknik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah biaya persediaan bahan baku roti (tepung terigu) yang diperhitungkan Perusahaan Oval Bakery di Kota Sangatta

Dalam menentukan kebijakan persediaan untuk permintaan bebas dapat digunakan model persediaan sesuai dengan tingkat efisiensi yang ditetapkan perusahaan Tampubolon (2004:193)

The Univenus Sidoarjo direncanakan dengan menggunakan metode pengendalian persediaan EOQ (Economic Order Quantity) dengan tujuan untuk meminimalkan biaya total

Hasil Perbandingan Total Biaya Persediaan Kelapa Sawit Dengan Metode Continous Review System Dan Kebijakan Perusahaan Metode yang Digunakan Total Biaya Persediaan Metode Continous

TURNOJOYO Anastasia Zerina Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang email: anastasyaunitri@gmail.com ABSTRAK Pengendalian persediaan merupakan