• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pembaca Terhadap Berita Pembangunan Di Surat Kabar Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Pembaca Terhadap Berita Pembangunan Di Surat Kabar Daerah"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEMBACA TERHADAP BERITA

PEMBANGUNAN DI SURAT KABAR

DAERAH

GUSMIA ARIANTI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Gusmia Arianti

(4)
(5)

RINGKASAN

GUSMIA ARIANTI. Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah. Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan WAHYU BUDI PRIATNA.

Media massa sebagai sarana integrasi dan interaksi memiliki kemampuan yang besar untuk menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Keberadaan surat kabar menjadi salah satu unsur yang dapat mengubah peran masyarakat dalam pembangunan, terutama bidang pertanian dan pedesaan. Bogor memiliki beberapa perusahaan surat kabar, salah satunya surat kabar Radar Bogor yang merupakan surat kabar lokal terbesar di Bogor dan menjadi acuan sumber informasi bagi masyarakat Bogor. Tujuan penelitian adalah menganalisis persepsi pembaca surat kabar daerah, faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan dan pengaruh persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar daerah terhadap perilaku.

Penelitian didesain sebagai penelitian survei deskriptif eksplanatori yang bersifat korelasional dan pengaruh. Variabel penelitian adalah karakteristik khalayak pembaca surat kabar dan unsur berita pembangunan surat kabar sebagai variabel bebas (independent variabel), perilaku pembaca sebagai variabel terikat (dependent variabel).

Penelitian dilakukan di surat kabar Radar Bogor yang beralamat di Graha Pena Bogor Jl. KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh No. 30 Taman Yasmin, Bogor. Penyebaran kuesioner kepada pembaca dilakukan pada wilayah Kota Bogor selama dua bulan mulai Februari - Maret 2015. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Stage Sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 orang. Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif korelasional dan SEM.

Pembaca surat kabar Radar Bogor sebagian besar adalah laki-laki (53%), dengan rentang usia berkisar pada 20 - 29 tahun yang berpendidikan sarjana, serta tingkat pendapatan per bulan sebesar Rp 2 600 000 – 5 000 000 yang bekerja sebagai pegawai swasta atau profesional. Pembaca memperoleh surat kabar Radar Bogor dari loper koran dengan membaca surat kabar Radar Bogor kurang dari 30 bulan. Frekuensi membaca surat kabar dalam seminggu adalah tiga sampai empat kali dalam seminggu dengan frekuensi membaca selama satu jam setiap harinya. Faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor terlihat pada tingkat pendidikan, pendapatan per bulan dan lama waktu membaca surat kabar dalam satu hari. Faktor-faktor tersebut memiliki hubungan dengan nilai berita, pemilihan topik, frekuensi berita, dan aktualisasi berita.

(6)

terhadap unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh afektif (sikap) pembaca.

(7)

SUMMARY

GUSMIA ARIANTI. The Readers’ Perception on the Development News in Local Newspaper. Supervised by AMIRUDDIN SALEH and WAHYU BUDI PRIATNA.

Mass media as a means of integration and interaction has a great capacity to spread messages of development. The existence of newspaper becomes one of the elements that can change the role of the society in the development, especially in agriculture and rural areas. Bogor has some local newspaper companies, one of which is Radar Bogor is the largest newspaper in Bogor and functions as reference resources of development information for the community of Bogor. The role of Radar Bogor in disseminating the news in development as part of development communication is interesting to study. This relates to the influence of the news on

its readers’ behaviors. Therefore, the purposes of the study were to analyze the characteristics of the readers, factors of the characteristics of the readers that have

a relationship with the readers’ perception and influence of the readers’ perception on the elements of the development news in Radar Bogor Newspaper toward their behavioral.

The research was designed as a correlational and influence descriptive explanatory survey research. The research variables included the characteristics of the readers of the newspapers and elements of development news of the newspaper as the independent variables, and behavioral changes in behavior (cognitive and affective) of the readers as the dependent variables.

This research was conducted at Radar Bogor Office located at Graha Pena Bogor Jl. KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh No. 30 Taman Yasmin, Bogor. The questionnaires were distributed to the readers Bogor City for two months from February to March 2015. The sample selection method used in the study was Multiple Stage Sampling. The samples included 99 readers. The data analysis was carried out using the descriptive correlational analysis and SEM.

The Radar Bogor newspaper readers are predominantly male (53%), with the age ranging from 20 to 29 years graduate qualification and earn a monthly income from Rp 2 600 000 to 5 000 000 working as private employees or professionals. The readers obtain the newspaper from the delivery man and have already read it less than 30 months. Frequency of reading newspapers is three to four times a week for one hour each day. The characteristic factors that have a

relationship with the readers’ perception of the elements of the development news in the newspaper can be seen from their education level, monthly income, and length of time in reading the newspaper in one day. These factors have a relationship with news value, selection of topics, frequency of news and news actualization.

(8)
(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(10)
(11)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

PERSEPSI PEMBACA TERHADAP BERITA

PEMBANGUNAN DI SURAT KABAR

DAERAH

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(12)
(13)

Judul Tesis : Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah

Nama : Gusmia Arianti

NIM : I352130011

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Dr Ir Amiruddin Saleh, MS Ketua

Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi Anggota

Diketahui oleh Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr Ir Djuara P. Lubis, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah media massa, dengan judul Persepsi Pembaca terhadap Berita Pembangunan di Surat Kabar Daerah.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh, MS dan Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak manajemen surat kabar Radar Bogor yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

(16)
(17)

DAFTAR ISI

RINGKASAN iii

SUMMARY v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Komunikasi Pembangunan 5

Komunikasi Massa 6

Teori Uses and Effects 7

Media Massa 11

Media Surat Kabar 12

Berita 13

Berita Pembangunan 15

Persepsi 16

Karakteristik Pembaca 17

Kerangka Pemikiran 18

Hipotesis penelitian 21

METODE 21

Desain Penelitian 21

Lokasi dan Waktu 21

Populasi dan Sampel Penelitian 22

Data dan Instrumen Penelitian 23

Definisi Operasional 24

Validitas dan Reliabilitas Instrumen 25

Pengumpulan Data 26

Analisis Data 26

HASIL DAN PEMBAHASAN 29

Deskripsi Surat Kabar Radar Bogor 29

Karakteristik Pembaca Surat Kabar Radar Bogor 33

Persepsi Pembaca mengenai Unsur-Unsur Berita Pembangunan 40

Hubungan Faktor Karakteristik dengan Persepsi Pembaca 46

Mengenai Unsur-unsur Berita Pembangunan 46

(18)

Surat Kabar Radar Bogor 50 Pengaruh Unsur-Unsur Berita Pembangunan pada Surat Kabar 53

Radar Bogor terhadap Perilaku Pembaca 53

SIMPULAN DAN SARAN 59

Simpulan 59

Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 60

LAMPIRAN 63

(19)

DAFTAR TABEL

1 Urutan sepuluh surat kabar teratas di Bogor berdasarkan jumlah pembaca

pada tahun 2013 2

2 Distribusi surat kabar Radar Bogor per hari pada tahun 2014 22

3 Rentang kriteria skor persepsi pembaca Radar Bogor 27

4 Indeks kelayakan model dalam uji kecocokan SEM 28

5 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan kebutuhan membaca surat

kabar Radar Bogor pada tahun 2015 37

6 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas tema berita

pembangunan yang disukai pada tahun 2015 38

7 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan prioritas kolom/rubrikasi

yang disukai pada tahun 2015 39

8 Skor persepsi pembaca mengenai pemilihan topik berita pembangunan

di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 41

9 Skor persepsi pembaca mengenai nilai berita pembangunan di surat

kabar Radar Bogor tahun 2015 42

10 Skor persepsi pembaca mengenai jenis berita pembangunan di surat

kabar Radar Bogor tahun 2015 43

11 Skor persepsi pembaca mengenai aktualitas berita pembangunan di

surat kabar Radar Bogor tahun 2015 44

12 Skor persepsi pembaca mengenai urgensi berita pembangunan di surat

kabar Radar Bogor tahun 2015 44

13 Skor persepsi pembaca mengenai frekuensi kemunculan berita

pembangunan di surat kabar Radar Bogor tahun 2015 45

14 Skor persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di

surat kabar Radar Bogor tahun 2015 45

15 Nilai koefisien korelasi karakteristik pembaca dengan unsur-unsur berita

pembangunan pada surat kabar Radar Bogor tahun 2015 48

16 Hasil koefisien uji beda karakteristik dengan perilaku pembaca Radar

Bogor tahun 2015 51

17 Hasil uji kecocokan untuk model struktural tahun 2015 56

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 20

2 Logo surat kabar Radar Bogor 30

3 Alur berita surat kabar Radar Bogor 31

4 Sebaran pembaca berdasarkan jenis kelamin tahun 2015 33

5 Sebaran pembaca berdasarkan usia tahun 2015 34

6 Sebaran pembaca berdasarkan pendidikan tahun 2015 34

7 Sebaran pembaca berdasarkan pendapatan per bulan tahun 2015 35

8 Sebaran pembaca berdasarkan pekerjaan tahun 2015 36

9 Sebaran pembaca berdasarkan cara memperoleh surat kabar Radar Bogor

(20)

10 Persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor 45 11 Hasil uji beda aspek kognitif berdasarkan cara memperoleh surat kabar

tahun 2015 51

12 Hasil uji beda aspek afektif berdasarkan cara memperoleh surat kabar

tahun 2015 52

13 Model persamaan struktural dan besar hubungan tahun 2015 55

14 Model persamaan struktural dan nilai-t tahun 2015 55

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner tahun 2015 63 2 Hasil uji SEM pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap

(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah penting bagi banyak negara berkembang pada awal tahun 70-an salah satunya berkaitan dengan bagaimana memberdayakan anggota masyarakat dalam aktivitas pelaksanaan program pembangunan yang dirancang pemerintah, dengan tujuan untuk terwujudnya peningkatan kesejahteraan di kalangan masyarakat itu sendiri (Mardikanto 2010). Para akademisi berpendapat bahwa fenomena ini dianggap sebagai masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan komunikasi terutama komunikasi massa, sehingga ditemukan solusi yang dikenal dengan komunikasi pembangunan.

Komunikasi pembangunan menggunakan komunikasi untuk mengubah atau memperbaiki cara hidup masyarakat suatu negara, dengan menggunakan jenis perbedaan pesan untuk mengubah kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Pesan pembangunan dirancang untuk mengubah perilaku orang atau untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Komunikasi pembangunan dapat didefinisikan sebagai penggunaan komunikasi bagi masyarakat untuk mempromosikan pembangunan (Choudhury 2011).

Komunikasi pembangunan menganggap proses komunikasi merupakan aspek penting dalam dimensi pembangunan nasional berbasis informasi, salah satunya melalui kebijakan pemberitaan suatu media. Komunikasi pembangunan mengutamakan kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, dengan tujuan menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang.

Media massa merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan serta mendorong proses perubahan kearah pengembangan demokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik di Indonesia. Media massa sebagai sarana integrasi dan interaksi memiliki kemampuan yang besar untuk menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Media massa selama ini memberikan pengaruh dalam memberitakan tentang isu-isu penting kepada khalayaknya (Choudhury 2011).

Agenda setting yang digunakan oleh media memberikan dampak pada masyarakat bahwa media menentukan isu (hal-hal) yang dibicarakan dan dipikirkan oleh masyarakat. Media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pendapat umum (opini public) dengan menjaring berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya.

Studi tentang keefektivan media massa dalam hal ini surat kabar mengenai pembangunan telah menghasilkan kesimpulan, bahwa surat kabar di negara-negara dunia ketiga mampu memainkan peranan yang penting dengan ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Keberadaan surat kabar menjadi salah satu unsur yang dapat mengubah peran masyarakat dalam pembangunan, terutama bidang pertanian dan pedesaan.

Indonesia mengalami perubahan besar dalam keterbukaan informasi setelah era pemerintahan orde baru, sehingga pemeritahan dijalankan dengan lebih transparan. Pasca orde baru, kehidupan pers nasional mengikuti main stream

(22)

mengatur, seperti kebijakan pemerintah berupa development support communication, menjadi terhapus dalam aplikasi kehidupan pers. Era reformasi ini dinilai membuat pers terbebas dari pengaturan pemerintah.

Perubahan paradigma perlakuan negara terhadap pers nasional berimplikasi pada aplikasi proses komunikasi pembangunan. Era reformasi ini, sulit ditemui hasil-hasil studi yang memfokuskan kajiannya terhadap fenomena jurnalisme pembangunan. Jurnalisme pembangunan menepatkan media sebagai agen perubahan (agent of change), yang diharapkan mampu mendorong masyarakat tradisional terbelakang menjadi masyarakat modern (Barus 2010). Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) penyebaran media untuk suatu jangka waktu tertentu di suatu wilayah dapat mempercepat dan memperbaiki pelaksanaan suatu proyek yang bertujuan menginformasikan dan memotivasi masyarakat yang terpengaruh oleh proyek tersebut. Surat kabar memiliki kemampuan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang banyak untuk satu waktu, sehingga dinilai efektif untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk mendukung program pembangunan.

Bogor memiliki beberapa perusahaan surat kabar, salah satunya surat kabar Radar Bogor yang merupakan surat kabar lokal terbesar di Bogor dan menjadi acuan sumber informasi pembangunan bagi masyarakat Bogor (Tabel 1). Surat kabar Radar Bogor merupakan salah satu perusahaan media massa cetak lokal yang pertama di Bogor, yang berdiri pada tanggal 7 Oktober 1998. Perkembangan surat kabar Radar Bogor saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga dianggap sebagai perusahaan media massa cetak lokal yang terkemuka di Bogor. Tabel 1 Urutan sepuluh surat kabar teratas di Bogor berdasarkan jumlah pembaca

pada tahun 2013

Nama surat kabar Jumlah pembaca (orang)

Pos Kota 186 000

Sumber: Nielsen Readership Study dalam Laporan Tahunan Radar Bogor (2014a)

(23)

informasi sangat tinggi. Surat kabar Radar Bogor menyajikan berita yang beragam. Mayoritas isi berita berasal dari berita lokal, khusunya Bogor dengan persentase 80 persen, proporsi berita nasional sebanyak 15 persen dan berita internasional sebanyak lima persen, yang menyajikan berita-berita aktual dan faktual yang terjadi saat ini mulai berita (news), olahraga (sport) hingga gaya hidup masyarakat metropolis (lifestyle).

Peran surat kabar sebagai agent of change diharapkan mampu memberi pencerahan untuk masyarakat, artinya pesan yang menerangkan program-program pembangunan secara jelas. Upaya untuk mengetahui peran surat kabar Radar Bogor dalam mendukung jurnalisme pembangunan dinilai menjadi penting untuk ditelusuri, karena banyak surat kabar yang tidak lagi ”diatur” pemerintah dalam mengimplementasikan jurnalisme pembangunan.

Keterlibatan khalayak dalam menentukan konten dari media massa sangat dibutuhkan, mengingat khalayak bebas dalam memilih media yang akan mereka gunakan. Perilaku pembaca sering kali berorientasi pada tujuan (goal oriented) ketika memilih media dan menikmati apa yang disajikan oleh media. Kepuasan pembaca terhadap media sangat ditentukan oleh informasi dan kepuasan yang telah mereka antisipasi sebelumnya. Persepsi antar pembaca terhadap pemberitaan pembangunan bisa berbeda, walaupun objek yang dipersepsikan sama. Persepsi sangat menentukan dalam pemberian arti pesan yang diterima oleh pembaca. Rakhmat (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses pemberian makna pada sensasi, sehingga individu memperoleh pengetahuan baru atau proses mengubah sensasi menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan dari proses persepsi oleh pembaca sangat beragam. Perbedaan persepsi pada akhirnya menghadirkan perbedaan sikap dan perilaku pembaca terhadap pemberitaan pembangunan.

Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui secara pasti pemberitaan pembangunan di surat kabar Radar Bogor yang materi pemberitaannya sesuai dengan kebutuhan khalayak. Penelitian dibutuhkan untuk mempelajari persepsi pembaca terhadap pemberitaan pembangunan pada surat kabar Radar Bogor yang mempengaruhi perilaku pembaca.

Rumusan Masalah

Kebutuhan mendapatkan informasi dan berita menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Informasi dan berita menjadi sumber pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam rangka aktualisasi diri dan kebutuhan sosial lainnya. Pembangunan nasional di Indonesia dalam segala aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perkembangan media massa. Media massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi-informasi yang berkaitan dengan pembangunan.

(24)

memiliki jangkauan yang luas, terbit setiap hari sehingga dapat dengan mudah menyebar ke daerah‐daerah secara serentak dan efektif.

Salah satu surat kabar lokal yang memberikan informasi mengenai program pembangunan adalah surat kabar Radar Bogor. Surat kabar Radar Bogor merupakan surat kabar lokal terbesar yang ada di Bogor dan pendistribusiannya telah menyebar keseluruh wilayah Bogor. Kebebasan pers setelah masa pemerintahan reformasi membuat semua warga negara dibebaskan untuk membuat perusahaan pers dan tidak dibatasi dalam pemberitaannya. Kebebasan pers disalahartikan dengan cara perusahaan pers menyajikan pemberitaan yang mengutamakan keuntungan (profit) dan mengabaikan pemberitaan yang mendukung program pembangunan. Pemberitaan di surat kabar hanya mementingkan kebutuhan redaksional dan kurang memperhatikan kebutuhan informasi khalayak.

Teori uses and effect menjelaskan bahwa pilihan jenis dan isi media oleh khalayak akan memberikan pengaruh terhadap persepsi mereka, perbedaan ini pada akhirnya akan memberikan perbedaan terhadap perilaku khalayak tersebut. Tujuan pemberitaan pembangunan adalah untuk menginformasikan dan membujuk masyarakat untuk terlibat dalam program pembangunan, dengan adanya pengaruh perilaku kognitif dan afektif yang disebabkan oleh persepsi pembaca terhadap satu hal maka dirasa perlu untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai persepsi pembaca berita pembangunan dan pengaruhnya terhadap perilaku khalayak. Adapun rumusan masalah penelitian adalah:

1. Bagaimana persepsi pembaca tentang berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor?

2. Bagaimana faktor-faktor karakteristik pembaca yang berhubungan dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor?

3. Bagaimana pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menjawab beberapa masalah penelitian yang berkaitan dengan teori uses and effect pada perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis persepsi pembaca tentang berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor.

2. Menganalisis faktor-faktor karakteristik pembaca yang berhubungan dengan unsur-unsur berita pembangunan pada surat kabar Radar Bogor.

3. Menganalisis pengaruh unsur-unsur berita pembangunan terhadap perilaku pembaca surat kabar Radar Bogor.

Manfaat Penelitian

(25)

Indonesia yang berkelanjutan. Penelitian diharapkan menjadi referensi untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan persepsi pembaca dan dampak berita terhadap perilaku pembaca, khususnya pembaca surat kabar.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di surat kabar Radar Bogor untuk menganalisis perilaku pembaca terkait dengan berita pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan. Analisis persepsi pembaca surat kabar Radar Bogor berfokus pada pembaca yang berada di wilayah Kota Bogor, dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan pusat pemerintahan sehingga berbagai arus informasi banyak berkembang di daerah ini. Aktivitas yang diamati adalah persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor dan pengaruhnya terhadap perilaku pembaca.

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Pembangunan

Pembangunan menurut Imoh (2013) merupakan perubahan yang berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal sosio-ekonomi dan politik. Menurut Adedokun et al. (2010) pembangunan sebagai proses peningkatan pengetahuan manusia, keterampilan, sikap, meningkatkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kebanggaan diri untuk menghadapi dunia. Pembangunan sebagai kekuatan rakyat untuk memecahkan masalah dengan kebijaksanaan, pengalaman dan sumber daya yang dimiliki dengan tujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan kelaparan. Pembangunan identik dengan perkembangan meliputi segala aspek yang bertujuan untuk kemajuan sosial melalui proses modernisasi, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan aspek pendukungan pembangunan lainnya di suatu negara yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (community). Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/ perbaikan dan pertumbuhan.

Komunikasi merupakan komponen kunci dalam pembangunan berkelanjutan. Komunikasi akan membantu melibatkan masyarakat dalam pembangunan dan dapat memotivasi khalayak untuk berpartisipasi dalam perencanaan aktivitas pembangunan (Adedokun et al. 2010; Kheerajit & Flor 2013). Kheerajit dan Flor (2013) menyatakan bahwa komunikasi pembangunan memainkan peran utama dalam distribusi informasi di negara-negara berkembang. Komunikasi tidak hanya untuk menginformasikan tetapi juga mempengaruhi perilaku penerima informasi.

(26)

Menurut Adedokun et al. (2010) dari perspektif pembangunan pedesaan, komunikasi dipandang sebagai sebuah proses sosial yang dirancang untuk membawa bersama-sama setiap anggota masyarakat dalam proses dua arah, antara pengirim dan penerima informasi untuk menciptakan pengetahuan. Komunikasi pembangunan berfokus pada dua area yaitu: diseminasi informasi dan motivasi masyarakat. Komunikasi yang kaitannya dengan pembangunan masyarakat pedesaan, merupakan proses interaktif dimana informasi, pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk pembangunan dipertukarkan antara anggota masyarakat dan penyedia informasi, baik secara pribadi atau melalui media seperti radio, cetak, telepon dan cybernetics.

Komunikasi digunakan untuk mengumpulkan dan mempertukarkan informasi antara semua yang bersangkutan dalam perencanaan pembangunan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan mengenai isu pembangunan yang dihadapi dan solusinya. Komunikasi digunakan untuk memobilisasi tindakan masyarakat dan membantu dalam memecahkan masalah serta kesalahpahaman yang mungkin timbul selama rencana pembangunan. Komunikasi pembangunan melibatkan perubahan terencana dalam pengetahuan, sikap dan praktek, yang mempengaruhi bukan hanya seorang individu tetapi bagian lain dari sistem (Kheerajit & Flor 2013).

Pendapat tentang komunikasi pembangunan menunjukkan bahwa bagi masyarakat yang ingin maju memerlukan wawasan yang luas sebagai titik tolak untuk mendorong dan mengembangkan hasrat mengubah kehidupan ke arah kemajuan. Perhatian masyarakat perlu difokuskan pada upaya pembangunan sehingga diharapkan kreasi, aspirasi dan keikutsertaan masyarakat dapat didayagunakan secara lebih bermanfaat (Nasution 2007). Tujuan komunikasi pembangunan yang efektif adalah masyarakat memiliki informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan mata pencaharian mereka (Adedokun et al. 2010).

Kheerajit dan Flor (2013) mengungkapkan bahwa komunikasi pembangunan efektif harus memotivasi orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang direncanakan. Adedokun et al. (2010) menambahkan bahwa komunikasi yang efektif akan membantu dalam menggerakkan orang-orang dari model belajar secara individu, pada perilaku pembangunan kolektif dan berbasis partisipasi, penghargaan dan ekuitas. Komunikasi yang efektif adalah alat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial. Komunikasi pembangunan yang efektif dapat berdampak terhadap perilaku masyarakat, seperti memberikan motivasi msyarakat untuk ikut serta dalam program pembangunan.

Komunikasi Massa

Effendy (2003) bahwa komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa. Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Karakteristik komunikasi massa menurut Effendy adalah sebagi berikut:

(27)

2. Komunikan bersifat heterogen, yaitu orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktivan tujuan yang sama; tetapi orang-orang tersebut tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisir.

3. Media massa menimbulkan keserempakan, yaitu kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi, disebabkan oleh teknologi dari penyebaran yang massal dan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.

Model-model komunikasi massa menurut Tubbs and Moss (1996) terdiri dari:

1. Model jarum suntik (hypodermic needle model)

Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap, yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsikan media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas khalayak. Model ini tidak melihat adanya peubah-peubah antara yang bekerja diantara permulaan stimulus dan respons akhir yang diberikan oleh khalayak. Model ini cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media massanya.

2. Model alir dua tahap (two step flow model)

Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai khalayak secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Model ini dikembangkan sebagai suatu studi klasik tentang perilaku memilih.

3. Model alir satu tahap (one step flow model)

Model ini menyatakan, saluran-saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada khalayak, dalam arti pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. Berbeda dengan model hipodermyc needle, model ini mengakui pesan-pesan komunikasi penerima-penerima yang seluruhnya sama, efek yang ditimbulkan juga tidak selalu sama. Model ini tidak menyebutkan secara eksplisit hubungan diantara sesama audien.

4. Model alir banyak tahap (multi step flow model)

Model ini merupakan gabungan dari semua model yang menyatakan, pesan-pesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu interaksi yang sangat kompleks. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam penerusan secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat maupun melalui situasi saling berhubungan antara sesama anggota khalayak.

Teori Uses and Effects

(28)

peneliti-peneliti komunikasi harus lebih sedikit perhatian pada apa yang dilakukan oleh media kepada khalayaknya dan lebih banyak perhatian pada apa yang dilakukan khalayak terhadap suatu media.

McQuail (1994) menyatakan bahwa pendekatan ini mempunyai keragaman, termasuk di dalamnya adalah alokasi waktu pada media yang berbeda, hubungan penggunaan media dan penggunaan waktu untuk kegiatan lain, penyesuaian diri dan hubungan sosial, fungsi media yang berbeda atau tipe isi, dan berbagai alasan penggunaan media massa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik penggunaan media oleh audien atau mencari tahu mengapa orang memilih media tertentu dan memberikan perhatian terhadap efek langsung suatu media bukan media lainnya.

Uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran uses and effects. Pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media dapat memiliki banyak arti. Penggunaan media dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Penggunaan media dalam konteks lain dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori uses and effects

lebih kepada pengertian yang kedua (West dan Turner 2007).

Menurut Windahl, karakteristik individu, ekspekstasi, serta persepsi terhadap media, dan tingkat rutinitas mengakses media akan mengarahkan khalayak pada suatu keputusan apakah akan atau tidak akan menggunakan isi dari media massa yang dikonsumsinya. Berdasarkan teori ini maka dapat dijabarkan antara lain:

1 Karakteristik Individu

Karakteristik individu sebagai audience dipengaruhi oleh pola pikir audience

yang kita ketahui dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan sosial

audience itu sendiri. Lingkungan sosial seperti keluarga, pergaulan, dan tingkat ekonomi serta pola konsumsi mempengaruhi sikap audience ketika mengkonsumsi media massa. Audience akan berusaha untuk mencari saluran televisi (media massa) yang sesuai dengan karakteristik mereka.

2 Ekspektasi Media

Ekspekstasi terhadap media juga mempengaruhi tingkat konsumsi media massa dari audience. Ekspektasi yang dimaksud adalah harapan mengenai jenis program yang memenuhi kebutuhan audience pada saat itu. Misal kebutuhan audience akan informasi dipenuhi melalui program acara berita. 3 Persepsi Media

Persepsi terhadap media itu sendiri juga mempengaruhi keinginan audience

dalam mengkonsumsi media massa. Audience cenderung mengkonsumsi media yang memiliki nama baik, terpercaya, dan bermanfaat bagi audience

sendiri. Audience tidak akan percaya pada media massa yang memiliki nama buruk atau skandal. Misal audience tidak akan mengakses media massa yang menyebarkan isu bohong dan tidak bermanfaat bagi audience sendiri.

(29)

Rutinitas mengakses sebuah media akan sebuah kebiasaan yang menguntungkan bagi media massa. Kebiasaan ini tercipta hasil dari kepercayaan audience dan manfaat yang diperoleh audience ketika mengakses media massa. Kebiasaan ini akan mempengaruhi pula media mana yang akan diakses ketika audience memerlukan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka diantara begitu banyak media massa yang ada.

Teori uses and gratifications mengemukakan bahwa khalayak aktif dalam menggunakan media, khalayak memilih tidak saja jenis tetapi juga isi pesan dalam surat kabar. Pilihan khalayak atas media sesuai dengan motif yang ada pada dirinya, walaupun tujuan akhir penggunaan media untuk pemuasan kebutuhanya akan informasi (Miller 2002; Giles 2003).

Teori penggunaan dan efek (uses and effects) mengemukakan bahwa pilihan jenis dan isi media surat kabar dilakukan oleh khalayak. Khalayak yang berbeda memiliki perhatian yang berbeda pada jenis dan isi media yang sama atau berbeda, sehingga berbeda juga persepsinya. Perbedaan ini pada akhirnya akan membedakan predisposisinya terhadap objek, gagasan dan ide tertentu dari isi media. Efek media surat kabar yaitu efek isi media yang diterima individu akan menimbulkan efek pada individu. Pesan media ini dapat juga sebagai bahan pertukaran pesan dalam komunikasi antar individu dalam lingkungan sosialnya.

Teori Uses and effects menyatakan bahwa kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa.

McQuail (1994) mengemukakan perilaku khalayak dalam lingkungan sosialnya memiliki beberapa aspek, termasuk perhatian pada media selayaknya memperhatikan hubungan dengan kelompok persebayaan/kelompok pergaulan. Penggunaan pada jenis dan isi media ini sesuai dengan motif untuk memenuhi kebutuhan, yang berbeda antara satu komunikan dengan komunikan lainya. Orang yang berbeda dapat memilih jenis dan isi media yang sama maupun berbeda, pilihan pada media dapat juga pada lebih dari satu media untuk isi yang sama. Penyebaran informasi melalui komunikasi massa bermedia akan menimbulkan efek pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Efek yang timbul karena pesan yang ada dalam media massa akan dibaca sehingga terjadi proses pengolahan pesan dalam diri individu.

(30)

Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media kepada kita. Hal inilah yang merupakan efek media massa. Terdapat tiga pendekatan dalam melihat efek media massa, yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan yang pertama ialah kita cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun media itu sendiri.

2. Pendekatan yang kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak kimuniksi massa. Perubahan ini meliputi perubahan kognitif (penerima informasi), perubahan efektif (perubahan perasaan atau sikap), dan perubahan behavioral (perubahan perilaku).

3. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan Observasi yang dikenai efek komunikasi massa, meliputi individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa.

Terdapat tiga aspek efek pesan dari media massa, diantaranya: 1. Efek kognitif

Komunikasi massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetap cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang ligkungan. Citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat. Misalnya, headline surat kabar hari ini tentang kecelakaan kereta api maka kita menganggap kecelakaan itulah yang penting. Kita mungkin akan membicarakan topik dengan teman-teman dan keluarga. Media massa juga berperan dalam menyampaikan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang baik. Dengan kata lain, media massa dapat memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal inilah yang disebut efek prososial.

2. Efek afektif

Charles K. Atkin, misalnya menyimpulkan bahwa media massa dapat mempengaruhi orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif. Beberapa penelitian dalam komunikasi politik membuktikan adanya pengaruh media massa terhadap perubahan sikap. Sementara Joseph Kiapper mengatakan, dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum.

a. Pengaruh komunikasi diantaranya oleh predisposisi personal, proses selektif, dan kenggotaan kelompok (faktor personal).

b. Faktor-faktor tadi membuat komunikasi massa berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada selain juga berfungsi sebagai media pengubah.

c. Apabila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap perubahan

kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” dari

satu sisi ke sisi yang lain.

(31)

e. Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru apabila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.

3. Efek behavioral

Efek behavioral mengacu kepada perilaku khalayak, pada tindakan dan gerakan yang tampak pada kehidupan sehari-hari meliputi pola tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

Media Massa

Media massa memiliki peran dalam menyebarkan pesan-pesan pembangunan. Peran media massa menjadi kurang maksimal disebabkan oleh akses masyarakat ke media massa tidak selalu menjamin paparan dan pemahaman pesan media massa. Asumsi bahwa paparan media massa membuat informasi publik yang secara otomatis menyatukan program pembangunan keliru, karena individu selektif mengekspos diri mereka sendiri untuk memberikan perhatian, mempertahankan dan menanggapi pesan media massa (Imoh 2013). Media massa merupakan sumber kekuatan, dan mempunyai peran penting dalam perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Peranan ini dipengaruhi oleh aturan atau norma yang diwujudkan dalam suatu kebijakan yang menghubungkan institusi media dengan masyarakat (Castrechini et al. 2014).

Media massa menciptakan produk yang ditawarkan kepada khalayak dengan cara memprediksi keinginan khalayak. Media menggunakan berbagai alat untuk mendukung pernyataan, misalnya seleksi kata, menghubungkan laporan dan gambar, dinamika, pengulangan, dan emosi (Pavelka 2014). Media massa memiliki kekuatan untuk melampirkan makna sebuah isu bahwa penonton dapat kemudian menggunakannya sebagai bingkai untuk membahas dan menafsirkan masalah. Media massa memiliki kekuatan untuk menetapkan makna terhadap isu tertentu. Pelaku media beranggapan media massa sebagai cara yang efisien untuk mengungkapkan perspektif mereka. Pertama, media massa merupakan sumber informasi yang relevan mengenai suatu masalah. Kedua, aktor berusaha untuk mengekspresikan nilai-nilai dan kepentingan mereka dalam perdebatan media untuk mengatur agenda dan pengaruh perumusan kebijakan, terutama pada isu-isu yang cenderung menjadi konflik. Aktor yang berbeda kemudian bersaing untuk mendapatkan akses ke media (Kleinschmit & Sjostedt 2013).

Salah satu peran media massa adalah informasi yang disampaikan oleh media massa mampu membangun realitas dalam masyarakat. Realitas ini dianggap sebagai pengetahuan sejati, sehingga diekspresikan melalui aksi sosial dan wacana (Imtihani 2014). Kheerajit dan Flor (2013) menyatakan bahwa ketika komunikasi dikaitkan dengan pembangunan berarti proses interaktif di mana informasi, pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk pembangunan dipertukarkan antara anggota masyarakat dan penyedia informasi baik secara pribadi atau melalui media seperti radio, cetak, telepon dan cybernetics.

Menurut Nasution (2007) media massa memiliki peranan dalam kegiatan pembangunan yang dapat membantu dalam beberapa hal, diantaranya:

(32)

2. Mengajarkan melek huruf serta keterampilan lainnya, yakni melakukan cara-cara atau kegiatan yang lebih modern dibanding cara-cara-cara-cara dahulu serta mampu melakukannya sendiri.

3. Masyarakat berkesempatan turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan di negaranya, yakni masyarakat perlu dimotivasi untuk mengubah nasibnya dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

McQuail (2000) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni:

1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.

2. Sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.

4. Wahana pengembangan kebudayaan, tatacara, mode, gaya hidup, dan norma. 5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.

Media Surat Kabar

Media tidak hanya sekedar penyebar informasi, namun memiliki sejumlah tanggung jawab ikut aktif melibatkan diri dalam interaksi sosial dan kadangkala menunjukkan arah atau memimpin, dan berperanserta dalam menciptakan hubungan dan integrasi. Media bergerak ditandai oleh adanya penyebaran kekuasaan, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan kelas sosial secara tidak merata.

McQuail (2000), menyebutkan media seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk melakukan salah satu atau lebih dari beberapa hal seperti: menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas. Salah satu media yang sering digunakan dalam membentuk persepsi realitas adalah surat kabar.

Surat kabar telah lama dipergunakan untuk penyebaran informasi. Surat kabar tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi, Suwardi (1993) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari surat kabar adalah sebagai berikut:

1. Fungsi menyiarkan informasi, berbagai informasi dengan cepat dan akurat dapat disampaikan oleh surat kabar. Pembaca menjadi pembeli ataupun berlangganan surat kabar karena ingin mengetahui informasi apa yang terjadi di berbagai tempat di dunia.

2. Fungsi mendidik, surat kabar secara tidak langsung memberikan fungsi pendidikan pada pembacanya. Ini bisa dilihat dari materi isi seperti artikel,

feature dan tajuk. Materi isi tersebut disamping memberikan informasi juga menambah perbendaharaan pengetahuan pembacanya walaupun bobot pemahaman tiap pembaca berbeda-beda.

3. Fungsi mempengaruhi, berita pada surat kabar secara tidak langsung mempengaruhi para pembacanya, sedangkan tajuk rencana dan artikel dapat memberikan pengaruh langsung kepada pembacanya. Pengaruh ini pada mulanya timbul dari persepsi pembaca terhadap suatu masalah yang kemudian membentuk opini pada pembacanya.

(33)

feature, iklan, cerita pendek dan cerita bergambar. Semua komponen diramu sedemikian rupa agar pembaca tertarik membaca dan menjadi pelanggan surat kabar itu. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi akan berlangsung dengan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: sumber, pesan, saluran, penerima dan efek. Menurut Effendy (1993), surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri; publisitas (isi surat kabar tersebut disebarluaskan kepada publik), periodisitas (surat kabar terbit secara teratur setiap hari, seminggu sekali atau dua mingguan), universalitas (isi surat kabar tersebut bersifat umum yang menyangkut segala aspek kehidupan) dan aktualitasi (yang dimuat surat kabar mengenai permasalahan aktual).

Effendy menambahkan terdapat empat ciri atau karakteristik yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain:

1. Publisitas (publicity)

Publisitas mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Isi atau informasi dalam surat kabar terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum.

2. Periodesitas (periodicity)

Periodesitas berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu.

3. Universalitas (universality)

Universalitas berarti kemestaan dan keragaman, isi surat kabar diperoleh dari berbagai penjuru dunia.

4. Aktualitasi (actuality)

Aktualitasi berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, atau mengenai peristiwa yang baru dan benar terjadi. Aktualitasi sebagai ciri surat kabar adalah kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita.

Berita

Berita yang disediakan oleh media massa adalah sumber informasi yang paling penting tentang urusan publik di masyarakat demokratis modern. Industri media memainkan peran yang mendasar dalam menjaga keputusan informasi mereka, dan juga pada isu-isu dan peristiwa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan publik. Salah satu hal yang paling tentang berita di media massa adalah hipotesis agenda-setting, dimana editor dan jurnalis memiliki tingkat kebebasan yang tinggi dalam menentukan apa yang layak diberitakan dan apa yang tidak, dan pilihan ini mempengaruhi persepsi masyarakat tentang yang isu-isu relevan (Larcinese et al. 2011). Terdapat beberapa unsur-unsur dalam berita (Larcinese et al. 2011; Castrechini et al. 2014) diantaranya:

1. Pemilihan Topik

(34)

berita yang tidak bias, akurat, lengkap, jelas, menarik, berita yang informatif dan benar, memiliki kemampuan mendidik, berasal dari sumber yang dapat dipercaya, dan jujur.

2. Nilai Berita

Nilai berita dibagi berdasarkan: kepentingan, kedekatan, sifat dramatis dan nilai negatif, penekanan terhadap sesuatu selalu dapat menarik perhatian dan minat penonton.

3. Aktualitasi dan urgensi berita

Pembaca menganggap suatu peristiwa penting dalam waktu tertentu (misalnya masalah politik, ekonomi, ekologi, dan budaya) umumnya dipandang sebagai topikal dan mendesak. Contoh dari aktualitasi dan urgensi adalah pada saat darurat nasional, atau dalam waktu perang atau krisis politik. Aktualitasi terdiri dari sesuatu yang baru saja terjadi dan sedang ramai dibicarakan, serta diberitakan secepatnya. Urgensi merupakan berita yang penting dan mendesak untuk diketahui khalayak.

Selain ketiga hal tersebut, aspek lain yang terdapat didalam sebuah berita adalah ketersediaan berita (ini berkaitan dengan kesempatan untuk diperhatikan oleh mediator), frekuensi (seberapa sering menyajikan berita, dan berita dengan durasi yang lebih lama dianggap menjadi nilai yang lebih tinggi).

Berita dengan intensitas emosional yang kuat, baik positif maupun negatif, mungkin tercantum di antara nilai-nilai berita. Perhatian dan minat pembaca berdasarkan pada beberapa aspek berikut: berita negatif (seperti kematian, kecelakaan mobil, kecelakaan, bencana alam, kejahatan, melanggar hak asasi dan konflik perang), berita hiburan (infotainment dan olahraga), konflik dan kontroversial berita (pembaca disediakan informasi dengan pemandangan yang bertentangan terhadap suatu hal), dan berita yang dapat diantisipasi atau berita yang jelas (jenis berita yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak meningkatkan keraguan ketika dilaporkan). Para pembaca juga tertarik dengan berita yang tak terduga dan luar biasa. Secara luas diketahui bahwa emosi memiliki dampak pada cara dimana realitas dapat diproses dan diingat terutama untuk emosi negatif (diantaranya rasa takut, khawatir dan ancaman).

Nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang akan diberitakan pers, melainkan bagaimana peristiwa tersebut dikemas. Secara umum, Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) meringkas nilai berita sebagai berikut: 1. Aktualitasi (timeliness): peristiwa yang disajikan merupakan hal terbaru dan terkini. Semakin aktual, semakin baru peristiwanya terjadi, semakin tinggi nilai beritanya.

2. Kedekatan (proximity): peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca, akan lebih menarik perhatian. Peristiwa tersebut dapat memiliki kedekatan secara geografis atau psikologis.

3. Terkenal (prominence): berhubungan dengan orang terkenal yang terlibat dengan peristiwa yang menjadi pemberitaan.

4. Dampak (consequence): luasnya dampak suatu peristiwa, kejadian yang menyangkut sejumlah besar orang serta berarti bagi kehidupan khalayak. 5. Emosi atau naluri (human interest): peristiwa tersebut menggugah perasaan

khalayak yang membaca.

(35)

news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature) dan pelaporan mendalam (indepth reporting) (Sumadiria 2011):

1. Berita langsung (straight news): bentuk pelaporan untuk berita yang penting untuk segara diketahui pembaca. Fakta yang dilaporkan adalah fakta yang dapat diukur dengan penginderaan secara langsung. Jenis berita ini sangat dibatasi oleh waktu.

2. Berita ringan (soft news): jenis berita ini tidak terkait dengan aktualitasi tapi memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita ringan bisa berupa sampingan dari berita langsung tetapi ada juga yang berdiri sendiri.

3. Berita kisah (feature): berita kisah mementingkan nilai manusiawi dan informasi bagi khalayak. Biasanya digunakan untuk menceritakan profil seseorang atau bagaimana hal yang menarik terjadi.

4. Pelaporan mendalam (indepth reporting): jenis berita yang digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam dan analitis sehingga khalayak pembaca mendapat informasi secara lebih komprehensif.

Berita Pembangunan

Menurut McQuail yang dikutip oleh Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2012) menjelaskan terdapat teori pers pembangunan yang dikaitkan dengan negara-negara Dunia Ketiga yang tidak memiliki ciri-ciri sistem komunikasi yang sudah maju, seperti berikut ini: infrastruktur komunikasi, keterampilan-keterampilan profesional, sumberdaya-sumberdaya produksi dan kultural, serta audiens yang tersedia. Tujuan dari negara-negara Dunia Ketiga adalah pembangunan, sehingga pers harus digunakan secara positif dalam pembangunan nasional, untuk otonomi dan identitas kebudayaan nasional.

Gagasan utama jurnalisme pembangunan adalah pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa nasional maupun internasional haruslah memberikan kontribusi yang positif kepada pembangunan negeri bersangkutan (Kusumaningrat & Kusumaningrat 2012). Fokus utama jurnalisme pembangunan bukan pada berita sehari-hari, melainkan proses-proses pembangunan jangka panjang.

Tema berita pembangunan diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan penaatan aturan-aturan, tindakan-tidakan yang diambil berkenaan dengan pembangunan dan bermuatan hukum. Misalnya masalah perijinan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, penertiban sehubungan dengan kegiatan yang menyangkut pembangunan, termasuk pula proses hukum akibat kegiatan yang berkenaan dengan pembangunan dan sebagainya yang sejenis.

(36)

3. Pendidikan pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap pembangunan, seperti kampanye, sosialisasi, pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan.

4. Dampak pembangunan, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan.

5. Konflik pembangunan, identifikasi terhadap berita-berita yang berkenaan dengan konflik pemanfaatan sumber daya (air, darat, udara), keluhan, kritik, protes, demo yang berkenaan dengan kegiatan pembangunan dan sebagainya. 6. Budaya, identifikasi terhadap pemberitaan yang berkenaan dengan kearifan

lokal (indigenous local).

7. Kelembagaan, identifikasi terhadap pemberitaan berkenaan dengan infrastruktur yang ada, baik formal maupun informal.

8. Partisipasi Pembangunan, identifikasi terhadap pemberitaan mengenai aktifitas masyarakat baik pribadi atau kelompok dalam kegiatan-kegiatan pembangunan dan sebagainya yang sejenis.

9. Propaganda, identifikasi terhadap pemberitaan yang terkait dengan pencitraan buruk terhadap pembangunan.

Persepsi

Persepsi merupakan inti komunikasi, melalui persepsi individu berusaha menafsirkan informasi yang berhasil ditangkap melalui panca indra. Rakhmat (1999) menerjemahkan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, sehingga memberikan makna pada stimuli inderawi. Mulyana (2008) menambahkan, melalui pengindraan, stimuli indrawi tersebut dikirimkan ke otak untuk kemudian dipelajari untuk selanjutnya ditafsirkan.

DeVito (2011) persepsi adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan banyaknnya stimulus yang mempengaruhi indra yang dimiliki. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan yang seseorang serap dan makna yang diberikan ketika mencapai kesadaran. Proses pembentukan persepsi memiliki tiga langkah, yaitu terjadinya stimulasi alat indra, pengaturan stimulasi alat indera dan penafsiran evaluasi.

Persepsi terdiri dari dua bagian, yakni persepsi atas lingkungan fisik dan persepsi atas manusia. Kedua tipifikasi ini merupakan inti dari komunikasi di mana hakikat dari komunikasi adalah bagaimana kesesuaian makna dan ekspektasi yang kita tangkap secara indrawi dengan substansi dari objek atau manusia sesungguhnya. Objek-objek di sekitar ditangkap melalui indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat mengamati objek tersebut. Perkembangan manusia mengakibatkan semakin bertambah usia, maka akan bertambah pengalaman dan kemampuannya membedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan mengorganisasikan hal-hal di luar dirinya.

Rakhmat (1999) mengemukan terdapat faktor-faktor personal yang dapat mempengaruhi persepsi, adalah:

(37)

2. Motivasi, terkait motif biologis, ganjaran dan hukuman, karakteristik kepribadian, dan perasaan terancam yang disebabkan oleh persona stimuli. 3. Kepribadian, dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi. Proyeksi adalah

mengekternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar.

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang memenuhi kepentingan personalnya. Objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor fungsional terjadi melalui makna atas objek yang dipersepsikan oleh manusia. Faktor struktural memandang bahwa sifat stimuli objeklah yang menentukan mengapa kita menafsirkannya.

Objek yang dipersepsi adalah identik, kemudian orang-orang yang mempersepsikannya memiliki kesamaan fungsionalisasi persepsi namun tetap saja menghasilkan perbedaan persepsi, maka sesungguhnya kondisi tersebut disebabkan oleh: 1) derajat atensi dan ekspektasi atas objek, 2) derajat kepentingan, dan 3) karakteristik kepribadian.

Ravich dan Steiner (Zhang 2008) efek psikologi dari media massa mencakup kognisi, perasaan, dan hasrat. Kognisi mengacu pada pengetahuan, informasi dan fakta-fakta dalam bidang pemikiran. Kognisi adalah pendekatan yang diperlukan untuk memasukkan aspek perasaan. Perasaan adalah sikap dan rasa untuk hal-hal tertentu. Media massa menawarkan informasi yang kaya dalam bidang kognisi, menciptakan perasaan diterima secara luas oleh eksternalisasi informasi, dan menyadari efek maksimum informasi komunikasi. Keinginan adalah semacam kepercayaan dan pembelian dalam arti psikologis untuk stimulus berita.

Karakteristik Pembaca

McQuail (1997) yang dikutip oleh Giles (2003) mengidentifikasi sejumlah cara yang berbeda dimana khalayak telah dikonseptualisasikan dalam penelitian media dan komunikasi. Sebuah perbedaan penting menyangkut sumber khalayak, tergantung pada apakah khalayak diyakini ada sebelum media, atau apakah media menciptakan khalayak. Perspektif semacam ini diadopsi ketika kita membuat perbedaan antara masyarakat umum dan tokoh media (penting untuk khalayak dalam pengikutsertaan media). Khalayak dapat dianggap sebagai sebuah "kumpulan kepuasan" bagi mereka yang menganggap media berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Khalayak dalam kasus ini, masih dipandang sebagai kelompok sosial yang keberadaannya mendahului media. Pendekatan fungsional ini untuk pekerjaan media dalam asumsi bahwa jika kebutuhan kelompok tidak terpenuhi oleh media, maka media tersebut akan gagal.

(38)

Grossberg et al. (1998) mengartikan khalayak sebagai berikut:

1. Khalayak sebagai bukan-privasi, dimana yang terjadi di tempat terbuka, bisa

diamati, bisa diakses oleh orang lain, seperti ‘terbuka untuk umum’.

2. Khalayak sebagai umum, berkaitan dengan atau berasal dari semua warga negara, seperti dalam kepentingan umum atau opini publik.

3. Khalayak sebagai komunal, atau milik pemerintahan atau diatur, seperti televisi publik atau utilitas publik.

Grossberg et al. (1998) menyiratkan khalayak sebagai keterbukaan, masyarakat, kewarganegaraan, diskusi, debat dan hubungan antara media dan masyarakat. Media secara jelas melayani fungsi khalayak dalam dua cara penting yakni pertama, media menjadi kunci instrumen utama pada kepublikan yang dapat diartikan dimana media menyampaikan informasi dan beragam isu secara terbuka; media merupakan sebuah publisitas. Kedua, media memegang porsi kunci sebagaimana yang disebut sebagai ruang publik, beragam bentuk forum dimana isu dan peristiwa kontroversial bisa menjadi bahan perdebatan, sesuatu yang penting dari demokrasi, jika yang dimaksud dengan demokrasi sebagai manifestasi dari kehendak publik yang diinginkan dan dibutuhkan.

Khalayak pada media cetak memiliki karakteristik tersendiri dan sangat heterogen. Menurut Schramm (1954), mengemukakan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hal apa saja yang hendak dibaca. Faktor-faktor itu adalah usia, pendidikan, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi. Secara umum, pembaca muda menyukai artikel-artikel hiburan, sedangkan mereka yang lebih berumur menyukai informasi dan masalah-masalah umum. Pembaca dewasa lebih banyak membaca berita ketimbang pembaca muda yang lebih tertarik pada gambar-gambar atau fotonya saja. Pembaca yang berpendidikan cenderung mencari informasi, sedangkan yang kurang berpendidikan lebih suka dengan artikel-artikel hiburan. Brallay (2010) karakteristik khalayak sangat didasarkan pada karateristik demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan dan etnis.

Karakteristik pembaca berkaitan erat dengan karakteristik individu yang sangat penting bagi pemahaman terhadap informasi yang diterima. Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah penting dalam mengkaji masyarakat lokal antaranya adalah karakteristik individu meliputi: usia, tingkat pendidikan, dan ciri psikologis.

Kerangka Pemikiran

Indikasi kehidupan surat kabar yang sebagian besar tidak diatur pemerintah dalam mengimplementasikan jurnalisme pembangunan, maka surat kabar bebas dalam menentukan bentuk pemberitaannya, hal ini berdampak pada kualitas dan kuantitas berita yang disajikan tidak proporsional. Surat kabar saat ini berusaha untuk menyajikan pemberitaan yang dapat meningkatkan oplahnya, sehingga berita yang disajikan merupakan berita yang memiliki nilai jual.

(39)

kabar Radar Bogor harus mengetahui informasi dan berita pembangunan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat Bogor.

Persepsi pembaca terhadap pemberitaan pembangunan di surat kabar Radar Bogor sangat penting untuk diteliti mengingat media merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendorong individu melakukan sebuah perubahan. Analisis peran surat kabar Radar Bogor dalam pemberitaan pembangunan yang bertolak dari fungsi dan peran media massa secara umum yang terdiri dari pemberi informasi, mendidik, memberi hiburan dan melaksanakan kontrol sosial (Barus 2010).

Efektivitas peran surat kabar Radar Bogor dilihat dari pemberi informasi, pembuatan keputusan dan pendidik dilakukan dengan menganalisis persepsi pembaca terhadap berita pembangunan. Penelitian ini tidak melakukan analisis hubungan peran surat kabar Radar Bogor dengan persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan. Analisis karakteristik khalayak pembaca dilakukan secara deskriptif, selanjutnya dilakukan identifikasi faktor-faktor karakteristik pembaca yang memiliki hubungan dengan persepsi pembaca tentang unsur-unsur berita pembangunan. Analisis persepsi berdasarkan rataan skor persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembangunan di surat kabar Radar Bogor. Uji beda dilakukan untuk menganalisis perbedaan karakteristik pembaca terhadap perilaku kognitif dan afektif pembaca. Analisis persepsi pembaca terhadap kebutuhan informasi yang mereka harapkan dari Radar Bogor dengan menggunakan analisis structural equation modeling (model persamaan struktural/ SEM). Analisis persepsi pembaca dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita pembanggunan di Radar Bogor yang mempengaruhi perilaku pembaca.

Karakteristik pembaca terdiri dari: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, lama menjadi pembaca dan lama waktu untuk membaca surat kabar (Schramm 1954; Brallay 2010). Unsur-unsur berita yang diamati meliputi: pemilihan topik, nilai berita, jenis berita, aktualisasi berita, urgensi berita dan frekuensi kemunculan berita pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat (Larcinese et al. 2011; Castrechini et al. 2014). Perilaku yang diamati meliputi: kognitif, afektif (Zhang 2008). Pembaca yang menjadi objek analisis adalah masyarakat yang berada di wilayah Kota Bogor dengan pertimbangan wilayah ini merupakan pusat pemerintahan, sehingga arus informasi banyak beredar diwilayah ini. Pembaca yang menjadi objek analisis merupakan pembaca yang secara rutin dan sering membaca surat kabar Radar Bogor, minimal 10 kali dalam satu bulan.

Unsur-unsur berita merupakan peubah bebas dalam penelitian ini. Pendekatan dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur yang dikembangkan dalam penelitian terdahulu. Larcinese et al. (2011) mengkategorikan unsur-unsur berita yang terdiri dari pemilihan topik, nilai berita, aktualisasi dan urgensi berita, ketersediaan berita, frekuensi berita, personalisasi, emosi, konfik dan kontroversi. Castrechini et al. (2014) mengkategorikan menjadi bentuk berita dan isi berita. Ngatif et al. (2005) membagi menjadi: penyajian berita, proporsi, liputan, isi, ruang lingkup, arah kebijakan berita. Siswanto (2012) membagi menjadi luas halaman, aktualitasi, kuantitas, kualitas, format dan kategori bidang pembangunan.

(40)

memiliki kemampuan mendidik, berasal dari sumber yang dapat dipercaya, dan jujur. Nilai berita yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aktualitasi, kedekatan, terkenal, dampak, ukuran dan emosi (Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2012). Jenis berita terdiri dari berita langsung, ringan, kisah dan pelaporan mendalam (Sumadiria 2011). Aktualitasi berita terdiri dari sesuatu yang baru saja terjadi dan sedang ramai dibicarakan, serta diberitakan secepatnya. Urgensi merupakan berita yang penting dan mendesak untuk diketahui khalayak. Frekuensi kemunculan berita terdiri dari seberapa sering dan lamanya berita tersebut disajikan (Pavelka 2014).

Peran media massa tidak hanya dilihat dari pengaruhnya terhadap psikologis dan pengetahuan, tetapi kemanfaatan yang dapat diambil oleh masyarakat pembacanya untuk digunakan sebagai alat mengubah posisinya ketempat yang lebih baik. Akan tetapi diketahui pula bahwa media massa memiliki keterbatasan dalam mengubah psikologis sasaran. Media massa hanya menyentuh aspek kognitif, sehingga informasi dan pengetahuan yang dimiliki tidak sampai mengubah sikap dan perilaku (Schramm & Lerner 1976). Zhang (2008) efek psikologi dari media massa mencakup kognisi, perasaan, dan hasrat. Perilaku pembaca sebagai dampak penggunaan media mampu merubah sikap pembaca karena sudah menyentuh perasaan dari pembaca terhadap terpaan suatu berita. Secara lebih rinci kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Peran surat kabar Radar Bogor: - Pemberi informasi

- Mendidik - Menghibur - Fungsi kontrol

Karaketristik pembaca (X1) X1.1 Jenis kelamin

X1.2 Usia

X1.3 Pendidikan terakhir X1.4 Pekerjaan

X1.5 Pendapatan

X1.6 Lama menjadi pembaca X1.7 Lama waktu membaca

Persepsi pembaca mengenai unsur-unsur berita (X2)

X2.1 Pemilihan topik X2.2 Nilai berita X2.3 Jenis berita X2.4 Aktualisasi berita X2.5 Urgensi berita

X2.6 Frekuensi kemunculan berita

Perilaku pembaca (Y) Y.1 Kognitif

Gambar

Tabel 1  Urutan sepuluh surat kabar teratas di Bogor berdasarkan jumlah pembaca
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3 Alur berita surat kabar Radar Bogor
Gambar 5 Sebaran pembaca Radar Bogor berdasarkan usia tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

persyarikatan, perkumpulan, atau bentuk badan hukum lain yang berprinsip nirlaba, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan... Baik pada pendirian PTS

Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel kecerdasan emosional secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh

Hasil pada penelitian ini yaitu implementasi standar pelayanan minimal kesehatan jiwa di puskesmas Tawangsari kabupaten Sukoharjo sudah terlaksana. Kesimpulan dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet berbeda dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada

Serta keajaiban-keajaiban yang Kau berikan setiap upaya bahkan disaat keajaiban yang Kau berikan muncul di kalimat terakhir sekalipun, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Maharani Fatima Gandasari. “ Pengaruh Latihan Groundstroke dengan Metode Rotation dan Rallyers and Runners Terhadap Kemampuan Rally 3 Menit Pada Mahasiswa

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Dikombinasi dengan Direct Instruction (DI) Berbantuan Catatan Terbimbing untuk Meningkatkan